Kelas : 11 Akl 1
No. Absen : 26
Jam masih menampakkan pukul 04.56 pagi, tetapi saya dan keluarga sudah
bersiap pergi ke pantai Bajul Mati. Kami berangkat sepagi ini sebab jarak dari rumah
ke pantai sekitar 3 jam perjalanan. Untuk mengganjal perut kami, ibu sudah menyiapkan
roti isi telur favoritku. Perjalanan kami tempuh menerapkan kendaraan beroda empat.
Dalam kendaraan beroda empat ada saya, adik perempuanku, ayah dan ibu. Aku dan adik
dilarang membawa handphone oleh ayah dan ibu supaya lebih menikmati perjalanan dan
tamasya itu sendiri.
Tak terasa dua jam sudah berlalu. Kami mulai menjelang tempat perbukitan.
Aku dan adik mulai memperhatikan panorama dengan seksama. Kami terpikat sebab
memperhatikan hamparan sawah di bawah yang semacam itu cantik. Sayangnya saya hanya
dapat menikmati panorama tersebut sebentar saja, sebab setelah itu saya pusing dan
mual dampak jalan yang berkelok-liku, naik dan turun. Ibu memberikanku minyak kayu
putih. Bebauannya benar-benar dapat mengurangi mual yang saya natural.
Akhirnya kami sekeluarga tiba di Pantai Bajul Mati. Pantai ini berlokasi di
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kami langsung menuju ke gazebo kecil yang ada di
beberapa lokasi pantai. Sambil menikmati angin laut, kami makan bersama dahulu. Menu
kami kala itu merupakan ayam goreng dan sosis. Memang masakan ibuku rasanya enak
sekali. Aku tidak dapat stop takjub memperhatikan menawannya pantai ini. Pantai Bajul
Mati memang belum terlalu familiar. Sehingga belum banyak pengunjung yang datang.
Tetapi pantainya masih sungguh-sungguh bersih yang membikin kami sekeluarga nyaman.
Aku dan adikku tidak sabar untuk bermain, jadi kami langsung berlari ke arah tepi
pantai. Kami tidak mengindahkan perkataan ibu yang memerintah kami menerapkan
sunblock secara khusus dahulu. Rasanya segar dikala air laut mengenai kaki kami. Di
tepi pantai saya menemukan ranting kayu yang panjang. Akhirnya saya ambil dan
menyeretnya sepanjang perjalan. Setelah berjalan beberapa dikala kami hingga di
muara, merupakan tempat pertemuan air sungai dan air laut. Kami stop dan
memperhatikan ke belakang, kelihatan garis panjang di pasir hasil ranting kayu yang
saya seret daritadi. Entah mengapa saya dan adikku merasa garis tersebut sungguh-
sungguh keren.
Setelah puas bermain air, ayah mengajak kami menulis di pasir. Saat yang
kami buat dikala itu merupakan “Happy Family”. Tak memperhatikan hasil potretan ibu
di kameranya, rupanya bagus juga. Tak terasa sudah jam 12 siang, sang surya sudah
sungguh-sungguh terik. Saat dan ibu mengajak kami untuk membersihkan diri. Setelah
bersih, kami shalat dhuhur berjamaah di mushola dekat tempat kami mandi. Acara
dilanjutkan dengan menikmati bakso hangat di warung di pinggir pantai. Rasanya enak
sekali makan sambil memperhatikan keindahan pantai.
Setelah perjalanan pulang saya dan adik tertidur pulas. Setelah kami
bangun, tahu-tahu kami sudah berada di rumah. Sungguh menyenangkan tamasya kali ini.
Aku tidak sabar ke pantai lagi bersama ayah, ibu dan adik. Aku bahkan kembali
tertidur hingga pagi sebab masih kecapekan.