Berdasarkan rumus
bangunnya, asam amino dapat dipandang sebagai turunan asam karboksilat, yang
satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus amino (-NH 2). Pada umumnya
gugus itu terikat pada atom C alfa, dengan bangun molekul umum adalah sebagai
berikut:
disingkat lagi :
5. Reaksi Mollisch
Larutan protein majemuk yang mempunyai radikal prostetik karbohidrat,
yaitu glikoprotein atau mukoprotein, yang pada penggojlokannya secara hati-hati
dengan larutan alfanaftol dalam alcohol dan asam sulfat pekat akan membentuk
warna violet. Pada proses ini, glikoprotein atau mukprotein akan mengalami
hidrolisis menjadi protein sederhana dan karbohidrat.
Menurut Poedjiadi dan Titin (1994: 109) untuk mengetahui jumlah, jenis
dan urutan asam amino, ada beberapa tahap yaitu:
1. Penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri.
2. Pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut.
3. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida.
4. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.
Analisa asam amino sangat penting dilakukan, karena kualitas protein
suatu bahan pangan sangat ditentukan oleh kadar asam amino yang dikandungnya.
Dari segi nutrisi asam amino dibagi menjadi 2 golongan, yaitu asam amino non
essensial dan asam amino essensial. Asam amino non esensial adalah asam amino
yang dapat disediakan oleh tubuh organisme melalui proses biosintesa yang rumit
dari senyawa nitrogen yang terdapat dalam makanan, dan asam amino esensial,
adalah asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh. Untuk memenuhi
kebutuhan protein, suatu organisme memerlukan tambahan asam amino esensial
yang diperoleh dari bahan pangan atau pakan yang dikonsumsi. Banyak kelainan
yang timbul terhadap manusia yang kekurangan protein. Untuk meningkatkan
kadar HB pada penderita anemia, diperlukan makanan dengan gizi yang lebih
baik, artinya perlu tambahan protein hewani maupun nabati, walaupun pemberian
susu untuk diminum sedikit menaikkan status tersebut. Sekurangkurangnya,
terdapat lima belas macam asam amino esensial yang harus tersedia dalam
makanan, yaitu fenilalanin, tirosin, isoleusin, lisin, metionin, sistin, treonin, valin,
triptofan, arginin, histidin, glisin, serin, asparagin, dan prolin (Elfita, 2014: 33-
34).
Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Sifat asam amino ini
berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Perbedaannya sifat
asam amino dengan asam karboksilat dan amina terlihat pada titik leburnya. Asam
amino memiliki titik lebur yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan asam
karboksilat atau amina. Kedua sifat fisika ini menunjukkan bahwa asam amino
cenderung mempunyai struktur yang memiliki rmuatan dan mempunyai polaritas
yang tinggi dan bukan pula hanya sekedar senyawa yang mempunyai gugus –
COOH dan gugus –NH2 (Poedjiadi dan Titin, 1994: 84-85).