Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ocy Khoirunnisya

NIM : PO.71.31.1.17.021
Prodi : D IV gizi (Semester 5)

1. Langkah Etika dalam Kajian Gizi

Dalam melakukan pengkajian gizi perlu memperhatikan komponen berikut:


1) Pengukuran dan pengkajian data antropometri
2) Pengukuran dan pengkajian data antropometri merupakan pengukuran fisik indivudu.
3) Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia
4) Pemeriksaan dan pengkajian data pemeriksaan klinis dan fisik
5) Riwayat makan
6) Riwayat personal
Etika dalam melakukan
Pengukuran Pengkajian pengukuran dan
pengkajiannya
Bandingkan Nilai baku
a. BB,TB/PB, Tinggi (standar) seperti KMS, IMT, 1. Etika dimulai sebelum
lutut, LLA, Tebal lemak, Tinggi Lutut,LLA, Tebal melakukan pengukuran
Lingkar Pinggang dan lemak, lingkar pinggang dan seperti memberi salam
Lingkar panggul lingkar panggul lakukan dengan ramah,
perkenalan diri, mengenal
klien, membangun
hubungan, dan memahami
tujuan pengukuran.
2. Meminta maaf/izin
karena mungkin
mengganggu privasi atau
ada rasa sedikit sakit.
3. Set alat ukur sesuai
prosedur, agar pengukuran
akurat misalnya dacil
harus dibuat seimbang.
4. Lakukan pengukuran
sesuai prosedur yang benar
dan baca hasil pengukuran
yang benar, misalnya
menimbang balita dengan
dacin perhatikan pakaian
anak yang mungkin dapat
mempengaruhi akurasi
hasil penimbangan.
5. Bandingkan hasil ukur
menggunakan nilai baku
sesuai dengan pengukuran.
Misalnya untuk anak balita
KMS laki-laki atau
perempuan, plot hasil
penimbangan dengan
benar, lalu interpretasikan
data dengan benar.
6. Kesalahan dalam tahap
penimbangan, pengkajian
akan berakibat pada
kesalahan intervensi yang
akan merugikan klien
Kaji hasil pemeiksaan
b. Pemeriksaan data laboratorium yang 1. Lakukan komunikasi
biokimia: darah, urin dan berhubungan dengan keadaan yang baik dengan tenaga
jaringan tubuh lain gizi,dengan meggunakan kesehatan lain sepeti
nilai baku yang ada pada perawat, analis
lembar hasil pemeriksaan laboratorium
biokimia tsb seperti kadar 2. Data biokimia pasien
albumin, asam folat serum, terdapat pada rekam medis
glukosa darah, creatinin urin pasien, yang umumnya
dll disimpan diruang perawat,
tidak semua orang boleh
membuka rekam medis
pasien karena bersifat
rahasia.
3. Mintalah izin terlebih
dahulu untuk membaca
rekam medis pasien.
4. Baca dengan seksama
dan buat catatan pada buku
saudara sendiri hasil
laboratorium termasuk
interpretasi hasilnya dan
diagnosa dokter terkait
hasil laboratorium. Catat
dengan baik jangan sampai
salah.
5. Kembalikan rekam
medis pasien kepada
perawat dan lakukan
diskusi bila dirasakan
perlu dengan perawat dan
dokter yang merawat
pasien, agar interpretasi
kita lebih akurat.
6. Ingat dalam membaca
rekam medis pasien kita
harus selalu berfikir kritis,
apakah data tsb terkait
dengan gizi, apakah data
tsb akurat, apakah ada
kesesuaian dengan data
pemeriksaan

Pengkajian fisik dan klinis Data ini juga terdapat pada


c. Pemeriksaan data terkait gizi meliputi rekam medis pasien,
klinis dan fisik kesehatan gizi dan mulut, sehingga etika yang perlu
penampilan fisik seperti dilakukn sama dengan
kurus,rambut poin b.
Pengukuran Pengkajian Etika dalam melakukan
pengukuran dan
pengkajiannya
pudar (balita), dan mudah
dicabut.

Hasil analisis zat gizi dari


d. Riwayat makan FFQ, asupan makan dikaji dengan 1. Persiapkan alat dan
Food recall 24 H membandingkan standar bahan sebelum melakukan
baku asupan, sesuai umur, anamnesa yang akan
jenis kelamin, keadaan digunakan untuk
kesehatan, akititas. melakukan pengukuran
riwayat makan seperti
“food model” , Foto
makanan, contoh bahan
makanan, formulir
anamnesa FFQ, formulir
anamnesa recall 24 H
2. Sebelum melakukan
wawancara/anamnesa
memberi salam lakukan
dengan ramah , perkenalan
diri, mengenal klien,
membangun hubungan,
dan memahami tujuan
wawancara/anamnesa.
3. Minta klien/pasien
mengingat apa saja yang
dimakan sehari
sebelumnya mulai dari
bangun pagi, snek, makan
siang, snek siang dan
makan malam. Tanyakan
berapa banyak klien
mengkonsumsi, jenis
bahan makanannya, cara
mengolahnya, minuman
apa saja yang dionsumsi.
4. Gali dan bantu klien
untuk mengingat kembali,
Jangan mempengaruhi
klien dengan
caramembantu klien
makanan atau bahan
makanan yang dikonsumsi.
Yang terbaik adalah klien
dapat menyebutkan secara
jujur dan benar apa yang
dikonsumsi selama 24 jam.
Bila FFQ mengingat bahan
makanan/makanan yang
dikonsumsi 1 bulan yang
lalu.
5. Lakukan klarifikasi
ulang untuk meyakinkan
dan membantu mengingat
kembali apa saja yang
dikonsumsi klien.
6. Agar membantu
mempermudah klien
gnakan food model/bahan
makanan contoh/makanan
jadi contoh agar lebih tepat
pengukuran konsumsinya
7. Jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi
diukur selanjutnya
dianalisis zat gizinya
dengan menggunakan
daftar komposisi bahan
makanan atau bahan
makanan penukar. Dapat
juga menggunakan
perangkat lunak seperti
“nutriclin”

Pengkajian data terkait gizi


e. Riwayat seperti alergi makanan, 1. Etika dalam
Personal meliputi riwayat pantangan makanan,keadaan berkomunikasi yang baik
obat, sosial budaya, sosial ekonomi, pola aktifitas, dengan tenaga kesehatan
riwayat penyakit dan data riwayat penyakit klien, serta lain
umum pasien masalah psikologis yang 2. Mengumpulkan data
terkait dengan gizi riwayat personal yang
umumnya tertulis dalam
rekam medik.
3. Baca dan Catat data
yang berkaitan dengan gizi
dalam buku catatan
saudara.
4. Gunakan selalu cara
berfikir kritis.
5. Bila ada data lain yang
diperlukan dapat langsung
melalui wawancara klien.
6. Ahli gizi perlu
menguasai cara bertanya
yang tepat menggunakan
ketrampilan konseling
mendengarkan dan
mempelajari sehingga
mendapatkan informasi
yang akurat
2. Langkah Etika dalam Diagnose Gizi
Komponen, Pengelompokan dan Etika dalam menetapkan Diagnosis Gizi
Penulisan Diagnosis Gizi

a. Komponen Diagnosis Gizi

• Problem • Problem menunjukan adanya


masalah gizi

Digambarkan dengan perubahan status gizi


klien. Merupakan gambaran respon tubuh
kegagalan fungsi, ketidakefektifan,
penurunan atau peningkatan dari suatu
kebutuhan normal dan risiko munculnya
gangguan gizi tertentu secara akut atau
khronis.
• Merupakan faktor penyebab atau
• Etiology faktor yang berperan dalam timbulnya
problem atau masalah gizi.
• Faktor penyebab masalah gizi
antara lain patofisiologi, psikososial,
perilaku, lingkungan dsn
• Etiologimerupakan dasar penentuan
intervensi,jadi perlu dilihat faktor penyebab
yang paling utama.


• Sign dan Symptom Disebut juga dengan tanda dan gejala
menggambarkan besarnya masalah gizi.
• Sign merupakan tanda data objektif
dari perubahan yang nampak pada status
kesehatannya.
• Symtom merupakan data subjektif
dari perubahan yang terjadi dirasakan oleh
kliendan dinyetakan secara verbal.

• Gunakan selalu International


b. Pengelompokan diagnosis gizi Diettetic & Nutrition Terminilogy (IDNT)

• Keseimbangan energi seperti


• Domain intake hiper/hipometabolisme,
peningkatan/kekurangan kebutuhan intake
energi, kelebihan intake energi
• Asupan oral / dukungan gizi
kekurangan/kelebihan asupan enteral atau
parenteral.
• Asupan cairan(kekurangan atau
kelebihan)
• Asupan zat bioaktif seperti
kelebihan alkohol, suplemen diet
• Asupan zat-zat gizi seperti
peningkatan kebutuhan zat gizi

• Fungsional, seperti perubahan


• Domain klinis fisik/fungsi mekanik dikaitkan dengan
pencegahan akibat dari masalah gizi
meliputi menelan, kesulitan mengunyah ,
kesulitan dalam pemberian ASI dan
perubahan fungsi saluran cerna.
3. Langkah Etika dalam melakukan Intervensi

Langkah dalam Intervensi Gizi Etika dalam melakukan

a. Memilih rencana diet  Kegiatan ini dimulai dari


merencanakan diet, menetapkan
tujuan dan preskripsi diet.
 Merencanakan kebutuhan energi
dan zat gizi, dan menu sesuai
kebutuhan
 Menyampaikan perubahan pola
makan dan alternatif rencana diet
serta membantu klien untuk
menentukan rencana diet yang
dipilih berikut faktor pendukung
dan penghambatnya
 Tingkatkan kepercayaan diri klien,
dan beri pujian.
 Sebelum selesai komunikasi dengan
klien jangan lupa memastikan
bahwa klien sudah buat perjanjian
dengan klien untuk pertemuan
berikutnya.

 mengerti apa yang harus


dilakukannya (tes pemahaman).
• Untuk tujuan diet berdasarkan
b. Tujuan diet problem (P) dan penyebab/etiologi (E)
pada diagnosis gizi.
• Bila E tidak bisa diintervensi gizi,
maka intervensi gizi berdasarkan
Tanda(sign) dan gejala (symtom) yang ada
• Tujuan harus realistik, dapat diukur
dan dapat dicapai dalam waktu yang
ditentukan

c. Preskripsi diet • Merupakan arahan bagi klien untuk


merubah perilaku makan.
• Jenis diet, bentuk
makanan,makanan yang boleh dan tidak
boleh dimakan, jumlah yang dikonsumsi
dan kandungan zat gizi sesuai dengan
kebutuhan.

d. Menghitung kebutuhan gizi dan zat gizi • Merupakan perhitungan jumlah


energi yang dibutuhkan seseorang untuk
berbagai kegiatan sekama 24 jam agar
tercapai keadaan kesehatan yang optimal

e. Menyusun menu Merupakan perencanaan hidangan yang


sesuai dengan preskripsi diet, dengan tidak
mengabaikan kesukaan klien dan faktor
sosioekonominya

f. Menyampaikan rencana diet atau • Merubah perilaku makan bukan hal


perubahan pola makan mudah, untuk itu perlu kerja sama antara
konselor dan klien yang baik.
• Agar tercipta hubungan yang baik
antara klien dan konselor adalah dengan
menjelaskan hasil pengkajian antropometri,
biokimia dan klinis yang terkait dengan
masalah kesehatan serta gizi klien.
• Kebiasaan makan, asupan energi
dan zat gizi
• Alternatif perubahan pola makan
• Membantu klien untuk menentukan
rencana diet dan faktor pendukung serta
penghambatnya

g. Memperoleh komitmen • Konseling tidak akan berhasil tanpa


komitmen klien

• Berikan pemahaman anjuran diet


yang telah disepakati bersama dan
dukungan serta tingkatkan kepercayaan diri
klien
• Cek pemahaman klien, jangan
menggurui, jangan menyalahkan.

4. Langkah Etika dalam Monev

Anda mungkin juga menyukai