Anda di halaman 1dari 10

Gambaran Personal Hygiene dan Keberadaan Bakteri pada Tangan

Penjual Bakso Gerobak di Kota Makassar

Description of Personal Hygiene and The Existence of Bacteria


in the Hand of Meatball Cart Tradersat Makassar City

Ismi Yunita Sari, Hasnawati Amqam, Makmur Selomo

Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Universitas Hasanuddin


(ismiyunitasari66@gmail.com, 085340406263)
nana_azzahra@yahoo.com

mselomo3011@gmail.com

ABSTRAK
Penjual bakso gerobak merupakan salah satu pedagang kaki lima yang menjual dengan
cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga memiliki peluang besar untuk
melakukan kontak dengan bakteri dari tempat yang telah dilalui selama menjual. Tangan
merupakan bagian tubuh yang paling sering kontak dengan lingkungan luar dan digunakan
sehari-hari untuk melakukan aktivitas. Hal ini memudahkan terjadinya kontak dengan
mikroorganisme dan akan mengontaminasi makanan yang sedang disajikan. Sehingga menjaga
kebersihan tangan merupakan salah satu bentuk perilaku dari penjamah makanan yang sangat
dianjurkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran personal hygiene dengan
keberadaan bakteri pada tangan penjual bakso gerobak di Kota Makassar. Penelitian ini bersifat
observasional deskriptif dengan teknik non probability sampling dan metode accidental
sampling. Metode pengambilan sampel adalah metode swab. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 100% hasil swab tangan responden positif mengandung bakteri yang terdiri dari bakteri
gram positif dan negatif. Terdapat 8 jenis bakteri yang teridentifikasi yakni Acinetobacter
calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus, Pseudomonas
aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, dan Staphylococcus
saprophyticus. Sehingga, bakteri yang ada pada tangan responden dapat berpindah ke makanan
dan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, diharapkan kepada penjual bakso gerobak untuk
selalu memperhatikan kebersihan tangan.
Kata Kunci: Personal Hygiene, Tangan, Bakteri

ABSTRACT
Meatball cart traders are one of the street vendors who sell by moving from one place to
another. They have a big chance to make contact with bacteria from the place thathave been passed
while selling. Hands are parts of the body that most used to make contact with the environment and to
carry out daily activities, and it can be so easily to make a contact with microorganisms and transfers
them to the food being served. So, maintaining hand hygiene is one form of behavior from food
handlers who are highly recommended. The purpose of this study was to determine the description of
personal hygiene with the existence of bacteria on the hand of the meatball cart traders in Makassar
City. This research using descriptive observational with non probability sampling techniques and
accidental sampling method. The results showed that 100% of respondent's hand contained bacteria,
consisting of gram-positive and negative bacteria. There are 8 types of bacteria identified,
Acinetobacter calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus,
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, and Staphylococcus
saprophyticus. So, bacteria in the hands of the respondent can move to food and can cause
diseases.Therefore, it is expected that the meetball cart traders always pay attention to hand hygiene.
Keywords: Personal Hygiene, Hands, Bacteria
PENDAHULUAN
Makanan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan makhluk hidup. Makanan yang
aman dan berkualitas dapat dihasilkan dari rumah tangga maupun dari industri makanan. Oleh
karena itu, makanan yang dihasilkan baik dari rumah tangga maupun industri makanan harus

memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 1Makanan yang
tidak aman, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya keracunan makanan dan dapat menjadi

perantara dalam penularan penyakit atau dikenal dengan foodborne disease.2

Makanan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang
kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu
memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Selain itu, ada juga makanan yang
secara alami sudah bersifat racun seperti beberapa jamur/tumbuhan dan hewan. Umumnya
bakteri yang terkait dengan keracunan makanan diantaranya adalah Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Listeria monocytogenes, Yersinia enterocolityca, Staphylococcus aureus,
Clostridium perfringens, Clostridium botulinum, Bacillus cereus, Vibrio cholerae, Vibrio

parahaemolyticus, E. coli enteropatogenik dan Enterobacter sakazaki.3

Bakso merupakan salah satu makanan yang yang terbuat dari olahan daging sapi yang
sangat populer di Indonesia. Dibandingkan dengan produk olahan daging lainnya, bakso
merupakan produk yang sangat di gemari masyarakat selain karena rasanya bakso merupakan
jajanan yang sangat mudah di temui di mana-mana, seperti di restoran mewah, rumah makan
pinggir jalan, hingga pedagang keliling yang biasa disebut dengan penjual bakso gerobak.
Meskipun telah mengalami proses pengolahan, bakso belum sepenuhnya aman dari cemaran
mikroba. Kandungan protein yang tinggi dalam bakso dapat bertindak sebagai perantara atau
substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit.
Selain itu tingginya kadar air dalam bakso akibat proses pengolahan juga dapat menyebabkan
pertumbuhan mikroba menjadi lebih cepat. Penanganan produk olahan pangan yang buruk dan

kontaminasi dapat mengakibat beberapa penyakit berbahaya bahkan keracunan. 4

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, sanitasi makanan


dilakukan dalam kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran
makanan agar makanan aman untuk dikonsumsi. Tenaga penjamah makanan adalah seseorang
yang bertugas dalam menjamah makanan dan terlibat langsung dalam menyiapkan, mengolah,
mengangkut maupun menyajikan makanan. Tenaga penjamah makanan mempunyai peran yang

besar terhadap peluang terjadinya kontaminasi bakteri pada makanan yang disajikan. 5
Penjamah makanan dianjurkan untuk membiasakan perilaku sehat yang berhubungan
dengan penanganan makanan. Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu bentuk perilaku
dari penjamah makanan yang sangat dianjurkan. Tangan merupakan bagian tubuh yang paling
sering kontak dengan lingkungan luar dan digunakan sehari-hari untuk melakukan aktivitas. Hal
ini sangat memudahkan terjadinya kontak dengan mikroorganisme dan mentransfernya ke ke
makanan yang sedang disajikan. Hal ini menyebabkan tangan menjadi salah satu media
penularan penyakit infeksi dan penyakit kulit, serta juga mampu menjadi tempat yang subur

untuk perkembangbiakan bakteri apabila kebersihannya tidak dijaga. 6

Salah satu penjamah makanan yang rentan terhadap kontaminasi bakteri adalah penjual
bakso gerobak. Penjual bakso gerobak merupakan salah satu pedagang kaki lima yang menjual
dengan cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga memiliki peluang besar untuk
melakukan kontak dengan bakteri dari tempat yang telah dilalui selama menjual. Selain itu,
sebagian besar penjual bakso gerobak tidak mampu untuk menjaga kebersihan dirinya (personal
hygiene) dengan rutin seperti mencuci tangan setelah menjamah makanan atau memegang benda
lain. Hal tersebut dikarenakan minimnya sarana personal hygiene seperti kain lap, sabun, atau
air bersih yang dibawa pada saat menjual sehingga bakteri yang telah mengontaminasi penjual
tidak akan hilang bahkan akan bertambah banyak. Apabila penjual bakso gerobak menjamah
makanan dengan kondisi terkontaminasi bakteri, maka bakteri juga akan berpindah ke makanan.
Masuknya bakteri ke dalam makanan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh karena
itu, perlu diketahui gambaran personal hygiene dan keberadaan bakteri pada tangan penjual
bakso gerobak di Kota Makassar.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran personal hygiene dengan keberadaan bakteri pada tangan penjual bakso
gerobak. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh penjual bakso gerobak yang ada di Kota Makassar. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 30 responden. Penentuan sampel menggunakan teknik non probability sampling
dengan metode accidental sampling. Data hasil penelitian di analisis secara deskriptif. Kegiatan
pengambilan sampel menggunakan metode swab. Hasil swab selanjutnya di bawa ke
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin untuk diidentifikasi.

HASIL
Gambaran personal hygiene dan keberadaan bakteri pada penjual bakso gerobak masing-
masing disajkan pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1 menunjukkan bahwa indikator personal
hygiene yang pertama (kebersihan tangan dan jari) rata-rata responden telah memenuhi syarat
(53,3%). Begitupula pada indikator kebersihan rambut dan kebersihan pakaian, hampir semua
responden memenuhi syarat yakni 96,7% dan 63,3%. Sedangkan untuk indikator praktik cuci
tangan dan penggunaan sarung tangan, semua responden (100%) tidak memenuhi syarat. Pada
tabel 2 terlihat bahwa seluruh (100%) hasil swab tangan penjual gerobak bakso yang telah diuji
dan diidentifikasi positif mengandung bakteri yang terdiri dari bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif. Adapun jenis dan jumlah bakteri yang ada pada tangan responden disajikan pada
tabel 3 yakni Acinetobacter calcoaceticus yang terdapat pada 2 sampel, Klebsiella sp yang
terdapat pada 3 sampel, Alcaligenes faecalis yang terdapat pada 13 sampel, Enterobacter
aglomereus yang terdapat pada satu 1 sampel, Pseudomonas aeruginosa yang terdapat pada 6
sampel, Enterobacter aerogenes yang terdapat pada 2 sampel, Enterobacter cloaceace yang
terdapat pada 1 sampel, dan Staphylococcus saprophyticus yang terdapat pada 3 sampel.

PEMBAHASAN
Personal hygiene merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang dalam
menjaga kebersihan dirinya agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang bisa menyebabkan
penyakit seperti bakteri, virus, maupun mikroorganisme lainnya. Bagi para penjamah makanan,
kebersihan diri sendiri sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan agar bakteri maupun
mikroorganisme lain tidak dapat mengontaminasi penjamah makanan maupun makanan yang
sedang diolah.
Pada penelitian ini, terdapat 5 indikator personal hygiene yang dinilai yakni kebersihan
tangan dan jari, kebersihan rambut, kebersihan pakaian, praktik cuci tangan dan penggunaan
sarung tangan. Berdasarkan hasil observasi, indikator yang paling banyak dipenuhi oleh
responden yaitu kebersihan tangan dan jari, kebersihan rambut, dan kebersihan pakaian.
Sedangkan untuk indikator praktik cuci tangan dan penggunaan sarung tangan tidak ada
responden yang memenuhi syarat.
Tangan merupakan bagian tubuh yang utama dalam proses menjamah makanan. Sebagian
besar kuman infeksius penyebab penyakit ditularkan melalui jalur fecal-oral, yang masuk ke

dalam mulut antara lain melalui jari-jari tangan 7. Bakteri dapat mengontaminasi makanan karena
kebersihan tangan yang kurang dijaga oleh penjamah makanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942 Tahun 2003 tentang Pedoman
Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, penjamah makanan jajanan dalam melakukan
kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain:
menjaga kebersihan tangan dan kuku, menutup luka (pada luka terbuka atau bisul atau luka

lainnya), menjamah makanan harus memakai alat atau perlengkapan saat menjamah makanan 8.

Cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu indikator utama dalam personal hygiene.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun baik sebelum maupun setelah menjamah makanan
dapat menurunkan kontaminasi bakteri pada tangan maupun pada makanan. Perilaku mencuci
tangan sangat penting bagi penjamah makanan dimana penjamah makanan adalah orang yang
secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan,

pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian 9.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, seluruh hasil swab tangan penjamah
makanan positif mengandung bakteri. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media yang
digunakan juga bervariasi. Ada bakteri yang tumbuh di media NA tapi tidak tumbuh di media
MacConkey begitupun sebaliknya, adapula bakteri yang tumbuh di kedua media. Hal ini
disebabkan karena karakteristik bakteri yang berbeda-beda. Bakteri yang tumbuh di media NA
merupakan bakteri gram positif dan negatif, sedangkan bakteri yang tumbuh di media
MacConkey hanya bakteri gram negatif. Ada ada 8 jenis bakteri yang telah diidentifikasi yakni
Acinetobacter calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus,
Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, dan Staphylococcus
saprophyticus.
Acinetobacter spp. ditemukan di banyak sumber lingkungan, termasuk air, tanah,
makanan, dan arthropoda, dan bakteri ini dapat bertahan hidup di permukaan kering lebih lama
daripada bakteri lain yang menyebabkan infeksi. Tidak seperti kebanyakan basil gram negatif
lainnya, Acinetobacter spp dapat tumbuh dan berkembang di area kering dan lembab dari kulit
manusia yang sehat. Salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 63% infeksi
nosokomial yang terjadi di rumah sakit anak-anak disebabkan oleh bakteri Acinetobacter sp.
Selain itu, paparan air atau tanah dianggap sebagai faktor risiko utama infeksi bakteri

Acinetobacter sp. 7

Klebsiella sp. memiliki lima spesies Klebsiellapneumoniae, Klebsiellaoxytoca, Klebsiella


granulomatis, Klebsiellavariicola, dan Klebsiellasingaporensis. Klebsiellapneumoniae dan
Klebsiellaoxytoca adalah dua bakteri patogen pada manusia yang paling penting dalam hal
frekuensi dan tingkat keparahan penyakit. Sebagian Klebsiella spp. dapat dijumpai di mana-
mana pada alam. Bakteri ini ditemukan di sumber lingkungan seperti permukaan air dan air
minum, tanah, vegetasi, limbah, dan limbah industri. Bakteri ini erat hubungannya dengan
permukaan mukosa serta penyakit manusia, mamalia lain, burung, dan reptil. Subspesies dari
Klebsiellapneumoniae berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan kronis dan infeksi

granulomatosa kronis pada hidung. Penyakit-penyakit ini paling sering terjadi di daerah tropis. 8

Bakteri Alcaligenes sp merupakan bakteri batang gram negatif oksidase-positif. Habitat


bakteri ini normal pada air dan tanah, tapi sering juga dijumpai pada saluran pencernaan
beberapa hewan tertentu. Bakteri ini dapat menjadi bagian dari flora normal bakteri pada
manusia dan telah diisolasi dari alat respirator, nebulizer, dan sistem dialisis ginjal. Bakteri ini
kadang diisolasi dari urine, darah, cairan spinal, luka, dan abses 9. Berdasakan penelitian Tena

dkk (2015)Alcaligenes faecalis harus dianggap sebagai patogen potensial yang dapat
menyebabkan penyakit sporadis, endokarditis, meningitis, otitis kronis, pielonefritis, bakteremia,
peritonitis, endoftalmitis, dan abses. Riwayat kontak dengan larutan air atau air harus diselidiki
dalam semua kasus. Hasil klinis biasanya baik, namun pengobatan bisa sulit terjadi pada

beberapa kasus karena tingginya tingkat resistensi terhadap antibiotik yang umum digunakan 12.

Enterobacter sp juga ditemukan pada hasil swab tangan penjual bakso gerobak. Ada 3
jenis spesies dari bakteri Enterobacter yang ditemukan yaitu Enterobacter aglomereus,
Enterobacter aerogenes, dan Enterobacter cloaceace. Secara umum, habitat Enterobacter spp.
adalah di saluran pencernaan manusia dan mamalia lain. Bakteri ini juga dapat ditemukan di air,
air limbah, tanah, bahan tanaman, dan makanan. Bahkan isolat manusia yang lebih umum seperti
Enterobacter aerogenes, dan Enterobacter cloaceace, merupakan bakteri yang menyebar di
mana-mana termasuk di lingkungan. Pada manusia, Enterobacter spp. adalah patogen
oportunistik dan merupakan penyebab pneumonia nosokomial yang paling umum, infeksi
saluran kemih, infeksi luka bedah, dan infeksi aliran darah terkait kateter (BSI). Organisme ini
sering berkoloni di kulit dan saluran pernapasan, saluran kemih, dan saluran pencernaan pasien

yang dirawat di rumah sakit. 10

Selanjutnya, bakteri lain yang ditemukan adalah bakteri Pseudomonas sp. Bakteri
Pseudomonas sp adalah bakteri gram negatif yang berbentuk barang, motii, dan bersifat aerob,
beberapa di antaranya menghasilkan pigmen yang larut dalam air. Pseudomonassp banyak
ditemukan di tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan binatang. Pada penelitian ini, spesies bakteri
yang ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada
suhu 37°C - 42°C, membentuk koloni pada manusia normal, dan bertindak sebagai saprofit.
Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit bila daya tahan tubuh pejamu abnormal contohnya
menyebabkan infeksi pada luka dan luka bakar, meningitis, infeksi saluran kemih, pneumonia
nekrotik, infeksi mata, pada bayi atau orang dengan kondisi lemah dapat memasuki aliran darah

dan menyebabkan sepsis yang fatal. 9

Staphylococcus saprophyticus adalah satu-satunya bakteri gram positif yang ditemukan


pada hasil swab tangan responden. Bakteri ini merupakan penyebab umum infeksi saluran kemih
(ISK), terutama pada wanita muda yang aktif secara seksual. Staphylococcus saprophyticus
adalah bagian dari flora normal manusia yang berada di perineum, rektum, uretra, serviks, dan
saluran pencernaan. Bakteri ini juga merupakan flora gastrointestinal yang umum pada babi dan
sapi dan dengan demikian dapat ditransfer ke manusia melalui makanan yang berbahan dasar
hewan tersebut. Staphylococcus saprophyticus adalah penyebab paling umum kedua infeksi
saluran kemih yang setelah Escherichia coli. Di Amerika Serikat, ISK adalah keluhan umum
pada pasien yang mendapatkan perawatan medis. ISK adalah salah satu dari 10 diagnosis teratas
yang dibuat di unit gawat darurat setiap tahun. Hampir setengah dari semua wanita akan
mengalami ISK dalam hidup mereka, dan antara 5% dan 20% dari pasien yang tidak dirawat di
rumah sakit, infeksi akan disebabkan oleh Staphylococcus saprophyticus. Meskipun tingkat
pengobatan sangat sukses, 60% dari semua pasien akan mengalami ISK berulang dalam satu

tahun.11

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir
semua responden tidak memenuhi syarat kebersihan kuku dan jari, sebagian besar responden
memenuhi syarat kebersihan rambut dan pakaian. Sedangkan untuk indikator praktik cuci tangan
dan penggunaan sarung tangan, semua responden tidak memenuhi syarat. Seluruh hasil swab
tangan penjual bakso gerobak positif mengandung bakteri yang terdiri dari bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif. Ada 8 jenis bakteri hasil identifikasi yakni Acinetobacter
calcoaceticus, Klebsiella sp, Alcaligenes faecalis, Enterobacter aglomereus, Pseudomonas
aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Enterobacter cloaceace, dan Staphylococcus
saprophyticus.Adapun saran yang dapat diberikan adalah diharapkan kepada penjual bakso
gerobak untuk selalu memperhatikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum dan
setelah menjamah makanan atau memegang benda lain. Selain itu, disarankan untuk
menggunakan handsanitizer apabila tidak memungkinkan untuk mencuci tangan sebelum atau
setelah menjamah makanan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Vitria, Elnovriza D, Azrimaidaliza. Hubungan Hygiene Sanitasi Dan Cara Pengolahan


Mie Ayam Dengan Angka Kuman Di Kota Padang. Jumal Kesehat Masy. 2013;7(2):75–
81.
2. Rahmadhani D, Sumarmi S. Gambaran Penerapan Prinsip Higiene Sanitasi Makanan Di
PT Aerofood Indonesia , Tangerang , Banten The Description of Food Sanitation and
Hygiene At PT Aerofood Indonesia , Tangerang , Banten. 2017;291–9.
3. BPOM. PENGUJIAN MIKROBIOLOGI PANGAN. 2008;9(2):1–12.
4. Cahyadi W. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. 2009.
5. Rachmawati R, Ningrum PT, Pujiati RS. Praktik Higiene Personal dan Keberadaan
Bakteri Escherichia coli pada Tangan Penjamah Makanan ( Studi pada Pedagang Kaki
Lima di Jalan Kalimantan Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember ) ( Personal Hygiene
Practices and The Presence of Bacteria Escherichia coli on Hand of Food Handlers
( Study on Street Vendors on Kalimantan Sumbersari District of Jember ). 2015;
6. Purnawijayanti HA. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan.
2001.
7. Mustikawati IS. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif pada Ibu-Ibu di
Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara; Studi Kuantitatif. ARKESMAS.
2017;2(1).
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 942 Tahun 2003 Tentang Pedoman
Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. 2003 p. 1–21.
9. Purwanti S, T AAT, A SNYRS. Perilaku Mencuci Tangan Terhadap Angka Koloni
Kuman Pada Penjamah Makanan Di Kantin Universitas Tanjungpura. J VOKASI
Kesehat. 2015;1(2):1–6.
10. Erdem G, Leber A. 149 - Acinetobacter Species [Internet]. Fifth Edit. Principles and
Practice of Pediatric Infectious Diseases. Elsevier Inc.; 2018. 851-853.e2 p. Available
from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-323-40181-4.00149-3
11. Barson WJ, Leber A. 138 - Klebsiella and Raoultella Species [Internet]. Fifth Edit.
Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases. Elsevier Inc.; 2018. 819-822.e2
p. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-323-40181-4.00138-9
12. Jawetz dkk. Mikrobiologi Kedokteran. 2007.
13. Tena D, Fern C, Lago MR. Alcaligenes faecalis : an Unusual Cause of Skin and Soft
Tissue Infection. J Infect Dis. 2015;68(1):128–30.
14. Cunningham DJ, Leber A. 140 - Enterobacter, Cronobacter, and Pantoea Species
[Internet]. Fifth Edit. Principles and Practice of Pediatric Infectious Diseases. Elsevier
Inc.; 2018. 824-827.e1 p. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-323-40181-
4.00140-7
15. Ehlers S, Stefan AM. Staphylococcus Saprophyticus. 2018.
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi Responden terkait Variabel Personal Hygiene Penjual Bakso Gerobak
di Kota Makassar

Ya Tidak Total
No Indikator
n % n % N %
1 Kebersihan tangan dan jari 16 53,3 14 46,7 30 100
2 Kebersihan rambut 29 96,7 1 3,3 30 100
3 Kebersihan pakaian 19 63,3 11 36,7 30 100
4 Praktik cuci tangan 0 0 30 100 30 100
5 Penggunaan sarung tangan 0 0 30 100 30 100
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 2. Distribusi Frekuensi terkait Keberadaan Bakteri pada Tangan Penjual Bakso
Gerobak di Kota Makassar

Frekuensi
No Keberadaan Bakteri
N %
1 Ada 30 100
2 Tidak Ada 0 0
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 3. Distribusi Responden terkait Jumlah Koloni dan Jenis Bakteri pada Tangan
Penjual Bakso Gerobak di Kota Makassar

Jumlah Koloni pada


Media
No Sampel Jenis Bakteri
NA MacConkey
(CFU) (CFU)
1 01 11 14 Acinetobacter calcoaceticus
Klebsiella sp. dan Staphylococcus
2 02 12 24
saprophyticus
3 03 14 15 Alcaligenes faecalis
Jumlah Koloni pada
No Sampel Media Jenis Bakteri
4 04 12 22 Alcaligenes faecalis
5 05 14 4 Alcaligenes faecalis
6 06 9 22 Klebsiella sp.
7 07 32 18 Klebsiella sp.
8 08 4 6 Alcaligenes faecalis
9 09 1 2 Enterobacter aglomereus
10 10 3 4 Alcaligenes faecalis
11 11 5 4 Alcaligenes faecalis
12 12 7 12 Alcaligenes faecalis
13 13 16 23 Pseudomonas aeruginosa
14 14 195 69 Enterobacter aerogenes
15 15 166 42 Enterobacter aerogenes
16 16 43 - Alcaligenes faecalis
17 17 5 7 Alcaligenes faecalis
18 18 3 3 Pseudomonas aeruginosa
19 19 3 11 Pseudomonas aeruginosa
20 20 10 45 Enterobacter cloaceace
21 21 4 3 Pseudomonas aeruginosa
22 22 23 17 Pseudomonas aeruginosa
23 23 6 3 Acinetobacter calcoaceticus
24 24 12 1 Alcaligenes faecalis
25 25 11 8 Pseudomonas aeruginosa
26 26 - 8 Alcaligenes faecalis
27 27 106 120 Staphylococcus saprophyticus
28 28 2 74 Alcaligenes faecalis
28 29 8 34 Staphylococcus saprophyticus
30 30 21 3 Alcaligenes faecalis
Sumber: Data Primer, 2019

Anda mungkin juga menyukai