SKRIPSI
Disusun oleh :
Vinsensius Harsanto Wicaksono
109114103
HALAMAN MOTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
Keluarga saya, Antonius Eko Suprijo H, Irmina Mimin Sri Sanjaya dan Gregorius
Yubilio Harsantyasto
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
Penulis
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensi agresivitas suporter sepakbola pada saat nonton
bareng berdasarkan hasil pertandingan sepakbola.Penelitian ini melihat agresivitas yang muncul
pada saat menang, seri dan kalah. Subjek dalam penelitian ini adalah 171 suporter yang memiliki
kartu member keanggotaan resmi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
skala dengan menyebar kuisioner. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada 8
jenis agresivitas menurut Buss. Hasil analisis data memaparkan bentuk agresivitas yang muncul
pada setiap kondisi, dengan nilai total perilaku agresif muncul tertingi pada saat kondisi kalah
(48,1%) dan muncul terendah pada kondisi seri (24,%).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Study of Psychology
Sanata Dharma University Yogyakarta
This study aims to determine the intentions of aggressiveness soccer fans at the time watching
together based on the results of football matches. This study saw the aggressiveness that emerged
during the win, draw and lose. Subjects in this study were 171 supporters who had official
membership card membership. Methods of data collection in this study using the scale by
spreading the questionnaire. The measuring tool used in this study refers to 8 types of
aggressiveness according to Buss. The results of the data analysis revealed the aggressiveness that
emerged in each condition, with the aggressive value of aggressive behavior appearing highest in
the losing condition (48.1%) and the lowest appearing in the series (24,%).
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan,
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Saya sebagai penulis masih menyadari adanya
kekurangan dalam skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
terlibat dan membantu penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah membimbing dan membagi wawasan yang sangat berguna bagi
penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibutuhkan.
7. Kedua Orang Tua (Antonius Eko Suprijo H dan Irmina Mimin Sri S)
10. Teman teman Trah dan Skripsi Jon! (Sita, Brandan, Yutti, Ella, Nico, Tari,
11. Teman teman Last Samurai yang menjadi teman senasib sepenanggungan,
12. Teman teman Psynema (Yatim, Gusbay, Panjul, Gita, Dias) yang akan
13. Teman teman Vapella, Vapely, Bantul Vapor, Vape.Inc (Bimo, Uus,
Okky, Doddy, Azza, Awan, Wistu, Agung VGOD, Awie, Singkek, Abet,
15. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu
persatu.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kiranya terima kasih dan berkat Tuhan selalu menyertai semua orang yang telah
membantu dan mendukung selama penyusunan skripsi ini. Akhir kata semoga
Terima kasih.
Penulis,
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRACT .....................................................................................................viii
A. Agresivitas ................................................................................ 10
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. BentukAgresivitas ............................................................... 15
C. Definisi Operasional.................................................................. 26
D. Subjek Penelitian....................................................................... 27
E. Prosedur Penelitian.................................................................... 27
1. Validitas .............................................................................. 29
3. Reliabilitas .......................................................................... 32
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Pembahasan ............................................................................... 37
A. Kesimpulan ............................................................................... 42
B. Saran .......................................................................................... 42
LAMPIRAN ..................................................................................................... 47
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat dari hari ke hari. Hal ini dikarenakan penggemar sepakbola atau
Kebanyakan masyarakat Indonesia adalah suporter dari klub di liga liga Eropa,
bahkan menduduki peringkat 3 seluruh dunia dengan jumlah 24,3 juta jiwa.
(Susanto, 2014).
ini ditandai bertambahnya basis-basis suporter yang menjadi fans club pada tim
resmi dari klub yang bersangkutan. Suporter yang tergabung dalam fans club
televisi dan sering disebut dengan fans layar kaca, kemudian menjadi suatu
(1998), klub yang paling hebat adalah klub favoritnya sebenarnya normal dan
sesuatu yang sudah semestinya. Hal ini dikarenakan setiap kelompok suporter
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suporter klub tertentu dengan jumlah yang tinggi. Hal ini salah satunya terlihat
dari jumlah follower di akun resmi klub klub sepakbola Eropa. Berdasarkan
Liverpool dan Manchester City memiliki jumlah follower terbesar yang berasal
dari Indonesia. (Amyar ; 2014 ; Indonesia basis penggemar terbesar klub elit
basis-basis-penggemar-terbesar-klub-elit-eropa-di-dunia-623398.html; Diakses
20 Desember 2015.
luar negeri ini mampu menjadi wadah dalam menyatukan suporter yang sama-
sama mendukung kesebelasan yang sama. Para suporter yang tergabung dalam
fans club menunjukkan rasa loyalitasnya terhadap klub yang didukung, salah
satunya dengan mengadakan acara nonton bareng. Acara nonton bareng yang
diadakan setiap fans club menjadi kegiatan yang rutin dilakukan setiap ada
untuk menonton suatu acara secara bersama-sama. Dalam Kamus Besar Bahasa
dan sebagainya.
Berbagai tempat dapat digunakan untuk acara nonton bareng seperti di kantor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
halaman kampus, lapangan, sudut kampung, kafe, dan bahkan hotel. Dengan
acara nonton bareng, supporter dapat merasakan euforia kebersamaan. Hal ini
diperkuat dengan banyaknya kafe kafe yang menyediakan waktu dan tempat
bareng. Meskipun hanya lewat televisi, nonton bareng di kafe sangat terasa
Selama nonton bareng, ada dua fans club yang masing-masing saling
ini memicu kerusuhan. Salah satu kerusuhan besar terjadi di Jakarta tepatnya di
GOR Otista pada 14 Mei 2015. Bentrokan hebat suporter Juventus dan Real
Madrid ditengarai karena aksi provokatif satu sama lain. Hal ini benar benar
tersebut dengan headline “Yang Main Madrid-Juve, yang Rusuh Malah yang
ini semakin menunjukkan kacaunya acara nobar tersebut. (Eros ; 2015 ; Yang
http://malesbanget.com/2015/05/yang-main-madrid-juve-yang-terjadi-rusuh
vs Juventus pada 31 Maret 2013. Nobar yang terjadi di kafe Immigrant ini,
https://stevenpolapa7.wordpress.com/2013/03/31/kronologis-insiden-fans-
Film pada 2015, hal ini dilansir vivanews dikarenakan seringnya terjadi
perusakan fasilitas publik di taman itu. Hal ini sangat disayangkan banyak
pihak karena kafe ini mencakup kepentingan banyak orang untuk menyasikan
http://news.viva.co.id/nusantara/bandung/ridwan-kamil-sementara melarang-
kekecewaan atau rasa frustasi karena kesebelasan yang didukungnya kalah dan
raga sering menaikkan tingkat aktivasi melalui aneka ragam emosi dan tanda-
melainkan dibenarkan.
bahwa manusia lahir dengan memiliki insting (instinct). Menurut Freud (dalam
Sarwono, 1988), manusia memerlukan instinct untuk hidup yang disebut Eros
dan juga insting untuk mati yang disebut Thanatos. Thanatos inilah yang
menjadi 8 bentuk agresivitas yaitu agresi fisik aktif-langsung, agresi fisik pasif-
dan kalah. Ketidaksesuaian ini berujung frustrasi yang merupakan hal paling
seberapa tinggi intensi agresivitas yang muncul pada saat nonton bareng.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
suporter pada saat nonton bareng dengan mengacu hasil akhir pertandingan.
Tidak membahas faktor faktor diluar itu dan juga tidak membandingkan secara
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
2. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi dan bahan kajian bagi
bareng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Agresivitas
1. Definisi Agresi
bentuk emosi dan hal itu mengarah ke suatu tindakan agresif. Hal ini
disetujui oleh Aronson (1972) yang menambahkan bahwa entuk agresi ini
berupa tingkah laku yang memiliki suatu tujuan melukai orang lain dengan
suatu obyek lain atau bahkan bisa juga ke diri sendiri. Hal ini menjadi
sebagai sebuah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai individu
lain. Dapat penulis simpulkan bahwa agresivitas adalah sikap individu yang
bertujuan untuk menyerang atau melukai orang lain yang tidak memiliki
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan kata-kata (verbal) dan juga non verbal (Scheneiders, 1995). Hal
suatu bentuk tingkah laku yang dilakukan sesorang kepada orang lain atau
2. Penyebab Agresivitas
timbulnya agresi.
eksternal.
10
dalam individu seperti identitas diri juga identitas diri korban, selain
panas terjadi lebih banyak agresivitas karena hari hari pada musim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bagi individu.
parasimpatik yang tinggi dan dengan adanya perasaan tidak suka yang
b. Kekecewaan, dapat berupa sakit fisik, penghinaan, atau ancaman. Hal ini
yang akan mengarah pada agresi. Ejekan ini semakin lama semakin seru
ketika bersama dengan orang lain, ini dapat memanaskan situasi. Pada
melakukan agresi.
d. Gen berpengaruh pada pembentukan suatu sistem neural otak yang dapat
mengatur agresivitas.
e. Sistem otak yang tidak terlibat dalam agresi dapat memperkuat atau
anak dengan generasi orang tuanya. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pengamen cilik yang jumlahnya lebih dari satu orang. Bila anak tersebut
tidak diberi uang, anak tersebut akan memaksa dengan mengetuk kaca
dan juga beberapa penelitian lain menggunakan subjek dari kalangan sipil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan umum. Hal ini kemungkinan karena para subjek yaitu subjek yang
dengan agresivitas yang dimunculkan pada saat nonton bareng. Hal ini juga
semakin rendah agresivitas yang dilakukan, hal ini juga berlaku sebaliknya.
3. Bentuk Agresivitas
1. Agresi fisik-verbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Agresi aktif-pasif
mencelakakan korban.
agresivitas, yaitu:
menendang.
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lain.
didepan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menampar seseorang.
pertanyaan mau
pendapat
c. Secara verbal atau simbolis, yang termasuk di dalam aspek ini adalah
17
atau ekspresi agresi dapat berupa fisik maupun verbal. Agresi yang
sifatnya verbal.
e. Main perintah
tidak pantas
Deaux mengatakan bahwa ada dua macam agresi, yaitu agresi fisik
dan agresi verbal. Agresi fisik adalah agresi yang dilakukan untuk melukai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
orang lain, secara fisik. Agresi verbal adalah agresi yang dilakukan untuk
4. Tipe-Tipe Agresi
Menurut Moyer (1971), agresi dibagi secara rinci kedalam tujuh tipe yaitu:
Agresi predatori ini biasanya terdapat pada organisme atau species hewan
yang menjadikan hewan dari species lain sebagai mangsanya. Ini terkait
c. Agresi ketakutan : agresi yang muncul karena adanya posisi takut akan
memilih sasaran.
f. Agresi maternal : agresi yang spesifik seorang ibu yang dilakukan dalam
19
B. Suporter Sepakbola
(dalam Putri 2014) tentang suporter adalah sekumpulan orang orang yang
ini yang akan membuat suporter meledakkan emosi dan dapat menjadi tindakan
agresi.
sebagai pribadi yang aktif secara fisik, politik dan sosial. Oleh karena itu
20
yang sangat kental. Fanatisme ini yang kemudian mendorong suporter sepak
bola untuk mengorganisir dirinya serta melakukan berbagai aksi. (Kukuh 2013)
bareng. Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) tentang fanatisme suporter
sebagai seorang suporter, hal ini ditunjukkan dengan membuat kaos, spanduk,
koreo, lagu dan gerakan gerakan untuk mendukung tim favoritnya. Hal seperti
lawan, akan menjadi awal mula munculnya kerusuhan pada saat nonton bareng.
saat nonton bareng ini seringkali melibatkan suporter klub besar dunia, seperti
kasus kerusuhan pada pertandandingan Real Madrid vs Juventus 2015 lalu, hal
ini dikarenakan suporter klub yang besar sering melakukan berbagai kegiatan
bersama seperti mengadakan nonton bareng, futsal bareng, gathering, dll, dan
hal ini mengingkatkan kohesivitas tim. Dimana penelitian Safitri dan Andrianto
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
membuat prediksi atau pun mencari implikasi. Penelitian ini memiliki tujuan
Variabel : agresivitas
C. Definisi Operasional
supaya tidak ambigu. Definisi operasional adalah definisi suatu variabel yang
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Agresivitas
kepada orang lain atau obyek, dengan memiliki unsur kekerasan dengan tujuan
25
D. Subjek Penelitian
ini yaitu:
E. Prosedur Penelitian
berikut:
Skala yang digunakan pada penelitian ini berdasar pada teori Buss (1961)
yang membagi 8 bentuk agresivitas menjadi agresi fisik aktif langsung, agresi
fisik aktif tidak langsung, agresi fisik pasif langsung, agresi fisik pasif tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
langsung, agresi verbal aktif langsung, agresi verbal aktif tidak langsung,
Skor
Bentuk agresivitas Total item Bobot (%)
Favourable Unfavourable
Agresi verbal pasif
3, 22, 35 13, 25, 46 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal pasif
10, 29, 41 7, 18, 34 6 12,5
langsung
Agresi verbal aktif
5, 19, 39 12, 26, 42 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal aktif
14, 30, 33 1, 23, 44 6 12,5
langsung
Agresi fisik pasif
6, 17, 36 9, 31, 47 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik pasif
15, 27, 45 2, 24, 37 6 12,5
langsung
Agresi fisik aktif
8, 20, 40 11, 32, 48 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik aktif
16, 43, 38 4, 21, 28 6 12,5
langsung
Total 24 24 48 100
Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Jenis validitas yang akan diuji
27
metode dari Lawshe (1975) yaitu Content Validity Ratio (CVR) dimana
Seleksi item
muncul pada kondisi, kalah, menang dan seri tidak saling tinggi rendah,
kondisi.
28
item menjadi lebih jelas. Penilaian per item pada CVR ini mulai dari 1, 0
esensial (1), esensial tapi tidak penting (0) dan tidak penting (-1). Total
penilaian ini yang akan menjadi dasar tingkat validasi tiap item. Item yang
diujikan lagi dengan proses yang sama ke 12 panelis tersebut. Hingga item
hal ini apakah item sudah benar benar dapat mengukur yang diinginkan
proses 1 dan 2 masih terdapat item yang belum mencapai Minimum Value
of CVR. Setelah dilakukan 3 kali, semua item telah lolos standar itu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dapat diujikan sebagai item yang valid kepada subyek. Data perhitungan
terdapat 13 item yang tidak lolos minimum value CVR. Item yang tidak
lolos adalah item 3, 4, 6, 7, 14, 16, 17, 21, 25, 29, 35, 38 dan 47
dikarenakan nilai CVR nya dibawah 0,56. Item yang tidak lolos itu
terdapat 9 item yang tidak lolos minimum value CVR. Item yan tidak lolos
adalah item 6, 14, 17, 21, 25, 35, 38 dan 47 dikarenakan nilai CVR nya
dibawah 0,56, akan tetapi, sekalipun tidak lolos, nilai CVR item tesebut
meningkat dibandingan saat uji pertama. Item ini direvisi kembali dan
diujikan ulang.
item telah memiliki nilai CVR diatas 0,56, dengan hal ini semua item di
penelitian ini telah lolos uji CVR dan telah siap digunakan untuk
pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Reliabilitas
pengukuran dengan alat yang dibuat dapat dipercaya. Hal ini diperoleh
dengan konsistensi skor yang diperoleh dari total subyek, diukur dengan alat
yang sama, bisa juga dilakukan diukur dengan alat yang sama pada kondisi
dengan metodologi dan skala yang sama Strubert & Carpenter (dalam
Afiyanti 2008). Hal ini untuk representasi hasil apakah item yang digunakan
sudah tepat atau belum. Pada penerapannya digunakan uji konsistensi Kappa
31
Dan tabel silang hasil rating dari 2 ahli adalah sebagai berikut
Penguji 1
Sesuai 34 4
Belum Sesuai 3 7
0,58}
Hasil Nilai K 0.58 masuk ke dalam kategori cukup, dan dengan hal
32
persenstase tiap tiap aspek dimana nanti tiap aspek bisa diabandingkan satu
samalain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
B. Hasil Penelitian
eropa yang memiliki kartu keanggotaan fans club. Hal ini supaya
standarisasi suporter dapat jelas dan sama. Subyek penelitian ini adalah
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
35
60
50
40
30
20
10
0
Menang verbal pasifverbal pasifverbal aktifverbal aktif
Seri tidak langsung tidak langsung
Kalah langsung langsung
70
60
50
40
30
20
10
0
Menang fisik pasif fisik pasif fisik aktif fisik aktif
Seri tidak langsung tidak langsung
Kalah langsung langsung
36
sepakbola menang
50
40
30 Menang
Seri
20
Kalah
10
0
Skor Total Skor Total Skor Total
Penelitian ini pada bagian per aspek memiliki nilai tertinggi 60,8% dan
nilai terendah 17,6%. Median penelitian ini adalah 30,7%. Selanjutnya hasil
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
C. Pembahasan
muncul paling kecil di hasil pertandingan seri dengan 24,7% hal ini dibawah hasil
pertandingan menang 27,2% dan kalah 48%. Dari hasil itu dapat dilihat bahwa
Jika ditinjau lebih mendalam lagi ke bagian aspek, pada agresivitas pada
Aspek ini memiliki skor 55,6%. Aspek ini ditandai dengan adanya
dikenali korban. Salah satu contohnya adalah pemukulan kepada suporter lawan..
Selanjutnya, aspek ini masuk kategori tinggi. Kecenderungan ini dapat disebabkan
hasil pertandingan yang kalah membuat rasa frustasi muncul, ini sejalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
penelitian Kulik dan Brown (dalam Koeswara 1988) dimana munculnya rasa
Aspek ini memiliki skor 60,8%. Aspek ini berupa perilaku membahayakan orang
lain tapi sumbernya tidak dapat diketahui, hal ini dapat terjadi melalui perantara.
Aspek ini masuk ke kategori tinggi. Salah satu agresivitas yang masuk ke kategori
didukung penelitian Man, Newton & Innes (dalam Koeswara 1988) tentang
Aspek ini memiliki skor 49,1%. Aspek ini berupa tindakan provokatif yang
sumbernya dikenali dan dapat menimbulkan munculnya agresi lainnya. Aspek ini
juga masuk kategoi tinggi. Salah satu agresivitas yang masuk kategori ini adalah
Aspek ini memiliki skor 45,6%. Aspek ini tidak serta merta tindakan langsung dan
Mengabaikan aturan adalah salah satu bentuk agresivitas pada aspek ini.
39
Aspek ini memiliki skor 53,2%. Aspek ini berupa agresi kata kata yang diucapkan
langsung dan serta merta terhadap korban. Hal ini tinggi terjadi pada kategori
kalah, karena munculnya umpatan dari tim yang kalah adalah ekspersi frustasi
akan hasil pertandingan. Hal ini sejalah dengan penelitian Kulik & Brown (dalam
dan realita.
Aspek ini memiliki skor 41,5%. Aspek ini berupa agresi kata kata yang diucapkan
langsung tapi tidak diketahui korban. Salah satunya adalah mengejek tim lawan di
media sosial. Hal ini juga masuk ke kategori tinggi Hal ini ada kaitan dimana
Mutadin (dalam Supriyo 2008) mengatakan bahwa ejekan akan seru dilakukan
Aspek ini memiliki skor 39,7%. Aspek ini lebih ke arah sikap acuh dan tidak
peduli akan sekitar, seperti tidak menyapa satu sama lain seusai pertandingan. Hal
ini masuk kategori tinggi. Hal ini ada kesesuaian dengan perasaan kecewa akan
hasil akhir, dimana menurut Mutadin (dalam Supriyo 2008) , kekecewaan ini
Aspek ini memiliki skor 38,6%. Aspek ini lebih ke arah menghindari klub lawan,
menjauhi klub lawan dan lebih cenderung berbicara hanya dengan yang
sepemikiran. Hal ini masuk kategori tinggi. Rasa kecewa juga dapat ditunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dengan hal ini. Penelitian Mutadin (dalam Supriyo 2008) menjelaskan tentang
Secara rangkumnya, pada hasil kalah ada 3 aspek yang persentasenya lebih
dari 50% yaitu agresi fisik aktif tak langsung 60,8%, agresi fisik aktif langsung
55,6% dan agresi verbal aktif langsung 53,2%. Ini sesuai dengan penelitian Kulik
dan Brown (dalam Koeswara 1988) dimana frustrasi akan ketidak terpenuhinya
pengharapan dapat memicu timbulnya agresi. Hal ini juga serupa dengan beberapa
kejadian kerusuhan nonton bareng yang biasa dimulai dengan adanya provokasi
verbal (agresi verbal aktif langsung), adanya lemparan botol atau gelas dari
sumber yang tidak diketahui / samar (agresi fisik aktif tak langsung) dan akhirnya
terjadinya kerusuhan (agresi fisik aktif tak langsung). Pola seperti ini, provokasi,
adanya tindakan yang menyulut emosi, kerumunan mulai reaktif dan akhirnya
yang muncul pada aspek agresi verbal pasif tak langsung 38,6% dan diatasnya
persis ada agresi verbal pasif langsung 39,7%. Agresi verbal pasif tak langsung
menunjukkan pada kondisi tim dukungannya kalah, suporter tidak tinggal diam
atau menyingkir, tapi justru rasa frustasi ini berujung pada kerusuhan.
Munculnya agresivitas yang tinggi pada saat hasil akhir kalah ini juga
41
identitas diri dan korban, sehingga keterlibatan emosi mempengaruhi secara besar
Pada hasil pertandingan seri intensitas agresivitas pada saat adalah sebagai
berikut :
Aspek ini memiliki skor 18,1%. Hal ini masuk ke kategori rendah. Hasil
menendang. Hal ini dikarenakan rasa harga diri yang direndahkan juga kecil,
tindakan provokatif yang diterima juga kecil, sejaan dengan penelitian Geen
Aspek ini memiliki skor 21,6%. Aspek ini juga masuk ke kategori rendah, dimana
Kecenderungan yang kecil ini dikarenakan stress yang muncul akibat hasil seri
juga kecil, sejalan dengan penelitian Eagle (dalam Koeswara 1988), karena
Aspek ini memiliki skor 18,7% Aspek ini masuk ke kategori rendah. Perilaku
perilaku provokatif rendah intensitasnya pada hasil seri. Hal ini ini sejalan dengan
42
Aspek ini memiliki skor 26,3%. Hal ini masuk kategori rendah. Perilaku perilaku
yang dapat muncul seperti tidak menghormati aturan umum pada saat nonton
bareng. Ini sejalan dengan penelitian Kulik dan Brown (dalam Koeswara 1988)
dimana hal ini rendah karena, pihak seri tingkat frustasinya juga rendah, sehingga
Aspek ini memiliki skor 29,2%. Hal ini masuk kategori sedang. Umpatan dan
ejekan kecenderungan muncul pada kondisi seri ini sedang. Ejekan adalah
pancingan yang mengarah agresi, hal ini sejalan dengan penelitian Mutadin
Aspek ini memiliki skor 23,4%. Hal ini masuk kategori redah. Hal hal yang
mungkin terjadi adalah ejekan di medsos dan bisik bisik di belakang. Hal ini
rendah dikarenakan rasa kecewa yang muncul dari hasil akhir seri juga rendah,
Aspek ini memiliki skor 32,2%. Aspek ini masuk ke kategori sedang.
Kecenderungannya adalah tidak saling bertegur sapa dengan suporter lawan pada
saat nonton bareng. Hal ini termasuk sedang karena tidak adanya amarah yang
muncul secara besar di hasil seri ini, sejalan dengan pendapat Mutadin (dalam
Supriyo 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Aspek ini memiliki skor 27,5%. Hal ini masuk ke kategori sedang. Hal ini berupa
dibandingnkan dengan tim lawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mutadin
secara keseluruhan adalah paling rendah dibanding hasil kalah dan menang yaitu
24,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil pertandingan seri paling sedikit
persentase terkecil munculnya agresivitas pada hasil seri ini ada di aspek agresi
fisik aktif langsung dengan 18,1% dan aspek agresi fisik pasif langsung 18,7%.
baik itu langsung ke suporter lawan ataupun secara pasif ke arah menjatuhkan
motor suporter lawan, atau menyalakan flare di dalam area untuk mengganggu
lawan sangatlah kecil. Pada persentase tertingginya pun di aspek agresi verbal
terbesar agresivitas yang muncul adalah mendiamkan suporter lawan dan tidak
saling sapa.
Pada hasil seri ini ada kesesuaian yang bisa ditarik dengan teori Baron dan
Bryne (2005) di bagian penyebab agresivitas pada faktor dalam diri aspek
narsisme dimana seseorang akan menjadi agresif ketika pandangan atau nilai
dalam dirinya direndahkan oleh orang lain. Pada hasil seri, menunjukkan klub
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yang mewakili tingkat narsisme nya tidak mengalami kekalahan, sehingga tidak
ada suatu perasaan pandangannya direndahkan. Hal ini yang menjadi tingkat
munculnya agresivitas di hasil seri menjadi paling rendah dibanding kalah dan
menang.
persentase 27,2% berada di tengah tengah antara seri dan kalah. Untuk per
Aspek ini memiliki skor 26,3%. Aspek ini masuk kategori rendah. Perilaku
melalakukan penyerangan ke arah lawan pada saat menang adalah salah satu
gambaran agresi ini. Hal ini rendah karena hasil menang tidak menunculkan stress
Aspek ini memiliki skor 17,6%. Aspek ini masuk kategori rendah. Hal ini
lawan seusai nonton bareng. Ini juga dikarenakan tidak munculnya stress seperti
Aspek ini memiliki skor 32,2%. Aspek ini masuk kategori sedang. Gerakan
gerakan provokatif ke suporter tim yang kalah berpotensi terjadi. Hal ini dapat
menjadi pemicu agresi balasan dari suporter lawan yang dapat mengakibatkan
kerusuhan, hal ini sejalan dengan penelitian Geen (dalam Koeswara 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Aspek ini memiliki skor 28,1%. Aspek ini masuk kategori sedang. Ini
kafe terjadi, spesifiknya seperti keluar kafe melalui pintu keluar masing masing
pendukung yang sudah disediakan. Hal ini dapat menjadi wujud provokasi kepada
suporter yang kalah, ini didukung dengan penelitian Geen (dalam Koeswara 1988)
Aspek ini memiliki skor 17,6%. Aspek ini masuk kategori rendah. Hal ini
secara langsung ke suporter kalah kecil. Sejalan dengan penelitaian Eagle (dalam
Koeswara 1988), auporter tim yang menang, tingkat stresnya rendah, sehingga
Aspek ini memiliki skor 35,1%. Ini menjadi menarik karena sekalipun aspek
verbal aktif langsung skornya kecil, tetapi verbal aktif tidak langsung sedang. Hal
ini sering kita jumpai seringnya muncul ejekan ejekan kepada tim yang kalah di
media sosial sesuai pertandingan. Hal ini merupakan provokasi seperti yang
Aspek ini memiliki skor 28,1%. Hal ini masuk ke kategori sedang. Salah satu
bentuk perilakunya berupa sikap acuh suporter yang menang. Sejalan dengan
pendapat Mutadin (dalam Supriyo 2008), hal ini merupakan simbol ejekan
46
Aspek ini memiliki skor 33,9%. Aspek ini masuk ke kategori sedang. Salah satu
bentuk perilakunya adalah lebih sering memilih tempat duduk dan berbicara
dengan teman. Ini sejalan dengan penelitian Mutadin (dalam Supriyo 2008)
dimana faktor lingkungan menjadi salah satu hal, suporter menang lebih nyaman
Rangkumnya pada hasil menang nilai tertinggi ada di aspek agresi verbal
aktif tak langsung 35,1% dan agresi verbal pasif tak langsung 33,9%. Ini
mengejek tim yang kalah, dengan memberikan data dan fakta bahwa tim
favoritnya adalah yang terbaik. Akan tetapi, ejekan yang dilakukan tidak secara
langsung dikatakan di depan suporter lawan secara langsung, tetapi lebih secara
diam diam dari belakang dengan sekumpulan teman teman yang mendukung klub
Hal yang menarik justru persentase terendah di aspek ini adalah verbal
aktif langsung dan fisik aktif langsung dengan persentasi 17,6%, ini juga menjadi
kemungkinan melakukan ejekan itu langsung di depan suporter lawan kecil, lebih
menjadi sangat menarik apabila dilakukan bersama teman teman. Ini berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan terjadinya ejekan yang muncul pada kondisi menang sering dilakukan
diganggu oleh pihak lain, ini yang menyebabkan munculnya emosi yang dapat
berwujud tindakan tindakan agresi. Ini sejalan dengan penelitian Putri (2014)
memiliki kartu anggota resmi klub tentu memiliki nilai fanatisme lebih dibanding
dengan suporter biasa. Hal ini yang dapat memicu munculnya suatu agresi ketika
adalah paling netral, dimana tingkat agresi yang muncul tidak saling berkaitan,
sehingga kondisi yang terjadi di lapangan juga cenderung tenang. Hal ini berbeda
dengan kondisi menang dan kalah, dikarenakan suporter yang menang cenderung
melakukan tindakan ejekan bersama teman temannya, ini bisa menjadi bahaya
karena tindakan ini bisa dianggap provokatif oleh pihak yang kalah, terlebih
suporter lawan seringnya dimulai dengan hal hal kecil seperti melempar benda
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa hasil pertandingan kalah pada saat nonton bareng dapat menjadi
tak langsung, serta adanya adu mulut secara verbal. Pola ini yang akan
B. Saran
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dengan pihak suporter klub lawan. Data di penelitian ini dapat dijadikan
tentu saja, hal ini tidak diinginkan oleh kedua belah pihak. Pemahaman
tesebut.
yang muncul, hal ini dapat menjadi acuan untuk tata ruang kafe / tempat
yang menjadi area nonton bareng. Dapat diatur sedemikian rupa sehingga
tata ruang pada saat nonton bareng dapat menghindari adanya kerusuhan.
Hal ini juga dapat menjadi pertimbangan kafe atau tempat yang
meningkat, hal ini dapat menjadi suatu hal menarik untuk melihat
saja.
C. Keterbatasan Penelitian
penelitian ini. Kekurangan dalam penelitian ini adalah topik yang diangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
masih begitu luas dan belum spesifik, sehinga dari hasil penelitian baru
51
Daftar Pustaka
Amyar, (2014), Indonesia basis penggemar terbesar klub elit eropa di dunia.
Diakses 20 Desember 2015 dari
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2014/01/02/indonesia-basis
penggema rterbesar-klub-elit-eropa-di-dunia-623398html
Berkowitz, Leonard. Tt. Agresi, sebab dan akibatnya. PT. Pustaka Binaman
Pressindo
Dayakisni, Tri dan Hudaniah, (2009), Psikologi sosial, Malang: UMM Press
Eros, (2015), Yang main madrid juve yang rusuh malah yang nobar di cawang.
Diakses 20 Desember 2015 dari
http://malesbanget.com/2015/05/yang-main-madrid-juve-yang-
rusuh-malah-yang-nobar-di-cawang/
Gunarsa, Singgih D. Prof. Dr.dkk. 1989. Psikologi Olah Raga. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
Ilham (2015), Ridwan Kamil sementara melarang kegiatan nonton bareng
sepakbola di taman film. Diakses 20 Desember 2015 dari
http://news.viva.co.id/nusantara/bandung/ridwan-kamil-sementara
melarang-kegiatan-nonton-bareng-sepakbola-di-taman-film
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
53
Supriyo, (2008), Studi kasus bimbingan dan konseling, Semarang: CV. Niew
Setapak
Utami, Fika Ariani & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau Dari
Kontrol Diri dan Jenis Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi
Proyeksi Volume 3, Febuari 2008.
Wibowo, Istiqomah dan Hapsari (2015), Fanatisme dan agresivitas suporter
klub sepakbola, Jurnal. Fakultas Psikologi Gunadarma
Zebua, S.P. Indah, Suprapto, M. Helena dan Mary Philia Elisabeth. (2014).
Menelaah fenomena suporter Persebaya: Hubungan harga diri dan
kolektivitas dengan tindakan agresi. Jurnal GEMA AKTUALITA.
Vol. 3, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Blueprint
Skala Perilaku Agresif
Suporter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BluPrint
Skor
Bentuk agresivitas Total item Bobot (%)
Favourable Unfavourable
Agresi verbal pasif
3, 22, 35 13, 25, 46 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal pasif
10, 29, 41 7, 18, 34 6 12,5
langsung
Agresi verbal aktif
5, 19, 39 12, 26, 42 6 12,5
tidak langsung
Agresi verbal aktif
14, 30, 33 1, 23, 44 6 12,5
langsung
Agresi fisik pasif
6, 17, 36 9, 31, 47 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik pasif
15, 27, 45 2, 24, 37 6 12,5
langsung
Agresi fisik aktif
8, 20, 40 11, 32, 48 6 12,5
tidak langsung
Agresi fisik aktif
16, 43, 38 4, 21, 28 6 12,5
langsung
Total 24 24 48 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perilaku Agresif
Menurut Buss
Fisik Verbal
o (Fav) Saya berteriak kesal di kafe saat nonton bareng ketika hasil
tidak sesuai dengan hal yang saya harapkan
o (Unfav) Saya tidak memiliki keberanian untuk mengumpat ke arah
suporter lawan di kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Saya tidak mempermasalahkan klub lawan seperti apa,
selama tidak mengganggu saya.
o (Unfav) Saya mencoba tetap tenang di kafe saat nonton bareng
ketika hasil tidak sesuai dengan yang saya harapkan.
o (Fav) Saya lebih memilih diam ketika bersama teman yang berbeda
pendapat di kafe saat nonton bareng.
o (Fav) Saya hanya bilang “tidak mau berkomentar” jika ditanya
tentang pendapat sesuatu di kafe saat nonton bareng.
o (Unfav) Di kafe saat nonton bareng, saya dapat mengungkapkan
ketidaksukaan saya dengan pertanyaan yang diajukan.
o (Unfav) Saya dapat memberikan pendapat sesuai dengan
pandangan saya tanpa membuat orang lain berselisih dengan saya.
o (Unfav) Saya dapat memberikan komentar di kafe saat nonton
bareng, jika diberikan kesempatan.
Lampiran 2
Penilaian essensial akan diberikan apabila saudara melihat bahwa item tersebut
memiliki kesesuaian dengan konstruk yang diberikan. Baik bersifat mendukung
(favorable), maupun tidak mendukung (unfavorable)
Penilaian tidak berguna akan diberikan apabila saudara menemunkan bahwa item
tersebut tidak sesuai dengan konstuk yang diberikan dan tidak sesuai dengan skala
yang digunakan.
Berikanlah tanda () pada kotak yang Anda anggap paling sesuai
Untuk membantu anda dalam menilai alat ukur tersebut, kami menyertakan blue
print serta definisi operasional dari agresi itu sendiri.
Berikut merupakan daftar pernyataan yang akan saudara nilai, atas kesediaannya
saya ucapkan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melukai orang lain secara aktif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.
bareng.
suporter lawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Agresi fisik aktif tidak langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan
melukai orang lain secara aktif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh
korban.
bareng.
bareng di kafe.
supporter lain.
melukai orang lain secara pasif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.
kafe.
4. Agresi fisik pasif tidak langsung : ditujukan untuk membahayakan dan melukai
orang lain secara pasif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korban.
terlalu senang.
setiap tempat.
bareng.
5. Agresi verbal aktif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif dan
mengganggu saya.
6. Agresi verbal aktif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif
nonton bareng.
buruk.
7. Agresi verbal pasif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif dan
lain.
nonton bareng.
bareng.
bareng.
8. Agresi verbal pasif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif
sepakbola.
klub sepakbola.
Lampiran 3
Penilaian sesuai akan diberikan apabila saudara melihat bahwa item tersebut
memiliki kesesuaian dengan konstruk yang diberikan. Baik bersifat mendukung
(favorable), maupun tidak mendukung (unfavorable)
Penilaian tidak sesuai akan diberikan apabila saudara menemukan bahwa item
tersebut tidak sesuai dengan konstuk yang diberikan dan tidak sesuai dengan skala
yang digunakan.
Berikanlah tanda () pada kotak yang Anda anggap paling sesuai
Untuk membantu anda dalam menilai alat ukur tersebut, disertakan blue print
serta definisi operasional dari agresi itu sendiri.
Berikut merupakan daftar pernyataan yang akan saudara nilai, atas kesediaannya
saya ucapkan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melukai orang lain secara aktif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.
bareng.
suporter lawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Agresi fisik aktif tidak langsung : perilaku ditujukan untuk membahayakan dan
melukai orang lain secara aktif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh
korban.
di kafe
bareng di kafe.
melukai orang lain secara pasif dan agresornya mudah dikenali oleh korban.
nonton bareng.
4. Agresi fisik pasif tidak langsung : ditujukan untuk membahayakan dan melukai
orang lain secara pasif dan agresornya tidak mudah dikenali oleh korban.
terlalu senang.
nonton bareng.
tempat.
bareng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Agresi verbal aktif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif dan
nonton bareng.
harapkan.
harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Agresi verbal aktif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara aktif
lawan.
mereka.
nonton bareng.
7. Agresi verbal pasif langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif dan
nonton bareng.
8. Agresi verbal pasif tidak langsung : stimulusnya berupa kata-kata secara pasif
yang sama
dukungan.
lumrah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepada
Saudara yang turut berpartisipasi dalan penelitian ini
Hormat saya,
Penyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dibawah
paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, tetapi dengan suka rela demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan murni dari apa yang saya
alami, bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya, maka saya
mengijinkan jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data untuk
penelitian ilmiah ini.
Pengisi
(Tanda Tangan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
tersebut dengan seksama. Berilah tanda centang pada bagian yang tersedia,
Keterangannya adalah sebagai berikut :
Kalah : Apabila anda merasa pernyataan menggambarkan keadaan pada saat kalah
Seri : Apabila anda merasa pernyataan menggambarkan keadaan pada saat seri
Menang : Apabila anda merasa pernyataan menggambarkan keadaan pada saat
menang
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak
ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban anda mencerminkan diri
anda sendiri.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan Hasil Pertandingan
saya marah
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nonton bareng.
di setiap tempat.
menjawab pertanyaan-pertanyaan
orang lain.
bareng di kafe.
bareng.
nonton bareng.
saya.
sama.
mengganggu saya.
bareng.
dukungan.
bermain buruk.
sepemikiran.
untuk tenang.
nonton bareng.
bareng.
bareng.
mengatakan kekurangan-kekurangan
dengan asapnya.
lumrah.
pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 6
Cohen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
panelis panelis
no 1 2
1 1 1
2 1 1
3 1 1
4 1 1
5 1 1
6 1 1
7 2 2
8 1 1
9 1 1
10 1 1
11 1 1
12 1 1
13 1 1
14 1 1
15 2 1
16 2 1
17 2 1
18 2 2
19 1 1
20 1 1
21 1 1
22 1 1
23 1 1
24 1 2
25 2 2
26 1 1
27 1 2
28 2 2
29 2 2
30 1 1
31 1 1
32 1 1
33 2 2
34 1 1
35 1 1
36 1 2
37 1 1
38 1 1
39 2 2
40 1 1
41 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42 1 1
43 1 1
44 2 1
45 1 1
46 1 1
47 1 1
48 1 1