Anda di halaman 1dari 102

Pergi memancing

Oleh: Ahmad Maulana

Setahun lalu aku bersama dua temanku yang bernama David dan Dimas berencana sepulang
sekolah nanti kami ingin memancing di sungai. Bel pulang pun berbunyi,aku bersama yang lain
segera menuju rumah kami masing-masing. Tak beberapa lama kemudian Dimas mendatangi
rumahku dengan baju bebas dan peralatan pancing yang seadanya. Setelah makan aku langsung
mengambil peralatan pancing milikku. Aku dan Dimas menuju rumah David yang hanya
beberapa meter dari rumahku.”piiddddd...Dapiddd..” aku dan Dimas setengah berteriak
memanggil nama David. Sekitar 15 menit kami menunggu didepan rumah David,ternyata
ayahnya David yang keluar “David masih ganti baju,tungguin dulu aja” setelah ayah David
berkata seperti itu dia keluar. David pun tak kalah siap memancing dengan kami. Kita pun
menuju sungai tersebut.

Dari rumah ke tempat mancing kami menempuh waktu 30 menit menggunakan


motor.Sesampainya di spot mancing kami pun langsung mancing,cuaca serta kondisi air yang
bagus membuat kami mendapat kan ikan yang banyak,kami dilanda tsunami strike dan pastinya
saya yang mendapatkan ikan paling banyak.

Hari mulai gelap dan kami pun memutuskan untuk pulang diperjalanan pulang saya sebagai
supir pun iseng dan membawa motor dengan sangat laku, dikarenakan jalan becek dan licin
naas nya kami pun terjatuh saat terjatuh teman saya Dimas berhasil melompat dari motor yang
membuat ia tidak terluka.Bukannya membantu kami,Dimas malah ketawa terbahak -bahak
sambil ngerekam kejadian tersebut.

Saya dan David mendapatkan sedikit luka ringan dan lecet pada motor.Kami pun
melanjutkan perjalanan pulang.Saya yang takut kena marah sama ayah berfikir untuk
melakukan sesuatu agar tidak ketahuan,pada akhirnya kami memutuskan untuk mencuci motor
agar tidak dimarahi karena motor nya penuh lumpu.
MEREKA YANG KURINDUKAN

karya: Aisyah Amaliyah XI Medical 1

Pagi itu suasana yang sejuk dan asri dengan langit yang membentang begitu luas
memberikan pemandangan yang cerah, membuat diriku berselimut hangat. Dengan tersenyum
kaki ku mulai melangkah di tengah keramaian yang meriah, melihat mereka bersorak begitu
semangat mendukung para peserta pilihan mereka, membuat aku jadi teringat rasa ini, dulu
sekali meraka melakukan hal yang sama terhadapku.

Bulir bulir keringat yang mengucur deras di pelipis para peserta, dengan bibir yang
tersenyum indah, hanya dengan satu perintah mereka melakukan gerakan yang begitu rapinya.
Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki seseorang mendekat kearahku.

“Aisyah, disini rupanya.” seorang perempuan muda menepuk punggungku, nafas yang
terdengar lelah seakan ia sedang mengangkat gajah ditubuhnya, ia memandangku kesal, dilihat
dari cara dia berbicara ternyata ia sedari tadi mencariku. Aku tersenyum “Maafkan aku ya ayu,
aku melihat kamu sangat sibuk disana, jadi aku pergi melihat perlombaan yang sedang
berlangsung.” ia membalas terseyum, mengatakan bahwa ia baik baik saja.

“Nih!” ia menyodorkan sebotol minuman dingin ke arahku. Setelah itu ia berpidah duduk
disampingku. Sesaat aku pikir ia tidak mungkin membicarakan masa lalu ternyata aku salah.
Suara sorakan yang mulai meriah membuka pembahasan kami sekarang. Ia bertanya kepadaku
bagaimana perasaanku saat melihat perlombaan itu.

“Aku merasa dejavu sekarang” balasku. Setelah itu ia memandangku sambil tertawa kecil.

“Kamu benar, aku juga merasakan hal yang sama. Seperti melihat kita yang berada
disanakan?” ia bertanya. Aku mengangguk membalas pertanyaannya. Bagaimana bisa kami
merasakan kejadian itu lagi padahal sudah bertahun tahun lamanya terjadi.

Menjadi pasukan baris-berbaris ternyata satu hal yang berarti bagi kami, setelah melihat
perlombaan itu seakan melihat kami yang berada disana. Dengan segala perjuangan yang kami
lakukan, latihan yang keras, panas-panasan, tubuh yang lelah dipaksa berlari, dan yang lainnya
membuat kami tidak melupakan pengalaman itu.

*****
“Satu…Dua…Tiga!!!” teriakan itu membuat lamunan ku buyar. Peluh keringat mengucur
deras di seluruh tubuhku, tangan dan kaki yang gemetar tidak membuat semangatku pudar.
Siang yang terik menyilaukan mataku membuat aku tidak berani mendongak keatas.

“Huh.Hhuh” aku menghela nafas.

“Semuanya berdiri!” perintah itu membuat kami spontan berdiri. Darah yang mengalir
mendebarkan jantung ku gelisah. Selesai, Kami semua mulai berdiri dengan rapi, keadaan yang
hening tidak ada yang berani untuk bersuara setelah kejadian itu. Kami tau kesalahan kami gak
bisa dimaafkan bisa bisanya kami lalai dengan tugas yang diberi.

“Kalian tau bukan kesalahan kalian dimana?” senior itu menatap kami marah. Aku berdiri
gelisah membalas “siap tau kak.” jawab kami takut.

Itu tadi adalah seniorku yang melatih kami saat ini. “Waktu menuju perlombaan sudah sangat
dekat, kalian semua mau seperti ini terus? bermain-main saat latihan, gak pernah fokus.” ia
menunjuk kami dengan kecewa. Setelah itu pergi meninggalkan kami.

Terdiam, semua menatap kepergian seniorku dengan sedih. Perasaan bersalah hinggap di dada
kami. Maafkan kami kak….

Keesokan pagi nya kami kembali ke sekolah dengan semangat untuk melakukan latihan hari
ini, sebelum kami mendengar kabar yang menghancurkan jiwa kami luluh lantak. Degup
jantung yang berdebar sangat kencang dengan perasan yang cemas kami berlari di sepanjang
lorong rumah sakit. Kata para anak kelas 12 seniorku mengalami kecelakaan semalam saat ia
pergi untuk membeli makanan buat kami saat latihan. Hatiku sakit merasa bersalah seakan
duniaku runtuh begitu saja melihat seniorku terbaring di kasurnya. Kami semua tidak
diperbolehkan masuk oleh perawat disana. Ia mengatakan bahwa keadaan senior ku belum
cocok untuk di jenguk hanya boleh satu atau dua orang saja yang diperbolehkan. Setelah
berunding kami sepakat untuk kembali, dengan perasaaan kecewa kami kembali ke sekolah
untuk melakukan tujuan utama kami.

Aku tidak bersemangat untuk melakukan latihan, gimana bisa aku latihan disini sedangkan
keadaan seniorku terluka parah. Tidak aku tidak boleh seperti ini bukan, seniorku berjuang
untuk sembuh seharusnya kami juga melakukan hal yang sama, dengan berjuang melakukan
latihan yang benar dan memenangkan pertandingan. Dengan semangat yang membara aku dan
teman teman ku sepakat untuk berlatih dnegan lebih giat lagi.

Dari pagi menjelang malam kami melakukan latihan rutin, waktu tersisa seminggu lagi hingga
pertandingan di mulai. tubuh yang lelah tidak memudarkan semangat kami untuk berlatih.

*****
Burung yang berkicau ditengah sorakan para supporter yang datang untuk memeriahkan
acara, tidak dapat mengganggu pembicaraan kami. Aku melihat kesekitar, kejadian beberapa
tahun yang lalu mulai muncul berputar di kepalaku.” Saat itu kita sungguh melakukan latihan
yang keras.” kataku menoleh kearahnya.

“Benar, tapi kita gagal bukan saat itu?” tanya dia kearahku.

“Kita gak gagal, tapi jiwa dan semangat kita yang kalah saat itu.” jawabku menatap dia.

Benar juga kami berlatih sepanjang hari tetapi kami gagal untuk memenangkan pertandingan.
hal itu mulai memburuk pasca dua hari sebelum pertandingan dimulai.

*****

Gerimis. Awan yang mendung mendukung cuaca yang sangat suram hari ini. Berlari tergesa-
gesa membuat air dijalanan memercik mengenai sepatuku. sampai di depan rumah sakit aku
mulai melambatkan langkahku, tanganku bergetar hanya untuk membuka pintu kamar
bernomor 506 ini, saat ku mulai membuka, yang kudengar hanya suara tangisan teman-temanku
memenuhi ruang kamar 506. Terlambat kami telah terlambat.

Senior yang telah mengajari kami selama dua tahun pergi meninggalkan kami semua,
bahkan kami belum sempat menunjukkan hasil kerja keras selama ini. Maafkan kami kak yang
belum sempat mengucapkan selamat tinggal.

Setelah hari itu kami pergi ke perlombaan dengan hati yang masih berkabung, selama
pertandingan kami banyak melakukan kesalahan, bukan seperti ini hasil latihan yang aku mau,
aku mau kita semua harus tetap melakukan yang terbaik hingga akhir. Tapi aku gak bakal bisa
memaksa mereka bukan. Seperti yang sudah diketahui kami tidak memenangkan perlombaan
itu. terimakasih atas perjuangan kalian teman-teman, kalian hebat setelah ini belajarlah dari
kesalahan dan jangan pernah menyerah ya.

*****

Kuhela kan nafas. “Setelah diingat ingat itu kisah yang sangat sedih kan, gimana kita bisa tetap
bertahan ya saat itu?” Tanyaku tersenyum menatap kearah lapangan.

“Kita bertahan karena kita bersama-sama kalau tidak ada mereka kita gak akan pernah seperti
sekarang ini.” ucapnya menatapku senyum.

“Huhh membicarakan mereka membuat ku jadi rindu deh, kemana ya mereka semua?”

“Ayu, Aisyah” mendengar hal itu kami berdua menoleh serempak. Aku melambaikan tangan
tersenyum kepada mereka. Itu mereka yang kurindukan. Aku juga rindu sama kamu kak Bima.
Terimakasih atas waktunya selama ini yang telah mengajari kami dengan sabar dan gak pernah
mengeluh.

SELESAI
RAHASIA RISA
Oleh: Ancyllia Magdalena

Aneh, satu kata yang terlintas di benakku ketika melihat murid pindahan yang baru masuk ke
kelasku. Risa Anggraini, sebuah nama lengkap yang ia sebutkan saat berkenalan dengan kami.
Ketika aku melihatnya aku merasa dia sangat aneh tentunya dengan ada alasan. Baju yang ia
kenakan sangat lusuh seperti tidak dicuci bertahun-tahun dan mirip seperti baju murid
sekolahku di era 1990-an, mukanya pucat, dan gaya rambutnya yang terlihat jadul. Apakah dia
tidak mengerti gaya rambut di zaman sekarang dan mengapa baju yang ia kenakan pakaian
lama di sekolah kami? Pertanyaan ini terus menerus menghantui pikiranku.

“Clara Osaka Fiona”, teriak wanita di depan kelasku yang dikenal sebagai guru matematika
kelas 11. “Kenapa kamu termenung dan tidak mendengarkan dia? Apakah kamu tidak senang
dengan kawan baru ini?”, lanjutnya dengan nada yang sedikit meninggi. Mendengar nama
lengkapku dipanggil, aku langsung tersadar dari lamunanku dan menjawab perkataan guruku.
“Maaf bu, saya hanya memikirkan masalah di rumah, dan maafkan saya telah melamun”
bohong ku sambil menggaruk pipi yang tidak gatal. Aku melihat anak baru itu tersenyum tipis
dan wanita tua di sampingnya menyuruh ia duduk di bangku kiri dekat jendela. Dia duduk di
sebelah Emily Keysa Sartika Nainggolan, wanita bersuku Batak yang dikenal siswi paling
cerewet di kelasku. Dia terlihat tidak nyaman duduk bersama murid baru itu.

TRINGGG.... bel petanda istirahat berbunyi, wanita tua yang telah mengajar di kelasku
keluar dengan membawa tas kesayangannya itu. Aku berjalan ke bangku Fania, teman dekatku.
“Halo Clara.... Aku kangen banget sama kamu. Sudah 3 minggu kita tidak ketemu ya karena
libur”, ujarnya sambil memegang tanganku. Aku tersenyum dan membalas, “Iya, aku sangat
merindukanmu Fan. Coba saja kita duduk sebangku pasti kita bisa selalu bareng”. “Clar, aku
rasa anak baru itu aneh! Baunya sangat mengganggu indra penciumanku, dia sangat bau seperti
bau DARAH”, kata Fiona sambil memperbaiki kacamata bulatnya yang terjatuh dari
hidungnya. Aku mendengar itu langsung bergidik ngeri dan menjawab, “Bajunya juga sangat
aneh dan lusuh. Aku rasa dia seperti anak tidak terurus di keluarganya”. “Astagfirullah, Clar ga
boleh begitu” balas Fiona sambil memukul lenganku. “Sakit tahu! Maaf deh hehe” jawab ku
sambil menyeringai.

Sial, mungkin satu kata yang menggambarkan hari ini. Ya, aku sekelompok dengan Risa.
Aku merasa sial sekelompok dengan siswi aneh itu. Dia tersenyum aneh ke arahku dan berjalan
ke arahku. “Kita sekelompok ya? Buat tugasnya di sekolah saja ya Clara” ujarnya degan mata
yang sedikit membesar. “H-hah? Kenapa tidak disalah satu rumah kita saja” jawabku sambil
kebingungan. “Ini rumahku” jawabnya singkat sambil ketawa kecil. “Ya Tuhan, kenapa ia
sangat seram?’ gumamku dalam hati. Aku tidak merasa aneh dengan omongannya sebelumnya
dan menganggap mungkin itu lelucon karna ia sambil tertawa mengatakannya.

Hari Selasa sepulang sekolah, kami membuat tugas kelompok itu di kelas yang terletak di
ujung koridor sekolah, ya itulah kelasku. “Ris, kamu sudah izin sama orang tua mu?” tanyaku
sambil mencairkan suasana. Hening, dan tidak ada jawaban dari bibirnya yang pucat itu.
“Risa?” tanyaku sekali lagi. “Berisik, ga semuanya kamu harus tahu” jawabnya sambil
tersenyum miring. “O-oh maaf” kataku sambil melanjutkan tugas kelompok kami. Tak terasa
tugas yang kami kerjakan telah selesai, aku pun memulai pembicaraan sambil meminta izin
untuk pulang duluan. “Risa, sudah jam setengah enam, pulang yuk! Lagi pula tugas kita kan
sudah selesai” kataku sambil menyusun peralatan tulisku. “Ya”, jawabnya singkat. Aku berjalan
cepat keluar dari kelasku menuju lapangan parkir. Rasanya jarak lapangan parkir dengan
sekolahku sangat jauh. Tiba-tiba kakiku terasa berat seperti ditahan seseorang.

“Tolong aku”, bisik seseorang ke telingaku. Aku melihat ke kanan dan ke kiri, namun tidak
ada orang di sana. “Siapa kau?”, tanyaku dengan rasa penasaran dicampur rasa takut. “Tolong
aku”, katanya lagi namun dibarengi dengan isakan tangisan. “KALIAN JAHAT! BUKAN AKU
YANG MERACUNI NISA”, teriak seseorang pas di telingaku. Gendang telingaku rasanya
seperti pecah dan kepalaku terasa pusing. Aku terjatuh di koridor dan tidak sadarkan diri.
“Bangun mbak. Sudah mau adzan subuh, sudah mbak pulang saja biarkan diantarkan sama A’a
Ahmad”, ujar seseorang sambil membangunkan aku. “Hah? Aku dimana? Kenapa aku masih di
sekolah?” jawabku sambil memegang kepala yang terasa sangat pusing. “Ia kembali mbak. Ada
yang membebaskannya mbak. Hati-hati dia dipenuhi dengan dendam” kata seorang pria yang
merupakan penjaga di sekolahku. “Kenapa dia muncul pak?” balasku dengan rasa penasaran
yang sangat tinggi. “Saya tidak tahu, yang jelas sekarang kamu istirahat saja dulu mbak”
jawabnya sambil senyum tipis.

Aku pulang dengan rasa ingin tahu yang berlebihan. ‘Apakah maksud tadi malam’ batinku
bertanya. Tiba-tiba mataku terasa sangat berat, mataku terpejam dan semuanya GELAP. Tidak
lama menjelang itu, tiba-tiba aku seperti kembali di masa lalu. “Haii, nama aku Nisa. Nama
kamu siapa?” ujar seorang remaja seusiaku kepada orang sebelahnya. “Ha-halo aku Risa” jawab
orang di sebelahnya. Aku yang mendengar nama dan logat suaranya merasa tidak asing. YA!
Dia adalah Risa, murid baru di kelasku. “Wah, nama kita miripnya. Jangan-jangan kita kembar
lagi!” ucap remaja yang bernama Nisa itu dengan senyumnya yang lebar.

Nisa dan Risa sahabat sejati. Nisa merupakan primadona di sekolah mereka, ditambah lagi
dia adalah murid yang aktif dan pandai bergaul. Sehingga, tak jarang orang merasa bingung
terhadapnya. ‘Mengapa wanita secantik dia mau berteman dengan si jelek itu’ itulah kalimat
yang sering Risa dengar ketika berdua dengan sahabatnya itu. Walaupun begitu, mereka tetap
berteman dan tidak memperdulikan orang lain yang menjelekkan satu sama lain.

Namun, suatu saat Nisa yang menjadi teman satu satunya Risa pergi meninggalkan Risa
dengan sahabat barunya. Isabella Celesya, murid blasteran Belanda yang cukup populer di
sekolah. Sekarang, Risa sendirian. Ia sangat merasakan kesepian.

Senin, 23 April 1980 merupakan hari terburuk di hidup Risa. Nisa, yang masih ia anggap
sahabat telah meninggalkan ia di dunia. Diduga ia keracunan sehingga menyebabkan ia
meninggal dunia. Laura, sahabat barunya Nisa merasa sedih. “Nisa, kenapa kamu meninggalkan
aku sendiri disini?” ujarnya dengan suara yang keras. Satu kelas melihat Laura dan merasa
prihatin. “Sabar ya Lau, sudah takdir” ujar salah satu dari mereka sambil menyemangatinya.
“Huhu... Terima kasih ya teman-teman” katanya dengan senyum palsu.

Ternyata, ini adalah hal yang telah ia rencanakan. Ayah Nisa, David Charles akan menikahi
ibunya Laura. Dan Laura tidak ingin ayahnya memberi kasih sayang dengan anak kandungnya
itu sendiri sehingga ia berencana membunuh Nisa, calon saudara tirinya itu. “Aku rasa kita
harus curiga sama Risa, kan dia sahabat terdekatnya Nisa. Tidak mungkin Nisa ingin
mengakhiri hidupnya dengan hal sia-sia. Apakah kamu yang membunuh Nisa, Ris?” ucap salah
satu murid laki-laki yang merasa curiga terhadap Risa. “Eng-enggak, au tidak ada berbuat”
jawab Risa. “PEMBUNUH!KAU SUDAH MEMBUNUH SAHABAT AKU” teriak Laura
dengan lantang. Para siswa siswi yang mendengar itu merasa tidak terima ratu yang mereka
puja puja dibunuh sama yang mereka anggap hama. Murid-murid itu memukuli, menjambak
dan menyiksa Risa. Mereka mengira siksaan tersebut hanya berakhir membuat Risa pingsan,
namun Risa telah ikut menyusul sahabatnya itu. Tanpa berpikir lama, mereka menguburkan
jasadnya Risa di dekat kelas ku, XII IPA 2.

Pandanganku kabur, dan aku melihat Risa tersenyum sayu dan berkata, “Aku sudah
memaafkan mereka, tolong jaga ‘rumahku’, Clar. Aku berjanji tidak akan mengganggu orang
lain lagi”. Tiba-tiba aku terbangun dan berlari ke sekolah, ya sekarang hari sudah menjelang
malam. Aku tetap berlari menuju sekolah. Betapa terkejutnya akudi koridor sekolah, aku
melihat penjaga sekolah dan anaknya sedang melakukan sesuatu ritual. Mulutku dibekap dan
aku diikat di pohon beringin dekat koridor. Aku mendengarkan sebuah matra aneh dan tiba-tiba
semuanya gelap. Satu kalimat terakhir yang jelas aku dengar adalah ‘Oh bajang kerek,
terimalah persembahankuseorang gadis polos dan suci ini’. Ya, akutelah terj
Aku Dan Kota Baru

Karya : Aquila Suci Ramadhani

Aku adalah seorang gadis SMP yang hidup dan dibesarkan di perkampungan. Kehidupan ku
sangat menyenangkan, ayah dan ibu ku adalah sumber kebahagian di hidup ku yang selalu
memenuhi kebutuhan hidup ku. Pada dasar nya aku adalah anak yang manja dan masih
memerlukan peran orang tua. Aku selalu bilang ke ibu kalau aku ingin menjadi seorang dokter,
ibu selalu mengiyakan dan mendoakan segala cita cita ku.

Di Tahun 2021, Hampir 3 tahun aku menduduki bangku sekolah menengah pertama(SMP),
tidak terasa aku tumbuh menjadi seorang remaja yang tidak lama lagi akan menginjak ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah atas(SMA). Orangtua ku terutama ibuku
sempat bertanya kemana aku akan melanjutkan sekolah setelah tamat dari SMP, aku selalu
menjawab “ ma, aku gamau sekolah disini, aku mau sekolah diluar” tutur ku. Ibu hanya diam
dengan penuturanku, aku tau didalam lubuk hati ibu ku dia tidak menyetujui keputusan ku,
karna kakak ku saja baru berangkat ke palembang untuk berkuliah. Tapi aku hanya ingin
menuntaskan tekat ku, aku berpikir sekolah disini bisa saja mengubur cita cita ku Karna kurang
nya fasilitas dan pendidikan yang tertinggal dari kota.

Hari Kelulusan pun tiba, akhirnya aku menamatkan sekolah SMP ku dengan nilai akhir yang
memuaskan, aku mendapatkan peringkat 5 UMUM disekolah, orangtua ku bangga atas
pencapaian yang aku dapat. Tapi disisi lain aku berpikir kemana akan aku lanjutkan pendidikan
ku setelah ini? Pulang dari kelulusan aku mengobrol dengan ibu ku

Ibu : “Ci,mama tau kamu mau sekolah diluar, mama berat nak tapi mama
harus bisa, Karna yang menjalankan itu kamu

Suci : “ mama, maafin ci yang bikin mama kepikiran, Uci tau mama pasti berat, tapi ini
untuk masa depan Uci ma..

Aku dan Mama menangis Setelah percakapan itu, ntah apa selanjutkan yang terjadi aku hanya
minta sama tuhan untuk mempermudah langkah ku untuk menggapai cita cita ku.

Beberapa hari setelah kelulusan kepala sekolah ku menelpon orangtua ku, dan menawarkan
Beasiswa untuk anak anak daerah khusus seperti ku, Agar mendapatkan pendidikan yang lebih
maju dikota. Orangtua ku Kompromi gimana kedepan nya, ayah ku setuju “ci orang nya keras
ma, biar dia melanjutkan pendidikan sesuai apa keinginan nya kita sebagai orangtua hanya
bisa mendukung”. Setelah siang itu, malam nya mama bertanya dan menawarkan aku untuk
ikut beasiswa tersebut aku menjawab dengan semangat “ iya maa aku mauu” ,mama hanya
tersenyum dan langsung menelpon kepala sekolah ku tentang aku yang setuju.

Percakapan kepala sekolah dan ibuku

Ibu : Assalamualaikum ibuk

Kepsek : walaikumsalam,ada apa ya buk

Ibu : saya mau ngabari,kalau suci setuju untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut.

Kepsek : Alhamdulillah, kabari suci yang Bu suruh siapin berkas berkas yang saya minta.

Setelah Hari itu ,aku mulai mempersiapkan berkas berkas, menghitung nilai dan
menyiapkan surat kesehatan untuk aku serahkan kepada pihak sekolah. Setelah aku serahkan
berkas berkas yang diperlukan aku hanya tinggal menunggu hasil. Disitu aku pesimis Karna
saingan nya banyak, aku takut impian ku untuk bersekolah dikota harus aku kubur dalam
dalam. Setelah hampir 1 bulan menunggu hasil,akhir nya hasil nya keluar. Ibu ku lah yang
mengabari pertama kali “ ci, kamu lulus nak di SMA NEGERI 4 PEKANBARU “. Aku terharu,
sedih dan bahagia. Sedih nya aku akan meninggalkan orangtua dan kehangatan rumah, dan
bahagia nya aku bisa sekolah dikota, dan berpikir akan lebih memiliki peluang bersekolah
disekolah impian ku.

Kepala sekolah pun segera mengabarkan kapan aku harus berangkat ke Pekanbaru, setelah
beberapa hari surat dari dinas pun keluar. Mereka memberitahukam jadwal keberangkatan tepat
ditanggal 11 -07-2022 tepat di hari raya Idul Adha. Satu hal yang aku tau setelah tau kapan aku
berangkat, ibuku menangis didalam kamar, aku merasa bersalah dengan ibu ku, tapi ibu ku
selalu tegar dan berusaha tenang. Setelah hari itu orangtua ku, kakak dan keluarga ku sibuk
menyiapkan keperluan keberangkatan ku, dari ayah yang membelikan semua nya dan ibu yang
sibuk membereskan baju ku. Hari raya idul adha pun tiba. Aku melaksanakan solat Idul Adha
bersama keluarga ku, setelah melaksanakan solat kami bermaaf maafkan, setelah itu bersiap
siap mengantar kan aku ke pelabuhan

Ayah ibuku turut mengantar kan ku, aku sedih sangat karna berpisah dari orangtua adalah
salah satu hal yang sering ku hindari, tapi demi pendidikan yang lebih baik aku berusaha untuk
bisa. Selama 4 jam perjalanan sampai lah aku dan keluarga ku di tembilahan, kami menginap di
salah satu hotel di tembilahan,Karna mengingat aku yang akan diserahkan kepada dinas
pendidikan besok. Keesokan hari nya aku pun diantar ke dinas pendidikan, disitu aku bertemu
dengan teman teman ku yang juga dapat beasiswa. Ayah dan ibu ku senantiasa menunggu. Ayah
ku meminta kepada dinas pendidikan agar aku ikut bersama ayah ibu ku untuk tinggal di mobil
ayah ku. Tapi Karna dinas pendidikan tidak mengizinkan jadi aku ikut mobil yang dipesan oleh
dinas.

Disana tangis ibu ku pecah, ibu memegang erat tangan ku. Disitu aku tidak ingin menangis
walaupun rasa nya sakit sekali, sedangkan ayah ku? Ayah ku memeluk aku mencium kening ku
dan menangis. Satu hal yang aku tau itu kali pertama aku melihat ayah ku menangis.

“ci, mama sayang ci. ci disanaa baik baik ya nak, ayah Jihan dan maska selalu ada untuk ci,
jangan sungkan untuk pulang. Mama selalu di hati ci”

Aku pun berangkat, didalam mobil tangis ku pecah. Air mata yang aku tahan dari pagi harus
terlepas, teman teman ku hanya bisa menenangkan. Setelah perjalanan kurang lebih 8 jam akhir
nya aku sampai dihotel Furaya. Aku bertemu banyak orang, ada yang dari Rohil inhil Dumai
dan Bengkalis. Selama 3 hari aku dan teman teman ku yang lain diinapkan di hotel untuk
melakukan pelatihan dasar. Setelah 3 hari kami pun dijemput oleh pembina yang aku tau nama
nya adalah buk sakdiah dan buk Ida.

Akhir nya aku sampai dikost, rumah yang akan menjadi saksi dari perjalanan pendidikan ku
dikota ini, ya kota pekanbaru. Aku bertemu dengan salah satu perempuan yang ku tau ia adalah
ibu kost ku, buk Nora. Awal awal aku masih beradaptasi dengan lingkungan, Karna aku
tergolong anak yang kurang bisa bersosialisasi dengan cepat. Aku bertemu dengan kakak kelas
ku, yang baik dan cantik.

Hari pertama aku menginjakkan di SMA 4 Pekanbaru , rasanya campur aduk, aku berpikir
standar orang kota berbeda dengan standar anak desa seperti ku. Tapi aku tepis pikiran negatif
ku dan kembali ketujuan awal aku disini untuk mengejar pendidikan. Kebetulan aku datang
MPLS hari ke 2 ,aku masih bingung. Tapi untung saja ada OSIS yang mengarah kan untuk
masuk dikelompok mana, setelah melewati hari pertama Di SMA 4 rating yang ku kasih 8/10
Karna MPLS nya seru. Keesokan hari nya adalah MPLS terakhir yaitu Psikotes. Setelah
Psikotes aku mencari kelas ku ternyata aku masuk Dikelas X.2

Masa orientasi pertama dikelas aku sudah memiliki tiga orang teman yaitu Nabila nazha,
Rafael Setiawan dan Robby Febry Sardi. Mereka lah teman pertama ku sebelum aku mengenal
teman ku yang lain.aku Diterima dengan baik. Awal nya aku kira aku bakal dikucilkan Karna
aku adalah anak kampung, tapi pikiran ku salah. Mereka semua orang orang baik. Banyak
teman teman ku yang heran aku ini anak jalur apa? Aku pun bingung sebenarnya tapi aku jawab
sesuai apa yang aku tahu. Aku menjalani hari hari disekolah dengan baik. Aku mendaftar masuk
ekstrakurikuler yaitu Sempena dan Alhamdulillah lolos dan aku coba untuk memasuki
organisasi OSIS dan Alhamdulillah lolos juga.
Aku menyibukkan diri untuk belajar, sekolah dan organisasi, aku harus bisa bersaing disini
aku harus buktikan kalau aku bisa itu tekad ku. Setelah satu semester aku belajar Alhamdulillah
aku mendapatkan Peringkat 2 dikelas, aku amat bersyukur tapi aku tidak merasa puas Karna ini
baru awal. Setelah itu aku menelpon ibu ku untuk mengabari tentang prestasi yang aku raih

Aquila : “ ma Alhamdulillah Ci ranking 2

Ibu : Alhamdulillah nak, tingkatkan lagi belajar nya ya jangan pantang menyerah ibu yakin ci
bisa menjadi apa yang ci cita citakan.

Setelah itu libur semester, aku kembali pulang ke kampung halaman ku. Tidak terasa 2
Minggu berlalu cukup untuk mengobati rindu ku dengan ayah dan ibu ku. Aku pun kembali
pulang ke Pekanbaru.

Dipembelajaran genap ini, aku ingin meningkatkan prestasi prestasi ku. Walaupun kesan nya
aku memaksa diri ku tapi tak apa yang penting aku bisa. Aku menyibukkan diri mengikuti
lomba yang berpeluang mendapatkan prestasi, aku seambis itu. Tapi aku juga lelah atas tekanan
yang aku berikan ke diri ku sendiri, tapi aku takut aku tidak jadi apa apa. Tapi aku selalu
bersyukur atas apa yang Allah kasih ke aku. Setelah melakukan perjalanan semester genap yang
rumit aku berhasil meningkatkan prestasi ku kembali menjadi peringka 1. Sebelum itu
dikurikulum merdeka ada kelas medical, sosial, enjinering dan humaniora. Sesuai dengan cita
cita ku tentu aku memilih kelas yang berkaitan dengan kesehatan yaitu medical.

Akhir nya dikelas 11, aku pun masuk dikelas XI MEDICAL 1. Kalau kata guru ini kelas
anak ambis, yang mana diisi sama orang orang yang berprestasi dikelas 10. Aku ragu Karna aku
takut aku bakal ngecewain diri ku sendiri tapi disisi lain mama bilang “ Lebih baik terlihat
bodoh diantar orang orang pintar “ Aku semangat belajar walaupun mental agak tertekan tapi
tetap ku jalani seperti biasa.

Di kota ini, kota impian yang ku tuju untuk pendidikan ku. Ya kota pekanbaru . Dikota ini
aku belajar hidup serba mandiri, harus bisa selalu tenang dan sehat, dikota ini juga aku
menemukan cinta putih abu abu. Untuk pekanbaru kota baru bagi ku Terimakasih atas suka dan
duka nya..
PENDAKIAN KU DAN SAHABATKU

Oleh: Ayu Miftagina

Pada minggu lalu,aku dan teman teman ku merencanakan untuk naik gunung bersama.Hari
yang kami nantikan pun datang,kami sudah menyiapkan segala keperluan untuk nanti saat kami
sudah mencapai puncaknya. Pada pukul 06.30 WIB kami diperjalanan menuju gunung yang
ingin kami daki, kami berandai andai pasti akan seru pendakian kami.

Kami sampai di tempat gunung yang ingin kami daki pada pukul 09.00 WiB. Setelah kami
membayar tiket untuk mendaki, aku dan teman temanku menyempati untuk minum tes susu
terlebih dahulu sambil menikmati sejuk dibawah gunung yang ingin kami daki. Aku mendaki
gunung bersama delapan teman aku yang sangat dekat dengan ku yaitu Aisyah, Kayla, Syuja,
Cindy, Ken, Nabila, Nazha, Mentari dan aku Ayu.

Kami memulai pendakian kami pada pukul 13.00 WIB setelah kami siap menyelesaikan
sholat zuhur. Kami sampai di posko pertama, kami pun menemukan Sungai yang sangat bersih
dan jernih. Kami memilih untuk beristirahat dan memesan beberapa mie instan “Sumpah deh
mie ini enak banget”syuja berbicara sembari menyeruput mie instannya.

“Ayo deh kita lanjut ngedaki gunung biar bisa cepet nikmatin indahnya puncak gunung”
Kata Nabila sambil Menyusun barang ke dalam tas gunung pinknya, “Yaudah ayok guys kita
lanjutin naiknya” aku menyambung ajakan Nabila. Gunung yang kami daki ini masih sangat
asri dan banyak tumbuhan yang Langka dan baru kami temui.

Setelah sampai di posko kedua, aku dan teman teman ku memutuskan untuk bermalam
disana karna sudah memasuki waktu magrib. Di posko kedua ini kami juga bertemu dengan
beberapa pendaki yang juga mendirikan tendanya. Malam ini sangat sejuk dan membuat kulit
terasa ditusuk oleh dinginya malam “Bagi dong selimutnya jangan sendiri aja pakai tu selimut
aku juga dingin tau” Aisyah sambil merebut selimut dari Mentari “Eh eh enak banget ngerebut
ngerebut selimut aku, aku juga dingin”rebut Mentari Kembali dengan sedikit kesal.

“Plis we aku butuh Tolak Angin, ngebung banget ni rasanya perut”lanjut Ken yang
mengomel ngomel mencari obat yang dia cari di tas Gunung Biru ku, “Yaudah bilang lah sama
perutnya jangan kebung gitu ledek ku sambil tertawa dan membuat teman teman ku ikut
tertawa. “Ribut banget deh kalian ni, dari pada ribut ribut mending pake Skincare biar tetap
cantik pulang dari ngedaki” jawab kayla dengan gaya lebaynya.

Setelah kerempongan yang telah terjadi kami pun tidur dengan keadan seperti ikan
asin.Pagi pun tiba aku dan teman teman ku memberesi barang kami dan sambil menikmati roti
tawar

dengan susu jahe. Pada saat kami menuju ke posko ketiga nazha mengalami cedera ringan
akibat ranting yang melintang dan membuatnya terjatuh “Aduh, gimana ni aku sakit banget
kayaknya aku harus digendong” Nazha dengan kelebayannya

“Nazha kamu tu cuman jatuh luka dikit tapi udah selebay itu udah ni pake Betadine aku”
jawab Cindy sambil memberi obat diluka Nazha. Karna cedera yang Nazha alami kami pun
beristirahat. Setelah beberapa saat kami melanjutkan pendakian kami sambil bercerita ringan.
Sering kali aku menyaksikan kejahilan yang Nabila lakukan kepada Kayla yang membuat
kemping kami menjadi lebih ramai.

Kami pun akhirnya sampai di puncak gunung pada pukul 14.00 WIB.Disana kami sangat
menikmati suasana dipuncak gunung.Angin yang mengehembus ke pipi kami membuat kami
terlena akan ke indahan puncak gunung Singgalang dan kami punn besenang senang.
AKU DAN BANDUNG

Cerpen Karya : Cindy Mei Anggrainy

Aku terduduk di teras rumah sembari menyeduh segelas teh hangat yang diberikan oleh
ibuku. Sore itu sedang rinai membasahi jalanan depan rumahku dan cuacanya cocok untuk
bersantai. Kala itu aku teringat sejenak kenangan bersama keluargaku saat itu, sebelum kakak-
kakakku menikah meninggalkan rumah dan tinggal aku sendiri bersama ayah dan ibuku
menjadi anak satu-satunya harapan yang paling terakhir. Masa itu adalah di mana sebelum
covid 19 melanda. Tiba-tiba angin sore yang biasa aja menjadi sangat dingin di akibatkan oleh
suara gemuruh petir yang beberapa kali juga terdengar yang mengakibatkan lampu listrik di
rumah mati.

Ibuku tiba-tiba kembali datang dari arah ruang tengah dan bergegas keluar rumah
menghampiri aku dengan membawa sebuah piring berisi batagor di tangannya, beliau
menaruhnya dimeja dan menyuruh ku untuk memakannya. “Makasih ya bu..” ucapku. Aku jadi
flashblack 3 tahun yang lalu di mana Pagi hari Sabtu tanggal 4 April 2020. Aku berlibur ke
Bandung bersama keluargaku, ada Ayah, Ibu, Kedua Kakak ku, dan Aku, kami naik mobil ke
sana, berangkat jam 6 pagi dari Kota Pekanbaru menuju Bandung dan di tempuh sekitar 1 hari 3
jam dan kami sampai nya Minggu malam.

Surya yang tenggelam menampakkan pinggiran jalanan di setiap sudut Kota Bandung di
hiasi lampu-lampu bercahaya yang sangat indah dan ramai, menarik mata ku ingin
memandangnya terus-menerus dan aku mengabadikan setiap moment malam pertama liburan
keluarga kami di Bandung yaitu saat di Jalan Asia Afrika. Malam itu sangat dingin di mana aku
membuka kaca mobil menampakkan ada orang yang jualan jajanan di pinggir jalan dengan
orang yang cosplay pakaian horror sampai bikin bulu kudukku merinding.

Sesampainya di Bandung, Aku dan keluargaku mencari hotel untuk menginap. Sampai di
hotel aku mandi, sholat, makan, dan tidur. Keesokan harinya, petualangan keluarga kami pun di
mulai aku dan keluargaku bersiap-siap untuk pergi ke “ Tangkuban Perahu” gunung berapi yang
terkenal di Bandung. Saat kami tiba di sana, aroma belerang yang khas menyambut kami. Kami
pun berjalan menyusuri jalur setapak yang menanjak, sambil mengagumi keindahan kawah
yang menakjubkan. Tapi, siapa sangka, ketika kami sampai di puncak, hujan turun dengan
derasnya. Sehingga kami pun berlindung di sebuah warung sederhana, sambil menikmati
secangkir teh hangat. Meskipun kami basah kuyup, kejadian itu justru membuat kami tertawa
satu sama lain dengan perasaan yang bahagia.

Setelah hujan reda, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Lembang. Setelah puas
menikmati keindahan Lembang, kami melanjutkan petualangan kami ke kawasan lain di
Bandung. Kami memutuskan untuk mengunjungi kawasan Dago, yang terkenal dengan suasana
yang sejuk dan pemandangan yang menakjubkan. Salah satu wisata di sana yaitu ada “Goa
Jepang dan Goa Belanda” yang dinilai tempatnya sangat bersejarah.

Selain menyimpan segudang sejarah, tempat ini disebut-sebut "angker" oleh masyarakat
setempat. Karena terkadang akan muncul suara jeritan dari dalam goa. Jeritan ini disebut-sebut
masyarakat setempat berasal dari ruang tahanan yang ada di dalam goa tersebut. Tak hanya
sampai di situ, keangkeran lainnya ketika aku dan keluagaku mengunjungi tempat ini, adalah
terdengarnya bunyi suara tentara yang tengah berbaris di dalam goa tersebut. Tapi anehnya yang
mendengar langkah tentara itu hanya aku seorang saja. Aku bertanya sama kakak pertamaku
“kak kamu denger ga suara langkah tadi?” kakak ku pun menjawab “iya dek, kakak dengar”.
Aku langsung membuang napas karena kakak ku paham dengan hal yang begituan. Asal kalian
tahu kakak ku dulunya indigo tetapi karena ada satu hal yang membuat dia mata batin nya harus
di tutup. Terkadang aku pun heran melihat kakak ku yang kadang peka terhadap makhluk itu
padahal mata batinnya sudah ditutup. Aku pikir cuman aku sendiri doang yang dengar ternyata
kakakku juga. Ga jadi deh aku tepis pikiranku yang pertama tadi kubilang “alah palingan aku
salah dengar”.

Suatu ketika ada pengunjung yang barengan dengan keluarga kami, salah satu di antaranya
ada yang kesurupan. Aku takut dan berpegangan tangan dengan kakakkakakku. Entah apa yang
tiba-tiba membuat dia kesurupan, dan ia pun di tolong oleh tour guide yang sama kami,
kemudian dibacakan doa-doa. Alhamdulillah nya dia sudah kembali seperti kami. Namun ada,
menurut kepercayaan masyarakat lokal, ada peraturan yang harus dipatuhi ketika wisatawan
berada di sini. Mereka yang berkunjung ke tempat ini, dilarang untuk mengucapkan kata
"Lada". Jika kalian nekat untuk mengucapkan kata itu, siap-siap kalian akan tertimpa kesialan.
Mulai dari melihat hal- hal mistis hingga yang terburuk kalian akan kerasukan. Dan ga di
sangkasangka ternyata pengunjung yang barengan sama kami salah-satu yang kesurupan tadi ia
mengucapkan kata terlarang tersebut.

Jadi, dari hal ini kita belajar bahwa ketika kita berkunjung di tempat yang ga kita kenal, kita
harus menaati tata tertib peraturan ketika kita ada di tempat yang bersejarah. Berhati-hatilah
dalam berbicara ga boleh asal sebut.
Setelah keluar dari dago itupun, Kami berjalan-jalan sejenak di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda
yang dipenuhi dengan berbagai toko-toko unik dan kafe-kafe yang menggoda selera. Aku dan
keluargaku sekalian beristirahat dari “Goa Jepang dan Goa Belanda” kami pun tidak bisa
menahan diri untuk mencicipi beberapa camilan khas Bandung, seperti batagor, siomay, dan
bandros. Rasanya begitu lezat dan membuat perut kami kenyang.

Malam menjelang, mentari juga sudah tak nampak lagi. Saatnya bagi kami untuk menikmati
suasana romantisnya Kota Bandung. Dimulai di Jalan Braga, tak sedikit anak muda yang hilir-
mudik di sepanjang jalan yang terkenal dengan gedung-gedung klasik era kolonial berarsitektur
Eropa, Kami berjalan-jalan di sepanjang jalan ini yang dipenuhi dengan toko-toko antik dan
kafe-kafe yang menghadirkan suasana retro. Aku dan kakak-kakaku pun merasa seolah-olah
kami telah kembali ke masa lampau. Tidak hanya itu, kami juga mengunjungi Gedung Sate
yang menjadi salah satu ikon kota Bandung. Kami terpesona dengan arsitektur bangunan ini
yang begitu megah dan indah. Sudah lelah dengan perjalanan hari ini kami pun pulang balik ke
penginapan. kini, selang 3 tahun. yang berarti masa tersebut telah berlalu, dan aku mendapatkan
pembelajaran yang sangat berharga dari kejadian tersebut. aku pun melanjutkan Makan batagor
dan meminum segelas teh hangat sambil menikmati Rinai hujan yang menenangkan
Peri Baik

Oleh : Dewi Kendelawati

Heningnya suara di pagi hari. Embun memikat untuk pergi berlalu lalang. Si gadis
baik menyambut sejuknya embun pagi. Dengan semangatnya ia menyapa di sekitarnya
dengan ramah. Ia adalah Aliyyah Feona, sosok yang lemah lembut, ramah dan sopan. Kala itu
Feona bergegas untuk menjemput temannya yang pulang dari Jogjakarta.

Setiba di stasiun Feona menyapa temannya, “Hai Nikel” dengan tersenyum riang.
Nikel yang kaget disapa pun langsung melihat ke arah Feona dan langsung memeluk Feona,
“Aaa Feona aku kangen banget sama kamu huhuhu” ujar Nikel sambil menangis.

Mereka pun memutuskan untuk pergi makan bersama-sama sambil bercerita tentang
pengalaman mereka saat berpisah. Nikel si pencerita yang handal pun menceritakan semua
ceritanya kepada Feona yang suka mendengarkan cerita orang lain daripada bercerita.

“Liburan kali ini sangat berkesan bagiku Feona Mama Papa mengajakku ke villa
mereka dan membelikanku apa saja yang ku mau, selain itu mereka mengajakku untuk pergi
keliling Nusantara yang tidak perlu diragukan lagi keindahan alamnya, coba kamu lihat foto-
foto liburan aku kemarin deh” ujar Nikel yang bercerita dengan menunjukkan bahwa ia
sangat disenang.

Tetapi disatu sisi yang lain Feona termenung saat ia mendengar cerita dari Nikel.
Hingga Nikel membangunkan ia dari lamunannya, “Feona halo Feonaa kamu kok menung
sih” ujar Nikel sambil menepuk pundak Feona. Feona yang kaget langsung menjawab
pertanyaan, “Eh iya kenapa Nikel?”. Nikel membalas sambil memarahi, “Kamu masih suka
menung ya, kurangi tahu kebiasaan kamu, nanti kamu di hipnotis” sambil bercanda kepada
temannya itu. Tak ingin temannya tahu masalahnya dengan orang tuanya Feona pun langsung
membalas canda Nikel dengan tertawa.

Setelah itu Feona yang merasa bahwa mentari akan segera tenggelam, bergegas untuk
mengajak Nikel pulang. Sementara itu, Nikel telah dijemput oleh ibu nya dan berpamitan
dengan Feona. “Aku pulang duluan ya Feona, dadaaa” ujar Nikel sambil memberi senyuman
terbaik nya kepada Feona. Dan Feona pun membalasnya dengan senyuman hangatnya,
“Dadah
Nikel, sampai bertemu kembali, hati-hati ya”. Saat di rumah Feona yang kelelahan pun
langsung terlelap di dalam tidurnya.

Sang fajar sedang menaiki awan, sadar bahwa ia akan telat, Feona segera bangun dari
bunga tidurnya dan bergegas bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ini adalah hari pertama ia
masuk sekolah, bukan kesenangan yang dirasakan nya tetapi malah ia dirundung rasa
kesedihan yang menghampiri. Ia melihat teman-temannya diantar oleh kedua orangtuanya
sedangkan ia pergi menggunakan angkutan umum. Namun, ia tak patah semangat untuk
menyambut hari pertama sekolah nya. Ia menjalani pelajaran dengan sangat baik hingga bel
istirahat pun berbunyi, “Kring kring kring”.

Saat ia menjelajahi koridor sekolah, seorang perempuan yang sedang bermain basket
tidak sengaja melempar bola basket ke arah Feona yang sedang berjalan. Perempuan itu
bernama Sela, ia panik ketika melihat bola nya mengenai tangan Feona yang sedang berjalan.

Dengan panik ia berkata, “Maaf aku tak sengaja, yang mana yang sakit biar aku
obati”. Feona si peri baik memberikan senyuman khas nya yang hangat kepada Sela dan
berkata, “Tidak apa-apa, lain kali hati-hati ya mainnya”.

Masih merasa tak enak hati kepada Feona, Sela pun mengajak Feona untuk
berkenalan, “Oh iya nama kamu siapa?”. Feona yang ramah menjawab sambil memberikan
tangannya untuk mendapatkan jabatan tangan dari lawan bicara nya. “Eh iya, namaku Feona”
ujar Feona. “Salam kenal ya Feona aku Sela, ngomong-ngomong sebagai permintaan maafku
boleh ga aku traktir kamu makan di kantin?” Jawab Sela. Feona pun menyetujui ajakan dari
Sela tanpa ragu karena perut nya yang sedang konser saat ini.

Setelah berbincang-bincang di kantin, Feona melihat Nikel sedang membeli makanan


dan ia mengajak Nikel untuk bergabung dengannya. Tetapi, tanpa feona ketahui Nikel dan
Sela merupakan musuh bebuyutan sejak smp. Mereka adu mulut di depan Feona sambil
menjelek- jelekkan satu sama lain. Feona yang tampak bingung segera melerai mereka
dengan suaranya yang lembut itu, namun dengan api yang terbalut antara kedua nya mereka
pun meninggalkan Feona sendiri.

Hari terus berjalan hingga Feona yang tidak tahan bermusuhan pun mencari cara agar
kedua temannya itu dapat berdamai. Ia berencana mengajak keduanya makan tanpa memberi
tahu bahwa mereka akan ketemu musuh dari masing-masing mereka.
Setelah tiba di tempat makan, Nikel yang nampak Feona sedang berbicara dengan
Sela pun merasa dikhianati oleh sahabat nya itu. “Maksudnya kamu apa?” ujar Nikel dengan
amarah yang menggebu-gebu. “Tenang dulu Nikel, ayo duduk dulu kita selesaikan
permasalahan yang belum selesai” tutur Feona dengan suara lembutnya itu.

Feona merasa bahwa kursinya sangat panas saat ini, pasalnya kedua gadis itu
bertatapan seperti ingin menerkam. Feona pun membuka pembicaraan, “Jadi siapa yang mau
ngomong duluan?”.

Sela langsung menjawab dengan lantang, “Aku aja”. “Iya silahkan Sela” ujar Feona.
Aku ceritakan dari awal ya. Semua menyetujui dengan mengangguk.

“Waktu itu aku iri dengan Nikel yang selalu mendapatkan apapun yang dia mau, mau
dari keluarga nya, sekolah, bahkan teman-teman nya pun begitu. Dari awal, aku menatap
Nikel dengan tatapan yang tajam. Mungkin Nikel sadar akan hal itu, tetapi tidak berhenti
disitu aku terus-terusan untuk membuat Nikel malu. Kayak aku numpahin kopi ke bajunya,
coret-coret namanya di dinding wc sekolah, hingga aku sengaja membuat nya jatuh ke parit
sebelum berangkat sekolah. Jujur, aku saat ini sangat merasa bersalah kepada Nikel makanya
aku tadi saat melihat Nikel datang tidak kabur. Tapi malah Nikel yang mau kabur. Nikel aku
mau minta maaf ya terhadap semua yang aku lakuin ke kamu selama kita SMP. Beberapa
bulan ini, aku selalu dihantui rasa bersalah ku” ujar Sela yang menjelaskan sambil menangis
tersedu-sedu karena perbuatan yang ia buat kala itu.

Nikel yang tidak tega kepada Sela pun langsung menangis dan berkata, “Sebenarnya
yang aku tunggu adalah permintaan maaf dari kamu Sela, dan aku udah maafin kamu dari
lama”

“Aaaa lucunya teman-teman ku baikan” ujar Feona si peri baik yang selalu
menebarkan kebaikan dimana pun. Dan ketiga gadis itu berpelukan dengan hangat.

Setelah permasalahan itu selesai, mereka bermain bersama-sama setiap harinya,


seperti tidak ada masalah sebelumnya.

Tetapi tidak pada peri baik Feona. Keluarga nya selalu diuji, hingga pada suatu saat
orang tuanya memutuskan untuk berpisah karena merasa sudah tidak cocok lagi antara satu
dengan lain.
Peri baik itu menangis sejadi-jadinya, hingga ibunya menenangkan, “Nduk, maafkan
ibuk ya belum bisa bahagiain kamu, maafin ibuk kalau kamu harus ada di posisi ini, maafin
ibuk atas segala hal yang sudah ibuk buat” ujar ibu Feona sambil menangis dan memeluk
anak kesayangan nya itu.

Feona yang merasa ibunya lah yang saat ini harus dikuatin karena ulah ayahnya yang
telah mengkhianati ibunya. Ia langsung membalas pelukan ibunya dengan berkata,
“Harusnya Feona yang nguatin ibuk, maafin Feona juga ya udah nyusahin ibuk selama ini”.
Keduanya dibanjiri air mata hingga mereka terlelap di dalam pelukan yang hangat antara
putri kecil dengan ibunya itu.

Hari-hari Feona setelah itu sangat bahagia, karena rumah nya saat ini benar-benar
damai. Rasanya ia menjadi manusia yang bahagia setelah badai dalam kehidupannya berlalu.
Di sekolah ia juga selalu mendapatkan prestasi dari hasil kerja kerasnya. Ia dengan
sahabatnya, Sela dan Nikel juga berteman dengan hangat dan saling mendukung satu sama
lain. Dan rumahnya alias ibunya kini bahagia, karena telah lepas dari ayah Feona yang selalu
jahat kepadanya itu.

Feona pun tumbuh menjadi wanita yang berjiwa baja dan perilakunya yang mirip
seperti peri baik.
Aku dan Hobiku
yang Terlarang
Oleh: Dhita Suci R.

Aku adalah seorang anak perempuan yang terakhir di keluarga kecil dan sederhana,lalu
memiliki hobi berolahraga. Aku memiliki cita cita menjadi atlet Lari atau atlet
Taekwondo. Tapi sayang nya,orang tuaku tidak setuju dengan itu. Alasanya karna
“udahlah teh,buat apa ikut Taekwondo nanti tulang mu patah lagi” ujar mamaku. Mungkin
ia takut kalau aku ntar kenapa- kenapa sebab resiko jadi atlet sangat lah besar.

Seiring berjalannya waktu,aku sudah masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi
lagi,yakni di MTsN 3 kota Pekanbaru. Di sekolah itu mengadakan ekstrakulikuler (ekskul)
yang wajib banget diikuti oleh seluruh siswa/i. Dan sekolah itu menyediakan ekskul
Taekwondo.Aku sangat senang dan sangat bahagia. Lalu aku masuk ekskul itu mulai hari
jumat minggu ke 2 aku bersekolah disana bersama teman sekelasku .Tetapi,mengikuti ekskul
taekwondo harus ada baju,deker,dan peralatan lainnya. Jadi,mau gamau aku harus bilang ke
orang tuaku bahwa aku mengikuti ekskul Taekwondo. Awalnya mamaku sangat tidak setuju
dan marah,karna ia masih takut bahwa kejadian yang sebelumnya terjadi lalu terjadi lagi.
Tapi aku tetap kekeh,dan memohon kepada mamaku,akhirnya mamaku bilang “yaudah
teteh ikut ekskul aja ya jangan tanding tanding soalnya mama gamau kalau kamu kenapa
kenapa”. Hahah,awalnya si aku iyain,tapi waktu demi waktu berjalan,aku dan teman ku di
tunjuk oleh pelatih kami untuk mengikuti kjuaraan wilayah pekanbaru atau (kjurwil). Dan
mengikuti kjurwil harus ada persiapan,dan aku harus minta izin sama mamaku kalau aku
harus ikut tanding. Lalu mau gamau mamaku harus mengizinkanku buat bertanding,karna itu
juga kemampuanku yang dapat aku jadi kan prestasi. Waktu pertandingan pertama ini aku
merasakan kegagalan,aku gagal untuk mendapatkan mendali emas,dan aku hanya
mendapatkan mendali perunggu. Lalu tubuhku membiru sebab aku tidak benar benar fokus
dalam bertanding,sehingga aku banyak mendapatkan cidera atau luka lebam di tubuhku.
Mamaku sangat marah ,tapi disisi lain dia ngerti bahwa aku udah ngelakuin yang terbaik
buat semuanya,dan bagi nya itu sangat wajar terjadi sebab itu pengalaman pertamaku.

Mamaku tetap sedih dan muka nya terlihat marah karna badanku banyak lebam,lalu ia
berkata “mama udah bilang jangan ikut begituan,resiko nya tinggi teh’,lalu aku menjawab
“gapapa ma teteh senang atas penggapaian teteh kali ini,teteh juga gak masalah kalau badan
Teteh kaya gini,itu tanda nya teteh harus latihan lagi dan harus lebih banyak belajar
lagi”. Dan aku harus banyak belajar lagi dari hal sebelumnya. Waktu begitu terus
berjalan,namun sekarang mamaku tidak terlalu mempeributkan apa yang menjadi hobiku
sekarang. Namun ia selalu berpesan untuk tetap berhati hati. Lalu event CHAMPIONDSHIP
ulang tahun Pekanbaru pun tiba,aku dan temanku ditunjuk kembali oleh pelatih untuk
mengikuti tanding. Dan aku meminta izin kepada mamaku,lalu mamaku berkata “udahlah
jangan tanding terus nanti melayang kepala mu dibuat nya”Hahah ini sedikit lucu si tapi
yaudah lah ya,aku dan temanku tetap ikut pertandingan itu. Alhamdulillah aku mendapatkan
mendali perak,tetapi dengan kondisi badanku yang lebih parah lagi dari pada sebelumnya.
Aku pun juga sudah memasuki sekolah ke jenjang SMA. Disitu aku merasa kalau semakin
sibuk nya diriku dan aku tidak punya banyak waktu buat latihan Taekwondo lagi.
Tetapi,walaupun aku sekarang udah jarang latihan tetapi aku tetap Lari sore atau joging agar
stamina tubuh ku tidak hancur,tidak turun. Karna bentuk stamina tubuh bisa jadi kuat juga
tidak lah mudah…
Terkadang aku juga mikir “kalau aku kaya gini terus apakah bisa aku maju dalam bidang
ini?ditambah kadang performa aku turun banget” itu sakit banget si,apalagi kalau liat
performa turun,galau nya bukan main….

aku juga selalu berusaha untuk bisa latihan,untuk bisa sempatin waktu buat latihan dan
mengikuti kjuaraan. Meskipun kini aku sekarang tidak lah terlalu berfokus ke sana. Aku
senang dengan diriku yang sekarang karna tidak terlalu egois,karna masih banyak hal yang di
restui orang tua dan aku juga bisa…

Ya tau si bakalan menyesiakan semua hal yang asli nya kita bias,tetapi restu orang tua
sangat lah penting. Kalau kita masih kekeh dalam larangan orang tua kita pasti nanyi ada saja
hal yang menghambat kita untuk melakukan itu. Sekian cerita dari saya semoga kalian bias
paham sama cerita nya ya,sampai jumpa. Wassalamualaikum wr.wb.
Aisha Yang Tak Putus Asa
Oleh: Hasianna Uli

Aisha Khalisa, ia merupakan salah satu siswa di SMAN 4 Pekanbaru. Aisha duduk
dibangku kelas XI, yang berarti tak lama lagi Aisha akan masuk ke perguruan tinggi. Aisha
memiliki 2 orang adik yang masih duduk dibangku SD. Akan tetapi, ekonomi keluarga Aisha
bisa tergolong rendah atau lebih tepatnya kurang stabil. Bahkan untuk tempat tinggal saja
mereka masih menyewa. Hal itu tak membuat Aisha merasa lemah, ia bertekad untuk bisa
masuk ke perguruan tinggi setidaknya tanpa biaya.

Pada suatu hari, Aisha mendengar bahwa terdapat pendaftaran untuk anggota debat sejarah.
Aisha merasa tertarik akan hal itu. Aisha pun mencoba mencari informasi dan menemui
pembina debat tersebut untuk bisa segera mendaftar. Untuk bisa masuk ke dalam anggota debat
sejarah tak mudah. Aisha harus di tes kemampuan public speakingnya serta wawasannya. Dan
dalam beberapa hari kemudian, Aisha dipanggil pembina debat untuk mengumumkan bahwa
dia masuk ke dalam anggota debat sejarah. Aisha senang bukan kepalang, ia sangat bersyukur
akan hal itu. Karna ia berfikir bahwa ini adalah selangkah maju untuk bisa masuk ke perguruan
tinggi dan mendapatkan beasiswa disana.

Dalam beberapa minggu kemudian, Aisha mendengar bahwa sebentar lagi akan ada
perlombaan debat sejarah di bulan bahasa. Aisha sangat antusias akan hal itu, ia sudah
mempersiapkan segalanya untuk bisa mengikuti perlombaan tersebut. Untuk bisa mengikuti
perlombaan tersebut, Aisha ditunjuk sebagai perwakilan sekolahnya. Namun, untuk saat ini
karna debat sejarah baru dibuka kembali maka persediaan dana untuk perlombaan belum ada.
Oleh karena itu, setiap anggota debat sejarah yang ditunjuk sebagai perwakilan sekolah diminta
untuk membayar uang perlombaan. Aisha bimbang mendengar hal itu, karena sampai saat ini
Aisha belum menceritakan kepada orang tuanya bahwa ia masuk ke dalam anggota debat
sejarah. Ia berusaha untuk memikirkan cara bagaimana ia harus memberitahukan kedua orang
tua nya mengenai uang pendaftaran perlombaan tersebut.

Pada saat pulang, Aisha menceritakan semuanya kepada ibunya. "Ibu kurang setuju Aisha,
tetapi jika itu sudah terjadi Ibu akan serahkan pada mu..".Ucap Ibu setelah mendengar cerita
bahwa Aisha terpilih sebagai perwakilan sekolahnya. "Lalu bu, bagaimana dengan biaya
pendaftaran lomba? Aisha tak bisa membayar semuanya, paling hanya dari sisa uang jajan yang
selama ini ku sisihkan." Tanya Aisha kepada Ibunya dengan perasaan yang tak enak. Lalu
Ibunya pun terdiam, ia ragu dengan kemampuan anaknya. Hanya sedikit kemungkinan bahwa
anaknya ini bisa menang di perlombaan debat sejarah tersebut, karna yang dia tau anaknya
sangat pendiam dan tidak pintar dalam bidang akademik. "Coba kamu minta dengan Bapak mu,
Ibu harus perlu persetujuannya untuk bisa memberi uang. Karena menurut Ibu, itu uang yang
tidak sedikit jumlahnya. Takut Ibu itu akan mengganggu ekonomi keluarga kita." Ucap Ibu
kepada Aisha. Mendengar perkataan Ibu yang terakhir, Aisha merasa tak enak dengan kedua
orang tua nya. Tetapi mau bagaimana lagi, tak ada yang bisa saat ini ia mintai selain kepada
kedua orang tuanya. "Duh bu.. Aisha sangat takut kalau dengan Bapak, Aisha takut Bapak tidak
setuju dan malah memarahi Aisha.". "Tak apa Aisha, kamu harus mencobanya. Mana tau Bapak
mu sedang berbaik hati dan memberikannya." Ucap Ibu menyemangati Aisha. Dengan hati yang
tak karuan pun, Aisha mencoba untuk menceritakan kejadian yang sama seperti yang ia
ceritakan kepada Ibunya. Sebelum itu, Aisha membuatkan kopi untuk Bapaknya agar berjalan
sempurna. Setelah Aisha menceritakan segalanya kepada Bapaknya, "Kamu tu kenapa sih harus
ikut ini itu segala? padahal Bapak cuma minta kamu duduk yang tenang disekolah dan
menerima ilmu yang disampaikan oleh guru." Ucap Bapak. "Tapi pak, keinginan Aisha untuk
bisa masuk ke perguruan tinggi tanpa biaya bisa dipermudah dengan hal ini pak. Andai nanti
Aisha menang, maka Aisha akan mendapat sertifikat pak." Bela Aisha. "Tapikan nak, uang
segitu bisa kita pertimbangkan untuk makan selama beberapa hari. Kalau Bapak izinkan Ibumu
memberi uang untuk perlombaan, belum tentu kan kamu bisa menang dan mengganti uang
nya?" Tanya Bapak. Aisha pun terdiam, pada saat ini yang ia inginkan adalah menangis dan
berteriak sekuat-kuatnya. Ia sangat kecewa kepada orang tuanya, untuk niat baiknya saja ditolak
dikarenakan faktor ekonomi. Aisha tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan ia
setelahnya.

Keesokan harinya, Aisha memberanikan diri untuk bertemu pembina debat dan ingin
mengundurkan diri sebagai perwakilan sekolah karena tak mempunyai uang untuk pendaftaran
lomba. Pembina pun ikut sedih mendengar hal itu, ia tak mau anak didiknya tak ikut serta
dalam perlombaan besok. Karna itu, ia pun bersedia untuk membantu Aisha membayar uang
pendaftaran lomba. Aisha sangat berterima kasih dan bersyukur atas hal itu. Ia berjanji akan
selalu mengingat kemurahan hati pembinanya. Dan pembina debat tersebut tak lupa
memberitahu bahwa hari perlombaan semakin dekat, jangan terlena dan mulai mempersiapkan
diri dari sekarang.

Setiap pulang sekolah dan jam istirahat, Aisha berlatih dengan teman sesama anggota debat
sejarah lainnya. Ia sangat menunggu hari itu tiba. Karna jika ia menang kali ini, mungkin saja
bapaknya akan mengizinkannya kedepannya. Ia pun memberitahukan kedua orang tuanya akan
hal ini. Ia perlu doa dari kedua orang tuanya karna yang bisa dilakukan oleh kedua orang tuanya
hanya lah itu. Dan hari perlombaan debat sejarah tiba. Ia sangat bersemangat saat tiba disana.
Pada saat giliran sekolahnya yang dipanggil, ia berdoa agar menang dan bisa memberitahukan
kedua orang tuanya bahwa ia terampil dalam bidang ini.

Usai tampil, Aisha sangat takut dengan hasil debatnya. Karena hasil perlombaan ini akan
diumumkan setelah perlombaan atau dalam beberapa jam kemudian. Pembina debat tak lupa
mengingatkan bahwa anggota nya harus makan agar tak sakit. Namun, Aisha tak selera karena
ia belum tau apa hasil perlombaan hari ini. Setelah menunggu lama, akhirnya pengumuman
juara pun tiba. Ia sangat antusias mendengarkan dan berharap bahwa sekolahnya dapat masuk
ke dalam tiga besar. Pengumuman juara dimulai dari juara 3. Juara 3 diraih oleh SMAN 13, dan
juara 2 diraih oleh SMAN 6. Mendengar hal itu, Aisha putus harapan. Karena pikirnya
sekolahnya mendapat juara 3. Akan tetapi.. "Dan yang kita tunggu tunggu, juara 1 lomba debat
sejarah diraih oleh SMA.... 4!!! Selamat SMAN 4 meraih juara satu." Aisha yang mendengar
hal itu terdiam dan mematung, ia tak percaya bahwa sekolahnya meraih juara satu. Meleset dari
perkiraannya. Namun ia sadar, bahwa ini adalah hal baik yang harus disampaikan kepada orang
tuanya.

Pada saat pulang, Aisha langsung memberitahu kepada kedua orang tuanya. Orang tuanya
terharu mendengar hal itu, dan mempercayai bahwa anaknya memiliki kemampuan yang hebat.
Dan seperti pemikiran Aisha tadi, Bapaknya memberikan izin untuk Aisha bisa mengikuti
lomba debat berikutnya. Aisha berterima kasih kepada orang tuanya. "Maaf ya nak, sebelumnya
Bapak meragukan kemampuan kamu. Nanti Bapak akan mencari tambahan uang untuk
persediaan pendaftaran lomba kamu yang berikutnya." Ucap Bapak. "Aisha, Ibu minta maaf ya
nak.. Kalau kita punya uang tak hanya uang perlombaan yang akan Ibu beri. Tapi kamu tak
perlu memikirkan bagaimana cara masuk ke perguruan tinggi tanpa biaya. Karna Ibu akan
mempersiapkan segalanya jika Ibu ada uang." Aisha terharu mendengar ucapan Bapak dan
Ibunya. Dan Aisha menanamkan dalam hati bahwa ia harus sukses agar kedua adiknya bisa
masuk ke perguruan tinggi tanpa memikirkan hal yang sama sepertinya. Kedua adiknya harus
bisa bersekolah dengan senang dan tanpa kekurangan biaya sedikitpun. Pada hari hari
berikutnya, Aisha selalu ditunjuk sebagai perwakilan lomba debat sekolahnya. Tak hanya di
sejarah, Aisha juga ditunjuk sebagai perwakilan lomba debat mata pelajaran yang lain seperti
PPKN. Dan pada saat ia lulus dari SMA dan mencoba masuk ke perguruan tinggi, Aisha
berhasil lolos melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) yang artinya Aisha
tak mengeluarkan biaya yang besar untuk bisa kuliah.
Arus Cinta

Oleh: Ibnu Hafizh

Fajar pagi menampakan dirinya, embun lembut hinggap memeluk bumi, kerincing jam
weker membangunkanku. Aku terbangun, gerimis air masih terdengar di telinga teringat olehku
hujan turun yang membuatku tidur tadi malam hatiku tenang dibuatnya.

Aku mendengar sebuah langkah kaki hendak menuju ke kamarku aku rasa langkah kaki
itu berasal dari ibuku, dan benar itu ibu. “LHO? bintang Kamu sudah bangun dari tidurmu
beranjaklah dari kasurmu apa kamu lupa hari ini adalah hari yang menyenangkan” ucap ibuku
di pintu kamar. sekilas aku lupa aku pun bertanya-tanya apa yang menyenangkan di hari ini aku
merasa setiap hari tidak ada istimewanya. suasana menjadi hening sampai sepersekian detik
kemudian aku baru teringat hari ini adalah kegiatan kemah, sontak aku beranjak dari kasur
dengan semangat api yang menggebu-gebu aku pun merapikan kasur, Mandi dan mengenakan
pakaian dalam waktu setengah jam, ibuku bingung aku tak pernah semangat itu dalam memulai
hari dan itu memang benar.

Ayahku sudah siap dengan motor kesayangannya ibu telah membawakanku sekantong
penuh berisi berbagai macam makanan ringan, “nak, ini ibu beri kamu sekantong makanan
ringan tapi ibu merasa ini masih sedikit kamu mau ibu menambah makanan ringannya” aku
kewalahan dengan banyak makanan ringan dan ibu merasa semua ini masih kurang?, aku
tersenyum kecil di saat ibuku yang sangat mengkhawatirkanku aku senang melihatnya namun
aku juga merasa sedih harus pergi meninggalkannya.

Aku berpamitan dengan ibuku dan ayahku mengantarkanku ke sekolah karena bis telah
siap di sekolah dan kami harus berangkat dari sekolah tak banyak percakapan antara ayah dan
diriku di motor sampai aku bertanya padaku “bintang hari ini kalian akan kemahkan?” tanya
ayahku sambil menstabilkan kecepatan motor, “iya Yah sepertinya semangatku menurun”
ucapku sebab yang aku bayangkan saat berada di sana adalah tiduran di kemah yang sempit dan
panas. Secara tiba-tiba kecepatan motor pun melambat karena ayah bingung akan pertanyaanku.
“ada bintang kamu sakit?, kenapa kamu merasa tidak bersemangat? Ucap Ayah. tidak apa-apa
yah mungkin aku masih mengantuk oleh karena itu semangatku kembali menurun dan benar
saja angin sejuk di pagi hari membuatku mengantuk lagi.
Tak terasa 15 menit berlalu aku telah sampai di sekolah aku turun dari motor dan
menyalami tangan Ayah, “yah.. bintang ingin pergi untuk melaksanakan kemah selama
beberapa hari izin yah,” ucapku sambil melepas tangan Ayah. “baiklah anakku berhati-hatilah di
sana ingat jangan nakal saat ada di sana” ucap Ayah sambil tersenyum baiklah bos candaku
kepada ayah.

Kerumunan orang kepadatan jalan dan bahkan jajaran bis terpampang jelas oleh mataku
seluruh orang bahkan teman-temanku sibuk menyusun barang-barang ke dalam bagasi bis aku
pun segera menyusul dan ikut membantu mereka menyusun barang-barang tersebut. pada saat
aku ingin memasukkan tas pada celah bagasi yang kosong Aku didorong oleh seorang anak
laki-laki yang membuatku jatuh. “Wah wah ternyata bintang juga ikut kenapa kau tiduran di
sana? Haha” tawanya sambil memasukkan barangnya pada bagian kosong bagasi Aku berdiri
Dan memandangnya Dia memiliki tinggi yang tak jauh beda denganku dan tepat sekali dia
adalah langit teman akrab ku dulu, kami memiliki hubungan yang sangat baik sampai pada
suatu hari dia menganggapku sebagai rivalnya, hal ini terjadi sebuah sifat yang selalu ingin
eksis dan ingin lebih dariku.

Bus akhirnya berangkat kami semua pergi di waktu pagi dengan cuaca hujan gerimis
jadi tambah lagi AC yang hidup sehingga suasana dingin pun semakin bertambah dan tentunya
suasana ini membuatku tidur lelap aku tertidur selama setengah jam.

Singkat cerita aku telah sampai di perkemahan tempat tujuan kami akan melaksanakan
kemah, aku melihat banyak sekali teman-teman, guru dan para panitia yang mengambil
barangnya untuk segera pergi ke tenda. Yang termasuk diriku yang baru saja keluar dari bus
dalam keadaan mengantuk yang sangat sangat luar biasa

Setelah mengambil peralatan yang ada di dalam bagasi aku pun segera bergegas menuju
ke tenda kegiatan kami adalah memasang terpal pada tenda agar mencegah masuknya air ke
dalam tenda. Kegiatan malam kami diawali dengan kegiatan edukasi mengenai Pramuka yang
disampaikan oleh para panitia dan juga guru-guru yang ada di sana setelah melakukan hal
tersebut lakukanlah beberapa pertunjukan yang dilakukan setiap kelas seluruh kelas tampil
dengan lihai dan tampil dengan semangat yang berapi-api menunjukkan hasil latihan mereka
selama ini. Hingga kami diperintahkan untuk tidur.

Pada pukul 03.00 aku sudah terbangun. Aku memutuskan untuk mandi terlebih dahulu,
karena yang seperti yang kuduga tepat pada pukul 05.00 para siswa dan siswi telah mengantri
untuk mandi, sementara aku telah siap untuk melaksanakan kegiatan pramuka, “sampai jumpa
teman teman aku sudah siap mandi haha” canda ku, aku sudah lama menduga hal ini akan
terjadi.

Kemudian tepat pada pukul 06.00 kami membuka kegiatan pramuka dengan
melaksanakan senam di pagi hari senam dilaksanakan. Setelah melakukan senam kami pun
memutuskan untuk pergi beristirahat sebentar beberapa dari mereka ada yang memakan
makanan ringan dan ada yang memakan makanan berat Mereka terlihat sangat antusias dalam
melaksanakan aktivitas ini, tanpa kusadari hari sudah semakin cerah dan tentunya semangat pun
semakin berapi-api. Kegiatan upacara pembukaan Pramuka akan dimulai pada pagi itu juga.
“Ayo semuanya kita harus bersiap-siap untuk melaksanakan upacara pembukaan kegiatan
pramuka” ucap pemimpin dari anggota sanggah ku Lalu kami sudah bersiap-siap mengenakan
seragam pramuka dan kami segera bergegas menuju lokasi upacara pembukaan Pramuka
dimulai seluruh siswa dan siswi berbaris menurut kelasnya masing-masing upacara dilakukan
dengan khidmat.

Kegiatan yang aku tunggu-tunggu, kami akan melakukan petualangan menjelajahi


wilayah yang ada disekitar Sana, “ayo teman teman Kita akan pergi menjelajah wilayah yang
ada di sini”, ucapku dengan lantang, “wah aku sangat tidak sabar” ucap salah satu teman ku.
“sebaiknya kau tak usah terlalu bersemangat penakut” ucap langit yang tiba tiba muncul entah
dari mana, dia membenciku, tapi dia kelihatan konyol jika seperti itu. Singkat cerita kami telah
berbaris untuk bersiap pergi melakukan penjelajahan di sekitar sana, kami berangkat bersama
sama dengan anggota sanggah yang harus selalu bersama, bahkan kami harus berjalan melewati
lumpur dan menyeberangi sungai Dan di sinilah jerih payah terbayarkan dan di sini jugalah rasa
cintaku untuk pertama kali muncul, aku tak pernah membayangkan hal seindah ini akan terjadi
di dalam hidupku, kami telah sampai di air terjun yang ada di sekitar perkemahan itu,
pemandangan yang sangat indah membuatku terharu, betapa indahnya ciptaan Tuhan yang
membuatku semakin bersyukur. aku tidak sengaja melihat langit yang merengek karena dipaksa
untuk melompat ke Air sebab dia takut ketinggian, “Mama!!! Aku takut sekali!!.” “Sudahlah
lompat saja bro, namamu langit tapi gaya mu selangit”
Menulis untuk hidup

Oleh: Ihsannul Qolbi

Kepiawaiannya merangkai kata, mengukir keajaiban di setiap sentuhan kalimatnya. Dalam


ranah imajinasi fiksinya, dia membebaskan sayap kreativitas yang begitu memukau. Terbitlah
cerita-cerita yang menggoda lalu memikat hati pembaca, menciptakan dunia yang memesona
yang tak terlupakan.

PRIBADINYA dipenuhi ketakutan untuk berinteraksi, bahkan di dunia maya yang tak
langsung menyuguhkan wajah. Namun, saat pena menyentuh kertas, dia menjelma menjadi
penyair imajinatif. Kenyamanannya hanya ditemukan di antara kata-kata yang membangkitkan
dunia fiksi, di mana bakat luar biasanya merajut karakter hidup yang begitu memikat. Dalam
labirin imajinasinya, dia tenggelam, melupakan realitas yang menyakitkan, dan melahirkan
kisah-kisah yang menggetarkan jiwa.

Satu waktu, dia menerima surel dari penerbit terkemuka di Indonesia. Penerbit tersebut
menyatakan ketertarikan terhadap novel yang telah dia kirimkan secara daring. Mereka
berkeinginan untuk menerbitkan novelnya dan menawarkan kontrak yang menjanjikan. Radit
awalnya tak percaya dengan berita yang dia baca. Bagi seorang penulis, ini seperti mimpi yang
menjadi kenyataan. Tanpa menunggu lama, dia segera membalas email tersebut dan menerima
tawaran yang diberikan.

Terima kasih atas kesempatan ini. Saya sangat bahagia dan merasa terhormat. Saya siap
untuk bekerja sama dengan Anda,” tulis Radit dalam balasan surel itu dengan penuh sukacita.

Dengan menerima tawaran tersebut, dia juga dihadapkan pada ekspektasi publik, kritik,
serta wawancara. Penerbit berharap agar dia mempromosikan novelnya melalui berbagai media,
termasuk televisi, radio, podcast, juga media sosial. Mereka mengharapkan Radit hadir di acara
peluncuran buku, sesi tanda tangan, dan festival literatur. Radit merasa sangat cemas, takut
menghadapi semua itu. Dia tidak tahu bagaimana berbicara di depan banyak orang, apalagi
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyerang atau merendahkan karyanya. Baginya, sama
saja seperti menghadapi kematian jika harus berhadapan dengan semua itu.

Dia mencoba untuk menolak permintaan penerbit itu, tetapi pihak penerbit tidak
mengizinkannya. Mereka mengatakan bahwa ini adalah bagian dari kontrak yang sudah dia
tandatangani. Mereka mengancam bahwa jika dia tidak memenuhi kewajibannya, mereka akan
membatalkan kontraknya dan menarik novelnya dari pasaran. Radit merasa terjebak dan tidak
punya pilihan.

“Maaf ya, aku ga bisa melakukan semua itu. Aku ga suka jadi pusat perhatian, sulit banget
buat aku ketemu orang baru. Plus, aku ga tahan sama tekanan dan kritikan. Aku Cuma pengen
nulis aja, nggak pengen jadi selebriti gitu deh,” kata Radit dengan keputusasaan

Radit. Kamu perlu ngerti bahwa ini emang bagian dari pekerjaan kamu sebagai penulis.
Kamu harus bersedia kenalan sama publik dan karya kamu. Kamu juga harus siap nerima
tanggapan dan saran dari pembaca. Ikut serta dalam kegiatan literatur juga penting, ini semua
demi kebaikan kamu sendiri, loh. Ini bisa naikin popularitas dan penjualan novel kamu,
membuka peluang dan jaringan baru. Selain itu, ini juga bisa bikin kamu jadi penulis yang lebih
baik dan profesional,” ucap Pak Reymon yang bekerja di penerbit itu.

Radit merasa tidak ada jalan keluar dari masalahnya. Dia mencari bantuan dari teman-
temannya yang juga penulis, tetapi, tidak bisa memberikan solusi. Mereka hanya bisa
memberikan dukungan moral dan nasihat yang tidak berguna. Mereka mengatakan bahwa dia
harus menghadapi ketakutannya dan percaya diri. Mereka mengatakan bahwa dia harus bangga
dengan karyanya dan tidak peduli dengan pendapat orang lain. Mereka mengatakan bahwa dia
harus menikmati prosesnya jangan stres. Radit merasa frustrasi, mereka tidak mengerti
bagaimana rasanya berada di posisi itu. Mereka tidak mengerti betapa sulitnya bagi dia untuk
melakukan hal-hal yang bagi mereka mudah.

“Kamu seharusnya bersyukur, Radit. Bakat luar biasa ada padamu. Novelmu keren. Punya
penerbit terkenal, kesempatan jarang datang. Mimpi bisa terwujud. Kamu punya semua yang
diperlukan seorang penulis. Harus berani dan percaya diri. Bangga dan bersinarlah. Tunjukkan
pada dunia bahwa kamu penulis yang berbakat dan profesional!” kata salah satu temannya
dengan semangat.

“Kamu belum paham, Radit. Kamu nggak bisa terus-terusan sembunyi di balik kata-kata.
Nggak bisa terus-terusan menghindari orang-orang. Nggak bisa selalu nolak tantangan. Harus
ada keberanian untuk keluar dari zona nyamanmu. Kamu perlu berinteraksi dengan
pembacamu. Kamu perlu dengerin tanggapan dan saran dari orang lain. Kamu harus mau
belajar dan berkembang. Kamu harus berani hadapi kenyataan dan ubah dirimu,” ujar teman
lainnya dengan tegas.

“Jangan khawatir, Radit. Kamu nggak sendirian, lho. Kamu punya kami sebagai teman dan
sahabat. Kami bakal selalu support dan bantu kamu. Semangat dan motivasi akan selalu kami
berikan. Saran dan kritik juga nggak akan pernah absen. Kami bakal selalu ada buat kamu.
Kamu Cuma perlu percaya pada dirimu sendiri. Nikmatin aja prosesnya. Santai dan bersenang-
senanglah,” ucap teman yang lain dengan ramah.

Radit merasa terpinggirkan dan tanpa dukungan. Teman-temannya hanya menyuarakan


frasa-frasa klise dan tanpa makna. Mereka hanya menyuguhkan teori dan idealisme yang terasa
hampa. Beban dan tekanan yang diberikan oleh teman-temannya seolah-olah semakin
menumpuk. Radit merasa diabaikan, seolah teman-temannya tak peduli dengan perasaan dan
keadaannya.

“Apa ya, mungkin aku punya masalah sosial? Aku nggak normal ya? Aku sakit apa?
Harusnya aku diobati? Bisa sembuh nggak ya? Aku bisa hidup kayak orang biasa lagi nggak?”
tanya Radit dengan wajah bingung dan penuh kecemasan.

Dia memutuskan mencari bantuan profesional dari seorang psikolog, tapi pencarian yang
dia lakukan tidak memberikan hasil yang memuaskan. Tidak mudah baginya untuk
mempercayai orang asing yang mungkin saja akan menilai atau memanfaatkannya. Merasa sulit
untuk membuka diri dan berbagi perasaannya dengan seseorang yang belum pernah dia kenal
sebelumnya. Ditambah lagi, biaya konsultasi yang tinggi menjadi hambatan besar. Rasanya
seakan-akan harapan yang dia miliki semakin tipis.

Dia mulai menyerah, mengunci diri dari dunia. Tidak lagi merespons telepon, email, atau
pesan siapapun. Tidak bersedia keluar dari rumah atau bahkan dari kamarnya. Makan, minum,
tidur pun dilupakan. Tidak peduli dengan novelnya, hanya menulis yang masih menjadi
kecintaannya. Namun, kali ini, karya-karyanya bertransformasi menjadi narasi yang lebih gelap
dan mencekam. Dia menggambarkan penderitaan, kesepian, dan juga kematian. Menulis
menjadi jalan baginya untuk mengeluarkan emosinya dan sekaligus melarikan diri dari
kenyataan yang membelitnya.

“Apakah yang aku mau ini? Apakah ini kebutuhanku? Apakah ini harapanku? Apakah ini
impianku? Apakah ini yang aku cintai?” Radit bertanya dengan keraguan yang mendalam.

Radit menulis di dalam sebuah blog, merangkai kata-kata yang penuh dengan pertanyaan
dan keraguan yang menghantuinya. Setiap kalimatnya adalah sejumput kegelapan yang
mencerminkan perjalanan batinnya. Ia menuangkan isi hatinya dengan tulisan yang
mengeksplorasi liku-liku perasaannya, mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
melingkupi kehidupannya. Blognya menjadi sebuah jendela ke dalam kehidupannya yang
penuh warna kelam, di mana kata-kata menjadi pelarian dan penyembuhan dari pertanyaan-
pertanyaan yang membelit jiwanya.

Tetapi, dia tidak menyadari bahwa dengan menulis, dia juga sedang menyembuhkan
dirinya. Dia tidak menyadari bahwa dengan menulis, dia juga sedang berkomunikasi dengan
pembacanya. Dia tidak menyadari bahwa dengan menulis, dia juga sedang mengekspresikan
dirinya. Dia tidak menyadari bahwa dengan menulis, dia juga sedang menemukan makna
hidupnya.

Namun, tanpa disadari, setiap kata yang ditorehkan oleh tangannya adalah sejumput obat
untuk penyembuhan dirinya. Tanpa menyadari, setiap paragraf yang tercipta adalah sebuah
jembatan menuju hati pembacanya. Tidak terpikirkan bahwa setiap kalimat yang dihasilkan
adalah ungkapan sejati dari dirinya. Sungguh tak disadari bahwa setiap huruf yang dituliskan
adalah langkah untuk menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Suatu hari, dalam balutan kata-kata di dalam blognya, Radit mendapati sebuah pesan
yang menyentuh hatinya. Pesan itu menjadi sinar kecil yang merayap keluar dari kegelapan
yang selama ini merangkulnya. Isinya tak hanya sekadar kata-kata, melainkan ungkapan
dukungan dan penghargaan dari salah seorang pembacanya.

Pesan itu membuka mata Radit pada kenyataan bahwa tulisannya bukan sekadar
merangkai keraguan dan pertanyaan, melainkan juga menyentuh dan menginspirasi orang lain.
Ketika Radit meresapi arti sejati dari pesan tersebut, kegelapan dalam dirinya sedikit demi
sedikit tergantikan oleh cahaya harapan. Perlahan, blognya tidak hanya menjadi tempat untuk
melampiaskan emosinya, melainkan juga sumber inspirasi bagi orang lain.

Radit pun merasa terhubung dengan pembacanya, merasakan bahwa setiap kata yang
ditulisnya memiliki makna yang mendalam. Dalam prosesnya menemukan arti hidup, ia tidak
hanya menyembuhkan diri sendiri, tetapi juga menjadi penyemangat bagi orang lain yang
mungkin merasakan hal serupa. Pesan di blognya menjadi pendorong yang memacu semangat
Radit untuk terus berkarya, menulis dengan penuh makna, dan merajut kisah hidupnya yang
penuh perubahan.

TAMATTT
MENEMUKAN CAHAYA
OLEH : KAYLA ANJANI SEPTIASA

Ayahku seorang raja, keturunan raja-raja pendahulunya. Tubuhnya besar, gagah dan
sangat tangkas saat memakai pedang. Ayah merupakan raja yang bijaksana, adil serta sangat
dicintai oleh rakyatnya karena dia telah memerintah dengan baik selama bertahun-tahun dan
membangun kerajaannya menjadi salah satu yang paling makmur di dunia. Ketika aku lahir,
Ayah langsung merebutku dari pelukan ibu dan menyerahkan aku kepada perawat. Belum apa-
apa, aku sudah dianggap mengecewakan karna tubuhku kecil dan aku tidak tangkas tidak
seperti ayah. Yang bisa dibanggakan hanyalah aku tidak mudah sakit-sakitan seperti anak kecil
pada umumnya.

Seorang peramal datang dari bukit yang sangat jauh dari kerajaan kami dengan
membawa ramalan,

“Seseorang yang akan menghancurkan kerajaanmu akan datang, dan kehancuran yang akan
menimpa kalian semua akan menjadi bencana yang tidak terbayangkan!” Ujarnya

Semua orang tertawa mendengarnya, mereka menganggap peramal itu hanyalah orang gila
yang datang untuk mencari perhatian. Tapi tidak dengan Ayah, dia merasa sangat cemas
tahtanya akan direbut.

Beberapa tahun pun berlalu, aku tumbuh menjadi remaja cerdas yang memiliki
pengetahuan luas dan rasa ingin tahu yang sangat besar. Tetapi kemampuan berpedangku tidak
mengalami kemajuan, selain itu tubuhku tetap kerdil. Ayah merasa sangat frustasi akan hal itu
dia mengusirku dari kerajaannya karna dia merasa bahwa aku tidak pantas untuk meneruskan
tahtanya. Aku pun pergi sejauh mungkin karna sudah terlanjur sakit hati dengan ucapan ayahku,
walaupun dia Raja bijaksana yang dicintai rakyatnya tetapi dia benar-benar tega dengan darah
dagingnya sendiri. Tampaknya peramal itu benar, tak lama setelah kepergianku datang seorang
ahli sihir yang mengaku bisa merebut tahta kekuasaan Raja.

“Dengarkan aku Paduka Raja, Aku adalah sorang ahli sihir yang datang dari negeri seberang
apakah engkau percaya jikalau aku berkata bahwa aku bisa merebut tahtamu?” Ujarnya
“Hahahaha, sungguh unik dirimu. Bagaimana caramu membuatku percaya?” Ujar raja dengan
penuh gelak tawa.

“Aku menantang mu wahai paduka raja, izinkan aku menggunakan kekuatanku untuk
membuktikan kebenaran ucapanku.” Ucapnya dengan percaya diri

“Baiklah, aku mengizinkanmu menggunakan kekuatanmu. Tetapi jika kau gagal silahkan angkat
kaki dari kerajaan ini” Jawab sang raja

Ahli sihir itu mengeluarkan mantra ajaib. Dan dalam sekejap mata, tahta Raja berubah menjadi
debu. Raja terkejut dan tak percaya pada apa yang baru saja terjadi. Raja merasa terhina dan
marah. Dia merasa bahwa dia telah kehilangan segalanya dalam sekejap. Namun, sebagai
seorang pemimpin yang bijaksana, dia tidak ingin membiarkan kemarahan dan kekecewaannya
menguasai dirinya. Dia memutuskan untuk mencari jalan untuk mendapatkan kembali tahtanya.

Raja melakukan perjalanan ke seluruh negeri, mencari petunjuk dan bantuan dari orang-
orang bijak dan ahli sihir terkenal. Akhirnya ayah menyerah dan mencariku dia menemukanku
sedang berlatih di sebuah bukit yang sangat jauh dari istana.

“Lama tak berjumpa, lihatlah putraku kau sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat hebat”
Ucap Raja

“Apa yang membawa dirimu kemari Paduka Raja?”Ucapku dengan penuh tanya

“Wahai anakku, sesungguhnya tahtaku di kerajaan sudah direbut. Aku datang kesini untuk
meminta bantuanmu anakku.” Ujar raja

“Haha, kau masih mengingatku rupanya, Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan
membantumu setelah semua yang sudah kau lakukan padaku?” Jawabku

“Maafkan aku atas perbuatanku di masa lampau tapi ketahuilah aku benar-benar membutuhkan
bantuanmu anakku.” Ucap ayah dengan penuh permohonan.

Aku berkata padanya aku tidak bisa membantunya dalam permasalahan itu. Tetapi aku
memberinya nasehat berharga kepada Raja. Aku berkata padanya bahwa kekuatan sejati seorang
raja bukanlah dalam tahta atau kekayaan, tetapi dalam kebijaksanaan dan keadilan.

Dengan semangat baru, Raja kembali ke istana dan memulai perubahan besar dalam
kerajaannya. Dia mendengarkan keluhan rakyatnya dan berusaha memperbaiki kehidupan
mereka. Dia membangun sekolah dan rumah sakit, memberikan pekerjaan kepada yang
membutuhkan, dan memperkuat sistem hukum yang adil. Melihat perubahan yang dilakukan
oleh Raja, rakyatnya mulai menghormatinya dan mencintainya lebih dari sebelumnya. Mereka
melihat bahwa kekuatan sejati seorang raja bukanlah dalam tahta, tetapi dalam kepedulian dan
keadilan yang diberikan kepada rakyatnya.

Sementara itu, Ahli sihir, yang telah mengambil tahta Raja, mulai merasa bersalah atas
perbuatannya. Dia menyadari bahwa kekuatan sihirnya tidak memberinya kebahagiaan yang
sebenarnya. Ahli sihir memutuskan untuk mengunjungi Raja dan meminta maaf atas
tindakannya. Ketika dia tiba di istana, dia melihat perubahan yang luar biasa yang telah
dilakukan oleh Raja. Dia melihat kebahagiaan dan keadilan yang ada di kerajaan itu. Ahli sihir
itu merasa malu dan menyesal atas tindakannya yang telah merugikan Raja Arjuna dan
rakyatnya.

Dengan rendah hati, dia mengembalikan tahta kepada Raja. Raja, yang telah belajar banyak dari
pengalaman ini, menerima kembali tahtanya dengan rendah hati. Dia memaafkan Ahli sihir itu
dan mengajaknya untuk tinggal di istana sebagai penasihatnya.

Sejak itu, Raja memanggilku untuk menghadapnya, dia kembali mengajakku untuk
tinggal bersama di kerajaan dan meminta maaf atas segala hal yang pernah terjadi di masa lalu.
Aku memaafkan ayahku dan menerima ajakannya untuk tinggal bersama di istana. Dari saat itu,
kami bekerja sama untuk membangun kerajaan yang lebih baik. Dengan menggunakan
kebijaksanaan dan keadilan untuk memimpin rakyat dengan bijaksana. Kerajaan kami menjadi
contoh bagi kerajaan-kerajaan lain di dunia, bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin bukanlah
dalam tahta, tetapi dalam kepedulian dan keadilan yang diberikan kepada rakyatnya.
PAGI YANG MENYEBALKAN

OLEH: MENTARI ANGELIKA

Aku adalah seorang remaja yang berusia 16 tahun yang kini duduk di bangku SMA kelas XI.
Aku mempunyai adik yang sulit untuk melakukan pekerjaan rumah.

Pagi hari datang dengan gemercik lembut, menyapu pelan langit dengan warna jingga dan
merah muda yang memukau. Mentari baru saja mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur,
memberikan sentuhan hangat pada dunia yang baru terbangun dari tidur lelapnya.

Pagi hari adalah waktu ketika segalanya tampak mungkin. Aku merenung sejenak,
membiarkan pikiranku melayang dalam harapan dan Impian yang begitu besar. Aku merasa
seperti kanvas kosong yang siap diisi dengan warna cerah dan kegiatan yang menyenangkan.
Harapanku di pagi hari ini memberikan energi dan semangat untuk menghadapi apapun yang
akan datang.

Aku mulai beranjak dari tempat tidurku dan mencuci mukaku untuk melanjutkan aktivitasku
di hari libur ini. Aku mulai membersihkan tempat tidurku, merapikan bantal dan selimut yang
sudah berceceran dimana-mana. Aku mulai mengambil sapu untuk menyapu dimulai dari
kamar, ruang tamu, dan berakhir di dapur. Pada saat aku mengumpulkan debu dan kotoran, tiba-
tiba adikku melewati debu dan kotoran yang sudah aku kumpulkan dan membawanya di
kakinya ke area ruang tamu yang sudah kubersihkan tadi. Tindakannya membuatku terkejut
seperti melihat hantu

. “ dek kamu kenapa si main lewat aja, ga lihat apa itu kakak udah nyapu di bagian situ?”
tanyaku dengan kesal.

”aku kan ga sengaja sii kak kan bisa disapu lagi kok ribet banget sih.”jawabnya dengan raut
tanpa rasa bersalah. Aku semakin kesal mendengar jawabannya.

“ enak aja kamu kalau ngomong, emang kamu pikir ini gak cape apa ngelakuinnya?” lanjutku.
“ya enggaklah kan tinggal nyapu doang sih kak.” Mendengar jawabannya aku pun semakin
kesal dan masih tidak terima dan akhirnya kami berdebat terus menerus. Tidak ada yang mau
mengalah diantara kami berdua. Aku yang awalnya mau mengalah tidak terjadi karena
mendengar ucapannya yang sangat membuatku kesal

Sewaktu kami berdebat, tiba-tiba muncullah mama dari kamar.

“kenapa ini kalian kakak beradik tapi malah berantem satu sama lain?” tanya mamaku.
Kemudian aku pun menceritakan kejadian tersebut dan memberitahu mama bahwa adikku juga
sulit untuk disuruh membantu membersihkan rumah. Mendengar itu mama mulai menasehati
adikku untuk tidak melakukan hal tersebut lagi dan aku disuruh untuk belajar lebih sabar lagi
dalam menghadapi adikku. Pagi yang kuharapkan kini hilang bagai ditelan bumi. Ku kira pagi
yang menyebalkan ini akan berakhir disini tetapi ternyata tidak.

Setelah kejadian tadi mama menyuruhku untuk berbelanja beberapa bahan makanan karena
sudah habis di pasar yang lumayan dekat dari rumah.

“Kak tolongg belikan mama sayur dan bahan masakan lainnya di pasarr.” Ucap mamaku
memotong cabe seraya meneriaku dari dapur. “ oke ma” kataku. Aku langsung bergegas Bersiap
untuk membeli barang yang disuruh oleh mamaku.

Pada saat perjalanan kesana tanpa aku sadari mungkin ternyata di jalan ada paku yang
kulewati. Setelah belanja ada ibu-ibu yang menegur bahwa ban ku kempes. Jarak rumahku ke
pasar itu tidak terlalu jauh sekitar 400m kurang lebih. Aku tidak membawa handpone dan uang
yang aku bawa juga pas pasan dan aku memutuskan untuk membawa honda tersebut ke bengkel
terdekat dan aku berjalan pulang kerumah untuk mengambil duit tersebut.

Aku berjalan sambil mengomel kecil karena betapa menyebalkan pagikuu ini. Tak terasa
aku mulai berkeringat dan mengeluh karena kakiku terasa pegal mungkin efek jarang olahraga
juga kali ya. Di perjalanan, bagaikan menemukan emas di antara rumput yang panjang, aku
bertemu dengan temanku dan aku memanggilnya untuk mengantarkan ku pulang sebab aku
tidak kuat untuk berjalan lagi. Setelah sampai dirumah aku langsung mengambil uang dan
menyuruh adikku mengantarkan aku ke tempat bengkel untuk mengambil motor tersebut.

Pagi itu memang sangat menyebalkan mulai dari berdebat kecil antara adikku dengan aku,
tidak membawa uang lebih dan tidak membawa handpone dan paling mengesalkannya ban
motorku yang kempes yang menharuskan ku mendorongnya ke bengkel dan berjalan kerumah
untuk menjemput duit yang kurang. Pagi yang kuharapkan menyenangkan tidak dapat terjadi
dan malah jadi pagi yang mengesalkan.
Indah Dikenang tetapi Tidak Ingin Diulang

Oleh: M. Nur Ilham

Disaat matahari belum menampakkan dirinya, dingin dan sunyi masih menyelimuti. Lalu,
terdengar seruan azan yang membuatku terbangun. Dan menyiapkan barang barangku tanpa
melihat orang tuaku.

Matahari pun terbit dan aku pun berangkat ke tujuanku. Kami pun disuruh tunggu kendaraan
di dekat tempat kendaraan tersebut sampai. Disaat sampai kendaraannya kami pun menaiki
kendaraan tersebut dengan senang dan bahagia. Akan tetapi aku sedang tidak sehat yang
mengakibatkan aku berdiam diri di tempat dudukku.

Sesampainya di tujuanku, aku pun memaksakan diri untuk tidak terlihat bahwa aku sedang
kurang enak badan. Dan aku pun pergi untuk menaruh barang barangku dan bersiap untuk
sholat ashar. Dan pada saat itu cuaca sedang gerimis

Setelah sholat Maghrib aku pun langsung istirahat. Dan malam harinya sekitar jam 10
malam hujan pun melanda yang membuat tempat kami untuk berteduh mengalami kebocoran,
yang membuat teman temanku bergerak untuk menangani kebocoran tersebut. Akan tetapi aku
tidak sadar dan aku pun masih tertidur.

Keesokan harinya aku bangun jam 4 dan langsung ingin pergi mandi, akan tetapi ketika
berada di kamar mandi aku pun melihat bahwa banyak antrian. Setelah selesai mandi azan
subuh pun terdengar, kami pun sholat subuh berjamaah. Dan setelah sholat subuh kami pun
senam pagi. Dan setelah senam kami mengadakan upacara pagi. Dan malam hari pun kami
menyalakan api unggun sembari mengucapkan tri Satya dan dharma Pramuka.

Keesokan harinya kami melakukan hiking yang membuat kami bersemangat akan hal hal
yang akan dilakukan selama hiking. Setelah kami berpetualang dan jatuhlah hujan yang sangat
deras yang membuat tempat peristirahatan kami jadi tempat aliran air, kami panik dan langsung
menyelamatkan tempat peristirahatan kami dengan membuat parit didekatnya. Akan tetapi
hujan tidak kunjung berhenti dan membuat kami harus pindah dan beristirahat dikendaraan
kami.
Keesokan harinya, kami bersiap siap untuk pulang. Saat kami pulang salah satu kendaraan
mengalami kerusakan yang membuat kendaraan tersebut menumpang di kendaraan kami. Tamat

“ IMPIANKU MENJADI SEORANG POLISI “

Oleh: M. Zia Wildan

Tentu saja setiap orang memiliki mimpi. Seorang tanpa mimpi berarti seorang tanpa tujuan
hidup. Mimpi memiliki banyak segi seperti ingin menjadi dokter, tentara, polisi, dan yang lain-
lainnya. Mimpi di mulai dengan keinginan di dalam hati. Aku ingin menjadi yang terbaik . Ini
pasti mudah di lakukan jika mempunyai keingginan Dan berusaha untuk mencapainya.

Bermimpilah selagi langit masih sanggup menampung mimipimu. Bermimpilah setinggi


langit kalaupun jatuh kamu akan jatuh diantara bintang-bintang. Kata-kata itulah yang selalu
membuatku semangat untuk bermimpi dalam mengejar cita-citaku, cita- cita yang mungkin saat
itu usiaku masih berusia 7 tahun belum mengerti dengan kehidupan sesungguhnya.

Nama saya wildan usiaku kini 1G tahun, aku anak tunggal. Saya seorang anak yang di
besarkan dalam keluarga sederhana dengan mimpi yang sangat besar. Impian terbesarku adalah
menjadi polisi . Saat masih kecil saya mempunyai cita-cita ingin menjadi polisi.

Karena apa? Polisi itu tampaknya gagah sekali. Entah bagaimana mendefinisikan kata
“Gagah” itu pada masa kecil. Barang kali lebih kepada arti perlindungan Polisi itu melindungi,
jiwa kecil saya menarik kesimpulan demikian pada sosok polisi.

Bagiku mereka yang bekerja sebagai polisi adalah pahlawan bangsa. Mereka bekerja tidak
lelah menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat. Polisi adalah pengayom semua,
melindungi kita dari penjahat. Aku suka memperhatikan bapak polisi, mereka

tampak gagah dalam balutan seragamnya. Aku pun yakinkan diri untuk kelak menjadi polisi.
Tak sekedar ingin terlihat gagah, Tapi aku ingin bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Alasan lainya dan tujuan pertamanya, adalah saya sangat ingin menjadi anggota polisi
karena saya sangat ingin membanggakan kedua orang tua saya. Saya juga ingin mengangkat
drajat keluarga saya, dan melihat orang tua saya yang memiliki harapan besar untuk impian
anak tunggal mereka.
Sebagai anak yang telah di jadikan harapan untuk keluarga harus menjadikan impian itu
menjadi kenyataan.

Seiring dengan jalanya waktu saya sedikit mulai menyerah ketika tahu bahwa menjadi
seorang polisi membutuhkan postur tubuh yang bagus

Tidak hanya itu, menjadi seorang polisi juga membutuhkan tubuh yang kuat. Seiring
berjalanya waktu saya mulai memikirkan kembali impian yang sejak kecil saya impikan. Saya
mulai mengingat kembali tujuan pertama saya untuk membanggakan kedua orang tua saya dan
melihat orang tua saya yang memiliki harapan besar untuk impian anak tunggal nya.

Sejak itu semangat saya sudah muncul kembali untuk menjadikan impian itu menjadi
kenyataan. Untuk mewujudkan mimpi ini,saya harus melakukan latihan fisik secara teratur dan
menjaga kebugaran dengan melakukan olahraga secara teratur. Olahraga yang biasanya saya
lakukan adalah push up, pull up, running dan renang, olahrga itu saya lakukan rutin setiap sore.
Tapi olahraga saja tidak cukup, Saya juga harus giat belajar dan tidak hanya di sekolah saya
juga harus belajar

di rumah supaya mendapatkan nilai yang bagus. Semua itu juga tidak lupa harus di iringi
dengan doa’ agar apa yang saya impikan bisa tercapai

Semua berawal dari niat, jika kita berusaha maka semua yang kita inginkan akan terwujud.
Kalau ada niat dan usaha pasti semua akan terkabul, tapi kalau kita malas dan ingin hasil yang
baik, sama saja dengan kesombongan. Karena di masa sekarang ini, banyak anak muda yang
terlalu malas untuk mewujudkan impiannya. Lebih banyak bermain dari pada belajar. Jadi mari
kita lawan kemalasan dengan membaca secara teratur. Jika anda terlalu malas untuk banyak
membaca, bacalah sedikit demi sedikit, jadilah bukit”, yang artinya usaha atau kerja keras yang
terus menurus pada akhirnya akan membuahkan hasil. Selain itu kita harus banyak berdoa
kepada Allah SWT karena kita sukses karena berkat dan rezekinya.
ISENG BERHADIAH
Oleh : Muthia Salsabila

Aku merupakan seorang anak SMA yang bersekolah di salah satu sekolah Negeri di
Pekanbaru. Sebagai seorang siswa SMA yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi, tentu aku membutuhkan banyak sertifikat sebagai bukti prestasi yang pernah
diraih selama bersekolah di SMA.

Aku tumbuh sebagai anak yang ramah, periang, dan sangat suka berbaur dengan orang
lain. Hal itu menyebabkanku sangat suka jika harus berbicara dengan orang banyak. Namun
tetap saja, aku masih tidak bisa menemukan cara untuk bisa mengukir prestasi hanya modal
bicara semampuku.

Suatu hari, aku harus memenuhi salah satu tugasku dengan salah satu guru yang
terbilang masih cukup muda, Buk Ayu namanya. Buk Ayu merupakan salah satu guru mata
pelajaran sejarah yang ada di sekolahku. Ia memiliki suatu metode belajar yang cukup
menyebalkan, dan aku cukup membenci tugas tersebut. Namun entahlah, sepertinya dia cukup
enjoy melihat para muridnya terus menghafal sejarah.

“Mut, giliran kamu lisan bersama saya! “ , Panggilnya.

“Baik buk.” ,Jawabku dengan sedikit gugup.

Ya, kalian memang benar. Buk Ayu menggunakan metode lisan sebagai syarat untuk
mendapatkan nilai bagi seluruh muridnya. Aku memang suka berbicara, tetapi jika terus-terusan
menghafal materi terlebih lagi sejarah, aku pikir itu adalah hal yang membosankan.

Ketika aku sedang lisan, aku membaca gerak wajahnya yang terus mengangguk dan
sesekali tersenyum. Aku menduga sepertinya lisanku yang pertama tidak begitu buruk.

“Oke, lisan kamu cukup bagus, dan saya rasa itu cukup.” , ucapnya.

“Terima kasih buk.” , jawabku sedikit puas.


“Jadi mut, saya punya semacam tim debat, dan mereka cukup handal dalam
berbicara.Saya rasa kamu isa bergabung bersama tim saya, karena sebenarnya dalam berdebat
memang yang kita butuhkan adalah skill public speaking.” , tambahnya.

Tanpa pikir panjang aku pun langsung merasa bahwa kesempatan itu akan mengubah
sedikit hidupku yang tidak jelas.

“Baik buk, akan saya coba!” , jawabku.

Setelah keluar ruangan, aku berpikir bahwa aku melakukan kesalahan. Debat? Hal
bodoh macam apa itu? Aku tidak pernah mengikuti lomba sebelumnya. Bagaimana jika aku
mengecewakan Buk Ayu? Bagaimana jika aku mengecewakan sekolah? Orang tua? Teman?
Atau bahkan diriku sendiri? AKhhhh…. Aku rasa ini adalah keputusan yang buruk. Namun
sepertinya sudah terlambat. Aku terlanjur menyetujui keputusan itu. Memang benar aku akui,
Muthia adalah orang yang cukup bodoh jika harus memutuskan sesuatu.

Akhirnya, tibalah saatnya aku datang untuk berlatih bersama Buk Ayu dan beberapa
senior yang sudah berpengalaman dalam dunia debat. Melihat mereka berbicara dan bagaimana
mereka berpikir terhadap sesuatu aku rasa mereka bukanlah manusia biasa.

“Orang-orang hebat macam apa ini? Mereka tidak seharusnya ada di Bumi Manusia
seperti layaknya album Tulus, mereka seharusnya hidup di planet lain seperti dunia Harry Potter
atau dunia Disney dan menjalankan kehidupan dengan pemikiran aneh mereka.” , pikirku .

Selama latihan yang cukup panjang dan melelahkan, aku memiliki tim yang luar biaa
hebat, dengan masing-masing memiliki ciri khas mereka.

Hari-hari berlalu, kami dipenuhi dengan mosi yang masih menumpuk dan tidak tau
harus berbuat apa.Pada simulasi debat kami yang pertama, data dan argumenku adalah
argument yang sangat lemah yang bisa dijatuhkan bagaikan daun yang diterp angin, atau
bahkan debu meja yang dapa ditiup. Sangat memalukan.

3 bulan berlalu. Tibalah saatnya aku menguji kemampuanku yang tidak seberapa dalam
salah satu perlombaan tingkat Nasional di salah satu kampus kebanggaan masyarakat Riau,
Universitas Riau atau yang biasa disingkat UNRI. Satu per satu lawan dapat kami kalahkan.
Hingga akhirnya tibalah kami di Semi Final dan harus mengalahkan satu sekolah yang
merupakan juara bertahan dari generasi ke generasi, dengan mosi yang bahkan aku belum
pernah dengar sebelumnya.

“Tertutupnya Jalur Sutera adalah Penyebab datangnya Bangsa Barat ke Indonesia”

TARAAA MAKJRENGGGG….
Jalur Sutera? Jalur macam apa itu? Jalur hidupku saja tidak jelas, mengapa aku harus
memikirkan jalur yang bahkan sudah ada ratusan tahun lalu?

Keesokan harinya ketika perdebatan berlangsung, aku rasa performa tim ku tidak begitu
buruk. Entah kenapa kami yakin akan masuknya tim kami menuju babak final.Benar saja,
dugaanku tepat sasaran.

Singkat saja, aku dan timku mendapat juara 2 pada perlombaan tersebut. Aku merasa
cukup puas dengan hasilku. Bagiku, untuk manusia yang tidak pernah melakukan apa-apa
sebelumnya, hal tersebut cukup membanggakan.

Kedepannya, aku masih sering mengikuti berbagai ajang perlombaan dibidang yang
sama. Namun, aku harus tetap memperhatikan nilai. Karena jujur saja, diriku memang sangat
membutuhkan nilai untuk menunjang masuk ke perguruan tinggi negeri.Selain belajar, aku juga
disibukkan dengan berbagai kegiatan di Organisasi sekolah, dan semua hal itu aku pikir cukup
menyenangkan.

Namun, ketika aku mendapat tawaran lomba kembali, aku merasa bahwa itu adalah
kesempatan bagus, meskipun nantinya aku tau bahwa aku akan menyesal dengan sendirinya.
Namun kegiatan sepeti itu sangatlah membuat ketagihan. Hingga suatu hari, aku memiliki cerita
unik bahwa aku lomba hingga malam hari. Kapan lagi lomba pada saat adzan magrib?
Kesempatan baru yang unik. Aku juga cukup puas dengan apa yang aku lakukan satu tahun
terakhir.

Sampai jumpa di tahun depan!!!!


“UNTUK MU PAHLAWANKU”
OLEH: NABILA MAULINA EVITA PUTRI

Halo semua, nama ku Malaikha nafeeza, aku sekarang berada dikelas 10 SMA. Aku lahir
dari orang tua yang memiliki profesi yang berbeda, ayahku berprofesi sebagai TNI dan ibu ku
sebagai Dokter, kedua orang tua ku ini memang memiliki profesi yang hebat sekali. Aku juga
memiliki satu kakak dan satu abang, kakak pertama ku berprofesi sebagai pengacara,dan abang
ku sekarang sedang menempuh pendidikan untuk menjadi TNI seperti ayah. Ini kisah ku dalam
menggapai yang katanya “ impian” itu.

Malaikha kecil dahulu cita-citanya menjadi seorang polwan, karena menurut aku menjadi
polwan profesi yang keren dan membanggkan. Ayah pernah tanya kepada ku.

“ putri kecilnya ayah cita-citanya ingin jadi apa? “ kata ayah.

“ Aku ingin jadi polwan ayah “ jawab ku.

“ Wow, keren sekali. Cita-cita yang hebat sekali. “ ucap ayah.

Setelah mengatakan itu ayah memang mendukung aku sekali, aku ingin sekali memasuki
bela diri Taekwondo, aku mengatakannya pada ayah kemudian ayah mendaftarkan ku, kata
ayah ini bagus untuk aku yang bercita-cita sebagai polwan, semenjak ayah mengatakan itu aku
selalu bersenagat untuk latihan. Dari bela diri tersebut pun aku mendapatkan banyak sekali
penghargaan, aku menang di beberapa kompetisi lomba kejuaraan. Aku bangga pada diriku
sendiri, orang tua ku pun sama bangganya.

Aku selalu berusaha keras melakukan yang terbaik karena ayah pernah bilang pada ku

“ Cita-cita itu harus diletakkan setinggi langit “

Aku memang benar benar meletakkannya setinggi langit, usaha ku yang sekarang bagian dari
cara untuk bisa menggapai cita-cita yang aku letakkan setinggi langit itu. Aku sudah melakukan
ini semenjak aku SMP kelas 1, aku juga sering ikut ayahku olahraga, karena ayah ku memang
seorang abdi negara juga, jadi tidak heran kenapa dia suka berolahraga. selain itu aku juga
mengikuti les akademik, menurutku semua harus seimbang.
Kemampuan akademik ku pun bagus, aku selalu mendapatkan juara di kelas ku, setiap aku
mendapati juara entah kenapa orang tua ku terlihat lebih bangga sekali saat mendapatkan juara
di bidang akademik ini. Aku tidak tau, entah ini perasaa ku saja atau bagaimana aku tidak tahu,
aku tidak menanggapi semua hal itu dengan serius. Semua aku lakukan dengan seimbang.

Aku kira hidup ku ini hanya ada bahagia nya saja, tidak akan da kehilangan dihidup ku, tapi
ternyata aku salah. tepat saat aku berada dikelas 10 SMA aku kehilangan hal yang paling aku
cintai, aku kehilangan ayah ku, ayah ku dipanggil oleh tuhan. Semua merasakan kehilangan,
terutama aku, aku kehilangan sosok pemimpin, sosok panutan, aku kehilangan ayah ku untuk
selamanya. Ayah ku selalu hebat karena dia menghebuskan nafas terakhirnya untuk mengabdi
pada bangsa ini.

Setelah kehilangan yang sangat meninggalkan luka bagi kami perlahan semuanya membaik,
kami harus menjalani kehidupan kami kembali. Kami menjalani kehidupan ini tanpa sosok
pemimpin itu lagi, sekarang semua diambil alih oleh abang. Kami kembali mencoba hidup
dengan baik setelah hari itu, semua kebahagiaan akan selalu kami usahakan untuk kehidupan
ini, untuk bertahan hidup denngan baik.

Hari ini tepat sekali aku ber ulang tahun yang ke 17, biasanya aku bahagia tiap menyambut
ulang tahun ku apalagi ini yang orang tunggu- tunggu yang katanya sweet seventeen. Ulang
tahun ini yang paling menyedihkan, tidak ada ayah bersama ku. Ulang tahun ku tetap diberi
kado dan kue, namun tetap saja berbeda. Sampai ibu menyuruh ku datang ke kamarnya.

“ Selamat ulang tahun putri nya ibu” ucap ibu sambil mencium kedua pipiku.

“ Terima kasi banyak ibu” kata ku.

Setelah memberikan ucapan selamat untukku, ibu pergi mengambil sesuatu dari dalam
lemari bajunya.

“ Ini kado dari ibu dan ayah, ayah dan ibu udah lama sekali menyiapkannya untuk kamu”

Aku kaget sekali menerimanya, ibu bilang ini darinya dan dari ayah, ibu biang semoga aku
menyukainya. Lalu aku mengucapkan terima kasih pada ibu, lalu pergi menuju kamarku untuk
melihat apa yang ayah dan ibu kasih untuk ku yang katanya sudah mereka siapkan dari jauh
hari. Aku bahagia mendapatkan hadiah ini, ayah dan ibu tidak lupa dengan ulag tahunku.

Setelah membuka kado tersebut aku kaget sekali, perasaan ku tidak dapat aku gambarkan.
Aku tidak menyangka akan mengetahui ini, saat aku dengan kebingungan ini ibu masuk ke
kamar ku lalu memelukku.

“ Jadi, ini keinginan ayah dan ibu untuk aku ya bu? “ ucapku.
“ iya sayang, ini keinginan ayah.” ucap ibu sambil memelukku.

Isi kado itu dalah foto ku dengan kalimat “calon dokter kecilku” ayah menulis itu disamping
foto kecil ku. Kata ibu, ayah memang membebaskan dan tidak menuntut anak nya ingin
menjadi apa, selama itu baik dia akan mendukungnya. tapi kata ibu, entah kenapa saat aku lahir
ayah ingin sekali aku menjadi dokter, katanya ibu harus ada penerusnya, anakku pasti bakal
keren seperti ibu. ibu juga bilang saat ayah tau aku ingin jadi polwan dai sedih, tapi dia dukung
aku karena katanya kebahagiaan dan kesenangan anaknya nomor 1 untuk dia.

Setelah melihat itu semua, hati ku menjadi tidak enak dan tidak tenang. Mungkin ibu tau apa
yang aku rasakan, ibu bilang aku boleh tetap melajutkan cita-cita ku, ayah pun pasti bangga.
Sebanyak apapun kalimat penenang yang ibu berikan, tetap saja, ternyata aku kepikiran tentang
hal itu. Aku melihat ayah selalu senang aku melakukan apapun, tidak pernah sedikitpun dia
terlihat tidak suka saat aku membahas cita-cita ku. Ternyata ayahku punya ingin yang sangat
besar untuk aku menjadi dokter.

Hari ini, aku yakin kan keputusan ku, aku mantapkan jiwa serta batin ku untuk
menyampaikan sesuatu di hadapan ibu, kakak, dan abang. Aku mengatakan kalau aku akan
menjadi Dokter seperti yang ayah ku impikan. Semuanya tidak setuju, karena mereka tau, ingin
ku untuk menjadi polwan itu sangat besar, usahaku selama ini tidak main- main. Namun aku
menjelaskan kembali, aku ingin mewujudkan impian ayah itu, mungkin akan sulit, tapi akan
aku usahakan dengan keras semuanya. aku hanya butuh dukungan serta doa keluarga ku.

“ Jadi, mohon dukung dan doakan aku ya ibu, kakak, abang...”

“ Kami dukung apa pun keputusan kamu dek, yang terbaik untuk kamu ya” ucap abang.

“ Semangat dek, semua doa kami untuk kamu” kata kakak.

“ ibu dukung aapun mau adek, semangat sayang” ucap ibu.

“ Terima kasih ibu, abang, kakak” jawabku untuk semua doa yang keluargaku sampaikan.

Setelah memilih untuk mewujudkan impian ayah, aku kelur dari olahraga bela diri yang
menjadi kebanggaan ku. Menurutku ini tidak mudah, tapi ini semua untuk mewujudkan apa
yang ayah ku impikan. Aku menambah jam less akademik ku, aku mengikuti beberapa lomba
olimpiade seperti Biologi, Kimia, Matematika. Sampai saat kelulusan SMA tiba, aku juga sudah
dinyatakan lolos masuk Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Untuk sampai dititik ini
tidak mudah, aku berusaha sekuat yang aku bisa.

Setelah dinyatakan lulus memasuki fakultas kedokteran ini, aku pindah ke yogyakarta untuk
melanjutkan pendidikan ini, aku tinggal sendirian di Yogyakarta ini. Kadang ibu, kakak , dan
abang memang sesekali datang kesini untuk sekedar melihat atau berlibur bersama ku. 3,5 tahun
tidak mudah, tapi aku mampu melewatinya dan lulus dengan predikat Cumlaude. Keluargaku
bilang mereka bangga sekali, kata ibu ayah pasti sangat bangga melihatnya.

Setelah acara foto-foto dan makan bersama, besoknya kami pulang kerumah ibu untuk
datang ketempat ayah. aku bilang pada ayah ku yang sedang tidur itu.

“ lihat ayah, putri kecilmu ini sudah menjadi dokter sepert ingin mu” ucapku.

Setelah berdoa dan sedikit bercerita tentang kehidupan ku selama kuliah di hadapan nisan
ayah, kami pamit pulang.

Ayah, ku kuburkan cita-cita ku yang dari dahulu aku usahakan untuk mewujudkan impian
ayah. Ayah, aku harap ayah senang dan bangga melihatku, tidak dengan paksaan siapapun au
wujudkan cita-cita ayah untuk aku yang selalu ayah semogakan itu. Aku ikhlas mewujudkannya
ayah, cita-cita yang ayah semogakan untukku ini mulia sekali. Tidak sedikit kesulitan serta
tangis yang keluar dalam mewujudkan impianini yah, tapi tuhan selalu beri cara untuk aku
mewujudkan impian ayah ini. Sekarang putri ayah ini udah berhasil, ayah pasti bangga sekali
kan diatas sana? ayah senyumkan lihat aku udah jadi dokter? kata ibu ayah lagi tersenyum lihat
aku. semoga yang ibu bilangbenar ya yah, ayah bahagia lihat aku.

Tidak masalah jika harus ku kubur cita-cita itu. karena menurutku mewujudkan ingin ayah
ku sudah menjadi tugas aku sebagai anaknya. Ayah dan ibu memang ingin aku jadi dokter,
mereka selalu semogakan hal ini untuk ku sejak kecil. Pencapaian ini untuk ayah dan ibu ku.

Terima kasih untuk semua peluk dari ibu dan doa yang tidak pernah berhenti, semoga hal ini
terus aku dapatkan dari ibu selalu. Untuk ayah, aku jalanin semua ini denganniat dari hati ku
sendiri, terimakasih untuk hal yang selalu ayah usahakan untukku dari dulu. selamat jalan ayah,
selamat jalan pahlawanku.
Warna- Warni
Kehidupab SMA
Oleh: Nabila Nazha

Katanya masa SMA itu menyenangkan, tapi aku tidak percaya dengan itu, bagi ku
masa SMP adalah masa yang ga akan pernah tergantikan, tapi aku tidak percaya tentang itu.
Akankah aku menjalankan masa SMA ku sesuai dengan apa yang aku harapkan?
Hi! Perkenalkan aku Nabila Nazha. Aku adalah seorang pelajar yang duduk di bangku
SMA kelas 11. Aku adalah tipe orang yang tidak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru,
oleh karena itu aku tidak memercayai kata bahwa “SMA itu menyenangkan”.
Seiring berjalan nya waktu aku lulus SMP. Mama ku mencari-cari SMA yang bagus
untuk aku, sedangkan aku sibuk dengan teman teman SMP ku.

Waktu pun terus berlalu, mama ku mendaftarkan ku di SMA negeri 4 pekanbaru yang
tidak terlalu jauh dari rumahku. Perasaan ku biasa saja waktu itu karena aku udah
membayangkan masa masa SMA yang membosankan nantinya.
Waktu yang ditunggu tunggu pun tiba. Iya, hari dimana pengenalan lingkungan sekolah.
3 hari berturut turut aku merasa sangat bosan.

Setelah menyelesaikan masa pengenalan lingkungan, pihak sekolah akan membagi


kelas kami. Aku mendapatka kelas X.2 kala itu.

Perkenalan pun dimulai. Tibalah saat nya aku memperkenalkan diri “Halo semuanya
perkenalkan nama aku Nabila Nazha, biasa dipanggil nabila dan aku bersekolah di SMP
negeri 25 pekanbaru”. Begitulah perkenalan ku pertama kalinya.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dengan lingkungan baruku. Aku sudah
memiliki pertemanan yang cukup banyak. Aku pun mulai nyaman pada lingkungan SMA ini.

Aku mencari pengalamanku dengan mengikuti ekstrakulikuler pasus SMA negeri 4


ini, dengan mengikuti ekstrakulikuler ini pengalamanku bertambah seperti mengibarkan
bendera Merah Putih di sekolah yang membuat orang tuaku bangga.
Aku pun juga mengikuti perlombaan menyanyi dengan membawa nama sekolah,
walaupun tidak menang tetapi aku bangga karena aku mendapatkan dukungan dan doa dari
teman teman SMA ku.
Aku pun menyadari bahwa masa SMA itu adalah masa yang paling menyenangkan,
selain masa mengumpulkan kenang- kenangan SMA, SMA juga sekaligus menjadi tempat
kita mencari kemampuan dan jati diri kita masing- masing.
Inilah ceritaku tentang masa sekolah ku saat ini, aku harap dapat menjadi motivasi
bagi para pembaca. Masa SMA yang awalnya dianggap sulit dan tak pasti olehku, akhirnya
berubah menjadi kisah indah tentang pertumbuhan, persahabatan, dan kenangan yang akan
diingat sepanjang hidup.
“Melodi Persahabatan”
Oleh: Nabila Zahira Syuja

Halo, perkenalkan namaku Syuja. Disini aku ingin menceritakan tentang masa masa di
SMP. Sekolah Menengah Pertama - masa-masa yang memetakan awal dari perjalanan hidup,
dan di tengah keriuhan koridor SMP , kisah persahabatan Cindy, Faiza dan Nara mulai bersinar.
Kami tiga, seperti warna-warna cerah di atas kanvas kehidupan, membentuk keunikan di setiap
goresan kenangan SMP. Inilah cerita tentang jejak persahabatan yang kami tinggalkan di
lorong-lorong sekolah yang penuh warna.

SMP 8 Pekanbaru merupakan tempat di mana kisah persahabatan kami yang


beranggotakan Aku, Cindy, Faiza dan Nara, dimulai. Kami berempat tak pernah saling kenal
sebelumnya, tetapi kebetulan dan takdir membawa kami bersama. Hari pertama masuk SMP
selalu membawa perasaan campuran, dari kegugupan hingga keingintahuan akan petualangan
baru.

Cindy, seorang gadis dengan senyum manis, duduk di depanku di kelas tujuh B.
Sementara itu, Faiza seorang yang penuh semangat dan selalu membawa tawa ke mana pun ia
pergi, duduk di sampingku. Di seberang lorong, Cindy , gadis dengan senyum lembut, mencuri
perhatian kami.

Pertemuan pertama kami tak terlupakan. Faiza dengan ramahnya menyapaku, "Hai,
namaku Faiza. Senang bertemu denganmu!" Senyumannya yang tulus membuatku merasa
nyaman. Cindy dan Nara juga dengan cepat bergabung, dan dari situlah kisah tiga persahabatan
kami dimulai.

Hari demi hari terus berjalan SMP menjadi panggung pertama bagi persahabatan kami.
Setiap hari, kami mengeksplorasi kantin yang ramai, koridor yang dipenuhi tawa dan riuh, serta
taman sekolah yang asri. Di kelas, kami belajar bersama, saling membantu saat ada pelajaran
yang sulit, dan menemukan kenyamanan di antara teman-teman sekelas yang ramah. Tetapi
petualangan sejati terjadi di luar kelas. Kami sering berkumpul di taman sekolah, tempat kami
berbagi makan siang, berbicara tentang buku favorit, dan merencanakan akhir pekan bersama.
Setiap sudut sekolah memiliki cerita, dan setiap momen berharga menjadi bagian dari kenangan
indah kami.

Hingga Suatu saat Persahabatan ini diuji ketika kami menghadapi beberapa rintangan di
tengah jalan. Salah satu momen paling sulit adalah ketika Cindy mengalami masalah pribadi
yang membuatnya merasa terisolasi. Kami bertiga merasa kehilangan, tetapi bersama-sama
kami mengatasi rintangan itu.
Faiza selalu ada dengan lelucon dan keceriaan yang membuat Cindy tertawa bahkan
dalam masa sulit. Nara memberikan dukungan emosional, menjadi teman pendengar yang
setia. Sementara aku, mencoba memberikan pandangan objektif dan saran yang bisa membantu
Cindy melihat cahaya di tengah kegelapan. Pengalaman itu mengajarkan kami bahwa
persahabatan sejati adalah tentang saling mendukung dan menjadi pilar bagi satu sama lain di
saat-saat sulit. Rintangan yang kami hadapi hanya membuat ikatan persahabatan kami semakin
kuat.

Waktu demi waktu telah kami lewati hingga tiba saat nya pada masa ujian. Masa ujian
adalah waktu sulit, namun kami selalu saling mendukung. Kelas malam sebelum ujian, kami
akan belajar bersama di rumah salah satu dari kami. Terkadang, tawa dan cerita lucu menjadi
obat penawar stres kami.

Puncak kebersamaan kami adalah saat perpisahan di akhir tahun. Kami membuat janji
untuk tetap bersahabat meskipun harus berpisah ke sekolah yang berbeda. Hari terakhir di SMP,
kami mengukir nama kami di pohon besar di halaman sekolah sebagai tanda persahabatan
abadi. Meskipun sekarang sudah berpisah jarak dan waktu, setiap kenangan itu tetap hidup
dalam hati. Nara, faiza, Cindy dan aku, mungkin tidak selalu bersama secara fisik, tetapi ikatan
persahabatan kami tetap kokoh seperti kenangan masa SMP yang tak terlupakan.

Tahun-tahun di SMP melesat dengan cepat, dan sekarang kami memasuki tahun terakhir.
Masa depan yang cerah menanti, tetapi ada juga rasa nostalgia karena kita menyadari bahwa
babak SMP akan segera berakhir.
Losari Kala Itu
Oleh :Nabila zuhra

Pagi itu matahari bersinar cerah,aku tersenyum melihat sebuah foto yang mana aku yang
pada waktu itu berada di sebuah pantai di Sulawesi Selatan, yah Pantai Losari,pantai yang
terkenal dengan cantiknya sunset Losari,saat itu ,psaat libur sekolah menjadi saat yang tidak
akan pernah aku lupakan Karena pada waktu itu aku untuk kedua kalinya berlibur ke Pulau
Sulawesi lagi sejak 10 tahun yang lalu aku pernah ke sana kami pergi sekeluarga ke Makassar
sekalian mengunjungi rumah nenek.

Sinhkat cerita hari itu pun tiba,aku sangat senang karena setelah sekian lama aku tidak
menemui npenek di Makassar dan pada hari itu aku akan pergi menemuinya di pulau yang
sangat aku impikan yaitu pulau Sulawesi dan aku pergi naik pesawat, memang sangat indah
pemandangannya di atas awan itu rasanya aku ingin terbang. Aku pergi naik Garuda dan pada
saat itu aku senang tak karuan membayangkan gimana serunya nanti aku liburan di Makassar.

Setibanya di bandara Makassar yaitu bandara Hasanuddin aku dijemput oleh saudaraku dan
nenekku, senyumku langsung terpancar ketika melihat wajah nenek yang sedang menungguku
di lobby bandara,aku berlari memeluknya dan kami pun siap-siap untuk menuju ke rumah
nenek. Pemandangan dari bandara ke rumah nenek sangat cantik,dalam hatiku berkata
“Makassar indah banget ya” sambil kulihat pemandangan di sekeliling ku dari kaca mobil itu,
dan mataku tertuju pada saat kami melewati Pantai Losari “ nah ini Pantai Losari bil” kata
ayahku ,”wow cantik banget ya yah kita harus ke sini sih” ucapku sangat excited saat melihat
pantai yang secantik itu.Sampainya di rumah nenek aku beres-bereskan barangku semua ke
kamar dan ibuku menyuruhku untuk berkumpul di ruang keluarga.

Hari pertama setelah tiba di Makassar, aku dan keluarga menghabiskan waktu untuk
berkumpul bersama keluarga besar di rumah nenek. Nenek senang sekali karena rumahnya jadi
ramai kedatangan cucu-cucunya yang libur sekolah. Aku dan saudara-saudara lain pun bisa
menginap dan bermain bersama.

“Kita mau liburan ke mana nih di sini banyak banget loh tempat wisatanya” kata tanteku.
‘Bila mau liburan ke pantai Losari Tante indah banget pantainya”kataku. “Boleh banget,
kebetulan besok disana ada event budaya gitu di sekitaran Pantai Losari” kata tante lagi,” di sini
banyak banget tau tempat wisatanya, ada taman kupu-kupu, hutan pinus dan masih banyak
lagi”, mendengar itu hatiku sangat senang karena di Makassar ini aku akan dapat pengalaman
liburan yang sangat indah bagaimana kalau besok sore kita ke pantai Losari sambil lihat
sunsetnya.

Esok harinya, aku dan sepupu-sepupu lain mulai bermain bersama di halaman belakang
rumah nenek. Di sana kami bisa mancing ikan ditemani paman serta menanam bunga bersama
bibi. Kegiatan aku dan para sepupu di rumah nenek juga cukup banyak.Sorenya kami akan
pergi ke pantai losari,untuk memakan jagung , melihat event budaya dan pastinya melihat
sunset nya losari.

Sore itu pun tiba,aku bersiap-siap untuk pergi ke pantai Losari.Di perjalanan aku melihat
pemandangan kota makassar yang sangat indah hingga aku hampir sampai di pantai losari,
disana banyak sekali orang yang berjualan jagung, pantai dan pastinya mereka juga ingin
menyaksikan festival budaya yang dilaksanakan di Pantai Losari.

Hari pun sudah mulai malam,sunsetnya Losari mulai terpancar indah di wajahku, aku duduk
di tepi pantai losari itu sambil memakan jagung bakar ku, sambil memainkan hpku untuk
mengambil beberapa video, tiba-tiba dari kejauhan aku lihat seorang anak kecil yang mana
sedang berjualan kerupuk,hari udah hampir malam namun kerupuknya masi belom habis,aku
berlari menghampiri anak kecil itu dan bertanya”dek jualan apa?” adik itu langsung melihat ke
arahku dan tersenyum”jualan kerupuk kak,kakanya mau beli?” aku tersenyum sambil
berkata”boleh dek,satunya berapa?”,kataku padanya

”satunya lima ribu aja kak” sambil memberi kerupuk kepadaku,”oh yauda kakak ambil tiga ya”

“oke kak bentar ya”, dia memasukkan kerupuk itu ke dalam plastik,”ini kak lima belas ribu
ya kak” ,aku memberikan uang pecahan 20.000 kepadanya,”bentar ya kak”,katanya,sambil
mancari uang kembalian untuk ku, “dek kembalian nya ambil aja ya” ucapku, adik itu
tersenyum dan berkata” beneran nggak papa kak untuk aku aja kembaliannya?”katanya

“gapapa dek”ucapku terseyum,”makasi banyak ya kak”ucapnya terharu,

“kalau boleh tahu adeknya kelas berapa” ucapku penasaran karena adik yang masih kecil
sudah berjualan,” aku kelas 5 SD kak”ucapnya,” wow hebat banget ya kelas 5 SD kamu udah
pandai cari uang dek”kataku terharu , karena anak kelas 5 SD saja sudah membantu orang
tuanya mencari duitaku pun bertanya kepadanya alasan dia berjualan, alasanya berjualan karena
ingin membantu kedua orang tuanya, karena ekonominya yang sulit

“tetap semangat ya dek ,kakak pergi dulu” pamitku setelah kami lama mengobrol” iya makasih
banyak ya kak ,aku pergi dulu ya kak,kakak baik banget”ucapnya terseyum dan pergi
meninggalkan ku
“ ya dek jualan nya hati hti dijalan” ucapku sambil tersenyum,aku berlari menuju tempat duduk
ku tadi sambil membwa kerupuk yang aku beli sama adik tadi.

Saat itu, ibuku sedang memesan makanan, dan aku yang kelaparan segera ikut memesan
beberapa menu kesukaanku,Makanan yang disajikan dari restoran pinggir pantai tempat kami
memesan sangat enak.

Dengan perut kenyang, aku berjalan-jalan santai di pinggir pantai sambil menyalakan
kameraku dan mengambil beberapa video,aku juga meminta keluargaku untuk berfoto bersama.
Kami mengambil banyak foto dengan latar belakang Pantai Losari yang indah aku juga
menceritakan kepada kedua orang tuaku kalau aku bertemu seorang anak kecil yang sangat luar
biasa membantu orang tuanya berjualan, ibuku pun juga terharu mendengar ceritaku.sangat luar
biasa,ucapnya.

Malam pun tiba,event festival budaya pun dimulai,orang orang sangat ramai menonton
festival budaya di tepi pantai losari,aku sangat bahagia karena baru sekali ini melihat festival
budaya yang sangat meriah, menampilkan berbagai macam seni budaya, seperti menari,
menampilkan kesenian dari berbagai macam daerah di Indonesia,dan juga festival ini dihadiri
oleh gubernur Sulawesi selatan,banyak sekali orang yang berjualan dan banyak orang dari
berbagai macam daerah yang datang untuk melihat festival ini.

Aku terpukau melihat penampilan tarian dari seluruh daerah di Indonesia yang ditampilkan
oleh penari profesional di tepi pantai losari yang indah,ditambah cerahnya malam yang disinari
oleh rembulan dan bintang bintang di langit makassar,sungguh sangat indah.

Sungguh pengalaman yang luar biasa malam itu ,aku menikmati indahnya kota makassar di
pantai losari,mulai dari ketemu adik kecil yang sangat luar biasa,menyaksikan festival budaya
yang seru,dan yang paling penting bisa menikmati suasana yang tidak akan pernah aku temukan
di tempat lain bersama keluarga ku.

Beberapa hari di Makassar aku mengunjungi berbagai tempat wisata di makassar mulai dari
hutan pinus,taman kupu kupu ,disana aku bisa melihat banyak kupu kupu dan bisa juga belajar
macam macam kupu kupu,aku juga mengunjugi kebun strawberry untuk dipetik dam dibawa
pulang,dan banyak tempat wisata lain nya.

kami berlibur di Makassar selama 2 minggu dan aku mendapatkan banyak sekali
pengalaman yang nggak akan pernah aku lupakan, Selain bertemu kakek nenek, aku bisa
mendapatkan banyak pengajaran di kota ini, terutama pengalaman yang sangat indah di pantai
losari ,makasi losari ,aku berharap bisa kembali mengunjungi Makassar dan menikmati wisata-
wisata lainnya di Makassar .
Event Japanase club
Oleh Nada A.R

Disuatu Sabtu pagi, anggota eskul Japanese club yang mengikuti lomba yang dilakukan di
Man 2 Pekanbaru berlatih dan memahami soal yang akan di pertanyakan oleh panitia di Man 2
Pekanbaru.lomba yang diadakan ada kana,rangking 1,singing contesh,cerdas
cermat,cosplay,dan coswalk.

Seorang anak yang bernama Nada dan keisya berniat mengikuti lomba rangkin 1 yang
diadakan oleh man 2 pekanbaru,mereka berlatih dan menghafal soal tetang jepang yang
diadakan pada tanggal 4 sampai 5 November , 2023.untuk membantu mereka cepat menghafal
tentang jepang liza sensei guru pebimbing untuk Japanese club membuat soal yang berisi 60
soal bukan hanya yang umum tapi juga yg jarang ditanyakan oleh orang orang.

Hari lomba datang,lomba rangkin 1 mendapat kan jadwal lomba nya jam 2 siang ditanggal 4
November,2023,mereka berdoa supaya mereka dilancarkan saat lomba dan mereka membaca
lagi soal yang dibuat sama liza sensei.hari udah menunjukkaan jam 2 siang dan mereka
diberitahu oleh panitia melalui speker yang mengikuti lomba rangking 1 silahkan ke aula besar
lomba segera dimulai.mereka mendapat kan nomor undi yang berdekatan Keisya di nomor 5
dan Nada di nomor 6,dari pihak man 2 pekabaru hanya menyediakan kertas hvs 10 buah dan
alat tulis dibawa masing masing.

Lomba pun dimulai keisya dan nada bisa menjawab no 1 sampai 7 berhasil mereka jawab
dengan benar tapi disaat nomor 8 keisya salah menjawab dan gugur dan lanjut soal no ke 9
nada pun juga tidak dapat menjawab soalnya dan kedua peserta rangking 1 dari dinyatakan
gugur .

Keisya dan nada sedih mereka gugur tetapi mereka punya tekad untuk mengikuti kembali
rangking 1 di bulan febuary 2024 di unri.supaya mereka nggak sedih mereka menonton lomba
cosplay,coswalk,dan singing contesh pada 5 november 2023 dan berfoto cosplayer cosplayer
yang datang di hari itu untuk mengikuti lomba cosplay.
Perubahan Tak Terduga
Oleh : Nasywa Khalisa Salsabila Defyo

Chiara, anak dari seorang Pemilik studio foto terkenal di Pekanbaru. Chiara merupakan
anak yang pintar dan rajin dan memiliki sifat selalu meraih juara 1 selama berada di Sekolah
dasar. Ia juga mendapatkan nilai yang memuaskan pada ujian Nasional dengan nilai rata-rata
93,5. Dengan nilai yang tinggi, ia dapat masuk ke sekolah menengah pertama favorit di
Pekanbaru dengan mudah. Seperti anak-anak lainnya, ia sangat menantikan hari pertamanya
masuk sekolah. Ini merupakan jenjang baru dari kehidupan nya.
Senin pagi yang cerah, la telah bangun pagi-pagi sekali dan bersiap untuk sekolah di
hari pertama nya. Ia diantar oleh ayahnya menggunakan mobil menuju sekolah baru nya. Ia
sangat bersemangat sehingga lupa untuk sarapan.Letak sekolah barunya tidak terlalu jauh.
Sekitar 2-3 km dari rumahnya, Ia datang tepat waktu dan tidak terlambat di hari pertamanya
melaksanakan MPLS yaitu masa pengenalan lingkungan sekolah.
Sesampai di sekolah barunya ia melihat banyak siswa siswi baru yang telah berbaris di
lapangan . Ia pun bergabung dalam barisan tersebut. Mereka didampingi oleh guru-guru dan
kakak-kakak OSIS. Mereka diperkenalkan mengenai lingkungan sekolah, guru-guru yang
mengajar di sekolah serta aturan yang harus diikuti dan dipatuhi selama bersekolah disana.
MPLS dilaksanakan dari jam 7.30 pagi hingga jam 13.00 siang.
Selama 3 hari berturut- berturut Chiara Melaksanakan MPLS dengan penuh semangat.
Hingga pada hari keempat, para siswa dan siswi baru ditempatkan di kelas baru mereka masing
masing. Chiara Pun mencari kelas barunya dan masur ke kelas tersebut. Di sana, ia berkenalan
dengan teman teman sekelasnya dan mendapatkan seorang teman baru, Alifah namanya.
Alifah merupakan seorang anak yang periang dan disukai oleh teman-temanya. Selain
cantik, ia juga cerdas dan pandai menyanyi. Chiara sangat senang bisa berteman dengan nya.
Hari-hari di sekolah ia lalui bersama Alifah. Chiara dan Alifah sama-sama memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Mereka sering belajar bersama apabila ada ulangan maupun ujian. Chiara
dan Alifah merupakan anak terpintar di kelas nya.
Beberapa bulan kemudian, ujian semester ganjil pun tiba. Mereka berdua belajar dengan
keras agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Ujian semester berlangsung selama 5 hari dan
3 hari setelahnya mereka menerima rapor akhir semester. Chiara meraih rangking 1 dan alifah
meraih rangking 2 di kelas.
Bersamaan dengan hari pembagian rapor, chiara mendapatkan berita yang mengejutkan.
Alifah berpamitan kepada Chiara bahwa ia akan pindah ke luar kota karena ayahnya dipindah
tugaskan. Chiara merasa sedih dan memberikan hadiah kenang-kenangan untuk Alifah. Mereka
saling berpelukan dan mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya.
Libur akhir semester, Chiara habiskan dengan berada di rumah karena orangtuanya
sibuk bekerja dan mengurus usaha fotografi mereka. Apalagi Chiara merupakan anak Tunggal,
sehingga tidak ada siapa-siapa yang bisa dia ajak bermain. Chiara mengisi waktu kosongnya
dengan menonton series dan acara televisi yang ia sukai serta membaca buku baik itu novel
maupun komik.
Setelah seminggu, Chiara kembali lagi ke sekolah tanpa kehadiran Alifah. Ia merasa
sangat sepi karena tidak ada lagi teman yang bisa dia ajak berbincang-bincang. Semenjak Alifah
tidak lagi berada di sekolah yang sama dengan Chiara, Chiara sering diam. Ia bingung ingin
berteman dengan siapa lagi karena anak-anak di kelas sudah mempunyai dan nyaman dengan
teman mereka masing-masing. Ia takut ia tidak diterima jika tiba-tiba ikut bergabung dengan
teman-teman yang lain.
Satu bulan pun berlalu, Chiara masih belum bisa mendapatkan teman yang sesuai
dengan dirinya. Tapi tiba-tiba, kabar mengenai virus corona yang melanda China serta
menyebab kan banyak korban berjatuhan pun tersiar. Seluruh negara merasa panik dan takut
akan virus ini menyebar hingga ke negaranya. Pemerintah Indonesia pun bertindah tegas dalam
menghadapi ancaman ini. Sekolah pun diliburkan dan dimulai lah belajar secara daring melalui
Whatsapp, Google meet maupun Zoom Meeting.
Selama pembelajaran secara daring, banyak waktu kosong yang tersedia. Disitulah
Chiara merasa bosan dan mulai mencari kesibukan baru. Ia mengunduh aplikasi tiktok yang
pada saat itu juga sedang viral-viralnya. Di waktu senggangnya, Chiara sering memainkan
aplikasi tersebut.
Pada saat memainkannya, muncul lah salah satu konten tiktok mengenai cuplikan suatu
series. Awalnya chiara merasa syok karena series tersebut merupakan series yang berisikan
cerita mengenai seorang lelaki yang menyukai lelaki lain. Namun karena rasa pensarannya yang
tinggi ia pun mencari series tersebut di google dan menemukannya.
Saat mulai menonton series tersebut terdapat rasa keraguan di dalam hatinya namun ia
tidak hiraukan. Ia lanjut menonton series tersebut hingga selesai. Selesai menonton series, ia
merasa perlu mencari series lain lagi yang mirip dengan ini. Tanpa ia sadari, ternyata ia sudah
menyukai series yang berbau lgbtq+.
Begitulah Chiara menghabiskan waktunya selama pembelajaran daring saat virus corona
melanda. Setiap hari ia menonton series yang berbau lgbtq+ dan mulai kecanduan. Akibatnya
series ini mempengaruhi nilai serta perilaku Chiara sendiri.
Chiara yang awalnya merupakan anak yang rajin dan pintar, terganggu konsentrasi nya.
Ia menjadi anak yang pemalas sehingga membuat nilai-nilainya turun secara drastis. Chiara
juga mulai mengsupport kaum kaum lgbt yang ada. Ia masuk kedalam komunitas komunitas
yang mendukung hal-hal tersebut di media sosial.
Pada awalnya, orangtua chiara tidak menyadarinya. Namun setelah penerimaan rapor
semester genap kelas 7, orangtuanya merasa syok dan kaget akibat penurunan nilai anaknya
yang drastis. Dari situlah orangtua chiara mulai memperhatikan perubahan perilaku Chiara yang
aneh.
Orangtuanya merasa bahwa akhir akhir ini chiara sering bermain ponselnya tanpa
mengenal waktu. Orang tuanya mulai menaruh kecurigaan terhadap apa yang chiara lihat di
dalam ponsel tersebut. Mereka merasa bahwa isi yang ada di dalam ponsel Chiara lah yang
menyebab kan perubahan perilaku yang drastis.
Tidak dapat menahan rasa curiga, orangtua Chiara pun meminta ponsel Chiara untuk
diperiksa. Pada awalnya Chiara menolak namun akibat ketegasan dari kedua orangtuanya,
akhirnya chiara memperbolehkan kedua orangtuanya untuk mengecek ponselnya. Mereka
membuka seluruh histori media sosial Chiara, mulai dari instagram, twitter dan youtube. Dan
benar saja kecurigaan orangtua chiara, terdapat banyak series yang berhubungan dengan lgbtq+
yang telah ditonton oleh Chiara. Orangtua Chiara kaget dan marah kepada Chiara karena telah
menonton hal yang bertentangan dengan ajaran agama.
Sebagai hukuman, orangtua chiara pun menyita ponselnya. Ketika daring pun orangtua
Chiara hanya memperbolehkan anaknya menggunakan laptop. Orang tua nya juga memberika
Chiara pencerahan mengenai masalah ini dan untungnya Chiara dapat menerima perkataan
orang tua nya dengan baik. Ia pun mulai berubah dan berhenti untuk menonton hal-hal yang
berbau lgbtq+. Chiara kembali menjadi anak yang rajin dan pintar seperti sedia kala.
Hana

Oleh: Nattasya Chantika

Suasana sejuk di dalam ruangan, hanya segelintir murid yang berlalu lalang di Koridor
sekolah. Kelas 12 IPA 2 terlihat masih sepi. Wajar saja, sebab hari ini. Jam masih menunjukkan
pukul 6 lewat 3 menit.

Seorang gadis, berhijab putih dengan hidung mancung dan kulit seputih susu. Terlihat sangat
cantik. Duduk di salah satu bangku di urutan kedua dari depan.

Tampak gadis itu memandang buku yang berada di tangan nya, tangan yang lentik perlahan-
lahan membuka lembar demi lembar isi buku tersebut.

Mari kita fokus kepada nametake yang terletak di jilbabnya

‘Naeran syahra Hanafiah’

Baik, dia adalah Hana, seorang gadis cantik yang menyandang status ketua kelas sekaligus
Ketua OSIS disekolah.

Orang-orang berfikir kehidupannya nyaris sempurna, dikaruniai wajah yang cantik bagai
dewi bulan purnama, memiliki banyak teman dan populer, tingkat kecerdasan hana pun diatas
rata-rata murid pada umumnya, lalu jangan lupakan Hana yang memiliki akhlak dan perilaku
lembut dan taat. Nyaris sempurna.

Tetapi, yang tak mereka semua tau. Hana memiliki satu masalah.

“HANAAAA”

Hana yang sedari tadi asik membaca, fokus nya terbuyarkan. Dan beralih menatap sosok gadis
mungil yang berdiri di depan pintu.

Abel, gadis pendek dan kecil membawa tas kuning cerah. Pakaian berwarna pastel. Imut seperti
namanya.

Hana tersenyum simpul menanggapi teman sebangku nya, Abel. Saat gadis itu sudah berjalan
dengan riang dan duduk disamping nya.

“Morning, bel.” Sapa Hana.


Abel mengangguk semangat, “lo udah datang daritadi? Ke kantin yuk! Laper nihh” Ekspresi
nya berubah cemberut dengan cepat.

Hana melihat itu hanya terkekeh “lo belum sarapan, ya?”

“Iya, tadi buru buru takut telat. Lo kan tau, gue rumah nya jauh.” Abel setengah menggerutu
sebelum meraih lengan Hana. Mengajak teman nya itu untuk jajan dikantin sekolah.

Berjalan menelusuri koridor sekolah yang sedikit demi sedikit dipenuhi oleh siswa-siswi yang
berdatangan. Hana tak sengaja mengarahkan netra gelap nya kedalam suatu ruangan, ruangan
kelas 12 IPA 1

Disana, sekilas terlihat seorang pemuda duduk di kursi guru. Dengan seragam di keluarkan dan
dasi hanya di kaitkan di leher. Tampak seperti siswa berandalan? Ntah. Hana tidak
memperdulikan hal tersebut

°°°°°°°°

Di depan, sudah berdiri seorang guru laki-laki yang berkumis tebal dengan perut buncit, kalau
kata Abel, guru itu tengah hamil 6 bulan.

Ia adalah pak Agus, guru fisika. Ia termasuk salah satu guru killer di sekolah. Membawa kayu
tebal nan panjang kemana mana. Yang siap ia hunuskan kepada para murid berandalan.

Suasana di dalam kelas sangat senyap, hanya ada suara goresan tinta dan mesin kipas angin
yang sedikit lagi tidak berfungsi.

Tiba-tiba, ponsel Hana yang ia letakkan sembarangan di meja menyala. Dan menampilkan suatu
notifikasi yang sangat tak Hana tunggu

Gadis itu bergegas, berlari di koridor, tak memedulikan beberapa kali ia menabrak orang
sembarangan.

Mata nya sudah memerah, tangan nya sedari tadi bergetar tanpa sadar.

Sedetik setelah membaca notifikasi tersebut, Hana dengan gopoh mengemasi barang barang nya

Tanpa berpamitan kepada guru yang tengah mengajar meninggalkan teman-temannya yang
merasa kebingungan termasuk abel

Ia berlari di koridor sekolah dengan mata basahnya dan beberapa kali menabrak orang yang
tengah berjalan
Hana sudah sampai di lorong rumah sakit, langkahnya sangat cepat seperti berlari. Ia sangat
menghawatir kan sang ibu yang tengah berada di ruangan operasi rumah sakit.

Dari jauh terlihat asa adiknya yang tengah duduk di depan ruangan tunggu ruang operasi
dengan wajah menunduk terlihat frustasi.

Hana memelankan langkahnya dan berjalan ke depan ruang operasi yang terbuat dari kaca
tebal. Asa yang menyadari kehadiran kakaknya kemudian mengadakan pandangannya lalu
beranjak ke arah sang kakak yang mulai bergetar.

Iya Hana menangis.

Keesokan harinya, hana. Gadis itu tetap berangkat ke sekolah. Banyak tanggung jawab yang
harus ia penuhi di sana.

Tetapi pagi ini terasa janggal sebab abel yaitu teman sebangku nya belum berada di dalam
kelas.

Tetapi kejanggalan nya bukan hanya sampai situ saja tetapi kejanggalan berikutnya adalah
teman-teman kelas nya yang melihat kedatangan hana menampilkan ekspresi yang hana pun
tidak tahu.

Salah seorang gadis cantik berjalan menuju meja hana lalu meletakkan paper bag yang ia tidak
tahu apa isinya.

Disusul gadis-gadis lain yang juga mendatangi hana bahkan sebelum hana bertanya ada apa.

“Na, kita dengar nyokap lu masuk rumah sakit ya? Semoga cepat sembuh. Ini ada sedikit
pemberian dari kita walaupun dikit moga bisa membantu ya.”

“Kalian tahu dari mana?” hana bertanya, tampak kebingungan karena sejak semalam ia tidak
memegang ponsel sama sekali untuk mengabarkan siapapun.

“Dari abel, dia semalam ngechat di grup kelas ngabarin kalau nyokap lo masuk rumah sakit.
Dan kita berinisiatif ngasih sedikit bantuan. Semoga lo nggak tersinggung ya.” Ucapan salah
satu mereka menjawab pertanyaan Hana.

Gadis itu berkaca kaca “gue nggak tersinggung kok, makasih banyak ya sama perhatin kalian.
Semoga allah membalas dengan lebih. Sekali lagi makasih. Gue terharu banget”

“Apanih kok meloww?” Itu dia, yang sedari tadi Hana tunggu untuk meminta penjelasan.

“Lo darimana, bel?” Tanya nya

“Oh ini, gue abis penggalangan dana dikit nih. Sori misalkan lo tersinggung.”
Abel mulai mengeluarkan sesuatu dari saku seragamnya, ia mengeluarkan gulungan uang yang
lumayan. Hana tercengang. Terlebih saat Abel memberikan uang itu ke tangan nya.

Hal yang membuat mereka semua terkejut, ialah Hana yang secara tiba-tiba terisak. Menangis
terharu akibat perhatian dari teman teman nya.

Hana merasa sangat beruntung memiliki mereka, teman yang menjadi rumah kedua bagi gadis
itu. Ntah bagaimana nasib nya tanpa mereka semua, teman yang berarti dalam hidup Hana.

“Anw yang bantuin lo penggalangan dana siapa, bel?” Tanya Siska, salah satu teman mereka.

“Oh, itu. Revan.” Ucap Abel santai.

Mereka semua lantas syok, terkejut setengah mati. Revan? Cowo berandalan paling nakal satu
sekolah?! Agak mustahil.

“Revan? Beneran?”

“Wah ga nyangka sih.”

“Tuh anak bisa tobat juga ternyata ya hahah”

Hana tidak terlalu memperdulikan itu, “pokoknya terimakasih banyak yaa kalian, gue merasa
beruntung banget ketemu kalian.”

Teman, menurut Hana bukan hanya seorang yang baru kenal di sekolah. Tetapi karena
sekolah lah yang mempertemukan mereka yang berbeda dan menjadikan mereka satu. Mereka
yang baik, mereka yang pengertian, dan. Mereka yang berharga.
Budaya di Antara Kita

Oleh: Nayla Izzah

Rani adalah seorang mahasiswi asal Yogyakarta yang sedang menempuh pendidikan di salah
satu universitas ternama di Jakarta. Dia adalah seorang gadis yang cerdas, rajin, dan berbakat
dalam bidang seni dan budaya. Dia memiliki minat yang besar terhadap kekayaan budaya
Indonesia, terutama budaya Jawa yang menjadi bagian dari identitasnya.

Bayu adalah seorang mahasiswa asal Denpasar yang juga sedang menuntut ilmu di
universitas yang sama dengan Rani. Dia adalah seorang pemuda yang tampan, humoris, dan
berbakat dalam bidang seni dan budaya. Dia memiliki kecintaan yang mendalam terhadap
kekayaan budaya Indonesia, terutama budaya Bali yang menjadi bagian dari warisannya.

Rani dan Bayu bertemu saat mengikuti salah satu mata kuliah pilihan tentang seni dan
budaya Indonesia. Mereka segera akrab karena memiliki kesamaan dalam hal minat, hobi, dan
cita-cita. Mereka sering berdiskusi, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam berbagai
proyek akademik maupun non-akademik. Mereka menjadi sahabat karib yang saling
mendukung dan menginspirasi.

Suatu hari, Rani mendapat kabar gembira dari dosen pembimbingnya. Dia terpilih untuk
mengikuti program pertukaran pelajar ke Bali selama satu bulan. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya dan keindahan alam Bali, sekaligus
mempererat hubungan antara mahasiswa dari berbagai daerah.

Rani sangat senang dan berterima kasih kepada dosen pembimbingnya. Dia merasa ini
adalah kesempatan yang sangat berharga bagi dirinya. Dia ingin memanfaatkan waktu sebaik-
baiknya untuk belajar dan menikmati segala hal yang ada di Bali. Dia juga ingin bertemu
kembali dengan sahabatnya, Rama, yang sudah lama tidak berjumpa.

Rani langsung menghubungi Bayu melalui telepon untuk memberitahu kabar baik itu. Bayu
yang sedang berada di kampusnya di Denpasar, terkejut dan senang mendengar suara Rani.
"Bayu, kamu tahu nggak? Aku dapat kesempatan untuk ke Bali selama sebulan!" kata Rani
dengan antusias.

"Wow, serius? Itu keren banget, Ran! Selamat ya!" balas Bayu dengan gembira.

"Terima kasih, Bay. Aku senang banget bisa ke Bali. Aku pengen banget lihat budaya dan
keindahan alamnya. Apalagi aku bisa ketemu kamu lagi."

"Iya, aku juga kangen sama kamu, Ran. Aku bakal jemput kamu di bandara nanti. Aku juga
bakal ajak kamu jalan-jalan ke tempat-tempat menarik di Bali. Kamu bakal suka deh."

"Aku nggak sabar, Bay. Aku yakin Bali itu indah sekali. Aku juga pengen belajar tentang
budaya dan adat istiadatnya. Aku harap aku bisa beradaptasi dengan baik."

"Tenang aja, Ran. Kamu nggak perlu khawatir. Aku bakal bantu kamu. Lagian, budaya kita
kan nggak jauh beda. Kita sama-sama menghormati leluhur dan alam. Kita juga sama-sama
punya upacara-upacara keagamaan yang unik."

"Iya sih, Bay. Tapi, aku juga dengar ada beberapa hal yang berbeda antara budaya Jawa dan
Bali. Misalnya, tentang cara berpakaian, cara bicara, atau cara bersikap."

"Nggak apa-apa, Ran. Itu kan hal yang wajar. Setiap daerah pasti punya ciri khas dan
kekayaan budayanya sendiri. Yang penting kita saling menghargai dan menghormati perbedaan
itu. Kita kan sahabat, Ran. Kita nggak perlu takut salah atau tersinggung."

"Betul, Bay. Aku setuju sama kamu. Aku juga nggak mau jadi orang yang sombong atau
meremehkan budaya orang lain. Aku mau jadi orang yang terbuka dan toleran. Aku mau belajar
dari kamu dan orang-orang Bali."

"Bagus, Ran. Aku bangga sama kamu. Aku yakin kamu bakal jadi pelajar yang baik dan
berprestasi. Aku juga yakin kamu bakal jadi sahabat yang baik dan setia. Aku tunggu
kedatanganmu di Bali, ya."

"Makasih, Bay. Aku juga bangga sama kamu. Aku juga yakin kamu bakal jadi pemandu
yang baik dan ramah. Aku juga yakin kamu bakal jadi sahabat yang baik dan setia. Aku segera
berangkat ke Bali, ya."

"Oke, Ran. Sampai jumpa di Bali. Jangan lupa bawa oleh-oleh, ya."

"Haha, iya, Bay. Aku pasti bawa oleh-oleh. Jangan lupa siapkan tempat tidur, ya."

"Haha, iya, Ran. Aku pasti siapkan tempat tidur. Selamat jalan, ya."

"Selamat jalan, Bay. Sampai ketemu.


Mereka pun menutup telepon dengan senyum di wajah mereka. Mereka merasa bahagia dan
bersemangat untuk bertemu di Bali. Mereka berharap bisa menghabiskan waktu bersama
dengan menyenangkan dan bermakna. Mereka juga berharap bisa saling belajar dan menghargai
budaya di antara mereka.

Sudah Malam
Oleh:Niky Zeta

Namaku Nilam Ayu Manuku, aku adalah seorang Mahasiswi semester 3 dari Universitas
Riau.Aku lahir dan di besarkan di Dumai tetapi untuk mencari masa depan yang lebih baik dan
untuk membantu ekonomi orangtuaku aku memutuskan untuk belajar sambil bekerja di
Pekanbaru.Aku tidak lahir dari keluarga yang berkecukupan, bahkan hampir seluruh masa
kecilku ku habiskan untuk membantu orangtuaku.Saat ini aku bekerja di sebuah cafe yang
cukup terkenal di kalangan mahasiswa dan mahasiswi karena harganya dan tempatnya yang
cukup memadai untuk mengerjakan tugas,ditambah dibanding cafe cafe yang lain cafe ini buka
hingga tengah malam sehingga banyak mahasiswa dan mahasiswi yang suka datang ke sini.Aku
bekerja mulai dari pukul 6 sore hingga pukul 12 malam.

Biasanya untuk menghemat biaya, aku kembali ke kos dengan menumpang dengan teman
kerjaku,tetapi karena baru saja ini ia pindah aku terpaksa berjalan kaki dari tempat kerjaku ke
kos an ku.Jarak dari tempat kerja ke kosan ku tidak terlalu jauh, tetapi melalui jalan yang jarang
dilewati orang.Pada suatu malam saat cafe hampir tutup orang orang mulai berpulangan tapi
tidak dengan satu wanita yang duduk di pojok cafe, ia hanya duduk menatapi minuman yang
dipesannya.Setelah jam telah menunjukkan pukul 12 malam wanita tersebut tidak juga beranjak
dari tempat duduknya.Aku bertanya kepada rekan kerjaku “Bay kok cewek itu ga pergi pergi
juga ya, dari tadi dia cuman duduk diam aja”tanyaku pada Bayu.”gatau tuh perasaan aku ga ada
liat dia mesen tadi”Bayu menjawab.”iya kan aku juga ga ngerasa ada ngantarin pesanan dia
tadi”.Bayu adalah seorang kasir dan aku adalah seorang pelayan tetapi tidak ada salah satu dari
kami yang melihat wanita itu memesan ataupun masuk ke dalam cafe.”Coba tanya Randi
manatau dia ada liat”ucap bayu.Randi adalah juru masak di cafe ini, untuk shift malam yang
bekerja hanyalah aku , bayu, dan Randi.Aku dan Bayu bergegas pergi kebelakang dan bertanya
ke pada Randi apakah Dia ada melihat wanita itu masuk”ndi tadi ada liat ga cewek yang pakai
baju merah rambut panjang masuk?”.”Hah,yang mana??”jawab randi.Kami pun mengajak
Randi kedepan untuk menunjukkan kepadanya wanita yang kami maksud.Tetapi sesampainya
di depan kami tidak melihat wanita itu lagi.Kami mendekat ke tempat duduk wanita itu dan
melihat banyak dedaunan yang sudah kering di tempat duduknya.Aku dan Bayu heran melihat
dedaunan yang ada didepan mata kami.”Sudah sudah bersihin saja udah jam segini, habis ini
kalian langsung pulang ya”.Aku dan Bayu masih kebingungan tetapi aku langsung
membersihkan dedaunan tersebut dan mengunci toko.

Aku pun mulai perjalanan pulang ku, dalam perjalanan pulang aku melihat dari kejauhan
Wanita yang aku lihat di café tadi. Aku melihat ia sedang memasuki sebuah rumah berwarna
coklat yang tidak terlalu jauh letaknya dari kosan ku.Karena sudah malam dan aku pun sudah
Lelah aku memutuskan untuk tidak memperdulikan Wanita itu.Keesokan harinya pada pukul
11.40 malam pelanggan sudah mulai berpulangan tetapi sama seperti kemarin Wanita berbaju
merah itu masih duduk di pojokan café.Aku mulai membersihkan café sambal berharap Wanita
itu cepat pergi, walaupun dia tidak melakukan hal aneh aku selalu memiliki firasat buruk
terhadap Wanita itu.Tidak sama seperti kemarin, hari ini Wanita itu mendatangi kasir untuk
membayar.Aku tidak berdiri terlalu jauh dari kasir sehingga aku bisa mendengar percakapan
antara Bayu dan Wanita itu.’’Permisi mas, apakah kamu kenal dengan Gading?”, tanya Wanita
tersebut,aku bisa melihat raut wajah Bayu yang berubah seketika saat Wanita itu mulai
berbicara,”maaf mbak, saya ga kenal”jawab Bayu,”Permisi mas, apakah kamu kenal dengan
Gading?”Wanita itu Kembali bertanya kepada bayu.Akupun menghampiri Bayu, dan melihat
betapa menyeramkan wajah Wanita itu,walaupun mukanya berbentuk manusia tetapi senyuman
dan lirikan matanya tidak terasa seperti manusia,senyumannya yang lebar terlihat seperti
dipaksakan dan matanya yang melotot seperti ingin menerkam kami kapan saja.Akupun
menarik Bayu kedapur karena aku tahu dan aku yakin bahwa Wanita itu bukan manusia.”Ndi
Wanita yang kami bilang kemarin ada didepan, dia nanya nanya kenal yang Namanya Randi
nggak”ujar Bayu.”Ndi serius , itu bukan manusia ga ada manusia yang bentukannya kayak
gituu!!”ujarku pada Randi.”Sudah sudah kita pulang saja ini sudah malam.”kata Randi.”Kamu
kok ga panik sih ndi itu cewek masih didepan!!”aku berkata sambal panik.”Kalian kemas saja
barang barang kalian , kita pulang sama sama”tegas Randi.

Aku dan Bayu pun mulai mengemas barang barang kami dan berjalan ke depan Bersama
Randi.Wanita itu masih berdiri di depan kasir dengan senyuman yang rasanya menusuk
mataku.”Mbak, kamu kenal sama yang Namanya gading nggak?”tanya Wanita itu , ia tidak
berpindah tempat tetapi lehernya memutar lebih dari Batasan kemampuan manusia.Entah
mengapa rasanya udara saat itu tiba tiba terasa dingin.”Ayo Bayu,Ayu kita pulang, sudah
malam.”.Aku,Bayu,dan Randi segera keluar dari café, Randi pun langsung mengunci pintu
Café.”Ndi Wanita itu masih didalam kok kamu kunci sih?”tanya Bayu sambal kami berjalan
kearah parkiran.”Wanita itu bukan manusia”ucap Randi,aku dan Bayu terkejut dengan ucapan
Randi.”Dia sudah lama ada disini dan dia ga akan pergi”sambung Randi sambal kami berjalan
kearah mobil randi karena kami sudah janjian akan pulang Bersama.”Wanita itu adalah temanku
Namanya ica, sekitar 5 tahun yang lalu ia berpacaran dengan salah satu pegawai café yang
Namanya Gading,ica selalu menunggu gading siap bekerja di pojok café ,tetapi suatu hari
Gading tidak datang lagi bekerja di café ,kami dengar dengar ia pergi keluar kota untuk
menikah.Setiap hari ica datang menanyakan keberadaan Gading, tetapi aku tidak ingin ica tau
berita gading sudah menikah dariku jadi aku tidak pernah memberitahunya, tetapi lama
kelamaan ica terus datang dan aku merasa bersalah tidak memberitahu kebenarannya kepada
ica.Jadi aku memutuskan untuk memberitahu ica, setelah mengetahui berita tersebut aku
mendengar ica menggantung dirinya di pohon di dekat rumahnya.”ujar Randi.Aku dan Bayu
masih shock dengan perkataan Bayu, karena aku tidak pernah percaya bahwa hantu itu benar
adanya.”Sejak saat itu arwah ica selalu datang ke café dan menanyakan keberadaan
Gading”.Tanpa kami sadari kami sudah sampai di kostan ku, entah mengapa walaupun randi
sudah menjelaskan siapa Wanita itu aku masih merasa takut.Keesokan harinya aku memutuskan
untuk mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut.
Aku dan Pertemanan

Oleh: Prifta Adelia

Pagi hari yang cerah aku terbangun untuk menjalankan hariku, aku melamun untuk
mengumpulkan nyawaku dan akhirnya aku turun dari kasurku dan bergegas ke dalam kamar
mandi karena hari ini adalah hari senin yang dimana anak seusiaku akan pergi kesekolah, tetapi
hari ini berbeda aku akan bersekolah di sekolah baruku. Aku merupakan anak pindahan dari
salah satu sekolah yang ada di Jakarta dan sekarang aku bersekolah di Bandung. Aku pindah
dikarenakan mengikuti orang tuaku yang pindah bertugas ke Bandung. Setelah aku selesai
bersiap, aku berangkat ke sekolah baruku diantar oleh kedua orang tuaku. Setelah aku sampai di
sekolah baruku, aku dan orang tuaku menuju ke ruang kepala sekolah dan setelah itu aku
diantarkan kedepan kelasku, ku berpamitan dengan orang tuaku dan masuk kedalam kelas.

Aku masuk ke dalam kelas baruku dan disana aku disuruh wali kelasku untuk
perkenalan diri di depan teman kelas. “ Halo semuanya perkenalkan namaku adalah Arrisa
Camilla, kalian dapat memanggilku dengan Arrisa ataupun risa. Aku pindah dari sekolah SDN
TUNAS BANGSA JAKARTA, alasan aku pindah karena orang tuaku pindah tugas kerjanya.
Salam kenal semuanya.” Kataku di depan teman sekelas yang akan menjadi teman kelas
baruku, disaat aku memperkenalkan diriku aku merasakan rindu dengan teman lamaku.

Dari perkenalan secara singkatku di depan kelas, aku pun disuruh duduk oleh wali
kelasku dan aku duduk di samping Runi yang akan menjadi teman sebangku ku. Teman
sebangku ku Runi dia orang yang mudah berbaur dan asik dan karena dialah teman pertama ku
disekolah baru ku ini. Sangat menyenangkan dan berkat dia aku juga tau dengan teman yang
lainnya di kelas. Setelah bel berbunyi menandakan jam pulang sekolah, aku dan teman-teman
yang lainnya mengemas barang untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Aku dan
temanku menuju ke gerbang untuk di jemput oleh orang tua kita dan aku di jemput oleh kedua
orang tuaku. Diperjalanan pulang, orang tuaku menanyakan bagaimana hariku disaat aku
sekolah di sekolah baruku.

“ Gimana dek senang disekolah barunya?” tanya papaku


“ Menyenangkan kok, mereka asik-asik orangnya” jawabku

“ Kalau ada yang jahatin adek bilang ke papa ya”

“ Anak papa dah besar tahun depan sudah ingin masuk SMP” timpa papaku sambil mengelus
rambutku dan tersenyum kearahku.

Dari ceritaku diatas aku belum menjelaskan tentang keluargaku. Aku merupakan anak
kedua dari orang tuaku dan aku mempunyai seorang abang yang jarak umur kami berdua
terpaut 4 tahun. Aku bersekolah di sekolah baruku yaitu SDN HARAPAN BANDUNG, saat ini
aku berada di kelas 5 dan abangku kelas 8 di salah satu sekolah di Bandung. Aku anak yang
ceria dan suka dengan warna biru dan juga kuning, aku anak yang sangat cerewet kata mamaku
karena aku suka sekali menceritakan apa saja yang ada dipikiranku kepada orang terdekatku.

Keesokan harinya aku memulai kembali ke sekolah ku, karena aku anak pindahan oleh
sebab itu aku mengejar ketertinggalan materi dan aku belajar untuk sampai ketertinggalanku di
dalam kelas dan meminta kepada temanku catatan pelajaran dikelas yang diberi oleh guru setiap
mapelnya. Aku menjalankan hariku setiap harinya dengan menyenangkan dan bercanda-canda
dengan teman sekelas, ke kantin bareng dan saling bertukar cerita bareng. Aku bercerita tidak
hanya dengan teman sebangkuku tetapi juga dengan teman yang lainnya. Ada yang heboh,
pendiem, dan sumber cerita di pertemanan kami. Hari-hari kami bertukar cerita tentang dirikita,
maupun tentang apa yang disukai dan tidak kami sukai.

Hari demi hari ku lewati bersama dengan teman sekelasku dengan berbagai kisah yang
kami buat, dan akhirnya kami akan menjalankan ujian kenaikan kelas disekolah. Tidak terasa
aku dan temanku akan menaiki kelas 6 SD dan akan sibuk dengan belajar agar aku dan teman-
temanku lulus dengan nilai yang memuaskan tentunya oleh sebab itu kami saling bertukar cara
belajar dan saling membantu kawan jika salah satu dari kita tidak mengerti materi tersebut.

Kedua orang tuaku selalu membiasakan sebelum anak-anaknya akan menjalankan ujian
kenaikan kelas akan menikmati waktu sejenak dengan jalan-jalan sekeluarga ataupun sekedar
makan-makan diluar bersama. Besok adalah hari aku akan ujian kenaikan kelas disekolah dan
hari ini papaku mengajak kami untuk makan malam bersama di luar. Setelah kami pulang
kerumah, aku dan abangku masuk kedalam kamar melanjutkan belajar kami dan
mempersiapkan diri untuk ujian kenaikan kelas di besok pagi.

Keesokan harinya aku bangun dari tempat tidurku dan bergegas untuk berangkat ke
sekolah setelah mempersiapkan diri. Aku keluar dari kamar menuju ruang makan dan sarapan
bersama bareng keluargaku. Setelah kami selesai sarapan bersama aku dan abangku berangkat
sekolah dianter oleh papaku, setelah itu papa berangkat kerja dan mamaku juga berangkat kerja
setelah semuanya berangkat. Setelah aku dianter oleh papaku ke depan sekolah aku berpamitan
dengan papa lalu aku berjalan menuju ke dalam ruangan ujianku dan duduk sambil membaca
kembali buku mata pelajaran. Bunyi bel menandakan bahwa ujian akan segera dimulai dan aku
merapihkan barang-barang untuk ujian dan menaruh kembali buku yang sudah ku baca ke
dalam tas, aku dan teman-teman seruanganku menunggu pengawas ujian untuk masuk dan
memulai ujian hari pertama. Ujian kenaikan kelas hari demi hari aku lewati dengan semangat
dan sekarang waktunya aku menerima rapotku. Setelah rapot dibagikan aku dan mamaku yang
menemaniku ambil rapotku melihat hasilnya dan menurutku hasil ujian kenaikan kelasku cukup
memuaskan. Akhirnya aku dan teman sekelas naik ke kelas 6.

Suatu hari dimana hari kami masuk kembali ke sekolah menjadi seorang kakak kelas
dan aku menjadi fokus belajar untuk menaiki nilaiku dan masuk ke sekolah yang ku inginkan di
Bandung. Aku dan kawanku tetap menjalankan hari kami ketika istirahat berkumpul dan makan
bareng dan ada saatnya kami saling belajar bareng ketika esoknya ada UH maupun ujian tengah
semester. Kebahagian ku menambah setelah pindah sekolah tetapi aku juga tidak melupakan
kawan-kawanku yang ada disekolah lama. Aku dan mereka tetap berkomunikasi lewat video
call bersama jika ada waktu luang dan saling bertukar pesan. Aku tidak akan melupakan mereka
karena mereka merupakan temanku dari kami TK dan saling bermain bareng karena rumah
kami dalam satu gang tetapi aku pindah itu tetap terjalankan walaupun dengan keadaan yang
berbeda.

Singkat cerita hari ini adalah hari kelulusan aku dan teman-temanku. Aku memutuskan
untuk melanjutkan ke salah satu sekolah SMP favorit yang ada di Bandung. Aku ingin
bersekolah disana karena abangku merekomendasikan sekolah yang terbaik untukku. Ternyata
setelah masuk SMP aku masih satu sekolah dengan teman SD ku walaupun berbeda kelas. Aku
di sekolah baruku dan di jenjang baru ku memiliki kawan yang baru dari sekolah yang berbeda
dan aku pun tetap bermain dengan teman SD jika kami memiliki waktu luang.

Suatu hari dimana aku saling mengenal teman satu angkatan dan aku mengenal salah
satu anak dari kelas lain. Aku dan dia adalah seorang teman yang sefrekuensi dan kami selalu
tertawa bersama, bercanda bersama dan saling tukar cerita antar satu sama lain. Kami saling
menceritakan apa yang kami sukai, aku menceritakan apa yang aku sukai dan yang aku tidak
sukai begitupun dengan dia, dia menceritakan apa yang dia sukai dan yang tidak sukai. Kami
berdua selalu menceritakan keadaan kami saat itu, dan kami saling bertukar cerita. Dia
menceritakan tentang keluarga, keseharian dan kegiatannya dan aku menceritakan tentang
keluarga, keseharian dan juga kegiatan yang ku lakukan.
Pada saat sekolah aku dan dia memiliki sebuah masalah yang sebenarnya aku tidak
mengetahuinya, karena dia yang tetiba mulai menjauh. Keesokan harinya aku mulai
menceritakan kepada orang tuaku dan meminta saran kepadanya. Orang tuaku mendengarkan
cerita ku dan menjawab “coba tanya terlebih dahulu mengapa dia menjauh?”. Setelah
mendengar jawaban orang tuaku aku memikirkan bahwa besok aku harus menemui kawanku
dan meminta kejelasannya.

Keesokan harinya aku menemui dia dan bertanya kepadanya

“kamu kenapa ngejauhin aku? Aku ada salahkah sama kamu?”

“gak ada kok, mungkin aku ada salah paham tentang pandangan ku ke kamu aja” jawab dia
sambil tersenyum.

“sekarang kita berteman kembali ya” jawab ku membalas senyuman.

Sekarang aku dan teman sekelas ku pada akhirnya berbaikan dan bermain seperti
biasanya. Yang ku pikirkan apakah pertemanan ku akan berakhir dengan dia? tentang
pertemanaku ternyata tidak selamanya akan buruk tetapi akan selalu berputar. Ada saatnya kita
akan berada di atas bersama teman kita atau berada di bawah yang pada akhirnya memiliki
masalah. Dari semua itu aku belajar bahwa tidak selamanya indah dan juga mengajarkanku
tentang kenangan yang ada di masa SD dan SMP ku. Sekarang aku sudah menginjak masa SMA
dan aku berharap di masa SMA ini aku membuat cerita tentang masa sekolah yang indah dan
dapat selalu di kenang.
Hari Pertama di SMA

Oleh: Raihan Febriansyah

Tahun ini aku lulus dari sekolah menengah pertama atau yang sering disingkat SMP. Lulus
dengan hasil memuaskan aku akhirnya menghabiskan masa liburan panjang yang bertepatan
dengan libur hari raya dengan hati yang sangat gembira.

Lama, aku sampai lupa berapa hari tapi yang jelas libur telah usai dan aku harus melanjutkan
sekolah.

Lulus SMP aku melanjutkan ke SMA terdekat di daerahku dengan beberapa teman lain. Aku
termasuk beruntung bisa masuk di sekolah tersebut. Banyak teman-teman lain yang tidak
diterima.

Setelah berbagai persiapan yang dilakukan akhirnya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah.

Hari ini aku mulai mengikuti acara MOS atau masa orientasi siswa. Aku sangat senang,
sekolahku sangat indah berbeda dengan sekolah yang dulu.

Bangunan sekolahnya banyak dan bagus, di bagian depan ada tingkat untuk ruang laboratorium
bahasa dan perpustakaan.

Lapangan basketnya ada, halaman sekolahnya asri dengan taman yang dipenuhi bunga
mengelilingi bagian depan kelas.

Tiga hari mengikuti MOS aku tidak banyak bicara selain menikmati suasana sekolah yang
nyaman.

“Hei, jangan melamun terus, nanti bukunya diambil orang loh,” ucap salah satu teman
menyapaku.

“Eh, iya....kamu siapa?”


“Aku satu kelas dengan kamu, masa kamu lupa?”

“Iya aku ingat tapi maksudku kita belum kenalan, aku Raihan.”

“Oh, iya kau Calvin....aku mau ke kantin kamu mau ikut tidak?”

“Oh iya, aku ikut.”

Senang rasanya mendapat banyak teman baru, Calvin adalah salah satu teman sekelasku.
Setelah MOS selesai, kami mulai mendapatkan pelajaran seperti biasa di sekolah.

Hari itu hari Senin, ketika kita pertama kali kita mulai belajar di SMA. Mata pelajaran pelajaran
pertama, tapi tiba-tiba aku merasa takut.

“Kok gurunya seperti itu ya,” bisikku kepada teman sebangku.

“Memang kenapa sih?,” jawab Calvin.

“Itu, seram, sepertinya bapak itu galak,” ucapku lagi

Aku sempat takut sekali melihat penampilan guru pertama itu. Bayangkan saja, badannya tinggi
besar, hitam, matanya tajam, dan yang paling membuat aku takut adalah kumisnya yang sangat
tebal.

Karena sangat takut aku bahkan sampai merinding dan gemetar.

“Aduh bagaimana ini,” ucapku lirih.

“Sudah, diam jangan ribut dulu, belum tentu bapak itu galak,” jawab Calvin sambil melotot ke
aku

Akhirnya aku serius memperhatikan guru itu. Ternyata benar, setelah berkenalan dan
memberikan pelajaran bapak itu tidak galak.

Suaranya lembut dan terlihat sabar. Akhirnya, pelan-pelan rasa takutku pun hilang.

Begitulah hari pertama yang menegangkan ternyata tidak seperti yang aku takutkan
sebelumnya.

Pengalaman hari ini pertama masuk sekolah itu membuatku tidak takut lagi ketika melihat guru
lain yang tampak galak.
Lika-liku Hidupku

Oleh: Rahma Junita

Alexa, anak cerdas dan sopan. Alexa hidup di keluarga sederhana bersama kakek dan ibunya.
Dari kecil Alexa sudah dididik untuk hidup mandiri dengan hidup serba berkecukupan. Disaat
Alexa sudah memasuki sekolah dasar, ibunya berpesan “Nak, yang rajin ya belajarnya ya”
ungkap ibu. Alexa pun menjawab “iya bu” sambil tersenyum manis melihat ibunya. Setiap pagi
sebelum ia berangkat ke sekolah, ia membantu ibunya membuat kue untuk di jual ke toko-toko
setelah itu baru ia berangkat ke sekolah. Alexa sudah alexa pun dihampiri oleh teman-temannya
untuk bermain terlebih dahulu sebelum bel masuk berbunyi. Alexa mempunyai banyak teman di
sekolah yang sangat baik dan perhatian kepada dia. Saat jam istirahat, mereka bermain bersama.
Alexa merasa senang sekali dan ia pun berkata “semoga kita akan selamanya seperti ini ya”
sambil tersenyum. Temannya pun menjawab “iyaa Alexa kita akan selamanya seperti ini”
sambil berpelukan dengan Alexa.

Setelah pelajaran berakhir, ia pun langsung bergegas pulang ke rumah. Sesampainya di rumah,
ia memanggil ibunya “ibuuu Alexa pulang bu” ujar Alexa. Melihat ibunya tidak ada di rumah,
ia pun bertanya kepada kakek “ kakek, ibu mana ya kek?” ujar Alexa. Kakek pun menjawab “
ibu belum pulang Alexa ibu sedang berjualan”. Dalam hati Alexa berkata “ibu pasti capek
berjualan setiap hari, tetapi ia selalu bekerja keras demi menghidupkanku dan juga kakek”.

Ibu pulang ke rumah saat menjelang petang, Alexa menghampiri ibu dengan berkata “ ibu
capek ya?? Maaf yaa bu Alexa gak bisa bantu ibu berjualan” ucap Alexa sambil memijat kaki
ibunya. Ibu pun menjawab “ kamu belajar yang rajin saja nak, ibu gak capek kok” jawab ibu
dengan suara lembutnya. Di saat ia ingin tidur, ia selalu merenungkan kisahnya. Dalam hati
Alexa sambil melihat wajah ibunya yang sedang tertidur “ buu, aku sangat menyayangimu bu,
maaf ya bu, aku tidak bisa memberikan apa-apa untukmu, aku hanya beban di dalam hidupmu,
di setiap malam aku berdoa, agar ibu sehat selalu hingga aku bisa membanggakan mu bu”
ungkap Alexa sambil menahan nangis.

Kini, Alexa sudah beranjak remaja, ia melanjutkan sekolah menengah pertama. Setiap ia
berangkat menuju sekolah, ia selalu berniat di sepanjang perjalanan menuju sekolah dengan
berkata” Niatku bersekolah untuk belajar bukan untuk bermain, tuhan... lancarkan dan
berkahilah pelajaran yang guruku berikan hari ini” doa Alexa setiap harinya saat menuju
sekolah.

Pada saat itu, ibuku jatuh sakit dan harus dibawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa Dokter
berkata “ ibu harus segera di operasi” mendengar itu Alexa pun terkejut. Kejadian yang ia takuti
pun terjadi. Di hadapan Ibunya ia berusaha tegar dan memberi semangat kepada ibunya. Saat
keluar dari ruangan ibunya, ia menangis tersedu-sedu melihat ibunya berbaring di rumah sakit
dan menahan rasa sakit yang ada di dalam tubuhnya. Alexa tidak ingin kehilangan ibunya.

Di tengah malam, ia berdoa agar operasi ibunya berjalan dengan lancar dan ibunya bisa
kembali berkumpul dengan kakek dan Alexa di rumah.

Pagi harinya, ibunya akan melakukan operasi dan kemudian operasi ibunya berjalan dengan
lancar. Alexa pun lega sambil melibat ibunya busa tersenyum kembali. Mereka pun kembali ke
rumah dan berkumpul bersama-sama lagi.

Disekolah, ia banyak dimusuhi oleh temannya. Mereka berkata “ anak jualan kue mana bisa
masuk geng kami” ungkap mereka sambil menyindir Alexa. Mendengar perkataan teman-
temannya, ia langsung memasang wajah sedih dengan berkata “ mungkin ini ujian dari tuhan
untukku, tuhan ingin melihat bahwa aku kuat atau tidak melawan semua ujian ini” . Walaupun
mereka tidak suka kepada Alexa, tetapi ia tidak benci dengan teman-temannya.

Saat di rumah, ia tidak ingin ibunya tahu bahwa ia sedang tidak baik dengan teman-temannya,
karena ia tidak mau ibunya kepikiran dengan Alexa terhadap masalahnya di sekolah. Alexa
sangat menyayangi ibunya, ia takut ibunya kenapa-kenapa lagi. Alexa sangat takut kehilangan
ibunya.

Di saat hari kelulusan sekolah menengah pertama, ia mendapatkan nilai yang terbaik. Ini
adalah hadiah yang diberikan Alexa kepada ibunya. Ibunya sangat bangga kepada Alexa sambil
meneteskan air mata ibunya berkata “ kamu adalah anak hebat Alexa ibu bangga padamu” ujar
ibunya. Alexa adalah anak penurut dengan ibunya dan tidak ingin menyulitkan ibunya.

Setelah Alexa mengambil hasil kelulusan, ia pun mendaftar ke sekolah menengah atas yang
telah ia impikan selama ini. Dan akhirnya, ia pun diterima di sekolah menengah atas favorit
yang ada di kotanya.

“Sebenarnya ini sangat sulit tetapi dapat diselesaikan” ungkap Alexa. Walaupun ia diberikan
banyak cobaan dalam hidup, tetapi ia sangat sabar dan ikhlas dalam menghadapi cobaan
tersebut.

Ingin Seperti yang Lain

Oleh: Rahmi Junita

Di keheningan malam yang sunyi aku termenung dan memikirkan apa yang akan terjadi
dengan masa depanku. Aku hidup dikeluarga yang sederhana. Aku memikirkan bagaimana cara
yang harus aku lakukan untuk merubah kehidupanku. Di lain sisi aku sadar bahwa aku berbeda
dengan temanku. Mereka hidup berkecukupan, sedangkan aku harus mengutamakan kebutuhan
yang benar benar sangat dibutuhkan. Inilah kisahku, aku bernama Arisha Tyas dan biasanya aku
dipanggil tyas. Aku memiliki satu kakak dan satu adik laki-laki.

Aku menangis untuk melegakan kesedihanku, tangisanku tidak terdengar keras. hanya
mengeluarkan air mata saja, karena aku takut orang tuaku terbargun. Aku meneteskan air mata
karena memikirkan hidupku. Setelah lama aku menangis, aku melihat ke arah jam dinding.
Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. Badanku sudah terasa lemah dan mataku
sudah mulai bengkak, lalu aku tertidur dengan pulas seperti tidak ada masalah dihidupku.

Keesokan paginya aku terbangun seolah tidak terjadi apa-apa denganku, lalu aku bersiap-
siap untuk pergi ke sekolah. Sebelum berangkat aku biasanya sarapan pagi terlebih dahulu.
Setelah makan aku langsunh berangkat ke sekolah, ketika diperjalanan menuju sekolah aku
berdo'a kepada Allah agar urusanku di sekolah dimudahkan dan diberi pemahaman yang baik.
Supaya ilmu yang diberikan dapat aku pahami dengan baik. Aku pun tiba di sekolah, setelah
masuk gerbang aku bersalaman dan memberikan salam kepada guru yang piket pada hari itu.
"Tringgg......" bel berbunyi pertanda jam pertama sudah dimulai". Guru yang mengajar
masuk ke dalam kelas dan kami pun memperhatikan apa yang disampaikan guru. Setelah jam
ke 4 selesai "Tringgg...." bel istirahat pun berbunyi. " tyas.. ke kantin yokk, beli jajan aku lapar
ni.." ujar teman tyas. "Hmm.. aku dikelas aja dehh.” jawab tyas

“Aku harus berhemat karena aku harus mendahulukan kebutuhan yang sangat penting.
Menurutku aku tidak harus jajan, karena aku sudah dibekali makanan oleh ibuku.” Ujar tyas
dalam hati

Setelah pembelajaran selesai aku pulang ke rumahku, sampai dirumah aku mandi dan bersih-
bersih. Setelah itu, aku duduk dan memikirkan bagaimana cara agar aku bisa mendapatkan nilai
yang bagus sedangkan aku tidak ada mengikuti bimbel diluar. Berbeda dengan temanku yang
ikut bimbel. Mereka sudah paham sekali mengenai materi yang diajarkan oleh guru. Aku ingin
sekali mengikuti les tetapi harga bimbel terlalu mahal. Orang tuaku tidak sanggup untuk
membayar bimbel sebanyak itu. Setelah berpikir cukup lama, aku mendapat ide apa yang harus
aku lakukan agar aku bisa mendapat nilai bagus walaupun tidak mengikuti bimbel diluar
sekolah. ide yang ku dapatkan yaitu dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada.

Di zaman sekarang ini teknologi semakin canggih. Jadi aku bisa memanfaatkan teknologi
untuk belajar. Ternyata teknologi juga memberikan dampak positif kepada pelajar yang tidak
bisa mengikuti bimbel diluar. Dengan adanya internet aku bisa paham pelajaran tanpa harus
bimbel. Aku membiasakan belajar seperti itu dan hasil yang aku dapatkan benar-benar
memuaskan.

Setelah beberapa bulan berlalu, ujian semester pun terasa semakin dekat. Aku harus
mempersiapkan diri untuk ujian agar mendapat nilai yang memuaskan.

Tibalah hari pertama ujian, "aku harus menjawab soal dengan teliti." ujar tyas

Waktu terasa cepat, hari ini adalah hari terakhir ujian. "Tringgg....." bel pun berbunyi pertanda
ujian sudah selesai. "Alhamdulillah ujian sudah selesai.” ujar tyas dengan senang

Keesokan harinya aku kesekolah dan biasanya setelah ujian diadakan classmeeting. Semua
siswa mengikuti perlombaan dengan senang dan gembira. aku yang hanya menonton temanku
yang sedang lomba ikut merasa senang dan bahagia.

Beberapa hari kemudian, tibalah hari yang membuatku cemas dan takut. Iya, hari ini adalah hari
dimana raport semester dibagikan. Aku duduk di sebelah orang tuaku.

"Baik bapak dan ibuk yang saya hormati hari ini bapak dan ibuk akan menerima raport hasil
belajar anak-anak ibuk bapak dan ibuk selama di sekolah. " ujar wali kelas tyas
Ketika giliranku untuk maju, aku dan orang tuaku duduk di kursi yang sudah disediakan.
Lalu guruku memberitahu bahwa aku mendapat rangking satu dan nilai yang kudapat bagus-
bagus semua. Aku sangat senang tetapi aku harus ingat ini bukan akhir dari segalanya. Aku
harus bisa mempertahankan nilaiku agar tidak turun. "Ini semua bisa aku dapatkan karna aku
belajar dengan sungguh-sungguh." Ujar tyas

“Semua Impian bisa menjadi nyata jika kita memiliki keberanian untuk mengejar Impian
tersebut dengan sungguh-sungguh.”

Aku bersyukur karena Allah selalu memudahkan urusanku. Dibalik kesulitan yang dihadapi
pasti ada solusi yang terbaik.

KISAH SEORANG AYAH DAN ANAK PEREMPUAN

Oleh: Septiani

Namaku Septiani . Orang-orang memanggilku Septi . Aku sekarang duduk di kelas XI


SMA yang cukup terkenal di kotaku. Aku memiliki 3 saudara , 1 kakak laki laki, dan 1
adik perempuan, dan Aku. Abangku yang sudah bekerja dan sudah tidak menjadi beban
keluarga , dan adikku sekarang masih duduk di kelas 4 SD. Ayahku adalah sosok laki-laki
yang memiliki sifat tegas, taat beribadah, penuh kasih sayang, ceria, dan pekerja keras.
Beliau tidak membeda-bedakan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya. Meskipun beliau
orang yang tegas, kasih sayang yang beliau tunjukkan kepada kami sangatlah besar.
Karena, sejatinya setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak-anak
mereka, bukan?

Aku yang tidak dekat dengan Ibu menjadi semakin canggung dengan perubahan sikap
Ibu yang menjadi pendiam dari biasanya. Ditambah sikap protektifnya yang terkadang
membuatku merasa tertekan dan terkekang. Pernah suatu hari, aku menelepon Ibu untuk
memberi tahu kalau aku akan pulang telat karena ada tugas kelompok yang harus
dikerjakan bersama. “Assalamu’alaikum Ibu ,septi nanti izin telat pulang Bu, septi mau
ngerjain tugas kelompok di rumah teman. Boleh kan, Bu.?”, kata ku ketika menelepon ibu.
Ibu menjawab “Di mana rumah temannya? Jangan lama-lama. Sebelum magrib udah
pulang. Nanti Ibu jemput kesana”.

Mendengar jawaban Ibu yang seperti itu membuat ku merasa kesal karena aku bukan
anak kecil lagi. Namun aku hanya bisa diam dan mengiyakan apa yang dibilang Ibu.
Parahnya lagi, ketika aku ingin pergi hangout dengan teman-teman. Ibu akan menanyakan
banyak pertanyaan seperti pergi dengan siapa, perginya kemana, naik kendaraan apa. Ibu
juga akan menekankan untuk tidak berlama-lama dan pulang sebelum hari mulai gelap.
Padahal aku ingin berlama-lama bersama teman-temanku, apalagi dalam perkumpulan
perempuan pasti banyak hal yang ingin diceritakan dan butuh waktu yang cukup lama.
Sehingga akhirnya, Abangku akan mengantar dan menemaniku berkumpul dengan teman-
temanku agar Ibu mengiyakan permintaanku.

Namun, seiring berjalan nya waktu, aku merasa ibu pilih kasih terhadap perhatian nya
ke aku karena ibu selalu melarangku untuk tidak keluar rumah alasan nya karena, aku
sudah tidak punya ayah lagi memang harus begitu ya?? . Aku juga pengen kayak anak
remaja pada umumnya, aku pengen di bebasin kayak gitu, aku pengen masa remaja ku di
habiskan dengan hal hal yang menyenangkan.

Tapi semenjak ayah telah tiada, hidup ku hampah dan terasa tidak sempurna. Aku iri
pada anak perempuan lain yang sering bercerita pada ayah nya, serasa beban mereka telah
di luapkan. Sedangkan aku apa?? , aku tidak punya ayah beban ku selalu aku pikul sendiri,
gada tempat sandaran buat anak mu ini yahh, ayah tidak tau betapa aku kangen dengan mu
yahh, selalu aku ingin di peluk dengan mu dan bercerita sambil menangis di pundak ayah.
Apakah aku tidak pantas mendapatkan itu semua, aku juga pengen mendapatkan itu yahhh,
tapi ayah terlalu cepat meninggalkan septi untuk selamanyaa .

Apa ayah tau?? Setiap malam aku nangis yah, karena beban anak mu ni banyak kali
ayahh, septi pengen ayah di sini lagi kumpul bareng lagi sama anak mu ini ayah. Septi
gamau di tinggal lagi sama ayah, septi mau ayah di samping septi biar septi ga kesepian
lagi yahh.. Ayah udah lama ninggalin septi. Dari umur septi enam tahun sampai sekarang di
umur septi udah 17 tahun yahh, septi ga pernah dapat kasih sayang ayah sama septi.

Semoga ayah tenang di sana ya ayahh, septi selalu sayang sama ayah dan mama. Love
you ayahh dan mama.
Pertemanan?

Apakah itu sebuah pisau belati

Oleh: Syindu Al-Khalifi

Pagi hari yang indah matahari terbit menyinari ruang kamarku dan cahayanya masuk ke
celah celah kamarku. “ arghh silau banget sih” erangku sambil bermalas
malasan di kasur. Karna iniadalah akhir pekan aku memilih untuk bermalas malasan saja karena
lelahnya hari hari ku. “ Rikaaaaa bangun, sudah jam berapa ini dan kamu masih
tiduran?” Ucap ibunya, “ Aduh Ibuuu, ini kan hari libur, seharusnya ini menjadi hari
untuk istirahat” ujarnya dari bawah selimut. “ Sudah bangun, kalo bukan hari ini kapan
kau akan merapikan kamarmu, lihatlah betapa berantakannya kamarmu, sudah mari kita sarapan
dulu setelah itu rapikan kamarmu” saut ibunya, “ Aaaaaaa iyhaaa” keluh ku.

Aku turun dari kamarku dan menuju ruang makan, di sana sudah terlihat ada ayah, ibu,adik
serta abangku. “ kak ayo makan barengg” Ucap adikku, viki. Aku melangkah ke meja
makan dan makan bersama dengan mereka, di sini kami berbagi cerita bersama serta tertawa
bersama. Setelah selesai aku dan ibu pun mulai merapikan meja makan, aku mencuci piring
kotor. Setelah itu aku kembali ke kamarku, terlihat kamarku sangat berantakan sebenarnya aku
malas, hanya saja itu membuatku risih dan aku pun mulai merapikannya dengan terpaksa dan
tidak lupa aku memutar lagu favorit ku.

Setelah semua selesai aku istirahat sambil berbaring di tempat tidur ku dan mulai
memainkan smartphone ku. Ringgg.... Ringggg... Ringgg.. , Telfonku tiba tiba berdering itu
membuatku sontak kaget, di situ tertulis nama shiren ya dia adalah salah satu teman terdekatku.
“ Oiiiit lo ikut kita ga? Kita mau nongkrong nih, ada bahan gibah baru hahaha” ucap
Shiren, “ Lo emang teman terbaik gua, tau aja lo gua lagi bosen haha, oke gua ikut gua
mau siap siap dulu, gua belom mandi soalnya hehe”

jawab ku. “ Idih lo jaman gini masih malas mandi, kocak banget hahah”gelak Shiren. “Ahh
berisik lo, ini kan gua mau mandi, udah yah byee” Aku langsung mematikan ponselku, jarna
tidak ingin pagi ku rusak gegara perkataan si orang ga jelas itu

Aku pun sudah selesai bersiap siap dan menunggu datangnya shiren dan sirle ku yang lainnya.
Tak lama kemudian mereka pun datang dengan mobil shiren, Aku

tiap kali sekolah, aku pikir dia tidak bisa berkendara, ternyta dia biasa mengendarai mobil. “
Oii jangan bengong doang lo, cepet masuk minyak mobil sekarang mahal gua ga mau ya
duit Jajan gua kena potong” ucap Shiren dengan lantangnya sambil tersengir. Aku pun mulai
menaiki mobil kerennya Shiren, di perjalanan kami bernyanyi bersama dan juga bercerita
sambil tertawa bersama.

“ Akhirnya sampai juga ya kita” ucap Nada, dia salah satu anggota yang paling
kalem di sircle kami. “ ayo masuk udahgua pesan temoat buat kita, khususs hahahah”
ajak Karina sambil tertawa. Mereka pun mulai masuk dan menikati suasana cafe tersebut,
terlihat ornamen ornamen cafe tersebut sangat mewah dan anggun, sangat mirip cafe berbintang
padahal ini hanya sebuah cafe biasa yang terletak di dekat jalan saja. “ Heh gua ada cerita
nig, katanya bakalan datang murid baru di sekolah kita dan dia masuk ke kelas kita loh” uajar
Shiren, “ Uhukkk.. yang benar lo? Cowo apa cewe? ganteng ga dia?” ucap ku. “
Katanya sih cowo, dia ganteng banget sampai sampai

di skolah lama nya dia bnyak yang suka.” Widhhh oleh lah ni, gua embat” saut karina. “
Lo giliran cowo aja kenceng hahah” ucap ku kepada karina, kami pun tertawa bersama
dan melanjutkan kembali cerita kami.

Keesokan harinya,, ya betul hari senin hari itu murupakan hari yang menakutkan bagi rika
karena pada jam pertama setelah upacara mereka di hadapi oleh pelajaran matematika, pelajaran
ini bagi rika itudalah kiamat yang akan membunuh diri nya di hari itu. “ Arghh males banget
buat sekolahhh mana ada pelajaran matematika lagi” keluh nya sambil berjalan ke kamar
mandi. Setelah selesai aku mulai bersiap siap untuk berangkat dan tidak lupa di wali dengan
sarapan. Setibanya di sekolah teman teman ku langsung menghampiriku “ Weee lo mesti liattt,
tuh liat di belakang cowo yang gua bilang kemarin datang, sayangnya dia duduk
samping lo, kenapa ga samping gua aja ya..?” ucap Shiren kepaku.

Dalam hatiku kenapa aku harus duduk dengan murid baru yang gga asik ini ya, kenapa harus
orang yang masuk di sini, keluhku di dalam hati. “ Hallo, kamu sherin ya, salam kenal ya” ucap
anak baru tersebut. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Jam pelajaran di mulai seperti biasa
aku selalu mengeluh untuk pelajaran ini, “ Sherin apakah kamu kebingungan? Bisakah aku
membantu mu?” ucap anak baru itu “ Hahh..iyha iyha boleh” jawabku kaku. Lalu anak baru
itu menarik kursinya hingga lebih dekat dengat Sherin. “ deg.. rasa apa ini ga biasa gua gerogi
depan cowo seperti ini” ucap ku dalam hati, tetapi aku selalu berusaha santai dan tetap seperti
biasa saja.

hingga pulang bersama. “ Ciee yang lagi pdkt nich” “ kiw kiw, bau bau kapal baru
nih” ledek teman teman nya, “ Heh kami Cuma berteman biasa yah, nga lebih kalian
salah paham” jawabku sontak. “ Hahaha mari kita tunggu kabar nya” jawab Karina.
Memang sih aku tampak dekat dengan anak baru itu, tapi aku tidak merasakan rasa apapun
kepadanya renungku dalam hati. “ Baaa haii Sherin, kenapa sendirian” anak baru itu
mengagetkan ku. “ astaga... kau ini, aku tidak apa apa” jawabku, “ Benarkah? Muka
mu terlihat kebingungan. Jawab anak baru itu, “ Sudah tidk apa apa, aku ingin pulang dulu
ya, sampai jumpa” lambaiku kepadanya.

Setiap ending yang bahagia pasti ada saja yang iri atau cemburu, setiap kali Sherin bersama
dengan anak baru itu, Nada selalu mengikuti nya dengan diam diam karena selalu ingin tau apa
yang di perbuat oleh mereka berdua. “ Ahh.. sialll kenapa harus lo sih Shrin yang dekat
dengannya, hrusnya gua dong” gerutunya dalam hati. Hari demi hari berlalu, yah tentu
saja Sheri dan Anak baru itu semakin dekat bahkan sekarang mereka pulang pergi pun selalu
bersama. “ Haii Sherin aku bawain bekal nih buat kamu, kata ibuku bagi dua denganmu”
utas Tio nama anak baru itu, “ Ohh iya kah” terima kasih banyak sampaikan juga
pada itu mu yah” jawabku dengan kagum. Sepertinya aku mulai ada perasaan
kepada Tio dia selalu bisa membuat ku tersenyum setiap hari, dia menjadi alasanku untuk tidak
malas lagi ke sekolah.

“ Emmm she-sherin bolehkah aku mengatakan sesuatu kepada mu?” ucap Tio. Deg jantung ku
berdetak kencang mendengar ucapan Tio, ehh apakah dia akan menyatakan perasaannya pada
ku? Atukah dia ingin berpacaran denganku, hehe sepertinya aku hanya berhalu urung ku di
dalam hati. “ Yaa tetu saja boleh” . “ Aku menyukaimu Sherin, tetapi aku tidak ingin berpacaran
denganmu, aku takut kita akan menjadi asing jadinya aku akan mengatakan perasaan ku ini
saja” ujar Tio dengan gugup kepada Sherin. Yeah, benarkan perkataan ku dia pasti akan
menyatakan perasaan nya pada ku sepertinya aku sudah cocok menjadi seorang peramal, ujar
keren ku dalam hati. “ Yahh.. tidak apa apa aku juga tidak ingin asing dan aku juga tidak minat
untuk pacaran, dan.... satu hal, Aku juga menyukaimu” jawabnya dengan tersenyum lalu
meninggalkan ruangan kelas.

Setelah hari itu aku dan Tio selalu bersama, dan yah pastinya Nada yangmelihat hal tersebut
semakin cemburu. Pulang sekolah ini dia berniat untuk mengerjai Sherin dan yah dia
mendapatkan ide jahat nya ketika melihat ember. Dia mulai menuangkan air ke ember tersebut
lalu menaruh nya di atas pintu yang setengah terbuka. Bel pulang pun berbunyi ia memulai
aksinya “ Sherin ayo keluar” ucap nya dengan nada polos dari jendela. “ ah iyha bentar gua mau
rapiin barang gua dulu” jawabnya. Sherin mulai

kuyup. “ Apa apaan ini siapa yang meletakkan ember disini” ucap nya kesal. “ Ahahahah
rasain tuh lain kali lo jangan genit ke cowo” gelak puas Nada melihat hal itu “ Dah yah selamat
basah kuyup gua mau pulang dulu hahah” sambung Nada meninggalkan Sherin.

“ Rin apa yang terjadi pada mu? Kenapa kamu basah kuyup seperti itu?” tanya tio yang baru
saja pulng ekskul. “ Aku di kerjai Nada brengsek itu, sepertinya dia cemburu kepada ku” , “
Cemburu? Soal apa?” , “ Dia menyukaimu, tapi malah aku yang mendapatkanmu jadinya dia
cemburu dengan hal itu” balasku kepada tio. “ Oalahh dasar anak SMA hahahah, sudah jangan
di pikirin ini pakai jaketku nanti kamu kedinginan” sambung Tio “ hah.. iya iya” jawabku
sambil meraih jaketnya.

Esok hari aku melihat Nada yang berusaha mendekati Tio, tetapi Tio hanya bersikap dingin
kepadanya. “ Ayolahh Tio, terima masakan kuini aku yakin kamu bakalan suka” rengek Nada
terdengaran oleh ku. “ Heh lo bisa ga ga usah maksa anak orang orang buat nerima apa yang lo
kasih itu? Kalo dia ga mau yah ga mau seharunya lo ga maksain.” Jawab ku dengan santai. “
Ck.. ikut campur aja lo” jawabnya meninggal kan tempat Tio. “ Tio gak papa kan?” , “ Ohh yah
aku gak papa makasih yah udah datang cepet, kalo tidak aku pasti di suruh buat makan bekal
nya itu haha” jawab Tio.

Hari demi hari berlalu, tanggal kelulusan pun mulai dekat. “ Tio kamu akan lanjut kemana
setelah ini?’ tanya ku kepada Tio. “ Aku akan ikut orang tua ku ke luar negeri, dan melanjutkan
kuliahku di sana” , “ Hah luar negri? Yahhh jadi jauhdong jarak kita” ucap Sherin terlihatsedih.
“ Sudah tidak apa apa kita kan bisa VC, atau telfonan” jawab Tio
*

Hari kelulusan telah tiba, mereka berdua lulus dengan hasil terbaik. “ Rin aku pamit yah, di
sana aku pasti akan sangat merindukan mu” , “ Iya berhati htilah di sana aku juga akan sangat
merindukan mu Tio” jawab ku. Tio mulai berjaln menuju pesawatnya. Aku yang hanya bisa
melihat nya dari jauh sambil menatap pesawatnya yang makin lama makin menjuah hingga
hilang di luput mata. “ Tio, kamu laki laki yang terbaik yang pernah ku jempuai tigas tahun
terakhir ini, terima kasih yah telah menemaniku, aku sangat mencintaimu semoga kamu sukses
di sana” ucap kudalam hati dengan haru.

MELODI BISU

Oleh: Tasya Zazkia S.

Namaku Sista aku mempunyai sahabat bernama Ceyrea dia anak yang terlahir istimewa
sesuai dengan namanya Ceyrea anak yang ceria. Walaupun mempunyai kekurangan aku selalu
bisa berinteraksi dengan Ceyrea menggunakan ‘bahasa isyarat’.

Seusai pulang sekolah aku selalu bermain bersama Ceyrea. Kami selalu bersepeda
menikmati angin sepoi-sepoi di Sore hari dan jajan dikedai Ibu Revi.

Karena penasaran Ibu Revi bertanya kepada Sista “ kamu bisa mengerti yang dikatakan
oleh teman mu itu? ” .

“ Iya bu saya bisa mengerti apa yang diakatakan menggunakan bahasa isyaratnya ” jawab
Sista dengan sopan.

“ Kamu hebat ya Sista bisa mengobrol dengan Ceyrea, Ibu harap kalian menjadi sahabat
selamanya ” doa ibu kedai itu.
“ Aamiin...” kata Sista dengan penuh harapan.

Sista pun flashback ke masa awal ia bertemu Ceyrea dengan menulisnya dibuku Diary.

Oh iya aku Sista mau bercerita tentang Ceyrea, ia anak pindahan dari Jakarta. Aku
mengenal Ceyrea karena kami bertetanggaan. Awalnya aku tidak yakin ingin berteman
dengannya, yah karena saat itu aku masih berusia 10 tahun dimana pikiranku yang sangat ke
kanak-kanakan. Sebab itulah aku susah berinteraksi dengan Ceyrea anak Tunarungu itu.

Hari demi haripun berlalu semakinku melihatnya aku jadi penasaran dan ingin berteman
dengannya. Ceyrea anak tunggal yang tinggal bersama ayahnya dikarenakan memiliki keluarga
broken home, mamanya meninggalkan saat Ceyrea berusia 2 tahun. Ceyrea dan aku sekarang
berusia 13 tahun yang dimana sudah menginjak kelas 1 SMP. Aku Sista bersekolah di SMP
Negeri 5 Pekanbaru dan Ceyrea Bersekolah di SLB dimana sekolah tersebut untuk anak yang
berkebutuhan khusus. Kami sudah bersahabat lebih kurang 3 tahun dan aku sudah
menganggapnya seperti saudara sendiri. “ Tanggal 12 Maret 2016 ”. Aku menulis kisah ini di
buku Diary ku karena memiliki kisah yang sangat unik yang tidak boleh terlupakan.

Saat kami menginjak jenjang kelas 2 SMP Ceyrea bercerita kepada aku bahwa ia akan
pindah ke Jakarta. Karena Ibunya meminta ia kembali ke jakarta meskipun kedua orang tua
Ceyrea sudah sangat lama berpisah.

“ Mau tidak mau Ceyrea harus berbakti kepada orang tuanya, walaupun Ibunya
meninggalkannya saat berusia 2 tahun. Lagi pula Ayah ceyrea tidak melarangnya untuk bertemu
dengan Ibunya ” Pikir Sista yang penuh Positive thinking.

Di satu sisi aku merasa senang karena Ceyrea bisa bertemu dengan ibu kandungnya dan
disisi lain aku juga merasa sangat sedih karena akan kehilangan sahabat yang sangat berkesan
bagi diriku.

Hmmm.... “ Mungkin ini pilihan yang terbaik untuk Ceyrea ” ujar Sista didalam hatinya.

Keesokan paginya Ceyrea berpamitan pada Sista dan Ceyrea mengatakan dengan bahasa
isyaratnya “ Kamu jangan bersedih aku akan kembali kesini ” dengan kata-kata yang cukup
mengesankan.

Hari-hari berasa ada yang kurang oleh Sista karena tidak ada lagi teman yang diajaknya
untuk bersepeda. Suatu malam dimana rindunya yang tak kunjung hilang walau sudah 8 bulan
yang lalu ceyrea meninggalkannya. Sista bermimpi bahwasanya Ceyrea akan kembali ke
Pekanbaru dan bermain bersamanya. Keesokan paginya Sista merasa mimpi nya itu berasa
nyata.
Sista pun mencoba mendatangi tempat yang ada dimimpinya itu dan terkejut ternyata
mimpinya itu memanglah nyata “ Ini bukan mimpikan?? ” tanya Sista yang penuh kebingungan.

Ceyrea langsung memeluk Sista. Ceyrea mengatakan sesuatu karena dia kesini hanya
sebentar dan besok dia akan kembali lagi. Sista pun merasa sedih kembali sebab dia kehilangan
sahabat terbaiknya yang kedua kali.

Sista terkejut dan terbangun dari mimpinya itu, ternyata yang ia mimpikan tersebut tidaklah
nyata itu hanyalah bunga tidur saja. “ Setidaknya mimpi itu sedikit menghilangkan rasa rinduku
” ujar Sista senyum tipis.

Telepon pun berdering, perasaan tidak enak mulai muncul dan Sista mengangkat telepon
dari Ayahnya Ceyrea. “ Assalammualailum Nak.. "

" Waalaikumsallam om " Jawab Sista.

" Nak Ceyrea semalam mengalami kecelakaan sejak semalam ia tidak sadarkan diri dan... ”
ucap Ayah Ceyrea yang tidak sanggup untuk bicara.

“ Dan apa Pak ?? ” tanya Sista.

Ayah Ceyrea melanjutkan pembicaraannya “ Dan pagi ini pukul 05.00 Ceyrea tidak bisa
diselamatkan karena terkena luka yang cukup parah dan Dokter tidak dapat menolongnya ”
jawab Ayah Ceyrea menangis tersedu-sedu.

“ Innalillahi Wainnaillahi Rojiun ” ucap Sista gemetaran.

“ Semoga kamu tenang di alam sana ya Ceyrea dan aku akan selalu mendoakan mu dari
sini dan terimakasih udah selalu menjadi sahabat terbaikku Ceyrea ” doa Sista.

Semenjak kepergian Ceyrea aku merasa sangat kesepian karena tidak ada kawan bermain
atau pun canda tawa.
Misteri Sosok
Hitam
Oleh: Tiara Mulya P.

Namaku Sita Ardela, semua orang kerab menyapaku dengan sebutan Dela. Aku
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, Aku mempunyai adik bernama Jina. Aku dan
Jina sering sekali ditinggal oleh Ayah dan Bunda, karena Ayah dan Bunda yang sibuk
bekerja. Pengalaman menyeramkan ini bermula ketika aku merawat Mbahku atau lebih
tepatnya Ibu dari Bundaku yang berada di Jawa.

“ Kapan kamu bisa berkunjung kemari? Mbah sudah sakit-sakitan del, kamu tidak
mau melihat Mbah mu? “ Tanya Bibi ketika aku bertelpon dengannya.

“ Belum tahu Bi, Dela baru saja selesai ujian sekolah “ Jawab Dela
“ Adikmu piye ( gimana ) ? “ Tanya Bibi lagi
“ Jani selalu ikut Bunda bekerja Bi, kasihan kalau harus dirumah sendirian “ Jawab Dela

“ Diusahakan bisa kesini ya, rawat Mbahmu, Bibi tidak selalu bisa menjenguk Mbah
karena seharian Bibi bekerja “ Tutur Bibi kepadaku

“ Iya Bi, nanti Dela tanyain lagi sama Bunda “ Bibi mengakhiri telepon itu dengan
mengucapkan salam.
Setelah telepon itu berakhir, aku bertanya pada diriku sendiri “ Apa benar mbah sakit?
“ Aku terus saja memikirkan keadaan Mbah disana, karena Mbah hanya hidup sendiri
dirumah itu, Kakek sudah lama berpulang, sudah sekitar 12 tahun lamanya, Pikiranku terus
saja memikirkan Mbah, Aku bertekad setelah Ayah dan Bunda pulang bekerja, Aku akan
membicarakan hal ini.
Malam itu, setelah makan malam, Aku berniat ingin membicarakan perihal keadaan
mbah ku. Aku menceritakan semua yang dikatakan pada Bibi di telepon tadi. Bunda berkata
dia menyetujui aku untuk merawat Mbahku. Ayah juga menyetujuinya dengan syarat, selama
disana aku tidak boleh nakal. Tapi satu hal, Adikku tidak setuju aku pergi ke Jawa, karena
katanya takut tidak ada teman tidur.

Keesokan Harinya, libur sekolah tiba. Aku berniat di hari libur ini, aku akan
menghabiskan waktuku untuk merawat Mbahku. Pagi itu juga aku membereskan pakaian
yang akan dibawa, Ibu dan Jani turut membantuku menyiapkan pakaianku. Saat sedang
menyusun pakaian, Ibu tiba-tiba berkata padaku.

“ Kamu yakin kesana sendirian Del? Perasan Bunda kok tidak enak gini ya, semacam
ada sesuatu yang mengganjal “ Tanya Bunda padaku

“ Tidak enak gimana Bun? Dela bakal jaga Mbah dengan baik disana, Bunda gaperlu
khawatir gitu “ Jawabku

“ Bukan itu maksud Bunda Del, Bunda punya feeling kamu bakal digangguin selama
disana “ Tutur Bunda padaku, aku berpikir ‘ apa maksud Bunda digangguin?’
Aku lantas menepis pikiran burukku, toh aku cuma jagain Mbah aja kan? Apa yang harus
aku takutkan? Setelah selesai menyiapakan barang apa saja yang akan dibawa kerumah
Mbahku, Aku Ayah Bunda dan Jani adikku bersiap untuk ke meja makan dan makan siang,
Kami makan siang dengan tenang, setelah selesai makan siang, Kami bersiap siap untuk
berangkat, iya memang Ayah Bunda dan Jani ikut mengantarkanku, tapi hanya mengantar
saja karena Ayah dan Bunda harus bekerja, Jani tidak mau ikut bersamaku karena dia tidak
ingin jauh dari Ayah dan Bunda katanya “ Ck anak itu “ Batinku

Perjalanan menuju rumah Mbah memang sangat jauh, menempuh waktu selama 12 jam
lamanya, kenapa aku tidak menggunakan pesawat saja? Ya karena Ayah bilang padaku
memakai pesawat butuh uang yang banyak, jadi lebih baik Ayah saja yang mengantar
meskipun harus bulak balik katanya, Aku menurut saja. Selama perjalanan Aku hanya
menghabiskan waktu dengan bermain ponsel kemudian ngobrol dengan Ayah Bunda dan Jani.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan sangat melelahkan
tentunya, Aku dan Keluargaku tiba dirumah Mbah, Pandangan pertamaku melihat rumah
Mbah sudah seperti rumah hantu, karena dari luar tampak seperti gelap gulita, Aku berpikir “
Astaga bisa separah ini? Bukannya Bude selalu mengurus Mbah? Aku terus saja bertanya
pada diriku. Hingga akhirnya Aku tersadar dari lamunanku, karena Bunda yang menepuk
bahuku dan berkata “ Kok jadi serem gini ya Del? Bunda jadi takut kamu kenapa kenapa”
baru saja aku akan menjawab perkataan Bunda, Ayah sudah memanggil kami untuk masuk
kedalam rumah Mbah.

Ketika tiba didalam rumah Mbah, benar saja keadaan di dalam rumah sangat gelap sekali
seperti rumah yang sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Bundaku mencari cari dimana
keberadaan Mbahku, ternyata Mbah ada didalam kamarnya terbaring lesu seperti tidak ada
semangat hidup. Aku dan keluargaku sangat prihatin melihat Mbahku serakarang seperti ini,
ada banyak sekali pertanyaan yang ingin kutanyakan bagaimana bisa Mbah jadi seperti ini?

Saat Ayah masuk kedalam kamar Mbahku, muncul bau semerbak seperti bau kemenyan
yang sangat menyengat, Aku dan Bunda langsung menutup mulut karena tidak tahan dengan
bau itu, Jani adikku seketika menangis ketakutan dan berkata “ Bunda Ayah Jani takut,
dipojok lemari itu ada hantu besar” Kami yang mendengar itu sangat terkejut ditambah hawa
dirumah Mbah sudah sangat tidak enak. Ayah bilang dia jadi ragu meninggalkanku disini,
karena rumah Mbah sangat besar, Ayah takut akan terjadi hal yang tidak di inginkan.

Karena khawatir dengan Aku yang akan merawat Mbahku disini. Ayah dan Bunda
memutuskan untuk Mbah saja yang dibawa pulang kerumahku, supaya Aku bisa dipantau
Ayah dan Bunda untuk merawat Mbah. “ Yowes, Mbah dibawa balik kerumah kita aja Bun,
Ayah jadi ragu kalau harus meninggalkan Dela disini “ Ayah bilang seperti itu “ Bunda juga
ragu, takut Dela kenapa kenapa “ Jawab Bunda. Setelah berbincang bincang, keluargaku
sepakat bahwa Mbah saja yang akan dibawa kerumahku, Ayah dan Bunda sibuk
membereskan perlengkapan Mbah yang akan dibawa, sementara Aku dan Jani menjaga
Mbahku.

Setelah selesai mempersiapkan semuanya, Bunda bergegas menghubungi Budeku


untuk memberitahu bahwa Mbah akan ikut kami balik ke rumahku.

“ Assalamualaikum Mbak, Ini Aku dan anak anak sudah sampai dirumah Mbah “ Tutur
Bundaku “ Waalaikumsalam, Iya aku tau, Dela kan yang bakal jagain Mbah disana?”
Jawab Budeku

“ Engga Mbak, Setelah dipikir pikir aku jadi ragu meninggalkan Dela disini, Aku dan Mas
Janu sepakat akan membawa Mbah kerumahku saja, biar nanti Aku saja yang bantuin jaga si
Mbah”

“ Lohh!!! Kamu gimana sihh, apa kamu ndak mikir gimana keadaan si Mbah??!!
Budeku menjawab dengan amarah
“ Bukan gitu maksudnya Mbak, Aku membawa Mbah agar lebih mudah lagi dirawat
bersama sama”

“ Halaahh. Itu alasan kamu aja kan, pokoknya aku ndak tanggung jawab kalau terjadi
apa apa

sama Mbah, Biar itu jadi tanggung jawabmu menjaga si Sosok itu. Pesanku jangan lupa
selalu menyiapkan makanan untuk sosok itu, sediakan jamuan lengkap dengan kemenyan,
letakkan dibawah lemari, lakukan itu setiap malam pukul 23.00 “ Setelah Bude mengatakan
seperti itu, Ayah dan Bundaku sangat terkejut terlebih lagi disaat bude bilang Sosok itu dan
harus selalu menyiapkan jamuan

“ Maksudnya gimana Mbak? Kenapa harus ada jamuan seperti itu? Apa ada yang
Mbak sembunyikan selama ini? Tanya Bundaku yang masih heran dengan apa yang dubilang
Budeku barusan

“ Udahh lahh.. kamu jangan banyak tanya gitu, ikuti saja apa yang aku bilang tadi,
satu lagi, Kamu harus selalu mandiin Mbah dengan air bersih dan bunga 7 rupa, kamu
lakukan itu disaat jam 18.00, hanya sekali saja dalam sehari, tidak boleh tertinggal semua itu,
mengerti o? Budeku menjelaskan panjang lebar, kemudian langsung mematikan telpon itu.

Bundaku sudah tampak seperti ketakutan, melihat Bunda yang sudah pucat, Aku
Ayah dan Jani bersiap siap memasuki mobil, Aku dan Jani membantu ibu untuk masuk ke
mobil dan mengunci pintu rumah Mbah. Ahh iya Aku hampir saja lupa bilang, kalau dari tadi
Mbahku sama sekali tidak membuka matanya. Disaat Aku akan mengunci pintu rumah
Mbah, Aku melihat ada sosok besar tinggi dengan mata merah melotot yang sedang
mentapku tajak di depan pintu kamar Mbahku, melihat itu Aku berteriak kencang.

“ Aaaa Ayaahh, Delaa takut yaahh!!!” Teriakku

Ayah yang seakan tau apa yang baru saja Aku lihat, secepat mungkin dan
membawaku masuk kedalam mobil. Suasana saat itu terasa mencekam sekali, ditambah
dengan Mbahku yang tiba tiba saja matanya melotot menatap kami semua, seakan akan
menunjukkan bahwa Mbah sangat marah dibawa pergi. Selama diperjalanan Ayah menyuruh
kami semua agar diam saja, apapun yang terjadi harus tetap berdoa dan selalu berdzikir
menyebut nama Allah.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan menegangkan itu, akhirnya kami
semua tiba dirumah dengan selamat, Aku dan Jani membantu membawa barang barang
Mbah. Sedangkan Ayah dan Bunda membawa Mbah untuk masuk kedalam rumah. Tetapi
disaat itu keadaan Mbah masih saja sama seperti awal, matanya yang merah melotot menatap
kami semua.
Malam ini akan menjadi malam yang tidak pernah aku lupakan, semua berawal
ketika...... Malam itu tepat pada pukul 21.00, Bunda sedang menjaga Mbah dikamarku, Ayah
sedang menonton tv bersama Jani, Awalnya semuanya berjalan seperti biasa, tetapi tiba disaat
Mbah yang tiba tiba saja berteriak sangat kencang “ PERGIII JANGAN BAWA AKU,
SAKITT TOLONG LEPASKAN AKU!!” Mbah berteriak seperti itu, Ayah dan Jani yang
sedang menonton tv segera ke kamarku melihat apa yang terjadi, sedangkan Aku dan Bunda
sudah berpelukan karena ketakutan melihat Mbahku seperti.
Ayah yang berusaha menenangkan Mbah tapi tidak mempan, Mbah terus saja
berteriak seperti sedang ketakutan. “ Pergii, usir hitam besar yang ada disudut lemari itu
“Mbah mengucapkan itu dengan terbata bata, Jani yang mendengar itu menangis di dalam
pelukan,
Bunda. Mbahku tiba tiba saja berdiri tegak dan menatap kami semua, melihat itu Ayah segera
memelukku, Mbah berkata “ Kenapa kalian tidak memandikanku? Kenapa kalian tidak
menyiapkan makanku?!!” Mbah berkata dengan sangat marah, kemudian Mbah berlari keluar
rumah dan berjalan cepat layaknya bayi merangkak.

Melihat itu Ayah bergegas menelpon salah seorang Ustad yang tinggalnya tak jauh
dari rumahku. Setelah menelpon, Ustad itu berkata ia akan segera kerumahku. Akhirnya yang
ditunggu tunggu datang juga, Ayah dan Ustad beserta warga yang lainnya turut mencari
Mbahku, sedangkan Aku Bunda dan Jani serta ibu ibu yang lainnya menunggu dirumah

Tepat pukul 23.43, Ayah dan rombongan tadi sudah kembali dengan keadaan sudah
membawa Mbah. Disaat itu keadaan Mbah masih saja sama seperti awal, mata merah yang
melotot menatap tajam kami semua.

“ Sepertinya ini sudah terlalu susah, sudah sampai mana kalian membuatnya seperti
ini?” tanya Ustad itu

“ Maksudnya bagaimana Ustad? “ Tanya Ayah dan Bundaku

“ Ada banyak jin yang ikut didalam tubuhnya, ada satu jin yang sangat susah untuk
dikeluarkan, sepertinya jin itu sudah ditanam oleh seseorang didalam tubuh si Mbah, tidak
ada lagi cara lain yang bisa kita lakukan selain berdzikir dan mengikhlaskan semuanya, saya
tidak sanggup kalau harus mengeluarkan semua jin jin ini “ Jelas Pak Ustad pada kami semua

Mendengar itu, Bunda menangis histeris, “ Siapa yang tega melalukan ini semua pada
Mbah?” Tiba tiba saja terlintas dipikiranku ‘ Bude ‘ ya aku sudah menaruh curiga pada
Budeku, sejak saat Bude menjelaskan apa saja yang harus kami lalukan untuk merawat Mbah.
Tetapi aku tidak mau menuduh Bude seperti itu, Aku segera menepis pikiran burukku, dan
melanjutkan berdzikir serta melantunkan ayat ayat al-qur’an untuk Mbah
Hingga pukul 01.48 Mbah masih saja seperti tadi, seketika tubuh Mbah tiba tiba saja
menegang dan berteriak “ SAKITT, JANGAN BAWA AKU “ Melihat itu, Pak Ustad terus
saja melantunkan ayat ayat suci al-qur’an untuk Mbah, tetapi tuhan berkehendak lain, Mbah
pergi meninggalkan semua dengan kondisi yang sama, mata merah melotot. Seakan
semuanya terasa terhenti, Aku Ayah Bunda dan Jani serta warga lainnya menangis melihat
Mbah pergi dengan keadaan seperti itu.

Paginya Mbah akan langsung dikuburkan, Bunda bilang biar saja Mbah dikuburkan di
sini (maksudnya di kotaku) karena supaya lebih mudah jika ingin berziarah ke makam Mbah.
Tetapi ada satu hal yang dari tadi ingin kutanyakan pada Ayah dan Bunda “ Dimana Budeku?
Kenapa Bude tidak ikut menguburkan Mbah? Sama sekali tidak ada bertanya perihal Mbah “.
Sampai saat ini setelah 3 tahun perginya Mbah, Budeku sama sekali tidak kelihatan,
bahkam dihubungi saja tidak pernah aktif, entahlah apa yang sudah dilakukan budeku selama
ini, Ayah dan Bunda hanya bilang ikhlaskan saja, jika memang benar Bude yang melakukan
itu semua, suatu saat Bude pasti akan menerima karmanya.

Begitu lah pengalaman menyeramkan sekaligus menyedihkan dari diriku, aku hanya
berharap semoga Mbahku tenang di alam sana, perihal Bude entahlah dia sedang bagaimana
sekarang, sekian dariku terimakasih semuanya.
Arti Persahabatan yang Kekal
Oleh: Warren Elleos

Nikmatnya bila semua serba tercukupi, semua keinginan bisa terpenuhi sampai barang
apapun bisa dibelinya, tapi tidak dengan saya, seorang anak dari orang yang biasa saja.
Namun, hal yang sangat baik dari keluarga itu adalah mereka mampu bersikap dan
berperilaku layaknya bersopan santun, ramah terhadap tetangga begitupun kepada orang-
orang yang berkunjung ke rumahnya. Tak terkecuali dengan saya, anaknya manis dan tidak
pernah manja dengan orang tuanya, dia bisa bersikap baik terhadap semua orang termasuk
teman-temannya sehingga banyak yang betah.

Satu sahabat terbaik Saya yaitu Daiva bisa dipanggil depa, dia berasal dari keluarga yg
sangat disiplin,di setiap hari minggu mereka bertemu untuk beribadah bersama dan berbicara
mengenai apa saja,bermain atau sekedar bertemu dengan saya. Akhir ini kami selalu kompak.
Akan tetapi sahabat saya pernah tidak hadir dalam suatu acara.
“Kok depa ngga’ keliatan? Kemana ya, biasanya dia selalu ada diamana saya ada”.
“Mungkin sakit”, jawaban dari teman nya.

“Kalo begitu coba saya chat menanyakan kabar”, kata saya dengan sangat bersemangat.
Sudah beberapa kali saya mengechat depa, tetapi tak ada jawaban dari sahabatnya.

Alangkah terkejutnya saya mendengar bahwa dia sakit, kemudian saya hanya dapat
memberikan nasehat untuk beristirahat selama depa sakit dan juga memberikan saran yang
tepat bagi kesehatan depa.

“Kamu sih telat makan” ucapku dengan penuh cemas.

“Baiklah,kamu istirahat dahulu agar kondisi mu tetap stabil ucapku dengan jari yang cepat
dalam cerita chat

Akhirnya kesehatan depa membaik ia dapat melakukan aktivitsnya dan dapat bertemu
kembali dengan saya, dan selama sahabatnya sakit, saya tetap berdoa kepada Tuhan untuk
kesembuhan sahabatnya yang sangat ia cintai. Kekompakan mereka menjadikan persahabatan
semakin erat.
Malioboro

Oleh: Windi Nadya Ulya Putri

Aku sedang duduk di taman merenung sendirian memikirkan kenangan saat aku berlibur
di Jogja. “Libur telah tiba libur telah tiba hore hore” yang biasa dibilang sama anak-anak
ketika liburan. Suatu hari aku dan keluarga liburan di Jogjakarta provinsi istimewa yang
memiliki banyak objek wisata yang bagus dan menarik. Mulai dari objek sejarah, candi, laut
dan lainnya. Waktu liburan itu aku berlibur di Malioboro.

Suatu ketika aku sedang berjalan di Malioboro sambil menikmati suasananya. Berfoto di
berbagai spot foto yang menarik seperti tiang nama jalan, gedung-gedung dengan hiasan
yang indah. Kami bersenang-senang melihat kota ini yang sangat indah pada malam. “tapi
menurut aku pagi hari juga indah.”

Tak lupa di sana aku menikmati makanan dan minuman yang enak-enak. Aku sendiri
pesan sekoteng yang pada saat itu dihidang dengan hangat-hangatnya. “Apa itu Sekoteng?”
Pasti pada binggung kan. Jadi sekoteng itu sendiri merupakan minuman khas Jawa Tengah
yang terbuat dari air jahe yang biasa dihidangkan dalam keadaan panas dan dikonsumsi pada
malam hari.

Pada saat malam hari keadaan udara di Jogjakarta sangat sejuk yang membuat aku sangat
menikmatinya. “Malioboro? Siapa sih yang nggak tahu dengan nama itu.” Di setiap jalan
Malioboro dipenuhi dengan toko-toko yang menjual pakaian, barang-barang antik, souvenir
hingga makanan dan minuman. Setelah dari Malioboro aku kembali ke hotel untuk
beristirahat dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Keesokan harinya kami pergi ke candi Borobudur yang di mana candi ini merupakan
candi yang bercorak Buddha. Perjalanannya sendiri dari hotel menuju candi Borobudur
sekitar 2 jam. Sesampai di candi Borobudur kita dilarang membawa snack jika membawa
snack akan dikembalikan setelah selesai berkunjung ke candi tersebut. Dari kejauhan sudah
terlihat keindahan candi Borobudur. Di sana banyak sekali para wisatawan yang berkunjung
untuk melihat langsung candi Borobudur dan bisa mengetahui langsung sejarahnya.
“Waww, maa indah sekali pemandangan sekitar candi Borobudur itu, aku jadi ingin berlama-
lama di sini” ujar aku.

“Iya pemandangannya indah disekitarnya banyak pepohonan yang membuat daerah candi ini
tidak terlalu panas” ujar mama.

Ketika aku sedang menelusuri di dalam candi tersebut, ada seorang wisatawan yang
bertanya kepadaku, “di mana wisata yang menarik selain candi Borobudur?” ujar dia. Tentu
saja aku menjawab Malioboro, karena tempatnya terlalu banyak kenangan. “Malioboro
terima kasih atas rekomendasinya”

Tiba-tiba aku kehilangan jejak mamaku, Karena tadi aku sedang berbicara dengan
wisatawan itu. Aku mulai panik dadaku sampai sesak dan membuatku gemetaran takut
sendirian di sana tidak ada orang nunggu kenal. HP aku pun habis baterai, aku bingung harus
ngapain. Lalu wisatawan yang tadi menghampiriku dan bertanya “ada apa.”

Wisatawan itu bernama Luna dan ia membantuku mencari mamaku. Ternyata mama
sudah berada di bawah lagi untuk segera bergegas pulang ke hotel. “Terima kasih Bu udah
bawa anak saya ke sini” ujar mama. “iya sama-sama karena sebagai warga Indonesia kita
harus tolong menolong” ujar Bu Luna. Kami pun pulang ke hotel dan beres-beres untuk
kembali ke Pekanbaru keesokan harinya. Begitu lah liburanku pada masa masa itu,
menyenangkan sekali bukan hal itu tidak akan dilupakan. Sepertinya sudah sore aku harus
kembali kerumah tidak boleh bermenung sendirian.
Liburan dengan Berkemah

Oleh: Zidan Hadif

Untuk mengisi liburan sekolah, aku dan teman-teman pergi berkemah ke Gunung Putri.
Kami menginap selama dua hari satu malam. Pengalaman berkemah kali ini cukup membuat
kami tegang.

Saat kami baru saja tiba di puncak, ternyata tenda yang kami sewa robek. Awalnya kami
tidak mempermasalahkan hal itu karena kami membawa lakban untuk menambalnya. Hingga
saat malam tiba, kami baru merasakan ketegangan selama berkemah.

Tiba-tiba hujan mengguyur area tempat kami berkemah. Volume hujan sangat besar dan
membuat tenda kami tak bisa menahan air sehingga kami semua kebasahan. Kondisi
diperparah karena permukaan tanah di sekeliling digenangi air hujan.

Sebelumnya kami sudah membuat parit, namun tetap saja besarnya tak cukup menampung
air hujan yang datang. Alhasil kami harus menunggu selama 6 jam hingga hujan reda.

Keesokan harinya kami merasa kelelahan atas kejadian semalam itu. Teman-temanku
bahkan ada yang langsung terkena flu. Beruntungnya aku tak mengalami kondisi yang buruk
pada tubuhku, meski sempat menggigil karena kebasahan.

Di hari terakhir kami berkemah, aku baru merasakan sensasi yang sebenarnya. Hari itu
cuaca hangat dan membuat kami bisa bersenang- senang dengan bernyanyi, mengobrol, dan
memainkan beberapa games tantangan.

Pengalaman berkemah ini menjadi cerita yang paling menarik bagiku sejauh ini. Selain
menjadi pelajaran untuk lebih menyiapkan tenda berkemah, aku jadi tahu bagaimana cara
bertahan di dunia yang tidak aman bagiku, yakni gunung.

TAMAT.

Anda mungkin juga menyukai