Penyelesaian
Pertama, Anda harus mencari DPP pajak propertinya terlebih dahulu. Caranya, 100% x total
harga jual.
Setelah mengetahui besar DPP-nya, maka Anda hanya tinggal menghitung PPN yang harus
PKP setorkan kepada pemerintah dengan cara sebagai berikut:
Kemudian, salah satu unit properti tersebut dibeli oleh Tuan A dengan harga Rp 220.000.000.
Suatu hari, Tuan A ingin menjual propertinya kepada pihak lain, Tuan B (bukan PKP).
Karena Tuan A bukan PKP, maka ia tidak bisa memungut PPN atas properti tersebut.
Namun, harga jual rumah tersebut sudah terdapat unsur PPN-nya. Artinya komponen PPN
sudah melebur dengan harga jual.
Maka dari itu, Tuan A menjual propertinya senilai Rp220.000.000, yang mana dalam harga
jual tersebut terdapat unsur PPN-nya sebesar 10%. Tuan A juga tidak boleh menerbitkan
faktur pajak atas transaksi properti yang ia lakukan dengan Tuan B.
PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri
Kegiatan membangun sendiri merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Hal tersebut
pun sudah diatur dalam Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
163/PMK.03/2012 tentang Batasan dan Tata Cara Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas
Kegiatan Membangun Sendiri.
Sebelum membahas tentang PPN atas kegiatan membangun sendiri, ada baiknya terlebih
dahulu memahami pengertian kegiatan membangun sendiri. Tujuannya agar Anda dapat
mengetahui kategori kegiatan membangun sendiri yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
Selanjutnya, dalam peraturan yang sama Pasal 2 Ayat 4 dijelaskan mengenai bangunan yang
dimaksud di atas, yakni bangunan tersebut berupa satu atau lebih konstruksi teknik yang
dilekatkan atau ditanam tetap dan menjadi satu kesatuan dengan tanah dan perairan dengan
kriteria-kriteria sebagai berikut:
Luas bangunan secara keseluruhan paling sedikit 200m2 (dua ratus meter persegi).
Konstruksi utamanya terdiri dari beton, kayu, batu bata atau bahan-bahan sejenis,
dan/atau baja.
Diperuntukan bagi tempat kegiatan usaha atau tempat tinggal.
Nah, apabila kegiatan membangun sendiri memenuhi kriteria di atas, maka kegiatan
membangun sendiri tersebut dikenakan PPN.
1. Dimulainya terutangnya PPN sebesar 10% saat wajib pajak mulai membangun di
tempat/kedudukan bangunan.
2. Dasar pengenaan pajak PPN adalah 20% dari biaya bulanan selain biaya perolehan
tanah.
3. PPN wajib disetorkan setiap tanggal 15 bulan setelah saat terutang/bulan berikutnya.
No. Bulan Biaya Material Biaya Tenaga Biaya Bulanan DPP (20% x PPN yang
Kerja biaya bulanan) Terutang
(10% x DPP)
Koperasi Makmur melakukan kegiatan membangun sendiri yang selama 4 bulan pertama
membutuhkan biaya-biaya sebagai berikut:
Biaya-biaya di atas masih belum termasuk biaya pembebasan lahan utama sebesar
Rp560.000.000 di bulan Mei dan pembebasan lahan perluasan sebesar Rp280.000.000 di
bulan Agustus. Lalu, berapakah PPN terutangnya setiap bulan?
Jadi, DPP kegiatan membangun sendiri adalah sebesar 20% dari total biaya bulanan selain
pembebasan lahan. Nah berikut ini adalah rincian PPN 10% adalah sebagai berikut:
Kesimpulan