Anda di halaman 1dari 49

STRUKTUR DAN SIFAT

BIOKERAMIK

Dwini Normayulisa Putri


Matthew Hardhi
Mauhibah Yumna
OUTLINE

• Pengertian Biokeramik
1

• Jenis-jenis Biokeramik
2

• Struktur Biokeramik
3

• Sifat Biokeramik
4

• Hubungan Struktur Biokeramik dengan Sifatnya


5

• Pembahasan Paper
6
PENGERTIAN
BIOKERAMIK
Keramik

Senyawa yang terbentuk dari unsur metalik dan


non-metalik.

 Silika (SiO2) = Kaca


 Alumina (Al2O3) = Abrasif
 Kalsium Fosfat (Ca3(PO4)2) = Implan Tulang
 Zirconia (ZrO2) = Sel Bahan Bakar
 Zinc Oksida (ZnO) = Semi-Konduktor
 Titanium Karbida (TiC) = Heat Shield Pesawat Ulang Alik

Biokeramik adalah keramik yang secara
khusus dimanfaatkan untuk memperbaiki
dan merekoinstruksi bagian tubuh yang
terkena penyakit atau cacat.
JENIS-JENIS
BIOKERAMIK
JENIS
BIOKERAMIK

• Tidak menimbulkan reaksi dengan jaringan


Bioinert tubuh
• Tidak bersifat toksik

• Mampu membentuk ikatan kimia dengan


jaringan tubuh (jaringan lunak maupun
Bioactive keras)

• Mampu diabsorpsi/ terdegradasi di dalam


Bioresorbable/ tubuh
Biodegradable • Mampu digantikan oleh jaringan tubuh
BIOINERT

Alumina Zirconia
(Al2O3) (ZrO2)

Karbon
Pirolitik

Gambar 1. Implan gigi


BIOACTIVE

Bioglass

Glass
Gambar 2. Model rangka dari bioglass
BIORESORB-
ABLE

Kalsium fosfat Hydroxyapatite

Kalsium
Karbonat
karbonat
Gambar 3. Hydroxyapatite
STRUKTUR
BIOKERAMIK
Keramik - Ikatan
Keramik - Ikatan

 Sulit untuk menggeser bidang atom pada keramik.


 Keramik menjadi bahan keras dan “rapuh”.
Keramik - Struktur

Mikrostruktur Poligranuler Amorphous


SIFAT
BIOKERAMIK
SIFAT – SIFAT BIOKERAMIK

Sifat Biokeramik antara lain:


⊡ Tahan terhadap mikroba
⊡ Tidak merusak jaringan tubuh
⊡ Tidak mengandung zat karsinogenik
⊡ Tidak menyebabkan alergi
⊡ Memiliki biokompabilitas, stabilitas kimia, dan tingkat
keausan yang tinggi.
⊡ Memiliki komposisi yang sama dengan bentuk mineral dan
jaringan keras dalam tubuh (tulang dan gigi).
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN SIFAT
MEKANIS BIOKERAMIK

KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Biokompabilitas yang 1. Kerapuhan yang tinggi
baik dengan sel-sel 2. Kekuatan tarik rendah
tubuh 3. Kerap dipandang
2. Dapat menjadi bahan material yang lemah
tambahan material lain
3. Kekuatan dan kekerasan
yang tinggi membuat
tahan terhadap
keausan/gesekan.
CONTOH BAHAN
BIOKERAMIK YANG
DIAPLIKASIKAN

ALUMINA (Al2O3) HIDROKSIAPATIT (HAp)


1. Digunakan pada tulang 1. Digunakan pada pengisi
dan gigi. cacat tulang pada lokasi
2. Digunakan sebagai yang bebas dari
permukaan bantalan pembebanan (ex: tulang
dalam penggantian sendi hidung & telinga).
(Dee, et al., 2002). 2. Digunakan sebagai pengisi
3. Memiliki sifat ketahanan gigi yang keropos /
korosi sangat baik, berlubang.
ketahanan aus dan retak 3. Memiliki sifat yang kurang
yang tinggi, serta lebih sama dengan
biokompabilitas baik. alumina.
HUBUNGAN STRUKTUR
BIOKERAMIK DENGAN
SIFATNYA
KLASIFIKASI BIOKERAMIK

1. BIOINERT CERAMICS
Menghasilkan minimal respon pada tubuh dan tidak menyebabkan
perubahan, baik dari segi kimia maupun fisik dalam tubuh.

⊡ Sel membentuk kapsul serabut yang tidak menempel pada


sekitar implan,
⊡ Implan ini memiliki kekuatan kompresi yang tinggi, ketahanan
aus yang tinggi, dan bioinertness.
⊡ Contoh material : Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic
carbon.
⊡ Contoh aplikasi : femoral head in hip replacements dan dental
implants
KLASIFIKASI BIOKERAMIK

2. BIORESORABLE CERAMICS
Dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang pada
jaringan tulang

⊡ Jaringan alamiah baru memiliki lapisan antara permukaan yang


sangat tipis menstimulasi tulang untuk tumbuh pada bahan
keramik.
⊡ Melalui pori-porinya, melanjutkan transformasi secara total dari
bahan yang masuk ke dalam jaringan tulang.
⊡ Contoh material : β-tricalsium fosfat, hidroksi apatite, karbonat,
kalsium karbonat.
⊡ Contoh aplikasi : untuk perbaikan tulang.
KLASIFIKASI BIOKERAMIK

3. BIOACTIVE CERAMICS
Memiliki respon biologis yang khas antar permukaan, sehingga
terbentuk ikatan antar jaringan dan bahan tersebut.

⊡ Memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh.


⊡ Ketika diimplan pada tulang yang hidup dapat berinkorporasi
pada jaringan tulang mengikuti pola dari kontak osteogenesis.
⊡ Memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan
kimia dengan jaringan tulang yang hidup.
⊡ Contoh material : hidroksi apatite, bio–glass, A-W glass.
⊡ Contoh aplikasi : untuk pelapisan pada metal bone implants dan
sebagai fillers pada dental implants
KLASIFIKASI BIOKERAMIK

4. BIOPOROUS CERAMICS
Biokeramik berpori untuk pertumbuhan dalam jaringan biokeramik
inert mikropori

⊡ Pada daerah permukaan nya memiliki pori-pori dalam ukuran


mikro, dimana terjadi pertumbuhan dan jaringannya ke pori-
pori permukaan atau keseluruhan implanasinya.
⊡ Contoh aplikasi : logam yang berlapis hidroksiapatit
PEMBAHASAN
PAPER
“ Comparative study of surface properties of Mg-
substituted hydroxyapatite bioceramic microspheres”
PENDAHULUAN

⊡ Hydroxyapatite (HAp) ⊡ Diantara berbagai elemen


merupakan biokeramik yang pengganti, Mg merupakan trace
banyak digunakan untuk element yang esensial bagi
memperbaiki atau meregenerasi manusia
jaringan tulang yang rusak
⊡ Mg dapat mencegah osteoporosis,
⊡ HAp memiliki struktur dan memicu adhesi sel terhadap
kandungan mineral yang sama substrat, meningkatkan proliferasi
dengan tulang (biological HAp) dan diferensiasi sel osteoblas serta
membantu proses kalsifikasi
⊡ Biological HAp mengandung
berbagai ion pengganti yang
memiliki fungsi esensial dalam
pembentukan tulang
INTRODUCTION

⊡ HAp berpori mampu ⊡ Oleh karena itu, tujuan dari


menstimulasi pembentukan studi ini adalah untuk
tulang dan ikatan pada tulang menjelaskan hubungan antara
yang berhubungan dengan luas permukaan spesifik,
interaksi spesifik seperti ukuran pori, dan pelepasan
pertukaran ion ion dengan kemampuan
adsorpsi protein pada
⊡ Microsphere HAp dengan luas microsphere HAp yang
area yang besar mampu disubstitusi dengan Mg
menyerap protein dengan baik
⊡ Hal ini berkaitan dengan
⊡ Protein banyak digunakan kemampuan bioresorbability
dalam terapi untuk pengobatan dan bioactivity
METODE
Preparasi microsphere • Sampel dipreparasi menggunakan metode spray drying
menggunakan slurry hasil presipitasi dari HAp yang
HAp tersubstitusi Mg

Karakterisasi microsphere • EDX: susunan kimia, FTIR: komposisi molekul, XRD:


komposisi fase, FE-SEM: analisa mikrostruktur, BET: luas area
HAp (EDX, FTIR, XRD, spesifik
FE-SEM, BET)

• Microsphere HAp yang tersubstitusi Mg dicampur dengan


larutan TRIS dan HCl. Konsentrasi ion Ca2+ yang dilepaskan
Uji pelepasan ion ke larutan TRIS-HCl diukur dengan titrasi complexometric
menggunakan EDTA

• Adsorpsi protein diuji menggunakan BSA sebagai model


Uji adsorpsi protein protein. Jumlah BSA yang tersisa diukur menggunakan UV-Vis
spektrofotometer
HASIL
ANALISIS KANDUNGAN MG DARI PRODUK SPRAY-DRIED DENGAN SPEKTRA EDX

⊡ Secara umum, kandungan Mg dalam produk meningkat pada peningkatan


jumlah sumber Mg di media sintesis.
⊡ Namun, tidak semua Mg ditambahkan dimasukkan ke dalam Hap.
⊡ Sedikit perbedaan antara kandungan Mg teoritis dan terukur menyiratkan
bahwa bagian Mg tetap berada larutan prekursor setelah mengendap.
ANALISIS SPEKTRUM FT-IR

⊡ Perlakuan suhu tidak mempengaruhi posisi


absorbansi pita PO4, sedangkan
karakteristik pita absorbansi HPO4 dan CO3
secara bertahap hilang.

⊡ Tidak ada perbedaan yang dapat diamati


dari absorbansi pada peningkatan
kandungan Mg yang terdeteksi.

⊡ Namun, perluasan pita absorbansi PO4


terjadi dengan meningkatnya suhu saat
proses sintering.

⊡ Selain itu, absorbansi juga menurun


dengan meningkatnya suhu sintering dari
1173K – 1373K.
ANALISIS DENGAN POLA XRD

⊡ HAp fase tunggal dengan struktur kristalin


asli dipertahankan untuk sebagian besar
variasi.

⊡ Namun, proses sintering pada suhu >1173K


menyebabkan peningkatan kandungan β-
TCP dari produk 3MgHAp seperti yang
ditunjukkan oleh adanya refleksi tambahan
pada pola XRD.

⊡ Hal ini menegaskan bahwa efek


destabilisasi fase Mg pada HAp di suhu
tinggi memiliki hasil seperti yang
dilaporkan dalam literatur.
HASIL
ANALISIS MIKROGRAPH FE-SEM

⊡ Mikrosfer HAp tersubstitusi Mg


setelah sintering mempertahankan
bentuk bulat dengan permukaan
yang relatif halus.

⊡ Tidak ada perubahan signifikan


pada struktur mikro karena
kandungan Mg yang meningkat
diamati pada sampel yang disinter
pada 1173 atau 1273 K.

⊡ Pengamatan visual menunjukkan


bahwa mikrosfer dengan
kandungan Mg lebih tinggi
(2MgHAp & 3MgHAp) mengandung
sejumlah besar makropori (pori-
pori antara 50 nm dan 1 μm).
SSA Measurements

Pore Size Distribution Analysis

 Hanya menunjukkan total  Ukuran pori pada


fraksi ruang kosong dalam microsphere maupun yang
bahan. terbentuk oleh random
 Tidak memperhitungkan packing partikel padatan
faktor ukuran maupun penting terhadap
distribusi ruang kosong. penangkapan protein.
Results of

Pore Size Distribution Analysis

 Protein model BSA merupakan protein globuler dengan


bentuk spheroid (4 nm x 4 nm x 14 nm) dalam larutan.
 Ukuran BSA > Ukuran micropore (< 2 nm) dan mesopore (2-50
nm).
 BSA tidak dapat masuk ke dalam micro- maupun mesopore
yang terbentuk.
 Luas permukaan adsorpsi BSA oleh microsphere bervolume
hingga 14 nm harus di-downgrade (aslinya lebih kecil
daripada hasil analisis SSA).
Grafik 1

Distribusi ukuran pori dari microsphere Hap tersubstitusi-Mg yang di-sinter pada
suhu 1173 K, sebelum dan sesudah pencelupan dengan TRIS–HCL
Grafik 2

Distribusi ukuran pori dari microsphere Hap tersubstitusi-Mg yang di-sinter pada
suhu 1273 K, sebelum dan sesudah pencelupan dengan TRIS–HCL
Grafik 3

Distribusi ukuran pori dari microsphere Hap tersubstitusi-Mg yang di-sinter pada
suhu 1373 K, sebelum dan sesudah pencelupan dengan TRIS–HCL
Bioresorbability Analysis

 Mengukur pelepasan ion Ca2+ dari


microsphere Hap tersubstitusi-Mg sebagai
evaluasi bioresorbabilitas.

 Bioresorbability: “That can be broken down


and absorbed by the body, and thus does not
need to be removed manually.”
Grafik 1

Pelepasan kumulatif ion Ca2+ dalam buffer TRIS-HCl


Grafik 2

Pelepasan kumulatif ion Ca2+ dalam buffer TRIS-HCl dinormalkan terhadap SSA
Bioresorbability Analysis

Result

Suhu Sinter 1173 K: Suhu Sinter 1273 K: Suhu Sinter 1373 K:


 Pelepasan ion Ca2+
 Pelepasan ion Ca2+ mengalami penurunan
 Tidak terdapat seiring meningkatkan
perubahan pada
mengalami
kandungan Mg pada
pelepasan ion Ca2+. keningkatan. sampel.

 Kemungkinan disebabkan
 Kandungan Mg tidak  Dapat diartikan
tingginya kandungan β-
berdampak secara bahwa solubilitas TCP tersubstitusi-Mg/β-
signifikan pada HAp meningkat TCP.
pelepasan ion Ca2+ dari seiring kandungan
microsphere  Kelarutan β-TCP diketahui
biokeramik HAp plain.
Mg. menurun seiring tingginya
kandungan Mg.
Jenis-Jenis Kalsium Fosfat
Trikalsium Fosfat (Ca3(PO4)2)

 Rasio Ca/P = 1.5


 Bentuk α stabil diatas suhu
1470 °C.
 Bentuk β stabil dibawah 1120
°C.
 Bentuk γ didapatkan dari
tekanan tinggi.
 Bentuk β dihasilkan melalui
memanaskan kalsium fosfat
amorphous pada suhu 800-
1000 °C/memanaskan
campuran CaHPO4 dan CaCO3
pada suhu 1000 ° C selama 1
jam.
Efek Konsentrasi Awal BSA

⊡ Kenaikan konsentrasi BSA


dalam buffer TRIS-HCl
meningkatkan kapasitas adsorpsi
pada seluruh adsorben (hingga
konsentrasi 0.5 g/L).

⊡ Saat konsentrasi BSA awal ialah


1 g/L, terjadi penurunan signifikan
pada jumlah BSA yang teradsorpsi.

⊡ Hal ini berartikan bahwa


jumlah situs adsorpsi (i.e., Ca2+)
pada permukaan microsphere
membatasi kapasitas adsorpsi.

Kapasitas adsorpsi BSA oleh microsphere biokeramik HAp tersubstitusi-


Mg terhadap konsentrasi awal protein dalam buffer TRIS-HCl
Efek Suhu Sinter

⊡ Keberadaan micro- dan ⊡ Proses adsorpsi protein


⊡ Semakin tinggi suhu mesopore meningkatkan mengikuti adsorpsi
proses sinter, semakin luas permukaan, sehingga Langmuir isothermal
rendah pula porositasnya meningkatkan pelepasan dimana terbentuk lapisan
(sehingga SSA pun ion dan jumlah BSA yang monolayer pada
menurun). teradsorpsi pada permukaan microsphere.
microsphere.
Efek Kandungan Mg pada
Adsorpsi BSA

⊡ Terdapat pengaruh signifikan


kandungan BSA.

⊡ SSA 1MgHAp_ 1273<3MgHAp_ 1173


namun BSA yang teradsorpsi 2x lebih
tinggi (pada konsentrasi awal 1 g/L).

⊡ Perbedaan adsorpsi BSA menurut


literatur disebabkan oleh perbedaan
distribusi situs pengikatan protein
(menurunnya situs Ca2+ pada
permukaan microsphere).

Kapasitas adsorpsi BSA oleh microsphere biokeramik HAp tersubstitusi-


Mg terhadap konsentrasi awal protein dalam buffer TRIS-HCl
Biological Apatites

 Bentuk non-  Ion substitut


stoikiometrik dari  Dapat berupa ion paling umum
HAp yang positif (Mg2+, Na+, ialah karbonat
defisien akan ion K+) ataupun ion (CO32−) yang
Ca2+ namun negatif (CO32−, Cl−, menggantikan
mengandung F−). OH− dan PO43−.
trace ions.
Kesimpulan

 Keberadaan micro- dan mesopore meningkatkan solubilitas


(pelepasan ion Ca2+) dan meningkatkan jumlah BSA yang
teradsorpsi pada microsphere.

 Adsorpsi BSA terbesar (7.8 mg/g) ditemukan pada


microsphere biokeramik dengan kandungan Mg terendah.

 Penggunaan microsphere biokeramik HAp sebagai pembawa


protein terinkorporasi dengan Mg dapat direalisasikan,
namun dengan parameter yang khusus agar mendapatkan
efek terapeutik yang diinginkan.
REFERENCES

Stipniece L, Stepanova V, Narkevica I, Salma-Ancane K, and Boyd AR.


2018. Comparative study of surface properties of Mg-substituted
hydroxyapatite bioceramic microspheres. Journal of the European
Ceramic Society 38: 761–768
Mahyudin F and Hermawan H. 2016. Biomaterials and Medical Devices.
Advanced Structured Materials 58.
Ibrahim MZ, Sarhan AAD, Yusuf F, and Hamdi M. 2017. Biomedical
materials and techniques to improve the tribological, mechanical and
biomedical properties of orthopedic implants e A review article.
Journal of Alloys and Compounds 714: 636-667.
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai