Anda di halaman 1dari 4

Perhitungan IVIVC

METODE

 Pengembangan model korelasi level C


Model IVIVC dibuat menggunakan nilai rata-rata Cmax dan nilai AUC(inf) sebagai
nilai parameter in vivo dan persentase rata-rata terlarut pada 0,5 ; 2 ; 4; dan 12 jam
sebagai parameter in vitro. Titik waktu-waktu tersebut dipilih sebagai representasi
fase awal, tengah, dan akhir dari profil disolusi in vitro disebut sebagai mean
dissolution time (MDT).
 Pengembangan model korelasi level A
Pendekatan dekonvolusi digunakan untuk mendapatkan profil in vivo dari bentuk
sediaan modified release. Dekonvolusi data plasma modified release dibuat
menggunakan data parameter bolus intravena pada penelitian sebelumnya sebagai
referensi. Software Kinetica digunakan untuk prosedur dekonvolusi numerik. Plot dari
persen in vivo dan persen terlarut in vitro pada berbagai waktu dibuat untuk
memeriksa apakah model IVIVC dapat dikembangkan. Linear interpolasi digunakan
untuk mendapatkan data yang hilang karena skema sampling disolusi in vitro dan
absorpsi in vivo tidak serupa.
Pendekatan konvolusi dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan dasar yang menggunakan
laju disolusi in vitro sebagai fungsi input in vivo dan pendekatan lanjutan yang
menggabungkan model tambahan untuk absorpsi dan metabolisme usus site/time
dependent. Pada pendekatan konvolusi lanjutan, digunakan rumus sebagai berikut
untuk mendapatkan nilai persentase input in vivo.

% in vitro terlarut (t) : disolusi in vitro pada waktu t


% in vivo input (t) : persentase dosis yang mencapai sirkulasi sistemik pada waktu t
FabsMR (t) : fraksi dosis yang terabsorbsi dari formulasi modified release pada waktu t
Persamaan lain yang digunakan adalah fungsi Hill.

Parameter Hill a, b, dan c diplot menjadi fungsi MDT in vitro.


 Prediktabilitas model IVIVC Level C
Model regresi linear digunakan untuk mengetahui korelasi antara nilai rata-rata C max
dan AUC (inf) sebagai fungsi MDT. Model ini dapat memprediksi berbagai formulasi
sediaan modified release yang berbeda. Berikut ini adalah rumus yang digunakan
untuk menghitung prediksi error:

 Prediktabilitas model IVIVC Level A


Untuk model konvolusi dasar, konsentrasi plasma pada berbagai formulasi modified-
release diprediksi menggunakan konvolusi laju disolusi in vitro dengan rata-rata
konsentrasi plasma didapatkan dari administrasi tablet immediate release.

Ct : rata-rata konsentrasi plasma yang terprediksi pada waktu t pada bentuk sediaan
modified release
CðIR : rata-rata nilai konsentrasi yang didapatkan dari sediaan immediate release
rdiss-vitro : laju disolusi in vitro
Untuk model konvolusi lanjutan, regresi linier dilakukan menggunakan parameter Hill
a, b, c dan MDT in vitro. Laju input in vivo terprediksi (rinput-vivo) untuk formulasi
modified release yang berbeda dikalkulasi dari nilai input persen in vivo terprediksi
dengan rumus:

Selanjutnya, rata-rata nilai Ct terprediksi untuk model ini didapatkan dengan


persamaan berikut ini:

Ct : rata-rata konsentrasi plasma yang terprediksi pada waktu t pada bentuk sediaan
modified release
Cðiv : rata-rata nilai konsentrasi yang didapatkan dari bolus intravena
Rinput-vitro : laju input in vitro
 Hasil In Vitro In Vivo Corelation

 Hasil Uji Fraksi Terabsorbsi 3 Formulasi : Formula A3 (♦); Formula A7 (■); Formula
A15 (▲).

 Perhitungan % PE Cmax dan AUC Nilai Harus dibawah 10%

Cmax uji−Cmax prediksi


% PE Formula A3 = x 100
Cmax uji

1614,0−1437,7
= x 100
1614,0

= -3.32094
Cmax uji−Cmax prediksi
% PE Formula A7 = x 100
Cmax uji

1149.3−1266.3
= x 100
1149.3
= -10.1801
Cmax uji−Cmax prediksi
% PE Formula A15 = x 100
Cmax uji

631.6−954.1
= x 100
631.6

= -51.0608

AUC uji− AUC prediksi


% PE Formula A3 = x 100
AUC uji

10063.3−11784.5
= x 100
10063.3

= -17.1037
AUC uji− AUC prediksi
% PE Formula A7 = x 100
AUC uji

7361.8−11494 .0
= x 100
7361.8

= -56.1303
AUC uji− AUC prediksi
% PE Formula A15 = x 100
AUC uji

5092.8−10323.4
= x 100
5092.8

= -102.706

Anda mungkin juga menyukai