Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah blok RHFP (Reproductive Health and Family
Planning)

Disusun oleh:

Ajeng Maulani Hazairin                 130104180019

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Keluarga Berencana

Subtopik : Kontrasepsi Pasca Keguguran

Hari/Tanggal :

Waktu : 15 menit.

Peserta : 3-5 orang

Karakteristik : Wanita Pasca Keguguran

1. Tujuan :
a. Umum :
Setelah mengikuti promosi kesehatan selama ± 15 menit, peserta mampu
memahami tentang Kontrasepsi Pasca Keguguran.
b. Khusus :
Setelah mengikuti promosi kesehatan tentang Kontrasepsi Pasca
Keguguran selama ± 15 menit diharapkan peserta mampu ;
a) Menjelaskan kembali tentang definisi dari kontrasepsi pasca
keguguran.
b) Menjelaskan kembali tentang tujuan KB pasca keguguran.
c) Menjelaskan kembali tentang Masa nifas pasca keguguran.
d) Menjelaskan kembali tentang jenis KB pasca keguguran.
e) Menjelaskan kembali apa saja yang harus diperhatikan sebelum
memilih KB
f) Menjelaskan kembali tentang pilihan KB Pasca keguguran
2. Metode : Ceramah dan tanya jawab
3. Alat bantu/peraga : leaflet, poster, flayer, dan power point.
4. Materi dan kegiatan : terlampir.
RINCIAN KEGIATAN

No Materi Kegiatan Waktu

1. Pembukaan a) Mengucapkan salam. 1 menit


b) Melakukan perkenalan.
c) Menyampaikan tujuan.
d) Kontrak waktu.
2. Proses Penyapaian materi mengenai: 10 menit

1. Definisi dari kontrasepsi pasca


keguguran.
2. Tujuan KB pasca keguguran.
3. Masa nifas pasca keguguran.
4. Jenis KB pasca keguguran
5. Apa yang harus diperhatikan sebelum
memilih KB pasca keguguran
6. Pilihan KB pasca keguguran
7. Memberi kesempatan peserta untuk
bertanya dan memberikan jawaban
3. Evaluasi Menanyakan mengenai: 3 menit

1. Definisi dari kontrasepsi pasca


keguguran.
2. Tujuan KB pasca keguguran.
3. Masa nifas pasca keguguran.
4. Jenis KB pasca keguguran
5. Apa yang harus diperhatikan sebelum
memilih KB pasca keguguran
6. Pilihan KB pasca keguguran
4. Penutup Kesimpulan dan salam penutup. 1 menit
MATERI

A. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran buah kehamilan sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan dengan usia kehamilan ≤ 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Sedangkan KB Pasca Keguguran yang selanjutnya disingkat
PK adalah pelayanan KB yang diberikan setelah penanganan keguguran saat di faskes
atau 14 (empat belas) hari pasca keguguran.
Penggunaan kontrasepsi pasca keguguran dilakukan selama tidak
mengakibatkan risiko khusus setelah penanganan komplikasi keguguran. Untuk
menjaga kesehatan Ibu dan bayi dikemudian hari, bagi ibu yang mengalami
keguguran diupayakan untuk menunda kehamilan berikutnya dalam kurun waktu
minimal 6 (enam) bulan kedepan.

B. Penyebab Terjadinya Abortus


Penyebab dari terjadinya abortus umumnya adalah karena :
 Penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit ginjal.
 Penyakit autoimun, misalnya lupus dan sindrom antifosfolipid.
 Penyakit infeksi, seperti toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan
gonore.
 Gangguan hormon, misalnya penyakit tiroid atau PCOS.
 Kelainan rahim, misalnya serviks yang lemah dan miom.
 Obat-obatan yang dikonsumsi, seperti obat antiinflamasi nonsteroid,
methotrexate, dan retinoid.
 Kelainan pada rahim, misalnya serviks rahim.

Faktor yang membuat seorang ibu hamil lebih berisiko mengalami keguguran, di
antaranya:

o Hamil di atas usia 35 tahun


o Pernah mengalami keguguran sebelumnya
o Merokok
o Mengonsumsi minuman beralkohol
o Penyalahgunaan NAPZA
C. Patofisiologi
Abortus atau keguguran disebabkan oleh banyak faktor, mekanisme terjadinya
abortus umumnya adalah terdapat perdarahan di desidua basallis dan terjadi nikrosis
jaringan. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya,
sehingga uterus menanggapi hal tersebut sebagai benda asing dan uterus
merangsang pengeluaran oksitosin yang berguna untuk kontraksi. Otot-otot uterus
berkontraksi segera pasca abortus.
Ketika hamil uterus membesar menyesuaikan dengan pertumbuhan janin, oleh
karena itu banyak darah dialirkan ke uterus. Setelah abortus, janin serta hasil
konsepsi lainnya dikeluarkan dengan kontraksi dan artinya banyak darah yang tidak
diperlukan lagi karena sudah tidak ada janin dalam uterus. Maka yang terjadi adalah
pengaliran darah ke uterus berkurang dan kembali seperti biasa. Terjadilah Ischemi
pada miometrium yaitu kekurangan darah pada uterus. Uterus akan mengalami
kekurangan darah sehingga pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara otot
uterus akan terjepit dan menghentikan perdarahan setelah janin lahir, jaringan otot-
otot uterus mengalami otrofi dan kembali pada ukuran semula. Faktor tersebut saling
mempengaruhi, sehingga mengakibatkan hancurnya jaringan otot yang baru, dan
mengecilnya jaringan otot yang membesar.
Dengan demikian proses involusi terjadi sehingga uterus kembali pada ukuran
dan tempat semula. Involusi uterus pasca abortus lebih cepat dibandingkan dengan
pasca persalinan cukup bulan karena janin yang dikandung berbeda ukuran dan
ukuran uterus ketika mengandungpun berbeda dengan pasca persalinan cukup bulan.
Hormon HCG akan berkurang separuhnya setiap 1-1,5 hari pasca abortus.
Rata-rata HCG tidak terdeteksi lagi setelah 2 minggu pasca abortus dan siklus
menstruasi kembali normal. Serta involusi uterus akan lebih cepat terjadi sehingga
ovulasi akan lebih cepat. Apabila kadar beta HCG masih terdeteksi setelah >4 minggu
mungkin terjadi abortus inkomplit atau masih ada sisa trofoblas. Jika HCG masih ada
dalam tubuh maka siklus mentruasi tidak teratur dan ovulasi terhambat.
Setelah HCG hilang, hipotalamus akan mempersiapkan untuk ovulasi.
Hipotalamus mensekresikan GnRH (Gonadotropin Realising Hormone) dimana
GnRH akan menstimulasi Hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH (Follicle
Stimulating Hormone yang berguna untuk mematangkan folikel di ovarium) dan LH
(Luteinizing Hormone yang berguna untuk membantu pelepasan ovum saat ovulasi).
FSH dan LH menstimulasi ovarium untuk mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Ketika hormon estrogen meningkat akan memberi feed back negatif
yang berdampak menekan FSH sehingga mengurangi perkembangan folikel di
ovarium menjelang ovulasi. Disamping itu, estrogen merangsang GnRH dan
melepaskan LH lebih banyak yang berguna untuk merangsang terjadinya folikel de
graff. Saat folikel sudah siap untuk dilepaskan, LH dan estrogen meningkat pesat dan
terjadilah pelepasan oosit (ovum) dari ovarium.
Maka dari itu, kesuburan akan segera kembali dalam kurun waktu 7 hingga 14
hari setelah keguguran, sehingga sangat penting memastikan ibu pasca keguguran
terlindungi dari kehamilan yang tidak diinginkan dikemudian hari.

D. Masa Nifas Pasca Keguguran


Karena pembesaran uterus maksimal terjadi pada usia 14 -16 minggu,
ukuran uterus lebih kecil dibandingkan masa nifas pasca melahirkan. Janin yang
dikandung berbeda ukuran dan ukuran uterus ketika mengandungpun berbeda dengan
pasca persalinan cukup bulan. Kemudian daerah implantasi placenta lebih kecil
dibandingkan pasca melahirkan. Faktor tersebut menyebabkan Involusi uterus akan
lebih cepat dibandingkan dengan pasca persalinan cukup bulan karena proses
penyembuhan dan pemulihan uterus akan lebih cepat. Sehingga, Ovulasi dapat
segera terjadi, dapat 11 hari sesudah pasca keguguran dan dapat hamil sebelum
haid berikutnya. Itulah mengapa pada wanita pasca keguguran dianjurkan untuk
menggunakan kontrasepsi.

E. Jenis Kontrasepsi Pasca Keguguran


Pilihan kontrasepsi bagi pelayanan pasca keguguran meliputi;
a. Metode hormonal seperti pil, suntik dan implan dapat segera diberikan setelah
keguguran.
b. Mow dan akdr dapat segera diberikan, namun harus dipastikan sebelumnya
bahwa tidak adanya komplikasi pasca keguguran.
c. Penggunaan kondom sangat dianjurkan apabila adanya risiko penularan infeksi
menular seksual (IMS) atau HIV, akan sangat efektif sebagai perlindungan ganda
apabila digunakan bersama metode kontrasepsi lain yang efektif
d. Metode kontrasepsi alami tidak dianjurkan hingga siklus menstruasi telah
kembali.

Pertimbangan berdasarkan kondisi klinis klien abortus:


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional


Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan Dan Pasca Keguguran.
2. Mayo Clinic (2016). Diseases & Conditions. Miscarriage. Diakses dilaman
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-
miscarriage/symptoms-causes/syc-20354298
3. Pilihan Metode Kontrasepsi Bagi Masyarakat Umum, Sumber:WHO,
KEMENKES RI, dan BKKBN. Diakses dilaman www.skata.info

Anda mungkin juga menyukai