Anda di halaman 1dari 2

Fenny Ulicia Marito

21070119120007

Sikap Kritis Mahasiswa

Sejak dahulu mahasiswa sudah dikenal sebagai ujung tombak dalam


memperjuangkan dan memperbaiki kualitas bangsa melalui kemampuan intelektualnya.
Mahasiswa juga dianggap menjadi agen perubahan secara langsung di Indonesia. Artinya
mereka mampu melihat, menafsirkan, dan menyimpulkan gejala sosial secara utuh
menyeluruh dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Mereka mampu berpikir
kritis, kreatif, spekulatif, deduktif, dialektik, dan mereka selalu berpikir kearah perubahan.
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam
kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Elaine, 2009). Berpikir kritis adalah
berpikir yang menguj i, mempertanyakan, menghubtmgkan, mengevaluasi semua aspek yang
ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah. Ketika seseorang sedang membaca suatu
naskah sosiologi ataupun mendengarkan suatu ungkapan atau penjelasan tentang materi
sosiologi seyogianya ia akan berusaha memahami dan coba menemukan atau mendeteksi
adanya hal-halyang istimewa dan yang perlu ataupunyang penting. Demikian juga dari suatu
data ataupun informasi ia akan dapat membuat kesimpulan yang tepat dan benar sekaligus
melihat adanya kontradiksi ataupun ada tidaknya konsistensi atau kejanggalan dalam
informasi itu (uny.ac.id).

Maka dari itu, mahasiswa haruslah kritis, peka,dan peduli terhadap masalah apa
pun yang ada di lingkungannya. Mahasiswa harus terus memberikan kontribusi bagi kejayaan
bangsa dan negara. Mahasiswa dituntut dengan kemampuan intelektualitasnya, agar mampu
mencari solusi sekaligus memecahkan akar permasalahan tersebut . Berani mengeluarkan
pendapat di muka umum adalah contoh paling sederhana dalam sikap kritis. Kritis itu solutif,
jadi jangan hanya melemparkan argumen tanpa solusi yang konkret. Kritis itu bersifat
objektif. Sebagai seorang mahasiswa, cakrawala pengetahuan harus terbuka pada perubahan
dan peka serta menilai sesuatu tidak asal-asalan, harus ada fakta konkret yang mendukung
argumen dan berdasarkan pandangan objektif, bukan pandangan subjektif yang hanya
menguntungkan sebagian kelompok. Mahasiswa adalah bagian terbesar dari civitas
akademika perguruan tinggi, dimana setiap perguruan tinggi di Indonesia mempunyai tri
dharma perguruan tinggi sebagai dasar perguruan tinggi begerak yaitu pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat (UU No.12 Tahun 2012, Pasal 1 ayat 9). Pada hakikatnya

Kadik 12
LKMM-PD 2019 1
Fenny Ulicia Marito
21070119120007

mahasiswa ada pada fase dimana manusia berada pada masa tercerahkan oleh ilmu
pengetahuan yang diperolehnya. Sudah sepantasnya orientasi pergerakan mahasiswa dan
organisasai mahasiswa adalah untuk menumbuhkan kemampuan intelektualitas. Kemampuan
yang bukan hanya memfokuskan pada kekuatan tetapi juga daya kritis untuk merespon isu-
isu kekinian. Disinilah mahasiswa harus mampu menampilkan fakta-fakta terkait
problematika masyarakat yang sesungguhnya.

Kadik 12
LKMM-PD 2019 2

Anda mungkin juga menyukai