Anda di halaman 1dari 4

Biologi Perikanan Biologi Ikan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dari segi murni,

misalnya dari segi morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, genetika, evolusi dan ekologi. Biologi
perikanan merupakan ilmu yang mendasarkan diri pada biologi ikan dan ilmu-ilmu lainnya kemudian
dipadu dan diterapkan untuk pemanfaatan dan pengelolaan perikanan dengan tujuan melindungi
sumberdaya perikanan sehingga manusia dapat memanfaatkannya secara optimal, berkelanjutan dan
selalu memperhatikan kaidah kelestariannya. Cakupan Biologi perikanan sangat luas yaitu meliputi
sumberdaya ikan (biota), habitat, lingkungan, sumber daya manusia. Ahli biologi perikanan yaitu siap
menghadapi keadaan populasi ikan yang sangat bervariasi dan dinamis, keadaan lingkungan yang
kebanyakan belum terawasi, kemampuan cukup tinggi untuk melakukan kompromi, mempertahankan
penangkapan optimum dan siap menghadapi konflik kepentingan dan keinginan banyak orang pemakai
sumber daya. Tujuan mempelajari Biologi Perikanan yaitu semakin banyak orang yang mampu
memahami pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan mencegah kerusakannya agar
dapat diperoleh hasil yang optimum, lestari dan berkelanjutan. Untuk itu perlu di upayakan baik dari
usaha budidaya maupun penangkapan guna menjamin kelangsungan usaha perikanan sebagai penyedia
hasil perikanan dalam bentuk segar (fresh product) maupun dari hasil industri perikanan yakni hasil yang
ajeg akan dapat mendukung kegiatan pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat (domestik) dan
ekspor hasil perikanan guna menambah devisa negara. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang hidup
di air tersebar luas mulai dari perairan tawar, payau sampai ke samudera. Perikanan menurut UU RI
Nomor 9 Tahun 1985 yaitu semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya ikan. Perikanan menurut UU RI Nomor 31 Tahun 2004 yaitu semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengelolaan sampai pada pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem
bisnis perikanan.

3 SUMBERDAYA PERAIRAN MANUSIA Sumberdaya perairan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


macam dengan berdasarkan salinitas, ukuran kedalaman, kecepatan aliran airnya dan lain-lain. Periaran
Tawar Air dalam (leutic)yaitu meliputi danau, waduk, rawa, kolam, dan reservoir Air mengalir (lotic)
meliputi sungai (river, stream, creek,brook) Air Payau Perairan payau merupakan pencampuran antara air
tawar dari hulu dengan air asin dari laut. Salinitas perairannya sangat bervariasi dan daerah payau yang
sudah dekat dengan laut disebut daerah estuari atau kuala. Perairan air payau menampung berbagai
nutrien yang terbawa sejak dari daerah atas relatif dangkal, sinar matahari cukup dan keadaan airnya
tercampur sempurna (well-mixed) dan merupakan habitat yang baik untuk ikan. Perairan Asin (Laut)
Habitat Pantai memiliki ciri sebagai berikut : kedalaman perairan <200 m, daerah perikanan tradisional,
kondisi perairan belum tercemar, hampir sama dengan daerah kuala, dan kaya akan nutrien dan sangat
produktif. Habitat Lautan memiliki ciri sebagai berikut : kedalaman lebih dari 200 m, miskin kandungan
nutiren dengan sirkulasi nutrien dari daerah lautan yang sangat dalam ke daerah yang lebih dangkal
boleh dikatakan tidak terjadi, sinar matahari tidak tembus ke daerah tersebut, perikanan di lautan terbuka
yaitu kurang berkembang (sulitnya lokasi, perlu alat tangkap & peralatan canggih yaitu sangat mahal dan
butuh tenaga terampil dan keahlian khusus, di negara maju dan sudah berkembang bukan hambatan
dalam memanfaatkan sumberdaya perikanannya.

4 PENGELOLAAN PERIKANAN BERBASIS BIOLOGI Dasar Biologi yaitu : Taksonomi dan identifikasi,
distribusi dan persyaratan habitat, food dan feeding habits, umur dan pertumbuhan, reproduksi, dan
behavior. Taksonomi dan Identifikasi Taxon merupakan suatu grup organisme yang mempunyai sejarah
evolusi yang sama. Taksonomi merupakan ilmu yang mempelajari teori, prinsip, prosedur dan
peraturanperaturan klasifikasi. Klasifikasi merupakan identifikasi, penamaan, dan pengelompokan
organisme ke dalam suatu sistem formal berdasarkan pada persamaan seperti anatomi internal dan
eksternal, fungsi fisiologis, keturunan, atau sejarah evolusi. Ciri yang umum dalam taksonomi ikan : i.
Perbedaan bentuk (morfologi) kuantitatif yaitu morfometri dapat di ukur panjang tubuh, dan lain-lain dan
ciri meristik (jumlah jari-jari sirip). Dan kualitatif yaitu berdasarkan warna dan bentuk tubuh (lebih sering
dinyatakan dengan pernyataan : abu-abu, putih, bentuk bulat, ramping, dan sebagainya sekarang
dilakukan dengan bantuan komputer (sistem skoring). ii. Bukan Morfologi : meliputi Perilaku fisiologi, sulit
pemakaiannya namun tetap mungkin digunakan. Sebagai contoh, perbedaan laju pernafasan berhasil
dipakai untuk mengenali populasi ikan gobi. Kemudian sitologi, yaitu melihat ciri-ciri khas bentuk dan
ukuran khromosom dapat dipakai untuk mengenali spesies yang berbeda. Selanjutnya biokimia, yaitu
secara langsung dapat digunakan untuk menggambarkan jarak antara taksaka secara genetik. Cara ini
sangat peka dan dapat menjawab pertanyaan yang lebih sulit mengenai ikan yang bersangkutan.
Misalnya, dari contoh ikan yang terlihat sama, apakah masing-masing mewakili populasi yang berlainan
ataukah dari spesies yang sama. Dan kemudian berdasarkan distribusi.

5 Distribusi dan Persyaratan Habitat Ikan mempunyai derajat pemencarannya (degree of dispersal) yang
sangat bervariasi. Misalnya ada beberapa ikan yang hanya mendiami suatu tempat dengan luas
beberapa meter persegi dan ada juga yang mampu berpindah tempat sampai beratus bahkan beribu
kilometer. Berikut penggolongan ikan berdasarkan derajat pemencarannya yaitu : Sedentary species
Jenis ikan ini sifatnya yang menetap contohnya tiram (oyster), kupang laut atau kijing tawar (mussel),
clam dan lain-lain. Resident Species Jenis ikan yang berpindah tempat tapi lebih menyukai membatasi
diri pada tempat yang sempit. Beberapa spesies dari golongan ini sering melakukan gerak terbatas yang
mungkin sebagai akibat dari adanya gejala alam, misalnya: Gerak harian (diurnal movements) Gerakan
pada siang hari secara vertikal. Gerakan pasang surut air laut (tidal movements) Gerakan menuju pantai
pada waktu pasang dan kembali ke laut mengikuti air surut Gerak pancar acak (random dispersal) Gerak
pencaran atau sedikit perpindahan yang tidak bertujuan tertentu. Gerak musiman (seasonal movements)
Perpindahan yang tidak jauh dan dilakukan musiman. Developmental migrants Jenis ikan yang berpindah
tempat untuk pertumbuhan atau perkembangan hidupnya, golongan ini pada stadium hidup tertentu
berpindah tempat ke habitat yang lebih sesuai. Jarak yang ditempuh dapat dekat atau jauh tergantung
spesiesnya. Annual migrant Jenis ikan yang melakukan pindah tahunan, jenis ikan ini berpindah tempat
tiap tahun dengan berbagai tujuan.

6 Habitat dan Persyaratannya Habitat merupakan tempat hidup suatu organisme. Habitat ikan dapat di
golongkan menjadi dua golongan besar yakni habitat air laut dan air tawar (dan air payau). Pada habitat
sering sekali terjadi keracunan, ikan dari suatu spesies kemungkinan menghuni/ditemukan pada sub
habitat yang tidak sama terutama ikan laut pelagik. Habitat Air Laut Dalam Abyssal : laut yang sangat
dalam berkisar antara meter, suhu sangat dingin (1,2-4 o C), salintias lebih kurang 35 permil, sinar
matahari tidak pernah mencapainya,keadaannya sangat gelap,dasar laut menyerupai dasar lumpur,
fauna yang hidup mempergunakan kaki-kaki yang panjang, seperti laba-laba. Sebagian kecil bagian laut
abisal dasarnya keras berupa batu cadas. Bathypelagic Daerah laut dalam ( m), keadaan tempat ini tidak
jauh berbeda dengan abyssal,sinar matahari tidak sampai. Archibenthic Kedalaman antara 1000 meter,
dihuni golongan ikan yang hidupnya di dasar atau di dekat dasar. Sebagai contoh: ratfish, chimaera.
Penggolongan Ikan pada Perairan Dangkal Benthic/demersal Hidup pada habitat dengan kedalaman
antara m, contoh: ikan kakap, kerapu, bawal, udang. Oceanic Ikan yang hidup di dikat permukaan air laut,
sangat jarang mendekati daratan, seperti ikan Mola-mola. Pelagic Golongan ikan yang hidup di
lingkungan laut tetapi tidak hidup di dasar laut, termasuk jenis penjelajah, berbentuk seperti torpedo
(streamlined), kuat berenang dan mencari makan di dekat permukaan air. Biasanya hidup berkelompok,
contoh: ikan lemuru, ikan pedang, tengiri, tongkol, layang dan kembung. Benthopelagic

7 Ikan yang mampu hidup di daerah bentik maupun pelagik tergantung musim atau kondisi lain (misalnya
perubahan salintas). Contoh: ikan hiu (squallus). Coastal Golongan ikan ini tidak pernah jauh dari pantai
tetapi jarang sekali masuk ke daerah payau. Contoh: jenis ikan trout. Ikan kuala (estuarine)
Penggolongan Ikan Bermigrasi Katadrom : cata = down = turun, dan dromos = race. Yaitu ikan yang
memenuhi daerah perairan asin sampai air tawar pemijahan memerlukan air asin untuk beruaya ke laut.
Contoh : sidat (eel, Anguila), belanak (mullet, Mugil cephalus), udang galah (Macrobrachium
rossenbergii) Anadrom : ana = up = naik, dan dromos = race. Yaitu ikan yang melakukan perjalanan naik
dari laut ke arah hulu sungai untuk melakukan pemijahan. Fluvial anadromous, pada stadium muda hidup
di habitat air tawar mengalir. Selanjutnya berpindah ke air asin, lingkungan air laut atau air payau.
Setelah masa matang telur ikan ke hulu sungai untuk memijah dan bertelur. Contoh : ikan Pink Salmon
(Oncorhynchus grobuscha). Lacustrin anadromous, pada waktu mudanya hidup di laut atau kuala.
Setelah dewasa melakukan ruaya naik ke danau atau perairan diam untuk bertelur. Contoh : sockeye
salmon. Habitat Air Tawar Danau (air diam/leutic) : terdiri atas dua daerah yang memebedakan antara
yang berair dan tidak. Zonasi danau Litoral : daerah tepi yang masih dipengaruhi oleh gelombang dan
percikan air sampai kedalaman di mana matahari masih cukup bagi tanaman air untuk tumbuh. o
Infralitoral : relatif dangkal sehingga sinar matahari dapat menembus ke dasarnya. Dapat di temukan
vegetasi berakar. o Litoriprofundal : merupakan zone peralihan yang dihuni oleh bakteri dan ganggang.
Daerah ini masih tersinari dan fotosintesis dapat berlangsung.

8 Profundal : daerah yang lebih dalam lagi, tidak tertembus sinar matahari/gelap, tidak ada vegetasi dan
hanya ditemukan sedimen. Air mengalir (Sungai) Menurut ukuran dan lokasinya air mengalir dibedakan
menjadi daerah hulu sungai dan sungai. Berdasarkan alirannya dibedakan beraliran deras (rapid zone)
dan tenang/lubuk (pool zone). Penggolongan Ikan yang hidup di Air Tawar Lacustrin : golongan ikan yang
hidupnya menetap di perairan diam, contoh : tambakan, sepat, dan nilem. Fluvial : golongan ikan yang
hidupnya di air mengalir, contoh : ikan karper, mujahir. Adfluvial : golongan ikan ini hidupnya memerlukan
air tenang, tetapi untuk memijahnya mencari air mangalir. Pesyaratan Habitat Suatu pengelolaan
perikanan yang baik memerlukan pengetahuan mengenai persyaratan habitat terutama kebutuhan
minimal dari suatu spesies terhadap faktor tertentu dalam lingkungannya. Dengan faktor pembatas yaiut
kelimpahan dapat berupa fisik, kehmis atau biologis. Suhu : keadaan suhu perairan di daerah tropika
berbeda dengan daerah empat musim. Ikan yang hidup pada habitat bersuhu stabil biasanya sangat
peka terhadap perubahan suhu. Sebagian besar ikan air tawar di perairan daerah tropika akan
mengalami sterss apabila terjadi penurunan suhu. Sebagian species ikan mempunyai suhu optimum
untuk kelangsungan hidupnya. Suhu dapat menjadi faktor pembatas distribusi. Pengaruh suhu yaitu
perkembangan kehidupan ikan secara optimum (karper o C, tawes o C dan mujahir 15,5-39 o C. Lama
inkubasi telur, kenaikan suhu berbanding terbalik dengan lama inkubasi telur (trout suhu 40 o F, lama
inkubasi 80 hari, suhu ditingkatkan sampai 55 o F waktu hanya 24 hari). Tataran hidup, beberapa species
memerlukan kisaran suhu tertentu pada setiap tahap/tataran hidup (karper : mempunyai kisaran suhu
antara o C untuk kehidupannya, untuk penetasan telurnya membutuhkan suhu sekitar 25 o C). Salmon
kisaran suhu yang diperlukan

9 pada setiap tingkatan hidunya sudah agak jelas. Fluktuasi suhu perairan 3 o C ikan masih dapat
beradaptasi. Fluktuasi >3 o C ikan sters harus dihindarkan nafsu makan berkurang/hilang dan ikan sakit
dan mudah terinfeksi. Kisaran suhu yang sesuai akan menyebabkan populasi melimpah. Salinitas :
perubahan salinitas yang mendadak akan dapat mengakibatkan kematian ikan massal. ikan kuala/
estuarin mamapu beradaptasi terhadap perubahan salinitas perairan tetapi pengaruh faktor lain seperti
suhu tinggi akan memperburuk keadaan karena akan memepercepat penguapan air sehingga berakibat
mengingkatnya salinitas di tempat tersebut dan tidak tahan menghadapi keadaan demikian akan mati.
Ikan anadrom biasanya toleran terhadap perubahan salinitas, namun biasanya ikan-ikan muda tidak
tahan terhadap salinitas tinggi. Oksigen : kebutuhan suatu species ikan terhadap oksigen tidak sama.
Spesies ikan yang sudah beradaptasi pada lingkungan oksigen rendah maka kebutuhan oksigen minimal
relatif lebih rendah daripada spesies ikan yang terbiasa hidup di perairan kaya oksigen. FOOD AND
FEEDING HABIT Makan merupakan hal yang sangat penting bagi organisme. Energi yang dihasilkan
berfungsi untuk : gerak, pemeliharan, reproduksi, proses pencernaan, dan pertumbuhan. Food habits
berkaitan dengan kualitas dan kuantitas pakan yang dimakan ikan. Feeding habits berkaitan dengan cara
ikan makan, menyangkut tempat dan waktu makan. Cara mendapatkan Pakan : Pemburu : aktif mengejar
mangsa, pada umumnya perenang cepat, termasuk ikan pelagik. Bentuk tubuh fusiform dengan sirip ekor
berbentuk cagak atau lengkungan. Contoh : hiu (Lamnidae) dan jenis tuna. Perayap : perenang lambat,
bertubuhu memanjang. Contoh : barakuda (sphyraenidae) Penghadang : menangkap mangsanya dengan
cepat dari persembunyiannya ( jenis ikan dasar, mempunyai mulut lebar). Contoh : ikan karang (rockfish,
keluarga scorpaenidae). Penyaring : pakan disaring dari air melalui gill raker. Lambung biasanya cukup
panjang. Contoh : Paus (Rhincodontidae), herring, anchovy.

10 Pemilih : memilih mangsa berukuran kecil dari badan air atau substrat (tubuhnya pendek, mulut kecil
mencuat ke atas dengan gigi-gigi kecil). Tersedianya pakan yang cukup maka pertumbuhan ikan baik,
kematangan gonad dicapai tepat waktu, fekunditas cukup tinggi, ukuran telur dan ukuran ikan dari suatu
tetesan relatif lebih seragam, dan mengurangi pemangsaan terhadap ikan yang lebih kecil/muda (pada
ikan pemangsa). Kebiasaan Pakan (Food Habits) Kebiasaan pakan adalah pakan yang biasa dimakan
oleh ikan, berupa pakan yang ada di lingkungannya, biasanya setiap spesies punya preferensi. Pakan
tersebut dalam bentuk alami (bukan pakan buatan ataupun tambahan). Berdasa food habits :
herbivorous, carnivorous, omnivorous, detritivorous, insektivorous dan psicivorous. Faktor yang
mempengaruhi jenis maupun jumlah pakan ikan antara lain : siklus harian, perubahan musim, ukuran dan
jenis ikan, kecepatan proses pencernaan dan kondisi setempat. REPRODUKSI Reproduksi artinya
pertambahan individu baru sebagai hasil peleburuan sperma induk jantan dan telur dari induk betina.
Hermaprodit merupakan dalam satu individu mempunyai jaringan ovarium dan jaringan testis.
hermaprodit ada tiga bagian yaitu Hermaprodit sinkroni (contoh : Serranus cabrila, Hepatus hepatus),
Hermaprodit Protandri (contoh : Lates calcarifer,sparus auratus), Hermaprodit Protogini (contoh :
Monopterus albus, Epinephelus tauvina, Xiphohorus helleri). Gonokhorisme yaitu kondisi seksual
berganda, pada tahap juvenil gonad tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betina.
Contoh : Sidat (Anguilla anguilla), Salmogairdneri irideus, Oreochromis sp.

11 Ciri Seksual Ciri seksual primer yaitu ovarium (betina) dan testis (jantan), dan ciri sekunder yaitu
sexual dimorphism ( perbedaan morfologi) dan sexual dichromatism (perbedaan warna). Tanda-tanda
khusus lainnya yaitu ada yang permanen (ada sebelum, selama dan setelah pemijahan) dan sementara
(hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja). Tingkat Kematangan Gonad (TKG) TKG adalah
tingkat atau taraf yang menunjukkan berapa lama lagi (waktu) terjadi pemijahan. TKG menunjukkan
perkembangan dari kelenjer kealmin (kerja gonad) dan melihat perkembangan gonad baik tanpa
mikroskop maupun secara histologi. Faktor yang mempengaruhi Tingkat kematangan gonad yaitu
ketersediaan pakan, suhu perairan dan lintang sebaran (berdasarkan letak geografis). Indeks
Kematangan Gonad (IKG) IKG digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui perkembangan atau
kematangan gonad. IKG = Berat Gonad X 100% Berat Tubuh + Berat gonad Perkembangan Seksual
Perkembangan seksual terdapat 3 yaitu Ovivar (bertelur), vivipar (beranak) dan ovovivivar ( bertelur dan
beranak). Siklus Reproduksi meliputi tingkah laku reproduksi dimana siklus yang berkala dan teratur.
Beberapa spesies ikan yang reproduksinya hanya terjadi satu kali dalam hidupnya (Big bang spawner).
Contoh salmon ( Oncorhynchus sp.) dan Lamprey Laut (Petromyzon marinus). Sebagian besar ikan
siklus reproduksi tahunan, dimulai saat pertama kali mencapai matang gonad, dan akan berulang terus
menerus sampai mati. Beberapa ikan bereproduksi lebih dari satu kali dalam setahun. Contoh ikan Seribu
(Lebistes reticulatus) yaitu reproduksinya 4 minggu sekali, dan Tilapia sp./oreochormis sp. Bereproduksi
lebih dari 2-3 kali setahun.

12 Pemijahan Ikan memerlukan habitat tertentu untuk berlangsungnya pemijahan antara lain Fitofil, litofil,
psamofil, pelagofil, ostrakofil, litipelagofil. Dan faktor yang memepengaruhi ialah suhu, musim dan
keadaan lingkungan. Fekunditas Fekunditas adalah jumlah telur matang yang siap di keluarkan oleh
induk betina pada waktu memijah. Fekunditas menunjukkan keragaman genetik, ukuran (panjang dan
berat), umur ikan, musim, dan sediaan pakan di masa-masa sebelumnya. Jumlah telur/fekunditas
meningkat sejalan dengan pertambahan umur ikan sampai batas tertentu, apabila ikan mendekati masa
tuanya fekunditas umumnya semakin menurun. Fekunditas sering di kaitkan dengan panjang, berat dan
umur ikan. Kebanyakan ikan fekunditas hampir proporsional terhadap pangkat tiga dari panjangnya (F =
al 3 ), kelajuannya tinggi, nilai fekunditas mencapai pangkat tujuh dari panjang. Pengeluaran telur ada
dua yaiut Isochronal (telur dikelurakan secara serentak/sekaligus (ikan sub tropis) dan Heterochronal
(telur dikeluarkan secara bertahap tetapi masih dalam satu musim peneluran, terjadi berbagai tingkat
kematangan goand). Cara penghitungan telur ada 4 yaitu : 1. Langusng : telur dihitung satu demi satu. 2.
Gravimeteri : menimbang seluruh ovari ikan dan sampel telur lalu menghitung jumlahnya. 3. Volumetri :
prinsip sama dengan cara gravimetri, hanya berat diganti dengan volume. 4. Pemindahan. Penghitungan
telur dengan metode gravimetri X : x = G : g Keterangan: X = jumlah total telur X = rerata jumlah telur
pada berat tertentu G = berat kering angin seluruh telur g = rerata berat kering ngin sebagian telur
dihitung

13 Tingkah laku pemijahan ikan Fase pra-pemijahan yaitu aktfitas mencari makan, ruaya, pembuatan
sarang, sekresi feromon (pengenalan lawan jenis mencari pasangan) dan gerakan rayuan. Fase
pemijahan yaitu sentuhan bagian-bagian tubuh, gerakan eksotik dengan menggetarkan seluruh bagian
tubuh, pembelitan tubuh. Kemudian fase pasca pemijahan yaitu fase penyempurnaan, penutupan sarang,
penjagan sarang.

Anda mungkin juga menyukai