Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

ANALISA KUALITAS AIR KETEL UAP DI PT.NALCO INDONESIA

Laporan Praktik Kerja Industri ditulis untuk memenuhi sebagian prasyarat dalam menyelesaikan study

di SMK Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor

Oleh

SUCI HANDAYANI

NIS: 07.08.100.23

YAYASAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DAN MUTU KEHIDUPAN NUSANTARA

SMK ANALIS KIMIA NUSA BANGSA BOGOR

2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Industri

Di era globalisasi dan perkembangan zaman yang semakin ketat membawa dampak tersendiri bagi
dunia pendidikan, khususnya yang terjadi di Negara Indonesia. Dimana sistem pendidikan harus ditunjang
dengan sarana dan prasarana yang dapat membantu siswa, untuk lebih mengenal dunia kerja yang
sesungguhnya. Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
handal, terampil dan cekatan diantaranya dengan mengadakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) atau Praktek
Kerja Lapangan (PKL) bagi Sekolah Menengah Kejuruan.

PRAKERIN atau PKL adalah suatu sistem pendidikan keahlian professional yang memadukan antara
pendidikan disekolah dengan program penguasaan keahlian, yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung
di dunia usaha atau industri, untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di sektor industri maka tidak dapat dielakan lagi sekolah-
sekolah kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor harus mampu menghadapi
tuntutan dan tantangan yang senantiasa muncul dalam kondisi seperti sekarang ini.

Mengingat tuntutan dan tantangan masyarakat industri di tahun-tahun mendatang akan semakin
meningkat dan bersifat padat pengetahuan dan keterampilan, maka pengembangan pendidikan menengah
kejuruan khususnya rumpun kimia analis harus difokuskan kepada kualitas lulusan. Berkaitan dengan itu, maka
pola pengembangan yang digunakan dalam pembinaan sistem pendidikan menjadi sangat penting.

Adapun alasan penulis melakukan PRAKERIN di PT. Nalco Indonesia adalah dikarenakan PT. Nalco
Indonesia merupakan salah satu industri yang berkompeten dibidangnya, dimana sistem kerjanya didukung
dengan alat-alat yang sesuai dengan Standar Nasional dan Internasional.
1.2 Maksud dan tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini merupakan pendidikan terakhir yang harus ditempuh oleh siswa
SMK Analis Kimia Nusa Bangsa Bogor, di suatu lembaga penelitian maupun perusahaan industri. Semua itu
dimaksudkan untuk memperoleh tenaga analis yang siap pakai untuk menunjang bidang pengawasan mutu
industri di Indonesia. Dalam kesempatan ini penulis berkesempatan untuk melaksanakan Prakerin ± 3 bulan,
yaitu terhitung mulai tanggal 01 Juli sampai 30 september 2010 di laboratorium QC/QA PT. Nalco Indonesia
yang berlokasi di Citeureup – Bogor, Jawa Barat.

Adapun tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini adalah:

1. Meningkatkan kemampuan dan mutu keahlian siswa dalam dunia industri khususnya analis kimia,
sebagai bekal kerja dalam menghadapi era globalisasi.

2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam rangka memasuki lapangan
kerja

3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam dunia kerja, antara lain:
struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan sistem kerja.

4. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrument kimia analisis yang lebih modern,
dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di sekolah.

5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan pendidikan di
Sekolah Menengah Analis Kimia.

6. Memperkenalkan fungsi dan tugas-tugas seorang analis kimia ( sebutan bagi lulusan Sekolah
Menengah Analis Kimia ) kepada lembaga-lembaga penelitian.

1.3 Tujuan Penulisan Laporan

Dalam proses akhirnya praktikan diharuskan membuat laporan dengan tujuan:

1. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang tujuan utama peningkatan


pengetahuan siswa angkatan selanjutnya.

2. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari sekolah di institusi tempat
Prakerin.

3. Mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah analisis kimia secara lebih rinci dan
mendalam.

4. Dapat membuat laporan kerja dan mempertanggungjawabkannya.


1.4 Tinjauan Umum PT. Nalco Indonesia

1.4.1 Sejarah Berdirinya PT. Nalco Indonesia

Berdirinya “Nalco Chemical Company” diawali dengan terjadinya kerjasama antara Herbert A. Kern dan
Dr. Frederick Salathe, keduanya adalah ahli kimia. Mereka mendirikan Chicago Chemical Company tahun 1920.
Perusahaan ini memasarkan produk yang dinamakan “Colline”, ditemukan oleh Dr. Alathe, untuk pabrik-pabrik
di wilayah Chicago. Kemudian diketahui meskipun produk ini sangat efektif untuk air di wilayah Chicago, namun
ternyata belum dapat dipakai secara universal. Setelah Kern mempelajari lebih jauh tentang Colline, ia
menemukan senyawa yang disebut “Sodium Aluminate” jauh lebih efektif dibanding “Colline”. Ia mulai
memasarkan senyawa ini sebagai “Kerns Water Softener (KWS) Sodium Aluminate”. Pada saat yang sama, P.
Wilson Evans menemukan bermacam-macam manfaat dari “Sodium Aluminate”, lalu ia mendirikan Aluminate
Sales Corporation pada tahun 1922 dan menjual sodium aluminate, terutama untuk perusahaan kereta api yang
digunakan untuk pengolahan air ketel uap. Evans dan Kerns keduanya memperoleh paten untuk sodium
aluminate cair. Dalam beberapa tahun, sodium aluminate dari Aluminate Sales Corporation dihasilkan oleh
pabrik baru yang didirikan “ClearingIndustrial District”.oleh Chicago Chemical-Company.
Saat sodium aluminate cair berangsur-angsur mendatangkan keuntungan, Aluminate Company of
America (Alcoa) memimpin riset untuk produksi sodium aluminate kering, kemudian diperoleh beberapa paten
dan mulai dijual pada pemerintah. Tujuan dan kebijaksanaan Alcoa sangat mirip dengan Chicago Chemical
Company dan Aluminate Sales Corporation. Tahun 1928 dilakukan penggabungan diantara ketiganya
menjadi National Aluminate Corporation (Nalco). Pada bulan April tahun 1959 berdasarkan hasil persetujuan
para pemegang saham, nama Nalco diubah menjadi “Nalco Chemical Company”.

Nalco pertama kali memasuki pasaran internasional pada tahun 1932 dengan membentuk Alfoc Ltd. dan
Aluminium Ltd. untuk memperkenalkan metode-metode pengolahan air (water threatment method) di Inggris.
Selanjutnya perusahaan ini diambil alih oleh Imperial Chemical Industries di Inggris yang kemudian menjadi
mitra Nalco yang penting dalam perluasan ke seluruh dunia.

Pada awal tahun 1980-an Divisi Internasional dari Nalco Chemical Company melakukan
rekonstruksi menjadi tiga wilayah untuk memperluas pemasaran. Ketiga wilayah tersebut adalah:
1.Nalco Eropa meliputi : Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
2.Nalco Pasifik meliputi : Timur Jauh dan Pasifik Selatan.
3.Nalco Amerika Latin meliputi : Amerika Selatan,Meksiko,dan Karibia.

Tahun 1980-an didirikan juga Nalco Asia Tenggara yang berpusat di Singapura dan Anikem di
Afrika Selatan untuk memperluas perusahaan. Satu cabang baru, PT Nalco Perkasa didirikan di
Indonesia, selain itu didirikan juga Nalco Chemical India Limited di Kalkuta.
Pada awal berdirinya, Nalco hanya menjual sodium aluminate untuk industri pengolahan air ketel uap
dan untuk pengolahan air yang digunakan dalam lokomotif uap. Sekarang Nalco telah menjadi pemasok bahan
kimia khusus untuk pengolahan air dan melayani industri-industri kayu dan kertas, industri pengolahan air,
pembangkit listrik, perminyakan serta pertambangan Saat ini produk Nalco dijual di lebih dari 120 negara
diseluruh dunia.

Keterlibatan Nalco Chemical Company di Indonesia dimulai pada awal tahun 1970-an dengan masuknya
produk-produk Nalco ke Indonesia. Adanya permintaan produk yang terus meningkat menyebabkan Nalco
Chemical Company mendirikan PT Nalco Perkasa. Pada tahun 1986, Nalco Chemical Company mendirikan pabrik
dan fasilitas laboratorium bekerja sama dengan PT Astenia, sebuah perusahaan dibawah “Napan Group
Company” yang bergerak di berbagai bidang industri dan jasa.

Kantor Pusat PT. Nalco Perkasa terletak di Landmark Building Tower B 30th Floor Jl. Jendral Sudirman
No. 1 Jakarta. Dikantor pusat untuk bagian teknisi, pemasaran, dan manajemen. Sedangkan untuk pabrik
pembuatan, pembelian, kantor akuntan dan laboratorium berlokasi di. Pahlawan, Desa Karang Asem Timur,
Citeureup, Bogor.

PT Nalco Perkasa bergerak dalam bidang produksi bahan-bahan kimia khusus yang digunakan untuk
pengolahan air (water treatment), pembangkit tenaga (power generator), sistem pendingin (cooling water),
industri kayu dan kertas (pulp and paper industry), industri logam (metal industry), industri pengolahan dan
kilang minyak (refinery and petroleum industry).

Dalam perkembangannya, tahun 1994 PT Nalco Perkasa telah meraih sertifikat ISO 9002. Pada tahun
1999 perusahaan Perancis, Suez, membeli Nalco Chemical Company dan tahun berikutnya 100% menjadi PMA.
Perusahaan tersebut pada tahun 2001 berganti nama menjadi ONDEO NALCO, anggota dari ONDEO, perusahaan
yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Suez dan bergerak dibidang pengolahan air. Terhitung mulai bulan
Januari 2001 PT Nalco Perkasa resmi berganti nama PT ONDEO Nalco Indonesia.

Seiring dengan adanya pergantian kembali pemilik perusahaan, nama PT. Ondeo Nalco Indonesia pun
diganti namanya menjadi PT. Nalco Indonesia pada tanggal 1 Januari 2004.

1.4.2 Misi dan tugas


PT. Nalco Indonesia mencanangkan misi ikut mengemban kebijaksanaan global Nalco untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan dengan produk dan pelayanan yang sesuai dengan persyaratan yang telah
disepakati bersama.
Tugas utama PT. Nalco Indonesia adalah menyelenggarakan fungsi penjualan, pelayanan, produksi,
dan administrasi secara tepat sejak awal, setiap kali sesuai dengan rencana.
Gambar 1. Logo PT. Nalco

1.4.3 Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

PT. Nalco Indonesia adalah perusahaan yang dipercaya untuk pencegahan kecelakaan dan kerugian.
Kesempurnaan dan dorongan yang aktif dari semua tingkatan manajemen dan dari seluruh pegawai Nalco
menghendaki untuk pencegahan kecelakaan dan kerugian. Setiap manajer dan pengawas mempunyai rasa
tanggung jawab dan motivasi untuk memberikan keselamatan dan kesehataan kerja bagi setiap pegawainya.
Nalco menghendaki setiap pegawainya untuk memperhatikan dan mengutamakan keselamatan diri sendiri,
perusahaan.
PT. Nalco Indonesia akan memimpin semua operasi keselamatan untuk mencegah kerugian bagi pegawai
dan yang lainnya dan menghindari kerugian kepemilikan guna melindungi kepentingan umum. PT. Nalco
Indonesia selalu berusaha untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dalam lingkungan pekerjaan. PT. Nalco
Indonesia akan mengadakan pelatihan untuk semua pegawai dan mereka yang melekukan pelatihan kerja dalam
mempersiapkan fungsi keselamatan dalam lingkungan pekerjaan mereka.

Tujuan dari program keselamatan adalah :


a. Mencegah kecelakaan pada karyawan dan masyarakat luas.

b. Melindungi kepentingan umum.

c. Memelihara keyakinan pelanggan didalam kemampuan kita untuk bekerja dengan selamat.

d. Mencegah kerusakan kepemilikan.

e. Mengurangi ongkos-ongkos yang ditimbulkan akibat kecelakaan-kecelakaan.

f. Memenuhi peraturan-peraturan pemerintah pusat dan daerah yang berkenaan dengan keselamatan dan
kesehatan.

1.4.4 Lokasi Perusahaan

Untuk bagian teknisi, pemasaran, dan manajemen PT. Nalco Indonesia kantor pusatnya terletak di
Landmark Building Tower B 30th Floor Jl. Jendral Sudirman No.1 Jakarta. Sedangkan untuk pabrik pembuatan,
pembelian, kantor akuntan, dan laboratorium berlokasi di Jl. Pahlawan, Desa karang Asem Timur, Citeureup –
Bogor, Jawa Barat.
Bagian Luas (m2) Tabel 1. Gambaran
Kantor 990 Umum Areal PT.

Pabrik 792 Nalco Indonesia.

Laboatorium 216
Sumber : Data
Tempat penyimpanan (gudang) tertutup dan terbuka 3168
Statistik PT. Nalco
Kantin dan ruang tenis meja 216
Indonesia
Area pengolahan air limbah 200
Area hijau dan lain-lain 14418

Kantor pusat Nalco Chemical Company berada di Naperville, Illionis, USA. sedangkan kantor pusat Nalco Pacific
berada di Singapura, tepatnya di 21 Gul Lane, Jurong Town, Singapore.

1.4.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangat penting artinya bagi suatu perusahaan kecil, menengah ataupun besar. Suatu
perusahaan akan mencapai tujuan dengan cara efektif dan efisien apabila didalamnya terdapat sistem
manajemen yang baik dan teratur. Untuk kepentingan itu pada setiap perusahaan diperlukan adanya struktur
organisasi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.

PT Nalco Indonesia dalam kegiatan produksinya dipimpin oleh seorang Executive Director, Chief
Chemist (bagian laboratorium), dan Finance (keuangan). Laboratorium dipimpin oleh seorang manager
laboratorium yang membawahi QC Chemist, Analytical laboratorium, dan Laboratorium Mikrobiologi.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Pemanas

Dalam proses industri, air banyak sekali digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya, air baku pada
industri air minum, pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, alat bantu utama dalam kerja pada proses
– proses industri, dan pengisi ketel uap yang menghasilkan uap, yang digunakan sebagai sumber tenaga di
industri ataupun untuk proses kimia lainnya yang memerlukan panas. Selain itu air juga digunakan sebagai
penghasil dan penyerap energi kalor (pendingin) di industri pada umumnya

Air di alam tidak ada yang dalam keadaan murni, karena air merupakan pelarut universal yang dapat
melarutkan berbagai zat. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk menghilangkan mineral- mineral yang
dapat menyebabkan kerak dan korosi pada sistem pemanas.

2.1.1 Definisi Ketel Uap (Steam Boiler)

Pembangkit uap pada umumnya disebut ketel uap ( steam boiler) adalah tungku dalam berbagai bentuk
dan ukuran yang digunakan untuk menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga
listrik lewat turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi. Ketel uap terdapat dalam berbagai macam
ukuran, dari yang kecil hingga yang mudah dibawa, sampai kepada satuan-satuan instalasi raksasa.

Ketel uap berfungsi sebagai sistem konversi energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas. Ketel
uap terdiri dari 2 komponen utama, yaitu :

a. Dapur sebagai alat merubah energi kimia menjadi energi panas

b. Alat penguap (evaporator) yang merubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi
potensial uap. Kedua komponen ini telah dapat memungkinkan sebuah ketel uap berfungsi.

Adapun komponen lainnya adalah :

a. Corong asap dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi secara efektif.

b. Sistem pemipaan, memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api atau gas
panas dengan air ketel.

c. Sistem pemanas uap lanjut, system pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas air pengisi
ketel, yang berfungsi sebagai alat untuk menaikkan efisiensi ketel.

Agar sebuah ketel uap dapat beroperasi dengan aman, perlu adanya sistem pengamanan yang disebut apedansi.
2.1.2 Sistem-Sistem yang terdapat pada Ketel Uap

a. Sistem Pengolahan Pendahuluan ( Pretreatment System )

Sistem pengolahan pendahuluan ( Pretreatment System ) adalah semua proses yang dilakukan untuk
menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan yang terdapat dalam air yang berasal dari sumber air yang
digunakan untuk keperluan industri. Proses pengolahan ini adalah sebagai berikut :

1). Filtrasi, untuk memisahkan partikel yang berukuran besar dan kecil.

2). Koagulasi/floakulasi, untuk mengendapkan partikel-partikel koloid.

3). Klarifikasi dan filtrasi, untuk memisahkan endapan koloid dengan filtrat yang selanjutnya masuk ke
proses demineralisasi.

4). Demineralisasi, untuk menghilangkan mineral-mineral yang terlarut dalam air. Demineralisasi ini
mencegah terjadinya kerak dalam pipa atau ketel uap dan mengurangi sifat korosi air. Proses ini
menggunakan resin penukar ion. Mekanisme penukaran ion terjadi secara sederhana dan merupakan
reaksi setimbang, oleh karena proses penukaran bergantung pada perbedaan kekuatan interaksi antara
ion-ion dengan resin.

b. Sistem Air Umpan ( Feed Water System )

Setelah proses demineralisasi, air diubah menjadi uap, panas disalurkan ke air dalam deaerator yang
merupakan bagian dari sistem umpan. Di deaerator gas-gas yang terlarut dalam air dihilangkan, terutama
oksigen merupakan penyebab utama korosi. Deaerator ini tidak dapat menghilangkan keseluruhan gas terlarut,
oleh karena itu perlu ditambahkan suatu bahan kimia khususnya untuk mengusir gas-gas yang ada sampai batas
yang diperbolehkan untuk masuk kedalam ketel uap. Gas- gas ini dapat dihilangkan oleh deaerator karena gas
mempunyai kelarutan kecil pada temperatur tinggi.

c. Sistem Ketel Uap dan Pembuangan ( Boiler and Blowdown system )

Air yang keluar dari deaerator digunakan sebagai air pengisi ketel. Didalam ketel uap ini akan terjadi
proses pemanasan sehingga air diubah menjadi uap. Panas disalurkan ke air dalam boiler, dan uap yang
dihasilkan terus – menerus. Uap yang dihasilkan ini digunakan untuk berbagai hal, seperti penggerak turbin atau
untuk proses kimia yang memerlukan panas. Feed water boiler dikirim ke boiler untuk menggantikan uap yang
hilang. Saat uap meninggalkan air boiler, partikel padat yang terlarut semula dalam feed water
boiler tertinggal. Tindakan pembuangan (blowdown) dilakukan bila parameter melewati batas yang ditentukan
sehingga air ketel harus dibuang.

Pembuangan (blowdown) dilakukan selama periode waktu tertentu tercapai parameter yang memenuhi
syarat untuk air ketel yang diimbangi dengan menambahkan air segar yang sesuai dengan parameter untuk air
ketel.
d. Sistem Kondesat (Condesate system)

Uap dari steam boiler sebagian besar digunakan untuk keperluan proses produksi di industri dan
sebagian lagi masuk kedalam kondensor dan mengalami pengembunan menjadi air kondensat yang akan masuk
kembali kedalam deaerator yang kemudian digunakan sebagai air umpan untuk steam boiler. Zat-zat yang tidak
diinginkan banyak terkandung didalam air kondesat biasanya adalah : oksigen, karbondioksida, senyawa
pengkhelat, garam-garam yang terlarut misalnya garam-garam natrium yang terbawa oleh uap air yang dapat
menyebabkan korosi pada sistem kondensat yang dapat dihilangkan dengan penambahan bahan-bahan kimia.

Korosi merupakan akibat dari sifat air dan logam yang ada pada sistem. Akibat dari korosi dapat
menyebabkan timbulnya endapan sehingga kecepatan arus alir air akan berkurang dan lama-lama akan
mengalami kerusakan pada sistem.
2.2 Korosi

Korosi adalah suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan
oleh terjadi reaksi dengan lingkungan. Biasanya proses korosi berlangsung secara elektrokimia yang terjadi
secara simultan pada daerah anoda dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik tertutup.

Terjadinya korosi atau pengkaratan pada sumber air atau air yang didistribusikan melalui saluran pipa
air biasanya berarti pelarutan lapisan saluran pipa tersebut karena terjadinya kontak dengan air yang lunak,
beralkalinitas rendah, dan mengandung oksigen.

2.2.1 Bentuk – bentuk Korosi

Korosi yang terjadi pada logam dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat logam berada. Pada
tempat yang berbeda, akan terjadi korosi yang berbeda pula. Bentuk-bentuk korosi antara lain : korosi
umum, korosi pitting, korosi galvanic, korosi cracking.

a. Korosi umum

Korosi ini menyerang bagian logam secara merata pada permukaan. Korosi ini relative tidak berbahaya,
namun lama kelamaan korosi ini dapat mengendap dan akibatnya terjadi korosi yang berbahaya.

b. Korosi pitting

Jenis korosi ini yang paling sulit diprediksi, akibat dari korosi ini adalah terbentuknya lubang-lubang
kecil pada permukaan logam yang terkorosi, yang semakin lama akan semakin dalam dan akibatnya
dapat mengakibatkan kebocoran

c. Korosi Galvanik

Korosi ini terjadi karena proses elektrokimia dua macam logam yang berbeda potensial dihubungkan
langsung didalam elektrolit yang sama. Dimana elektron mengalir dari logam kurang mulia (anoda)
menuju metal yang lebih mulia (katoda), sehingga laju korosi pada logam yang kurang mulia lebih tinggi
daripada logam yang lebih mulia.

d. Korosi Cracking

Korosi cracking adalah jenis korosi yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu retakan pada suatu
logam. Retakan ini terjadi akibat adanya tekanan yang tinggi, sehingga mengakibatkan terjadinya
ketegangan pada logam. Korosi terjadi pada suhu 60°C, namun dapat pula terjadi pada suhu ruangan.
2.3 Kerak

Kerak merupakan salah satu masalah yang umum terjadi pada sistem boiler. Kerak adalah pengendapan
mineral-mineral kristal yang dihasilkan apabila konsentrasi ion-ion dalam larutan yang melampaui daya larutnya
(NALCO COMPANY, 2005).

Penyebab utama terbentuknya kerak adalah silikat-silikat dan garam-garam kalsium dan magnesium.
Terbentuknya kerak pada sistem boiler termasuk hal yang sangat serius karena jika didiamkan kerak itu akan
melapisi seluruh permukaan sistem boiler. Dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya transfer panas. Kerak
yang tidak terkontrol akan semakin tebal, sehingga akan menyumbat ke saluran-saluran dalam sistem.

2.4 Metode Analisis

2.4.1 Titrimetri

Titrimetri atau volumetri adalah penentuan jumlah atau kadar suatu ion atau unsur yang dimana dasar
perhitungannya adalah jumlah volume larutan baku standar yang tepat habis bereaksi dengan volume larutan
analat.

2.4.2 Intrument

Analisis instrument adalah analisis dengan menggunakan alat instrument, sehingga memiliki ketepatan
yang lebih daripada analisis
2.5 Dasar Teori Alat

2.5.1 pH Meter

pH menunjukan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasi ion hydrogen (H +)
ALAERTS dan SANTIKA, 1984. Prinsip pH meter adalah sama dengan potensiometer, tetapi yang diukur pada
alat pH meter adalah potensial larutan yang disebabkan oleh adanya aliran elektron akibat peristiwa pertukaran
ion yang terjadi pada elektroda. Potensial larutan yang diukur diubah menjadi satuan pH.

Penentuan pH secara potensiometri didasarkan pada pengukuran tegangan gerak elektrik suatu sel
elektrokimia, yaitu mengandung larutan yang tidak diketahui pHnya sebagai elektrolit dan dua buah elektroda.
Apabila telah dikalibrasi dengan baik maka larutan buffer yang sesuai dapat diketahui pHnya, sedangkan pH
larutan yang tidak diketahui itu dapat dibaca langsung dari skala. Adapun kedua elektroda yang dipakai untuk
membentuk sel elektrokimia tersebut mempunyai peranan berbeda dalam pengukuran.

Elektroda terdiri dari :

a. Elektroda Penunjuk / Indikator

Elektroda yang mempunyai potensial yang bergantung pada larutan. Bila elektroda ini digabungkan
dengan elektroda pembanding dapat menunjukan potensial larutan contoh.

b. Elektroda Pembanding

Mempunyai potensial yang tetap dan tidak tergantung pada larutan yang diukur. Biasanya setiap
pengukuran harus didahului dengan kalibrasi yaitu dengan larutan buffer yang nilai pHnya harus sedekat
mungkin dengan nilai pH yang diuji. Apabila tidak sedang digunakan, elektroda harus disimpan didalam
larutan KCl jenuh.

2.5.2 Konduktometer

Konduktivitas adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik. Besarnya konduktivitas di dalam
larutan sebanding dengan kadar zat terlarut yang mengion didalam air, baik yang mengion secara sempurna
maupun yang tidak. Air murni tanpa adanya ion yang terlarut didalamnya, tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Dengan meningkatnya jumlah ion yang terlarut didalam air, konduktivitas air akan meningkat dan
korosivitas pun akan meningkat. ( NALCO COMPANY, 2005).

Prinsip kerja konduktometer adalah suatu cara analisis kuantitatif yang berdasarkan daya hantar listrik
(DHL) dalam suatu larutan. Hukum yang mendasari analisis ini adalah “ hukum ohm” yang menyatakan :

“Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial
diantara kedua ujung penghantar dan dipengaruhi oleh jenis penghantar.”
2.5.3 Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan spectrum warna dari panjang gelombang tertentu sedangkan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang diserap atau ditransmisikan. Jadi spektrofotometri adalah pengukuran yang berdasarkan
intensitas warna dari larutan yang diukur.

Spektrofotometer dibagi dalam lima bagian yaitu :

 Sumber cahaya

 Monokromator

 Tempat sample

 Detektor

 Recorder

Sumber cahaya yang biasa digunakan pada spektrofotometer adalah lampu wolfram yang menghasilkan
sinar dengan panjang gelombang diatas 375 nm atau lampu deuterium (D2) yang memiliki panjang gelombang
dibawah 375 nm. Sinar yang dipancarkan dipusatkan pada sebuah cermin datar yang kemudian dipantulkan dan
diteruskan melalui monokromator. Monokromator berfungsi untuk mengubah cahaya polikromatik menjadi
cahaya monokromatik sesuai dengan panjang gelombang yang dipakai pada saat pengukuran. Bila sebuah
cahaya polikromatik melalui sebuah prisma maka akan terjadi penguraian atau disperse cahaya.

Kuvet merupakan tempat contoh atau wadah sample, syarat-syarat yang terpenting pada kuvet adalah

a. Tidak berwarna atau transparan sehingga dapat menstransmisikan semua cahaya

b. Tahan terhadap bahan-bahan kimia

c. Mempunyai ketebalan permukaan yang sama

Detector berfungsi mengubah cahaya menjadi arus listrik, detector yang biasa digunakan adalah photo tube.
Sinyal listrik yang dibaca oleh detector maka akan diterjemahkan oleh recorder.

Hukum yang mendasari analisis secara spektrofotometri adalah:

● Hukum Lambert- Beer

“ Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang transparan, maka bertambah turunnya intensitas
cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal dan konsentrasi media. “
Persamaan dari hukum ini adalah :

A = e . t. C

Dimana :

A: absorbansi

e: indeks absorbansi molar (moleculer extinction coefficient atau molar absorbansi indeks )

t: tebal media

C: konsentrasi

Prinsip kerja spektrofotometer secara umum yaitu cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya masuk
ke monokromator dan didispersikan oleh suatu prisma menjadi cahaya monokromatis. Cahaya yang telah
menjadi monokromatis ditransmisikan ke kuvet, dan didalam kuvet sebagian cahaya diadsorpsi, dipantulkan
dan ditransmisikan. Cahaya yang ditransmisikan akan melalui detektor yang kemudian akan diubah menjadi
sinyal listrik yang tercatat oleh detektor dan akan diterjemahkan oleh rekorder.
2.6. Parameter-Parameter Uji

Ada beberapa hal yang dapat menentukan kualitas air untuk boiler, beberapa parameter untuk
mengontrol kualitas air boiler, yaitu :

2.6.1 Derajat Keasaman (pH)

pH adalah suatu parameter yang menyatakan banyaknya ion OH- didalam suatu larutan. Derajat
keasaman atau pH menunjukan suatu larutan itu mempunyai sifat basa, asam ataukah netral. Nilai pH berkisar
antara 0-14. pH yang bersifat asam memiliki nilai pH <7 sedangkan yang bersifat basa mempunyai nilai pH >7,
jika pH = 7 maka bersifat netral. pH larutan dapat diukur dengan beberapa cara. Secara kualitatif pH dapat
diperkirakan dengan kertas Lakmus (Litmus) atau suatu indikator (kertas indikator pH). Seraca kuantitatif
pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik.Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang
disebabkan oleh perubahan aktifitas ion hidrogen (H+) dalam larutan.

Pengukuran pH sangat penting dilakukan pada sistem pemanas atau boiler karena mengingat
terbentuknya kerak dan korosi pada sistem yang sangat dipengaruhi oleh pH. Jika pH rendah ion-ion kesadahan
sangat cepat untuk membentuk kerak dengan ion-ion alkalinitas pada sistem boiler. Sedangkan bila pH tinggi
akan terjadi endapan pada sistem boiler dan akan menempel ke dinding pipa sehingga lama kelamaan akan
banyak yang mengendap dan akan menghambat proses perpindahan panas.

2.6.2 Konduktivitas

Konduktivitas adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik, besarnya konduktivitas sama
dengan besar ion-ion yang terlarut didalamnya, baik yang mengion secara sempurna ataupun yang tidak.
Sebagai penghantar arus listrik didalam air adalah kation dan anion yang merupakan hasil ionisasi senyawa
elektrolit atau padatan anorganik yang terlarut didalam air. Semakin banyak garam-garam yang terionisasi
didalam air maka semakin besar arus listrik yang dihantarkan.

Daya hantar larutan dipengaruhi oleh temperatur. Setiap kenaikan 10C akan menyebabkan daya hantar
listrik, sehingga pengukuran konduktivitas air harus disertai dengan pengukuran temperatur.

2.6.3 Alkalinitas

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan
(Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S). Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, Secara khusus alkalinitas
sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferandari ion bikarbonat, dan tahap
tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion
hydrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH.

Ada 3 macam alkalinitas yaitu :

a. M-alkalinitas, adalah total alkalinitas yaitu yang disebabkan oleh ion bikarbonat, karbonat dan hidroksida.

b. O-alkalinitas, adalah jumlah hidroksida dalam larutan.


c. P-alkalinitas, adalah ion hidroksida dan karbonat.

Penetapan alkalinitas dilakukan secara volumetri, yaitu dengan titrasi yang menggunakanH 2SO4 sebagai
titrannya. Ion hidroksil dalam contoh merupakan hasil hidrolisis zat terlarut. Ion ini dapat dinetlalisir dengan
standar asam

Reaksi :

2OH- + H2SO4 SO42- + 2H2O

2CO3 2- + H2SO4 2HCO3- + SO42-

2HCO3 - + H2SO4 SO42- + 2 H2CO3

Campuran antara bikarbonat dan karbonat dapat dititrasi menggunakan HCl dengan penambahan
indukator PP dan MM. Pada penitaran dengan PP, ion karbonat bereaksi dengan HCl membentuk bikarbonat,
kemudian pada penitaran dengan MM ion bikarbonat yang terbentuk dan yang ada pada sampel akan bereaksi
seluruhnya dengan HCl.

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan.
Sama halnya dengan larutan bufer, alkalinitas merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkalinitas
adalah hasil reaksi-reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa “makro” yang
menggabungkan beberapa reaksi. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion karbonat (CO32- ), bikarbonat
(HCO3- ), hidroksida (OH-) dan juga borat (BO33-), fosfat (PO43-), silikat dan sebagainya. Alkalinitas diukur
dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik akhir metil merah (MM) pada sekitar pH 4.3
dan dicerminkan sebagai mg/L sebagai CaCO 3. Sebagian besar air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH
alkalin (pH >7).

2.6.4 Kesadahan

Kesadahan adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ionkalsium (Ca)
dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan
juga karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensibanyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn
dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.

Pada boiler, kandungan ion-ion kesadahan dapat menyebabkan timbulnya kerak pada dinding boiler,
hal ini terjadi karena bereaksi dengan ion-ion alkalinitas. Bila kerak terjadi padaboiler maka akan
mengakibatkan berkurangnya laju perpindahan panas dan akan terjadi kelebihan panas pada bagian tertentu
saja sehingga dapat menyebabkan tekanan dan akan terjadi ledakan karena tekanan tinggi. Maka dari itu,
kesadahan pada air boiler tidak boleh over dari limit yang sudah ditetapkan.

Metode yang digunakan pada penetapan kadar hardness, adalah metode titrasi kompleksometri, pada
titrasi ini terjadi reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan ion yang mempunyai elektron bebas
yang dinamakan ligan. Jumlah ligan yang diikat oleh logam bergantung pada kemampuan ion logam mengikat
ligan tersebut. Titrasi ini menggunakan EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) sebagai titrannya.
2+
Kesadahan total yang diakibatkan adanya ion Ca dan ion Mg2+ serta ion-ion yang bermuatan 2+
.
Penetapan kesadahan total ini dengan menggunakan EDTA sebagai titran. Indikator yang digunakan
adalah Eriochrome Black T (EBT), yang dapat membentuk kompleks dengan ion kesadahan dan memberikan
warna merah anggur. EDTA juga sebagai pengompleks dengan ion-ion kesadahan. Pada saat titik akhir, semua
indikator akan terlepas dari ion-ion kesadahan kelebihan satu tetes titran akan membuat indikator bereaksi
dengan titran dan akan menghasilkan warna kompleks yaitu warna biru. Kondisi ini adalah menunjukan titik
akhir titrasi. Pada penetapannya digunakan larutan buffer pH 10 ( etanol amina 20% dan HCl 1,5%) dan indikator
EBT.

Sedangkan pada kesadahan kalsium yaitu diakibatkan oleh ion Ca2+ saja. Pada penetapan ini dilakukan
pengaturan pH terlebih dahulu agar pHnya tinggi sehingga ion Mg 2+ tidak ikut terukur, karena pada pH tinggi
ion Mg2+ akan mengalami pengendapan menjadi Mg(OH)2. EDTA akan bereaksi dengan Ca2+ membentuk kelat
yang bermuatan 2-. Indikator murexide yang akan membentuk kompleks dengan Ca 2+ dan memberikan warna
merah anggur. Pada saat titrasi, posisi indikator digantikan oleh molekul EDTA yang membentuk kelat dengan
Ca. Ketika titik akhir, Ca semuanya telah terikat dengan EDTA, dan akan langsung bereaksi dengan
indikator murexide membentuk kompleks yang berwarna ungu.

2.6.5 Sulfit

Ion sulfit didalam boiler untuk mengalihkan terjadinya reaksi redoks yaitu oksidator akan lebih dahulu
mengoksidasi sulfit sebelum mengoksidasi logam.

Reaksi : 2H2SO3 + O2 à 2H2SO4

Pada penetapan sulfit metode yang digunakan adalah titrasi, sample air akan direaksikan dengan KI
dalam suasana asam dan diberi indikator kanji lalu dititar dengan KIO 3. Dalam titrasi ini, KI akan membebaskan
iod, yang kemudian iod akan mengoksidasi sulfit menjadi sulfat, titik akhirnya dengan perubahan warna
menjadi biru

Reaksi penetapan sulfit:

KIO3 + 5KI + 6 HCl --> 6KCl + 3 I2 + 3 H2O

SO32- + I2 + H2O --> SO42- + 2HI


2.6.6 Silika

Silika merupakan salah satu penyebab terbentuknya deposit. Air yang mengandung silika sangat sulit
diendapkan. Apabila air mengandung silica akan menyebabkan terbentuknya kerak yang tebal dan padat.

Air akan bereaksi dengan pereaksi sil 1 yang mengandung molybdenum, lalu bereaksi dengan pereaksi
sil 2 yang berisi citric acid dan akan bereaksi dengan pereaksi sil-3 yang berisi amino acid, dab akan membentuk
senyawa kompleks yang akan diukur pada panjang gelombang 816 nm.

Reaksi penetapan silika :

H2SiO3 + 3 H2O --> H8SiO6

H8SiO6 + 12(NH4)MoO4 + 12H2SO4 --> H8[Si(Mo2O7)6] + 12(NH4)2SO4 + 12H2O

2.6.7 Besi

Didalam air besi bersifat zat terlarut sebagai fero (fe 2+) atau feri (fe3+), bila terjadi kontak antara air
dengan besi akan dihasilkan fero oksida yang larut dalam air dan gas hidrogen. Fero oksida bergabung dengan
air dan sebagian dari oksigen yang biasanya terdapat dalam air dapat membentuk feri hidroksida yang
diendapkan kembali pada bagian lain dari pipa atau terbawa dalam air.

Pada penetapan besi menggunakan metode spektrofotometri phenantrolin, prinsipnya adalah, dengan
mereduksi semua ion Fe dalam air menjadi Fe2+ dengan menggunakan hidroksilamin dalam suasana asam. Ion
Fe2+ dalam air pada pH 3,2-3,3 akan membentuk kompleks warna merah, warna kompleks besi-phenantrolin
diukur pada panjang gelombang 510 nm.

3+ 2+
4 Fe + 2 NH2OH.HCl --> 4 Fe + N2O + H2O + 4 H+ + 2 HCl

Fe2+ + 3 C12H8N2 --> [ (C12H8N2) 3 Fe ]2+

2.6.8 Ortho Pospat

Metode ini dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri.

Reaksi Penetapan Ortho pospat :

2PO43- + 24 (NH4)2 MoO4 + 3H2 --> 2(NH4)3 PO4 + 24 MoO3 + 42NH3 + 24H2O

2(NH4)3PO4 + 24 MoO3 + as.askorbat --> biru molibdenum + dehidro as.askorbat

Reaksi ini akan membentuk senyawa kompleks phospomolibdat, selanjutnya senyawa kompleks ini akan
direduksi oleh senyawa asam askorbat membentuk warna biru kompleks molibdenum. Intensitas warna yang
terbentuk diukur pada panjang gelombang 880 nm dengan menggunakan spektrofotometer visible.
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PRAKERIN

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilakukan di PT. NALCO INDONESIA yang bertempat di Citeureup,
Bogor dengan waktu pelaksanaan dimulai tanggal 1 juli 2010 sampai dengan 30 september 2010.

Sample yang dianalisa adalah sample air ketel uap medium preasure, yang didapat dari beberapa
perusahaan.

3.2 Cara kerja

3.2.1 Penetapan derajat keasaman (pH)

a. Alat dan bahan

alat-alat yang digunakan:

1). Beaker glass

2). Elektroda

3). pH meter

Bahan-bahan yang digunakan :

1) Air demin

2) Sample air boiler

b. Cara kerja

1). Dicelupkan elektroda ke dalam sample air boiler dan dibiarkan sampai penunjuk stabil.

2). Dibaca nilai pH yang muncul pada pH meter.


3.2.2 Penetapan Conductivity (Daya Hantar Listrik)

a. Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan :

1) Beaker glass

2) Konduktometer

Bahan yang digunakan :

1) Air demin

2) Sample air boiler

b. Cara kerja

1) Alat dihidupkan dan dibiarkan 15menit

2) Elektroda dibilas dengan demin dan dilap dengan menggunakan tisu

3) Alat konduktometer dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan standar 40 umhos, 600
umhos dan 3000 umhos.

4) Elektroda dibilas dengan demin dan dilap dengan menggunakan tisu

5) Dicelupkan kembali elektroda ke beaker glass yang berisi sample air boiler, nilai yang tampak pada
layar dibiarkan stabil lalu dicatat.
3.2.3 Penetapan Alkalinitas

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1) Erlenmeyer 300 ml

2) Gelas ukur 50 ml

Bahan yang digunakan :

1) Indikator PP dan MM

2) Larutan Standar H2SO4 0,02 N

3) Sample air boiler

b. Cara kerja :

1) Diambil sample air boiler sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur lalu dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer

2) Dibubuhi 2 tetes indikator PP

3) Dititar dengan menggunakan larutan standar H2SO4 0,02 N hingga warna merah hilang (a ml)

4) Kemudian contoh dibubuhi 5 tetes indikator MM.

5) Penitaran dilanjutkan kembali hingga warna merah (b ml)


3.2.4 Penetapan Kesadahan Total

a. Alat dan bahan

Alat yang digunakan :

1) Buret 50 ml

2) Erlenmeyer 300 ml

3) Gelas ukur 50 ml

Bahan yang digunakan :

1) Indikator EBT( Eriochrome Black T )

2) Larutan buffer pH 10

3) Larutan EDTA 0,01 M

4) Sample air boiler

b. Cara kerja :

1). Diambil sample air boiler sebanyak 25 ml dengan menggunakan gelas ukur lalu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer.

2). Ditambahkan 2 ml Larutan buffer pH 10.

3). Dibubuhi indikator EBT sampai titrat berwarna ungu

4). Dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai larutan berubah warna menjadi biru

3.2.5 Penetapan Kesadahan Kalsium

a. Alat dan bahan

Alat yang digunakan :

1) Buret 50 ml

2) Erlenmeyer 300 ml

3) Gelas ukur 50 ml

Bahan yang digunakan :

1) Indikator Murexide

2) NaOH

3) Larutan EDTA 0,01 M

4) Sample air boiler


b. Cara kerja :

1). Diambil sample air boiler sebanyak 25 ml dengan menggunakan gelas ukur lalu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer.

2). Ditambahkan 2 ml NaOH 1N dan kemudian ditambahkan indikator murexidesampai berwarna merah
muda.

3). Dititar dengan larutan EDTA 0,01 M sampai laruran berubah warna menjadi ungu.

3.2.6 Penetapan Sulfit

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1) Buret 50 ml

2) Erlenmeyer 300 ml

3) Gelas ukur 50 ml

Bahan yang digunakan :

1) Air demin

2) Indikator Amylum

3) KI

4) Larutan H2SO4 6,5 %

5) Sample air boiler

b. Cara kerja

1). Diambil sample air boiler sebanyak 25 ml dengan menggunakan gelas ukur lalu dimasukkan kedalam
erlenmeyer.

2). Ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 6,5% dan larutan KI lalu ditambah indikator kanji.

3). Dititar dengan menggunakan larutan kalium iodat 0,02 M sampai larutan berubah warna menjadi
biru, ml titran pada skala buret adalah konsentrasi pada sulfit pada satuan ppm.
3.2.7 Penetapan Besi

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1) Kuvet

2) Spektrofotometer

Bahan yang digunakan :

1) Air demin

2) Pereaksi Fe-HL (phenantrolin & hidroksilamin)

3) Sample air boiler

b. Cara kerja

1). Disiapkan dua buah kuvet, kuvet satu untuk blanko, kuvet dua untuk sample.

2). Sample air boiler sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam kuvet satu sebagai blanko.

3). Sample air sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam kuvet dua sebagai sample, ditambahkan 1 bantal
pereaksi Fe-HL, dikocok dan didiamkan selama 3 menit.

4). Sample diukur dengan menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang 510 nm.
Dicatat nilai yang tampak pada layar, nilai yang tampak adalah konsentrasi besi dalam air dengan
satuan ppm.
3.2.8 Penetapan Orthopospat

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1) Kuvet

2) Spektrofotometer

Bahan yang digunakan :

1) Air demin

2) Larutan HCl 1:1

3) Larutan TP-1 (bismuth nitrat, HNO3 pekat, ammonium molibdat)

4) Larutan XP-2 (asam askorbat)

5) Sample air boiler

b. Cara kerja

1). Disiapkan dua buah kuvet, kuvet satu untuk blanko, kuvet dua untuk sample.

2). Sample air sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam kuvet satu sebagai blanko, ditambahkan 2 ml HCl
1:1 dan 14 tetes XP-2.

3). Sample air sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam kuvet dua sebagai sample, ditambahkan 2 ml TP-
1 dan 14 tetes XP-2.

4). Didiamkan selama 10 menit.

5). Sample diukur dengan menggunakan spektrofotometer visible dengan panjang gelombang 890 nm,
nilai yang yang tampak adalah konsentrasi orthopospat dalam air dengan satuan ppm.
3.2.9 Penetapan Silika Low Range

a. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

1) Kuvet

2) Spektrofotometer

Bahan yang digunakan :

1) Air demin

2) Pereaksi sil-3 (molibdenum)

3) Pereaksi sil-1 (asam sitrat)

4) Pereaksi sil-2 (asam amino)

5) Sample air boiler

b. Cara kerja

1). Disiapkan dua buah piala gelas plastik, piala gelas satu untuk blanko, piala gelas dua untuk sampel.

2). Sampel air boiler masing-masing sebanyak 10 ml dimasukkan kedalam piala gelas plastik untuk
blanko dan sampel. Ditambahkan pereaksi 1 bantal sil-3.

3). Ditambahkan 1 bantal pereaksi sil-1, pada masing-masing piala gelas. Didiamkan selama 1 menit.

4). Larutan yang sudah ditambahkan pereaksi, masing-masing dimasukkan kedalam kuvet, untuk kuvet
yang berisi sampel ditambahkan sil-2, didiamkan selama 1 menit.

5). Sample diukur dengan menggunakan spektrofotometer visible dengan panjang gelombang 815 nm,
nilai yang yang tampak adalah konsentrasi silica dalam air dengan satuan ppm.
4.2 Pembahasan

4.2.1 Derajat keasaman (pH)

Pada penetapan derajat keasaman ini dilakukan dengan metode potensiometri. Pengukuran pH sangat
penting untuk dikontrol karena pH berfungsi untuk menentukan tingkat laju korosi yang terjadi dan berpengaruh
tehadap pembentukan kerak dan korosi.

Dari data yang didapat nilai pH pada air boiler dari beberapa perusahaan banyak yang tidak masuk ke
dalam limit yang sudah ditetapkan, nilai yang didapat ada yang dibawah limit dan ada pula yang melewati
limit. Ini dikarenakan mungkin ada kontaminasi yang terjadi didalam sistem boiler, dan ini akan berakibat
rusaknya pada sistem boiler yaitu kebocoran pada pipa-pipa, larutnya pipa akan menyebabkan karat pada pipa
dan akhirnya terjadi kebocoran, oleh karena itu pH harus dikontrol agar kebocoran pipa tidak terjadi oleh asam
dan pembentukan kerak..

Apabila pH naik maka alkalinitas pun akan naik, dan korosi akan berjalan dengan cepat.Pada pH rendah
akan terjadi korosi dan pada pH tinggi akan terjadi kerak. Selain itu pH tinggi menimbulkan busa, sehingga
akan menimbulkan carry over. Korosi yang berkelanjutan akan mengakibatkan bocornya pipa dan mengurangi
efisiensi perpindahan panas. Untuk mencegah terjadinya korosi dapat dilakukan dengan penambahan bahan
kimia penghambat korosi (corrosion inhibitor).

4.2.2 Konduktivitas

Pengukuran dilakukan dengan metode konduktometri dengan alat konduktometer. Pengukuran


konduktivitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik. Dengan
mengetahui nilai konduktivitas dapat diketahui banyaknya ion-ion yang terlarut didalam air tersebut.
Konduktivitas sebanding dengan kadar zat terlarut dalam bentuk ion.

Dari data yang didapat ada beberapa nilai konduktivitas yang tetap dibawah limit yang telah ditetapkan
maka dengan nilai konduktivitas yang terkontrol akan dihasilkan uap panas yang baik dan dapat meminimalisasi
korosi. Hal ini menunjukan bahwa kation dan anion yang berada dalam air boiler masih dapat dikendalikan.
Namun ada pula yang melewati batas limit yang telah ditetapkan tapi hal ini seimbang dengan nilai pH yang
tinggi, namun lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya korosi, semakin besar nilai konduktivitas maka
semakin cepat terjadinya korosi. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar nilai konduktivitas selalu berada
dalam rentang limit kontrol adalah dengan dilakukan blowdown (pembuangan lumpur dan kotoran yang ada
didalam ketel uap) pada sistem boiler.
4.2.3 Alkalinitas

Penetapan alkalinitas dilakukan secara titrimetri. Alkalinitas disebabkan oleh ion bikarbonat, dan tahap
tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH.

Alkalinitas berhubungan dengan pH air, jika alkaliniti rendah berarti pH air tinggi dan sebaliknya. Untuk
itu alkalinitas air ketel harus diatur sedemikian rupa sehingga pH air normal. Karena pada pH rendah akan
terjadi korosi dan pada pH tinggi akan terjadi buih.

Analisa yang dilakukan pada penetapan alkalinitas adalah titrasi asam basa, dengan menggunakan H2SO4 0.02 N
sebagai titran. Asam sulfat ini merupakan asam kuat maka akan menetralkan ion-ion alkalinitas yang merupakan
basa sampai titik akhir titrasi dengan pH 4.3 sampai 8.3.

Dari data yang didapat alkalinitas sudah cukup baik, nilai alkalinitas rendah dan masih bisa ditolerir
namun pada air ketel uap milik beberapa pabrik nilai alkalinitas cukup tinggi dan tidak sebanding dengan nilai
kesadahannya, sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan karat pada pipa.

Kadar alkalinitas yang rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan terbentuknya
kerak CaCO3 pada dinding pipa, sehingga dapat memperkecil penampang basah pipa. Sedangkan kadar
alkalinitas yang tinggi dapat menyebabkan karat pada pipa, untuk mencegal hal ini perlu dilakukan blowdown.

4.2.4 Kesadahan.

Kesadahan total karena disebabkan adanya ion-ion Ca2+, Mg 2+


, Mn 2+
, Fe 2+
dan semua kation yang
bermuatan positif dua.

Dari data yang didapat pada penetapan kesadahan baik total maupun kalsium, tidak ada yang masuk
kedalam limit yang telah ditetapkan. Dan ini dapat menyebabkan terbentuknya kerak dan endapan pada sistem
ketel uap, sehingga akan mengurangi efisiensi perpindahan panas dari udara yang mengalir dalam pipa ke air.
Maka upaya yang dapat dilakukan dengan melakukanblowdown.
4.2.5 Silika

Pada penetapan silika, menggunakan metode spektrofotometri dengan menggunakan spektrofotometer


visible DR 2800 dan diukur pada panjang gelombang 815 nm. Sampel air ketel uap direaksikan dengan
menggunakan asam dan molIbdenum, membentuk warna biru. Intensitas warna yang terbentuk secara otomatis
akan dibandingkan dengan internal standar silika yang ada didalam alat. Nilai yang tertera pada layar
merupakan nilai kadar silika dalam satuan ppm.

Dari data yang didapat pada penetapan silika, hanya satu data yang tidak masuk ke dalam limit yang
telah ditetapkan, yaitu data air ketel uap milik PT."S", Silika dalam sistem pemanas perlu dikontrol karena
dapat menyebabkan kerak silika yang keras dalam sistem, apabila didiamkan lama-kelamaan akan menyumbat
saluran dalam sistem.

4.2.6 Besi

Pada penetapan besi, dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri, dengan menggunakan
alat spektrofotometer DR 2800 diukur pada panjang gelombang 510 nm.

Berdasarkan hasil yang didapat, pada penetapan besi nilai tersebut masih dibawah limit yang telah
ditetapkan. Kadar besi harus dikontrol karena merupakan indikator terjadinya korosi pada sistem pemanas.
Korosi dapat menurunkan efisiensi perpindahan panas dan terjadinya kebocoran pada pipa sistem.

4.2.7 Pospat

Penetapan pospat dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri dengan menggunakan alat
spektrofotometer DR 2800 pada panjang gelombang 890 nm.

Berdasarkan data yang didapat, tidak memenuhi limit yang telah ditetapkan, namun hal ini tidak
menjadi masalah karena pospat tidak merugikan bagi sistem pemanas, karena sifat pospat dapat membentuk
kompleks dengan zat-zat penyebab terjadinya karat dan endapan, maka pospat merupakan zat anti kerak dan
anti karat.

4.2.8 Sulfit

Penetapan sulfit dilakukan dengan menggunakan metode titrasi. Sulfit didalam ketel uap sebagai
oksidator karena untuk mengurangi atau menghilangkan oksigen terlarut didalam air, sulfit akan bereaksi
dengan oksigen menjadi sulfat.

Dari data yang didapat, hampir semua kadar sulfit masuk kedalam limit yang telah ditetapkan namun
ada beberapa data yang nilainya tidak masuk ke dalam limit ada yang hasilnya rendah dan ada pula diatas limit,
hasil yang sangat rendah mungkin pada penambahan pereaksi yang mengandung sulfit sangat sedikit sehingga
oksigen banyak yang terlarut di dalam air.
Jika kekurangan dosis sulfit maka dapat menyebabkan korosi dalam sistem boiler, dan jika bila
kelebihan Dosis Sulfit maka dapat menyebabkan kehilangan energi karena blowdown boilerharus lebih banyak
untuk menurunkan kandungan padatan terlarut dalam air boiler.

Anda mungkin juga menyukai