Anda di halaman 1dari 9

ARSITEKTUR

INDONESIA
MASJID AGUNG DEMAK
(1474/1478)

RESTI NURWINDA 17512162


NANDANA EGA 17512155
M YOMA ISTIFA 17512184
Sejarah
Masjid ini dipercayai pernah menjadi
tempat Walisongo. Pendiri masjid ini
diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja
pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad
ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo
mendirikan masjid yang karismatik ini dengan
memberi gambar serupa bulus. Ini merupakan
candra sengkala memet, dengan arti Sarira
Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401
Saka.
Gambar bulus terdiri atas kepala yang
berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4
(empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor
bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini
diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada
tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada
tanggal 1 Shofar.
FILOSOFI
ARSITEKTURAL

Bangunan induk
memiliki empat tiang utama
yang disebut saka guru,
merupakan buah tangan dari
empat wali.

● Tiang di barat laut


karyaSunan Bonang
● Barat daya karya
Sunan Gunung Jati
● Tenggara karya Sunan
Ampel
● Timur laut karya
Sunan Kalijaga.
Soko Guru bagi empat tiang tersebut
lantaran mengisyaratkan empat pilar utama
dalam ajaran IslamYakni Alquran, Hadist, Ijma
dan Qiyas

Sedangkan tinggi tiang yang mencapai 17


meter juga memiliki arti bahwa tiap orang Islam
berkewajiban menunaikan solat lima waktu, yang
jika dijumlah semuanya menjadi 17 rekaat.

Namun, keempat tiang asli peninggalan


walisongo tersebut sudah pernah mengalami
pemugaran pada 1984. Hal itu lantaran tiang
tersebut terjadi kerapuhan di beberapa bagian.
Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang
ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit

Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu,
sehingga dinamai saka tatal
Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang
menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3)
Ihsan
Di Masjid ini juga terdapat
“Pintu Bledeg”, mengandung
candra sengkala, yang dapat
dibaca Naga Mulat Salira Wani,
dengan makna tahun 1388 Saka
atau 1466 M, atau 887 H.
Masjid Agung Demak merupakan arsitektur transisi dari
Konsep arsitektur Jawa Hindu/Budha ke arsitektur Jawa Islam. Masa
transisi tersebut melahirkan bentuk-bentuk bangunan masjid
yang sangat spesifik. Masjid Jawa sebagai tempat ibadah
kaum Muslim, tentunya sangat erat hubungannya dengan
awal masuk dan berkembangnya agama Islam di Nusantara.

Terdapat memolo yang ada di puncaknya (hiasan dari puncak


atap yang diadaptasikan dari tradisi Hindu)

Dari segi unsur, karakter tipe bangunan masjid agung demak menyerupai bangunan arsitektur
tradisional Jawa, dengan tipologi masjid;

- Berdenah bujur sangkar yang memiliki empat soko guru di dalamnya


- Memiliki atap tumpang dari dua hingga lima tumpukan yang mengerucut ke satu titik di puncaknya
- Mempunyai ruang tambahan pada sebelah barat atau barat laut untuk mihrab
- Mempunyai beranda baik pada sebelah depan (timur) atau samping yang biasa disebut serambi
Data Arsitektural

Tampak depan
Perspektif

Denah

Anda mungkin juga menyukai