PENDAHULUAN
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa
terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya terjadi karena jatuh dalam keadaan
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila
seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi
kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah.
Jenis luka yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-
anak dan lanjut usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius.1
Fraktur colles merupakan kira-kira 8-15% dari seluruh fraktur dan 60%
dari fraktus radius. Prevalensi kejadian fraktur colles , umur atas 50 tahun wanita
lebih banyak dari pada pria (5:1), sedang umur sebelum 50 tahun wanita sama
dengan pria. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-rata
pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 – 59 tahun.1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Maros
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal masuk : 26 September 2019
II. Anamnesa
Keluhan utama : Nyeri pada pergelangan tangan sebelah kiri
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke UGD RSUD Salewangang Maros
dengan keluhan nyeri pada lengan bawah kiri yang dirasakan setelah kecelakaan
lalu lintas. Pasien mengaku terlempar dari motor dan sempat tidak sadarkan diri.
Mual (-) muntah (-), nyeri kepala (-). Riwayat pingsan (+) Riwayat berobat ke
tukang urut (-). Riwayat mengonsumsi obat (-). Riwayat HT (-) dan DM (-).
Mekanisme Trauma:
Primary Survey
Airway : - Snouring (-)
- Gurgling (-)
- Stridor (-)
- Leher tidak ada nyeri
- Airway paten, cervical dalam batas normal
Breathing : - SaO2 100%
- RR 22x/menit
- Thorax dalam batas normal
Circulation : - TD: 110/80 mmHg
- Cor dalam batas normal
Disability : GCS 15
Exposure : Suhu 36,5 oC
Lokalis: deformitas pada ekstremitas atas dextra, hematom (-),
nyeri tekan(+), bengkak(-)
Secondary Survey
Pemeriksaan fisik :
A. Status Generalis
Compos Mentis GCS E4M6V5
Gizi cukup.
B. Status Lokalis : Regio Distal Antebrachii Sinistra
• Look : Edema (-/+), kemerahan (-/-), deformitas (-/+), luka (-/-)
• Feel : Teraba hangat (-/+), Nyeri tekan (-/+)
• Move : Nyeri (-/+), Krepitasi (-/+)
ROM Elbow joint fleksi 150 ͦ dan ekstensi 0 ,ͦ Pronasi 90 ͦ dan
Supinasi 80 ͦ
ROM Wrist joint fleksi, ekstensi, adduksi dan abduksi tidak mampu
karena nyeri
• NVD : Sensibilitas baik, Pulsasi A.Radialis teraba, CRT < 2 detik
Foto Klinis
Resume
Status lokalis regio distal antebrachii sinistra : Edema (+), Hematom (+),
deformitas (+), nyeri tekan (+), krepitasi (+), Wrist joint fleksi, ekstensi, adduksi
dan abduksi tidak mampu karena nyeri. Pemeriksaan penunjang foto Antebrachii
sinistra posisi AP/lateral : tampak fraktur distal radius.
Diagnosis Kerja : Neglected Closed Fracture Colles Sinistra
Planning Diagnosa
PLANNING DIAGNOSA
IVFD RL 20 tpm
Pre Medikasi : Imipenem 1gr/12j/IV
Operatif: Open Reduction Internal Fixation
Laporan operasi
- Pasien dibaringkan dengan posisi supine dalam general anastesi
- Dilakukan desinfeksi dan dropping prosedur pada region antebrachii
sinistra
- Dilakukan insisi pada dorsal antebrachii dari wrist joint kearah
dorsocranial sepanjang 5 cm dan pada dorsum manus sepanjang 3cm,
diperdalam secara tajam dan tumpul sampai periosteum
- Periosteum dibuka. Identifikasi fraktur tampak kallus, kallus dibersihkan
dan dilakukan reposisi dan reduksi dengan Teknik MIPO (Minimally
Invasive Percutaneous Osteosynthesis.
- Kontrol perdarahan, cuci luka operasi dengan NaCl 0,9% hingga bersih
- Jahit luka operasi lapis demi lapis, kemudian tutup dengan kasa steril dan
elastic verban
- Operasi selesai
Lampiran Dokumentasi Operasi
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan fisis, terlihat jelas adanya nyeri pada pergerakan atau
penekanan, terbatasnya gerakan sendi pergelangan tangan dan deformitas yang
menyerupai garpu, dikenal sebagai “dinner fork deformity” (dimana bagian distal
fragmen fraktur beranjak ke arah dorsal dan radial, bagian distal ulna menonjol ke
arah volar, sementara tangan biasanya dalam posisi pronasi).
Untuk pemeriksaan penunjang pasien ini dilakukan foto rontgen wrist joint
untuk mendukung tegaknya diagnose fraktur colles dan dari hasil foto tersebut
ditemukan adanya fraktur 1/3 distal radius sinistra disertai deformitas.
Penatalaksanaan dilakukan dengan tindakan operasi Open Reduction
Internal Fixation. Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang
tidak stabil dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate
dikategorikan berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Prinsip dari penanganan
dengan tindakan ini adalah mengembalikan fungsi dari sendi pergelangan tangan
(wrist joint).
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
3.2 Epidemiologi
Fraktur distal radius terutama ‘fraktur Colles’ lebih sering ditemukan pada
wanita, dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun. Secara umum insidennya kira-
kira 8 – 15% dari seluruh fraktur dan diterapi di ruang gawat darurat. Dari suatu
survey epidemiologi yang dilakukan di Swedia, didapatkan angka 74,5% dari
seluruh fraktur pada lengan bawah merupakan fraktur distal radius. Umur di atas
50 tahun pria dan wanita 1 berbanding 5. Sebelum umur 50 tahun, insiden pada
pria dan wanita lebih kurang sama di mana fraktur Colles lebih kurang 60% dari
seluruh fraktur radius. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-
rata pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 – 59 tahun.3
Pada antebrachii distal ini ditemui 2 sendi yaitu sendi radioulna distal dan
sendi radiocarpalia. Kapsul sendi radioulna dan radiocarpalia melekat pada batas
permukaan sendi. Kapsul ini tipis dan lemah tapi diperkuat oleh beberapa ligamen
antara lain :
1. Ligamentum Carpeum volare (yang paling kuat).
2. Ligamentum Carpaeum dorsale.
3. Ligamentum Carpal dorsale dan volare.
4. Ligamentum Collateral.
Anterior
a. Struktur ini berjalan superficial terhadap retinaculum musculorum
flexorum dari medial ke lateral
1) Tendo musculus flexor carpi ulnaris
2) N. Ulnaris
3) A. Ulnaris
4) Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris
5) Tendo musculus palmaris longus
6) Ramus cutaneus nervi medianus
b. Struktur ini berjalan di bawah retinaculum musculorum flexorum dari
medial ke lateral
1) Tendo musculus flexor digitorum superficialis
2) N. Medianus
3) Tendo musculus flexor policis longus
4) Tendo musculus flexor carpi radialis
Posterior
Gambar 3.4.4 skematis pergerakan sendi ibu jari dimana secara normal dapat
ditemukan gerakan sendi karpometakarpal 15 ͦ (A), sendi metakarpofalangeal
50 ͦ (B), dan sendi interfalangeal 80 ͦ (C)
1. Sendi metakarpofalangeal
Pada sendi metakarpofalangeal ibu jari dan jari-jari terdapat gerakan fleksi
dan gerakan ekstensi sebesar 90 ͦ.4
2. Sendi interfalangeal
Pada sendi interfalangeal ibu jari dan jari-jari hanya terdapat gerakan fleksi
dan gerakan ekstensi.4
3.4 Etiologi
Fraktur Colles dapat timbul setelah penderita terjatuh dengan tangan posisi
terkadang dan meyangga badan (Appley, 1995 ; Salter, 1981). Pasien terjatuh
dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke
dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar
(eksorotasi/supinasi). Pada saat terjatuh sebagian energi yang timbul diserap oleh
jaringan lunak dan persendian tangan, kemudian diteruskan ke distal radius,
hingga dapat menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara
batas tulang kortikal dan tulang spongiosa.2
3.5 Patofisiologi
Mekanisme Cedera
Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh dari
ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olahraga. Pada
orang tua, fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang rendah,
seperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera yang
paling umum terjadi adalah jatuh ke tangan terulur dengan pergelangan tangan
dalam dorsofleksi. Fraktur radius distal terjadi ketika dorsofleksi pergelangan
tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat yang lebih rendah dari
gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi pada tulang
metaphysis distal radius terhadap tulang karpal juga sering terjadi. Selain itu,
kekuatan dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan keterlibatan
permukaan artikular. Mekanisme dengan energi tinggi (misalnya, trauma
kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat mengakibatkan pergeseran atau fraktur
yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga fragmen) dan mengakibatkan sendi
wrist tidak stabil.6
Akhirnya sel tulang ini mengatur diri secara lamelar seperti sel tulang
normal. Kekuatan kalus ini sama dengan kekuatan tulang biasa dan fase ini
disebut fase konsolidasi.
3.6 Klasifikasi
Ada banyak sistem klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari
radius distal. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh
Frykman. Berdasarkan sistem ini maka fraktur Colles dibedakan menjadi 4 tipe
berikut : 7
Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler
Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler
Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal
Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal
Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar
Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar
Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi
radioulnar
Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan
sendi radioulnar
3.7 Manifestasi dan Evaluasi Klinis
Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum
radiografi diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan
penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien
dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila
pergelangan tangan digerakkan. Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan
yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena.1
. Dapat juga berupa garden spade biasa terjadi pada smith fracture dimana
distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan biasanya
juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan
gerakan. Siku ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait.
Penilaian terhadap neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus
pada fungsi saraf median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13
% sampai 23 %) karena posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan,
trauma langsung dari fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan
tekanan kompartemen.6
3.8 Diagnosis
3.10 Penatalaksanaan
Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani
dengan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan
open fraktur ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria
acceptable. Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan
tindakan operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran
(displaced) dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat
dipertimbangkan tindakan operatif.
Bila di tinjau secara biomekanik saat terjadinya trauma, sisi volar dari
radius distal mengalami kompresi yang lebih besar bila di bandingkan dengan sisi
volar. Oleh karena itu, tahap awal untuk mendapatkan reduksi yang stabil yaitu
dengan cara mengoptimalisasi fiksasi pada volar cortex, pada kasus dengan
fraktur kominutif pada sisi dorsal maka hal yang penting untuk di perhatikan yaitu
reposisi secara akurat aposisi dari korteks volar nya.
Pola fraktur.
Faktor lokal : kualitas tulang, cedera jaringan lunak, fraktur kominusi
(fraktur lebih dari 3 fragmen), Displaced (pergeseran) dari fraktur, dan
energi dari cedera .
Pasien faktor : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi
tangan, kondisi medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan.
Indikasi Operasi:
Cedera energi tinggi
Kehilangan reduksi
Artikular kominutif, step-off, atau gap
Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang
yang hilang)
Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran (displaced)
Terganggunya posisi DRUJ (Distal Radial Ulnar Joint).
TINDAKAN OPERASI
ORIF (Fiksasi Interna dgn plate & Screw)
Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak stabil
dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate dikategorikan
berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal medial, volar medial
dan radial styloid.
Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari
sendi pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan
buttress ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering
digunakan, umumnya untuk tulang yang sudah mengalami pengeroposan
(osteoporosis).
Gambar 7,8. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan
konvensional plate 3 dan screw
3.11 Prognosis
Bila fraktur colles menurut klasifikasi Frykman, nomor yang lebih besar
menunjukkan fase penyembuhan yang lebih rumit dan prognosa yang lebih jelek.
3.12 Komplikasi
BAB IV
KESIMPULAN
Fraktur colles adalah fraktur metafisis distal radius yang sudah mengalami
osteoporosis, garis fraktur transversal, komplit, jaraknya 2-2,5cm proximal garis
sendi, bagian distal beranjak ke dorsal dan angulasi ke radial serta fraktur avulsi
dari processus styloideus ulna. Fraktur colles disebabkan biasanya pasien terjatuh
dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke
dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar
(eksorotasi/supinasi).