Anda di halaman 1dari 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTENSI AGRESIVITAS SUPORTER SEPAKBOLA BERDASARKAN HASIL


PERTANDINGAN SEPAKBOLA PADA SAAT NONTON BARENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Vinsensius Harsanto Wicaksono
109114103

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTO

Time you enjoy wasting, is not wasted time


John Lennon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahan untuk :

Segala yang ada pada Nya dan yang dimiliki Nya

Keluarga saya, Antonius Eko Suprijo H, Irmina Mimin Sri Sanjaya dan Gregorius

Yubilio Harsantyasto

Untuk keluarga Psikologi Sanata Dharma

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Juli 2017

Penulis

Vinsensius Harsanto Wicaksono

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTENSI AGRESIVITAS SUPORTER SEPAKBOLA BERDASARKAN


HASIL PERTANDINGAN SEPAKBOLA PADA SAAT NONTON BARENG

Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Vinsensius Harsanto Wicaksono

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensi agresivitas suporter sepakbola pada saat nonton
bareng berdasarkan hasil pertandingan sepakbola.Penelitian ini melihat agresivitas yang muncul
pada saat menang, seri dan kalah. Subjek dalam penelitian ini adalah 171 suporter yang memiliki
kartu member keanggotaan resmi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
skala dengan menyebar kuisioner. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 8
jenis agresivitas menurut Buss. Hasil analisis data memaparkan bentuk agresivitas yang muncul
pada setiap kondisi, dengan nilai total perilaku agresif muncul tertingi pada saat kondisi kalah
(48,1%) dan muncul terendah pada kondisi seri (24,%).

Kata kunci : Agresivitas, Agresi, Suporter, Nonton Bareng

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTENSION AGGRESSIVENESS SOCCER SUPPORTERS BASED ON THE


FINAL RESULT OF THE GAME AT THE TIME WATCHING TOGETHER

Study of Psychology
Sanata Dharma University Yogyakarta

Vinsensius Harsanto Wicaksono


ABSTRACT

This study aims to determine the intentions of aggressiveness soccer fans at the time watching
together based on the results of football matches. This study saw the aggressiveness that emerged
during the win, draw and lose. Subjects in this study were 171 supporters who had official
membership card membership. Methods of data collection in this study using the scale by
spreading the questionnaire. The measuring tool used in this study refers to 8 types of
aggressiveness according to Buss. The results of the data analysis revealed the aggressiveness that
emerged in each condition, with the aggressive value of aggressive behavior appearing highest in
the losing condition (48.1%) and the lowest appearing in the series (24,%).

Keywords: Aggressiveness, Aggression, Aggressive Behavior, Supporters, Watching Together

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Vinsensius Harsanto Wicaksono

Nomor Mahasiswa : 109114103

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

INTENSI AGRESIVITAS SUPORTER SEPAKBOLA BERDASARKAN


HASIL PERTANDINGAN SEPAKBOLA PADA SAAT NONTON BARENG

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Juli 2017

Yang menyatakan,

(Vinsensius Harsanto Wicaksono)

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Saya sebagai penulis masih menyadari adanya

kekurangan dalam skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang

terlibat dan membantu penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi,

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Ketua Program Studi

Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

bersedia meluangkan banyak waktu dan penuh kesabaran telah

membimbing penulis selama penyusunan skripsi.

4. P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing dan memberikan semangat tanpa hentinya kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma

yang telah membimbing dan membagi wawasan yang sangat berguna bagi

penulis.

6. Semua karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

telah memberikan pelayanan selama penulis menempuh studi serta

karyawan di perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memberikan fasilitas dan kemudahan dalam memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

7. Kedua Orang Tua (Antonius Eko Suprijo H dan Irmina Mimin Sri S)

terima kasih atas doa, semangat, kesabaran, dukungan dan pengorbanan

secara moril serta materiil.

8. Adik saya Gregorius Yubilio Harsantyasto yang membantu di banyak hal.

9. Romanisti chapter Yogyakarta, Laziale chapter Yogyakarta yang telah

bersedia memberikan membantu.

10. Teman teman Trah dan Skripsi Jon! (Sita, Brandan, Yutti, Ella, Nico, Tari,

Vita) yang selalu membantu di kondisi apapun.

11. Teman teman Last Samurai yang menjadi teman senasib sepenanggungan,

saling memberikan semangat.

12. Teman teman Psynema (Yatim, Gusbay, Panjul, Gita, Dias) yang akan

terus menjadi cerita di kemudian hari.

13. Teman teman Vapella, Vapely, Bantul Vapor, Vape.Inc (Bimo, Uus,

Okky, Doddy, Azza, Awan, Wistu, Agung VGOD, Awie, Singkek, Abet,

Andre, Bos Yudha, Gendon).

14. Teman-teman di Psikologi Universitas Sanata Dharma, baik kakak

angkatan maupun adik angkatan.

15. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

persatu.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kiranya terima kasih dan berkat Tuhan selalu menyertai semua orang yang telah

membantu dan mendukung selama penyusunan skripsi ini. Akhir kata semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Terima kasih.

Yogyakarta,12 Juli 2017

Penulis,

Vinsensius Harsanto Wicaksono

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT .....................................................................................................viii

LEMBAR PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

1. Manfaat Teoritis .................................................................... 9

2. Manfaat Praktis ..................................................................... 9

BAB II: LANDASAN TEORI..................................................................... 10

A. Agresivitas ................................................................................ 10
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Definisi Agresi .................................................................... 10

2. Penyebab Agresivitas .......................................................... 11

3. BentukAgresivitas ............................................................... 15

4. Tipe Agresi ..........................................................................18

B. Suporter Sepakbola ................................................................... 22

C. Gambaran Perilaku Agresif Suporter ........................................ 23

BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................. 26

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 26

B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................26

C. Definisi Operasional.................................................................. 26

1. Perilaku Agresif .................................................................. 26

D. Subjek Penelitian....................................................................... 27

E. Prosedur Penelitian.................................................................... 27

F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 28

G. Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Item .................................... 29

1. Validitas .............................................................................. 29

2. Seleksi Aitem ...................................................................... 29

3. Reliabilitas .......................................................................... 32

H. Metode Analisis Data ................................................................ 34

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 35

A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 35

B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................... 35

C. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 35

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Hasil Penelitian ......................................................................... 36

E. Pembahasan ............................................................................... 37

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 42

A. Kesimpulan ............................................................................... 42

B. Saran .......................................................................................... 42

1. Bagi Organisasi Suporter .................................................... 42

2. Bagi Penyedia Tempat ........................................................ 43

3. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................ 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45

LAMPIRAN ..................................................................................................... 47

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Agresivitas Menurut Buss ............................................................... 18

Tabel 2 Hasil Pertandingan Terhadap Perilaku Agresi ................................ 25

Tabel 3 Blueprint Skala ................................................................................ 28

Tabel 4 Nilai Koefisien Kappa Cohen ......................................................... 33

Tabel 5 Silang Hasil Rating ......................................................................... 33

Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 36

Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian Total ...................................................... 37

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blueprint Skala Perilaku Agresif Suporter ....................................

Lampiran 2 Skala CVR Agresi Suporter ..........................................................

Lampiran 3 Tabel Kappa Cohen .......................................................................

Lampiran 4 Skala Perilaku Agresif...................................................................

Lampiran 5 Tabel Hasil CVR 1 ........................................................................

Lampiran 6 Tabel Hasil CVR 2 ........................................................................

Lampiran 7 Tabel Hasil CVR 3 ........................................................................

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tayangan televisi yang menyiarkan pertandingan sepakbola, baik itu

pertandingan liga liga Eropa maupun klub di Indonesia sendiri semakin

meningkat dari hari ke hari. Hal ini dikarenakan penggemar sepakbola atau

sering disebut suporter di Indonesia juga meningkat dari tahun ke tahun.

Kebanyakan masyarakat Indonesia adalah suporter dari klub di liga liga Eropa,

bahkan menduduki peringkat 3 seluruh dunia dengan jumlah 24,3 juta jiwa.

(Susanto, 2014).

Suporter sepakbola telah menjadi bagian yang sangat penting dalam

dunia sepakbola. Keberadaan suporter sepakbola di Indonesia yang meningkat

ini ditandai bertambahnya basis-basis suporter yang menjadi fans club pada tim

tertentu, beberapa fans club di Indonesia sendiri sudah mendapatkan lisensi

resmi dari klub yang bersangkutan. Suporter yang tergabung dalam fans club

ini mendukung kesebelasan yang menjadi andalannya melalui siaran langsung

televisi dan sering disebut dengan fans layar kaca, kemudian menjadi suatu

rutinitas nonton bareng setiap klub favoritnya bermain. Menurut Ghazali

(1998), klub yang paling hebat adalah klub favoritnya sebenarnya normal dan

sesuatu yang sudah semestinya. Hal ini dikarenakan setiap kelompok suporter

membutuhkan kepastian tentang reputasi dari klub yang difavoritkan tersebut.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia merupakan negara dengan ketertarikan akan identitas

suporter klub tertentu dengan jumlah yang tinggi. Hal ini salah satunya terlihat

dari jumlah follower di akun resmi klub klub sepakbola Eropa. Berdasarkan

pada statistik yang ditampilkan di situs khusus penganalisa media sosial,

socialbakers.com. Klub liga Inggris Arsenal, Manchester United, Chelsea,

Liverpool dan Manchester City memiliki jumlah follower terbesar yang berasal

dari Indonesia. (Amyar ; 2014 ; Indonesia basis penggemar terbesar klub elit

eropa di dunia ; http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/01/02/indonesia-

basis-basis-penggemar-terbesar-klub-elit-eropa-di-dunia-623398.html; Diakses

20 Desember 2015.

Keberadaan fans club terutama fans club pendukung kesebelasan tim

luar negeri ini mampu menjadi wadah dalam menyatukan suporter yang sama-

sama mendukung kesebelasan yang sama. Para suporter yang tergabung dalam

fans club menunjukkan rasa loyalitasnya terhadap klub yang didukung, salah

satunya dengan mengadakan acara nonton bareng. Acara nonton bareng yang

diadakan setiap fans club menjadi kegiatan yang rutin dilakukan setiap ada

pertandingan sepakbola. Nonton bareng merupakan istilah yang digunakan

untuk menonton suatu acara secara bersama-sama. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia online, menonton artinya melihat suatu pertunjukan, gambar hidup

dan sebagainya.

Nonton bareng dianggap lebih asyik dibanding nonton sendirian.

Berbagai tempat dapat digunakan untuk acara nonton bareng seperti di kantor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

halaman kampus, lapangan, sudut kampung, kafe, dan bahkan hotel. Dengan

acara nonton bareng, supporter dapat merasakan euforia kebersamaan. Hal ini

diperkuat dengan banyaknya kafe kafe yang menyediakan waktu dan tempat

khusus untuk suporter sepakbola dapat melangsungkan nonton bareng

pertandingan sepakbola. Selain bisa berkumpul dengan sesama pendukung

kesebelasan, juga dapat menikmati suguhan yang menemani acara nonton

bareng. Meskipun hanya lewat televisi, nonton bareng di kafe sangat terasa

kemeriahannya, hal ini ditunjukkan dari penelitan Putri (2014) tentang

fanatisme suporter, dimana semakin tinggi tingkat fanatisme suporter semakin

tinggi pula agresivitas yang muncul.

Selama nonton bareng, ada dua fans club yang masing-masing saling

mengunggulkan kesebelasan yang sedang bertanding. Adakalanya suporter

masing-masing fans club saling sindir dan sangat mengunggulkan

kesebelasannya. Terlebih saat kesebelasan yang didukungnya menang, usai

nonton bareng pun masih terjadi olok-olokan, sindir-menyindir yang

menunjukkan perasaan bangga atas kemenangan tim yang didukungnya. Hal

ini memicu kerusuhan. Salah satu kerusuhan besar terjadi di Jakarta tepatnya di

GOR Otista pada 14 Mei 2015. Bentrokan hebat suporter Juventus dan Real

Madrid ditengarai karena aksi provokatif satu sama lain. Hal ini benar benar

membuat malu wajah Indonesia, dimana mysupersoccer memberikan headline

menarik Clash In Jakarta. Web malesbanget.com juga menulis kejadian

tersebut dengan headline “Yang Main Madrid-Juve, yang Rusuh Malah yang

Nobar di Cawang”. Beberapa video yang diunggah di youtube tentang nober


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini semakin menunjukkan kacaunya acara nobar tersebut. (Eros ; 2015 ; Yang

main madrid juve yang rusuh malah yang nobar di cawan ;

http://malesbanget.com/2015/05/yang-main-madrid-juve-yang-terjadi-rusuh

malah -yang-sedang - nobar-di-cawang/ ; Diakses 20 Desember 2010).

Kericuhan juga terjadi di Gorontalo, menurut Steven Polapa yang

dikutip dalam blognya menjelaskan kronologi kerusuhan nonton bareng Inter

vs Juventus pada 31 Maret 2013. Nobar yang terjadi di kafe Immigrant ini,

begitu cepat terjadi sehingga kemungkinan terjadinya berbagai hal, terutama

masalah provokasi yang merembet ke tindakan anarkis. (Polapa ; 2013 ;

Kronologis insiden fans inter juventus di gorontalo ;

https://stevenpolapa7.wordpress.com/2013/03/31/kronologis-insiden-fans-

inter-juventus-di-gorontalo/ ; diakses 20 Desember 2010).

Ridwan Kamil juga melakukan larangan sementara nobar di Taman

Film pada 2015, hal ini dilansir vivanews dikarenakan seringnya terjadi

perusakan fasilitas publik di taman itu. Hal ini sangat disayangkan banyak

pihak karena kafe ini mencakup kepentingan banyak orang untuk menyasikan

film. (Ilham ; 2015 ; Ridwan Kamil sementara melarang kegiatan acara

nonton bareng pertandingan sepakbola di taman film ;

http://news.viva.co.id/nusantara/bandung/ridwan-kamil-sementara melarang-

kegiatan-nonton-bareng-sepakbola-di-taman-film ; diakses 20 Desember 2015)

Tindakan kericuhan yang dilakukan para suporter biasanya berawal dari

kekecewaan atau rasa frustasi karena kesebelasan yang didukungnya kalah dan

keputusan wasit dianggap tidak tepat. Para suporter sering melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

agresivitas dengan mengatasnamakan kesetiakawanan dan membela tim yang

didukungnya. Selain itu, olok-olokan dan saling mengejek juga memicu

tindakan kericuhan yang mengarah pada agresivitas.

Agresivitas merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan

individu yang ditampakkan dalam pengrusakan terhadap orang atau benda

dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata (verbal) dan

perilaku non verbal (Scheneiders, 1955).

Ekkers (dalam Gunarsa, 1989) dalam penelitiannya mengatakan olah

raga sering menaikkan tingkat aktivasi melalui aneka ragam emosi dan tanda-

tanda agresivitas, sehingga memungkinkan timbulnya agresivitas pada atlet

maupun penonton. Atlet dan penonton dalam pertandingan melakukan tingkah

laku agresif tanpa perasaan bersalah, bahkan agresivitas dibenarkan dalam

usaha mencapai kemenangan dan tujuannya. Dengan demikian terjadinya

perubahan dalam penilaian mereka, yakni agresivitas tidak lagi menimbulkan

perasaan bersalah, tidak dihukum, tidak dianggap sebagai pelanggaran

melainkan dibenarkan.

Dorongan suporter melakukan beberapa tindakan agresi juga dijelaskan

bahwa manusia lahir dengan memiliki insting (instinct). Menurut Freud (dalam

Sarwono, 1988), manusia memerlukan instinct untuk hidup yang disebut Eros

dan juga insting untuk mati yang disebut Thanatos. Thanatos inilah yang

mendorong tindakan-tindakan agresi, karena energi agresif harus disalurkan.

Tindakan agresi tersebut terjadi dalam pengekspresian dari sesuatu yang

didapatkan misalnya hasil pertandingan yang tidak sesuai dengan harapan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Buss (1961) membagi agresi menjadi 3 dimensi yaitu dimensi

agresivitas langsung-tidak langsung, agresivitas aktif-pasif, dan agresivitas

fisik-verbal. Selanjutnya ketiganya berkaitan dan Buss mengkombinasikannya

menjadi 8 bentuk agresivitas yaitu agresi fisik aktif-langsung, agresi fisik pasif-

langsung, agresi fisik aktif-tidak langsung, agresi fisik pasif-tidak langsung,

agresi verbal aktif-langsung, agresi verbal pasif-langsung, agresi verbal pasif-

langsung dan agresi verbal pasif-tidak langsung).

Hasil pertandingan sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu menang, seri

dan kalah. Ketidaksesuaian ini berujung frustrasi yang merupakan hal paling

besar kemungkinannya menjadi penyebab timbulnya agresivitas .

Dari fakta di lapangan tentang agresi yang muncul, peneliti mengaitkan

intensi agresivitas yang muncul saat menyaksikan pertandingan sepakbola pada

saat nonton bareng. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui

seberapa tinggi intensi agresivitas yang muncul pada saat nonton bareng.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang sudah dideskripsikan di latar belakang dapat dirumuskan

kembali dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut:

Seberapa tinggi intensi agresivitas suporter sepakbola yang muncul

berdasarkan hasil akhir pertandingan pada saat nonton bareng?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

Untuk mengetahui seberapa tinggi intensi agresivitas suporter sepakbola

berdasarkan hasil akhir pertandingan pada saat nonton bareng.

D. Keterbatasan dan Jangkauan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dengan melihat intensi agresivitas

suporter pada saat nonton bareng dengan mengacu hasil akhir pertandingan.

Tidak membahas faktor faktor diluar itu dan juga tidak membandingkan secara

langsung antar hasil pertandingan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu manfaat praktis

dan manfaat teoritis.

1. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk

agresivitas suporter yang terjadi saat nonton bareng sepakbola.

b. Hasil penelitian dapat menjadi acuan dengan data tentang bagaimana

proses terjadinya kerusuhan pada saat nonton bareng.

2. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi dan bahan kajian bagi

penelitian selanjutnya tentang agresivitas suporter sepakbola saat nonton

bareng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Agresivitas

1. Definisi Agresi

Menurut Berkowitz (1969), agresivitas adalah suatu agresi dengan

bentuk emosi dan hal itu mengarah ke suatu tindakan agresif. Hal ini

disetujui oleh Aronson (1972) yang menambahkan bahwa entuk agresi ini

berupa tingkah laku yang memiliki suatu tujuan melukai orang lain dengan

tujuan atau tanpa tanpa tujuan tertentu.

Menurut Sarason (dalam Dayakisni 2009) agresi diartikan sebagai

suatu serangan yang dilakukan suatu organisme terhadap organisme lain,

suatu obyek lain atau bahkan bisa juga ke diri sendiri. Hal ini menjadi

kompleks karena manusia memilik perasaan dalam berbagai kondisi

Agresi juga didefinisikan oleh Baron (dalam Koeswara, 1988)

sebagai sebuah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai individu

lain. Dapat penulis simpulkan bahwa agresivitas adalah sikap individu yang

bertujuan untuk menyerang atau melukai orang lain yang tidak memiliki

keinginan yang sama dengannya dan bahkan menentangnya.

Agresivitas merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap suatu

kegagalan individu yang ditampakkan dalam bentuk pengerusakan terhadap

orang atau suatu benda dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan kata-kata (verbal) dan juga non verbal (Scheneiders, 1995). Hal

tersebut dapat membawa dampak buruk baik dalam kehidupan pelaku

agresivitas maupun korban.

Secara garis besar, peneliti menyimpulkan bahwa agresivitas adalah

suatu bentuk tingkah laku yang dilakukan sesorang kepada orang lain atau

obyek, dengan memiliki unsur kekerasan dengan tujuan mencelakakan,

bentuknya dapat berupa verbal maupun fisik.

2. Penyebab Agresivitas

Koeswara (1988) dalam bukunya agresi manusia, menjelaskan

bahwa berangkat dari konsep motivasi tentang munculnya sebuah agresi

bukanlah bersifat kebetulan atau otomatis, melainkan berdasar pada

kadaan atau kondisi tertentu yang saling berkesinambungan, secara garis

besar dibedakan menjadi

1) Frustrasi, penelitian eksperimen Kulik dan Brown (dalam Koeswara

1988) mengunakan frustasi yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya

pengharapan. Ketidakterpenuhinya pengharapan ini yang memicu

timbulnya agresi.

2) Stress, merupakan proses pada kondisi internal atau eksternal yang

menuntuk penyesuaian atas organisme. Ini ditunjukkan Eagle (dalam

Koeswara 1988) pada penelitian tentang kondisi internal atau

eksternal.

3) Deindividuasi, Man, Newton dan Innes (dalam Koeswara 1988)

mennjelaskan bahwa deindividuasi ini memiliki efek memperbesar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

kemungkinan terjadinya agresi karena mengurangi peranan aspek

dalam individu seperti identitas diri juga identitas diri korban, selain

itu keterlibatan emosional juga mempengaruhi hal tersebut.

4) Kekuasaan dan kepatuhan, Gerth dan Smith (dalam Koeswara 1988)

menjelaskan bahwa kekuasaan menjadi suatu sarana untuk

mewujudkan keinginan suatu kelompok dalam merealisasikan

keinginannya, hal ini berlangsung sekalipun harus berhadapan dengan

sekelompok orang lainnya.

5) Efek senjata , senjata memiliki peran tidak hanya fungsinya dalam

pelaksanaan agresi, tapi kehadiran senjata dapat mengaktifkan

pelaksanaan agresi Berkowitz dan LePage (dalam Koeswara 1988)

6) Provokasi, provokasi menurut Geen (dalam Koeswara 1988) adalah

hal yang sifatnya menyerang harga diri seseorang yang dipelihara

keutuhannya dalam jangka lama, ini juga dibuktikan di penelitian

Geen dimana kelompok yang menerima provokasi melakukan tingkat

agresi yang lebih tinggi.

7) Alkohol dan obat terlarang, penelitian Taylor dan Schmut (dalam

Koeswara 1988) memberikan hasil subjek yang menerima alkohol

dalam takaran tinggi menunjukkan taraf agresivitas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan yang tidak menerima alkohol.

8) Suhu udara, sekalipun jarang diperhatikan, penelitian Carlsmith dan

Anderson (dalam Koeswara 1988) menyimpulkan bahwa musim

panas terjadi lebih banyak agresivitas karena hari hari pada musim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pasnas lebih panjang, hal ini yang memberikan adanya keleluasaan

bagi individu.

Pendapat tentang agresivitas lainnya dikemukakan oleh Zainudin

Mu’tadin (dalam Supriyo 2008), faktor-faktor yang menyebabkan

agresivitas pada diri seseorang antara lain:

a. Amarah adalah emosi yang memiliki indikasi aktifitas sistem syaraf

parasimpatik yang tinggi dan dengan adanya perasaan tidak suka yang

sangat kuat, hal ini biasanya disebabkan adanya suatu kesalahan.

b. Kekecewaan, dapat berupa sakit fisik, penghinaan, atau ancaman. Hal ini

sering memancing amarah dan akhirnya memunculkan agresi

c. Ejekan dan ancaman merupakan pancingan yang jitu terhadap amarah

yang akan mengarah pada agresi. Ejekan ini semakin lama semakin seru

ketika bersama dengan orang lain, ini dapat memanaskan situasi. Pada

akhirnya salah satu tidak dapat menahan amarahnya dan mulai

melakukan agresi.

d. Gen berpengaruh pada pembentukan suatu sistem neural otak yang dapat

mengatur agresivitas.

e. Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi dapat memperkuat atau

menghambat sirkuit neural yang mengendalikan agresi.

f. Kimia darah (khususnya hormon seks yang beberapa ditentukan faktor

keturunan) juga dapat mempengaruhi suatu agresivitas.

g. Kesenjangan generasi, yaitu adanya perbedaan pemisah antara generasi

anak dengan generasi orang tuanya. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

hubungan komunikasi yang semakin minimal dan adanya hambatan.

Kegagalan komunikasi ini menyebabkan munculnya agresivitas.

h. Lingkungan, seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan

kemiskinan, agresivitas mereka secara alami dapat meningkat. Hal ini

dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di kota besar. Misalnya di

perempatan jalan raya, dalam antrian lampu merah biasanya didatangi

pengamen cilik yang jumlahnya lebih dari satu orang. Bila anak tersebut

tidak diberi uang, anak tersebut akan memaksa dengan mengetuk kaca

dengan kata kata yang kasar.

Media televisi juga dianggap berdampak pada perkembangan

agresivitas. Menurut Berkowitz (1993), tayangan kekerasan di televisi dapat

meningkatkan agresivitas individu. Bandura (dalam Koeswara, 1988) juga

mengemukakan agresivitas individu dapat meningkat akibat meniru adegan

yang muncul di layar televisi. Namun penelitian yang dilakukan oleh

Praditya dkk. (1999) menunjukkan hal yang sebaliknya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tayangan kekerasan di televisi justru menurunkan

agresivitas. Penelitian Praditya dkk. (1999) menyimpulkan bahwa tayangan

kekerasan di televisi menurunkan agresivitas akibat pengaruh desentisisasi.

Namun perbedaan disini juga disebabkan bahwa jenis subjek dalam

penelitian Praditya dkk. (1999) berbeda. Penelitian Praditya dkk. (1999)

menggunakan subjek dari kalangan militer, sedangkan penelitian Bandura

dan juga beberapa penelitian lain menggunakan subjek dari kalangan sipil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dan umum. Hal ini kemungkinan karena para subjek yaitu subjek yang

berprofesi sebagai prajurit tempur sudah terbiasa dengan kekerasan.

Tingkat fanatisme seseorang terhadap agresivitas juga sangat

berpengaruh, jurnal Putri (2014) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

fanatisme seseorang terhadap suatu klub tertentu, ternyata berbanding lurus

dengan agresivitas yang dimunculkan pada saat nonton bareng. Hal ini juga

diungkapkan dengan penelitian Hapsari dan Wibowo (2015) yang

mengatakan tingkat fanatisme berbanding lurus dengan agresivitas.

Kematangan mental juga dapat mempengaruhi tingkat seseorang

melakukan agresivitas. Guswani dan Kawuryan (2011) mengungkapkan

hasil penelitiannya bahwa, semakin tinggi kematangan mental seseorang,

semakin rendah agresivitas yang dilakukan, hal ini juga berlaku sebaliknya.

Kohesivitas tim juga mempengaruhi hal tersebut, penelitian Safitri

dan Andrianto (2015) mengungkapkan hal tersebut. Kohesivitas tim yang

berarti tingkat kerekatan seseorang dengan yang lainnya di dalam suatu

kelompok, akan berbanding lurus dengan agresivitas yang dihasilkan.

Semakin tinggi kohesivitas tim, semakin tinggi agresivitas yang dihasilkan.

Penelitian Wicaksono (2013) juga menjelaskan kegiatan kegiatan seperti

nonton bareng, futsal bareng, gathering, menyanyikan chant bersama dapat

meningkatkan tingkat kohesivitas tim.

3. Bentuk Agresivitas

Buss (1961), membagi bentuk agresivitas menjadi 3 yaitu

1. Agresi fisik-verbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Agresivitas fisik ditunjukkan dengan bentuk tindakan fisik nyata,

seperti memukul atau menendang, sedangkan agresi verbal

ditunjukkan dengan kata kata dengan tujuan menjatuhkan mental

korban, sehingga dapat berdampak hilangnya harga diri.

2. Agresi aktif-pasif

Agresivitas aktif ditunjukkan dengan tindakan nyata untuk

mencelakakan orang lain, sedangkan agresi pasif dilakukan tanpa

tindakan dalam mencelakakan orang lain.

3. Agresi langsung-tidak langsung

Agresivitas langsung ditunjukkan langsung ke arah korban,

sedangkan agresi tidak langsung menggunakan perantara dalam

mencelakakan korban.

Ketiga hal itu selanjutnya diklasifikasikan membentuk 8 bentuk

agresivitas, yaitu:

a. Agresi fisik aktif langsung : agresivitas yang ditujukan untuk

membahayakan orang lain secara aktif dan agresornya mudah dikenali

oleh korban, misalnya menusuk, menembak, memukul, menampar dan

menendang.

b. Agresi fisik aktif tidak langsung : agresivitas yang ditujukan untuk

membahayakan orang lain secara aktif dan agresornya tidak mudah

dikenali oleh korban misalnya membuat jebakan untuk mencelakai

seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

c. Agresi fisik pasif langsung : agresivitas yang ditujukan untuk

membahayakan orang lain secara pasif dan agresornya mudah dikenali

oleh korban misalnya seperti dengan sengaja menghalangi jalan orang

lain.

d. Agresi fisik pasif tidak langsung : agresivitas yang ditujukan untuk

membahayakan orang lain secara pasif dan agresornya tidak mudah

dikenali oleh korban misalnya menolak aturan yang ada.

e. Agresi verbal aktif langsung : agresivitas yang berupa kata-kata secara

aktif dan agresornya mudah dikenali oleh korbannya, misalnya memaki

atau mengumpat kepada orang lain.

f. Agresi verbal aktif tidak langsung : agresivitas berupa kata-kata secara

aktif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korbannya, misalnya

menyebar gosip buruk tentang orang lain.

g. Agresi verbal pasif langsung : agresivitas berupa kata-kata secara pasif

dan agresornya mudah dikenali oleh korbannya, misalnya menolak

berbicara kepada orang lain.

h. Agresi verbal pasif tidak langsung : agresivitas berupa kata-kata secara

pasif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korbannya, misalnya

tidak setuju dengan pendapat orang lain tapi tidak mengungkapkan

didepan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Tabel 1. Tabel Pembagian agresivitas menurut Buss

Bentuk Agresi Langsung Agresi Tak Langsung

Aktif Pasif Aktif Pasif

Fisik menusuk, menghalangi membuat menolak

menembak, jalan orang jebakan untuk perintah orang

memukul, lain mencelakai lain

menampar seseorang.

Verbal memaki atau menolak menyebar tidak setuju

mengumpat berbicara gosip tentang dengan

orang lain atau orang lain pendapat orang

menjawab lain tapi tidak

pertanyaan mau

orang lain menyampaikan

pendapat

Bentuk agresivitas dibagi menjadi empat kelompok Medinus dan

Johnson (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2009), yaitu:

a. Menyerang fisik, hal yang termasuk aspek ini adalah memukul,

mendorong, meludahi, dan menendang.

b. Menyerang suatu objek, yang dimaksudkan di aspek ini adalah

menyerang benda mati.

c. Secara verbal atau simbolis, yang termasuk di dalam aspek ini adalah

mengancam secara verbal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

d. Pelanggaran terhadap hak milik orang lain.

Bentuk agresivitas juga dikemukakan oleh Supriyo (2008) Bentuk

atau ekspresi agresi dapat berupa fisik maupun verbal. Agresi yang

berbentuk fisik seperti memukul, menendang, melempar, merusak serta

bentuk-bentuk lain yang dapat mengakibatkan sakit pada objek. Sedangkan

bentuk agresi yang bersifat verbal seperti mencaci-maki, berteriak-teriak,

mengeluarkan kata-kata yang kasar/kotor dan bentuk-bentuk lain yang

sifatnya verbal.

Sementara itu, Delut (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2009) juga

berpendapat tentang bentuk-bentuk agresivitas secara umum yaitu:

a. Menyerang secara fisik

b. Menyerang dengan kata-kata

c. Mencela orang lain

d. Menyerbu daerah lain

e. Main perintah

f. Melanggar milik orang lain

g. Tidak mentaati perintah

h. Membuat permintaan yang tidak pantas dan tidak perlu

i. Bersorak-sorak, berteriak-teriak, atau berbicara keras pada saat yang

tidak pantas

j. Menyerang tingkah laku yang dibenci

Deaux mengatakan bahwa ada dua macam agresi, yaitu agresi fisik

dan agresi verbal. Agresi fisik adalah agresi yang dilakukan untuk melukai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

orang lain, secara fisik. Agresi verbal adalah agresi yang dilakukan untuk

melukai orang lain secara verbal. (Putri, 2013).

4. Tipe-Tipe Agresi

Agresivitas memang tidak bisa lepas dari agresi. Agresi merupakan

suatu bentuk tindakan, agresif mengarah pada sikap atau kecenderungan

individu sedangkan agresivitas merupakan suatu sikap atau perilaku.

Menurut Moyer (1971), agresi dibagi secara rinci kedalam tujuh tipe yaitu:

a. Agresi predatori : agresi yang muncul oleh kehadiran objek mangsa.

Agresi predatori ini biasanya terdapat pada organisme atau species hewan

yang menjadikan hewan dari species lain sebagai mangsanya. Ini terkait

dalam suatu rantai makanan.

b. Agresi antarjantan : agresi yang secara tipikal muncul oleh kehadiran

sesama jantan dalam suatu species.

c. Agresi ketakutan : agresi yang muncul karena adanya posisi takut akan

suatu hal tertentu.

d. Agresi tersinggung : agresi yang muncul oleh perasaan tersinggung atau

kemarahan. Agresi ini memiliki respons menyerang yang luas tanpa

memilih sasaran.

e. Agresi pertahanan : agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka

mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancamani. Agresi pertahanan

ini disebut juga agresi teritorial.

f. Agresi maternal : agresi yang spesifik seorang ibu yang dilakukan dalam

upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

g. Agresi instrumental : agresi yang dipelajari, diperkuat (reinforced), dan

dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Agresi merupakan kualitas bawaan dalam sifat manusia, tidak

terkecuali seorang suporter sepakbola sendiri. Suporter sepakbola memiliki

kecintaan terhadap klub favoritnya, dapat berperilaku apapun untuk

mendukung klub favoritnya tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti

memandang bahwa hasil pertandingan pada saat nonton bareng sangat

berpengaruh terhadap munculnya agresivitas suporter sepakbola itu sendiri

sekalipun itu hanya di layar, bukan di stadion.

B. Suporter Sepakbola

Suporter adalah orang yang memberikan dukungan atau sokongan dalam

satu pertandingan, demikian KBBI mendefinisikannya. Pengertian ini tidak

merujuk pada pertandingan yang spesifik, namun keberadaan suporter pada

kenyataannya begitu lekat dengan pertandingan olahraga. Pendapat Blumer

(dalam Putri 2014) tentang suporter adalah sekumpulan orang orang yang

tempramennya dapat bangkit dari insiden insiden pertandingan di lapangan, hal

ini yang akan membuat suporter meledakkan emosi dan dapat menjadi tindakan

agresi.

Wann menyebut suporter yang menyaksikan pertandingan olahraga

sebagai pribadi yang aktif secara fisik, politik dan sosial. Oleh karena itu

keberadaan suporter bukan hanya soal dukungan. Suporter membuat

pertandingan menjadi lebih berkesan dan dinamis. Bahkan tak jarang

keberadaan suporter justru lebih menonjol dan menarik perhatian ketimbang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

pertandingannya sendiri. Sepak bola sebagai olahraga paling populer, telah

menarik begitu banyak orang untuk menjadi suporternya dengan fanatisme

yang sangat kental. Fanatisme ini yang kemudian mendorong suporter sepak

bola untuk mengorganisir dirinya serta melakukan berbagai aksi. (Kukuh 2013)

C. Gambaran Agresivitas Suporter

Gambaran agresivitas suporter dapat dilihat dari beberapa penelitian

mengenai agresivitas suporter baik di stadion lapangan maupun saat nonton

bareng. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) tentang fanatisme suporter

dimana dalam nonton bareng, seorang suporter akan menunjuan eksistensinya

sebagai seorang suporter, hal ini ditunjukkan dengan membuat kaos, spanduk,

koreo, lagu dan gerakan gerakan untuk mendukung tim favoritnya. Hal seperti

inilah yang kadang terdapat unsur provokatif didalamnya seperti menanyikan

lagu yang mengejek suporter lawan, gerakan yang merendahkan suporter

lawan, akan menjadi awal mula munculnya kerusuhan pada saat nonton bareng.

Beberapa kejadian kerusuhan suporter yang terjadi di Indonesia pada

saat nonton bareng ini seringkali melibatkan suporter klub besar dunia, seperti

kasus kerusuhan pada pertandandingan Real Madrid vs Juventus 2015 lalu, hal

ini dikarenakan suporter klub yang besar sering melakukan berbagai kegiatan

bersama seperti mengadakan nonton bareng, futsal bareng, gathering, dll, dan

hal ini mengingkatkan kohesivitas tim. Dimana penelitian Safitri dan Andrianto

(2015) memaparkan semakin tinggi kohesivitas tim, semakin tinggi pula

agresivitas yang muncul.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Penelitian Siregar (dalam Putri 2014) mengungkapkan bahwa

munculnya kerusuhan diawali oleh hal hal ini :

1. Keputusan wasit yang tidak adil

2. Adanya pelanggaran keras

3. Kekalahan tim yang didukung

4. Petugas keamanan yang melakukan keputusan menenangkan

kerusuhan tapi dengan cara yang tidak tepat.

5. Adanya provokasi dan ejekan dari kedua belah pihak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut

Azwar (2008) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

menggambarkan secara sistematik, akurat, dan karakteristik mengenai populasi

atau bidang tertentu. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif

sehingga tidak bermaksud untuk mencari penjelasan, menguji hipotesis,

membuat prediksi atau pun mencari implikasi. Penelitian ini memiliki tujuan

utama mengetahui intensitas agresivitas suporter sepakbola yang muncul pada

saat nonton bareng.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel : agresivitas

C. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian harus dirumuskan dalam definisi operasional

supaya tidak ambigu. Definisi operasional adalah definisi suatu variabel yang

dirumuskan sesuai karakteristik variabel (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini,

variabel-variabel yang digunakan diartikan sebagai berikut:

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Agresivitas

Agresivitas adalah suatu bentuk tingkah laku yang dilakukan sesorang

kepada orang lain atau obyek, dengan memiliki unsur kekerasan dengan tujuan

mencelakakan, bentuknya dapat berupa verbal maupun fisik. Agresivitas ini

diungkap dengan skala intensi agresivitas. Skala tersebut mengacu pada 3

klasifikasi agresif yaitu Agresi fisik-verbal, Agresi aktif-pasif, Agresi

langsung-tidak langsung. Selanjutnya ketiga hal itu diklasifikasikan

membentuk 8 bentuk agresivitas, yaitu:

a. Agresi fisik aktif langsung

b. Agresi fisik aktif tidak langsung

c. Agresi fisik pasif langsung

d. Agresi fisik pasif tidak langsung

e. Agresi verbal aktif langsung

f. Agresi verbal aktif tidak langsung

g. Agresi verbal pasif langsung

h. Agresi verbal pasif tidak langsung

Skor yang tinggi menunjukkan bahwa subjek memiliki intensitas

agresivitas yang tinggi, sebaliknya skor rendah menunjukkan bahwa subjek

memiliki intensitas agresivitas yang rendah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

D. Subjek Penelitian

Penentuan subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

sampling purposive yaitu pengambilan subjek dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan yang diambil berdasarkan karakteristik subjek dalam penelitian

ini yaitu:

1. Subjek merupakan suporter resmi salah satu klub sepakabola Romanisti

Indonesia dan Laziale Indonesia, ditunjukkan dengan kepemilikan member

card supporter resmi yang diterbitkan oleh organisasi.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menghubungi organisasi fans klub sepakbola Romanisti dan Laziale untuk

meminta ijin penelitian.

2. Menjadwalkan pengambilan data.

3. Memberikan angket penelitian.

4. Melakukan penilaian terhadap jawaban dari subjek penelitian.

5. Mengolah data dengan menggunakan program Excell.

6. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data penelitian.

F. Metode Pengumpulan Data

Skala yang digunakan pada penelitian ini berdasar pada teori Buss (1961)

yang membagi 8 bentuk agresivitas menjadi agresi fisik aktif langsung, agresi

fisik aktif tidak langsung, agresi fisik pasif langsung, agresi fisik pasif tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

langsung, agresi verbal aktif langsung, agresi verbal aktif tidak langsung,

agresi verbal pasif langsung, agresi verbal pasif tidak langsung

Tabel 2. Blueprint skala agresivitas

Skor
Bentuk agresivitas Total item Bobot (%)
Favourable Unfavourable
Agresi verbal pasif
3, 22, 35 13, 25, 46 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal pasif
10, 29, 41 7, 18, 34 6 12,5
langsung
Agresi verbal aktif
5, 19, 39 12, 26, 42 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal aktif
14, 30, 33 1, 23, 44 6 12,5
langsung
Agresi fisik pasif
6, 17, 36 9, 31, 47 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik pasif
15, 27, 45 2, 24, 37 6 12,5
langsung
Agresi fisik aktif
8, 20, 40 11, 32, 48 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik aktif
16, 43, 38 4, 21, 28 6 12,5
langsung
Total 24 24 48 100

G. Validitas, Reliabiltas dan Seleksi Item

Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya

(Azwar, 1997). Validitas sendiri adalah kualitas esensial dimana

menunjukkan kualitas tes dapat secara tepat mengukur atribut psikologis

yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Jenis validitas yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut (Periantalo, 2015)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Validitas isi menunjukkan kemampuan item untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas didapatkan dengan proses menurunkan

konstrak ke dimensi, indikator perilaku sampai ke item. Dalam proses

penurunan menjadi item tersebut digunakan pengujian validitas dengan

metode dari Lawshe (1975) yaitu Content Validity Ratio (CVR) dimana

sejumlah ahli diminta untuk memeriksa setiap item pada instrumen

pengukuran sebelum item digunakan utuk tryout dan pengambilan data

sesungguhnya (Widhiarso, 2010). Pengkuran Validitas menggnakan CVR

ini juga yang menjadi dasar perhitungan seleksi item.

Seleksi item

Penelitian ini menggunakan CVR untuk melakukan standarisasi

item sebelum item ini dibagikan ke subjek. Pada penelitian ini,

dikarenakan konstraknya orthogonal, dimana aspek agresivitas yang

muncul pada kondisi, kalah, menang dan seri tidak saling tinggi rendah,

seperti konstrak linier dan bipolar, maka menggunakan skala model

pertanyaan dengan pilihan jawaban (Periantalo, 2015). Model penskalaan

ini akan mengungkap munculnya agresivitas pada masing masing kondisi.

Skala model pertanyaan dengan pilihan jawaban ini dapat memberikan

suatu hasil deskriptif agresivitas yang muncul pada masing masing

kondisi.

Penilaian item pertama kali dilakukan dengan cara meminta panelis

yang merupakan profesional judgement di bidang psikologi dan

spesifiknya di bidang agresivitas. Pada penilitian ini meminta 12 panelis,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

yang terdiri dari 8 dosen psikologi dan 4 mahasiswa s2 yang mengambil

fokus studi s2 di bidang psikologi sosial. Panelis ini diberikan blueprint

item termasuk dengan definisi operasional setiap item dan indikator,

sehingga proses penurunan teori dari Buss tentang agresivitas menjadi

item menjadi lebih jelas. Penilaian per item pada CVR ini mulai dari 1, 0

dan – 1. Penilaian 1, 0 dan -1 berdasarkan panelis merating item di kolom,

esensial (1), esensial tapi tidak penting (0) dan tidak penting (-1). Total

penilaian ini yang akan menjadi dasar tingkat validasi tiap item. Item yang

tidak memenuhi syarat pada perhitungan CVR akan direvisi kemudian

diujikan lagi dengan proses yang sama ke 12 panelis tersebut. Hingga item

tersebut sudah benar benar menggambarkan.

Perhitungan CVR adalah sebagai berikut

CVR = (ne – N/2) / (N/2)

ne adalah jumlah anggota panelis yang menjawab “penting”

N adala h jumlah total panelis.

Selanjutnya adalah menentukan Minimum Values of CVR, dimana

hal ini apakah item sudah benar benar dapat mengukur yang diinginkan

atau belum. Karena penelitian ini menggunakan panelis 12 menurut

Lawshe, standar yang digunakan untuk Minimum Values of CVR adalah

0.56, angka ini didapat dari perhitungan diatas.

Penelitian ini membutuhkan 3 kali revisi item, dikarenakan pada

proses 1 dan 2 masih terdapat item yang belum mencapai Minimum Value

of CVR. Setelah dilakukan 3 kali, semua item telah lolos standar itu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dapat diujikan sebagai item yang valid kepada subyek. Data perhitungan

adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis Minimum Value of CVR 1

Pada uji item pertama menggunakan CVR dengan 12 panelis,

terdapat 13 item yang tidak lolos minimum value CVR. Item yang tidak

lolos adalah item 3, 4, 6, 7, 14, 16, 17, 21, 25, 29, 35, 38 dan 47

dikarenakan nilai CVR nya dibawah 0,56. Item yang tidak lolos itu

direvisi dan diuji ulang.

2. Hasil analisis Minimum Value of CVR 2

Pada uji item kedua menggunakan CVR dengan 12 panelis,

terdapat 9 item yang tidak lolos minimum value CVR. Item yan tidak lolos

adalah item 6, 14, 17, 21, 25, 35, 38 dan 47 dikarenakan nilai CVR nya

dibawah 0,56, akan tetapi, sekalipun tidak lolos, nilai CVR item tesebut

meningkat dibandingan saat uji pertama. Item ini direvisi kembali dan

diujikan ulang.

3. Hasil analisis Minimum Value of CVR 3

Pada uji item ketiga menggunakan CVR dengan 12 panelis, semua

item telah memiliki nilai CVR diatas 0,56, dengan hal ini semua item di

penelitian ini telah lolos uji CVR dan telah siap digunakan untuk

pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan seberapa besar hasil konsistensi

pengukuran dengan alat yang dibuat dapat dipercaya. Hal ini diperoleh

dengan konsistensi skor yang diperoleh dari total subyek, diukur dengan alat

yang sama, bisa juga dilakukan diukur dengan alat yang sama pada kondisi

yang berbeda (Sumadi Suryabrata, 2005). Hal yang mendasar dari

reliabilitas ini adalah konsistensi hasil pengukuran setelah diukur

berulangkali terhadap suatu kelompok (Supratiknya,2014).

Pada penelitian ini dikarenakan data nya adalah nominal, maka

pengujian reliabilitasnya menggunakan kualitatif reliabilitas yaitu pengujian

dependabilitas. Pengujian dependabilitas untuk menguji konsistensi hasil

ketika dilakukan pada peneliti berbeda dengan kondisi berbeda, tetapi

dengan metodologi dan skala yang sama Strubert & Carpenter (dalam

Afiyanti 2008). Hal ini untuk representasi hasil apakah item yang digunakan

sudah tepat atau belum. Pada penerapannya digunakan uji konsistensi Kappa

Cohen dimana koefisien Kappa akan mengukur kesepakatan dari 2 ahli

terhadap karaktersitik penelitian.

Rumus Kapaa Cohen adalah

{K = \ frac {p_0 - p_e} {1-p_e} =


1 - \ frac {1-p_o} {1-p_e}}
 {P_0} $ = kesepakatan yang diamati relatif antara penilai.
 {P_e} $ = probabilitas hipotesis perjanjian kesempatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Dengan nilai dari koefisien Cohen’s Kappa dapat di interpretasikan


(Altman, 1991):
Tabel 3. Tabel Koefisien Cohen’s Kappa
Nilai K Keeratan Kesepakatan
< 0.20 Rendah
0.21 – 0.40 Lumayan
0.41 – 0.60 Cukup
0.61 – 0.80 Kuat
0.81 – 1.00 Sangat Kuat

Dan tabel silang hasil rating dari 2 ahli adalah sebagai berikut

Tabel 4. Tabel Hasil Rating 2 ahli

Penguji 2 Sesuai Belum Sesuai

Penguji 1

Sesuai 34 4

Belum Sesuai 3 7

Perhitungan Konsistensi Kappa Cohen

{K = \ frac {p_0 - p_e} {1-p_e} = \ frac {0,85-0,64} {1-0,64} =

0,58}

Hasil Nilai K 0.58 masuk ke dalam kategori cukup, dan dengan hal

ini skala sudah layak digunakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini dikarenakan penelitian

deskripif dan datanya nominal, maka menggunakan excell untuk melihat

persenstase tiap tiap aspek dimana nanti tiap aspek bisa diabandingkan satu

samalain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dasar 8 agresivitas menurut Buss

sebagai dasar indikator agresivitas. Hal ini diaplikasikan dalam bentuk

skala dengan melihat agresivitas pada masing masing kondisi hasil

pertandingan. Skala diberikan kepada suporter sepakbola Romanisti

Yogyakarta dan Laziale Yogyakarta yang memiliki member card fansclub.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek partisipan pada penelitian ini adalah fans club sepakbola

eropa yang memiliki kartu keanggotaan fans club. Hal ini supaya

standarisasi suporter dapat jelas dan sama. Subyek penelitian ini adalah

171 dengan sebaran 136 laki laki dan 35 perempuan.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi agresivitas berdasarkan 8 aspek adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Tabel Deskripsi hasil penelitian

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Indikator Agresivitas Agresivitas Agresivitas

muncul saat muncul saat muncul saat

kalah seri menang

Agresi verbal pasif 198 141 174

tidak langsung 38,6% 27,5% 33,9%

Agresi verbal pasif 204 165 144

langsung 39,7% 32,2% 28,1%

Agresi verbal aktif 213 120 180

tidak langsung 41,5% 23,4% 35,1%

Agresi verbal aktif 273 150 90

langsung 53,2% 29,2% 17,6%

Agresi fisik pasif 234 135 144

tidak langsung 45,6% 26,3% 28,1%

Agresi fisik pasif 252 96 165

langsung 49,1% 18,7% 32,2%

Agresi fisik aktif 312 111 90

tidak langsung 60,8% 21,6% 17,6%

Agresi fisik aktif 285 93 135

langsung 55.6% 18,1% 26,3


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

60
50
40
30
20
10
0
Menang verbal pasifverbal pasifverbal aktifverbal aktif
Seri tidak langsung tidak langsung
Kalah langsung langsung

70
60
50
40
30
20
10
0
Menang fisik pasif fisik pasif fisik aktif fisik aktif
Seri tidak langsung tidak langsung
Kalah langsung langsung

Setelah pembagian berdasarkan aspek agresivitas, selanjutnya

pemetaan agresivitas secara total berdasarkan kondisi hasil pertandingan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Tabel 6. Tabel Hasil Penelitian Berdasarkan Total

Hasil pertandingan Hasil pertandingan Hasil

sepakbola kalah sepakbola seri pertandingan

sepakbola menang

Agresivitas 1.971 1.011 1.122

48.1% 24,7% 27,2%

50

40

30 Menang
Seri
20
Kalah
10

0
Skor Total Skor Total Skor Total

Penelitian ini pada bagian per aspek memiliki nilai tertinggi 60,8% dan

nilai terendah 17,6%. Median penelitian ini adalah 30,7%. Selanjutnya hasil

keseluruhan dibagi menjadi 3 kategori, rendah, sedang, tinggi. Tabelnya sebagai

berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Tabel 7. Kategori Hasil Penelitian

Rendah Sedang Tinggi

Persentase 26,30% 35,10% 60,80%


26,30% 33,90% 55,60%
23,40% 32,20% 53,20%
21,60% 32,20% 49,10%
18,70% 29,20% 45,60%
18,10% 28,10% 41,50%
17,60% 28,10% 39,70%
17,60% 27,50% 38,60%

C. Pembahasan

Dari data deskripsi diatas, secara keseluruhan dapat lihat agresivitas

muncul paling kecil di hasil pertandingan seri dengan 24,7% hal ini dibawah hasil

pertandingan menang 27,2% dan kalah 48%. Dari hasil itu dapat dilihat bahwa

kondisi pertandingan kalah dapat memicu kemungkinan paling besar munculnya

agresivitas oleh suporter pada saat nonton bareng.

Jika ditinjau lebih mendalam lagi ke bagian aspek, pada agresivitas pada

saat pertandingan kalah adalah sebagai berikut :

a. Agresi fisik aktif langsung

Aspek ini memiliki skor 55,6%. Aspek ini ditandai dengan adanya

kecenderungan perilaku membahayakan kepada orang lain, dan sumbernya dapat

dikenali korban. Salah satu contohnya adalah pemukulan kepada suporter lawan..

Selanjutnya, aspek ini masuk kategori tinggi. Kecenderungan ini dapat disebabkan

hasil pertandingan yang kalah membuat rasa frustasi muncul, ini sejalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

penelitian Kulik dan Brown (dalam Koeswara 1988) dimana munculnya rasa

frustasi yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya harapan.

b. Agresi fisik aktif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 60,8%. Aspek ini berupa perilaku membahayakan orang

lain tapi sumbernya tidak dapat diketahui, hal ini dapat terjadi melalui perantara.

Aspek ini masuk ke kategori tinggi. Salah satu agresivitas yang masuk ke kategori

ini adalah merencanakan penyerangan seusai nonton bareng. Kecenderungan ini

didukung penelitian Man, Newton & Innes (dalam Koeswara 1988) tentang

deindividuasi, dimana suatu kondisi yang menghilangkan identitas diri, setiap

personal akan melebur menjadi suatu kelompok.

c. Agresi fisik pasif langsung

Aspek ini memiliki skor 49,1%. Aspek ini berupa tindakan provokatif yang

sumbernya dikenali dan dapat menimbulkan munculnya agresi lainnya. Aspek ini

juga masuk kategoi tinggi. Salah satu agresivitas yang masuk kategori ini adalah

memunculkan gerakan gerakan provokatif ke arah lawan. Tindakan provokatif ini

berbahaya karena pada penelitian Geen (dalam Koeswara 1988) menjelaskan

seseorang yang menerima provokasi dapat melakukan agresi lebih tinggi.

d. Agresi fisik pasif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 45,6%. Aspek ini tidak serta merta tindakan langsung dan

subyeknya dapat dikenali, tapi masuk ke kategori yang sangat tinggi.

Mengabaikan aturan adalah salah satu bentuk agresivitas pada aspek ini.

e. Agresi verbal aktif langsung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Aspek ini memiliki skor 53,2%. Aspek ini berupa agresi kata kata yang diucapkan

langsung dan serta merta terhadap korban. Hal ini tinggi terjadi pada kategori

kalah, karena munculnya umpatan dari tim yang kalah adalah ekspersi frustasi

akan hasil pertandingan. Hal ini sejalah dengan penelitian Kulik & Brown (dalam

Koeswara 1988) dimana frustasi akan muncul karena ketidaksesuaiian harapan

dan realita.

f. Agresi verbal aktif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 41,5%. Aspek ini berupa agresi kata kata yang diucapkan

langsung tapi tidak diketahui korban. Salah satunya adalah mengejek tim lawan di

media sosial. Hal ini juga masuk ke kategori tinggi Hal ini ada kaitan dimana

Mutadin (dalam Supriyo 2008) mengatakan bahwa ejekan akan seru dilakukan

dengan orang lain.

g. Agresi verbal pasif langsung

Aspek ini memiliki skor 39,7%. Aspek ini lebih ke arah sikap acuh dan tidak

peduli akan sekitar, seperti tidak menyapa satu sama lain seusai pertandingan. Hal

ini masuk kategori tinggi. Hal ini ada kesesuaian dengan perasaan kecewa akan

hasil akhir, dimana menurut Mutadin (dalam Supriyo 2008) , kekecewaan ini

dapat memunculkan agresi.

h. Agresi verbal pasif tidak langsung.

Aspek ini memiliki skor 38,6%. Aspek ini lebih ke arah menghindari klub lawan,

menjauhi klub lawan dan lebih cenderung berbicara hanya dengan yang

sepemikiran. Hal ini masuk kategori tinggi. Rasa kecewa juga dapat ditunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

dengan hal ini. Penelitian Mutadin (dalam Supriyo 2008) menjelaskan tentang

kekecewaan yang dapat memunculkan agresi.

Secara rangkumnya, pada hasil kalah ada 3 aspek yang persentasenya lebih

dari 50% yaitu agresi fisik aktif tak langsung 60,8%, agresi fisik aktif langsung

55,6% dan agresi verbal aktif langsung 53,2%. Ini sesuai dengan penelitian Kulik

dan Brown (dalam Koeswara 1988) dimana frustrasi akan ketidak terpenuhinya

pengharapan dapat memicu timbulnya agresi. Hal ini juga serupa dengan beberapa

kejadian kerusuhan nonton bareng yang biasa dimulai dengan adanya provokasi

verbal (agresi verbal aktif langsung), adanya lemparan botol atau gelas dari

sumber yang tidak diketahui / samar (agresi fisik aktif tak langsung) dan akhirnya

terjadinya kerusuhan (agresi fisik aktif tak langsung). Pola seperti ini, provokasi,

adanya tindakan yang menyulut emosi, kerumunan mulai reaktif dan akhirnya

terjadinya kerusuhan hampir menjadi suatu rentetan dalam kejadian kerusuhan

nonton bareng ini.

Hal ini sejalan dengan persentase agresivitas terendah di kondisi kalah

yang muncul pada aspek agresi verbal pasif tak langsung 38,6% dan diatasnya

persis ada agresi verbal pasif langsung 39,7%. Agresi verbal pasif tak langsung

dan langsung menjelaskan tindakan tindakan berupa mendiamkan seseorang,

menghindari seseorang ketika tidak nyaman dan memilih menyingkir. Ini

menunjukkan pada kondisi tim dukungannya kalah, suporter tidak tinggal diam

atau menyingkir, tapi justru rasa frustasi ini berujung pada kerusuhan.

Munculnya agresivitas yang tinggi pada saat hasil akhir kalah ini juga

membuktikan penyebab agresivitas menurut Man, Newton dan Inenes (dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Koeswara 1988) dimana munculnya deindividuasi, yaitu suatu sikap mengurangi

identitas diri dan korban, sehingga keterlibatan emosi mempengaruhi secara besar

pada kondisi ini.

Pada hasil pertandingan seri intensitas agresivitas pada saat adalah sebagai

berikut :

a. Agresi fisik aktif langsung

Aspek ini memiliki skor 18,1%. Hal ini masuk ke kategori rendah. Hasil

pertandingan seri kemungkinan kecil terjadi agresi seperti memukul atau

menendang. Hal ini dikarenakan rasa harga diri yang direndahkan juga kecil,

tindakan provokatif yang diterima juga kecil, sejaan dengan penelitian Geen

(dalam Koeswara 1988).

b. Agresi fisik aktif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 21,6%. Aspek ini juga masuk ke kategori rendah, dimana

hasil seri kecil kemungkinan adanya rencana penyerangan seusai pertandingan.

Kecenderungan yang kecil ini dikarenakan stress yang muncul akibat hasil seri

juga kecil, sejalan dengan penelitian Eagle (dalam Koeswara 1988), karena

stressnya keci, kemungkinan agresinya juga kecil.

c. Agresi fisik pasif langsung

Aspek ini memiliki skor 18,7% Aspek ini masuk ke kategori rendah. Perilaku

perilaku provokatif rendah intensitasnya pada hasil seri. Hal ini ini sejalan dengan

penelitian Geen (dalam Koeswara 1988) dimana tidak adanya keinginan

menyerang harga diri lawan karena hasil seri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

d. Agresi fisik pasif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 26,3%. Hal ini masuk kategori rendah. Perilaku perilaku

yang dapat muncul seperti tidak menghormati aturan umum pada saat nonton

bareng. Ini sejalan dengan penelitian Kulik dan Brown (dalam Koeswara 1988)

dimana hal ini rendah karena, pihak seri tingkat frustasinya juga rendah, sehingga

intensitas agresi muncul juga rendah.

e. Agresi verbal aktif langsung

Aspek ini memiliki skor 29,2%. Hal ini masuk kategori sedang. Umpatan dan

ejekan kecenderungan muncul pada kondisi seri ini sedang. Ejekan adalah

pancingan yang mengarah agresi, hal ini sejalan dengan penelitian Mutadin

(dalam Supriyo 2008).

f. Agresi verbal aktif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 23,4%. Hal ini masuk kategori redah. Hal hal yang

mungkin terjadi adalah ejekan di medsos dan bisik bisik di belakang. Hal ini

rendah dikarenakan rasa kecewa yang muncul dari hasil akhir seri juga rendah,

sejalan dengan pendapat Mutadin (dalam Supriyo 2008).

g. Agresi verbal pasif langsung

Aspek ini memiliki skor 32,2%. Aspek ini masuk ke kategori sedang.

Kecenderungannya adalah tidak saling bertegur sapa dengan suporter lawan pada

saat nonton bareng. Hal ini termasuk sedang karena tidak adanya amarah yang

muncul secara besar di hasil seri ini, sejalan dengan pendapat Mutadin (dalam

Supriyo 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

h. Agresi verbal pasif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 27,5%. Hal ini masuk ke kategori sedang. Hal ini berupa

perilaku cenderung berkumpul dan duduk dengan teman 1 pemikiran

dibandingnkan dengan tim lawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mutadin

(dalam Supriyo 2008) dimana faktor lingkungan dapat mempengaruhi agresi.

Suporter memilih lingkungan yang membuatnya nyaman.

Secara rangkumnya persentase munculnya agresivitas pada hasil seri

secara keseluruhan adalah paling rendah dibanding hasil kalah dan menang yaitu

24,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pertandingan seri paling sedikit

memberikan kemungkinan munculnya agresivitas. Ditinjau dari per aspek,

persentase terkecil munculnya agresivitas pada hasil seri ini ada di aspek agresi

fisik aktif langsung dengan 18,1% dan aspek agresi fisik pasif langsung 18,7%.

Hal ini menunjukkan tingkat suporter melakukan pemukulan dan penyerangan

baik itu langsung ke suporter lawan ataupun secara pasif ke arah menjatuhkan

motor suporter lawan, atau menyalakan flare di dalam area untuk mengganggu

lawan sangatlah kecil. Pada persentase tertingginya pun di aspek agresi verbal

pasif langsung terbilang kecil di 32,2%. Hal ini menunjukkan kemungkinan

terbesar agresivitas yang muncul adalah mendiamkan suporter lawan dan tidak

saling sapa.

Pada hasil seri ini ada kesesuaian yang bisa ditarik dengan teori Baron dan

Bryne (2005) di bagian penyebab agresivitas pada faktor dalam diri aspek

narsisme dimana seseorang akan menjadi agresif ketika pandangan atau nilai

dalam dirinya direndahkan oleh orang lain. Pada hasil seri, menunjukkan klub
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

yang mewakili tingkat narsisme nya tidak mengalami kekalahan, sehingga tidak

ada suatu perasaan pandangannya direndahkan. Hal ini yang menjadi tingkat

munculnya agresivitas di hasil seri menjadi paling rendah dibanding kalah dan

menang.

Selanjutnya, agresivitas pada hasil pertandingan menang memiliki

persentase 27,2% berada di tengah tengah antara seri dan kalah. Untuk per

aspeknya adalah sebagai berikut :

a. Agresi fisik aktif langsung

Aspek ini memiliki skor 26,3%. Aspek ini masuk kategori rendah. Perilaku

melalakukan penyerangan ke arah lawan pada saat menang adalah salah satu

gambaran agresi ini. Hal ini rendah karena hasil menang tidak menunculkan stress

seperti yang diungkapkan Kulik dan Brown (dalam Koeswara 1988).

b. Agresi fisik aktif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 17,6%. Aspek ini masuk kategori rendah. Hal ini

menunjukkan rendahnya intensitas adanya rencana penyerangan kepada suporter

lawan seusai nonton bareng. Ini juga dikarenakan tidak munculnya stress seperti

penelitian Kulik dan Brown (dalam Koeswara 1988).

c. Agresi fisik pasif langsung

Aspek ini memiliki skor 32,2%. Aspek ini masuk kategori sedang. Gerakan

gerakan provokatif ke suporter tim yang kalah berpotensi terjadi. Hal ini dapat

menjadi pemicu agresi balasan dari suporter lawan yang dapat mengakibatkan

kerusuhan, hal ini sejalan dengan penelitian Geen (dalam Koeswara 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

d. Agresi fisik pasif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 28,1%. Aspek ini masuk kategori sedang. Ini

memungkinkan terjadinya hal hal seperti tidak mengindahkan aturan umum di

kafe terjadi, spesifiknya seperti keluar kafe melalui pintu keluar masing masing

pendukung yang sudah disediakan. Hal ini dapat menjadi wujud provokasi kepada

suporter yang kalah, ini didukung dengan penelitian Geen (dalam Koeswara 1988)

e. Agresi verbal aktif langsung

Aspek ini memiliki skor 17,6%. Aspek ini masuk kategori rendah. Hal ini

menjelaskan bahwa kemungkinan tim menang melakukan ejekan dan olokan

secara langsung ke suporter kalah kecil. Sejalan dengan penelitaian Eagle (dalam

Koeswara 1988), auporter tim yang menang, tingkat stresnya rendah, sehingga

tidak memunculkan agresi ini.

f. Agresi verbal aktif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 35,1%. Ini menjadi menarik karena sekalipun aspek

verbal aktif langsung skornya kecil, tetapi verbal aktif tidak langsung sedang. Hal

ini sering kita jumpai seringnya muncul ejekan ejekan kepada tim yang kalah di

media sosial sesuai pertandingan. Hal ini merupakan provokasi seperti yang

diungkap dalam penelitian Geen (dalam Koeswara 1988).

g. Agresi verbal pasif langsung

Aspek ini memiliki skor 28,1%. Hal ini masuk ke kategori sedang. Salah satu

bentuk perilakunya berupa sikap acuh suporter yang menang. Sejalan dengan

pendapat Mutadin (dalam Supriyo 2008), hal ini merupakan simbol ejekan

kepada suporter lawan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

h. Agresi verbal pasif tidak langsung

Aspek ini memiliki skor 33,9%. Aspek ini masuk ke kategori sedang. Salah satu

bentuk perilakunya adalah lebih sering memilih tempat duduk dan berbicara

dengan teman. Ini sejalan dengan penelitian Mutadin (dalam Supriyo 2008)

dimana faktor lingkungan menjadi salah satu hal, suporter menang lebih nyaman

duduk dan berbicara dengan temannya.

Rangkumnya pada hasil menang nilai tertinggi ada di aspek agresi verbal

aktif tak langsung 35,1% dan agresi verbal pasif tak langsung 33,9%. Ini

menunjukkan sekalipun hasil pertandingannya menang, suporter paling sering

mengejek tim yang kalah, dengan memberikan data dan fakta bahwa tim

favoritnya adalah yang terbaik. Akan tetapi, ejekan yang dilakukan tidak secara

langsung dikatakan di depan suporter lawan secara langsung, tetapi lebih secara

diam diam dari belakang dengan sekumpulan teman teman yang mendukung klub

yang sama ataupun melalui sosial media.

Hal yang menarik justru persentase terendah di aspek ini adalah verbal

aktif langsung dan fisik aktif langsung dengan persentasi 17,6%, ini juga menjadi

persentase terendah dari semua aspek agresivitas. Hasil ini menunjukkan

sekalipun suporter yang menang kemungkinan melakukan ejekan tinggi, tetapi

kemungkinan melakukan ejekan itu langsung di depan suporter lawan kecil, lebih

sering dilakukan diam diam dari belakang.

Adanya kesesuaian agresivitas suporter pada kondisi menang ini dengan

pendapat Zainudin Mu’tadin (dalam Supriyo 2008) dimana indikator ejekan

menjadi sangat menarik apabila dilakukan bersama teman teman. Ini berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

dengan terjadinya ejekan yang muncul pada kondisi menang sering dilakukan

bersama teman teman, tetapi tidak langsung di depan suporter lawan.

Penapat Safitri dan Andriyanto (2015) tentang kohesivitas suporter juga

membuktikan bahwa kondisi kalah menyebabkan rasa keterikatan mereka merasa

diganggu oleh pihak lain, ini yang menyebabkan munculnya emosi yang dapat

berwujud tindakan tindakan agresi. Ini sejalan dengan penelitian Putri (2014)

tentang fanatisme yang berbanding lurus dengan agresivitas. Seseorang yang

memiliki kartu anggota resmi klub tentu memiliki nilai fanatisme lebih dibanding

dengan suporter biasa. Hal ini yang dapat memicu munculnya suatu agresi ketika

tim favoritnya kalah.

Dari keseluruhan, dapat kita simpulkan bahwa hasil pertandingan seri

adalah paling netral, dimana tingkat agresi yang muncul tidak saling berkaitan,

sehingga kondisi yang terjadi di lapangan juga cenderung tenang. Hal ini berbeda

dengan kondisi menang dan kalah, dikarenakan suporter yang menang cenderung

melakukan tindakan ejekan bersama teman temannya, ini bisa menjadi bahaya

karena tindakan ini bisa dianggap provokatif oleh pihak yang kalah, terlebih

kecenderungan suporter yang kalah melakukan tindakan yang membahayakan

suporter lawan seringnya dimulai dengan hal hal kecil seperti melempar benda

tapi dilakukan secara sembunyi sembunyi. Keterkaitan ini yang menyebabkan

munculnya tindakan agresif seperti pemukulan dan pelemparan dapat terjadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa hasil pertandingan kalah pada saat nonton bareng dapat menjadi

pemicu paling besar terjadinya agresivitas di area nonton bareng.

Diketahui juga pola terjadinya kerusuhan adalah pihak suporter kalah

merasa harga dirinya direndahkan, dikarenakan agresivitas suporter yang

menang adalah melakukan ejekan. Dimulai dari harga diri yang

direndahkan itu lalu muncul tindakan provokatif baik langsung maupun

tak langsung, serta adanya adu mulut secara verbal. Pola ini yang akan

membentuk menjadi timbulnya kerusuhan dengan kuantitas lebih besar,

karena peningkatan agresivitas dapat muncul secara drastis apabila

bersama sama dengan kelompok.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang

diperoleh, maka diajukan saran sebagai berikut :

1. Organisasi suporter yang mengadakan nonton bareng

Mengadakan nonton bareng klub favorit memang menyenangkan

dan dapat menambah kesatuan dalam organisasi. Berdasarkan hasil yang

didapatkan, dapat menjadi acuan kemungkinan munculnya agresivitas,

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

diperlukan pemahaman dan kesadaran untuk kontrol diri dalam melakukan

nonton bareng, terlebih jika acara nonton bareng dilakukan bersama

dengan pihak suporter klub lawan. Data di penelitian ini dapat dijadikan

gambaran alur munculnya agresivitas yang dapat menyebabkan kerusuhan,

tentu saja, hal ini tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Pemahaman

bersama dalam organisasi dapat meminimalisir munculnya perilaku

tesebut.

1. Pihak kafe atau yang menyediakan tempat nonton bareng

Berdasar penelitian ini, dapat dilihat kemungkinan agresi apa saja

yang muncul, hal ini dapat menjadi acuan untuk tata ruang kafe / tempat

yang menjadi area nonton bareng. Dapat diatur sedemikian rupa sehingga

tata ruang pada saat nonton bareng dapat menghindari adanya kerusuhan.

Hal ini juga dapat menjadi pertimbangan kafe atau tempat yang

menyediakan nonton bareng untuk pemberian izin acara berlangsung.

2. Peneliti yang selanjutnya

Penelitian tentang suporter layar kaca / nonton bareng ini dapat

terus berkembang dikarenakan fenomena nonton bareng semakin

meningkat, hal ini dapat menjadi suatu hal menarik untuk melihat

agresivitas suporter sepakbola tidak hanya ditinjau dari hasil pertandingan

saja.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada

penelitian ini. Kekurangan dalam penelitian ini adalah topik yang diangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

masih begitu luas dan belum spesifik, sehinga dari hasil penelitian baru

bisa menggambarkan hal hal yang bersifat umum.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Daftar Pustaka

Afiyanti, Yati (2008). Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif.


Jurnal Keperawatan Indonesia vol12

Amyar, (2014), Indonesia basis penggemar terbesar klub elit eropa di dunia.
Diakses 20 Desember 2015 dari
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/01/02/indonesia-basis
penggema rterbesar-klub-elit-eropa-di-dunia-623398html

Andrianto, Sonny dan Safitri (2015), Hubungan antara kohesivitas dengan


intensi agresivitas pada suporter sepakbola, Jurnal Psikologi
Islami vol 1

Aronson, E. (1972). The Social Animal. San Fransisco:Freeman.


Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Social psychology: tenth edition. In R.
Djuwita, M.M. Parman, D. Yasmina, & L.P. Lunanta, Psikologi
Sosial: Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Berkowitz, Leonard. Tt. Agresi, sebab dan akibatnya. PT. Pustaka Binaman
Pressindo

Berkowitz. (1993). Aggression: its causes, consequences and control. New


York: McGraw-Hill, Inc.

Dayakisni, Tri dan Hudaniah, (2009), Psikologi sosial, Malang: UMM Press

Eros, (2015), Yang main madrid juve yang rusuh malah yang nobar di cawang.
Diakses 20 Desember 2015 dari
http://malesbanget.com/2015/05/yang-main-madrid-juve-yang-
rusuh-malah-yang-nobar-di-cawang/

Ghazali, M. (1998). Suporter dan Fanatisme. Jakarta: Pustaka Jaya.

Gunarsa, Singgih D. Prof. Dr.dkk. 1989. Psikologi Olah Raga. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
Ilham (2015), Ridwan Kamil sementara melarang kegiatan nonton bareng
sepakbola di taman film. Diakses 20 Desember 2015 dari
http://news.viva.co.id/nusantara/bandung/ridwan-kamil-sementara
melarang-kegiatan-nonton-bareng-sepakbola-di-taman-film
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Kawuryan, Fajar dan Guswani (2011), Agresivitas pada mahasiswa ditinjau


dari kematangan emosi, Jurnal. Jurnal Psikologi Pitutur

KBBI Online (2017), Menonton. Diakses 10 Januari 2017 dari


http://kbbi.web.id/tonton

KBBI, Agresi. Diakses 10 Desember 2015 dari http://kbbi.web.id/agresi

Kukuh, (2013), Suporter dan sepakbola. Diakses 15 Januari 2016 dari

Lawshe, C.H. (1975). A quantitave approach to content validity. Purdue


University

Moyer, K. (1971). The Psychology of Hostility. Chicago:Markham.


Periantalo, Jelpa. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Asyik, Mudah &
Bermanfaat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Polapa (2013), Kronologis insiden fans inter juventus di gorontalo. Diakses 20


Desember 2015 dari
https://stevenpolapa7.wordpress.com/2013/03/31/kronologis-
insiden-fans-inter-juventus-di-gorontalo/
Praditya, L. Dion, Wimbarti, S dan Avin Fadilla Helmi, (1999), Pengaruh
tayangan adegan kekerasan yang nyata terhadap agresivitas,
Jurnal Psikologi, No.1, 51-63

Prayogo, (2015), Nobar Real Madrid dan Juventus Rusuh. Diakses 20


Desember 2015 dari http://www2.supersoccer.co.id/sepakbola-
internasional/nobar-real-madrid-dan-juventus-rusuh/

Putra, (2013), Warga jogja tawuran usai nobar el classico. Diakses 20


Desember 2015 dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-
nasional/13/03/03/mj1tol-warga-yogya-tawuran-usai-nobar-
elclasico

Putri, Dhella Anggia. (2014). Hubungan fanatisme terhadap klub dengan


kecenderungan agresivitas suporter.Jurnal Psikologi UGM. 2014

Sarwono, S.W. (1988). Agresi Manusia. Bandung: PT. Eresco.

Scheneiders, Alexander A. (1955). Personal Adjustment and Mental Healthy.


New York: Holt, Rinehart dan Winston

Supratiknya. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata


Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Supriyo, (2008), Studi kasus bimbingan dan konseling, Semarang: CV. Niew
Setapak

Susanto, (2014), Penggemar sepakbola Indonesia duduki peringkat 3 dunia.


Diakses 20 Desember 2015 dari
http://www.merdeka.com/teknologi/penggemar-sepakbola-
indonesia-duduki-peringkat-3-dunia.html

Utami, Fika Ariani & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau Dari
Kontrol Diri dan Jenis Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi
Proyeksi Volume 3, Febuari 2008.
Wibowo, Istiqomah dan Hapsari (2015), Fanatisme dan agresivitas suporter
klub sepakbola, Jurnal. Fakultas Psikologi Gunadarma

Wicaksono, Bayu (2012). Kohesivitas suporter tim sepakbola persija, Jurnal


Psikologi Gunadarma

Widhiarso, Wahyu (2010). Uji linieritas hubungan. Fakultas Psikologi UGM

Zebua, S.P. Indah, Suprapto, M. Helena dan Mary Philia Elisabeth. (2014).
Menelaah fenomena suporter Persebaya: Hubungan harga diri dan
kolektivitas dengan tindakan agresi. Jurnal GEMA AKTUALITA.
Vol. 3, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

Blueprint
Skala Perilaku Agresif
Suporter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BluPrint

Skor
Bentuk agresivitas Total item Bobot (%)
Favourable Unfavourable
Agresi verbal pasif
3, 22, 35 13, 25, 46 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal pasif
10, 29, 41 7, 18, 34 6 12,5
langsung
Agresi verbal aktif
5, 19, 39 12, 26, 42 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal aktif
14, 30, 33 1, 23, 44 6 12,5
langsung
Agresi fisik pasif
6, 17, 36 9, 31, 47 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik pasif
15, 27, 45 2, 24, 37 6 12,5
langsung
Agresi fisik aktif
8, 20, 40 11, 32, 48 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik aktif
16, 43, 38 4, 21, 28 6 12,5
langsung
Total 24 24 48 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 Bluprint Perilaku Agresif menurut Buss

Perilaku Agresif
Menurut Buss

Fisik Verbal

Aktif Langsung Aktif Langsung

Aktif Tak Aktif Tak


Langsung Langsung

Pasif Langsung Pasif Langsung

Pasif Tak Pasif Tak


Langsung Langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 AGRESI FISIK AKTIF LANGSUNG:


 Perilaku ditujukan untuk membahayakan dan agresornya mudah dikenali
oleh korban.
o Item :
o (Fav) Saya memulai melempar gelas saat saya emosi ke arah
suporter lawan pada saat nonton bareng di kafe.
o (Unfav) Saya tidak mempunyai keberanian melakukan tindakan
menyerang ke arah suporter lawan.
 Perilaku ditujukan untuk melukai orang lain secara aktif dan agresornya
mudah dikenali oleh korban
o Item :
o (Fav) Saya secara spontan maju dan memukul supporter lawan
ketika terjadi perkelahian di kafe pada saat nonton bareng.
o (Fav) Saya secara langsung membalas apabila suporter lawan
memukul saya.
o (Unfav) Saya menghindari kerumunan apabila terjadi perkelahian
di kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Saya mencoba melarikan diri ketika suporter lawan
memukul saya

 AGRESI FISIK AKTIF TAK LANGSUNG


 Perilaku ditujukan untuk membahayakan dan agresornya tidak mudah
dikenali oleh korban
o Item :
o (Fav) Saya mencari dukungan geng anarkis untuk menyerang
suporter lawan setelah acara nonton bareng di kafe
o (Fav) Saya merencanakan penyerangan ke suporter lawan seusai
acara nonton bareng
o (Unfav) Saya sangat membenci adanya ikut campur dari pihak lain
yang justru membuat kericuhan di acara nonton bareng di kafe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o (Unfav) Saya lebih sering selesai pertandingan dan acara nonton


bareng langsung pulang.
 Perilaku ditujukan untuk melukai orang lain secara aktif dan agresornya
tidak mudah dikenali oleh korban
o Item :
o (Fav) Saya melempar botol /gelas ke kerumunan suporter lawan di
kafe saat nonton bareng tetapi tidak berani di barisan paling depan.
o (Unfav) Saya lebih baik menghindar kericuhan daripada tidak
sengaja terkena lemparan supporter lain.

 AGRESI FISIK PASIF LANGSUNG


 Perilaku ditujukan untuk membahayakan dan agresornya mudah dikenali
oleh korban
o Item :
o (Fav) Saya menggunakan jari saya membuat gerakan gerakan yang
merendahkan suporter lawan di kafe saat nonton bareng.
o (Fav) Saya sengaja menyenggol dan menjatuhkan motor suporter
lawan di parkiran kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Saya menolak melakukan gerakan gerakan yang dapat
menyulut emosi karena sangat mengganggu jalannya nonton
bareng di kafe.
o (Unvaf) Saya tidak pernah melakukan tindakan merusak kendaraan
supporter lawan di parkiran kafe karena tidak ada hubungannya
dengan acara nonton bareng.
 Perilaku ditujukan untuk melukai orang lain secara pasif dan agresornya
mudah dikenali oleh korban
o Item
o (Fav) Saya sengaja menyalakan flare di kafe saat nonton bareng
pada area suporter lawan supaya mereka terganggu dengan
asapnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o (Unfav) Saya menolak menyalakan flare baik itu di area lawan


karena itu dapat membahayakan diri sendiri.

 AGRESI FISIK PASIF TAK LANGSUNG


 Perilaku ditujukan untuk ditujukan untuk membahayakan dan agresornya
tidak mudah dikenali oleh korban
o Item
o (Fav) Saya mengabaikan aturan saat marah atau terlalu senang.
o (Fav) Saya berbisik-bisik menyuruh orang-orang melakukan apa
yang saya inginkan di kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Saya mengindahkan aturan yang ada di setiap tempat.
o (Unfav) Saya menolak menghasut orang untuk melakukan hal hal
yang saya inginkan di kafe saat nonton bareng.
 Perilaku ditujukan untuk melukai orang lain secara pasif dan agresornya
tidak mudah dikenali oleh korban
o Item
o (Fav) Ketika terjadi kericuhan di kafe saat nonton bareng saya
tetap menyerang suporter lawan dan tidak mengindahkan adanya
peringatan untuk tenang.
o (Unfav) Saya mencoba mendengarkan peringatan ketika terjadi
kerusuhan di kafe saat nonton bareng.

 AGRESI VERBAL AKTIF LANGSUNG


 Berupa kata-kata secara aktif dan agresornya mudah dikenali oleh
korbannya
o Item
o (Fav) Saya mengumpat ke arah suporter lawan di kafe saat nonton
bareng.
o (Fav) Saya mengancam teman yang tidak ikut mendukung apa
yang saya pilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o (Fav) Saya berteriak kesal di kafe saat nonton bareng ketika hasil
tidak sesuai dengan hal yang saya harapkan
o (Unfav) Saya tidak memiliki keberanian untuk mengumpat ke arah
suporter lawan di kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Saya tidak mempermasalahkan klub lawan seperti apa,
selama tidak mengganggu saya.
o (Unfav) Saya mencoba tetap tenang di kafe saat nonton bareng
ketika hasil tidak sesuai dengan yang saya harapkan.

 AGRESI VERBAL AKTIF TAK LANGSUNG


 Berupa kata-kata secara aktif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh
korbannya
o Item
o (Fav) Saya memberikan pendapat yang masuk akal kepada orang
lain di kafe saat nonton bareng agar mendukung klub favorit saya.
o (Fav) Saya mencoba memutar balikkan fakta yang terjadi di
pertandingan supaya dapat merendahkan klub lawan.
o (Fav) Saya menyebarkan kekurangan-kekurangan klub lawan di
kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Saya memberikan pendapat yang masuk akal di kafe saat
nonton bareng tanpa memaksakan pilihan dukungan mereka.
o (Unfav) Di kafe saat nonton bareng, saya bisa secara jujur
mengakui apabila memang klub yang saya dukung bermain buruk.
o (Unfav) Saya memilih diam jika ada yang mengatakan
kekurangan-kekurangan klub lawan di kafe saat nonton bareng.

 AGRESI VERBAL PASIF LANGSUNG


 Berupa kata-kata secara pasif dan agresornya mudah dikenali oleh
korbannya
o (Fav) Di kafe saat nonton bareng, saya mengungkapkan jika saya
tidak ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o (Fav) Saya lebih memilih diam ketika bersama teman yang berbeda
pendapat di kafe saat nonton bareng.
o (Fav) Saya hanya bilang “tidak mau berkomentar” jika ditanya
tentang pendapat sesuatu di kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Di kafe saat nonton bareng, saya dapat mengungkapkan
ketidaksukaan saya dengan pertanyaan yang diajukan.
o (Unfav) Saya dapat memberikan pendapat sesuai dengan
pandangan saya tanpa membuat orang lain berselisih dengan saya.
o (Unfav) Saya dapat memberikan komentar di kafe saat nonton
bareng, jika diberikan kesempatan.

 AGRESI VERBAL PASIF TAK LANGSUNG


 Berupa kata-kata secara pasif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh
korbannya
o (Fav) Saya memilih menghindari teman yang berbeda pendapat
dengan saya, termasuk mengenai dukungan terhadap klub
sepakbola.
o (Fav) Di kafe saat nonton bareng, saya lebih memilih berkumpul
bersama teman yang mendukung klub yang sama .
o (Fav) Saya mulai menjauhi teman yang berbeda pemikirannya dan
mulai berkumpul dengan teman-teman yang sepemikiran.
o (Unfav) Tidak masalah bagi saya untuk berteman dengan siapa saja
meskipun berbeda pendapat termasuk dukungan terhadap klub
sepakbola.
o (Unfav) Saya dapat berkumpul dengan siapa saja di kafe saat
nonton bareng, dengan teman yang berbeda pendapat dan
dukungan terhadap apa saja.
o (Unfav) Di kafe saat nonton bareng, saya menerima adanya
perbedaan pendapat dan menganggap itu adalah hal lumrah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

Skala CVR Agresi


Suporter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut ini, anda akan melihat serangkaian pernyataan yang berhubungan


dengan jenis agresi menurut Buss. Saudara diminta untuk membaca serangkaian
pernyataan tersebut dan menilai apakah pernyataan-pernyataan yang berada dalam
alat ukur tersebut merupakan pernyataan yang sesuai dengan konstruk yang ingin
digunakan. Penilaian tersebut akan dibagi menjadi 3 kategori yaitu : essensial,
berguna namun tidak essensial, dan tidak berguna.

Penilaian essensial akan diberikan apabila saudara melihat bahwa item tersebut
memiliki kesesuaian dengan konstruk yang diberikan. Baik bersifat mendukung
(favorable), maupun tidak mendukung (unfavorable)

Penilaian berguna namun tidak essensial akan diberikan apabila saudara


menemukan bahwa item tersebut tidak sesuai dengan konstruk yang diberikan
namun masih dapat digunakan dalam skala yang digunakan.

Penilaian tidak berguna akan diberikan apabila saudara menemunkan bahwa item
tersebut tidak sesuai dengan konstuk yang diberikan dan tidak sesuai dengan skala
yang digunakan.

Berikanlah tanda () pada kotak yang Anda anggap paling sesuai

Untuk membantu anda dalam menilai alat ukur tersebut, kami menyertakan blue
print serta definisi operasional dari agresi itu sendiri.

Berikut merupakan daftar pernyataan yang akan saudara nilai, atas kesediaannya
saya ucapkan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Agresi fisik aktif langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan

melukai orang lain secara aktif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.

Pernyataan Essensial Berguna Tidak


tapi tidak Berguna
Essensial

Saya secara spontan maju dan memukul

supporter lawan ketika terjadi perkelahian

di kafe pada saat nonton bareng.

Saya secara langsung membalas apabila

suporter lawan memukul saya.

Saya memulai melempar gelas saat saya

emosi ke arah suporter lawan pada saat

nonton bareng di kafe.

Saya menghindari kerumunan apabila

terjadi perkelahian di kafe pada saat nonton

bareng.

Saya mencoba melarikan diri ketika

suporter lawan memukul saya.

Saya tidak mempunyai keberanian

melakukan tindakan menyerang ke arah

suporter lawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Agresi fisik aktif tidak langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan

melukai orang lain secara aktif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh

korban.

Pernyataan Essensial Berguna tapi Tidak


tidak Berguna
Essensial

Saya mencari dukungan geng anarkis

untuk menyerang suporter lawan setelah

acara nonton bareng di kafe

Saya melempar botol / gelas ke

kerumunan suporter lawan di kafe saat

nonton bareng tetapi tidak berani di

barisan paling depan.

Saya merencanakan penyerangan ke

suporter lawan seusai acara nonton

bareng.

Saya sangat membenci adanya ikut

campur dari pihak lain yang justru

membuat kericuhan di acara nonton

bareng di kafe.

Saya lebih baik menghindar kericuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

daripada tidak sengaja terkena lemparan

supporter lain.

Saya lebih sering selesai pertandingan dan

acara nonton bareng langsung pulang.

3. Agresi fisik pasif langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan

melukai orang lain secara pasif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.

Pernyataan Essensial Berguna tapi Tidak


tidak Berguna
Essensial

Saya menggunakan jari saya membuat

gerakan gerakan yang merendahkan

suporter lawan di kafe saat nonton bareng.

Saya sengaja menyenggol dan

menjatuhkan motor suporter lawan di

parkiran kafe saat nonton bareng.

Saya sengaja menyalakan flare di kafe saat

nonton bareng pada area suporter lawan

supaya mereka terganggu dengan asapnya.

Saya menolak melakukan gerakan gerakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang dapat menyulut emosi karena sangat

mengganggu jalannya nonton bareng di

kafe.

Saya tidak pernah melakukan tindakan

merusak kendaraan supporter lawan di

parkiran kafe karena tidak ada

hubungannya dengan acara nonton bareng.

Saya menolak menyalakan flare baik itu di

area lawan karena itu dapat

membahayakan diri sendiri.

4. Agresi fisik pasif tidak langsung : ditujukan untuk membahayakan dan melukai

orang lain secara pasif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korban.

Pernyataan Essensi Berguna Tidak


al tapi tidak Penting
Essensial

Saya mengabaikan aturan saat marah atau

terlalu senang.

Saya berbisik-bisik menyuruh orang-orang

melakukan apa yang saya inginkan di kafe

saat nonton bareng.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ketika terjadi kericuhan di kafe saat nonton

bareng, saya tidak mengindahkan adanya

peringatan untuk tenang dan tertib

Saya mengindahkan aturan yang ada di

setiap tempat.

Saya menolak menghasut orang untuk

melakukan hal hal yang saya inginkan di

kafe saat nonton bareng.

Saya mencoba mendengarkan peringatan

ketika terjadi kerusuhan di kafe saat nonton

bareng.

5. Agresi verbal aktif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif dan

agresornya mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Essensial Berguna tapi Tidak


tidak Berguna
Essensial

Saya mengumpat ke arah suporter lawan

di kafe saat nonton bareng.

Saya mengancam teman yang tidak ikut

mendukung apa yang saya pilih.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya berteriak kesal di kafe saat nonton

bareng ketika hasil tidak sesuai dengan

hal yang saya harapkan.

Saya tidak memiliki keberanian untuk

mengumpat ke arah suporter lawan di

kafe saat nonton bareng.

Saya tidak mempermasalahkan klub

lawan seperti apa, selama tidak

mengganggu saya.

Saya mencoba tetap tenang di kafe saat

nonton bareng ketika hasil tidak sesuai

dengan yang saya harapkan.

6. Agresi verbal aktif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif

dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Essensial Berguna tapi Tidak


tidak Berguna
Essensial

Saya memberikan pendapat yang masuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

akal kepada orang lain di kafe saat nonton

bareng agar mendukung klub favorit saya.

Saya mencoba memutar balikkan fakta

yang terjadi di pertandingan supaya dapat

merendahkan klub lawan.

Saya menyebarkan kekurangan-

kekurangan klub lawan di kafe saat

nonton bareng.

Saya memberikan pendapat yang masuk

akal di kafe saat nonton bareng tanpa

memaksakan pilihan mereka.

Di kafe saat nonton bareng, saya bisa

secara jujur mengakui apabila memang

klub yang saya dukung bermain bermain

buruk.

Saya memilih diam jika ada yang

mengatakan kekurangan-kekurangan klub

lawan di kafe saat nonton bareng.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Agresi verbal pasif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif dan

agresornya mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Essensial Berguna tapi Tidak


tidak Berguna
Essensial

Di kafe saat nonton bareng, saya

mengungkapkan jika saya tidak ingin

menjawab pertanyaan-pertanyaan orang

lain.

Saya lebih memilih diam ketika bersama

teman yang berbeda pendapat di kafe saat

nonton bareng.

Saya hanya bilang “tidak mau

berkomentar” jika ditanya tentang

pendapat sesuatu di kafe saat nonton

bareng.

Di kafe saat nonton bareng, saya dapat

mengungkapkan ketidaksukaan saya

dengan pertanyaan yang diajukan.

Saya dapat memberikan pendapat sesuai

dengan pandangan saya tanpa membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang lain berselisih dengan saya.

Jika diberikan kesempatan, saya dapat

memberikan komentar di kafe saat nonton

bareng.

8. Agresi verbal pasif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif

dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Essensial Berguna tapi Tidak


tidak Berguna
Essensial

Saya memilih menghindari teman yang

berbeda pendapat dengan saya, termasuk

mengenai dukungan terhadap klub

sepakbola.

Di kafe saat nonton bareng, saya lebih

memilih berkumpul bersama teman yang

mendukung klub yang sama

Saya mulai menjauhi teman yang berbeda

pemikirannya dan mulai berkumpul


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan teman-teman yang sepemikiran.

Tidak masalah bagi saya untuk berteman

dengan siapa saja meskipun berbeda

pendapat termasuk dukungan terhadap

klub sepakbola.

Saya dapat berkumpul dengan siapa saja

di kafe saat nonton bareng, dengan teman

yang berbeda dukungan.

Di kafe saat nonton bareng, saya

menerima adanya perbedaan pendapat dan

menganggap itu adalah hal lumrah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

Tabel Kappa Cohen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berikut ini, anda akan melihat serangkaian pernyataan yang berhubungan


dengan jenis agresi menurut Buss. Saudara diminta untuk membaca serangkaian
pernyataan tersebut dan menilai apakah pernyataan-pernyataan yang berada dalam
alat ukur tersebut merupakan pernyataan yang sesuai dengan konstruk yang ingin
digunakan. Penilaian tersebut akan dibagi menjadi 2 kategori yaitu : sesuai dan
tidak sesuai

Penilaian sesuai akan diberikan apabila saudara melihat bahwa item tersebut
memiliki kesesuaian dengan konstruk yang diberikan. Baik bersifat mendukung
(favorable), maupun tidak mendukung (unfavorable)

Penilaian tidak sesuai akan diberikan apabila saudara menemukan bahwa item
tersebut tidak sesuai dengan konstuk yang diberikan dan tidak sesuai dengan skala
yang digunakan.

Berikanlah tanda () pada kotak yang Anda anggap paling sesuai

Untuk membantu anda dalam menilai alat ukur tersebut, disertakan blue print
serta definisi operasional dari agresi itu sendiri.

Berikut merupakan daftar pernyataan yang akan saudara nilai, atas kesediaannya
saya ucapkan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Agresi fisik aktif langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan

melukai orang lain secara aktif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya secara spontan maju dan memukul

supporter lawan ketika terjadi perkelahian

di kafe pada saat nonton bareng.

Saya secara langsung membalas apabila

suporter lawan memukul saya.

Saya memulai melempar gelas saat saya

emosi ke arah suporter lawan pada saat

nonton bareng di kafe.

Saya menghindari kerumunan apabila

terjadi perkelahian di kafe pada saat nonton

bareng.

Saya mencoba melarikan diri ketika

suporter lawan memukul saya.

Saya tidak mempunyai keberanian

melakukan tindakan menyerang ke arah

suporter lawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Agresi fisik aktif tidak langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan

melukai orang lain secara aktif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh

korban.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya mencari dukungan geng anarkis untuk

menyerang suporter lawan setelah acara nonton bareng

di kafe

Saya melempar botol / gelas ke kerumunan suporter

lawan di kafe saat nonton bareng tetapi tidak berani di

barisan paling depan.

Saya merencanakan penyerangan ke suporter lawan

seusai acara nonton bareng.

Saya sangat membenci adanya ikut campur dari pihak

lain yang justru membuat kericuhan di acara nonton

bareng di kafe.

Saya lebih baik menghindar kericuhan daripada tidak

sengaja terkena lemparan supporter lain.

Saya lebih sering selesai pertandingan dan acara

nonton bareng langsung pulang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Agresi fisik pasif langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan

melukai orang lain secara pasif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya menggunakan jari saya membuat gerakan

gerakan yang merendahkan suporter lawan di kafe saat

nonton bareng.

Saya sengaja menyenggol dan menjatuhkan motor

suporter lawan di parkiran kafe saat nonton bareng.

Saya sengaja menyalakan flare di kafe saat nonton

bareng pada area suporter lawan supaya mereka

terganggu dengan asapnya.

Saya menolak melakukan gerakan gerakan yang dapat

menyulut emosi karena sangat mengganggu jalannya

nonton bareng di kafe.

Saya tidak pernah melakukan tindakan merusak

kendaraan supporter lawan di parkiran kafe karena

tidak ada hubungannya dengan acara nonton bareng.

Saya menolak menyalakan flare baik itu di area lawan

karena itu dapat membahayakan diri sendiri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Agresi fisik pasif tidak langsung : ditujukan untuk membahayakan dan melukai

orang lain secara pasif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korban.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya mengabaikan aturan saat marah atau

terlalu senang.

Saya berbisik-bisik menyuruh orang-orang

melakukan apa yang saya inginkan di kafe saat

nonton bareng.

Ketika terjadi kericuhan di kafe saat nonton

bareng, saya tidak mengindahkan adanya

peringatan untuk tenang dan tertib

Saya mengindahkan aturan yang ada di setiap

tempat.

Saya menolak menghasut orang untuk

melakukan hal hal yang saya inginkan di kafe

saat nonton bareng.

Saya mencoba mendengarkan peringatan

ketika terjadi kerusuhan di kafe saat nonton

bareng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Agresi verbal aktif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif dan

agresornya mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya mengumpat ke arah suporter lawan di kafe saat

nonton bareng.

Saya mengancam teman yang tidak ikut mendukung

apa yang saya pilih.

Saya berteriak kesal di kafe saat nonton bareng

ketika hasil tidak sesuai dengan hal yang saya

harapkan.

Saya tidak memiliki keberanian untuk mengumpat ke

arah suporter lawan di kafe saat nonton bareng.

Saya tidak mempermasalahkan klub lawan seperti

apa, selama tidak mengganggu saya.

Saya mencoba tetap tenang di kafe saat nonton

bareng ketika hasil tidak sesuai dengan yang saya

harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Agresi verbal aktif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif

dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya memberikan pendapat yang masuk akal

kepada orang lain di kafe saat nonton bareng agar

mendukung klub favorit saya.

Saya mencoba memutar balikkan fakta yang terjadi

di pertandingan supaya dapat merendahkan klub

lawan.

Saya menyebarkan kekurangan-kekurangan klub

lawan di kafe saat nonton bareng.

Saya memberikan pendapat yang masuk akal di

kafe saat nonton bareng tanpa memaksakan pilihan

mereka.

Di kafe saat nonton bareng, saya bisa secara jujur

mengakui apabila memang klub yang saya dukung

bermain bermain buruk.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya memilih diam jika ada yang mengatakan

kekurangan-kekurangan klub lawan di kafe saat

nonton bareng.

7. Agresi verbal pasif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif dan

agresornya mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Di kafe saat nonton bareng, saya mengungkapkan

jika saya tidak ingin menjawab pertanyaan-

pertanyaan orang lain.

Saya lebih memilih diam ketika bersama teman

yang berbeda pendapat di kafe saat nonton bareng.

Saya hanya bilang “tidak mau berkomentar” jika

ditanya tentang pendapat sesuatu di kafe saat

nonton bareng.

Di kafe saat nonton bareng, saya dapat

mengungkapkan ketidaksukaan saya dengan

pertanyaan yang diajukan.

Saya dapat memberikan pendapat sesuai dengan

pandangan saya tanpa membuat orang lain


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berselisih dengan saya.

Jika diberikan kesempatan, saya dapat memberikan

komentar di kafe saat nonton bareng.

8. Agresi verbal pasif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif

dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korbannya.

Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai

Saya memilih menghindari teman yang berbeda

pendapat dengan saya, termasuk mengenai

dukungan terhadap klub sepakbola.

Di kafe saat nonton bareng, saya lebih memilih

berkumpul bersama teman yang mendukung klub

yang sama

Saya mulai menjauhi teman yang berbeda

pemikirannya dan mulai berkumpul dengan teman-

teman yang sepemikiran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tidak masalah bagi saya untuk berteman dengan

siapa saja meskipun berbeda pendapat termasuk

dukungan terhadap klub sepakbola.

Saya dapat berkumpul dengan siapa saja di kafe

saat nonton bareng, dengan teman yang berbeda

dukungan.

Di kafe saat nonton bareng, saya menerima adanya

perbedaan pendapat dan menganggap itu adalah hal

lumrah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4

Skala Perilaku Agresif


Suporter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKALA PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kepada
Saudara yang turut berpartisipasi dalan penelitian ini

Dengan hormat, saya :


Nama : Vinsensius Harsanto Wicaksono
NIM : 109114103
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya bermaksud mengadakan


penelitian. Oleh karena itu, saya membutuhkan sejumlah data, dan hanya akan
diperoleh dengan kesediaan anda mengisi skala ini. Skala terdiri dari dua bagian,
yakni data pribadi, yang berisi sejumlah pertanyaan mengenai anda dan skala
yang berisi sejumlah pernyataan.
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Saya harap, jawaban
yang diberikan mendekati dan menggambarkan keadaan Anda sesungguhnya.
Oleh karena itu, saya harap Anda bersedia memberi jawaban Anda sendiri dengan
sejujur jujurnya. Semua jawaban Anda akan terjaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Kerja sama Anda dalam menjawab
pernyataan pada skala ini merupakan kerjasama yang besar artinya bagi
keberhasilan penelitian ini. Atas bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dibawah
paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, tetapi dengan suka rela demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya
alami, bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya, maka saya
mengijinkan jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, …. Maret 2017


Menyetujui,

Pengisi
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DATA IDENTITAS SUBJEK

Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
tersebut dengan seksama. Berilah tanda centang pada bagian yang tersedia,
Keterangannya adalah sebagai berikut :
Kalah : Apabila anda merasa pernyataan menggambarkan keadaan pada saat kalah
Seri : Apabila anda merasa pernyataan menggambarkan keadaan pada saat seri
Menang : Apabila anda merasa pernyataan menggambarkan keadaan pada saat
menang
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak
ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban anda mencerminkan diri
anda sendiri.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan Hasil Pertandingan

Kalah Seri Menang

Saya dapat memukul orang lain ketika v

saya marah

Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Pernyataan Hasil Pertandingan

Kalah Seri Menang

1. Saya tidak memiliki keberanian untuk

mengumpat ke arah suporter lawan di

kafe saat nonton bareng.

2. Saya menolak melakukan gerakan

gerakan yang dapat menyulut emosi

karena sangat mengganggu jalannya

nonton bareng di kafe.

3. Saya memilih menghindari teman

yang berbeda pendapat dengan saya,

termasuk mengenai dukungan

terhadap klub sepakbola.

4. Saya menghindari kerumunan apabila

terjadi perkelahian di kafe pada saat

nonton bareng.

5. Saya memberikan pendapat yang

masuk akal kepada orang lain di kafe

saat nonton bareng agar mendukung

klub favorit saya.

6. Saya mengabaikan aturan saat marah

atau terlalu senang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Saya saat nonton bareng, saya dapat

mengungkapkan ketidaksukaan saya

dengan pertanyaan yang diajukan.

8. Saya mencari dukungan geng anarkis

untuk menyerang suporter lawan

setelah acara nonton bareng di kafe.

9. Saya mengindahkan aturan yang ada

di setiap tempat.

10. Di kafe saat nonton bareng, saya

mengungkapkan jika saya tidak ingin

menjawab pertanyaan-pertanyaan

orang lain.

11. Saya sangat membenci adanya ikut

campur dari pihak lain yang justru

membuat kericuhan di acara nonton

bareng di kafe.

12. Saya memberikan pendapat yang

masuk akal di kafe saat nonton bareng

tanpa memaksakan pilihan mereka.

13. Tidak masalah bagi saya untuk

berteman dengan siapa saja meskipun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbeda pendapat termasuk dukungan

terhadap klub sepakbola

14. Saya mengumpat ke arah suporter

lawan di kafe saat nonton bareng.

15. Saya menggunakan jari saya membuat

gerakan gerakan yang merendahkan

suporter lawan di kafe saat nonton

bareng.

16. Saya secara spontan maju dan

memukul supporter lawan ketika

terjadi perkelahian di kafe pada saat

nonton bareng.

17. Saya berbisik-bisik menyuruh orang-

orang melakukan apa yang saya

inginkan di kafe saat nonton bareng.

18. Saya dapat memberikan pendapat

sesuai dengan pandangan saya tanpa

membuat orang lain berselisih dengan

saya.

19. Saya mencoba memutar balikkan fakta

yang terjadi di pertandingan supaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat merendahkan klub lawan.

20. Saya melempar botol / gelas ke

kerumunan suporter lawan di kafe saat

nonton bareng tetapi tidak berani di

barisan paling depan

21. Saya mencoba melarikan diri ketika

suporter lawan memukul saya.

22. Saya kafe saat nonton bareng, saya

lebih memilih berkumpul bersama

teman yang mendukung klub yang

sama.

23. Saya tidak mempermasalahkan klub

lawan seperti apa, selama tidak

mengganggu saya.

24. Saya tidak pernah melakukan tindakan

merusak kendaraan supporter lawan di

parkiran kafe karena tidak ada

hubungannya dengan acara nonton

bareng.

25. Saya dapat berkumpul dengan siapa

saja di kafe saat nonton bareng,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan teman yang berbeda

dukungan.

26. Di kafe saat nonton bareng, saya bisa

secara jujur mengakui apabila

memang klub yang saya dukung

bermain buruk.

27. Saya sengaja menyenggol dan

menjatuhkan motor suporter lawan di

parkiran kafe saat nonton bareng.

28. Saya tidak mempunyai keberanian

melakukan tindakan menyerang ke

arah suporter lawan.

29. Saya lebih memilih diam ketika

bersama teman yang berbeda pendapat

di kafe saat nonton bareng.

30. Saya mengancam teman yang tidak

ikut mendukung apa yang saya pilih.

31. Saya menolak menghasut orang untuk

melakukan hal hal yang saya inginkan

di kafe saat nonton bareng.

32. Saya lebih baik menghindar kericuhan

daripada tidak sengaja terkena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lemparan supporter lain.

33. Saya berteriak kesal di kafe saat

nonton bareng ketika hasil tidak sesuai

dengan hal yang saya harapkan.

34. Saya diberikan kesempatan, saya

dapat memberikan komentar di kafe

saat nonton bareng.

35. Saya mulai menjauhi teman yang

berbeda pemikirannya dan mulai

berkumpul dengan teman-teman yang

sepemikiran.

36. Ketika terjadi kericuhan di kafe saat

nonton bareng, saya tetap menyerang

suporter lawan dan tidak

mengindahkan adanya peringatan

untuk tenang.

37. Saya menolak menyalakan flare baik

itu di area lawan karena itu dapat

membahayakan diri sendiri.

38. Saya memulai melempar gelas saat

saya emosi ke arah suporter lawan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada saat nonton bareng di kafe.

39. Saya menyebarkan kekurangan-

kekurangan klub lawan di kafe saat

nonton bareng.

40. Saya merencanakan penyerangan ke

suporter lawan seusai acara nonton

bareng.

41. Saya hanya bilang “tidak mau

berkomentar” jika ditanya tentang

pendapat sesuatu di kafe saat nonton

bareng.

42. Saya memilih diam jika ada yang

mengatakan kekurangan-kekurangan

klub lawan di kafe saat nonton bareng.

43. Saya secara langsung membalas

apabila suporter lawan memukul saya.

44. Saya mencoba tetap tenang di kafe

saat nonton bareng ketika hasil tidak

sesuai dengan yang saya harapkan.

45. Saya sengaja menyalakan flare di kafe

saat nonton bareng pada area suporter


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lawan supaya mereka terganggu

dengan asapnya.

46. Di kafe saat nonton bareng, saya

menerima adanya perbedaan pendapat

dan menganggap itu adalah hal

lumrah.

47. Saya mencoba mendengarkan

peringatan ketika terjadi kerusuhan di

kafe saat nonton bareng.

48. Saya lebih sering selesai pertandingan

dan acara nonton bareng langsung

pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5

Tabel Hasil CVR 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6

Tabel Hasil CVR 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7

Tabel Hasil CVR 3


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6

Tabel Hasil Kappa

Cohen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

panelis panelis
no 1 2
1 1 1
2 1 1
3 1 1
4 1 1
5 1 1
6 1 1
7 2 2
8 1 1
9 1 1
10 1 1
11 1 1
12 1 1
13 1 1
14 1 1
15 2 1
16 2 1
17 2 1
18 2 2
19 1 1
20 1 1
21 1 1
22 1 1
23 1 1
24 1 2
25 2 2
26 1 1
27 1 2
28 2 2
29 2 2
30 1 1
31 1 1
32 1 1
33 2 2
34 1 1
35 1 1
36 1 2
37 1 1
38 1 1
39 2 2
40 1 1
41 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42 1 1
43 1 1
44 2 1
45 1 1
46 1 1
47 1 1
48 1 1

Anda mungkin juga menyukai