Anda di halaman 1dari 12

11/8/2020

MODUL BELAJAR MANDIRI

implementasi/penerapan etika profesi gizi dlm


pelayanan gizi di masyarakat

Etika dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar

E
tika dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah penerapan konsep benar,
salah, baik, buruk dan tanggung jawab serta memerlukan sikap kritis, metodis dan
sistematis dalam melakukan dalam melakukan pengkajian(asesmen) gizi, diagnosisi
gizi, intervensi gizi dan monitoring dan evaluasi gizi. (Persagi dan AsDi,2011)
Dalam setiap kegiatan PAGT sebaiknyadilakukan dengan bertanggung jawab, mengikuti
kaidah ilmiah yang benar dan memperhatikan etika. Klien/pasien menjadi pusat perhatian kita
untuk menjaga keselamatannya dan mencegah pasien/klien cidera.
Agar pasien/klien aman, maka sebelum menangani pasien, sebaiknya melakukan prinsip
keselamatan pasien yaitu mencuci tangan, identifikasi pasien, mencegah kesalahan dalam
memberi diet, dan mencegah kesalahan dalam berkomunikasi. Pasien mempunyai hak untuk
tidak terkena infeksi selama dirawat, bebas dari bahaya, bebas dari kesalahan penanganan
pemberian diet.
Keberhasilan keselamatan pasien di rumah sakit dapat dilakukan dengan cara
mengidenifikasi pasien dengan benar, berkomunikasi secara efektif, memberikan diet pasien
dengan benar, mencegah kesalahan dan mencegah infeksi.
Ahli gizi harus memperhatikan identitas pasien dan kesesuaian dengan label diet,
berkomunikasi dengan perawat atau tenaga kesehatan lain agar tidak terjadi kesalahan
pelayanan.
Langkah pertama yang harus kita lakukan dalam menerapkan PAGT adalah asesmen gizi,
dimana pada tahap ini tugas ahli gizi melalukan pengukuran, mengumpulkan/mencatat data
dari rekam medik klien, dan menganamnesa asupan gizi klien, tentunya dalam melaksanakan
kegiatan asesmen ahli gizi harus mengikuti etika sesuai kode etik.

A. ETIKA DALAM MELAKUKAN ASESMEN GIZI


Yang dimaksud dengan pengkajian gizi atau asesmen gizi ini bukan hanya
mengumpulkan data awal saja namun juga melakukan pengkajian data ulang serta
menganalisis intervensi gizi yang telah diberikan sebelumnya. Pengkajian gizi merupakan
suatu proses yang didalamnya terdapat kegiatan pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi
data yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi serta penyebabnya.
Tujuan kegiatan asesmen gizi, adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang
lengkap dan sesuai dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi atau faktor lain yang dapat

Abdul Salam / Poltekkes Mataram / 2020


11/8/2020

menimbulkan masalah gizi.

Saudara mahasiswa seperti telah kita ketahui bahwa timbulnya masalah gizi karena
adanya kesenjangan antara asupan gizi dan kebutuhan gizi seseorang. Perubahan status gizi
dapat dilihat dengan menggunakan beberapakomponen antara lain:pengkajian gizi, meliputi
pengukuran antropometri, pemeriksaan klinis dan fisik, biokimia, riwayat makan serta riwayat
personal. Data yang diperoleh dari pengukuran kemudian dibandingkan dengan standar baku
(nilai normal) sehingga dapat dikaji dan diidentifikasikan berapa besar masalahnya.
Dalam melakukan pengkajian gizi perlu memperhatikan komponen berikut:
1. Pengukuran dan pengkajian data antropometri
2. Pengukuran dan pengkajian data antropometri merupakan pengukuran fisik indivudu.
3. Pemeriksaan dan pengkajian data biokimia
4. Pemeriksaan dan pengkajian data pemeriksaan klinis dan fisik
5. Riwayat makan
6. Riwayat personal

Tabel dibawah ini menggambarkan pada setiap jenis pengukuran, pengkajian apa yang
harus dilakukan dan etika yang sesuai dengan pengukuran yang dilakukan.

Etika dalam melakukan pengukuran dan


Pengukuran Pengkajian
pengkajiannya
a. BB,TB/PB, Bandingkan Nilai baku 1. Etika dimulai sebelum melakukan
Tinggi lutut, (standar) seperti KMS, pengukuran seperti memberi salam
LLA, Tebal IMT, Tinggi Lutut,LLA, lakukan dengan ramah, perkenalan diri,
lemak, Lingkar Tebal lemak, lingkar mengenal klien, membangun hubungan,
Pinggang dan pinggang dan lingkar dan memahami tujuan pengukuran.
Lingkar panggul panggul 2. Meminta maaf/izin karena mungkin
mengganggu privasi atau ada rasa sedikit
sakit.
3. Set alat ukur sesuai prosedur, agar
pengukuran akurat misalnya dacil harus
dibuat seimbang.
4. Lakukan pengukuran sesuai prosedur
yang benar dan baca hasil pengukuran
yang benar, misalnya menimbang balita
dengan dacin perhatikan pakaian anak
yang mungkin dapat mempengaruhi
akurasi hasil penimbangan.
5. Bandingkan hasil ukur menggunakan nilai
baku sesuai dengan pengukuran.
Misalnya untuk anak balita KMS laki-laki
atau perempuan, plot hasil penimbangan

Abdul Salam / Poltekkes Mataram / 2020


11/8/2020

Etika dalam melakukan pengukuran dan


Pengukuran Pengkajian
pengkajiannya
dengan benar, lalu interpretasikan data
dengan benar.
6. Kesalahan dalam tahap penimbangan,
pengkajian akan berakibat pada
kesalahan intervensi yang akan
merugikan klien.
b. Pemeriksaan Kaji hasil pemeiksaan 1. Lakukan komunikasi yang baik dengan
data biokimia: laboratorium yang tenaga kesehatan lain sepeti perawat,
darah, urin dan berhubungan dengan analis laboratorium
jaringan tubuh keadaan gizi,dengan 2. Data biokimia pasien terdapat pada
lain meggunakan nilai rekam medis pasien, yang umumnya
baku yang ada pada disimpan diruang perawat, tidak semua
lembar hasil orang boleh membuka rekam medis
pemeriksaan biokimia pasien karena bersifat rahasia.
tsb seperti kadar 3. Mintalah izin terlebih dahulu untuk
albumin, asam folat membaca rekam medis pasien.
serum, glukosa darah, 4. Baca dengan seksama dan buat catatan
creatinin urin dll pada buku saudara sendiri hasil
laboratorium termasuk interpretasi
hasilnya dan diagnosa dokter terkait hasil
laboratorium. Catat dengan baik jangan
sampai salah.
5. Kembalikan rekam medis pasien kepada
perawat dan lakukan diskusi bila
dirasakan perlu dengan perawat dan
dokter yang merawat pasien, agar
interpretasi kita lebih akurat.
6. Ingat dalam membaca rekam medis
pasien kita harus selalu berfikir kritis,
apakah data tsb terkait dengan gizi,
apakah data tsb akurat, apakah ada
kesesuaian dengan data pemeriksaan
c. Pemeriksaan Pengkajian fisik dan Data ini juga terdapat pada rekam medis
data klinis dan klinis terkait gizi pasien, sehingga etika yang perlu
fisik meliputi kesehatan dilakukn sama dengan poin b.
gizi dan mulut,
penampilan fisik
seperti kurus,rambut
11/8/2020

Etika dalam melakukan pengukuran dan


Pengukuran Pengkajian
pengkajiannya
pudar (balita), dan
mudah dicabut.
d. Riwayat Hasil analisis zat gizi 1. Persiapkan alat dan bahan sebelum
makan FFQ, dari asupan makan melakukan anamnesa yang akan
Food recall dikaji dengan digunakan untuk melakukan pengukuran
24 H membandingkan riwayat makan seperti “food model” ,
standar baku asupan, Foto makanan, contoh bahan makanan,
sesuai umur, jenis formulir anamnesa FFQ, formulir
kelamin, keadaan anamnesa recall 24 H
kesehatan, akititas. 2. Sebelum melakukan
wawancara/anamnesa memberi salam
lakukan dengan ramah , perkenalan diri,
mengenal klien, membangun hubungan,
dan memahami tujuan
wawancara/anamnesa.
3. Minta klien/pasien mengingat apa saja
yang dimakan sehari sebelumnya mulai
dari bangun pagi, snek, makan siang, snek
siang dan makan malam. Tanyakan
berapa banyak klien mengkonsumsi, jenis
bahan makanannya, cara mengolahnya,
minuman apa saja yang dionsumsi.
4. Gali dan bantu klien untuk mengingat
kembali, Jangan mempengaruhi klien
dengan caramembantu klien makanan
atau bahan makanan yang dikonsumsi.
Yang terbaik adalah klien dapat
menyebutkan secara jujur dan benar apa
yang dikonsumsi selama 24 jam. Bila FFQ
mengingat bahan makanan/makanan
yang dikonsumsi 1 bulan yang lalu.
5. Lakukan klarifikasi ulang untuk
meyakinkan dan membantu mengingat
kembali apa saja yang dikonsumsi klien.
6. Agar membantu mempermudah klien
gnakan food model/bahan makanan
contoh/makanan jadi contoh agar lebih
tepat pengukuran konsumsinya.
11/8/2020

Etika dalam melakukan pengukuran dan


Pengukuran Pengkajian
pengkajiannya
7. Jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
diukur selanjutnya dianalisis zat gizinya
dengan menggunakan daftar komposisi
bahan makanan atau bahan makanan
penukar. Dapat juga menggunakan
perangkat lunak seperti
“nutriclin”
e. Riwayat Pengkajian data 1. Etika dalam berkomunikasi yang baik
Personal terkait gizi seperti dengan tenaga kesehatan lain
meliputi alergi makanan, 2. Mengumpulkan data riwayat personal
riwayat obat, pantangan yang umumnya tertulis dalam rekam
sosial budaya, makanan,keadaan medik.
riwayat sosial ekonomi, pola 3. Baca dan Catat data yang berkaitan
penyakit dan aktifitas, riwayat dengan gizi dalam buku catatan saudara.
data umum penyakit klien, serta 4. Gunakan selalu cara berfikir kritis.
pasien masalah psikologis 5. Bila ada data lain yang diperlukan dapat
yang terkait dengan langsung melalui wawancara klien.
gizi 6. Ahli gizi perlu menguasai cara bertanya
yang tepat menggunakan ketrampilan
konseling mendengarkan dan
mempelajari sehingga mendapatkan
informasi yang akurat.

B. ETIKA DALAM MELAKUKAN DIAGNOSIS GIZI

Dianosis gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi yang
aktual, dan atau beresiko menyebabkan masalah gizi.Langkah ini merupakan langkah kritis
yang menjembatani pengkajian gizi dan intervensi gizi.
Diagnosis Gizi diuraikan berdasarkan komponen masalah gizi (problem), penyebab
masalah gizi (etiologi) dan tanda serta gejala adanya masalah gizi (sign and symptom).
Tabel dibawah ini menjelaskan tentang bagaimana etika dalam menulis diagnose gizi
berdasarkan komponen diagnose gizi yaitu problem, etiologi dan sign symptom dan
pengelompokan diagnosis gizi berdasarkan masalah (domain) gizi adalah intake, klinik, dan
perilaku.
11/8/2020

Komponen, Pengelompokan
Etika dalam menetapkan Diagnosis Gizi
dan Penulisan Diagnosis Gizi
a. Komponen Diagnosis Gizi
• Problem • Problem menunjukan adanya masalah gizi
Digambarkan dengan perubahan status gizi klien.
Merupakan gambaran respon tubuh kegagalan fungsi,
ketidakefektifan, penurunan atau peningkatan dari
suatu kebutuhan normal dan risiko munculnya
gangguan gizi tertentu secara akut atau khronis.
• Etiology • Merupakan faktor penyebab atau faktor yang berperan
dalam timbulnya problem atau masalah gizi.
• Faktor penyebab masalah gizi antara lain patofisiologi,
psikososial, perilaku, lingkungan dsn
• Etiologimerupakan dasar penentuan intervensi,jadi
perlu dilihat faktor penyebab yang paling utama.
• Sign dan Symptom • Disebut juga dengan tanda dan gejala menggambarkan
besarnya masalah gizi.
• Sign merupakan tanda data objektif dari perubahan
yang nampak pada status kesehatannya.
• Symtom merupakan data subjektif dari perubahan yang
terjadi dirasakan oleh kliendan dinyetakan secara
verbal.
b. Pengelompokan Gunakan selalu International Diettetic & Nutrition
diagnosis gizi Terminilogy (IDNT)
• Domain intake • Keseimbangan energi seperti hiper/hipometabolisme,
peningkatan/kekurangan kebutuhan intake energi,
kelebihan intake energi
• Asupan oral / dukungan gizi kekurangan/kelebihan
asupan enteral atau parenteral.
• Asupan cairan(kekurangan atau kelebihan)
• Asupan zat bioaktif seperti kelebihan alkohol,
suplemen diet
• Asupan zat-zat gizi seperti peningkatan kebutuhan zat
gizi
• Domain klinis • Fungsional, seperti perubahan fisik/fungsi mekanik
dikaitkan dengan pencegahan akibat dari masalah gizi
meliputi menelan, kesulitan mengunyah , kesulitan
dalam pemberian ASI dan perubahan fungsi saluran
cerna.
11/8/2020

Komponen, Pengelompokan
Etika dalam menetapkan Diagnosis Gizi
dan Penulisan Diagnosis Gizi
• Biokimia seperti perubahan kemampuan metabolisme
zat gizi akibat obat-obatan, operasi, dan yang terlihat
dalam hasil laboratorium
• Berat badan, misalnya penurunan BB yang khronis,
kelebihan BB
• Domain perilaku • Pengetahuan dan keyakinan
• Aktifitas fisik danfungsi
• Keamanan dan akses makanan
c. Penulisan Diagnosa Gizi • Kaitan Problem dan etiologi dihubungkan dengan kata
“berkaitan dengan”
• Etiologi dengan sign-symtomdihubungkan dengan kata
“ ditandai dengan”
Contoh: Diagnosisi gizi domain asupan (intake)
Asupan energi tidak adekuat (P)berkaitan dengantidak nafsu makan, mual dan muntah (E),
ditandai dengan pencapaian asupan energi makanan terhadap kebutuhan 65%.

C. ETIKA DALAM MELAKUKAN INTERVENSI

Setelah menetapkan prioritas diagnosis izi , kemudian dilakukan intervensi gizi yang
terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu menetapkan rencana diet dan komitmen untuk
melaksanakan rencana diet, diharapkan klien dapat melakukan proses perubahan perilaku.
Setelah saudara selesai menetapkan diagnosis gizi, maka kita beranjak kepada
penetapkan intervensi gizi. Tabel dibawah ini menjelaskan bagaimana etika kita dalam
merencanakan, membuat tujuan dan melakukan intervensi gizi.

Langkah dalam Intervensi Gizi Etika dalam melakukan


a. Memilih rencana diet • Kegiatan ini dimulai dari merencanakan diet,
menetapkan tujuan dan preskripsi diet.
• Merencanakan kebutuhan energi dan zat gizi,
dan menu sesuai kebutuhan
• Menyampaikan perubahan pola makan dan
alternatif rencana diet serta membantu klien
untuk menentukan rencana diet yang dipilih
berikut faktor pendukung dan penghambatnya
• Tingkatkan kepercayaan diri klien, dan beri
pujian.
• Sebelum selesai komunikasi dengan klien
jangan lupa memastikan bahwa klien sudah
11/8/2020

Langkah dalam Intervensi Gizi Etika dalam melakukan


mengerti apa yang harus dilakukannya (tes
pemahaman).
• Buat perjanjian dengan klien untuk pertemuan
berikutnya.
b. Tujuan diet • Untuk tujuan diet berdasarkan problem (P) dan
penyebab/etiologi (E) pada diagnosis gizi.
• Bila E tidak bisa diintervensi gizi, maka
intervensi gizi berdasarkan Tanda(sign) dan
gejala (symtom) yang ada
• Tujuan harus realistik, dapat diukur dan dapat
dicapai dalam waktu yang ditentukan
c. Preskripsi diet • Merupakan arahan bagi klien untuk merubah
perilaku makan.
• Jenis diet, bentuk makanan,makanan yang
boleh dan tidak boleh dimakan, jumlah yang
dikonsumsi dan kandungan zat gizi sesuai
dengan kebutuhan.
d. Menghitung kebutuhan gizi dan • Merupakan perhitungan jumlah energi yang
zat gizi dibutuhkan seseorang untuk berbagai kegiatan
sekama 24 jam agar tercapai keadaan
kesehatan yang optimal
e. Menyusun menu Merupakan perencanaan hidangan yang sesuai
dengan preskripsi diet, dengan tidak mengabaikan
kesukaan klien dan faktor sosioekonominya
f. Menyampaikan rencana diet • Merubah perilaku makan bukan hal mudah,
atau perubahan pola makan untuk itu perlu kerja sama antara konselor dan
klien yang baik.
• Agar tercipta hubungan yang baik antara klien
dan konselor adalah dengan menjelaskan hasil
pengkajian antropometri, biokimia dan klinis
yang terkait dengan masalah kesehatan serta
gizi klien.
• Kebiasaan makan, asupan energi dan zat gizi
• Alternatif perubahan pola makan
• Membantu klien untuk menentukan rencana
diet dan faktor pendukung serta
penghambatnya
g. Memperoleh komitmen • Konseling tidak akan berhasil tanpa komitmen
klien
11/8/2020

Langkah dalam Intervensi Gizi Etika dalam melakukan


• Berikan pemahaman anjuran diet yang telah
disepakati bersama dan dukungan serta
tingkatkan kepercayaan diri klien
• Cek pemahaman klien, jangan menggurui,
jangan menyalahkan.

D. ETIKA DALAM MELAKUKAN MONITORING DAN EVALUASI

Pada langkah terakhir ini, dilakukan penilaian kembali terhadap kemajuan klien dan
konelor. Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui respon klien terhadap intervensi dan
tingkat keberhasilannya.
Etika yang perlu diperhatikan pada tahap monitoring dan evaluasi merupakan langkah
dan tindakan professional sorang tenaga gizi. Dimulai dengan memonitor perkembangan klien
setelah dilakukan intervensi gizi, mengukur dan mengevaluasi hasil, sampai pada dokumentasi
hasil monitoring dan pencatatan pelaporan yang rapih dan sistematik. Dokumen ini juga akan
menggambarkan profesionalisme kita.

Langkah dalam monitoring dan


Etika dalam melakukan
evaluasi
a. Monitoring perkembangan • Mengecek pemahaman dan ketaatan diet
klien
• Mengecek apakah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana diet
• Menentukan status klien berubah/tetap
• Mengidentifikasi hasil lain yang positif
maupun negatif
• Mengumpulkan informasi bila tidak ada
perkembangan klien
b. Mengukur hasil • Ukur kembali komponen tanda dan gejala
dari diagnosis gizi.

c. Evaluasi hasil • Evaluasi adalah membandingkan hasil data


terbaru dengan data sebelumnya
• Evaluasi proses untuk melihat tingkat
partisipasi klien, kesesuaian isi materi, waktu
danketercapaian tujuan
• Evaluasi dampak melihat keberhasilan
konselor dalam memberikan konseling
Contoh: klien melakukan kunjungan ulang,
ketepatan asupan, terjadi perubahan BB,
11/8/2020

Langkah dalam monitoring dan


Etika dalam melakukan
evaluasi
perubahan nilai biokimia dan perubahan
perilaku positif.
• Gali informasi klien entang masalah,
hambatan, tentukan alternatif pemecahan
masalahnya
d. Dokumentasi monitoring dan • Lakukan dokumentasi pada setiap tahap
evaluasi perlakuan
• Dokumentasi harus relevan, tepat, terjadwal
dan akurat
• Dalam kunjungan ulang, konselor harus
mencermati perkembangan status gizi, data
laboratorium, perubahan penyakit,
perubahan kebiasaan makan dan perubahan
asupan energi serta zat gizi
e. Pencatatan dan pelaporan • Merupakan kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data untuk menghasilkan bahan
bagi penilaian kegiatan konseling
• Pencatatan dilakukan pada setiap langkah
kegiatan konseling.

Latihan

Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!

1) Diskusikan dalam kelompok bagaimana melakukan asesmen gizi untuk anamnesa recall
24 jam konsumsi makanan anak umur 4 tahun pada ibunya. Perhatikan etika dalam
melakukan kegiatan ini dan komunikasi yang baik agar hasil anamnesa akurat dan benar.
2) Coba tuliskan urutan yang baik dan benar dalam menentukan diagnose gizi. Termasuk
penggunaan diagnose gizi menurut IDNT. Tuliskan secara rinci tahapan dan cara
melakukannya. Termasuk pencatatan yang baik
11/8/2020

Ringkasan

1. Etika dalam melakukan kegiatan praktik pekerjaan gizi sangat penting dilaksanakan.
Pelaksanaan Etika dalam kegiatan praktik tenaga gizi ini akan menunjukan
profesionalismenya, dan lebih jauh lagi akan melindungi klien/pasien dalam
mendapatankan pelayanan gizi yang baik dan benar.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan tenaga gizi, menggunakan PAGT yang sudah terstandar
Internasional mulai dari cara mengukur, mengkaji, mendiagnosis, mengintervensi
sampai denga monitoring dan evaluasinya. Kegiatan ini disebut dengan ASUHAN GIZI. .
3. Komunikasi dalam melakukan pekerjaan praktik tenaga gizi juga sagat penting. Baik
komunikasi dengan sesame tenaga gizi maupuan komunikasi dengan tenaga kesehatan
lain seperti dokter, perawat, bidan, tenaga laboratorium, farmasi dll.
4. Tenaga gizi harus melakukan pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar pada
semua jenis kegiatannya.

Tes 1
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1) Hal yang paling penting dalam menerapkan pekerjaan adalah etika. Untuk alasan apakah
sehingga etika ini harus dilakukan dalam setiap melakukan pekerjaan?
A. Agar pasien/klien senang
B. Melindungi pasien dari kesalahan
C. Agar memperhatikan pasien
D. mengurangi biaya perawatan

2) Etika harus dilakukan sesuai dengan standar asuhan Internasional. Apakah standar
asuhan gizi itu?
A. Proses Asuhan Gizi Terbaik
B. Proses Asuhan Gizi Internasional
C. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
D. Proses Asuhan Gizi Terstandar
11/8/2020

3) Bila seorang tenaga gizi melakukan kesalahan dalam pemberian


pelayanan, apakah akibat buruknya bagi pasien?
A. Hubungan dengan dengan pasien tidak baik
B. Hubungan dengan tenaga kesehatan lain tidak baik
C. Memperpendek hari rawat pasien
D. Dapat mengakibatkan keadaan yang fatal

4) Salah satu etika untuk memastikan keberhasilan konseling adalah?


A. Memberi senyum pada klien
B. Memberi salam kepada klien
C. Meminta alamat rumah klien
D. Meminta komitmen klien

5) Untuk melihat keberhasilan pelayanan gizi setelah dilakukan intervensi


gizi adalah kegiatan monitoring dan evaluasi.Apakah contoh dari
kegiatan monitoring dan evaluasi?
A. Menganamnesa klien
B. Mengatur perilaku
C. Menilai perkembangan
D. Menetapkan prekripsi

Anda mungkin juga menyukai