Anda di halaman 1dari 1

Keindahan yang Menyakitkan

Cahaya indah yang menenangkan hati, Gerakan hembusan angin yang


menari-nari, dan bocah kecil yang gembira berlari kesana kemari. Tiba juga
hari yang ditunggu Bocah ini. Minggu, hari bebas dari lingkungan sekolah yang
membosankan dan meresahkan diri. Ya Bocah kecil yang berpikiran seluruh
hari ialah minggu itu adalah aku. Duduk dibangku SD yang menggigit
sepanjang detik, tetapi semua hal tersebut ku lupakan demi hari yang indah
seperti pucuk daun yang baru dipetik.

Ku nikmati hari itu dengan kakak yang memboncengkanku diatas


sepeda mengelilingi komplek rumahku. Canda dan tawa dengan kakak diatas
sepeda membuat hari semakin istimewa bagiku. Tetapi semua berubah ketika
canda dan tawa berlebih membuat sepeda sulit terkendali dan berakhir dengan
aspal kasar yang mencium ku di wajah dan kaki. Suasana indah menjadi tak
berarti. Ku terkejut melihat kakak yang tak terluka sama sekali sedangkan aku
berlumuran darah di wajah dan kaki. Ku berlari tak peduli dengan kakak
menuju rumah dengan tetesan air mata yang tak kunjung henti.

Tiba di rumah yang melindungi disambut dengan ibu yang terkejut dan
langsung mengobati, saat itu juga ku menyadari setengah dari satu gigi depanku
hilang setelah kucari berhari-hari.

Nama : Muhammad Fahreza Isnanto

Kelas : XII MIPA 5

No : 16

Anda mungkin juga menyukai