Cahaya indah yang menenangkan hati, Gerakan hembusan angin yang
menari-nari, dan bocah kecil yang gembira berlari kesana kemari. Tiba juga hari yang ditunggu Bocah ini. Minggu, hari bebas dari lingkungan sekolah yang membosankan dan meresahkan diri. Ya Bocah kecil yang berpikiran seluruh hari ialah minggu itu adalah aku. Duduk dibangku SD yang menggigit sepanjang detik, tetapi semua hal tersebut ku lupakan demi hari yang indah seperti pucuk daun yang baru dipetik.
Ku nikmati hari itu dengan kakak yang memboncengkanku diatas
sepeda mengelilingi komplek rumahku. Canda dan tawa dengan kakak diatas sepeda membuat hari semakin istimewa bagiku. Tetapi semua berubah ketika canda dan tawa berlebih membuat sepeda sulit terkendali dan berakhir dengan aspal kasar yang mencium ku di wajah dan kaki. Suasana indah menjadi tak berarti. Ku terkejut melihat kakak yang tak terluka sama sekali sedangkan aku berlumuran darah di wajah dan kaki. Ku berlari tak peduli dengan kakak menuju rumah dengan tetesan air mata yang tak kunjung henti.
Tiba di rumah yang melindungi disambut dengan ibu yang terkejut dan langsung mengobati, saat itu juga ku menyadari setengah dari satu gigi depanku hilang setelah kucari berhari-hari.