Anda di halaman 1dari 2

Perbaikan UAS Metalurgi Fisik 2

Hasbyallah Maulana Akhyar

1706037283

Jawaban :

1) Grain Refining adalah suatu proses penghalusan butir, sehingga diperoleh ukuran
butir yang lebih kecil, halus dan homogen dengan melakukan perlakuan terhadap cairan
logam pada saat proses pengecorannya. Mekanisme grain refining adalah dengan
mempercepat laju nukleasi dan menghambat pertumbuhan kristal sehingga didapat butir
yang kecil dan banyak. Peningkatan laju nukleasi dan penghambatan pertumbuhan
kristal dapat dilakukan dengan penambahan grain refiner seperti Titanium (Ti) dan
Boron (B). Grain refiner ini pada paduan akan membentuk nukleasi (benih) dari
senyawa –senyawa intermetalik kompleks, hal ini menyebabkan terbentuknya butir
yang halus ketika aluminium cair ini membeku, tetapi penambahan boron berlebih
dapat menyebabkan endapan karbida pada dasar tanur. Kondisi yang mendukung
terjadinya proses grain refining adalah level undercooling lelehnya pada awal
solidifikasi penting untuk dipertimbangkan dalam mengembangkan variasi dari
modifikasi struktur dan pada grain refining di paduan pada umumnya.

Fading effect terjadi pada grain refining Aluminium dikarenakan densitas paduan
aluminium yang tinggi sehingga akan menghasilkan endapan, dan endapan ini
terbentuk karena logam cair tidak diaduk yang menyebabkan endapan pada dasar
furnace yang berwarna gelap. Selain itu fading effect ini terjadi karena kereaktifan grain
refiner yang menurun setelah periode waktu tertentu yaitu terjadinya agglomerasi
(penggumpalan) dan pengendapan yang menyebabkan terjadinya fading effect ini.
Sehingga untuk menghindari terjadinya fading effect ini perlu dilakukannya
pengadukan (stirring) supaya partikel-partikel grain refiner kembali efektif untuk
memperoleh butir yang halus.

2) Coupled Zone merupakan range dari komposisi kimia dan laju pertumbuhan yang
didasarkan dari temperatur permukaan dimana didapat eutektik yang sempurna.

3) Perubahan Interface dan struktur kristal pada age hardening system pada Al-Cu
terdapat tiga fasa perubahan, yaitu fasa GP-I, fasa GP-II (Fasa θ”), dan fasa θ’ yang
dimana akan diproduksi untuk tambahan menuju ke fasa yang stabil yaitu fasa θ. Untuk
urutan dari fasa-fasa ini yaitu GP-I zone → GP-II zone (θ"-phase) → θ'-phase → θ-
phase.
Perubahan Interface dari fasa θ" yaitu yang semua sisinya berbentuk koheren,
kemudian menjadi fasa θ' yang memiliki sisi semikoheren, sampai menjadi fasa terakhir
yaitu fasa θ yang memiliki sisi inkoheren. Struktur kristal dari fasa θ" yaitu berbentuk
tertragonal yang unit selnya berdasarkan dari fcc yang terdistorsi, kemudian struktur
pada fasa θ' yang memiliki bentuk tetragonal yang mirip dengan fasa θ", dan yang
terakhir sturktur pada fasa θ yang memiliki bentuk struktur body-centered tetragonal.
Dan bentuk struktur kristalnya dari ketiga fasa dapat dilihat dari gambar berikut :

4) Diffusionless Transformation merupakan kelas perubahan fasa yang tidak dipengaruhi


oleh difusi atom yang long range, dimana difusinya mengalir ke bawah gradien
konsentrasi menurut hukum Fick’s. Sehingga pada transformasi ini prosesnya dibentuk
oleh beberapa kerjasama gerakan homogen dari banyak atom, yang menyebabkan
terjadinya perubahan struktur kristal. Pada trasnformasi ini juga atau disebut dengan
displacive transformation yang tidak merubah komposisi dari fasa induk, namun hanya
sebatas merubah struktur kristalnya saja.

Anda mungkin juga menyukai