042 - Ismi Yunita Sari - K11115524 - Kesehatan Lingkungan - Revisi 2
042 - Ismi Yunita Sari - K11115524 - Kesehatan Lingkungan - Revisi 2
mselomo3011@gmail.com
ABSTRAK
Penjual bakso gerobak merupakan salah satu pedagang kaki lima yang menjual dengan
cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga memiliki peluang besar untuk
melakukan kontak dengan bakteri dari tempat yang telah dilalui selama menjual. Tangan
merupakan bagian tubuh yang paling sering kontak dengan lingkungan luar dan digunakan
sehari-hari untuk melakukan aktivitas. Hal ini memudahkan terjadinya kontak dengan
mikroorganisme dan akan mengontaminasi makanan yang sedang disajikan. Sehingga menjaga
kebersihan tangan merupakan salah satu bentuk perilaku dari penjamah makanan yang sangat
dianjurkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran personal hygiene dengan
keberadaan bakteri pada tangan penjual bakso gerobak di Kota Makassar. Penelitian ini bersifat
observasional deskriptif dengan teknik non probability sampling dan metode accidental
sampling. Metode pengambilan sampel adalah metode swab. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 100% hasil swab tangan responden positif mengandung bakteri yang terdiri dari bakteri
gram positif dan negatif. Terdapat 8 jenis bakteri yang teridentifikasi yakni Acinetobacter
calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus, Pseudomonas
aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, dan Staphylococcus
saprophyticus. Sehingga, bakteri yang ada pada tangan responden dapat berpindah ke makanan
dan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, diharapkan kepada penjual bakso gerobak untuk
selalu memperhatikan kebersihan tangan.
Kata Kunci: Personal Hygiene, Tangan, Bakteri
ABSTRACT
Meatball cart traders are one of the street vendors who sell by moving from one place to
another. They have a big chance to make contact with bacteria from the place thathave been passed
while selling. Hands are parts of the body that most used to make contact with the environment and to
carry out daily activities, and it can be so easily to make a contact with microorganisms and transfers
them to the food being served. So, maintaining hand hygiene is one form of behavior from food
handlers who are highly recommended. The purpose of this study was to determine the description of
personal hygiene with the existence of bacteria on the hand of the meatball cart traders in Makassar
City. This research using descriptive observational with non probability sampling techniques and
accidental sampling method. The results showed that 100% of respondent's hand contained bacteria,
consisting of gram-positive and negative bacteria. There are 8 types of bacteria identified,
Acinetobacter calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus,
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, and Staphylococcus
saprophyticus. So, bacteria in the hands of the respondent can move to food and can cause
diseases.Therefore, it is expected that the meetball cart traders always pay attention to hand hygiene.
Keywords: Personal Hygiene, Hands, Bacteria
PENDAHULUAN
Makanan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan makhluk hidup. Makanan yang
aman dan berkualitas dapat dihasilkan dari rumah tangga maupun dari industri makanan. Oleh
karena itu, makanan yang dihasilkan baik dari rumah tangga maupun industri makanan harus
memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 1Makanan yang
tidak aman, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keracunan makanan dan dapat menjadi
Makanan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang
kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu
memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Selain itu, ada juga makanan yang
secara alami sudah bersifat racun seperti beberapa jamur/tumbuhan dan hewan. Umumnya
bakteri yang terkait dengan keracunan makanan diantaranya adalah Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolityca, Staphylococcus aureus,
Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Bacillus cereus, Vibrio cholerae, Vibrio
Bakso merupakan salah satu makanan yang yang terbuat dari olahan daging sapi yang
sangat populer di Indonesia. Dibandingkan dengan produk olahan daging lainnya, bakso
merupakan produk yang sangat di gemari masyarakat selain karena rasanya bakso merupakan
jajanan yang sangat mudah di temui di mana-mana, seperti di restoran mewah, rumah makan
pinggir jalan, hingga pedagang keliling yang biasa disebut dengan penjual bakso gerobak.
Meskipun telah mengalami proses pengolahan, bakso belum sepenuhnya aman dari cemaran
mikroba. Kandungan protein yang tinggi dalam bakso dapat bertindak sebagai perantara atau
substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.
Selain itu tingginya kadar air dalam bakso akibat proses pengolahan juga dapat menyebabkan
pertumbuhan mikroba menjadi lebih cepat. Penanganan produk olahan pangan yang buruk dan
besar terhadap peluang terjadinya kontaminasi bakteri pada makanan yang disajikan. 5
Penjamah makanan dianjurkan untuk membiasakan perilaku sehat yang berhubungan
dengan penanganan makanan. Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu bentuk perilaku
dari penjamah makanan yang sangat dianjurkan. Tangan merupakan bagian tubuh yang paling
sering kontak dengan lingkungan luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas. Hal
ini sangat memudahkan terjadinya kontak dengan mikroorganisme dan mentransfernya ke ke
makanan yang sedang disajikan. Hal ini menyebabkan tangan menjadi salah satu media
penularan penyakit infeksi dan penyakit kulit, serta juga mampu menjadi tempat yang subur
Salah satu penjamah makanan yang rentan terhadap kontaminasi bakteri adalah penjual
bakso gerobak. Penjual bakso gerobak merupakan salah satu pedagang kaki lima yang menjual
dengan cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga memiliki peluang besar untuk
melakukan kontak dengan bakteri dari tempat yang telah dilalui selama menjual. Selain itu,
sebagian besar penjual bakso gerobak tidak mampu untuk menjaga kebersihan dirinya (personal
hygiene) dengan rutin seperti mencuci tangan setelah menjamah makanan atau memegang benda
lain. Hal tersebut dikarenakan minimnya sarana personal hygiene seperti kain lap, sabun, atau
air bersih yang dibawa pada saat menjual sehingga bakteri yang telah mengontaminasi penjual
tidak akan hilang bahkan akan bertambah banyak. Apabila penjual bakso gerobak menjamah
makanan dengan kondisi terkontaminasi bakteri, maka bakteri juga akan berpindah ke makanan.
Masuknya bakteri ke dalam makanan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh karena
itu, perlu diketahui gambaran personal hygiene dan keberadaan bakteri pada tangan penjual
bakso gerobak di Kota Makassar.
HASIL
Gambaran personal hygiene dan keberadaan bakteri pada penjual bakso gerobak masing-
masing disajkan pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1 menunjukkan bahwa indikator personal
hygiene yang pertama (kebersihan tangan dan jari) rata-rata responden telah memenuhi syarat
(53,3%). Begitupula pada indikator kebersihan rambut dan kebersihan pakaian, hampir semua
responden memenuhi syarat yakni 96,7% dan 63,3%. Sedangkan untuk indikator praktik cuci
tangan dan penggunaan sarung tangan, semua responden (100%) tidak memenuhi syarat. Pada
tabel 2 terlihat bahwa seluruh (100%) hasil swab tangan penjual gerobak bakso yang telah diuji
dan diidentifikasi positif mengandung bakteri yang terdiri dari bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif. Adapun jenis dan jumlah bakteri yang ada pada tangan responden disajikan pada
tabel 3 yakni Acinetobacter calcoaceticus yang terdapat pada 2 sampel, Klebsiella sp yang
terdapat pada 3 sampel, Alcaligenes faecalis yang terdapat pada 13 sampel, Enterobacter
aglomereus yang terdapat pada satu 1 sampel, Pseudomonas aeruginosa yang terdapat pada 6
sampel, Enterobacter aerogenes yang terdapat pada 2 sampel, Enterobacter cloaceace yang
terdapat pada 1 sampel, dan Staphylococcus saprophyticus yang terdapat pada 3 sampel.
PEMBAHASAN
Personal hygiene merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam
menjaga kebersihan dirinya agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang bisa menyebabkan
penyakit seperti bakteri, virus, maupun mikroorganisme lainnya. Bagi para penjamah makanan,
kebersihan diri sendiri sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan agar bakteri maupun
mikroorganisme lain tidak dapat mengontaminasi penjamah makanan maupun makanan yang
sedang diolah.
Pada penelitian ini, terdapat 5 indikator personal hygiene yang dinilai yakni kebersihan
tangan dan jari, kebersihan rambut, kebersihan pakaian, praktik cuci tangan dan penggunaan
sarung tangan. Berdasarkan hasil observasi, indikator yang paling banyak dipenuhi oleh
responden yaitu kebersihan tangan dan jari, kebersihan rambut, dan kebersihan pakaian.
Sedangkan untuk indikator praktik cuci tangan dan penggunaan sarung tangan tidak ada
responden yang memenuhi syarat.
Tangan merupakan bagian tubuh yang utama dalam proses menjamah makanan. Sebagian
besar kuman infeksius penyebab penyakit ditularkan melalui jalur fecal-oral, yang masuk ke
dalam mulut antara lain melalui jari-jari tangan 7. Bakteri dapat mengontaminasi makanan karena
kebersihan tangan yang kurang dijaga oleh penjamah makanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman
Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, penjamah makanan jajanan dalam melakukan
kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain:
menjaga kebersihan tangan dan kuku, menutup luka (pada luka terbuka atau bisul atau luka
lainnya), menjamah makanan harus memakai alat atau perlengkapan saat menjamah makanan 8.
Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu indikator utama dalam personal hygiene.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun baik sebelum maupun setelah menjamah makanan
dapat menurunkan kontaminasi bakteri pada tangan maupun pada makanan. Perilaku mencuci
tangan sangat penting bagi penjamah makanan dimana penjamah makanan adalah orang yang
secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan,
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, seluruh hasil swab tangan penjamah
makanan positif mengandung bakteri. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media yang
digunakan juga bervariasi. Ada bakteri yang tumbuh di media NA tapi tidak tumbuh di media
MacConkey begitupun sebaliknya, adapula bakteri yang tumbuh di kedua media. Hal ini
disebabkan karena karakteristik bakteri yang berbeda-beda. Bakteri yang tumbuh di media NA
merupakan bakteri gram positif dan negatif, sedangkan bakteri yang tumbuh di media
MacConkey hanya bakteri gram negatif. Ada ada 8 jenis bakteri yang telah diidentifikasi yakni
Acinetobacter calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus,
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, dan Staphylococcus
saprophyticus.
Acinetobacter spp. ditemukan di banyak sumber lingkungan, termasuk air, tanah,
makanan, dan arthropoda, dan bakteri ini dapat bertahan hidup di permukaan kering lebih lama
daripada bakteri lain yang menyebabkan infeksi. Tidak seperti kebanyakan basil gram negatif
lainnya, Acinetobacter spp dapat tumbuh dan berkembang di area kering dan lembab dari kulit
manusia yang sehat. Salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 63% infeksi
nosokomial yang terjadi di rumah sakit anak-anak disebabkan oleh bakteri Acinetobacter sp.
Selain itu, paparan air atau tanah dianggap sebagai faktor risiko utama infeksi bakteri
Acinetobacter sp. 7
granulomatosa kronis pada hidung. Penyakit-penyakit ini paling sering terjadi di daerah tropis. 8
dkk (2015)Alcaligenes faecalis harus dianggap sebagai patogen potensial yang dapat
menyebabkan penyakit sporadis, endokarditis, meningitis, otitis kronis, pielonefritis, bakteremia,
peritonitis, endoftalmitis, dan abses. Riwayat kontak dengan larutan air atau air harus diselidiki
dalam semua kasus. Hasil klinis biasanya baik, namun pengobatan bisa sulit terjadi pada
beberapa kasus karena tingginya tingkat resistensi terhadap antibiotik yang umum digunakan 12.
Enterobacter sp juga ditemukan pada hasil swab tangan penjual bakso gerobak. Ada 3
jenis spesies dari bakteri Enterobacter yang ditemukan yaitu Enterobacter aglomereus,
Enterobacter aerogenes, dan Enterobacter cloaceace. Secara umum, habitat Enterobacter spp.
adalah di saluran pencernaan manusia dan mamalia lain. Bakteri ini juga dapat ditemukan di air,
air limbah, tanah, bahan tanaman, dan makanan. Bahkan isolat manusia yang lebih umum seperti
Enterobacter aerogenes, dan Enterobacter cloaceace, merupakan bakteri yang menyebar di
mana-mana termasuk di lingkungan. Pada manusia, Enterobacter spp. adalah patogen
oportunistik dan merupakan penyebab pneumonia nosokomial yang paling umum, infeksi
saluran kemih, infeksi luka bedah, dan infeksi aliran darah terkait kateter (BSI). Organisme ini
sering berkoloni di kulit dan saluran pernapasan, saluran kemih, dan saluran pencernaan pasien
Selanjutnya, bakteri lain yang ditemukan adalah bakteri Pseudomonas sp. Bakteri
Pseudomonas sp adalah bakteri gram negatif yang berbentuk barang, motii, dan bersifat aerob,
beberapa di antaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Pseudomonassp banyak
ditemukan di tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan binatang. Pada penelitian ini, spesies bakteri
yang ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada
suhu 37°C - 42°C, membentuk koloni pada manusia normal, dan bertindak sebagai saprofit.
Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit bila daya tahan tubuh pejamu abnormal contohnya
menyebabkan infeksi pada luka dan luka bakar, meningitis, infeksi saluran kemih, pneumonia
nekrotik, infeksi mata, pada bayi atau orang dengan kondisi lemah dapat memasuki aliran darah
tahun.11
DAFTAR PUSTAKA
Ya Tidak Total
No Indikator
n % n % N %
1 Kebersihan tangan dan jari 16 53,3 14 46,7 30 100
2 Kebersihan rambut 29 96,7 1 3,3 30 100
3 Kebersihan pakaian 19 63,3 11 36,7 30 100
4 Praktik cuci tangan 0 0 30 100 30 100
5 Penggunaan sarung tangan 0 0 30 100 30 100
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 2. Distribusi Frekuensi terkait Keberadaan Bakteri pada Tangan Penjual Bakso
Gerobak di Kota Makassar
Frekuensi
No Keberadaan Bakteri
N %
1 Ada 30 100
2 Tidak Ada 0 0
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 3. Distribusi Responden terkait Jumlah Koloni dan Jenis Bakteri pada Tangan
Penjual Bakso Gerobak di Kota Makassar