Proses penyusunan standar akuntansi yang baik harus memiliki lima tahapan (ADB
2003) : (1) design -asfek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan di
exposure draft disiapka (2) approval- draft tersebut di review dan jika layak akan
disetujui sebagai standar ,(3) education - penjelasan kepada penyusun dan pemakai
laporan keuangan tentang pengaruh dan implementasi standar yang baru (4)
implememtation - ketentuan dalam standar tersebut diaplikasikan dalam perusahaan (5)
enforcement - pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak menerapkan.
Penyusunan standar akuntansi di indonesia pada dasarnya mengacu pada model
Amerika dengan sedikit modifikasi. Menurut aturan yang dibuat Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan
tahap berikut ini :
a. Issues identification, kongres IAI yang bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan resolusi
tentang program kerja strategis DSAK. DSAK ini memonitor dan mempertimbangkan
pengumuman resmi yang dikeluarkan inteenational accounting standard board ( IASB)
dan badan perumus standar akuntansi lainnya serta mereview masukan yang diberikan
secara langsung oleh pihak tertentu.
b. Preliminary consideration. DSAK mendiskusan isu yang ada dan komisi yang
diperlukan penelitan sebelum isu tersebut dimasukkan dalam program kerja DSAK.
c. Preparation of accounting discussion papaer. Untuk setiap topik yang diterima, DSAK
membentuk komite khusus untuk menyiapkan topik outline dan Accounting Discussion
Paper ( ADP) yang secara rinci menjelaskan dan menganalisis topik tersebut.
d. Preparation of exposure draft (ED). Atas dasar pertimbangan yang terdapat dalam
ADP, DSAK menyiapkan ED awal yang harus konsisten dengan keterangan standar
akuntansi internasional. ED awal ini didistribusikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan.
e. Public of ED. ED didistribusikan di media akuntansi - majalah IAI dan didistribusikan
kepada pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum public hearing.
f. Public Hearing. Public hearing diseleggarakan untuk memberi kesempatan kepada
pihak yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhapad ED
tersebut. Atas dasar masukan tersebut, DSAK akan berkonsultasi dengan pemerintah,
organiasi dan individu lain yang relevan sebelum disyahkan menjadi PSAK.
g. PSAK preparation. Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk mereflesikan hasil
konsultasi yang telah dilakukan.
h. Approval and Promulgation. DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai
pedoman resmi praktik akuntansi tertentu. PSAK yang diaetujui dipublikasikan melalui
media akuntansi dan website IAI.
Penyusunan standar di Indonesia dapat dikategorikan kedalam dua periode yaitu
periode sebelum kongres VIII Ikatan Akuntansi Indonesia September 1998. Periode
setelah kongres diputuskan perubahan memdasar dalam proses penyusunan standar
akuntnasi.
Setelah kongres VIII , komite menjadi lebih kecil dengan mengurangi jumlah
anggota menjadi 7 atau 9. Hasil kongres lainnya adalah dibentuknya consultative
Body/Advisory Council yang mewakili kontistuen dengan anggota sebanyak 25 sampai
30 orang. Anggota komite harus memiliki kriteria sebagai berikut :
Ada beberapa perubahan yang dilakukan IAI, misalnya SAK dikembangankan dan
disahkan oleh komite dan perlunya perbaikan dalam due process. Masa komentar
terhadap exposure draft diperpanjang dari minimal 1 bulan menjadi 6 bulan. Kesempatan
untuk memberikan testimony pada publik hearing secara bertahap harus diubah menjadi
hanya untuk publik yang telah memberikan komentar tertulis.
Rapat komite harus dirancang menjadi terbuka untuk publik sebagai pengamat.
Penyebaran hasil tertulis baik hasil antara maupun final diperbanyak dan diperluas
dengan menggunakan media yang tersedia (leaflet, brosur, koran, majalah).