Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuhyang lain.
Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan
jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB),
karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma
sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya
kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan
diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit. Angka kejadian kanker kulit
lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar
matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika
Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa
jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang
menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit 
pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ±
80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya
merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena
kemampuan metastasinya.
Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker
kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker
kulit.

B.    Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan  kanker kulit?
2. Apa etiologi dari kanker kulit?
3. Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?
4. Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
5. Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?
6. Bagaimana suhan keperawatan teorinya?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

1
C.     Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu  kanker kulit;
2. Untuk mengetahui Apa etiologi dari kanker kulit;
3. Untuk mengetahui Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit;
4. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya;
5. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan;
6. Untuk mengetahui Askep teori kanker kulit
7. Untuk mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit

BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI FISIOLOGI
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama diperhatikan dalam tata
kecantikan kulit pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan membantu mempermudah
perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Kulit

2
merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan
organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata - rata + 2 meter persegi dengan berat 10
kg jika di timbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat
badan seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar.
1. Lapisan Epidermis
a. Stratum Korneum (lapisan tanduk) lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel
gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat
tanduk)
b. Stratum Lusidum terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa
inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini
lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.
c. Stratum Granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng
dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir kasar
terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
d. Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer(lapisan akanta)
terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke
permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular
bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan
antar jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus
Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.
e. Stratum Basalis terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal
bermitosis dan berfungsi reproduktif.

1) Sel kolumnar : protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan


oleh jembatan antar sel.
2) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna
muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen
(melanosomes)
2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) terdiri dari lapisan elastik dan fibrosa
pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.

3
a. Pars Papilare bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah.
b. Pars Retikulare bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks)
lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat,
dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh
fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan (bundel) yang mengandung
hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring
bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf,
dan mudah mengembang serta lebih elastis.
3. Lapisan Subkutis (hipodermis) lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan,
ketebalannya berbeda pada beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di
perut lebih tebal (sampai 3 cm). Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis
(terletak di bagian atas dermis) dan pleksus profunda (terletak di subkutis) 
a. Adneksa Kulit
1) Kelenjar Kulit terdapat pada lapisan dermis Kelenjar Keringat
(glandula sudorifera) Keringat mengandung air, elektrolit, asam
laktat, dan glukosa. pH nya sekitar 4-6,8. Kelenjar Ekrin kecil-
kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret encer. Kelenjar
Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral
dan bermuara langsung pada kulit dan terbanyak pada telapak
tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor
dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional.
2) Kelenjar Apokrin lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih
kental.Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola
mammae, pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum

4
diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih
besar dan mengeluarkan secret Kelenjar Palit (glandula
sebasea)Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali
telapak tangan dan kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin
karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di
samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar
rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam
lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi
dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak, jumlahnya
sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara
aktif.

B. DEFINISI KANKER KULIT


Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur
untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit  adalah jenis kanker  yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali
Namun karena gejala  awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita
terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang  sering
terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti
wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

C. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko  yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun
dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung
kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap
terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih

5
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang
yang memiliki kulit lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang
kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan
berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya
cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit .Gen pembawa kanker atau
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau
bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini,
para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-
virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/
HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker
kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap,
tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila
diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan,
bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila
dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah
berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-
bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh

6
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati,
koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng
karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan
telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi
tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam,
menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

E. KLASIFIKASI KANKER KULIT


Kanker kulit secara umum dibagi atas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan non
malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB)
dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
a. Karsinoma sel basal (KSB)
1) Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang
dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal  merupakan
kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya  diwajah) dan leher.
Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala
(Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat,
meninggi di atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin
lama makin membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau
tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif

7
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai
lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi
dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti
mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi
membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan
tepi yang meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis
ini berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis
dapat menyerupai melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik
yang cekung, berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak
transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul
kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau
noduler dengan warna yang bervariasi.
b. Karsinoma sel skuamosa
1) Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi yang sudah ada
sebelumnya (Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan
75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap
bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan
ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak

8
pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung
tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi
yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan
keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna
kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar,
2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat
berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit,
tidak rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat,
membasah atau berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning
kemerahan. Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan
metastasis ke kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan
invasi yang cepat dan terjadi metastasi.
c. Melanoma maligna
1) Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit
(sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan)
(Brunner and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan
berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam
waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga
menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian
(Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
2)  Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis
melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
a) Perubahan dalam warna

9
b) Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
c) Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
d) Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e) Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas,
dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering
adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi
lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar
sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada
tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
A = Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B = Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C = Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna
putih, merah dan biru.
D = Diameternya lebih besar dari 6 mm
(Marwali, 2000).
3) Klasifikasi melanoma maligna
a) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh  dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering
ditemukan serta  ektremitas bawah.
b) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat 
pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher 
pada orang yang berusia lanjut. 
c) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai
blueberry dengan permukaan  yang relatife licin  seta berwarna biru hitam yang seragam.
Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya
(pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah
yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma

10
ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa
yang berkulit gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna
dalam 5 stadium yaitu:
 Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
 Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
  Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
  Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
 Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
 Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan
kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau
bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan
dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
-  Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke
kelenjar limfe regional.
- Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
- Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
- (Marwali, 2000).
4) Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah
pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah
diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di
sekitarnya. Untuk pengobatan secara medi komentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti

11
kanker) yang di kelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents,
antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon
biologis. Dan pengobatan secara non medik omentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan
terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma :
a) Stadium Klinik I Melanoma Malign.
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.
b) Stadium Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
c) Stadium Klinik III Melanoma Maligna
 Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil
Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau
dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan
dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang
direkomendasikan adalah: DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari,
diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap
6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
 Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk
pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan
secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak
menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan
imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari
kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk
sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK
diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara eksisi mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan  ketebalan

12
lesi. Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat
dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan  (Runkle & Zalonznik, 1994).
Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum
dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT
scan.

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan, kemoterapi dan
terapi biologis.
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-
2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma
dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm
tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-
kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami
kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam
ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3 cm. Terapi radiasi
merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi sinar X dosis
tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan
atau membunuh sel-sel melanoma.
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara
topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi. Agen-agen
yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling
umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan
sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara
sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan efektivitasnya

13
dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini.
Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang menyebar secara luas.
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui
sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan interperon, interleunkin,
dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang di
radiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis
system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG
mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi
BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat
menyebabkan regresi lesi.
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi
dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada tidaknya
kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah:
1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi
kulit yang malignan.
3) Bedah elektro : merupakan tekhnik penghancuran atau penghilangan jaringan
dengan menggunakan energi listrik.
4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing (alat
jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak mata, ujung
hidung dan daerah didekat struktur yang vital.
2. Penatalaksanaan Perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, eran perawat
adalah:
a.  Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
b. Pemberian analgetik yang tepat.

14
c. Meredakan ansietas
d. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

H.  KOMPLIKASI
Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada wajah
yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti halnya ada
melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak biasanya fatal kecuali
bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat dan
mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.

BAB lll
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin
segera karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
2. Sirkulasi

15
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas),
takikardia (respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian
luar yang tidak teratur.
3. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
4. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada
area lesi yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
5. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna
nodul (biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat
meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan
berulselasi.
6. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas
pemeliharaan/perwatan rumah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubngan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik berkenaan
dengan karsinoma.
3.  Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).
4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi.
5.  Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.

C. INTERVENSI DAN RASIONAL


1. Nyeri berhubungan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf
Tujuan yang diharapkan :
a. Melaporkan penghilangan nyeri yang maksimal.
b. Mendemonstrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan
sesuai indikasi untuk situasi individu.

16
Intervensi :
Mandiri :
1) Tentukan riwayat nyeri misal; lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan
intensitas(skala 0-10 )dan tindakan penghilang yang digunakan.
Rasional:
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan
atau keefektifan intervensi. Pengalaman nyeri adalah individual
yang digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.
2) Berikan tindakan kenyamanan dasar missal; reposisi, gosokan
punggung dan aktivitas hiburan seperyi televisi.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
3) Evaluasi atau sadari terapi tertentu misalnya; pembedahan,
radiasi, kemoterapi, bioterapi. Ajarkan pasien atau orang terdekat
apa yang diharapkan.
Rasional:
Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum misalnya nyeri
insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala.
Tergantung pada prosedur agen yang digunakan.
Kolaborasi:
1) Kembangkan rencana manegement nyeri dengan pasien dan
dokter.
Rasional:

rencana terorganisasi mengembangkan untuk kesempatan kontrol


nyeri terutama dengan nyeri kronis, pasien atau orang terdekat
harus aktif menjadi partisipan dalam management nyeri di rumah.
2) Berikan analgesik sesuai indikasi misal; brompton’s cock-tail,
morfin, metadon atau campuran narkotik IV khusus.berikan hanya
untuk memberikan analgesik dalam sehari.ubah dari analgesik
kerja pendek menjadi kerja panjang bila diindikasikan.
Rasional:

17
nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon
individual berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan
terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan. Adiksi
atau ketergantungan pada obat bukan masalah.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik berkenaan
dengan karsinoma.
Tujuan yang diharapkan:
a. Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan
progresif kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan
bebas tanda mal nutrisi.
Intervensi:                      
 Mandiri :
1) Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan
buku harian tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
2) Ukur tinggi berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep atau
pengukuran antropometrik lain sesuai indikasi.pastikan jumlah
penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari
atau sesuai indikasi.
Rasional:
Membantu dalam identifikasi mal nutrisi protein kalori khususnya
bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari
normal.
3) Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien,
dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen
dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama
sehari.
Rasional:
Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
untuk menghilangkan produk sisa. Suplemen dapat memainkan
peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein
adekuat.

18
 Kolaborasi:
1) Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi misal;
jumlah limfosit total, transferin serum dan albumin.
Rasional:
Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia
atau malnutrisi dan mempengaruhi pilihan intervensi diet.
Pengobatan anti kanker dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi
sehingga semua hasil harus diperbaiki dengan status klinis pasien.
2) Rujuk pada ahli diet atau tim pendukung nutrisi.
Rasional:
Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan
individu dan menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi
protein atau kalori dan defisiensi mikronutrien.
3. Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).
Tujuan yang diharapkan:
a. Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa
takut.
b. Tampak relaks dalam melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat
diatasi.
Intervensi :                     
 Mandiri :
1) Tinjau ulang pengalaman pasien atau orang terdekat sebelumnya
dengan kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada
pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional:

Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep


berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
2) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional:
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis
serta kesalahan konsep tentang diagnosis.

19
3) Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk
mendiskusikan perasaan atau menolak untu bicara.
Rasional:
Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi
tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan
terkontrol.
4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi.
Tujuan yang diharapkan:
a. Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.
b. Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi dan
meningkatkan penyembuhan cepat.
Intervensi :
Mandiri :
1) Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.
Perhatikan kerusakan atau perlambatan penyembuhan luka. Tekankan
pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberian perawatan.
Rasional:
Efek kemerahan dan kulit samak(reaksi radiasi) dapat terjadi dalam
area radiasi. Deskuamasi kering(kekeringan dan pruritus), deskuamasi
lembab(lepuh), userasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis dan
kelenjar keringat juga daoat terlihat. Selain itu reaksi kulit misalnya
ruam alergik, hiperpigmentasi, pruritus dan alopesia dapat terjadi pada
beberapa agen kemoterapi.
2) Mandikan dengan air hangat dengan sabun ringan.
Rasional:
Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk.
Rasional:
Membantu mencegah friksi atau trauma kulit.
4) Balikan atau ubah posisi dengan sering.
Rasional:

20
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau jaringan
yang tidak perlu.
 Kolaborasi:
1) Berikan anti dot yang tepat bila terjadi eksaserbasi (mengurangi
kerusakan jaringan lokal)  misal;
2) DMSO topikal
Rasional:
Mungkin bermanfaat untuk mitomisin, doksorubisin(adriamysin) atau
daunorubisin. Injeksi benadril dapat menghilangkan gejala kemerahan
vena.
3) Hialunoridase(wydase)
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untuk infiltrasi finkristin.
4) NaHCO3\
Rasional:
Injeksi  IV atau pada jaringan sekitar untu bisantrene.
5) Tiosulfat
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untu mustard nitrogen.
5.  Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.
Tujuan yang diharapkan:
a. Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam inetrvensi untuk mencegah
atau mengurangi rsiko infeksi.
b. Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunya.

Intervensi :
Mandiri :
1) Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staff
dengan pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi.
Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi.
Rasional:
Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi seperti pengunjung
dan staff yang mengalami ISK.

21
2) Tekankan personal higiene.
Rasional:
Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
3) Pantau suhu.
Rasional:
Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikosteroid
atau antiinflamasi karena berbagai faktor misalnya efek samping
kemoterapi proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses
infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan
segera.
4) Kaji semua sistem misal; kulit, pernapasan, genitourinaria terhadap
tanda dan gejala infeksi secara kontinu.
Rasional:
Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi
pada situasi atau sepsis yang lebih serius.
 Kolaborasi:
1) Pantau JDL dengan SDP diferensial dan jumlah granulosit dan
trombosit sesuai indikasi.
Rasional:
Aktifitas sum-sum tulang dihambat oleh efek kemoterapi status
penyakit atau terapi radiasi. Pemantauan status mielosupresi
penting untuk mencegah komplikasi lanjut misalnya infeksi
anemia atau hemorajik dan jadwal pemberian obat. Nadir(titik
terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10 hari setelah
pemberian kemoterapi.
2) Dapatkan kultur sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat.
3) Berikan antiobiotik sesuai indikasi.
Rasional:
Mungkin digunakam untuk mengidentifikasi infeksi atau
diberikan secara profilaktik pada pasien imunosupresi.

22
23

Anda mungkin juga menyukai