Limbah Padat Cair Gas Dan B3
Limbah Padat Cair Gas Dan B3
Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi limbah padat. Cair, gas dan B3.
1. Limbah padat
Terhadap Lingkungan
- Dampak Menguntungkan
Dapat dipakai sebagai penyubur tanah, penimbun tanah dan dapat
memperbanyak sumber daya alam melalui proses daur ulang.
- Dampak merugikan
Limbah padat organik akan menyebabkan bau yang tidak sedap akibat
penguraian limbah tersebut. Timbunan limbah padat dalam jumlah besar
akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh.
Dapat juga menimbulkan pendangkalan pada badan air bila dibuang ke
badan air.
Terhadap Manusia
- Dampak menguntungkan
Dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak, dapat berperan sebagai
sumber energi dan benda yang dibuang dapat diambil kembali untuk
dimanfaatkan.
- Dampak merugikan
Limbah padat dapat menjadi media bagi perkembangan vektor dan
binatang pengguna. Baik tikus, lalat, nyamuk yang dapat menimbulkan
penyakit menular bagi manusia diantaranya Demam berdarah, Malaria,
Pilariasis, Pes, dan sebagainya.
(iyandri, 2011)
Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani
dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali
kemudian dibuang dan dibakar. Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai
ekonomis sebagian besar dilakukan sebagai berikut:
2. Pembakaran
3. Pembuangan
I. PENGANGKUTAN
Bertujuan untuk memindahkan dan mengangkut limbah padat dari tempat
tertentu atau dari berbagai tempat ke tempat lain yang dikehendaki
1) Metode-metode pengangkutan limbah padat:
1. Sistem Tenaga Manusia,
- Paling sederhana, manual
- Dapat digunakan untuk volume kecil
2. Sistem Mekanik
- menggunakan mesin-mesin mekanik, spt Conveyor
- umum digunakan untuk jarak pendek
- dapat memuat volume yang besar
2) Sistem Air
Tenaga aliran air melalui saluran air sesuai untuk limbah yang
mengapung dan melayang
3) Sistem Udara
Tenaga aliran udara melalui saluran khusus yang tertutup cukup efektif
untuk pengangkutan jarak dekat, ringan dan kecil
4) Sistem Otomotif
menggunakan kendaraan beroda/bermotor Fleksibel
II. PENGUMPULAN
Bertujuan untuk memudahkan pengangkutan ke tempat tujuaN
III. PENYIMPANAN
Bertujuan untuk ‘menjaga’ limbah padat agar tidak terjadi perubahan yang
tidak dikehendaki; spt pembusukan mempunyai tutup/penutup wadah,
pengatur kelembaban, pengempaan, refrigerator, dll
Macam-macam Separasi/Pemisahaan:
1. Sortasi Tangan (hand Sortation)
- sederhana, tenaga manual
- untuk limbah yang berukuran besar dan kering
V. MACAM-MACAM PENGOLAHAN
1. Secara Thermal : Insinerasi, Pirolisis
2. Proses Reduksi dan Penguraian (Digestion) : kompos, Anaerobik
digestion
3. Penumpukan : Dumping, Sanitary landfill
PIROLISIS
- Proses dekomposisi senyawa kimia dengan suhu tinggi dengan
pembakaran yang tidak sempurna
- “cross linking”, isomerasi, deoksigenisasi, denitrogenisasi
- Menghasilkan gas-gas primer H2, CO, CO2 dan juga menghasilkan
residu
INSINERASI
- Pembakaran sempurna limbah padat yang dapat dibakar
- Penurunan volume sampai 70 %
- Menghasilkan residu yang bersifat anorganik
- Jika diperlukan dapat digunakan sebagai sumber energy
- Suhu 1500-1800 derajat farenheit
PENCEMARAN AEROBIK
- Untuk memproduksi gas-gas seperti metana, CO2
- Tanpa ada oksigen
PENGOMPOSAN (Composting)
- Prinsip : menurunkan atau mendegradasikan bahan-bahan organic secara
terkontrol dengan mempergunakan aktivitas mikroorganisme
- Beberapa kondisi yang diperlukan : suhu, kelembaban, kadar Air
- Dapat dilakukan secara aerob dan Anaerob
- Tahapan : penimbanhan-pemisahan-pemotongan-pengomposansortasi
produk-pengkemasan
DUMPING (Penumpukan)
- Penumpukan tanpa penutupan Open dump; Sea dump
- Potensial menimbulkan pencemaran lingkungan dan sumber penyakit
SANITARY LANDFILL
- Metode terkontrol
- Penumpukan dengan penutupan
Beberapa metode :
Parit, Lapangan, dataran Rendah, Jurang
(Utamisubardo's Blog, 2013)
2. Limbah Cair
Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa
air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun
terlarut dalam air
Air yang sudah tercemar dengan limbah cair yang mengandung zat
kimia dan banyak bakteri patogen yang dapat menimbulkan beragam penyakit
bagi tubuh manusia. Berikut ini beberapa bakteri yang terdapat di dalam air
yang sudah tercemar.
1. Entamuba Histolitika, bakteri ini adalah penyebab penyakit amuba disentri.
Bakteri ini menyebar melalui air berlumpur yang mengandung kista.
2. Mycobacterium Tuberculosa, bakteri ini bisa ditemukan pada air limbah yang
berasal dari sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas medis yang secara
khusus disediakan untuk merawat dan menyembuhkan penderita
tuberkulosis. Fasilitas ini mencegah penderita tuberkulosis melakukan
interaksi dengan orang-orang yang tidak terkena tuberkulosis untuk
menghindari penularan dan memberikan pengobatan yang terbaik untuk
penderita. Bakteri Mycobacterium Tuberculosa yang terdapat di dalam air
yang tercemar merupakan penyebab penyakit tuberculosis.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b adalah bakteri penyebab
typhus abdomonalis dan para typhus. Bakteri ini banyak terdapat di dalam air
limbah. Penularan penyakit ini adalah melalui air dan makanan yang telah
tercemar oleh kotoran manusia.
4. Salmonella Spp, bakteri ini menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini
dapat ditemukan dalam air hasil pengolahan.
5. Escherichia Coli, bakteri ini dapat menyebabkan diare. Bakteri ini banyak
ditemukan pada air hasil pengolahan atau air isi ulang.
(Mahidu, 1996)
3. Limbah gas
Limbah gas adalah penambahan gas ke dalam udara melampui
kandungan alami akibat kegiatan manusia sehingga menurunkan kualitas
udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi 2 yakni partikel
dan gas. Partikel adalah butiran halus dan kemungkinan masih bisa dilihat
oleh mata telanjang. Contoh : uap air, debu, asap, kabut, dan fume.
Pencemaran gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (aroma)
atau akibat langsung. Contoh : SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon, dan lain-
lain. Beberapa zat yang berbentuk padat atau cair juga bisa mencemari udara.
Dengan dipengaruhi temperatur dan tekanan tertentu maka zat tersebut
berubah menjadi gas.
Contoh partikel dan gas yang merugikan kesehatan manusia : debu
batubara, asbes, semen, belerang, asap pembakaran, uap air, gas sulfida, uap
amoniak, dan lain-lain.
Polusi udara yang menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia dan lingkungan
adalah:
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak
terjadi pada waktu cukup lama
Konsentrasi gas CO Konsentrasi COHb
Gangguan pada tubuh
di udara (ppm) dalam darah (%)
3 0,98 Tidak ada
5 1,30 Belum begitu terasa
Gangguan sistem saraf
10 2,10
sentral
20 3,70 Gangguan panca indera
40 6,90 Gangguan fungsi jantung
60 10,10 Sakit kepala
80 13,30 Sulit bernafas
100 16,50 Pingsan hingga kematian
(Ernawati dkk. 2008)
2. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a) Iritasi mata
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
3. Materi partikulat
Materi partikulat adalah partikel-partikel yang berukuran kecil seperti serbuk
batu bara, serbuk kayu, serbuk batu, serbuk pasir, serbuk kapas, serbuk kwarsa,
serbuk asbes. Materi partikulat banyak terdapat di daerah industri, pertambangan,
daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah konstruksi (pembangunan
gedung).
Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru mulai dari peradangan hungga
kangker paru-paru.
Materi partikulat yang lain adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun). Timbal
yang masuk ke dalam tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi tertentu dapat
menyebabkan :
a) menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem syaraf.
b) Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
c) Gangguan jantung
d) Gangguan ginjal
e) Keterbelakangan mental pada anak-anak
f) Gangguan kesehatan pada hewan
4. Asap rokok
Rokok terbuat dari tembakau mengandung Nikotin dan TAR. Nikotin adalah zat
adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan. Tar adalah senyawa
polinuklir hidrokarbon aromatik
7. Hujan Asam
Derajat keasaman adalah tingkat kandungan hidrogen (H+) dan ion OH- dalam
air. Semakin banyak kandungan hidrogen (H+) maka derajat keasaman air turun atau
pH turun atau air menjadi asam, sedangkan jika kandungan ion OH- meningkat maka
derajat keasaman naik atau pH naik atau air menjadi basa. Kandungan/konsentrasi
hidrogen (H+) dan ion OH- dalam air sangat tergantung kandungan/konsentrasi zat
atau mineral dalam air. Skala nilai pH adalah ditunjukkan dengan angka dari 0 – 14.
Jika cairan mempunyai pH kurang dari 7 maka bersifat asam dan jika cairan
mempunyai pH lebih dari 7 maka bersifat basa. Air murni adalah zat dengan derajat
keasaman netral atau air mempunyai pH = 7.
Asam tersebut mempengaruhi air hujan yang turun sehingga derajat
keasamannya (pH) menjadi ± 5,6 bersifat asam lemah. Air yang bersifat asam
tersebut berguna untuk melarutkan mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Peningkatan aktivitas manusia seperti banyaknya industri dan pengguanaan
kendaraan bermotor meningkatkan jumlah bahan bakar fosil yang dibakar. Bahan
bakar fosil menghasilkan limbah berupa senyawa gas SO2 , NOx. Meningkatnya
jumlah polutan di udara mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman air hujan,
menjadi lebih asam dengan derajat keasaman (pH) dibawah 5,6. Peristiwa tersebut di
sebut hujan asam.
Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah gas SO2 , NOx dan Freon (CFC /
chloro fluoro carbon). Gas SO2 di udara bereaksi dengan uap air membentuk asam
sulfat (H2SO4), sedangkan gas NO diudara bereaksi dengan uap air membentuk asam
nitrat (HNO3). Freon (CFC) bereaksi secara fotokimia menghasilkan Klor (Cl) dan
jika bereaksi dengan uap air membentuk asam klorida (HCl).
Pembentukan asam sulfat (H2SO4)
SO2 + H2O -> H2SO4
1. mempengaruhi kualitas air permukaan atau air menjadi lebih asam sehingga
mempengaruhi biota air yang hidup di dalamnya, karena biota air terpengaruh
oleh pH air. (pH air kurang dari 5,6)
2. dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan bahkan menyebabkan kematian
tanaman.
3. dapat melarutkan logam berat dalam tanah kemudian mencemari air. air yang
tercemar oleh logam berat sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya.
4. dapat bersifat korosif artinya dapat merusak atau mengkorosi logam, seperti
motor, mobil, sepeda, kotruksi bangunan atau komponen bangunan, seperti
gedung, patung, candi, monumen dan lain-lain.
5. menyebabkan gangguan pernafasan.
6. dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau meninggal pada ibu hamil.
(hanif, 2013)
Berikut ini beberapa gas rumah kaca yang berada di atmosfer adalah :
• Gas karbon dioksida (CO2)
• Gas nitrogen oksida (NOx )
• CH4 (metana) dan
• Gas CFC (Cloro Fluoro Carbon)
4. Limbah B3
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan
dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga,
industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa
gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang
bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (Limbah B3).
Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan
sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity,
dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia.
1) Karakteristik Limbah B3
Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak)
Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solven)
Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator)
Menyebabkan infeksi : (limbah bakteri/rumah sakit)
Bersifat korosif (asam kuat)
Bersifat irritatif (basa kuat)
Berbahaya/harmful (misal logam berat)
Beracun (HCN, Cr(VI))
Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik
(merkuri, turunan benzena)
Bahan Radioaktif (Uranium, plutonium,dll)
(Wikipedia, 09.22-21 Februari 2014)
Kadmium (Cd)
Sebagian Cd yang diabsorbsi tubuh akan mengumpul di dalam ginjal,
hati dan sebagian dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd
dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah
menjadi tinggi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung
dan ginjal. Contoh Kasus. Keracunan Cd pernah terjadi di Toyama, Jepang.
Beras yang dimakan penduduk di daerah tersebut berasal dari tanaman padi
yang selama bertahun-tahun mendapat air yang tercemar Cd. Endapan Cd
yang terakumulasi di dalam padi kemudian mengalami biomagnification
(pembesaran biologi) dalam tubuh penduduk setempat. Logam Cd yang ada
dalam air pengairan ternyata berasal dari limbah industri seng dan timah hitam
yang berada di sebelah hulu. Kandungan Cd dalam padi tercatat hanya 1,6
ppm namun setelah mengalami pembesaran biologi (berdasarkan analisis pada
tulang rusuk) menjadi 11.472 ppm. Warga yang terserang mengeluh sakit
pinggang selama bertahun-tahun dan semakin lama semakin parah yang
diikuti sakit pada tulang punggungnya. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa tulang-tulang mengalami pelunakan dan kemudian menjadi rapuh.
Kematian yang terjadi di antara mereka terutama disebabkan gagal ginjal.
Merkuri (Hg)
Gejala keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar
menelan, penglihatan menjadi kabur dan daya pendengaran menurun. Selain
itu orang yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya,
mulut tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan diare. Kematian dapat
terjadi pada kondisi tubuh yang makin melemah. Wanita yang hamil akan
melahirkan bayi yang cacat.
(Indah,2011)
3) Penanganan Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tidak dapat begitu saja
ditimbun, dibakar atau dibuang ke lingkungan , karena mengandung bahan
yang dapat membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Limbah ini
memerlukan cara penanganan yang lebih khusus dibanding limbah yang
bukan B3. Limbah B3 perlu diolah, baik secara fisik, biologi, maupun
kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang daya racunnya.
Setelah diolah limbah B3 masih memerlukan metode pembuangan yang
khusus untuk mencegah resiko terjadi pencemaran. Beberapa metode
penanganan limbah B3 yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut.