Tugas Modul KDK Seftianah Rossy
Tugas Modul KDK Seftianah Rossy
Nama klompok :
1. Rossy faritha octariani rs
2. Seftianah
Tingkat : 1 B
Dosen Pembimbing :Miskiyah,SKM.,M.bmd
1.PENDAHULUAN
B. Deskripsi
Modul ini membahas tentang konsep pemberian nutrisi enteral. Pengalaman belajar
diperoleh melalui pengalaman belajar ceramah, penelaahan kasus, simulasi, role play, praktik
laboratorium, praktik klinik, praktik lapangan dan penugasan perorangan maupun kelompok untuk
peningkatan pemahaman dan keterampilan klinis mahasiswa dalam pemeberian nutrisi enteral via
NGT sebagai hasil kolaborasi ditatanan pelayanan kesehatan.
Setelah proses pembelajaran ini, akan dilakukan evaluasi dalam bentuk tes formatif dan
tugas,serta lembar kerja yang harus diselesaikan. Kemampuan yang dihasilkan sangat dipengaruhi
oleh ketetapan dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan.
Dengan memperhatikan dan mengikuti penjelasan modul ini akan dapat menambah
pemahaman tentang materi yang disajikan. Tentunya dengan diadakan keaktifan dan
pengembangan dalam materi sehingga akan tercapai hasil yang optimal sesuai tujuan
pembelajaran.
D. Tujuan Pembelajaran
1. bacalah standar kompetensi dan materi pembelajaran yang ada diawal setiap modul untuk
pedoman belajar.
2. pelajari dengan seksama uraian materi sampai benar-benar menguasai materi tersebut.
3. persiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran sebelum dimulainya proses
pembelajaran
4. kalau mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu materi, berkonsultasilah kepada guru/
fasilitator
5. kerjakan semua soal latihan tugas-tugas dengan seksama sendiri karena kompetensi akan
meningkatkan melalui proses internal dalam diri sendiri
6. nilailah pekerjaan bersama fasilitator/guru secara jujur untuk mengukur kemampuan dalam
menguasai kompetensi
7. jika berdasarkan skor-skor tersebut disarankan mengulang, mengulanglah dengan lapang
dada. Dan jika direkomendasikan untuk melanjutkan, silakan melanjutkan.
8. jujurlah kepada diri sendiri karena keberhasilan akan ditentukan oleh kempetensi yang
dimiliki,bukan oleh skor/nilai yang diperoleh secara tidak semestinya
E. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan definisi dari tindakan pemasangan NGT dengan tepat.
b. Menyebutkan tujuan dari tindakan pemasangan NGT dengan tepat
c. Menyebutkan indikasi dan tindakan pemasangan NGT dengan tepat.
d. Menyebutkan dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan NGT dengan
benar.
e. Mendemonstrasikan tindakan pemasangan NGT dengan benar.
f. Mengetahui dan memahami kebutuhan kalori dan nutrisi dalam keadaan istirahat dan
sakit.
g. Mendemontrasikan pemberian nutrisi via NGT secara benar
F. Cek Kemampuan
a. Apa yang anda ketahi tentang tindakan pemasangan NGT?
b. Sebutkan tujuan dari tindakan pemasangan NGT?
c. Sebutkan indikasi dari tindakan pemasangan NGT?
d. Sebutkan alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan NGT?
e. Bagaimana langkah-langkah dalam prosedur tindakan pemasangan NGT?
f. Jelaskan cara perhitungan kebutuhan kalori dan nutrisi dalam keadaan istirahat dan sakit?
g. Bagaimana prosedur pemberian nutrisi via NGT?
II. PEMBELAJARAN
Materi Pokok :
a. Definisi dari tindakan pemasangan NGT
b. Tujuan tindakan pemasangan NGT dengan tepat.
c. Indikasi dari tindakan pemasangan NGT
d. Persiapan alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan
NGT
e. Prosedur tindakan pemasangan NGT
f. Kebutuhan kalori dan nutrisi dalam keadaan istirahat dan
sakit
g. Prosedur pemberian nutrisi via NGT
KA P
Melaksanaka Mahasiswa dapat 1. Defisini V 2x60 Ceramah LCD Tes Amilul, Azis
n Tindakan mengidentifikasi dari tindakan menit Curah for A2006.
Pemasangan pelaksanaan pemasangan Pendapa mat Pengantar
NGT tindakan NGT V t Diskusi if Kebutuhan
pemasanganNGT Manusia
dan pemberian 2. Tujuan Buku.
nutrisi enteral tindakan 1&2 .Jakarta
pemasangan emba
NGT dengan V Medika
tepat IqbaWahit
3. Indikasi
dari tindakan V
pemasangan
NGT
4. Persiapan
alat alat yang V
diperlukan
untuk
pemasangan
NGT V
5. Prosedur
tindakan
pemasangan V
NGT
6. Kebutuhan
kalori dan
nutrisi dalam
keadaan
istirahat dan
sakit
7. Prosedur
pemberian
nutrisi via
NGT
B. Kegiatan Belajar
2. Uraian materi
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE
c. Indikasi
1. pasien tidak sadar.
2. pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (misal : stenosis esofagus, tumor pada
mulut, tumor pada faring atau tumor pada esofagus).
3. pasien dengan kesulitan menelan.
4. pasien paska bedah pada mulut, faring atau esofagus.
5. pasien yang mengalami hematemesis.
6. pasien yang mengalami IFO ( intoksikasi fosfat organic )
d. Pengertian :
Menentukan panjang selang yang akan di masukan pada setiap pasien dapat dilakukan dengan
2metode , yaitu :
a) Diukur dari hujung hidung kedaun telinga lalu ke procesus xyphoideus
b) Diukur dari ubun-ubun besar ke ujung hidung lalu ke procesusxyphoideus.
Setelah terpasang sesuai panjang yang telah ditentukan , anjurkan klien untuk rileks ,dan lakukan
tes untuk mengetahui posisi selang NGT sudah benar dan tepat dilambung , dengan cara sebagai
berikut:
1. Masuk udara 10-15 cc dengan spuit ke dalam lambung (lakukan doble check).
2. Aspirasi cairan lambung dengan spuit ( bila perlu lakukan pemeriksaan PH cairan
lambung )
3. X ray
g. Perencanaan keperawatan untuk menghindari Beberapa komplikasi
1. Komplikasi Mekanis
A. Kecepatan aliran nutrisi enternal tidak boleh terlalu tinggi dengan memakai gaya
gravitasi
B. Letak sode mulai hidung sampai kelambuang harus sempurna , untuk
menggontrol letak sode tepat dilambung , kita menggunakan stetoskop guna
auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sode .
h. Pernafasan NGT
Insersi slang nasogastrik meliputi slang plastic lunak melalui nasofaring klien kedalam
lambung . slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret
gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung
pelaksanaan harus seorang prefesional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur
dan pekerjaannya. Pengetahuan dan keterampilan dibutuhkan untuk melakukan prosedur dengan
aman adalah kehati-hatian dalam prosedur pemasangan dan kebijaksanaan penatalaksanaan NGT
. pengetahuan yang mendalam pada pasien (misalnya : perunahan anatomi dan fisiologi yang
dapat membuat sulitnya pemasangan NGT
i. Persiapan Pasien
j. Peralatan
1. NGT ( feeding tube ) sesuai ukuran :
a. Dewasa : 6-18 Fr
b. Anak-anak : 9-10 Fr
2. 1 buah handuk kecil.
3. 1 buah perlak.
4. Jelly/lubricant.
5. Sarung tangan bersih.
6. Spuit 50 cc.
7. Plester atau hipafix.
8. Benang wol bila ada.
9. Gunting.
10. Tongue spatel.
11. Penlight atau senter.
12. Stetoskop.
13. Bengkok.
k. Langkah Pemasangan
1. a. Mengkaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT
b. Mengkaji apakah pasien kooperatif
c. Inspeksi keadaan rongga mulut dan rongga hidung
d. Palpasi abdomen.
2. Cek kembali hasil kolaborasi dengan Dokter, kebutuhan pemasangan NGT.
3. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemasangan NGT serta hal-hal yang harus
dilaporkan dan dihindari pada klien dan keluarga.
4. Mempersipkan alat-alat dan mengatur posisinya disamping tempat tidur,
memindahkan peralatan yang tidak diperlukan.
5. Menjaga privacy klien dengan memasang penghalang atau menutup pintu.
6. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan.
7. a. Berdiri disamping klien, disisi yang sama dengan lubang hidung yang akan
diinsersidan dekatkan alat-alat.
b. Atur klien dalam posisi Fowler ( kecuali ada kontraindikasi )
c. Pasang perlak diatas bantal dan handuk diatas dada.
d. Letakkan bengkok disamping pasien.
8. Tentukan panjang selang yang akan dimasukkan dan beri tanda dengan plaster.
Terdapat 2 metode :
Diukur dari ujung hidung kedaun telinga lalu ke procesus xyphoideus
Diukur dari ubun-ubun besar keujung hidung lalu ke procesus xyphoideus
9. Beri jelly pada selang yang akan dipasang.
10. a. instruksikan klien agar kepala dalam posisi ekstensi lalu masukkan selang
dengan hati-hati melalui lubang hidung ( klien mungkin merasa ingin muntah )
b. bila terasa ada tahanan masukkan selang sambil diputar(jangan dipaksakan).
11. a. Bila sudah terasa melewati batas kerongkongan, minta klien untuk membuka
mulut dan lihat dengan bantuan tongue spatel dan senter apakah selang melingkar
didalam kerongkongan atau mulut.
b. Bila selang melingkar dalam kerongkongan atau mulut, maka tarik kembali
selang anjurkan klien istirahat kemudian olesi selang dengan jelly dan pasang
pada lubang hidung yang
mengetahui apakah posisi selang NGT sudah benar, dengan cara sebagai lain
dengan cara yang sama.
c. Bila tidak, fleksikan kepala klien ( sampai posisi kepala dan leher lurus )
kemudian masukkan selang sampai melewati nasofaring, saat dimasukkan
anjurkan klien untuk menelan ( bila pasien sadar ) .
12. a. Masukkan terus selang sampai panjang yang telah ditentukan.
b. perhatikan bila klien batuk-batuk dan sianosis ( jika batuk-batuk dan sianosis
dimungkinkan masuk dalam jalan nafas, sehingga tarik selang.
13. Setelah selang terpasang sesuai panjang yang telah ditentukan, anjurkan klien
untuk rileks, kemudian lakukan tes untuk berikut.
Masukkan udara 10-15 cc dengan spuit kedalam lambung ( lakukan double check)
Aspirasi cairan lambung dengan spuit ( bila perlu lakukan pemeriksaan Ph cairan
lambung )
X ray
Fiksasi selang dengan plester yang telah disediakan atau dengan benang lalu
fiksasi kembali benang dengan plester
14. Merapikan klien dan tempat tidur klien
15. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat pada tempat semula
16. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan pada status klien
4.Maffeis
- REE Laki-laki berumur 6-10 tahun : 1287+28,6BB+23.6H-69.1A
- Perempuan berumur 6-10 tahun : 1552+35.8BB+15.6H-36.3A
Untuk penghitungan kebutuhan kalori, ada dua rumus yang dapat digunakan
1. Kebutuhan kalori = BEE. X aktifitas x stress
-BEE= BMR=Besar Energy Expenditure
Laki-laki : 66,47+ 13,7 BB+ 5TB – 6,76U
Perempuan : 665.1+ 9.56BB + 1.85TB – 4,67U
-Aktifitas :
-Tempat tidur/ TT : 1,2
-Turun dari TT : 1,3
-Stress
Operasi kecil : 1,2
Trauma otot atau tulang : 1,35
Sepsis berat : 2,1
2. Rule of thumb
Kebutuhan kalori : 25-30 Kkal/kgBB/Hr
Makanan enteral sebaiknya mempunyai komposisi yang seimbang. Kalori non protein
dari sumber karbohidrat berkisar 60-70%; bisa merupakan polisakarida, disakarida maupun
monasakarida. Glukosa polimer merupakan karbohidrat yang lebih mudah diabsorpasi.
Sedangkan komposisi kalori non protein dari sumber lemak berkisar antara 30-40%; bisa
merupakan lemak bersumber dari asam lemak esensial ( ALE/EFA). Lemakl ini mempunya
konsentrasi kalori yang tinggi tetapi sipat absorpasinya buruk. Lemak MCT merupakan
bentuk lemak yang mudah diabsorpsi. Protein diberikan dalam bentuk polimerik
( memerlukan emzim pankreas) atau peptida. Protein whay terhidrolisis merupakan bentuk
protein yang lebih mudah diabsorsi dari pada bentuk asam amino bebas. Pada formula juga
perlu ditambahkan serat; serat akan mengurangi resiko diare dan mengurangi resiko
konstipasi, memperlambat waktu transit makanan pada saluran cerna, merupakan kontrol
glikenik yang baik, serat juga mempromosikan fermentasi di usus besar sehingga
menghasilkan SCFA yang merupakan fakroe trofik.SCFA menyediakan energi untuk sel
epitel untuk memelihara integritas dinding usus.
Jenis pipa yang digunakan untuk pemberian enteral: polyvinylchloride (PVC), silicone,
polyurethane. Nutrisi yag dapat diberikan secara enteral: susu formula, nutrisi suplemen
Pemberian nutrisi enteral dapat dilakukan: continuous feeding (CF) dan intermitten
tube feeding (ITF)
Pertimbangan pemilihan continous feeding (CF)
- Lebih mudah ditoleransi terutama untuk pasien dengan gangguan absorbsi,serta
lebih jarang terjadinya refluk
- Pada penderita yang dalam keadaan kritis, sebaiknya diawali dengan
continuousfeeding baru dilanjutkan dengan intermittent kalau kondisi klinisnya
sudah membaik
- Dianjurkan pada pemberian nutrisi yang langsung dimasukkan ke usus kecil
- Dianjurkan pada bayi aterm/prematur yang menderita intoleransimakanan yang
persisten, instabilitas sistem nafas, atau mengalami reseksiusus secara bermakna
Langkah – langkah
1. a. Cek instruksi Dokter.
b. Cek jadwal pemberian makanan atau obat.
c. Kaji posisi selang NGT untuk menentukan ketepatan selang.
d. Auskultasi bising usus.
e. Palpasi abdomen.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga.
3. Mempersiapkan alat-alat dan mengatur posisinya di samping tempat tidur.
4. Mencuci tangan
5. a.Terdiri di samping klien dan dekatkan alat-alat.
b. Atur klien dalam posisi semifowler (kecuali terdapat kontraindikasi) dengan
meletakkan
bantal dibelakang kepala dan bahu.
c. Pasang perlak di atas bantal, tissue di atas dada dan bengkok di samping klien.
6. a. Dengan spuit ambil residu lambung (atau buka penutup selang dan biarkan residu
mengalir dengan sendirinya), kemudian ukur dan buang.
b. Bila residu lambung >50cc, warna residu kehitaman atau warna dan bentuk residu
lambung sama dengan warna makanan pada pemberian sebelumnya, segera lapor
pada Dokter.
c. Bila residu <50 cc, warna tidak kehitaman, lanjutkan dengan pemberian makanan.
7. a. Letakkan ujung selang di atas kepala klien dan sambungkan ujungselang dengan
spuit 50 cc atau dengan corong.
b. Biarkan makanan masuk ke lambung secara lambat sesuai gaya gravitasi.
c. Setelah selesai tutup kembali ujung selang.
8. Merapikan klien dan tempat tidur klien.
9. Membersihkan dan mengembalikan alat-alat pada tempat semula.
10. Mencuci tangan.
11. Dokumentasikan tindakan pada status klien.
Rangkuman
Pemasangan selang nasogastrik (NGT= Naso Gastric tube)adalah prosedur invasif ya
ng berguna untuk tujuan terapeutik dandiagnostik. Dua tujuan umum pemasangan NGT
diayananklinis adalah
memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pasien yang tidak dapat melalui mulut, dan
untuk melakukan evaluasi dari isi perut pasien dengancuriga perdarahan pada
gastrointestinal bagian atas.
Pemberian nutrisi enteral diberikan pada pasien yang sama sekali tidak bisa makan,
makanan yang masuk tidak adekuat, pasien dengan sulit menelan, pasien dengan luka bakar
yang luas. Pada pasien dengan keadaan trauma berat, luka bakar dan status katabolisme.
Maka pemberian nutrisi enteral sebaiknya sesegera mungkin dalam 24jam.
4.Tugas
Bentuklah kelompok dengan masing- masing kelompok 10 mahasiswa.
Buat skenario kasus dan analisis kasusnya serta lakukan simulasi pemberian pengobatan.
7. Lembar Kerja
Setelah mempelajari modul ini,peserta didik harusbisa mengidentifikasi langkah
pemberian tindakan pengobatan dan mampu mendemonstrasikan prosedur
pemberianpengobatan.
URAIAN
PEMASANGAN SELANG NASOGASTRIK TUBE ( NGT )
Berilah nilai untuk setap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
0 = Tidak melakukan
1 = Dilakukan tidak tepat
2 = Dilakukan dengan tepat
Kriteria Point
C. Penilaian Teknik
5. Memberitahu pasien
6. Mencuci tangan
7. Pasang sampiran
8. Bantu pasien pada posisi semi fowler
9. Pasang pengalas pada dada pasien dan letakkan bengkok
dekat pasien
10. Bersihkan lubang hidung dengan tisu
11. Tuangkan jeli ke kassa
12. Memakai sarung tangan
13. Mengukur selang yang akan dimasukkan dari pangkal hidung
ke processus xiphoideus, lalu ukur lagi dari pangkal hidung ke
telinga pasien , beri tanda pada panjang selang yang sudah
diukur dengan dikepit tangan
14. Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm
15. Masukkan selang melalui lubang hidung yang telah
ditentukan.
16. Lanjutkan memasukkan selang sepanjang rongga hidung .
jika terasa agak tertahan , putarlah selang dan jangan
dipaksakan untuk dimasukkan.
17. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring
( belakang hidung), setelah melewati nasofaring (3-4 cm)
anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan.
18. Periksa posisi selang dibelakang tenggorokan dengan
menggunakan sudip lidah dan senter ( tindakan ini dilakukan
untuk pasien yang koma atau tidak sadarkan diri ).
19. Setelah selang seluruhnya masuk ke dalam lambung ,
kemudian di jepit menggunakan klem agar udara tidak masuk.
20. Singkirkan bengkok dari pasien , kemudian jika telah selesai
memasang NGT sampai ujung yang telah ditentukan ,
anjurkan pasien untuk rileks dan bernafas normal.
21. Periksa selang dengan :
Memasang spuid pada ujung NGT , memasang
bagian diafragma stetoskop pada ujung perut di
kuadran kiri atas pasien (lambung) kemudian
suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan
auskultasi abdomen (apabila ada buyi berarti sudah
masuk dalam lambung)
Mrngaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi
lambung
Memasukkan ujung bagian luar selang NGT ke
dalam kom yang berisi air. Jika terdapat gelembun
udara , berarti selang masuk ke dalam paru-paru
,jika tidak terdapat gelembung udara berarti selang
masuk ke dalam lambung.
22. Kemudian setelah selesai selang di klem lagi, lalu lepas
sarung tagan.
23. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada
hidung.
24. Lakukan aspirasi cairam lambung sebelum memberikan
makanan, bila banyak cairan lambung,buanglah seluruh cairan
lambung (pasien sementara dipuasakan). Bila cairan lambung
sedikit, baru berikan makanan cairyang sudah disediakan.
25. Lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara
memasukkan makanan dengan menggunakan spuid sonde
yang disambungkan dengan pipa sonde perlahan-lahan (bila
spuid sonde akan diisi makanancair lagi selang di klem
dahulu)
26. Jika makana cair sudah selesai diberikan, selang dibilas
dengan air minum +30 cc. Biarkan spuid terpasang di ujung
selang NGT jangan dilepas.
27. Merapikan pasien
28. Bereskan alat
29. Mencuci tangan
Total skore
Nilai Akhir = Total skore x 100 % = ........
Total point penilaian
N= ------------------------------------- X 100
KRITERIA PENILAIAN
Baik sekali : 85-100
Baik : 75-81
Cukup : 60-74
Kurang : <56
TUGAS MANDIRI
1. Pemasangan NGT bertujuan untuk ...
a. Memindahkan/memasukkan darah seorang donor dasar kepada orang lain (pasien yang
memerlukan) melalui vena
b. Memberikan makanan cair kedaLam lambung
c. Memasukkan cairan hangat kedalam colon descanden dengan menggunakan kanula recti
melalui anus
d. Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum
2. Sebelum melakukan tindakan kepada pasien untuk pemasangan NGT yang pertama
dilakukan yaitu ...
a. Siapkan alat dan bahan
b. Memasang sampiran
c. Memberi tahu pasien/ keluarga atas tindakan yang akan dilakukan
d. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
3. Seorang laki-laki berusia 45 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
mual dan mutah. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengeluh makan terasa pahit, dan
langsung muntah kalau di isi makanan, nyeri dalam menelan, perut kembung, TD 100/80
mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 19x/menit, suhu 37,3oC, Hb: 9 gr/dl,
Pertanyaan: apakah metode pemberian makanan yang tepat pada kasus tersebut?
a. NGT
b. Peroral
c. Transfusi
d. Parenteral
e. Sedikit-sedikit tapi sering
6. Alat-alat dibawah ini merupakan alat yang harus ada pada pemasangan NGT, yaitu:
a. Selang NGT, spuit, stethoscope ,pinset, spatel dan jelly
b. Klem, pinset, air putih, tissue, dan nierbeken dan selang NGT
c. NGT, plester, jelly, senter ,spatel dan nierbeken
d. NGT, pinset, air putih , nierbeken dan spatel lidah
e. Spatel lidah, senter, jelly, air putih, dan NGT
7. Dibawah ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan saat pemasangan NGT
adalah, kecuali :
a. Selang NGT jangan dilepas sebelum di fiksasi
b. Fiksasi dimulai dan diakhiri di lobang hidung
c. Evaluasi terdiri dari sebelum dan sesudah tindakan
d. Insersi NGT dengan pinset
e. Tindakan tidak harus berurutan dengan catatan yang tidak perinsip
8. Dibawah ini merupakan cara mengetes dan memastiksn selang NGT sudah masuk
tepat di dalam gaster adalah :
a. Adanya gelembung udara ketika ujung selang diletakkan di air
b. Adanya pengeluaran angin dari ujung selang NGT
c. Saat dilakukan aspirasi dengan menggunkan spuit terdapat cairan lambung
d. Saat dilakukan palpasi pada abdomen keluar cairan lambung
e. Adanya pengeluaran udara diujung selang
9. Hal-hal yang didokumentasikan pada pemberian makanan melalui NGT dibawah ini
adalah, kecuali :
a. Catat jumlah residu yang dihasilkan
b. Catat jumlah makan yang diberikan
c. Catat rute pemberian
d. Catat formula dan respon pasien
e. Yang diatas benar semua
MODUL PRAKTIK ; PEMASANGAN INFUS
BAB II
PEMASANGAN INFUS
1. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pemberian cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh ke
dalam pembuluh vena untuk memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan
elektrolit,darah, maupun nutrisi (Perry & Potter, 2006). Pemberian cairan intravena
disesuaikandengan kondisi kehilangan cairan pada klien, seberapa besar cairan tubuh
yang hilang.Pemberian cairan intravena merupakan salah satu tindakan invasif yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Pemberian cairan melalui infuse adalah pemberian cairan yang diberikan pada pasien
yang mengalami pengeluran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan
kesteril-an mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan
melalui infus dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya
vena lengan (vena sefalika basal ikadan median akubiti), pada tungkai (vena safena) atau
vena yang ada dikepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak).
Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat
dilakukan Pada pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.Dalam penulisan makalah
ini akan di jelaskan pengertian pemberian cairan infuse, jenis-jenis cairan intravena,
indikasi dan kontraindikasi, dan prosedur pemberian cairan infuse, cara mengihitung
cairan infus.
B.Rumusan Masalah:
1. Pengertian terapi cairan/infus
2. Tujuan pemberian terapi cairan/infus
3. Mengetahui macam-macam cairan infus
4. Mengetahui komposisi cairan infus, indikasi, dan kapan penggunaan
5. Mengetahui cara pemakaian infus
C.TUJUAN
1.Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2.Infuse pengobatan dan pemberian nutrisi
3.Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4.Memperbaiki keseimbangan asam-basa
5.Memonitor tekanan vena sentral (CVP)
D.MANFAAT
1.Dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi pembaca
2.Dapat menambah pengetahuan mengenai infus
3.Mengetahui pengertian terapi cairan infus
4.,Mengetahui komposisi cairan infu,indikasi.
5.mengetahui bagaimana penggunaan dan pemakaian infus
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Fungsi vena merupakan tekhnik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet
tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit.
(Eni Kusyati 2006. hal:267)
Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat
intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan,
pemantauan hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan
ginja(Schaffer, dkk, 2000). Pasien yang mendapat cairan intravena di rumah
sakit mencapai 50% dari total seluruh pasien yang dirawat setiap tahunnya
(Schaffer, dkk, 2000).
Pada kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan
cairan eksternal secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intra vena adalah untuk
memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral
secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga kesimbangan elektrolit,
menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme, memenuhi
kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat melalui vena.
Lebih khusus, terapi intra vena di berikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi
berat, pasien pra dan pasca bedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan
tertentu(Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007 Hal:92-94)
Pemberian cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan
mediana kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti :
vena temporalis krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien
yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami
syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau pasien yang
membutuhkan pengobatan tertentu
3. PEMBAHASAN
3.1. Indikasi
Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung
masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam
peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan
memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena
hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini
tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada
kebanyakan pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan
antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS,
biaya perawatan, dan lamanya perawatan.
Persiapan
I. Persiapan Klien
1) Cek perencanaan Keperawatan klien
2) Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
II. Persiapan Alat
1) Standar infus
2) Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan
3) Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
4) Bidai / alas infus
5) Perlak dan tourniquet
6) Plester dan gunting
7) Bengkok
8) Sarung tangan bersih
9) Kassa seteril
PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN
1. klien diberi penjelasan tenteng hal-hal yang dilakukan saat pemasangan infuse
dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik.jika keadaan memungkinkan.
2. pakaian klien pada daerah yang akan di pasang infuse, harus di buka (untuk
mempermudah saat pemasangan infus) dan mencari venanya
3. identifikasi vena yang dapat di akses untuk tempat pemasangan jarum IV atau
kateter :
cuci tangan
Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
Mengisis selang infus
Membuka plastik infus set dengan benar
Tetap melindungi ujung selang seteril
Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah
keatas
Menggantung cairan infus di standar cairan infus
Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan ( tapi jangan sampai terendam )
Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan
Cek adanya udara dalam selang
Pakai sarung tangan bersih bila perlu
Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan dipungsi
Memilih vena yang tepat dan benar
Memasang tourniquet
Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler atau
dari atas ke bawah sekali hapus
Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan
Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari arah
samping
Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka
mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
Torniquet dicabut
Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan cairannya
sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area
penusukan untuk fiksasi
Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril kering
Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter / abocath agar
tidak tercabut
Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien
Untuk pemberian cairan IV, atas kecepatan aliran sampai tetesan yang tepat permenit.
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien
cuci tangan
Catat tindakan yang dilakukan
Infus
4. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang
disambungkan.
Pemberian infus melalui vena.
Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai pengganti
nutrisi.
Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam
Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat
B. Saran
Seorang ahli kesehatan atau paramedis mampu dalam melakukan tindakan
pemasanganinfus secara tepat dan benar serta steril
5. TUGAS MANDIRI
1. Bagaimana pedoman pemilihan vena saat menginfus?
2. Bagaimana cara menstabilkan vena yang akan di infus?
3. Apa penyebab macetnya infus?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan terapi intravena?
5. Kontraindikasi pemasangan infus pada daerah?