Anda di halaman 1dari 273

BAB 1

Pengantar Pemeriksaan
Fisioterapi
ISI BAB
PENDAHULUAN
APA ITU PEMERIKSAAN FISIOTERAPI?
TUJUAN BUKU INI
SUSUNAN BUKU INI
Bagian I: Wawancara Pasien: Membuat Dasar
yang Kokoh
Bagian II: Pemeriksaan dan Tindakan: Memben-
tuk Dasar
BERPIKIR KLINIS
Pembuatan Keputusan Klinis
Refleksi Diri
SARAN UTUK MENGASAH KETERAMPILAN KLINIS
ANDA
KATA PENUTUP

1
2 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

Pendahuluan
Selamat datang ke salah satu profesi yang paling dinamis, menantang, dan bermanfaat yang telah Anda
pilih untuk belajar—fisioterapi! Anda memiliki banyak alasan untuk bergairah. Ya, Anda dapat memiliki
ketakutan, penyangkalan diri, atau bahkan ansietas, semua hal tersebut cukup normal, tetapi dosis
kegembiraan yang sehat adalah berani. Jika Anda baru memulai perjalanan ini, Anda akan terkesima
pada banyak­nya hal yang dipelajari. Anda harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang
anatomi dan ilmu persarafan; Anda harus memahami seluk beluk fisiologi normal dan patologis; Anda
harus memahami gerakan dan bio­mekani­ka manusia; Anda harus menyadari bahwa pasien Anda
memiliki segi emosi, sosial, vokasi, dan spiritual yang akan dibawanya kedalam masalah fisik mereka;
Anda harus memiliki pemahaman tentang sistem perawatan kesehatan yang sulit dan berubah terus,
berupa aspek asuransi, tagihan, dan kode diagnostik; dan Anda harus memahami komponen legal, etik,
dan moral yang akan menghasilkan keputusan klinis. Meski­ pun hal tersebut terdengar sangat
menakutkan, tanggung jawab besar yang akan Anda emban kepada pasien dan profesi Anda memerlukan
pengetahuan dan keterampilan yang luas dan dalam.

Teks ini menggunakan terminologi dan konsep yang Hipotesis predominan ini kemudian mengarahkan
konsisten dengan Guide to Physical Therapist Practice, edisi fisioterapis ke evaluasi, diagnosis, dan prognosis. Hal ter­
3 (the Guide).1 Akan tetapi, untuk memudahkan dalam sebut terpisah tetapi saling terkait yang merupakan faktor
membaca, istilah “pasien/klien” telah dimodifikasi menjadi penting untuk menentukan rencana perawatan awal dan
“pasien” diseluruh buku teks ini. Karena fisioterapis ber­ juga untuk mengomunikasikan opini profesional tentang
hadapan dengan pasien (orang yang mengalami penyakit kondisi pasien.1,2 Proses evaluasi perlu menyintesis semua
atau kondisi yang menerima pemeriksaan, evaluasi, dan data yang dikumpulkan selama pemeriksaan dan mem­
rencana manajemen fisioterapi) dan klien (orang yang bantu menjawab pertanyaan, “Apa maksud semuanya?”
menerima konsultasi, saran profesional, atau pelayanan Diagnosis dan prognosis sebenarnya dua subfaktor spesifik
promosi kesehatan fisioterapi),1,2 buku teks ini berfokus dalam proses evaluasi. Penentuan diagnosis fisioterapi
pada proses pemeriksaaan yang paling sering dilakukan pasien memerlukan jawaban untuk pertanyaan, “Kemana
dengan pasien. pola klinis yang ditunjukkan oleh manifestasi pasien?”
Membuat prognosis untuk pasien dengan menanyakan,
“Apa yang diharapkan pasien tentang perbaikan fungsional
APA ITU PEMERIKSAAN berdasarkan pada semua faktor yang memengaruhi (berupa
FISIOTERAPI? biologis, psikologis, dan sosial)?” Karena jawaban
Hal mendasar yang dihadapi setiap pasien di semua pertanyaan tersebut sering kali berdasarkan pada beberapa
tatanan fisioterapi adalah pemeriksaan pasien. Pemeriksaan tingkat pengalaman klinis, evaluasi, diagnosis, dan prog­
merupakan komponen pertama dalam siklus yang mem­ nosis proses manajemen pasien yang sering kali sulit untuk
bahas seluruh episode perawatan fisioterapi (lihat dipahami mahasiswa di tahap awal pembelajaran.
GAMBAR 1.1). Komponen manajemen evaluasi pasien dan sistem
Pemeriksaan pasien terdiri atas (1) riwayat pasien manajemen terdiri atas pemberian intervensi fisioterapi
dan (2) pemeriksaan dan tindakan.1,2 Riwayat pasien (termasuk edukasi pasien, keluarga, dan pemberi asuhan);
biasa­nya berupa wawancara verbal dimana didapat infor­ mendokumentasikan rencana perawatan; koordinasi,
masi yang relevan dengan kondisi pasien. Selama wawan­ kolaborasi, komunikasi, dan dokumentasi yang melibatkan
cara ini, klinisi mulai membuat hipotesis tentang kondisi semua pihak yang terlibat dengan pasien; dan asesmen
pasien. Berdasarkan pada hipotesis tersebut, fisioterapis berkelanjutan pada status pasien dan keefektifan rencana
kemudian memilih pemeriksaan dan tindakan. Data dari perawatan.1 Ketika hal ini tampak seperti langkah akhir
pemeriksaan dan tindakan digunakan untuk memperkuat dalam sistem ini, harus ditekankan bahwa seluruh proses
atau menyangkal teori klinisi hingga terdapat satu atau dinamis dan fleksibel. Jika terjadi perubahan dalam semua
lebih hipotesis predominan. komponen, komponen lain mungkin perlu disesuaikan.
BAB 1 Pengantar Pemeriksaan Fisioterapi 3

Pembaca dirujuk ke Guide1,2 untuk informasi spesifik yang atasnya akan hancur. Dalam hal manajemen pasien,
lebih rinci terhadap proses melebihi pemeriksaan dalam wawancara pertama pasien memiliki tingkat kepentingan
evaluasi dan sistem manajemen pasien. yang sama seperti pondasi rumah. Akan dijelaskan di
Bagian I buku ini, terdapat banyak faktor yang berkontri­
busi terhadap keberhasilan wawancara pasien. Kekuatan
Pemeriksaan pondasi tidak hanya berdasar pada jawaban pasien atas
• Riwayat Pasien
• Pengujian dan pertanyaan Anda tetapi juga pada hubungan dan keper­
Pengukuran cayaan yang Anda bangun bersama pasien, suasana yang
Anda bangun, penampilan dan sikap profesional yang
Anda tampilkan, dan kemampuan Anda untuk menyesuai­
kan dengan kebutuhan pasien yang diucapkan dan tidak
Manajemen
• Intervensi/Instruksi diucapkan.
Evaluasi
• Mendokumentasikan • Mensitesis
Ketika pondasi yang kokoh telah dibentuk, kerang­ka
Rencana Semua Data rumah dapat dibangun. Kerangka harus diren­ cana­
kan
• Koordinasi,
• Diagnosis dengan baik dan dibuat dengan penuh keteram­ pilan.
Komunikasi, dan
• Prognosis
Dokumentasi Berkaitan dengan manajemen pasien, pengujian dan
• Pengkajian Berkelanjutan pengukuran pada pemeriksaan menghasilkan kerangka ini.
Pasien dengan kondisi yang langsung dan tidak rumit
mungkin memerlukan sangat sedikit pengujian dan
Menetapkan Rencana pengukuran (rumah satu lantai dengan sedikit ruangan);
Perawatan pasien yang mengalami kondisi yang sulit atau dengan
komplikasi mungkin memerlukan banyak pemeriksaan
dan tindakan yang memeriksa sejumlah sistem tubuh yang
GAMBAR 1.1 Evaluasi dan sistem manajemen pasien. berbeda (rumah beberapa lantai dan memiliki banyak
Diambil dari Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria, VA: ruangan).
American Physical Therapy Association; in press; and Guide to Physical Pondasi yang kokoh dan kerangka kuat memberikan
Therapist Practice. 2nd ed, Alexandria, VA: American Physical Therapy
Association; 2003. struktur yang diperlukan untuk semua komponen yang
tersisa. Tujuan buku ini adalah memberikan Anda ke­
teram­pilan untuk membentuk struktur dasar, tetapi ber­
nilai. Kursus lanjutan yang dikombinasikan dengan
pengalaman klinis akan memberikan Anda alat untuk
TUJUAN BUKU INI menye­lesaikan pembangunan: evaluasi, diagnosis, progno­
Buku teks ini berfokus pada bagian pertama evaluasi dan sis, dan rencana manajemen perawatan.
sistem manajemen pasien, yaitu pemeriksaan pasien.
Fisioterapis perlu melakukan pemeriksaan pada setiap
pasien sebelum memulai segala bentuk intervensi.1,2 Jika
pemeriksaan menyeluruh, fokus, terampil, dan efisien
membentuk opini yang bersifat evaluasi dan membuat
keputusan tentang rencana perawatan pasien menjadi
mudah. Jika pemeriksaan kurang dalam hal kualitas atau
isi, evaluasi, rencana perawatan, dan kemungkinan hasil
pasien dapat sulit dilakukan. Dengan demikian, tujuan
dari peng
buku teks ini adalah memberikan keterampilan dasar yang
m asi ujian dan
Infor
penguku
di­perlukan untuk melakukan pemeriksaan fisioterapi ra n
dengan berbagai tipe pasien yang luas yang dapat
ditemukan pada sejumlah tatanan klinis yang berbeda.
Analogi berikut ini, yang menyamakan evaluasi dan
sistem manajemen pasien dengan konstruksi sebuah
rumah, menggambarkan pentingnya pemeriksaan awal
Informasi dari wawancara pasien
pada pasien sebagai dasar untuk semua hal yang mengikuti
(lihat GAMBAR 1.2). Langkah pertama pada konstruksi
rumah adalah menetapkan dasar. Apakah membuat rumah
dari kartu, tusukan gigi, atau rumah nyata, jika pondasi/ GAMBAR 1.2 Pikirkan pemeriksaan pasien seperti proses
bagian dasar tidak kokoh dan aman maka struktur di pembuatan rumah.
4 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

SUSUNAN BUKU TEKS INI


Buku ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Bagian I Bagian II: Pemeriksaan dan Tindakan:
menjelaskan semua aspek yang berkaitan dengan wawan­ Membentuk Dasar
cara awal pasien, dan Bagian II menjelaskan banyak Bab 5 memberikan pengenalan terhadap sisa bab yang ada
pemeriksaan dan tindakan yang dapat dilakukan pada di buku teks ini. Sisa bab ini berisi informasi tentang
beragam kondisi pasien. berbagai pemeriksaan dan tindakan, yang secara umum
diatur berdasarkan jenis kondisi untuk setiap pemeriksaan/
Bagian I: Wawancara Pasien: tindakan yang paling tepat.
Menetapkan Dasar yang Kokoh
Bab 2-4 membahas berbagai aspek wawancara awal pasien,
juga mempelajari riwayat subjektif atau riwayat pasien.

Menyadari bahwa banyak pemeriksaan/tindakan


yang digunakan untuk berbagai kondisi yang melintasi
sistem tubuh. Hal ini yang mendasari alasan penulis untuk
Meskipun mengumpulkan riwayat pasien dalam menampilkan isi berdasarkan pada pemeriksaan/tindakan
bahasanya sendiri merupakan komponen wawancara awal, tertentu yang berbeda dengan kondisi pasien tertentu atau
proses lebih luas dari hal itu. Bab 2 dan 3 membahas aspek bagian tubuh yang terkena. Jika Anda dapat memahami
penting wawancara awal yang tidak berkaitan dengan (1) konsep dasar yang membentuk dasar untuk setiap
pertanyaan khusus yang dapat membantu. Hal tersebut pengujian/pengukuran, (2) teknik yang dilakukan di
mencakup suasana yang aman dan menyenangkan yang setiap pengujian/pengukuran, dan (3) kapan waktu yang
harus Anda ciptakan, hubungan yang Anda bina dengan tepat untuk menggunakan setiap pengujian/pengukuran,
pasien, aspek biopsikososial dan budaya yang harus kemudian Anda akan memiliki daftar yang banyak tentang
dipertimbangkan, pengenalan penilaian atau stereotipe alat pengkajian di akhir yang dapat digunakan pada pasien
yang dapat Anda miliki, teknik komunikasi yang diguna­ tanpa mempertimbangkan kondisi atau area tubuh yang
kan, dan pentingnya mengenali tanda nonverbal (pasien terkena.
dan Anda sendiri). Bab 4 menjelaskan cara melakukan dan Salah satu aspek yang paling menantang dari mem­
isi wawancara. Hal ini meliputi pengenalan pada tanda pelajari proses pemeriksaan pasien, mempertimbangkan
waspada dan tanda bahaya (memikirkan temuan yang wawancara pasien dan pengujian/pengukuran, dikaitan
dapat memerlukan rujukan cepat ke penyedia perawatan dengan pertanyaan “Kapan?”. Memahami kapan untuk
kesehatan lainnya); pentingnya observasi, yang dimulai melakukan/membuat deretan pertanyaan atau pengujian/
ketika pertama kali Anda melihat pasien dan berlanjut pengukuran dan kemudian membuat temuan yang dasar
disepanjang wawancara; bagaimana menyapa pasien dan jauh lebih sulit dibandingkan keterampilan yang diperlu­
memperkenalkan diri Anda; dan daftar rinci pertanyaan kan untuk melakukan pengujian/pengukuran tersebut.
ketogori yang dapat Anda pilih untuk ditanyakan. Karena alasan tersebut, informasi tentang kapan alat
BAB 1 Pengantar Pemeriksaan Fisioterapi 5

asesmen tertentu akan dipertimbangkan sebagai prioritas keputusan dapat sedikit menantang bagi banyak maha­
dan kapan alat tersebut mungkin tidak konsisten diserta­ siswa fisioterapi. Hal tersebut sering kali sulit bagi maha­
kan didalam buku ini. siswa yang baru lulus. Akan tetapi, setiap menghadapi
pasien nyata akan membantu memperbaiki/meningkatkan
keterampilan Anda dalam membuat keputusan dan me­
BERPIKIR KLINIS mungkinkan membangun kepercayaan diri Anda.
Pembuatan Keputusan Klinis Bergantung pada program akademik, Anda mungkin
terpajan dengan sedikit pasien nyata sebelum pengalaman
Membuat keputusan dengan cara mengajukan pertanyaan klinis pertama Anda sepenuhnya. Hal ini menimbulkan
selama wawancara awal atau melakukan pemeriksaan ansietas dan ketakutan yang besar ”akan ketidaktahuan
tertentu selama pemeriksaan fisik merupakan awal berpikir untuk melakukan tindakan”. Oleh sebab itu, informasi
klinis. Penelitian pada area berpikir klinis menunjukkan tentang kapan Anda akan dan tidak akan menanyakan
bahwa apa yang membedakan klinisi ahli dari klinisi pertanyaan tertentu atau melakukan pengujian/pengukur­
pemula adalah kemampuan untuk meng­ aplikasi­
kan an tertentu diberikan dalam buku ini.
pengetahuan dan keterampilan, berkaitan de­ ngan
kemampuan untuk memodifikasi secara alami peme­rik­
saan atau intervensi berdasarkan pada gambaran diri,
pengalaman sebelumnya, dan karakteristik pasien.3-5 Pe­
nge­tahuan dan keterampilan yang mendukung pembuat­
Pertanyannya apakah pengujian
an keputusan klinis dasar dapat didapat di tatanan kelas;
akan melakukan atau tidak
intuisi, pengalaman, dan pemahaman klinis tentang bagai­
mana karakteristik pasien dapat memengaruhi setiap hal
yang dihadapi merupakan komponen penting yang harus
dikembangkan setiap waktu.
Berpikir klinis memerlukan kolaborasi antara fisio­
terapis dan pasien.3 Berpikir klinis digunakan ketika data
telah dikumpulam dari pasien, bukan segera setelah pe­
ngum­ pulan data lengkap. Potongan informasi penting
didapat selama wawancara pasien, yang secara kontinu
memandu pertanyaan dalam arah spesifik (lihat KOTAK
1.1). Dari informasi tersebut, menjadi bukti bahwa
beberapa pemeriksaan/tindakan penting dilakukan, bebe­
rapa informasi tidak diperlukan, dan sisanya terletak anta­
ra informasi yang diperlukan dan tidak. Proses pembuatan

KOTAK 1.1 Informasi yang Memandu Pertanyaan Wawancara dan Pengujian/Pengukuran

Wanita usia 58 tahun mengalami stroke kanan ringan dua tahun sebelumnya dirujuk untuk melakukan fisioterapi
karena terjadi peningkatan kesulitan keseimbangan. Pasien melaporkan bahwa keseimbangannya memburuk karena ia
mengalami penurunan aktivitas yang dramatis sejak stroke. Ketika diminta untuk menjelaskan apa yang dialami seraya
berusaha untuk mempertahankan kese­imbang­an selama aktivitas fungsional, pasien mengatakan “Terkadang saya tidak
tahu letak kaki saya dan kemudian sebelum saya menyadarinya, saya merasa ingin jatuh”. Respons ini “saya tidak tahu
letak kaki saya”, mendorong fisioterapis untuk mencurigai defisit sensori. Dengan demi­kian, pertanyaan tambahan dan
juga pemeriksaan dan tindakan diarahkan ke persepsi sensasi pasien. Melalui per­cakapan ini dan pemeriksaan fisik
yang terjadi, fisio­terapis menemukan bahwa pasien tidak hanya mengalami penurunan sensasi terhadap sentuhan dan
tekanan pada bawah kedua kaki tetapi juga mengalami luka kecil di per­mukaan plantar jari tengah kaki kanan yang
ia tidak sadari (yang tidak ia rasakan). Karena kehilangan sensasi dan terjadinya luka di bawah kaki merupakan tanda
klasik diabetes, fisioterapis menanyakan pertanyaan tambahan tentang tingkat aktivitas, diet, dan pemeliharaan berat
badan pasien. Pasien melaporkan bahwa tingkat aktivitas­nya sangat rendah, ia sering konsumsi makanan cepat saji
karena mudah, dan ia mengalami peningkatan 18 kg sejak stroke. Mengenali bahwa semua temuan ini merupa­kan faktor
risiko untuk diabetes tipe 2, dokter pasien diberi tahu, pemeriksaan laboratorium diinstruksikan, dan pasien diberi tahu
(dan mulai terapi) untuk kondisi ini.
6 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

Selain itu, buku ini berisi banyak contoh kasus SARAN UNTUK MENGASAH
singkat yang spesifik untuk setiap pengujian/pengukuran KETERAMPILAN PEMERIKSAAN
yang dibahas. Hal yang disertakan setelah setiap kasus
pasien adalah contoh dokumentasi dalam format SOAP- ANDA
Subjective (subjektif ), Objective (objektif ), Assessment Selain melakukan refleksi diri secara sering dan cerdas,
(asesmen/pengkajian), Plan (rencana). Meskipun terdapat sangat dianjurkan Anda mencari umpan balik yang mem­
sejumlah perbedaan pemikiran format dokumentasi dalam bangun pada setiap kesempatan. Mahasiswa terkadang
program fisioterapi, meliputi sistem Manajemen Pasien/ menyalaharti­kan umpan balik sebagai kritik sehingga me­
Klien yang ditampilkan dalam Guide,2 format catatan rasa takut dan menghindarinya. Jika hal tersebut meng­
SOAP dipilih untuk buku ini karena format tersebut gambarkan diri Anda, usahakan untuk menerima umpan
banyak digunakan dalam berbagai tatanan klinis.6,7 balik sebagai ke­sem­patan untuk pertumbuhan dan per­
Transisi yang cepat untuk penggunaan catatan medis kembangan profesio­nal. Walaupun mungkin sulit men­
elektronik oleh organisasi perawatan kesehatan dan klinik dengar bahwa instruksi verbal Anda tidak mudah dipahami
pribadi memerlukan banyak profesional kesehatan untuk atau bahwa keterampilan penanganan Anda menyebabkan
banyak mengubah/memodifikasi metode dokumentasi ketidaknyamanan, hal tersebut jauh lebih baik untuk
mereka—banyak metode dokumentasi yang dipakai mempelajari hal tersebut di awal sebelum Anda me­ngem­
selama dekade ini.8,9 Dengan demikian, tanpa mempertim­ bang­­kan kebiasaan atau sebelum Anda menghadapi pasien
bangkan sistem dokumentasi yang Anda pelajari sebelum­ nyata.
nya, Anda akan perlu beradaptasi dengan sistem yang Praktik, praktik, praktik! Setiap aspek proses peme­
digunakan oleh semua fasilitas tempat Anda praktik. riksaan pasien memerlukan praktik sebelum semua tingkat
kenyamanan atau kepercayaan yang diperlukan. Semudah
berpindah melalui daftar pertanyaan wawancara dapat lebih
Refleksi Diri
menantang daripada yang dapat dibayangkan. Melakukan
Komponen penting berpikir klinis adalah peniliaian diri asesmen dasar rentang gerakan mungkin sama-sama me­
yang bijaksana melalui refleksi. Hal ini memerlukan nantang seperti saat Anda menggunakan kosakata baru
analisis diri kritis tentang pengalaman klinis dengan (seperti abduksi, inversi, dan deviasi) daripada menggunakan
tujuan umum mengembangkan sistem praktik klinis.10-12 kata yang dapat dipahami pasien. Ketukan sederhana pada
Refleksi diri memainkan peran penting dalam meningkat­ tendon patela untuk mengkaji refleks tendon dalam dapat
kan keterampilan memeriksa pasien dari tingkat pemula sedikt menantang dengan palu refleks kecil, terutama jika
ke tingkat mahir.3,12 Anda dimotivasi untuk merefleksikan Anda tidak diberkahi dengan bidikan yang baik! Poinnya
secara dalam setiap pengalaman yang Anda dapat dengan adalah praktik yang sering diperlukan untuk mengembang­
pasien nyata atau pura-pura. Ketika pertama kali meng­ kan keterampilan verbal dan psikomotor yang diperlukan
hadapi pasien, pikiran Anda dipenuhi dengan tugas dan dalam perjalanan Anda menjadi fisioterapis yang andal.
mencoba melakukan segala sesuatu dengan “benar”. Oleh Ketika Anda praktik dan berusaha untuk membuat
sebab itu, ketika belajar pertama kali dan menerapkan keputusan klinis, pikirkan dengan masak-masak. Hal ini
keterampilan pemeriksaan pasien, refleksi biasanya terjadi merupakan strategi yang dapat membantu Anda dan
setelah melakukan keterampilan tersebut. Hal ini disebut instruktur atau mentor klinis Anda. Ketika Anda berpikir
refleksi saat tindakan13 dan telah diidentifikasi sebagai dengan masak-masak, hal tersebut memaksa Anda untuk
kom­ponen penting proses belajar untuk klinisi pemula.14 mengelompokkan konsep dalam pikiran menjadi kalimat
Selama proses ini penting agar Anda mengidentifikasi yang koheren. Mengucapkan gagasan juga memaksa Anda
aspek yang berjalan dengan baik dan aspek yang perlu untuk menganalisa metode berpikir Anda sendiri.15,17
diperbaiki. Kembangkan apa yang telah baik dan sesuaikan “Berpikir tentang yang dipikirkan” menjelaskan proses
aspek yang belum baik. Seiring dengan peningkatan yang disebut metakognisis, yang diketahui sebagai hal yang
keterampilan dan kepercayaan diri, Anda dimotivasi penting dalam mengembangkan alasan klinis tingkat
untuk berpindah ke proses refleksi yang digunakan oleh lanjut.11,16 Selain itu, jika Anda mempraktikan berpikir
klinisi andal, disebut refleksi dalam tindakan3, 13-15 Ini secara masak-masak seraya bekerja dengan instruktor atau
merupakan proses yang terus menerus dan berkaitan yang mentor klinis, aspek alasan klinis Anda yang perlu
terjadi setiap kali menemui pasien. Menerapkan proses dikembangkan dapat diidentifikasi dan diberikan saran.16
ini, klinisi mampu mengingat pe­ngalaman sebelumnya Belajar dari setiap pasien yang dihadapi. Meskipun
untuk membuat penyesuaian secara mengalir atas menge­ Anda dapat belajar dari dosen, buku teks, laboratorium,
nali sesuatu yang tidak benar seraya mengembangkan dan instruktur klinis, Anda akan menemukan/merasa
sesuatu yang telah baik. bahwa pasien Anda akan menjadi guru terbaik. Beberapa
BAB 1 Pengantar Pemeriksaan Fisioterapi 7

pasien akan mengajarkan Anda lebih banyak tentang Seperti yang diungkapkan di paragraf awal, ber­
penyakit atau cedera, beberapa akan mengajarkan cara gembiralah! Anda memulai perjalanan yang luar biasa
beradaptasi dalam berbagai situasi, dan lainnya akan yang memberikan kesempatan yang luar biasa dan
mengajarkan tentang hidup. Anda akan memiliki menawarkan imbalan yang berharga. Perjalanan menjadi
kesempatan untuk bekerja dengan ribuan pasien dalam fisioterapis sering kali tidak mudah, dan per­ jalanan
karier Anda—beberapa akan lupa dan beberapa akan tersebut dihadapi dengan berliku dan memutar. Tantangan
Anda ingat selamanya. Bagaimanapun, belajar dari setiap tidak berakhir ketika Anda lulus; tantangan tersebut
orang dan jangan pernah berhenti belajar. sedikit berubah. Akan tetapi, banyak periode klinisi yang
dibuktikan, tantangan ini berkurang dengan perbandingan
terhadap imbalan tentang mengetahui seberapa banyak
KATA PENUTUP hidup pasien yang sangat berpengaruh akibat Anda.
Belajar untuk menerima ambigu. Jika Anda mencari Hadiah yang tidak diharapkan adalah bagai­mana mereka
jawaban “benar” dan “salah” ketika Anda berusaha untuk akan sangat berdampak pada Anda.
belajar berbagai aspek pemeriksaan pasien dan proses
intervensi, Anda akan sering kecewa.
REFERENSI
Karena banyak variabel yang memenga­ruhi situasi
pasien yang ada, jawaban yang paling tepat terhadap 1. Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria,
pertanyaan muncul selama praktik fisioterapi adalah VA: American Physical Therapy Association; in press.
“tergantung”. Jika Anda dapat menerima kata “tergantung” 2. Guide to Physical Therapist Practice. 2nd ed. Alexandria,
VA: American Physical Therapy Association; 2003.
sebagai kesempatan belajar daripada meng­ anggapnya
3. Jensen G, Gwyer J, Shepard K, Hack L. Expert practice in
sebagai sumber frustrasi, Anda akan beradaptasi dengan physical therapy. Phys Ther. 2000: 80:28-43
baik pada banyak ketidakpastian klinis yang dihadapai 4. Jensen G, Shepard K, Gwyer J, Hack L. Attribute
fisioterapis sehari-hari. dimensions that distinguish master and novice physical
Sebagai fisioterapis, Anda akan dipercaya dengan therapy clinicians in orthopedic settings. Phys Ther.
banyaknya tanggung jawab pada pasien Anda. Setiap 1992;72:711-722.
pasien yang Anda tangani mengharapkan yang terbaik, 5. Palisano R, Campbell S, Harris S. Evidence-based decision
tanpa mempertimbangkan hari-hari buruk yang mungkin making in pediatric physical therapy. In: Physical Therapy
Anda miliki, masalah personal yang berkerumum di setiap for Children. 3rd ed. St. Louis, MO: Saunders-Elsevier;
pemikiran Anda, atau seberapa jauh Anda tertinggal dalam 2006:3-32.
pekerjaan tugas Anda. Pasien mengharapkan yang terbaik, 6. Kettenbach G. Writing Patient/Client Notes: Ensuring
Accuracy in Documentation. 4th ed. Philadelphia, PA: F.A.
dan Anda harus menemukan cara untuk memberikan
Davis; 2009.
yang terbaik. Setiap waktu. 7. Shamus E, Stern D. Effective Documentation for Physical
Therapy Professionals. 2nd ed. New York: McGraw-Hill
Medical; 2011.
8. Weed L. Medical records that guide and teach. N Engl I
Med. 1968;278(11):593-600.
‘’Tergantung.’’
9. Weed L. Medical Records, Medical Education, and Patient Care:
The Problem-Oriented Medical Record as a Basic Tool.
Cleveland, OH: Case Western Reserve Press; 1969.
10. Donaghy M, Morss K. Guided reflection: a framework to
‘’Dapatkah Anda facilitate and assess reflective practice within the discipline of
menguji keseimbangan physiotherapy. Physiother Theory Prac. 2000;16:3-14.
pasien?’’ 11. Shepard K, Jensen G, eds. Techniques for teaching and
evaluating students in academic settings. In: Handbook of
Teaching for Physical Therapists. 2nd ed. Boston, MA:
Butterworth-Heinemann; 2002:71-132.
12. Wainwright S, Shepard K, Harman L, Stephens J. Novice and
experienced physical therapist clinicians: a comparison of how
reflection is used to inform the clinical decision-making
process. Phys Ther. 2010;90:75-88.
13. Schon D. The Reflective Practitioner: How Professionals
Thinkin-Action. New York: Basic Books; 1983.
14. Roche A, Coote S. Focus group study of student
physiotherapists’ perceptions of reflection. Med Educ.
2008;42:1064-1070.
8 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

15. Atkinson H, Nixon-Cave K. A tool for clinical reasoning


and reflection using the International Classification of
Functioning, Disability and Health (ICF) framework and
patient management model. Phys Ther. 2011;91(3):416-430.
16. Banning M. The think aloud approach as an educational tool
to develop and assess clinical reasoning in undergraduate
students. Nurse Educ. 2008;28:8-14.
17. Borleffs J, Custers E, van Gijn J, ten Cate O. “Clinical
reasoning theater”: a new approach to clinical reasoning
education. Acad Med. 2003;78:322-325.
BAGIAN I

Wawancara Pasien:
Menetapkan Dasar yang Kokoh
10
BAB 2
Membentuk Hubungan
Terapeutik
ISI BAB
PENDAHULUAN
PERTIMBANGAN DASAR INTERAKSI PASIEN
Komunikasi adalah KUNCI
Komponen Ekspresif: Berbincang dengan Pasien
Komponen Reseptif: Pentingnya Mendengarkan
Persiapan Tempat dan Diri
Mempersiapkan Lingkungan
Mempersiapkan Fisik Anda
Mempersiapkan Mental dan Emosi Anda
Bertemu dengan Pasien
Menemukan Bunglon yang Ada dalam Diri Anda
Ketika Kebutuhan Empati Meruntuhkan Agenda
Anda
Seni Menggali Lebih Dalam
Aspek BioPsikososial: Kenapa Dua Orang
Pasien Berbeda
Budaya
Hambatan Bahasa
LAMA WAWANCARA AWAL
TUJUAN WAWANCARA AWAL PASIEN
RINGKASAN BAB

11
12 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

Pendahuluan
Wawancara awal pasien, juga dikenal sebagai riwayat kesehatan atau riwayat subjektif, tidak dapat
dipungkiri menjadi komponen paling penting dalam pemeriksaan pasien—dasar membentuk rencana
pemeriksaan fisik dan intervensi berkelanjutan. Bagaimana Anda melakukan wawancara sama pentingnya
dengan apa isi wawancara. Wawancara ini bersifat kompleks dan mencakup banyak hal seperti riwayat
kondisi pasien saat ini, riwayat medis sebelumnya, faktor personal dan lingkungan, periksa semua obat
yang didapat pasien, asesmen status fungsional pasien, dan evaluasi tujuan pasien untuk fisioterapi
(melalui penjelasan menyeluruh semua kategori riwayat kesehatan yang ditemukan di Bab 4). Keluasan
dan kedalaman wawancara akan beragam berdasarkan pada berbagai faktor, berupa diagnosis pasien,
ketajaman kondisi pasien, tingkat komunikasi pasien (baik atau buruk), tatanan klinis, dan waktu yang
tersedia.

Wawancara awal yang baik dapat terapeutik bagi pasien.1-3 nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh—semuanya
Pada hakekatnya wawancara tersebut juga dapat membantu dapat membantu menciptakan ling­kung­an yang percaya—
untuk berfokus pada pemeriksaan fisik yang mengikuti, didiskusikan dalam bab ini dan juga bab 3.
menghemat waktu Anda dan pasien serta menghindari
pengujian dan pengukuran yang berlebihan. Mempelajari
cara melakukan/mendapatkan riwayat pasien yang menye­ PERTIMBANGAN DASAR
luruh dan rinci dalam kerangka waktu yang tepat memer­ INTERAKSI PASIEN
lukan banyak praktik, tetapi usaha yang dihabiskan untuk
mempelajari seni ini akan menjadikan Anda berpengalaman
Komunikasi Adalah KUNCI
di masa depan. Karena individu cenderung sering berkomunikasi satu
sama lain, kompleksitas komunikasi manusia sering kali
“Dokter yang mendapatkan tidak riwayat yang baik, dan pasien tidak dapat terlupakan. Komunikasi merupakan gelombang kom­
memberikan riwayat ter­sebut, berisiko menerima dan mendapat terapi yang ponen ekspresif dan penerima yang rumit, tetapi meskipun
buruk”. begitu komponen tersebut memiliki banyak perbedaan.
— Penulis tidak diketahui Ekspresi berupa kata yang kita pilih; nada, titinada,
infleksi, dan kecepatan (dikenal sebagai paralanguage); dan
Baik “dokter” atau “fisioterapis” yang digunakan dalam pesan nonverbal yang kita kirim melalui ekspresi wajah
ung­ kap­an ini, maksud dan pesannya tidak berubah. dan bahasa tubuh kita.¹¹ Penerima dapat pasif (mendengar)
Dengan per­ tanya­
an yang tepat dan suasana yang atau aktif (mendengarkan) dan melibatkan interpretasi
mengundang selama proses pengumpulan riwayat pasien, kata, paralanguage, dan tanda nonverbal pembicara.
fisioterapis terampil dapat mengumpulkan 80% informasi Ekspresi tidak efektif atau penerima dapat mengarah ke
yang diperlukan untuk membuat keputusan tentang salah komunikasi dan kesalahpahaman, yang pada
kondisi pasien dan memulai rencana intervensi4-9—80% akhirnya, dapat memengaruhi secara negatif semua pasien
itu banyak! Informasi ini berasal dari pesan verbal dan yang ditemui.
nonverbal, dengan pesan nonverbal (pada saat itu) menjadi
yang paling penting. Anda dapat belajar lebih banyak
Komponen Ekspresif: Berbicara dengan
tentang pasien dari cara ia bercerita daripada ceritanya
sendiri.7 Lingkungan yang percaya harus dibina sejak awal Pasien
pada pertemuan pertama karena pasien harus merasa Cara Anda bicara ke pasien sama, jika tidak lebih, penting
cukup nyaman dan aman untuk membagi semua informasi dengan apa yang Anda bicarakan. Penelitian menunjukkan
yang berhubungan.10 Hal tersebut dapat menjadi bahwa sebesar 55% bahasa tubuh dan 38% nada bicara
tantangan, dan cara Anda untuk mencapainya dapat berkontribusi terhadap makna percakapan, sedangkan ba­
sangat bergantung pada tatanan, latarbelakang atau hasa itu sendiri berkontribusi hanya 7%.12,13 Suara Anda
budaya pasien, kondisi emosi pasien, adanya anggota harus menunjukkan pertemanan, antusiasme, dan keter­
keluarga, dan kesukaan. Pentingnya pernyataan verbal, tari­kan. Jika Anda melakukan wawancara awal dengan
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 13

pasien sebagai seorang jurnalis, Anda akan terdengar yang Anda pikir lazim digunakan. Contoh kata sebagai
menuntut, menuduh, atau menghakimi. Akan tetapi, jika berikut “fleksi” (gunakan “tekuk” seperti pada tekuk siku
Anda melakukan wawancara ini dalam gaya percakapan, Anda atau “angkat” seperti pada angkat lengan Anda kearah
Anda akan cenderung menenangkan pasien (lihat plafon), “servikal” (gunakan “leher”), dan “kuadriseps”
GAMBAR 2-1). (gunakan “otot didepan paha Anda”).
Demikian juga, ekspresi wajah dan postur tubuh
Anda akan menyampaikan pesan ke pasien. Menggerakkan
tubuh Anda menjauh dari pasien ketika Anda berbicara Komponen Reseptif: Pentingnya
menandakan bahwa Anda tidak nyaman dengan topik Mendengarkan
yang dibicarakan. Gagal untuk mempertahankan fokus Mendengarkan: Tindakan
pandangan atau bola mata bergerak-gerak menunjukkan
ketidaktertarikan atau distraksi. Mengerutkan alis mata “Terdapat satu aturan penting: harus MENDEGARKAN pasien”.
ketika bertanya dapat menunjukkan penghakiman.11 — Oliver Sacks
Klinisi baru mungkin tidak menyadari penggunaan Mendengarkan—benar-benar mendengarkan—merupakan
ekspre­si nonverbal-nya sendiri. Beberapa ekspresi tersebut keterampilan yang dipelajari. Hal tersebut memerlukan
dapat mengirimkan pesan yang tidak diharapkan. Obser­ usaha yang sadar untuk mendengarkan pasien Anda,
vasi diri terhadap rekaman video selama percakapan untuk mengesampikan pikiran lain yang dimiliki dan
dengan pasien dapat sedikit membantu dalam mengiden­ membuat pasien menjadi kesatuan yang paling penting
tifikasi beberapa gestur nonverbal yang Anda ingin pada saat itu. Mendengarkan juga memerlukan waktu dan
perbaiki atau hilangkan. waktu merupakan komoditas berharga dalam keseharian
Penting sekali Anda menghindari penggunaan istilah fisioterapis. Anda tidak dapat memanipulasi waktu, tetapi
medis. Sebagai mahasiswa, Anda banyak belajar istilah baru Anda dapat memanipulasi cara menghabiskan waktu ter­
dan frase yang lazim digunakan di bidang medis. Ketika sebut. Mendengarkan cerita pasien, dan bagaimana cerita
Anda bersemangat untuk menggunakan bahasa baru yang tersebut dibawakan, dapat menghemat waktu de­ ngan
didapat kedalam tindakan/wawancara, menggu­nakan ter­ meningkatkan keefektifan pemeriksaan fisik selanjut­nya.17
minologi medis dengan pasien yang pada hakekatnya Mendengarkan itu aktif. Semua orang dapat men­
menambah kemungkinan terjadinya kesalah­pahaman, me­ dengar respons terhadap pertanyaan, secara pasif menulis­
ningkatkan kecemasan pasien, dan cenderung membuat nya di lembar pemeriksaan, dan melanjutkan pertanyaan
pasien merasa inferior.14 Sebuah studi tahun 2007 mene­ lainnya. Hal ini memusatkan wawancara pada klinisi dan
mukan bahwa dokter rata-rata menggunakan empat istilah agenda klinisi. Fisioterapis andal akan mendengarkan
medis yang tidak diketahui ketika setiap kali berhadapan respons pasien. Dalam proses mendengarkan, klinisi mem­
dengan pasien, dan dalam kunjungan tersebut, pemahaman beri perhatian secara aktif terhadap nada bicara, ekspresi
pasien secara keseluruhan tidak pernah men­capai tingkat wajah pasien, perubahan postur yang tidak tampak, emosi,
yang diterima.15 Selain itu, tingkat literatur kesehatan di dan kepercayaan (atau kurang percaya diri) pasien dalam
Amerika Serikat sangat buruk, yang dibuktikan hampir berespons. Informasi ini, dikombinasikan dengan isi
90% orang dewasa mengalami kesulitan mengikuti saran respons, mengarahkan klinisi ke pertanyaan berikutnya,
medis dasar secara tertulis atau secara verbal.16 Jangan baik menggunakan format pemeriksaan atau tidak. Hal ini
pernah berasumsi bahwa pasien dapat memahami istilah merupakan pokok wawancara pada pasien.
“Seorang dokter juga belajar lebih banyak tentang penyakit dari cara
pasien menceritakan cerita daripada cerita itu sendiri”.
— James B. Herrick (1861-1954)

Mendengarkan: Persepsi
Terdapat bukti yang kuat bahwa persepsi pasien didengar­
kan, bernilai, dan diperhatikan menyebabkan tingkat
kepuasan yang lebih tinggi,10,18-22 hasil klinis yang lebih
baik,23-26 dan kecenderungan yang lebih rendah terlibat
tindak­an hukum melawat penyedia kesehatan.25,27-29 Peng­
gunaan keterampilan mendengar aktif dapat sangat me­
ning­katkan persepsi ini. Mempertahankan kontak mata
(kecuali tidak tepat melakukan tindakan tersebut secara
GAMBAR 2-1 Suasana percakapan menenangkan pasien. budaya); duduk didepan pasien dan sejajar dengan pasien;
14 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

menyisipkan kata yang meningkatkan/mendorong cerita lama dibandingkan dengan dokter, interupsi pasien dapat
pasien, seperti “ya..ya”, atau ‘lanjutkan”; mempertahankan terjadi di semua tatanan dan dengan semua profesi.
ekspresi wajah yang tertarik; dan membangun percakapan Perasaan terburu-buru atau terbelakang tidak lazim untuk
dari respons pasien merupakan keterampilan mendengar fisioterapis, dan mahasiswa sering kali merasa tekanan
aktif yang harus dipraktikan oleh setiap mahasiswa. hingga derajat yang lebih besar dibandingkan dengan
klinisi berpengalaman. Pada situasi ini penting agar Anda
menghindari mengorbankan hubungan yang baik dengan
pasien untuk agenda Anda sendiri. Sadari bahwa waktu
tambahan dalam hal mendengarkan dapat mengarahkan
ke pemeriksaan fisik yang lebih fokus dan efisien. Ada
waktu tertentu ketika pasien berbicara berlebihan harus
diarahkan kembali (lihat KOTAK 2-1), tetapi individu ini
tidak boleh dihentikan pembicaraannya.

KOTAK 2.1 Pasien Banyak Bicara

Untuk pasien yang sangat banyak bicara, dapat


Contoh klinisi menggunakan keterampilan mendengar yang membantu untuk memasukkan frase seperti “Saya ingin
baik. Anda menyelesaikan cerita tersebut nanti, tetapi saya
memiliki beberapa pertanyaan yang lebih penting untuk
Anda yang akan membantu saya menentukan apa yang
menyebabkan nyeri Anda” atau “Saya ingin mengubah
percakapan sebentar sehingga saya dapat mendapatkan
sedikit informasi lebih banyak membantu saya untuk
memahami apa yang menyebabkan kehilangan
keseimbangan Anda”.

Mempersiapkan Tatanan dan Diri Sendiri


Mempersiapkan Lingkungan
Contoh klinisi menggunakan keterampilan mendengar yang
buruk. Kenyamanan Pasien
Pasien yang tidak nyaman secara fisik atau emosi selama
Penting bagi pasien untuk mengungkapkan secara wawancara awal akan fokus pada ketidaknyamanan
bebas dan lengkap alasan mereka untuk melakukan mereka, bukan pada wawancara. Pada tatanan rawat jalan,
fisioterapi dan kekhawatiran utama mereka. Hal tersebut umum bagi pasien untuk duduk pada meja pemeriksaan
rata-rata memerlukan waktu kurang dari 2,5 menit untuk ketika wawancara dilakukan. Bagi beberapa pasien tindak­
sepenuhnya mengungkapkan kekhawatiran utama mereka an tersebut dapat berjalan baik, tetapi untuk lainnya,
ke praktisi medis,30-31 penelitian menunjukkan bahwa duduk selama 10-20 menit tanpa penyangga punggung
pasien disela 12-23 detik oleh dokter hingga pernyataan dapat sangat tidak nyaman. Pada kasus ini, Anda harus
pembuka mereka.30-32 Ketika sudah disela pasien biasanya menawarkan bangku standar untuk wawancara dan ke­
tidak akan menyelesaikan pernyataan mereka.30,32-34 Jika mudian memindahkan pasien ke meja pemeriksaan segera
pasien tidak merasa diterima untuk mengungkapkan setelah wawancara selesai. Tindakan tersebut tidak hanya
kekhawatiran mereka sepenuhnya, mereka akan kurang meningkatkan kenyamanan fisik pasien, tetapi juga me­
percaya bahwa situasi mereka dipahami, yang pada ning­katkan kenyamanan emosi pasien dengan me­mung­
akhirnya dapat mengurangi kekuatan hubungan kin­kan Anda berdua berhadapan/bertatapan. Serupa
terapeutik. dengan itu, pasien dapat merasa sangat terbuka atau aneh
Kebanyakan penelitian tentang wawancara awal pada tatanan rawat jalan jika mereka hanya berpakaian
pasien telah mengkaji interaksi dokter-pasien dalam dengan pakaian rumah sakit yang tipis. Memberikan
tatanan perawatan primer. Sementara fisioterapis sering seprei atau selimut tambahan atau menawarkan pakaian
kali memiliki keistimewaan kunjungan pasien yang lebih rumah sakit tambahan kepada pasien selama wawancara
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 15

menunjukkan tingkat perhatian dan pemahaman Anda pager, atau lingkungan kerja yang ramai serta peralatan
dan dapat membantu untuk membangun hubungan dan yang berantakan; atau terdistraksi secara emosi oleh masalah
kepercayaan. pribadi di rumah atau konflik dengan rekan sejawat.
Daftar tersebut tidak ada akhirnya. Kebutuhan untuk
Privasi Pasien menguasai/memahami apa yang dikatakan pasien dan
memastikan bahwa pasien merasa kehadirannya penting
Tatanan dan aturan klinis sering kali akan banyak meme­ dilakukan. Atau, bayangkan seberapa sulitnya untuk
nga­ruhi pada tingkat privasi yang dapat diberikan atau membina hubungan terapeutik, memiliki pemahaman
dipertahankan. Lingkungan fisoterapi sering kali sangat yang baik terhadap masalah, memahami tujuan pasien,
umum, dan banyak dokter tidak memiliki akses yang dan menciptakan rencana intervensi yang efektif.
istimewa ke ruangan pemeriksaan yang privat. Di fasilitas
rawat jalan, satu ruangan berisi dua pasien. Klinik rawat
jalan juga hanya memiliki tirai yang dapat menciptakan Mempersiapkan Fisik Anda Sendiri
hambatan visual tetapi bukan pendengaran, dan terkadang
gym rehabilitasi terbuka dirancang memberikan ruangan Anda Diperhatikan!
untuk semua pasien yang datang. Tanpa mempertimbang­
kan tatanan, Anda harus membuat semua usaha untuk
mempertahankan percakapan dengan pasien seprivat
mungkin. Jika Anda merasa bahwa pasien tidak nyaman
menjawab beberapa pertanyaan Anda, atau sering kali
melihat keluar untuk melihat apakah pasien dapat mencuri
dengar, akan sangat bijaksana untuk bertanya apakah
pasien ingin pindah ke bagian lain di klinik atau bahkan
menunggu untuk membicarakan topik tertentu hingga
privasi yang lebih besar dapat dicapai. Pasien akan meng­
hargai usaha Anda dalam mempertahankan privasi mereka.

Meminimalkan Distraksi
Penelitian telah menemukan bahwa individu sering
menyimpan tak sebanyak informasi dibandingkan mereka
dengar.1,35 Penelitian ini dilakukan dengan baik sebelum
ledakan berbagai media dan alat elektronik yang men­
dorong perhatian seseorang dalam sejumlah arahan dengan
real-time update dalam bidang politik, pendidikan, ling­
kungan, sosial, dan banyak bidang lain. Internet dan
kemajuan dalam teknologi telah memperbanyak generasi
yang melakukan banyak hal, secara unik diberi nama “Saya mengobservasi dokter dengan cermat sama seperti saya mengobser-
“Generasi M”.36,37 Banyak orang yang dapat melakukan vasi penyakit”.
banyak hal merasa sedikit efisien ketika melakukannya, — John Donne (1572-1631).
penelitian mengindikasikan sebaliknya.36,38 Multitasking
meng­indikasi­kan bahwa perhatian seseorang terbagi, dan Untuk mencapai hal tersebut Anda harus belajar secara
jika perhatian seseorang terbagi tidak hanya mengalami terus menerus untuk mengobservasi pasien Anda, jangan
pe­nurunan tetapi pihak lain sering kali merasa terdistraksi.36 lupa bahwa pasien Anda pada saat yang sama mengobservasi
Oleh sebab itu, hindari membagi perhatian Anda selama Anda. Ingatkan kembali janji temu terakhir dengan dokter
wawancara. Seiring peningkatan karier seorang klinisi, Anda. Dengan tidak banyak yang dilakukan ketika di
Anda mungkin tidak dapat membayangkan memfokuskan ruang perika, Anda kemungkinan menghabiskan banyak
sesuatu tetapi pasien ada didepan Anda, tetapi hal ini waktu untuk mengobservasi secara singkat individu ini,
sering kali tidak semudah kedengarannya. Distraksi sangat baik disadari atau tidak Anda melakukannya. Dengan
banyak di banyak tatanan fisioterapi: selama menghadapi memperhatikan hal tersebut, sangat dianjurkan Anda
pasien, klinisi dapat mudah terdistraksi secara mental oleh menonton diri Anda sendiri pada rekaman video beberapa
pikiran mengenai tugas makalah, pertemuan, produktivi­ kali selama rangkaian pendidikan Anda, lebih disukai
tas, atau pasien lainnya; terdistraksi secara fisik oleh rekan ketika bekerja bersama pasien atau pasien pura-pura.
kerja atau pasien di klinik atau ruangan rumah sakit, Meskipun banyak orang menolak untuk menonton diri
mesin yang berbunyi beep, telepon berdering, getar mesin mereka sendiri, memahami bahwa hal tersebut sering kali
16 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

bersih hingga pakaian kasual-bisnis. Tanpa mempertim­


bangkan pakaian yang Anda perlukan, pastikan bahwa
pakaian tersebut rapi dan bersih. Name tag wajib digunakan
pada sebagian besar fasilitas klinis untuk alasan yang baik.
Pasien mungkin memiliki kesulitan mengingat nama
Anda, dan adanya name tag cenderung meningkatkan ke­
percayaan diri pasien dan memudahkan mereka.39
Mohon tidak mengenakan pakaian yang akan me­
nampilkan/menonjolkan bagian perut, payudara atau
bagian bokong! Setiap hari sebelum Anda bertemu pasien,
periksa penampilan Anda. Hal ini mudah dilakukan ketika
berpakaian dan kemudian berdiri didepan cermin! Per­
tama, tatap cermin, angkat kedua lengan. Jika Anda dapat
melihat kulit antara ujung bawah pakaian Anda dan atas
celana Anda, berganti pakaian perlu dilakukan (lihat
GAMBAR 2-2a)
Kedua, lanjutkan untuk berdiri didepan cermin,
bungkuk ke depan untuk melihat apakah ada yang mem­
buka/menyibak ketika Anda bungkuk. Jika ada, waktunya
untuk memilih baju yang berbeda (lihat GAMBAR 2-2b).
Terakhir, berputar sehingga punggung Anda meng­
Perilaku distraksi, seperti memilin rambut dan me­lihat jam,
hadap ke cermin dan bungkuk, jongkok, atau seolah-olah
harus dihindari.
di posisi duduk. Jika terdapat celah antara ujung bawah
baju dan atas celana Anda di semua posisi tersebut,
lebih nyaman untuk menemukan (dan berharap memper­ kembali ke kamar mandi Anda (lihat GAMBAR 2-2c).
baiki) perilaku distraksi yang diciptakan diri Anda sendiri Gunakan perhiasan seminimal mungkin, untuk
sebagai pembanding untuk memiliki instruk­ tur klinik penampilan dan keamanan. Pasien yang takut akan jatuh,
atau bahkan pasien yang membuat Anda sadar akan yang mencari stabilisasi atau pengungkit, atau yang
perilaku tersebut. Mudah untuk mengasumsikan bahwa mengalami gangguan kognitif dapat tanpa sengaja menarik
Anda tidak memiliki perilaku distraksi apa pun, tetapi anting, kalung, atau gelang. Selain kemungkinan perhiasan
Anda mungkin terkejut. Saraf meningkatkan kecen­ akan rusak, hal ini juga dapat menyebabkan cedera bagi
derungan untuk memunculkan perilaku ini, dan Anda klinisi. Demikian juga, cincin tertentu dapat menyebabkan
kemungkinan akan gugup ketika berhadapan dengan goresan atau menjepit pasien selama menangani pasien.
pasien di awal. Observasi (atau meminta orang lain untuk Banyak fasilitas klinis akan memiliki kebijakan khusus
melihat) untuk kegelisahan yang tidak semestinya, meremas membatasi jenis perhiasan yang dapat dikenakan oleh
jari, memuntir rambut, berdehem, gemetar, memain­kan klinisi. Kebijakan serupa sering kali ada untuk nomor
pena, dan lain sebagainya. yang diizinkan dan lokasi tindikan dan tato yang terbuka.
Beri perhatian pada penggunaan pengisi percakapan, Bergantung pada tatanan, mungkin juga terdapat panduan
seperti “um”, “uh”, dan “hmm”. Dengarkan untuk peng­ tentang warna rambut dan penggunaan pewarna kuku.
gunaan berlebihan kata “seperti” dan “Anda tahu” (atau Sebagai mahasiswa, Anda perlu mematuhi aturan
kombinasi berlebihan “Anda tahu, seperti …”), yang peng­ berpakaian atau berpenampilan yang dikeluarkan oleh
gunaannya banyak dilakukan pada percakapan yang biasa. fasilitas kesehatan tersebut ketika Anda sedang melakukan
Hati-hati melihat jam. Anda akan takjub dengan cepatnya praktik klinik, sama seperti yang dilakukan oleh karyawan
waktu berlalu ketika Anda pertama kali mem­praktikkan di fasilitas tersebut.
wawancara. Meskipun penting untuk menge­tahui lamanya
waktu yang telah dihabiskan bersama pasien, seringnya
melihat jam memberi kesan ke pasien bahwa mereka Mempersiapkan Mental dan Emosi Anda
mengambil/menggunakan banyak waktu Anda atau Anda Bersiap untuk Apa pun
perlu ke tempat lain segera. Ketahui lokasi jam dan lihat
sekilas ke jam ketika pasien mulai menjauh dari Anda. Meskipun banyak pasien yang ditemui pada umumnya
biasa saja, beberapa pasien dapat sedikit menantang. Tidak
lazim bagi pasien untuk membagi semua informasi
Pakaian dan Perhiasan penting, seperti situasi kekerasan, kesulitan dalam hal
Jenis pakaian yang dikenakan sering kali akan ditentukan hubungan seksual, atau penyalahgunaan obat atau alkohol.
oleh tatanan klinis dan memiliki rentang dari pakaian Mereka dapat membagi informasi tentang aktivitas atau
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 17

GAMBAR 2-2 (a) Contoh baju yang terlalu pendek. (b) Contoh bahu yang terlalu longgar atau terlalu rendah dibagian
depan. (C) Contoh baju yang terlalu pendek atau celana yang memiliki potongan terlalu rendah.

gaya hidup mereka yang Anda tidak setujui secara personal. penilaian personal tidak menggantikan hubungan pasien
Mereka dapat memperlihatkan bahwa kekhawatiran dengan terapis. Pada setiap manusia yang ditemui, jadilah
utama mereka bukan yang dokter tulis pada rujukan, personal atau profesional, kita semua membawa latar
berlagak ada sesuatu kekhawatiran yang muncul. Mereka belakang, budaya, nilai dan bias kita. Penelitian mengenali
dapat tampak marah atau bahkan berteriak pada Anda bias yang implisit dalam pekerja kesehatan kearah indivi­
atau staf klinik untuk alasan yang jelas. Mereka mungkin dual berdasarkan pada kelompok etnis atau ras, penampil­
tidak berbicara menggunakan bahasa yang Anda mengerti. an, usia, orientasi seksual, dan bahkan di­sabilitas,40-44 dan
Mereka dapat memberikan sangat sedikit informasi tanpa terdapat beberapa bukti bahwa bias ini memengaruhi
memerdulikan seberapa banyak desakan yang mereka secara negatif komunikasi dan perawatan yang diberikan
dapat, atau mereka tampaknya membuat lelucon dan kepada individu tersebut.45-49 Klinisi andal yang terampil
tanpa akhir. Mereka dapat dikurung atau dipenjarakan dalam menjalin hubungan dengan pasien menyadari bah­
dalam rumah. Mereka dapat mengalami kondisi psikologis wa (meskipun mereka mungkin tidak setuju dengan
yang tidak berkaitan. Mereka dapat menangis. Tidak perilaku, keyakinan atau pilihan hidup pasien) pasien
semua fisioterapis “melihat/menemukan hal tersebut”, berhak mendapat tingkat perhatian profesional yang besar
tetapi banyak praktisi yang bersiap diri untuk sesuatu dan dan dihargai dalam lingkungan terapeutik.17 Tidak ada
sedikit terkejut dengan hal tersebut. Pengalaman yang aturan bahwa Anda harus menyukai semua pasien, tetapi
baru dan menantang terjadi setiap waktu. Coba untuk Anda harus memperlakukan mereka secara hormat dan
tidak terganggu oleh tindakan tersebut—bangkit karena menghindari menghakimi mereka. Pelajari contoh yang
hal tersebut dan belajar dari hal tersebut. disajikan dalam TABEL 2-1 dan usahakan untuk
merefleksikan pada opini langsung setiap pasien Anda
“Tidak semua orang peduli dengan seberapa banyak yang kamu tahu, terhadap.
hingga mereka tahu seberapa pedulinya Anda”. Pertimbangan/penilaian akan selalu memengaruhi
— Theodore Roosevelt (185901919) perhatian dan perawatan yang dapat Anda berikan, dan
pasien yang menerima penilaian akan menarik diri,
menolak informasi, menjadi cemas atau marah, atau me­
Mengenali Bias Personal nolak berpartisipasi (lihat GAMBAR 2-3). Sebagai
Keragaman, kompleksitas, dan keanehan pasien yang mahasiswa, Anda didorong untuk merefleksikan diri Anda
Anda hadapi dan cerita yang mereka ungkapkan dapat secara terus menerus pada reaksi Anda terhadap orang lain
sangat membuat Anda takjub. Tanpa mempertimbangkan dengan tujuan mengenali bias, stereotipe, dan penilaian
apa yang pasien bagi atau bagaimana mereka menampilkan serta menempatkan tugas profesional Anda diatas ke­
diri mereka sendiri, penting untuk memahami bahwa yakinan personal.
18 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

TABEL 2-1 Contoh Pasien yang Mungkin Menimbulkan Penilaian dari Klinisi
Karakteristik Pasien Contoh Penilaian Klinisi Berdasarkan pada Refleksi Diri: Apa Pikiran Ter­dalam
Keyakinan, Moral, atau Nilai Personal Anda terhadap Pasien ini?

Seorang pasien (in­di­vidu yang memiliki Fisioterapis yang me­nangani juga meng­­alami
riwayat DUI) dirujuk ke fisioterapi untuk hal tersebut, orang tua­nya mening­gal akibat
evaluasi fraktur fe­mur dan iga yang ter­t­abrak mobil yang di­kendari oleh orang
di­dapat dari kecelaka­an mobil akibat ma­buk. Kli­nisi dilingkupi pe­rasaan sangat
pa­sien mabuk. Em­pat orang me­ning­gal marah pada pa­sien ini dan me­rasa pa­sien tidak
dalam kecelakaan mobil tersebut. berhak untuk menerima semua ben­tuk
perawatan ke­se­hat­an ketika ke­luarga yang
tidak ber­salah me­ninggal dunia.

Pasien rawat jalan dirujuk karena nyeri Fisioterapis yang me­na­ngani pasien ter­se­but
punggung bawah aki­­bat komplikasi be­­dah me­miliki keyakinan mo­ral bahwa aborsi karena
dari tindakan aborsi elektif. alasan apa pun tidak boleh dilakukan dan
me­rasa bahwa pa­sien ber­hak mengalami nyeri
punggung seba­gai hu­kum­an.

Pasien merupakan peng­guna obat sun­tik Fisioterapis yang me­nangani meyakini bah­wa
kronik yang men­derita HIV positif di­sertai kecanduan terjadi akibat pilihan yang bu­ruk,
he­pa­titis C. Pa­sien ber­ada di fa­silitas dan individu harus mengha­dapi kon­se­kuen­si
suba­kut sete­lah sembuh dari ka­sus atas pilihan ter­sebut. Dengan de­miki­an, pasien
pneumonia be­rat dan mendapat rujuk­an pantas men­derita penyakit ter­sebut.
ke fisioterapi untuk ambulasi dan latihan
kekuatan.

Seorang pasien yang hanya ber­bicara Fisioterapis yang me­nangani meyakini bah­wa
meng­­gunakan ba­ha­sa Vietnam dirujuk ke semua orang yang me­milih untuk hidup/tinggal di
la­yan­an fisioterapi ra­wat jalan. Pasien Amerika Serikat harus berusaha mempelajari
pengangguran, tinggal di Amerika Serikat bahasa Inggris dan tidak boleh bergantung pada
se­lama enam tahun, dan jaminan pemerintah.
kesehat­an meng­gunakan Medicaid.

Bertemu dengan Pasien


Temukan Bunglon dalam Diri Anda
Setiap pasien menampilkan latar belakang, sekumpulan
keyakinan, tingkat pendidikan, nilai diri, status sosial
ekonomi, dan budaya yang berbeda, dan juga diantara
per­bedaan lainnya. Tanggung jawab fisioterapis untuk
ber­adap­tasi terhadap hal tersebut dan mengakomodasi
pasien, bukan lainnya. Pada pengertian ini, Anda dapat
merasa seperti bunglon sepanjang hari, menjadi pemandu
sorak yang gembira sekali untuk satu pasien, pendukung
yang tenang bagi pasien lain, mengubah kosakata dan
bahasa tubuh bagi pasien lainnya, meredakan amarah dan
frustrasi pasien lain, dan lain sebagainya. Sebagai klinisi
baru, Anda dapat merasa sangat kesulitan dengan hal ini
ketika pertama kali mendekati pasien, terutama jika Anda
memiliki ide yang tegas tentang bagaimana Anda harus
terlihat, bertindak, dan berbicara bersamaan dengan
agenda yang telah dijabarkan dengan baik untuk setiap
pasien yang ditemui. Klinis yang andal menyadari bahwa
seseorang harus menentukan secara cepat kebutuhan
setiap pasien di setiap awal perjumpaan dengan pasien dan
kemudian beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan
GAMBAR 2-3 Hati-hati terhadap penilaian personal dan tersebut, semua­ nya dalam konteks rencana fisioterapi
cara Anda mengekspresikan penilaian tersebut. umum.17
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 19

yang biasa mereka lakukan di keluarga, atau sejumlah


alasan lainnya. Anda akan perlu belajar untuk menentukan/
menemukan alasan pasien untuk menangis secara bijaksana
dan cermat. Pada situasi ini, sangat tepat untuk meletakkan
kardeks pasien (ini merupakan tanda bahwa Anda lebih
perhatian pada seseorang dibandingkan diagnosis atau
agenda Anda sendiri), berikan kotak tisu, dan katakan,
“Saya tahu Anda kecewa. Apakah Anda ingin membicara­
kan tentang apa yang sedang terjadi?” atau “Tampaknya
hal ini sangat sulit bagi Anda. Apakah ada sesuatu yang
ingin Anda bicarakan?” (lihat GAMBAR 2-4)

Izin dari Kammerflage Kreations-www.chamelonsonly.com.


Foto "Akoholahy" (a.k.a Rooster)

Ketika Kebutuhan Empati Meruntuhkan


Agenda Klinis
Fisioterapis sering kali berhadapan dengan pasien pada
waktu yang sangat rentan atau sulit, tanpa mempertimbang­
kan tatanan klinis. Renungkan bertemu pasien berikut ini
untuk pertama kali dan berusaha untuk memahami
kebingungan mereka.
• Pria paruh baya, mengalami stroke berat, baru me­
nyadari bahwa ia tidak dapat berfungsi tanpa ban­
tuan orang lain
• Siswa SMA yang memiliki impian untuk mendapat­
kan beasiswa ketika kuliah telah kehilangan arah
karena mengalami ruptur ligamen krusiata anterior
• Eksekutif wanita yang baru saja mendapat promosi,
tetapi akibat infark miokard yang baru ia alami,
harus mengurangi 50% jam kerjanya
• Pria lansia yang tinggal sendiri baru belajar bahwa ia GAMBAR 2-4 Gestur sederhana menawarkan tisu
akan menjalani amputasi ekstremitas bawah akibat kepada pasien dapat mengindikasikan tingkat perawatan
dan perhatian Anda.
luka diabetik di kaki yang tidak akan sembuh
Pada situasi tersebut, sering kali tidak penting untuk
mengusahakan agenda wawancara awal dan jauh lebih Mungkin saja emosi pasien dapat berkurang jika
penting untuk mendengarkan secara singkat pada ke­takut­ Anda memberikan telinga yang empati (mendengarkan
an pasien, mengetahui dan berempati dengan situasi yang keluhan pasien). Jika emosi berasal dari ketakutan atau
dialami mereka, dan meyakinkan pasien tentang hasil kurang pemahaman tentang kondisi medis, berikan
positif yang mungkin didapatkan melalui fisioterapi. beberapa pendidikan kesehatan atau jawab beberapa
pertanyaan yang cukup meredakan kecemasan pasien
“Orang akan lupa pada apa yang Anda katakan, orang akan lupa pada guna melanjutkan wawancara. Jika ia membicarakan
apa yang Anda lakukan, tetapi orang tidak pernah lupa tentang bagaimana masalah pribadi, berikan waktu untuk mendengarkan dan
Anda memahami perasaan/apa yang dialami mereka”. empati akan membangun rasa percaya pasien dalam
— Maya Angelou hubungan terapeutik. Pahami bahwa rencana awal untuk
wawancara atau pemeriksaan pasien mungkin gagal/batal
Seorang pasien yang tiba-tiba menangis karena ma­ jika pasien menangis, menjadi marah, atau mengalami
salah keluarga yang besar, frustrasi terkait kondisi yang muntah atau sakit kepala ringan. Temui mereka sebentar
telah mencapai titik puncak, intensitas nyeri, rasa bersalah di tempatnya. Anda akan sulit ber­ pindah jika Anda
yang menyelimuti akibat tidak mampu melakukan sesuatu berusaha untuk mengabaikan rasa takut, emosi, rasa
20 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

marah, atau emosi yang serupa yang dialami pasien untuk • “Apakah Anda tertarik mencari bentuk pekerjaan
memenuhi agenda Anda. lain?” (Jika jawabannya “tidak”, tetapi pasien me­
nunjukkan beberapa potensi untuk mampu bekerja
maka masalahnya dapat terletak pada bidang non­
Seni Menggali Lebih Dalam fisik.)
Keterampilan menyelidiki sama pentingnya selama
pemeriksaan fisik. Misalnya, ketika memeriksa lingkup
gerak leher pasien, jika pasien berhenti melakukan gerakan
tertentu disertai dengan meringis di wajahnya, Anda harus
menanyakan lebih lanjut, “Apakah Anda berhenti karena
sakit/nyeri?” Pertanyaan harus dilanjutkan dengan:
• “Dimana nyerinya?” (tidak boleh membuat asumsi
bahwa nyeri terjadi di leher.)
• “Dapatkan Anda menjelaskan seperti apa nyeri yang
dirasakan?” (Nyeri yang disebabkan oleh sifat me­
narik memberi perbedaan yang cukup jauh hingga
sumber disfungsi dibandingkan dengan nyeri tajam
atau nyeri seperti kilat.)
• “Apakah nyeri terjadi setiap saat Anda melakukan
gerakan tersebut?” (Nyeri tidak tampak setiap waktu
gerakan dilakukan dapat memberikan informasi
TUNJUK
PE yang berharga bagi klinisi.)
• “Apakah nyeri hilang ketika Anda kembali ke posisi
semula?” (Nyeri yang tetap timbul setelah kembali
ke posisi netral dapat memberikan beberapa indikasi
tingkat iritabilitas jaringan yang terkena.)
Anda harus melakukan wawancara dan pemeriksaan
fisik dengan keingintahuan yang besar. Berjuang untuk
“Biarkan pemuda tahu bahwa mereka tidak akan menemukan buku yang menjadi Sherlock Holmes dibidang fisioterapi!
lebih menarik dan lebih instruktif dibandingkan pasien sendiri”.
— Giorgio Baglivi (1668–1707)

Jadi seseorang yang ingin tahu! Mahasiswa fisioterapi


dan juga klinisi baru sering kali mengabaikan untuk
melakukan salah satu hal yang paling penting selama
wawancara pasien—MENYELIDIKI. Kesalahan yang
paling umum dilakukan mahasiswa adalah tidak menggali
lebih dalam informasi yang diberikan oleh pasien.
Misalnya, ketika pasien mengatakan, “Saya tidak dapat
bekerja lagi”, secara singkat mengira bahwa hal ini
merupakan akibat kondisi pasien, atau akibat alasan fisik
secara umum, tidak boleh berasumsi. Hal ini perlu digali
lebih lanjut dengan pertanyaan sebagai berikut.
• “Apa jenis pekerjaan yang biasa Anda lakukan?”
• “Tugas apa yang sulit atau tidak mungkin Anda
laku­kan?”
• “Apakah Anda menikmati pekerjaan Anda?” (Jika
jawaban pertanyaan ini adalah “tidak”, maka alasan
untuk tidak bekerja dapat berkaitan dengan kepuasan Jangan hanya memeriksa apa yang sulit bagi pasien—
bekerja.) tentukan mengapa hal tersebut sulit, apakah kesulitan
• “Dapatkah Anda mencontohkan beberapa tugas terjadi karena lingkungan tertentu atau waktu tertentu,
Anda?” apa yang membuat kesulitan itu hilang, apa yang mem­
• “Apakah Anda mampu melakukan tugas pekerjaan perberat kesulitan tersebut, dan lain-lain. Jangan hanya
Anda selama satu jam?” memeriksa apakah pasien mengalami nyeri—tanyakan
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 21

juga untuk deskripsi, frekuensi, intensitas nyeri, kapan mengembangkan kesadaran yang tajam akan adanya dan
terjadi nyeri, kapan tidak terjadi nyeri, apa yang menyebab­ pentingnya atribut ini di setiap pasien yang Anda temui,
kan rasa nyeri, apa yang memperburuk nyeri, dan lain se­ Anda akan menyadari bahwa aspek psikososial sama, jika
bagainya. Anda mencari potongan puzzle yang pada akhir­ tidak lebih, pentingnya dengan biologis.
nya akan memberikan Anda gambaran besar. Semakin
banyak potongan yang hilang, semakin sulit untuk melihat
gambar tersebut.
Biologi
“Hal yang penting adalah untuk tidak berhenti bertanya. Keingintahuan
memiliki alasan tersendiri untuk ada”.
— Albert Einstein

Aspek BioPsikoSosial: Mengapa Tidak


Ada Pasien yang Sama Individu

Banyak mahasiswa membuat asumsi bahwa aspek bologis


(kondisi fisik atau diagnosis medis) akan menjadi fokus
utama semua interaksi pasien. Akan tetapi, kebanyakan
mahasiswa sedikit terkejut untuk menyadari seberapa
banyak pengaruh aspek psikologis dan sosial yang dimiliki
Psikologi Lingkungan
oleh setiap pasien. Tiga faktor tidak dapat dipisahkan dan Sosial
harus dipertimbangkan untuk menciptakan persekutuan
terapeutik yang paling mungkin dan memberikan tingkat
perawatan pasien tertinggi (lihat GAMBAR 2-5).
Pikirkan dua pasien di TABEL 2-2. Kedua pasien
serupa ketika dilihat dari kondisi biologis. Akan tetapi,
pada hakekatnya dua individu ini berbeda ketika dilihat
dari kondisi psikologis dan sosial. Meskipun tanpa
pengalaman klinis yang banyak, Anda kemungkinan dapat GAMBAR 2-5 Representasi biopsikososial elemen model
membayangkan bahwa dua rangkaian rehabilitasi dan ICF manajemen pasien.
Diambil dari Guide to Physical Therapist Practice.3rd ed. Alexandria, VA:
hasil untuk kedua individu ini mungkin sangat berbeda. American Physical Therapy Association; in press; International Classification
Di tahap awal pendidikan fisioterapi Anda, mungkin sulit of Impairment, Disabilities, and Handicaps: A Manual of Classification
Relating to Consequences of Disease. Geneva, Switzerland: World Health
untuk memahami seluk-beluk aspek bio, psiko, dan sosial Organization; 1980; and Engel GL. The need for a new medical model: a
untuk setiap pasien. Akan tetapi, jika Anda mulai dengan challenge for biomedicine. Science.1977;1961:129-36

TABEL 2-2 Perbandingan Dua Pasien yang Memiliki Diagnosa yang Sama
Pasien #1 Pasien #2

Biologis Pria usia 36 tahun Pria usia 34 tahun


Robekan manset rotator (rotator cuff) kanan Robekan manset rotator kanan

Psikologis ●● Harapan positif tentang hidup ●● Berjuang melawan depresi selama satu tahun (tidak
●● Tidak ada riwayat depresi berespons terhadap beberapa obat antidepresi)
●● Gangguan ansietas terkontrol sebagian menggunakan
obat

Sosial ●● Memiliki pernikahan yang bahagia dengan keluarga ●● Baru-baru ini mengalami situasi perceraian yang sulit; saat
yang mendukung ini tinggal sendiri
●● Sering aktif dengan teman dan di gereja/tempat ●● Mengisolasi diri di apartemen ketika tidak bekerja
ibadah ●● Harus membiayai anak
●● Memiliki bisnis yang sukses dan memungkinkan ia ●● Karyawan di pabrik pemasangan mobil yang memerlukan
memiliki waktu luang/libur sesuai keinginan kerja overhead (kemungkinan akan dipecat jika tidak
●● Memiliki asuransi kesehatan yang baik dengan copay dapat melakukan pekerjaannya)
sebesar 10 dolar setiap kali kunjungan fisioterapi ●● Rencana asuransi kesehatan memerlukan copay sebesar
40 dolar setiap kali kunjungan fisioterapi (akan kehilangan
asuransi ini jika ia kehilangan pekerjaan)
22 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

World Health Organization International Budaya


Classification of Functioning, Disability, and Health (ICF)50
merupakan klasifikasi kerangka kerja (lihat GAMBAR “Kekuatan terbesar kita sebagai ras manusia adalah kemampuan untuk
2-6) yang mempertimbangkan aspek saling memengaruhi mengetahui perbedaan kita, kelemahan terbesar kita adalah kegagalan
dan pengaruh kondisi atau penyakit individu yang terjadi kita untuk menggandeng kelemahan tersebut”
bersamaan dengan karakteristik unik individu tersebut dan
lingkungannya. American Physical Therapy Association — Judith Henderson
(APTA) mengesahkan ICF di tahun 200851 dan saat ini Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki
mendukung sistem ini sebagai model biopsi­kososial. keragaman etnis dan budaya di dunia dengan lebih 200
kelompok etnis yang diidentifikasi. Terdapat sejumlah
Kondisi Kesehatan (penyakit atau gangguan) sumber yang baik tentang keragaman budaya yang
mungkin diidentifikasi dari pasien Anda.52-54 Penjelasan
yang lengkap tentang budaya dan kompetensi budaya
diluar lingkup buku ini, tetapi pentingnya budaya tidak
Fungsi dan boleh diabaikan atau diminimalkan. Budaya telah
Aktivitas Partisipasi
Struktur Tubuh dijelaskan dengan banyak cara, tetapi satu definisi berupa
“nilai, norma, dan tradisi yang memengaruhi bagaimana
Faktor Kontekstual individu menerima, berpikir, berinteraksi, berperilaku,
dan membuat penilaian tentang dunia mereka”.55(hal.197)
Banyak mahasiswa (dan banyak praktisi) menemukan diri
mereka pada jalur kearah kompetensi budaya (lihat
Faktor Lingkungan Faktor Personal GAMBAR 2-7), yang secara luas didefinisikan sebagai
“seperangkat perilaku, sikap, dan kebijakan yang kongruen
GAMBAR 2-6 Model fungsi, disabilitas, dan kesehatan yang bersama-sama…diantara profesional dan
World Health Organization. Komponen interaksi
Diambil dari Jette AM. Toward a common language for function, disability, memungkinkan … profesional untuk bekerja secara efektif
and health. Phys Ther. 2006;86(5):730. dalam situasi lintas budaya”.56(hal.13)

Bahaya • Perilaku, kebijakan, dan pratik yang berbahaya


Budaya bagi kelompok budaya

• Kurangnya kapasitas untuk berespons secara efektif terhadap kebutuhan,


Kelemahan ketertarikan, dan preferensi pada kelompok ragam budaya (diskriminasi dalam
Budaya mendengar, pesan halus yang tidak diterima di beberapa kelompok budaya,
ekspektasi yang rendah pada individu di beberapa kelompok nudaya)

• Milihat/memandang dan memperlakukan semua


Kebutuhan orang secara sama dengan sedikit mengahargai
Budaya adanya perbedaan

Pra kompetensi • Tingkat kesadaran (tetapi sedikit tindakan) akan area bertumbuh
Budaya untuk berespons terhadap repulasi yang beragam budaya

Kompetensi
• Menunjukan penerimaan dan menghargai perbedaan budaya
Budaya

Kecakapan • Mempertahankan budaya secara sangat percaya diri dan menggunakan


Budaya hal ini sebagai untuk semua pasien yang ditemui

GAMBAR 2-7 Penjelasan langkah pada jalur yang mengarah kompetensi budaya.
Diambil dari Cross. T, Bazorn B, Dennis K, Isaacs M. Toward a Cullturally Competent System of Care. Vol. 1 Washington, DC: National Technical Assistance
Center for Childrens Mental Health, Georgetown University Child.
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 23

Budaya Anda sendiri merupakan salah satu yang Praktik budaya yang umum yang membedakan dari
paling masuk akal menurut Anda. Keyakinan dan perilaku praktik yang biasanya di Amerika Serikat adalah seputar
tersebut biasanya ditanamkan sejak dini sejak keberadaan kemandirian.52 Salah satu tujuan utama fisioterapi yang
Anda dan membentuk bagian penting diri Anda. Budaya dipraktikkan di Amerika Serikat adalah mendorong dan
ini yang Anda identifikasi, yang paling dipahami, dan yang mengajarkan kemandirian pasien pada setiap tingkat yang
teraman bagi Anda; atau Anda akan mencari yang lain. memungkinkan. Akan tetapi, terdapat sejumlah kelompok
Oleh sebab itu, setiap kita memiliki bias yang diwariskan budaya yang menganggap bahwa menolak bantuan untuk
terhadap budaya kita sendiri.54,55,57 Dengan pikiran anggota keluarga yang mengalami cedera, sakit, atau
tersebut, cara kita ber­ hubungan dengan orang lain disabilitas merupakan tindakan yang tidak meng­hor­mati.
bergantung pada cara pan­dang kita terhadap budaya kita Oleh sebab itu, pada saat yang sama fisiote­rapis memahami
sendiri yang dianggap “benar” dan budaya orang lain bahwa menolak untuk membantu pasien yang berjuang
dianggap “salah” (etnosen­ trisitas), atau jika kita secara (tetapi belajar) untuk mengubah posisi di tempat tidur
sederhana memandang bu­daya kita sebagai salah satu dari atau berjalan secara mandiri mungkin akan menimbulkan
sekian banyak yang ada dan budaya orang lain “berbeda” sangat ketidaknyamanan bagi anggota keluarga. Dengan
dari kita. Dengan pandangan “benar atau salah”, sering kali demikian, ketika berinter­aksi dengan keluarga pasien yang
terdapat masalah ketakutan dan penilaian yang salah. memiliki keyakinan tersebut dan pusat praktik
Ketika terdapat ketakutan dan penilaian, hubungan percaya memberikan sebanyak mungkin bantuan, alasan yang
dan menghar­gai hampir tidak mungkin terjadi. Dengan umum perlu diketahui.
perilaku bidaya yang sedikit berbeda, pintu lebih mudah Pengambilan keputusan juga merupakan sesuatu
terbuka terhadap pembelajaran dan pemaham­ an, dan yang perlu dipertimbangkan ketika bekerja dengan pasien
hubungan saling percaya dan saling mernghargai dapat dan keluarga dari budaya yang berbeda. Di banyak negara,
terjadi. Pertimbang­kan pasien dari segi budayanya yang kepercayaan yang tinggi diberikan pada anggota keluarga
meyakini bahwa penyakit atau kesakitan sebagai hukuman tertua, pemimpin spiritual komunitas, atau suami untuk
atas kesalahan yang dilakukan di kehidupan saat ini atau mengambil semua keputusan terkait asuhan kesehatan
kehidupan yang lain. Jika pasien memegang teguh anggota keluarga.57 Hal tersebut sedikit berbeda dari
keyakinan ini, bayangkan seberapa sulit bagi pasien untuk praktik di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, setiap
memikirkan bah­ wa sesuatu seperti latihan akan individu memiliki hak untuk membuat keputusan tentang
memperbaiki kondisi. Hal ini secara tidak langsung asuhan kesehatannya sendiri.
menyatakan bahwa Anda sebaik­nya tidak mencoba untuk Nilai terkait waktu juga umumnya berbeda diantara
memberi pendidikan kesehatan pada pasien atau keluarga budaya. Amerika Serikat merupakan masyarakat yang
pasien tentang bagaimana latihan dapat memperbaiki sangat sibuk, tetapi tidak demikian di banyak budaya lain.
kondisi, tetapi hal tersebut menyatakan bahwa Anda harus Pasien yang berasal/memiliki budaya yang “mengagungkan”
menghargai keyakinan pasien dan menghindari penilaian hubungan jika dibandingkan dengan jadwal yang lebih
akan keyakinan tersebut. penting untuk menghabiskan waktu tambahan membantu
teman dibandingkan tepat waktu untuk janji temu fisio­

“Tidak ada yang mulai menjadi superior terhadap orang lain. Kemuliaan
yang nyata berasal dari menjadi superior terhadap diri Anda sendiri”.
— Proverb Hindu
24 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

terapi. Sebaliknya, jika pasien berasal dari budaya yang Medicaid, diperlukan untuk menyediakan bantuan bahasa
memiliki aturan orang yang memiliki status yang lebih untuk pasien yang terbata-bata bahasa Inggris-nya.60 Hal
tinggi meminta orang yang berstatus rendah me­nung­gu ini dapat terjadi melalui penerjemah yang ada ditatanan
lebih lama, pasien ini mungkin harus menunggu dalam atau melalui sistem telepon. Jika Anda di tempat yang tidak
waktu lama tanpa mempertimbangkan waktu pertemuan memiliki akses yang siap untuk penerjemah, terkadang
dan dengan demikian dapat diyakini bahwa tidak masalah perlu untuk menggunakan teman atau anggota keluarga
ketika ia datang.53 Jika Anda merupakan individu yang pasien yang mampu memahami bahasa Inggris.61 Hal ini
sangat tepat waktu, Anda mungkin merasa pasien tersebut sangat tidak dianjurkan karena sejumlah alasan, meliputi
tidak menghargai Anda sebagai seorang klinisi. Akan tetapi, kehilangan kepercayaan diri, risiko anggota keluarga akan
penting bagi Anda memahami bahwa seseorang mencamkan mengedit atau menambah opininya sendiri terhadap
rasa dan nilai terhadap waktu sangat berbeda dari Anda. respons pasien, dan orang yang dekat dengan pasien dapat
Mengenali bahwa jadwal yang ketat merupakan norma di
kebanyakan/sebagian besar tatanan fisioterapi di Amerika
Serikat, berbincang dengan pasien yang datang terlambat KOTAK 2.2 Hubungan Komunikasi yang
untuk janji yang berurutan dapat menyelesaikan masalah Mempertimbangkan Budaya di
tersebut.53 Seraya tidak pernah menjamin bahwa masalah Asuhan Kesehatan
tersebut dapat ter­selesaikan, membagi kekha­watiran Anda >> Mengetahui dan menyadari praktik pengobatan
dengan individu ini dan bertanya tentang praktik mereka komplementer atau alternatif, seperti meditasi,
yang berkaitan dengan waktu dapat sedikit berguna. pengobatan herbal, dan akupunktur.
Contoh yang disoroti tersebut hanya merupakan >> Mewaspadai dampak bahasa pada akses ke
sedikit dari banyak perbedaan yang dapat Anda temui dan kualitas asuhan kesehatan dan peran pe­
ketika bekerja dengan pasien yang berasal dari budaya nerjemah terhadap individu yang tidak dapat
tidak sama dengan Anda. Perbedaan umum lainnya berbahasa Inggris; meminimalkan asumsi ten-
meliputi peran gender, penggunaan kontak mata selama tang kecakapan berbahasa Inggris.
komunikasi, nilai komunitas dibandingkan individual, >> Hindari diskriminasi (memberikan atau tidak
nilai lingkungan, pemahaman ruang personal, dan inter­ memberikan intervensi) atau asumsi berdasarkan
pretasi gestur tangan dan tubuh. Pertimbangkan keragam­ pada:
an budaya dan juga keragaman individual, asumsi tentang »» Asuransi kesehatan
keyakinan dan praktik budaya pasien yang tidak dibentuk. »» Etnis pasien
Akan tetapi, Anda dianjurkan untuk memiliki kesadaran »» Status sosial ekonomi pasien
kesehatan bahwa terdapat perbedaan budaya dan ber­ »» Usia pasien
keinginan untuk bertanya kepada pasien tentang adanya >> Mewaspadai adanya atau tidak adanya kesa-
praktik budaya yang ingin Anda ketahui. KOTAK 2-2 maan etnis (pasien dan penyedia asuhan mem-
merangkum teknik komunikasi yang tepat secara budaya bagi latar belakang etnis yang sama) berkaitan
berdasarkan pada studi yang mengeksplorasi faktor budaya dengan komunikasi, kepercayaan, dan hubu­
yang memengaruhi pertemuan medis.58 ngan interpersonal.
>> Sensitif terhadap kesopanan pasien dan ham-
Hambatan Bahasa batan membagi informasi tentang atau membu-
ka bagian tubuh yang sensitif.
Keragaman masyarakat menimbulkan keragaman bahasa. >> Mewaspadai masalah terkait imigrasi (mis., ke­
Berdasarkan U.S Census Bureu, lebih dari 300 bahasa takutan deportasi, tekanan akulturasi, ketakutan
berbeda diucapkan individu yang tinggal di Amerika membagi informasi pribadi, tekanan perubahan
Serikat, dan sekitar 20% masayarakat Amerika Serikat diet).
(hampir 60 juta orang) tidak berbicara bahasa Inggris di >> Menerima peran spiritualitas dalam pemahaman
rumah.59 Sekitar 5% diperkirakan tidak dapat berbahasa pasien, adaptasi terhadap, dan respons terha-
Inggris dengan baik untuk melakukan percakapan.59 Usaha dap kesakitan atau penyakit.
untuk melakukan wawancara pasien yang tidak dapat >> Mengetahui kesukaan pasien untuk melibatkan
berbahasa Inggris (bahasa setempat) sulit dilakukan dan anggota terdekat atau keluarga besar dalam
dapat menyebabkan frustrasi bagi pasien dan juga klinisi. keputusan perawatan kesehatan.
Jika pasien tidak berbahasa Inggris (atau bahasa lain yang
Anda pahami), diperlukan penerjemah. Ke­ mu­ dah­
an Diambil dari Napoles-Springer A, Santoyo J, Houston K, Perez-Stable E,
mendapatkan penerjemah akan bergantung pada tatanan Stewart A. Patient’s perceptions of cultural factors affecting the quality of

Anda. Semua fasilitas yang menerima bantuan dari their medical encounter. Helath Expect. 2005; 8(1):4-17.

pemerintah, berupa penggantian biaya dari Medicare dan


BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 25

menghindari menanyakan pertanyaan yang sensitif atau • Pasien yang pernah mengalami stroke saat ini terlihat
pribadi atau membagi informasi yang diang­gap negatif. menjalani pemeriksaan awal fisioterapi di fasilitas
Karena alasan ini dan alasan lainnya, anak tidak boleh rehabilitasi neurologis. Dua minggu kemudian,
digunakan sebagai penerjemah.62 Kapanpun diperlukan pasien memiliki beberapa keterampilan komunikasi
untuk menggunakan penerjemah, ingat bahwa percakapan dan keluarga ada di sesi awal. Pada kasus ini,
selalu antara Anda dan pasien. Anda harus mempertahankan wawancara pasien/keluarga dapat sedikit dilibatkan
kontak mata dan berbicara langsung dengan pasien, bukan dan memerlukan waktu yang lama untuk membentuk
ke orang yang memberikan inter­pretasi. pemahaman yang baik tentang kondisi pasien dan
penurunan yang akan dialami, tatanan rumah,
tingkat fungsi sebelumnya, sumber saat ini, dan
LAMA WAWANCARA AWAL jumlah bantuan di rumah.
Berapa lama wawancara awal dengan pasien dilakukan? • Pada tatanan rawat inap, seorang pasien dirujuk untuk
Tergantung! Semua faktor yang spesifik terhadap pasien fisioterapi setelah dilakukan artroplasti pinggul total
yang disebut­ kan sebelumnya akan memiliki beberapa (total hip arthroplasty, THA) akibat fraktur pinggul
pengaruh pada lamanya wawancara, tetapi tatanan praktik yang didapat akibat jatuh. Pada tatanan ini, tujuan
juga akan berdampak pada lama dan kedalaman utama adalah menentukan apakah pasien aman untuk
pemeriksaan awal. Fasilitas rawat jalan biasanya memiliki kembali ke rumah atau apakah perlu dirawat sebentar
waktu yang telah diatur untuk wawancara awal pasien, di fasilitas lain. Beberapa informasi yang berguna,
dan Anda perlu menyeimbangkan dengan tugas yang seperti obat, status nutrisi, dan riwayat medis
diperlukan (mis., wawancara, pemeriksaan fisik, intervensi) sebelumnya mungkin ada di catatan/rekam medis
dalam kerangka waktu tersebut. Tatanan rawat inap pasien yang diberikan oleh praktisi lain. Dengan
kurang terstruktur terkait waktu wawancara per pasien, demikian, penting untuk mengkonfirmasi keakuratan
tetapi manajemen waktu tetap penting untuk setiap informasi ini, wawancara pasien fisioterapi mungkin
fisioterapis yang biasanya telah merencanakan bertemu hanya berfokus pada lingkungan rumah, ketersediaan
dengan sejumlah pasien setiap harinya. Buku ini bantuan di rumah, status kesehatan menyeluruh saat
memberikan pilihan menu yang cukup lengkap yang ini, dan riwayat jatuh sebelumnya sebelum dimulai
dapat dimasukkan dalam peme­riksaan—untuk wawancara pemeriksaan fisik.
awal dan juga pemeriksaan fisik dan tindakan—tetapi apa • Pada populasi pediatrik, bergantung pada usia,
yang dipilih dari menu sangat bergantung pada sejumlah kemampuan kognitif, dan keterampilan verbal anak,
faktor, tatanan klinis, dan kondisi pasien memiliki beberapa atau semua informasi dapat didapat dari
pengaruh terbesar. Berikut ini merupakan beberapa orang tua atau pengasuh anak. Rentang perhatian
contoh. dan tingkat kerja sama anak selama wawancara awal
• Di klinik ortopedik rawat jalan, pasien menunjukkan dapat berdampak penting pada lamanya sesi awal
awitan nyeri yang bertahap dan tidak dapat terakhir. Pertanyaan yang umum ditanyakan orang
dijelaskan, dan pemeriksaan diagnostik tidak dewasa sering kali diubah untuk membuat pertanya­
menunjukkan temuan yang membantu menjelaskan an tersebut tepat untuk anak. Misalnya, daripada
gejala pasien. Pada situasi ini, waktu yang cukup bertanya tentang pekerjaan dan tugas pekerjaan,
banyak dapat diperlukan dalam mewawancarai anak atau orang tua akan ditanya tentang keterlibatan
pasien ini (menggali kedalaman) untuk menemukan di sekolah, interaksi sosial, dan bermain.
tanda asal nyeri. Terdapat sejumlah tatanan lain tempat fisioterapis
• Pada tatanan yang sama (ortopedik rawat jalan), bekerja dengan pasien, dan setiap tatanan tersebut
pasien sehat dirujuk ke fisioterapi setelah prosedur memiliki waktu dan kebutuhan jadwal yang unik sendiri.
artroskopi rutin pada lutut. Pada kasus ini, Mengembangkan pemahaman yang baik tentang kategori
wawancara awal pasien kemungkinan cukup singkat wawancara (dijelaskan lebih rinci di Bab 4) dan juga
karena tidak perlu mencari sumber masalah dan keterampilan yang kuat dalam teknik wawancara akan
tujuan pemeriksaan dapat sangat terfokus. memungkinkan Anda lebih mudah memodifikasi wawan­
• Pada fisilitas rawat inap, seorang pasien sembuh dari cara, tanpa mempertimbangkan karakteristik pasien dan
stroke. Sifat stroke membuat komunikasi verbal tatanan.
dengan pasien tidak mungkin dilakukan, dan tidak
ada anggota keluarga. Pada situasi ini, kebanyakan TUJUAN WAWANCARA AWAL
informasi pasien akan didapat dari catatan medis
atau praktisi lain yang menghabiskan waktu dengan PASIEN
pasien ini. Dengan demikian, wawancara formal Dengan pemahaman yang baik tentang konsep dasar yang
dengan pasien tidak mungkin dilakukan. membentuk pertemuan pertama pasien, penting untuk
26 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

memiliki pemahaman yang baik tentang tujuan dasar menghilangkan semua kekhawatiran atau
wawancara awal. Hal ini mencakup hal berikut ini. keyakinan yang tidak beralasan tentang fisio­
• Membina hubungan terapeutik yang saling percaya. terapi sebenarnya (dan yang bukan fisioterapi)
»» Karena beragam alasan, beberapa berdasarkan
pada pengalaman pribadi dan beberapa ber­
dasarkan pada mitos atau rumor, pasien sering
kali memiliki ketakutan dan tidak percaya pada
sistem perawatan kesehatan. Penyakit atau
cedera dapat memperburuk ansietas, berpotensi
meningkatkan rasa takut dan tidak percaya ini.
Penting agar pasien merasa terbuka, aman, dan FISIOTERAPI
(Nyeri & Penyiksaan)
bebas untuk membagi semua kekhawatiran
yang mungkin mereka rasakan, dan akan men­ 540

j­adi tanggung jawab Anda untuk men­ciptakan


lingkungan ini. Hal ini tidak saja menyelesaikan
tujuan Anda mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang berhubung­an, tetapi
juga mengirimkan pesan kepada pasien bahwa
Anda cukup peduli untuk menciptakan
hubungan ini.
• Menentukan aspek unik setiap pasien.
»» Pasien berasal dari banyak budaya berbeda,
memiliki beragam pengalaman yang memben­ Terkadang pasien memiliki kesalahpahaman tentang apa
tuk perilaku dan keyakinan mereka, mungkin sebenarnya fisioterapi itu.
memiliki pendidikan formal yang rendah atau
tinggi, dapat tidak memiliki asuransi atau • Menentukan pemahaman pasien tentang kondisinya.
memiliki asuransi kesehatan yang baik, dan »» Pasien sering kali mencari informasi dari sum­
menganggur atau menjadi pekerja. Setiap hal ber internet. Sebagian sumber tersebut terper­
yang Anda pelajari tentang pasien dapat me­ caya, sebagian lainnya tidak terpercaya. Selain
nambah lapisan informasi yang dapat mem­ itu, pasien sering kali menerima saran tentang
bantu dalam menciptakan suasana terbaik dan kondisi atau cedera mereka dari keluarga atau
memberikan kemungkinan perawatan terbaik teman. Media sosial telah menciptakan arena
untuk setiap individu. utama untuk meminta saran ke orang lain
• Menentukan pemahaman pasien tentang fisioterapi. tentang masalah fisik. Pengobatan tradisional
»» Terkadang pasien menerima rujukan fisioterapi tetap digunakan (pikirkan “sup ayam untuk
dari dokter dan tidak memahami alasannya. flu”). Salah satu pasien penulis secara konsisten
Tidak jarang mendengar pasien me­ngatakan, mengusapkan WD-40® di kulit lutut yang
“Dokter hanya memberikan saya secarik kertas mengalami artritis, sangat yakin bahwa hal
ini dan mengatakan untuk datang untuk tersebut membantu gerakan lututnya menjadi
fisioterapi. Saya tidak yakin bagaimana Anda lebih baik. Bertanya kepada pasien tentang
dapat membantu saya.” Meski­pun pengetahuan pemahamannya tentang diagnosis, kondisi,
masyarakat tentang pendidikan dan ke­ cedera, atau penyakit akan memungkinkan
terampilan fisioterapis meningkat secara Anda mengetahui cara mengarahkan pendidik­
bertahap, terdapat pemahaman yang buruk an kesehatan Anda. Beberapa akan mengklaim
tentang apa yang sebenarnya dilakukan tahu banyak hal, tetapi banyak informasi ter­
fisioterapis. Lelucon tentang fisioterapis sebut yang tidak tepat. Beberapa pasien me­
menjadi “teroris fisik”, “penganiaya fisik”, atau miliki pemahaman yang cukup baik. Mengeta­
mempraktikkan “nyeri dan penyiksaan” umum hui titik awal ini akan membantu memandu
dan terkadang humoris, tetapi juga melekat wawancara dan pemeriksaan fisik.
dan asumsi bahwa jika seseorang bertemu • Menentukan apakah kondisi pasien berubah sejak
fisioterapis, akan terjadi peningkatan rasa nyeri. awal rujukan fisioterapi ditulis.
Oleh sebab itu, penting agar Anda membina »» Karena banyak alasan, hari atau minggu dapat
hubungan saling percaya dan mendorong terlewati antara kunjungan dokter pasien dan
dialog terbuka dengan pasien sangat awal dan janji awal fisioerapi. Jika kondisi membaik atau
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 27

tetap sama, Anda dapat memproses wawancara FAPTA, salah satu pelopor perawatan primer
sesuai rencana. Jika kondisi memburuk secara fisioterapi, “Skrining medis dan perujukan
progresif, Anda harus menentukan apakah pe­ pasien merupakan komponen penting proses
rubahan cukup besar sehingga memerlukan diagnostik untuk fisio­tera­pis”.69(hal33) Banyaknya
konsultasi dengan dokter. Sering kali, hal tidak penelitian yang me­ nunjuk­ kan bahwa fisio­
perlu terjadi. Akan tetapi, infeksi dapat mulai terapis merupakan orang yang sangat mampu
terjadi, penyakit sistemik dapat memburuk, dan menentukan ketika temuan pemeriksaan mem­
cedera sekunder dapat terjadi, sehingga ke­ erlukan rujukan dokter.70-79 Menyadari bahwa
butuhan untuk konsultasi dokter harus selalu bahaya ini (dijelaskan di Bab 4) mungkin hanya
dipertimbangkan jika kondisi pasien mem­buruk. terdapat pada situasi yang langka, hal ini tidak
• Mencari tanda terhadap kemungkinan kondisi atau boleh diminimalkan atau diabaikan. Jika Anda
disfungsi yang menyertai. mempertanyakan apakah penampilan pasien
»» Diberikan pengalaman yang cukup (kemung­ memerlukan perhatian medis, jangan pernah
kinan kurang dari yang Anda asumsikan), sungkan untuk berkonsultasi dengan rekan
banyak kondisi dan pola disfungsi menjadi Anda. Kedua mata dan telinga dapat berguna
sangat dikenali jika Anda memerhatikan cara dan meyakinkan, terutama di tahap awal karier
penampilan pasien dan apa yang dikatakan fisioterapi Anda.
pasien. Klinisi ahli memiliki struktur penge­ • Menentukan apa saja yang harus dieksplorasi dalam
tahuan mendasar yang kompleks yang me­ pemeriksaan.
mungkin­kan mereka merangkum pengetahuan »» Seiring kemajuan wawancara pasien, klinisi
klinis dan pengetahuan ilmu dasar kedalam berpengalaman melibatkan proses mental dalam
pola diagnostik.63,64 Ketika tanda, gejala, dan mensortir semua kemungkinan peme­ riksa­
an
pola yang dikenali sudah cukup dijelaskan oleh dan tindakan menjadi kategori, prioritas,
pasien, klinisi ini mampu membuat langkah memungkinkan untuk dilakukan, dan tidak
diagnostik yang memuaskan kearah diagnosis berguna. Peng­kajian prioritas kemudian di­
yang tepat, seraya secara mental menghilangkan lakukan ke­ cuali informasi atau status pasien
banyak sekali kemungkinan lain.65-67 lebih lanjut me­ nunjukkan sebaliknya; peng­
»» Melalui pertanyaan semi-terstruktur, Anda kajian yang tidak berguna merupakan peng­
akan mulai membuat hipotesis tentang penye­ kajian yang tidak mem­berikan informasi khusus
bab yang mendasari kondisi atau disfungsi yang berguna bagi kondisi pasien atau tindakan
pasien, termasuk apakah penyebab tersebut yang sebaik­ nya tidak dilakukan akibat
berkaitan dengan masalah diluar lingkup pembatasan (mis., kontraindikasi); pengkajian
praktik fisioterapi. Hal ini akan sulit jika Anda memungkinkan untuk dilakukan merupakan
memperlakukan wawancara sebagai daftar per­ pengkajian yang me­ merlu­ kan lebih banyak
tanyaan yang harus ditanya. Anda akan belajar informasi verbal atau temuan fiisk untuk benar-
banyak hal dari setiap pasien jika jawabannya benar menentukan apakah prioritas atau tidak
meningkatkan keingintahuan tentang kondisi. ber­guna.
Keingintahuan meningkatkan pertanyaan tam­
bah­an (lebih dari daftar pertanyaan ter­sebut!),
dan pertanyaan tambahan tersebut dapat
memberikan potongan penting untuk puzzle. Memungkinkan
untuk dilakukan?
• Mendengarkan untuk tanda bahaya.
»» Akses langsung nasional ke layanan fisioterapi Prioritas? Tidak berguna?
merupakan bagian dari Visi American Physical
Therapy Association 2020.68 Ketika menulis
ini, sebagian besar (mesikpun tidak semua)
negara bagian di Amerika Serikat telah memiliki
beberapa bentuk akses langsung. Dengan
autonomi ini menjadi tanggung jawab yang
lebih besar, termasuk tanggung jawab meng­
enali tanda dan gejala pasien yang menyatakan
masalah medis diluar lingkup praktik fisio­ »» Sebagian besar tatanan klinis memiliki bentuk
terapi. Seperti yang ditekankan oleh William pemeriksaan terstandardisasi, penting untuk
Boissonnault, PT, DHSc, DPT, FAAOMPT, menyadari bahwa tidak ada pemeriksaan yang
28 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

ditetapkan lebih dulu untuk setiap pasien. sien untuk memperoleh manfaat dari fisioterapi
Klinisi ahli membuat keputusan berdasarkan atau tingkat keterlibatan pasien dalam proses
pada sejumlah faktor, yaitu yang dikatakan rehabilitasi merupakan praktik yang umum.
pasien, observasi yang dibuat oleh klnisi, Meskipun akan menyenangkan untuk berpikir
pengetahuan tentang kondisi yang diketahui bahwa semua pasien dapat membaik fungsinya
atau dicurigai, hasil pemeriksaan dan tindakan dengan intervensi fisioterapi (dan sebagian
yang telah dilakukan, dan pengalaman klinis besar memang demikian), sedikit pasien tidak.
mereka sendiri. Misalnya, mudah untuk mema­ Terkadang kondisi yang telah terjadi dalam
hami mengapa pasien terlihat untuk “masalah waktu lama yang dengan perubahan yang ada
keseimbangan dengan kondisi jatuh baru-baru akan memperoleh sedikit manfaat fungsional
ini” akan dikaji keseimbangannya oleh fisio­ bagi pasien. Dari perspektif yang lain, beberapa
terapis. Mungkin kurang nyata/tampak bagi pasien memiliki keefektifan diri yang rendah
mahasiswa mengapa lingkup gerak sendi atau memiliki rasa takut akan nyeri yang besar
pergelangan kaki, sensasi di bawah kaki, dan yang usaha terbaik memberdayakan mereka
kekuatan pinggul juga penting untuk dikaji. untuk membuat perubahan fungsional penting
Untuk pasien yang sama, seorang klinisi mung­ tidak tercapai. Dan, seberat hal tersebut di­
kin pada awalnya meletakkan “lingkup gerak bayang­kan, beberapa pasien mudah menyerah
sendi bahu” di kategori tidak berguna tetapi akan untuk melakukan usaha guna memperbaiki
mengubahnya menjadi kategori prioritas jika kondisi mereka.
pasien kemudian mengatakan bahwa telah
terjadi beberapa kali jatih ketika berusaha untuk
menggapai benda di rak sendiri. RANGKUMAN BAB
• Menentukan intensitas pemeriksaan. Wawancara awal pasien, apa isi wawancara dan cara
»» Sama pentingnya untuk mengetahui apa yang ha­ melakukan wawancara, sering kali menjadi bagian yang
rus disertakan di pemeriksaan fisik adalah meng­ paling penting pada pemeriksaan pasien. Bagaimana Anda
etahui seberapa kuat seseorang ketika me­lakukan berkomunikasi secara ekspresif dan reseptif dengan pasien
pemeriksaan dan tindakan yang dipilih. Beberapa Anda dapat sangat memengaruhi persepsi mereka tentang
pasien hanya dapat menole­ransi sedikit pemerik­ tingkat asuhan dan perhatian Anda. Jika pasien tidak
saan dan tindakan serta perlu ditangani sedikit merasakan bahwa Anda sebenarnya tertarik pada kondisi
lembut. Pasien lainnya akan mudah tahan pada mereka, tingkat kontribusi mereka pada rencana asuhan
pemeriksan yang ekstensif dan terus me­nerus. Hal mungkin kurang ideal. Penampilan Anda harus profesional
ini merupakan area lain dimana peng­ alaman dan Anda didorong untuk mempertahankan kesadaran
­banyak mem­bantu. Banyak maha­siswa fisioterapi akan setiap kenyamanan dan privasi pasien selama
takut menyebabkan ketidak­nyamanan pada pa­ wawancara. Sebagai klinisi yang baru, Anda mungkin
sien, tetapi terkadang perlu untuk me­nyebab­kan kaget dengan apa yang mungkin pasien katakan,
nyeri pasien (atau tanda atau gejala lain). Hal ini bagaimana penampilan mereka, atau bagaimana norma
dapat memberi informasi yang berguna tentang budaya mereka berbeda dari norma budaya Anda.
kondisi pasien atau sumber disfungsi. Terdapat Waspadai penilaian dan bias Anda, karena mereka dapat
garis tipis antara menimbulkan nyeri singkat pada menciptakan hambatan negatif terhadap perawatan pasien
pasien dan menyebabkan ke­rusak­an pada jaring­ yang optimal. Tujuan yang mendasari wawancara awal
an yang rentan, dan bahkan klinisi baru akan ter­ banyak, dan hal ini tampak berlebihan karena Anda
kadang khilaf dan melebihi batas. Melalui wawan­ mempersiapkan diri Anda bertemu dengan pasien
cara pasien, Anda dapat mulai merasakan apakah sebenarnya pertama kali. Sadari bahwa perlu banyak
kondisi pasien sangat mengganggu (dan akan me­ praktik untuk mencapai tingkat andal, dimana modifikasi
merlukan perhatian) atau mampu dilakukan dan adaptasi semua aspek setiap pasien yang dijumpai
pemeriksaan dengan be­berapa paksaan. Hal ini tampak memerlukan usaha yang lebih, tetapi, kepandaian
juga bergantung pada kondisi emosi pasien, ada­ Anda akan dihargai.
nya rasa takut, tingkat kognisi, tingkat nyeri awal,
dan sejum­lah faktor lain.
• Membuat hipotesis awal tentang kemungkinan respons REFERENSI
pasien terhadap fisioterapi. 1. Conine T. Listening in the helping relationship. Phys Ther.
»» Anda sangat dilarang membuat asumsi definitif 1976;56(2):159-162.
tentang pasien sebelum memiliki semua data 2. Epstein R. The science of patient-centered care. I Fam Pract.
yang relevan, menghipotesakan potensial pa­ 2000;49:805-807.
BAB 2 Membentuk Hubungan Terapeutik 29

3. Ong L, de Haes J, Hoos A, Lammes F. Doctor-patient psychosocial medicine: a controlled, randomized study. Acad
communication: a review of the literature. Social Sci Med. Med. 1995;70(8):729-732.
1995;40(7):903-918. 23. Greenfield S, Kaplan S, Ware JJ. Expanding patient
4. Goodman C, Snyder T. Differential Diagnosis for Physical involvement in care: effects on patient outcomes. Ann Intern
Therapists: Screening for Referral. 4th ed. St. Louis, MO: Med. 1985;102:520-528.
Saunders Elsevier; 2007. 24. Greenfield S, Kaplan S, Ware JJ, Yano E, Frank H. Patients’
5. Hampton J, Harrison M, Mitchell J, Prichard J, Seymour C. participation in medical care: effects on blood sugar control
Relative contributions of history-taking, physical examination, and quality of life in diabetes. J Gen Intern Med. 1988;3:448-
and laboratory investigation to diagnosis and management of 457.
medical outpatients. BMJ. 1975;2:486-489. 25. Levinson W, Roter D, Mullooly J, Dull V, Frankel R.
6. Peterson M, Holbrook J, Hales D, Smith N, Staker L. Physician-patient communication: the relationship with
Contributions of the history, physical examination, and malpractice claims among primary care physicians and
laboratory investigation in making medical diagnoses. West J surgeons. JAMA. 1997;277(7):553-559.
Med. 1992; 156:163-165. 26. Stewart M. Effective physician-patient communication and
7. Swartz M. The interviewer’s questions. In: Textbook of Physical health outcomes: a review. Can Med Assoc J. 1995;152:1423-
Diagnosis: History and Examination. 6th ed. Philadelphia, PA: 1433.
Saunders Elsevier; 2010:3-37. 27. Healthcare Providers Service Organization. Reducing your
8. Talbott G, Gallegos K, Wilson P, Porter T. The Medical risk begins with hello. HSPO Risk Advisor. 2007. Available at:
Association of Georgia’s Impaired Physicians Program Review www .hpso.com/pdfs/newsletters/2007/HPSO07_PT.pdf.
of first 1000 physicians: analysis of specialty. JAMA. Accessed February 26, 2012.
1987;257(21):2927-2930. 28. Saxton J. The Satisfied Patient: A Guide to Preventing
9. Woolf A. History and physical examination. Best Pract Res Malpractice Claims by Providing Excellent Customer Service.
Clin Rheumatol. 2003;17(3):381-402. 2nd ed. Marblehead, MA: HC Pro, Inc; 2007.
10. Main C, Buchbinder R, Porcheret M, Foster N. Addressing 29. Vincent C, Young M, Phillips A. Why do people sue doctors?
patient beliefs and expectations in the consultation. Best Pract a study of patients and relatives taking legal action. Lancet.
Res Clin Rheumatol. 2010;24(2-2):219-225. 1994;343(8913):1609-1613.
11. Mueller K. Communication from the Inside Out: Strategies for 30. Beckman H, Frankel R. The use of videotape in internal
the Engaged Professional. Philadelphia, PA: EA. Davis; 2010. medicine training. I Gen Intern Med. 1994;9(9):517-521.
12. Mehrabian A, Ferris S. Inference of attitudes from nonverbal com­ 31. Marvel M, Epstein R, Flowers K. Soliciting the patient’s
munication in two channels. J Consult Psych. 1967;31(3):248-252. agenda: have we improved? JAMA. 1999;281:283-287.
13. Mehrabian A, Wiener M. Decoding of inconsistent 32. Rhoades D, McFarland K, Finch W, Johnson A. Speaking
communications. J Personality Social Psych. 1967;6(l):109-114. and interruptions during primary care office visits. Fam Med.
14. Morasch L. “I Hear You Talking, But I Don’t Understand You!” 2001;33(7):528-532.
California Academy of Family Physicians; 2004. 33. Brennan T, Leape L, Laird N, et al. Incidence of adverse
15. Castro C, Wilson C, Wang F, Schillinger D. Babel babble: events and negligence in hospitalized patients. N Engl I Med.
physicians’ use of unclarified medical jargon with patients. 1991;324:370-376.
Am J Health Behav. 2007;Sept-Oct(Suppl 1):S85-S95. 34. Realini T, Kalet A, Sparling J. Interruption in the medical
16. Kutner M, Greenberg E, Jin Y, Paulsen C. The Health Literacy interaction. Arch Fam Med. 1995;4:1028-1033.
of America’s Adults: Results from the 2003 National Assessment 35. Chi M, Bassok M, Lewis M, Reimann P, Glaser R. Self-
of Adult Literacy (NCES 2006-483). U.S. Department of explanations: how students study and use examples in
Education. Washington, DC: National Center for Education learning to solve problems. Cog Sci. 1989;13:145-182.
Statistics; 2006. 36. Roberts D, Foehr U, Rideout V. Generation M: Media in the
17. Jensen G, Gwyer J, Shepard K, Hack L. Expert practice in Lives of 8-18 Year-Olds. Washington, DC: The Henry J.
physical therapy. Phys Ther. 2000;80:28-43. Kaiser Family Foundation; 2005.
18. Cape J. Consultation length, patient estimated consultation 37. Wallis C. GenM: the multitasking generation. Time. March
length and satisfaction with the consultation. Br J Gen Pract. 27, 2006. Available at: wwwtime.com/time/magazine/article/
2002;52:1004-1006. 0,9171, 1174696,00.html. Accessed February 28, 2012.
19. Hills R, Kitchen S. Satisfaction with outpatient physiotherapy: 38. Hembrooke H, Gay G. The laptop and the lecture: the effects
focus groups to explore the views of patients with acute and of multitasking in learning environments. I Comput Higher
chronic musculoskeletal conditions. Physiother Theory Prac. Ed. 2003;15:46-64.
2007;23:1-20. 39. Bickley L. Interviewing and the health history. In: Bates’ Guide
20. Li H, Zhang Z, Yum Y, Lundgren J, Pahal J. Interruption and to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia,
patient satisfaction in resident-patient consultations. Health PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:23-63.
Ed. 2008;108(5):411-427. 40. Brener L, von Hippel W, Kippax S. Prejudice among health
21. 21.Ogden J, Bavalia K, Bull M, et al. “I want more time with care workers toward injecting drug users with hepatitis C:
my doctor”: a quantitative study of time and the consultation. does greater contact lead to less prejudice? Int JDrugPolicy.
Fam Pract. 2004;21:479-483. 2007;18(5):381-387.
22. Smith R, Lyles J, Mettler J, et al. A strategy for improving 41. Marmot M, Shipley M, Brunner E, Hemingway H. Relative
patient satisfaction by the intensive training of residents in contribution of early life and adult socioeconomic factors to
30 FISIOTERAPI: Pemeriksaan dan Pengukuran

adult morbidity in the Whitehall II study. J Epidemiol 61. Smith R. Advanced interviewing. In: Patient-Centered
Community Health. 2001;55(5):301-307. Interviewing: An Evidence-Based Method. 2nd ed. Philadelphia,
42. Sabin J, Rivara F, Greenwald A. Physician implicit attitudes PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2002:147-209.
and stereotypes about race and quality of medical care. Med 62. Turner A. Guidelines for ProvidingHealth Care Services
Care. 2008;46(7):678-685. Through an Interpreter. Seattle, WA: The Cross Cultural
43. Weisz V. Social justice considerations for lesbian and bisexual Health Care Program.
women’s health care. I Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 63. Custers E, Regehr G, Norman G. Mental representations of
2009;38(1):81-87. medical diagnostic knowledge: a review. Acad Med.
44. White-Means S, Zhiyong D, Hufstader M, Brown L. Cultural 1996;71(Suppl 10):55-61.
competency, race, and skin tone bias among pharmacy, 64. Schmidt H, Rikers R. How expertise develops in medicine:
nursing, and medical students: implications for addressing knowledge encapsulation and illness script formation. Med
health disparities. Med Care Res Rev. 2009;66(4):436-455. Educ. 2007;41:1133-1139.
45. Blair I, Steiner J, Havranek E. Unconscious (Implicit) bias 65. Charlin B, Bosbuizen H, Custers E, Feltovich P. Scripts and
and health disparities: where do we go from here? Permanente clinical reasoning. Med Educ. 2007;41(12):1178-1184.
J. 2011;15(2):71-78. 66. Ross K, Schafer J, Klein G. Professional judgments and
46. Cooper L, Roter D, Johnson R, Ford D, Steinwachs D, Powe naturalistic decision making. In: Ericsson K, Charness N,
N. Patient-centered communication, ratings of care, and Feltovich P, Hoffman R, eds. Cambridge Handbook of Expertise
concordance of patient and physician race. Ann Intern Med. and Expert Performance. Cambridge, MA: Cambridge
2003;139(11):907-915. University Press; 2006:431-452.
47. LaVeist T, Nuru-Jeter A, Jones K. The association of doctor- 67. Teunissen P, Stapel D, Scheele F, et al. The influence of
patient race concordance with health services utilization. context on residents’ evaluation: effects of priming on clinical
JPub Health Pol. 2003;24(3-4):312-323. judgment and affect. Adv Health Sci Educ Theory Pract.
48. Smedley B, Stith A, Nelson AR. Unequal Treatment: 2009;14(1):23-41.
Confronting Racial and Ethnic Disparities in Healthcare. 68. American Physical Therapy Association. Vision 2020.
Washington, DC: National Academies Press; 2003. Available at: www.apta.org/vision2020. Accessed May 12,
49. White III A. Seeing Patients: Unconscious Bias in Health Care. 2012.
Cambridge, MA: Harvard University Press; 2011. 69. Boissonnault W, Morgan B, Buelow J. A comparison of two
50. International Classification of Impairments, Disabilities and strategies for teaching medical screening and patient referral
Handicaps: A Manual of Classification Relating to the in a physical therapist professional program. J Phys Ther Educ.
Consequences of Disease. Geneva, Switzerland: World Health 2006;20(1):28-35.
Organization; 1980. 70. Baxter R, Moore J. Diagnosis and treatment of acute
51. American Physical Therapy Association. Endorsement of exertional rhabdomyolysis. J Orthop Sports Phys Ther.
International Classification of Functioning, Disability and 2003;33(3): 104-108.
Health (ICF): HOD P06-08-11-04. Alexandria, VA: 71. Boeglin Jr E. Vertebral osteomyelitis presenting as lumbar
American Physical Therapy Association; 2008. dysfunction: a case study. I Orthop Sports Phys Ther.
52. Fontes L. Interviewing Clients Across Cultures. New York: 1995;33(3): 104-108.
Guilford Press; 2008. 72. Boissonnault W, Boissonnault J. Transient osteoporosis of the
53. Lattanzi J, Purnell L. Developing Cultural Competence in hip associated with pregnancy. J Orthop Sports Phys Ther.
Physical Therapy Practice. Philadelphia, PA: EA. Davis; 2005. 2001;31(7):359-365.
54. Tseng W, Streltzer J. Cultural Competence in Health Care: A 73. Boissonnault W, Ross M. Physical therapists referring patients
Guide for Professionals. New York: Springer; 2008. to physicians: a review of case reports and series. I Orthop
55. Chamberlain S. Recognizing and responding to cultural differen­ Sports Phys Ther. 2012;42(5):446-454.
ces in the education of culturally and linguistically diverse 74. Boissonnault W, Thein-Nissenbaum J. Differential diagnosis
learners. Intervention in School and Clinic. 2005;40(4):195-211. of a sacral stress fracture. J Orthop Sports Phys Ther.
56. Cross T, Bazorn B, Dennis K, Isaacs M. Toward a Culturally 2002;32(12):613-621.
Competent System of Care. Vol 1. Washington, DC: National 75. Gray J. Diagnosis of intermittent vascular claudication in a
Technical Assistance Center for Children’s Mental Health, patient with a diagnosis of sciatica. Phys Ther. 1999;79(6):582-
Georgetown University Child Development Center; 1989. 590.
57. Kreuter M, McClure S. The role of culture in health 76. Greenwood M, Erhard R, Jones D. Differential diagnosis of
communication. Annual Rev Pub Health. 2004;25:439-455. the hip vs lumbar spine: five case reports. J Orthop Sports Phys
58. Napoles-Springer A, Santoyo J, Houston K, Perez-Stable E, Ther. 1998;27(4):308-315.
Stewart A. Patients’ perceptions of cultural factors affecting 77. Jones D, Erhard R. Diagnosis of trochanteric bursitis versus
the quality of their medical encounters. Health Expect. femoral neck stress fracture. Phys Ther. 1997;77(l):58-67.
2005;8(1):4-17. 78. Walsh R, Sadowski G. Systemic disease mimicking
59. Shin H, Koninski R. Language Use in the United States: 2007. musculoskeletal dysfunction: a case report involving referred
Washington, DC: United States Census Bureau; 2010. shoulder pain. I Orthop Sports Phys Ther. 2001;31(12):696-
60. Chen A, Youdelman M, Brooks J. The legal framework for 701.
language access in healthcare settings: Title VI and beyond. I 79. Wills M. Skin cancer screening. Phys Ther. 2002;82(12):
Gen Intern Med. 2007;22(Suppl 2):362-367. 1232-1237.
BAB 3
Teknik Wawancara dan
Alat Komunikasi
ISI BAB
PENDAHULUAN
SENI BERTANYA EFEKTIF
Jenis Pertanyaan
Alat Komunikasi yang Berhubungan Untuk Me-
ningkatkan Respons Pasien
Pembisik
Klarifikasi
Refleksi atau Gema
Parafrase
Merangkum
Pentingnya Bahasa Nonverbal
BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK KETIKA MEN-
DOKUMENTASIKAN
RANGKUMAN BAB

31
32 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Pendahuluan
Sebelum menjelaskan kategori wawancara pasien biasa­nya dipandu oleh setiap pasien yang unik
(lihat Bab 4), penting untuk mengidentifikasi dan tidak dengan bentuk pertanyaan. Dengan
bahwa proses wawancara tidak linear dan tidak pengalaman, klinisi belajar untuk membiarkan
seekslusif pemeriksaan fisik dan tindakan yang wawancara mengalir dari informasi yang di­
berkontribusi pada pemeriksaan awal. Sebagai berikan pasien, meminimalkan persoalan yang
mahasiswa yang mempelajari proses ini, memiliki men­­­ying­gung dan mengembangkan kata ter­­­­­­­­­­­­­te­­­­­n­
daftar pertanyaan terstruktur sering kali lazim tu, kejadi­an historikal, atau bahkan per­ubahan
dilakukan dan menangkan. Akan tetapi, Anda pada ekspre­si wajah pasien. Selain itu, seringkali
akan menya­ dari bahwa ketika klinisi mampu ter­­­­­­­­­dapat banyak tumpang tindih dalam wawan­
melaku­kan wawancara yang mulus dan mengalir, cara pasien dan pemeriksaan dan tindakan fisik.

“Kesulitan bukannya berasal dari banyaknya hal yang harus dilaku- kunjungan dan informasi dapat dikumpulkan secara
kan—semua mahasiswa yang bersungguh-sungguh memiliki daftar tilik kontinu. Di antara sesi pertemuan, dorong pasien untuk
pertanyaan—tetapi berusaha untuk menyesuaikan metode verbal Anda menuliskan pertanyaan, kekhawatiran, atau area yang
dengan pasien dan masalah pasien”. membingungkan yang dapat didiskusikan di pertemuan
berikutnya. Dengan demikian, Anda sebaiknya membuat
— Alain Croibier, DO, MRO(F)1(hal100)
catatan sendiri tentang pasien sesuai kemajunya (meskipun
Anda sebelumnya didorong untuk tidak mengerjakan
Pasien dapat memberi informasi yang mendesak klinisi banyak hal ketika bekerja dengan pasien, umum untuk
untuk menghentikan wawancara sementara untuk meng­ tiba-tiba berpikir, “Oh, saya lupa untuk bertanya kepada
observasi secara fisik apa yang telah dijelaskan pasien. Bapak Smith tentang ….” Ketika bekerja dengan Ibu
Misalnya, pasien dapat mengatakan, “Ketika saya berjalam Jones). Membawa setumpuk sticky notes yang dapat
pinggul saya tampak berputar dan terdorong”. Klinisi membantu.
kemudian dapat mengatakan, “Apakah Anda keberatan
menunjukkan apa yang telah Anda ceritakan sebelumnya?”
(mendorong pasien untuk berdiri dan berjalan). SENI BERTANYA EFEKTIF
Berdasarkan pada apa yang dilihat klnisi, hal ini dapat
mengarah ke pertanyaan yang lebih spesifik, atau klinisi Jenis Pertanyaan
dapat membuat catatan sendiri tentang pemeriksaan dan Jumlah informasi yang sangat banyak dapat dikumpulkan
tindakan khusus yang harus dilakukan saat ini (prioritas). dalam waktu sangat singkat selama wawancara pasien.
Demikian juga, temuan selama pemeriksaan fisik dapat Bagaimana menyortir informasi tersebut dan memutuskan
mendorong pertanyaan lebih lanjut tentang cerita pasien. apa yang penting dan tidak memerlukan praktik yang
Misalnya, selama pengkajian gaya berjalan pada pasien banyak. Anda mungkin berpikir diri Anda bertindak
yang mengalami penyakit Parkinson, klinisi menyadari seperti mesin penyortir koin selama wawancara. Tidak
luka kecil di permukaan plantar kaki pasien yang aneh jika Anda berpikir demikian. Toples penuh koin
tampaknya tidak disadari pasien. Hal ini kemudian dibuang kedalam mesin, dan koin ini kemudian disortir.
mendorong adanya penyimpangan singkat dengan Yang paling bernilai adalah koin dolar; yang kurang
pertanyaan tambahan tentang kesehatan pasien, terutama bernilai adalah koin sen. selama wawancara, informasi
yang diarahkan terhadap kemungkinan diabetes. yang diberikan pasien dapat disortir serupa menjadi yang
Memahami bahwa meskipun sesuatu berjalan paling bernilai dan tidak bernilai. “Pernyataan berharga”
sesuai rencana selama wawancara awal pasien, terdapat akan memberikan Anda pernyataan yang mendalam,
kemungkinan adanya informasi yang lebih penting di sesi “pernyataan receh” dengan pernyataan yang paling minim,
berikutnya. Anda dan pasien dapat memikirkan hal yang dan “pernyataan picisan” ada diantaranya. Pernyataan
harus didiskusikan lebih lanjut setelah sesi pertama bernilai akan menjadi area fokus Anda ketika Anda
berakhir. Hal ini merupakan salah satu manfaat profesi menggali lebih dalam cerita pasien. Pernyataan receh dapat
fisioterapi. Pasien biasanya sering dilihat sehingga dimasukkan kedalam kantong belakang yang diambil jika
percakapan dapat berlanjut dari percakapan disetiap kali diperlukan.
BAB 3 Teknik Wawancara dan Alat Komunikasi 33

banyak closed-ended question dapat membantu mem­­­­fokus­


kan wawancara.
Graded-respons question merupakan pertanyaan yang
akan memberikan ilustrasi yang lebih baik tentang kondisi
atau kemampuan pasien. Seorang pasien dapat
mengatakan, “Nyeri memburuk ketika saya duduk lama”.
Karena hal ini merupakan informasi yang baik, Anda

n
ie
as memahami “waktu yang lama” dapat jauh berbeda
ien dibandingkan pasien. Dengan demikian, lanjutkan per­
rp

Ko pas
ta

ar tanyaan dengan “Berapa menit Anda dapat duduk sebelum


me ent
en

nta m nyeri terasa semakin buruk?” akan memberikan Anda


Ko
m

rp
Ko

asi informasi yang lebih berguna dan akan me­masti­kan bahwa


en
Anda dan pasien saling memahami. Selain itu, informasi
spesifik ini dapat digunakan di salah satu tujuan fisioterapi
Sorter Anda (untuk meningkatkan waktu toleransi ketika duduk
dari … menit menjadi … menit). Tanpa informasi spesifik
ini, membuat tujuan fisioterapi tidak mungkin dilakukan.
(“Pasien akan melaporkan mampu duduk selama …”
Pe ceh
AR an
GA

re
rta
RH nya

bukan merupakan tujuan yang dapat diukur.) Contoh


ny
BE rta

lainnya meliputi:
a
an
Pe

• Pernyataan pasien:” Saya mengalami napas pendek


ketika saya naik tangga”
Berikut ini adalah penjelasan jenis pertanyaan yang »» Tindak lanjut: “Berapa banyak anak tangga
sebaiknya digunakan selama wawancara pasien.2-4 yang dapat Anda lalui sebelum Anda mengalami
Open-ended question adalah pertanyaan yang me­ napas pendek?”
mancing pasien untuk menjawab dengan respons yang • Pernyataan pasien:”Saya tidak lagi dapat berjalan ke
naratif. Berikut ini adalah pertanyaan yang Anda gunakan toko karena lutut saya sakit”.
untuk memulai wawancara atau untuk memulai topik »» Tindak lanjut: “Berapa banyak blok yang dapat
baru dalam wawancara. Contohnya meliputi berikut ini. Anda lalui sebelum lutut Anda mulai sakit?”
• “Bisakah Anda menceritakan nyeri bahu yang Anda • Pernyataan pasien:”Saya harus banyak duduk dan
rasakan?” istirahat ketika saya membuat makan malam”
• “Bisakah Anda menceritakan masalah keseimbangan »» Tindak lanjut: “Berapa lama Anda dapat berdiri
yang Anda alami?” tanpa harus duduk?”
• “Maukah Anda menjelaskan bagaimana sklerosis
Multiple-option question, terdapat beberapa pilihan
multipel yang Anda alami mengubah kemampuan
untuk pasien, membantu ketika mereka memiliki kesulitan
Anda di kehidupan sehari-hari?”
dengan jawaban mereka sendiri. Banyak pasien merasa
Menggunakan Open-ended question pada pasien yang tertantang untuk menjelaskan nyeri.5 Mereka hanya
tidak banyak bicara dapat mendorong mereka untuk ter­ terluka! Pengetahuan tentang jenis nyeri yang dialami
buka. pasien sering kali membantu klinisi mempersempit
Closed-ended question adalah pertanyaan yang sumber nyeri. Nyeri tumpul dan sakit biasanya berkaitan
memer­ lukan respons yang sangat pasti, ya atau tidak. dengan disfungsi jaringan lunak atau muskular, nyeri
Berdasarkan pada respons pasien terhadap open-ended memantul atau memukul dapat berasal dari pembuluh
question, Anda dapat menggunakan satu atau lebih closed- darah, dan nyeri seperti tertembak atau tersengat seringkali
ended question untuk mendapatkan informasi yang lebih neurogenik.6 Dengan demikian, ketika meminta pasien
spesifik atau untuk mengklarifikasi jawaban pasien. untuk menjelaskan nyerinya, tepat untuk memberikan
Contoh berdasarkan pada open-ended question sebelumnya pilihan: “Apakah Anda akan mengatakan bahwa nyeri
adalah sebagai berikut. nyeri yang dirasakan tumpul, tajam, memantul, atau
• “Apakah nyeri dirasakan setiap saat?” seperti terbakar?” Selain itu, beberapa pasien yang
• “Apakah Anda pernah jatuh kehilangan keseimbang­ mengalami cedera atau penyakit yang sangat mengancam
an?” jiwa, seperti stroke atau cedera medula spinalis (spinal cord
• “Apakah Anda pernah tidak masuk kerja karena ske­ injury, SCI), mungkin memerlukan bantuan dalam mem­
lorosis multipel yang dialami?” fokuskan kesulitan menspesifikkan kesulitan fungsional.
Jika pasien merupakan pasien yang mudah bicara/ Misalnya, jika pasien ragu, tampak bingung, atau meng­
banyak bicara dan cenderung ambigu, meng­­­­­­­­gunakan lebih atakan “apapun” ketika ditanya tentang aktivitas fungsional
34 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

yang sulit atau tidak mungkin, Anda dapat menawarkan Refleksi atau Echo
daftar singkat untuk membantu pasien untuk fokus. Anda
Teknik ini melibatkan pengulangan kata atau frase yang
dapat bertanya, “Apakah Anda mengalami kesulitan dalam
digunakan pasien dalam rangka memotivasi pasien untuk
berpakaian, menyiapkan makanan, atau mandi?” atau
memberi informasi atau rincian tambahan. Misalnya,
“Apakah sulit untuk turun dari tempat tidur, bangkit dari
seorang pasien dapat mengatakan, “saya memiliki perasaan
kursi, atau masuk atau keluar mobil?” Daftar singkat
yang aneh dengan tungkai saya ketika ditekuk”. Sangat
tersebut dapat membantu pasien mengingat aktivitas yang
berguna untuk mengetahui bahwa gejala dapat dipicu oleh
terutama sulit mereka lakukan. Kemudian Anda dapat
gerakan tertentu, “perasaan yang aneh” dapat berarti
mengeksplorasi setiap aktivitas secara individual untuk
banyak hal. Respons reflektif yang mendorong pasien
informasi lebih lanjut. Menanyakan banyak hal pada satu
untuk memberikan informasi tambahan adalah, “Perasaan
waktu hanya digunakan untuk tujuan membantu pasien
aneh?” Contoh lain yang melibatkan pasien berkata,
untuk men­jelaskan atau mengingat hal secara lebih baik.
“Obat tersebut membuat saya merasa gila!” Respons
Menanyakan banyak pertanyaan di satu kalimat untuk
reflektif “Gila?” mengundang pasien untuk men­jelaskan
mempersingkat waktu atau memotong harus dihindari.
secara pasti apa yang ia maksud.
“Masalah tunggal terbesar dalam komunikasi adalah ilusi yang mengambil
alih”.
― George Bernard Shaw

Alat Komunikasi yang Berhubungan


Untuk Meningkatkan Respons Pasien
Alat komunikasi berikut ini dapat digunakan selama
wawancara pasien untuk memfasilitasi percakapan dan
menambah kejelasan terhadap dialog.2-4

Pembisik (Prompter)
an eh
Pembisik dapat verbal atau nonverbal. Pembisik digunakan
a a n
s
Pera
untuk mendorong pasien agar tetap berbicara dan
meyakinkan pasien bahwa Anda mendengarkan. Contoh
pembisik verbal adalah “Ya ya”, “Uh huh”, “Teruskan”.
Contoh pembisik nonverbal berupa anggukan terhadap apa
yang dibicarakan, posisi tubuh sedikit kedepan, atau
ekspresi wajah penasaran.
Pera
saan
Klarifikasi aneh
?
Klarifikasi dapat digunakan untuk memastikan bahwa
Anda memahami istilah atau frase yang digunakan oleh
pasien. Misalnya, seorang pasien dapat mengatakan, “Saya
mengalami migren setiap dua hari sekali”. Tahu bahwa
sakit kepala migrain umum tidak terjadi dengan frekuensi
tersebut7 dan bahwa pasien sering kali memiliki pemaham­
an yang sangat berbeda tentang beberapa istilah medis di­
bandingkan dengan petugas medis,4,8 Anda dapat meng­
kla­
rifikasi pernyataan pasien dengan mengatakan,
“Dapatkah Anda memberi tahu, apa yang dimaksud
‘migrain’ yang Anda alami?” Hati-hati untuk tidak me­
nanyakan ini dalam nada yang merendahkan, secara tidak
langsung menganggap bahwa pasien tidak menge­ tahui
definisi istilah medis.
BAB 3 Teknik Wawancara dan Alat Komunikasi 35

Parafrase Pentingnya Bahasa Nonverbal


Parafrase adalah penggunaan kata Anda sendiri untuk “Hal yang paling penting dalam komunikasi adalah mendengarkan apa
menjelaskan apa yang dikatakan pasien. Teknik ini diguna­ yang tidak dikatakan.”
kan untuk memastikan bahwa terdapat pemahaman yang
sama atas apa yang diucapkan pasien. Misalnya, seorang ― Peter F. Drucker (1909-2005)
pasien dapat mengatakan, “Kaki saya menyeret setiap kali Bahasa nonverbal, termasuk ekspresi wajah, gestur tangan,
melangkah dan terkadang menyangkut, biasa­nya ketika dan postur tubuh, dapat meningkatkan atau menguatkan
saya menabrak karpet, dan saya berpergian. Sering kali komunikasi verbal kita. Ini merupakan cara dua arah.
saya dapat mengendalikan diri saya, dan jika terdapat Anda harus memiliki kesadaran diri yang kuat tentang
dinding atau dipan, tetapi terkadang saya terjatuh di pesan yang Anda kirimkan secara nonverbal, mendengarkan
lantai”. Hal tersebut dapat di parafrase-kan menjadi, “Hal pesan yang dikirimkan kembali oleh pasien Anda. Sadari
tersebut terdengar seolah-oleh kaki Anda terseret di lantai bahwa hal ini harus dimulai ketika Anda bertemu dengan
karena Anda kehilangan keseimbangan dan terkadang pasien, hal tersebut bisanya memerlukan waktu kurang
terjatuh. Apakah hal tersebut benar?” dari dua detik bagi individu untuk mengidentifikasi emosi
dari perilaku nonverbal yang diobservasi.9 KOTAK 3-1
Merangkum memberikan penjelasan perilaku nonverbal yang umum
yang biasanya diterima dalam cara yang positif atau
Merangkum merupakan cara memberikan pasien dengan negatif. Penggunaan tanda nonverbal positif meng­indi­
versi singkat topik tertentu atau percakapan umum yang kasi­kan komunikasi terbuka dan aman, sedangkan peng­
telah didengar. Hal ini sangat penting untuk diberikan di gunaan tanda nonverbal negatif menunjukkan komunikasi
akhir wawancara pasien, tetapi juga dapat terjadi beberapa tertutup dan tidak aman.2,10 Penggunaan beberapa tanda
kali selama wawancara. Dengan metode ini Anda nonverbal positif atau negatif secara bersama menyam­
mencampur pernyataan penting yang didengar menjadi paikan pesan yang kuat. Misalnya, secara simultan bersan­
beberapa kalimat rangkuman. Hal ini membantu pasien dar ke depan, mengangguk, dan tersenyum sangat meng­
merasa percaya diri bahwa Anda memiliki gambaran yang indikasikan persetujuan dan keterbukaan. Di lain pihak,
baik atas apa yang didiskusikan. Hal tersebut juga memberi kombinasi tindakan mengernyitkan alis, menjauh, dan
kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan hal yang menyilangkan lengan didada sangat menunjukkan celaan,
ia lupa, atau kesempatan untuk mengungkapkan kembali ketidak setujuan, dan penolakan (lihat GAMBAR 3-1).
atau menekankan sesuatu yang tidak Anda cantumkan di Kesesuaian pesan verbal dan nnonverbal juga
rangkuman. diperlukan dalam mengirim dan menerima pesan. Sebagai
Anda mungkin tidak menggunakan semua alat klinisi, jika Anda mempertahankan kontak mata yang
komunikasi ini pada satu sesi wawancara, tetapi menge­ baik dan anggukan untuk merespons hal yang dikatakan
tahui tujuan alat tersebut dan memahami kapan peng­ pasien, tetapi pada saat yang sama Anda menarik diri
gunaan yang tepat dapat sangat meningkatkan kualitas dengan menyilangkan lengan maka hal ini dapat membuat
wawancara pasien Anda. Terdapat teknik yang dipelajari pasien tidak yakin akan tingkat ketertarikan atau
dan diperbaiki, dan juga ada praktik wawancara yang persetujuan.
harus dihindari. Hal tersebut dirangkum di TABEL 3-1.

GAMBAR 3-1 (a) Contoh kombinasi tanda nonverbal positif. (b) Contoh kombinasi tanda nonverbal negatif.
36 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 3-1 Praktik Mewawancari yang Dihindari


Praktik
Mewawancarai Contoh Alasan Hal ini Harus Dihindari Pilihan yang Lebih Baik

Menanyakan “Apakah Anda mengalami Hal ini akan membingungkan pasien atau Tanyakan setiap pertanyaan
beberapa kesulitan melakukan tugas mereka hanya akan menjawab satu bagian secara terpisah, berikan waktu
pertanyaan pekerjaan Anda, atau tugas pertanyaan dan menghindari atau diantara pertanyaan untuk
dalam dirumah, atau menghabiskan melupakan lainnya respons pasien
pertanyaan waktu dengan teman?”

Bertanya “Apakah nyeri memburuk di Hal ini memberi kesan bahwa Anda “Kapan saja nyeri memburuk?”
pertanyaan malam hari?” atau “Apakah mengharapkan jawaban tertentu. Pada atau “Apakah serangan jantung
yang memimpin Anda memerlukan bantuan contoh pertama, pasien dapat yang dialami telah mengubah
tambahan sejak mengalami mengasumsikan bahwa nyeri harus ada kemampuan Anda untuk
serangan jantung?” (atau memburuk) di malam hari; pada melakukan sesuatu sendiri?”
pertanyaan kedua pasien dapat berpikir
bahwa ia memerlukan bantuan ketika
memungkinkan bahwa tidak ada bantuan
yang diperlukan.

“Mengakhiri” “Dapatkah Anda menceritakan Menanyakan open-ended question yang “Dapatkan Anda menceritakan
open-ended tentang keseimbangan Anda? segera diikuti dengan closed-ended tentang keseimbangan Anda?”
question Apakah Anda pernah terjatuh question cenderung menghentikan respons (Memungkinkan pasien untuk
dalam beberapa minggu naratif dan memberi tahu pasien bahwa menjawab seluruh pertanyaan)
terakhir ini?” Anda hanya peduli tentang jawaban Jika tidak ada jawaban kondisi
terhadap closed-ended question. Pada jatuh, kemudian beri pertanyaan,
contoh yang diberikan, terdapat banyak “Apakah Anda pernah terjatuh
aspek keseimbangan pasien yang harus ia dalam beberapa minggu
elaborasikan (mis., kehilangan terakhir?”
keseimbangan tanpa terjatuh, tersandung,
ketakutan yang berkaitan dengan terjatuh),
tetapi pasien hanya akan fokus pada jatuh
yang nyata berdasarkan pada pertanyaan
tertutup. Membiarkan pasien untuk
menjawab open-ended question dapat
memberikan jawaban untuk banyak
kemungkinan closed-ended question.

Menanyakan “Mengapa beraktivitas Pertanyaan “mengapa” dapat dianggap “Bagaimana pekerjaan yang
pertanyaan membuat nyeri leher Anda sebagai penuduhan dan cenderung meningkatkan nyeri leher Anda?”
yang dimulai memburuk?” “Mengapa Anda menempatkan pasien pada posisi defensif. atau “Jelaskan secara rinci
dengan tidak dapat memotong halaman tentang memotong rumput sulit
“Mengapa?” rumput lagi?” untuk Anda lakukan?”

Bereaksi Contoh 1: Seorang pasien Komentar yang mengindikasikan Anda Contoh 1: “Saya ingin dokter Anda
berlebihan menjelaskan tanda, gejala, dan meningkatkan kekhawatiran Anda, terutama mengetahui tentang beberapa hal
tentang pola nyeri yang konsisten jika kekhawatiran tersebut tentang kondisi yang telah saya pelajari agar kita
informasi yang dengan kanker, secara cepat medis, dapat menimbulkan kewaspadaan semua berada dikondisi yang
berpotensi atau Anda mengatakan, “Saya pikir pada pasien atau menyebabkan ansietas sama”.
makna respons kita perlu menghentikan berkelanjutan. Demikian juga, pasien yang Contoh 2: Penggunaan ekspresi
pasien pemeriksaan sehingga saya mengobservasi atau menerima wajah yang secara singkat
dapat menghubungi dokter ketidaksetujuan/penolakan atau penilaian memberitahu bahwa Anda
Anda”. Anda dapat menjadi marah, menolak untuk mendengar informasi—hal ini
Contoh 2: Dalam berespons bekerja sama lebih lanjut, atau mungkin dapat memberikan kesadaran diri
terhadap pertanyaan tentang tidak kembali untuk sesi berikutnya. dan refleksi diri karena banyak
manajemen diri nyeri, seorang ekspresi wajah/gestur kita dapat
pasien mengindikasi­kan terjadi secara tidak sadar dan
penggunaan zat ter­larang. spontan.
Respons Anda tidak menyetujui
atau eks­presi wajah terkejut,
atau “serius?”

Data dari Swartz, M. The interviwer’s questions. In: Textbook of Physical Diagnosis: History and Examination. 6th ed. Philadelphia, PA: Saunders
Elsevier: 2010:3-37; and Nicholas M, George S. Psychologically informed interventions for low back pain: an update for physical therapists. Phys Ther.
2011; 91(5):765-766.
BAB 3 Teknik Wawancara dan Alat Komunikasi 37

Perilaku Nonverbal Positif dan


kepada Anda, reaksi segera Anda adalah menyerang. Akan
KOTAK 3.1
Negatif tetapi, gestur ini mungkin tidak memiliki makna yang
sama seperti di Amerika Serikat. Serupa dengan hal
Perilaku Nonverbal Positif tersebut, gestur atau posisi tubuh yang dianggap positif
>> Postur relaks atau netral di Amerika Serikat dapat diinterpretasikan
>> Lengan relaks dan tidak menyilang (telapak tan- sebagai tindakan yang sangat menyerang bagi pasien yang
gan terbuka merupakan tanda keterbukaan) berasal dari negara yang berbeda. TABEL 3-2 menjelaskan
>> Kontak mata yang baik (meskipun Anda harus beberapa gestur ini yang harus Anda waspadai.
menghindari menatap)
>> Persetujuan mengangguk (hanya berespons ter-
TABEL 3-2 Gestur Tangan dan Tubuh yang Biasa
hadap pernyataan tertentu; menganggukan ke- Ditunjukkan Di Amerika Serikat yang
pala terus menerus mengindikasikan kebosanan) Harus Dihindari
>> Tersenyum dan menambahkan lelucon yang tepat
>> Bersandar lebih dekat (mengindikasikan keter- Gestur Tangan yang Biasa Kemungkinan Interpretasi
Ditunjukkan di Amerika di Negara Lain
tarikan meningkat dan hambatan menurun)
Serikat
>> Gestur tangan yang melengkapi bicara (paling
efektif menggunakan tangan terbuka; melebih Membuat tanda OK (ibu jari dan Dianggap gestur yang cabul
lebihkan “bicara dengan tangan Anda” meng- jari membentuk lingkaran; tiga dan kasar di Brasil, Rusia,
jari lainnya keatas) Spanyol, dan Yunani;
ganggu) dianggap “tidak berarti” di
Perancis
Perilaku Nonverbal Negatif
>> Tubuh tegang Menggeretak jari kedua tangan Dianggap kasar di Perancis
>> Lengan disilangkan di dada (menciptakan ham- Memukul dua jari telunjuk Dianggap sebagai ajakan
batan dan dapat menunjukkan penentangan, secara bersama untuk tidur bersama di
tahanan, atau kekuatan) Yunani
>> Mengernyitkan alis (mengindikasikan ketidak-
Menunjuk seseorang dengan Dianggap sangat kasar
setujuan terutama jika bersama dengan memin­ jari telunjuk dibanyak negara di Asia
cingkan mata)
>> Menguap (mengindikasikan kebosanan) Memberikan jempol Dianggap gestur yang cabul
dan ofensif di Afrika Barat,
>> Datar atau ekspresi wajah tidak berubah (meng­ Australia, Yunani, dan
indikasikan bahwa apa yang diucapkan pembi- Negara Timur Tengah
cara tidak ada yang menarik perhatian); menge­
Memberi isyarat dengan jari Dianggap sebagai indikasi
rutkan dahi
(“kesini”) kematian di Singapura dan
>> Tubuh menjauh (mengindikasikan ketidaksetu- Jepang
juan atau bahwa Anda tidak nyaman dengan
pembicara) Menyilangkan jari tengah diatas Dianggap pencabulan
jari telunjuk (tanda semoga seksual di beberapa negara
>> Membuat kepalan tangan beruntung di Amerika Serikat) Asia dan Afrika
>> Gelisah, mengetuk jari, mata mengembara dari
satu tempat ke tempat lain Membuat tanda V dengan jari Dianggap gestur cabul di
tengah dan jari telunjuk Inggris
Data dari Fontes L. Interviewing Clints Across Cultures. New York: Guilford (kemenangan atau tanda damai
Press; 2008; dan Mueller K. Communication form the Inside Out: Strate- di Amerika Serikat) dengan
gies for the Engaged Professional. Philadelphia, PA: F.A. Davis; 2010. telapak tangan menghadap
kearah orang yang membuat
gestur

Meletakkan tangan di pinggang Tanda permusuhan di


Selain pesan nonverbal positif dan negatif, Anda Meksiko
harus mewaspadai setiap gestur tangan yang biasa Anda
gunakan. Seperti yang didiskusikan di bagian budaya pada Menunjukkan bagian bawah Dianggap penghinaan dan
sepatu atau kaki kasar di banyak negara Asia,
Bab 2, kita hidup dalam bangsa yang berbeda dengan Afrika, dan Timur Tengah
orang yang berkunjung atau berimigrasi dari seluruh
belahan dunia. Hanya karena individu telah memilih Data dari Fontes L. Interviewing Clients Across Cultures. New York: Guilford
Press; 2008; Morrison T, Conaway W. Kiss, Bow, or Shake Hands: The
untuk menetap di Amerika Serikat bukan berarti ia akan Bestselling Guide to Doing Business in More Than 60 Countries. 2nd ed.
mengadopsi atau memahami gestur atau praktik yang Avon, MA: Adams Media; 2006; dan Mueller K. Communication from the
biasa dilakukan di negara ini. Jika Anda berkunjung ke Insed Out: Strategies for the Engaged Professional. Philadelphia, PA: F.A.
Davis; 2010.
negara lain dan seseorang mengacungkan jari tengah
38 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK Klinisi yang andal yang mampu melakukan hal ini
KETIKA MENDOKUMENTASIKAN memberikan ketertarikan yang nyata pada pasien, dan
ingatan akan cerita pasien akan mudah di-recall di lain
Mendokumentasikan apa yang pasien katakan seraya waktu hanya dengan melihat beberapa pengingat penting.
mencoba terlibat dalam dan penuh perhatian kepada Klinisi lain memilih untuk menuliskan sejumlah informasi
individu seringkali sangat menantang bagi mahasiswa. penting pada kertas pemeriksaan, tetapi mereka menunggu
Pada tahap awal mempelajari keterampilan ini, Anda akan untuk menuliskan hal tersebut hingga pasien telah men­
cenderung menulis apapun yang pasien katakan di kertas jawab beberapa pertanyaan terkait; klinisi mengizinkan
pemeriksaan. Hal tersebut alami, karena alasan klinis ini pasien untuk menjawab secara lengkap dan kemudian
belum cukup berkembang untuk tahu mana yang penting menuliskan rangkuman pernyataan penting pasien di
dan tidak penting, dan Anda takut untuk kehilangan kertas. Teknik yang disebutkan terakhir lebih mudah bagi
rincian yang penting. Akan tetapi, jika melakukan hal ini, mahasiswa untuk mulai mengadopsi dan merupakan satu
Anda akan melihat ke kertas (atau layar komputer) dan teknik yang disarankan dalam proses belajar. Pertimbang­
menulis dengan tergesa-gesa (atau mengetik) selama kan contoh berikut.
wawancara (lihat GAMBAR 3-2). Hal ini menanggalkan Bayangkan Anda mewawancarai pasien yang meng­
sedikit waktu untuk menerapkan semua alat komunikasi alami nyeri punggung bawah akut. Dalam menjawab per­
yang baik seperti yang dijelaskan diawal. Risiko praktik ini tanya­an Anda, “Apakah Anda pernah mengalami kejadian
meningkat jika Anda menggunakan kertas pemeriksaan nyeri punggung bawah yang serupa sebelum ini?”, pasien
yang berisi setiap kemungkinan pertanyaan wawancara. menuliskan jumlah kejadian sebelumnya dan memberikan
Dengan hasrat menanyakan semua per­ tanya­an, Anda beberapa penjelasan untuk pertanyaan tersebut. Ketika
mungkin merasa Anda bertanya ke pertanyaan berikutnya pasien berbicara, Anda secara rajin menuliskan pada kertas
ketika Anda selesai menulis jawaban pertanyaan pemeriksaan Anda:
sebelumnya tanpa melepas pandangan mata dari kertas. Des ’10 membungkuk untuk mengangkat kotak dekorasi
Hal tersebut membuat wawancara terasa dingin dan tidak untuk Natal 10#; jan ’11 menyekop salju; Sept ’11
terhubung. Kemungkinan terburuk adalah Anda menggali lubang untuk menanam pohon—nyeri terjadi
kehilangan eskpresi wajah atau bahasa tubuh yang ketika baru menyelesaikan setengah lubang; Maret ’12
mengambil barang dari lantai—pakaian dan mainan anak;
mungkin memberikan informasi yang bermakna. Hasil
Jan ’13 membungkuk untuk mengikat tali sepatu.
negatif lainnya adalah Anda gagal menindaklanjuti jawab­
an penting pasien karena jawaban tersebut tampaknya Akan tetapi, klinisi yang berpengalaman mungkin
tidak cocok untuk semua pertanyaan yang ada didalam menanyakan pertanyaan yang sama, menunggu pasien
daftar sehingga Anda menghilangkan (melupakan) jawab­ untuk menjawab (seraya mengobservasi pasien dan mem­
an tersebut. pertahankan kontak mata), dan kemudian menuliskan hal
Klinisi mengembangkan gaya wawancaranya sendiri berikut ini:
yang terus bertansformasi setelah mereka mendapatkan 5 kejadian cedera yang sama antara tahun ‘10-‘13, kejadian
izin untuk praktik. Beberapa mengembangkan kemampu­ tersebut pada posisi lumbar yang fleksi (dengan berbagai
an untuk melakukan seluruh wawancara pasien tanpa usaha/pengangkatan)
menulis lebih dari beberapa kata pada kertas pemeriksaan. Pada kasus ini, klinisi yang berpengalaman mampu
merangkum informasi yang diberikan pasien menjadi
“potongan” yang berguna, tetapi juga mampu meng­guna­
kan kemampuan mendengar aktif. Seberapa cepat Anda
mampu mengembangkan keterampilan ini akan ber­
gantung pada banyak faktor, tetapi pikirkan tentang
respons pasien sebagai cerita versus daftar item yang mung­
kin membantu. Anda juga dapat memutuskan, selama
proses belajar, bahwa teknik ini bukan untuk Anda. Recall
bahwa Anda tidak diminta untuk menyesuaikan diri ter­
hadap semua metode wawancara pasien yang ketat; mung­
kin dentuman drum Anda sedikit berbeda dengan ke­
banya­kan orang. Akan tetapi, Anda diminta untuk men­jaga
wawancara tetap fokus pada pasien dan membuat pa­sien
menjadi hal yang paling penting saat itu. Cara Anda
GAMBAR 3-2 contoh klinisi yang fokus pada layar melakukan ini akan bergantung pada diri Anda sendiri.
komputer, kurang fokus pada pasien.
BAB 3 Teknik Wawancara dan Alat Komunikasi 39

RANGKUMAN BAB 2. Mueller K. Communication from the Inside Out: Strategies for
the Engaged Professional. Philadelphia, PA: F. A. Davis; 2010.
Komunikasi selama wawancara pasien berjalan melebihi 3. Smith R. Facilitating skills. In: Patient-Centered Interviewing:
daftar pertanyaan yang perlu Anda tanyai. Jenis pertanyaan An Evidence-Based Approach. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott
yang Anda pilih untuk digunakan, dan juga cara/gaya Williams & Wilkins; 2002
Anda bertanya, dapat mempercepat percakapan terbuka 4. Swartz M. The interviwer’s questions. In: Textbook of Physical
dan informatif. Terdapat beberapa praktik wawancara Diagnosis: History and Examination. 6th ed. Philadelphia, PA:
yang perlu dihindari, meliputi penggunaan perilaku non­ Saunders Elsevier; 2010:3-37.
5. Bickley L. Interviewing and the health history. In: Bates’s
verbal negatif dan gestur negatif yang dapat diinter­
Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed.
pretasikan dalam cara yang menolak; hal tersebut dapat
Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:23-
mempercepat penghentian wawancara Anda. Kembangkan 63.
kemampuan Anda untuk mendengarkan pasien, asah pada 6. Melzack R. The McGill Pain Questionnaire: major properties
frase penting, dan kemudian dokumenasikan rangkuman and scoring methods. Pain. 1975;1(3):277-299.
secara cepat—semua hal tersebut dilakukan seraya mem­ 7. Lipton R, Bigal M. The epidemiology of migraine. Am J Med.
beri perhatian penuh kepada pasien—merupakan ke­ 2005; 118 (Sppl 1):3S-10S/
teram­pilan yang tidak selalu mudah untuk dikembangkan, 8. Wright V, Hopkins R. What the patient means: a study from
tetapi akan meningkatkan pemeriksaan yang lebih efisien rheumatology. Physiother. 1976; 64:146-147.
dan memperbaiki laporan pasien. 9. Ambadi N, Rosenthal R. Thin slices of expressive behavior as
predictors of interpersonal consequences: a meta-analysis.
Psychol Bull. 1992;111:256-274.
REFERENSI 10. Carson C. Nonverbal communication in the clinical setting.
Cortlandt Consultant. Feb 1990:129-134.
1. Croibier A. Patient interviw. In: From Manual Evaluation to
General Diagnosis: Assessing Patient Information Before Hands-
On Treatment. Berkeley, CA: North Atlantic Books; 2012.
40
BAB 4
Cara dan Isi Wawancara
Pasien
ISI BAB
PENDAHULUAN Riwayat Medis dan Pembedahan
Sebelumnya
CARA WAWANCARA
Riwayat Medis Keluarga
Diagram Alir Proses Wawancara
Tema 3: Informasi yang Relevan
Tugas Pra-Wawancara
Kaji Informasi Pasien
Tentang Kehidupan Pasien dan
Observasi Pasien Lingkung­an Tempat Tinggal
Menyapa Pasien Lingkungan Fisik dan Sumber yang
Tersedia
ISI WAWANCARA Pekerjaan (Pekerjaan, Sekolah, dan/
Tema dan Kategori Wawancara atau Bermain)
Tema 1: Informasi yang Relevan Ten- Rekreasi dan Aktivitas Sosial
tang Pasien dan Kondisi Saat Ini Aktivitas dan Partisipasi Saat Ini dan
Demografi Umum Sebelumnya
Kondisi atau Keluhan Utama Saat Status Kesehatan Umum; Kesehatan
Ini dan Kebiasaan Sosial
Medikasi Komponen Terakhir Wawancara Pasien
Uji Laboratorium dan Diagnostik Pemeriksaan Verbal Sistem
Tema 2: Informasi yang Relevan Tujuan Pasien untuk Fisioterapi
Tentang Riwayat Pasien Rangkuman Wawancara
Kejadian Sebelumnya Kondisi Saat MENDOKUMENTASIKAN WAWANCARA
Ini dan Intervensi Sebelumnya PASIEN
RANGKUMAN BAB

41
42 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Pendahuluan
Dengan pemahaman yang kuat tentang konsep latar belakang dan tujuan wawancara awal pasien, dan
juga pengetahuan dasar tentang alat komuni­kasi positif, saat ini Anda siap untuk mempertim­bangkan
isi aktual wawancara. Apa yang tercakup dalam setiap wawancara berbeda antara setiap pa­sien yang
bergantung pada jumlah variabel. Pasien yang memiliki status kognitif yang menurun memerlukan
pertanyaan yang singkat dan sederhana dan wawancara yang singkat. Wawa­ncara pada tatanan rawat
inap dapat ber­langsung singkat karena alasan yang lain, berfokus terutama pada status segera pasien dan
informasi spesifik untuk tujuan pemulangan. Wawancara yang dilakukan pada tatanan rawat jalan
(neuro­logis atau ortopedik) dapat berlangsung lama atau singkat, bergantung pada diagnosis dan ma­ni­
festasi pasien. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui jenis dan isi kemungkinan pertanyaan
wawancara, tetapi sama pentingnya untuk mema­hami bahwa setiap wawancara perlu dimodifikasi
untuk memenuhi kebutuhan unik setiap pasien.

Sebelum Anda memulai proses wawancara, Anda harus rujukan ke profesional medis (lihat KOTAK 4-1).2-3
memiliki pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara Adanya red flag tunggal biasanya tidak menyebabkan
tanda dan gejala. Dalam dokumentasi asuhan kesehatan, perhatian medis segera, meskipun hal tersebut harus
lazim untuk melihat singkatan “s/s” yang diperuntukan dipertimbangkan dalam konteks pasien secara keseluruhan.
untuk “sign and symptom (tanda dan gejala)”. Karena Temuan red flag pada pasien lansia yang memiliki sejumlah
mereka seringkali bersama, padahal sebenarnya berbeda. komorbiditas mungkin meningkatkan kekhawatiran yang
Gejala adalah sesuatu yang dialami atau dirasakan pasien. lebih besar dibandingkan temuan yang sama pada pasien
Dengan demikian, Anda lebih cenderung mendengar yang muda dan sehat. Tidak ada red flag yang dihilangkan;
tentang gejala melalui wawancara pasien. Contohnya setiap tanda tersebut berhak menjalani pemeriksaan yang
meliputi, kelelahan, kekakuan, kebas, dan nyeri. Tanda menyeluruh. Pertanyaan tentang adanya tanda dan gejala
merupakan sesuatu yang ditemukan oleh pemeriksa dan yang dapat dianggap red flag umum adalah yang
lebih cenderung ditemukan selama pengujian dan ditampilkan di akhir bab ini “Pengkajian Verbal Sistem”.
pengukuran fisik. Hal ini dapat berupa apapun/segala Yellow flag, dalam konteks ini dan beberapa teks
yang yang diobservasi, disentuh, dibaui, didengar, atau fisioterapi lainnya,3-5 dapat dianggap sebagai temuan yang
diukur. Contoh meliputi bengkak, diskolorasi, bau luka, menandakan “diproses dengan hati-hati”. Hal ini terka­
dan atrofi otot. Sadari bahwa pada beberapa kasus, gejala dang tidak lazim untuk kondisi yang dianggap kondisi
juga dapat menjadi tanda. Misalnya, pasien dapat melapor­ pasien saat ini, tetapi bukan sesuatu yang memerlukan
kan bahwa ia merasa “sesak napas” sebagai gejala gagal pemeriksaan atau tindakan pertama. Pikirkan contoh
jantung. Pemeriksa dapat mengobservasi bahwa pasien ini
mengalami sesak napas selama pemeriksaan, yang juga
merupakan tanda. KOTAK 4.1 Contoh Red Flag
Dua istilah tambahan yang harus dipahami sebelum
melakukan wawancara lebih lanjut adalah red flag (tanda Tanda dan gejala yang dapat dianggap red flag
bahaya) dan yellow flag (tanda waspada). Red flag didefinisi­ sering kali spesifik dengan sistem tubuh atau kondi-
kan sebagai temuan selama wawancara pasien atau dalam si tertentu. Misalnya, nyeri bilateral, kebas, atau
pemeriksaan fisik yang dapat berkaitan dengan kondisi kesemutan di ekstremitas bawah distal yang dapat
medis yang serius, seperti infeksi sistemik atau lokal, terjadi akibat diabetes melitus. Akan tetapi, jika ti-
fraktur, kompresi medula spinalis, penyakit viseral, atau dak ada diabetes atau faktor risiko signifikan untuk
kanker. Contoh red flag yang dapat dilaporkan pasien diabetes, gejala yang sama ini dapat mengindika-
selama wawancara awal antara lain perasaan berat di dada, sikan kompresi medula spinalis dan harus diperiksa
mual atau muntah tanpa ada penyakit yang berkaitan, lebih lanjut. Ketika berkaitan dengan diabetes dan
inkontinensia urine atau alvi, kehilangan selera makan, memerlukan manajemen medis, kecurigaan akan
keringat di malam hari, atau perubahan pada pendengaran adanya kompresi medula spinalis meningkatkan
atau penglihatan.1 Red flag terkadang memerlukan peme­ kekhawatiran dan konsultasi segera ke dokter.
riksaan segera dan lebih lanjut serta dapat mengarah pada
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 43

pasien yang diperiksa untuk nyeri lutut yang sebenarnya mengabaikan keyakinan.6-10 Mengetahui bahwa istilah ini dapat memiliki
sehat. Selama wawancara, ia melaporkan bahwa baru-baru dua definisi yang sangat berbeda, Anda harus secara spesifik mendefinisi-
ini mengalami penurunan berat badan sebesar 4,5 kg kan maksud Anda jika menggunakan istilah ini dalam percakapan dengan
karena alasan yang tidak jelas dan juga mengalami kejadian penyedia asuhan kesehatan lain atau dalam doku­mentasi.
lightheadedness/secara random. Temuan tersebut dapat
dianggap red flagg. Akan tetapi, pasien tampak sehat, dan
sumber nyeri lututnya jelas-jelas berasal dari muskulo­ PANDUAN WAWANCARA
skeletal. Dengan demikian, penurun­an berat badan dan GAMBAR 4-1 menjelaskan proses mewawancarai pasien,
lightheadedness adalah sesuatu yang perlu dipantau pada apakah luas dan dalam atau singkat dan terfokus. Pada
kunjungan berikutnya. Pada akhirnya, ketika pasien semua poin dalam wawancara, jika pasien menjelaskan
percaya terhadap klinisi, ia meng­akui mencoba diet ke­ gejala yang akan dianggap red flag medis, diperlukan
laparan untuk menurunkan berat badan, yang menjelaskan pertanyaan lebih lanjut; Anda harus mengumpulkan
kejadian penurunan berat badan dan lightheadedness. Hal informasi sebanyak mungkin untuk memahami kekha­
ini menunjukkan garis tipis yang harus dijalani fisioterapi watir­an/masalah yang ditemukan. Hal ini akan mem­beri­
untuk menentukan apa yang mendasari red flag, yellow kan dua tujuan. Pertama, dapat membantu untuk me­
flag, atau tidak ada flag sama sekali. negas­kan atau menyangkal kemungkinan kondisi di luar
Pembaca dimotivasi untuk mengetahui bahwa ba­nyak penyedia asuhan ke- lingkup fisioterapi. Kedua, hal tersebut akan memung­
sehatan mendefinisikan istilah “yellow flag” secara spesifik sebagai faktor kinkan Anda memberikan gambaran masalah yang
risiko kognitif atau psikososial yang berkaitan dengan nyeri kronis atau di­ mendalam dan jelas kepada dokter pasien (seraya menghin­
sabilitas, meliputi depresi, katastropia, dan peningkatan ketakutan sehinga dari penggunaan bahasa diagnostik medis) yang memer­

Tugas pra - wawancara (bergantung pada tatanan):


• Pastikan bahwa rujukan dokter (tika ada) jelas dan lengkap.
• Periksa catatan medis atau kardeks medis.
• Kumpulan informasi tentang pasien dari petugas medis lainnya.
• Periksa formulir masuk pasien (seperti riwayat medis atau alat hasil).

Beri salam pada pasien dan jelaskan tindakan yang dilakukan selama sesi awal

Lakukan wawancara menyuluruh dengan pertanyaan yang tepat dan relevan

Red flag (kekhawatiran medis) terhadap pertanyaan wawancara

Ya Tidak

Ajukan pertanyaan tambahan dan


selidiki riwayat untuk mencari penjelasan.

Tidak ada penjelasan; tetap Memberikan penjelasan yang dapat


menjadi kekhawatiran atau meluas. diterima; menurunkan kekhwatiran

Hentikan pemeriksaan, Hubungi dokter pasien dan


hubungi dokter yang mengenai lanjutkan pemeriksaan jika Lanjutkan wawancara atau
pasien, dan hubungi layanan tidak diperlakukan rujukan lakukan pemeriksaan fisik.
gawat darurat jika diperlukan. sesera.

GAMBAR 4-1 Proses wawancara awal pasien


44 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

lukan percakapan.11 Kecuali kondisi pasien menjadi bahwa catatan keperawatan terakhir (ditulis 15 menit
kondisi yang mengancam jiwa, yang memerlukan pemang­ sebelumnya) mengindikasikan bahwa pasien memiliki
gilan layanan kasus kedaruratan, Anda tidak boleh menun­ reaksi negatif terhadap satu obat yang didapat sehingga
menyebabkan pening yang ekstrem dan konfusi. Anda
jukkan rasa panik pada pasien. Anda harus memberitahu sendiri harus menegaskan informasi ini dengan bertemu
pasien secara singkat bahwa Anda akan menjelaskan dan berbincang dengan pasien, mungkin Anda perlu
beberapa temuan dengan dokter yang menangani mereka. menunda rencana pemeriksaan hingga efek obat hilang.
Apakah Anda melanjutkan pemeriksaan atau tidak, Anda Pada tatanan rawat jalan, pasien dapat datang dengan
sebaiknya tidak pernah mengungkapkan kecurigaan rujukan atau tanpa rujukan dokter untuk menjalani
diagnosis dalam bidang medis.3 Anda dapat fisioterapi. Jika terdapat rujukan, Anda harus memeriksa/
menginformasikan pasien secara tenang dan profesional mengkaji diagnosis medis, apa yang diprogramkan (seperti
tentang temuan yang mengkhawatirkan Anda, tetapi, ka­ “Evaluasi dan tangani” atau permintaan yang lebih
rena sejumlah alasan (termasuk kemungkinan bahwa spesifik), tanda tangan dokter, dan tanggal rujukan. Jika
Anda mungkin salah), menyebutkan diagnosis medis pasien datang ke fisioterapi tanpa rujukan, Anda harus
harus dihindari. mencari/menggali pemahaman yang jelas tentang
alasannya mencari asesmen fisioterapi melalui wawancara
Tugas Pra-wawancara dan periksa semua formulir yang tersedia. Hal tersebut
lazim ditatanan rawat jalan untuk pasien menyelesaikan
Periksa Informasi yang Berhubungan isian tentang data demografi, riwayat medis, dan kondisi
khusus sebelum jadwal pertemuan pertama. Pemeriksaan
informasi ini dapat mendorong Anda bertanya secara
spesifik melalui pertanyaan yang mengklarifikasi atau
menyelidiki. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk
mengkaji keterampilan melek huruf pasien (lihat KOTAK
4-2). Karena perlu banyak waktu menyelesaikan formulir
informasi sebelum memeriksa sebagian isi formulir me­
mulai wawancara, Anda harus selalu dengan pasien Anda
untuk memastikan keakuratan.

Pasien akan memiliki kardeks medis di sejumlah tatanan, KOTAK 4.2 Pertimbangan Melek Huruf
termasuk rumah sakit, pusat perawatan jangka panjang, Berdasarkan National Center for Educational Sta-
dan pusat rehabilitasi. Karena perkembangan penggunaan tistic, secara kasar sebanyak 22% orang dewasa
catatan medis elektronik (electronic medical records, EMR), di Amerika Serikat memiliki keterampilan melek
menjadi sangat lazim bagi klinisi untuk memiliki akses huruf yang minimal. Satu dari tujuh orang dewasa
terhadap sejumlah informasi tentang setiap pasien Amerika Serikat memiliki kesulitan yang besar den-
termasuk kunjungan terakhir ke fasilitas, hasil pemeriksaan gan keterampilan membaca ketika ia tidak mampu
laboratorium atau pencitraan, medikasi sebelumnya dan mengisi formulir informasi sederhana. Banyak indi-
saat ini, riwayat medis sebelumnya, intervensi yang telah vidu mencari cara untuk menutupi fakta bahwa me­
dilakukan sejauh ini, dan asesmen penyedia asuhan reka tidak dapat membaca atau memahami formu-
kesehatan lain. Baik format kertas atau elektronik, jika lir. Mereka dapat mengosongkan formulir tersebut
terdapat catatan medis pasien Anda harus memeriksanya dan mengatakan kepada Anda, “kacamata saya
untuk semua informasi yang berhubungan sebelum tertinggal”, atau “saya akan mengisinya dirumah
bertemu pasien. Pemeriksaan informasi ini dapat dan mengembalikannya”. Mereka akan mengisi
membantu membuat rencana wawancara Anda atau dapat formulir secara acak berdasarkan pada beberapa
membantu mengindetifikasi kemungkinan hambatan kata yang dapat mereka pahami. Individu yang
yang dijumpai. Pertimbangkan contoh berikut. memiliki masalah membaca juga dapat menjawab
Seorang pasien masuk ke fasilitas perawatan akut setelah tidak terhadap pertanyaan ya/tidak pada formulir.
jatuh dari tangga rumahnya, mengalami beberapa fraktur
dan laserasi. Anda dijadwalkan untuk mengevaluasi pasien Data dari Stats and Resources. National Institute for Literacy. Tersedia
ini dengan tujuan menentukan apakah diperlukan alat dari www.caliteracy.org/nil. Diakses pada April 28, 2012; dan White
bantu untuk membantunya berjalan dan apakah pasien S. Assessing the Nation’s Health Literacy. Tersedia di www.ama-assn.org/
aman untuk kembali ke rumah. Sebelum masuk ke resoruces/doc/ama-foundation/hl_report_2008.pdf. Diakses April 22,
ruangan pasien, Anda memeriksa EMR dan menemukan 2012.
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 45

Observasi Pasien Meminimalkan gejala dapat merupakan tanda pe­


nyang­kalan, defisit kognitif, atau usaha untuk kembali ke
Salah satu hal yang paling penting untuk diingat adalah
fungsi sebelum siap secara fisik. Gejala yang berlebihan
observasi yang tajam dimulai ketika Anda pertama kali
dapat mengindikasikan adanya komponen biopsikososial
melihat pasien—sebelum terjadi perkenalan. Hal ini
atau dapat menjadi tanda mencari perhatian atau perilaku
terjadi dalam hitungan detik atau menit, bergantung pada
pura-pura sakit.12,13 Pada kedua kasus ini, observasi awal
tatanan klinis. Pada tatanan klinis perawatan akut, pasien
Anda dapat memiliki informasi yang berguna tentang
harus diobservasi saat Anda masuk ruangan rumah sakit:
tingkat nyeri dan disfungsi aktual versus yang ditunjukkan.
apakah pasien sedang tidur, tidak nyaman, tersenyum,
Anda sangat dilarang menyimpulkan dan perilaku yang
kecewa, berkunjung bersama keluarga? Pada tatanan klinis
diobservasi awal, tetapi dengan observasi yang berbeda
rawat jalan, pasien dapat diobservasi di ruang tunggu
harus digali lebih lanjut.
(lihat GAMBAR 4-2): apakah pasien duduk, memilih
untuk berdiri, relaks, melihat jam, melangkah? Observasi
awal ini dapat berguna untuk berbagai alasan. Anda Menyapa Pasien
mendapat beberapa pengetahuan dasar terkait kondisi
“Senyum itu bebas dan pengembalian pada investasi Anda dapat ber-
emosi pasien, tingkat nyeri, hubungan dengan anggota
makna”.
keluarga, dan sikap pasien. Juga penting untuk menentukan
apakah observasi pra-perkenalan konsisten dengan mani­ Sapa pasien dengan kontak mata bersahabat, ter­senyum,
festasi pasien selama pemeriksaan. Pasien dapat menunjuk­ dan menjulurkan tangan. Kebanyakan pasien lebih
kan perbedaan ketika mereka tahu bahwa mereka diobser­ memilih untuk disapa dengan berjabat tangan, tetapi satu
vasi. Pertimbangkan contoh berikut ini. studi menunjukkan sebesar 18% orang dewasa Amerika
• Seorang atlet kampus mengalami ansietas untuk Serikat tidak berjabat tangan.14 Anda didorong untuk
kembali ke olahraga yang digeluti dapat mengalami memperoleh tanda dari pasien; apakah ia tampak ingin
nyeri yang nyata dan mengalami kesulitan untuk “menguncangkan” atau bersalaman dengan Anda, terima
nyaman di ruang tunggu, tetapi dengan keberadaan preferensi tersebut dan lanjutkan dengan perkenalan
Anda ia dapat berusaha untuk menutupi nyeri dan Anda. Secara budaya, berjabat tangan diterima secara luas
sebisa mungkin menormalkan semua gerakannya sebagai penyapaan formal di seluruh dunia, tetapi jika
sehingga Anda akan “bebas” mengizinkan mereka pasien atau keluarga pasien memulai jenis sapaan yang
untuk bermain. berbeda, tiru tindakan pasien.
• Seorang wanita yang tidak puas dengan pekerjaannya Secara verbal, pembukaan harus mencakup sapaan
dapat diobservasi mudah bergerak di ruang tunggu umum (mis., “Helo”, “Selamat siang”) dan nama pasien.
dengan sedikit hingga tidak ada bukti nyeri. Akan Meskipun beberapa sumber menyarankan menggunakan
tetapi, dengan keberadaan Anda, ia dapat menunjuk­ nama formal pasien15-17 (Bapak Jones atau Ibu Smith),
kan kesulitan yang nyata dengan gerakan dan me­ studi terbaru menunjukkan bahwa 50-80% pasien lebih
nunjukkan perilaku nyeri berlebihan dengan harapan memilih dipanggil dengan nama pertamanya dan kurang
mengurangi tugas pekerjaannya selama beberapa
hari.

GAMBAR 4-2 Apa kesan observasi Anda pada individu


di ruang tunggu ini?
46 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

dari 20% lebih memilih gelar dan nama panggilan.14,18 frase perkenalan akan sebagai berikut: “Nama saya Susan,
Untuk meminimalkan kesempatan menyerang pasien, dan saya merupakan mahasiswa fisioterapis. Saya akan
disarankan agar Anda menggunakan nama pertama dan bekerja/merawat Anda”, atau “nama saya John Baker dan
terakhir pasien dalam sapaan awal jika pada area privat saya intern fisioterapis yang akan bekerja/merawat Anda”.
(lihat KOTAK 4-3). Hal ini juga menegaskan bahwa Anda Hal tersebut penting sekali agar pasien tahu bahwa profesi
berbicara ke pasien yang tepat! Jika Anda tidak yakin cara Anda adalah fisioterapi dalam tatanan yang mempekerjakan
mengucapkan nama pasien, dengan sopan minta pasien banyak pekerja asuhan kesehatan yang berbeda. Dalam
mengejanya untuk Anda. Ketika pasien menyebutkan waktu satu hari, pasien di tatanan perawatan akut dapat
namanya, tunjukkan bahwa Anda memahaminya dengan bertemu dengan dokter (dan sejumlah residen atau
mengulangnya. Pada titik ini paling tepat untuk mahasiswa kedokteran jika tatanan merupakan rumah
menanyakan, “Anda paling suka dipanggil apa?” atau “Apa sakit pendidikan), beberapa perawat, fisioterapis, terapis
nama panggilan yang Anda sukai?” okupasi, patologis bicara-bahasa, dan pekerja sosial.
Setelah perkenalan formal, sedikit berbincang
Berjabat Tangan Akomodatif Jika pasien tidak dapat menggunakan mungkin dapat dilakukan dan dapat membantu membina
lengan kanan untuk berjabat tangan, ia dapat menjulurkan tangan kiri; hubungan dengan pasien dan pemberi asuhan jika ada.17
genggam seperti Anda menggenggam tangan kanan. Jika pasien berusaha Beberapa contoh mungkin berupa membuat komentar
untuk mengangkat tangan kanan tetapi tidak mampu, Anda dapat positif tentang pakaian atau perhiasan yang dikenakan
menggenggam lengan kanan pasien secara lembut dan letakkan tangan pasien, memuji tim olahraga yang ada di topi pasien,
Anda pada pasien untuk menyelesaikan jabatan tangan. Pilihan lain jika membicarakan berita terbaru (yang tidak kontroversial),
pasien tidak dapat menaikkan tangan kanan (asumsikan pasien meng- atau mengomentari cuaca. Terkadang beberapa kalimat
inginkan keterbukaan terhadap sentuhan fisik selama penyapaan) adalah tersebut dapat membantu “memecah kedinginan suasana”
meletakkan tangan Anda pada lengan atas atau bahu pasien. bagi Anda dan pasien.
Menanyakan apakah pasien pernah berhubungan/
Ketika Anda tahu cara memanggil/menyapa pasien,
dirawat fisioterapis juga penting. Banyak orang tidak
kemudian sebutkan nama Anda. Sebagai mahasiswa, cara
familier dengan profesi ini dan tidak tahu apa yang
memperkenalkan diri bergantung pada tatanan, tetapi
diharapkan. Beberapa mungkin sedikit ketakutan. Jika
Anda tidak boleh lupa menye­butkan bahwa Anda adalah
pasien tidak pernah dirawat/bekerja sama dengan fisio­
fisioterapis yang memiliki surat izin. Beberapa fasilitas
terapis sebelumnya, menjelaskan profesi ini secara singkat
akan lebih suka Anda menye­ but diri sendiri sebagai
pada kunjungan awal dapat menenang­kan pasien (dan
mahasiswa fisioterapis se­dang­kan fasilitas lain dapat lebih
terkadang anggota keluarga).
menyukai istilah intern fisioterapi. Dengan demikian,

ISI WAWANCARA
KOTAK 4.3 Menggunakan Nama Lengkap Pasien
di Area Publik GAMBAR 4-3 mengilustrasikan tema utama dan kategori
wawancara pasien. Terdapat tiga tema luas yang ke­banyak­
Di area publik, seperti ruang tunggu rawat jalan, an terdapat dalam kategori wawancara.
sering kali diangap pelanggaran privasi untuk me- 1. Informasi relevan tentang pasien dan kondisi saat ini
manggil nama lengkap pasien. Nama lengkap di­ 2. Informasi relevan tentang riwayat pasien
lindungi Protected Health Information (PHI) dibawah 3. Informasi relevan tentang hidup pasien dan ling­
Health Insurance Portability and Accountability Act kungan tempat tinggal pasien
(HIPAA). Dengan demikian, banyak fasilitas telah
Camkan penggunaan istilah “relevan”. Semua infor­
mengganti cara mereka memanggil pasien di ru-
masi yang mungkin dapat Anda kumpulkan, apa yang
ang tunggu, seperti hanya menggunakan nama
Anda cari/lihat adalah data yang dapat membantu Anda
pertama, atau nama pertama dan tengah atau mini-
mengembangkan gambaran yang sangat jelas tentang
mal inisial. Anda didorong untuk mempertahankan
situasi pasien saat ini dan membuat keputusan secara cepat
privasi pasien ke derajat tertinggi yang mungkin
dan derajat yang dapat diperbaiki pasien. Selain itu, ketika
dilakukan, tanpa mempertimbangkan tatanan, dan
informasi telah dikumpulkan pada semua kategori yang
menyesuaikan dengan semua kebijakan fasilitas.
tepat, wawancara diakhiri dengan pengkajian verbal
Data dari U.S Departement of Health and Human Services. Summary of sistem, kaji tujuan pasien untuk fisioterapi, dan rangkuman
the HIPAA Privacy Rule. Health Information Privacy. Tersedia di www.hhs. ringkas wawancara.
gov/ocr/privacy/hipaa/understanding/summary/index.html. Diakses Dalam tema yang tercakup ini adalah kategori
pada 6 Juli 2012.
wawancara (diadaptasi dari Guide to Physical Therapist
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 47

Demografis
Umum

Kondisi Saat Ini/


Keluhan Utama
Informasi Relevan:
Kondisi Saat ini
Obat

Pemeriksaan Laboratorium
dan Diagnostik

Kejadian Sebelumnya
Tentang Kondisi

Rangkuman Wawancara
Saat Ini

Evaluasi Sistem

Tujuan Pasien
Wawancara Awal Informasi Relevan:
Riwayat Medis/Bedah
Pasien Riwayat Pasien

Riwayat Medis Keluarga

Lingkungan Fisik/
Sumber yang Tersedia

Pekerjaan/Kerja
(Kerja/Sekolah/Bermain)

Informasi Relevan: Rekreasi dan


Hidup dan Lingkungan Aktivitas Sosial
Tempat Tinggal

Aktivitas dan Partisipasi


Saat Ini dan Sebelumnya

Status Kesehatan Umum:


Kesehatan dan
Kebiasaan Sosial

GAMBAR 4-3 Tema dan kategori utama wawancara pasien.


Diambil dari Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria, VA: American Physical Therapy Association; in press; dan Guide to Physical Therapist
Practice. 2nd ed. Alexandria, VA: American Physical Therapy Association; 2003.
48 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Practice19,20). Kebanyakan kategori ini juga memiliki pasien yang baru saja menjalani artroplasti pinggul total.
subkategori, yang dijelaskan dan didiskusikan di bagian Infor­masi ini dapat berperan penting dalam menen­tukan
berikut ini. Kategori ini ditampilkan dengan cara yang apakah pasien dapat kembali ke rumah secara aman atau
logis untuk banyak pasien. Anda dapat merasa bahwa apakah perlu dirawat sebentar di fasilitas subakut. Untuk
instruksi ini tidak sesuai dengan Anda, atau tidak sesuai pasien yang sama ini, kurang penting untuk mempelajari
dengan jenis pasien tertentu. Anda akan menemukan
secara pasti bahwa pasien mengikuti instruksi logis mereka
KOTAK 4.4 Skema Tema dan Kategori
dalam mendiskusikan hal; sedangkan “pekerjaan/
Wawancara Awal Pasien
kebutuhan kerja” dapat diletakkan terakhir dalam rencana
wawancara Anda, pasien mungkin mulai mendiskusikan Tema 1: Informasi Relevan Tentang Pasien dan
hal ini seiring perjalanan. Pada kebanyakan segi fisioterapi, Kondisi Saat Ini
mengem­­­­­­­­­bangkan kemampuan Anda untuk meng­ >> Demografi umum
adaptasikan rencana Anda untuk setiap pasien penting »» Usia/jenis kelamin
dilakukan. »» Ras/etnis
Akibat penjelasan dan contoh yang panjang/banyak »» Bahasa
yang diberikan, mungkin akan kesulitan untuk mengikuti »» Pendidikan
sekuensi wawancara seperti yang ditampilkan sepanjang >> Kondisi saat ini/keluhan utama
Anda mempelajari sisa bab ini. Dengan demi­kian, Anda »» Penjelasan kondisi saat ini
diminta untuk melihat ke skema dasar yang ditampilkan »» Penjelasan umum
di KOTAK 4-4 untuk membantu Anda mempertahankan »» Mekanisme awitan/cedera
pemahaman yang jelas tentang “dimana Anda” dalam »» Gejala
sekuens tersebut. • Lokasi
Kategori pertanyaan yang Anda gunakan untuk • Penjelasan/Deskripsi
semua pasien akan bergantung pada diagnosis mereka, • Intensitas
kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan Anda, • Perilaku
tujuan sesi, apa yang telah Anda ketahui tentang pasien, »» Gejala terkait
dan waktu yang tersedia untuk melakukan wawancara. »» Intervensi saat ini
Beberapa wawancara akan berlangsung lama dan terperinci >> Obat
sedangkan wawancara lainnya dapat berlangsung singkat >> Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
dan terfokus. Bagaimanapun juga, setiap pertanyaan yang
Anda ajukan harus memiliki tujuan dan tidak boleh Tema 2: Informasi Relevan Tentang Riwayat
ditanyakan singkat seperti pada formulir pemeriksaan Pasien
Anda. Hal ini mungkin akan sulit pada awalnya, tetapi >> Riwayat sebelumnya tentang kondisi saat ini dan
seiring dengan waktu dan praktik Anda akan mempelajari intervensi sebelumnya
cara membuat keputusan terpelajar dan logis tentang >> Riwayat medis/pembedahan sebelumnya
pertanyaan yang dapat dihilangkan (atau disimpan untuk >> Riwayat medis keluarga
pertemuan berikutnya).
Tema 3: Informasi Relevan Tentang Hidup dan
Menggunakan sistem “prioritas/mungkin dilakukan/
Lingkungan Tempat Tinggal Pasien
tidak berguna” (atau semua sistem pengambilan keputusan
>> Lingkungan fisik dan ketersediaan sumber
yang Anda sukai) mungkin membantu ketika Anda
>> Pekerjaan (pekerjaan/sekolah/bermain)
mempelajari proses menentukan mana pertanyaan yang
>> Rekreasi dan aktivitas sosial
akan diajukan dan mana yang tidak diajukan. Proses
>> Aktivitas dan partisipasi saat ini dan sebelumnya
pengambilan keputusan yang serupa akan diperkenalkan
>> Status kesehatan umum; kesehatan dan ke-
untuk kategori pemeriksaan dan tindakan di Bagian II
biasaan sosial
buku ini. Dengan mengetahui diagnosis atau kondisi
pasien secara singkat, dikombinasikan dengan tatanan Komponen Akhir Wawancara Pasien
tempat wawancara ber­ langsung, dapat memungkinkan >> Pemeriksaan verbal sistem
Anda untuk mulai mem­buat keputusan tentang kategori >> Tujuan pasien untuk fisioterapi
yang akan menjadi prioritas dan kategori yang tidak >> Ringkasan wawancara
berguna. Misalnya, penting untuk mempelajari lingkungan
rumah dan ketersediaan sumber ketika mewawancarai Diambil dari Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria, VA:
American Physical Therapy Association; in press; dan Guide to Physical
Therapist Practice. 2nd ed. Alexandria, VA: American Physical Therapy
Association; 2003.
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 49

tentang kebiasaan sosial mereka, riwayat medis keluarga,


atau riwayat medis/pembedahan yang lama.
Berikut ini merupakan penjelasan kategori dan Kapan demografi umum merupakan
subkategori wawancara, termasuk rasional yang mungkin PRIORITAS:
Anda gunakan untuk mencantumkan setiap kategori
individual, dan juga contoh pertanyaan. Pahami bahwa Selalu perlu untuk mengkonfirmasi tanggal lahir dan
pada banyak tatanan rawat jalan sejumlah informasi ini jenis kelamin pasien. Hal tersebut juga merupakan pe­
dapat dikumpulkan melalui formulir yang diselesaikan rintah agar Anda mampu berkomuni­ kasi dengan
pasien sebelum janji pertama mereka. Memiliki informasi pasien; dengan demikian, jika bahasa men­ jadi
ini sebelum bertemu pasien dapat membantu me­man­du hambatan, hal ini harus diketahui. Kedalaman yang
wawancara dan mengeliminasi beberapa pertanyaan yang dapat Anda gali tentang ras/etnis dan tingkat pendidikan
tidak penting. Setiap fasilitas akan memiliki bentuk yang dapat sangat perlu dipertimbangkan.
berbeda, dan beberapa akan sedikit panjang/banyak,
lainnya akan singkat. Selain itu, seperti yang disebutkan
sebelumnya, sejumlah pasien mungkin tidak memahami dan terkadang kebutuhan fasilitas untuk menegaskan
pertanyaan pada formulir dan berisiko mengisi formulir identitas pasien. Respons pasien terhadap pertanyaan ini
tersebut secara tidak akurat. Kare­ na alasan ini Anda juga dapat memberi Anda tanda awal tentang status
diminta untuk mempraktikan se­luruh wawancara pasien kognitif pasien. Jika ia berusaha untuk mengingat tanggal
karena Anda mempelajari keterampilan yang sangat ini, Anda harus membuat catatan mental untuk
penting ini sehingga dapat mengembangkan rasa yang menyelidiki lebih lanjut dalam asesmen kognitif. Selain
baik tentang jenis pertanyaan apa yang penting untuk itu, cara pasien merespons pertanyaan terbuka ini dapat
setiap jenis kondisi atau pasien. Selain itu, wawan­cara memberikan indikasi tentang kebutuhan untuk mengubah
merupakan kesempatan Anda untuk membuat hu­bung­an volume dan mempercepat bicara Anda atau lingkungan
yang erat dengan pasien Anda; hal ini didapat melalui sekitar. Jika pasien memiliki masalah dalam mendengar
percakapan yang dalam dan menyenangkan, tidak melalui Anda, ia dapat menurunkan kepala agar telinga yang lebih
formulir wawancara. baik dalam mendengar lebih dekat dengan Anda. Pada
Anda akan menyadari bahwa “nyeri” merupakan kasus ini, Anda mungkin perlu berbicara lebih kencang
fokus utama untuk banyak penjelasan dan pertanyaan. atau berpindah ke area yang lebih tenang. Jika pasien
Hal ini karena nyeri merupakan salah satu alasan utama tampak bingung atau tampak meng­ alami masalah
pasien mencari asuhan/perawatan dari fisioterapi. Akan mengikuti pertanyaan Anda, Anda mungkin perlu
tetapi, kebanyakan pertanyaan yang diberikan dapat memperlambat bicara atau memperbaiki artikulasi kata
diterapkan untuk gangguan lain atau dengan mudah di­ Anda.
tanyakan untuk mencari tahu masalah spesifik pasien. Ras (berkaitan dengan biologi) dan etnis (berkaitan
Seberapa lazim Nyeri? Hidrokodon, pereda nyeri narkotik, meru-
dengan keturunan, budaya, nasionalitas, bahasa, atau
pakan medikasi yang paling sering diprogramkan di Amerika Serikat pada
kombinasi karakteristik ini)22 mungkin penting ketika
lebih dari 131 juta resep per tahun. Pereda nyeri narkotik secara utuh
mempertimbangkan prevalensi penyakit dan juga pre­
merupakan kelas obat yang paling sering diprogramkan di urutan ketiga di
feren­si budaya. Jika bahasa utama pasien bukan bahasa
Amerika Serikat (dibawah regulator lipid dan antidepresan).21
yang mudah Anda pahami, Anda harus mencari penerje­
mah (lihat Bab 2 untuk informasi tentang penerjemah).
Tingkat pendidikan pasien mungkin tidak selalu menjadi
bukti, tetapi Anda harus megetahui bahwa sekitar 15%
Tema 1: Informasi Relevan Tentang orang dewasa di Amerika Serikat tidak menyelesaikan
Pasien dan Kondisi Saat Ini SMA dan sekitar 6% tidak menyelesaikan tingkat
delapan.23 Dengan demikian, teknik komunikasi yang
Demografi Umum Anda gunakan harus memastikan bahwa pasien memahami
Kategori ini meliputi usia, jenis kelamin, ras/etnis, bahasa pertanyaan yang diajukan selama wawancara. Selain itu,
utama yang diucapkan, dan tingkat pendidikan pasien. semua hal yang diberikan kepada pasien dalam bentuk
Sering kali diberikan tanggal lahir dan jenis kelamin pasien tertulis harus diberikan di tingkat tujuh atau dibawahnya.24
dari kardeks atau paperwork yang didapat dari pasien,
Anda. Bertanya “Dapatkan Anda menyebutkan tanggal Contoh pertanyaan:
lahir Anda?” merupakan pertanyaan terbuka yang mudah • “Dapatkah Anda menyebutkan tanggal lahir Anda?”
50 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

• “Apakah ada perihal budaya, keyakinan, atau latar­ Perpindahan alami terhadap penjelasan kondisi
belakang Anda yang perlu saya ketahui sebelum kita adalah pertanyaan tentang cara/bagaimana dan kapan
mulai wawancara?” kondisi mulai terjadi. Hal ini dianggap mekanisme cedera
atau mekanisme awitan. Sering kali, satu insidens tertentu
atau serangkaian insidens terkait dapat menjelaskan ada­
Kondisi Saat Ini atau Keluhan Utama nya kondisi saat ini. Contohnya berupa kecelakaan ken­
Kategori pertanyaan ini dapat menghabiskan sebagian besar dara­an bermotor, ledakan terus menerus pada turnamen
waktu wawancara Anda, bergantung pada diagnosis pasien. olahraga, mengangkat benda berat, infark miokard, atau
Keluhan utama merupakan alasan pasien agar dievaluasi perselisihan dengan orang lain. Pada kasus ini, pada saat
oleh fisioterapis. Jika praktisi medis (biasanya dokter) yang sama Anda sebaiknya tetap mendapatkan penjelasan
merujuk pasien ke fisioterapi, keluhan utama sebaiknya yang lengkap tentang kejadian yang memicu, tanggal dan
diarahkan secara langsung yang berkaitan dengan diagnosis alasan awitan telah ada. Kondisi yang memiliki awitan
yang disediakan bersama rujukan. Jika terdapat perbedaan tiba-tiba—yaitu, awitan yang tidak memiliki penjelasan
antara apa yang ditulis dalam rujukan dan apa yang yang masuk akal—sering kali memerlukan pemeriksaan
dilaporkan pasien sebagai masalah utama maka hal ini harus yang lebih menyeluruh. Terkadang pertanyaan yang
diklarifikasi sebelum melakukan wawancara untuk alasan dilakukan secara hati-hati tidak dapat mengungkap satu
profesional, hukum, dan peng­gantian biaya. Karena hal ini atau lebih faktor penyebab yang potensial. Misalnya,
bukan merupakan masalah dengan pasien yang datang pasien dapat melaporkan bahwa ia tidak tahu alasan
sendiri di tatanan akses langsung, mendapatkan penjelasan terjadinya awitan nyeri leher dan sakit kepala yang mulai
keluhan utama secara spesifik dan terperinci penting untuk terjadi beberapa minggu sebelumnya. Akan tetapi,
memfokuskan wawancara dan pemeriksaan fisik setelahnya. penyelidikan spesifik mengungkapkan bahwa ia mendapat
Tidak jarang pasien memiliki lebih dari satu keluhan komputer baru di tempat kerja dua bulan sebelumnya,
utama. Jika hal ini yang terjadi, Anda harus meminta dan tinggi monitor membuatnya bungkuk dan
pasien untuk memprioritaskan kondisi yang menjadi memindahkan kepalanya kedepan. Meskipun hal ini tidak
masalah karena seringkali sedikit sulit untuk mengetahui sepenuhnya menjelaskan alasan terjadinya awitan, tetapi
secara efektif lebih dari satu kondisi pada satu kunjungan permulaan yang bagus untuk memulai penyelidikan.
awal. Akan tetapi, pahami bahwa pasien mungkin hanya
membayar untuk satu kali pemeriksaan awal per kondisi Contoh pertanyaan tentang mekanisme awitan:
perawatan kecuali hal tersebut dapat ditetapkan secara Untuk kondisi dengan alasan yang diketahui penyebab
jelas bahwa terdapat dua diganosis terpisah. awitan:
• “Dapatkah Anda menjelaskan kapan dan bagaimana
Penjelasan Kondisi Saat Ini permulaan nyeri (atau lainnya)?”
Penjelasan umum tentang keluhan utama harus dicari • “Dapatkah Anda memberi tahu saya secara terperinci
melalui pertanyaan open-ended, memungkinkan pasien tentang bagaimana Anda mengalami cedera?”
menjelaskan masalah secara lengkap dengan kata-kata • “Dapatkah Anda bercerita tentang kecelakaan
mereka sendiri. Mulai dengan pertanyaan tertutup (closed- tersebut?”
ended), terutama hindari pertanyaan yang memim­ pin. Untuk kondisi dengan alasan yang tidak diketahui:
Contoh yang harus dihindari mencakup, “Jadi, Anda • “Dapatkah Anda memikirkan alasan mengapa masa­
datang ke fisioterapi untuk nyeri bahu kiri?” atau “Mmm lah ini mulai terjadi?”
saya akan membantu Anda dengan beberapa masalah ke­ • “Apakah terjadi perubahan dalam hidup atau kerja
seimbangan, betul tidak?” Dengarkan untuk semua Anda disekitar permulaan masalah terjadi?”
respons emosi yang memuncak ketika pasien menjawab • “Apakah Anda memiliki penyakit, jatuh, atau kece­
pertanyaan terbuka ini, karena hal ini mungkin menjadi lakaan dalam waktu sebulan atau dua bulan sebelum
indikasi keterlibatan biopsikososial atau stres atipikal yang masalah mulai terjadi?”
terjadi akibat kondisi saat ini. • “Apakah nyeri (atau lainnya) dimulai tiba-tiba atau
lambat setelah lebih dari beberapa hari/minggu?”
Contoh pertanyaan pembuka
• “Apakah Anda ingat apa yang sedang Anda lakukan
• “Mohon beri tahu saya apa yang membuat Anda ketika Anda pertama kali merasakan nyeri (atau
berkunjung ke fisioterapi saat ini”. lainnya)?”
• “Dapatkah Anda memberitahu saya alasan dokter
Ketika pasien telah mengizinkan untuk membagi/
mengirim Anda ke fisioterapi?”
menceritakan alasan utamanya mencari perawatan fisio­
• “Apa saja masalah yang dapat saya bantu di fisio­
terapi, dan mekanisme awitan telah ditetapkan/dibuat,
terapi?”
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 51

Anda dapat mengajukan pertanyaan spesifik terkait lokasi, Contoh pertanyaan tentang penjelasan gejala:
penjelasan, intensitas gejala, dan perilaku. • “Bagaimana Anda menjelaskan nyeri yang Anda
Lokasi terkadang sedikit nyata, seperti saat kondisi alami (atau gejala lain)?”
pascabedah atau sprain ligamen. Terkadang diperlukan »» Tindak lanjut diperlukan: “Apakah tajam
penyelidikan lebih lanjut. Jika poin rujukan dokter hanya (berhenti), tumpul, sangat nyeri, nyeri pantul,
pada area tubuh hal ini harus diklarifikasi karena rujukan nyeri tertusuk, nyeri seperti terbakar?” (diam
ini mungkin sedikit ambigu. Misalnya, diag­nosis “nyeri sebentar setelah setiap istilah memungkinkan
bahu” sebenarnya dapat berupa nyeri di area skapula; pasien untuk menjawab pertanyaan)
“nyeri punggung” dapat merujuk ke punggung atas, • “Kata atau gambaran apa yang dapat menjelaskan
tengah, atau bawah. Terdapat banyak contoh kondisi yang apa yang Anda rasakan?”
berkaitan dengan fisioterapi yang tidak mudah melokalisasi
Diagram tubuh (lihat GAMBAR 4-4) terkadang
ke bagian tubuh. Misalnya berupa penurunan kondisi
berguna untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi
setelah infark miokard, defisit keseimbangan akibat
dan penjelasan keluhan utama pasien. Manfaat diagram
disfungsi sistem vestibular, atau kelemahan akibat MS.
tubuh sangat bergantung pada pasien dan tatanan. Jika
Dengan demikian, seraya melokalisasi keluhan utama
digunakan, diagram ini harus dipelajari secara verbal
yang sering kali didapat, hal ini tidak selalu menjadi kasus.
bersama pasien untuk memastikan bahwa Anda memiliki
Contoh pertanyaan tentang lokasi gejala: pemahaman yang baik tentang gejala pasien.
Intensitas gejala membantu untuk mengindikasikan
• “Mohon beri tahu dimana sakitnya (gejala lain)”.
keparahan kondisi pasien. Meskipun sejumlah gejala dapat
• “Dapatkah Anda menunjukan tempat yang sakit
diberi peringkat dalam derajat intensitas (seperti sesak
(atau lainnya)?”
napas, keletihan, atau kelemahan), paling umum untuk
• “Apakah nyeri yang dirasakan (atau lainnya) ber­
menjelaskan intensitas nyeri. Sangat penitng agar Anda
pindah ke area lain?”
menyadari bahwa nyeri, dan keparahan nyeri, bersifat
Mendapatkan penjelasan yang baik tentang kondisi subjektif.13,25 Seluruh buku menuliskan tentang fisiologi
saat ini terkadang menarik bagi klinisi baru. Penting untuk dan psikologi nyeri, dan dengan demikian penjelasan
mengetahui bagaimana pasien menjelaskan gejala­nya. Jika lengkap tentang topik ini diluar lingkup buku ini. Akan
pasien mengalami nyeri, jenis nyeri dapat sangat diberitahu tetapi, memahami bahwa banyak faktor yang saling terkait
berdasarkan sumbernya.24 Nyeri “yang sangat” sering kali yang memengaruhi persepsi nyeri pasien dan juga makna
berasal dari otot; nyeri “seperti terbakar” sering kali berasal personal yang berkaitan dengan nyeri.25 Tiga alat asesmen
dari saraf atau otot; nyeri “lembut” atau “ringan” sering intensitas nyeri yang paling umum adalah Numerical
kali disebabkan oleh iritasi akar saraf. Nyeri sangat sulit Rating Scale (NRS), Visual Analog Scale (VAS), dan verbal
untuk dijelaskan bagi beberapa orang, sehingga jika pasien Rating Scale (Lihat KOTAK 4-5).26 Tanpa mempertim­
mengalami kesulitan, mungkin tepat untuk menawarkan bang­kan sistem yang digunakan untuk menentukan inten­
beberapa deskriptor untuk melihat mana yang pantas/ sitas gejala pasien, disarankan agar Anda juga mendapatkan
cocok. Misalnya, tajam, tumpul, sangat nyeri, nyeri seperti informasi tentang rentang nyeri. Yaitu, intensitas ketika
terbakar, nyeri pantul, nyeri seperti tertikam, nyeri seperti pasien mengalami nyeri yang singkat dan nyeri yang
ditusuk, dan nyeri seperti ditembak. sangat/hebat. Nyeri yang berasal dari muskuloskeletal
Deskriptor lain biasanya sama penting. Kebas, ke­ berubah sepanjang hari dan dengan aktivitas atau gerakan.
semutan, atau kelemahan yang terlokalisasi dapat meng­ Jika nyeri pasien tidak pernah berubah, hal ini
indikasikan kompresi saraf perifer. Sensasi dingin dapat menyebabkan diperlukannya penyelidikan lebih lanjut.12
terjadi akibat kurangnya aliran darah, sedangkan sensasi
panas dapat mengindikasikan inflamasi atau infeksi ter­ Tips Klinis Jika menggunakan verbal numerical rating scale, pastikan
lokalisasi. Bunyi klik, bunyi yang keras, atau bunyi meletus untuk menggunakan nilai 0-10. Beberapa klinisi menggunakan skala 1-10,
dalam sendi dapat mengindikasikan disfungsi tendon atau tetapi hal ini gagal memberikan pasien terhadap pilihan tidak mengalami
ligamen. Sendi yang “terperangkap” mungkin akibat nyeri.
robek­an kartilago, Loose body, atau ketidaksejajaran sendi. Penentuan awal tentang gejala pasien saat ini dan
Kelemahan atau keletihan umum tanpa disertai pola yang rentang intensitas gejala pasien akan memberi Anda
jelas dapat mengindikasikan disfungsi kardiovaskular. pandangan tentang seberapa luas dan giat pemeriksaan
Intinya adalah, semakin baik pasien dapat menjelaskan fisik yang akan dilakukan. Kebanyakan pemeriksaan
keluhan utama yang dialaminya maka semakin banyak fisioterapi meminta pasien untuk sedikit bergerak dan
tanda yang akan Anda dapat terkait kemungkinan sumber menunjukkan posisi yang menghasilkan gejala yang
masalah sehingga mengarahkan ke hipotesis yang lebih menimbulkan masalah. Jika pasien memulai sesi dengan
spesifik yang dapat diuji. melaporkan intensitas nyeri (atau gejala lain) berada pada
8 dari 10 (dengan rentang 7-9/10), dan penilaian ini
52 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Tandai semua pada tubuh Anda yang merasakan


sensasi menggunakan simbol berikut.

Nyeri
Kebas Kesemutan Nyeri Lainnya
Ringan

Kiri Kanan Kanan Kiri

GAMBAR 4-4 Contoh diagram tubuh untuk identifikasi lokasi dan penjelasan gejala.

tampak sesuai dengan manifestasi pasien, pemeriksaan pereda nyeri yang kuat, kehati-hatian yang lebih banyak
fisik mungkin perlu dibatasi sehingga tidak memicu nyeri mungkin diperlukan tanpa mempertimbangkan intensitas
yang lebih hebat. Selain itu, penting untuk mencatat jika pemeriksaan fisik jika dibandingkan dengan skala yang
skala nyeri yang diberikan pasien yang dipengaruhi oleh sama diberikan pasien yang tidak mendapat obat.
obat. Jika pasien menyatakan bahwa nyeri yang ia rasakan
saat ini berada di 3 dari 10 setelah satu jam mengonsumsi

KOTAK 4.5 Alat Asesmen Intensitas Nyeri yang Umum

Numerical Rating Scale (NRS)


Ini biasanya menggunakan skala 11 poin (0-10) yang diberikan secara verbal ke pasien disertai penjelasan
berikut ini: “Pada skala 0-10, dengan 0 tidak mengalami nyeri dan 10 merasakan nyeri hebat sehingga perlu
ke rumah sakit, berapa nilai nyeri yang Anda rasakan saat ini (atau paling baik/paling buruk)?”
Visual Analog Scale (VAS)
Ini biasanya garis 10 cm dengan jangkar di setiap akhir dengan penjelasan “tidak nyeri” pada satu ujung
dan “nyeri terburuk yang pernah dibayangkan” diujung lain. Pasien diminta untuk memberi tanda lokasi nyeri
yang ia rasakan saat ini (dapat juga digunakan untuk mengindikasikan nyeri terbaik [tidak nyeri] dan nyeri
terburuk dalam periode waktu yang diberikan).

Tidak nyeri Nyeri terburuk yang pernah dibayangkan

Verbal Rating Scale (VRS)


Ini biasanya berupa daftar yang diberikan secara verbal kepada pasien dengan penjelasan “tidak nyeri”,
“nyeri ringan”, “nyeri sedang”, atau “nyeri hebat”.
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 53

Contoh pertanyaan tentang intensitas gejala: jenis intervensi yang dipilih untuk pasien. Misalnya, pasien
yang mengalami nyeri punggung bawah dan tungkai kanan
• Lihat Kotak 4-5.
mengindikasikan bahwa ia mengalami nyeri yang hebat
Perilaku gejala dapat juga sedikit membantu dalam ketika ia duduk di dipan, tetapi gejalanya mereda jika ia
mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi pasien. berdiri dan berjalan. Mengetahui bahwa spina lumbal
Anda harus menentukan apakah gejala yang ditampilkan cenderung fleksi pada postur duduk dengan dipan umum,
bersifat jarang, terkadang, sering, atau konstan. Kecuali tetapi ekstensi (lordosis) pada saat berdiri dan dengan
gejala terjadi secara konstan, terdapat beberapa variabilitas berjalan, klinisi kemungkinan akan mengan­jurkan latihan
dan mengetahui apa yang memengaruhi variabilitas ter­ berbasis ekstensi dan posisi selama intervensi. Serupa
sebut yang dapat memberikan informasi yang bermak­na. dengan hal tersebut, pasien dapat meng­indikasikan bahwa
Pada kasus ini, Anda harus mengeksplorasi perubahan ini ia hanya akan mengalami peredaan nyeri akibat nyeri siku
dengan bertanya tentang faktor yang memicu, faktor yang dengan menggunakan es. Informasi ini akan menunjukkan
mengurangi, dan pola selama 24 jam. bahwa nyeri bersifat inflamasi dengan sumber
Faktor pemicu meliputi posisi, gerakan, aktivitas, muskuloskeletal lokal. Seperti faktor pemicu, Anda harus
atau kondisi (seperti lingkungan dingin atau hangat) yang menentukan lama waktu yang diperlukan untuk
meningkatkan gejala pasien. Memahami faktor ini dapat mengurangi gejala pasien dengan setiap faktor yang
membantu mempersempit kemungkinan sumber disfung­ mengurangi. Gejala yang dapat segera atau cepat mereda
si. Misalnya, seorang pasien yang mengalami nyeri lengan melalui posisi atau intervensi tertentu me­nun­jukkan bahwa
kanan (terutama lengan atas medial dan dua jari terakhir) kondisi mungkin lebih mudah di­selesaikan daripada gejala
melaporkan bahwa nyeri yang dialami semakin memburuk yang memerlukan waktu lama untuk mereda (atau hehjala
ketika membawa baki yang besar pada bahunya saat kerja yang tampaknya tidak memberikan peredaan).27
(ia menunggu meja di restoran). Ketika ia menunjukkan Menanyakan tentang pola 24 jam perilaku gejala
posisi lengannya, klinisi menyadari salah satu yang dapat memberikan informasi yang membantu. Nyeri dan
diketahui sebagai pemicu nyeri pada distribusi saraf ulna, kekakuan sendi yang memburuk di pagi hari dan
tepat di tempat pasien melaporkan nyeri. Dari informasi memerlukan waktu sekitar 45 menit atau lebih untuk
ini, klinisi dapat sangat fokus pada pemeriksaan untuk mereda/menghilang dapat mengindikasikan adanya proses
membuktikan atau mengabaikan teori iritasi saraf ini. inflamasi (seperti artritis reumatoid), sedangkan nyeri
Dengan hal yang sama, pasien terlihat mengalami nyeri sendi yang tidak dialami atau berkurang pada pagi hari
tungkai bawah bilateral dan pembengkakan yang dapat tetapi meningkat dengan aktivitas dapat mengindikasikan
mengindikasikan bahwa nyeri tungkai yang dialami se­ kondisi degeneratif (seperti osteoartitis).28 Gejala kondisi
makin memburuk ketika ia duduk di kursi atau dipan, muskuloskeletal biasanya beragam dengan aktivitas atau
tetapi tidak masalah ketika berbaring. Klinisi baru dapat perubahan posisi dan juga beragam sepanjang hari.5 Jika
mengenali bahwa duduk meletakkan tungkai bawah pada nyeri merupakan gejala utama, semua laporan nyeri yang
posisi bergantung (paralel dengan gaya gravitasi), dan semakin buruk saat malam hari harus dikaji. Nyeri dengan
penurunan sistem pembuluh darah mungkin tidak intensitas yang konstan yang memburuk di malam hari
mampu memompakan darah ke ekstremitas bawah untuk dianggap red flag yang dapat mengindikasikan malignansi
melawan gravitasi. Dengan demikian, pertanyaan lanjutan (lihat KOTAK 4-6).12 Akan tetapi, waktu tidur sering kali
tentang dan pemeriksaan sistem kardiovaskular akan
diinstruksikan. Selain untuk mengetahui faktor pemicu,
Anda juga harus menentukan lamanya faktor tersebut
sebelum muncul gejala untuk setiap faktor pemicu. Hal
ini memberi indikasi tentang iritabilitas kondisi. Jika
pasien melaporkan bahwa perlu waktu dua jam sebelum O
nyeri bahu mulai meningkat, iritabilitas rendah hingga Nyeri paling
minimal
sedang, dan pasien dapat menoleransi pemeriksaan fisik
yang relatif panjang atau penuh semangat. Di lain pihak,
jika pasien mengata­ kan pada Anda bahwa melangkah 18 Kelelahan Kaku 6
sebanyak 3 langkah meningkatkan nyeri lutut secara
dramatis, iritabilitas cukup tinggi dan pemeriksaan fisik
perlu dibatasi.27
Faktor yang meredakan mencakup posisi, gerakan, Nyeri hebat
12
aktivitas, atau pengobatan sendiri yang mengurangi gejala
pasien. Pemahaman tentang faktor ini juga membantu
dalam menentukan sumber masalah dan memengaruhi
54 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Tanda Peringatan Dini Kanker


• “Apakah Anda merasa lebih baik jika beristirahat
KOTAK 4.6
atau jika bergerak?”
Tanda Umum Pola 24 jam:
>> Penurunan berat badan yang tidak diketahui pe- • “Selama sehari; dapatkah Anda menjelaskan bagai­
nyebabnya mana perubahan nyeri (atau gejala lain)?”
>> Keletihan • “Jelaskan nyeri (atau gejala lain) Anda di pagi, siang,
>> Nyeri (nyeri khusus yang disadari memburuk dan sore hari”.
saat malam) • “Apakah kondisi Anda memengaruhi tidur Anda di
>> Demam malam hari?”
>> Perubahan kulit • “Apakah kondisi ini berbeda pada hari bekerja versus
>> Perubahan tanda-tanda vital akhir pekan?”
Tanda Gejala Kanker Tertentu »» Jika ya: “ Jelaskan gejala yang biasa Anda alami
>> Perubahan dalam kebiasaan defekasi atau fung- pada hari kerja dan pada akhir pekan”.
si kandung kemih
>> Luka yang tidak sembuh
>> Bercak putih didalam mulut atau lidah
>> Perdarahan atau rabas yang tidak lazim Ketika informasi tentang kondisi saat
>> Penebalan atau benjolan yang di temukan di pa- ini merupakan PRIORITAS:
yudara atau bagian lain tubuh
Mendapatkan informasi terperinci tentang alasan pa­
>> Indigesti atau kesulitan menelan
sien mencari evaluasi fisioterapis selalu wajib dilakukan,
>> Perubahan kutil atau tahi lalat yang nyata atau
tanpa mempertimbangkan diagnosa atau sistem yang
semua perubahan kulit baru
terlibat. Kedalaman pertanyaan terkait mekanisme
>> Serak atau batuk yang lama
awitan dan penjelasan gejala secara terperinci akan
Data dari American Cancer Society. Sign and Symptoms of Cancer. sangat bergantung pada pasien, tatanan, dan tujuan
Tersedia di www.cancer.org/cancer/CancerBasics/sign-and-symptoms-of kondisi perawatan. Untuk pasien yang mengalami
-cancer. Diakses 7 Juli, 2012; dan Goodman, C., Snyder, T. Screening kondisi yang sangat nyeri, terutama pasien yang tidak
for cancer. In: Differential Diagnosis for Physical Therapist: Screening for
diketahui sumber nyerinya, mengumpulkan informasi
Referral. 5th ed. St. Louise, MO: Elsevier; 2012:487-543.
terperinci ini dari pasien dapat sangat bermanfaat.

ketika individu pada akhirnya menyingkirkan distraksi Gejala Terkait


dalam sehari; nyeri menjadi fokus utama dan mungkin Gejala terkait dapat dianggap sebagai gejala yang menyertai
memburuk ketika sebenarnya tidak berubah sejak awal kondisi medis atau penyakit12, tetapi pasien mungkin
hari/pagi hari. Pertanyaan terfokus dapat membantu tidak mempertimbangkan relevansi atau keterkaitan
membedakan antara nyeri yang memburuk saat malam dengan keluhan utama. Pikirkan contoh berikut.
hari versus nyeri yang tampak memburuk saat malam hari.
Seorang wanita (usia 49 tahun) mengalami obesitas
Contoh pertanyaan tentang perilaku gejala: dirujuk ke fisioterapis untuk nyeri punggung bawah yang
hilang timbul selama satu tahun tanpa diketahui
Faktor pemicu dan faktor yang meredakan: penyebabnya. Ia didiganosa mengalami diabetes tipe 2 10
• “Posisi atau aktivitas apa saja yang tampaknya me­ tahun yang lalu. Di awal wawancara, ia juga menyebutkan
ningkatkan nyeri (atau gejala lain) bagi Anda?” bahwa ia sering mengalami “flu lambung atau keracunan
• “Apakah ada posisi atau aktivitas yang Anda hindari makanan” yang menyebabkan mual, muntah, dan ter­
dalam sehari karena Anda berpikir bahwa posisi atau kadang diare. Klinisi tanggap akan mengenali bahwa nyeri
di punggung bawah antara skapula dan sering mengalami
aktivitas tersebut akan meningkatkan nyeri Anda mual dan diare, bersamaan dengan faktor risiko usia, jenis
(atau gejala lain)?” kelamin, diabetes melitus, dan obesitas dapat mengindika­
• “Apakah Anda menemukan yang dapat menurunkan sikan disfungsi kandung empedu (inflamasi, infeksi, atau
nyeri Anda (atau gejala lain)?” batu empedu).29 Pertanyaan akan diarahkan ke adanya
• “Apakah ada sesuatu yang mengurangi nyeri Anda gejala lain terkait kandung empedu seperti nyeri di
kuadran kanan atas dan/atau bahu kanan, nyeri atau
(atau gejala lain), meskipun nyeri tidak hilang muntah terutama setelah makan atau minum, sering
sepenuhnya?” kembung atau serdawa, dan intoleransi terhadap makanan
• “Apakah nyeri yang Anda rasakan (atau gejala lain) berlemak.29
berbeda ketika duduk versus ketika berbaring?”
(juga: duduk versus berdiri; berbaring versus berdiri)
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 55

Pengenalan kemungkinan masalah terkait gejala Pasien juga mungkin mencoba berbagai hal di
(dan tanda) memerlukan pemahaman yang baik tentang rumahnya sendiri untuk menangani kondisi. Mereka
patologi dan proses diagnosis diferensial. Temuan gejala mungkin mencari berbagai bentuk pengobatan alternatif,
terkait yang tidak mengindikasikan ancaman segera harus membeli peralatan untuk dicoba di rumah, atau mulai
diperhatikan dan akan dicari tahu lebih lanjut di akhir latihan yang direkomendasikan oleh teman atau anggota
wawancara selama pengkajian gejala. keluarga. Penting untuk mengetahui apa saja yang dilaku­
kan pasien sehingga intervensi yang berlawanan tidak
Contoh pertanyaan tentang gejala terkait: dilakukan. Misalnya, seorang pasien dirujuk ke fisioterapi
• Ini merupakan pertanyaan yang mempelajari atau untuk nyeri leher dan punggung atas yang mulai setelah
menyelidiki yang akan secara spesifik berkaitan de­ jatuh dari es/salju. Selama wawancara, pasien mengatakan
ngan kondisi yang ditampilkan pasien atau kondisi bahwa ia mulai melakukan kiropraktor untuk masalah
yang dicurigai pada pasien. yang sama dan terapi tersebut (2 hingga 3 kali seminggu)
terdiri atas manipulasi spina servikal dan toraks. Akan
tetapi, setelah pemeriksaan fisik fisioterapis merasa bahwa
pasien ini perlu intervensi untuk memperbaiki stabilitas
spina servikalnya. Manipulasi spinal sering kali meningkat­
Ketika informasi tentang gejala terkait kan mobilitas spinal, dan dengan demikian, rencana fisio­
merupakan PRIORITAS: terapis dan intervensi kiropraktik akan aneh. Pada titik
ini, pasien harus diedukasi sepenuhnya tentang temuan
Menanyakan tentang gejala terkait biasanya hanya di­ fisioterapis, rasional untuk rencana intervensi fisioterapi,
perlukan dengan adanya gejala yang memiliki awitan dan opini fisioterapis tentang alasan rencana dua intervensi
tiba-tiba atau ketika kondisi medis dicurigai. dapat bertolak belakang. Pasien kemudian harus bebas
memilih untuk hanya melanjutkan perawatan kiropraktik,
atau hanya melanjutkan fisioterapi, atau akan melanjutkan
keduanya.
Intervensi Terkini
Pasien dapat menjalani intervensi untuk kondisi saat ini Contoh pertanyaan tentang intervensi terkini:
(atau berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi saat ini) • “Apakah Anda mencari penyedia perawatan kesehat­
dari penyedia perawatan kesehatan lain seraya juga me­ an lain untuk kondisi ini?”
nerima intervensi fisioterapi. Banyak individu yang meng­ »» Jika ya: “Dapatkah Anda menceritakan kepada
alami kondisi neurologis secara bersamaan menerima saya terapi apa yang dilakukan dan apakah
terapi fisik, okupasi, dan bicara. Pasien yang mengalami Anda me­ nyadari perubahan dari melakukan
gagal ginjal terlihat di fisioterapi untuk kondisi umum terapi tersebut?”
yang juga dapat menjalani dialisis. Seorang pasien dapat • “Apakah Anda mencoba hal lain selain fisioterapi
dilihat menjalani perawatan luka diabetes yang tidak untuk menangani kondisi ini?”
kunjung sembuh dan juga terlihat menemui seorang ahli • “Apakah Anda pernah mencoba pengobatan dirumah
nutrisi dalam rangka memperbaiki dietnya. untuk kondisi ini?”

Ketika informasi tentang intervensi


terkini merupakan PRIORITAS:
Selalu diperlukan untuk mengetahui apakah pasien
menerima intervensi yang paralel untuk keluhan utama
untuk memastikan bahwa intervensi fisioterapi dan
rencana asuhan yang tidak berlawanan dengan
intervensi yang diberikan oleh profesional perawatan
kesehatan lain. Hal ini biasanya dapat diperjelas dengan
satu atau dua pertanyaan.
56 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Obat menyebabkan osteoporosis, yang dianjurkan penggunaan


secara hati-hati untuk pemeriksaan dan teknik intervensi.
Daftar obat pasien dapat memberikan informasi penting,
Karena lansia memiliki penurunan kemampuan untuk
terutama ketika pasien mendapat sejumlah obat yang
memetabolisme obat, mereka cenderung mengalami reaksi
diprogramkan. Pasien sering kali lupa pada beberapa
simpang medikasi.30
riwayat medis mereka, dan mengetahui obat apa saja yang
Untuk pasien yang mengonsumsi sejumlah obat yang
mereka konsumsi dapat membantu memberi informasi
diprogramkan, risiko interaksi simpang obat mening­kat,
kepada Anda tentang kondisi ini. Pasien sering kali tidak
terutama jika obat diprogramkan oleh sejumlah dokter
ingin menceritakan bahwa mereka mengalami depresi,
yang berbeda. Istilah “polifarmasi” digunakan untuk men­
tetapi jika depresi telah ditangani secara farmaseutika,
jelaskan penggunaan obat secara berlebihan untuk me­
obat dapat menjadi tanda pertama Anda.
nangani penyakit atau sekelompok penyakit. Pasien dengan
Pasien yang mencari penyedia perawatan kesehatan
beberapa kondisi medis yang berbeda dapat menemui
secara sering seringkali membawa daftar obat mereka yang
sejumlah spesialis, semua spesialis tersebut mungkin mem­
dapat Anda salin. Jika tidak demikian dan pasien tidak
pro­gramkan obat. Ketika jumlah sumber yang diprogramkan
dapat mengingat nama obat yang didapat, Anda tetap
meningkat, risiko polifarmasi juga meningkat. Selain itu,
dapat menanyakan obat yang dikonsumsi dan meminta
banyak pasien memiliki pemahaman yang sangat buruk
daftar obat mereka untuk dibawa di kunjungan terjadwal
tentang cara mereka mengonsumsi setiap obat. Tidak hanya
selanjutnya. Banyak pasien berasumsi bahwa Anda hanya
sulit untuk mempertahankan jadwal yang ketat pada se­
ingin tahu tentang obat yang mereka konsumsi untuk
jumlah obat yang diprogramkan (mis., satu obat dikonsumsi
keluhan utama yang dialami. Mereka juga berasumsi
4 kali sehari, satu obat lagi setiap 4-6 jam, satu obat tepat
bahwa Anda hanya akan bertanya tentang obat yang
setelah makan, satu obat lagi dikonsumsi jika diperlukan),
diprogramkan dan bukan obat yang dibeli bebas. Dengan
penggunaan obat yang tidak tepat sangat prevalen pada
demikian, Anda harus bertanya secara spesifik tentang
individu dengan kemampuan melek huruf yang buruk.
obat untuk kondisi yang berkaitan dengan fisioterapi (baik
Dengan demikian, untuk sejumlah alasan, penting untuk
yang diprogramkan dan dibeli bebas) dan juga obat untuk
mengidentifikasi mana obat yang dikonsumsi pasien, alasan
kondisi lain. Juga tepat dilakukan untuk bertanya tentang
konsumsi tersebut, dan apakah obat tersebut dikonsumsi
semua suplemen yang dikonsumsi pasien dan juga alasan
sesuai dengan program (dosis dan frekuensi)—dan juga
mengonsumsi suplemen tersebut.
individu yang memprogramkan obat tersebut.
Keletihan, mengantuk, mual, limbung, konstipasi,
dan/atau diarea merupakan efek samping obat yang paling Contoh pertanyaan tentang obat:
umum yang harus diwaspadai. Efek samping beberapa • “Tolong sebutkan semua obat yang Anda konsumsi?”
obat dapat juga mengarah ke banyak gejala yang dapat • “Apakah Anda membawa daftar nama obat yang
menyerupai kondisi yang biasanya terlihat/ditemukan di diprogramkan untuk Anda?”
fisioterapi. Misalnya, nyeri dan kelemahan otot diketahui • “Apakah lebih dari satu dokter yang memprogramkan
sebagai efek samping obat dalam keluarga statin (diguna­ obat yang Anda konsumsi?”
kan untuk menangani kolesterol tinggi). Penggunaan »» Jika ya: “Dapatkah Anda menyebutkan siapa
jangka panjang kortikosteroid (sering kali diprogramkan dokter yang memprogramkan dan obat apa saja
untuk kondisi inflamasi dan penyakit automin) dapat yang diprogramkan oleh dokter tersebut?”
• “Apakah Anda mengonsumsi obat untuk kondisi
Anda saat ini?”
• “Apakah Anda mengonsumsi obat yang dijual bebas
untuk kondisi ini?”
• “Apakah Anda mengonsumsi obat yang tidak ber­
hubungan dnegan kondisi ini?”
»» Jika ya: “Kondisi apa saja yang membuat Anda
mengonsumsi obat tersebut?”
• “Apakah Anda mengalami kesulitan dengan semua
obat yang Anda konsumsi?”
• “Apakah Anda mengonsumsi suplemen?”
»» Jika ya: “Untuk apa Anda mengonsumsi suple­
men tersebut?”
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 57

Demikian juga, jika pemindaian tomografi positron emisi


(positron emission tomography, PET) otak dilakukan pada
Ketika informasi tentang obat pasien yang mengalami kesulitan gaya berjalan dan keletih­
merupakan PRIORITAS: an, dokter mungkin mencurigai penyakit Parkinson atau
MS. Jika pasien terlihat mengalami nyeri punggung tengah
Mendapatkan daftar obat pasien (termasuk alasan kon­ mengatakan kepada Anda bahwa dokter melakukan urina­
sumsi, dosis, dan frekuensi) harus selalu dilakukan. lisis, dokter mungkin berusaha menyingkirkan infeksi
Informasi ini biasanya terdapat di EMR atau kardeks ginjal atau kandung kemih. Meskipun hasil beberapa
medis pasien pada fasilitas rawat inap. peme­riksaan diagnostik dapat membantu, hasil pemeriksa­
an tersebut harus selalu dilakukan berkaitan dengan
temuan klinis. Satu penelitian memeriksan hasil MRI
menunjukkan bahwa 98 individu yang tidak mengalami
nyeri punggung dengan 80% diantaranya minimal me­
Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik ngalami pembengkakan atau penonjolan satu diskus.31
Pada tatanan rawat inap, “lembar contekan” nilai labo­ Tips Klinis Istilah “sinar-X” merujuk ke bentuk aktual radiasi, bukan
ratorium kritis sering kali tersedia untuk digunakan klinisi pemeriksaan itu sendiri. Istilah yang lebih akurat dan klinis untuk pemerik-
rehabilitasi. Daftar pemeriksaan laboratorium dan rentang saan ini adalah roentgenogram atau radiografi. Dokter juga menggunakan
normal juga ada di situs APTA melalui bagian pada istilah “foto polos” ketika merujuk ke pemeriksaan ini. Akan tetapi, karena
perawatan akut. Nilai lab ini sering kali membantu dalam kebanyakan individu tidak mengetahui apa istilah rujukan untuk pemerik-
menentukan apakah pasien mampu menoleransi peme­ saan ini maka “sinar-X” digunakan ketika memberi tahu pasien.
riksaan atau intervensi fisioterapi.
Pasien yang ditemukan pada tatanan rawat jalan Contoh pertanyaan tentang pemeriksaan laboratorium
pernah melakukan pemeriksaan diagnostik sebelumnya, atau diagnostik:
seperti radiografi, magnetic resonance imaging (MRI), atau • “Apakah dokter Anda memprogramkan pemeriksaan,
computerized axial tomography (CAT atau CT). Jika Anda seperti MRI atau sinar-X?”
tidak diberikan hasil pemeriksaan, Anda dapat meng­ »» Jika ya: “Apakah Anda tahu hasil pemeriksaan
hubungi kantor dokter rujukan dan meminta untuk tersebut?”
dikirimkan. Terkadang jenis pemeriksaan yang dilakukan • “Apakah Anda pernah menjalani pemeriksaan darah
dapat memberikan Anda pandangan tentang hipotesis baru-baru ini?”
diagnostik dokter. Misalnya, jika MRI diinstruksikan • “Apakah dokter Anda melakukan urinalisis pada
untuk pasien yang dirujuk ke fisioterapi untuk nyeri lutut, kunjungan terakhir?”
dokter dapat mencurigai robekan ligamen atau meniskus.

Ketika informasi tentang pemeriksaan


laboratorium atau diagnostik
merupakan PRIORITAS:
Jika pasien memiliki pemeriksaan laboratorium atau
diagnostik yang berkaitan dengan kondisi saat ini,
Anda harus berusaha mendapatkan hasil peme­riksaan
tersebut atau, alternatif lainnya, menegaskan bahwa
tidak terdapat temuan yang mengkhawatirkan.
58 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Tema 2: Informasi yang Relevan Tentang meskipun Anda meyakini bahwa tindakan tersebut dapat
Riwayat Pasien membantu.

Kejadian Sebelumnya Kondisi Saat Ini dan Contoh pertanyaan tentang kejadian dan intervensi
sebelumnya untuk kondisi saat ini:
Intervensi Sebelumnya
• “Apakah nyeri ini (atau gejala lain) merupakan
Informasi ini berkaitan dengan riwayat kejadian kondisi kejadian pertama yang Anda rasakan di area ini?”
yang sama (atau sangat sama) yang membawa pasien ke • “Apakah Anda pernah merasakan hal yang sama
fisioterapi. Hal ini mungkin berupa penjelasan eksaserbasi untuk perasaan ini sebelumnya?”
sebelumnya terkait kondisi kronis, atau mungkin berupa • “Apakah Anda pernah mengalami cedera atau ma­
informasi tentang cedera sebelumnya pada area yang sama salah yang sama yang Anda pikir sama?”
pada tubuh. Untuk pasien yang mengalami kejadian
berulang kronis dengan kondisi yang sama, terdapat sangat
banyak informasi untuk dikumpulkan dalam kategori ini. Riwayat Medis dan Pembedahan
Akan tetapi, dalam melakukannya, terkadang masuk akal Sebelumnya
mengidentifikasi pola yang mempresipitasi masalah. Jika
Seberapa jauh Anda perlu menggali riwayat medis dan
pola dapat diidentifikasi, kemungkinan kejadian di masa
pembedahan sebelumnya, pada pasien seperti berbagai hal
yang akan datang dapat diprediksi dan/atau dicegah.
lainnya, akan bergantung pada tatanan, kondisi, dan
Pikirkan seorang pasien yang telah mengalami empat
pasien. Setiap individu memiliki riwayat medis; beberapa
episode pada punggungnya sebelumnya. Ia tidak mencari
riwayat ini tidak penting dan riwayat lainnya berguna.
perawatan fisioterapi sebelumnya. Melalui penjelasannya
Ingat bahwa tujuan wawancara Anda adalah mengungkap
tentang apa yang menyebabkan episode sebelumnya, jelas
informasi yang relevan. Untuk pasien di rumah sakit atau
bahwa pasien selalu mencoba mengangkat sesuatu yang
fasilitas perawatan jangka panjang, informasi tentang
berat menggunakan mekanika tubuh yang buruk. Dengan
riwayat medis dan pembedahan sebelumnya akan tercatat
demikian pola cedera diidentifikasi dan intervensi
dalam catatan medis pasien. Penting agar Anda memeriksa
kemungkinan akan diarahkan pada pendidikan kesehatan
riwayat ini sebelum bertemu pasien untuk mengetahui
tentang mekanika mengangkat yang tepat untuk mencegah
apakah terdapat kondisi lain yang dapat mengganggu
episode di masa yang akan datang.
kemajuan pasien.
Jika telah terjadi episode sebelumnya, penting untuk
Pada tatanan rawat jalan, mengeksplorasi riwayat
mengetahui intervensi apa saja yang dilakukan pada situasi
me­dis sebelumnya dapat memberikan Anda pemahaman
tersebut. Sangat membantu untuk mengetahui apa saja
ten­tang keseluruhan status kesehatan pasien. Jika Anda
tindakan yang berguna dan tidak berguna (terutama jika
telah mengumpulkan informasi tentang obat pasien, Anda
bahaya atau mendapat bahaya dilakukan melalui intervensi
dapat menggunakan hal tersebut sebagai titik awal.
tersebut). Secara umum, jika intervensi telah dicoba
Terkadang pasien lupa untuk menceritakan kondisi kronis
sebelumnya dan pasien melaporkan hasil yang baik, selama
dan mungkin perlu usaha untuk membantu me­reka untuk
Anda menyetujui intervensi tersebut dan intervensi
mengingatnya. Tepat untuk bertanya tentang adanya
tersebut berada dalam lingkup praktik yang Anda lakukan,
kondisi yang menonjol di masyarakat Amerika, seperti
melakukannya kembali merupakan usaha yang bermanfaat.
diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol
Sebaliknya, jika pasien mengalami hasil yang negatif
tinggi, dan sebagainya. Observasi jaringan parut akibat
dengan intervensi yang dilakukan, Anda mungkin akan
pem­bedahan sebelumnya juga dapat menghasilkan diskusi
berpikir dua kali untuk melakukan intervensi tersebut,
tentang alasan dilakukan pembedahan. Faktor yang ber­
kaitan dan pertumbuhan dan perkembangan pasien juga
layak untuk dieksplorasi. Misalnya, mengetahui bahwa
pa­sien dewasa telah mengalami prosedur peman­jangan
tulang ketika kecil akibat ketidaktepatan perkem­bangan
Ketika informasi tentang kejadian dan skeletal dapat membuktikan kaitannya dengan kondisi
intervensi sebelumnya untuk kondisi saat ini.
saat ini merupakan PRIORITAS: Pasien yang telah diperiksa untuk kondisi atau
masalah yang terjadi akibat episode yang diketahui, seperti
Menetapkan apakah cedera atau kondisi ini telah terjadi
cedera akibat olahraga, kecelakaan kendaraan bermotor,
sebelumnya pada pasien harus dilakukan. Jika kejadian
atau prosedur pembedahan, biasanya akan sedikit me­
saat ini merupakan yang pertama, tidak diperlukan
merlukan eksplorasi tentang riwayat medis mereka
informasi tambahan.
dibandingkan pasien yang memiliki masalah yang dimulai
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 59

secara tiba-tiba. Untuk pasien yang jatuh kedalam kategori • “Apakah Anda pernah didagnosis mengalami
kedua, Anda mungkin perlu memberi perhatian pada diabetes, kanker, penyakit jantung, tekanan darah
kejadian sebelumnya terkait kondisi yang dapat tersamar tinggi..?” (berhenti setelah setiap pertanyaan untuk
sebagai masalah muskuloskeletal atau neurologis. Seorang memungkinkan pasien menjawab)
pasien yang memiliki riwayat kanker sebelumnya yang • “Apakah terdapat kondisi yang membuat Anda
datang ke fisioterapi dengan awitan nyeri dalam dan tidak mengonsumsi obat?”
berubah (di mana saja) secara tiba-tiba harus meningkatkan • “Apakah Anda pernah menjalani prosedur pem­
tanda bahaya dalam pikiran klinisi. Pengetahuan tentang bedahan?”
riwayat medis sebelumnya juga dapat mem­bantu untuk • “Apakah Anda pernah dirawat di rumah sakit?”
mengidentifikasi perubahan yang tidak diharapkan pada
status pasien. Misalnya, jika pasien lansia mengalami Riwayat Medis Keluarga
konfusi ringan tetapi progresif pada rangkaian beberapa
pertemuan maka informasi riwayat tentang infeksi saluran Riwayat medis keluarga pasien juga selalu penting ketika
kemih pasien dapat diketahui dengan berusaha meng­ melakukan skrining untuk penyakit31, tetapi mungkin
hubungi dokter pasien. Selain itu, semua pasien yang atau tidak berkaitan dengan kondisi pasien saat ini.
diketahui atau dicurigai diabetes harus menerima skrining Mengumpul­ kan riwayat medis keluarga tidak akan
sensasi menyeluruh pada kaki dan tungkai bawah; menambah informasi bermakna ketika pasien yang
kehilangan sensasi pada individu ini dapat terjadi secara diwawancari diperiksa setelah sprain pergelangan kaki,
bertahap yang tidak disadari pasien hingga pasien cedera medula spinalis, atau pro­sedur bedah elektif. Akan
mengalami ulkus pada kaki. tetapi, untuk pasien yang berusia 42 tahun yang
Pengetahuan adanya kondisi medis kronik dapat menunjukkan tanda dan gejala neurologis yang samar,
memengaruhi prognosis atau rencana intervensi klinisi. mungkin sedikit membantu untuk mengetahui bahwa
Misalnya, pikirkan dua pasien berbeda yang berusia 60 ayah pasien mengalami MS pada usia 40. Serupa dengan
tahun yang dirujuk ke fisioterapi rawat jalan setelah itu, dengan pasien yang mengalami obesitas yang
artroplasti lutut total. Satu pasien memiliki riwayat medis mengatakan bahwa ia memiliki gaya hidup kurang gerak
sebelumnya yang relatif kurang baik (kolesterol tinggi) dan merokok satu pak rokok setiap hari, informasi bahwa
dan pembedahan (apendiktomi 10 tahun lalu). Pasien ibunya meninggal akibat penyakit jantung di usia dini
lainnya menderita diabetes tipe 2, kolitis ulseratif, artritis dapat mem­ berikan kesempatan untuk mendiskusikan
psoriasis, menjalani dua pembedahan graf bypas arteri faktor risiko kardio­vaskular dan strategi pencegahan.
koroner (coronary artery bypass graft, CABG), dan gagal Contoh pertanyaan tentang riwayat medis keluarga:
dalam menjalani pembedahan bypass lambung. Sangat
• “Apakah ada seseorang di keluarga dekat memiliki
jelas bahwa pasien pertama akan memiliki prognosis yang
masalah kesehatan utama?”
lebih baik dan kemungkinan terjadi perkembangan lebih
• “Apakah ada seseorang di keluarga dekat yang meng­
cepat jika dibandingkan dengan pasien kedua.
alami serangan jantung atau stroke?”
Contoh pertanyaan tentang riwayat medis dan pem­ • “Apakah ada seseorang di keluarga Anda mengalami
bedahan sebelumnya: kondisi neurologis, seperti sklerosis multipel atau
• “Apakah Anda pernah menjalani kondisi medis yang penyakit Parkinson?”
pernah ditangani dokter sebelumnya?” • “Apakah orang tua Anda masih hidup?” atau “Apakah
Anda memiliki saudara? Apakah mereka masih
hidup?”

Ketika informasi tentang riwayat medis


dan pembedahan sebelumnya
merupakan PRIORITAS: Ketika informasi tentang riwayat medis
Penting untuk mengumpulkan informasi, terutama
keluarga merupakan PRIORITAS:
ketika penyebab keluhan utama tidak diketahui atau Hal ini kebanyakan diperlukan ketika pasien mengalami
ketika adanya kondisi atau penyakit lain yang dapat nyeri yang tidak dapat dijelaskan atau tanda neurologis,
memengaruhi prognosis atau rencana perawatan atau ketika sekelompok temuan (tanda atau gejala)
fisioterapi. Riwayat medis dan pembedahan yang buruk menunjukkan kemungkinan kondisi yang dapat me­
tidak memerlukan eksplorasi lebih lanjut. miliki keterkaitan herediter.
60 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Tema 3: Informasi yang Relevan Tentang Anda berikan, dan bahkan opini Anda tentang kemampuan
Kehidupan Pasien dan Lingkungan pasien untuk kembali ke rumah dengan aman.
Tempat Tinggal Jika pasien memiliki riwayat masalah keseimbangan
atau jatuh, penting untuk tahu apakah rumah perlu diubah
Lingkungan Fisik dan Sumber yang dalam hal permukaan lantai (mis., transisi dari keramik ke
Tersedia karpet), throw rugs, atau kabel listrik yang melintasi jalan.
Pencahayaan yang remang dapat juga mengarah ke
kejadian jatuh sehingga mengkaji apakah rumah memiliki
lampu yang menyala atau jika pasien menyalakan lampu
ketika masuk ruangan mungkin penting. dilakukan
Menentukan apakah pasien menggunakan berbagai
jenis peralatan di rumah dapat terbukti berguna. Apakah
kamar mandi memiliki grab rail atau tempat duduk toilet
yang dapat ditinggikan? Apakah terdapat shower atau tub
chair dan handheld shower head? Apakah pasien sebelumnya
menggunakan alat bantu? Beberapa pasien yang perlu
walker atau tongkat dapat mengindikasikan bahwa ada
seseorang dari anggota keluarga. Ketika hal ini mampu
dilakukan, pasien harus diberi pendidikan kesehatan
tentang kebutuhan menyesuaikan setiap alat bantu.
Ketersediaan asisten di rumah penting untuk me­
mastikan ketika pasien tidak bergantung sepenuhnya
Memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan dengan tugas harian mereka. Anda harus menghindari
rumah pasien sering kali cukup penting. Hal ini dapat membuat asumsi bahwa individu lain yang ada di rumah
berkaitan dengan susunan fisik aktual dan perabot, adanya mampu atau ingin memberi bantuan. Beberapa anggota
individu lain, dan atmosfer rumah. Semua klinisi yang keluarga atau pemberi asuhan lain mungkin sangat ingin
pernah melakukan kunjungan rumah atau yang berpraktik memberi bantuan yang diperlukan pasien. Lainnya,
di kesehatan rumah mengetahui bahwa waktu yang terutama anggota keluarga yang “sukarela” merawat orang
dihabiskan dalam lingkungan tempat tinggal pasien dapat sakit atau orang tua yang sudah lansia, mungkin memiliki
sangat mengejutkan mata. Pada beberapa negara lantai penolakan yang besar dan memberikan tingkat bantuan
kotor tidak lazim. Be­berapa pasien tinggal di rumah yang minimal. Beberapa bahkan tidak membantu. Separuh
memiliki keamanan, kesehatan, dan bahaya kebakaran kasus pengabaian lansia yang dilaporkan berupa lansia
yang serius. Lainnya tinggal dengan banyak anggota yang ditelantarkan, dan diperkirakan bahwa setiap laporan
keluarga besar dalam ruang yang sangat kecil. Semua yang kuat, lebih dari lima situasi yang tidak dilaporkan.
faktor ini dapat meme­ngaruhi arah intervensi fisioterapi.
Susunan rumah terutama penting untuk dipikirkan Contoh pertanyaan tentang lingkungan rumah dan
ketika pasien merupakan pengguna baru alat bantu atau ketersediaan bantuan:
kursi roda. Adanya tangga di rumah dapat menghasilkan Lingkungan fisik:
banyak tantangan untuk pasien ini, tanpa mem­ • “Apakah terdapat tangga yang mengarah ke rumah
pertimbangkan usia atau kemampuan fisik sebelumnya. Anda atau di dalam rumah Anda?”
Beberapa mungkin perlu menegosiasikan tangga untuk »» Jika ya: “Ruangan apa saja yang perlu Anda
masuk atau keluar rumah. Pada saat yang sama, tidak ada akses menggunakan tangga?”
kamar mandi di lantai pertama rumah. Kamar tidur dapat »» Jika ya: “Berapa anak tangga yang diperlukan
berada di lantai kedua sedangkan tempat mencuci pakaian untuk sampai ke ruangan tersebut?”
ada di ruangan bawah tanah, membuat ruangan ini sangat • “Apakah terdapat susuran tangan di tangga?”
sulit diakses pasien yang mengalami kelemahan umum, »» Jika ya: “Ketika Anda berdiri, ada di sisi mana
nyeri hebat, atau masalah keseimbangan. Banyak panti susuran tersebut?”
wreda dibangun dengan lorong dan pintu sangat kecil • “Apakah Anda memiliki kesulitan mencapai semua
sehingga tidak dapat dilalui kursi roda. Ukuran kamar bagian/ruangan di rumah Anda?”
mandi pada beberapa rumah bahkan tidak mengakomodasi • “Apa jenis lantai rumah Anda?”
pasien menggunakan walker ukuran standar. Memahami • “Apakah Anda memiliki throw rug?”
hambatan potensial ini terkadang dapat memiliki • “Apakah terdapat kabel listrik di tempat Anda biasa
pengaruh yang besar pada jenis peralatan yang dipilih lalui?”
untuk pasien, pendidikan kesehatan atau latihan yang
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 61

• “Apakah Anda memiliki peralatan keamanan di kemampuan pasien untuk berpartisipasi secara penuh di
rumah, seperti grab bars atau shower chair di kamar aktivitas pekerjaan.
mandi?” Fokus dengan anak atau remaja sering kali merupakan
• “Apakah terdapat sesuatu di rumah Anda yang kemampuan mereka agar berhasil dengan sekolah atau
membuat Anda tidak aman?” bermain. Pasien di kelompok usia ini dapat merasa dikucil­
kan atau “berbeda” ketika mereka tidak dapat berpartisipasi
Bantuan dari orang lain: dalam aktivitas sekolah (di dalam atau di luar ruang kelas)
• “Apakah ada orang lain yang tinggal bersama Anda sedangkan teman mereka mampu melakukannya. Hal ini
di rumah?” dapat sedikit menimbulkan stres dan kekecewaan sehingga
»» Jika ya: “Dapatkan orang tersebut membantu tujuan fisioterapi sering kali menormalkan lingkungan ini
jika Anda memerlukannya?” hingga derajat terbaik yang mungkin dilakukan.
»» Jika ya: “Apa saja aktivitas atau tugas yang Untuk pekerjaan, apakah di dalam atau di luar rumah,
dibantu oleh orang tersebut?” berguna untuk mengkaji jenis pekerjaan yang dilakukan
• “Seberapa sering seseorang ada untuk membantu individu, jumlah jam yang dihabiskan untuk bekerja dalam
Anda di rumah?” sehari, dan kebutuhan fisik yang diperlukan. Selain itu,
• “Apakah terdapat sesuatu yang Anda perlukan di terkadang penting untuk menentukan tingkat kebebasan
rumah ketika tidak ada orang yang membantu?” (atau kurang daripada itu) individu dalam hal mengganti
tempat kerja, jadwal, atau tugas. Beberapa pasien mungkin
memiliki tambahan upah lembur yang dapat digunakan
saat sakit; lainnya tidak mendapat bayaran lembur atau
Ketika informasi tentang lingkungan berisiko kehilangan pekerjaan mereka sepenuhnya.
Pengetahuan tentang informasi ini dapat membantu ketika
fisik dan ketersediaan sumber mencoba memahami kemampuan atau keinginan pasien
merupakan PRIORITAS: untuk mematuhi anjuran rehabilitasi. Ancaman kehilangan
Mendapatkan informasi tentang susunan/rancangan pekerjaan dapat sangat menimbulkan stres, dan pasien
fisik rumah pasien diperlukan ketika adanya kondisi sering kali akan terus bekerja meskipun mereka berisiko
yang menantang kemampuan pasien untuk mengalami kelambatan penyembuhan atau menyebabkan
menegoisasikan lingkungan secara aman dan adekuat. kerusakan fisik di masa yang akan datang. Hal ini juga
Juga penting pada semua pzsien yang mungkin berisiko merupakan kasus pada beberapa atlet yang cedera; ketakutan
jatuh. Informasi ini biasanya tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tim, dianggap sebagai “lemah”, atau
pasien yang memiliki diagnosis seperti epikondilitis kehilangan beasiswa dapat mudah meredupkan penilaian.
lateral, sakit kepala, atau robekan manset rotator
(rotator cuff tear). Pastikan kebutuhan adanya orang
lain dirumah ketika pasien memerlukan bantuan
dengan fungsi sehari-hari. Jika kasusnya seperti itu,
juga penting untuk memastikan apakah orang tersebut
mampu, dan juga ingin, memberikan bantuan.

Pekerjaan (Pekerjaan, Sekolah, dan/atau


Bermain)
Informasi tentang pekerjaan atau kerja harian pasien dapat
membantu Anda untuk memahami masalah fungsional
mereka secara lebih baik dan juga berguna dalam meren­
canakan intervensi. Selain itu, aktivitas yang berkaitan
dengan pekerjaan dapat menjadi penyebab cedera atau Contoh pertanyaan tentang pekerjaan (pekerjaan,
kondisi pasien. Contoh hal ini meliputi sindrom lorong sekolah, dan/atau bermain):
karpal (carpal tunnel syndrome) (akibat penggunaan • “Apakah Anda bekerja di luar rumah?”
keyboard yang sering), nyeri punggung bawah (akibat »» Jika ya: “Apa jenis pekerjaan Anda?”
cedera mengangkat di tempat kerja), fasitis plantar (akibat »» Jika tidak: “Apa saja aktivitas harian yang Anda
berdiri yang lama dan berjalan pada lantai semen), atau lakukan?”
luka bakar (akibat terpajan pada zat kimia). Selain itu, • “Apa yang perlu Anda lakukan terkait pekerjaan
cedera atau kondisi yang tidak berkaitan mengganggu Anda?”
62 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

• “Apa jenis permukaan tempat Anda berdiri?” atau Aktivitas dan interaksi sosial juga cenderung me­
“Dapatkah Anda menjelaskan tempat duduk Anda?” nurun dengan adanya cedera atau penyakit. Mempelajari
• “Berapa jam yang Anda habiskan untuk bekerja?” jenis aktivitas sosial yang disenangi pasien juga dapat
• “Apakah terdapat fleksibilitas dalam tugas atau memberikan sedikit pemahaman tentang sistem dukungan
jadwal kerja Anda?” sosial yang dimiliki pasien. Misalnya, seorang pasien dapat
• “Beri tahu saya jenis pekerjaan apa yang pantas mengatakan bahwa, sebelum ia mengalami stroke, ia
untuk Anda?” bermain kartu setiap minggu bersama sekelompok teman,
• “Apakah Anda mengalami kesulitan berpartisipasi sering kali menghabiskan waktu bersama tetangga di
dalam aktivitas sekolah?” taman umum, dan datang ke tempat ibadah secara teratur.
Pasien ini cenderung memiliki sistem dukungan yang kuat
dan beragam yang mungkin sedikit berguna selama pe­
mulihan. Bertolak belakang dengan pasien ini yang, se­
belum ia mengalami fraktur pinggul, menghabiskan waktu
Ketika informasi tentang pekerjaan sendiri dengan menonton televisi, mendengarkan radio,
(pekerjaan, sekolah, dan/atau bermain) atau tidur dan jarang keluar rumah. Pasien ini mungkin
merupakan PRIORITAS: memiliki sedikit atau tidak ada dukungan sosial, tidak
menyebutkan beberapa aktivitas yang mungkin ia ter­
Selalu membantu untuk mengetahui apa yang pasien motivasi untuk diulas. Karena faktor ini, ia mungkin juga
lakukan di sebagian besar waktunya, terutama jika jenis berisiko mengalami penundaan hasil atau hasil keseluruhan
pekerjaan mungkin menjadi penyebab kondisi saat ini. yang buruk.34-36
Bagi pasien yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan,
mungkin membantu untuk tahu jenis pekerjaan yang
dikejar/dicari.
Ketika informasi tentang rekreasi dan
aktivitas sosial merupakan
Rekreasi dan Aktivitas Sosial
PRIORITAS:
Rekreasi dan aktivitas sosial sering kali beriringan. Menge­
Untuk pasien yang mengalami cedera atau memiliki
tahui apa saja aktivitas rekreasional yang disukai pasien
kondisi yang cenderung akan membaik dengan cepat
dapat sedikit berguna dalam proses rehabilitasi. Rekreasi
dan sempurna, informasi ini mungkin tidak penting
sering kali menjadi hal pertama yang dilakukan ketika
untuk didapatkan. Anda dapat mengembangkan pe­
individu mengalami cedera atau berkembang menjadi
mahaman dasar tentang aktivitas sosial dan rekreasi
kondisi kronik, dan kehilangan aktivitas yang menyenang­
melalui bagian lain dari wawancara. Diskusi yang lebih
kan ini dapat menyebabkan ketidakbahagiaan atau depresi.
mendalam mungkin diperlukan dengan pasien yang
Menetapkan/membuat kembali aktivitas rekreasi merupa­
cenderung akan mengalami penurunan yang lebih lama
kan tujuan umum fisioterapi dan intervensi dirancang
atau permanen dalam partisipasi; untuk memahami apa
untuk menyerupai atau meningkatkan pasien ke arah
yang pasien gunakan untuk menikmati secara sosial dan
aktivitas ini dapat sedikit memotivasi.
rekreasional, bahkan jika aktivitas tersebut tidak dapat
sepenuhnya dicapai, mungkin terbukti sedikit berguna
dalam menyusun tujuan dan merencanakan intervensi.

Contoh pertanyaan tentang rekreasi dan aktivitas sosial:


• “Apakah Anda melakukan sesuatu yang menyenang­
kan secara teratur?”
• “Apa saja jenis aktivitas rekreasi atau hobi yang Anda
sukai?”
• “Apa yang senang Anda lakukan diluar pekerjaan
(atau sekolah)?”
• “Bagaimana Anda menjelaskan tentang sistem du­
kung­an yang Anda miliki?
• “Apakah Anda menikmati melakukan berbagai hal
dengan orang lain?”
• “Apakah Anda memiliki hobi atau aktivitas yang
dilakukan bersama orang lain?”
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 63

Aktivitas dan Partisipasi Saat Ini dan merupakan hal yang penting. Beberapa pasien akan meng­
Sebelumnya alami sedikit atau tidak ada perubahan dalam aktivitas dan
partisipasi sebelumnya dan saat ini. Untuk pasien lainnya,
Pertanyaan tentang tingkat aktivitas dan partisipasi saat ini perbedaan akan besar. Ketika terdapat celah yang kecil
dan sebelumnya dapat disusun kedalam diskusi tentang antara aktivitas saat ini dan sebelumnya, terutama jika
pekerjaan dan aktivitas rekreasi/sosial. Pengetahuan ten­ celah cenderung tetap, Anda harus mengenali bahwa ber­
tang status sebelum penyakit atau cedera pada pasien duka mudah terjadi. Pasien dapat mengalami kehilangan
penting karena beberapa alasan. Untuk kondisi yang identitas, kehilangan kemampuan untuk menghasilkan
memiliki kesempatan sembuh yang baik, sangat berguna bagi keluarga, kehilangan impian dalam hidup, atau
untuk mengetahui apa saja aktivitas yang dapat dilakukan kehilangan kepercayaan, semua hal tersebut sedikit dapat
kembali oleh pasien, mengumpamakan hal ini merupakan menghancurkan.45-47 Seperti yang didiskusi­kan di Bab 2,
keinginan pasien. Pada kasus ini, intervensi dapat di­ Anda didorong untuk menemui pasien ini dimanapun
sesuaikan pada aktivitas tersebut, dan hal ini cenderung mereka berada dan melakukan langkah terbaik untuk
memotivasi pasien untuk berpartisipasi dalam proses menggali kedalaman kehilangan yang mungkin muncul.
rehabilitasi.37,38
Pada diskusi tentang partisipasi saat ini dan sebelum­ Contoh pertanyaan tentang aktivitas dan partisipasi
nya, terkadang mungkin tidak mengungkap aktivitas yang saat ini dan sebelumnya:
diyakini dapat atau tidak dilakukan pasien, tetapi yang • “Seberapa jauh kondisi ini memengaruhi kehidupan
sebenarnya mungkin dilakukan pasien. Terkadang hal ini Anda sehari-hari?”
berkaitan dengan kepercayaan diri, dan pasien hanya perlu • “Ceritakan apa saja yang tidak dapat Anda lakukan
dukungan atau lingkungan (klinis) yang aman untuk saat ini yang sebelumnya dapat Anda lakukan
mempraktikkan aktivitas dan mendapat kepercayaan diri. sebelum terjadi cedera?”
Pikirkan pasien yang mengatakan bahwa ia tidak mampu • “Apa yang dapat Anda lakukan sebelum nyeri (atau
menghadiri kegiatan olahraga anak karena nyeri leher dan gejala lain) muncul yang ingin Anda lakukan
bahu yang konstan. Pada kasus ini, mungkin membantu kembali?”
untuk mencari tahu apakah nyeri kemungkinan akan • “Apakah Anda menghindari aktivitas (mis., kantor,
muncul atau tidak ketika ia menghadiri kegiatan tersebut, rumah, keluarga, rekreasi) karena nyeri (atau gejala
dan terlibat dalam sesuatu yang menyenangkan lain ) yang Anda rasakan?”
(menghadiri/menonton pertanding­ an) sebenarnya lebih • “Apakah terdapat aktivitas yang lebih sulit dilakukan
ketika terjadi nyeri (atau gejala lain)?”
• “Berapa persentase fungsi lengkap yang Anda rasakan
dapat dilakukan?”
Ketika informasi tentang aktivitas dan
partisipasi saat ini dan sebelumnya Status Kesehatan Umum; Kesehatan dan
merupakan PRIORITAS: Kebiasaan Sosial
Informasi ini diperlukan setiap kali kondisi pasien Konsep “kesehatan” merupakan sesuatu yang samar-samar.
mengarah ke perubahan status fungsional, baik per­ Individu cenderung mendefinisikan kesehatan dalam
ubahan yang bersifat sementara atau permanen.

baik daripada menghindari aktivitas (tetap di rumah dan


fokus pada nyeri). Di kasus lain, menghindari aktivitas
berkaitan dengan tingkat ketakutan yang besar (biasanya
takut bahwa aktivitas akan menye­ babkan atau
meningkatkan nyeri). Perilaku menghindari ketakutan
diketahui memiliki kaitan yang kuat terhadap nyeri kronik
dan disabilitas,39-42 dan identifikasi awal akan perilaku ini
sangat penting dalam membentuk rangkaian
rehabilitasi.43,44
Untuk kondisi kronik, progresif, atau kondisi yang
memiliki sedikit kesempatan untuk pulih sepenuhnya,
memahami derajat hidup pasien akan mengubah hasil
64 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

konteks hidup mereka sendiri. Selain satu individu “cukup hingga buruk”, dapat mengalami sedikit ansietas
mungkin cukup puas dengan tingkat kesehatan tertentu atau depresi terkait kesehatan.
dibandingkan orang lain yang akan merasa sedikit tidak Kesehatan fisik dan mental sering kali tidak
terima. Hanya jika kategori pertanyaan ini dilakukan dipikirkan secara terpisah. Prevalensi depresi dan ansietas,
terakhir dalam mewawancari pasien, Anda mungkin telah atau kombinasi keduanya, sangat tinggi.48-50 Diskusi yang
memformulasikan gambaran seberapa sehat atau tidak lengkap tentang depresi dan ansietas diluar cakupan buku
sehat pasien tersebut. Akan tetapi, ketika mengkaji status ini, tetapi tingkat dua kondisi ini (dan juga gangguan
kesehatan umum Anda menanyakan tentang opini kesehatan mental lain yang umum) dapat berdampak pada
personal pasien tentang kesehatan mereka sendiri. Hal ini kehidupan individu dan potensi mereka untuk pulih dari
dapat diukur pada skala “terbaik” hingga “buruk”. Selain cedera atau penyakit tidak dapat dipahami. KOTAK 4-7
itu, kesan pasien tentang kesehatan mereka dan kesan menekankan beberapa fakta tentang pre­ valensi dan
Anda mungkin sangat berbeda. Misalnya, seorang pasien dampak gangguan kesehatan mental. Meskipun prevalensi
yang mengalami obesitas yang juga mengidap diabetes tinggi, gangguan kesehatan mental dapat tidak dikenali
tipe 2 memberi tahu bahwa ia merokok sebanyak 1,5 pak dan tidak ditangani pada 40-70% individu yang terkena.
rokok setiap hari, memiliki pekerjaan dan gaya hdiup Dua pertanyaan yang menunjukkan sensitivitas yang
kurang gerak, minum dua cerek kopi berkafein setiap hari, tinggi untuk mengidentifikasi depresi dalam proses
dan tidak mengonsumsi sayuran dalam setahun. Ia dapat skrining adalah sebagai berikut: “Dalam waktu yang lalu,
menilai kesehatannya sebagai “baik”. Di lain pihak, apakah Anda sering kali terganggu dengan perasaan
individu yang tampak sehat yang melaporkan beberapa hancur, depresi, atau tidak berdaya?” dan “Selama waktu
kebiasaan sehat yang negatif, menilai kesehatannya sebagai lalu, Apakah Anda sering kali terganggu dengan keter­

KOTAK 4.7 Informasi Tentang Gangguan Kesehatan Mental

>> Prevalensi kondisi depresi mayor di Amerika Serikat dalam satu tahun adalah 7%, dengan rata-rata awi-
tan terjadi pada usia 32 tahun.
>> Prevalensi gangguan ansietas di Amerika Serikat adalah 18% dengan rata-rata awitan adalah 11 tahun.
>> Obat antidepresan merupakan kelas obat di urutan kedua yang paling sering diprogramkan di Amerika
Serikat (dibawah pengatur lipid) sebanyak 254 juta resep per tahun.
>> Gangguan depresi merupakan penyebab keempat disabilitas dan penyakit di seluruh dunia.
>> Satu dari empat keluarga minimal memiliki satu anggota keluarga yang mengalami gangguan mental.
>> Depresi berkaitan dengan hasil yang buruk terhadap berbagai kondisi yang umumnya ditemui di fisiotera-
pi.
>> Gejala depresi dapat muncul pada 40-45% pasien yang ada di fisioterapi dengan nyeri punggung
bawah.
>> Episode depresi mayor umum pada individu setelah awitan kondisi neurologis kronik.
>> Pasien yang mengalami gejala depresi tingkat sedang hingga berat memerlukan lebih banyak kunjungan
ke klinik dan durasi terapi yang lebih lama dibandingkan dengan pasien tanpa gejala depresi.

Data dari Kessler R, Chiu w, Demler O, Walter E. Prevalence, severity, and comorbidity of twelve-month DSM-IV disorder in the National Comorbidity Survey
Replication (NCS-R). Arch Geb Psychiatry. 2005; 62(6): 617-627; Kessler R, Berflund P, Demler O, Jin R, Walter E. Lifetime prevalence and age-of-onset
distributions of DSM-IV disorders in the National Comorbidity Survey Replication (NCS-R). Arch Gen Psychiatry. 2006; 62(6):593-602; Investing in Mental
Health. Geneva, Switzerland: World Health Organization Departement of Mental Health and Substance Dependence; 2003; Cherkin D, Deyo R, Street J,
Barlow W. Predicting poor outcomes for back pain seen in primary care using patients’ own criteria. Spine. 1996; 21(24):2900-2907; Jette D, Jette A.
Physical therapy and health outcomes in patients with spinal impairments. Phys Ther. 1996;76(9):930-945; Pincus T, Burton A, Vogel S, Field A. A
systematic review of psychological factors as predictors of chronicity/disability in prospective cohort of low back pain. Spine. 2002; 27:E109-E120;
Werneke M, hart D. Centralization: association between repeated end-range pain responses and behavioral signs in patients with acute non-specific low
back pain. J Rehabil Med. 2005; 37: 286-290; Astrom M, Adolfsson R, Asplund K. Major depression in stroke patients: a 3-year longitudinal study. Stroke.
1993; 24:976-982; Bombardier C, Richards J, Krause J, Tulsky D, Tate D. Symptoms of major depression in people with spinal cord injury: implications for
screening. Arch Phys Med Rehab. 2004; 85:1749-1756; George S, Coronado R, beneciuk J, Valencia C, Werneke M, Hart D. Depressive symptoms,
anatomical region, and clinical outcomes for patients seeking outpatient physical therapy for musculoskeletal pain. Phys Ther. 2011; 91(3): 358-371; The
Use of Medicines in the United States: Review of 2010. Parsippany, NJ: IMS Institute for Healthcare Informatics; 2011. Tersedia di www.imshealth.com/
deployedfiles/imshealth/Global/Content/IMS%20Institute/Static%20File/IHII_UseOfMEd_report.pdf. Diakses 21 Juni 2012; dan Linton S. A review of
psychological risk factors in back and neck pain. Spine. 2000; 25:1148-1156.
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 65

tarikan atau kenikmatan yang singkat dalam melakukan • “Apakah Anda bahagia dengan status kesehatan Anda?”
sesuatu?”48 • “Apakah ada yang Anda khawatirkan tentang
Pengkajian tentang kebiasaan kesehatan dan soaial kesehatan Anda?”
pasien dapat mengungkapkan aktivitas atau faktor yang • “Sebelumnya, apakah Anda sering terganggu dengan
belum didiskusikan yang dapat berpengaruh secara positif perasaan hancur, depresi, atau tidak berdaya?”
atau negatif pada kesehatan pasien dan juga kondisi yang • “Sebelumnya, apakah Anda pernah terganggu
membuatnya ke fisioterapi. Daftar ini dapat berupa dengan sedikit ketertarikan atau kenikmatan dalam
berbagai hal seperti frekuensi dan jenis latihan fisik teratur, melakukan sesuatu?”
diet, hidrasi, rokok, asupan kafein, konsumsi alkohol, dan • “Bagaimana Anda menilai tingkat stres Anda,
penggunaan obat terlarang, Tidak semua pasien akan rendah, sedang, atau tinggi?”
memerlukan pengkajian setiap hal ini, tetapi jika kekha­ • “Apakah Anda mengalami stres tambahan belakangan
watiran Anda meningkat tentang status kesehatan yang ini?”
buruk pada pasien, menggali perilaku ini dapat membantu. • Apakah terjadi sesuatu yang telah meningkatkan
Mengungkap beberapa perilaku tidak sehat ini juga tingkat stres Anda?”
membuka pintu bagi Anda untuk mendiskusikan tentang • “Apakah Anda merasa sangat cemas tentang hal
topik penurunan risiko dan pencegahan penyakit. Misal­ tertentu dalam hidup Anda?”
nya, kebanyakan orang menyadari bahwa merokok
Kesehatan dan kebiasaan sosial:
membawa risiko yang tinggi terhadap kanker dan penyakit
kardiovaskular. Akan tetapi, kebanyakan orang juga tidak • “Apakah Anda merokok?”
mengetahui bahwa merokok mengganggu sirkulasi dan »» Jika ya: “Berapa banyak dalam sehari?”
memiliki dampak negatif pada penyembuhan luka • “Apakah Anda mengonsumsi alkohol?”
pembedahan atau penyembuhan luka terkait penyakit51,52 »» Jika ya:” Berapa banyak yang dikonsumsi
dan juga angka keberhasilan penggantian sendi total,53,54 dalam sehari?”
perbaikan ligamen,51 dan penyatuan spinal.55 Dengan • “Apakah Anda pernah menggunakan alkohol untuk
demikian, jika pasien tidak sembuh dengan baik dari mengurangi rasa nyeri (atau gejala lain)?”
cedera atau prosedur bedah, pemberian informasi ini • “Apakah Anda mengonsumsi minuman berkafein?”
mungkin meningkatkan motivasi mereka untuk meng­ »» Jika ya: “Berapa cangkir dalam sehari?”
hentikan kebiasaan tersebut. • “Berapa banyak air yang Anda konsumsi setiap hari?”
Ketidakadekuatan kualitas dan kuantitas tidur telah • “Bagaimana Anda menilai diet Anda, prima, baik,
menjadi epidemik dalam kesehatan masyarakat yang tidak sedang, atau buruk?”
pandang usia, ras/etnis, atau jenis kelamin.56 Bagi banyak • “Berapa lama Anda tidur setiap malam?”
pasien yang Anda temui, tujuan nomor satu adalah »» Jika masalah: “Apakah Anda mengalami sulit
mendapatkan tidur malam yang baik/nyenyak. Tubuh tidur atau tetap tidur?”
pulih dan sembuh selama tidur, dan kurang tidur dapat
berdampak negatif pada proses ini.57 Selain itu, individu
yang tidak cukup tidur lebih cenderung mengalami
kondisi kronik, seperti diabetes, depresi, penyakit Ketika informasi tentang kesehatan
kardiovaskular, dan obesitas. Mereka juga cenderung umum; kebiasaan kesehatan dan
memiliki kualitas hidup yang lebih rendah, penurunan sosial merupakan PRIORITAS:
produktivitas, dan angka kanker yang lebih tinggi.58 Tidur
yang buruk memiliki keterkaitan yang kuat dengan stres Informasi ini dapat diungkap secara cepat dan sedikit
dan gangguan depresi.59 Dengan demikian, menanyakan terperinci untuk pasien yang berada pada kondisi yang
tentang kualitas dan kuantitas tidur pasien dapat relatif sehat dan untuk pasien yang tidak ada ke­kha­
menambah kumpulan informasi yang berguna untuk watiran yang meningkat. Untuk pasien yang memiliki
pengkajian kesehatan secara keseluruhan. status kesehatan fisik atau emosi atau kebiasaan sosial
yang buruk dapat memperlama atau mengganggu
Contoh pertanyaan tentang status kesehatan umum; rencana intervensi fisioterapi, asesmen yang lebih dalam
kebiasaan kesehatan dan sosial: mungkin diperlukan. Temuan yang tidak sehat atau
Status kesehatan umum: yang problematik yang diungkap selama pertanyaan
• “Bagaimana Anda menilai kesehatan Anda prima, tentang kebiasaan sehat secara umum dapat digunakan
baik, sedang, atau buruk?” untuk mengedukasi pasien tentang pencegahan dan
• “Atas dasar apa Anda menilai kesehatan Anda pengurangan risiko.
…….?”
66 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Komponen Akhir Wawancara Pasien Pasien melakukan hal tersebut dan masuk ke
Pemeriksaan Verbal Sistem rumah sakit setelahnya karena ditemukan men-
galami penyumbatan arteri koroner tingkat se-
Setelah mendengarkan laporan pasien tentang kondisi saat dang hingga berat. Ia menjalani angioplasti dan
ini, riwayat medisnya, dan faktor yang berkaitan dengan dipasang tiga arteri stent dan kemudian pulih
kehidupan dan kesehatan, sering kali tepat untuk melaku­ sepenuhnya. Pada waktu yang lain, nyeri bahu
kan pengkajian verbal sistem (review of system, ROS). kanan sembuh tanpa perlu intervensi fisioterapi.
Sesuai dengan Guide to Physical Therapist Practice, ROS
digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan yang
mendasari kondisi medis yang mungkin menyerupai Setiap pasien harus ditanyakan serangkaian pertanya­
kondisi musku­loskeletal atau neuromuskular.19,20 Sepan­ an umum (beberapa mungkin telah diungkap dalam
jang wawancara, pasien mungkin mengungkapkan faktor wawancara). Setiap pertanyaan ini berkaitan dnegan gejala
yang tidak berkaitan, ketika dipikirkan bersama, yang yang tidak mampu dijelaskan pasien. Hal tersebut di­
membentuk kelompok gejala yang mungkin memerlukan cantum­kan dalam KOTAK 4-9. Jawaban “ya” untuk
pemeriksaan lebih lanjut dan kemungkinan rujukan semua pertanyaan ini perlu asesmen lebih lanjut.
medis. Contoh yang diberikan dalam KOTAK 4-8 mem­ Selain dengan serangkaian pertanyaan umum ini,
berikan contoh yang baik mengapa praktik skrining ini sistem muskuloskeletal, neuromuskular, kardiopulmonal,
penting. dan integumen dapat dilakukan skrining secara cepat
menggunakan serangkaian pertanyaan yang diberikan di
KOTAK 4-10.
Beberapa sumber60,61 memberikan daftar tilik ber­
KOTAK 4.8 Contoh Klinis Pentingnya Skrining basis sistem dan berbasis area tubuh atau pertanya­ an
Berbasis Sistem terkait yang berpotensi terhadap gejala dan tanda. Hal ini
Seorang wanita usia 63 tahun dirujuk ke fisioterapi harus digunakan ketika kekhawatiran me­ningkat tentang
untuk nyeri bahu kanan akibat jatuh di dapur. Ia kemungkinan kondisi yang berada diluar lingkup praktik
awalnya mengatakan bahwa ia pikir ia tersandung fisioterapi. GAMBAR 4-5 juga meng­ ilustrasikan pola
rug, tetapi pertanyaan lebih lanjut mengungkapkan rujukan umum untuk penyakit visera abdomen.
bahwa ia sebenarnya tidak mengingat kenapa ia
terjatuh. Ketika ditanyakan apakah ia mengalami
kehilangan kesadaran saat jatuh, ia melaporkan KOTAK 4.9 Pemeriksaan Umum Pertanyaan
bahwa ia “mungkin pingsan beberapa detik”. Keti- Sistem
ka memikirkan alasan yang mungkin untuk episode
pingsan, ia mengatakan bahwa ia tidak makan Untuk setiap pasien, apakah ada yang tidak dapat
terlalu banyak dalam beberapa minggu terakhir dijelaskan
karena mual ringan yang datang dan pergi. Ia juga >> Penurunan atau peningkatan berat badan?
mengatakan terjatuh karena merasa pening saat itu. >> Demam, menggigil, atau berkeringat?
Ia juga lebih lelah dibanding biasanya sehingga ti- >> Mual, muntah, atau kehilangan selera makan?
dak ingin masak. Ketika semua pertanyaan lain ten- >> Pusing, lightheadedness, atau jatuh?
tang nyeri bahu kanan mengindikasikan bahwa hal >> Keletihan?
tersebut berasal dari muskuloskeletal, ia melapor- >> Kelemahan?
kan pingsan, mual, dan lelah dianggap sebagai >> Kebas atau kesemutan?
gejala red flag kardiovaskular dan memerlukan >> Malaise (rasa ketidaknyamanan tubuh yang
pemeriksaan lebih lanjut. Tekanan darah pasien sama dan tidak mudah)?
adalah 185/100 mmHg dan nadi 102 kali per >> Perubahan aktivitas mental atau kognisi?
menit. Pemeriksaan ekstremitas bawah membukti- Diambil dari Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria,
kan edema ringan secara bilateral dan nadi pedal VA: American Physical Therapy Association; in press; Boissonnault W.
bilateral yang lemah, dan jari kaki sianosis dan Review of Systems. In: Primary Care for Physical Therapist: Examination
dingin. Dokter perawatan primer pasien dihubungi and Triage. 2nd ed. St. Louise, MO: Elsevier Saunders; 2011:121-136;
dan Goodman C, Snder T. Physical assessment as a screening tool. In:
dan menginformasikan tanda dan gejala pasien
Differential Diagnosis for Physical Therapists: Screening for Referral. 5th
yang mengkhawatirkan. Dokter meminta bahwa ed. St. Louise, MO: Elsevier; 2012.
pasien dibawa ke kantrornya dalam waktu 24 jam.
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 67

Ulkus duodenum yang


Pankreatitis mengalami perforasi
Hati
Jantung
Kolik empedu Ulkus duodenum
yang berpenetrasi
Kolelitiasis, Kolik renal
pankreatitis, Kolesistitis
Nyeri usus kecil/
ulkus duodenum
halus Pankreatitis,
Lesi rektal kolik renal
Apendisitis

Nyeri kolon Kolik ureter

GAMBAR 4-5 Tempat penjalaran nyeri yang umumnya ditemukan bersama penyakit viseral.

KOTAK 4.10 Pertanyaan Skrining Tambahan Integumen


untuk Pengkajian Verbal Sistem
Semua yang tidak berkaitan atau tidak dapat di­
Muskuloskeletal jelaskan
Semua yang tidak berkaitan atau tidak dapat di­ >> Ruam atau perubahan kulit lainnya?
jelaskan >> Tahi lalat yang baru atau berubah?
>> Nyeri, bengkak, atau kekakuan sendi? >> Luka yang tidak sembuh?
>> Kelemahan otot? >> Perubahan pada bantalan kuku?
>> Keletihan otot?
Diambil dari Boissonnault W. Review of Systems. In: Primary Care for
>> Nyeri yang tidak pernah berubah?
the Physical Therapist: Examination and Triage. 2nd ed. St. Louis, MO:

Neuromuskular Elsevier Saunders; 2011:121-136; dan Goodman C, Snyder T. Physical


assessment as a screening tool. In: Differential Diagnosis for Physical Ther-
Semua yang tidak berkaitan atau tidak dapat di­
apists: Screening for preferral. 5th ed. St. Louise, MO: Elsevier; 2012.
jelaskan
>> Masalah koordinasi atau keseimbangan?
>> Perubahan dalam hal penglihatan atau penden-
garan?
>> Gerakan atau tremor involunter?
>> Sakit kepala hebat? Tujuan Pasien Terhadap Fisioterapi
Kardiovaskular dan Pulmonal
Semua yang tidak berkaitan atau tidak dapat di­
jelaskan
>> Palpitasi jantung?
>> Nyeri dada atau rasa berat/sesak di dada?
>> Sesak napas?
>> Batuk atau serak?
>> Jari tangan atau kaki dingin atau kebiruan?
Tanpa pemahaman yang jelas tentang harapan pasien yang
ingin dicapai selama rangkaian fisioterapi, membagi/
memberitahukan rencana tidak dapat dilakukan. Men­cipta­
68 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

kan rencana terapi dan menyusun tujuan fisioterapi harus Akhirnya, mendorong Anda untuk mengatur secara
berkisar sekitar tugas fungsional pasien yang diharapkan mental pikiran Anda dalam cara logis yang dapat Anda
meningkat. Pasien yang mengalami keluhan utama nyeri pahami, yang harus mempercepat pengaturan pemeriksaan
sering kali berkata, “Saya ingin nyeri ini hilang”. Meskipun dan tindakan yang perlu dilakukan. Panjang rangkuman
hal ini dapat dipahami, pasien harus didorong untuk tidak boleh lebih dari 4-5 kalimat dan tidak boleh lebih
menjelaskan aktivitas fungsional yang akan meningkat jika dari beberapa menit untuk diungkapkan, isi dan fokus
nyeri menghilang. Kembalinya aktivitas fungsional rangkuman akan bergantung pada pasien.
merupakan kunci untuk hasil fisioterapi yang baik dan
demikian harus fokus pada tujuan pasien. Tidak hanya
harus fokus pada tujuan fungsional, Anda harus memotivasi MENDOKUMENTASIKAN
pasien untuk menyebutkan secara spesifik tentang aktivitas WAWANCARA PASIEN
fungsional yang diharapkan. Misalnya, jika pasien Meskipun tren kearah implementasi dokumentasi secara
mengatakan, “Saya ingin mampu berjalan”, Anda harus elektronik bergerak cepat, perkembangan keterampilan
bertanya kembali dengan “Dapatkah Anda menjelaskan untuk mendokumentasikan temuan secara gamblang dan
seberapa jauh keinginan Anda untuk berjalan?” Jika pasien akurat dalam menulis tetap sangat penting. Ketika Anda
mengatakan, “Saya ingin lebih aktif ”, Anda harus bertanya memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang
lagi “Dapatkah Anda menjelaskan hal yang akan lakukan disertakan/cantumkan dalam dokumentasi Anda dan cara
jika Anda dapat lebih aktif?” menuliskannya (menggunakan terminologi medis,
Contoh pertanyaan tentang tujuan pasien untuk fisio­ singkatan medis yang diterima, dan kata yang minimal),
terapi: Anda akan mampu mengadaptasikan dokumentasi Anda
• “Saat Anda telah selesai menjalani fisioterapi, ke semua sistem, tertulis atau elektronik.
aktivitas apa yang ingin Anda tingkatkan?” Informasi yang dikumpulkan dari wawancara awal
• “Apa saja hal yang spesifik yang sulit Anda lakukan pasien harus ditampilkan secara terstruktur dengan judul
saat ini yang ingin Anda perbaiki ketika Anda selesai yang mudah ditemukan. Kalimat lengkap jarang diperlu­
melakukan fisioterapi?” kan. Mengulang singkatan “ps” tidak perlu. Setelah me­
• Tindak lanjuti pernyataan “tidak mengalami nyeri”: muncul­kan satu atau dua singkatan “ps” menyakan bahwa
“Jika nyeri tidak lagi dirasakan atau menjadi lebih informasi berasal dari dan berkaitan dengan pasien. Misal­
baik, aktivitas apa saja yang tidak Anda lakukan nya, tidak perlu untuk mendokumentasikan hal berikut ini:
sekarang?” Ps mengatakan bahwa ia jatuh 3 minggu lalu setelah
kehilangan keseimbangan. Ps menyangkal kehilangan
kesadaran. Ps melaporkan ia mengalami sprain pada
pergelangan tangan dan mengalami banyak memar akibat
jatuh. Ps melaporkan telah sembuh sepenuhnya dari jatuh.
Ketika menentukan tujuan pasien Daripada demikian, Anda dapat mendokumentasikan
untuk fisioterapi merupakan seperti berikut ini:
PRIORITAS: Ps melaporkan terjatuh 3 minggu yang lalu setelah
kehilangan kesadaran. Menyangkal kehilangan kesadaran.
Hal ini harus selalu menjadi prioritas untuk memastikan Mengalami sprain pada pergelangan tangan dan banyak
bahwa Anda dan pasien memiliki pemahaman yang memar, tetapi melaporkan telah sembuh sepenuhnya.
baik tentang harapan yang ingin dicapai pasien.
Jika individu lain (mis., pemberi asuhan, anggota
keluarga) memberikan informasi untuk pasien, dokumen­
tasi Anda harus jelas mengindikasikan siapa yang melapor­
Rangkuman Wawancara
kan informasi. Jika informasi didapat dari pasien dan
Meskipun Anda mungkin mengumpulkan sejumlah individu lain, maka tepat untuk mengulang “ps
informasi dari pasien selama rangkaian wawancara awal, mengatakan …” dan “saudara mengatakan …” diseluruh
Anda harus mampu memberikan rangkuman verbal catatan.
kepada pasien tentang pembicaraan yang paling penting. Apa yang disajikan merupakan contoh lengkap
Hal ini memberikan beberapa tujuan penting. Pertama, wawan­ cara pasien yang akan terdiri atas bagian S
hal tersebut memberikan pasien pesan yang positif bahwa (subjektif ) catatan SOAP (nama dan identifikasi informasi
Anda mendengarkan dan mampu memahami ceritanya. telah diubah). Pasien ini dirujuk ke klinik fisioterapi rawat
Kedua, memungkinkan pasien mendengar apa yang Anda jalan oleh dokter perawatan primer dengan rujukan yang
telah dengar dan memberikan pasien kesempatan untuk dibaca “nyeri bahu kanan kronik, evaluasi dan tangani”.
memperbaiki apa pun yang mungkin tidak akurat, atau Disamping tanda tangan dokter, terdapat tingkat informasi
menambahkan sesuatu tentang apa yang ia mungkin lupa. yang diberikan sebelum memulai pemeriksaan.
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 69

CONTOH DOKUMENTASI SUBJEKTIF


Nama Pasien: James Smith
Diagnosis: Nyeri Bahu ® Kronik
Dokter: Paul Jones
DOB: 03/28/43
Rx Order: Evaluasi dan Terapi
Tanggal Pemeriksaan Fisioterapi: 11/08/12

Subjektif: Pasien berusia 69 tahun Ⓒ c/c Ⓡ nyeri bahu setelah cedera akibat kerja yang terjadi pada tahun 1988. Mekanisme
cedera: Pasien melaporkan mengangkat benda berat diatas kepala saat kerja (’88); merasakan sensasi robekan di Ⓡ bahu.
Hx kondisi saat ini: saat terjadi cedera ia dibawa ke klinik karyawan dan dikatakan ia “pura-pura”. Ia dirujuk ke Rumah
sakit X melalui PCP. Per MRI MD ditemukan robekan manset (RC) rotator Ⓡ hebat yang mengarah ke perbaikan
pembedahan. Pt menemui PT setelah pem­bedahan dan robekan RC Ⓒ PT exs, mengarah ke perbaikan pembedahan
kedua setelah satu tahun PT. Di tahun 1992 pasien menjalani perbaikan ketiga untuk memperbaiki robekan Ⓡ deltoid.
Dikirim ke klinik nyeri selama 6 bln untuk “untuk belajar mengatasi nyeri”. Mendapat injeksi kortison di akhir Rx ini.
Tidak me­miliki/menjalani perawatan medis atau PT. Menyang­kal cedera saat ini. Nyeri terjadi secara progresif ↑dalam
beberapa bulan terakhir. Lokasi/Penjelasan: Nyeri bersifat global menjalar melalui sendi bahu Ⓡ dan ke lengan atas Ⓡ.
Nyeri konstan. Dijelaskan sebagai nyeri dalam dan menusuk saat istirahat; tajam dan seperti terbakar ketika bergerak.
Intensitas: Saat ini: 7/10 (skala 0-10; 0 = tidak ada nyeri); paling baik dalam waktu 2 minggu terakhir: 5/10 (saat bangun);
terburuk dalam 2 minggu terakhir: 9,5/10 (setelah menggunakan bor untuk membuat kandang burung). Perilaku: Pemicu:
Es/dingin, menyetir, berhubungan seksual (posisi/menyo­kong), penggunaan umum Ⓡ UE (ekstremitas atas). Pereda: Air
panas/hangat, istirahat Ⓡ UE, meletakkan UE Ⓡ di mitela yang dibuat sendiri. Pola 24 jam: baik sekali. Medikasi: untuk
bahu: Hidrokodon (nyeri), Aleve (nyeri, inflamasi); medikasi lain: N/A. Pemeriksaan DX: Tidak ada sejak 1992. PMH:
Pelurisi (15 tahun yang lalu, berkaitan dengan merokok); cedera lutut 3-4 tahun yang lalu (sembuh)’ LBP (intermiten
dalam 2-3 tahun terakhir); lainnya tidak berkontribusi. Menyangkal adanya pembedahan atau hospitalisasi lain. Rumah/
Sumber: Pt tinggal dengan istri di rumah berlantai satu; istri memberikan Ⓐ c PRN; ps menyangkal adanya kesulitan
dalam bermanuver/menjelalah rumah; meng­guna­kan UE Ⓛ untuk mencapai benda yang ada diatas kepala. Pekerjaan/
Rekreasi/Sosial: Tidak bekerja sejak ’88. Saat ini menjadi sukarelawan untuk Habitat for Humanity dalam 3-4 hr/mgg
(bekerja ½ hari) mendempul dan memberi edukasi kepada sukarelawan lain. Juga bekerja di halaman dan membuat
kandang burung. Senang bermian gitar. Pergi ke FL dalam 30 bulan saat musim dingin dan sukarelawan untuk Habitat.
Biasanya bermain bowling dan berenang tetapi saat ini tidak dapat 2°Ⓡ nyeri bahu. Mengatakan bahwa ia berpartisipasi
pada sebagian besar aktivitas yang ia inginkan tetapi tidak ada nyeri dan sering kali “membayar” aktivitas selama 2-3 hari.
Tidur: Kualitas tidur ¯ hari akibat Ⓡ nyeri bahu; pasien bagun setiap noc (1-2 pagi) c nyeri; terka­dang shower panas nyeri
↓tetapi biasanya “menunggu” dan mencoba kembali tidur. Juga tidur siang setiap hari. Istrinya melaporkan bahwa ps
sering menguap dalam tidur dan sering kali “tertahan” pada posisi tertentu dan ia harus membantunya pindah/bergerak.
Stres/Depresi: Ps membuat peringkat tingkat nyeri rendah hingga sedang. Melaporkan beberapa perasaan depresif berkaitan
dengan kehilangan fungsi selama beberapa tahun (“tidak dapat diberikan oleh keluarga saya) tetapi tidak mencari konseling.
Kebiasaan kesehatan/sosial lain: Menyangkal merokok (berhenti tahun 1994a); terkadang mengonsum­si segelas wine; tidak
secara teratur melakukan latihan fisik; diet “cukup”, setiap hari mengonsumsi satu cangkir minuman ber­kafein. ROS
verbal: kardiopulmonal: melaporkan dispnea yang jarang terjadi dan berkaitan dengan hx merokok/pleurisi; lainnya biasa
saja. Musku­loskeletal: menyangkal mengalami nyeri atau kelemahan otot atau sendi. Integumen: menyangkal adanya tahi
lalat baru/berubah, ruam, area kulit yang tidak sembuh. Neuromuskular: menyangkal kebas, kesemutan, pening,
perubahan peng­lihatan/pendnegaran. Tujuan Ps untuk PT: (1) mampu bekerja untuk Habitat, melakukan pe­ker­jaan di
halaman, membuat kandang buruk, dan melakukan hubungan seksual dengan sedikit ketidak­nyamanan (selama dan
setelahnya); (2) mampu tidur setiap noc tanpa terbangun atau mengganggu istri.
70 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

RANGKUMAN BAB Available at: www.nhc.govt.nz. Accessed March 4, 2012.


9. Linton S. A review of psychological risk factors in back and
Informasi yang Anda dapatkan melalui wawancara awal neck pain. Spine. 2000;25:1148-1156.
pasien berpotensi memberikan peta pemeriksaan fisik 10. Thomas E, Silman A, Croft P, Papageorgiou A, Jayson M,
(pemeriksaan dan tindakan) untuk diikuti. Ketika mem­ Macfarlane G. Predicting who develops chronic low back pain
pelajari proses ini, sering kali mahasiswa kesulitan untuk in primary care: a prospective study. BMJ. 1999;318:1662-
mengetahui informasi yang penting dan yang sepele. 1667.
Seraya Anda mempraktikkan wawancara, baik dengan 11. Boissonnault W, Bass C. Medical screening examination:
teman sekelas, teman, anggota keluarga, pasien palsu, atau not optional for physical therapists. J Orthop Sports Phys
bahkan pasien nyata, lakukan proses refleksi diri setelah Ther. 1991;14:241-242.
selesai wawancara. Tanya diri Anda sendiri, “Apa jenis 12. Goodman C, Snyder T. Pain types and viscerogenic pain
kategori pertanyaan yang diperlukan untuk kondisi yang patterns. In: Differential Diagnosis for Physical Therapists:
Screening for Referral. 5th ed. St. Louis, MO: Elsevier; 2012:96-
mengkhawatirkan?” atau “Apakah saya mendapat infor­
154.
masi yang penting dari cara saya mengajukan pertanya­an?”
13. Turk D, Monarch E. Biopsychosocial perspective on chronic
Jawaban “ya” atau “tidak”, Anda telah mempelajari sesuatu pain. In: Turk D, Gatchel R, eds. Psychological Approaches to
yang dapat digunakan ketika melakukan wawancara lain Pain Management. 2nd ed. New York: Guilford Press; 2002.
waktu. Keterampilan diperlukan untuk melakukan 14. Makoul G, Zick A, Green M. An evidence-based
wawan­ cara yang ringkas dan mendalam memerlukan perspective on greetings in medical encounters. Arch
pengalaman yang banyak, tetapi ketika Anda mempelajari Intern Med. 15. Conant E. Addressing patients by their first
keterampilan ini Anda kemungkinan akan menyadari names. N Engl J Med. 1983;308:226.
bahwa keuntungan investasi tersebut tidak ternilai 15. Conant E. Addressing patients by their first namse. N Engl J Med.
harganya. 1983; 308:226.
16. Heller M. Addressing patients by their first names. N Engl J
Med. 1983;308(18):1107.
REFERENSI 17. Swartz M. The interviewer’s questions. In: Textbook of
1. Stith J, Sahrmann S, Dixon K, Norton B, Woolsey N. Physical Diagnosis: History and Examination. 6th ed.
Curriculum to prepare diagnosticians in physical therapy. J Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2010:3-37.
Phys Ther Educ. 1995;9:46-53. 18. Lill M, Wilkinson T. Judging a book by its cover: descriptive
2. Godges J, Boissonnault W Symptom investigation. In: survey of patients’ preferences for doctors’ appearance and
Boissonnault W, ed. Primary Care for the Physical Therapist: mode of address. BMJ. 2005;331(7531):1524-1527.
Examination and Triage. St. Louis, MO: Elsevier Saunders; 19. Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria, VA:
2005:66-86. American Physical Therapy Association; in press.
3. Goodman C, Snyder T. Introduction to screening for referral 20. Guide to Physical Therapist Practice. 2nd ed. Alexandria, VA:
in physical therapy. In: Differential Diagnosis for Physical American Physical Therapy Association; 2003.
Therapists. St. Louis, MO: Elsevier; 2012:1-30. 21. The Use of Medicines in the United States: Review of 2010.
4. Boissonnault W Primary Care for the Physical Therapist: Parsippany, NJ: IMS Institute for Healthcare Informatics;
Examination and Triage. St. Louis, MO: Elsevier Saunders; 2011. Available at: www theinsinstitute.org. Accessed June 21,
2005. 2012.
5. Magee D. Principles and concepts. In: Orthopaedic Physical 22. Fenton S. Ethnos: decent and culture communities. In:
Assessment. 5th ed. St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2008:2- Ethnicity. Malden, MA: Blackwell Publishing; 2003:13-24.
70. 23. Ryan C, Siebens J. Educational Attainment in the United
6. Burton A, Tillotson K, Main C, Hollis M. Psychosocial States: 2009. Washington, DC: United States Census Bureau;
predictors of outcome in acute and sub-acute low back 2012.
trouble. Spine. 1995;20:722-728. 24. Weiss B. Health Literacy and Patient Safety: Help Patients
7. Fransen M, Woodward M, Norton R, Coggan C, Dawe M, Understand. Chicago, IL: American Medical Association
Sheridan N. Risk factors associated with the transition from Foundation; 2007.
acute to chronic occupational back pain. Spine. 2002;27:92- 25. Woolf A. History and physical examination. Best Pract Res
98. Clin Rheumatol. 2003;17(3):381-402.
8. Kendall N, Linton S, Main C. Guide to Assessing Psychosocial 26. Williamson A, Hoggart B. Pain: a review of three commonly
Yellow Flags in Acute Low Back Pain: Risk Factors for Long- used pain rating scales. J Clin Nurs. 2005;14:798-804.
Term Disability and Work Loss. Wellington, NZ: Accident 27. Petty N. Subjective examination. In: Neuromusculoskeletal
Rehabilitation and Compensation Insurance Corporation of Examination and Assessment. Philadelphia, PA: Elsevier;
New Zealand and the National Health Committee; 1997. 2006:3-36;
BAB 4 Panduan dan Isi Wawancara Pasien 71

28. Swartz M. The musculoskeletal system. In: Textbook of 44. Fritz J, George S, Delitto A. The role of fear-avoidance
Physical Diagnosis: History and Examination. 6th ed. beliefs in acute low back pain: relationships with current and
Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2010:584-640. future disability and work status. Pain. 2001;94(1):7-15.
29. Goodman C, Snyder T. Screening for hepatic and biliary 45. Bombardier C, Farm J, Temkin N, Esselman P, Barber J, Dikmen
disease. In: Differential Diagnosis for Physical Therapists: S. Rates of major depressive disorder and clinical
Screening for Referral. 5th ed. St. Louis, MO: Elsevier; outcomes following traumatic brain injury. JAMA.
2012:359-382. 2010;303(19):1938-1945.
30. Onder G, Lattanzio F, Battaglia M, et al. The risk of adverse 46. Lockhart B. Injured athletes’ perceived loss of identity:
drug reactions in older patients: beyond drug metabolism. educational implications for athletic trainers. Athl Train Educ J.
Curr Drug Metab. 2011;12(7):647-651. 2010;5(1):26-31.
31. Jensen M, Brant-Zawadzki M, Obuchowski N, Modic M, 47. Patten S, Beck C, Williams J, Barbui C, Metz L. Major
Malkasian D. Magnetic resonance imaging of the lumbar spine depression in multiple sclerosis: a population-based
in people without back pain. NEngl JMed. 1994;331(2):69- perspective. Neurology. 2003;61:1524-1527.
73. 48. Haggman S, Maher C, Refshauge K. Screening for symptoms
32. American Medical Association. Family Medical History in of depression by physical therapists managing low back pain.
Disease Prevention. Available at: www.ama-assn.org/go/ Phys Ther. 2004;84(12):1157-1166.
familyhistory. Accessed June 12, 2012. 49. Kessler R, Chiu W, Demler 0, Walters E. Prevalence, severity,
33. Tatara R, Kuzmeskus L, Duckhorn E. The National Elder and comorbidity of twelve-month DSM-IV disorders in the
Abuse Incidence Study. Washington, DC: U.S. Department of National Comorbidity Survey Replication (NCS-R). Arch
Health and Human Services: The Administration on Aging; Gen Psychiatry. 2005;62(6):617-627.
1998. 50. Sartorius N, Ustun T, Lecrubier Y, Wittchen H.
34. Berkman L, Leo-Summers L, Horwitz R. Emotional support Depression comorbid with anxiety: results from the WHO
and survival after myocardial infarction: a prospective, study on psychological disorders in primary health care.
populationbased study of the elderly. Ann Intern Med. Br J Psychiatry. 1996;168:38-40.
1992;117:1003-1009. 51. Karim A, Pandit H, Murray J, Wandless F, Thomas N. Smoking
35. Schwarzer R, Rieckmann N. Social support, cardiovascular and reconstruction of the anterior cruciate ligament. I Bone
disease, and mortality. Paper presented at: NATO Advanced Joint Surg. 2006;88(8):1027-1031.
Research Workshop on Increase in Coronary Heart Disease 52. Stadelmann W, Digenis A, Tobin G. Impediments to wound
in Central and Eastern Europe; 2000; Budapest, Hungary. healing. Am J Surg. 1998;176(2):39S-47S.
36. Uchino B. Social support and health: a review of physiological 53. Smoking impairs healing after TKA. Advance for Physical
processes potentially underlying links to disease outcomes. J Therapy and Rehab Medicine. Available at: http://physical-
Behavior Med. 2006;29(4):377-387. therapy.advance-web.com/News/Daily-News-Watch/
37. Brody L. Principles of self-management and exercise Smoking-Impairs-Healing-After-TKA.aspx. Accessed April
instruction. In: Brody L, Hall C, eds. Therapeutic Exercise: 12, 2012.
Moving Toward Function. 3rd ed. Philadelphia, PA: Lippincott 54. Lavernia C, Sierra R, Gomez-Marin O. Smoking and joint
Williams & Wilkins; 2011:35-48. replacement: resource consumption and short term outcome.
38. Kisner C, Colby L. General concepts. In: Therapeutic Clin Orthop. 1999;367:172-180.
Exercise: Foundations and Techniques. 5th ed. Philadelphia, 55. An H, Simpson J, Glover J, Stephany J. Comparison
PA: EA. Davis; 2002:1-35. between allograft plus demineralized bone matrix versus
39. Asmundson G, Norton P, Norton G. Beyond pain: the autograft in anterior cervical fusion. A prospective multi-
role of fear and avoidance in chronicity. Clin Psychol Rev. center study. Spine. 1995;20:2211-2216.
1999;19(1): 97-119. 2007;167:1172-1176. 56. Centers for Disease Control and Prevention. Insufficient Sleep
40. Iles R, Davidson M, Taylo . Psychosocial predictors of failure Is a Public Health Epidemic. Available at: www.cdc.gov/
to return to work in non-c ronic non-specific low back pain: Features/ dsSleep. Accessed April 21, 2012.
a systematic review. Occup viron Med. 2008;65:507-517. 57. Opp M. Sleeping to fuel the immune system: mammalian sleep
41. Sullivan M, Thorn B, R dgers W, Ward L. Path model of and resistance to parasites. BMC Evolutionary Biology. 2009;9(8).
psychological antecedents to p in experience: experimental Available at: wwwbiomedcentral.com/1471-2148/9/8. Accessed
and clinical findings. Clin JPain. 2004;20(16):164-173. June 21, 2012.
42. Vlaeyen J, Linton S. Fear-avoidance and its consequences in 58. Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An Unmet Public
chronic musculoskeletal pain: a state of the art. Pain. 2000; Health Problem. Washington, DC: National Academies
85(3):317-332. Press; 2006.
43. Boersma K, Linton S. Screening to identify patients at risk: 59. Thase M. Depression and sleep: pathophysiology and
profiles of psychological risk factors for early intervention. treatment. Dialogues Clin Neurosci. 2006;8(2):217-226.
Clin J Pain. 2005;21(1):38-43.
72 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

60. Boissonnault W Review of systems. In: Primary Care for the


Physical Therapist: Examination and Triage. 2nd ed. St. Louis,
MO: Elsevier Saunders; 2011:121-136.
61. Goodman C, Snyder T. Physical assessment as a screening tool.
In: Differential Diagnosis for Physical Therapists: Screening for
Referral. 5th ed. St. Louis, MO: Elsevier; 2012.
BAGIAN II

Pengujian dan Pengukuran:


Membentuk Dasar
74
BAB 5
Pengenalan Pengujian dan
Pengukuran Fisioterapi
ISI BAB
PENGENALAN TERHADAP PENGUJIAN DAN
PENGUKURAN
TRANSISI DARI WAWANCARA PASIEN KE
MELAKUKAN PENGUJIAN DAN PENGUKU-
RAN
APA SAJA PENGUJIAN DAN PENGUKURAN
YANG TERSEDIA?
MEMILIH PENGUJIAN DAN PENGUKURAN
YANG TEPAT
ISI DAN PENGATURAN BAB YANG TERSISA
KALIMAT PENUTUP

75
76 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PENGENALAN TERHADAP PENGUJIAN DAN PENGUKURAN


Informasi yang dikumpulkan dari wawancara awal pasien harus memberikan informasi dasar yang dapat
digunakan untuk membuat hipotesis kondisi pasien. Proses pembuatan hipotesis ini membantu untuk
fokus pada pemeriksaan selanjutnya, yang terdiri dari pengujian dan pengukuran. Hasil pengujian dan
pengukuran ini harus dilanjutkan guna memfokuskan dan menguatkan hipotesis Anda hingga diagnosis
fisioterapi, prognosis, dan rencana manajemen perawatan dapat dibuat.1, 2

Ingat kembali analogi yang dibahas dalam Bab 1 yang kesehatan lain―yang unik bagi setiap pasien berdasarkan
mengibaratkan proses pemeriksaan, evaluasi, dan individu dan faktor lingkungan, “menyelesai­kan” pem­
manajemen sebagai proses membangun sebuah rumah bangun­an rumah. Jika terdapat perubahan status pasien
(lihat GAMBAR 5-1). Informasi yang berasal dari atau informasi penting tambahan yang ditemukan pada
wawancara dengan pasien disertai dengan observasi awal pertemuan berikutnya, rencana perawatan dapat disesuai­
yang telah Anda lakukan akan memberikan pondasi untuk kan berdasarkan perubahan atau informasi penting tam­
pemeriksaan selanjutnya. Informasi yang berasal dari bah­an tersebut (rumah mungkin perlu dibentuk kembali).
peng­ujian/pengukuran yang Anda lakukan akan mem­
bangun kerangka kerja yang berada di atas pondasi. Sama
seperti rumah yang tidak dapat berdiri kokoh tanpa TRANSISI DARI WAWANCARA
pondasi yang solid dan kerangka yang kuat, proses evaluasi PASIEN KE MELAKUKAN
dan manajemen selanjutnya akan berjalan dengan buruk PENGUJIAN DAN PENGUKURAN
tanpa adanya wawancara yang baik dan pengujian/
pengukuran dasar yang tepat. Bagan alir dalam GAMBAR 5-2 menawarkan kemajuan
Meskipun pondasi dan kerangka dapat secara tepat dibanding paparan pada Bab 4, yang menjelaskan tentang
memberikan perlindungan dasar, kerja selanjutnya proses melakukan wawancara pasien (digambarkan pada
diperlukan sebelum rumah selesai dibangun. Komponen setengah bagian atas Gambar 5-2). Pada simpulan wawan­
suportif tambahan (seperti uji khusus atau lanjutan) dapat cara, Anda harus memberikan ringkasan poin utama yang
diperlukan dengan tujuan untuk memperkuat hipotesis didiskusikan kepada pasien. Meskipun penggalian tam­
klinik dan berfokus pada diagnosis dan prognosis. Akhir­ bah­an dan penjelasan pertanyaan biasanya ditanya di akhir
nya, rencana manajemen asuhan―termasuk inter­vensi, sesi, ringkasan ini memberikan makna yang sempurna dari
dokumentasi, dan kolaborasi dengan penyedia layanan transisi menuju bagian pengujian/pemeriksaan.
Seperti yang dapat dilihat dalam bagian tengah
bawah pada Gambar 5-2, proses melakukan bagian
pengujian/pemeriksaan sangat serupa dengan wawancara
pasien. Pengujian dan pemeriksaan dipilih dan dilakukan.
Apabila terdapat bukti temuan dugaan gangguan, temuan
tersebut harus diinvestigasi secara menyeluruh.3 Contoh
klasiknya berupa pengkajian tanda-tanda vital pasien,
yang, seperti yang dijelaskan pada Bab 7, harus dilakukan
pada setiap pasien baru seawal mungkin dalam bagian
dari peng pengujian/pemeriksaan. Jika tekanan darah pasien sangat
m asi ujian dan
Infor tinggi hingga mengkhawatirkan (190/110 mmHg),4 pasien
penguku
ra n
harus diizinkan untuk beristirahat secara nyaman selama
5-10 menit sebelum pengukuran kedua dilakukan. Selama
periode istirahat ini, pertanyaan lebih lanjut tentang
Informasi dari wawancara pasien riwayat kardiovaskular pasien harus digali untuk menen­
tukan apakah ada beberapa episode serupa sebelumnya
atau apakah terdapat faktor risiko kardio­vaskular lainnya.
Jika hasil tekanan darah kedua tetap menunjukkan kisaran
kritis, dokter yang menangani pasien harus di­hubungi, dan
GAMBAR 5-1 Pikirkan pemeriksaan pasien proses seperti pemeriksaan fisioterapi cenderung ditunda hingga tekanan
pembuatan rumah. darah dapat diturun­kan. Jika nilai dasar pasien tersebut
BAB 5 Pengenalan Pengujian dan Pengukuran Fisioterapi 77

Tindakan pra-wawancara (tergantung tatanan):


• Pastikan bahwa rujukan dokter (jika ada) telah jelas dan lengkap.
• Tinjau kembali catatan medis elektronik atau kardeks medis.
• Kumpulkan informasi tentang pasien dari profesional asuhan kesehatan lain.
• Tinjau kembali formulir masuk (seperti formulir riwayat medis atau alat yang
terpasang saat keluar).

Wawancara Pasien Dimulai

Respons red flag (kewaspadaan medis) terhadap pertanyaan wawancara?

Ya Tidak

Tanya pertanyaan tambahan dan gali


dalam riwayat untuk mencari penjelasan.

Tidak ditemukan penjelasan; Memberikan penjelasan yang dapat


kekhawatiran tetap ada atau meningkat. diterima; kekhawatiran menurun

Hentikan pemeriksaan, hubungi Hubungi dokter yang menangani Lanjutkan dengan


dokter yang menangani pasien pasien tersebut, dan lanjutkan wawancara atau
tersebut, dan hubungi layanan dengan pemeriksaan jika lanjutkan ke
kedaruratan jika dibutuhkan. rujukan cepat tidak dibutuhkan. pemeriksaan fisik.

Pengujian dan Pengukuran

Pilih pengujian/pengukuran yang tepat berdasarkan diagnosis atau kondisi pasien,


temuan wawancara, observasi, dan hasil pengujian/pengukuran lain.

Temuan red flag (kekhawaatiran medis)?

Ya Tidak

Melakukan pengujian/pengukuran
tambahan; cari penjelasan.

Tidak ditemukan penjelasan; Temuan dapat diterima ; kekhawatiran


kekhawatiran tetap ada atau meningkat. menurun

Hentikan pemeriksaan, hubungi Hubungi dokter yang menangani Lanjutkan dengan


dokter yang menangani pasien pasien tersebut, dan lanjutkan wawancara atau
tersebut, dan hubungi layanan dengan pemeriksaan jika lanjutkan ke
kedaruratan jika dibutuhkan. rujukan cepat tidak dibutuhkan. pemeriksaan fisik.

Gambar 5-2 Proses pemeriksaan pasien: wawancara serta pengujian dan pemeriksaan pasien.
78 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

berada dalam rentang 150/90 mmHg, pertimbangan PENGUJIAN DAN PENGUKURAN


bermakna harus dipikirkan, dan riwayat kardiovaskular APA YANG TERSEDIA?
digali secara lebih mendalam. Namun, karena hasil
pembacaan tidak mencapai tingkat kritis, pemeriksaan fisik Terdapat banyak sekali pengujian dan pengukuran yang
dapat terus berlanjut tanpa ke­waspadaan dan dengan dapat digunakan oleh fisioterapis untuk mengumpulkan
pemantauan tekanan darah secara teratur. informasi penting tentang kondisi pasien. Gambar 5-3

Kapasitas/Ketahanan Aerobik

Antropometrik

Assistive Technologgi ; I

Keseimbangan

Sirkulasi (Arteri, Vena, Limfe)

Komunitas, Sosial, dan Kehidupan Bermasyarakat

Saraf Kranial dan Perifer

Faktor Lingkungan

Gaya Berjalan

Integumen

Integritas/Mobilitas Sendi

Fungsi Mental
Pengujian dan
Pengukuran
Mobilitas

Fungsi Motorik (Kendali dan Pembelajaran Motorik)

Performa Otot (Kekuatan, Tenaga, Ketahanan, Durasi)

Perkembangan Neuromotorik dan Proses Sensorik

Nyeri

Integritas Refleks

Perawatan Diri

Kehidupan Rumah Tangga

Integritas Sensorik

Kesejajaran dan Integritas Skeletal

Ventilasi dan Respirasi/Pertukaran Gas

Kehidupan Kerja (Pekerjaan/Sekolah/Bermain)

Gambar 5-3 Kategori pengujian dan pengukuran yang tersedia untuk fisioterapis.
Diambil dari Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria, VA: American Physical Therapy Association; in press; Guide to Physical Therapist
Practice. 2nd ed. Alexandria, VA: American Physical Therapy Association; 2003; dan International Classification of Functioning, Disability, and Health: ICF.
Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2001.
BAB 5 Pengenalan Pengujian dan Pengukuran Fisioterapi 79

menunjukkan kategori asesman global ke pengujian/ Refleks terdapat sub-kategori refleks tendon dalam
pengukuran yang dapat dikelompokkan menurut Guide to (spesifik terkait beberapa kondisi muskuloskeletal dan
Physical Therapist Practice (the Guide)1,2 dan International neuromuskular), refleks perkembangan (secara spesifik
Classification of Functioning, Disability, and Health.5 dikaji pada banyak pasien pediatrik), atau refleks patologis
Mungkin Anda akan merasa bingung ketika tidak me­ (diperiksa ketika dicurigai terjadi patologi sistem saraf
nemukan adanya daftar pra-pengaturan pengujian/peng­ pusat tertentu). Contoh lain dapat dilihat dari kategori
ukuran untuk setiap kondisi atau diagnosis. Namun, Integritas Sensorik. Kategori tersebut mungkin dapat
seiring dengan meningkatnya kepercayaan diri, Anda akan disubkategorikan menjadi sentuhan ringan superfisial
menyadari bahwa kebebasan untuk membuat keputusan (dikaji pada beragam pasien), sensasi protektif (digunakan
klinik akan menghasilkan otonomi profesional yang kuat, dengan pasien yang diketahui atau diduga mengalami
sementara menuntut juga akuntabilitas tingkat tinggi diabetes melitus), atau propriosepsi (diuji ketika diduga
terhadap dan tanggung jawab kepada setiap pasien yang terjadi gangguan sistem saraf pusat). Oleh sebab itu,
berada di bawah perawatan Anda. jumlah yang sebenarnya dari pengujian dan pengukuran
Meskipun protokol pemeriksaan berbasis diagnosis spesifik yang tersedia untuk fisioterapis sangat banyak,
tidak ada, banyak pengujian/pengukuran yang umumnya mendukung kalimat yang menyatakan bahwa pemeriksaan
digunakan pada jenis pasien tertentu. Ketika melaku­kan setiap pasien akan memiliki keunikan masing-masing.
pemeriksaan pada pasien yang mengalami gangguan
muskuloskeletal jarang sekali tidak dilakukan pengkajian
integritas/mobilitas sendi. Demikian pula dengan sejum­ MEMILIH PENGUJIAN DAN
lah besar pasien yang memperlihatkan gangguan neuro­ PENGUKURAN YANG TEPAT
logis memerlukan pengkajian beragam bentuk keseimbang­ Menurut the Guide, seorang fisioterapis dapat memilih
an. Namun, bahkan dengan adanya kategori pengujian/ untuk menggunakan satu, beberapa, atau sebagian dari
pengukuran global, pilihan bagian yang akan dikaji akan banyaknya pengujian dan pengukuran spesifik selama
berbeda bergantung pada karakteristik pasien yang unik. pemeriksaan. Pilihan ini dibuat berdasarkan tujuan
Pasien tertentu yang mengalami gangguan muskuloskeletal kunjungan, kompleksitas kondisi pasien, dan informasi
mungkin hanya memerlukan pengkajian integritas/ yang dikumpulkan melalui wawancara dan/atau pengujian
mobilitas sendi pada satu sendi, sementara pasien lain dan pengukuran lain.1,2 Pengujian dan pengukuran yang
mungkin memerlukan pengkajian yang sama yang dilaku­ dipilih hanya yang dibutuhkan untuk (1) mengonfrimasi
kan pada semua sendi di seluruh area tubuh. Pasien atau menolak hipotesis terkait penyebab kondisi atau
tertentu yang mengalami gangguan neurologis mungkin tingkat fungsional pasien dan (2) memperoleh bukti
hanya dapat menoleransi pengkajian singkat seated balance, untuk menjustifikasi diagnosis, prognosis, dan rencana
sementara pasien lain mungkin memerlukan serangkaian asuhan fisioterapi.1,2 Oleh sebab itu, pasien yang secara
uji keseimbangan statik dan dinamik yang berbeda. umum dalam kondisi sehat yang mengunjungi fisioterapi
Fisioterapis yang ahli dipersiapkan untuk mengguna­ dengan kondisi sederhana mungkin memerlukan penguji­
kan setiap uji/evaluasi untuk memeriksa setiap sistem an dan pengukuran yang sangat sedikit agar klinisi dapat
tubuh terlepas dari tatanan klinik atau populasi umum menyusun diagnosis, pronosis, dan rencana manajemen
pasien. Pasien yang mengunjungi tatanan rehabilitasi perawatan. Sebaliknya, pasien yang memiliki kondisi yang
neuro­logis dapat mengalami disfungsi muskuloskeletal kompleks dan komorbiditas beragam dapat memerlukan
tertentu. Demikian pula, pasien yang mengunjungi tatan­ serangkaian pengujian/pengukuran ekstensif sebelum
an ortopedik dapat mengalami juga disfungsi neurologis mempertimbangkan rencana perawatan. Dua contoh
yang dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan berikut menekankan konsep ini.
diagnosis ortopedik. Pasien yang mengunjungi pusat • Seorang pasien dirujuk ke bagian fisioterapi untuk
perawatan luka mungkin memiliki gangguan kardiovas­ mendapatkan rehabilitasi setelah menjalani prosedur
kular tertentu yang mendasari yang merupakan penyebab artroskopik untuk “membersihkan” jaringan parut
primer luka. Dan, secara tidak mengejutkan, pasien yang dan taji tulang (bone spurs) pada sendi glenohumeral
berada di tatanan perawatan akut dapat mengalami kiri. Pasien ini aktif bergerak, riwayat kesehatan
kondisi yang amat beragam yang melibatkan lebih dari lalunya tidak baik, dan ia memiliki motivasi untuk
satu sistem. Oleh sebab itu, semua klinisi harus terampil kembali ke aktivitas fungsional sebelumnya. Pada
dalam melakukan pengujian dan pengukuran dasar yang kasus ini, beberapa pengujian/pengukuran terpilih
mengkaji sistem muskuloskeletal, neuro­muskular, kardio­ akan di­perlu­kan sebelum diagnosis, prognosis, dan
vaskular/pulmonal, dan integumen. rencana manajemen dapat disusun.
Sebagian besar kategori pengujian/pengukuran yang • Seorang pasien dirujuk ke bagian fisioterapi dengan
termuat di dalam Gambar 5-3 memiliki beberapa sub- diagnosis medis stenosis spinal. Selama wawancara
kategori. Sebagai contoh, di dalam kategori Integritas awal, pasien menyebutkan beberapa kondisi yang
80 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

menyertai (penyakit hati, penyakit Lyme, artritis Ketika Anda berupaya untuk mempelajari proses
reumatoid, dan depresi klinis). Ia juga menyebutkan pembuatan keputusan dalam menentukan prioritas peng­
tanda dan gejala di ekstremitas bawah yang tidak ujian/pengukuran, Anda akan membuat kesalahan pada
“pas” dengan diagnosis medis stenosis spinal, pada satu atau dua arah: cenderung untuk melakukan terlalu
kasus ini, banyak pengujian dan pengukuran yang sedikit tes, atau cenderung untuk melakukan terlalu
perlu dilakukan di sepanjang sistem tubuh sebelum banyak. TABEL 5-1 menggambarkan masalah yang
diagnosis, prognosis, dan rencana perawatan fisio­ umum dialami dalam mengategorikan pengujian/peng­
terapi dapat disusun. ukuran ketika pertama kali mempraktikkan pemeriksaan
Dari banyaknya pengujian dan pengukuran fisio­ pasien. Dibutuhkan alasan yang memungkinkan, per­
terapi yang tersedia, proses pengambilan keputusan klinis tanyaan refleksi diri, dan solusi.
harus dilakukan guna menentukan uji mana yang paling Refleksi diri berperan penting dalam meningkatkan
tepat dilakukan untuk situasi yang dihadapi. Ingat kembali keterampilan pemeriksaan pasien dari tingkat pemula
sistem yang dijelaskan pada Bab 2 dan 4 terkait pertanyaan hingga menjadi ahli.6,7 Anda dianjurkan untuk melakukan
“prioritas”, “tidak berguna” dan “memungkinkan untuk refleksi pada setiap pertemuan yang Anda lakukan dengan
dilakukan” dalam wawancara pasien; sistem ini dapat pasien yang nyata atau replika. Selama awal pertemuan
dipakai juga untuk membantu mengategorikan pengujian dengan pasien, pikiran Anda akan penuh dengan tugas
dan pengukuran yang tersedia. Beberapa peng­ujian akan yang Anda miliki dan akan selalu mencoba melakukan
memberikan informasi yang penting untuk memahami segalanya dengan “benar”. Oleh sebab itu, ketika pertama
kondisi pasien dan merencanakan intervensi (prioritas); kali belajar dan mengaplikasikan keterampilan pemeriksaan
beberapa pengujian cenderung tidak akan memberi pasien, refleksi biasanya terjadi setelah pertemuan selesai.
informasi penting apa pun terkait kondisi pasien (tidak Hal ini disebut reflection-on-action8 dan telah diidentifikasi
berguna); dan beberapa pengujian mungkin memberikan sebagai bagian penting dari proses belajar bagi klinisi
informasi yang berguna, tetapi kebutuhan untuk pemula.9 Ketika melakukan refleksi terhadap setiap per­
melakukan pengujian/pengukuran tetap tidak pasti/tidak temuan, penting juga bagi Anda untuk mengidentifikasi
menentukan (memungkinkan untuk dilakukan) hingga beberapa aspek yang berjalan dengan baik sebagai tam­bah­
informasi tambahan didapatkan. Penentuan pengujian/ an setelah mengetahui hal yang seharusnya dapat ber­
pengukuran ke dalam satu dari ketiga kategori tersebut langsung secara lebih baik. Kembangkan aspek yang
harus didasarkan pada hal berikut. berjalan dengan baik dan sesuaikan aspek yang tidak
• Informasi dipelajari dari riwayat pasien. berjalan dengan baik. Seraya meningkatkan keterampilan
• Apa yang diketahui tentang kondisi pasien dan kepercayaan diri, Anda dianjurkan untuk berpindah
• Akuitas/iritabilitas kondisi pasien ke proses refleksi yang dilakukan oleh para ahli, yang
»» Berapa banyak pengujian/pengukuran yang disebut sebagai reflection-in-action.6,8-10 Proses tersebut
dapat ditoleransi oleh pasien adalah proses yang berkelanjutan dan kompleks yang
»» Seberapa kuat atau memaksa pengujian/ terjadi selama setiap pertemuan pasien. Dengan meng­
pengukuran gunakan proses ini, klinisi mampu membuat penyesuaian
• Kompleksitas kondisi pasien yang relatif mudah dalam menyadari bahwa ada sesuatu
• Variabel tambahan, seperti status kognitif pasien, yang tidak berjalan dengan baik dengan perkembangan
adanya pertimbangan biopsikososial, atau adanya yang berjalan dengan baik.
komorbiditas (beberapa penyakit yang terjadi secara Keputusan tentang pengujian/pengukuran mana
bersamaan) lain yang akan digunakan harus didasarkan juga pada bukti
penelitian terbaik yang tersedia, dikombinasikan dengan
Mahasiswa yang mempelajari proses ini sering kali
pengalaman klinik sebelumnya dan faktor spesifik pada
menemukan kesulitan untuk memutuskan apakah peng­
klien.11 Semua klinisi dianjurkan untuk mengevaluasi
ujian/pengukuran tertentu masuk ke kategori “prioritas”
properti psikometrik (reliabilitas, validitas, sensitivitas,
atau “tidak bermanfaat”. Sebagai upaya untuk menghindari
spesifitas, dan nilai prediktif positif atau negatif ) dari
“kesalahan”, tampaknya akan lebih aman untuk memasuk­
setiap pengujian/pengukuran untuk menentukan apakah
an semuanya ke dalam kategori “memungkinkan untuk
pengujian/pengukuran tersebut tepat untuk diberikan
dilakukan”. Hal tersebut dapat dimaklumi, tetapi Anda
kepada pasien yang ditangani. Sementara penulis sangat
harus membuat beberapa kesalahan, dan belajar dari
setuju dengan prinsip ini, harus dinyatakan bahwa
pengalaman tersebut, sebelum proses ini menjadi lebih
sejumlah teknik pemeriksaan skrining atau rutin belum
mudah nantinya. Klinisi yang ahli membuat proses ini
dilakukan evaluasi formal seperti itu.12,13 Contohnya,
terlihat mudah, tetapi, untuk mencapai tingkat tersebut,
pengkajian rentang gerak kasar dapat memberikan
klinisi ini cenderung membutuhkan banyak pengalaman
informasi bermanfaat secara klinis (seperti produksi daya
dan refleksi diri.
otot pasien, panjang otot, adanya nyeri, dan keinginan
BAB 5 Pengenalan Pengujian dan Pengukuran Fisioterapi 81

untuk bergerak pada pasien) bagi fisioterapis. Namun, Mekanisme cedera yaitu pasien terjatuh karena tersandung
tidak ada penelitian yang yang telah menentukan properti penyemprot air di halaman belakangnya ketika sedang
psikometrik dari pengkajian rentang gerak kasar. Oleh berlari untuk menangkap bola. Ia tidak memiliki riwayat
sebab itu, pada kasus yang properti psikometrinya belum jatuh sebelumnya dan, selain memiliki tekanan darah
ditemukan melalui penelitian untuk pengujian atau tinggi (terkontrol dengan obat), riwayat medisnya biasa
pengukuran tertentu, klinisi ahli mempertimbangkan juga saja. Bandingkan daftar lengkap kategori pengujian/
kegunaan klinik dari pengujian/pengukuran yang tersedia. pengukuran (lihat Gambar 5-3) dengan daftar spesifik
Pertimbangan tersebut mencakup jumlah informasi yang kasus yang ada di GAMBAR 5-4. Beberapa kategori yang
berguna yang dapat diharapkan dari pengujian atau dikeluarkan dari daftar adalah kategori yang dianggap
pengukuran, waktu dan biaya untuk melakukan pengujian/ “memungkinkan untuk dilakukan” atau “tidak berguna.”
pengukuran, apakah pengujian/pengukuran yang dilaku­ Informasi tambahan yang diberikan oleh pasien atau
kan dapat berbahaya bagi pasien atau memperburuk diketahui ketika melakukan pengujian/pengukuran lain
kondisinya, dan apakah pasien dapat menoleransi peng­ dapat menarik kembali beberapa kategori ke daftar
ujian atau pengukuran tanpa efek sakit residual.1,2 “prioritas.” Selain itu, berdasarkan temuan spesifik, peng­
Bagian selanjutnya adalah contoh kasus yang me­ uji­an/pengukuran yang lebih lanjut dapat tepat untuk
nunjukkan proses pembuatan keputusan klinik terkait dilakukan. Namun, berdasarkan informasi awal dan ma­
memilih pengujian/pengukuran berdasarkan pasien yang nifestasi pasien, daftar pengujian/pengukuran “prioritas”
umumnya dirujuk ke bagian fisioterapi dengan diagnosis akan dikurangi sesuai temuan.
“robekan manset rotator.” Pasien berusia 47 tahun.

TABEL 5-1 Masalah Umum Mahasiswa untuk Pemilihan Pengujian/Pengukuran


Masalah Pemilihan
Pengujian/Pengukuran Alasan yang Mungkin Pertanyaan untuk Diri Sendiri Solusi yang Mungkin Dilakukan

Cenderung memilih ●● Lupa tentang pengujian ●● Apakah saya mengetahui ●● Menuliskan daftar pengujian yang
terlalu sedikit pengujian/ apa saja yang tersedia pengujian tersebut, tetapi biasa dilakukan untuk setiap
pengukuran ●● Tidak memahami tujuan melupakannya karena merasa kategori atau tipe pasien.
pengujian tertekan ketika sedang bekerja ●● Mencari informasi tambahan
●● Tidak memahami dengan pasien? tentang setiap pengujian untuk
prosedur pengujian ●● Apakah saya memiliki memahami lebih baik yang dapat
●● Lebih memilih “tidak pemahaman yang jelas tentang berguna secara klinik.
melakukan apa pun” tujuan dari setiap pengujian? ●● Mencari bantuan ketika
dibanding berisiko ●● Apakah saya memiliki mempelajari prosedur pengujian
melakukan hal yang salah pemahaman yang jelas tentang secara tepat.
●● Tidak memperhatikan teknik yang diperlukan untuk ●● Merefleksikan pernyataan dan
tanda, gejala, dan melakukan setiap pengujian manifestasi pasien untuk
manifestasi pasien secara secara benar? menentukan petunjuk apa yang
cermat ●● Apakah saya telah memilih terlupa.
petunjuk penting dari ●● Mengobservasi fisioterapis ketika
wawancara atau observasi praktik dan bertanya tentang
pasien? alasan sebuah pengujian/
pengukuran dilakukan.

Cenderung memilih ●● Merasa berkewajiban ●● Apakah saya memiliki alasan ●● Sebelum melakukan setiap
terlalu banyak pengujian/ untuk melakukan karena logis untuk melakukan pengujian/pengukuran, tentukan
pengukuran pengujian terdaftar di pengujian/pengukuran? apa saja informasi yang Anda
format pemeriksaan ●● Apakah saya mengumpulkan harapkan untuk ditemukan dan
●● Lebih memilih melakukan informasi yang berguna secara bagaimana informasi tersebut
semua pengujian klinis dari pengujian/ akan membantu dalam
daripada berisiko tidak pengukuran yang baru saja menyelesaikan masalah klinik
melakukan salah satu saya lakukan? Anda.
pengujian ●● Apakah dengan melakukan ●● Mencari informasi tambahan
●● Tidak memahami nilai pengujian/pengukuran ini, saya tentang setiap pengujian/
informasi yang dapat menambah informasi yang pengukuran untuk mendapat
diberikan oleh setiap memengaruhi keputusan klinis pemahaman lebih baik ketika
pengujian saya terkait kondisi pasien? tidak berguna.
●● Tidak memperhatikan ●● Apakah saya telah memilih ●● Merefleksikan pernyataan dan
tanda, gejala, dan petunjuk penting dari manifestasi pasien untuk
manifestasi pasien secara wawancara atau observasi menentukan petunjuk apa yang
cermat pasien? terlupa.
82 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

ISI DAN PENGATURAN BAB pemeriksaan yang tersisa (observasi umum, fungsi mental,
SELANJUTNYA dan kemampuan fungsional). Empat bab terakhir
menjelaskan tentang pengujian dan pengukuran yang
Lima bab terakhir pada bagian ini akan memperkenalkan umum pada tiap empat sistem primer yang ditemui oleh
Anda pada beragam pengujian/pengukuran dasar, mem­ fisioterapis, yaitu kardiovaskular/pulmonal, integumen,
berikan informasi tentang tujuan dan kegunaan mereka, muskuloskeletal, dan neuromuskular.
dan memandu Anda melalui teknik untuk melakukan Meskipun setiap pengujian/pengukuran terdapat di
semua pengujian/pengukuran tersebut, biasanya secara bab tertentu yang berbasis sistem, penting untuk dipahami
rinci, dengan cara langkah per langkah. Foto digunakan bahwa setiap pengujian/pengukuran yang diberikan dapat
untuk menunjukkan posisi pasien dan klinisi yang digunakan pada sejumlah pasien yang berbeda jenisnya.
dibutuhkan atau dianjurkan serta berbagai aspek teknik Tanda-tanda vital, terdapat di Bab 7, harus dikaji selama
pengujian/pengukuran spesifik. Setelah penjelasan metode pertemuan dengan pasien baru tanpa memedulikan
prosedural, bagian “Prioritas atau Tidak Berguna” akan diagnosisnya.1,2 Pemeriksaan keseimbangan, dilakukan
memberikan informasi terkait kapan pengujian/pengukur­ paling sering pada kondisi neuromuskular, sering diguna­
an tertentu dibutuhkan atau tidak dibutuhkan. Penjelasan kan juga pada pasien yang mengalami gangguan muskulos­
tersebut diikuti dengan contoh kasus pendek yang spesifik keletal, integumen, atau kardiovaskular/pulmonal. Uji
pada pasien yang diberikan pengujian/pengukuran yang der­matom, miotom, dan refleks tendon dalam merupakan
tepat. Contoh dokumentasi berdasarkan contoh kasus uji yang memeriksa status sistem saraf perifer dan pusat,
juga diberikan, tertulis dalam format SOAP. Telah diketa­ dijelaskan di dalam Bab 9 karena pengujian tersebut paling
hui bahwa dokumentasi elektronik, sering kali tidak umum digunakan pada populasi pasien ini. Dasar pe­
tertulis dalam format SOAP, telah menjadi standar praktik mikirannya adalah bahwa setiap pengujian atau pengukur­
secara cepat. Namun, hal ini tidak menghilangkan pen­ an harus dipilih berdasarkan riwayat dan tampilan pasien
ting­nya untuk mampu secara jelas, ringkas, dan akurat dan informasi yang diharapkan diperoleh dari dua hal
mendokumentasikan pertemuan pasien menggunakan tersebut, tidak hanya berdasarkan diagnosisnya.
terminologi medis yang tepat dan dengan informasi yang Sebagian besar pengujian/pengukuran yang ditam­
diperoleh dalam kategori yang tepat. Contoh dokumentasi pil­kan dalam lima bab terakhir memerlukan percobaan
ini dapat bermanfaat berdasarkan hal tersebut. praktik berulang kali sebelum Anda siap untuk melaku­
Bab pertama dari lima bab terakhir menjelaskan kannya pada pasien yang sebenarnya. Sayangnya, jumlah
tentang pengujian/pengukuran umum yang dapat mem­ materi yang ditampilkan pada setiap kurikulum fisioterapi
ban­tu mengidentifikasi faktor yang dapat meme­ngaruhi tidak memberikan waktu belajar yang banyak untuk

Sirkulasi (Arterial Akan mengkaji tanda-tanda vital


Vena, Limfatik) (nadi, tekanan darah, respirasi)

AROM dan PROM servikal, bahu, dan siku,


Integritas/Mobilitas Sendi sensasi akhir sendi bahu (akan mengukur
keterbatasan gerak menggunakan goniometer)

Kekuatan kasar gerakan sendi bahu untuk


Pengujian dan Performa Otot (Kekuatan, mengisolasi kelemahan (akan menguji secara
Pengukuran Daya, Ketahanan, Panjang) lebih spesifik sesuai kebutuhan menggunakan
pengujian otot manual)

Mengkaji tingkat dan jenis nyeri selama semua


pengujian/pengukuran (termasuk palpasi);
Nyeri harus kongruen dengan informasi
yang didapat dari wawancara pasien.

Mengkaji postur dan kesejajaran


Kesejajaran dan
seperempat bagian atas tubuh
Integritas skeletal
(terutama tampilan untuk splinting protektif)

GAMBAR 5-4 Daftar spesifik kasus kategori pengujian/pengukuran yang tepat disertai rasionalnya.
BAB 5 Pengenalan Pengujian dan Pengukuran Fisioterapi 83

melakukan latihan praktik. Anda perlu melakukan upaya REFERENSI


untuk berlatih di luar kelas, dengan atau tanpa teman
1. Guide to Physical Therapst Practice. 3rd ed. Alexandria, VA:
sekelas, dan meminta teman serta keluarga untuk berperan American Physical Therapy Association; in press.
sebagai “pasien”. Selain itu, Anda harus sering meminta 2. Guide to Physical Therapst Practice. 2nd ed. Alexandria, VA:
umpan balik terkait keterampilan Anda. Jangan ragu American Physical Therapy Association; 2003.
untuk meminta umpan balik dari dosen, asisten dosen, 3. Boissonnault W. Review of systems. In: Primary Care for the
mahasiswa senior, atau klinisi yang mungkin Anda amati. Physical Therapist: Examination and Triage. 2nd ed. St. Louis,
Sementara teman sekelas Anda mungkin tidak memiliki MO: Elsevier Saunders; 2011: 121-136.
kepercayaan diri untuk mengoreksi teknik Anda (meskipun 4. National Lung and Blood Institute. What Is High Blood
Anda harus menerimanya secara rendah hati jika itu Pressure? Available at: www.nhlbi.nih.gov/ealth/health-
terjadi), mereka cukup mumpuni untuk mengetahui topics/topics/hbp. Accessed April 22, 2012.
ketika teknik penanganan Anda menyebabkan ketidak­ 5. International Classification of Functioning, Disability, and
Health. Geneva, Switzerland: World Health Organization;
nyamanan atau jika mereka tidak mengerti instruksi yang
2001.
Anda berikan. Pada banyak tingkatan, akan jauh lebih 6. Jensen G, Gwyer J, Shepard K, Hack L. Expert practice in
baik untuk dikoreksi pada saat latihan praktik dibanding physical therapy. Phys Ther. 2000; 80: 28-43.
ketika Anda bekerja dengan pasien yang sebenarnya di 7. Wainwright S, Shepard K, Harman L, Stephen J. Novice and
tatanan klinik. experienced physical therapist clinicians: a comparison of
how reflection is used to inform the clinical decision-making
process. Phys Ther. 2010; 90: 75-88.
KALIMAT PENUTUP 8. Schon D. The Reflective Practitioner: How Professionals Think-
Seperti judul bab ini, tujuan bab ini adalah memberikan in-Action. New York: Basic Books ; 1983.
9. Roche A, Coote S. Focus group study of student
Anda perangkat dasar yang berguna untuk mempelajari
physiotherapists’ perceptions of reflection. Med Educ. 2008;
proses pemeriksaan pasien―perangkat yang akan 42: 1064-1070.
membantu Anda menciptakan dasar dan kerangka kerja 10. Atkinson H, Nixon-Cave K. A tool for clinical reasoning and
yang solid apapun diagnosis atau kondisi pasien yang reflection using the International Classification of Fuctioning,
mungkin Anda temukan. Kadang fundamental adalah Disability and Health (ICF) framework and patient
satu-satunya yang Anda perlukan sebelum diagnosis, management model. Phys Ther. 2011; 91(3): 416-430.
prognosis, dan rencana penatalaksanaan dapat disusun. Di 11. Guyatt G, Haynes R, Jaeschke R, et al. Users’ guides to the
lain waktu, uji khusus diperlukan untuk populasi atau medical literature: XXV. Evidence-based medicine: principles
kondisi pasien tertentu. Meskipun keterampilan peme­ for applying the users’ guides to patient care. JAMA. 200;
riksaan lanjut tidak dibahas di dalam bab ini, mempelajari 284(10): 1290-1296.
cara dan waktu diaplikasikannya keterampilan lanjut 12. Sapira J. Why perform a routine history and physical
examination? Southern Med J. 1989; 82(3): 364-365.
seharusnya menjadi lebih mudah. Jika bab ini menjadi
13. Woolf A. History and physical examination. Best Pract Res
sumber yang bernilai bagi Anda di sepanjang perjalanan Clin Rheumatol. 2003; 17(3): 381-402.
praktik, tujuan bab ini telah tercapai. Sekarang, mari
mulai membangun!
84
Observasi, Status Mental, BAB 6
dan Pemeriksaan
Fungsional Umum
ISI BAB
Pendahuluan Skrining untuk Faktor Emosi dan
Observasi Umum Psikologis
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
KONSEP DASAR KONSEP DASAR
Asesmen Komunikasi PROSEDUR
PENDAHULUAN Pemeriksaan Fungsional
KONSEP DASAR PENDAHULUAN
PROSEDUR KONSEP DASAR
Asesmen Kognitif PROSEDUR
PENDAHULUAN Rangkuman Bab
KONSEP DASAR
PROSEDUR

85
86 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PENDAHULUAN
Meskipun temuan observasi dan status mental dianggap sebagai
pemeriksaan objektif, tetapi sangat mungkin bahwa Anda telah
mengumpulkan sebagian besar informasi dalam kategori ini melalui
wawancara awal pasien yang Anda lakukan. Untuk tujuan bab ini,
status mental mencakup kemampuan pasien untuk berkomunikasi,
proses kognitif pasien, dan setiap kondisi psikologis atau emosional
yang tidak lazim. Jika pasien memiliki masalah pada salah satu dari
area tersebut, masalah tersebut cenderung akan muncul ke
permukaan hingga tahap tertentu ketika Anda menyampaikan
beberapa pertanyaan wawancara. Kadang, Anda hanya perlu
membuat catatan terkait kondisi mental yang Anda curigai. Di
waktu lain, Anda akan perlu melanjutkan pemeriksaan menggunakan
pengujian yang lebih formal. Pengujian dan pengukuran ini
dianggap sebagai tahap pertama dari rangkaian pemeriksan objektif
karena temuan tersebut sering kali membentuk pemeriksaan fisik
yang tersisa untuk dilakukan. Contohnya, jika seorang pasien memiliki saat yang berat untuk dapat
berkomunikasi atau melakukan tugas kognitif sederhana, pemeriksaan fisik Anda mungkin perlu sangat
disederhanakan dan ringkas hingga ke mencapai jumlah minimum pengujian dan pengukuran yang
memungkinkan untuk dilakukan. Pasien yang putus asa secara mental dan marah mungkin mengalami
masa yang sulit dalam menoleransi semua pengujian dan pengukuran yang tepat untuk diagnosisnya. Di
lain pihak, Anda harus mampu mengikuti rencana pengujian dan pengukuran standar dengan pasien
yang dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak menunjukkan tanda masalah kognitif atau emosional
apa pun.

Bab ini dimulai dengan satu bagian yang membahas Setiap bagian dalam bab ini mencakup pengenalan
tentang observasi umum. Seperti yang telah disebutkan terhadap asesmen, konsep dasar terkait pertimbangan
sebelumnya di bab ini, observasi Anda pada pasien harus alasan untuk dan teknik pengujian, dan beberapa pilihan
berlangsung dengan baik sebelum Anda melakukan pemeriksaan formal berdasarkan diagnosis atau manifestasi
pengujian dan pengukuran. Observasi akan terjadi selama pasien. Selain itu, video disediakan daring untuk beberapa
setiap pertemuan dengan pasien, tetapi kedalaman dan prosedur pengujian yang akan membantu Anda dalam
fokus observasi ini dapat sangat beragam pada tiap pasien. proses belajar.
Setelah observasi umum, bagian selanjutnya menggambar­ Setelah penjelasan untuk setiap kategori asesmen,
kan tentang asesmen komunikasi, kognisi, dan status segmen selanjutnya adalah “Prioritas atau Tidak Berguna”
emosi. Bagi beberapa populasi pasien, bentuk asesmen ini yang memberikan ringkasan singkat tentang kapan
akan dilakukan secara sering dan mendalam. Tatanan pemeriksaan tertentu harus atau tidak harus dilakukan.
rehabilitasi neurologis adalah contoh yang baik. Individu Ingat kembali bahwa penting sekali untuk mengetahui
yang mengalami stroke atau cedera kepala sering kali kapan pengujian atau pengukuran tidak harus dilakukan
menunjukkan adanya defisit atau abnormalitas komuni­ dan juga kapan harus dilakukan. Akan terdapat banyak
kasi, kognisi, dan status emosi. Di lain pihak, pasien pada situasi yang membuat Anda harus menempatkan sebuah
tatanan rawat jalan ortopedik tidak lazim menunjukkan pengujian ke dalam kategori “memungkinkan untuk di­
adanya defisit tersebut, dan karenanya tidak dibutuhkan laku­kan”. Beberapa hal tertentu yang Anda temukan pada
pemeriksaan formal. Bab ini mencakup sebuah bagian bagian lain dalam pemeriksaan dapat memindahkan peng­
tentang asesmen fungsional. Perhatian utama fisiote­rapis ujian tersebut ke kategori “prioritas” atau “tidak berguna”.
adalah memaksimalkan kemampuan fungsional se­ tiap Pertimbangkan pasien untuk dirujuk ke bagian fisioterapi
pasien; memiliki pemahaman yang jelas terkait status untuk “perburukan kondisi akibat jatuh yang baru terjadi”.
fungsional dasar pasien dapat membantu dalam meren­ Pada awalnya, pemeriksaan kognisi pada pasien ini masuk
cana­kan pengujian dan pengukuran selanjutnya serta ke dalam kategori “memungkinkan untuk dilakukan” atau
menyusun rencana intervensi. “tidak bermanfaat”. Namun, sete­lah mendengar beberapa
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 87

respons pertimbangan selama wawancara pasien dan


pasangan pasien menyatakan, “Terkadang sepertinya ia
tersesat di dalam rumah kami sendiri”, Anda cenderung
harus memindahkan pengujian kognitif ke kategori
“prioritas”.
Sesi terakhir dari setiap bagian menawarkan setidak­
nya satu contoh kasus singkat terkait pemeriksaan spesifik,
serta contoh dokumentasi untuk setiap contoh kasus
dalam format catatan SOAP (lihat di lampiran jika Anda
tidak familiar dengan singkatan atau simbol apa pun yang
digunakan). Menurut pengalaman penulis, mahasiswa
yang baru mengenal proses pemeriksaan lebih mudah
merasa senang oleh studi kasus yang lebih besar yang
memberikan lebih banyak informasi dibanding yang dapat
dipahami seorang pemula. Oleh sebab itu, kasus tersebut
memberikan informasi yang cukup untuk memberikan
gambaran yang jelas tentang pasien kepada Anda dan
pilihan pengujian atau pengukuran tertentu. Informasi
yang tersisa (hasil pengujian dan pengukuran lain yang
tepat) diabaikan untuk membantu Anda berfokus pada
satu pengujian di satu waktu.
88 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 1: Observasi Umum kesehatan pasien secara keseluruhan, tingkat pendidikan,


status emosi, dan sebagainya. Opini ini akan terus ber­
“Saya tidak melihat lebih banyak dibanding yang Anda lihat, tetapi saya lanjut terbentuk seiring Anda melakukan observasi detail
telah melatih diri saya untuk memahami hal yang saya lihat.” tambahan sepanjang sesi berlangsung. Oleh sebab itu,
―Sherlock Holmes1 tidak terdapat prosedur atau perangkat pemeriksaan
formal untuk sesi “observasi” pada pemeriksaan awal:
obser­­vasi terjadi begitu saja secara sederhana, dan terjadi
PENDAHULUAN sepan­jang waktu.
Fisioterapis yang ahli telah melatih dirinya sendiri untuk
menjadi pengamat yang sangat terampil. Keterampilan ini
hanya dapat diasah melalui banyak pertemuan dengan
pasien hingga terapis dapat mengenali tanda dan pola
umum dalam waktu beberapa detik ketika bertemu de­
ngan pasien. Butuh waktu bertahun-tahun juga bagi ahli
burung untuk dapat mengenali spesies yang berbeda ke­
tika melihat burung secara sekilas dan mendengar sedikit
kicauannya, klinisi membutuhkan pelatihan yang serupa
untuk dapat mengenali karakteristik pasien tertentu yang
tidak dapat dilakukan oleh pemula. Kisah yang ditulis
dalam KOTAK 6-1 berakar dari kutipan di awal bagian ini
dan menyoroti tentang kekuatan observasi pasien.
Saat Anda pertama kali melihat seorang pasien ada­
lah ketika observasi formal Anda dimulai. Oleh sebab itu,
saat Anda mencapai waktu untuk memulai pengujian dan
pengukuran, Anda telah melakukan sedikit observasi
tentang pasien dan telah mulai menyusun teori tentang

KOTAK 6.1 Kekuatan Observasi

Sir Arthur Conan Doyle (penulis seri Sherlock Holmes), seorang mahasiswa kedokteran pada saat itu,
se­dang melihat Profesor Joseph Bell ber­keliling untuk meng­ajar. Dr. Bell diperkenalkan ke­pada seorang
pasien perempuan yang sedang duduk bersebelahan dengan putrinya. Dr. Bell bertanya kepada pasien,
“Bagaimana perjalanan Anda dari Burntisland?” Pasien perempuan tersebut merasa terkejut dan berkata
“Baik.” Kemudian, Dr. Bell bertanya tentang perjalanannya menggunakan kapal dari Fife ke Edinburgh.
Lagi-lagi pasien meresponsnya secara terkejut. Dr. Bell menanyakan tentang putri tertua pasien tersebut yang
ditinggal di rumah. Pasien menjawabnya secara tegas. Akhirnya, Dr. Bell menanyakan tentang pekerjaan
pasien di pabrik linoleum. Mahasiswa yang mengobservasi Dr. Bell kagum dan yakin bahwa Dr. Bell mengenal
wanita tersebut.
Dr. Bell memberi tahu mahasiswa bahwa sebelumnya ia belum pernah bertemu dengan pasien tersebut,
tetapi ketika pasien berkata “Selamat Pagi”, ia mengenali aksen daerah Fife yang digunakan oleh pasien
tersebut. Dr. Bell juga melakukan observasi pada tanah liat berwarna merah yang berada di sepatu pasien,
yang hanya ada di area sekitar Burntisland. Perjalanan kapal adalah satu-satunya moda transportasi untuk
mencapai Edinburgh dari Fife. Dr. Bell memperhatikan bahwa pasien tersebut memiliki mantel yang terlalu
besar untuk anak perempuan pasien yang masih kecil dan kemudian secara tepat beranggapan bahwa
pasien mungkin memiliki kakak perempuan yang saat ini ditinggal di rumah mereka. Akhirnya, ketika ia
berjabat tangan dengan pasien tersebut, ia menya­dari bahwa pasien mengalami dermatitis yang hanya
ditemukan pada pekerja di pabrik linoleum.
Dr. Bell telah menjadi legenda di antara mahasiswa­nya karena melakukan “teknik deduksi yang mengagum­
kan” ketika, pada kenyataannya, ia sangat cermat ketika melakukan observasi. Dr. Bell menjadi inspirasi
Conan Doyle untuk menciptakan karakter Sherlock Holmes.
Data diperoleh dari Riggs. R. The Sherlock Holmes Handbook: The Methods and Mysteries of The World’s Greatest Detective. Philadelphia, PA: Quirk Books;
2009.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 89

KONSEP DASAR Anda bahwa ia tidak mampu melakukan itu semua?


Apakah Anda harus mempertimbangkan kemungkinan
Meskipun temuan dari observasi Anda pada dasarnya akan penyangkalan atau bahkan adiksi jika pasien menyangkal
ditempatkan pada bagian objektif pada dokumentasi mengonsumsi alkohol ketika Anda mengobservasi intoksi­
Anda, kenali bahwa sering kali terdapat komponen kasi ringan dan bau alkohol yang jelas tercium dari napas
subjektif yang melekat pada pemeriksaan ini. Bersama pasien? Kapan pun ketidaksesuaian seperti beberapa
dengan hal yang dapat Anda lihat secara kasat mata (mis., contoh tersebut ditemukan, investigasi lanjutan perlu
pasien menangis) atau pengalaman (mis., pasien ber­ dilakukan.
perilaku baik dan kooperatif ), bagian tentang bagaimana Observasi cermat juga dapat memberikan petunjuk
Anda menginterpretasikan observasi Anda mencakup awal tentang sumber nyeri atau disfungsi pasien. Pasien
opini Anda. Hal ini sering kali berkaitan dengan perilaku yang mengalami nyeri pada punggung dan tungkai yang
atau emosi yang ditunjukkan oleh pasien selama sesi memilih untuk duduk dibanding berdiri mungkin meng­
berlangsung (mis., pasien tampak merasa takut atau alami kompresi saraf terkait diskus, mengingat ada pasien
menarik diri). Jika saat observasi, pasien terlihat berjalan yang mengalami gejala yang serupa yang memilih untuk
mondar-mandir, gelisah, atau tegang, Anda hanya dapat duduk dibanding berdiri mungkin mengalami penyempit­
menduga bahwa pasien tersebut mengalami ansietas. Oleh an foramen vertebral. Seorang pasien dirujuk ke fisioterapi
sebab itu, ketika mendokumentasikan semua hal ber­ untuk mengatasi sakit kepala kronik yang menunjukkan
dasarkan opini Anda, harus digunakan terminologi, seperti postur tubuh bagian atas dan leher yang buruk dapat
“Pasien tampaknya …” atau “Pasien terlihat ..” dan meng­ “menunjukkan” kepada Anda tentang sumber masalahnya
hindari bahasa definitif, seperti “Pasien telah …” tanpa sadar melalui wawancara.
Tampilan pasien dapat memberikan petunjuk terkait Temuan observasional yang dipisahkan dengan data
status sosioekonomi, nutrisi, dan keseluruhan tingkat lainnya tidak akan menuju ke simpulan yang kuat; pakaian
kesehatan.2-4 Apakah pakaian pasien bersih dan rapih atau yang terkoyak dan kusut mungkin mengindikasikan status
kotor dan sedikit terkoyak? Apakah pakaian yang di­guna­ sosioekonomi pasien yang rendah atau dapat juga merupa­
kan pasien sesuai dengan cuaca saat ini? Apakah terdapat kan tampilan gaya terkini. Informasi yang diperoleh dari
lubang di sepatu pasien? Apakah usia biologis pasien sesuai observasi yang Anda lakukan harus dijalin dengan
dengan usianya saat ini? Apakah gigi pasien tampak sehat diagnosis pasien, cerita yang ia kemukakan, dan hasil
atau beberapa (atau semua) giginya telah tanggal? Apakah pengujian dan pengukuran guna memberikan gambaran
tampilan pasien terlihat sedang sakit? Apakah berat badan pasien secara utuh dan akurat. Meskipun Anda dianjurkan
pasien lebih atau kurang secara signifikan? Apakah higieni­ untuk mengobservasi pasien secara tajam dan intens
tas dan dandanan terlihat tepat untuk usia, gaya hidup, melalui setiap pertemuan, Anda juga tidak dianjurkan
dan pekerjaannya? untuk membuat asumsi yang menghakimi atau tajam ten­
Ekspresi wajah, suara, dan bahasa tubuh dapat mem­ tang pasien hanya berdasarkan observasi yang Anda laku­
berikan pemahaman terkait alam perasaan atau dis­po­sisi kan. Beberapa temuan observasional akan memberikan
pasien. Apakah pasien tampak dapat didekati dan terbuka informasi yang lebih dibanding temuan lain, tetapi temuan
atau susah didekati dan tertutup? Apakah postur tubuh observasional tersebut harus selalu dikombinasikan de­
pasien tegap atau bungkuk? Apakah ekspresi pasien me­ ngan data objektif dalam proses manajemen pasien.
nunjukkan antusiasme, ketakutan, kebosanan, kebaha­gia­
an, atau acuh? Apakah suaranya memiliki intonasi yang
tepat dan berirama, atau datar?
Observasi dapat dilakukan terkait kesesuaian tentang
apa yang pasien katakan dan bagaimana tampilan pasien PRIORITAS ATAU TIDAK BERMANFAAT
secara fisik.4 Jika pasien bersikeras bahwa skala nyeri yang Ketika asesmen observasi umum
dirasakan adalah 10/10, tetapi tampilan fisiknya tidak
PRIORITAS untuk dilakukan:
mengindikasikan nyeri hebat, Anda harus mencurigai
adanya kemungkinan faktor emosional atau mencari per­ Observasi umum harus dilakukan pada semua psien,
hatian. Ketika berjalan ke ruang perawatan pasien, Anda meskipun luas cakupan dan kedalaman observasi sangat
mengamati bahwa pasien berbicara secara tenang kepada bergantung pada banyak faktor terkait pasien.
keluarganya, simpulan apa yang dapat Anda buat jika
pasien secara cepat menjadi teragitasi dan mengatakan Ketika asesmen observasi umum
kepada Anda bahwa ia “merasa sangat nyeri sehingga tidak TIDAK BERGUNA:
dapat melakukan apa pun yang Anda minta”? Apakah
pasien bersikeras menyatakan bahwa ia baik-baik saja dan Observasi tidak pernah tidak berguna untuk dilaku­kan
siap untuk bangun serta berjalan ketika tampak jelas bagi pada pasien Anda.
90 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS #1 CONTOH KASUS #2


Pasien baru Anda yang berada di fasilitas jangka panjang adalah Sebelum menemui seorang pasien baru yang didiagnosis meng­
wanita berusia 63 tahun yang baru saja keluar dari fasilitas alami nyeri bahu Ⓡ, asisten administrasi Anda menele­pon ke
rawat inap setelah mengalami pneumonia berat sejak lama. Ia meja Anda dan menginformasikan bahwa pasien telah bertanya
tidak dapat dikirim ke rumah karena anak laki-lakinya yang sebanyak tiga kali tentang kapan ia akan bertemu dengan Anda
selama ini tinggal bersamanya hanya berada di rumah selama dan ia terlihat sangat tidak sabar. Ketika Anda berjalan menuju
1-2 hari per minggu, dan pasien tidak dapat berfungsi secara kantor utama, Anda menyadari bahwa pasien ini dapat
aman jika hanya sendirian di rumah. Ketika bertemu dengan mengambil majalah dengan mudah menggunakan lengan Ⓡ
pasien, ia sangat bersahabat dan mau melakukan semua yang dan kemudian menggapai ke kantong belakang­ nya untuk
Anda minta. Ia memiliki pengetahuan yang baik tentang mengambil telepon genggam. Ketika Anda pergi ke ruang
riwayat medis dan kejadian penting dalam hidupnya di masa tunggu dan me­manggil namanya, badannya mendadak kaku
lalu. Ia mengatakan kepada Anda bahwa ia merasa sedikit lelah dan menunjukkan pe­ rilaku nyeri (mis., postur melindungi
dan kadang mengalami sesak napas, tetapi tidak merasa nyeri. lengan kanan, muka meringis). Selama wawancara, Anda menge­
Namun, ia merasa sangat sedih dan tegang ketika ditanya tahui bahwa kemarin ia mencederai bahunya di tempat kerja dan
tentang rumahnya. Ia mengatakan kepada Anda bahwa ia merasa bahwa saat ini ia tidak dapat melaksanakan tugasnya di
“ketakutan setengah mati” karena merasa bahwa ia tidak akan tempat kerja. Kemudian, ia meminta Anda untuk menuliskan
pernah kembali lagi ke rumah. Melalui pengujian objektif yang surat keterangan sakit untuk sisa hari di minggu ini. Ketika Anda
Anda lakukan, pasien tampak ceria ketika Anda memberikan mengatakan bahwa Anda tidak dapat melakukannya, ia tampak
penguatan positif yang menyatakan bahwa ia akan dapat sangat terganggu. Ketika ditanya tentang skala nyeri bahu kanan
kembali ke rumahnya. Namun, setiap kali ia berjuang untuk yang dirasakan (skala 0-10, 10 = nyeri luar biasa), ia menyatakan
melakukan gerakan atau aktivitas, ia kembali merasa putus asa skala 8-9/10. Selama peme­riksa­an objektif, pasien menunjukkan
dan memunculkan kembali ketakutan “tidak akan kembali lagi kesulitan meng­angkat le­ngan Ⓡ ke arah mana pun atau meraih
ke rumah”. bagian punggung menggunakan tangan Ⓡ. Ia me­nga­takan juga
kepada Anda bahwa ia merasakan nyeri hebat sehingga hari ini
tidak dapat melakukan latihan fisik apa pun. Setelah sesi tersebut
Dokumentasi untuk Contoh Kasus #1 berakhir dan Anda menjadwalkan pertemuan selanjutnya, Anda
melangkahkan kaki ke pintu keluar dan mengamati bahwa
Subjektif: Pt menyatakan bahwa ia merasa lelah dan kadang pasien tersebut sedang membuka bagasi mobilnya dan
dispnea sejak masuk ke fasilitas perawatan. Menyangkal adanya mengangkat sebuah tas ransel yang berukuran besar
nyeri. menggunakan lengan Ⓡ tanpa me­ng­­alami kesulit­an. Ia juga
menempat­kan lengan Ⓡ di pung­­gung untuk mengembalikan
Objektif: Observasi: Pt adalah wanita yang menyenangkan telepon genggam ke saku belakang.
dan kooperatif serta pengingat sejarah yang baik. Kadang, pt
merasa sedih dan tampak cemas/putus asa akibat ketakutan Dokumentasi untuk Contoh Kasus #2
yang dirasakan karena merasa tidak dapat kembali lagi ke
rumahnya. Subjektif: Pt mengeluhkan nyeri lengan Ⓡ yang signifikan
(menyebutkan skala nyeri 8-9/10; skala 0-10); menyatakan
Asesmen: Pt menunjukkan potensi yang baik untuk kembali bahwa ia merasa tidak dapat bekerja selama sisa hari di minggu
lagi ke rumahnya berdasarkan temuan objektif, tetapi tetap ini; meminta surat keterangan sakit dari fisioterapis.
sangat cemas dan takut karena merasa bahwa ia tidak mungkin
dapat melakukan hal tersebut. Objektif: Observasi: PT menemukan beberapa ke­tidak­­s­esuaian
dalam tampilan nyeri pt. Pt tidak me­nunjukkan kesulitan untuk
Perencanaan: Akan melanjutkan untuk meyakinkan kembali bergerak menggunakan Ⓡ UE ketika berada di ruang tunggu
PS tentang potensinya untuk kembali ke rumah dan akan sebelum dilakukan pemeriksaan, tetapi menunjukkan kesulitan
menekankan pencapaian positif yang diperoleh melalui PT. signifi­kan ketika melakukan AROM Ⓡ UE selama fisio­terapis
melakukan pemeriksaan. pt tidak tampak me­ nun­jukkan
perilaku nyeri ketika berada di ruang tunggu, tetapi
menunjukkan perilaku nyeri bermakna ketika menjalani
pemeriksaan. pt mengeluhkan tingkat nyeri bahu Ⓡ terlalu
tinggi untuk memungkinkannya melakukan latihan fisik saat
ini, tetap terlihat mengangkat sebuah tas dari bagasi mobilnya
menggunakan lengan Ⓡ dengan mudah (teramati di tempat
parkir setelah sesi temunya berakhir).

Asesmen: Ketidakkonsistenan terlihat dari perilaku pt ketika


berada di ruang tunggu/tempat parkir vs. perilaku dan temuan
objektif selama pemeriksaan.

Perencanaan: PT akan terus memantau inkosistensi lebih


lanjut dan akan memberi tahu MD jika isu terus terjadi. Akan
melanjutkan intervensi PT untuk lengan Ⓡ sesuai rencana.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 91

Bagian 2: familier dengan gangguan komunikasi umum dan tam­


pilan­nya sehingga Anda telah siap untuk membuat penye­
Asesmen Komunikasi suaian ketika diperlukan. Bergantung pada tatanan dan
intensitas kondisi pasien, pasien yang memiliki defisit
PENDAHULUAN komunikasi dapat menjalani juga terapi dengan patologis
Kesulitan komunikasi sering kali dapat dideteksi secara bahasa-wicara (speech-language pathologist, SLP). Jika kon­
cepat setelah memulai wawancara awal. Gangguan komu­ disi ini terjadi, SLP dapat memberikan informasi yang
ni­kasi dapat menimbulkan efek minor atau amat besar bermanfaat kepada Anda tentang cara terbaik untuk ber­
terhadap informasi riwayat yang dapat Anda kumpulkan komunikasi dengan pasien Anda. Selain itu, Anda dapat
serta pengujian dan pengukuran yang dapat Anda lakukan memperoleh kesempatan untuk menguatkan kem­ bali
dalam pemeriksaan fisik. Bergantung pada jenis defisit ko­ teknik terapeutik yang disarankan oleh SLP.
munikasi, Anda mungkin perlu menyesuaikan pertanya­an Terdapat sejumlah gangguan komunikasi yang dapat
bagi pasien yang hanya dapat menjawab ya atau tidak, ditemui oleh fisioterapis dan banyak ragam gangguan ini.
berikan informasi berulang dalam bentuk tulisan, gunakan Tiga yang paling umum ditemui mencakup disartria,
isyarat menggunakan tubuh dan tangan, atau hanya ber­ disfonia, dan afasia, yang masing-masing akan dijelaskan
komunikasi dengan pemberi asuhan pasien. Sebagian secara singkat.
besar mahasiswa mudah merasa bingung ketika bekerja • Disartria mengindikasikan kesulitan wicara yang
dengan pasien yang memiliki defisit komunikasi; belajar disebabkan oleh kerusakan satu atau lebih struktur
tentang cara melakukan wawancara yang baik merupakan kendali motorik (muskular) yang mengendalikan
sebuah tantangan ketika komunikasi berjalan lancar dari wicara (lidah, palatum, bibir, faring). Penyebab
kedua belah pihak, dan membuat penyesuaian yang umum disartria mencakup lesi motorik sistem saraf
penting dapat menjadi kesulitan tersendiri. Namun, Anda pusat atau perifer (seperti lesi saraf kranial), parkin­
harus mampu memahami bahwa tingkat ketakutan dan sonisme,7 sklerosis lateral amiotrofik (amyotrophic
kegagalan yang dialami pasien setiap hari karena tidak lateral sclerosis, ALS),8 dan penyakit serebelum.9,10
dapat berkomunikasi dengan keluarga dan temannya. Kata-kata sering kali diucapkan secara pelo, sengau,
atau tidak jelas. Keparahan dapat berkisar dari
gangguan wicara sesekali (okasional) hingga wicara
KONSEP DASAR yang sangat tidak dapat dipahami.11 Karena diasartria
Komunikasi efektif antara dua orang berlangsung jika disebabkan oleh defisit motorik, pasien biasanya
pesan dapat disampaikan melalui cara yang dapat dipahami memiliki pemahaman kata yang normal, dan mereka
dan pesan tersebut diterima sesuai dengan tujuannya. memiliki respons kognitif yang tepat terhadap
Pada komunikasi umum, proses ini mencakup fungsi pertanyaan. Kesulitan pasien terletak pada pem­
motorik wicara; proses sensorik pendengaran; dan proses bentuk­kan kata-kata hingga membicarakan hal yang
kognitif pemahaman kata, interpretasi kata (makna terkait ada di pikirannya.
pesan), dan produksi kata. Disfungsi pada salah satu atau • Disfonia adalah kesulitan dalam memproduksi suara
semua fungsi ini memiliki efek yang sangat negatif (volume, kualitas, atau nada). Kondisi dapat disebab­
terhadap kemampuan seseorang untuk berkomunikasi. kan oleh inflamasi lokal, seperti laringitis. Penyebab
Defisit komunikasi sering kali disebabkan oleh dis­ lain yang dapat memicu kerusakan lebih lama atau
fungsi atau gangguan pada sistem neurologis, seperti bahkan permanen mencakup tumor laring atau
stroke, cedera otak traumatik, penyakit Parkinson, atau disfungsi saraf vagus (Saraf Kranial X) yang menyu­
serebral palsi. Disfungsi kognitif dapat menyertai juga plai laring.12 Disfonia spasmodik adalah gangguan
beberapa kondisi tersebut, menambah tantangan pada yang menyebabkan spasme involunter otot laring.
proses pemeriksaan pasien. Kondisi lain, seperti tumor Spasme ini hanya terjadi ketika seseorang berupaya
mulut atau tenggorok, celah palatum atau bibir sumbing, untuk berbicara dan menyebabkan suara pecah atau
atau trauma, dapat juga menyebabkan kesulitan komuni­ terdengar tegang, terjepit, atau berbisik.13
kasi.5 Tanpa memperhatikan sumber masalah, defisit ko­ • Afasia adalah gangguan neurologis kognitif yang
mu­nikasi umumnya diidentifikasi dan dipastikan dibuat menyebabkan kesulitan atau ketidakmampuan un­
selama proses wawancara. Jika Anda menyadari terjadi tuk memproduksi atau memahami bahasa. Afasia
perubahan yang cepat atau progresif dalam kemampuan paling sering disebabkan oleh lesi pada hemisfer
pasien untuk berkomunikasi, hal tersebut dapat dianggap serebral dominan, yang lazimnya di sebelah kiri.9,10
sebagai red flag6 (tanda peringatan) dan segera atasi kondisi Oleh sebab itu, individu yang pernah mengalami
secara cepat dan tepat. stroke bagian kiri (bagian kiri tubuh yang mengalami
Fisioterapis tidak secara normal mengidentifikasi gangguan) cenderung mengalami afasia dibanding
atau mengatasi defisit komunikasi. Namun, Anda harus individu yang mengalami stroke bagian kanan,
92 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 6-1 Perbandingan Afasia Reseptif dan Ekspresif


Afasia Wernicke (reseptif) Afasia Broca (ekspresif)

Lokasi lesi Lobus temporal superior posterior. Lobus frontal inferior posterior.

Karakteristik wicara spontan Dapat berbicara dengan kalimat yang panjang yang Dapat berbicara secara singkat dan
tidak bermakna; dapat mengucapkan kata baru atau bermakna, tetapi berupaya keras untuk dapat
menambahkan kata yang tidak penting ketika melakukannya. Sering kali menghilangkan
berbicara. Pembicaraan sering kali berjalan dengan kata yang pendek (“adalah”, “sebuah”, “dan”).
cepat dan lancar, tetapi sering kali di luar konteks. Individu yang mengalami gangguan ini
Individu yang mengalami gangguan ini sering kali biasanya mampu memahami pembicaraan
tidak menyadari kesalahan yang mereka buat ketika lawan bicara, tetapi menyadari kesulitan dan
berbicara (mereka tidak memahami hal yang kesalahannya sendiri serta karenanya mudah
terdengar keluar dari mulutnya sendiri, tetapi di merasa frustasi dengan ketidakmampuannya
pikirannya mungkin bermakna). untuk berkomunikasi.

Kefasihan Biasanya bagus. Tidak fasih, lambat, dan membutuhkan upaya


keras; perubahan nada suara biasanya
terganggu.

Pemahaman kata Terganggu. Biasanya bagus; mungkin terjadi defisit


ringan.

Pengulangan Terganggu. Terganggu.

Penamaan objek Terganggu. Terganggu, pasien mengenali objek tetapi


tidak dapat menyebutkan nama objek
tersebut.

Kemampuan membaca Terganggu. Biasanya bagus.

Kemampuan menulis Terganggu. Terganggu.

Data diperoleh dari Bickley L. The nervous system. In: Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007: 595-669; and American Speech-Language-Hearing Association. Aphasia: Causes and Number. Available at: www.asha.org/
public/speech/disorders/aphasia.htm. diakses pada tanggal 29 April 2012.

penyebab umum lainnya mencakup cedera otak Broca Wernicke


traumatik atau tumor otak, meskipun afasia dapat
disebabkan juga oleh infeksi atau demensia.5 Meski­
pun sejumlah jenis afasia yang berbeda telah diiden­
tif­ikasi, dua jenis yang paling umum adalah afasia
reseptif dan ekspresif, yang dibandingkan dalam
TABEL 6-1. Afasia reseptif sering kali disebut afasia
Wernicke dan afasia ekspresif sering disebut afasia
Broca.9 Studi awal lesi lobus temporal dilakukan oleh
Carl Wernicke dan Paul Broca, dan area otak tertentu
ini kini disebut dengan nama kedua peneliti tersebut
(lihat GAMBAR 6-1). Afasia global merujuk pada
gangguan disfungsi reseptif dan ekspresif, biasanya
disebabkan oleh lesi besar bagian kiri (yang men­ca­
kup area Broca dan Wernicke), dan sering kali me­ GAMBAR 6-1 Area Wernicke dan Broca di hemisfer
nye­ babkan pasien tidak mampu berkomunikasi serebral kiri.
Disalin dari Aphasia. National Institue on Deafness and Other
sama sekali.12 Communication Disorders. Dapat dilihat di: www.nidcd.nih.gov/health/
voice/pages/aphasia.aspx.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 93

PROSEDUR dengan defisit kognitif, pasien seharusnya mampu me­


mahami pertanyaan pemeriksaan yang khas atau mengikuti
Asesmen komunikasi yang formal dan meluas biasanya perintah yang kompleks. Namun, Anda harus bersiap
tidak dilakukan selama pemeriksaan fisioterapi. Namun, untuk menyesuaikan komunikasi Anda sesuai kebutuhan
asesmen informal dilakukan ketika berbicara dengan (seperti menggunakan model pertanyaan tertutup) se­
pasien atau selama mengobservasi pasien yang sedang hingga pasien tidak harus bersusah payah untuk me­
berbicara dengan individu lain. Daftar berikut berisi respons pertanyaan Anda.
tentang aspek wicara dan bahasa yang dapat Anda kaji Jika pasien mengalami afasia, terdapat beberapa uji
secara mudah seraya melakukan wawancara awal.9 sederhana yang dapat Anda lakukan yang mengharuskan
• Bahasa yang digunakan: Apakah pasien dapat Anda untuk memahami dengan baik kemampuan pasien
memahami bahasa yang Anda gunakan atau apakah untuk berpartisipasi dan berinteraksi dengan Anda selama
diperlukan penerjemahan? pemeriksaan.9-11
• Pendengaran: Apakah pasien mengalami defisit • Kaji pemahaman terhadap pertanyaan: Tanyakan
pendengaran? Jika ya, apakah pasien menggunakan nama dan alamat pasien. Jika pasien menjawab
bahasa isyarat? Apakah ia membaca gerakan bibir? dengan benar, lanjutkan ke pertanyaan yang lebih
Apakah pasien menggunakan alat bantu dengar? sulit (“Deskripsikan rumah Anda kepada saya.”).
Apakah Anda harus berbicara secara keras ketika • Pemahaman terhadap kata-kata: Minta pasien untuk
berkomunikasi? mengikuti perintah satu tahap (“Buka mulut Anda,”
• Kuantitas wicara: Apakah pasien suka berbicara atau atau “Sentuh dagu Anda.”). Jika pasien berhasil
pendiam? Apakah pasien hanya merespons pertanya­ mengikuti perintah tersebut, coba perintah dua
an langsung atau memberi komentar secara spontan? tahap (“Sentuh telinga Anda dan kemudian sentuh
• Kecepatan dan volume wicara: Apakah pasien ber­ lutut Anda.”)
bicara secara cepat atau lambat? Apakah suaranya »» Individu yang mengalami afasia ekspresif dapat
lembut atau keras? melakukan perintah ini; individu yang meng­
• Artikulasi kata: Apakah kata-kata pasien diucapkan alami afasia reseptif tidak dapat melakukannya.
secara jelas dan terpisah? Apakah kata-katanya di­ • Pengulangan: Minta pasien untuk mengulangi se­
ucap­kan secara menyatu atau suku katanya ber­ buah frasa yang terdiri dari satu huruf silabel (“Mama
campur? mau makan.”).
• Kefasihan: Terkait dengan kecepatan, alur, dan irama »» Individu yang mengalami afasia reseptif tidak
bicara. Pertimbangkan juga isi dan penggunaan kata- akan mampu mengikuti perintah tersebut.
kata. Perhatikan hal berikut: »» Individu yang mengalami afasia ekspresif
»» Jarak dan keragu-raguan dalam alur pengucapan mung­ kin mampu mengulang satu atau dua
kata-kata kata-kata secara benar atau mungkin tidak
»» Nada suara kurang atau abnormal (apakah mampu melakukannya.
pembicaraan bernada monoton?) • Penamaan: Minta pasien untuk mengidentifikasi
»» Penggunaan kata-kata “pengisi” secara berlebih­ berbagai objek yang umum (mis., jam tangan,
an (“saya memiliki mm, masalah mm, dengan pulpen, buku, sepatu) dan lanjutkan ke objek yang
mm, aktivitas berjalan.”) lebih sulit (mis., lilin, penjepit kertas, gelang).
»» Penggunaan sirkumlokusi (cara bicara bertele- »» Individu yang mengalami afasia reseptif tidak
tele), yaitu frasa yang digunakan untuk meng­ akan mampu melakukan hal tersebut.
ganti kata-kata yang tidak dapat dipikirkan »» Individu yang mengalami afasia ekspresif tidak
individu (mis., mengatakan “benda yang di­ akan mampu mengeluakan kata, tetapi dapat
gunakan untuk menulis” bukan “pensil”) mengangguk ya atau tidak secara tepat jika
Ketika pasien mengalami disartria atau disforia, ditanya “Apakah ini pulpen?”
Anda harus memperhatikan keparahan kondisi dan catat • Menulis: Minta pasien untuk menulis kalimat
setiap karakteristik komunikasi tertentu pada pasien di singkat.
dalam dokumentasi Anda. Jika kondisi ini tidak disertai »» Pasien yang mengalami salah satu afasia tidak
akan mampu melakukan perintah ini.
94 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA UNTUK DILAKUKAN?


Ketika asesmen komunikasi PRIORITAS Ketika kondisi tersebut tidak ditemukan, tetapi pasien
untuk dilakukan: menunjukkan kesulitan dalam menjawab pertanyaan
wawancara yang Anda lontarkan, komunikasi (dan
Asesmen kemampuan pasien untuk memahami dan kognitif ) harus dikaji secara formal. Adanya kesulitan
mengekspresikan bahasa verbal harus dilakukan ketika komunikasi akan memengaruhi pemeriksaan selanjut­nya
diagnosis pasien diketahui menyebabkan masalah ko­ dan harus dikaji sejak awal pertemuan sehingga penye­
munikasi. Diagnosis tersebut mencakup CVA (ter­utama suaian yang dibutuhkan dapat dibuat.
area sebelah kiri), cedera otak traumatik, penya­ kit
Parkinson, tumor otak, sklerosis lateral amiotrofik Ketika asesmen komunikasi TIDAK
(amyotrophic lateral sclerosis, ALS), sklerosis multipel
(multiple sclerosis, MS), dan penyakit yang menyerang
BERGUNA Untuk dilakukan:
aparatus wicara apa pun. Tujuan dilakukannya asesmen Jika tidak diketahui mengalami kesulitan komunikasi se­
sering kali kurang mengarah pada diagnosis atau lama perkenalan dan selama awal wawancara pasien,
klasifikasi gangguan, tetapi cenderung bertujuan untuk asesmen formal komunikasi cenderung tidak dibutuh­kan.
mengoptimalkan pemeriksaan dan rencana intervensi.

CONTOH KASUS
Anda melakukan pemeriksaan awal pada pasien yang dirujuk Dokumentasi untuk Contoh Kasus
kepada Anda untuk nyeri lutut Ⓡ. Pasien sangat memerlukan
bantuan dari pasangannya untuk melengkapi formulir Subjektif: Pt memiliki kesulitan berkomunikasi secara verbal
pendaftaran di ruang tunggu. Pada riwayat kesehatan di masa selama pemeriksaan awal; pasangan mem­ berikan infor­masi
lalu pasien, Anda menemukan dua CVA hemisferik Ⓛ ringan. ketika pt tidak dapat menjawab. Pt mampu meng­onfirmasi
Selama wawancara pasien, Anda mengajukan pertanya­an open- bahwa nyeri lutut Ⓡ adalah c/c.
ended tentang keluhan utama pasien. Kata-kata yang
dikeluarkan pasien sangat sedikit, perlahan, dan kadang tidak Objektif: Komunikasi: Pt menunjukkan bicara secara lambat
jelas; Anda mengamati bahwa pasien sering kali mencari sebuah dan kesulitan dengan artikulasi kata. Gangguan dalam meng­
kata yang ingin ia gunakan di pikirannya. Ia sering kali ulang; gangguan dalam menulis; pemahaman kata dan mem­
menunjuk ke area tubuh atau sebuah benda, tanpa menyebutkan baca tidak mengalami gang­guan. Berespons secara tepat ter­
nama benda yang ditunjuk (contoh, ketika Anda bertanya apa hadap perintah verbal. Pt lebih memilih untuk menun­juk ke
saja kesulitan yang ia hadapi di rumah, dia menunjuk ke kaos benda dan demonstrasi fisik dibanding komu­nikasi verbal;
dan jaketnya, mengindikasikan bahwa ia memiliki kesulitan lebih memilih pertanyaan ya/tidak. Menunjukkan rasa frustasi
dalam memakai dan/atau melepaskan kedua benda tersebut). terhadap tugas berulang yang memerlukan respons verbal atau
Pasien sering kali memandang ke arah pasangannya untuk tertulis.
memberikan jawaban yang memer­lukan lebih dari beberapa
kata. Anda memutuskan untuk melakukan asesmen komunikasi Asesmen: Pt menunjukkan 5/5 afasia ekspresif secara konsisten
singkat. Ketika diminta untuk mengulang satu frasa pendek setelah mengalami 2 CVA. Mampu berkomunikasi dengan
yang Anda ucapkan, hanya dua dari lima kata yang dapat fisioterapis melalui gestur/menunjuk benda; sesekali merasa
diulangi secara benar, dan ketika diminta untuk menuliskan frustasi dengan kesulitan komunikasi yang dialaminya. PT
frasa tersebut, ia tidak dapat menuliskan satu kata pun secara mampu mengevaluasi nyeri lutut Ⓡ tanpa mengalami
benar. Namun, ia mampu untuk mengikuti perintah tertulis kesulitan.
secara tepat. Pasien berespons secara tepat terhadap semua
perintah verbal, tetapi akhirnya merasa frustrasi ketika meng­ Perencanaan: Akan menyesuaikan Rx untuk lutut Ⓡ guna
hadapi banyaknya pertanyaan yang Anda ajukan karena ia mengakomodasi hambatan komunikasi.
memiliki kesulitan dalam menjawab. Ia berespons jauh lebih
baik ketika menghadapi pertanyaan “ya” atau “tidak” dibanding
pertanyaan open-ended.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 95

Bagian 3: Asesmen Kognitif


PENDAHULUAN gunaan alkohol, penggunaan obat terlarang, gangguan
metabolik, atau efek samping dari beberapa medikasi.17
Kognitif mencakup orientasi, perhatian, memori, meme­ Oleh sebab itu, mengatasi penyebab demensia dapat atau
cahkan masalah (kalkulasi, pemikiran abstrak, dan penilai­ tidak dapat mengembalikan fungsi kognitif. Demensia
an), dan persepsi (spasial, visual, dan tubuh).3,9 Seperti reversibel dapat disebabkan oleh gangguan tiroid,18 defi­
pada komunikasi, masalah kognitif umumnya diketahui siensi vitamin B12,19 depresi,20 gangguan inflamasi sistemik,
di awal wawancara pasien. Contohnya, pertanya­an tentang hidrosefalus tekanan normal,21 dan sebagai efek samping
riwayat medis di masa lalu dapat menilai memori jangka medikasi.22,23 Skrining dini untuk penyebab potensial ter­
panjang pasien. Contoh serupa terlihat pada kemampuan sebut harus dilakukan karena 9–10% dari semua demensia
pasien untuk tetap berfokus pada per­tanyaan-pertanyaan dapat disembuhkan.
Anda dapat mengindikasikan tingkat perhatiannya. Defisit Kompleksitas otak, termasuk proses yang terlibat
kognitif lazim terjadi pada kondisi atau penyakit yang dalam kognisi, berada di luar cakupan bab ini. Namun,
memengaruhi otak, baik perkembangan maupun dapatan, penjelasan yang singkat dan sangat sederhana tentang
dan banyak juga yang terjadi bersamaan dengan defisit proses yang terjadi di dalam area otak dapat ditemukan di
komunikasi. Oleh sebab itu, pemeriksaan komunikasi dan TABEL 6-2 dan GAMBAR 6-2. Beberapa kondisi neuro­
kognitif sering kali terjadi bersama. logis diketahui memengaruhi area otak tertentu (seperti
penyakit Parkinson), dan manifestasi pasien dapat mencer­
KONSEP DASAR minkan adanya gangguan. Tampilan dengan gangguan
lain (seperti tumor otak, cedera otak, atau stroke) amat
Pemeriksaan kognitif mendalam dan formal sering kali ber­gantung pada area otak mana yang mengalami gang­gu­
dilakukan oleh neuropsikolog menggunakan serangkaian an. Semakin banyak area yang mengalami gangguan, se­
uji psikometrik terstandardisasi. Terapis okupasi dilatih makin parah disfungsi yang terjadi.
juga untuk menggunakan metode uji kognitif formal ini.14
Oleh sebab itu, batasan pemeriksaan fisioterapis pada
fungsi kognitif pasien adalah pada tingkat skrining. Pada PROSEDUR
pasien yang diketahui mengalami defisit kognitif, uji Terdapat sejumlah perangkat asesmen kognitif terstan­
pemeriksaan sederhana dapat dilakukan untuk menentu­ dardisasi yang tersedia untuk penggunaan di klinik yang
kan masalah tertentu yang dapat dialami oleh pasien yang mengharuskan pendokumentasian status kognitif secara
dapat memengaruhi rencana intervensi fisioterapi. Bagi spesifik. Beberapa perangkat ini mencakup Mini-Mental
pasien yang tidak diketahui mengalami defisit kognitif, State Exam (MMSE),25 Short portable Mental Status
pemeriksaan akan sangat penting untuk dilakukan jika
pasien menunjukkan kesulitan dalam menjawab per­tanya­
an atau jika terdapat perubahan yang diobservasi dalam
pemprosesan kognisi sepanjang waktu. Sering kali anggota
keluarga atau pemberi asuhan adalah yang pertama
memberitahu klinisi untuk mewaspadai fungsi kognisi
pasien. Awitan kemunduran kognitif yang pelan tapi dapat
dikenali dapat merupakan indikasi pertama demensia.15
Demensia adalah istilah luas yang mengindikasikan
hilangnya kemampuan kognitif secara umum (memori,
perhatian, bahasa, pemecahan masalah, dan pembelajaran
hal baru) pada individu yang sebelumnya tidak memiliki
gangguan, di luar yang diharapkan dari proses menua
normal. Penyebab demensia sangat banyak, dengan penya­
kit Alzheimer menjadi penyebab yang paling sering.16
Neurodegenerasi (degradasi neuron di otak) biasanya
mengarah pada hilangnya fungsi kognitif secara perlahan,
progresif, dan tidak dapat membaik. Demensia jarang
terjadi pada individu yang berusia di bawah 40 tahun,
tetapi dapat terjadi akibat penyakit psikiatrik, penyalah­
96 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 6-2 Fungsi dan Disfungsi Terkait Lobus/Regio Otak


Lobus/Regio Lokasi Fungsi Umum Disfungsi

Lobus frontal Sebagian besar ●● Memori dan fungsi motorik ●● Hilangnya gerakan sederhana atau kompleks
aspek anterior otak ●● Kesadaran diri ●● Hilangnya kemampuan melakukan gerakan
●● Perencanaan berkelanjutan atau berjalan beberapa langkah
●● Alasan ●● Hilangnya fokus atau perhatian
●● Hubungan dan makna kata ●● Perubahan alam perasaan (mood)
●● Penilaian dan perhatian ●● Perubahan kepribadian atau perilaku sosial
●● Respons terhadap aktivitas di ●● Berkurangnya kemampuan untuk mengatasi
lingkungan masalah dan membuat keputusan
●● Pengendalian emosi dan dorongan ●● Berkurangnya kemampuan untuk
●● Bahasa ekspresi mengekspresikan bahasa
●● Produksi bahasa nonverbal ●● Depresi atau euforia
●● Apati
●● Disinhibisi

Lobus parietal Lobus posterior ●● Kewaspadaan kesadaran terhadap ●● Ketidakmampuan untuk memperhatikan lebih
hingga frontal lingkungan dari satu objek
●● Perhatian visual ●● Ketidakmampuan untuk menamai objek
●● Persepsi sentuhan ●● Masalah ketika membaca
●● Manipulasi objek (memerlukan ●● Kesulitan membedakan kiri dan kanan
komunikasi dengan lobus frontal) ●● Kesulitan dengan matematika
●● Orientasi dan kewaspadaan spasial ●● Kurangnya kewaspadaan terhadap area tubuh
●● Integrasi sensorik tertentu
●● Gerakan volunter yang mengarah ●● Kesulitan dengan koordinasi mata-tangan
pada tujuan ●● Kesulitan untuk menggambar objek

Lobus oksipital Sebagian besar ●● Penglihatan ●● Penurunan lapang pandang


lobus posterior ●● Kesulitan mengidentifikasi warna
●● Kesulitan mengenali kata yang ditulis atau objek
yang digambar
●● Kesulitan menemukan objek di lingkungan

Lobus temporal Kepala bagian ●● Pendengaran ●● Kesulitan dalam mengenali wajah


samping ●● Akuisisi memori ●● Kesulitan dalam memahami kata-kata yang
●● Beberapa persepsi visual diucapkan
●● Pengategorian objek ●● Ketidakmampuan untuk mengategorikan objek
●● Kesulitan dengan perhatian selektif terhadap
sesuatu yang dilihat dan didengar
●● Kesulitan mengucapkan informasi terkait objek

Batang otak Jauh di dalam otak; ●● Mengatur pernapasan, denyut ●● Gangguan menelan
aspek inferior jantung, tekanan darah, ●● Kesulitan dalam mengorganisir/menerima
pencernaan, menelan, suhu tubuh stimulan lingkungan
●● Memengaruhi kewaspadaan ●● Kesulitan keseimbangan
●● Memengaruhi tidur ●● Limbung dan mual
●● Memengaruhi keseimbangan ●● Kesulitan tidur
●● Fungsi semua saraf kranial ●● Penurunan kapasitas vital pernapasan
●● Berperan sebagai saluran bagi ●● Defisit motorik dan sensorik
semua informasi sensorik asendens ●● Gerakan mata (diplopia)
dan motorik desendens ●● Mengunyah, ekspresi wajah, berbicara (spesifik
untuk tiap saraf kranial)

Serebelum Dasar tengkorak ●● Koordinasi gerakan volunter ●● Hilangnya koordinasi gerakan halus
●● Keseimbangan dan ekuilibrium ●● Penurunan kemampuan untuk berjalan
●● Memori untuk tindakan refleks ●● Tremor
motorik ●● Bicara pelo
●● Ketidakmampuan untuk melakukan gerakan
yang cepat
●● Kesulitan untuk melakukan tugas baru

Data dari Nolte J. The Human Brain: An Introduction to Its Functional Anatomy. 5th ed. St. Louis, MO: Mosby; 1999; dan Siegel A., Sapru H. Essential
Neuroscience. Revised 1st ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 97

Korteks
Motorik Primer
Korteks Somato
Sulkus sensori Primer
Lobus Frontal Gerakan Umum sentral
dan Gerakan
Gerakan Terkoordinasi terampil Sensasi Lobus
Adversif Taktil Parietal
Aktivasi
Verbal (Wicara dan
Pikiran Kreatif Interpretasi)
Menulis Kombinasi dan
Intelektual Interpretasi
Sensorik
Penilaian
Refleksi

Reaksi Emosi Visual Lobus


Oksipital
Reaksi Tubuh

Musikal Membaca
Memori Visual
Memori
Auditorik Memori
Lobus Temporal Serebelum

GAMBAR 6-2 Lobus primer otak dan fungsi utamanya.

Quostionnaire,26 dan General Practitioner Assessment of diperintahkan, tetapi dapat secara mudah dilakukannya jika
Cognition.15 meskipun MMSE telah lama dianggap se­ba­ hidungnya mulai terasa gatal. Meskipun apraksia paling
gai salah satu perangkat pemeriksaan kognitif yang paling umum disebabkan oleh stroke hemisferik kiri atau
terpercaya dan mudah,27 perlindungan hak ciptanya yang demensia,29,30 apraksia dapat terjadi pada setiap penyakit
ketat membuat penggunaannya di klinik menjadi sulit. yang memengaruhi lobus frontal posterior atau perietal
Metode skrining lain dapat bermanfaat dan mudah inferior kiri.29,31,32 Terdapat beberapa jenis apraksia yang
untuk dilakukan jika terdapat kekhawatiran tentang status berbeda yang dapat diskrining meng­ gunakan uji seder­
kognitif pasien. Metode tersebut dijelaskan di TABEL hana.9,28
6-3. Tidak semua kategori pemeriksaan diperlukan di • Apraksia bukofasial adalah hilangnya kemampuan
semua kasus. Namun, pasien yang menunjukkan kesulitan untuk melakukan gerakan bibir, mulut, dan lidah
dalam berbagai kategori, terutama pasien yang tidak ketika diperintahkan. Pasien yang diminta untuk
memiliki riwayat sebelumnya yang memengaruhi fungsi bersiul atau berpura-pura untuk meniup lilin
kognitif, harus dievaluasi lebih lanjut oleh dokter. mungkin tidak akan mampu melakukannya.
Pemeriksaan praksis mungkin dilakukan juga jika • Apraksia ideomotor adalah hilangnya kemampuan
pasien diobservasi memiliki kesulitan dalam menyelesaikan untuk melakukan tugas yang dipelajari ketika
tugas motorik sederhana. Meskipun gangguan ditunjukkan diberikan objek yang penting. Pasien diberi sebuah
melalui tugas motorik, sebenarnya apraksia adalah gunting dan selembar kertas mungkin akan mencoba
gangguan proses kognitif. Apraksia ditandai oleh hilangnya menulis menggunakan gunting. Jika diberi sisir,
kemam­ puan untuk memulai atau melakukan perintah pasien mungkin akan mencoba untuk menggosok
untuk me­laku­kan tugas yang bertujuan yang sudah pernah giginya.
dipelajari, meskipun individu mengerti tugas tersebut dan • Apraksia ide adalah hilangnya kemampuan untuk
memiliki keinginan serta kemampuan fisik untuk melakukan tugas yang dipelajari sesuai dengan
melakukan tugas.28 Terdapat hal yang menarik dalam urutannya. Ketika diminta untuk berpakaian dari
kasus ini, sering kali pasien dapat melakukan tugas yang bagian bawah, pasien mungkin pertama akan
diperintahkan secara tidak sengaja tanpa mengalami mencoba untuk memakai sepatu, kemudian kaos
kesulitan. Contohnya, pasien mungkin tidak mampu kaki, kemudian celana.
untuk menunjukkan gerakan menggaruk hidung ketika
98 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 6-3 Uji untuk Memeriksa Fungsi Aspek Kognitif


Fungsi Kognitif Deskripsi Tugas yang Diberikan kepada Pasien Contoh

Perhatian Kemampuan untuk ●● Repetisi serangkaian angka atau 148, 1092,46142


berespons terhadap huruf. ZYX, BMOC, UOIEA
stimulus atau tugas ●● Dimulai dengan tiga huruf atau
tertentu. angka; ditambahkan hingga
membuat beberapa kesalahan.
●● Tip: gunakan angka/huruf yang
familier bagi Anda, tetapi tidak
familier bagi pasien (bagian dari
angka nomor telepon Anda, inisial
nama keluarga/teman Anda)

Orientasi Kemampuan untuk ●● Tanyakan hal berikut tentang pasien: ●● Orang: tanyakan nama dan usia
berorientasi terhadap a. Namanya sendiri (identitas) pasien (atau alamat/pekerjaan)
orang, tempat, dan waktu a. Lokasi saat ini ●● Tempat: tanyakan nama klinik/rumah
(Didokumentasi­kan a. Pengetahuan tentang hari/ sakit atau nama kota
sebagai “Alert & Oriented bulan/tahun ●● Waktu: tanyakan hari, tanggal, bulan,
[sadar dan terorientasi] x 3 musim, dan/atau tahun saat ini
[A&O x 3]”)

Memori Immediate recall Menyebutkan kembali tiga kata setelah Apel, buku, mobil
penundaan selama beberapa detik.

Memori jangka pendek Menyebutkan kembali beberapa kata Gunakan kata-kata yang sama dari uji
setelah penundaan selama 3-5 menit. sebelumnya

Memori jangka panjang Menyebutkan kembali kejadian yang Riwayat pekerjaan, ulang tahun anak-
telah berlalu (yang dapat Anda anak, jenis dan model mobil yang
konfirmasi). pertama kali dimiliki

Proses berpikir Menunjukkan kelogisan, Melengkapi pernyataan “jika-maka” Tanyakan kepada pasien tentang hal
koherensi, relevansi menggunakan topik yang nyata. berikut:
(bagaimana pasien ●● “Jika ban Anda kempis maka Anda
berpikir) akan __.”
●● “Jika hujan mulai turun ketika Anda
sedang berada di luar rumah maka
Anda akan __.”

Kalkulasi Kemampuan untuk Menambah, mengurangi, mengali, atau ●● Masalah matematika sederhana
menyelesaikan masalah membagi semua angka. ●● Seri angka 7: dimulai dari angka 100,
matematik verbal atau dikurangi 7 dan terus berlanjut hingga
tertulis Anda mencapai angka 50 (100 – 7 =
93 – 7 = 86 – 7 = 79 – 7 = 72 …).
●● Mengalikan 3: Berapa hasil 2 x 3?
Berapa hasilnya dikalikan 2? Lalu
dikalikan 2 lagi?

Pemikiran Kemampuan untuk berpikir Bertanya tentang makna sebuah ●● Apa arti pepatah berikut:
abstrak secara abstrak vs. nyata pepatah. a. “Tong kosong nyaring bunyinya.”
a. “Jangan menghitung telur yang
belum ditetaskan.”

Mendiskusikan persamaan atau ●● Apa persamaan dan perbedaan dari


perbedaan dua objek. objek berikut:
a. Pulpen dan pensil
a. Jeruk dan apel
a. Gereja dan bioskop

Memutuskan Kemampuan untuk berpikir Menunjukkan akal sehat dan Lontarkan pertanyaan berikut:
secara nyata keamanan (pertanyaan mungkin tidak ●● “Jika Anda mencium bau asap di
memiliki jawaban yang salah atau rumah, apa yang akan Anda lakukan?”
benar, tetapi dapat diputuskan sebagai ●● “Jika Anda menaiki bus yang salah,
tepat atau tidak tepat) apa yang akan Anda lakukan?”

(berlanjut)
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 99

TABEL 6-3 Uji untuk Memeriksa Fungsi Aspek Kognitif (lanjutan)


Persepsi spasial Kemampuan untuk Membuat gambar dua atau tiga dimensi ●● Minta pasien untuk menggambar
membuat atau yang memiliki karakteristik tertentu. sebuah jam lengkap dengan angka-
menggambar sebuah objek angkanya:
dengan orientasi atau a. Minta pasien untuk menggambar
karakteristik yang spesifik jarum jam sesuai waktu tertentu
(mis., jam tujuh lewat dua puluh
menit)
●● Minta pasien untuk menggambar
bintang dengan lima sudut

Persepsi tubuh Kesadaran diri terhadap Minta pasien untuk menunjuk atau ●● Minta pasien untuk mengangkat
tubuhnya sendiri mengidentifikasi bagian tubuh tertentu tangan kanannya ke udara; kemudian
pada tubuhnya. tangan kirinya.
●● Minta pasien untuk menunjuk lutut
kirinya menggunakan jari tengah
tangan kanan (dan sebaliknya).
●● Tunjuk salah satu bagian tubuh pasien
dan minta pasien untuk menyebutkan
nama bagian tubuh tersebut.

Persepsi objek Kemampuan untuk Pasien berusaha untuk Dengan mata tertutup, berikan objek
mengenali objek melalui mengidentifikasi sebuah objek hanya umum ke tangan pasien dan tanyakan
sentuhan dengan menyentuhnya. nama objek tersebut:
●● Penjepit kertas
●● Kunci
●● Koin
a. Dapat mengidentifikasi hanya
“koin”
a. Dapat mengidentifikasi jenis koin

Persepsi sensorik Kemampuan untuk Upaya pasien untuk mengidentifikasi Dengan mata pasien yang tertutup,
mengenali angka, huruf, angka, huruf, atau bentuk yang gambar angka, huruf, atau bentuk lain
atau bentuk “gambar” di digambar di telapak tangan (atau di pada telapak tangan pasien; minta pasien
kulit bagian tubuh yang lain) pasien oleh untuk mengidentifikasi gambar yang Anda
klinisi. buat:
●● Ketika menggambar, beri tahu pasien
tentang apa yang akan Anda gambar
(angka, huruf, atau bentuk lain karena
angka “8” dapat terasa seperti huruf
“B”)

Data dari Bickley L. The nervous system. In: Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams &
Wilkins; 2007: 595-669; Fuller G. Mental state and higher function. In: Neurological Examination Made Easy. 4th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Health
Sciences; 2008: 25-38; and Swartz M. The nervous system. In: Textbook of Physical Diagnosis: History and Examination. 6th ed. Philadelphia, PA:
Saunders Elsevier; 2010: 641-694.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen kognitif PRIORITAS: selanjutnya dan harus diperiksa sejak awal ketika datang
Asesmen kemampuan kognitif harus dilakukan ketika ke klinik atau rumah sakit sehingga penye­suaian yang
diagnosis pasien diketahui akan menyebabkan masalah penting dapat dibuat.
kognitif (setiap gangguan yang menyerang otak). Tujuan
asesmen mungkin kurang mengarah pada penegakan Ketika asesmen kognitif TIDAK
diagnosis atau klasifikasi gangguan, tetapi lebih bertujuan
BERGUNA untuk dilakukan:
untuk mengoptimalkan pemeriksaan dan rencana inter­
vensi. Ketika gangguan yang diketahui terjadi di otak Jika tidak ditemukan kesulitan kognisi selama perkenalan
tidak ditemukan, tetapi pasien menunjukkan kon­ fusi dan melalui porsi awal wawancara pasien, fungsi kognitif
atau kesulitan dalam menjawab pertanyaan wawancara tidak memerlukan pemeriksaan formal.
Anda, fungsi kognisi harus diperiksa secara formal. Ada­
nya kesulitan kognitif dapat memengaruhi peme­riksaan
100 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS
Selama wawancara awal dengan seorang pasien yang berusia 54 Dokumentasi untuk Contoh Kasus
tahun yang dirujuk ke klinik Anda akibat nyeri hebat pinggul,
Anda memperhatikan bahwa pasien mengalami kesulitan Subjektif: Putri pt melaporkan baru-baru saja (minggu lalu)
dalam menjawab beberapa pertanyaan yang Anda anggap relatif memperhatikan bahwa pt sering kali mengalami kebingungan.
mudah untuk ia jawab. Contohnya, ketika ditanya apakah di Putri pt melaporkan bahwa pasien tersesat ketika melakukan
dalam atau luar rumahnya terdapat anak tangga, ia merasa ragu aktivitas jalan kaki di lingkungan rumahnya sendiri pada
dan kemudian menyatakan, “Saya rasa begitu, tetapi saya tidak minggu lalu. Menyangkal menemukan kondisi ini di masa
tahu.” Ketika ditanyakan tentang aktivitas sehari-harinya, ia lalu.
tampak tertekan, menoleh ke arah putrinya dan bertanya, “Apa
yang biasanya saya lakukan?” Pasien mampu menyebutkan Objektif: Kognisi: A&O x 2 pasien (tidak terorientasi terhadap
namanya (orang), tahun dan musim (waktu), tetapi tidak dapat tempat); menunjukan beberapa kebingungan terkait
mengingat nama negara atau kota tempat tinggalnya (orientasi pertanyaan sederhana; gangguan STM dan LTM; gangguan
terhadap tempat, memori jangka panjang) atau nama klinik abstraksi, kalkulasi tingkat lanjut, dan proses berpikir. Kalkulasi
Anda (orientasi terhadap tempat, memori jangka pendek). sederhana dan konstruksi tidak terganggu.
Pasien tidak mampu menyebutkan kembali tiga kata yang
Anda sebutkan beberapa menit yang lalu agar ia dapat Asesmen: Pt mengalami awitan awal konfusi, yang tampaknya
mengingatnya (memori jangka pendek). Pasien mampu terjadi bersamaan c dimulainya pemberian indometasin yang
menyelesaikan kalkulasi matematika sederhana (tidak digunakan untuk mengatasi nyeri. Fisioterapis mem­perhatikan
kompleks) di dalam kepalanya (kalkulasi). Pasien mampu juga tentang efek samping farmakologis berdasarkan awitan konfusi
untuk menggambar kembali gambar tiga dimensi (konstruksi). saat ini yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak adanya riwayat
Pasien tidak dapat memberitahukan kepada Anda tentang masalah yang serupa.
persamaan atau perbedaan antara pulpen dan pensil (abstraksi),
dan ia bersusah payah ketika dihadapkan dengan pertanyaan, Perencanaan: PT berkonsultasi kepada MD dan pt diharapkan
“Jika ban mobil Anda pecah, maka Anda akan _____ “ (proses sudah ada di ruangan MD dalam 24 jam. Akan melanjutkan
berpikir). Pertanyaan selanjutnya yang diajukan kepada putri Rx untuk nyeri pinggul pada kunjungan PT selanjutnya dalam
pasien menunjukkan bahwa pasien telah mengalami konfusi 2 hari.
pada minggu lalu tanpa alasan yang jelas, bahkan tersesat
selama melakukan aktivitas jalan kaki di lingkungan rumahnya.
Namun, pasien tidak memiliki riwayat medis yang mencakup
konfusi. Ketika melihat kembali obat pasien, Anda
memperhatikan bahwa pasien mengonsumsi indometasin,
yang diresepkan oleh dokternya seminggu yang lalu untuk
meredakan nyeri pinggulnya. Kemungkinan efek samping
indometasin adalah konfusi (dan halusinasi). Temuan tersebut
membuat Anda segera menghubungi dokter pemberi asuhan
primer pasien, menyebutkan kembali temuan Anda, dan
bersama-sama menentukan rangkaian tindakan yang paling
menguntungkan bagi pasien.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 101

Bagian 4: Skrining untuk Faktor Emosional dan Psikologis


PENDAHULUAN TABEL 6-4 menjelaskan beberapa kategori ganggu­
Evaluasi status fisik pasien dianggap belum leng­kap jika an psikiatri seperti yang terdaftar dalam pedoman DSM-
belum melakukan pemeriksaan status psiko­logis dan emo­ IV.39 Gangguan yang terdaftar di bawah kategori tertentu
sionalnya. Hal tersebut bukanlah un­ tuk menyatakan me­rupakan kondisi yang biasa ditemukan oleh fisioterapis
secara tidak langsung bahwa fung­si fisioterapis adalah ber­ ketika bekerja dengan pasien di semua jenis tatanan klinik.
peran sebagai psikolog; psi­kologi berada di luar cakupan Sadari bahwa tidak semua kategori mewakili dan pen­
praktik fisioterapi. Namun, karena tingginya prevalensi jelasan yang tersedia telah dipertimbangkan untuk ditulis
gangguan mood dan emosional di dalam populasi secara sederhana.
umum,33,34 serta diketahuinya hubungan antara gangguan Dari gangguan yang terdaftar di Tabel 6-4, fisioterapis
ini dengan nyeri dan patologi fisik,35-38 potensi adanya paling sering bekerja dengan pasien yang mengalami be­be­
gang­guan psikologis tidak boleh dihilangkan. rapa bentuk depresi atau ansietas (atau keduanya).
Prevalensi kondisi ini pada pasien yang telah mengalami
cedera atau sakit yang mengubah hidup, atau individu
KONSEP DASAR yang meng­alami gejala yang secara substansi berhubungan
dengan tingkat fungsi yang diharapkan, cukup tinggi.
Rentang gangguan psikologis dan emosional sangatlah
Kondisi ditemukan pada kondisi muskuloskeletal,41-43
luas, dan diskusi terkait jenis gangguan yang dapat Anda
neuro­­muskular,44-48 kardiovaskular/pulmonal,49,50 dan
hadapi dalam praktik fisioterapi berada di luar cakupan
integumen51,52.
bab ini. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Banyak mahasiswa fisioterapi yang merasa terkejut
Disorders, 4th ed. (DSM-IV)39 adalah sumber referensi
terhadap sejumlah pasien yang mereka temui selama rotasi
yang sempurna bagi klinisi dan memberikan informasi
klinik yang baru saja memiliki diagnosis psikologis atau
ber­dasarkan kategori tentang spektrum gangguan psi­ko­
tantangan emosional yang mendasari. Skrining untuk
logis.
depresi dan ansietas menurut perspektif pasien selama
Diperlukan penjelasan singkat tentang perbedaan
wawancara awal dapat ditemukan di Bab 4 (lihat bagian
antara emosi dan mood. Mood digambarkan sebagai
“Status Kesehatan Umum; Kebiasaan Kesehatan dan
keadaan diri, lebih umum dibanding emosi, dan mungkin
Sosial”). Beberapa pasien tidak mau membagi informasi
akan diekspresikan atau tidak diekspresikan secara terbuka
ini selama pertemuan pertama dan memerlukan beberapa
oleh individu. Karena mood yang terganggu adalah salah
sesi fisioterapi sebelum tingkat kepercayaan telah di­
satu kategori diagnostik dalam DSM-IV, mood dianggap
bangun. Individu lain mungkin akan merasa lega karena
berada di bawah payung kondisi psikologis. Emosi adalah
topik ini dibahas atau memberikan beberapa petunjuk
sesuatu yang dirasakan dan sering diekspresikan secara
terkait kekhawatiran dasar mereka selama wawancara
terbuka oleh individu sebagai akibat dari sebuah kejadian
berlangsung (“Menurut Anda, sering stres dapat menye­
atau peristiwa. Emosi bersifat relatif sementara dan mudah
babkan nyeri yang saya alami?”). Bagi pasien yang
berubah serta cenderung lebih mudah dijelaskan dibanding
menyangkal atau menentang adanya masalah psikologis,
mood. Baik emosi maupun mood pasti memengaruhi
observasi Anda dapat memberikan informasi yang cukup
partisipasi dan kesuksesan pasien dalam intervensi fisio­
untuk mening­katkan perhatian dan mempercepat dilaku­
terapi, meskipun mood mungkin memiliki efek yang
kan­nnya peme­rik­saan yang lebih formal.
substansial dalam jangka panjang.40
Sebagai mahasiswa, Anda mungkin merasa sangat
tidak nyaman ketika memunculkan topik pertimbangan
psikologis atau emosional dengan pasien Anda. Anda
mung­kin berpendapat bahwa Anda telah memasuki area
pribadi pasien atau Anda akan membuat pasien merasa
kesal. Anda mungkin juga akan merasa bahwa pasien
menganggap Anda telah melabeli mereka atau bahwa
gejala-gejala hanya terjadi “di kepala pasien”. Butuh
praktik dan pengalaman untuk secara terampil mendis­
kusikan topik ini bersama pasien, tetapi informasi yang
bermanfaat serta ber­tam­bahnya kepercayaan pasien, sering
kali dapat diperoleh. Anda akan memperoleh pemahaman
yang lebih luas tentang cerita pasien dan dapat menimple­
mentasikan rencana inter­vensi yang efektif secara lebih
baik melalui pengakuan pasien tentang gangguan yang
102 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 6-4 Kategori dan Deskripsi Gangguan Psikologis Umum


Kategori Gangguan Deskripsi Umum Kategori Gangguan Contoh Diagnosis

Gangguan ansietas Terdapat banyak gangguan yang gambaran primernya adalah ●● Gangguan ansietas menyeluruh*
ansietas abnormal atau tidak tepat. Ansietas menyebabkan ●● Gangguan obsesif-kompulsif
sejumlah reaksi sistem saraf otonom, termasuk meningkatnya ●● Gangguan panik
laju denyut jantung dan respirasi, meningkatkan ketegangan ●● Fobia
otot, berkeringat, tremor, dan sensasi panik. Namun, gejala- ●● Gangguan stres pascatrauma
gejala tersebut menjadi masalah ketika terjadi tanpa stimulus
yang dapat dikenali atau ketika stimulus tidak pasti menimbulkan
reaksi tersebut.

Gangguan mood Kategori ini spesifik terkait kondisi yang mengindikasikan ●● Gangguan bipolar
gangguan suasana hati seseorang. Gangguan ini ditandai oleh ●● Gangguan disritmik
perasaan yang rentangnya terbatas, tidak tepat, atau berlebihan. ●● Gangguan depresi mayor
Untuk dapat didiagnosis sebagai gangguan mood, perasaan
individu harus ekstrem, seperti sering menangis,
ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk beranjak dari tempat
tidur, pikiran atau usaha bunuh diri, atau perubahan mood dalam
skala besar atau secara cepat.

Gangguan psikotik Gejala utama dari kategori gangguan ini adalah psikosis, atau ●● Gangguan waham
waham dan halusinasi. Waham adalah kepercayaan yang salah ●● Gangguan skizoafektif
yang secara signifikan mengganggu kemampuan seseorang ●● Skizofrenia
untuk berfungsi (mis., meyakini bahwa seseorang berupaya ●● Gangguan psikotik singkat
menyakiti Anda ketika tidak ada bukti yang mendukung hal
tersebut; meyakini bahwa Anda adalah orang lain, seperti
Soekarno atau Marilyn Monroe). Halusinasi adalah persepsi
yang salah yang bermanifestasi melalui penginderaan.
Contohnya, melihat benda yang sebenarnya tidak ada (visual);
berespons terhadap suara, rasa, atau bau yang tidak ada
(auditori, perasa, olfaktori); atau merasakan sentuhan sesuatu
pada kulit yang sebenarnya tidak ada (taktil).

Gangguan somatoform Kategori ini menjelaskan tentang gangguan yang membuat ●● Gangguan konversi
pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada masalah ●● Hipokondriasis
medis, tetapi tidak ditemukan masalah medis yang dikeluhkan. ●● Gangguan somatisasi
Contohnya, seseorang yang mengalami gangguan somatoform ●● Gangguan disformik tubuh
dapat mengalami nyeri hebat tanpa penyebab medis atau
biologis, atau pasien mungkin menunjukkan tanda dan gejala
masalah medis ketika masalah tersebut tidak nyata secara
fisiologis.

Gangguan terkait zat Kategori gangguan ini merujuk pada penyalahgunaan atau ●● Penyalahgunaan zat
ketergantungan terhadap zat. Zat yang dimaksud dapat ●● Ketergantungan zat
mencakup zat apa saja yang ditelan atau diinjeksi untuk
menciptakan perubahan suasana hati. Zat yang umum
disalahgunakan mencakup alkohol, obat nyeri yang diresepkan,
kokain, ganja, heroin, dan crack.

Gangguan kepribadian Kategori ini menjelaskan tentang gangguan yang umumnya ●● Gangguan kepribadian antisosial
dialami seumur hidup dan berperan besar dalam sebagian besar ●● Gangguan kepribadian narsistik
aspek kehidupan seseorang. Gangguan tersebut menyebabkan ●● Gangguan kepribadian ambangan
kesulitan dalam kemampuan seseorang untuk menerima dan ●● Gangguan kepribadian
berhubungan dengan situasi kehidupan serta dengan orang lain. kebergantungan
Individu yang mengalami gangguan ini hanya memiliki sedikit
perhatian terhadap kebutuhan atau kesejahteraan orang lain,
dan banyak penderita yang merupakan manipulator handal.
Keparahan gangguan ini dapat beragam pada setiap orang,
meskipun umumnya tetap relatif konstan pada individu tertentu.

* Kondisi psikiatrik kedua yang paling sering terjadi di Amerika Serikat, akibat penyalahgunaan zat. Lihat Fricchione G. Generalized anxiety disorder. N
Engl J Med. 2004;351(7):675-682.
Data dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed. Washington, DC: American Pschiatric Association; 2000.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 103

dialami dan saat ini sedang diterapi maupun melalui


skrining yang Anda lakukan. Selain itu, identifikasi dini
terkait faktor yang diketahui mem­ perpanjang proses
rehabilitasi atau faktor yang dipre­diksi menyebabkan nyeri
kronik dan disabilitas harus diidentifikasi sedini mungkin
sehingga strategi dapat di­imple­mentasikan untuk mengo­
reksi perilaku atau proses pikir pasien.53-56 Sementara
beberapa strategi yang dapat di­gunakan bersama dengan
intervensi fisioterapi tidak dibahas di bab ini, pembaca
dimotivasi untuk mengeksplorasi kon­sep terapi perilaku
kognitif57,58 dan program yang mengarah pada tujuan
secara progresif.59

PROSEDUR
Observasi, seperti yang dijelaskan di awal bab ini, sering
kali merupakan perangkat paling berharga terkait asesmen
emosional atau psikologis. Hal-hal yang harus diperhatikan
secara cermat mencakup:
• Postur dan perilaku: Perhatikan jika pasien membung­
kuk ke depan dan menghindar untuk mendongak, reaksi yang ditampilkan beralasan? Apakah pasien
bahkan ketika sedang berbicara. Amati apakah ge­ menunjukkan ketegangan, kemarahan, atau ketakut­
rak­annya lambat dan tidak bertujuan (apakah ter­ an yang teramati terhadap anggota keluarga atau
dapat kualitas “saya tidak peduli” terkait gerakan?). pemberi perawatan?
Catat jika pasien menunjukkan kelelelahan, ansietas, Jika Anda merasa memerlukan asesmen yang lebih
atau agitasi. formal, terdapat sejumlah perangkat yang terpercaya dan
• Higiene pribadi, perawatan diri, dan berpakaian: valid untuk melakukan skrining adanya depresi, ansietas,
Beragam kondisi dapat menyebabkan berkurangnya atau faktor kognitif-psikologis lain (seperti efikasi diri
higiene pribadi, perawatan diri, dan berpakaian. rendah, perilaku menghindari ketakutan, dan katastro­
Meningkat atau cermatnya perhatian terhadap fik56,60) yang diketahui memengaruhi rangkaian rehabili­
penampilan dapat disebabkan oleh gangguan obsesif- tasi.61,62 Contoh perangkat tersebut adalah McGill-
kompulsif. Perhatikan perawatan rambut, gigi, kuku, Melzack Pain Questionnaire,63 Beck Depression
dan kulit dibandingkan dengan individu lain yang Inventory,64,65 Geriatric Depresion Scale (lihat GAMBAR
memiliki kesamaan usia, gaya hidup, dan kelompok 6-3),66 Zung Self-Rating Anxiety Scale (lihat GAMBAR
sosioekonomi. 6-4),67,68 Self-Efficacy for Rehabilitation Outcome Scale,69
• Ekspresi wajah: Amati wajah pasien ketika ia ber­ dan Fear-Avoidance Beliefs Questionnaire.70 Hasil dari
interaksi dengan Anda dan orang lain; amati juga perangkat ini dapat didokumentasikan dan, bergantung
ekspresi wajah ketika beristirahat. Cari perubahan pada temuan, dapat membutuhkan kontak dengan dokter
yang biasa pada ekspresi wajah selama percakapan. pasien. Jika Anda harus memilih salah satu perangkat
Kaji apakah ekspresi wajah, suara, dan bahasa tubuh pemeriksaan ini, tanpa memedulikan hasil, Anda tidak
sesuai. Lihat ekspresi melalui mata pasien (mis., boleh menyatakan bahwa pasien memiliki depresi,
cerah, perhatian, emosi). ansietas, atau gangguan psikologis. Hal tersebut berada di
• Sikap, afek, dan hubungan dengan orang dan benda: luar cakupan praktik fisioterapi. Namun, diskusi dengan
Menentukan apakah afek dan emosi pasien tepat dan pasien tentang kompleksnya hubungan antara faktor
beragam selama berinteraksi. Apakah pasien terlihat psikologis dan fisik,71-73 yang berada dalam cakupan
terbuka dan mudah didekati atau tertutup? Apakah praktik fisioterapi, terbukti dapat bermanfaat.
104 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

1. Apakah pada dasarnya Anda merasa puas dengan hidup Anda? YA TIDAK
2. Apakah Anda telah meninggalkan banyak aktivitas atau hobi Anda? YA TIDAK
3. Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda kosong (hampa)? YA TIDAK
4. Apakah Anda merasa bosan? YA TIDAK
5. Apakah Anda memiliki semangat yang baik setiap hari? YA TIDAK
6. Apakah Anda merasa takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi kepada Anda? YA TIDAK
7. Apakah Anda merasa bahagia hampir setiap waktu? YA TIDAK
8. Apakah Anda sering merasa putus asa? YA TIDAK
9. Apakah Anda lebih memilih untuk berada di rumah dibanding pergi keluar dan melakukan hal YA TIDAK
yang baru?
10. Apakah Anda merasa bahwa Anda paling bermasalah dengan ingatan dibanding hal lain? YA TIDAK
11. Apakah Anda merasa bahagia karena hidup saat ini? YA TIDAK
12. Apakah Anda merasa bahwa kecantikan tidak lebih berharga dibandingkan dengan kondisi YA TIDAK
Anda saat ini?
13. Apakah Anda merasa sangat berenergi? YA TIDAK
14. Apakah Anda merasa bahwa situasi Anda tidak memiliki harapan? YA TIDAK
15. Apakah Anda berpikir bahwa sebagian besar orang lebih baik dibanding diri Anda? YA TIDAK

diwarnai―penandaan hanya untuk kemudahan penilai.


Instruksi Penilaian
Untuk mendapatkan nilai keparahan depresi, jumlahkan angka respons yang berada di kotak berwarna abu-abu.
●● Untuk keperluan klinik, nilai total 5 atau lebih merepresentasikan skrining positif depresi.
●● Nilai 5-9 menunjukkan nilai positif untuk depresi ringan (observasi, skrining ulang secara periodik, edukasi, dan aktivasi pasien).
●● Nilai 10-12 menunjukkan nilai positif untuk Depresi Moderat hingga Berat (evaluasi dan untuk menentukan apakah terapi harus
segera diberikan [farmakoterapi, konseling, tindak lanjut yang asertif, dan/atau rujukan]).

GAMBAR 6-3 Geriatric Depression Scale (GDS)


Direproduksi seizin Sheikh J, Yesavage J. Geriatric Depression Scale (GDS): bukti terkini dan perkembangan dari versi singkat. Clin Gerontol. 1986;5(1-
2):165-173.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 105

Untuk setiap poin di daftar, tolong beri tanda centang () di kolom yang paling baik dalam menjelaskan tentang perasaan atau perilaku
Anda selama beberapa hari terakhir. Bawa form yang telah diisi lengkap ke petugas untuk dinilai dan dikaji selama kunjungan klinik.

Beri tanda centang pada kolom yang tepat Jarang Cukup Sering Sangat
sering sering
1. Saya merasa lebih gelisah dan cemas dibanding hari biasa.

2. Saya merasa takut tanpa alasan apa pun.

3. Saya mudah merasa tersinggung atau panik.

4. Saya merasa telah terperosok jatuh dan hancur berkeping-keping.

5. Saya merasa bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada hal buruk yang akan
terjadi.
6. Lengan dan tungkai saya gemetar dan mengigil.

7. Saya merasa terganggu akibat sakit kepala, nyeri leher, dan nyeri punggung.

8. Saya merasa lemah dan mudah lelah.

9. Saya merasa tenang dan dapat duduk diam dengan mudah.

10. Saya dapat merasakan jantung saya berdenyut kencang.

11. Saya merasa terganggu oleh kondisi limbung.

12. Saya merasa akan pingsan atau kondisi semacam itu.

13. Saya dapat melakukan ekshalasi dan inhalasi dengan mudah.

14. Saya merasa kebas dan kesemutan pada jari tangan dan kaki.

15. Saya merasa terganggu akibat sakit perut atau gangguan pencernaan.

16. Saya harus sering mengosongkan kandung kemih (berkemih).

17. Tangan saya biasanya kering dan hangat.

18. Wajah saya memerah dan terasa hangat.

19. Saya mudah tertidur dan dapat tidur dengan nyenyak.

20. Saya mengalami mimpi buruk.

GAMBAR 6-4 Zung Self-Rating Anxiety Scale.


Direproduksi seizin Zung W. Instrumen peringkat untuk gangguan ansietas. Psychosomatics. 1971;12(6):371-379.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen faktor emosional dan Ketika asesmen faktor emosional dan
psikologis PRIORITAS untuk dilakukan: psikologis TIDAK BERGUNA untuk
Asesmen informal status emosional, mencakup kemung­ dilakukan:
kin­an kondisi psikologis, adalah sesuatu yang dimulai di Umumnya, asesmen tidak diperlukan jika (melalui
awal wawancara/observasi pasien. Terdapat beragam wawan­cara dan observasi awal) tidak terdapat indikasi
batas­an dan subjektivitas yang mengindikasikan terjadi­ gangguan emosional atau mood, atau jika tidak terdapat
nya masalah emosional atau psikologis dan apakah ma­ perilaku yang bermasalah yang dapat mengindikasikan
salah tersebut akan mengganggu rencana rehabilitasi. adanya gangguan psikologis.
Adanya nyeri kronik atau kondisi yang mengubah hidup
akan meningkatkan kemungkinan perlunya melakukan
asesmen formal.
106 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS #1 CONTOH KASUS #2


Pasien Anda yang baru telah dirujuk ke fisioterapis dengan Anda telah bertemu dengan seorang pasien yang berusia 37
diagnosis cedera medula spinalis total (L3) yang disebabkan tahun selama 3 minggu setelah mastektomi Ⓑ radikal. Selama
oleh luka tembak ketika terjadi invasi ke rumah pasien 2 Anda merawat pasien ini, ia bercerita bahwa ibunya meninggal
minggu yang lalu. Melalui wawancara awal, pasien terlihat akibat kanker pada usia 45 tahun, suaminya baru saja dipecat
sangat tegang dan gelisah, terus-menerus mengorek kuku karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk merawat
jarinya hingga berdarah. Ia juga berkali-kali memandang ke anaknya di rumah, dan pasien menduga bahwa anaknya yang
sekitar ruangan klinik berulang kali dengan ekspresi sedikit terkecil (berusia 2 tahun) mengalami autis. Pasien menunjukkan
panik, bahkan ketika sedang menjawab pertanyaan Anda. adanya peningkatan frekuensi menangis selama sesi terapinya,
Pasien mampu mempertahankan kontak mata secara singkat, dan kepatuhannya terhadap latihan di rumah telah menurun.
tetapi kemudian kembali mengamati lingkungan sekitarnya. Pasien telah membatalkan 2 pertemuan sebelumnya dan ketika
Pasien sangat gugup ketika Anda melakukan kontak fisik ditanya tentang alasan pembatalannya, ia menjawab, “Saya
dengannya, langsung merasa tegang ketika dilakukan asesmen hanya tidak merasa ingin datang.” Ia kadang tersenyum
palpasi atau taktil. Ketika Anda bertanya kepada pasien tentang singkat, tetapi biasanya terlihat sangat sedih. Posturnya selalu
kegelisahannya yang terlihat jelas, ia menyatakan ,”Tentu saja membungkuk dan kepala serta matanya biasanya mengarah ke
saya merasa gelisah! Saya tidak lagi mempercayai siapa pun. bawah. Selama kunjungannya yang terakhir, ketika Anda
Tidak setelah semua yang terjadi di rumah saya!” Ketika Anda bertanya bagaimana perasaannya akhir-akhir ini, ia akan
melanjutkan pertanyaan dengan bertanya apakah ada yang menjawab, “Perasaan saya sangat tidak penting.” Setelah
dapat Anda lakukan untuk mengurangi rasa takutnya, ia membicarakan dan mendiskusikan observasi Anda terhadap
menjawab “Tidak ada yang dapat dilakukan oleh siapa pun. pasien, Anda bertanya apakah ia keberatan untuk mengisi Beck
Saya hanya ingin pulang ke rumah.” Anda memberi tahu pasien Depression Inventory dan ia menyetujuinya. Nilainya adalah
bahwa Anda menghargai rasa takutnya dan meminta agar ia 29/63, yang dapat dianggap “depresi sedang” menurut skala.
mengatakan kepada Anda jika ia ingin menunda bagian Saat ini, Anda merasa bahwa perlu melakukan panggilan
pemeriksaan mana pun. Pasien merasa ragu, tetapi kemudian telepon kepada dokter utama yang menangani pasien. Setelah
menyetujuinya. mendapat persetujuan dari pasien, Anda mendiskusikan
pertimbangan Anda dengan dokternya.

Dokumentasi untuk Contoh Kasus #1 Dokumentasi untuk Contoh Kasus #2


Subjektif: Pt menyatakan bahwa ia sulit mempercayai orang Subjektif: Pt menceritakan tentang kejadian yang me­
lain sejak invasi rumahnya yang terjadi 2 minggu lalu. Mengaku nimbulkan stres terhadap kehidupan pribadi dan rumahnya.
merasa gelisah dan menyatakan bahwa ia “ingin pulang ke Telah melewatkan 2 janji temu dan pasien menyatakan “Saya
rumah” selama wawancara dengan PT. Menyatakan juga, hanya tidak merasa ingin datang.” Telah menyatakan juga
“Tidak ada yang dapat dilakukan oleh siapa pun”, ketika PT “Perasaan saya sangat tidak penting” ketika ditanya mengenai
bertanya tentang upaya untuk mengurangi rasa takutnya. bagaimana perasaannya.

Objektif: Status Emosional/Mood: Pt menunjukkan perilaku Objektif: Status Emosional/Mood: Pt teramati menun­jukkan
yang mengindikasikan ketegangan dan ansietas tingkat tinggi. periode singkat menangis yang sering selama sesi Rx.
Mengorek kukunya hingga berdarah. Terus-menerus meng­ Menunjukkan ekspresi tubuh dan wajah putus asa. Kepatuhan
amati klinik PT c ekspresi panik dan menghindari kontak mata HEP telah ↓. Nilai Beck Depression Inventory = 29/63 (19-
c fisioterapis. Setiap kontak fisik dengan PT menyebabkan 29 = depresi sedang). Diskusikan perhatian, observasi, dan
pasien tegang dan terkejut. temuan pada PCP pt pada tanggal saat ini disertai per­setujuan
pt.
Asesmen: PT sangat mengkhawatirkan tentang kemungkinan
respons ansietas atau trauma yang berkelanjutan setelah Asesmen: PT sangat mempertimbangkan status emosional dan
terjadinya invasi rumah pasien dan GSW 2 minggu yang lalu. mood pasien ini dan kemampuannya untuk berhasil mencapai
Kondisi emosional/mood pt saat ini cenderung akan tujuan fisioterapi dengan kondisinya saat ini.
memperpanjang rangkaian intervensi.
Perencanaan: PT akan terus bekerja mencapai ke­
majuan.
Perencanaan: PT akan memantau manifestasi pt T/O Akan mengkaji hasil kunjungan c PCP dan menyesuaikan
kunjungan selanjutnya. Jika ansietas tidak berkurang, rencana PRN.
fisioterapis akan menghubungi MD untuk meminta saran.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 107

Bagian 5: Asesmen Fungsional


PENDAHULUAN
Tanpa memperhatikan cedera, kondisi, atau diagnosis
pasien, fisioterapis pada dasarnya memperhatikan tentang
mengembalikan pasien ke tingkat kemandirian tertinggi
yang memungkinkan. Pendekatan evaluatif terhadap
pasien beragam, bergantung pada jenis cedera atau
patologi, tetapi tujuan mendasarnya selalu mengarah pada
fungsi. Pada beberapa populasi pasien, klinisi akan
mengevaluasi kemampuan fungsional sebagai tindakan
pertama, dan kemudian membuat hipotesis tentang
kerusakan yang dapat dialami yang membatasi kemampuan
pasien untuk melakukan aktivitas. Pada populasi lain,
klinisi mungkin akan berfokus pertama kali pada mencari
tahu kerusakan yang terjadi dan kemudian membuat
hipotesis tentang bagaimana kerusakan tersebut meme­
ngaruhi fungsi.

KONSEP DASAR
Asesmen fungsi adalah aktivitas yang berkelanjutan, tetapi
menentukan tingkat dasar fungsi pasien pada pemeriksaan dilakukan setiap hari, dan banyak aktivitas yang tidak
pertama merupakan hal penting untuk menentukan diperlukan dalam kehidupan mandiri. Individu yang tidak
tujuan dan rencana intervensi. Asesmen fungsional dapat mampu melakukan BADL secara mandiri akan mem­
bersifat formal atau informal. Anda didorong untuk butuh­kan bantuan setidaknya dalam kehidupan sehari-
bertanya tentang tingkat fungsi pasien menurut perspek­ hari. Individu yang dapat melakukan BADL secara
tifnya selama melakukan wawancara awal. Informasi ter­ mandiri, tetapi tidak mampu melakukan IADL mungkin
sebut merupakan titik awal yang sempurna untuk me­ hanya memerlukan bantuan beberapa kali dalam
nentukan tingkat fungsi sebelumnya dan tingkat fungsi seminggu. Tingkat kemandirian ini dapat berpengaruh
saat ini. Derajat terpengaruhnya fungsi yang ditentukan besar terhadap tempat yang dapat ditinggali oleh individu
oleh diagnosis fisioterapi akan sangat bervariasi. Pasien (mis., tinggal di rumah sendirian dan dekat dengan
yang mengalami tendinitis pada lengan non-dominan keluarga atau pemberi perawatan, atau tinggal di fasilitas
mungkin hanya sedikit menyatakan keluhan terkait fungsi perawatan jangka panjang). Ketika pengategorian tugas
sebelum dan saat ini serta memiliki kemungkinan sembuh fungsional spesifik tidak diperlukan, sebagian besar klinisi
total yang lebih besar. Pada kasus ini, pemeriksaan formal secara sederhana menggunakan istilah “ADL (activities of
fungsional aktivitas tidak diperlukan. Di sisi lain, pasien daily living)” ketika merujuk pada aktivitas yang harus
yang sedang dievaluasi setelah mengalami stroke hemisfer dilakukan oleh pasien.
kiri masif akan memiliki perbedaan besar dalam kemam­ BADL dan IADL dapat dibatasi oleh status mental,
puan fungsionalnya dari pra-hingga pasca-stroke, dan gangguan fisik, atau kombinasi keduanya. Individu yang
sebagian besar gangguan fungsional ini akan menetap. secara fisik mampu berpakaian, tetapi tidak memiliki
Pada kasus ini, pemeriksaan fungsional yang berkelanjutan, keterampilan perencanaan motorik (kognisi) untuk me­
formal, dan berbasis luas harus dilakukan. laku­kan kegiatan ini, tidak akan mampu melakukannya
Ketika berinteraksi dengan penyedia layanan ke­ secara mandiri. Seseorang yang status mentalnya tidak
sehat­an lain dan ketika mendokumentasikan status pasien, mengalami gangguan, tetapi mengalami kehilangan
Anda harus membedakan antara aktivitas kehidupan kendali motorik volitional di bawah batas leher tidak dapat
sehari-hari dasar (basic activities daily living, BADL) dan juga berfungsi secara mandiri. Daftar pada Kotak 6-2
aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental (instrumental tidak meliputi aktivitas umum lain yang dilakukan banyak
activities of daily living, IADL) (lihat KOTAK 6-2). BADL orang dalam kehidupan sehari-hari, seperti beranjak turun
adalah serangkaian tugas harian yang umum yang atau naik dari lantai, negotiating stairs, merawat anak atau
dibutuhkan untuk perawatan diri dan kehidupan mandiri. binatang peliharaan, menulis, menggunakan komputer
IADL adalah aktivitas yang dibutuhkan oleh sebagian atau alat elektronik lain, atau terlibat dalam aktivitas
besar orang (bukan semua orang) dan lebih kompleks sosial. Oleh sebab itu, setiap pasien harus diperiksa ber­
dibanding BADL. Secara umum, IADL tidak perlu dasarkan aktivitas yang biasa atau diinginkan.
108 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Perbandingan antara BADL dengan


Selain fungsi dasar harian, terdapat tujuan lain dari
KOTAK 6.2
IADL pemeriksaan kemampuan fungsional pasien. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, pemeriksaan verbal tentang
Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Dasar laporan dirinya terkait kemampuan untuk melakukan
(BADL) aktivitas yang diinginkan dan penting mungkin merupakan
>> Mandi pemeriksaan yang diperlukan. Terkadang, mungkin perlu
>> Berpakaian/melepaskan pakaian mengobservasi pasien ketika ia berusaha untuk melakukan
>> Makan/minum aktivitas yang diperlukan atau diinginkan yang dirasa
>> Berpindah (bangun dan berbaring di tempat ti- sulit. Contohnya mencakup keluar dan masuk mobil,
dur, berdiri dan duduk di bangku) menjangkau benda yang berada di tempat yang tinggi,
>> Menggosok gigi bangun dari dan mencapai lantai, atau mengayunkan
>> Berkemih raket tenis. Observasi Anda terhadap pencapaian pasien
>> Berjalan (atau mendorong/menggerakkan kursi dapat mengarahkan Anda pada hipotesis tentang sumber
roda) kesulitan (seperti kelemahan atau teknik yang tidak
efisien) dan dapat membantu dalam menentukan tujuan
Aktivitas Kehidupan Sehari-hari Instrumen- fisioterapi.
tal (IADL)
Penggunaan functional outcome measure yang ter­
>> Pekerjaan rumah tangga yang ringan
standar­disasi sering kali dapat memberikan penilaian yang
>> Menyiapkan makanan
lebih objektif terhadap kemampuan fungsional pasien.
>> Mengatur dan mengonsumsi obat
Functional outcome measure adalah kuesioner atau survei
>> Berbelanja bahan makanan atau pakaian
yang diisi lengkap oleh pasien, klinisi, atau kombinasi
>> Menggunakan telepon
keduanya. Bergantung pada pemeriksaan, nilai yang
>> Mencuci baju
diberikan untuk pasien melaporkan atau mengobservasi
>> Mengatur keuangan
kemampuan untuk melakukan berbagai aktivitas terkait
>> Transportasi
kondisi pasien. Perubahan nilai dapat diinterpretasikan
Data diperoleh dari Katz S. Assessing self-maintenance: activities of daily sebagai kemajuan atau kemunduran fungsi. Perubahan
livng, mobility, and instrumental activities of daily living. J Am Geriatr nilai ini dapat membantu ketika berupaya untuk
Assoc. 1983;31:721-727; Katz S, Akpom C. A measure of primary so- mendokumentasikan kemajuan pasien dalam rehabilitasi
ciobiological functions. Int J Health Serv. 1976;6:493-507; and Lawton
M, Brody E. Assessment of older people: self-maintaining and instrumental
atau ketika berusaha untuk menjustifikasi kebutuhan
activities of daily living. The Gerontologist. 1969;9(3):179–186. intervensi berkelanjutan atau penghentian intervensi.
Functional outcome measure dapat bersifat umum
atau spesifik. Contoh functional outcome measure umum
mencakup Functional Independence Measure (FIM),74
Barthel Index,75 dan medical Outcomes Study Short
Form-36 (SF-36).76 FIM dan Barthel Index sangat reliabel
dan valid77-79 dan paling tepat untuk digunakan pada
tatanan rehabilitasi rawat inap dengan pasien yang tingkat
fungsionalnya relatif rendah. SF-36 adalah pemeriksaan
umum kualitas hidup terkait kesehatan yang bermanfaat
bagi beragam jenis pasien. Pemeriksaan dapat dilengkapi
oleh pasien atau klinisi dan telah menunjukkan konsistensi
dan reliabilitasi internal yang baik hingga sempurna.80-90
Terdapat banyak functionl outcome measure yang
spesifik untuk kondisi, disfungsi area tubuh, atau adanya
nyeri pada pasien. Contohnya mencakup Oswestry Low
Back Disability index,83 Lower Extremity Functional Scale
(terutama untuk kondisi muskuloskeletal),84 Berg Balance
Test,85,86 Stroke Impact Scale,87 dan Spinal Cord
Independence Measure.88 Satu functional outcome measure
Observasi terhadap upaya pasien untuk melakukan yang cukup unik adalah Patient-Specific Functional
aktivitas fungsional dapat menunjukkan teknik yang Scale.89 Instrumen ini meminta pasien untuk secara
tidak efisien atau aman yang harus diperbaiki. mandiri mengidentifikasi tiga hingga lima aktivitas fung­
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 109

sio­nal yang penting yang ia rasa sulit untuk dilakukan. Ketika functional outcome measure formal tidak di­
Pemeriksaan ini mudah untuk diberikan, telah menunjuk­ gunakan, Anda harus menentukan aktivitas fungsional apa
kan reliabilitas dan validitasnya untuk beragam populasi yang dirasa pasien sulit untuk dilakukan, aktivitas apa
pasien,90 dan memastikan bahwa pemeriksaan fungsional yang merupakan prioritas untuk dilanjutkan, dan pen­
bermakna bagi pasien. dapat pasien tentang mengapa setiap aktivitas dirasa sulit
(yang dapat berbeda dari pendapat klinis Anda). Jika
tatanan klinik memungkinkan, sangat disarankan untuk
PROSEDUR mengobservasi setidaknya beberapa aktivitas tersebut.
Prosedur yang digunakan untuk pemeriksaan fungsional Observasi ini akan memberikan gambaran visual tentang
akan beragam sesuai dengan tatanan klinik dan diagnosis hubungan saling memengaruhi antara faktor-faktor fisik
pasien. Pada beberapa tatanan, terutama fasilitas reha­bili­ dan mental (mis., kekuatan, keseimbangan, nyeri, ketakut­
tasi rawat inap, setiap pasien akan dievaluasi menggunakan an, koordinasi) yang dapat berkontribusi terhadap kesulit­
outcome measure umum (seperti FIM). Pada tatanan ini, an, yang, akhirnya, dapat membantu untuk berfokus pada
beberapa disiplin ilmu lain cenderung akan berkontribusi pemeriksaan selanjutnya.
terhadap pemeriksaan (seperti terapi okupasional, patologi
wicara-bahasa, dan neuropsikologi) untuk memberikan
evaluasi yang lebih luas terkait kemampuan pasien untuk
melakukan fungsi secara aman dan mandiri. Selain poin- PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?
poin pada outcome measure, aktivitas fungsional lain
memerlukan juga pemeriksaan. Hal tersebut bergantung Ketika asesmen fungsional PRIORITAS
pada pasien dan kondisinya. untuk dilakukan:
Tatanan lain menggunakan juga functional outcome
Pemeriksaan kemampuan pasien untuk melakukan akti­
measure spesifik berdasarkan diagnosis umum yang di­
vitas fungsional yang penting dan diinginkan harus selalu
temukan. Contohnya, klinik ortopedik rawat inap dapat
dilakukan karena fungsi adalah dasar dari tujuan fisio­
menggunakan outcome measure tertentu untuk pasien yang
terapi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara informal
mengalami disfungsi punggung bagian bawah, bahu,
melalui diskusi verbal tentang aktivitas, melalui observasi
lutut, atau leher. Pada tatanan klinik yang tidak secara
pada satu atau lebih aktivitas, atau melalui pelengkapan
rutin menggunakan functional outcome measure, klinisi
functional outcome measure terstandardisasi.
individu dapat memilih untuk menggunakannya sebagai
tambahan pemeriksaan. Oleh sebab itu, jika Anda menen­
tukan bahwa functional outcome measure bermanfaat bagi Ketika asesmen fungsional menjadi
proses evaluasi, Anda dianjurkan untuk menggunakannya, TIDAK BERGUNA untuk dilakukan:
bahkan jika fisioterapis lain di klinik tidak menggunakan­
nya. Pemeriksaan kemampuan pasien untuk melakukan akti­
vitas fungsional akan selalu bermanfaat.
110 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS #1 CONTOH KASUS #2


Pasien baru Anda yang berusia 39 tahun memiliki diagnosis Pasien Anda adalah seorang pria berusia 47 tahun yang bekerja
penyakit parkinson awitan dini disertai keluhan utama sebagai mekanik di dealer mobil lokal. Ia mengalami cedera
kelemahan dan kesulitan berjalan. Ketika mengobservasi pasien punggung bawah (low back pain, LBP) empat hari lalu ketika
ini sedang membubuhkan tanda tangannya di meja resepsionis berupaya memperbaiki masalah pipa saluran air di rumahnya.
sebelum kembali ke area terapi, Anda menyadari bahwa Ia menjelaskan nyerinya “seperti seekor gajah sedang duduk di
tulisannya sulit dibaca dan beberapa huruf bertumpang tindih. tulang belakangku” terletak di tengah area lumbosakral dan
Selama wawancara, Anda mengetahui bahwa ia adalah seorang saat ini skalanya 8/10 (10 = nyeri yang sangat buruk). Selain
penjual bunga, yang mengharuskannya untuk dapat mengikat berbaring telentang, ia mengeluhkan mengalami kesulitan
pita, menulis pesanan via telepon, dan menggunakan gunting untuk mempertahankan posisi tubuh apa pun selama lebih
untuk memotong batang bunga. Ia juga suka bermain golf, dari 2-3 menit. Oleh sebab itu, dia tidak dapat kembali bekerja
tetapi melaporkan adanya kesulitan berjalan di lapangan dan sejak mengalami cedera. Selama wawancara, pasien men­jatuh­
menempatkan bola di tempat permulaan memukul bola golf. kan kunci mobilnya ke lantai dan tidak mampu mengambilnya
Secara objektif, Anda memutuskan untuk memeriksa kemam­ akibat nyeri punggung bawah. Sebagai tambahan dari
puan pasien untuk mengikat pita (mampu menyelesaikan tugas wawancara dan pemeriksaan fisik yang Anda lakukan, Anda
pada usaha ketiga dengan frustrasi yang teramati); menggunakan meminta pasien untuk melengkapi Oswestry Low Back
gunting (kesulitan sedang untuk menempatkan tangan ke Disability Index (ODI). Nilainya untuk pemeriksaan ini
pegangan gunting; mampu menggunting sebuah sedotan adalah 27/50 (50/50 = 100%, yang merupakan nilai terburuk
sepanjang 2 cm dari penanda batas); menulis (ketika diminta yang mungkin diperoleh; nilai pasien = 54%, yang dianggap
untuk menulis “4 mawar dan 6 anyelir” kata-katanya dapat “ketunadayaan berat” menurut metode skoring ODI).
dibaca, tetapi berukuran besar dan “tidak rata”); dan berjalam
pada permukaan berumput (dapat melangkah sebanyak 25
langkah secara mandiri, tetapi dengan dukungan yang luas, Dokumentasi Contoh Kasus #2
peningkatan berjalan dengan menyeret kaki, dan pandangan
mata ke bawah secara konstan). Anda mendiskusikan dengan
pasien tentang kemungkinan melakukan tugas ini selama Subjektif: Pt mengeluhkan LBP yang digambarkan
rangkaian terapi dan memotivasinya untuk memikirkan tugas sebagai “seekor gajah menduduki tulang belakangku”.
harian lainnya yang ingin ia tingkatkan. Skala nyeri saat ini adalah 8/10 (skala 0-10; 10 = nyeri
terburuk).
Dokumentasi untuk Contoh Kasus #1 Objektif: Pemeriksaan Fungsional: Pt tidak mampu
mempertahankan posisi tubuh apa pun kecuali berbaring
Subjektif: Pt melaporkan kelemahan dan kesulitan c ambulasi
20 PD. Melaporkan juga kesulitan ambulasi c kegiatan golf dan telentang selama lebih lebih dari 2-3 menit; observasi
menempatkan bola golf di tempat permulaan memukul bola kemampuan PS untuk mengambil kunci dari lantai s Ⓐ
golf. 2° LBP. Nilai ODI = 54%.

Objektif: Pemeriksaan Fungsional: Mengikat pita: pasien Asesmen: Pt dalam kondisi nyeri hebat dan saat ini tidak
memerlukan 3 kali upaya percobaan untuk mengikat satu pita mampu melakukan tugas pekerjaan yang diperlukan.
(teramati mengalami frustrasi). Menggunakan gunting: kesulitan
sedang ketika menempatkan tangan di pegangan guntingan; Nilai ODI mengindikasikan “ketunadayaan berat”.
keakurat guntingan secara marginal berfungsi untuk kebutuhan
pekerjaan. Menulis: kata-kata dapat dibaca; hurufnya besar Perencanaan: Fisioterapis akan berfokus pada mengu­
sering kali bertumpang tindih; tulisan “tidak rata”. Ambulasi di rangi nyeri dan memotivasi mobilitas menggunakan to­
rumput: ambulasi pasien sebesar 25’ pada permukaan berumput le­
ransi nyeri. Akan mengalami perbaikan aktivitas
dengan BOS luas, ↑ menyeret kaki ketika berjalan, pandangan fungsional dengan mampu mencapai tujuan dapat me­­
menatap ke bawah secara konstan.
ngem­balikan ps untuk bekerja.
Asesmen: Pt menunjukkan kesulitan c aktivitas mengikat pita,
menggunakan gunting, menulis, dan ambulasi pada rumput.
PT memperhatikan rasa frustrasi ps terkait tugas mengikat pita
setelah kegagalan upaya keduanya.

Perencanaan: PT akan menghubungi MD untuk rujukan OT


untuk mengatasi kendali motorik UE terkait tugas fungsional.
PT akan melakukan intervensi pada tugas terkait-gaya berjalan
pada semua jenis permukaan dan menangani kekhawatiran pt
tentang aktivitas golf dan aktivitas terkait pekerjaan.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 111

RANGKUMAN BAB 12. Nolte J. The Human Brain: An Introduction to Its Functional
Anatomy. 5th ed. St. Louis, MO: Mosby; 1999.
Observasi cermat pada setiap pasien dilakukan dalam 13. Sulica L. Contemporary management of spasmodic
rangkaian kesatuan yang dimulai sejak melihat tampilan dysphonia. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg.
pasien, selama wawancara awal, dan sepanjang rangkaian 2004;12(6):543-548.
tes dan pemeriksaan fisik. Observasi formal pasien sering 14. Hoffmann T, Bennett S, Koh C, McKenna K. Occupational
therapy for cognitive impairment in stroke patients (review).
kali merupakan komponen penting pemeriksaan yang
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2010;9:Art. No.
harus dimasukkan dalam dokumentasi pemeriksaan awal.
CD006430. DOI: 10.1002/14651858.CD006430.pub2.
Kemampuan pasien untuk berkomunikasi, dan tingkat 15. Brodaty H, Pond D, Kemp N, Luscombe G, Harding L,
fungsi kognitif dan status emosionalnya, dapat sangat Huppert F The GPCOG: a new screening test for dementia
meme­ngaruhi pemeriksaan selanjutnya dan harus di­perik­ designed for general practice. JAm Geriatr Soc.
sa sejak dini. Defisit pada salah satu area ini dapat 2002;50(3):530-534.
memerlukan modifikasi ringan hingga substansial pada tes 16. Waldemar G. Recommendations for the diagnosis and
dan pemeriksaan yang sudah direncanakan. Pada dasarnya, management of Alzheimer’s disease and other disorders
fisioterapis memedulikan tentang memaksimalkan ke­ associated with dementia: EFNS guideline. Eur J Neurol.
mam­ puan fungsional setiap pasien. Oleh sebab itu, 2007;14(1):e 1-26.
pemeriksaan dini kemampuan fungsional sangat penting 17. Fadil H, Borazanci A, Haddou E, et al. Early onset dementia.
Int Rev Neurobiol. 2009;84:245-262.
dan, dikombinasikan dengan informasi yang dikumpulkan
18. Davis J, Tremont G. Neuropsychiatric aspects of
selama wawancara pasien, dapat memberikan informasi
hypothyroidism and treatment reversibility. Minerva
yang memandu pemeriksaan selanjutnya. Endocrinol. 2007;32(1):49-65.
19. Loikas S, Koskenen P, Irjala K, et al. Vitamin B12 deficiency in
REFERENSI the aged: a population-based study. Age Aging.
2007;36(2):177-183.
1. Riggs R. The Sherlock Holmes Handbook: The Methods and 20. Potter G, Steffens DC. Contribution of depression to
Mysteries of the World’s Greatest Detective. Philadelphia, PA: cognitive impairment and dementia in older adults.
Quirk Books; 2009. Neurologist. 2007;13(3):105-117.
2. Bickley L. Interviewing and the health history. In: Bates’ 21. Zarrouf F, Griffith J, Jesse J. Cognitive dysfunction in normal
Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. pressure hydrocephalus (NPH): a case report. W V Med J.
Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:23- 2009;105(2):22-28.
63. 22. Campbell N, Boustani M, Limbil T, Ott C. The cognitive
3. Swartz M. The physical examination. In: Textbook of Physical impact of anticholinergics: a clinical review. Clin Interv Aging.
Diagnosis: History and Physical Examination. 6th ed. 2009;4:225-223.
Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2010:129-136. 23. Hilmer S. ADME-tox issues for the elderly. Expert Opin Drug
4. Woolf A. History and physical examination. Best Pract Res Metab Toxicol. 2008;4(10):1321-1331.
Clin Rheumatol. 2003;17(3):381-402. 24. Clarfield M. The decreasing prevalence of reversible
5. American Speech-Language-Hearing Association. Aphasia: dementias. Arch Intern Med. 2003;163(18):2219-2229.
Causes and Number. Available at: http://www.asha.org/ 25. Folstein M, Folstein S, McHugh P. “Mini-mental state:” a
public/speech/disorders/aphasia.htm. Accessed April 29, practical method for grading the cognitive state of patients for
2012. the clinician. J Psychiatr Res. 1975;12(3):189-198.
6. Boissonnault W Review of systems. In: Primary Care for the 26. Pfeiffer E. A short portable mental status questionnaire for
Physical Therapist: Examination and Triage. 2nd ed. St. Louis, the assessment of organic brain deficits in elderly patients. J
MO:Elsevier Saunders; 2011:121-136. Am Geriatr Soc. 1975;23:433-441.
7. Ramig L, Fox C, Sapir S. Parkinson’s disease: speech and voice 27. Newman J, Feldman R. Copyright and open access at the
disorders and their treatment with the Lee Silverman Voice bedside. N Engl J Med. 2011;365:2447-2449.
Treatment. Semin Speech Lang. 2004;25(2):169-180. 28. Vanbellingen T, Bohlhalter S. Apraxia in neurorehabilitation:
8. Lundy D, Roy S, Xue J, Casiano R, Jassir D. Spastic/ classification, assessment and treatment. Neurorehabil.
spasmodic vs. tremulous vocal quality: motor speech profile 2011;28:91-98.
analysis. J Voice. 2004;18(1):146-152. 29. Chawla J. MedScape reference. Apraxia and Related Syndromes;
9. Bickley L. The nervous system. In: Bates’ Guide to Physical 2011. Available at: http://emedicine.medscape.com/ article/
Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: 1 136037-overview#al. Accessed May 1, 2012.
Lippincott Williams & Wilkins; 2007:595-669. 30. DeRenzi E, Motti F, Nichelli P. Imitating gestures: a
10. Fuller G. Speech. In: Neurological Examination Made Easy. quantitative approach to ideolnotor apraxia. Arch Neurol.
4th ed. Philadelphia, PA: Churchill Livingstone; 2008:15-23. 1980;37(1):6-10.
11. Sarno M. Neurogenic disorders of speech and language. In: 31. Leiguarda R, Pramstaller P, Merello M, Starkstein S, Lees A,
O’Sullivan S, Schmitz T, eds. Physical Rehabilitation: Marsden C. Apraxia in Parkinson’s disease, progressive
Assessment and Treatment. 5th ed. Philadelphia, PA: EA. supranuclear palsy, multiple system atrophy and neuroleptic-
Davis; 2006:1189-1212. induced parkinsonism. Brain. 1997;120(1):75-90.
112 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

32. Parakh R, Roy E, Koo E, Black S. Pantomime and imitation 51. Cole-King A, Harding K. Psychological factors and delayed
of limb gestures in relation to the severity of Alzheimer’s healing in chronic wounds. Psychosomatic Med. 2001;63(2):216-
disease. Brain Cogn. 2004;55(2):272-274. 220.
33. Kessler R, Berflund P, Demler 0, Jin R, Walters E. Lifetime 52. Monami M, Longo R, Desideri C, Masotti G, Marchionni
prevalence and age-of-onset distributions of DSM-IV N, Mannucci E. The diabetic person beyond a foot ulcer:
disorders in the National Comorbidity Survey Replication healing recurrence and depressive symptoms. J Am Podiatr
(NCS-R). Arch Gen Psychiatry. 2006;62(6):593-602. Med Assoc. 2008;98(2):130-136.
34. Kessler R, Chin W, Demler 0, Walters E. Prevalence, severity, 53. Bergborn S, Boersma K, Overmeer T, Linton S. Relationship
and comorbidity of twelve-month DSM-IV disorders in the among pain catastrophizing, depressed mood, and outcomes
National Comorbidity Survey Replication (NCS-R). Arch across physical therapy treatments. Phys Ther. 2011;91(5):754-
Gen Psychiatry. 2005;62(6):617-627. 764.
35. Astrom M, Adolfsson R, Asplund K. Major depression in 54. Fritz J, George S. Identifying psychosocial variables in patients
stroke patients: a 3-year longitudinal study. Stroke. with acute work-related low back pain: the importance of fear-
1993;24:976-982. avoidance beliefs. Phys Ther. 2002;82 (10):973-983.
36. Bombardier C, Farm J, Temkin N, Esselman P, Barber J, 55. George S, Fritz J, Bialosky J, Donald D. The effects of a
Dikmen S. Rates of major depressive disorder and clinical fearavoidance-based physical therapy intervention for patients
outcomes following traumatic brain injury. JAMA. with acute low back pain: results of a randomized clinical
2010;303(19):1938-1945. trial. Spine. 2003;28(23):2551-2560.
37. Haggman S, Maher C, Refshauge K. Screening for symptoms 56. Nicholas M, George S. Psychologically informed interventions
of depression by physical therapists managing low back pain. for low back pain: an update for physical therapists. Phys
Phys Ther. 2004;84(12):1157-1166. Ther. 2011;91(5):765-776.
38. Werneke M, Hart D. Centralization: association between 57. Beissner K, Henderson C, Papaleontiou M, Olkhovskaya Y,
repeated end-range pain responses and behavioral signs in Wigglesworth J, Reid M. Physical therapists’ use of cognitive
patients with acute non-specific low back pain. J Rehabil Med. behavioral therapy for older adults with chronic pain: a
2005;37:286-290. nationwide survey. Phys Ther. 2009;89(5):456-469.
39. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th ed. 58. Rundell S, Davenport T. Cognitive behavioral therapy for a
Washington, DC: American Psychiatric Association; 2000. patient with persistent low back pain: a case report. J Orthop
40. Robbins SP, Judge TA. Emotions and moods. In: Sports Phys Ther. 2010;40(8):494-501.
Organizational Behavior. 12th ed. Upper Saddle River, NJ: 59. Sullivan M, Adams H, Rhodenizer T, Stanish W A
Prentice Hall; 2007:258-297. psychosocial risk factor-targeted intervention for the
41. Brander V Predicting total knee replacement pain. Clin prevention of chronic pain and disability following whiplash
Orthop Rel Res. 2003;416:27-36. injury. Phys Ther. 2006;86(1):8-18.
42. George S, Coronado R, Beneciuk J, Valencia C, Werneke M, 60. Foster N, Thomas E, Bishop A, Dunn K, Main C.
Hart D. Depressive symptoms, anatomical region, and clinical Distinctiveness of psychological obstacles to recovery in low
outcomes for patients seeking outpatient physical therapy for back pain patients in primary care. Pain. 2010;148(3):398-
musculoskeletal pain. Phys Ther. 2011;91(3):358-372. 406.
43. Wenzel H, Haug T, Dahl A. A population study of anxiety 61. Chou R, Shekelle P. Will this patient develop persistent
and depression among persons who report whiplash traumas. disabling low back pain? JAMA. 2010;303:1295-1302.
I Psychosom Res. 2002;53(3):831-835. 62. Mallen C, Peat G, Thomas E, Dunn K, Croft P. Prognostic
44. Janssens A, van Doom P, de Boer J, van der Meche F, Passchier factors for musculoskeletal pain in primary care: a systematic
J, Hintzen R. Impact of recently diagnosed multiple sclerosis review. Br J Gen Pract. 2007;57(541):655-661.
on quality of life, anxiety, depression, and distress of patients 63. Melzack R. The McGill Pain Questionnaire: major properties
and partners. Acta Neurologica Scand. 2003;108(6):389-395. and scoring methods. Pain. 1975;1:277-299.
45. Kennedy P, Rogers B. Anxiety and depression after spinal 64. Beck A, Steer R, Ball R, Ranieri W Comparison of Beck
cord injury. Arch Phys Med Rehab. 2000;81(7):932-937. Depression Inventories -IA and -II in psychiatric outpatients.
46. Lai S, Duncan P, Keighley J, Johnson D. Depressive symptoms J Personality Assess. 1996;67(3):588-597.
and independence in BADL and IADL. I Rehabil Res Dev. 65. Beck A, Ward C, Mendelson M, Mock J, Erbaugh J. An
2002;39(5):589-596. inventory for measuring depression. Arch Gen Psychiatry.
47. Paolucci S, Antomucci G, Pratesi L, Traballesi M, Grasso M, 1961;4(6):561-571.
Lubich S. Poststroke depression and its role in rehabilitation. 66. Sheikh J, Yesavage J. Geriatric Depression Scale (GDS):
Arch Phys Med Rehab. 1999;80(9):985-990. recent evidence and development of a shorter version. Clin
48. Robinson R, Starr L, Kubos K, Price T. A two-year Gerontol. 1986;5(1-2):165-173.
longitudinal study of post-stroke mood disorders: findings 67. Zung W A rating instrument for anxiety disorders.
during the initial evaluation. Stroke. 1983;5:736-741. Psychosomatics. 1971;12(6):371-379.
49. Konstam V, Moser D, De Jong M. Depression and anxiety in 68. Zung W The measurement of affects: depression and anxiety.
heart failure. J Card Failure. 2005;11(6):455-463. Mod Probl Pharmacopsychiatry. 1974;7:170-188.
50. Musselman D, Evans D, Nemeroff C. The relationship of 69. Waldrop D, Lightsey 0, Ethington C, Woemmel C, Coke A.
depression to cardiovascular disease. Arch Gen Psychiatry. Selfefficacy, optimism, health competence, and recovery from
1998;55:580-592. orthopedic surgery. I Couns Psychol. 2001;48:233-238.
BAB 6 Observasi, Status Mental, dan Pemeriksaan Fungsional Umum 113

70. Waddell G, Newton M, Henderson I, Somerville D, Main C. assessments with the EuroQol and SF-36 questionnaires after
A fear-avoidance beliefs questionnaire (FABQ) and the role of stroke. Stroke. 1998;29(1):63-68.
fearavoidance beliefs in chronic low back pain and disability. 82. Hagen S, Bugge C, Alexander H. Psychometric properties of
Pain. 1993;52(2):157-168. the SF-36 in the early post-stroke phase. J Adv Nurs.
71. Bair M, Robinson R, Katon W, Kroenke K. Depression and 2003;44(5):461-468.
pain comorbidity. Arch Intern Med. 2003;163:2433-2445. 83. Fairbank J, Pynsent P. The Oswestry Disability Index. Spine.
72. Fields H. Pain modulation: expectations, opioid analgesia, 2000;25(2):2940-2953.
and virtual pain. Prog Brain Res. 2000;122:245-253. 84. Binkley J, Stratford P, Lott S, Riddle D. The Lower Extremity
73. Keefe F, Lumley M, Anderson T, Lynch T, Carson K. Pain Functional Scale (LEFS): scale development, measurement
and emotion: new research directions. J Clin Psychol. properties, and clinical application. Phys Ther.
2001;57:587-607. 1999;79(4):371-383.
74. Keith R, Granger C, Hamilton B, Sherwin F. A functional 85. Berg K, Maki B, Williams J, Holliday P, Wood-Dauphinee S.
independence measure: a new tool for rehabilitation. Adv Clinical and laboratory measures of postural balance in an
Clin Rehabil. 1987;1:6-18. elderly population. Arch Phys Med Rehab. 1992;73:1073-
75. Mahoney F, Barthel D. Functional evaluation: the Barthel 1080.
Index. Maryland State Med J. 1965;14:56-61. 86. Berg K, Wood-Dauphinee S, Williams J, Gayton D.
76. Ware J, Snow K, Kosinski M, Gandek B. SF-36 Health Measuring balance in the elderly: preliminary development
Survey: Manual and Interpretation Guide. Boston, MA: New of an instrument. Physiother Can. 1989;41:304-311.
England Medical Center; 1993. 87. Duncan P, Bode R, Min Lai S, Perera S. Rasch analysis of a
77. Hsueh I, Lee M, Hsieh C. Psychometric characteristics of the new stroke-specific outcome scale: the Stroke Impact Scale.
Barthel activities of daily living index in stroke patients. J Arch Phys Med Rehab. 2003;84(7):950-963.
Formos Med Assoc. 2001;100(8):526-532. 88. Catz A, Itzkovich M, Agranov E, Ring H, Tamir A. SCIM-
78. Hsueh I, Lin J, Jeng J, Hsieh C. Comparison of the spinal cord independence measure: a new disability scale for
psychometric characteristics of the functional independence patients with spinal cord lesions. Spinal Cord. 1997;35(
measure, 5 item Barthel index, and 10 item Barthel index in 12):850-856.
patients with stroke. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 2002; 89. Stratford P, Gill C, Westaway M, Binkley J. Assessing
73(2):188-190. disability and change on individual patients: a report of a
79. Ottenbacher K, Hsu Y, Granger C, Fiedler R. The reliability patient specific measure. Physiother Can. 1995;47(4):258-
of the functional independence measure: a quantitative 263.
review. Arch Phys Med Rehab. 1996;77(12):1226-1232. 90. Horn K, Jennings S, Richardson G, VanVliet D, Hefford C,
80. Anderson C, Laubshere S, Burns R. Validation of the Short Abbott J. The Patient-Specific Functional Scale:
Form 36 (SF-36) health survey questionnaire among stroke psychometrics, clinimetrics, and application as a clinical
patients. Stroke. 1996;27(10):1812-1816. outcome measure. J Orthop Sports Phys Ther. 2012;42(1):30-
81. Dorman P, Slattery J, Farrell B, Dennis M, Sandercock P. 42.
Qualitative comparison of the reliability of health status
114
Pemeriksaan BAB 7
kardiovaskular dan
Pulmonal
ISI BAB
Pendahuluan Edema
Tanda-tanda Vital Inti PENDAHULUAN
PENDAHULUAN KONSEP DASAR
Nadi PROSEDUR
KONSEP DASAR Asesmen (Pitting Edema)
PROSEDUR Pengukuran Edema
Titik Nadi Saturasi Oksigen
Asesmen Nadi PENDAHULUAN
Respirasi KONSEP DASAR
KONSEP DASAR PROSEDUR
PROSEDUR Indeks pergelangan Kaki-Brakial
Asesmen Respirasi (Ankle-Brachial Index)
Tekanan Darah PENDAHULUAN
KONSEP DASAR KONSEP DASAR
Peralatan yang Digunakan untuk PROSEDUR
Pengukuran Tekanan Darah Uji dan Pengukuran Umum Lain
PROSEDUR pada Kardiovaskular dan Pulmonal
Asesmen Tekanan Darah PENDAHULUAN
Suhu SKALA RASA PENAT
PENDAHULUAN UJI JALAN ENAM MENIT
KONSEP DASAR Rangkuman Bab
PROSEDUR

115
116 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PENDAHULUAN
Pemeriksaan dasar sistem kardiovaskular dan pulmonal
mencakup pemeriksaan tanda-tanda vital pasien dan beberapa
indikator status psikologis dasar lain. KOTAK 7-1 berisi
daftar enam pemeriksaan yang saat ini dianggap sebagai
tanda-tanda vital. Untuk mempermudah pembacaan istilah,
“kardiopulmonal” akan digunakan ketika menyebutkan
sistem kardiovaskular dan pulmonal secara bersamaan.
Namun, kedua sistem ini memiliki fungsi yang berbeda dan
istilah tersebut akan dipisah jika topik memerlukan pemisahan.

Untuk setiap pasien baru yang ditemui di fisioterapi, nadi, penjelasan yang relatif rinci tentang cara melakukan
respirasi, dan tekanan darah dasar harus dicatat.1 Oleh pengujian atau pengukuran. Beberapa foto diberikan
sebab itu, untuk tujuan bab ini, ketiga pemeriksaan itu untuk membantu ketika Anda mempelajari beberapa
dianggap sebagai tanda-tanda vital inti. Apabila pasien teknik. Selain itu, sebagian besar pengujian ini, tersedia
memerlukan pemeriksaan lanjut sistem kardiovaskular dalam bentuk video daring (silahkan kunjungi
dan pulmonal, uji skrining lain tersedia untuk klinisi. go.jblearning.com/fruthCWS) untuk memandu Anda
Selain tanda-tanda vital inti, bab ini akan menjelaskan melewati semua proses. Sadari bahwa Anda mungkin
pengukuran suhu, edema, saturasi oksigen, aliran darah perlu memodifikasi posisi atau teknik standar untuk
arteri perifer, perceived exertional effort, dan ketahan­an mengakomodasi pasien yang, untuk alasan apa pun, tidak
berjalan. dapat dilakukan pemeriksaan dengan cara yang biasa.
Beberapa pengukuran ini, jika abnormal secara Penting juga untuk memahami bahwa setiap fisioterapis
signifikan, akan memerlukan rujukan medis secara cepat. memiliki pilihannya sendiri untuk melakukan teknik
Contohnya, terbaca tekanan darah 220/110 mmHg sehingga Anda dapat mengamati variasi yang tidak jauh
dianggap berbahaya dan tinggi2 dan pemeriksaan oleh berbeda dari prosedur pengujian yang sama yang dilakukan
dokter harus dilakukan sebelum melanjutkan pemeriksaan (secara cukup baik) oleh beragam klinisi.
fisioterapi. Pada kasus yang tidak darurat, temuan abnor­ Setelah penjelasan “bagaimana cara melakukan”
mal pada beberapa pemeriksaan ini dapat menjadi indikasi untuk setiap pengujian atau pengukuran, selanjutnya
pertama adanya penyakit kardiopulmonal (di luar alasan adalah bagian “Prioritas atau Tidak Berguna” yang
pasien ketika mencari fisioterapi). Contohnya, observasi memberikan ringkasan singkat tentang kapan pengujian
pada kedua tungkai bawah yang membengkak selama atau pengukuran tertentu harus atau tidak boleh dilakukan.
pemeriksaan fisioterapi dapat merupakan tanda peringatan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mengetahui
pertama adanya gangguan aliran darah vena. Dengan kapan sebuah pengujian atau pemeriksaan tidak diperlukan
proses yang sama, observasi terhadap diskolorasi dan akan sama pentingnya dengan mengetahui kapan
dingin pada tungkai dan kaki distal dapat mengarah pada pengujian dan pemeriksaan harus dilakukan. Akan
dilakukannya indeks pergelang kaki-brakial, yang, jika terdapat banyak situasi yang mem­ buat Anda akan
abnor­ mal, dapat menjadi indikator pertama penyakit menempatkan sebuah pemeriksaan pada kategori
arteri perifer. Oleh sebab itu, meskipun pasien mungkin “mungkin dilakukan”. Beberapa hal tertentu yang Anda
dirujuk ke (atau mencari terapi secara mandiri) fisioterapi temukan di bagian lain dalam pemeriksaan dapat
untuk berbagai kondisi yang tidak terkait dengan sistem mengubah pemeriksaan tersebut pada kategori “prioritas”
kardio­pulmonal, sangat memungkinkan bahwa pemerik­ atau “tidak berguna”. Contoh kasus­ nya adalah ketika
saan fisioterapi biasa dapat mengungkapkan temuan seorang pasien dirujuk ke fisioterapi setelah menjalani
kardio­pulmonal yang memerlukan intervensi dan mana­ pembedahan untuk memperbaiki meniskus lutut yang
jemen medis. robek. Pada awalnya, pemeriksaan suhu tubuh pasien
Setiap bagian pada bab ini mencakup pendahuluan dapat berada pada kategori “mungkin dilakukan” atau
terkait pengukuran, konsep dasar untuk mempertimbang­ “tidak berguna”. Namun, ketika pasien memberitahukan
kan alasan untuk melakukan dan teknik pengujian, dan kepada Anda bahwa ia merasa tidak enak badan selama
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 117

dua hari terakhir dan bahwa lututnya terasa panas, Anda Enam Tanda-Tanda Vital
KOTAK 7.1
mungkin menduga terjadi infeksi sistemik yang secara
cepat akan mengubah pemeriksaan suhu tubuh menjadi >> Nadi (denyut, irama, dan kekuatan jantung)
kategori “prioritas”. >> Respirasi (kecepatan, irama, kedalaman napas)
Porsi terakhir dari setiap bagian memberikan contoh >> Tekanan darah
kasus yang singkat terkait pengujian atau pengukuran >> Suhu (pusat tubuh)
spesifik dan contoh dokumentasi untuk setiap contoh >> Nyeri (ditambahkan sebagai “tanda-tanda vital
kasus dalam format catatan SOAP (silahkan lihat Lampiran kelima” pada tahun 1999; lihat Bab 4)*
jika Anda tidak familier dengan setiap singkatan atau >> Kecepatan berjalan (diusulkan sebagai “tanda-
simbol yang digunakan). Berdasarkan pengalaman penulis, tanda vital keenam” pada tahun 2009; lihat Bab
mahasiswa yang baru mengenal proses pemeriksaan akan 9)**
sangat mudah merasa kewalahan dengan studi kasus besar
Data diperoleh dari *Department of Veterans Affairs. Pain: The 5th Vital
yang memberikan lebih banyak informasi yang belum
Sign. Washington, DC: National Pain Management Coordination Com-
dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Oleh sebab itu, mittee; 2000. Dapat dilihat di: www.va.gov/PAINMANAGEMENT/
beberapa kasus memberi informasi yang cukup untuk docs/TOOLKIT.pdf. Diakses pada tanggal 12 Juni 2012; dan **Fritz S,
memberikan gambaran yang jelas tentang pasien dan Lusardi M. White paper: “Walking Speed: the Sixth Vital Sign.” J Geriatr
pengujian atau pengukuran tertentu. Informasi yang ter­ Phys Ther. 2009; 32(2):2-5.
sisa (hasil pengujian dan pengukuran yang tepat) diabai­
kan untuk membantu Anda berfokus pada satu pengujian
dalam satu waktu.
118 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 1: Tanda-tanda Vital Inti


PENDAHULUAN
Tanda-tanda vital inti, yang mencakup nadi, respirasi, dan
tekanan darah, adalah perangkat yang termudah dan terbaik
bagi fisioterapis dalam skrining untuk penyakit berbasis
sistem.3 Menurut Guide to Physical Therapist Practice,1 tanda-
tanda vital inti ini harus dilakukan pada setiap pasien sebagai
pemeriksaan minimum sistem kardio­pulmonal. Pada sebuah
penelitian yang melibatkan hingga 400 orang instruktur
klinik fisioterapi, lebih dari setengah yang disurvei
mengindikasikan sangat setuju jika nadi dan tekanan darah
harus diperiksa pada setiap pasien baru. Sayangnya, hanya
6% yang benar-benar melaporkan melakukan pengukuran
ini dalam seminggu sebelum survei.4 Pertimbangkan tindak­ hingga hari berikutnya. Nadi dapat dipantau juga sebelum,
an pengukuran ini dalam pemeriksaan fisioterapi, informasi selama, dan setelah melakukan latihan fisik untuk
penting yang dapat diberikan oleh tindakan tersebut, dan menentukan apakah jantung pasien merespons secara
tambahan tanggung jawab bahwa fisioterapis ada di tatanan normal terhadap stres fisik. KOTAK 7-3 memberi­kan
akses langsung, klinisi harus memeriksa kembali praktik formula untuk melakukan estimasi klinik denyut jantung
mereka jika pengukuran ini tidak umum dilakukan. maksimal pasien dan target denyut jantung saat latihan
Tanda-tanda vital adalah−vital/penting untuk mem­
pertahan­kan hidup organisme manusia. Tanpa pemompaan KOTAK 7.2 Penjelasan Nadi untuk Dokumentasi
darah teroksigenasi dan hangat melalui sistem arteri ke Denyut Nadi
setiap organ penting (dan kembali ke paru melalui sistem Normal (rata-rata) denyut istirahat
vena), penyakit atau kematian secara cepat terjadi. Tanda- >> Dewasa: 60–100 bpm
tanda vital dapat memberitahu kita tentang kesehatan >> Anak-anak (usia 1 hingga 8 tahun): 80–100 bpm
dasar pasien dan dapat digunakan sebagai pengukuran >> Bayi (usia kurang dari 1 tahun): 100–120 bpm
objektif seluruh rangkaian intervensi untuk meng­ indi­ >> Atlet yang sangat terlatih: 40–60 bpm; individu
kasikan perbaikan atau penurunan dalam status kesehatan. menggunakan penyekat beta (beta blockers)
Takikardia= denyut nadi lebih dari 100 bpm
Nadi Bradikardia= denyut nadi kurang dari 60 bpm

KONSEP DASAR Irama Nadi


Reguler = nadi teraba pada interval tipikal
Nadi merujuk pada denyut, irama, dan kekuatan jantung Ireguler = nadi teraba pada interval beragam
(lihat KOTAK 7-2). Denyut jantung dihitung melalui
jumlah kontraksi jantung pada periode waktu tertentu Kekuatan Nadi (dapat menggunakan angka
(biasanya denyut per menit [beats per minute, bpm]). atau penjelasan)
Irama dan kekuatan kontraksi juga berperan penting. 0 = Tidak ada (tidak teraba)
Irama merujuk pada keteraturan kontraksi dan memberi­ 1+= Lemah atau menghilang (teraba lemah)
kan informasi tentang impuls listrik yang menimbulkan 2+= Normal (mudah teraba)
kontraksi otot jantung. Idealnya, denyut harus muncul 3+= Kekuatan meningkat (sangat mudah diraba)
dengan interval yang teratur. Ketidakteraturan yang lazim 4+= Memantul (tidak dapat menghilang dengan
atau bahkan “denyut yang berloncatan” yang tidak teratur tekanan palpasi)
biasanya bukan sumber kekhawatiran. Namun, temuan “Thready” adalah istilah yang mengindikasikan kekuatan yang sangat le-
ketidakteraturan yang berulang harus diselidiki lebih mah yang dikombinasikan dengan denyut yang biasanya cepat dan sulit
lanjut.5 Kekuatan atau amplitudo denyut jantung adalah dihitung (sering kali dialami ketika individu hipovolemik, seperti setelah
indikator kekuatan kontraksi ventrikel kiri dan volume hemoragi berat).
darah di dalam pembuluh darah perifer. Semakin besar Data dari Hillegas E. Examination and assessment procedures. In: Es-
volume darah di pembuluh darah, kontraksi yang teraba sentials of Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. St. Louis, MO:
akan semakin kuat. Kotak 7-2 memberi penjelasan untuk Saunders Elsevier; 2011:534-567; Boissonnault W. Review of cardiovas-
cular and pulmonary vital signs. In: Primary Care for the Physical Thera-
mendokumentasikan nadi pasien.
pist: Examination and Triage. 2nd ed. St. Louis, MO: Elsevier Saunders;
Secara klinik, asesmen nadi dapat digunakan se­bagai 2005:148-166; and Mosby’s Medical Dictionary. 8th ed. St. Louis, MO:
indikator nilai dasar status pasien sejak hari pertama Elsevier Mosby; 2008.
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 119

gunakan nadi karotid karena lebih mudah untuk ditemu­


KOTAK 7.3 Formula untuk Menghitung Perkiraan
Denyut Jantung Target dan Maksimal kan.
• Arteri karotid: berada tepat di sebelah laring/medial
Perkiraan Denyut Jantung (DJ) Maksimal terhadap sternokleidomastoid
DJmaks = 206,9 – (0,67 x usia) [formula yang diper- • Arteri brakial: di dalam fosa antebrakial tepat di
barui]* bagian medial tendon bisep brakii
DJmaks = 220 – usia [masih digunakan di banyak • Arteri radial: pada pergelangan tangan anterior, arah
fasilitas; paling mudah untuk dihitung] lateral ke tendon fleksor karpi radialis (arah ibu jari)
(lihat GAMBAR 7-2)
Denyut Jantung Target dengan Latihan Fisik • Arteri ulnar: pada pergelangan tangan anterior, tepat
Umumnya di antara (0,6 x DJmaks) da (0,8 x DJmaks)** di bagian medial tendon karpi ulnaris fleksor
*Data dari Gellish R, Goslin B, Olson R, McDonald A, Russi G, Moudgil V. • Arteri femoral: di bawah ligamen inguinal
Longitudinal modelling of the relationship between age and maximal heart (pertengahan antara krista iliaka superior anterior
rate. Med Sci Sport Exer. 2007;39(5):822-829 dan direkomendasikan [anterior superior iliac crest, ASIS] dan simfisis pubis)
oleh American College of Sports Medicine (ACSM). ACSM’s Guidelines • Arteri popliteal: lutut posterior pada bantalan sendi
for Exercise Testing and Prescription. 8th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2010. Persamaan lain yang serupa telah dipublika-
atau tepat di atasnya (lutut harus difleksikan hingga
sikan: Robergs R, Landwehr R. The surprising history of the “HRmax=220- batas tertentu; terkadang terdapat kesulitan untuk
age” equation. J Exerc Phys. 2002;5(2):1-10; Tanaka H, Monahan K, menemukan lokasinya; dapat memerlukan dua
Seals D. Age-predicted maximal heart rate revisited. J Am Coll Cardiol. tangan)
2001;37(1):153-156; and Whyte G, George K, Shave R, Middleton N, • Arteri tibial posterior: agak distal dan posterior dari
Nevill A. Training induced changes in maximum heart rate. Int J Sports
Med. 2008;29(2):129-133.
maleolus medial (pergelangan kaki pada posisi fleksi
plantar relaks)
**Digunakan pada individu yang diduga akan mengalami respons yang
umum terhadap pengerahan tenaga; penyesuaian cenderung dibutuhkan
• Dorsalis pedis (pedal): bagian belakang kaki tepat
jika terdapat kondisi patologi. pada bagian lateral tendon longus halusis ekstensor
(area sekitar pertemuan metatarsal kedua dengan
kuneiform tengah)
Asesmen nadi pasien mungkin juga dilakukan
melalui auskultasi, yang artinya “mendengarkan”. Teknik
fisik. Sistem kardiovaskular harus berespons ter­ hadap ini menggunakan stetoskop dan dapat digunakan juga
latihan fisik atau peningkatan upaya fisik dengan untuk mendengarkan bunyi jantung tertentu serta irama
meningkatkan aliran darah ke otot yang bekerja di perifer. abnormal.7
Oleh sebab itu, denyut dan kekuatan nadi harus meningkat Meskipun nadi radial dan karotid paling sering
seiring peningkatan pengerahan tenaga (hingga mencapai digunakan untuk memeriksa nadi untuk tanda-tanda
titik maksimal).2 Waktu yang diperlukan nadi untuk vital, Anda harus mampu mendapatkan nadi perifer lain.
mencapai periode istirahatnya setelah pengerahan tenaga Sejumlah gangguan kardiovaskular umum mengarah pada
atau latihan fisik adalah indikator yang baik terkait ke­ penurunan sirkulasi di area ekstremitas, dan identifikasi
mam­puan kardiovaskular. Dua menit setelah latihan fisik berkurangnya atau tidak adanya aliran darah arterial dapat
berat tetapi submaksimal telah berhenti, denyut nadi memerlukan konsultasi medis.
harus mencapai setidaknya 22 bpm kurang dari angka
nadi maksimal yang didapat sebelumnya.2,6 Asesmen Nadi
Peralatan yang dibutuhkan: jam tangan atau dinding di­
PROSEDUR sertai jarum per detik atau alat pengatur waktu digital.
1. Letakkan bantalan ruas jari manis dan tengah Anda
Titik Nadi secara mendatar dan ringan pada arteri.
Berikut akan disebutkan area tubuh yang memungkinkan a. Pasien harus dalam kondisi relaks.
dilakukannya asesmen nadi pasien melalui palpasi (dikenal b. Hindari menggunakan ibu jari Anda untuk
sebagai titik nadi). Area tersebut juga digambarkan dalam menemukan nadi.
GAMBAR 7-1. Dua titik nadi yang paling umum c. Jika Anda menekan terlalu dalam, Anda be­
digunakan adalah arteri radial distal (nadi radial) dan risiko melenyapkan nadi pada titik tersebut.
arteri karotid (nadi karotid). Nadi radial sering kali dikaji 2. Setelah Anda menemukan lokasi nadi, tentukan titik
oleh klinisi untuk menghitung nadi pasien saat istirahat awal pada alat penghitung waktu Anda.
dan selama melakukan latihan fisik. Pasien mungkin akan 3. Hitung jumlah denyut yang Anda rasakan selama
memilih untuk melakukan pemantauan mandiri meng­ periode 60 detik.
120 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

a. Meski melakukan penghitungan dalam periode


waktu yang lebih pendek, kesalahan cenderung
terjadi dalam rentang waktu yang pendek.
b. Direkomendasikan untuk melakukan peme­
riksaan awal nadi pasien selama satu menit
penuh.8
c. Minimal, hitung nadi selama 30 detik dan
hasilnya dikalikan 2.
4. Sembari menghitung, perhatikan irama dan kekuat­
an denyutan.
5. Catat jumlah denyutan, lama waktu denyutan di­
hitung, gambaran kekuatan atau dalam skala, dan
iramanya.
6. Contoh pendokumentasian:
a. “Nadi: arteri radial ®: 72 bpm, normal &
reguler”
b. “Nadi: nadi pedal Ⓛ: 92 bpm, lemah &
ireguler”
c. “Nadi: arteri karotid ®: 88 bpm, 3+, reguler” GAMBAR 7-2 Pemeriksaan yang tepat pada nadi radial.
Catatan: Penjelasan sering kali tidak dituliskan jika
kekuatan dan iramanya dianggap normal; semua temuan mengikuti kebutuhan dokumentasi dari setiap fasilitas
abnormal memerlukan penggunaan istilah yang tempat Anda bekerja.
menjelaskan temuan tersebut. Anda dianjurkan untuk
Respirasi
KONSEP DASAR
Oksigenasi dan sirkulasi darah berjalan beriringan; kedua­
nya amat penting bagi kehidupan manusia. Semua hal
Arteri karotid yang berpotensi membatasi ekspansi rongga toraks, seperti
deformitas struktural (mis., skoliosis atau kifosis berat) atau
nyeri akibat fraktur rusuk, dapat membatasi baik kualitas
maupun kuantitas respirasi. Disfungsi diafragma, otot
yang berkontribusi terhadap ekspansi paru selama
inspirasi, dapat menyebabkan juga keterbatasan respirasi.
Arteri brakial
Diafragma diinervasi oleh akar saraf C3, C4, dan C5;9
karenanya, individu yang pernah mengalami cedera
sumsum tulang belakang di atas level C5 akan cenderung
Arteri radial
memerlukan beberapa bantuan pernapasan eksternal.
Arteri ulnar
Gangguan pada paru sendiri, seperti emfisema (penyakit
paru obstruktif ) atau fibrosis pulmonal (penyakit paru
restriktif ), akan berefek negatif juga pada respirasi.
Arteri femoral
Seperti nadi, respirasi diperiksa berdasarkan frekuen­
Arteri popliteal si, irama, dan kedalaman. Frekuensi respirasi dihitung
dengan menghitung jumlah mengembang dan mengempis­
nya dada (satu pengembangan dan satu pengempisan ada­
lah satu siklus respirasi) dalam periode tertentu (biasanya
napas per menit [napas/menit]). Irama dan kedalaman
respirasi merupakan hal yang penting juga. Irama merujuk
Arteri dorsalis pedis pada regularitas siklus respiratori. Idealnya, respirasi harus
Arteri tibial posterior terjadi pada interval yang reguler. Kedalaman respirasi
normalnya lebih kurang dari kapasitas total paru dan
terkadang bahkan sulit untuk divisualisasikan. Pasien
mungkin kadang melakukan satu inspirasi yang lebih
GAMBAR 7-1 Titik nadi umum pada tubuh manusia.
dalam dibanding biasanya, kondisi ini tidak perlu
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 121

dikhawatirkan. Inspirasi dalam yang berulang atau dipak­ Masalah Respirasi Umum
KOTAK 7.5
sakan harus diinvestigasi lebih lanjut. KOTAK 7-4 mem­
berikan penjelasan yang dapat digunakan ketika mendo­ Dispnea merujuk pada sensasi kesulitan atau keti-
kumentasikan respirasi pasien. daknyamanan bernapas. Pasien yang mengalami
Seperti nadi, respirasi dapat digunakan sebagai dispnea dapat menggambarkan perasaan seperti
indikator dasar status pasien dari hari ke hari dan dapat “sesak napas”, dan mereka terbiasa mengguna­
dipantau sebelum, selama, serta setelah olahraga untuk kan otot aksesoris (terutama skaleneus, trapezius
me­nentukan apakah sistem pulmonal pasien dapat ber­ bagian atas dan sternokleidomastoid) untuk mem-
adaptasi terhadap kenaikan kebutuhan. Olah­ raga atau bantu ekspansi dinding dada. Banyak kondisi ter-
upaya yang berlebihan akan meningkatkan kebutuhan kait jantung dan paru dapat menyebabkan pasien
tubuh terhadap oksigen. Sebagai respons terhadap mengalami dispnea.
peningkatan kebutuhan, frekuensi dan kedalaman respirasi
harus meningkat dibanding dengan keadaan saat istirahat. Ortopnea merujuk pada kesulitan bernapas ketika
Jika kedalaman tidak dapat bertambah (akibat adanya berbaring telentang yang terjadi ketika melakukan
nyeri, deformitas, atau penyakit), frekuensi respirasi harus posisi untuk bangun. Kondisi ini sering kali terukur
lebih besar dibanding normal untuk memberikan oksigen dengan melihat jumlah bantal yang dibutuhkan
secara adekuat bagi tubuh. Di samping tingkat upaya yang pasien untuk dapat berbaring di tempat tidur atau
ber­lebihan, irama respiratori harus tetap reguler. pada meja pemeriksaan (mis., “ortopnea tiga buah
Pasien yang mengalami disfungsi atau gangguan bantal”). Ortopnea lazim terjadi pada pasien yang
respiratori dapat menunjukkan beragam gangguan pola mengalami gagal jantung, stenosis mitral, atau ede-
pernapasan. Beberapa masalah yang paling umum terjadi ma pulmonal.
dijelaskan di dalam KOTAK 7-5.
Dispnea nokturnal paroksismal (paroxysmal noctur-
nal dyspnea, PND) adalah istilah yang menjelaskan
episode dispnea dan ortopnea mendadak. Episode
Penjelasan Pendokumentasian
tersebut biasanya membangunkan orang dari ti-
KOTAK 7.4
Respirasi durnya dan terjadi rata-rata pada waktu yang sama
setiap malam, sering kali dalam 1-2 jam setelah
Frekuensi Respirasi tertidur. Episode ini biasanya menghilang setelah
Frekuensi istirahat normal (rata-rata) pasien duduk atau berdiri selama beberapa waktu.
>> Dewasa: 12-20 napas/menit PND dapat terjadi pada individu yang mengalami
>> Anak-anak (1-8 tahun): 15-30 napas/menit penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), gagal jan-
>> Bayi (kurang dari 1 tahun): 25-50 napas/menit tung, atau stenosis mitral.
Takipnea= frekuensi pernapasan lebih dari 20
Apnea merujuk pada ketiadaan napas. Individu
napas/menit
yang mengalami apnea (sering kali ketika tidur)
Bradipnea= frekuensi pernapasan kurang dari 12
akan mengalami periode tidak bernapas, ter-
napas/menit
kadang berlangsung selama lebih dari 1 menit. In-
Irama Respirasi dividu yang mengamati individu lain yang berada
Reguler= napas teramati pada interval yang teratur dalam kondisi apnea dapat menggambarkannya
Ireguler= napas teramati pada interval yang bera- sebagai “berhenti napas beberapa kali”. Apnea
gam dapat disebabkan oleh obstruksi atau disfungsi
sistem saraf pusat.
Kedalaman Respirasi
Data dari Boissonnault W. Review of cardiovascular and pulmonary vital
Dalam= pengembangan dan pengempisan dada
signs. In: Primary Care for the Physical Therapist: Examination and Triage.
terlihat sangat jelas 2nd ed. St. Louis, MO: Elsevier Saunders; 2005:148-166; Swartz M. The
Normal= pengembangan dan pengempisan dada cest. In: Textbook of Physical Diagnosis: History and Examination. 6th ed.
dapat teramati Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2010:362-390; and Sleep Apnea:
Dangkal= pengembangan dada hampir atau tidak What Is Sleep Apnea? NHLBI: Health Information for the Public; U.S. De-
partment of Health and Human Services; 2009.
terlihat
Data dari Bickley L. The cardiovascular system. In: Bates’ Guide to Physical
Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007:279-335.
122 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PROSEDUR Tekanan Darah


Pada pemeriksaan skrining, respirasi diperiksa melalui KONSEP DASAR
observasi pengembangan dan pengempisan dada. Pasien
harus tidak menyadari proses tersebut sehingga pemerik­ Tekanan darah (TD) adalah pemeriksaan tekanan arteri
saan ini sering kali dilakukan segera setelah asesmen nadi ketika ventrikel kiri berkontraksi (puncak sistol) dan
sambil terus memegang pergelangan tangan pasien. Ketika ketika jantung beristirahat di antara kontraksi (diastol).
terdapat penyakit atau melakukan pemeriksaan pada Perhitungan tekanan darah diukur dengan tekanan sistolik
pasien yang didiagnosis mengalami gangguan kardio­ di atas tekanan diastolik dan dihitung dalam satuan
pulmonal, teknik yang lebih lanjut (seperti auskultasi, milimeter raksa (mmHg). Normalnya, dinding arteri licin
perkusi, dan palpasi) dapat digunakan. dan lentur. Jika dinding arteri menjadi kaku―baik karena
usia, genetik, merokok maupun proses penyakit yang
tidak berkaitan―dinding yang kurang lentur akan
Asesmen Respirasi menyebabkan peningkatan tegangan dinding arteri;
Peralatan yang dibutuhkan: jam tangan atau dinding karenanya istilah yang digunakan adalah hipertensi (HTN).
disertai jarum per detik atau alat pengatur waktu digital. HTN adalah diagnosis yang paling umum ditemukan
1. Setelah menghitung denyut nadi, tetap pegang pada tatanan perawatan primer di Amerika,10 dan
pergelangan tangan pasien dan mulailah mengamati American Heart Asociation memperkirakan bahwa satu
pengembangan serta pengempisan dada. dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat mengalami
a. Observasi akan lebih mudah dilakukan dengan HTN. Diperkirakan juga bahwa HTN memengaruhi
melihat toraks bagian atas. hampir 2 juta anak dan remaja Amerika.11
b. Postur tubuh yang buruk pada pasien dapat HTN kronik yang tidak diterapi dapat menyebabkan
secara signifikan mengurangi kemampuan penyakit arteri koroner, penyakit arteri perifer, gagal ginjal,
Anda untuk melihat pergerakan rongga dada; aterosklerosis (terbentuknya plak di dinding arteri), meru­
membantu postur tubuh yang baik ketika sak pembuluh darah di mata (retinopati) yang menyebab­
memeriksa nadi dan respirasi dapat membantu kan gangguan penglihatan, dan stroke. Pada individu yang
untuk melakukan pemeriksaan ini. berusia lebih dari 50 tahun, tekanan sistolik yang mencapai
c. Untuk menghindari persepsi yang salah oleh lebih dari 140 mmHg merupakan indikator yang lebih
pasien, klinisi pria harus menghindari untuk kuat untuk penyakit kardiovaskular dibanding tekanan
menatap area dada pasien wanita dalam waktu diastolik yang tinggi.12 Sayangnya, karena HTN umumnya
yang lama (observasi aspek anteromedial bahu asimtomatik, banyak individu yang menunda untuk
dapat memvisualisasikan pergerakan rongga bertemu dengan dokter hingga timbul gejala dari salah
dada). satu penyakit sekunder ini.
2. Hitung pengembangan dada dalam periode waktu Pemeriksaan tekanan darah sangat dianjurkan untuk
30 detik dan kalikan 2. dilakukan pada semua pasien baru yang menemui
a. Jika terdapat pola napas abnormal, respirasi fisioterapis karena HTN diketahui menyebabkan banyak
harus diperiksa selama semenit penuh. penyakit kronik dan serius serta karena HTN adalah salah
3. Sambil menghitung, perhatikan irama dan kedalam­ satu faktor risiko yang paling mudah diidentifikasi (dan
an respirasi. diterapi).1 TABEL 7-1 memberikan rentang normal dan
4. Catat jumlah pengembangan dada, lama waktu res­ abnormal tekanan darah pada orang dewasa.
pirasi dihitung, dan penjelasan tentang irama serta Nilai tekanan darah normatif pada anak bervariasi
kedalamannya. dan klasifikasi hipertensi pada populasi ini didasarkan
5. Contoh pendokumentasian: pada peringkat persentil yang mempertimbangkan usia,
a. Resp: 18 napas/menit, reguler, normal jenis kelamin, dan tinggi badan. Secara umum, tekanan
b. Resp: 22 napas/menit, ireguler, dangkal darah yang melebihi 120/80 mmHg pada anak akan
memerlukan evaluasi medis lebih lanjut.13
Catatan: Penjelasan sering kali tidak dicatat jika kekuatan GAMBAR 7-3 mengilustrasikan hubungan antara
dan irama napas dianggap normal; semua temuan abnor­ peningkatan tekanan darah dan perkembangan penyakit
mal memerlukan penggunaan istilah yang menjelaskan kardiovaskular. Untuk setiap kenaikan 20/10 mmHg (dari
temuan tersebut. Anda dianjurkan untuk mengikuti data dasar 115/75 mmHg) akan menggandakan risiko
kebutuhan dokumentasi dari setiap fasilitas tempat Anda perkembangan penyakit kardiovaskular.
bekerja. Hipotensi, atau tekanan darah rendah yang abnormal,
dianggap terjadi ketika tekanan darah sistolik istirahat
individu lebih rendah dari 90 mmHg atau tekanan darah
diastolik istirahat lebih rendah dari 60 mmHg. Beberapa
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 123

individu memiliki tekanan darah rendah yang normal 8


dan, tanpa disertai tanda atau gejala medis lain, kondisi
tersebut tidak perlu dikhawatirkan.14 Hipotensi ortostatik
(dikenal juga sebagai hipotensi postural) ditandai oleh 6

Risk Multiplier
tekanan darah yang menurun secara cepat ketika
mengubah posisi tubuh (umumnya ketika bergerak dari
4
posisi telentang ke posisi duduk atau dari posisi duduk ke
posisi berdiri).15 Kondisi ini didefinisikan oleh penurunan
tekanan sistolik sebesar ≥ 20 mmHg atau tekanan diastolik
2
sebesar ≥ 10 mmHg selama 2-5 menit setelah perubahan
posisi tubuh.5 Tekanan darah yang menurun secara cepat
ini mengakibatkan individu mengalami gejala kunang- 0
kunang, limbung, sinkope (pingsan), mual, penglihatan 115/75 135/85 155/95 175/105
kabur atau suram, atau mati rasa atau kesemutan pada
ekstremitas. Meskipun episode hipotensi ortostatik dapat GAMBAR 7-3 Hubungan antara peningkatan tekanan
darah dan risiko penyakit kardiovaskular.
terjadi pada siapa pun, episode yang sering terjadi harus
dievaluasi lebih lanjut.16 Diadaptasi dari The Seventh Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
Seperti nadi dan respirasi, tekanan darah memiliki High Blood Pressure. ed04-5230. Bethesda, MD; U.S. Department
respons khas terhadap olahraga.2 Normalnya, tekanan of Health and Human Services; 2004.
sistolik meningkat seiring dengan peningkatan beban
kerja dan kemudian tingkatnya menurun. Respons abnor­
mal mencakup tidak adanya perubahan atau penurunan Peralatan yang Digunakan untuk
tekanan sistolik ketika beban kerja ditingkatkan. Tekanan
diastolik biasanya tidak berubah seiring peningkatan Pengukuran Tekanan Darah
beban kerja, dan peningkatan atau penurunan sebesar Pengukuran klinis tekanan darah dilakukan menggunakan
lebih dari 10 mmHg dianggap abnormal.14,17 stetoskop dan sfigmomanometer, yang terdiri atas manset
Tekanan darah dapat dipengaruhi banyak faktor, (1/2 kantung yang dapat digembungkan dan ½ Velcro),
beberapa di antaranya mencakup ansietas, asupan kafein, tolok aneroid, dan bola inflasi yang disertai katup. Terdapat
nikotin, dehidrasi, pengerahan tenaga, nyeri, posisi tubuh, lima ukuran standar manset, yaitu anak/pediatrik, dewasa
dan waktu (pagi, siang, malam).5,18 Tekanan darah juga kecil, dewasa standar, dewasa besar, dan paha dewasa (lihat
dapat sedikit berbeda di antara kedua lengan yang berbeda GAMBAR 7-4). Apakah ukuran manset berpengaruh?
(meskipun perbedaan ini seharusnya hanya kurang dari 10 Tentu saja! Penggunaan manset yang terlalu kecil dapat
mmHg untuk tekanan sistolik18). Oleh sebab itu, ke­ memberi hasil pembacaan tinggi yang salah, dan manset
beradaan faktor ini harus diperiksa jika hasil pembacaan yang terlalu besar dapat memberi hasil pembacaan rendah
abnormal ditemukan, dan pemeriksaan ulang tekanan yang salah.19-21 TABEL 7-2 menjelaskan tentang hubungan
darah (hari ke hari) harus dilakukan pada kondisi tertentu. antara lingkar lengan yang tepat dengan ukuran manset.

TABEL 7-1 Klasifikasi Tekanan Darah Normal dan Abnormal (Dewasa)


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Pembacaan Tekanan Darah (mmHg)

Hipotensi <90 a/Atau <60

Normal/Diharapkan 90-119 d/Dan 60-79 90/60 hingga 119/79

Pra-Hipertensi 120-139 a/Atau 80-89 120/80 hingga 139/89

Hipertensi Tahap I 140-159 a/Atau 90-99 140/90 hingga 159/99

Hipertensi Tahap II ≥160 a/Atau ≥100 ≥160/100

Hipertensi Krisis* ≥180 a/Atau ≥110 ≥180/110


*
Harus mendapat perhatian medis sesegera mungkin.

Data dari National Heart, Lung, and Blood Institute; 2011. Tersedia di:www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp. Diakses pada tanggal 22 April
2012; dan American Heart Association. Understanding blood pressure readings; 2011. Tersedia di: www.heart.org/HEARTORG/Conditions/
HighBloodPressure. diakses pada tanggal 24 April 2012.
124 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Dua informasi penting tentang stetoskop berhubung­ PROSEDUR


an dengan perangkat yang dipasang di telinga (earpiece)
dan perangkat yang diletakkan di dada (chest piece). Ketika Idealnya, pasien telah berada pada posisi duduk atau
belajar tentang cara mengukur tekanan darah, mahasiswa berbaring secara relaks selama minimal 5 menit; memeriksa
sering kali merasa tertekan karena “tidak mendengar suara tekanan darah segera setelah wawancara biasanya merupa­
apa pun.” Sementara kesalahan teknik dapat menjadi kan waktu yang ideal. Lengan pasien harus bebas dari
alasannya, earpiece dan chest piece dapat berkontribusi pakaian karenanya pakaian berlengan panjang harus di­
terhadap masalah tersebut. Earpiece dapat disesuaikan lepaskan (melipat lengan panjang dapat mendesak aliran
sudutnya guna mengakomodasi bentuk liang telinga darah dan menyebabkan kesalahan pemeriksaan).22
Anda. Biasanya earpiece harus disudutkan agak ke depan,
tetapi jika Anda memiliki kesulitan untuk men­ dengar Asesmen Tekanan Darah
suara apa pun, mengubah sudut dapat membantu. Peralatan yang dibutuhkan: stetoskop dan sfigmomano­
Bergantung pada jenis stetoskop yang Anda gunakan, chest meter
piece dapat berotasi 1800 pada bagian stem (ujung slang di 1. Pembacaan tekanan darah awal biasanya diperoleh
pangkal diafragma) guna memungkinkan suara dapat ketika pasien duduk atau berbaring. Posisi tubuh
keluar baik melalui diafragma maupun chest piece. Jika pasien harus selalu didokumentasikan, dan peme­
Anda mengetuk lembut diafragma (lempeng plastik datar riksaan ulangan harus dilakukan pada posisi tubuh
yang harus digunakan ketika memeriksa tekanan darah), yang sama.
Anda harus dapat mendengar suara ketukan yang kuat, 2. Pilih lengan yang akan diperiksa.
yang memberitahukan kepada Anda bahwa chest piece a. Lengan yang berlawanan harus digunakan jika
sudah diputar pada posisi yang tepat. Jika Anda mendengar pasien mengalami hal berikut:
suara ketuk yang tumpul atau teredam, chest piece perlu • Terpasang jalur IV
diputar lagi. • Limfedema atau risiko mengalami limfe­
dema (seperti mastektomi, terutama ketika
nodus limfa diangkat)
• Terpasang kateter sentral yang dimasukkan
secara perifer (peripherally inserted central
catheter, PICC)
• Terdapat fistula arteriovenosa (seperti yang
digunakan untuk hemodialisis)
• Cedera pada salah satu ekstremitas bagian
atas
3. Palpasi arteri brakial (agak medial dari tendon distal
pada bisep brakii; merupakan titik referensi untuk
manset dan diafragma stetoskop.
4. Pasang manset yang dikempiskan pada lengan atas
pasien (lihat GAMBAR 7-5).
GAMBAR 7-4 Beragam manset pengukur tekanan darah: a. Bagian tengah kantong manset (biasanya di­
(kiri ke kanan) manset tungkai, manset dewasa besar, tandai pada manset) harus sejajar dengan arteri
manset dewasa reguler, dan manset pediatrik. brakial.

TABEL 7-2 Rekomendasi Ukuran Manset Berdasarkan Lingkar Lengan


Lingkar Lengan Atas Ukuran Manset yang Dibutuhkan

<22 cm (<8,6 inci) Anak/pediatrik

22-26 cm (8,6-10,2 inci) Dewasa kecil

27-34 cm (10,6-13,4 inci) Dewasa standar

35-44 cm (13,8-17,3 inci) Dewasa besar

45-52 cm (17,7-20,5 inci) Tungkai dewasa

Data dari Bickley L. Beginning the physical examination. Dalam: Bates’s Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007: 89-120, dan Johannson C, Chinworth S. Assessing physiological status: vital signs. Dalam: Mobility in Context: Principles of
Patient Care Skills.Philadelphia, PA: F.A. Davis; 2012:108-139.
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 125

b. Bagian terbawah manset harus berjarak 2-3 cm


di atas fossa antekubital (lipatan siku anterior).
5. Pastikan bahwa katup pompa udara tertutup (putar
ke kanan, atau searah jarum jam).
a. Jangan putar hingga terkunci erat atau Anda
akan mengalami kesulitan membukanya ketika
memeriksa tekanan darah.
6. Tempatkan earpiece stetoskop di telinga Anda dan
diafragma di arteri brakial pasien.
a. Fiksasi diafragma pada arteri brakial meng­
guna­ kan ibu jari dan telunjuk tangan non-
domin­an Anda.
7. Lengan bawah pasien harus ditempatkan di per­
muka­an atau disangga menggunakan tangan Anda
dan arteri brakial diposisikan sejajar dengan jantung
pasien.21
a. Upaya aktif pasien untuk menahan lengannya
agar berada di posisi yang sama dapat memberi GAMBAR 7-5 Penempatan manset yang tepat terkait
hasil bacaan tekanan darah tinggi yang palsu.21 letak arteri brakial dan fosa antekubital.
8. Gembungkan manset dengan cara meremas bulb
secara berulang. Inflasi hingga 180–200 mmHg
adekuat untuk menghentikan alirah darah arteri
brakial bagi sebagian besar orang yang sehat dan
banyak pasien (lihat KOTAK 7-6).22 Gunakan ibu
jari dan jari telunjuk tangan dominan Anda, putar
katup secara perlahan ke arah kiri (berlawanan arah
dengan jaru jam) hingga udara mulai keluar (lihat
GAMBAR 7-6).
a. Pengempisan harus terjadi setidaknya 2–3
mmHg per detik.
b. Pengempisan yang terjadi terlalu cepat akan
menurunkan tekanan sistolik dan menaikkan
tekanan diastolik; pengempisan yang terjadi
ter­
lalu lambat akan menaikkan tekanan
sistolik.21
9. Dengarkan bunyi Korotkoff (lihat TABEL 7-3)
ketika Anda melihat alat ukur secara cermat, per­
hatikan bunyi pertama (sistolik) dan terakhir
GAMBAR 7-6 Teknik yang benar untuk pemeriksaan
(diastolik). tekanan darah menggunakan metode auskultatori.
10. Ketika Anda yakin telah mendengar bunyi Korotkoff
terakhir, segera lepaskan katup guna memungkinkan
pengempisan total manset. Setelah pengempisan, KOTAK 7.6 Seberapa Besar Manset Harus
lepaskan manset dari lengan pasien. Kesalahan: Jika Dikembungkan?
Anda merasa membuat kesalahan dalam pemeriksaan, Manset harus dipompa hingga sekitar 30 mmHg di
Anda harus memeriksa kembali tekanan darah atas nilai yang ditunjukkan ketika nadi radial meng-
pasien. Namun, manset harus dikempiskan secara hilang (melalui palpasi) atau sekitar 20 mmHg di
sempurna, dan pasien diizinkan untuk beristirahat atas nilai yang ditunjukkan ketika bunyi Korotkoff
setidaknya selama 1 menit sebelum pemeriksaan pertama terdengar (melalui stetoskop).
dilakukan kembali.22
11. Contoh dokumentasi: Data diperoleh dari ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescrip-
a. TD: Pasien telentang, Ⓛ UE: 115/78 mmHg tion. 8th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2010; and
Bickley L. Beginning the physical examination. In: Bates’ guide to Physical
b. TD: Pasien duduk, ® UE: 128/86 mmHg Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Wil-
(rentang prahipertensi) liams & Wilkins; 2007: 89-120.
126 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 7-3 Bunyi Korotkoff


Fase Bunyi Penjelasan
Fase I Suara ketuk pertama yang jelas terdengar, dapat Aliran darah pertama kembali mengalir melalui arteri brakial;
terdengar redup atau kuat angka yang ditunjukkan adalah bacaan sistolik

Fase II Bunyi murmur atau desir yang lebih lembut Tidak menentukan

Fase III Irama yang nyaring dan lebih keras Tidak menentukan

Fase IV Bunyi berubah dari nyaring/jelas ke redam Tingkat pertama tekanan diastolik; bermanfaat dalam
pemeriksaan ketika olahraga
Fase V Bunyi berhenti (bunyi terakhir yang dapat terdengar) Sirkulasi tidak lagi terdengar; ini adalah bacaan diastolik

Data dari Pickering T, Hall J, Appel L, et al. Recommendations for blood pressure measurement in humans and experimental animals. Part I. Blood pressure
in humans: a statement for professionals from the Subcommittee of Professional and Public Education of the American Heart Association on High Blood
Pressure Research. Circulation. 2005;111:697-716.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen tanda-tanda vital inti abnormal apa pun terhadap aktivitas (seperti berkunang-
PRIORITAS untuk dilakukan: kunang, limbung, atau mual), tanda-tanda vital inti harus
segera diperiksa. Tanda-tanda vital inti harus dipantau
Tanda-tanda vital inti harus diperiksa, minimun, pada sebelum, selama, dan setelah aktivitas berat, terutama jika
setiap pasien baru yang dievaluasi oleh fisioterapis. Jika pasien me­ngalami gangguan pulmonal atau memiliki
semua pemeriksaan berada dalam batas normal dan pasien faktor risiko gangguan kardiopulmonal.
tidak memiliki riwayat atau faktor risiko yang signifikan
terkait penyakit kardiovaskular dan pulmonal, pemeriksaan
ulang pada sesi berikutnya tidak penting untuk dilakukan.
Ketika asesmen tanda-tanda vital inti
Jika ditemukan nilai abnormal, pemeriksaan ulang harus TIDAK BERGUNA untuk dilakukan:
dilakukan secara teratur. Jika ditemukan nilai abnormal Tanda-tanda vital inti akan selalu bermanfaat untuk di­
yang jauh dari kisaran normal, dokter pemberi asuhan lakukan.
primer harus dihubungi. Jika pasien memiliki respons

CONTOH KASUS
Pasien Anda adalah seorang laki-laki berusia 64 tahun dirujuk Dokumentasi Contoh Kasus
ke fisioterapi untuk mendapatkan rehabilitasi setelah menjalani
artroplasti lutut total elektif. Ia melaporkan adanya riwayat
infark miokardial yang dialami setahun yang lalu. Ia me­ Subjektif: Pt melaporkan tidak ada aktivitas berat selama 10
ngonsumsi obat untuk HTN dan kolesterol tinggi serta tidak tahun terakhir. Hx MI×1 tahun lalu dan diberi obat HTN dan
melakukan aktivitas atau olah­ raga berat selama 10 tahun hiperlipidemia.
terakhir. Nadi radial saat istirahat pada pergelangan tangan
adalah 80 x/menit, mudah teraba dengan ritme yang teratur. Objektif: Tanda-tanda vital: (Istirahat, duduk UE) Nadi 80
Respirasi 14 x/menit, mudah diobser­vasi dan ritmenya reguler. bpm, 2+, reguler; Resp: 14 x/menit, normal, reguler; TD:
Tekanan darah pada lengan dalam posisi duduk adalah 128/78 128/78 mmHg. (10 menit melakukan ex ringan) Nadi: 94 bpm,
mmHg. Setelah pemeriksaan, Anda memprogramkan beberapa 2+, reguler; Resp: 21 x/menit, dangkal, reguler (pasien
latihan fisik bagi pasien ini. Setelah ia menunjukkan latihan mengeluhkan dispnea ringan; menyatakan bahwa hal tersebut
fisik ini selama 10 menit, Anda memutus­kan untuk memeriksa “normal”); TD: 138/82 mmHg. (5 menit setelah ex): Nadi: 84
kembali tanda-tanda vital intinya dan menemukan hasil bpm, 2+, reg; Resp: 14 x/menit, normal, reguler; TD: 128/76
berikut: nadi 94 x/menit, mudah teraba dan iramanya teratur; mmHg.
respirasi 21 x/menit, agak susah teraba tetapi ritmenya reguler;
dan tekanan darah dalam posisi duduk pada lengan adalah Asesmen: Pt c tanda-tanda vital yang diharapkan sebagai
138/82 mmHg. Secara subjektif, ia mengeluhkan agak sesak respons terhadap latihan hari ini, kecuali pernapasan menjadi
napas, “tetapi ini bukan baru kali ini saja terjadi.” Lima menit dangkal c ex vs pernapasan dalam. Dispnea ringan c latihan
setelah pasien menye­ le­
saikan latihannya, kemudian Anda dibantu PT dilaporkan “normal” oleh pasien, tetapi PT akan
memeriksa kembali tanda-tanda vitalnya dan memperoleh terus memantau.
temuan berikut: nadi 84 kali/menit, mudah teraba dan
ritmenya teratur; respirasi 14 x/menit, mudah diobservasi dan Perencanaan: Peningkatan bertahap intensitas dan durasi ex
ritmenya reguler; dan tekanan darah lengan kiri pada posisi dengan bantuan PT dalam batas toleransi pasien; pertimbangkan
duduk adalah 126/76 mmHg. usaha ↑kedalaman pernapasan dengan latihan.
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 127

Bagian 2: Suhu
PENDAHULUAN
Pengukuran suhu tubuh inti tidak rutin dilakukan pada
sebagian besar tatanan fisioterapi. Namun, suhu tubuh
inti yang abnormal dapat menandakan adanya kebutuhan
intervensi medis. Oleh sebab itu, semua klinisi harus me­
miliki pengetahuan dasar terkait waktu untuk melakukan
pemeriksaan dan seberapa akurat pemeriksaan dilakukan.

KONSEP DASAR
Suhu tubuh inti diatur secara metabolik melalui beberapa
mekanisme yang rumit, dirancang untuk menjaga ke­
stabilan lingkungan tubuh. Pusat utama pengatur suhu GAMBAR 7-7 Berbagai jenis termometer: (kiri ke kanan)
adalah hipotalamus, yang sering disebut sebagai ter­mostat timpanik digital, termometer berisi cairan, oral digital, dan
tubuh. Hipotalamus berespons terhadap berbagai reseptor temp-a-dot.
biokimia dan temperatur yang berlokasi di seluruh tubuh
dan membuat penyesuaian fisiologis untuk menjaga suhu Area pemeriksaan suhu dapat menimbulkan juga
tubuh inti berada pada kisaran tertentu (antara 36,50 dan perbedaan yang relatif kecil. Area lain dapat digunakan
37,50 Celsius). Melalui proses yang rumit ini, tubuh dapat juga untuk memeriksa suhu inti karena pemeriksaan pada
menyimpan panas pada lingkungan yang dingin dan arteri pulmonal (area pasti untuk memeriksa suhu tubuh
melepaskan panas pada lingkungan yang hangat.23 inti) tidak terlihat secara klinis. Area tersebut mencakup
Hipotalamus dapat mendeteksi adanya agens bioki­ membran timpani (telinga), mulut, dan rektal. Setiap area
mia yang disebut pirogen, yang sering kali menjadi indikasi memiliki variabilitas dan variasinya sendiri terkait suhu
adanya proses infeksius (virus atau bakterial). Hipotalamus tubuh inti, tetapi semuanya dapat memberikan indikasi
kemudian berpindah untuk menciptakan panas tubuh yang baik tentang ada atau tidaknya demam. Terdapat
yang lebih tinggi, membuat tubuh menjadi tempat yang beberapa jenis termometer yang dapat digunakan (lihat
tidak memungkinkan untuk menjadi agens infeksius.24 GAMBAR 7-7). Beberapa perangkat digunakan pada area
Kenaikan suhu terkontrol disebut pireksia (istilah umum­ tertentu (mis., timpanik), sementara perangkat lain dapat
nya adalah “demam”). Istilah “febril” dan “afebril” merujuk digunakan di beberapa area (mis., termometer oral digital
pada status fisiologis yang mengalami atau tidak mengalami dapat digunakan untuk memeriksa suhu aksila).
demam, secara berurutan.
Suhu tubuh inti normal biasanya dianggap sebesar
370C. Namun, variasi terjadi pada masing-masing indi­
PROSEDUR
vidu, pada hari yang biasa, sebagai respons terhadap Secara klinis, metode pemeriksaan akan bergantung pada
latihan berat, selama kehamilan, dan melalui proses penua­ tatanan, kemampuan klien untuk bekerja sama, dan
an normal.25,26 TABEL 7-4 memberikan rentang normal ketersediaan peralatan. Pemeriksaan suhu tubuh via rektal
dan abnormal suhu tubuh inti. atau aksila tidak terlalu perlu dilakukan, kecuali bekerja di

TABEL 7-4 Suhu Tubuh Normal dan Abnormal


Penjelasan 0
F (Fahrenheit) 0
C (celsius)
Suhu Tubuh Inti Normal 98,60 370
Kisaran Normal Berterima 96,40-99,10 35,80-37,30
Afebril (tidak demam) {temperatur oral} <100 0
<37,80
Febril (disertai demam) {temperatur oral} ≥1000 ≥37,80
Hipotermia {temperatur rektal} <950 <350
Hipertermia {temperatur rektal} ≥1060 ≥41,10

Data dari Bickley L. Beginning the physical examination. In: Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007:89-120.
128 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

tatanan rawat jalan pediatrik. Oleh sebab itu, metode oral plastik sekali pakai. Probe ditempatkan di telinga, langsung
dan timpanik jarang dibahas. Pasien harus ditanyakan mengarah ke membran timpani, dan akan berbunyi ketika
apakah ia mengetahui suhu tubuh normalnya, tanpa telah mencapai temperatur maksimal.
memedulikan metode apa yang digunakan. Sebagian besar Termometer sekali pakai dibuat dari bahan plastik
orang dewasa akan mengetahui ketika suhu tubuhnya yang mengandung agens kimia yang sensitif terhadap
sedikit lebih tinggi atau rendah dibanding suhu tubuhnya panas yang berubah warna berdasarkan temperatur ter­
yang standar sekitar 370C. tentu. Agens kimia ini ditempatkan pada serangkaian
Banyak klinik cenderung memiliki termometer oral bulatan kecil di salah satu ujung termometer yang me­
digital atau berisi cairan (lihat KOTAK 7-7). Kedua alat nunjukkan adanya pertambahan kenaikan temperatur se­
tersebut cukup memungkinkan untuk memeriksa suhu besar 0,50C. Termometer ini mudah digunakan, akurat,29-31
tubuh inti pasien pada sebagian besar situasi. Penggunaan tidak mudah patah, dapat digunakan di area tubuh mana
alat digital akan membuat pemeriksaan menjadi lebih saja (mis., oral, aksila), dan steril saat dibuka dari kemasan.
cepat, biasanya membutuhkan waktu kurang dari 1 menit. Alat ini dapat mengukur temperatur antara 35,50 dan
Penggunaan termometer berisi cairan akan sama mudah­ 40,50C, yang cocok untuk sebagian besar situasi, dan
nya, tetapi memerlukan waktu 3-4 menit untuk menye­ dapat menunjukkan hasil bacaan dalam 2 menit aplikasi.31
lesai­kan pemeriksaan.27 Untuk setiap perangkat oral,
pelapis plastik tipis harus digunakan di ujung perangkat
untuk tujuan higienitas. Ujung termometer harus diletak­
kan di bawah lidah mengarah ke belakang kantong KOTAK 7.7 Tidak Lagi Menggunakan Termometer
Merkuri
sublingual. Pasien harus diinstruksikan untuk menutup
bibir secara sempurna di sekitar termometer dan merelak­ Untuk alasan lingkungan, termometer merkuri di-
sasi rahang. Perangkat digital akan berbunyi ketika tem­ ganti penggunaannya pada tahun 1990-an dengan
peratur maksimal telah dicapai; termometer berisi cairan alat yang menggunakan elemen cair lain, biasanya
harus dilepaskan dan dibaca setelah 3-4 menit. Galinstan (dikombinasikan dengan galium, indium,
Beberapa fasilitas klinik, terutama yang berlokasi di dan timah) atau alkohol berpewarna.
atau berafiliasi dengan pusat medis atau bedah dapat
Data dari Pocket Nurse. Geratherm oral thermometer non-mercury. Dapat
memiliki termometer digital. Suhu timpanik dapat di­
dilihat di: www.pocketnurse.com/Geratherm-Oral-Thermometer-Non-Mer-
peroleh dalam beberapa detik, keakuratan perkiraan suhu cury/productinfo/06-74-5826. Diakses pada tanggal 22 April 2012.
tubuh inti pada area ini masih dipertanyakan.26,28
Penggunaan perangkat jenis ini memerlukan juga pelapis

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen suhu tubuh inti Ketika asesmen suhu tubuh inti TIDAK
PRIORITAS untuk dilakukan: BERGUNA untuk dilakukan:
Meskipun pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan pada Pemeriksaan suhu tubuh inti tidak diperlukan kecuali
kebanyakan pasien fisioterapi, suhu tubuh inti harus terdapat dugaan infeksi sistemik.
diperiksa setiap kali terdapat dugaan infeksi sistemik
(bakterial atau virus). Infeksi sistemik paling sering terjadi
setelah prosedur pembedahan atau jika terdapat luka.
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 129

CONTOH KASUS
Pasien baru Anda adalah seorang anak perempuan berusia 14 Dokumentasi Contoh Kasus
tahun yang menjalani fiksasi internal reduksi terbuka (open
reduction internal fixation, ORIF) 5 hari yang lalu akibat fraktur
tibia dan fibula Ⓡ. Pembedahan dilakukan tanpa penyulit, dan Subjektif: Pt status 5 hari 5/p ORIF di bagian distal tib/fib Ⓡ.
pasien memerlukan rawat inap selama satu malam. Ia Ps melaporkan merasa tidak enak badan (mual, nyeri, keletihan)
mengatakan kepada Anda bahwa ia sudah merasa lebih baik x 3d.
ketika pulang ke rumah, tetapi setelah itu memburuk secara
perlahan (ia mengeluhkan adanya mual, keletihan, dan rasa Objektif: Observasi: Area peri-insisi menunjukan suhu,
nyeri secara umum di seluruh tubuh). Ia menghubungkan eritema berat, edema lokal, dan eksudat berwarna kuning pada
kondisi tersebut dengan obat nyerinya yang “tidak cocok aspek inferior insisi. Suhu: 38,80C (oral).
dengan tubuhnya.” Ketika melihat area bedahnya, Anda
menemukan bahwa area tersebut berwarna sangat merah dan Asesmen: Pt menunjukan 5/5 potensial infeksi sistemik.
terdapat pembengkakan lokal yang bermakna. Pasien
menyatakan bahwa ia menggunakan kompres es setiap hari, Perencanaan: PT menghubungi dokter bedah dan pt dikirim
tetapi area tersebut tetap terasa panas dan nyeri. Pemeriksaan segera ke kantor dokter. Pemeriksaan fisioterapi ditunda hingga
palpasi memberi informasi pada Anda bahwa terdapat produksi pt membuat janji tindak lanjut setelah disetujui oleh MD.
panas yang signifikan di area peri-insisi. Di area tersebut
terdapat juga eksudat purulen (pus) pada aspek paling inferior
dari insisi. Berdasarkan gejala yang dilaporkan dan observasi
yang Anda lakukan, Anda menduga bahwa pasien telah
mengalami infeksi pada area pembedahan. Anda memilih
untuk memeriksa suhu secara oral. Hasil pemeriksaan
menunjukan angka 38,80C, yang membuat Anda segera
menghubungi dokter bedah yang segera ingin bertemu dengan
pasien.
130 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 3: Edema KONSEP DASAR


Sekitar 60-65% cairan tubuh berada di dalam sel (cairan
PENDAHULUAN intraselular). Sisanya sebanyak 35-40% dapat ditemukan di
Edema adalah pembengkakan yang dapat teramati akibat luar sel (cairan ekstraselular). Cairan ekstraselular terdiri atas
akumulasi cairan. Edema dapat disebabkan oleh berbagai darah, limfa, dan cairan interstisial.33 Darah berada di dalam
proses normal dan abnormal. Penyebab normal edema pembuluh darah, limfa berada di dalam pembuluh limfa,
mencakup imobilitas, panas, asupan makanan asin, dan cairan interstisial berada di ruang interstisial. Ruang
kehamilan, dan beberapa obat. Penyebab abnormal edema interstisial dapat dianggap sebagai setiap ruang tambahan
mencakup penyakit jantung, ginjal, hati, atau tiroid; (kompartemen) pada tubuh di antara sel, pem­buluh, dan
bekuan darah; varises vena; beberapa penyakit autoimun; struktur lain. Beragam proses penyakit dapat menyebabkan
dan saluran limfa yang tersumbat.3,7,14 Pahami bahwa akumulasi cairan berlebih di ruang interstisial ini.34
edema dan efusi adalah dua kondisi yang berbeda, Tubuh yang sehat mempertahankan keseimbangan
meskipun keduanya mengindikasikan beberapa akumulasi cairan di jaringan dengan memastikan bahwa jumlah air
abnormal cairan.5,8 Efusi biasanya dianggap sebagai yang masuk ke dalam tubuh sama dengan jumlah air yang
akumulasi cairan di dalam kapsul atau rongga sendi dan keluar dari tubuh. Sistem sirkulatori memindahkan cairan
paling sering terjadi akibat cedera atau inflamasi (lihat di dalam tubuh melalui jaringan pembuluh darah. Cairan,
GAMBAR 7-8a).32 Edema, di sisi lain, biasanya dianggap yang mengandung oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan
sebagai akumulasi cairan di luar kapsul sendi dan akan oleh sel, berpindah dari dinding pembuluh darah ke jaringan.
dijelaskan secara lebih detail (lihat GAMBAR 7-8b). Setelah nutrisi digunakan, cairan berpindah kembali ke
dalam pembuluh darah dan kembali ke jan­tung. Sistem
limfatik turut mengabsorbsi dan memindah­kan beberapa
cairan tersebut. Ketika terjadi beberapa penyakit, dapat
terjadi perpindahan cairan yang terlalu banyak dari pem­
buluh darah ke jaringan, atau tidak cukup cairan yang ber­
pin­dah dari jaringan kembali ke pembuluh darah, terjadi
edema.35,36
Organ tubuh memiliki ruang interstisial yang dapat
menjadi tempat berakumulasinya cairan. Akumulasi cairan
di ruang interstisial udara (alveoli) paru menyebab­ kan
kondisi yang disebut edema pulmonal. Selain itu, cairan
berlebih yang terakumulasi di rongga dalam abdomen
(peritoneum) disebut asites.33 Sementara cairan dapat
berakumulasi di mana saja jika terdapat ruang, area yang
paling umum teramati pada pasien yang menjalani fisioterapi
(a)
mencakup tungkai dan kaki.34,37 Kondisi ter­sebut merujuk
pada edema perifer. Edema yang ditemukan di perifer dapat
berlesung (pitting) atau tidak berlesung (nonpitting). Pada
pitting edema, ketika ibu jari atau jari ditekankan pada area
edema dan kemudian dilepaskan, lekukan yang terlihat akan
berlangsung selama beberapa saat. Pada nonpitting edema,
area tidak berlekuk setelah tekanan dihilangkan.
Beberapa penyakit sistemik dapat menyebabkan pitting
edema. Penyakit jantung, terutama gagal jantung, adalah
penyebab umum pitting edema pada ekstremitas bawah.
Penjelasan singkatnya adalah, ketika jantung tidak dapat
memompa volume darah yang normal dengan setiap
kontraksi, ginjal merasa bahwa jumlah total darah di tubuh
telah berkurang. Ginjal kemudian “tertipu” hingga meng­
anggap bahwa tubuh perlu menyimpan lebih banyak cairan
(b) (padahal sebenarnya tubuh menyimpan banyak cairan),
yang menyebabkan retensi garam. Adanya retensi garam
GAMBAR 7-8 (a) Efusi sendi (spesifik pada aspek lateral menyebabkan retensi cairan. Cairan yang berlebihan ini
pergelangan kaki). (b) Edema perifer (tidak spesifik cenderung berkumpul di paru, yang menyebabkan pasien
sepanjang tungkai bawah). merasa sesak napas, dan peritoneum. Cairan juga keluar dari
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 131

pembuluh darah perifer ke dalam ruang interstisial ekstre­ kondisi yang sangat serius dan memerlukan perhatian medis
mitas bawah (cenderung di area tersebut dibanding ekstre­ segera. Oleh sebab itu, identifikasi DVT harus dilakukan
mitas atas akibat gravitasi).38 Untuk alasan yang berbeda guna mencegah PE.43 Salah satu aturan keputusan klinis
(tetapi hasil yang sama), penyakit ginjal dan hati sering kali beberapa DVT ditampilkan pada TABEL 7-5. Uji D-dimer,
menyebabkan asites dan pitting edema ekstremitas bawah.39,40 sebuah peme­riksaan laboratorium yang memeriksa degradasi
Penyebab perifer pitting edema mencakup insufisiensi fibrin di dalam darah (indikator tersering adanya bekuan
vena kronik dan trombosis vena profunda (deep vein darah), dapat digunakan pada tatanan rawat inap untuk
thrombosis, DVT). Pada insufisiensi vena kronik, vena mengidentifikasi DVT atau PE.44 Uji D-dimer yang normal
ekstremitas bawah membesar atau menggembung, menye­ dikombinasikan dengan peme­riksaan ultrasono­grafi Doppler
babkan kegagalan katup satu arahnya. Kondisi tersebut yang normal (dianggap sebagai pemeriksaan noninvasif
meng­ akibatkan tergenangnya darah di tungkai bawah. terspesifik untuk mendiag­ nosis DVT) meng­ indikasikan
Akibat tekanan berlebihan yang disebabkan oleh genangan bahwa probabilitas DVT amat rendah.45
darah, cairan bocor ke dalam ruang interstisial, yang me­ Salah satu penyebab edema terkait penyebab yang
nyebabkan terjadinya pitting edema.34,41 Edema, dan nyeri bukan penyakit adalah imobilisasi dan inaktivitas. Kontraksi
terkait tekanan dan cairan berlebih, sering kali memburuk otot yang berulang membantu dalam pengembalian darah
ketika tungkai berada pada posisi menggantung (mis., ketika ke jantung. Jika tidak terdapat kontraksi otot, atau per­
duduk di bangku) dan dapat reda dengan menaikkan tung­ gerakan tidak sering terjadi, cairan dapat tergenang di ekstre­
kai hingga ketinggian di atas jantung. Kelebihan cairan ini mitas dan bocor ke ruang interstisial. Individu yang meng­
tidak hanya terasa tidak nyaman dan nyeri bagi pasien, cairan alami tung­kai kulai akibat CVA atau SCI berisiko mengalami
yang tergenang ini mencegah jaringan sekitar untuk men­ edema pada ekstremitas atas dan bawah (bergantung pada
dapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan, yang, seiring lokasi lesi) karena tonus otot normal, serta kontraksi otot
waktu, sering kali me­nyebab­kan ulserasi tungkai bawah yang volisional, tidak lagi ada atau ber­kurang secara bermakna.46-48
disebut ulkus stasis vena (lihat Gambar 7-8 di Bab 8).
DVT adalah bekuan darah yang terbentuk di vena
profunda ektremitas (biasanya tungkai). Bekuan ini meng­ PROSEDUR
hambat aliran darah untuk kembali ke jantung, menyebab­ Jika edema terjadi secara bilateral, seperti yang sering kali
kan terjadinya genangan di bagian distal bekuan. Pada kon­ terjadi pada kondisi sistemik, pasien tidak memiliki bagian
disi insufisiensi vena, genangan tersebut dapat me­nyebabkan tubuh yang tidak mengalami edema yang dapat dijadikan
cairan bocor ke ruang interstisial. Hingga 50% pasien yang perbandingan. Pada kasus ini, kedua tungkai harus di­
mengalami DVT akan mengalami insufisiensi vena kro­ periksa dan temuan (hasil pengukuran dan observasi)
nik.42,43 Pasien tidak akan mengalami kondisi yang serius jika harus dicatat. Jika hanya salah satu tungkai yang mengalami
hanya mengalami DVT, bekuan darah dapat berpisah secara edema, maka tungkai yang tidak mengalami edema dapat
bebas dan berjalan menuju paru sehingga menyebabkan dijadikan pembanding kondisi normal. Pengukuran ede­
embolisme pulmoner (pulmonary embolism, PE). PE adalah ma paling sederhana adalah pengukuran sirkumferen­sial

TABEL 7-5 Aturan Keputusan Klinis Well untuk DVT


Prediktor Nilai
Diagnosis DVT sebelumnya 1
Malignansi aktif 1
Imobilisasi (terkini) atau paralisis ekstremitas bawah 1
Tirah baring selama 3 hari terakhir atau bedah mayor pada 4 minggu terakhir 1
Nyeri tekan lokal (tengah posterior betis, ruang popliteal, atau sepanjang vena femoral di paha/pangkal paha anterior) 1
Pembengkakkan seluruh ekstremitas bawah 1
Pitting edema unilateral 1
Betis berbeda ≥3 cm 1
Distensi vena (nonvarikosa) 1
Diagnosis lain yang cenderung dibanding DVT (mis., peregangan betis, selulitis) -2

Interpretasi:
Skor ≤ 0 = probabilitas DVT rendah (3%)
Skor 1-2 = probabilitas DVT moderat (17%)
Skor ≥3 = probabilitas DVT tinggi (75%)

Data dari Wells P, Anderson D, Bormanis J, et al. Value of assessment of pretest probability of deep-vein thrombosis in clinical
management. Lancet. 1997;350(9094):1795-1798.
132 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

(menggunakan pita pemeriksaan) dan pemeriksaan ke­ 3. Hilangkan tekanan dan tentukan kedalaman lekukan
parah­an lesung (pitting) (jika ada). Pemeriksaan volumetrik yang tetap terjadi serta catat lama waktu yang
dapat dilakukan juga (tungkai pasien direndam di air dan dibutuhkan untuk menghilangkan lekukan (lihat
volume air yang berkurang dicatat), tetapi teknik ini GAMBAR 7-9). Bandingkan temuan Anda dengan
kurang lazim digunakan dan karenanya tidak dibahas. skala yang ada di TABEL 7-6.
4. Area yang diperiksa:8
a. Ekstremitas atas
Pemeriksaan Edema Berlesung (pitting i. Di atas dorsum tangan (regio metakarpal)
edema) ii. Sedikit proksimal ke prosesus stiloid
1. Pasien dapat berada pada posisi duduk atau telentang iii. Bagian tengah lengan dorsal
(posisi harus dicatat sehingga pemeriksaan ulang b. Ekstremitas bawah
dapat dilakukan pada posisi yang sama). i. Di atas dorsum kaki
2. Tekan ibu jari Anda secara kuat, tetapi perlahan ke ii. Sedikit posterior dan inferior terhadap
kulit pasien dan tahan selama 5 detik. maleoli medial

(a) (b)

GAMBAR 7-9 Uji pitting edema: tungkai bawah lateral (a) tekanan jari yang tepat dan (b) lekukan yang dihasilkan.

TABEL 7-6 Skala Pitting Edema


Deskriptor Kedalaman Indentasi (Lekukan) Deskripsi dan Waktu yang Dibutuhkan untuk Kembali Normal (Rebound)

Jejak (1+) Indentasi ringan Indentasi hampir tidak terlihat; kulit kembali normal secara cepat

Ringan (2+) Indentasi 0,0-0,6 cm Indentasi mudah teridentifikasi; kulit kembali normal dalam <15 detik

Sedang (3+) Indentasi 0,6-1,3 cm Indentasi mudah teridentifikasi; kulit kembali normal dalam 15-30 detik

Berat (4+) Indentasi 1,3-2,5 cm Indentasi mudah teridentifikasi; kulit kembali normal dalam >30 detik

Data dari Collins S, Dias K. Cardiac System. In: Paz J, West M, eds. Acute Care Handbook for Physical Therapist. St. Louis, MO: Saunders Elsevier;
2009:1-37.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen edema PRIORITAS palpasi secara cepat selama melakukan uji dan peme­
untuk dilakukan: riksa­an lain. Jika diketahui tidak ada edema, pemeriksaan
lebih lanjut tidak perlu dilakukan.
Pasien yang memiliki riwayat atau faktor risiko penyakit
kardiovaskular, berada pada masa pasca-operasi, atau
yang lama mengalami tirah baring atau di kursi roda Ketika asesmen edema TIDAK
harus diskrining terkait adanya edema (melalui observasi BERGUNA untuk dilakukan:
dan palpasi). Bagi pasien yang jelas mengalami edema,
pemeriksaan formal harus dilakukan. Jika pasien tidak Pemeriksaan edema tidak diperlukan kecuali harus di­
memiliki kondisi yang diketahui dapat menyebabkan observasi atau kecuali pasien memiliki riwayat penyakit
edema, atau tidak memiliki faktor risiko apa pun untuk kardiovaskular yang signifikan.
kondisi ini, Anda dapat melakukan inspeksi visual atau
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 133

iii. Bagian tengah tulang kering, agak lateral a. Penggunaan penanda tulang merupakan cara
terhadap spina tibia termudah untuk tujuan pengukuran ulang.
5. Contoh dokumentasi: b. Anda mungkin akan mengukur juga jarak
a. Pitting edema: dorsum kaki ®= 3+ (1 cm, 20 prok­simal atau distal terhadap penanda tulang
detik memantul) untuk area yang akan diukur.
b. Pitting edema: mid-tibia Ⓛ= ringan (0,5 cm, 4. Lingkari area pengukuran dan tarik pita pengukur
10 detik memantul) secara kuat sehingga tidak ada renggangan.
a. Jangan tarik terlalu kencang hingga kulit ber­
lekuk.
Pengukuran Edema
5. Catat hasil pengukuran dalam satuan cm.
Peralatan yang dibutuhkan: pita pengukur 6. Bandingkan dengan sisi tubuh pasien yang tidak
1. Pasien dapat berada pada posisi duduk atau telentang mengalami edema, jika ada.
(posisi harus dicatat agar pengukuran ulang dapat 7. Contoh dokumentasi:
dilakukan pada posisi yang sama). a. Lingkar (telentang): 5 cm proks terhadap
2. Gunakan pita pengukur yang fleksibel (kain atau maleolus lat: ®= 42,3 cm; Ⓛ= 46,4 cm
vinil). b. Lingkar (duduk): mid-metatarsal: ®= 22,8 cm;
3. Pilih area sirkumferensial untuk mengukur berdasar­ Ⓛ= 20,1 cm
kan lokasi dan luas edema.

CONTOH KASUS
Anda melakukan pemeriksaan awal pada pasien yang dirujuk Dokumentasi Contoh Kasus
ke fisioterapi akibat kelemahan umum. Saat mengobservasi
pasien ini selama wawancara, Anda melihat bahwa tungkai
bawah pasien membengkak dan karenanya tali sepatu pasien Subjektif: Pt melaporkan masalah CV sebelumnya (tidak
tidak dapat diikat. Pasien melaporkan adanya semacam mampu mengingat dx medis); baru saja melaporkan ada­nya
“masalah jantung” pada riwayat kesehatannya yang lalu, tetapi ortopnea dan keletihan yang sering; menyatakan bahwa LE
tidak dapat secara spesifik menyebutkan diagnosisnya. Ia membengkak secara progresif sejak per­tengahan pagi hingga
menyangkal mengalami sesak napas, palpitasi jantung, nyeri akan kembali tidur. Menyangkal adanya dispnea, palpitasi
dada, nyeri bahu, atau limbung. Namun, ia melaporkan sering jantung, nyeri dada atau bahu, limbung.
mengalami keletihan bermakna dan memberi tahu Anda bahwa
ia tidur di kursi malas karena ia merasa sesak napas jika tidur Objektif: Edema: (setengah condong dengan elevasi LE pada
dalam posisi telentang. Ketika ditanyakan tentang meja) Asesmen dorsum kaki, pada post med maleolus, dan
pembengkakkan, pasien mengatakan kepada Anda bahwa ia pada mid-tibia: 3+ pitting edema bilateral (kedalaman 1 cm;
menyadarinya sekitar satu jam setelah ia bangun tidur setiap rebound 20 detik).
pagi dan semakin memburuk setiap harinya. Karena temuan
ini, Anda memasukkan pemeriksaan edema ke dalam Asesmen: Fisioterapis mengkhawatirkan tentang pitting edema
pemeriksaan objektif Anda. Anda melakukan pemeriksaan pada ekstremitas bawah terkait pertimbangan dx CV sebelumnya
indentasi pada area dorsum kedua kaki, maleoli posterior, dan dan laporan ortopnea dan keletihan terkini.
pada level mid-tibia. Setiap area berlekuk sekitar 1 cm dan
membutuhkan waktu sekitar 20 detik untuk kembali ke posisi Perencanaan: Akan menghubungi PCP pt untuk menanyakan
semula (rebound). tentang riwayat medis sebelumnya penyakit CV pada ps; akan
menyampaikan temuan edema dari hasil pemeriksaan hari ini.
134 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 4: Saturasi Oksigen


PENDAHULUAN oksigen. Oleh sebab itu, setiap molekul hemoglobin dapat
mengikat empat molekul oksigen (lihat GAMBAR 7-10).
Pemeriksaan saturasi oksigen mengindikasikan kadar Ketika darah terdeoksigenasi mengalir melewati paru,
hemoglobin yang terikat dengan oksigen dalam darah molekul oksigen terikat pada area molekul hemoglobin
yang bersirkulasi. Pemeriksaan ini biasa dilakukan pada ini. Jika keempat area sudah terikat, molekul dianggap
pasien rawat inap karena sejumlah kondisi yang memer­ sudah tersaturasi 100%.50 Kalikan jumlah tersebut dengan
lukan hospitalisasi, termasuk pemulihan setelah prosedur 20-30 milyar SDM yang ada pada tubuh orang dewasa
bedah,49 dapat mengalami komplikasi akibat rendahnya dan itu artinya banyak oksigen yang dipindahkan! Molekul
saturasi oksigen. Pemeriksaan saturasi oksigen (lazim yang tersaturasi ini kemudian akan berjalan melalui sistem
disebut “sat O2” atau hanya “sat”) pada semua pasien yang arterial, mengantarkan molekul oksigen ke jaringan tubuh
masuk rumah sakit akan membantu dalam memprediksi pada tingkat kapiler. Tanpa oksigen yang adekuat, jaringan
kesiapan pasien untuk melakukan aktivitas fisik atau ini (otot, organ viseral, otak) akan gagal berfungsi secara
menentukan aktivitas mana yang harus dihentikan. cepat.
Pemeriksaan berulang saturasi oksigen dapat memberikan Kemampuan oksigen untuk berikatan dengan mo­
data dalam mengevaluasi kemajuan toleransi aktivitas lekul hemoglobin sangat bergantung pada tekanan parsial
dalam rehabilitasi dan dapat memberikan juga bukti oksigen (PaO2), yang merupakan pengukuran tekanan
adanya kebutuhan oksigen tambahan di rumah. oksigen terlarut pada plasma. Hal tersebut merupakan
hubungan nonlinear yang dipengaruhi juga oleh tempe­
KONSEP DASAR ratur dan pH darah (lihat GAMBAR 7-11). Normalnya,
PaO2 dalam tubuh adalah 90-100 mmHg, yang meng­
Sekitar sepertiga sel darah merah (SDM) terdiri dari hasilkan kadar saturasi oksigen 97–100%. Penurunan
protein hemoglobin. Fungsi utama hemoglobin adalah PaO2 hingga 80 mmHg menurunkan saturasi oksigen
me­min­dahkan oksigen dan karbon dioksida di dalam hingga 95%, menyebabkan denyut jantung dan respirasi
darah. Setiap molekul hemoglobin memiliki empat atom meningkat sebagai upaya untuk meningkatkan kadar
besi yang setiap atomnya berguna sebagai area pengikat oksigen yang bersirkulasi. Akibat hubungan PaO2 dengan
saturasi oksigen tidak berbanding lurus, penurunan PaO2
Atom besi
di bawah 80 mmHg dapat menyebabkan penurunan
signifikan saturasi oksigen (hipoksia), yang menyebabkan
kekhawatiran yang serius.50,51 TABEL 7-7 menjelaskan
gejala pasien yang berpotensi menyebabkan penurunan
kadar saturasi oksigen.

100%

90%
Temp
Atom besi 80% pH
Rantai 2,3 DPG
Oksihemoglobin (Saturasi)

polipeptida 70%
Temp
O2 yang mengisi O2 yang mengisi 60% pH
jaringan paru-paru 2,3 DPG
50%

40%

30%
O2
20%

10%
0%
O2 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Po2 (mmHg)

GAMBAR 7-11 Kurva disosiasi oksihemoglobin.


Seizin Patricia Carroll, RT. In: Pitfalls, Perils, and Pearls of Pulse Oximetry by
GAMBAR 7-10 Oksigen berikatan dengan empat atom Patricia Carroll, RT. For Decision Makers in Respiratory Care, April/May
besi di dalam molekul hemoglobin. 2003. Available at: www.rtmagazine.com/issues/articles/2003-04_07.asp.
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 135

TABEL 7-7 Tanda dan Gejala Penurunan Kadar Saturasi Oksigen


Saturasi Oksigen (Padanan PaO2) Tanda dan Gejala

97-99% (90-100 mmHg) Tidak ada

95% (80 mmHg) Takikardia


Takipnea

90% (60 mmHg) Semua di atas


Malaise
Gelisah
Gangguan penilaian (kognitif)
Gangguan dalam koordinasi
Vertigo
Nausea

75-85% (40-50 mmHg) Semua di atas


Kesulitan pernapasan
Disritmia jantung
Konfusi

70% atau kurang Mengancam jiwa

Diadaptasi dari Frownfelter D, Dean E. Principles and Practice of Cardiopulmonary Physical Therapy. 4th ed. St. Louis, MO: Mosby; 2006; West M, Paz J,
O’Leary K. Respiratory system. In: Paz J, West M, eds. Acute Care Handbook for Physical Therapists. 3rd ed. St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2009:47-86;
and Berman A, Snyder S, Kozier B, Erb G. Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing. 8th ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008.

Banyak faktor yang dapat berpengaruh negatif dengan singkatan yang berbeda yang harus Anda ketahui:
terhadap kadar oksigen yang bersirkulasi dalam darah, • SaO2= pengukuran saturasi oksigen melalui gas
termasuk terganggunya produksi SDM dalam sumsum darah arteri (“a” untuk arterial)
tulang, ketidakadekuatan konsentrasi hemoglobin di • SpO2= pengukuran saturasi oksigen melalui
dalam darah (anemia), abnormalitas molekul hemoglobin oksimeter nadi (“p” untuk oksimetri nadi atau
(seperti pada penyakit sel sabit), penurunan volume darah perifer)
(setelah trauma atau pembedahan), penyakit pulmonal,
Individu yang mengalami penyakit kardiovaskular
gagal ginjal, dan kemoterapi.50 Kondisi ini dapat ditemu­
dan pulmonal dapat memiliki kadar saturasi oksigen
kan baik di fasilitas rawat inap maupun rawat jalan, se­
dengan kisaran 90-95% pada basis reguler dan karenanya
hing­ga pengetahuan tentang pentingnya dan teknik
dapat menunjukkan kecepatan jantung dan respiratori
pemeriksaan saturasi oksigen harus menjadi praktik
yang tinggi secara berkelanjutan. Oksigen suplemental (di
standar bagi setiap fisioterapis.
Saturasi oksigen dapat diukur secara langsung
melalui analisis gas darah arteri (arterial blood gas, ABG)
atau melalui sebuah teknik yang dikenal sebagai oksimetri
nadi. Analisis ABG jelas merupakan asesmen terakurat,
meskipun tidak tersedia pada tatanan rawat jalan. Analisis
nilai ABG ini juga tidak praktis untuk dilakukan secara
berulang selama melakukan sesi pemeriksaan atau
intervensi pada pasien rawat inap.52,53 Oleh sebab itu,
oksimeter nadi paling sering digunakan oleh fisioterapis
(lihat GAMBAR 7-12). Alat ini memancarkan dua
gelombang cahaya (merah dan inframerah) melalui bagian
tubuh distal yang relatif transparan dengan aliran darah
arteri yang bagus (seperti jari, ibu jari kaki, atau lubang
telinga). Alat ini dapat mendeteksi persentasi hemoglobin
teroksigenasi dengan melihat cahaya mana yang dilewati.53
Oksimetri nadi adalah pemeriksaan saturasi oksigen yang
valid dan reliabel;54 pemeriksaan ini juga noninvasif, tidak
menyebabkan nyeri, memberikan hasil secara cepat, dan GAMBAR 7-12 Oksimeter nadi (dengan sensor ujung
mudah digunakan.55 Dua sistem pengukuran diindikasikan jari)
136 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

rumah) diketahui dapat membantu saturasi oksigen pada a. Kuteks (terutama yang berwarna gelap) atau
sejumlah kondisi kronik, seperti PPOK, fibrosis kistik, kuku palsu berbahan akrilik dapat meng­ganggu
hipertensi pulmonal, gagal jantung, dan neoplasma pul­ keakuratan sensor;57 kuteks harus dihilangkan,
monal. Namun, di bawah panduan Medicare terkini, oksi­ pilih area lain, atau sensor dapat diposisikan
gen suplemental tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan menyamping pada ujung jari.53
kecuali kadar pemeriksaan saturasi oksigen istirahat men­ 2. Nyalakan oksimeter.
capai 88% atau di bawahnya.56 3. Letakkan sensor di jari pasien dan tunggu hingga
nadi dan persentase saturasi oksigen menunjukkan
angka tertentu.
PROSEDUR a. Periksa frekuensi nadi pasien secara manual dan
Berikut akan dibahas langkah-langkah yang dilakukan bandingkan dengan pembacaan oksimeter
ketika mengukur saturasi oksigen dengan oksimeter nadi untuk memastikan bahwa sensor telah
(SpO2) menggunakan sensor ujung jari (paling umum). ditempatkan secara benar.
Pemeriksaan dasar yang dilakukan sebelum aktivitas dan 4. Catat SpO2, frekuensi nadi, area penempatan sensor,
membandingkannya dengan saturasi oksigen selama ber­ posisi pasien (dan aktivitas, jika tepat).
aktivitas dapat menjadi indikator yang bermanfaat terkait a. Jika pasien mendapatkan O2 suplemental, catat
toleransi fisik pasien terhadap pengerahan tenaga. Respons metode pemberian dan kecepatan pemberian.
normal terhadap olahraga atau pengerahan tenaga adalah 5. Contoh dokumentasi:
kadar saturasi oksigen tetap sama atau sedikit meningkat; a. SpO2: 98% (jari telunjuk Ⓡ, pasien telen­tang);
respons abnormal adalah ketika kadarnya menurun dan nadi: 88 x/menit
kemudian makin menurun dibawah nilai normalnya.14 b. SpO2: 94% (jari telunjuk Ⓛ, pasien ambulasi
1. Pilih jari yang vaskularitasnya baik. di lorong); nadi: 94 x/menit

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen saturasi oksigen pada tatanan rawat jalan, peme­riksaan saturasi oksigen
PRIORITAS untuk dilakukan: dasar harus dilakukan pada setiap pasien yang diketahui
memiliki riwayat penyakit kardiopulmonal, memiliki
Pada tatanan rawat inap, kadar saturasi oksigen sering kali
faktor risiko kardiopulmonal, atau pasien yang menun­
digunakan sebagai indikator kesiapan pasien untuk dilaku­
jukkan gejala saturasi oksigen yang buruk.
kan intervensi fisioterapi. Jika saturasi oksigen istirahat
rendah, pasien mungkin memerlukan oksigen suplemental
(atau peningkatan kadar oksigen suple­men­tal) agar dapat Ketika asesmen saturasi oksigen
berpartisipasi dalam aktivitas secara aman. Pada kondisi TIDAK BERGUNA untuk dilakukan:
ini, oksimeter nadi harus segera tersedia dan harus
digunakan ketika terdapat kekhawatir­ an tentang status Pemeriksaan ini tidak diperlukan pada pasien yang
saturasi oksigen pasien. Pada tatanan rawat jalan, oksimeter diketahui tidak memiliki riwayat atau faktor risiko
nadi mungkin tidak tersedia, dan jika hal tersebut terjadi, penyakit kardiopulmonal. Pemeriksaan ini juga tidak
tanda-tanda vital harus dipantau secara cermat pada pasien harus dilakukan pada pasien yang tidak menunjukkan
yang diketahui mengalami atau berisiko mengalami tanda atau gejala saturasi oksigen yang rendah.
saturasi oksigen yang buruk. Jika tersedia oksimeter nadi
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 137

CONTOH KASUS
Anda mulai melakukan pemeriksaan awal pada pasien rawat Dokumentasi Contoh Kasus
inap yang kemarin menjalani penggantian lutut total. Pasien
memiliki riwayat medis PPOK disertai emfisema, tetapi tidak
menggunakan oksigen suplemental di rumah. Selama Subjektif: Pt menyebutkan skala nyeri pasca-op sebesar 6/10
wawancara Anda dengan pasien, ia mengindikasikan bahwa (skala 0-10; 10 = nyeri terburuk); menyatakan ia “siap untuk
nyerinya 6/10 (10 = nyeri maksimal), tetapi ia “siap untuk berdiri dan berjalan” dan merasa cemas karena ingin pulang.
berdiri dan berjalan” agar ia dapat pulang ke rumah. Meskipun
ia dapat mengikuti percakapan, terkadang ia tampak agak Objektif: SpO2: 92-94% (telentang saat istirahat) c dispnea
kebingungan dan mengalami sesak napas ringan. Pemantauan okasional ringan selama wawancara; 88% setelah telentang
saturasi O2 sudah dilakukan, dan kadar istirahatnya selama duduk TR, yang hingga 92% setelah duduk diam selama 2
wawancara berkisar antara 92-94%. Ketika ia berupaya untuk menit; duduk berdiri (mod +1) 86% c ↑ dispnea dan
mengubah posisi dari telentang dan setelah beberapa menit ke berkunang-kunang; pasien dikembalikan pada posisi telentang
posisi duduk, saturasi oksigennya pada awalnya menurun dan setelah 3 menit saturasi O2 kembali menjadi 92%
hingga 88% tetapi kadarnya berhenti pada 92% setelah duduk (dispnea).
diam selama 2 menit. Ketika pasien berupaya untuk berdiri (ia
membutuhkan bantuan sedang dari Anda untuk
melakukannya), ia mulai mengalami sesak napas berat, saturasi Asesmen: Saturasi O2 pt menurun ke tingkat yang meng­
oksigennya menurun hingga 86%, dan setelah sekitar 10 detik khawatirkan berupaya untuk berdiri dan pasien tidak mampu
napasnya menjadi sangat pendek dan mengalami pusing. Ia mempertahankan posisi berdiri yang aman. PT merasa bahwa
segera dibantu untuk kembali ke posisi telentang dan setelah O2 suplemental akan menguntungkan guna memungkinkan ps
beberapa menit, pernapasannya membaik dan saturasi untuk berpartisipasi secara aman dalam PT.
oksigennya meningkat menjadi 92%. Pada saat ini, Anda
merasa tepat untuk membuat permintaan oksigen suplemental Perencanaan: Akan menghubungi MD untuk meminta
untuk aktivitas guna memungkinkan pasien berpartisipasi peresepan O2 suplemental untuk digunakan saat aktivitas
dalam fisioterapi secara lebih baik. berat.
138 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 5: Ankle - Brachial Indeks


PENDAHULUAN mitas bawahnya ditinggikan.62,68 Individu ini mungkin
juga akan mengalami nyeri ketika berjalan yang akan
Ankle-brachial index, (ABI) adalah pemeriksaan yang berkurang dengan istirahat. Kondisi ini disebut klaudikasi
mudah, ekonomis, dan terpercaya yang dapat meng­ intermiten (intermittent claudication) dan sering ditemu­
identifikasi keberadaan dan keparahan gangguan aliran kan pada penderita PAD.69
darah arterial (iskemia) ke ekstremitas. Pemeriksan ABI sangat sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis
mencakup pemeriksaan tekanan darah pada lengan PAD simptomatik dan asimptomatik dibanding sistem
(seperti yang lazimnya dilakukan) dan tungkai bawah. angiografi invasif.67,70 Cara ini juga memiliki reliabili­tas
Meskipun metode yang direkomendasikan memer­lukan inter- dan intra- penentu yang tinggi. Sementara peng­
pemeriksaan tekanan tungkai bawah menggunakan gunaan ultrasound Doppler untuk ABI dianggap lebih
ultrasound Doppler,58 klinisi di tatanan yang tidak dileng­ akurat,58,67 stetoskop dapat digunakan juga pada proses
kapi dengan alat ini dapat menggunakan stetoskop standar skrining.71
ketika diduga terjadi penghentian aliran darah arterial.

PROSEDUR
KONSEP DASAR
1. Pasien harus berada pada posisi telentang.67
Reduksi pada aliran darah arterial ke ekstremitas dapat 2. Lengan dan kaki yang dipilih untuk dilakukan pe­
menyebabkan suatu kondisi yang umumnya dikenal meriksaan harus berada pada sisi yang sama; sisi yang
sebagai penyakit arteri perifer (periheral arterial disease, diperiksa harus sisi yang paling mengkha­watir­kan.
PAD). Ketika arteri terserang penyakit, arteri akan kaku a. Kedua sisi dapat diperiksa guna mendapatkan
dan menyempit, memungkinkan pembentukan trombi gambaran lengkap status pasien.
(gumpalan) secara lebih mudah. Oleh sebab itu, individu 3. Lakukan pemeriksaan tekanan darah pasien pada
yang mengalami PAD berisiko tinggi mengalami infark ekstremitas atas (arteri brakial) menggunakan stetos­
miokardium (myocardial infarction, MI) atau stroke kop seperti yang dijelaskan pada bagian tekanan
iskemik dibandingkan individu yang tidak mengalami darah.
PAD.59-61 Risiko kematian akibat penyakit jantung enam a. Catat bunyi Korotkoff pertama (sistolik) se­
kali lebih tinggi pada individu yang mengalami PAD bagai tekanan brakial.
dibandingkan individu yang tidak mengalami PAD.62 4. Tempatkan manset tekanan darah di sekitar tungkai
Selain risiko MI dan stroke iskemik, individu yang terbawah distal (bagian terbawah manset berada di
mengalami gangguan aliran darah arterial ke ektremitas atas maleoli).
bawah lebih berisiko tinggi mengalami luka di tungkai 5. Temukan nadi baik dari dorsalis pedis maupun arteri
bawah (luka insufisiensi arterial; lihat Gambar 8-7 di Bab tibial posterior menggunakan sensor Doppler atau
8), menyebabkan terjadi gangren atau nekrosis, atau stetoskop (lihat GAMBAR 7-13).
memerlukan amputasi ekstremitas bawah.63,64 Sayang­nya, 6. Pompa manset tekanan darah 1-2 pompaan hingga:
meskipun terdapat banyak kondisi yang serius dan a. Ketika nadi tidak lagi terdengar (menggunakan
mengancam jiwa yang terjadi akibat PAD, gangguan ini sensor Doppler).
sering kali tidak terdiagnosis dan diterapi.65,66 Oleh sebab b. Tekanan sitolik ditemukan di lengan (meng­
itu, skrining iskemia ekstremitas bawah harus dilakukan gunakan ste­tos­kop).
pada individu yang berisiko mengalami gangguan kardio­ 7. Secara perlahan kempiskan manset seperti yang
vaskular, dan identifikasi dini dapat menurunkan tingkat dilakukan ketika memeriksa tekanan darah brakial.
amputasi, morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, dan a. Catat bunyi Korotkoff pertama (sistolik) dan
meningkatkan kualitas hidup.67 catat sebagai tekanan pergelangan kaki.
Gejala dan masalah terkait insufisiensi arterial sedikit 8. Bagi tekanan sistolik pergelangan kaki dengan te­
berbeda dengan individu yang mengalami insufisiensi kan­an sistolik di lengan.
vena (lihat Bab 8, Bagian 3, untuk perbandingan per­
Tekanan sistolik pergelangan kaki
ubahan kulit dan luka yang diamati pada insufisiensi arteri = indeks pergelangan kaki-brakial
Tekanan sistolik lengan
dan vena). Insufisiensi arterial (biasanya beberapa jenis
me­nyem­pit atau menyumbat) tidak memungkinkan jum­ 9. Hasil diinterpretasikan berdasarkan nilai yang tertera
lah darah adekuat mengalir ke ekstremitas sehingga me­ di TABEL 7-8.
nyebab­kan jaringan yang jauh (distal) yang berada di dekat 10. Contoh dokumentasi:
pembuluh darah yang menyempit menjadi “kelaparan” a. ABI (Doppler): ®: 122/128 = 0,95; Ⓛ:
oksigen dan nutrien yang dibutuhkannya. Setelah bebe­ 118/130 = 0,91
rapa waktu, kematian sel (nekrosis) lokal atau meluas b. ABI (Stetoskop): ®: 116/138 = 0,84; Ⓛ:
dapat terjadi. Individu yang mengalami insufisiensi arterial 126/140 = 0,90
sering kali mengalami lebih banyak gejala ketika ekstre­
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 139

(a) (b)

GAMBAR 7-13 Metode pemeriksaan Doppler (a) dan stetoskop (b) untuk mengkaji tekanan sistolik pergelangan kaki
pada arteri tibial posterior.

TABEL 7-8 Nilai Pemeriksaan Pergelangan Ankle-Brachial Index Normal dan Abnormal
Nilai ABI Interpretasi

1,4 atau > Dianggap abnormal; mengindikasikan kalsifikasi pembuluh distal (lazim ditemukan pada penderita diabetes melitus)

1,0-1,3 Normal

0,8-0,9 Insufisiensi arterial minimal hingga sedang (beberapa pasien tidak mengalami gejala [asimptomatik] pada tahap ini)

0,6-0,8 Insufisiensi arterial sedang (perfusi minimal)

<0,5 Insufisiensi arterial berat (tidak terjadi penyembuhan luka)

<0,4 Insufisiensi arterial kritis (lazim terjadi nekrosis)

Data dari West M., Paz J., Vashi F. Vascular system and hematology. In: Paz J., West M., eds. Acute Care Handbook for Physical Therapists. 3rd ed. St. louis
MO: Saunders Elsevier; 2009: 219-261; dan Lefebvre K. Outcome measures: a guide for the evidence-based practice of cardiopulmonary physical
therapy. In: Hillegass E., ed. Essentials of Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd. St. Louis, MO: Elsevier Saunders; 2011: 708-733.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika asesmen ankle-brachial index Bagi pasien yang belum terdiagnosis, ABI dapat menjadi
PRIORITAS untuk dilakukan: indikator pertama keberadaan penyakit.
Pemeriksaan ini harus dilakukan pada setiap pasien yang
menunjukkan gejala atau tanda yang konsisten dengan Ketika asesmen ankle-brachial index
insufisiensi arterial pada ekstremitas bawah. Gangguan
ini harus dipertimbangkan juga pada pasien yang
TIDAK BERGUNA untuk dilakukan:
mengalami faktor risiko kardiovaskular multipel, tetapi Pemeriksaan ini tidak penting untuk dilakukan pada
belum pernah didiagnosis mengalami penyakit kardio­ pasien yang tidak diduga atau mengalami insufisiensi
vaskular. Bagi pasien yang diketahui mengalami insu­ arterial.
fisien­
si arterial, dilakukannya pemeriksaan ini dapat
menjadi indikator keparahan penyakit (lihat Tabel 7-8).
140 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS
Pasien baru Anda di klinik rawat jalan dirujuk untuk nyeri Dokumentasi Contoh Kasus
lutut (osteoartritis) Ⓛ. Pasien ini berusia 58 tahun, menjadi
perokok (1-1,5 bungkus/hari) selama 43 tahun, memiliki Subjektif: Pt terlihat mengalami nyeri di lutut Ⓛ 2o OA.
pekerjaan yang dilakukan tanpa banyak gerak, dan melaporkan Melaporkan “kram” di betis Ⓑ selama berjalan 800 meter
bahwa satu-satunya aktivitas rekreasi­onal­nya adalah berjalan bersama anjingnya yang membuatnya harus berhenti dan
dengan anjing­ nya sejauh 800 meter sebanyak 2-3 kali per beristirahat (klaudikasi intermiten).
minggu. Saat meng­ amati ekstremitas bawah pasien selama
asesmen postu­ ral, Anda menyadari bahwa kedua tungkai Objektif: Observasi: diskolorasi kulit ringan Ⓑ (ke­mungkinan
meng­alami perubahan warna ringan (lebih gelap) dari per­ penodaan hemosiderin) dari pertengahan betis hingga
tengah­an betis hingga pergelangan kaki distal. Anda juga pergelangan kaki distal; sianosis Ⓑ digiti ketiga-kelima;
menyadari adanya sianosis pada digiti ketiga hingga kelima Palpasi: kaki terasa dingin (Ⓑ) vs. suhu di area paha. ABI: Ⓡ
pada kedua kaki, dan suhu kaki ketika dipalpasi terasa lebih 112/140= 0,80, Ⓛ 110/136= 0,81 (menunjukkan insufisiensi
dingin dibanding area pertengahan paha pasien. Kondisi arterial ringan hingga sedang).
tersebut memunculkan pertanyaan lebih lanjut tentang
kemampuan pasien untuk berjalan, dan ia menyatakan bahwa Asesmen: Pasien menunjukkan 5/5 konsisten dengan pe↓
ia terus duduk dan beristirahat sekitar 3-4 kali selama berjalan aliran darah arterial pada LE distal. Pemeriksaan ABI abnormal
dengan anjingnya untuk menghentikan kram betisnya. (Ⓑ) dan mengindikasikan pasien berisiko mengalami
Berdasarkan informasi ini, Anda memutuskan untuk melaku­ komplikasi CV.
kan pemeriksaan indeks pergelangan kaki-brakial. Temuan
tekanan sistolik menunjukkan angka berikut: lengan Ⓡ140 Perencanaan: Akan menghubungi PCP untuk meng­
mmHg, pergelangan kaki Ⓡ 112 mmHg; lengan Ⓛ 136 informasikan dugaan 5/5 serta temuan ABI. Akan melanjutkan
mmHg, pergelangan kaki Ⓛ 110 mmHg. Kalkulasi yang Rx dengan terapi untuk nyeri lutut Ⓛ.
penting untuk dilakukan menunjukkan ABI 0,80 pada Ⓡ dan
0,81 pada Ⓛ. Berdasarkan temuan ini, Anda memutuskan
bahwa tindakan yang tepat untuk dilakukan adalah
menghubungi dokter pasien dengan menginfor­masikan hasil
ABI.
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 141

Bagian 6: Uji dan Pengukuran Umum Lain pada Kardiovaskular


dan Pulmonal
PENDAHULUAN reliabel dan saat ini sering digunakan sebagai indikator
sub­jektif upaya pada tatanan klinik.73,74 Dokumentasi
Dua pengukuran tambahan yang memberikan indikasi harus mencakup skala pasien serta aktivitas (jenis, inten­
status kardiovaskular dan pulmonal pasien mencakup sitas, dan durasi) yang dilakukan pasien.
skala rasa penat (rating of perceived exertion, RPE) dan uji
jalan enam menit (six-minute walk test). Pemeriksaan ini
akan dijelaskan secara singkat. UJI JALAN ENAM MENIT
Uji jalan enam menit (six-minute walk test, 6MWT) dapat
SKALA RASA PENAT digunakan sebagai pengukur ketahanan dan toleransi
kardiovaskular terhadap latihan fisik. Uji ini diadaptasi
Aktivitas umum, seperti bangun dari tempat tidur, menye­ dari penggunaan di klinik dari uji jalan/lari 12 menit
berang jalan, atau membersihkan debu dapat terlihat Cooper yang aslinya dirancang untuk memperkirakan
cukup mudah bagi individu yang sehat, tetapi dapat sangat konsumsi oksigen maksimum (VO2max) pada perekrutan
menantang bagi individu yang kondisinya menurun militer.75 6MWT pada awalnya digunakan secara klinik
terganggu atau yang mengalami gangguan sistem kardio­ untuk mengukur stamina seseorang yang mengalami
pulmonal. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang pengalam­ gangguan respiratori dan jantung,76-78 tetapi pemeriksaan
an pasien terkait pengerahan tenaga saat melakukan ini terbukti menjadi pemeriksaan ketahanan yang mudah
beragam aktivitas sering kali membantu dalam proses dan bermanfaat pada populasi lain.79-82 Meskipun 6MWT
evaluasi dan intervensi. dibahas di bagian ini, pembaca harus mengetahui bahwa
Skala rasa penat (rating of perceived exertion, RPE) uji yang menggunakan periode waktu 2- dan 3-menit
Borg telah menunjukkan sebagai metode yang valid dan telah dikembangkan dan divalidasi untuk pasien yang
reliabel untuk memperkirakan kerja fisiologis aktual yang tidak mampu berjalan selama 6 menit.83,84
di­lakukan pada setiap aktivitas yang diinstruksikan.72 Pembaca dianjurkan untuk mengikuti rekomendasi
Skala yang asli menggunakan angka dari 6-20, yang di­ protokol spesifik yang disarankan oleh American Thoracic
temu­kan berkaitan dengan denyut jantung saat bekerja Society (yang mencakup kata-kata yang dituliskan menjadi
keras (dengan menambahkan angka 0 pada angka yang naskah yang memberi semangat untuk digunakan pada
dilaporkan). Skala ini dimodifikasi menjadi skala 0-10 pasien pada interval tertentu saat uji dilakukan).85 Prosedur
(lihat TABEL 7-9) karena sulit dipahami oleh pasien.73 dasar untuk 6MWT adalah sebagai berikut.
Skala yang dimodifikasi ini diketahui juga valid dan 1. Jalur lurus sepanjang 30 meter ditandai menggunakan
pita atau kerucut penanda jalan.
2. Pasien diinstruksikan untuk berjalan “di jalur”
TABEL 7-9 Skala Rasa Penat Borg yang Dimodifikasi dengan kecepatan yang menurutnya nyaman (satu
Skala Deskripsi putaran 60 meter).
3. Pengukur waktu dimulai ketika pemeriksa mengata­
0 Tidak ada pengerahan usaha sama sekali
kan “jalan”; pasien berjalan di jalur selama 6 menit
0,5 Sangat, sangat ringan dan kemudian diinstruksikan untuk berhenti (meng­
1 Sangat ringan gunakan alat bantu umum pasien dan/atau ortosis
2 Ringan jika diizinkan).
3 Sedang
4. Jumlah putaran dicatat, termasuk setiap jarak di
akhir yang tidak termasuk keseluruhan jalur.
4 Agak berat
5. Jumlah waktu istirahat yang dibutuhkan pasien dan
5 Berat (kuat/berat) jumlah episode kehilangan keseimbangan dicatat.
6 6. Jarak total dihitung dan dibandingan dengan jarak
7 Sangat berat normal rata-rata.
8
7. Contoh dokumentasi:
a. 6MWT: 740 m (waktu istirahat 10 detik se­
9
banyak dua kali)
10 Teramat berat (maksimal) b. 6MWT: 583 m (waktu istirahat 15 detik se­
Data dari Kendrick K, Baxi S, Smith R. usefulness of the modified 0-10 banyak empat kali; menggunakan tongkat
Borg scale in assessing the degree of dyspnea in patients with COPD and standar)
asthma. J Emerg Nurs. 2000;26(3):216-222.
142 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

RANGKUMAN BAB Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High


Blood Pressure. U.S. Department of Health and Human
Penyakit dan disfungsi sistem kardiovaskular dan pulmonal Services, ed04-5230. Bethesda, MD: DHHS; 2004.
lazim terjadi di masyarakat Amerika, tetapi sering kali 13. Expert Panel on Integrated Guidelines for Cardiovascular Health
tidak dikenali atau tidak terdiagnosis hingga berada di and Risk Reduction in Children and Adolescents: Summary
kondisi tahap lanjut. Fisioterapis berperan penting dalam Report. Washington, DC: National Institutes of Health;
2011.
identifikasi dini kondisi ini melalui berbagai uji dan
14. Hillegass E. Examination and assessment procedures. In:
pengukuran yang mudah dilakukan. Deteksi faktor risiko
Essentials of Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. St.
signifikan atau kemunculan dini penyakit dapat Louis, MO: Saunders Elsevier; 2011:534-567.
mengarahkan intervensi yang dapat memperlambat atau 15 Mosby’s Medical Dictionary, 8th ed. St. Louis, MO: Elsevier
membalikkan kondisi sistem kardiopulmonal. Tanda- Mosby; 2008.
tanda vital inti, yang mencakup nadi, respirasi, dan 16. Romero-Ortuno R, Cogan L, Foran T, Kenny R, Fan C.
tekanan darah, harus diperiksa oleh fisioterapis pada setiap Continuous noninvasive orthostatic blood pressure
pasien baru, pada tatanan klinik apa pun. Uji dan measurements and their relationship with orthostatic
pengukuran lain pada sistem kardiovaskular dan pulmonal intolerance, falls, and frailty in older people. JAm Geriatr
dapat digunakan bergantung pada gejala yang dilaporkan Soc. 2011;59(4):655-665.
oleh pasien, observasi pada perubahan trofik (kulit) yang 17. Plowman S, Smith D. Cardiovascular responses to
exercise. In: Exercise Physiology for Health, Fitness, and
menjadi pertimbangan, perkembangan limbung atau
Performance. 3rd ed. Baltimore, MD: Lippincott Williams &
berkunang-kunang dengan pengerahan tenaga, atau ketika
Wilkins; 2010:351-382.
terdapat faktor risiko penyakit kardiopulmonal. 18. Bickley L. Beginning the physical examination. In: Bates’
Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed.
REFERENSI Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins;
2007:89-120.
1. Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria, 19. Manning D, Kuchirka C, Kaminski J. Miscuffing:
VA: American Physical Therapy Association; 2013. inappropriate blood pressure cuff application. Circulation.
2. ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription. 8th 1983;68(4):763-766.
ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. 20. Ostchega Y, Prineas R, Paulose-Ram R. National health and
3. Goodman C, Snyder T. Introduction to screening for nutrition examination survey 1999-2000: effect of observer
referral in physical therapy. In: Differential Diagnosis for training and protocol standardization on reducing blood
Physical Therapists. St Louis, MO: Elsevier; 2012:1-30. pressure measurement error. J Clin Epidemiol. 2003;56:768-
4. Frese E, Richter R, Burlis T. Self-reported measurement of 744.
heart rate and blood pressure in patients by physical therapy 21. Pickering T, Hall J, Appel L, et al. Recommendations for
clinical instructors. Phys Ther. 2002;82:1192-1200. blood pressure measurement in humans and
5. Swartz M. The heart. In: Textbook of Physical Diagnosis: experimental animals. Part I. Blood pressure in humans.
History and Examination. 6th ed. Philadelphia, PA: A statement for professionals from the Subcommittee of
Saunders Elsevier; 2010:391-437. Professional and Public Education of the American Heart
6. Cole C, Foody J, Blackstone E, Lauer M. Heart rate Association on High Blood Pressure Research. Circulation.
recovery after submaximal exercise testing as a predictor 2005; 111:697-716.
of mortality in a cardiovascularly healthy cohort. Ann Intern 22. Johannson C, Chinworth S. Assessing physiological status:
Med. 2000;132(7):552-555. vital signs. In: Mobility in Context: Principles of Patient Care
7. Bickley L. The cardiovascular system. In: Bates’ Guide to Skills. Philadelphia, PA: F.A. Davis; 2012:108-139.
Physical Examination and History Taking. 9th ed. 23. Ranson S. The hypothalamus as a thermostat regulating body
Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; temperature. Psychosomatic Med. 1939;1(4):486-495.
2007:279-335. 24. Nalin P. What causes a fever? Scientific American; 2005.
8. Goodman C, Snyder T. Physical assessment as a screening Available at: www.scientificamerican.com/article.cfm?id=
tool. In: Differential Diagnosis for Physical Therapists: Screening what-causes-a-fever. Accessed April 22, 2012.
for Referral. 5th ed. St. Louis, MO: Elsevier; 2012:179-257. 25. Kelly G. Body temperature variability (part I): a review of the
9. Kendall F, McCreary E, Provance P, Rodgers M, Romani W. history of body temperature and its variability due to site
Muscles: Testing and Function with Posture and Pain. 5th ed. selection, biological rhythms, fitness, and aging. Altern Med
Baltimore, MD: Lippincott Williams & Wilkins; 2005. Rev. 2006;11:278-293.
10. Cherry D, Woodwell D. National Ambulatory Medical 26. Kelly G. Body temperature variability (part II): masking
Care Survey: 2000 Summary. Adv Data. 2002;328:1-32. influences of body temperature variability and a review of
11. National Heart Lung and Blood Institute. What is high blood body temperature variability in disease. Altern Med Rev.
pressure? 2011. Available at: www.nhlbi.nih.gov/health/ 2007; 12:49-62.
health-topics/ topics/hbp. Accessed April 22, 2012. 27. Pocket Nurse. Geratherm oral thermometer non-mercury.
12. The Seventh Report of the Joint National Committee on Available at: www.pocketnurse.com/Geratherm-Oral-
BAB 7 Pemeriksaan Kardiovaskular dan Pulmonal 143

Thermometer-Non-Mercury/productinfo/06-74-5826. patients. J Hand Ther. 1997;10:29-34.


Accessed April 22, 2012. 47. Roper T, Tallis R. Intermittent compression for the treatment
28. Devrim I, Kara A, Ceyhan M, et al. Measurement accuracy of of the oedematous hand in hemiplegic stroke: a randomized
fever by tympanic and axillary thermometry. Pediatr controlled trial. Age Aging. 1999;28:9-13.
Emerg Care. 2007;23(1):16-19. 48. Wang C, Tang F, Wong M. A comparison of compression
29. Board M. Comparison of disposable and glass thermometers. stockings of different pressures in edema in spinal cord
Nurs Times. 1995;91(33):36-37. injury or lesions patients. JFormos Med Assoc. 1995;94(Suppl
30. Pontius S, Kennedy A, Shelley S, Mittrucker C. Accuracy and 2):S149-155.
reliability of temperature measurement by instrument and 49. Gift A, Stanik J, Karpenick J, Whitmore K, Bolgiano C.
site. J Ped Nurs. 1994;9:114-123. Oxygen saturation in postoperative patients at low risk for
31. Potter P, Schallom M, Davis S, Sona C, McSweeney M. hypoxemia: is oxygen therapy needed? Anesth Analg.
Evaluation of chemical dot thermometers for measuring body 1995;80:368-372.
temperature of orally intubated patients. Am I Crit Care. 50. Martin L. All You Really Need to Know to Interpret Arterial
2003;12(5):403-408. Blood Gases. 2nd ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams &
32. Magee D. Principles and concepts. In: Orthopaedic Physical Wilkins; 1999.
Assessment. 5th ed. St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2008:2- 51. Berman A, Snyder S, Kozier B, Erb G. Kozier & Erb’s
70. Fundamentals of Nursing. 8th ed. Upper Saddle River, NJ:
33. Goljan E. Water, electrolyte, acid-base, and hemodynamic Prentice Hall; 2008.
disorders. In: Rapid Review Pathology. 3rd ed. Philadelphia, 52. West M, Paz J, O’Leary K. Respiratory system. In: Paz J, West
PA: Mosby Elsevier; 2010:54-78. M, eds. Acute Care Handbook for Physical Therapists. 3rd ed.
34. Goroll A, Mulley A. Evaluation of leg edema. In: Primary Care St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2009:47-86.
Medicine: Office Evaluation and Management of the Adult 53. Grap M. Pulse oximetry. Crit Care Nurse. 2002;22(3):69-
Patient. 5th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & 74.
Wilkins; 2006:146-151. 54. Jensen L, Onyskiw J, Prasad N. Meta-analysis of arterial
35. Goljan E. Vascular disorders. In: Rapid Review Pathology. oxygen saturation monitoring by pulse oximetry in adults.
Philadelphia, PA: Mosby Elsevier; 2010:137-156. Heart Lung.1998;27:387-408.
36. Jardins T. Anatomy and physiology of the circulatory 55. Peterson B. Vital signs. In: Camera L, Monroe L, eds. Physical
system. In: Cardiopulmonary Anatomy and Physiology: Rehabilitation: Evidence-Based Examination, Evaluation, and
Essentials of Respiratory Care. 5th ed. Clifton Park, NY: Intervention. St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2007:598-
Delmar Cengage Learning; 2008:181-226. 624.
37. Cunha J. Edema. MedicineNet.com; 2011. Available at: 56. National Coverage Determination (NCD) for Home Use of
www.medicinenet.com/edema/article.htm. Accessed April Oxygen (240.2). Washington, DC: U.S. Department of Health
10, 2012. and Human Services; Centers for Medicare & Medicaid
38. American Heart Association. About heart failure; 2012. Services; 1993.
Available at: www.heart.org/HEARTORG/Conditions/ 57. Cote C, Goldstein E, Fuchsman W, Hoaglin D. The effect of
HeartFailure/About-HeartFailure. Accessed April 24, 2012. nail polish on pulse oximetry. Anesth Analg. 1988;67:683-
39. 39. Jardins T. Renal failure and its effects on the cardiopulmonary 686.
system. In: Cardiopulmonary Anatomy and Physiology: 58. Comerota A. The case for early detection and integrated
Essentials of Respiratory Care. 5th ed. Clifton Park, NY: Delmar intervention in patients with peripheral arterial disease and
Cengage Learning; 2008:473-495. intermittent claudication. JEndovasc Ther. 2003;10(3):601-
40. Runyon B. AASLD practice guidelines. Management of 613.
adult patients with ascites due to cirrhosis: an update. 59. Cacoub P, Abola M, Baumgartner I, Bhatt D, Creager M, Liau
Hepatology. 2009;49(6):2087-2107. C. Cardiovascular risk factor control and outcomes in peripheral
41. White J, Ryjewski C. Chronic venous insufficiency. Perspect artery disease patients in the Reduction of Atherosclerosis for
Vase Surg Endovasc. 2005;17(4):319-327. Continued Health (REACH) Registry. Atherosclerosis.
42. Heldal M, Seem E, Sandset P. Deep vein thrombosis: a 2009;204(2):e86-92.
7-year follow-up study. I Intern Med. 1993;234(1):71-75. 60. Criqui M, Langer R, Fronek A. Mortality over a period of 10
43. West M, Paz J, Vashi F. Vascular system and hematology. In: Paz years in patients with peripheral arterial disease. N Engl J
J, West M, eds. Acute Care Handbook for Physical Therapists. Med. 1992;326:381-386.
St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2009:219-262. 61. Ness J, Aronow W Prevalence of coexistence of coronary
44. Toll D, Oudega R, Vergouwe Y, Moons K, Hoes A. A new artery disease, ischemic stroke, and peripheral arterial disease
diagnostic rule for deep vein thrombosis: safety and efficiency in older persons, mean age 80 years, in an academic hospital-
in clinically relevant subgroups. Fam Pract. 2008;25(l):3-8. based geriatrics practice. JAm Geriatr Soc. 1999;47:1255-
45. Bernardi E, Prandoni P, Lensing A, et al. D-dimer testing as 1256.
an adjunct to ultrasonography in patients with clinically 62. Vascular Disease Foundation. PAD; 2012. Available at: www.
suspected deep vein thrombosis: prospective cohort study. vdf.org/diseaseinfo/pad/symptoms.php. Accessed April 24,
BMJ. 1998;317(7165):1037-1040. 2012.
46. Faghri P. The effects of neuromuscular stimulation-induced 63. Dormandy J, Heeck L, Vig S. The fate of patients with critical
muscle contraction versus elevation on hand edema in CVA leg ischemia. Semin Vase Surg. 1999;12:142-147.
144 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

64. Martson W, Davies S, Armstrong B, et al. Natural history of 75. Cooper K. A means of assessing maximal oxygen intake.
limbs with arterial insufficiency and chronic ulceration JAMA. 1968;203:135-138.
treated without revascularization. J Vasc Surg. 2006;44(1):108- 76. Butland R, Pang J, Gross E. Two-, six-, and twelve-minute
114. walking tests for assessing disability in chronic bronchitis.
65. Kahn N, Rahim S, Anand S, Simel D, Panju A. Does the BMJ. 1982;284:1607-1608.
clinical examination predict lower extremity peripheral 77. 77. Cahalin L, Mathier M, Semigran M, Dec G, DiSalvo T.
arterial disease? JAMA. 2006;295:537-546. The sixminute walk test predicts peak oxygen uptake and
66. Mitka M. Diabetes group warns vascular complications is survival in patients with advanced heart failure. Chest.
underdiagnosed and undertreated. JAMA. 2004;291(7):809- 1996;110(2):325-332.
810. 78. Enright P, Sherrill D. Reference equations for the six-minute
67. Lefebvre K. Outcome measures: a guide for the evidence- walk in health adults. Am J Respir Crit Care Med. 1998;
based practice of cardiopulmonary physical therapy. In: 158:1384-1387.
Hillegass E, ed. Essentials of Cardiopulmonary Physical Therapy. 79. Focht B, Rejeski W, Ambrosius W, Katula J, Messier S.
3rd ed. St. Louis, MO: Elsevier Saunders; 2011:708-733. Exercise, self-efficacy, and mobility performance in
68. Hillegass E, Watchie J, McColgon E. Ischemic cardiovascular overweight and obese older adults with knee osteoarthritis.
conditions and other vascular pathologies. In: Hillegass E, ed. Arthritis Rheum. 2005;53(5): 659-665.
Essentials of Cardiopulmonary Physical Therapy. 3rd ed. St. 80. Harada N, Chiu V, Stewart A. Mobility-related function in
Louis, MO: Elsevier Saunders; 2011:47-83. older adults: assessment with a 6-minute walk test. Arch Phys Med
69. Shammas N. Epidemiology, classification, and modifiable Rehab. 1999;80(7):837-841.
risk factors of peripheral arterial disease. Vase Health Risk 81. King S, Wessel J, Bhambhani Y, Sholter D, Maksymowych W
Manag. 2007;3(2):229-234. The effects of exercise and education, individually or
70. Guo X, Li J, Pang W, et al. Sensitivity and specificity of combined, in women with fibromyalgia. JRheumatol.
anklebrachial index for detecting angiographic stenosis of 2002;29(12):2620-2627.
peripheral arteries. Circ J. 2008;72(4):605-610. 82. Pohl P, Duncan P, Perera S, et al. influence of stroke-related
71. Carom G, Mandill A, Nascimento B, et al. Can we measure impairments on performance in 6 minute walk test. I Rehabil
the ankle-brachial index using only a stethoscope? a pilot Res Dev. 2002;39:439-444.
study. Fam Pract. 2009;26(1):22-26. 83. Pan A, Stiell I, Clement C, Acheson J, Aaron S. Feasibility
72. Borg G. Psychophysical bases of perceived exertion. Med Sci of a structured 3-minute walk test as a clinical decision tool for
Sport Exer. 1982;14(5):377-381. patients presenting to the emergency department with
73. Kendrick K, Baxi S, Smith R. Usefulness of the modified 0-10 acute dyspnea. EmergMed J. 2009;26(4):278-282.
Borg scale in assessing the degree of dyspnea in patients with 84. Leung A, Chan K, Sykes K, Chan K. Reliability, validity,
COPD and asthma. JEmergNurs. 2000;26(3):216-222. and responsiveness of a 2-min walk test to assess exercise
74. Wilson R, Jones P. Long-term reproducibility of Borg scale capacity of COPD patients. Chest. 2006;130(1):119-125.
estimates of breathlessness during exercise. Clin Sci. 85. Crapo R, Casaburi R, Coates A, et al. ATS statement: guidelines
1991;80: 309-312. for the six-minute walk test. Am J Respir Crit Care Med.
2002;166: 111-117.
BAB 8
Pemeriksaan Integumen
ISI BAB
Pendahuluan Faktor Risiko untuk Perkembangan Identifikasi Ulkus Neuropati
Pemeriksaan Kulit Ulkus Tekan (Dekubitus) PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Lokasi Umum Ulkus Tekan KONSEP DASAR
KONSEP DASAR PROSEDUR UNTUK MENGIDENTI- Neuropati Diabetes
SKRINING INSPEKSI KULIT FIKASI ULKUS TEKAN POTENSIAL Diabetes dan Penyakit Pem-
Warna DAN AKTIF buluh Darah
Suhu Identifikasi Area Berisiko PROSEDUR UNTUK MENGIDEN-
Tekstur Klasifikasi Ulkus Tekan TIFIKASI ULKUS NEUROPATI
Kelembapan Identifikasi Ulkus Pembuluh DAN ULKUS DIABETES AKTIF
Turgor Darah Observasi dan Palpasi
Edema dan Efusi PENDAHULUAN Pemeriksaan Sensori
Skrining untuk Malignansi Kulit KONSEP DASAR Pemeriksaan Pembuluh Darah
SKRINING INSPEKSI RAMBUT Insufisiensi Arteri Perifer
DAN KUKU Insufisiensi Vena Penjelasan dan Klasifikasi
Rambut PROSEDUR UNTUK MENGIDENTI- Luka Diabetes
Kuku FIKASI INSUFISIENSI PEMBULUH Luka Lain dan Luka Bakar
TANDA INFLAMASI DAN IN- DARAH PENDAHULUAN
FEKSI Asesmen Nadi Perifer KONSEP DASAR
Identifikasi Ulkus Tekan Waktu Pengisian Vena Robekan Kulit
PENDAHULUAN Capillary Refill Time Luka Bedah
KONSEP DASAR Ankle-Brachial Index dan Toe- Luka Bakar
Brachial Index Rangkuman Bab
Pitting Edema

145
146 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PENDAHULUAN
Daftar kondisi dan proses penyakit yang memengaruhi kulit sangat
banyak. Sekitar sepertiga populasi penduduk di Amerika Serikat
mengalami gangguan kulit yang memerlukan perhatian medis.1 Ada
penyakit kulit, seperti psoriasis, rosacea, eksim, dermatitis, dan kanker
kulit. Terdapat kondisi sistemik atau neuropati yang mendasari yang
memengaruhi integritas kulit, seperti skleroderma, lupus eritematosis
sistemik, penyakit pembuluh darah perifer, dan diabetes. Terdapat
proses infeksius yang umum pada kulit, seperti selulitis, infeksi bakteri,
dan infeksi jamur. Juga terdapat faktor eksternal yang dapat merusak
kulit, seperti tekanan yang lama, insisi bedah, luka bakar kimia atau
termal, dan zat yang menembus dalam tubuh (peluru, kaca, pisau, dan
sebagainya).

Sebagian besar individu yang mengalami penyakit kulit utama bab ini adalah memberikan informasi tentang
dilihat oleh praktisi medis lain, terutama der­ma­tologis. berbagai kondisi dan proses penyakit yang umumnya
Fisioterapis terutama menjadi terlibat dalam pe­rawat­an terdapat di tatanan fisioterapi yang dapat diidentifikasi
integumen ketika terdapat luka. Seperti beberapa melalui observasi dan pemeriksaan integumen. Saat ini,
fisioterapis yang khusus dalam manajemen kondisi pemeriksaan atau tin­dak­an spesifik dilakukan untuk mem­
ortopedi, neurologi, atau kardiopulmonal, juga terdapat perkuat atau me­negaskan kecurigaan pada kondisi yang
fisioterapis yang khusus dalam perawatan luka. Peme­ mendasari. Ketika hal ini terjadi, pengujian akan
riksaan dan manajemen luka memerlukan keteram­pilan menjelaskan atau dapat dianjur­kan jika telah dibahas dalam
khusus, diskusi tentang hal ini diluar lingkup buku ini. bab lain.
Bab ini dirancang untuk membantu Anda mengenali Terdapat sejumlah istilah spesifik untuk integumen
abnormalitas kulit yang dapat merupakan tanda penyakit dan disfungsinya. Meskipun beberapa istilah dijelaskan
yang lebih umum atau, jika terdapat luka, untuk mengenali secara singkat didalam teks, referensi terhadap definisi
jenis luka dan kemungkinan penyebab yang mendasari. berikut ini dapat membantu.
Pemeriksaan dasar integumen meliputi inspeksi • Blanching (pucat). Menjadi putih;pucat hingga ting­
kulit, rambut, dan kuku dan juga asesmen semua area kat terparah.
yang terancam mengalami kerusakan kulit atau telah • Cellulitis (selulitis). Infeksi bakteri pada jaringan ikat
meng­alami kerusakan kulit. Tampilan dan kualitas inte­ kulit.
gumen dapat sangat mengindikasikan kesehatan umum • Erythema (eritema). Kemerahan kulit yang disebab­
seseorang.1 Dengan demikian, semua klinisi harus me­ kan oleh peningkatan vasodilatasi lokal.
miliki pemahaman dasar tentang tampilan normal dan • Exudate (eksudat). Akumulasi cairan dalam bantalan
fungsi kulit dan juga latar belakang pengetahuan tentang luka; campuran kadar protein dan sel yang tinggi.
proses fisiologis abnormalitas yang dapat bermanifestasi • Fibrin (fibrin). Protein nonglobular berwarna putih
melalui disfungsi integumen. Individu dapat mengalami yang diperlukan untuk pembekuan darah.
luka karena sejumlah alasan, dan teknik pemeriksaan • Granulation tissue (jaringan granulasi). Matriks
tambahan (seperti lingkup gerak sendi, kognisi, kekuatan, seperti jel pada jaringan ikat yang mengandung
dan faktor psikososial) biasanya diperlukan. banyak pembuluh darah dengan epithelial buds
Bab ini sedikit berbeda dari bab lain di Bagian II yang “berwarna merah daging” di bumbungan luka
menggunakan “oberservasi dan inspeksi” (pada riwayat (wound bed) yang baru sembuh.
pasien yang utuh) sebagai alat pemeriksaan primer. • Hemosiderin staining (pewarnaan hemosiderin).
Informasi yang dikumpulkan dari wawancara pasien dan Warna ungu tua kecokelatan pada kulit akibat
observasi visual mengarahkan ke hipotesis potensial kondisi penumpukan pigmen yang mengandung besi yang
yang mendasari. Kemudian, hipotesis ini mengarah ke berasal dari hemoglobin melalui disintegrasi sel
keputusan klinis tentang teknik asesmen yang diperlukan darah merah.
untuk menguji hipotesis ini. Dengan demikian, fokus • Induration (indurasi). Edema tegas dengan tepi yang
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 147

dapat dipalpasi/dapat ditentukan. daring. Menyadari bahwa Anda mungkin perlu memo­
• Infection (infeksi). Invasi dan pembelahan diri difikasi posisi atau teknik standar untuk mengakomodasi
mikroorganisme yang mampu menghancurkan dan pasien, karena alasan apa pun yang, tidak dapat dikaji
menginvasi jaringan, disertai dengan gejala lokal meng­guna­kan cara yang biasa. Sama pentingnya untuk
atau sistemik. memaha­ mi bahwa setiap fisioterapis memiliki
• Inflammation (inflamasi). Reaksi pertahanan pada preferensinya sendiri dalam melakukan teknik sehingga
cedera jaringan yang melibatkan peningkatan aliran Anda mungkin mengamati sedikit variasi tentang
darah setempat dan permeabilitas kapiler yang melakukan prosedur pemeriksaan yang sama (sedikit
memfasilitasi penyembuhan luka normal. sama) karena dilakukan oleh berbagai klinisi yang berbeda.
• Lipodermatosclerosis (lipodermatosklerosis). Kon­disi Setelah pembahasan setiap kategori disfungsi
yang ditandai dengan perubahan progresif pada kulit integumen adalah segmen “Prioritas atau Tidak berguna”
dan jaringan subkutan pergelangan kaki dan tungkai yang memberikan ringkasan kapan teknik asesmen
bawah pada individu yang mengalami insufisiensi tertentu harus dilakukan atau tidak dilakukan. Seperti
vena; ditandai dengan penebalan fibrosis kulit yang telah dijelaskan sebelumnya, sama pentingnya untuk
disertai pewarnaan hemosiderin. mengetahui kapan suatu pengujian atau pengukuran perlu
• Maceration (maserasi). Pelunakan kulit utuh akibat dilakukan atau tidak. Terdapat banyak situasi yang akan
pajanan yang lama terhadap cairan. membuat Anda meletakkan pengujian dalam kategori
• Necrotic (nekrotik). Mati; pada luka, devitalisasi “mungkin dilakukan”. Hal tertentu yang Anda temukan
jaringan yang sering kali menempel pada bantalan di bagian lain pengujian Anda dapat mengubah peme­
luka riksaan tersebut menjadi kategori “prioritas” atau “tidak
• Pallor (palor). Kurang warna; pucat berguna”. Pertimbangkan rujukan pasien ke fisioterapis
• Purulent drainage (drainase purulen). Drainase luka dengan diagnosis skiata tungkai kiri. Pada awalnya,
berwarna kuning tipis, hijau atau cokelat yang sering melakukan inspeksi kulit ekstremitas bawah secara me­
kali berbau, biasanya merupakan tanda infeksi. nyeluruh dan asesmen pembuluh darah perifer dapat
• Serosanguinous (serosanguinosa). Kombinasi draina­ dibagi menjadi kategori “mungkin dilakukan” atau “tidak
se serosa dan darah (cairan serosa menjadi berawana berguna”. Akan tetapi, ketika menguji refleks tendon
merah muda). Achiles Anda juga mengoservasi perubahan kulit tungkai
• Serous drainage (drainase serosa). Cairan encer yang bawah yang menjadi masalah dan luka terbuka kecil di­
jernih atau kuning bawah maleolus medial. Hal ini meningkatkan kekhawatir­
• Sinus tract (jalur sinus). Jalur yang dapat meluas di an Anda untuk kemungkinan perubahan pembuluh darah
semua arah dari permukaan luka; menyebabkan perifer dan secara cepat mengubah asesmen pembuluh
ruang mati dengan kemungkinan pembentukan darah perifer dan integritas kulit kedalam kategori
abses. “prioritas”.
• Slough (kelongsong). Jaringan nekrotik yang lepas Bagian akhir setiap bagian memberikan contoh
dan berserabut. kasus sederhana yang berkaitan dengan topik bagian dan
• Trophic. Perubahan kulit yang terjadi akibat juga contoh dokumentasi untuk setiap contoh kasus dalam
ketidakadekuatan sirkulasi, berupa rambut rontok, format catatan SOAP (silakan lihat Lampiran jika Anda
penipisan kulit, dan kuku rapuh. tidak familier dengan semua singkatan atau simbol yang
• Tunneling. Kerusakan jaringan disepanjang batas digunakan). Pengalaman penulis bahwa mahasiswa yang
luka di dekat area yang dapat meluas secara paralel baru mengenal proses pemeriksaan mudah kewalahan oleh
ke permukaan kulit atau lebih dalam ke tubuh. studi kasus besar yang memberikan lebih banyak informasi
• Undemining. Area jaringan dibawah tepi luka yang dibandingkan pembelajar baru yang dapat bersifat kom­
menjadi erosi; menyebabkan luka yang besar pre­hensif. Dengan demikian, kasus memberikan cukuup
dibawah lubang luka yang lebih kecil. informasi untuk memberi Anda gambaran yang jelas
tentang pasien dan pemeriksaan atau tindakan tertentu.
Terdapat gambar guna membantu Anda belajar
Informasi yang lain (hasil pemeriksaan dan tindakan lain
meng­ identifikasi berbagai jenis disfungsi integumen.
yang tepat) ditinggalkan agar membantu Anda fokus pada
Selain itu, video beberapa pengujian dan pengukuran yang
satu pemeriksaan.
didiskusikan dalam bab ini dapat Anda temukan secara
148 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 1: Pemeriksaan Kulit


PENDAHULUAN 8-1). Kombinasi ketiga lapisan tersebut dari ketebalan 0,5
milimeter (kelopak mata) hingga 6,0 milimeter (per­
Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, mukaan plantar kaki).2 Berikut ini merupakan penjelasan
sekitar 16% berat badan tubuh.1,2 Fungsi kulit yang paling komposisi dasar dan fungsi setiap lapisan.
penting adalah melindungi jaringan dan struktur terdalam Epidermis tersusun atas lima sublapisan yang ter­
dari lingkungan sekitar. Ketika kulit utuh dan sehat, dapat utama mengandung keratinosit, melanosit, sel Langerhans,
mengendalikan evaporasi dan kehilangan cairan, mem­ dan sel Merkel. Lapisan terluar, stratum korneum, hampir
berikan insulasi terbaik terhadap kehilangan panas, melin­ seluruhnya terdiri atas keratinosit mati; lapisan terdalam
dungi tubuh dari bahaya eksternal, dan memungkinkan , membran basalis, merupakan penyaring selektif untuk
sejumlah fungsi sensori.3 Kulit juga memiliki sifat anti­ zat yang bergerak antara dermis dan epidermis. Lapisan
bakteri yang melindungi dari infeksi dan memainkan epidermis merupakan tempat terjadinya difusi melintasi
peran penting dalam produksi vitamin D yang diperlukan membran basailis untuk suplai nutrien karena banyak
untuk kesehatan tulang.3,4 Pada adanya penyakit, tampilan mengandung pembuluh darah.5 Fungsi utama epidermis
dan kualitas kulit sering kali berubah dan mungkin adalah sebagai berikut.2
menjadi indikator pertama penyakit. Hal ini mungkin 1. Menjadi hambatan/barier fisik dan kimia
sangat sedikit atau sedikit nyata. Dengan demikian, 2. Mengatur cairan dan suhu
pemeriksaan kulit sepintas (minimal) harus menjadi
3. Memberikan sensasi sentuhan ringan (sel Merkel)
bagian dari sebagian besar pemeriksaan fisioterapi.
4. Membantu produksi vitamin D
5. Membantu ekskresi
KONSEP DASAR 6. Berkontribusi pada tampilan kosmetik dan citra diri
Kulit memiliki tiga lapisan utama, yaitu epidermis, dermis, Dermis merupakan lapisan kulit paling tebal dan
dan jaringan subkutan yang mendasari (lihat GAMBAR tersusun atas dua sublapisan, yaitu dermis papiler (yang

Rambut

Epidemis

Kelenjar Kulit
sebasea

Otot Arrektor
pili Dermis

Folikel rambut
Vena

Arteri
Hipodermis
(jaringan subkutan)

Lemak Kelenjar keringat


Saraf

GAMBAR 8-1 Lapisan kulit.


BAB 8 Pemeriksaan Integumen 149

merupakan lapisan tipis dan lapisan yang inferior yang dengan sangat sedikit gerakan. Karena alasan tersebut
menjangkarkan ke membran basalis epidermis) dan dermis dan alasan lainnya, insidens ulkus tekan pada tatanan
retikular. Berisi kolagen, elastin, makrofag, sel mas, korpus ini sangat tinggi.8 Dengan demikian, pasien harus
Meissner, ujung saraf bebas, dan pembuluh darah limfe dilakukan skrining secara sering untuk setiap tanda
superfisial.2,6 Pada sistem yang sehat, lapisan ini banyak gangguan integumen, tanpa mempertimbang­ kan
mengandung pembuluh darah, mengandung kelembapan diagnosis mereka.
yang banyak, dan cukup elastis dan lembut. Fungsi utama • Pada tatanan rawat jalan, frekuensi bertemu dengan
dermis adalah sebagai berikut:2 kondisi yang berkaitan dengan integumen sangat
1. Memberi sokongan dan nutrisi bagi epidermis beragam. Pada beberapa fasilitas, hal ini hanya dapat
2. Membantu pengaturan suhu terjadi ketika melihat pasien untuk rehabilitasi
3. Memberikan beberapa pengendalian terhadap inf­ pascaoperasi setelah bedah elektif (seperti artroplasti
eksi lutut total atau perbaikan tendon manset rotator
4. Memberikan sensasi (korpus Meissner dan ujung [rotator cuff]). Pada fasilitas rawat jalan lain, terutama
saraf bebas). yang berafiliasi dengan rumah sakit, pasien sering
kali muncul dengan luka atau kondisi yang memiliki
Dermis juga merupakan tempat yang dikenal sebagai
risiko tinggi terjadinya luka.
anggota tambahan kulit. Hal ini meliputi rambut, kuku,
dan kelenjar.7 Asal tambahan ini (folikel rambut, bantalan Ketika melakukan skrining kondisi kulit dan inte­
kuku, dan kelenjar) adalah dermis, melalui semua jalan gritas terdapat beberapa karakteristik yang dapat diases­
keluar melalui epidermis. Karena sejumlah proses penyakit men. Seperti semua pengujian dan pemeriksaan lain yang
menyebabkan perubahan pada rambut dan kuku, kualitas dibahas dalam buku ini, keputusan untuk melakukan
normal dan abnormal struktur ini dijelaskan kemudian. teknik inspeksi ini harus memiliki dasar klinis. Dengan
Jaringan subkutan tersusun atas jaringan adiposa, fasia, kata lain, pilihan kapan untuk menggunakan sedikit atau
dan beberapa pembuluh limfatik.1,7 Lapisan ini, terkadang semua teknik ini harus berdasarkan pada bukti klinis. Hal
dikenal sebagai hipodermis, sangat kaya pem­buluh darah dan ini dapat berupa informasi yang dikumpulkan dari wawan­
juga berisi struktur sensori (sel Pacinian dan ujung saraf cara pasien, pengetahuan faktor risiko yang dimiliki
bebas) yang mendeteksi dingin dan tekanan.6 Fungsi utama pasien, atau hasil observasi atau pemeriksaan lain. Pertim­
jaringan subkutan adalah menyo­kong lapisan kulit yang bang­kan dua pasien yang dirujuk ke fisioterapi dengan
mendasari, memberi bantalan untuk struktur yang men­ diagnosis tendinitis manset rotator. Pertama merupakan
dasari (terutama penonjolan tulang), dan memungkinkan individu yang tampak sehat yang melaporkan tingkat
gerakan atau pergesaran kulit selama kekuatan yang curam.1,2 aktivitas tinggi, tidak ada faktor risiko, dan menunjukkan
tidak ada masalah. Pasien ini tidak memerlukan skrining
integumen lebih dari observasi normal kulit di area bahu.
SKRINING INSPEKSI KULIT Pasien kedua merupakan pasien yang kurang gerak dan
Asesmen Anda tentang disfungsi kulit dimulai dengan obesitas, melaporkan riwayat lama merokok dan nutrisi
Tinjauan Sistem selama wawancara pasien dengan yang buruk, dan diketahui memiliki penyakit jantung.
pertanyaan yang diarahkan ke tahi lalat baru atau berubah, Karena sejumlah faktor risiko yang ada untuk terjadinya
perubahan kulit yang tidak dapat dijelaskan, dan area kulit ulkus pembuluh darah (yang terjadi pada ekstremitas
yang tampak tidak sembuh. Selama pemeriksaan fisik, bawah distal), pasien ini harus secara otomatis dilakukan
derajat kulit pasien yang harus diinspeksi akan sangat ber­ skrining untuk integritas kulit di bawah lutut (minimal),
gantung pada diagnosis yang ditampilkan, tatanan, adanya meskipun kondisi fisioterapi berkaitan dengan bahu.
komorbiditas, dan tingkat kesehatan pasien. Pertimbang­ Pasien harus dinilai secara utuh selama pemeriksaan fisio­
kan contoh berikut ini berdasarkan pada beberapa tatanan terapi, tidak hanya pada diagnosis utamanya saja.
fisioterapi yang umum. Kualitas dan karakteristik berikut ini harus diasesmen
• Pada tatanan perawatan akut, pasien pascaoperasi selama inspeksi kasar kulit pasien.
akan memerlukan inspeksi insisi pembedahan.
Pasien dengan penyakit atau cedera yang mengalami
pembatasan gerakan dan aktivitas harus dikaji untuk
Warna
pembentukan awal ulkus tekan. Warna kulit sangat berbeda di antara individu, tetapi
• Pada tatanan subakut atau jangka panjang, banyak relatif sama seluruh tubuh. Pada individu yang berkulit
pasien berada pada kondisi kesehatan yang buruk gelap, mungkin lebih sulit untuk melihat perubahan
dan memiliki tingkat aktivitas yang sangat rendah. dalam hal warna kulit, tetapi inspeksi yang cermat dapat
Pasien banyak menghabiskan waktunya dengan menunjukkan perubahan yang tidak ketara. Bandingkan
berbaring di tempat tidur atau duduk di kursi roda warna kulit distal ke proksimal (mis., warna pada area
150 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

pergelangan kaki versus warna di tingkat paha tengah) dan yang sangat kasar.7 Jaringan parut dari trauma sebelumnya
juga sisi ke sisi. Beberapa temuan umum yang berkaitan dapat menyebabkan perubahan tekstur kulit. Suatu
dengan perubahan pada warna kulit dijelaskan berikut ini. kondisi yang disebut lipodermatosklerosis, penebalan fibro­
• Pewarnaan hemosiderin. Penggelapan cokelat-merah sis secara bertahap pada kulit di pergelangan kaki dan
pada kulit, biasanya di ekstremitas bawah distal. Hal tungkai distal merupakan tanda klasik insufisiensi vena
ini terjadi akibat penumpukan pigmen yang me­ kronik. Skleroderma, penyakit autoimun, juga menyebab­
ngandung besi yang berkumpul di jaringan lokal, kan fibrosis, atau pengerasan, kulit (dan juga dapat
paling sering akibat insufisiensi vena.9 mengenai banyak organ).
• Sianosis. Warna kebiruan, sering kali dilihat di jari ta­
ngan dan kaki (terutama di kuku). Sianosis semen­tara
dapat disebabkan oleh sesuatu yang sederhana seperti Kelembapan
pasien kedinginan (darah yang kaya oksigen secara Kulit umumnya memiliki kuliatas sedikit lembap. Kulit
otomatis diarahkan ke inti tubuh). Penyebab yang yang sangat kering dapat mengindikasikan hipotiroidis­
lebih serius dari sianosis, yang dapat tampak di bibir, me.7 Insufisiensi arteri kronik juga menyebabkan kulit
mukosa oral, dan lidah, berupa penyakit paru lanjut, kering, terutama pada ekstremitas bawah distal.9 Kulit
penyakit jantung, dan abnormalitas hemo­globin.7 yang sangat lembap dapat merupakan tanda ansietas atau
• Ikterik. Kuning difus pada kulit, juga tampak pada kondisi yang disebut hiperhidrosis (kelebihan keringat,
sklera (bagian putih) mata dan terkadang pada meskipun pada suhu yang dingin).11
membran mukosa. Ikterik merupakan tanda umum
penyakit hati kronik, tetapi juga dapat diobservasi
pada berbagai penyakit hemolitik (penyakit yang Turgor
disebabkan oleh kerusakan sel darah merah).1 Turgor merupakan pengukuran elastisitas kulit dan status
• Eritema. Warna kemerahan yang mengindikasikan hidrasi individu.7 Untuk memeriksa turgor pasien, cubit
peningkatan aliran darah dalam lapisan dermal dan kulit secara lembut pada aspek dorsal tangan. Tarik sedikit,
hipodermal kulit.7 Eritema dapat diobservasi pada kemudian lepaskan (lihat GAMBAR 8-2). Jika kulit
kasus infeksi, inflamasi, reaksi alergi, atau radiasi. memerlukan waktu lebih dari 3 detik kembali ke normal,
Area kemerahan kulit dapat memucat, yang berarti hal ini sangat mengindikasikan bahwa pasien memiliki
tekanan diberikan, sesaat setelah tekanan dilepaskan tingkat dehidrasi sedang hingga berat.12
di area (biasanya dengan satu atau dua jari) harus,
melepaskan tekanan, tam­pak sangat pucat sebelum
kembali ke warna asal. Area kemerahan yang tidak Edema dan Efusi
memudar sangat meng­indikasikan ulkus tekan yang Edema dan efusi mengindikasikan kelebihan cairan di
akan terjadi dan harus ditangani segera.10 bawah lapisan kulit, asesmen untuk adanya edema dan
efusi harus dilakukan ketika menginspeksi kulit. Lihat bab
Suhu 7 untuk informasi tentang edema dan efusi.

Perubahan suhu sangat berkaitan dengan aliran darah.


Peningkatan aliran darah menghasilkan suhu yang tinggi Skrining untuk Malignansi Kulit
sedangkan penurunan aliran darah menye­babkan suhu yang Satu dari setiap tiga kanker baru didiagnosis di Amerika
rendah. Asesmen lokal suhu kulit paling baik dikaji Serikat adalah kanker kulit. Kebanyakan kanker ini adalah
menggunakan aspek dorsal tangan atau jari Anda.
Perbandingan suhu di setiap sisi dan area proksimal dengan
distal dapat dilakukan. Peningkatan suhu dapat merupakan
tanda infeksi atau inflamasi, se­dangkan suhu yang lebih
dingin dapat meng­indikasi­kan penurunan sirkulasi lokal
(seperti pada oklusi arteri).9

Tekstur
Tekstur berkaitan dengan kualitas rabaan kulit. Contoh
adalah “halus” dan “kasar”. Individu yang meng­ alami
hipertiroid kronik dapat memiliki tekstur kulit yang
lembut atau seperti beludru, sedangkan yang mengalami
hipo­tiroidisme dalam waktu lama dapat memiliki kulit GAMBAR 8-2 Pemeriksaan turgor.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 151

KOTAK 8.1 Tanda Bahaya Karsinoma Sel Skuamosa

>> Luka terbuka yang berdarah, mengeluarkan darah, atau krusta dan tetap terbuka selama beberapa ming­
gu, tampak sembuh, kemudian mulai berdarah lagi
>> Bercak kemerahan atau area yang mengalami iritasi yang dapat memiliki kerak atau terasa gatal.
>> Benjol atau nodul mengkilat dan seperti mutiara berwarna merah muda, merah, atau putih (dapat cokelat
pucat, cokelat, atau hitam pada individu berkulit gelap)
>> Pertumbuhan merah muda dengan sedikit batas yang meningkat dan menggulung dengan indentasi krusta
di tengah
>> Area seperti parut yang berwarna putih, kuning, atau lilin dengan batas yang buruk dan dengan kulit yang
tampak mengkilat dan tegang.
Data dari Skin Cancer Foundation. The five warning signs of basal cell carcinoma; 2012. Tersedia di www.skincancer.org/skin-cancer-information. Diakses
30 Mei, 2012.

(a) (b)

GAMBAR 8-3 (a) Karsinoma sel basal. (b) Karsinoma sel skuamosa.

karsinoma sel basal (lihat KOTAK 8-1), dengan diper­ memiliki kedalaman kurang dari 1,0 milimeter. Lesi mengalami peningkatan
kirakan sebanyak 3,5 juta kasus baru setiap tahun.13 kedalaman hingga mencapai saluran limfatik (sekitar kedalaman 4,0)
Deteksi dini memberikan kesempatan terbaik untuk terapi berkorelasi terhadap hanya 40% kesempatan kesintasan 5 tahun.13
yang tepat. Karsinoma sel basal dan sel skuamosa (lihat
GAMBAR 8-3) merupakan karsinoma yang dapat di­
tangani dan memiliki lebih dari 95% kesempatan sembuh
jika dideteksi secara dini.13,14
Melanoma maligna, bentuk lain kanker kulit, me­
rupakan penyebab kematian akibat kanker kulit paling
banyak (lihat GAMBAR 8-4). Membentuk melanosit di
epidermis dan dapat menyebar secara cepat ke sistem limfa
dan organ internal. Insidens melanoma maligna sangat
meningkat di Amerika Serikat, terutama di antara individu
dengan kulit terang. Melanoma tidak umum seperti
karsinoma sel basal, insidensnya sekitar 77.000 kasus baru
didiagnosis setiap tahun dan juga lebih dari 9.000
kematian setiap tahun.13 Dengan demikian, deteksi dini
penting untuk kesempatan terbaik terapi yang berhasil.
Diantara pasien yang mengalami melanoma superfisial, angka kesintasan
lebih dari 95% untuk lesi yang terdeteksi ketika tidak ada ulserasi dan GAMBAR 8-4 Melanoma maligna.
152 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 8-1 Metode A-B-C-D-E Skrining untuk Melanoma


Karakteristik Jenis Tahi Lalat Melanoma

A – Asymmetry (asimetri) Biasanya simetris (bulat atau oval) Biasanya asimetris

B – Border (batas) Batas reguler, halus, dan tegas Batas buruk, tinggi, samar

C – Color (warna) Warna sama yang biasanya cokelat atau berbagai Warna tidak sama; campuran warna, terutama
bayangan cokelat hitam, merah, dan biru

D – Diameter (diameter) Diameter biasanya 6 mm atau kurang (ukuran Diameter biasanya lebih dari 6 mm
umum penghapus pensil)

E – Evolution (evolusi) Biasanya tidak berubah ketika mencapai ukuran Dapat terus tumbuh dan berubah (bentuk, warna,
tertentu (≤ 6 mm) elevasi) setiap waktu

Data dari Bickley L. The skin, hair, and nail. In: Bates’s Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams &
Wilkins; 2007:121-131; and Guibert P, Mollat F, Ligen M, Dreno B. Melanoma screening: report of a survey in occupational medicine. Arch Dermatol.
2000; 136:199-202.

Penting untuk mampu membedakan antara tahi (seperti pada tipe kebotakan umum pada pria) atau
lalat yang umum, tidak berbahaya dan berpotensi menjadi mengindikasikan penyakit, seperti disfungsi tiroid atau
lesi maligna. Fisioterapis dapat berperan penting dalam defisiensi besi. Terminal hair sering kali menjadi tipis dan
mengidentifikasi lesi kulit yang berpotensi maligna dan kasar dengan kondisi hipotiroidisme sedangkan
melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien tentang hipertiroidisme menyebabkan rambut menjadi sangat
perlunya mencari evaluasi medis jika terdapat temuan halus. Rambut yang kering, rapuh, dan kusam dapat
yang menimbulkan kekhawatiran. TABEL 8-1 memberi­ menunjukkan malnutrisi.1,7 Lanugo merupakan
kan penjelasan metode A-B-C-D-E dalam melakukan pertumbuhan rambut halus, lembut, “bulu halus berwarna
skrining tahi lalat untuk kemungkinan melanoma. Hal ini persik” pada wajah dan tubuh individu yang mengalami
merupakan metode terpercaya dan valid15-17 yang di­ anoreksia nervosa. Hal ini merupakan usaha tubuh untuk
rekomendasi oleh American Cancer Society.13 Skrining meningkatkan retensi panas sebagai respons terhadap
dianggap positif (artinya lesi harus diperiksa oleh dokter) kehilangan lemak tubuh.20 Hirsutisme merupakan kondisi
jika satu atau lebih kriteria dipenuhi, meskipun kriteria khusus yang ditemukan pada wanita yang memiliki
warna, diameter, dan evolusi dianggap menjadi kriteria pertumbuhan rambut yang berlebihan dan kasar di
paling prediktif untuk melanoma.15,18,19 punggung, wajah, dan dada (area normal pertumbuhan
rambut laki-laki dewasa). Keparahan kondisi ini dapat
SKRINING INSPEKSI RAMBUT DAN beragam dan terutama akibat dari ketidakseimbangan
hormon (terutama androgen).21
KUKU
Pemeriksaan rambut dan kuku dapat memberikan pan­
Kuku
dang­an tentang keseluruhan kesehatan pasien dan adanya
kondisi yang mendasari (biasanya kronik). Kuku jari tangan dan jari kaki tersusun atas keratin keras22
(yang berbeda dengan rambut yang tersusun atas keratin
Rambut lunak).23 Inspeksi kuku pasien dapat memberikan
informasi penting tentang kesehatan secara keseluruhan,
Rambut dan kulit kepala dapat dievaluasi untuk adanya karena banyak penyakit sistemik dan defisiensi nutrisi
lesi kulit (seperti yang dijelaskan sebelumnya) atau yang mengganggu pertumbuhan dan tampilan kuku.1
perubahan dalam tekstur, kuantitas, dan kualitas rambut. Observasi umum kuku harus mencakup asesmen
Vellus hair merupakan rambut yang pendek, halus, relatif kelenturan, bentuk, tekstur, dan warna. Kuku harus
tidak berpigmen, dan secara umum tidak menyolok mata fleksibel memiliki bentuk busur yang seragam, memiliki
(mis., rambut halus di lengan atau dahi). Terminal hair tekstur permukaan yang halus, dan memiliki lempeng
merupakan rambut yang lebih kasar, lebih tebal, dan kuku berwarna merah muda yang sama. TABEL 8-2 dan
berpigmen (mis., rambut kulit kepala, alis mata).7 Rambut GAMBAR 8-5 menuliskan beberapa abnormalitas kuku
pada kulit kepala mudah menutupi berbagai lesi kulit dan yang umum dan kaitannya dengan kondisi yang mendasari.
harus diinspeksi jika lesi yang mengkhawatirkan Abnormalitas yang diobservasi hanya pada satu kuku lebih
ditemukan pada area lain kulit. Alopesia merupakan mengindikasikan cedera sebelumnya pada bantalan kuku
kondisi kerontokan rambut yang dapat bersifat benigna yang berbeda dengan kondisi sistemik.24
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 153

TABEL 8-2 Abnormalitas Kuku yang Dapat Mengindikasikan Penyakit yang Mendasari
Potensial yang Berkaitan dengan
Temuan Kuku Penjelasan Tampilan Kondisi Sistemik Tampilan

Beau Line Lekuk atau pendangkalan ●● Infeksi


yang tampak secara ●● Defisiensi protein
horizontal melintasi kuku. ●● Penyakit metabolik
●● Hipotiroidisme
●● Kemoterapi
●● Alkoholisme

Gambar 8-5a
Mee’s bands Garis putih tipis yang ●● Kemoterapi
membentang secara ●● Gagal ginjal
horizontal melintasi kuku. ●● Keracunan arsenik
●● Pembedahan terbaru

Gambar 8-5b
Linday’s Nail Setengah proksimal kuku ●● Gagal ginjal kronik
berwarna putih sedangkan
setengan distal berwarna
merah muda.

Gambar 8-5c
Terry’s nail Bantalan kuku putih yang ●● Sirosis hati
memanjang dengan ●● Gagal jantung
kedalaman 1-2 mm distal ●● Diabetes tipe 2
batas kuku

Gambar 8-5d
Kuku sendok Lengkung normal kuku ●● Anemia defisiensi besi
membalik, menghasilkan ●● Defisiensi vitamin B12
bentuk seperti mangkuk.

Gambar 8-5e

(berlanjut)
154 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

TABEL 8-2 Abnormalitas Kuku yang Dapat Mengindikasikan Penyakit yang Mendasari (lanjutan)
Kuku tabuh Dasar kuku dan bantalan ●● Penyakit jantung kronik
kuku menjadi bentuk seperti ●● Fibrosis kistik
kubah (secara vertikal dan ●● Penurunan oksigen
horizontal) dan falang distal ●● Penyakit paru kronik (terutama kanker
menjadi bulat. paru)

Gambar 8-5f
Kuku berlesung Adanya indentasi acak kecil ●● Psoriasis
diseluruh kuku.

Gambar 8-5g
Kuku kuning Bantalan kuku berwarna ●● Bronkitis kronik
kuning (jauh/berbeda dari ●● Penyakit hati
pewarnaan lempeng kuku
yang dapat akibat dari
merokok).

Gambar 8-5h
Data dari Fawcett R, Linfford S, Stulberg D. Nail abnormalities: clues to systemic disease. Am Fam Physician. 2004:69:1417-1424; Herzberg A. Nail
manifestations of systemic diseases. Clin Podiatr Med. 2004;21(4):631-340; Swartz M. The skin. In: Textbook of Physical Diagnosis: History and Examination.
6th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2010:137-195; and Bickley L. The skin, hair, and nails. In: Bates’s Guide to Physical Examination and History
Taking. 9th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:121-131

TANDA INFLAMASI DAN INFEKSI pelindung yang paling umum dan biasanya kebutuhan
minimum ketika bekerja dengan kulit terbuka. Sarung
Sisa bab ini menjelaskan berbagai jenis luka yang dapat tangan bertindak sebagai barier pelindung yang mencegah
Anda temui di tatanan klinis. Salah satu masalah utama perpindahan kontaminan antara tangan Anda dan jaringan
dalam adanya luka adalah pencegahan atau pengenalan dini pasien. Praktik mencuci tangan harus dilakukan sebelum
tanda infeksi. Meskipun masalah infeksi penting diperhati­ dan setelah penggunaan sarung tangan. Jika terdapat risiko
kan setiap kali barier kulit mengalami penurunan, pengen­ percikan cairan, Anda juga harus menggunakan gown dan
dalian infeksi sangat penting dalam luka kulit akut. Semua masker bedah (atau pelindung wajah).
cedera jaringan akan segera mengaktivasi respons inflamasi Terdapat dua jenis teknik yang digunakan dalam
tubuh dan inflamasi merupakan bagian yang diperlukan pemeriksaan dan manajemen luka. Teknik bersih digunakan
dalam proses penyembuhan normal.25 Karena inflamasi ketika mencegah kontaminasi silang diinginkan dan di­
dan infeksi memberikan sejumlah karakteristik umum, lengkapi kotak sarung tangan pemeriksaan, instrumen
penting agar Anda mampu mengenali perbedaan antara yang telah disterilisasi, linen dan perban bersih, dan per­
inflamasi dan infeksi. Infeksi dapat menyebabkan kompli­ alatan disinfeksi. Teknik ini paling sering digunakan di
kasi serius, berupa penyembuhan luka terlambat dan tatanan klinis untuk pemeriksaan dan manajemen luka.
keterlibatan sistemik yang sangat menekankan kebutuhan Teknik steril memerlukan semua benda di sterilisasi (ter­
untuk identifikasi dan intervensi secara dini. TABEL 8-3 utama sarung tangan kemasan, handuk, balutan luka, dan
menuliskan karakteristik umum inflamasi dan infeksi. instrumen) dan hanya boleh benda steril yang berkontak
Ketika terdapat luka, salah satu tujuan paling penting dengan luka pasien. Teknik ini terutama digunakan dalam
adalah mencegah infeksi. Penggunaan peralatan, teknik tatanan perawatan luka spesifik, ketika luka perlu dilaku­
yang tepat, dan sering mencuci tangan merupakan praktik kan debridemen bedah, atau ketika menangani luka besar,
penting yang perlu dilakukan ketika bekerja dengan area luka bakar berat, dan luka pada pasien yang berisiko tinggi
terbuka kulit. Sarung tangan periksa merupakan peralatan mengalami infeksi.26,27
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 155

TABEL 8-3 Perbandingan Karakteristik Inflamasi dan Infeksi

Karakteristik Inflamasi Infeksi

Warna (“Rubor”) ●● Terdapat eritema ●● Terdapat eritema (dapat memiliki lapisan merah
●● Area eritema memiliki batas yang tegas. dari luka hingga ke batas terluar eritema).
●● Area eritema relatif terhadap ukuran dan jenis ●● Area eritema memiliki batas yang tidak jelas.
luka. ●● Area eritema lebih besar dibandingkan harapan
berdasarkan ukuran dan jenis luka.

Suhu(“Calor”) ●● Peningkatan ringan hingga sedang setempat. ●● Peningkatan sedang hingga berat pada suhu
lokal dan sekitarnya.
●● Pasien dapat mengalami febris (mengalami
demam sistemik)

Nyeri (“Dolor”) ●● Nyeri proprosional dengan ukuran dan jenis ●● Nyeri mungkin berlebihan untuk ukuran dan jenis
luka. luka.
●● Nyeri dapat menjalar ke area disekitar luka.

Pembengkakan ●● Pembengkakan ringan hingga sedang. ●● Pembengkakan sedang hingga berat.


(“Tumor”) ●● Pembengkakan relatif terhadap ukuran dan jenis ●● Pembengkakan tidak proporsional terhadap
luka. ukuran dan jenis luka.

Fungsi lokal ●● Dapat mengalami penurunan sementara di area ●● Pasien mengalami penurunan fungsional di luar
luka. area luka (dapat merasa sakit secara umum;
dapat mengalami malaise).

Drainase ●● Seperti yang diharapkan relatif terhadap ukuran ●● Dapat berlebihan atau lebih besar dari harapan
dan jenis luka. terkait ukuran dan jenis luka.
●● Biasanya tipis dan serosa (jernih dengan warna ●● Konsistensi kental, berawan, seperti pus.
kekuningan) dengan sedikit darah. ●● Dapat berwarna putih, kuning, atau hijau.
●● Dapat berbau yang tidak sedap.

Penyembuhan luka ●● Progres melalui tahap normal penyembuhan ●● Penyembuhan luka menurun.
luka. ●● Luka dapat mengalami penambahan ukuran.
●● Jaringan di bantalan luka mengalami tampilan
batu kerikil atau perubahan warna.
●● Jaringan granulasi dapat menjadi berwarna
merah terang.

Data dari Gardner S, Frantz R, Doebbeling B. The validity of the clinical signs and symptoms used to identify localized chronic wound infection. Wound
Repair Regen. 2001;9(3):178-186; Sibbald R, Orsted H, Schultz G, Coutts P, Keast D. Preparing the wound bed 2003; focus on infection and
inflammation. iOstomy Wound Manage. 2003;49(11):24-51; and Myers B. Management of infection. In: Wound Management: Principles and Practice. 2nd
ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:94-122.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika
­ pemeriksaan kulit PRIORITAS riwayat kanker kulit. Skrining untuk adanya infeksi
untuk dilakukan: penting dalam adanya semua luka terbuka, tanpa mem­
pertim­bangkan sumber atau ketajaman.
Inspeksi kulit singkat tepat dalam tatanan akses langsung
ketika melakukan asesmen kesehatan umum. Inspeksi
umum kulit harus dilakukan di semua area tubuh yang di Ketika pemeriksaan kulit TIDAK
asesmen secara klinis. Semua abnormalitas atau masalah BERGUNA untuk dilakukan:
yang disebutkan klien selama wawancara verbal sistem
harus diperiksa. Kulit ekstremitas distal harus diperiksa Jika pasien berada pada kesehatan umum yang baik dan
pada adanya penyakit kardiovaskular atau kondisi tidak menampilkan tanda atau gejala yang mengkha­
sistemik lain yang diketahui menyerang saraf perifer watir­kan yang melibatkan keterlibatan integumen atau
pembuluh darah (seperti diabetes). Inspeksi kulit yang penyakit sistemik yang mendasari, pemeriksaan menye­
hampir menyeluruh tepat dilakukan jika pasien memiliki luruh kulit tidak diperlukan.
156 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS
Anda melakukan evaluasi awal pasien yang merujuk diri Dokumentasi untuk Contoh Kasus
sendiri ke fisioterapi untuk nyeri bahu Ⓡ. Tidak ada
dalam riwayat medis pasien atau tinjauan verbal sistem Subjektif: Pt menunjukkan adanya nyeri bahu Ⓡ pada
yang menjadi masalah untuk gangguan integumen. fisioterapis. Melaporkan tidak ada masalah kesehatan dan tidak
Ketika mengobservasi postur tubuh atas pasien ini, Anda mengetahui adanya tahi lalat di kulit di atas skapula Ⓡ.
menyadari adanya tahi lalat di inferior skapula Ⓡ yang
berwarna hitam dengan area biru dan merah, dengan Objektif: Integumen: Tahi lalat di inferior skapula Ⓡ
diameter sekitar 7 mm, dan bentuk ireguler dengan batas memiliki bentuk ireguler dengan batas tinggi, hitam (bintik
yang tinggi. Pasien menyangkal mengetahui tentang tahi biru dan merah), diameter sekitar 7 mm.
lalat ketika Anda bertanya apakah tahi lalat berubah saat
ini. Anda menyelesaikan pemeriksaan bahu Ⓡ dan Asesmen: Fisioterapis mengkhwatirkan tentang tahi lalat di
kemudian menyarankan agar pasien membuat janji inferior skapula Ⓡ. Bentuk, ukuran, dan warna konsisten
dengan dokter atau dokter kulit untuk memeriksa tahi dengan kemungkinan melanoma berdasarkan pada teknik
lalat. skrining A-B-C-D-E.

Perencanaan: PT menginstruksikan pt untuk bertemu PCP


atau dokter kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut pada tahi lalat
dengan R/O patologi serius. Akan melanjutkan terapi untuk
nyeri bahu Ⓡ seperti yang dituliskan dalam PT POC.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 157

Bagian 2: Identifikasi Ulkus Tekan


PENDAHULUAN sinyal ini berisiko tinggi mengalami cedera jaringan yang
berkaitan dengan tekanan.28
Pentingnya mengidentifikasi ulkus tekan yang akan datang Jaringan lunak dapat tertekan antara permukaan
tidak dapat dibantah. Individu yang berisiko tinggi penyokong dan penonjolan tulang yang mendasari.
mengalami ulkus tekan adalah individu yang dihospita­ Penekanan ini membatasi aliran darah (disebut iskemia)
lisasi atau di fasilitas perawatan jangka panjang dan indivi­ dan menyebabkan penumpukan produk sampah seluler
du yang mengalami cedera medula spinalis.28-30 Individu yang dapat secara cepat menyebabkan kematian jaringan.
lainnya yang berisiko mencakup individu yang terikat Semakin besar tekanan yang diberikan pada jaringan di
tempat tidur (tirah baring) di rumah31 dan juga individu area fokal, semakin cepat terjadi kerusakan jaringan.28
yang mengalami inkontinensia urine atau alvi.30,32 Individu Banyak jaringan yang lebih dalam, terutama otot, lebih
yang mengalami ulkus tekan berisiko tinggi untuk rentan dibandingkan kulit untuk mengalami iskemia
morbiditas dan mortalitas, dengan infeksi menjadi kom­ akibat tekanan. Jaringan yang lebih dalam ini dapat meng­
pli­kasi yang paling umum.33,34 Biaya yang dikeluarkan alami kerusakan substansial sebelum terjadi semua ke­
untuk menyembuhkan ulkus tekan cukup banyak, rusakan kulit.44
diperkirakan dari $5000 hingga $100.000 per ulkus tekan,
dan biaya yang dihabiskan perawatan kesehatan setiap
tahun yang berkaitan dengan ulkus tekan melebihi $11 Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Tekan
milyar.35 Karena dampak personal dan ekonomi yang berkaitan
Dampak personal terjadinya ulkus tekan berkait­an dengan ulkus tekan, banyak penelitian telah dilakukan
dengan kualitas hidup tidak boleh dilupakan. Individu untuk menentukan faktor risiko terjadinya ulkus tekan
yang mengalami ulkus tekan sering kali mengalami nyeri dan untuk memberi pendidikan kesehatan kepada indi­
dan gangguan citra tubuh, yang dapat menyebabkan vidu tentang pentingnya identifikasi dan intervensi dini.
kehilangan mobilitas fungsional, pembatas­ an aktivitas, Karena fisioterapis sering kali menghabiskan banyak
penurunan kemampuan untuk melakukan perawatan diri, waktu dengan pasien, skrining ulkus tekan harus dilakukan
dan isolasi sosial.36,37 Selain itu, individu yang harus mem­ secara teratur pada pasien di semua tingkat risiko. Faktor
berikan perawatan dan bantuan untuk individu yang risiko yang paling prevalen ditegaskan di KOTAK 8-2.
mengalami ulkus tekan sering kali mengalami tingkat stres
yang tinggi.38,39 Banyak ulkus tekan dapat dicegah dan
ditangani, dan identifikasi dan intervensi diri meng­arah­ Lokasi Umum Ulkus Tekan
kan ke hasil yang lebih baik.40,41 Karena kerusakan jaringan dapat terjadi di semua area
yang mengalami ketidakadekuatan oksigen dan nutrisi
dalam waktu lama maka tempat yang paling umum ter­
KONSEP DASAR jadinya ulkus tekan adalah diatas penonjolan tulang pada
Luka tekan merupakan area nekrosis jaringan lunak yang bagian bawah.45 Kebanyakan semua ulkus tekan terjadi
terlokalisasi yang terjadi akibat tekanan yang lama diatas pada lima tempat, yaitu sakrum/koksik, trokanter mayor,
penonjolan tulang.1 “Tekanan yang lama” ini sebenarnya tuberositas iskial, kalkaneus posterior, dan maleolus
mewakilii periode waktu yang relatif singkat, karena ulkus lateral.46 Area lain yang berisiko mengalami ulkus tekan
tekan dapat mulai terjadi hanya dalam 2 jam dalam mencakup oksiput, telinga, skapula, prosesus spinosis,
kondisi tertentu.42 Pertimbangkan seberapa banyak Anda pro­sesus olekranon dan epikondilus siku, kondilus femu,
mengubah posisi Anda ketika mempertahankan posisi dan jari kaki.47 Prediktor yang paling umum tempat
tertentu, seperti selama pelajaran di kelas, ketika menonton terjadinya ulkus tekan adalah posisi yang dilakukan pasien
bioskop, atau selama perjalanan yang panjang mengguna­ untuk periode yang lama. KOTAK 8-3 menuliskan area
kan mobil. Lebih dari dua jam, sejumlah perubahan yang umum terjadinya ulkus tekan berdasarkan posisi lama
Anda lakukan secara tidak sadar sebenarnya lebih banyak yang umum. Mengetahui atau mengobservasi posisi
daripada yang Anda pikirkan, dan pengubahan posisi ini istirahat yang disukai pasien dapat memberikan tanda
sering kali dipicu oleh tanda nyeri yang berkaitan dengan untuk lokasi kemungkinan terjadinya ulkus tekan.
tekanan yang memberi tahu Anda untuk perlu bergerak.43
Individu yang tidak dapat merasakan atau merespons
158 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

PROSEDUR UNTUK hiperemia reaktif.10 Hal ini mudah untuk diuji pada semua
MENGIDENTIFIKASI area kulit yang sehat dengan memberikan tekanan dalam
menggunakan satu jari selama beberapa detik. Ketika
KEMUNGKINAN ULKUS TEKAN tekanan dilepaskan, area akan tampak pucat (disebut
DAN ULKUS TEKAN AKTIF blanching) tetapi akan cepat kembali ke warna umum/
Observasi dan inspeksi merupakan cara utama meng­ biasa. Pada area jaringan yang mengalami iritasi lokal
identifikasi area yang berisiko mengalami ulkus tekan atau dapat terjadi warna kemerahan, disebut eritema. Jika
mengasesmen ulkus tekan yang telah terjadi. kerusakan jaringan yang mendasari cukup besar, area
eritema tidak akan menjadi pucat ketika diberikan
tekanan. Eritema yang tidak pucat merupakan tanda yang
Identifikasi Area Berisiko sangat mengkhawatir­kan/bahaya dan mungkin menjadi
tanda pertama yang menunjukkan terjadinya ulkus
Tekanan pada area tubuh akan secara alami membatasi
tekan.10,35
aliran darah hingga beberapa derajat, yang diobservasi
sebagai area pucat akibat tidak adanya darah teroksigenasi.
Ketika jaringan sehat, area akan cepat kembali ke warna Klasifikasi Ulkus Tekan
normal segera setelah tekanan tidak ada, mengindikasikan
pengembalian cepat darah kaya oksigen. Hal ini disebut Pasien terlihat di semua tatanan klinis dapat mengalami

KOTAK 8.2 Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Tekan

>> Penurunan mobilitas. Dapat terjadi akibat sejumlah faktor, termasuk ketidakmampuan fisik untuk bergerak
(paralisis, imobilisasi, alat eksternal), kurangnya keinginan untuk bergerak (sakit, nyeri, depresi), atau
ketidakmampuan untuk menerima kebutuhan untuk bergerak (gangguan sensasi, medikasi, gangguan kog-
nisi).
>> Gaya geser. Pemosisian atau gerakan yang menekan lapisan superfisial kulit untuk berpindah dalam arah
yang berlawanan pada lapang fasial dibandingkan dengan jaringan yang lebih dalam; sirkulasi normal
yang mengalami hambatan dan kerusakan jaringan yang terlihat (mis., ketika pasien diposisikan pada
posisi semibersandar di tempat tidur rumah sakit, kecenderungan tubuh untuk mendorong tungkai sehingga
menyebabkan gaya geser yang besar di area sakrum).
>> Gangguan sensasi. Tanpa sinyal nyeri yang normal yang mengindikasikan kebutuhan untuk bergerak atau
mengubah posisi, tekanan dapat dipertahankan lebih lama dibandingkan yang dapat ditahan jaringan,
menyebabkan iskemia dan kerusakan jaringan.
>> Kelembapan. Kulit bergantung pada lingkungan lembap yang lama agar nyaman (lembut, putih, dan
mampu mengalami degradasi), yang meningkatkan risiko kerusakan dan infeksi. Pajanan terhadap kelem-
bapan dapat terjadi akibat inkontinensia, drainase luka, atau perspirasi. Keasaman dan adanya bakteri
di urine dan feses membuat individu yang mengalami inkontinensia berisiko tinggi mengalami ulkus tekan.
>> Malnutrisi. Defisiensi nutrisi, terutama defisiensi yang menyebabkan penurunan kadar albumin serum,
memajankan faktor risiko yang besar terhadap terjadinya ulkus tekan. Banyak pasien yang dihospitalisasi,
individu di fasilitas perawatan jangka panjang, dan individu yang di rumah saja yang tidak menerima
nutrisi yang adekuat, menempatkan mereka pada kategori risiko tinggi.
>> Usia lanjut. Lebih dari setengah individu yang mengalami ulkus tekan berusia lebih dari 70 tahun; hal ini
dapat terjadi akibat kombinasi faktor berupa penurunan aktivitas, adanya komorbiditas lain, dan peruba-
han alami kulit yang terjadi seiring penuaan.
>> Riwayat luka dekubitus sebelumnya. Ulkus tekan baru dapat terjadi pada individu yang memiliki riwayat
ulkus tekan jika sumber yang mendasari pembentukan ulkus tidak ditemukan.
Data dari Agency for Healthcare Research and Quality. Are we ready for this change? Preventing Pressure Ulcers in Hospitals: A Toolkit for Improving Qual-
ity of Care; 2011. Didapat di www.ahrq.gov/research/ltc/pressureulcertoolkit/putool1.htm. Diakses pada 24 Mei 2012; Collier M. Effective prevention
requires accurate risk assessment. J Wound Care. 2004;13(5):3-7; Linder-Ganz E, Scheinowitz M, Yizhar Z, Margulies S, Gefen A.How do normals move
during prolonged wheelchair sitting? Technol Health Care. 2007;15(3):195-202; Fisher A, Wells G, Harrison M. Factors associated with pressure ulcers in
adults in acute care. Holistic Nurs Pract. 2004;18(5):242-253; Allman R, Laprade C, Noel L, et al. Pressure sores among hospitalized patients. Ann Intern
Med. 1986;105(3):337-342; Berlowitz D, Wilking S. Risk factors for pressure sores: a comparison of cross-sectional and cohort-derived data. J Am Geriatr
Soc. 1989;37(11):1043-1050; dan Myers B. Wound healing. In: Wound Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall; 2008:11-24.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 159

KOTAK 8.3 Tempat Umum Terjadi Ulkus Tekan Berdasarkan Posisi

>> Telentang. Oksiput, skapula, epikondil humerus medial, prosesus spinosus (terutama toraks), sakrum/kok-
sik, tumit posterior/inferior
>> Duduk. Prosesus spinosus toraks (terutama jika pasien sangat kurus), sakrum/koksik, tuberositas iskial,
trokanter mayor (jika pada kursi roda dengan dudukan seperti sling)
>> Berbaring miring. Telinga, epikondil humerus lateral, trokanter mayor, kondil femoral medial dan lateral,
maleolus lateral.
>> Tengkurap. Spina iliaka superior anterior (anterior superior iliac spine, ASIS), lutut anterior, tibia anterior.
Data dari Lindholm C, Sterner E, Romanelli M, et al. Hip fracture and pressure ulcers: the Pan-European Pressure Ulcer Study: intrinsic and extrinsic risk
factors. Int Wound J. 2008; 5(2):315-328; Reuler J, Cooney T. The pressure sore: pathophysiology and principles of management. Ann Intern Med.
1981;94(5):661-666; dan National Database of Nusing Quality Indicators. Pressure ulcers and staging; 2012. Tersedia di www.nursingquality.org/ndnqi-
pressureulcertraining. Accessed May 24, 2012.

TABEL 8-4 Derajat Klinis Ulkus Tekan


Derajat Penjelasan dan Karakteristik Jaringan yang Terlibat

Derajat I Kulit utuh dengan eritema tidak pucat lokal (pada Identifikasi area “yang berisiko” untuk kerusakan
individu berkulit gelap, area dapat tampak ungu jaringan.
atau biru tua); area dapat terasa nyeri, hangat atau
dingin, dan menunjukkan perubahan tekstur
jaringan.

Derajat II Tampak seperti kawah dangkal dengan bantalan Melibatkan kehilangan epidermis dan kehilangan
luka merah/merah muda tanpa kelongsong dermis ketebalan parsial.
(slough) atau memar; dapat mengkilap atau kering;
juga dapat tampak seperti lepuh ruptur.

Derajat III Tampak seperti kawah dalam; terdapat beberapa Kehilangan ketebalan penuh jaringan epidermis,
kelongsong; dapat mencakup beberapa dermis, dan subkutan; fasia yang mendasari dapat
undermining dan tunneling. tampak tetapi tidak pada tendon, tulang, dan otot.

Derajat IV Tampak seperti kawah dalam, biasanya berupa Kehilangan ketebalan penuh dengan tulang,
undermining dan tunneling; jaringan nekrotik yang tendon, kapsula sendi, atau otot yang terpajan.
luas biasanya tampak.

Tidak dapat Tampak seperti kawah dengan dasar yang ditutupi Biasanya melibatkan kehilangan ketebalan penuh
dikategorikan (tidak jelas) oleh kelongsong (kuning cokelat muda, dengan kerusakan jaringan dalam (keterlibatan
cokelat abu-abu, hijau, atau cokelat) dan/atau jaringan aktual yang tidak diketahui hingga
eskar (cokelat muda, cokelat, atau hitam), kelongsong atau eskar dihilangkan).
membuat sulit dikategorikan.

Dicurigai Cedera Perubahan warna ungu tua atau merah tua yang Dicurigai kerusakan terhadap jaringan dalam, tetapi
Jaringan Dalam ditutupi oleh kulit utuh (juga dapat tampak sebagai tidak mampu untuk menentukan keterlibatan
lepuh berisi darah). jaringan aktual.

Data dari Myers B. Pressure ulcers. In: Myers B, ed. Wound Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:283-
323; dan National Database of Nursing Quality Indicators. Pressure ulcers and staging; 2012. Tersedia di www.nursingquality.org/
ndnqipressureulcertraining. Diakses 24 Mei 2012.

luka dekubitus. Jika ada, pasien mungkin menyadari atau memindahkan atau memposisikan kembali alat eksternal,
tidak menyadari adanya ulkus tekan. Mengidentifikasi atau mengganti sumber kelem­bapan. Menentukan derajat
area kerusakan kulit aktif atau berpotensi mengalami terjadinya ulkus tekan penting untuk tujuan dokumentasi
kerusakan kulit merupakan bagian penting dari proses dan inter­vensi, termasuk penentuan kebutuhan untuk
skrining integumen dan harus dilakukan pada semua merujuk pasien ke penyedia perawatan kesehatan lain.
pasien yang memiliki satu faktor risiko atau lebih. Ketika TABEL 8-4 menulis­kan sistem derajat yang digunakan
ulkus tekan dicurigai atau terjadi telah ditemukan, penting secara klinis untuk mengkla­ sifikasikan ulkus tekan.
sekali agar sumber masalah diidentifikasi dan dihilangkan. GAMBAR 8-6 menunjukkan perbedaan yang tampak
Hal ini dapat berupa mengubah posisi pasien ketika pada derajat ulkus tekan.
berbaring di tempat tidur, meninggikan ekstremitas,
160 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

(a) (b)

(c) (d)

(e)

GAMBAR 8-6 (a) Ulkus tekan derajat I. (b) Ulkus tekan derajat II. (c) Ulkus tekan derajat IV (Derajat III tidak
ditampilkan). (d) Ulkus tekan yang tidak dapat dikategorikan. (e) Dicurigai cedera jaringan dalam.
Dari Brown P. Quick Reference to Wound Care. 4th ed. Sudbury, MA: Jones & Bartlett Learning; 2003.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 161

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika
­ asesmen ulkus tekan PRIORITAS Ketika asesmen ulkus tekan TIDAK
untuk dilakukan: BERGUNA untuk dilakukan:
Penting untuk mengasesmen kemungkinan terjadinya Asesmen untuk ulkus tekan tidak diperlukan ketika
kerusakan kulit atau kerusakan kulit yang nyata pada pasien memiliki kondisi kesehatan umum yang baik,
semua pasien yang banyak statis pada satu posisi, terutama sering mobile (bergerak), memiliki sensasi normal, dan
yang tirah baring atau bergantung pada kursi roda untuk tidak menggunakan alat penyokong eksternal (seperti
semua mobilitas fungsional; penting ketika terdapat ortosis pergelangan kaki-kaki).
faktor risiko lain dan wajib dilakukan ketika terdapat
banyak faktor risiko; asesmen juga harus dilakukan pada
pasien yang menggunakan alat eksternal (seperti ortosis
pergelangan kaki-kaki), terutama jika terdapat penurunan
indra.

CONTOH KASUS
Pasien baru Anda masuk ke rumah sakit 3 hari yang lalu dengan Dokumentasi untuk Contoh Kasus
pneumonia. Ia sangat kurus dan memiliki komorbiditas gagal
jantung dan penyakit ginjal. Ketika masuk ke ruangan rumah Subjektif: Pt dievaluasi untuk penurunan kondisi dengan
sakit, Anda menemukan pasien tertidur di tempat tidur pada diagnosis pneumonia. Pt mengatakan bahwa ia tidak dapat
posisi semi berbaring. Ia sulit bangun dan relatif bersikeras bangun dari tempat tidur; melaporkan kekakuan dan keletihan
bahwa ia tidak dapat bangun dari tempat tidur. Ia menyangkal yang besar.
mengalami nyeri, tetapi melaporkan derajat kekakuan dan
keletihan yang besar. Setelah wawancara singkat, Anda Objektif: Integumen: Diobservasi eritema yang tidak pucat
membuka selimut pasien dan minta mereka untuk berguling ke dengan diameter sekitar 7 cm di area sakral pt.
sisi lain, memungkinkan dilakukannya inspeksi kulit posterior
dan kemampuannya untuk melakukan mobilitas dasar di Asesmen: Pt kemungkinan mengalami ulkus tekan derajat I
tempat tidur. Inspeksi kulit punggung pasien menunjukkan diatas sakrum. Harus menghindari posisi telentang atau
area kemerahan diatas sakrum dengan diameter sekitar 7 cm semiberbaring. Ps berisiko mengalami ulkus tekan di tempat
dan tidak pucat ketika diberikan tekanan. Inspeksi lebih lanjut lain 2° komorbiditas lain pt, kesehatan keseluruhan yang
tidak menunjukkan semua area lain yang mengkhawatirkan, buruk, dan kerangka kecil.
meskipun pasien berisiko untuk terjadinya ulkus tekan pada
Perencanaan: Akan memantau area sakrum dan memberitahu
area lain. Setelah menyelesaikan sisa pemeriksaan dan intervensi
dokter tentang temuan; akan berkonsultasi dengan staf perawat:
lain, Anda mengembalikan pasien ke tempat tidur dan minta
instruksi untuk mengubah posisi minimal setiap 2 jam. Akan
mereka untuk tidak telentang. Anda juga meng­informasi­kan
melaporkan kemajuan dengan PT POC untuk penurunan
dokter dan perawat pasien tentang temuan Anda dan minta
kondisi; akan memberikan pendidikan kesehatan pasien dan
pasien mengubah posisi minimal setiap 2 jam.
keluarga: perlu memantau ulkus tekan yang mungkin akan
terjadi.
162 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Bagian 3: Identifikasi Ulkus Pembuluh Darah


PENDAHULUAN Jika penyakit mengalami perkembangan, lebih lanjut
akan terjadi oklusi aliran darah perifer. Hal ini sering kali
Disfungsi pembuluh darah berupa gangguan aliran darah menyebabkan nyeri ekstremitas bawah distal meskipun
arteri dari jantung ke ekstremitas, gangguan aliran darah saat istirahat, disertai dengan awitan kerusakan jaringan
vena dari ekstremitas ke jantung, atau kombinasi keduanya. akibat kekurangan oksigen dan nutrien yang kronik.
Satu komplikasi utama gangguan pembuluh darah adalah Ulkus dapat menyertai insufisiensi arteri kemungkinan
terjadinya luka, mayoritas luas terjadi di ekstremitas bawah besar disebabkan oleh cedera eksternal dibandingkan
distal.48 Sebanyak 5-10% komplikasi akibat insufisiensi akibat kerusakan kulit spontan.53 Cedera eksternal ini
arteri dan 70-90% akibat insufisiensi vena.49-51 Berikut ini tidak perlu besar untuk menyebabkan luka yang serius.
didiskusikan tentang prevalensi dan etiologi insufisiensi Tanpa aliran darah yang adekuat, meskipun luka kecil
arteri dan insufisiensi vena dan juga sebagai perbandingan (seperti potongan kecil atau lepuh kecil yang terjadi akibat
karakteristik luka untuk kedua jenis disfungsi pembuluh sepatu yang tidak pas) tidak dapat sembuh sempurna dan
darah. dapat berkembang menjadi ulkus yang memerlukan
intervensi khusus. Penjelasan karakteristik umum dan
KONSEP DASAR faktor risiko untuk luka insufisiensi arteri dapat ditemukan
dalam TABEL 8-5. GAMBAR 8-7 menunjukkan berbagai
Insufisiensi Arteri luka yang berkontribusi terhadap insufisiensi arteri atau
Arteri berperan untuk mengalirkan darah dari jantung ke vena.
perifer. Arteri memiliki struktur yang berotot dan elastis
yang mempertahankan tekanan yang relatif tinggi sehingga Insufisiensi Vena
memungkinkan aliran darah secara terus menerus ke
seluruh tubuh. Kerusakan atau penyakit yang mengenai Vena berperan untuk mengalirkan darah miskin oksigen
sistem arteri (disebut penyakit arteri perifer, PAD) akan dari perifer kembali ke jantung dan paru untuk dioksigenasi
membatasi kecepatan dan jumlah darah yang dapat dan disirkulasikan kembali. Vena memiliki struktur yang
mencapai perifer. Hal ini dapat akibat aterosklerosis serupa dengan arteri, tetapi lebih tipis, lebih lentur, dan
(penumpukan deposit kolesterol dalam dinding arteri), memiliki sedikit otot polos di lapisan eksterior. Vena juga
yang secara bertahap akan mengeraskan pembuluh darah memiliki katup satu arah yang mencegah aliran balik
dan membatasi aliran darah; bekuan darah, yang segera darah. Karena tambahan tekanan gravitasi di ekstremitas
menyumbat aliran darah; trauma pada pembuluh darah; bawah, konsentrasi katup ini lebih besar di tungkai.56 Vena
atau pelemahan otot polos dalam dinding arteri yang memiliki tekanan yang lebih rendah dibandingkan arteri
mencegah pembuluh darah untuk mengakomodasi untuk dan cukup berat pada kontraksi otot sekitar untuk
meningkatkan kebutuhan oksigen selama aktivitas.52-54 membantu dalam memompa darah kembali ke jantung.
Penurunan sirkulasi arteri ke jaringan perifer Terdapat vena dalam/profunda dan vena superfisial.
menyebabkan kerusakan progresif jaringan yang semata- Vena profunda ekstremitas bawah terdiri atas vena iliaka
mata mengandalkan pada aliran darah ini untuk oksigen eksternal, femoral, popliteal, dan tibia yang berperan
dan nutrien. Perkembangan PAD dapat terjadi cukup untuk mengalirkan banyak darah kembali ke jantung.
lambat dalam beberapa tahun, dan prevalensi jangka Vena superfisial mencakup vena safena magna dan vena
panjang terjadinya tanda dan gejala cukup berat untuk safena parva. Vena supervisial terletak di jaringan subkutan
terjadi amputasi adalah kurang dari 10%.55 Tanda awal dan membawa volume darah yang tersisa. Vena ini juga
insufisiensi arteri adalah klaudikasio intermiten, yaitu berperan untuk mengalirkan kelebihan cairan di kulit dan
ketidaknyamanan (biasanya nyeri, kram, atau nyeri dalam) jaringan subkutan.
di area betis akibat aktivitas yang segera mereda setelah Insufisiensi vena menjelaskan proses ketidakefektif­
aktivitas dihentikan. Gejala terjadi akibat ketidakmampuan an pengembalian aliran darah dari inti tubuh/jantung dan
pembuluh darah arteri menyuplai otot yang bekerja merupakan kondisi yang mengenai ekstremitas bawah.
dengan oksigen yang adekuat; ketika kebutuhan oksigen Disfungsi dinding vena, katup, atau otot sekitar (pompa
menurun (setelah beristirahat 1-5 menit), nyeri menghilang otot betis) dapat berkontribusi pada insufisiensi vena.57
dan aktivitas dapat dilakukan kembali. Individu umumnya Ketika darah tidak adekuat keluar dari perifer, tanpa
memiliki minimal 50% oklusi pembuluh darah sebelum mempertimbangkan penyebab, darah menumpuk di
terjadi kaludikasio intermiten, meskipun gejala ini tidak ekstremitas bawah. Penumpukan darah ini meningkatkan
mengenai semua individu yang mengalami insufisiensi tekanan internal pada dinding vena, menyebabkan
arteri.55,56 hipertensi vena. Hipertensi vena yang lama menyebabkan
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 163

TABEL 8-5 Perbadningan Karakteristik Luka Insufisiensi Arteri dan Vena


Karakteristik dan
Faktor Risiko Ulkus Insufisiensi Arteri Ulkus Insufisiensi Vena

Lokasi umum ●● Jari kaki distal ●● Maleolus media


●● Dorsal kaki ●● Tungkai bawah medial
●● Diatas penonjolan tulang pada kaki ●● Area cedera eksternal
●● Area cedera eksternal

Tampilan luka ●● Bentuk regular (bulat) dengan batas yang jelas ●● Bentuk ireguler dan batas tidak jelas
●● Biasanya dalam ●● Sering kali dangkal
●● Jaringan bantalan luka sering kali pucat ●● Bantalan luka merah
●● Sedikit drainase atau tidak ada drainase ●● Fibrin kuning menutupi bantalan luka
●● Eskar berwarna hitam ●● Drainase banyak
●● Kemungkinan terdapat gangren

Tampilan Jaringan ●● Kulit kering, mengkilat, pucat, dan rapuh ●● Pewarnaan hemosiderin
Sekitar ●● Tidak ada rambut atau rambut kasar ●● Edema
●● Kuku jari kaki tipis ●● Kulit tebal dan fibrosa
●● Tidak ada inflamasi disekitar bantalan luka ●● Kemungkinan selulitis
●● Jaringan yang mengalami inflamasi dapat
mengelilingi bantalan luka

Nyeri ●● Sering kali hebat ●● Ringan hingga sedang


●● Meningkat dengan elevasi atau kompresi ●● Meningkat pada posisi dependen
(pasien mungkin tidak suka mengenakan kaus ●● Menurun dengan elevasi atau kompresi
kaki)
●● Mereda dalam posisi dependen

Nadi Distal ●● Sering kali tidak ada atau berkurang banyak ●● Sering kali normal
●● Dapat menurun dengan edema yang besar atau
dengan penyakit arteri yang bersamaan

Suhu ●● Tidak berubah atau sedikit hangat ●● Lebih dingin daripada sisi yang tidak terkena
atau area proksimal

Faktor Risiko Umum ●● Merokok ●● Riwayat trombosis vena profunda


●● Diabetes ●● Trauma
●● Kolesterol tinggi ●● Obesitas
●● Hipertensi ●● Gaya hidup kurang gerak
●● Obesitas ●● Sejumlah kehamilan
●● Gaya hidup kurang gerak ●● Varises vena
●● Jenis kelamin pria ●● Jenis kelamin wanita
●● Usia lanjut ●● Riwayat keluarga
●● Riwayat keluarga

Prosedur Asesmen ●● ABI ●● ABI (sering kali normal)


●● Nadi perifer ●● Pengisian ulang kapiler (normal)
●● Pemeriksaan pengisian ulang kapiler ●● Waktu pengisian vena
●● Waktu pengisian vena

Data dari Myer B. Venous insufficiency ulcers. In: Wound Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:248-282;
Sparks-DeFriese B. Vascular ulcers. In: Camerron M, Monroe L, eds. Physical Rehabilitation: Evidence-Based Examination, Evaluation, dan Intervention. St. Louis,
MO: Saunders Elsevier; 2007:777-802; dan Spentzouris G, Labropoulos N. The evaluation of lower-extremity ulcers. Sem Intervent Radiol. 2009;
26(4):286-295.

peregangan atau distensi vena (yang dapat menyebabkan hipoksia jaringan dan malnutrisi jaringan setempat
disfungsi katup) dan perpindahan cairan kedalam ruang sehingga pada akhirnya menyebabkan kerusakan jaringan
interstisial, menyebabkan edema (lihat GAMBAR 8-8). lunak.56,57
Hubungan dampak dan penyebab yang pasti antara Jika dicurigai terjadi disfungsi vena, kemungkinan
insufisiensi vena dan terjadinya ulkus jaringan lunak tidak trombosis vena dalam (deep vein thrombosis, DVT) tidak
dipahami sepenuhnya.51,58-60 Akan tetapi, secara umum dapat dihilangkan. Hingga 50% pasien yang mengalami
setuju bahwa dampak hipertensi vena menyebabkan DVT akan mengalami insufisiensi vena kronik.9,61 DVT
164 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

(a) (b)

(a) (b)

GAMBAR 8-7 (a dan b) Luka insufisiensi arteri. (c dan d) Luka insufisiensi vena.
(a) Dari Brown P. Quick Reference to Wound Care. 4th ed. Sudbury, MA: Jones & Bartlett Learning; 2003.

Vena normal Vena yang mengalami distensi

Aliran darah hanya Tekanan dari darah


mengalir pada satu yang menumpuk
arah dengan katup memaksa cairan
fungsional mengalir ke ruang
interstisial menyebabkan
edema

GAMBAR 8-8 Vena sehat dengan katup satu arah fungsional (kiri) versus vena yang mengalami distensi dengan katup
yang tidak berfungsi memungkinkan aliran balik dan penumpukan darah (kanan). Tekanan pada penumpukan darah
dalam vena ekstremitas distal menyebabkan kebocoran cairan ke ruang interstisial, menyebabkan edema.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 165

menyebabkan oklusi penuh atau sebagian vena profunda, sumber mengindikasikan bahwa nadi ekstremitas bawah
paling sering di ekstremitas bawah. Penyumbatan yang didokumentasikan “ada” atau “tidak ada”54,69, sedangkan
lama akan menyebabkan hipertensi vena yang kemudian lainnya menunjukkan penggunaan skala 0 hingga 3+
diikuti sekuel kejadian yang dapat menyebabkan ulkus seperti yang ditampilkan dalam Bab 7.53,70 Perbandingan
insufisiensi vena. Pola prediksi DVT yang terpercaya, sisi kanan dan kiri nadi ekstremitas bawah harus dilakukan,
valid, dan berguna secara klinis ditampilkan di Bab 7 (lihat berpindah dari proksimal ke distal dimulai dengan arteri
Bagian 3: Edema) yang dapat digunakan sebagai asesmen femoral.53,54
skrining ketika dicurigai disfungsi vena. • Arteri femoral biasanya mudah dipalpasi dan terletak
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, insidens di segitiga femoral, tepat di bawah ligamen inguinal
ulkus akibat insufisiensi vena jauh lebih besar dibandingkan pertengahan antara spina iliaka inferior anterior
insidens ulkus akibat insufisiensi arteri.63 Sekitar 14% (AIIS) dan tuberkel pubis (lihat GAMBAR 8-9).
semua individu yang didiagnosis insufisiensi vena akan Arteri femoral memberikan paling banyak suplai
mengalami ulkus jaringan lunak. Waktu penyembuhan darah ke ekstremitas bawah dan penurunan gaya
rerata (dalam kondisi yang baik) adalah 24 minggu, nadi ini mengindikasikan kemungkinan oklusi
meskipun beberapa dapat menunjukkan waktu beberapa pembuluh darah yang lebih proksimal (arteri iliaka
bulan atau tahun dan lainnya tidak pernah sembuh.64-66 komunis atau eksternal).56
Ulkus insufisiensi vena paling sering ditemukan di aspek • Arteri popliteal terkadang sulit ditemukan meskipun
medial tungkai bawah, terutama pada area maleolus pada individu dengan sistem pembuluh darah yang
medial (lihat Gambar 8-7c dan 8-7d). Karakteristik lain sehat. Arteri ini terletak di fosa popliteal sentral dan
dan faktor risiko ulkus indufisiensi vena dituliskan dalam paling mudah dipalpasi ketika lutut pasien rileks,
Tabel 8-5. sedikit fleksi (lihat GAMBAR 8-10).
• Arteri tibial posterior merupakan suplai darah utama
ke kaki. Paling mudah ditemukan di distal posterior
PROSEDUR UNTUK dan sedikit distal ke maleolus media, antara tendon
MENGIDENTIFIKASI INSUFISIENSI fleksor halucis longus dan fleksor digitorum longus
PEMBULUH DARAH (lihat GAMBAR 8-11). Kehati-hatian harus di­
lakukan untuk menghindari mempalpasi nadi ini
Dengan diketahui adanya atau dicurigai terjadinya terlalu keras karena arteri ini mudah mengalami
disfungsi sistem pembuluh darah perifer, skrining oklusi.53
menyeluruh pemeriksaan sistem kardiovaskular harus
• Arteri dorsalis pedis menyuplai dorsum kaki dan
dilakukan, seperti yang dijelaskan secara rinci dalam Bab
terletak superfisial di atas metatarsal kedua antara
7. Beberapa pengujian dan pengukuran tambahan yang
tendon ekstensor halucis longus dan ekstensor digit­
mengkaji sirkulasi perifer dijelaskan dalam bagian ini.
orum longus (lihat GAMBAR 8-12).
Meskipun konsep insufisiensi arteri dan vena ditampilkan
secara terpisah, 20-25% pasien yang mengalami ulkus
vena juga mengalami beberapa derajat insufisiensi Ingat bahwa penurunan nadi perifer merupakan
arteri.67,68 Secara umum, jika terdapat keraguan terhadap temuan umum pada adanya insufisiensi arteri sedangkan
sumber ulkus tungkai pembuluh darah, penyebab arteri nadi yang sama mungkin normal pada insufisiensi vena
harus disingkirkan pertama kali. Hal tersebut karena (kecuali adanya edema substansial atau jaringan lunak
intervensi umum untuk insufisiensi vena adalah kompresi berlebihan yang menghalangi palpasi nadi). Karena uji
eksternal. Jika insufisiensi arteri berkontribusi terhadap positif palsu dan negatif palsu mungkin terjadi saat
terjadinya ulkus, kompresi akan mengganggu aliran darah asesmen nadi maka temuan pengujian dan pengukuran
sehingga berpotensi memperburuk kondisi. lain juga harus dipertimbangkan.

Asesmen Nadi Perifer Waktu Pengisian Vena


Asesmen nadi pasien dijelaskan secara rinci di Bab 7 (lihat Waktu pengisian vena dapat mengindikasikan insufisiensi
Bagian 1). Lokasi yang paling umum untuk asesmen nadi arteri atau vena. Untuk melakukan pemeriksaan ini, pasien
ketika memeriksa tanda-tanda vital adalah arteri radial harus dalam posisi telentang dan rileks. Observasi vena
atau karotis. Ketika memeriksa nadi perifer pada pasien superfisial pada dorsum kaki pasien untuk menetapkan
yang berisiko mengalami ulkus akibat insufisiensi tampilan dasar. Kemudian, tinggikan tungkai pasien
pembuluh darah maka arteri femoral, popliteal, tibia sekitar 60° untuk memungkinkan gravitasi mengalirkan
posterior, dan dorsalis pedis harus diperiksa (lihat Gambar vena distal. Setelah 1-2 menit pada posisi ini, secara cepat
7-1 pada Bab 7 untuk lokasi titik nadi ini). Beberapa turunkan tungkai bawah pasien ke atas tepi meja atau
166 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

tempat tidur ke posisi dependen (tungkai bawah


menggantung tegak lurus ke lantai). Lanjutkan
mengobservasi vena superfisial dan catat jumlah waktu
yang diperlukan untuk vena kembali ke tampilan dasar.
Waktu pengisian ulang vena normal adalah 5-15 detik.
Jika lebih dari 20 detik hal ini mengindikasikan insufisiensi
arteri sedang hingga berat.56,72 Jika kembali ke dasar terjadi
dalam waktu cepat (atau kurang dari 5 detik) maka hal
tersebut merupakan bukti bahwa vena tidak mampu
mengalirkan darah pada posisi elevasi dan insufisiensi vena
harus dicurigai.51

GAMBAR 8-9 Asesmen nadi di arteri femoral. Waktu Pengisian Ulang Kapiler
Pengujian pengisian ulang kapiler (capillary vefill test)
mengkaji aliran darah arteri superfisial. Untuk melakukan
pengujian ini, pertama Anda harus mengobservasi warna
jari kaki pasien. Berikan tekanan yang tegas pada ujung
distal jari kaki yang akan diperiksa. Anda harus cukup
menekan agar kulit menjadi pucat dan tahan tekanan ini
selama 5 detik. Setelah tekanan dilepaskan, catat waktu
yang diperlukan agar kulit kembali ke warna asal. Waktu
pengisian ulang kapiler normal berlangsung kurang dari 3
detik. Jika waktu yang diperlukan lebih dari 3 detik maka
dapat terjadi insufisiensi arteri.53 Pengujian negatif palsu
(waktu pengisian ulang kurang dari 3 detik pada adanya
insufisiensi arteri) dapat terjadi akibat perburukan
pengisian ulang dari vena sekitar.73 Dengan demikian,
seperti pengujian lain, temuan dari pemeriksaan ulang
kapiler tidak dapat berdiri sendiri.

GAMBAR 8-10 Asesmen nadi di arteri popliteal.

GAMBAR 8-11 Asesmen nadi di arteri tibial posterior. GAMBAR 8-12 Asesmen nadi di arteri dorsalis pedis.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 167

Ankle-Brachial Index dan Toe-Brachial Pitting Edema


Index Insufisiensi vena kronik dapat menyebabkan penumpukan
Ankle-brachial index (ABI) merupakan tindakan yang cairan di ruang interstisial tungkai bawah, yang sering kali
noninvasif dan sangat terpercaya yang dapat menunjukkan pitting edema. Pitting edema juga dijelaskan
mengidentifikasi adanya insufisiensi arteri di ekstremitas di Bab 7 (Bagian 3; Gambar 7-9), dan pembaca dianjurkan
bawah dan keparahannya.74,75 Pembaca dirujuk ke Bab 7 membaca bagian ini untuk penjelasan prosedur
(Bagian 5; Gambar 7-13) untuk informasi tentang ABI, pemeriksaan dan interpretasi hasil. Pitting edema juga
termasuk rincian metode prosedural untuk melakukan akibat dari kondisi lain, termasuk gagal jantung dan
dan menginterpretasi pengujian. Toe-brachial index (TBI) penyakit ginjal dan hati.76,77
disarankan dilakukan ketika pasien memiliki pembuluh
darah yang mengalami kalsifikasi dan tidak tertekan di
ekstremitas bawah distal, umum pada kasus lanjut
diabetes. TBI dilakukan dan dihitung dengan cara yang
sama dengan ABI,54 tetapi diperlukan manset khusus
untuk membendung aliran darah ke ibu jari.

PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?


Ketika
­ asesmen ulkus pembuluh darah Ketika asesmen ulkus pembuluh darah
PRIORITAS untuk dilakukan: TIDAK BERGUNA untuk dilakukan:
Skrining inspeksi dan pengujian untuk sirkulasi eks­ Asesmen untuk ulkus pembuluh darah tidak diperlukan
tremitas perifer harus dilakukan ketika diobservasi pada individu sehat yang melaporkan tidak ada faktor
perubahan kulit distal (mis., warna, tekstur), ketika risiko untuk atau tidak ada riwayat penyakit
pasien melaporkan gejala klaudikasio intermiten ketika kardiovaskular.
berjalan, pada adanya satu faktor risiko atau lebih, jika
pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskular atau
trombosis vena profunda, atau apakah pasien memiliki
riwayat ulkus pembuluh darah sebelumnya.
168 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS
Pasien baru Anda di klinik ortopedik rawat jalan dirujuk untuk Dokumentasi untuk Contoh Kasus
nyeri pinggul Ⓛ dengan asal yang tidak diketahui. Pasien
Subjektif: Pt menunjukkan manifestasi awitan tiba-tiba nyeri
berusia 61 tahun berprofesi sebagai akuntan pajak (gaya hidup
pinggul Ⓛ. Melaporkan kewaspadaan pada dua luka terbuka kecil
sangat kurang gerak). Ia merupakan perokok berat (saat ini 1
di tungkai bawah ® selama 1 bulan. Ia tidak melakukan perawatan
pak/hari) dan duda yang menghabiskan banyak waktu luangnya
untuk area ini.
dengan membaca. Ketika melakukan asesmen gaya berjalan
dengan pasien ini, Anda menyadari bahwa kedua ekstremitas Objektif: B: 2 luka superfisial berukuran kecil (diameter sekitar 1
terjadi diskolorasi ringan (lebih gelap) dari pertengahan betis ke cm) di Ⓡ LE tepat proksimal terhadap maleolus medial. Kedua
pergelangan kaki bawah. Tungkai tersebut juga mengalami luka menghasilkan drainase serosa sedikit. [Catatan untuk pembaca:
edema ringan, dan indentasi dari kaos kaki pasien menjadi luka sebaiknya dijelaskan dalam rincian yang lebih baik pada
bukti. Inspeksi lebih cermat menunjukkan dua luka terbuka catatan fisioterapi umum.] Pewarnaan hemosiderin/Ⓑ pada LE
kecil (dengan diameter sekitar 1 cm) tepat dibawah maleolus distal. Skrining Pembuluh Darah Perifer: Nadi: nadi pedal dan
medial di tungkai Ⓡ. Keduanya tampak memiliki drain sedikit, tibial posterior 2+ Ⓑ; Pengisian vena: Pengisian cepat abnormal Ⓑ
dan bagian dalam kaos kaki pasien (yang berwarna hitam) di waktu 4 detik; Edema: pitting edema ringan ada di Ⓑ betis distal.
lembap. Ketika ditanya tentang luka, pasien mengatakan bahwa
ia mengingat bahwa mengalami beberapa iritasi sejak sebulan. Asesmen: PT mengkhawatirkan 2 luka terbuka kecil pada tungkai
Ia melaporkan mengistirahatkan tungkai ini ketika bekerja di bawah Ⓡ medial. Pasien menunjukkan 5/5 konsisten dengan
kursi dan berpikir bahwa ini adalah penyebab terjadinya luka. penurunan aliran darah vena dari LE; dicurigai insufisiensi vena
Ketika ditanya tentang nyeri tungkai umum, pasien melaporkan sumber luka yang ada saat ini.
bahwa tungkai dan betis sering kali merasa tidak nyaman tetapi
merasa baik ketika ia menyangganya di lengan kursi ketika Perencanaan: Akan menghubungi MD untuk menginformasikan
membaca. Berdasarkan informasi ini dan observasi yang luka kecil pada Ⓡ LE dan menginformasikan 5/5 konsisten dengan
dilakukan, Anda memutuskan untuk melakukan lebih banyak insufisiensi vena. Akan melanjutkan sesuai rencana dengan Rx
pemeriksaan formal pada sistem pembuluh darah perifer, nyeri pinggul Ⓛ.
terutama nadi perifer, waktu pengisian vena, dan asesmen
pitting edema. Nadi perifer pasien normal Ⓑ di dorsalis pedis
dan arteri tibia posterior; pemeriksaan pengisian vena
menunjukkan pengisian ulang cepat dengan waktu 4 detik Ⓑ;
pitting edema ringan ada di Ⓑ ekstremitas bawah di sepertiga
distal betis.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 169

Bagian 4: Identifikasi Ulkus Neuropati


PENDAHULUAN pada sumber insulin eksternal untuk menurunkan kadar
gula darah dan mengatur metabolisme lemak dan
Ulkus neuropati adalah luka yang disebabkan oleh stres protein.85 Penyandang diabetes tipe 1 terjadi pada kurang
mekanis yang biasanya tidak dirasakan individu karena dari 10% semua kasus DM.80,86
kehilangan sensori yang signifikan.78 Jika seseorang yang Diabetes tipe 2, sebelumnya dikenal sebagai diabetes
memiliki sensasi normal melangkah pada benda tajam, awitan dewasa atau diabetes tidak bergantung insulin,
reseptor nyeri memberi sinyal ke otak untuk segera terjadi pada 90-95% semua kasus DM.80 Pada bentuk
memindahkan/mengangkat kaki dari benda yang mem­ penyakit ini, terdapat kombinasi resistansi insulin dan
bahayakan. Pada orang yang tidak memiliki sinyal sensori kegagalan sel beta pankreas.85 Ketidakmampuan tubuh
ini, kaki akan tetap berkontak dengan benda yang untuk mengenali dan berespons terhadap insulin yang
membahayakan yang sering kali menyebabkan pem­ bersirkulasi yang menyebabkan hiperglikemia kronik.
bentukan luka. Lebih lanjut lagi, luka dapat berkembang Penyebab pasti diabetes tipe 2 tidak diketahui, ke­
ke tahap yang sangat mengkhawatirkan sebelum individu mungkinan akibat kombinasi faktor, beberapa diantara­
sebelum menyadari keberadaan luka tersebut. Sejumlah nya berupa perilaku kesehatan yang buruk (tidak ber­
penyakit dapat menyebabkan disfungsi neuropati yang aktivitas, diet yang buruk, dan obesitas).80
menyebabkan ulkus neuropati, diabetes melitus (DM) Hiperglikemia kronik, karakteristik gangguan hema­
merupakan penyebab utama79 dan akan menjadi fokus tologi DM, menyebabkan kerusakan dan kegagalan
diskusi bagian ini. banyak struktur penting, terutama mata, jantung, ginjal,
American Diabetes Association melaporkan bahwa saraf, dan pembuluh darah.87 Kerusakan pada saraf dan
hampir 19 juta individu di Amerika Serikat (8,3% pembuluh darah merupakan faktor penyebab utama
populasi) merupakan penyandang diabetes. Diperkirakan terjadinya ulkus diabetik. Karena diskusi terperinci
lebih dari 7 juta individu memiliki penyakit tetapi belum tentang dampak fisiologis hiperglikemia diluar lingkup
terdiagnosis. Selain itu, sebanyak 79 juta dianggap pre­ buku ini maka catatan khusus untuk bagian ini adalah
diabetes yang merupakan tanda bahaya, dan banyak bahwa hiperglikemia mengganggu penyembuhan luka
inidvidu ini berusia kurang dari 65 tahun. Rerata biaya dan menekan respons imun.50,88,89 Dengan demikian, pada
medis untuk penyandang diabetes diperkirakan 2,3 kali adanya luka penyandnag DM memiliki penurunan
lebih tinggi dibandingkan biaya medis pada individu yang kemampuan untuk membentuk jaringan baru dan
tidak memiliki penyakit.80 melawan infeksi.
Terdapat sejumlah komplikasi serius yang dapat
terjadi dari diabetes, termasuk penyakit janutng, gagal
ginjal, dan kebutaan. Komplikasi lain, ulkus diabetik, Neuropati Diabetik
dapat menyerang 15-25% penyandang diabetes.79,80 Dari sejumlah komplikasi akibat DM, neuropati
Karena ulkus diabetes sering kali sulit disembuhkan, merupakan komplikasi yang paling umum menyerang
diperkirakan hingga seperempat individu yang mengalami hampir separuh dari semua penyandang DM.80 Karena
ulkus pada akhirnya akan memerlukan beberapa derajat kerusakan seluler bersifat progresif, individu yang lebih
amputasi ekstremitas bawah.80,81 Sayangnya, insidens lama menyandang diabetes maka kesempatan terjadi
diabetes diperkirakan sangat meningkat di tahun 2050.82 neuropati semakin besar.87 Neuropati biasanya terjadi
Tanpa perubahan yang drastis dalam hal pencegahan atau secara simetris, kebanyakan menyerang saraf distal (saraf
identifikasi dini terapi ulkus diabetes, peningkatan serupa yang ada di kaki dan tangan) terlebih dahulu. Neuropati
dalam ulkus diabetes dan amputasi ekstremitas bawah juga diabetes terjadi di tiga tempat tetapi disfungsi saling
dapat terjadi.83,84 berkaitan, yaitu sensori, motorik, dan autonomik.
Neuropati sensori disebabkan oleh kerusakan serabut
saraf aferen kecil dan merupakan salah satu faktor risiko
KONSEP DASAR yang paling signifikan untuk terjadinya ulkus diabetik.90
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik Sayangnya, karena kerusakan sensori terjadi secara
yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk bertahap, banyak pasien tidak menyadari defisit ini.
menghasilkan atau menggunakan insulin. Terdapat dua Ketika individu kehilangan kemampuan untuk merasakan
jenis utama DM, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, kerusakan jaringan yang akan datang atau aktual, risiko
sebelumnya disebut diabetes juvenil atau diabetes terjadinya luka meningkat secara drastis. Penyandang
bergantung insulin, disebabkan oleh kerusakan autoimun diabetes yang mengalami kehilangan sensori memiliki
sel beta yang menyekresi insulin di pankreas. Ketika kecenderungan tujuh kali lebih besar mengalami ulkus
mayoritas sel beta ini hancur, hiperglikemia (peningkatan kaki dibandingkan dengan penyandang diabetes yang
kadar gula darah) terjadi dan individu harus bergantung tidak mengalami kerusakan sensori.79 Kehilangan sensasi
170 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

protektif merupakan tanda gambaran neuropati sensori sangat menantang.


pada kaki penyandang diabetes. Sensasi protektif dianggap Neuropati autonomik disebabkan oleh kerusakan
tingkat minimal pengenalan sensasi cahaya yang pada serabut saraf otonom eferen yang menyebabkan
diperlukan untuk memberi tanda kepada individu tentang penurunan keringat dan produksi minyak pada kulit. Hal
bahaya yang akan datang (seperti batu kerikil pada sepatu). ini menyebabkan kulit menjadi kering dan tidak elastis.
Asesmen formal sensasi protektif memerlukan penggunaan Fisura (kerak kering dan dalam) sering kali terjadi pada
monofilamen (lihat Gambar 10-5 di Bab 10), yang permukaan plantar dan dapat berkembang kearah
terbukti menjadi alat yang terpercaya dan valid untuk hipodermis, meningkatkan risiko infeksi.100 Pembentukan
mengidentifikasi individu yang berisiko mengalami ulkus kalus abnormal juga umum terjadi, yang dapat
kaki.91,92 Studi menunjukkan bahwa individu harus meningkatkan tekanan lokal hingga 26%.81 Penurunan
mampu merasakan 5,07 monofilamen (hal ini berkores­ fungsi otonomi juga menyebabkan pirau (shunting)
pondesi dengan 10 gram tekanan/gaya yang diperlukan atriovenosa, menurunkan aliran darah ke perifer dan pada
untuk mengikat filamen) untuk memiliki sensasi plantar akhirnya mengganggu kemampuan kulit untuk
protektif.93-95 Dua penelitian meta-analisis yang dipubli­ memperbaiki diri.101 Secara bertentangan, neuropati
kasikan mengindikasikan bahwa uji monofilamen autonomik juga menyebabkan vasodilatasi kronik
merupa­kan alat skrining terbaik untuk mengidentifikasi pembuluh darah yang menyuplai struktur yang lebih
neuropati ekstremitas bawah yang signifikan secara dalam (terutama tulang). Kelebihan aliran darah ini
klinis.96,97 mendorong kalsium keluar dari tulang (osteolisis diabetik),
Salah satu sumber utama kerusakan jaringan pada meningkatkan risiko osteoporosis dan fraktur distal.99
kaki adalah ketidakcocokan sepatu. Kebanyakan individu Pada adanya neuropati sensori hebat, kecil kemungkin­
yang memiliki sensasi normal mengalami ketidaknyamanan annya individu dapat mengalami fraktur pergelangan
akibat sepatu yang terlalu kecil, sepatu yang dirancang tangan atau kaki, tetapi terus berjalan tanpa kompensasi
lebih untuk penampilan dibandingkan dengan kenyama­ akibat kurangnya sinyal nyeri aferen.
nan, atau kaus kaki yang mengkerut di dalam sepatu.
Respons alami adalah mengganti sepatu, menyesuaikan
dengan sepatu yang pas, atau mengganti kaus kaki yang Diabetes dan Penyakit Pembuluh Darah
berkerut. Akan tetapi, individu yang mengalami neuropati Hubungan antara diabetes dan penyakit sistem
sensasi tidak mampu merasakan ketidaknyamanan ini dan kardiovaskular diketahui dengan baik.80,102 DM merupakan
berjalan meskipun dalam jarak dekat dapat menyebabkan faktor risiko utama untuk penyakit arteri koroner, stroke,
lepuh atau luka yang lebih dalam. Selain itu, kecuali dan penyakit pembuluh darah perifer. Diperkirakan
inspeksi kaki individual setelah sepatu dilepas, luka dapat bahwa insufisiensi arteri terjadi pada 15-49% penyandang
tidak terdeteksi selama beberapa waktu, terus memburuk DM.48,103,104 Dampak penurunan aliran darah arteri pada
dan kemungkinan mengalami infeksi. penyembuhan luka didiskusikan pada bagian sebelumnya.
Neuropati motorik disebabkan oleh kerusakan serabut Tidak sulit untuk membayangkan bahwa kombinasi
saraf motorik eferen yang besar dan menyebabkan atrofi adanya DM dan insufisiensi arteri lebih lanjut menurunkan
dan kelemahan otot intrinsik kaki.98 Otot intrinsik kaki kemampuan individu untuk menyembuhkan luka. Ber­
berperan penting dalam menyokong struktur kaki selama dasarkan temuan dari American Diabetes Association,
menyangga beban. Ketika otot intrinsik ini gagal, kaki manfaat penerima Medicare pada penyandang DM dan
menjadi kurang stabil selama fase stance berjalan. Hal PAD memiliki dua kali risiko mengalami ulkus kaki
tersebut, dikombinasikan dengan kehilangan sensori dapat
sangat mengganggu keseimbangan, me nempatkan
individu pada risiko tinggi jatuh. Selain itu, kurangnya
fungsi otot intrinsik menyebabkan tekanan berlebihan
pada tendon dan ligamen kaki dan pergelangan kaki yang
jika terjadi dalam waktu lama, dapat menyebabkan
deformitas kaki substansial (lihat GAMBAR 8-13).
Deformitas ini cenderung menempatkan tekanan ber­
lebihan pada penonjolan tulang pada kaki, terutama
permukaan plantar, yang dapat menyebabkan kerusakan
jaringan.99 Pertimbangkan diskusi sebelumnya tentang
sepatu yang tidak cocok. Tidak hanya individu yang
menyandang DM kronik memiliki kesulitan merasakan GAMBAR 8-13 Kaki diabetik dengan deformitas
ketika sepatu tidak cocok, deformitas kaki yang terjadi Charcot. Perhatikan arkus longitudinal yang mengalami
akibat penyakit membuat menemukan sepatu yang pas kolaps hebat.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 171

dibanding­kan pada pasien yang hanya mengalami DM.


Hal yang lebih meresahkan adalah prevalensi amputasi
ekstremitas bawah tiga kali lebih tinggi pada penyandang
diabetes yang juga menderita PAD versus pasien yang
hanya menyandang diabetes saja.78 Karena hubungan ini,
status sistem pembuluh darah perifer pasien harus
diperiksa pada adanya DM yang diketahui atau dicurigai.

PROSEDUR UNTUK
MENGIDENTIFIKASI NEUROPATI
DAN ULKUS DIABETES AKTIF
Skrining untuk adanya neuropati diabetes harus dilakukan
selama wawancara pasien. Pertanyaan tentang riwayat
medis di masa lalu, diet dan tingkat aktivitas pasien, dan
adanya perubahan kulit yang tidak dapat dijelaskan dapat
memberikan informasi penting tentang adanya DM atau
faktor risiko terjadinya DM. Dengan diketahui atau
dicurigai adanya DM, kaki pasien harus selalu diinspeksi GAMBAR 8-14 Kaki diabetik dengan deformitas Charcot
untuk ulkus yang akan terjadi atau ulkus aktif. Minimal, dan ulkus neuropati di area kepala metatarsal ketiga.
pemeriksaan sensori harus dilakukan (untuk menentukan
apakah pasien mengalami kehilangan sensasi protektif ).
Beberapa uji untuk sirkulasi perifer juga tepat.

Observasi dan Palpasi


Observasi kaki pasien dapat sedikit memberitahu adanya
DM. Deformitas pasien yang terlihat, terutama kaki
Charcot (lihat Gambar 8-13 dan GAMBAR 8-14; juga
disebut “rocker bottom foot”) dapat mengindikasikan
kehilangan intrinsik kaki dan perubahan pada kongruensi
sendi akibat kerusakan ligamen dan kapsul sendi.105
Penyandang diabetes memiliki prevalensi yang lebih tinggi
terhadap infeksi jamur pada kuku jari kaki,106 sehingga
dapat terjadi penebalan kuku. Kaki juga dapat mengalami
edema dan hangat akibat vasodilatasi yang berkaitan GAMBAR 8-15 Area pengujian yang disarankan untuk
dengan neuropati autonomik. 98,105 sensasi protektif dengan monofilamen 5,07.
Diambil dari U.S. Departement aof Health and Human Services. LEAP
Project. Tersedia di www.hrsa.gov/hansensdisease/pdfs/leaplevel3.pdf.

Pemeriksaan Sensori
Asesmen untuk adanya sensasi protektif harus dilakukan yang biasanya tidak diasesmen untuk memasti­
pada semua pasien yang sebelumnya didiagnosis DM atau kan pasien memahami instruksi Anda.
pasien yang berisiko mengalami neuropati sensori. Teknik 2. Letakkan pasien dalam posisi telentang atau
yang direkomendasikan disebutkan dibawah ini. berbaring dengan menyokong ekstremitas bawah.
Peralatan yang diperlukan: 5,07 (10 gram) mono­ Kaos kaki dan sepatu pasien dilepas dan kaki diusap
filamen adekuat untuk banyak tujuan uji klinis; asesmen dengan pakaian lembap atau swab alkohol.
yang lebih luas dapat diselesaikan dengan serangkaian a. Terdapat 12 area spesifik pada permukaan kaki
monofilamen. yang harus di asesmen (lihat GAMBAR 8-15).
Persiapan: (bagian ini diadaptasi dari Touch Test Melakukan pemeriksaan:
Sensory Evaluators Manual107) 1. Minta pasien menutup mata.
1. Minta pasien melakukan apa yang akan Anda laku­ 2. Minta pasien untuk mengatakan “ya” atau “sekarang”
kan dan respons verbal apa yang ingin pasien berikan setiap kali monofilamen dirasakan.
untuk Anda. 3. Dengan monofilamen pada sudut 90°, sentuh area
a. Anda dapat melakukan uji percobaan pada area dengan ujung filamen hingga mengikat dengan kuat.
172 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Pertahankan tekanan pada posisi terikat selama 1,5 lebih tinggi daripada normal, dengan semua temuan lebih
detik, kemudian tarik monofilamen jauh dari kulit besar dari 1,4 dianggap abnormal.109 Prosedur untuk
(lihat GAMBAR 8-16). melakukan uji ABI dijelaskan secara rinci dalam Bab 7
a. Jangan meletakkan monofilamen pada luka (lihat Bagian 5).
atau di atas kalus atau parut.
b. Jika pasien tidak merasakan sensasi sentuh,
pindah ke area berikutnya. Menjelaskan dan Mengklasifikasikan
c. Semua area yang tidak merasakan sensasi pada Luka Diabetes
usaha pertama dapat dilakukan pemeriksaan Jika luka terdapat pada kaki pasien, menentukan sumber
kembali setelah sekuens pertama selesai. yang mendasari sangat penting untuk memulai intervensi
4. Lakukan pada satu kaki, tetapi lakukan uji pada dua yang tepat, termasuk pendidikan kesehatan pasien. Ulkus
kaki selama satu sesi. diabetik memiliki karakteristik yang nyata yaitu ulkus
hampir selalu terdapat pada permukaan plantar kaki di
Pemeriksaan Pembuluh Darah Perifer area dengan tekanan terbesar (kepala metatarsal, jari kaki
distal, atau pada pertengahan kaki ketika terdapat
Karena penyandang DM empat hingga enam kali lebih deformitas).86 Luka memiliki tampilan lobang nyata,
besar mengalami penyakit pembuluh darah perifer sering kali dengan pinggiran mengalami kalus dan
dibandingkan pasien tanpa DM,8,81,108 asesmen sirkulasi menghasilkan drainase minimal (lihat GAMBAR 8-17).
perifer sering kali tepat dilakukan. Terkait masalah tertentu Karakteristik yang paling nyata pada ulkus diabetik adalah
gangguan aliran darah arteri ke perifer; tanpa oksigen dan pasien kurang melaporkan nyeri. Tidak serperti individu
nutrien yang adekuat, luka akan sangat sulit sembuh lain yang sering kali tidak mampu merasakan nyeri yang
(tanpa mempertimbangkan sumber utama luka).48 Uji disebabkan luka, mereka sama-sama tidak mampu
yang tersedia untuk sirkulasi perifer dijelaskan pada bagian merasakan luka itu sendiri. Area disekitar (periwoound)
sebelumnya (Bagian 3: Identifikasi Ulkus Pembuluh biasanya kering dan berkerak, sering kali disertai kalus.
Darah) dan mencakup asesmen palpasi nadi perifer, waktu Karena dilatasi pembuluh darah dalam yang terjadi akibat
pengisian ulang kapiler, waktu pengisian vena, dan ABI. neuropati autonomik, suhu kaki dapat meningkat, kecuali
Seperti yang dijelaskan dalam diskusi tentang ABI di disertai dengan insufisiensi arteri hebat.98
bagian sebelumnya, penyandang diabetes sering kali Terdapat beberapa sistem klasifikasi yang digunakan
mengalami kalsifikasi pembuluh darah di distal ekstremitas untuk menjelaskan secara klinis keparahan ulkus
bawah yang mencegah kompresi arteri normal yang neuropati, termasuk penjelasan Preferred Practice Pattern
diperlukan dalam uji. Hal ini dapat menyebabkan ABI

GAMBAR 8-16 Teknik yang tepat untuk melakukan uji GAMBAR 8-17 Ulkus neuropati umum pada permukaan
monofilamen pada sendi MTP pertama pada permukaan telapak kaki di area kepala metatarsal pertama (pasien ini
plantar kaki. telah menjalani amputasi ibu jari dan jari telunjuk akibat
diabetes tipe 2 yang tidak ditangani dengan baik).
(a)
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 173

seperti yang dituliskan di Guide to Physical Therapist GAMBAR 8-18 menunjukkan ulkus neuropati dengan
Practice.110 Skala Wagner yang dimodifikasi merupakan berbagai kedalaman dan keparahan.
skala diagnostik yang umum digunakan untuk ulkus
neuropati dan dapat digunakan untuk menjelaskan derajat
kehilangan jaringan dan derajat kehilangan perfusi.

(a) (b)

(a) (b) (c)

Gambar 8-18 (a) Deformitas kaki Charcot dengan ulkus dipertengahan kaki. (b) Ulkus pada kepala metatarsal
pertama. (c) Ulkus pada aspek distal ekstremitas dengan amputasi sebelumnya.
(a dan b) dari Brown P. Quick Reference to Wound Care. 4th ed. Sudbury, MA: Jones & Bartlett Learning; 2003

TABEL 8-6 Skala Wagner Modifikasi untuk Klasifikasi Ulkus Neuropati


Klasifikasi Kedalaman

0: Kaki “berisiko”: Terdapat faktor risiko, adanya ulkus sebelumnya; deformitas kaki dengan peningkatan titik tekan
1: ulkus tidak terinfeksi dan superfisial
(b) (c)terpajan (dengan atau tanpa infeksi lokal)
2: Ulkus dalam dengan tendon atau sendi yang
3: Ulkus luas dengan pajanan tulang dan/atau infeksi dalam (osteomielitis, abses)

Klasifikasi Iskemi

A: Noniskemik
B: Iskemik (tanpa gangren)
C: Gangren pada bagian kaki (forefoot)
D: Gangren di seluruh kaki

Data dari Brodsky J. An improved methode for staging and classification of foot lesions in diabetic patients. In: Bowker J, Pfeifer MA, eds. Levin and
O’Neal’s The Diabetc Foot. 7th ed. St.Louis, MO: Mosby; 2007:222-223

(c)
PRIORITAS ATAU TIDAK BERGUNA?
Ketika
­ asesmen ulkus neuropati Ketika asesmen ulkus neuropati TIDAK
PRIORITAS untuk dilakukan: BERGUNA untuk dilakukan:
Karena tingginya prevalensi neuropati sensorik dan luka Asesmen untuk ulkus neuropati tidak diperlukan pada
kaki yang berkaitan, semua pasien yang didiagnosis DM individu yang sehat yang melaporkan tidak ada faktor
harus dilakukan skrining untuk adanya ulkus neuropati, risiko untuk atau riwayat DM dan tidak ada riwayat
tanpa mempertimbangkan alasan untuk mencari inter­ penyakit kardiovaskular.
vensi fisioterapi. Asesmen untuk adanya sensasi protektif
harus dilakukan pada semua pasien yang terdiagnosis
DM atau pasien yang berisiko mengalami DM. Karena
banyak individu yang mengalami penyakit pembuluh
darah perifer juga menderita DM, skrining untuk sensasi
protektif dalam adanya penyakit kardiovaskular sering
kali dilakukan.
174 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

CONTOH KASUS
Anda melakukan wawancara dengan pasien yang mencari Dokumentasi untuk Contoh Kasus
evaluasi fisioterapi secara mandiri (tatanan akses langsung)
untuk “perasaan kaki goyah”. Ia menyangkal bahwa ia terjatuh, Subjektif: Pt menunjukkan kepada fisioterapis c/c perasaan
tetapi melaporkan sering mengalami kehilangan keseimbangan “goyah pada kaki”. Menyangkal jatuh tetapi menunjukkan
dalam 6 bulan terakhir. Selama wawancara, Anda mempelajari sering mengalami episode LOB dalam 6 bulan terakhir.
bahwa pasien didiagnosis mengalami diabetes tipe 2 7 tahun Melaporkan 7 tahun hx DM tipe 2; melaporkan kepatuhan
yang lalu. Ia mengatakan bahwa ia “kesulitan mempertahankan yang buruk terhadap diet yang dipogramkan; mengakui bahwa
kadar gula darah rendah” dan mengakui bahwa, sejak istrinya kadar gula darah tidak terkendali. Ps tidak menyadari luka kecil
meninggal 2 tahun lalu, ia mengalami kesulitan mematuhi diet pada permukaan telapak kaki kaki Ⓛ pada MTP 1.
yang dianjurkan oleh dokter. Ketika mengobservasi postur dan Objektif: Observasi: Kulit pada tungkai bawah Ⓑ kering
gaya berjalan pasien, Anda menyadari bahwa kaki dan tungkai dengan fisura pada area post kalkaneal Ⓑ. Luka telapak kaki
bawah tampak kering dan tumit posterior Ⓑ mengalami fisura pada Ⓛ MTP 1 dalam tetapi kering s tanda infeksi (skala
multipel. Inspeksi pada permukaan telapak kaki menunjukkan Wagner dimodifikasi 3B). [Catatan: Luka sebaiknya dijelaskan
area terbuka bulat berukuran kecil diatas kepala metatarsal dalam rincian yang lebih banyak pada catatan fisioterapi
pertama pada bagian Ⓛ. Ketika Anda bertanya kepada pasien umumnya] Skrining Sensori: (Monofilamen: 12 tempat
tentang lamanya luka tersebut, ia menyangkal tentang luka itu. dilakukan pada kulit kaki menggunakan 5,07 (10 gm)
Area luka dalam (tendon dapat terlihat) tetapi tidak monofilamen: 10/12 tempat tidak terdeteksi pada Ⓡ; 11/12
menunjukkan adanya infeksi. Selama uji monofilamen pada tempat tidak terdeteksi pada Ⓛ. Sirkulasi Perifer: Nadi:
permukaan telapak kaki pada kaki Ⓑ (12 tempat di setiap dorsalis pedis: tidak ada Ⓑ; tib post: 1 + Ⓑ; popliteal: 1+ Ⓑ;
kaki), pasien tidak mampu mendeteksi 5,07 monofilamen pada femoral: 2+ Ⓑ. Pengisian ulang kapiler: ←d waktu pengisian
10 dari 12 tempat pada Ⓡ dan 11 dari 12 tempat pada Ⓛ. pada 6 det Ⓑ; ABI: 1,2 pada Ⓡ, 1,3 pada Ⓛ.
Asesmen nadi perifer menunjukkan tidak adanya nadi pada
tibialis posterior dan nadi yang lemah pada dorsalis pedis dan Asesmen: PT mengkhawatirkan tentang luka pada kaki Ⓛ
arteri popliteal Ⓑ. Nadi arteri femoral normal Ⓑ. Uji pengisian dalam kaitannya c kehilangan sensasi protektif Ⓑ, ↓d nadi
ulang kapiler mengindikasikan waktu yang abnormal (6 detik distal, dan pengisian ulang kapiler buruk. ABI mengindikasikan
Ⓑ) untuk kembali ke warna awal setelah penekanan yang kemungkinan kalsifikasi pembuluh darah arteri distal,
dilakukan pada aspek distal kedua ibu jari kaki. Ankle brachial meskipun temuan tidak dianggap abnormal. Ps berisiko untuk
index menunjukkan kemungkinan kalsifikasi pembuluh darah terjadinya luka di masa yang akan datang dan pelambatan
distal dengan temuan 1,2 pada ® dan 1,3 pada Ⓛ. penyembuhan pada luka saat ini.

Perencanaan: Akan menghubungi PCP Ps untuk meng­


informasikan luka plantar Ⓛ dan meminta rujukan untuk
perawatan luka PT. Akan mengedukasi Ps: pentingnya
pemeriksaan kaki teratur, kebutuhan untuk modifikasi diet
untuk mengendalikan kadar glukosa, dan bahaya kerusakan
kulit yang tidak terdeteksi. Akan memantau luka saat ini pada
kaki Ⓛ seraya bertanya kepada pasien untuk gaya berjalan yang
goyah dan risiko jatuh.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 175

Bagian 5: Luka Lain dan Luka Bakar


PENDAHULUAN masalah. Akan tetapi, penting agar klinisi mampu
mengenali tanda penyembuhan luka abnormal dan
Diluar dari lesi kulit superfisial dan ulkus tekan, ulkus kemungkinan infeksi sehingga intervensi yang tepat dapat
pembuluh darah, dan neuropati, fisioterapis juga dapat diberikan. Selain infeksi, komplikasi tambahan yang dapat
menghadapi jenis gangguan integumen lain. Gangguan muncul dengan luka bedah adalah dehisens luka. Luka
tersebut akan didiskusikan secara singkat disini, mencakup bedah biasanya ditutup dengan jahitan atau staples (lihat
robekan kulit, luka bedah, dan luka bakar. Hal tersebut GAMBAR 8-19). Tepi luka mulai bergabung sekitar 48
berbeda dari kondisi yang dijelaskan sebelumnya, yaitu jam setelah luka menyatu.112 Area yang baru ditutup
luka tersebut berasal dari kekerasan eksternal yang memiliki kekuatan regang yang buruk dan harus disokong
berlawanan dengan mekanisme yang mendasari yang oleh jahitan atau staples selama 3-14 hari, bergantung
menjadi bukti melalui kerusakan pada lapisan dermal dan pada lokasi insisi. Dehisens luka terjadi ketika tepi luka
epidermal. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, buku ini yang disatukan terpisah. Jika tepi ini tetap terpisah selama
tidak dirancang untuk mengajarkan teknik pemeriksaan beberapa waktu, tepi tersebut dapat mulai sembuh sendiri,
integumen secara dalam, karena hal ini cenderung menyebabkan penutupan luka yang tidak sempurna
merupakan keterampilan yang terspesialisasi dan ke­ dengan peningkatan risiko infeksi.
terampilan lanjut.6 Tujuan bagian ini adalah memper­
kenalkan kepada Anda tentang luka atau luka bakar yang
dapat Anda jumpai di semua tatanan klinis dengan pasien
yang dirujuk untuk kondisi lain (yang memiliki luka atau
mengalami luka) dan menjelaskan karakteristik
penyembuhan normal dan abnormal. Komplikasi utama
yang memerlukan pengenalan dan intervensi medis yang
tepat adalah infeksi, yang dijelaskan di bagian 1 bab ini.

KONSEP DASAR
Robekan Kulit
Robekan kulit dapat dianggap “potongan” klasik Anda.
Hal ini dapat bersifat horizontal atau vertikal. Robekan
horizontal tanpak seperti penutup kulit dengan epidermis
terpisah dari dermis (kurang sering robekan lebih dalam,
memisahkan dermis dari jaringan subkutan). Robekan
vertikal tampak seperti insisi umum melalui lapisan
epidermal dan dermal.111 Tepi robekan kulit sering kali
halus dan dapat mudah disatukan (didorong bersama).
Terkadang, jika robekan terjadi akibat friksi atau gaya
robekan, tepi luka bergerigi dan tidak mudah didorong.
Jika lapisan dermal terlibat, biasanya akan terjadi GAMBAR 8-19 Insisi bedah umum ditutup dengan
perdarahan. Akan tetapi, dengan kompresi dan perkiraan, staples.
perdarahan harus minimal dan singkat. Robekan kulit
yang mencapai lapisan lemak subkutan dan cukup besar
sehingga tepi tidak dapat disatukan kemungkinan akan
memerlukan penutupan dengan jahitan.111 Robekan kulit
pada area kulit yang tidak sehat atau dengan aliran darah
yang buruk juga memerlukan perhatian khusus.

Luka Bedah
Sejumlah pasien mencari bantuan fisioterapis untuk
rehabilitasi pascaoperasi. Paling sering, luka bedah bukan
masalah utama fisioterapis, dan insisi sembuh tanpa
GAMBAR 8-20 Luka dehisens bedah.
176 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

Dehisens luka dapat terjadi ketika terlalu banyak kondisi lain. Minimal, Anda harus mampu mengenali dan
tegangan/tekanan diberikan pada tepi luka (lihat menjelaskan luka bakar secara umum dan memahami
GAMBAR 8-20). Kulit yang meregang akan terpisah pada kapan diperlukan untuk merujuk atau intervensi khusus.
titik terlemah; setelah pembedahan hal ini sepanjang TABEL 8-7 memberikan sistem klasifikasi untuk
dengan jalur insisi. Ketika banyak protokol pascaoperasi menjelaskan luka bakar spesifik dengan kedalaman
mendorong melakukan latihan lingkup gerak dan aktivitas kerusakan jaringan yang diobservasi. GAMBAR 8-21
seluruh tubuh sejak awal, perawatan harus dilakukan menunjukkan luka bakar dengan kedalaman dan
untuk menghindari tekanan berlebihan pada ikatan keparahan yang berbeda. Meskipun pasien mungkin lebih
kolagen yang baru terbentuk.112 Oleh sebab itu, luka familier dengan luka bakar derajat satu, dua, dan tiga”,
bedah harus dilakukan inspeksi sebelum, sesaat, dan istilah ini tidak digunakan dalam dokumentasi medis.
setelah sesi fisioterapi. Faktor spesifik pasien yang juga Terdapat tiga sumber utama luka bakar kulit, yaitu
berkontribusi pada dehisens luka mencakup kontrol gula termal, kimia, dan listrik. Luka bakar termal merupakan
darah yang buruk pada penyandang diabetes,113 yang paling umum120 dan terjadi ketika sumber panas
malnutrisi,113-115 penggunaan steroid jangka panjang, bersentuhan secara langsung atau tidak langsung dengan
obesitas,115 dan merokok.113,116 Infeksi pascaoperasi juga kulit. Luka bakar scalding (air panas) merupakan jenis luka
penyebab umum dehisens luka.113,117 Jika dehisens luka bakar yang paling umum pada balita, sedangkan luka
diidentifikasi, dokter bedah pasien harus segera diberi bakar akibat api merupakan luka bakar yang paling umum
tahu dan teknik perawatan luka khusus mungkin perlu pada anak usia 6-14 tahun.121 Pada populasi lansia, luka
dilakukan. bakar akibat air panas terhitung sekitar 50% pada semua
luka bakar sedangkan luka bakar akibat api sekitar 25%.122
Luka bakar termal lain melibatkan kontak dengan
Luka Bakar permukaan panas, seperti setrika, kompor, atau radiator.
Pemeriksaan fisioterapi dan intervensi untuk cedera luka Derajat kerusakan kulit pada luka bakar termal
bakar serius memerlukan pengetahuan dan keterampilan proporsional dengan suhu sumber panas, lokasi kulit, dan
khusus dan juga koordinasi perawatan dalam tim penyedia waktu pajanan.6
perawatan kesehatan.6,118 Pasien yang mengalami luka Luka bakar kimia akibat dari reaksi yang terjadi
bakar hebat dan luas biasanya ditangani pada tatanan ketika zat asam atau alkali berkontak dengan kulit. Reaksi
rumah sakit atau pusat luka bakar khusus. KOTAK 8-4 ini mungkin atau mungkin tidak bersifat termal, tetapi
menjelaskan panduan yang direkomendasikan oleh dapat menyebabkan oksidasi, reduksi, kororsi, atau
American Burn Association untuk masuk ke pusat deserasi jaringan tubuh, dan proses luka bakar berlanjut
perawatan luka bakar khusus.119 hingga zat kimia dihilangkan atau cukup larut.123
Bagian ini akan menjelaskan luka bakar ringan dan Meskipun luka bakar akibat zat kimia sering kali memiliki
luka yang dialami pasien yang dirujuk ke fisioterapi untuk area permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan

KOTAK 8.4 Kriteria untuk Masuk ke Pusat Luka Bakar (American Burn Association)

>> Luka bakar separa (partial-thickness burn) yang lebih dari 10% area permukaan tubuh total
>> Luka bakar yang melibatkan wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, atau sendi mayor
>> Luka bakar derajat tiga (ketebalan penuh) pada individu di semua usia
>> Luka bakar akibat listrik atau zat kimia
>> Cedera inhalasi
>> Luka bakar pada individu yang memiliki gangguan medis yang dapat memperburuk manajemen, pemuli-
han yang lama, atau memengaruhi mortalitas
>> Luka bakar dan trauma yang bersamaan (mis., fraktur) luka bakar memajankan risiko terbesar untuk mor-
biditas atau mortalitas
>> Luka bakar pada anak yang di rumah sakit atau petugas atau peralatan yang berkualifikasi untuk per-
awatan anak
>> Cedera luka bakar pada pasien yang memerlukan intervensi sosial dan emosi secara khusus atau inter-
vensi rehabilitasi jangka panjang

Data dari American College of Surgeons Committee on Trauma. Guidelines for the Operations of Burn Units: Resources for Optimal Care. Chicago, IL:
American College of Surgeons; 1999: 55-62.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 177

TABEL 8-7 Karakteristik Kedalaman Luka Bakar


Kedalaman Luka Jaringan yang
Bakar Terlibat Tampilan Penyembuhan dan Hasil

Superfisial Epidermis ●● Kulit merah dan kering. ●● Biasanya akan sembuh kurang dari 1
●● Tanpa area terbuka. minggu dengan parut minimal atau tidak
●● Luka bakar akibat sengatan matahari ada jaringan parut.
merupakan contoh umum.

Superfisial separa Epidermis dan lapisan ●● Lepuh kulit dan lembap (dapat ●● Biasanya akan sembuh dalam waktu 2
atas dermis memiliki banyak drain). minggu atau kurang.
●● Kulit pucat dnegan pengisian ulang ●● Parut minimal.
kapiler cepat.
●● Eritema sedang.
●● Sangat nyeri.

Dalam separa Epidermis dan dermis ●● Kulit dengan area burik kemerahan ●● Biasanya akan sembuh dalam waktu 3
dan putih. minggu jika area berukuran kecil
●● Kulit pucat dengan pengisian ulang (hingga beberapa bulan untuk area
kapiler lambat. yang lebih besar).
●● Sangat nyeri. ●● Dapat memerlukan intervensi bedah jika
luka besar.
●● Menyebabkan parut dan perubahan
pigmen permanen.

Ketebalan penuh Epidermis, dermis, dan ●● Kulit tampak sangat burik. ●● Memerlukan waktu lebih dari 3 minggu
hipodermis ●● Eskar kaku, kering, dan kasar. untuk menutup.
●● Sedikit nyeri. ●● Sering kali memerlukan penutupan
●● Sensasi terhadap nyeri, tekanan, secara bedah dan tandur.
dan suhu hilang. ●● Menyebabkan parut dan perubahan
pigmen permanen.
●● Dapat menyebabkan kontraktur
(bergantung lokasi).

Subdermal Epidermis, dermis, ●● Kulit tampilan kering dan hangus. ●● Memerlukan intervensi pembedahan.
hipodermis, dan ●● Jaringan dalam tersingkap. ●● Dapat memerlukan amputasi.
jaringan dibawah ●● Dapat menyebabkan paralisis pada area
hipodermis yang terkena.
●● Parut dan perubahan pigmen yang
signifikan.

Data dari DeSanti L. Pathophysiology and current management of burn injury. Adv Skin Wound Care. 2005;18(6):323-332; Myers B. Burn. In: Wound
Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:352-385; dan West M, Knowlton K, Jarell-Gracious M, Paz J. Burns
and wound. In: Paz J, West M, eds. Acute Carea Handbook for Physical Therapist. 3rd ed. St. Louise, MO: Saunders Elsevier; 2009:263-296.

luka bakar akibat termal, luka bakar tersebut cenderung Mungkin terdapat lebih dari satu exit wound, karena hal
menyebabkan kerusakan ketebalan penuh dan dapat ini terjadi ketika individu di dasar.125 Area distal umumnya
sangat mengubah pH dan metabolisme jarinngan sistemik. terkena pada derajat yang lebih besar, terhitung untuk
Perubahan ini dapat menyebabkan komplikasi paru dan insidens amputasi yang tinggi yang berkaitan dengan
metabolik yang serius, termasuk obstruksi jalan napas, cedera akibat listrik yang hebat.124 Keparahan luka bakar
edema paru, nekrosis hati, atau gagal ginjal.6 Keparahan akibat listrik relatif dengan lama kontak dengan sumber
luka bakar akibat zat kima bergantung pada jenis zat listrik, voltase sumber listrik, jalur arus listrik melalui
kimia, konsentrasi zat kimia, durasi pajanan, dan tubuh, dan resistensi jaringan terhadap arus listrik.
mekanisme kerja zat kimia. Komplikasi yang dapat terjadi dari luka bakar akibat listrik
Luka bakar akibat listrik disebabkan oleh pajanan dapat memengaruhi banyak sistem tubuh dan dapat
terhadap arus listrik tegangan rendah atau tinggi. menyebabkan kerusakan sistemik yang permanen. 6,118
Kerusakan superfisial mungkin kurang luas dibandingkan Jika pasien menunjukkan luka dari sumber eksternal,
kerusakan pada jaringan yang lebih dalam (otot, saraf, dan masalah utama berupa (1) apakah diperlukan evaluasi
tulang) dan mengakibatkan dari panas yang intens pada medis dan (2) apakah terdapat infeksi. Secara umum,
arus listrik dan gangguan listrik pada membran sel.123,124 penyembuhan normal akan terjadi jika luka relatif
Biasanya terdapat entry dan exit wound yang dalam, superfisial, jika tetap bersih dan lembap, dan jika tepi luka
dengan kerusakan internal terjadi disepanjang jalur listrik.
178 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

bersatu. Luka akut harus diirigasi dengan jumlah air yang mendasari dan menjaga area tetap lembap, bebas
banyak (air kran diperbolehkan,126 tetapi larutan salin kontaminan, dan menutup dengan kasa secara longgar.111
steril juga dapat digunakan), tepuk kering (patted dry) Luka bakar yang meluas lebih dari lapisan atas dermis
dengan kasa steril, dan tutup dengan balutan yang memerlukan intervensi khusus.
menahan kelembapan. Luka bedah harus diobservasi
secara teratur untuk melihat penutupan normal dan tanda
infeksi. Semua tanda dehisens luka atau infeksi harus
dilaporkan ke dokter bedah pasien sesegera mungkin.
Pasien yang menunjukkan luka bakar superfisial harus
diminta untuk menghindari memecahkan lepuh yang

(a) (c)

(b) (d)

GAMBAR 8-21 Kedalaman luka bakar yang berbeda. (a) Separa superfisial. (b) Separa dalam. (c) ketebalan penuh.
(d). Subdermal.
Milik Dr. Rajiv Sood.
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 179

CONTOH KASUS
Pasien baru Anda merupakan guru gim SMA yang berusia 36 Dokumentasi untuk Contoh Kasus
tahun yang dirujuk untuk menjalani fisioterapi selama 5 hari
setelah perbaikan bedah ligamen krusiata anterior Ⓡ. Ia Subjektif: Pt menunjukkan kepada fisioterapis pada
menemui dokter bedah sehari setelah pembedahan dan pascaoperasi hari 5 setelah rekonstruksi ACL Ⓡ. Mengatakan ia
memiliki janji lainnya dalam waktu 4 hari setelah pembedahan telah mencoba melakukan ROM tetapi mengalami nyeri hebat
untuk melepas staples bedah. Pasien melaporkan bahwa ia dengan semua usaha pada fleksi lutut.
mencoba menggerakkan lutut tetapi mengalami nyeri ketika Objektif: Insisi menunjukkan kemungkinan tanda infeksi
dicoba untuk ditekuk. Setelah pelepasan balutan bedah, kemungkinan infeksi insisi bedah.
observasi insisi menunjukkan 1/3 distal berwarna merah terang
dengan pembengkakan umum, dan drainase berawan dan Asesmen: PT mengkhawatirkan tentang dehisens dan dengan
berwarna hijau kekuningan. Seluruh lutut terasa sangat hangat. eritema dan efusi yang tampak, eksudat purulen, dan ↑ suhu
2 cm distal insisi juga memiliki tepi yang terpisah, meskipun T/O sendi lutut. Area kecil dehisens luka pada 2 cm distal dari
staples utuh. Berdasarkan observasi ini, Anda memutuskan insisi.
untuk menghubungi dokter bedah pasien dan beliau
Perencanaan: PT menghubungi MD dan Ps segera dikirim ke
menginstruksikan untuk segera mengirim pasien ke bagian
klinik MD. PT akan menunggu kontak lebih lanjut dari pt:
bedah.
resumsi PT. Akan melanjutkan dengan pemeriksaan PT pada
janji temu PT berikutnya.
180 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

RANGKUMAN BAB M, Monroe L, eds. Physical Rehabilitation: Evidence-


Based Examination, Evaluation, and Intervention. St.
Penyakit dan disfungsi sistem integumen sering kali Louis, MO: Saunders Elsevier; 2007:733-776.
merupakan hasil proses penyakit pada sistem lain, seperti 9. West M, Paz J, Vashi F. Vascular system and hematology.
sistem kardiovaskular dan metabolik. Deteksi faktor risiko In: Paz J, West M, eds. Acute Care Handbook for Physical
signifikan untuk kerusakan kulit atau adanya penyakit Therapists. St. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2009:219-
awal dapat mengarah ke intervensi yang dapat 262.
memperlambat atau membalik kondisi yang memengaruhi 10. Vanderwee K, Grypdonck M, Defloor T. Non-blanchable
erythema as an indicator for the need for pressure ulcer
sistem integumen. Luka pada semua jenis dapat sedikit
prevention: a randomized controlled trial. J Clin Nurs.
melemahkan. Meskipun tubuh yang sehat memiliki 2007;16(2):325-335.
kemampuan yang menakjubkan untuk sembuh meskipun 11. Togel B. Current therapeutic strategies for hyperhidrosis: a
pada luka yang paling sering, beberapa mungkin resisten review. Eur J Dermatol. 2002;12(3):219-223.
untuk sembuh berdasarkan pada kondisi yang mendasari 12. deVries Feyens C, de Jager C. Decreased skin turgor.
yang pada awalnya mengarah ke pembentukan luka. NEngl JMed. 2011;364:e6.
Fisioterapis berperan penting dalam identifikasi awal 13. Cancer Prevention and Early Detection: Facts and
beberapa penyakit atau kondisi yang dapat bermanifestasi Figures. Atlanta, GA: American Cancer Society; 2012.
melalui perubahan kulit. Perubahan tropik dan diskolorasi 14. Skin Cancer Foundation. The five warning signs of basal
integumen mungkin merupakan tanda pertama disfungsi cell carcinoma; 2012. Available at: www.skincancer.org/
pembuluh darah di ekstremitas distal atau kondisi skin-cancer-information. Accessed May 30, 2012.
15. Healsmith M, Bourke J, Osborne J, Graham-Brown R. An
kardiovaskular yang lebih umum. Fisioterapis mungkin
evaluation of the revised seven-point checklist for the early
menjadi orang pertama yang mengenali bahwa pasien diagnosis of cutaneous malignant melanoma. Br J
mungkin diabetik berdasarkan pada adanya luka pada Dermatol. 1994;130:1012-1015.
permukaan telapak kaki yang tidak dapat dirasakan oleh 16. McGovern T, Litaker M. Clinical predictors of malignant
pasien. Identifikasi awal ulkus tekan yang akan terjadi, pigmented lesions: a comparison of the Glasgow seven-
salah satu kondisi yang paling mahal tetapi merupakan point checklist and the American Cancer Society’s ABCDs
jenis luka yang dapat dicegah, harus merupakan tujuan of pigmented lesions. J Dermatol Surg Oncol. 1992;18:22-
semua fisioterapi yang bekerja dengan pasien yang 26.
mengalami penurunan mobilitas. Meskipun terdapat 17. Thomas L, Tranchard P, Berard F, Secchi T, Colin C,
beberapa pengujian dan pengukuran yang memeriksa Moulin G. Seminological value of ABCDE criteria in the
integritas kulit secara spesifik, observasi dan inspeksi visual diagnosis of cutaneous pigmented tumors. Dermatol.
1998;197:11-17.
merupakan alat utama untuk asesmen integumen.
18. Guibert P, Mollat F, Ligen M, Dreno B. Melanoma
screening: report of a survey in occupational medicine.
Arch Dermatol. 2000;136:199-202.
19. Strayer S, Reynolds P. Diagnosing skin malignancy:
REFERENSI assessment of predictive clinical criteria and risk factors. J
1. Swartz M. The skin. In: Textbook of Physical Diagnosis: Fam Pract. 2003;52(3):210-218.
History and Examination. 6th ed. Philadelphia, PA: 20. Hasan T, Hasan H. Anorexia nervosa: a unified neurological
Saunders Elsevier; 2010:137-195. perspective. Int JMed Sci. 2011;8(8):679-703.
2. Myers B. Integumentary anatomy. In: Wound Management: 21. Mofid A, Sayyed Alinaghi S, Zandieh S, Yazdani T.
Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Hirsutism. Internat J Clin Pract. 2008;62(3):433-443.
Prentice Hall; 2008:3-10. 22. Fawcett R, Linford S, Stulberg D. Nail abnormalities: clues
3. Proksch E, Brandner J, Jensen J. The skin: an indispensable to systemic disease. Am Fam Physician. 2004;69:1417-
barrier. Experiment Dermatol. 2008;17(12):1063-1072. 1424.
4. Madison K. Barrier function of the skin: “la raison d’etre” 23. Paus R, Cotsarelis G. The biology of hair follicles. N Engl
of the epidermis. J Invest Dermatol. 2003;121(2):231-241. J Med. 1999;341(7):491-497.
5. Cannon B, Cannon J. Management of pressure ulcers. Am 24. Dawber R, Baran R. Science of the nail: gross anatomy. In:
J Health Syst Pharm. 2004;61(18):1895-1905. Diseases of the Nails and Their Management. Oxford,
6. West M, Knowlton K, Jarell-Gracious M, Paz J. Burns and England: Blackwell Science; 1994:1-34.
wounds. In: Paz J, West M, eds. Acute Care Handbook for 25. Myers B. Wound healing. In: Wound Management:
Physical Therapists. 3rd ed. St. Louis, MO: Saunders Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ:
Elsevier; 2009:263-296. Prentice Hall; 2008:11-24.
7. Bickley L. The skin, hair, and nails. In: Bates’ Guide to 26. Sibbald R, Orsted H, Schultz G, Coutts P, Keast D.
Physical Examination and History Taking. 9th ed. Preparing the wound bed 2003: focus on infection and
Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins; inflammation. Ostomy Wound Manage. 2003;49(11):24-
2007:121-131. 51.
8. Hamm R. Tissue healing and pressure ulcers. In: Cameron 27. Myers B. Management of infection. In: Wound
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 181

Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper 46. Seiler W, Stahelin H. Recent findings on decubitus ulcer
Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:94-122. pathology: implications for care. Geriatr. 1986;4(1):47-60.
28. Myers B. Pressure ulcers. In: Wound Management: 47. Pressure ulcer definition and staging. National Pressure
Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ: Ulcer Advisory Panel; Washington, DC; 2007.
Prentice Hall; 2008:283-323. 48. Spentzouris G, Labropoulos N. The evaluation of lower-
29. Lindholm C, Sterner E, Romanelli M, et al. Hip fracture extremity ulcers. Sem Intervent Radiol. 2009;26(4):286-
and pressure ulcers-the Pan-European Pressure Ulcer 295.
Study: intrinsic and extrinsic risk factors. Int Wound J. 49. Adam D, Naik J, Hartshorne T, Bello M, London N. The
2008;5(2):315-328. diagnosis and management of 689 chronic leg ulcers in a
30. Allman R, Laprade C, Noel L, et al. Pressure sores among single-visit assessment clinic. Eur J Vasc Endovasc Surg.
hospitalized patients. Ann Intern Med. 1986;105(3):337- 2003;25:462-468.
342. 50. Graham I, Harrison M, Nelson E, Lorimer K, Fisher A.
31. Hill-Brown S. Reduction of pressure ulcer incidence in the Prevalence of lower-limb ulceration: a systematic review
home healthcare setting: a pressure-relief seating cushion of prevalence studies. Adv Skin Wound Care.
project to reduce the number of community-acquired 2003;16(6):305-316.
pressure ulcers. Home Healthcare Nurse. 2011;29(9):575- 51. Paquette D, Falanga V. Leg ulcers. Clin Geriatr Med.
579. 2002;18(1):77-88.
32. Thompson P, Langemo D, Anderson J, Hanson D, Hunter 52. Bickley L. The peripheral vascular system. In: Bates’
S. Skin care protocols for pressure ulcers and incontinence Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed.
in long-term care: a quasi-experimental study. Adv Skin Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins;
Wound Care. 2005;18(8):422-429. 2007:473-496.
33. Livesley N, Chow A. Infected pressure ulcers in elderly 53. Myers B. Arterial insufficiency ulcers. In: Wound
individuals. Clin Infect Dis. 2002;35(11):1390-1396. Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper
34. Roghmann M, Siddiqui A, Plaisance K, Standiford H. Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:217-247.
MRSA colonization and the risk of MRSA bacteraemia in 54. Sparks-DeFriese B. Vascular ulcers. In: Cameron M,
hospitalized patients with chronic ulcers. JHosp Infect. Monroe L, eds. Physical Rehabilitation: Evidence-Based
2001;47(2):98-103. Examination, Evaluation, and Intervention. St. Louis, MO:
35. Agency for Healthcare Research and Quality. Are we ready Saunders Elsevier; 2007:777-802.
for this change? Preventing Pressure Ulcers in Hospitals: 55. Weitz J, Byrne J, Clagett P, et al. Diagnosis and treatment
A Toolkit for Improving Quality of Care; 2011. Available of chronic arterial insufficiency of the lower extremities: a
at: www.ahrq. gov/research/ltc/pressureulcertoolkit/ critical review. Circulation. 1996;94:3026-3049.
putooll.htm. Accessed May 24, 2012. 56. Goodman C, Smirnova I. The cardiovascular system. In:
36. Gorecki C, Brown J, Nelson E, et al. Impact of pressure Goodman C, Fuller K, eds. Pathology: Implications for the
ulcers on quality of life in older patients: a systematic Physical Therapists. 3rd ed. Philadelphia, PA: Saunders;
review. JAm Geriatr Soc. 2009;57:1175-1183. 2008:519-640.
37. Hopkins A, Dealey C, Bale S. Patient stories of living with 57. Myers B. Venous insufficiency ulcers. In: Wound
a pressure ulcer. JAdvanc Nurs. 2006;56:345-353. Management: Principles and Practice. 2nd ed. Upper
38. Pinquart M, Sorenson S. Differences between caregivers Saddle River, NJ: Prentice Hall; 2008:248-282.
and noncaregivers in psychological health and physical 58. Casey G. Causes and management of leg and foot ulcers.
health: a metaanalysis. Psychology Aging. 2003; 18(2):250- Nurs Standard. 2004;18(57):57-64.
267. 59. Murray J. Leg ulceration part 1: aetiology. Nurs Standard.
39. Whitlatch C, Feinberg L, Sebesta D. Depression and health 2004;19(1):45-54.
in family caregivers. JAging Health. 1997;9(2):222-243. 60. Schmid-Schonbein G, Takase S, Bergan J. New advances
40. Brem H, Lyder C. Protocol for the successful treatment of in the understanding of the pathophysiology of chronic
pressure ulcers. Am J Surg. 2004;188(1):S9-17. venous insufficiency. Angiology. 2001;52:S27-34.
41. Reddy M, Gill S, Rochon P. Preventing pressure ulcers: a 61. Heldal M, Seem E, Sandset P. Deep vein thrombosis: a
systematic review. JAMA. 2006;296:974-984. 7-year follow-up study. JIntern Med. 1993;234(l):71-75.
42. Hess C. Care tips for chronic wounds: pressure ulcers. Adv 62. Wells P, Anderson D, Bormanis J, et al. Value of assessment
Skin Wound Care. 2004;17(9):477-479. of pretest probability of deep-vein thrombosis in clinical
43. Linder-Ganz E, Scheinowitz M, Yizhar Z, Margulies S, management. Lancet. 1997;350(9094):1795-1798.
Gefen A. How do normals move during prolonged 63. Valencia I, Falabella A, Kirsner R, Eaglstein W Chronic
wheelchair sitting? Technol Health Care. 2007;15(3):195- venous insufficiency and venous leg ulceration. J Am Acad
202. Dermatol. 2001;44(3):401-421.
44. Ankrom M, Bennett R, Sprigle S, et al. Pressure-related 64. Heit J. Venous thromboembolism epidemiology:
deep tissue injury under intact skin. Adv Skin Wound Care. implications for prevention and management. Semin
2005;18(1):35-42. 45. Thromb Hemost. 2002; 28(Suppl2):3-13.
45. Reuler J, Cooney T. The pressure sore: pathophysiology 65. Kurz X, Kahn S, Abenhaim L, et al. Chronic venous
and principles of management. Ann Intern Med. disorders of the leg: epidemiology, outcomes, diagnosis
1981;94(5):661-666. and management. Summary of an evidence-based report of
182 FISIOTERAPI (Pemeriksaan dan Pengukuran)

the VEINES task force. Int Angiology. 1999;18(2):83-102. demography and disease prevalence in the U.S. Diabetes
66. Moffatt C, Franks P, Doherty D, Martin R, Blewett R, Ross Care. 2001;24(11):1936-1940.
F. Prevalence of leg ulceration in a London population. 83. Harrington C, Zagari M, Corea J, Klitenic J. A cost analysis
QJM. 2004; 97(7):431-437. of diabetic lower extremity ulcers. Diabetes Care. 2000;23:
67. Cornwall J, Dore C, Lewis J. Leg ulcers: epidemiology and 1333-1338.
aetiology. Br J Surg. 2005;73(9):693-696. 84. Monteiro-Soares M, Boyko E, Ribeiro J, Ribeiro I, Dinis
68. Nelzen 0, Bergqvist D, Lindhagen A. Leg ulcer etiology: a RM. Risk stratification systems for diabetic foot ulcers: a
cross sectional population study. J Vasc Surg. 1991;14:557- systematic review. Diabetologia. 2011;54:1190-1199.
564. 85. Goodman C, Snyder T. Screening for endocrine and
69. Bonham P, Flemister B. Wound, Ostomy, and Continence metabolic disease. In: Differential Diagnosis for Physical
Nurses Society Clinical Practice Guideline Series: Therapists: Screening for Referral. 5th ed. St. Louis, MO:
Guidelines for Management of Wounds in Patients with Elsevier; 2012:410-45 1.
Lower-Extremity Arterial Disease. Glenview, IL: WOCN; 86. Hamm R, Scarborough P. Neuropathic ulcers. In: Cameron
2002. M, Monroe L, eds. Physical Rehabilitation: Evidence-
70. Ward K, Schwartz M, Thiele R, Yoon P Lower extremity Based Examination, Evaluation, and Intervention. St.
manifestations of vascular disease. Clin Podiatr Med. Louis, MO: Saunders Elsevier; 2007:803-827.
1988;15(4):629-672. 87. American Diabetes Association. Clinical practice
71. Callum M, Harper D, Dale J, Ruckley C. Arterial disease in recommendations: diagnosis and classification of diabetes
chronic leg ulceration: an underestimated hazard? Br Med mellitus. Diabetes Care. 2004;27(Suppl):S5-S10.
J. 1987;294: 929-931. 88. Mekkes J, Loots M, Van Der Wal A, Bos J. Causes,
72. Boyko E, Ahroni J, Davignon D, Stensel V, Prigeon R, investigation and treatment of leg ulceration. Br J
Smith D. Diagnostic utility of the history and physical Dermatol. 2003;148:388-401.
examination for peripheral vascular disease among patients 89. Meyer J. Diabetes and wound healing. Crit Care Nurse
with diabetes mellitus. J Clin Epidemiol. 1997;50:659-668. Clin North Am. 1996;8(2):195-201.
73. McGee S, Boyko E. Physical examination and chronic 90. Kruse I, Edelman S. Evaluation and treatment of diabetic
lowerextremity ischemia: a critical review. Arch Intern foot ulcers. Clin Diabet. 2006;24:91-93.
Med. 1998;158: 1357-1364. 91. Mawdsley R, Behm-Pugh A, Campbell J, et al. Reliability
74. Guo X, Li J, Pang W, et al. Sensitivity and specificity of of measurements with Semmes-Weinstein monofilaments
anklebrachial index for detecting angiographic stenosis of in individuals with diabetes. Phys Occ Ther Ger.
peripheral arteries. Circ J. 2008;72(4):605-610. 2004;22(3):19-36.
75. Lefebvre K. Outcome measures: a guide for the evidence- 92. Olaleye D, Perkins B, Bril V Evaluation of three screening
based practice of cardiopulmonary physical therapy. In: tests and a risk assessment model for diagnosing peripheral
Hillegass E, ed. Essentials of Cardiopulmonary Physical neuropathy in the diabetes clinic. Diabetes Res Clin Pract.
Therapy. 3rd ed. St. Louis, MO: Elsevier Saunders; 2001;54:115-128.
2011:708-733. 93. Kumar S, Ferado D, Veves A, Knowles E, Young M,
76. Jardins T. Renal failure and its effects on the Boulton A. Semmes-Weinstein Monofilaments: a simple,
cardiopulmonary system. In: Cardiopulmonary Anatomy effective and inexpensive screening device for identifying
and Physiology: Essentials of Respiratory Care. 5th ed. diabetic patients at risk of foot ulceration. Diabetes Res
Clifton Park, NY: Delmar Cengage Learning; 2008:473- Clin Pract. 1991;13(1-2): 63-67.
495. 94. Mueller M. Identifying patients with diabetes mellitus who
77. Runyon B. AASLD practice guidelines. Management of are at risk for lower extremity complications: use of
adult patients with ascites due to cirrhosis: an update. Semmes-Weinstein monofilaments. Phys Ther.
Hepatology. 2009;49(6):2087-2107. 1996;76(1):68-71.
78. Margolis D, Malay D, Hoffstad 0, et al. Prevalence of 95. Olmos P, Cataland S, O’ Dorisio T, Casey C, Smead W,
diabetes, diabetic foot ulcer, and lower extremity Simon S. The Semmes-Weinstein monofilament as a
amputation among Medicare beneficiaries, 2006-2008. potential predictor of foot ulceration in patients with
Diabetic Foot Ulcers. Rockville, MD: Agency for noninsulin-dependent diabetes. Am JMed Sci.
Healthcare Research and Quality; 2011. 1995;309(2):76-82.
79. Boulton A. Pathogenesis of diabetic foot complications. In: 96. Feng Y, Schlosse F, Sumpio B. The Semmes-Weinstein
Armstrong D, Lavery L, eds. Clinical Care of the Diabetic monofilament examination as a screening tool for diabetic
Foot. Alexandria, VA: American Diabetes Association; peripheral neuropathy. I Vasc Surg. 2009;50(3):675-682.
2005:12-17. 97. Mayfield J, Sugarman J. The use of the Semmes-Weinstein
80. American Diabetes Association. Diabetes statistics; 2012. monofilament and other threshold tests for preventing foot
Available at: www.diabetes.org/diabetes-basics/diabetes- ulcerations and amputations in persons with diabetes. Fam
statistics. Accessed May 30, 2012. Pract. 2000; 49(Suppl l 1):S 17-29.
81. Singh N, Armstrong D, Lipsky B. Preventing foot ulcers in 98. Myers B. Neuropathic ulcers. In: Wound Management:
patients with diabetes. JAMA. 2005;293(2):217-228. Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ:
82. Boyle J, Honeycutt A, Narayan K, et al. Projection of Prentice Hall; 2008:324-351.
diabetes burden through 2050: impact of changing 99. Kristiansen B. Ankle and foot fractures in diabetics
BAB 8 Pemeriksaan Integumen 183

provoking neuropathic joint changes. Acta Orthop Scand. Rehabilitation: Evidence-Based Examination, Evaluation,
1980;51: 975-979. and Intervention. St. Louis, MO: Saunders Elsevier;
100. Boulton A, Kirsner R, Vileikyte L. Neuropathic diabetic 2007:828-843.
footulcers. NEngl JMed. 2004;351:48-55. 119. Guidelines for the operations of burn units: resources for
101. Vinik A, Freeman M, Erbas T. Diabetic autonomic optimal care. American College of Surgeons Committee on
neuropathy. Semin Neural. 2003;23(4):365-372. Trauma. Chicago, IL: American College of Surgeons;
102. Punthakee Z, Werstuck G, Gerstein H. Diabetes and 1999:55-62.
cardiovascular disease: explaining the relationship. Rev 120. van Rijn 0, Bouter L, Meertens R. The aetiology of burns in
Cardiovasc Med. 2007;8(3):145-153. developed countries: review of the literature. Burns. 1989;
103. Prompers L, Huijberts M, Apelqvist J, et al. High 15(4):217-221.
prevalence of ischaemia, infection and serious comorbidity 121. Physical Medicine and Rehabilitation Board Review. New
in patients with diabetic foot disease in Europe. Baseline York: Demos Medical Publishing; 2004.
results from the Eurodiale study. Diabetologia. 2007;50:18- 122. Redlick F, Cooke A, Gomez M, Banfield J, Cortotto R, Fish
25. J. A survey of risk factors for burns in the elderly and
104. Schaper N, Andros G, Apelqvist J, et al. Diagnosis and prevention strategies. JBurn Care Rehabil. 2002;23(5):351-
treatment of peripheral arterial disease in diabetic patients 356.
with a foot ulcer. A progress report of the International 123. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Burns. In:
Working Group on the Diabetic Foot. Diabetes Metab Res Pollak A, ed. Nancy Caroline’s Emergency Care in the
Rev. 2012;28(Suppl 1): 218-224. Streets. 6th ed. Sudbury, MA: Jones and Bartlett Publishers;
105. Caputo G, Ulbrecht J, Cavanagh P, Juliano P The Chacot 2008:20-23.
foot in diabetes: six key points. Am Fam Physician. 124. Hsueh Y, Chen C, Pan S. Analysis of factors influencing
1998;57(11): 2705-2710. limb amputation in high-voltage electrically injured
106. Jorizzo J. Nailing down nail infections. Diabetes Health; patients. Burns. 2011;37(4):673-677.
2003. Available at: www.diabeteshealth.com/ 125. Edlich R. Electrical burns. In: Vistnes LM, ed. MedScape
read/2003/03/01/3116. Accessed May 27, 2012. Reference; 2010. Available at: http://emedicine.medscape.
107. Touch Test (TM) Sensory Evaluation. Semmes Weinstein com/article/ 1277496. Accessed May 30, 2012.
Von Frey Aesthesiometers. Vol Wood Dale, IL: Stoelting 126. Moscoti R, Mayrose J, Reardon R, Janicke D, Jehle D. A
Co.; 2001. Available at: www.stoeltingco.com/stoelting/ mulitcenter comparison of tap water versus sterile saline
stores/stoelting/products/ dots/1793 5801 1touch test for wound irrigation. Acad Emerg Med. 2007;14(5):404-
evaluator.pdf. Accessed October 27, 2012. 409.
108. Armstrong D, Lavery L. Clinical Care of the Diabetic
Foot. Alexandria, VA: American Diabetes Association;
2005.
109. Resnick H, Lindsay R, McDermott M, et al. Relationship
of high and low ankle-brachial index to all-cause and
cardiovascular disease mortality. Circulation. 2004;
109:733-739.
110. Guide to Physical Therapist Practice. 3rd ed. Alexandria,
VA: American Physical Therapy Association; 2013.
111. Myers B. Miscellaneous wounds. In: Wound Management:
Principles and Practice. 2nd ed. Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall; 2008:386-406.
112. Baxter H. Management of surgical wounds. Nurs Times.
2003;99(13):66-68.
113. Doughty D. Preventing and managing surgical wound
dehiscence. Adv Skin Wound Care. 2005;18(6):319-322.
114. Greenburg A, Saik R, Peskin G. Wound dehiscence:
pathology and prevention. Arch Surg. 1979;114(2):143-
146.
115. Riou J, Cohen J, Johnson H. Factors influencing wound
dehiscence. Am JSurg. 1992;163(3):324-330.
116. Bryan A, Lamarra M, Angelini G, West R, Breckenridge I.
Median sternotomy wound dehiscence: a retrospective
case control study of risk factors and outcome. J R Coll
Surg Edinb. 1992;37(5): 305-308.
117. Cooper P, Russell F, Stringfellow S. A review of different
wound types and their principles of management. App
Wound Manage. 2005;1(1):22-31.
118. Ward R. Burns. In: Cameron M, Monroe L, eds. Physical
184

Anda mungkin juga menyukai