Anda di halaman 1dari 4

Nama:Rausyan Fikr F.A.

Kelas:XI IIK 2

Singkat

Di siang hari cuaca begitu mendung, angin bertiup


kencang seperti membawa kenangan yang telah
berlalu, dingin dan hanya untuk dikenang. Langit
sebentar lagi akan menangis, laju roda dua pun
terus kuputar di jalan, menembus jarak tujuan
yang masih tak terkira ujungnya.

Kecepatan roda, kutambah demi menghindari


tetesan hujan dan angin yang mulai mengencang.

Aku takut, khawatir, karena hujan-angin yang ku


rasakan ini begitu dingin menembus tulang
rusukku. Kecepatan roda pun terus kutambah,
semakin kencang, semakin kencang, seakan tubuh
dan motor ini pun mulai terbawa angin.

Aku merasa semakin takut dan cemburu, ingin


rasanya segera sampai ke tempat tujuanku. Dan
akhirnya di tengah perjalanan semuanya mereda,
perlahan angin mulai melembut dan matahari
kembali memperlihatkan kehangatannya.

Tidak ada yang tidak mungkin, karena setelah


hujan reda ada sedikit keindahan warna langit
yang cantik dan indah yang tidak pernah bisa
dilupakan.

Aku terus melanjutkan perjalanan, sampai di


persimpangan jalan aku bertemu 'dia', seorang
wanita yang pernah sangat ku kagumi sejak SMP.
Melihat aku berhenti di persimpangan jalan itu ia
pun menghampiriku, membawa buku, dan
menarikku sejenak kembali mengenang memori
masa lalu.

Kami berdua bicara tentang kegiatan reuni SMP


Angkatan 2013. Di temani seberkas mentari yang
mulai menghangat dan sentuhan angin yang
lembut, aku makin yakin memulai satu rencana
yang akan dilaksanakan nanti agar berjalan lancar.
Aku sempat berpikir 'kenapa aku sangat
bersemangat saat ini?' Entahlah... Padahal aku
hanya ingin mengupas moment berharga bersama
sahabat alumni SMP-ku ini. Aku ingin
memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya.

Pukul 16.00 kami berdua berpindah ke warung tak


jauh dari persimpangan, milik kepala sekolah.
Sampai akhirnya aku lupa rasanya pulang. Tiba-
tiba handphone ku berdering suara notifikasi
masuk, dari ibuku, ia menyuruhku untuk segera
pulang.

Aku yang merasa bersalah kepada Ibu karena telat


pulang, akhirnya langsung berpamitan kepada
Kepala Sekolah dan temanku yang masih di
warung, sebenarnya aku masih ingin berkumpul
bersama mereka untuk saling berbagi pengalaman
di masa kuliah sekarang.

Akan tetapi senja telah muncul dan harus


memisahkan kami bertiga untuk segara
meninggalkan warung tersebut. Sesudah
berpamitan aku pun langsung ke tempat parkir
motor, tiba-tiba kepala sekolah menghampiriku
dan memberikanku sebuah bingkisan yang isinya
entah apa.

Dan aku pun merasa sangat senang hari itu karena


semua yang terjadi tidak direncanakan tetapi
sangat memberikan kesan mendalam dalam
hidupku. Rasanya aku amat senang sekaligus sedih
sebab cerita yang masih panjang yang ingin aku
ceritakan ini mesti terputus di waktu yang singkat.

Aku berharap suatu saat nanti masih ada waktu,


saling sapa dan bicara seperti yang telah aku
rasakan tadi. Aku tidak akan melupakan
pertemuan pada hari itu karena bagiku itu seperti
angin berembus membawa daun terbang nan jauh.

Dalam hati aku terus berharap semoga masih ada


celah untuk kami sekadar bertemu meskipun tak
tahu kapan waktu itu akan terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai