Anda di halaman 1dari 6

1.

Sistem Pakar

Sistem pakar (SP) atau expert system (ES) adalah sistem informasi yang berisi
dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Sistem
pakar ini dapat berisi dengan pengetahuan (knowledge) dari satu atau lebih pakar.
Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem
pakar untuk menjawab pertanyaan (konsultasi).

Sistem pakar sangat berguna karena beberapa hal, yaitu:

1. Sistem pakar selalu tersedia di organisasi, sedang pakar belum tentu


selalu berada di tempat.
2. Sistem pakar dapat menyimpan dan mengingat pengetahuan yang
sangat tidak terbatas dan tidak kenal lelah.

1.1 Cara Kerja Sistem Pakar


Pengetahuan (knowledge) di dalam sistem pakar diwakili oleh aturan-aturan (rules).
Aturan satu dengan aturan lain dihubungkan membentuk diagram pohon. Sistem
pakar akan memproses aturan-aturan ini. Komponen sistem pakar yang memproses
ini adalah inference engine. Ada dua cara inference engine memproses aturan-aturan
ini, yaitu dengan cara forward reasoning dan backward reasoning.

1. Dengan cara forward reasoning atau disebut juga dengan cara


forward chaining, aturan-aturan diperiksa satu persatu urut mulai dari
muka (forward). Setiap aturan (rule) yang diperiksa, inference engine
akan mengevaluasi apakah aturan ini berkondisi benar atau salah.
Berdasarkan hasil dari evaluasi ini, aturan berikut akan diperiksa sesuaai
urutannya di diagram pohon. Setiap aturan yang diperiksa dikatakan ini
di-fired (rule in fired).
2. Dengan cara backforward reasoning atau disebut juga dengan
backward chaining atau reverse reasoning, inference engine akan
menganggap aturan sebagai suatu masalah atau hipotesis yang akan
diselesaikan permasalahannya. Inference memeriksa aturan mulai dari
aturan-aturan terakhir yang memberikan hasil.

1.2 Komponen-komponen Sistem Pakar


Sistem pakar memiliki 5 komponen utama, yaitu:

1) User Interface (Komponen input dan output):


Merupakan media yang digunakan oleh sistem pakar untuk berhubungan input
(menerima data dan pertanyaan konsultasi) dan output (menghasilkan jawaban)
dengan pemakainya. Umumnya interface yang dipakai adalah keyboard dengan
monitor atau perangkat suara digital.

2) Inference Engine (Komponen model)


Adalah perangkat lunak di sistem pakar yang akan mengevaluasi aturan-aturan
(rules) yang disediakan oleh knowledge base dengan urutan-urutan tertentu untuk
memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pemakai sistem dan alasan-alasan
berkonsultasi dengan pemakai sistem.

3) Knowledge base (Komponen basis pengetahuan sebagai


pengganti komponen basis data)
Knowledge base dibentuk dari aturan-aturan (rules) yang berkaitan satu dengan
yang lainnya. Pengetahuan yang disimpan di knowledge base ini diambil dari
kepandaian pakar.

4) Komponen Teknologi

5) Komponen Kontrol 

1.3 Sistem Pakar dan Multimedia 


Proses interaksi antara pemakai dengan sistem menggunakan interface keyboard
untuk kasus-kasus tertentu dianggap kurang efektif. Oleh karena itu, pemakian
multimedia akan menjadi interface yang efektif.  Misalnya seorang dokter yang
melakukan operasi dapat memasukan data ke sistem pakar lewat media suara dan
sistem pakar memberikan hasil juga dengan media suara.

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pakar


Kelebihan-kelebihan dari sistem pakar di aplikasi bisnis adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pengambilan keputusan yang lebih baik untuk


manajer
Yang dimaksud dengan keputusan yang lebih baik adalah karena sistem pakar
memberikan jawaban yang konsisten dan logis dari waktu ke waktu. Jawaban yang
diberikan logis karena alasan logikanya dapat diberikan oleh sistem pakar dalam
proses konsultasi.

2) Memberikan solusi tepat waktu 


Kadangkala manajer membutuhkan jawaban dari pkar, tetapi pakar yang
dibutuhkan tidak berada ditempat, sehingga pengambilan keputusan menjadi
terlambat. Dengan sistem pakar, jawaban yang dibutuhkan oleh manajer selalu
tersedia setiap saat dibutuhkan.

3) Pelayanan konsumen lebih baik


Pelayanan yang lebih baik kepada konsumen dapat diberikan karena sistem pakar
dapat memberikan jawaban yang lebih cepat dan tepat.

4) Menyimpan pengetahuan di organisasi


Pengetahuan pakar merupakan hal yang penting dan kadang kala pengetahuan ini
akan hilang jika pakar telah keluar atau pensiun dari perusahaan. Dengan sistem
pakar, pengetahuan dari pakar dapat disimpan di sistem pakar dan tersedia selama
dibutuhkan.

Kekurangan-kekurangan dari sistem pakar adalah sebagai berikut:

1) Sistem pakar hanya dapat menangani pengetahuan yang


konsisten
Sistem pakar dirancang dengan aturan-aturan yang hasilnya sudah pasti dan
konsisten sesuai dengan alur diagram pohonnya. Untuk pengetahuan yang cepat
berubah-ubah dari waktu ke waktu, maka knowledge base di sistem oakar harus
selalu diubah, dan ini akan merepotkan sekali.

2) Sistem pakar tidak dapat menangani hal yang bersifat


judgement
Sistem pakar memberikan hasil yang pasti, sehingga keputusan akhir pengambil
keputusan jika melibatkan kebijaksanaan dan intuisi masih tetap ada di tangan
manajemen.

3) Format knowledge base sistem pakar terbatas


Knowledge base di sistem pakar berisi aturan-aturan (rules) yang ditulis dalam
bentuk statemen if-then. Format seperti misalnya pengetahuan dibuku teks atau
pengetahuan berupa gambar dan grafik suli dibuat dalam bentuk if-then.

4) Aplikasi sistem pakar di bisnis sangat terbatas


Karena sifatnya yang konisten, sistem pakar hanya berguna untuk manajer
menengah ke bawah.

1.5 Aplikasi-aplikasi Sistem Pakar di Bisnis


Berikut ini adalah contoh aplikasi-aplikasi sistem pakar di bisnis:

1) Untuk keputusan manajemen: analisis manajemen dan evaluasi kinerja


manajemen.

2) Diagnostik: analisis varian dan diagnostic program perangkat lunak.

3) Penjadwalan: penjadwalan produksi dan penjadwalan proyek.

4) Konfigurasi: konfigurasi computer yang diinginkan dan konfigurasi sususnan


pabrik.

5) Pemilihan: pemilihan materi bahan mentah dan pemilihan mesin.

6) Pengendalian: pengendalian mesin produksi, pengendalian sediaan

7) Internal audit: pemeriksaan kas, pemeriksaan piutang dagang


8) Pajak: pengisisan Pajak

1.6 Pengembangan Sistem Pakar 


Pengembangan sistem pakar melibatkan empat pihak, yaitu analis sistem, knowledge
engineer, pakar dan pemakai sistem. Keempat pihak ini akan terlibat dalam tahapan
pengembangan sistemnya sebagai berikut ini :

1) Studi Awal

2) Pemilihan perangkat lunak

3) Pemilihan pakar

4) Pengambilan pengetahuan

5) Membangun sistem pakar

6) Menguji sistem

7) Mengimplementasikan sistem

8) Mengoperasikan sistem

9) Merawat sistem

2. Sistem Penunjang Keputusan 

Suatu sistem penunjang keputusan (SPK) atau decision support systems (DSS)
didefinisikan sebagai suatu sistem informasi untuk membantu manajer level
menengah menengah untuk proses pengambilan keputusan setengah tersruktur
(semi structured) supaya lebih efektif dengan menggunakan model-model analitis
dan data yang tersedia.

 Tujuan Sistem Penunjang Keputusan 

Tujuan dari SPK (sistem penunjang keputusan) adalah sebagai berikut ini:

 Membantu manajer mengambil keputusan setengah terstruktur yang


dihadapi oleh manajer level menengah.
 Membantu atau mendukung manajemen mengambil keputusan
bukan menggantikannya.
 Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajemen bukan
untuk meningkatkan efisiensi. Walaupun waktu manajer penting
(efisien), tetapi efektivitas merupakan tujuan utama penggunaan SPK.

2.2 Komponen Sistem Penunjang Keputusan 


Sistem Penunjang Keputusan mempunyai 5 komponen utama yaitu:
1. Dialog manajemen (komponen input dan output) yaitu komponen
untuk berdialog dengan pemakai sistem.
2. Model management (komponen model) yaitu komponen yang
merubah data menjadi informasi yang relevan.
3. Data management (komponen basis data) yaitu komponen basis data
yang terdiri dari semua basis data yang dapat diakses.
4. Komponen teknologi yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat
lunak.
5. Komponen kontrol.

Tipe dari Sistem Penunjang Keputusan


Sekarang SPK (sistem penunjang keputusan) dibedakan kedalam dua tipeyaitu SPK
berbasis pada model (model driven DSS) dan SPK berbasis pada data (data driven
DSS). SPK yang lama dibangun pada tahun 1980-an hanya berbasis pada model
(model driven DSS) dengan menggunakan data secukupnya. SPK sekarang selain
berbasis pada model tetapi juga mengandalkan basis data yang besar, misalnya
mengandalkan data warehouse.

Tipe kedua dari SPK adalah data driven DSS. Berbeda dengan model driven DSS
yang mengandalkan model tetapi dengan data secukupnya, data driven DSS lebih
mengandalkan data yang besar. SPK ini akan menginjinkan pemakai sistem untuk
mengambil informasi dari data yang jumlahnya sangat besar. On – line analytical
processing (OLAP) dan datamining dapat digunakan untuk menganalisis data yang
besar ini. On-line analytical processing (OLAP) merupakan sistem informasi
fungsional yang sudah ada yang mempunyai basis data yang lengkap ditambah
dengan kemampuan mengambil data dan menganalisisnya secara on-line.
Datamining adalah teknik yang digunakan untuk menemukan pola dan hubungan
antara item-item data di data warehouse. Data warehouse adalah salinan dari data
dalam bentuk basis data yang terintegrasi, sedang datamart adalah salinan dari
sebagian porsi basis data yang terintegrasi.

2.5 Sistem Penunjang Keputusan  Berbasis Web 


Sistem penunjang keputusan berbasis web sebenarnya adalah SPK biasa hanya dapat
di akses lewat internet. Berguna bagi manajemen karena dapat diakses dari luar
organisasi sewaktu manajer tidak berada di kantor. SPK ini juga berguna
bagipelanggan karena memberikan informasi yang benar kepada pelanggan sebelum
memutuskan untuk membeli produk.

2.6 Sistem Penunjang Keputusan Grup (SPKG)


Sistem penunjang keputusan grup (SPKG) atau group decision support system
(GDSS) adalah SPK yang digunakan oleh beberapa pengambil keputusan bersama-
sama secara grup. Agar lebih efektif, SPKG harus mempunyai karakteristik khusus,
yaitu:

1) Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik khususnya ruang konfrensi yang dilengkapi dengan jaringan perangkat
keras komputer, multimedia, dan display yang dirancang sedemikian rupa untuk
mendukung kolaborasi grup

2) Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan juga harus dirancang khusus yang memungkinkan
tiap tiap peserta berpartisipasi dan berkolaborasi untuk mendapatkan keputusan
bersama.

3) Teknik Pengambilan Keputusannya


Teknik pengambilan keputusan dapat berupa teknik brainstorming dan teknik grup
nominal.

3. Sistem Informasi Eksekutif 

Sistem informasi eksekutif (SIE) atau executive information system (EIS) adalah
sistem informasi yang digunakan oleh manajer tingkat atas untuk membantu
pemecahan masalah yang tidak terstruktur (unstructured).

Secara umum, SIE tidak hanya berbeda dengan SPK, tetapi juga berbeda dengan
sistem informasi lainnya, karena SIE mempunyai karakteristik yang khusus.
Karakteristik dari SIE adalah sebagai berikut :

1) Dirancang untuk eksekutif puncak

2) Menggunakan data internal dan eksternal

3) Untuk pemecahan tidak terstruktur

4) Untuk membantu perencanaan dan perumusn stratejik.

5) Digunakan secara online oleh eksekutif.

6) Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menyaring data.

7) Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menggali data sampai ke data


terkecil.

8) Harus mudah digunakan

9) Menggunakan teks, grafik dan table yang mudah dicerna.

Anda mungkin juga menyukai