Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI FARMASI

SIMPLEX LATTICE DESIGN

Dosen Pengampu : IN RAHMI FATRIA FAJAR, M.Farm., Apt.

Oleh:

DWI ANGGRAENI 201651023

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Simplex Lattice Design merupakan salah satu metode untuk mengetahui profil efek campuran
terhadap suatu parameter (Bolton, 1997).Metode ini ditetapkan pada formula granul instan
dengan menggunakan dua campuran atau lebih, dengan campuran paling sederhana
menggunakan dua komponen bahan pemanis dan pengisi. Dasar metode ini adalah adanya dua
variabel bebas A dan B. Rancangan ini dibuat dengan memilih 3 kombinasi dan yang diamati
respon yang didapat. Respon yang didapat haruslah mendekati tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya baik maksimal ataupun minimal (Bolton, 1997).
Hubungan respon dan komponen yang digambarkan sebagai berikut:
Y=a (A)+b (B)+ab (A).(B)
Y dalam hal ini sebagai parameter yang ingin dicapai yaitu kadar bahan yang
digunakan, (A) dan (B) adalah fraksi komponen dengan syarat: Hubungan respon dan komponen
yang digambarkan sebagai berikut : Komponen dengan syarat: A, b, dan ab sebagai suatu
koefisien yang menyatakan nilai parameter mutu fisik. Untuk mengetahui nilai a, b, ab
diperlukan 3 formula sebagai berikut; A=1 bagian atau diambil 100% tanpa B, B=1 bagian atau
diambil 100% tanpa A, dan campuran A dan B masing-masing 50%.
Dengan memasukan respon yang didapat dari hasil percobaan dengan hasil diatas maka
dapat dihitung harga koefisien a, b, dan ab. Dengan diketahuinya harga-harga koefisien ini dapat
pula dihitung nilai Y (respon) pada setiap variasi campuran A dan B sehingga digambarkan
profilnya (Bolton, 1997).

0 ≤ (A) ≤ 1
0 ≤ (B) ≤ 1 (A) + (B) = 1
A, b, dan ab sebagai suatu koefisien yang menyatakan nilai parameter mutu fisik. Untuk
mengetahui nilai a, b, ab diperlukan 3 formula sebagai berikut; A=1 bagian atau diambil 100%
tanpa B, B=1 bagian atau diambil 100% tanpa A, dan campuran A dan B masing-masing 50%.
Dengan memasukan respon yang didapat dari hasil percobaan dengan hasil diatas maka
dapat dihitung harga koefisien a, b, dan ab. Dengan diketahuinya harga-harga koefisien ini dapat
pula dihitung nilai Y (respon) pada setiap variasi campuran A dan B sehingga digambarkan
profilnya (Bolton, 1997).
Dalam software design expert ada beberapa metode yang biasa digunakan, diantaranya
design factorial dan simplex lattice design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simplex lattice design dimana dengan menggunakan 2 variabel yaitu matriks A (HPMC), matriks
B (Na CMC) dan campuran matriks AB (HPMC dan Na CMC). Pada metode simplex lattice
design untuk mengetahui respon dari variabel terdapat 3 model yaitu model Quadritic, Linear
dan Special Cubic.
1. Linear model:
Y=β1(X1) + β2 (X2) + β3(X3)
2. Quadratic model:
Y= β1(X1) + β2 (X2) + β3(X3) + β12 (X1)(X2) + β13 (X1)(X3) + β23(X2)(X3)
3. Special Cubic:
Y= β1(X1) + β2 (X2) + β3(X3) + β12 (X1)(X2) + β13 (X1)(X3) + β23(X2)(X3) + β123
(X1)(X2)(X3)

Keterangan:
X1, X2, X3 = fraksi campuran komponen
Β1, β2, β3 = koefisien regresi (dihitung berdasarkan respon percobaan) Hasil yang
diperoleh berupa floating lag time, durasi floating time,

profil disolusi dan sifat fisik tablet dianalisis menggunakan simplex lattice design. Diperoleh
persamaan dan contour plot yang menggambarkan respon dari penggunaan campuran bahan
yang digunakan. Respon yang didapat harus mendekati tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
baik maksimal ataupun minimal, sehingga didapatlah formula optimum dengan bantuan software
design expert.
Penentuan formula optimum dengan menggunakan software design expert, menggunakan
metode simplex lattice design dengan cara memasukkan parameter-parameter yang akan
dianalisis, seperti floating lag time, durasi floating time, profil disolusi dan sifat fisik tablet
kemudian masuk pada bagian analysis, pilih metode yang akan digunakan. Ada tiga metode
dalam analysis diantaranya linear, quadratic dan special cubic, selanjutnya masuk kebagian
optimization, dimana didalamnya terdapat dua metode. Numerical merupakan metode yang dapat
digunakan untuk dua variabel atau lebih, sementara metode graphical dapat digunakan untuk
diatas dua variabel.

Pada bagian optimization terdapat bagian point prediction, dimana terdapat analisis
prediksi terhadap parameter-parameter yang telah dimasukkan sebelumnya menurut simplex
lattice design. Dan hasil uji yang dilakukan pada formula optimum dapat dibandingkan dengan
hasil prediksi dari simplex lattice design, sehingga dapat mengetahui apakah formula tersebut
benar-benar formula optimum atau hanyalah gambaran dari software, dimana hasil yang
diperoleh sesuai yang telah ditentukan.

.
BAB II
PERSAMAAN UMUM SIMPLEX LATTICE DESIGN

1.1.CONTOH PENERAPAN PERSAMAAN

Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah laktosa avicel PH 101,
Magnesium Stearat, Gelatin, Natrium Pati Glikolat atau Ekslotab®, aerosil dan aquadestilata.
Formula tablet ekstrak daun kemangi campuran avicel PH 101-Laktosa dibuat dalam
tiga formula berbeda, berupa :
Formula 1 = Avicel PH101 100%-Laktosa 0%
Formula 2 = Avicel PH101 0% - Laktosa 100%
Formula 3 = Avicel PH101 50% - Laktosa 50%
Metode Analisis yang dipergunakan didasarkan pada pendekatan teoritis serta pendekatan
statistik.

Hasil Profil Sifat Fisik Graul

Sifat Fisik Formul Formul Formul


a1 a2 a3

Kecepatan Alir 9,03 13,55 11,15

Kompaktibilita 8,10 4,10 6,14


s
Daya Serap Air 143,38 73,64 128,21

Penentuan Persamaan Alir Granul

Formula 1
Avicel PH 101 : Laktosa  100% : 0% ( 1 : 0)
Nilai Respon  9,03
Maka
Y= a(A) + b(B) + ab(A)(B)
9,03 = a(1) + b(0) + ab(1)(0)
a = 9,03

Formula 2
Avicel PH 101 : Laktosa  0% : 100% ( 0 : 1)
Nilai Respon  13,55
Maka
Y= a(A) + b(B) + ab(A)(B)
13,55 = a(0) + b(1) + ab(0)(1)
b = 13,55

Formula 3
Avicel PH 101 : Laktosa  50% : 50% ( 0,5 : 0,5)
Nilai Respon  11,15

Maka
Y= a(A) + b(B) + ab(A)(B)
11,15 = 9,03(0,5) + 13,55(0,5) + ab(0,5)(0,5)
ab = -0,56

1.2 UJI SIFAT ALIR GRANUL

Didapatkan persamaan persamaan untuk sifat alir yaitu :


Y = 9,30(A) + 13,55(B) – 0,56 (A)(B)

Persamaan diatas menunjukkan bahwa laktosa memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
kecepatan alir dibandingakan dengan Avicel PH 101.

1.3 PROFIL KECEPATAN ALIR GRANUL

Penentuan Pesamaan Kompaktibilitas Granul


Formula 1
Avicel PH 101 : Laktosa 100% : 0% ( 1 : 0)
Nilai Respon 8,10
Penentuan Pesamaan Kompaktibilitas Granul
Formula 2
Avicel PH 101 : Laktosa 0% : 100% ( 0 : 1)
Nilai Respon 4,10

1.4 PENENTUAN PERSAMAAN KOMPKABILITAS GRANUL


Formula 3
Avicel PH 101 : Laktosa 50% : 50% ( 0,5 : 0,5)
Nilai Respon 11,15

Uji Kompaktibilitas Granul


Didapatkan persamaan persamaan untuk uji kompaktibilitas yaitu :

Y = 8,1(A) + 4,1(B) + 0,16 (A)(B)

Profil Kompaktibilitas Granul

1.5 PENENTUAN PERSAMAAN DAYA SERAP AIR


Formula 1
Avicel PH 101 : Laktosa 100% : 0% ( 1 : 0)
Nilai Respon 143,38

Penentuan Persamaan Daya Serap Air


Formula 2
Avicel PH 101 : Laktosa 0% : 100% ( 0 : 1)
Nilai Respon 73,64

Penentuan Persamaan Daya Serap Air


Formula 3
Avicel PH 101 : Laktosa 50% : 50% ( 0,5 : 0,5)
Nilai Respon 128,21
1.6 UJI DAYA SERAP AIR
Didapatkan persamaan persamaan untuk uji daya serap air yaitu :

Y = 143,38(A) + 73,64(B) + 78,8(A)(B)

Profil Daya Serap Air


Penentuan Profil Formula Optimum
Berdasarkan profil sifat–sifat dapat ditentukan campuran Avicel PH 101–Laktosa dengan kadar
optimum untuk digunakan sebagai campuran tablet yang memenuhi persyaratan. Selain itu
campuran optimum Avicel PH 101–Laktosa dipilih berdasarkan total respon tertinggi. Total
respon dapat dihitung dengan rumus :

Rtotal = R1 + R2 + R3 ... + Rn

Dimana,
R1,2,3, … n = respon dengan masing – masing sifat granul.
CONT’
Respon masing-masing sifat fisik granul diberi bobot dengan jumlah bobot total sama dengan
satu. Dimana Kecepatan alir granul dengan bobot 0,4; kompaktibilitas dengan bobot 0,3; serta
daya serap air dengan bobot 0,3. Satuan dari masing-masing respon berbeda maka perlu dicari
nilai normalitas dari penilaian respon dengan rumus berikut :

N = (X – Xmin)/(Xmak - Xmin)

Dimana,
X = respon yang didapat dari percobaan
Nilai X min untuk kecepatan alir adalah 7 g/detik, dan X max sebesar 15 g/detik

Nilai X min untuk kompaktibilitas adalah 3 kg dan X max sebesar 10 kg

Nilai X min untuk daya serap air adalah 70 mg/menit dan X max sebesar 148 mg/menit.
Normalitas Sifat Fisik Granul
CONTOH
R dapat dihitung dengan mengalikan N dengan bobot yang telah ditentukan. Penentuan formula
optimum didapat dari respon total fisik granul yang paling besar.

Nilai Respon Total Sifat Fisik Granul


CONTOH
Granul ekstrak daun kemangi dari campuran Avicel PH 101 dan laktosa dengan perbandingan
90 % : 10 %, mempunyai respon total tertinggi dibanding formula yang lain, sehingga dapat
disimpulkan campuran Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 % merupakan campuran yang
optimum pada pembuatan tablet ekstrak daun kemangi.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa jurnal, dapat disimpulakan bahwa campuran bahan dengan proporsi
Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 % memberikan hasil optimal pada sifat fisik granul dan
menghasilkan tablet ekstrak daun kemangi yang memenuhi persyaratan uji sifat fisik tablet.
DAFTAR PUSTAKA

Bolton, S., 1997, Pharmaceutical statistics : Practical and Clinical Applications, 3rdEd, Marcel
Dekker Inc. , New York, 610 – 619.

Anda mungkin juga menyukai