Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan karunia-
Nya selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan puisi yang berjudul “Sajak
Berkisah”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu
dalam proses pembuatan novel ini baik dari awal hingga selesai, diantaranya :

1. Teristimewa Bapak dan Emak tercinta yang selalu memberikan doa yang tulus
dan dukungan baik moril maupun materi hingga penulis dapat menyelesaikan
puisi ini.
2. Kepada Guru Prakarya, Ibu Chayatuz Zakiyah.
3. Teman-teman seperjuangan.

Penulis menyadari bahwa puisi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis selalu mengharapkan kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan, penulis mohon maaf. Semoga puisi ini bisa memberi manfaat
kepada kita semua.

Bulang Kebam, 02 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

 Rehat Sejenak

 Petuah Ibu

 Apa Harus

 Kamu

 Kata

 Euforia

 Sajak di Keramaian

 Manusia Kuat

 Goresan Luka

 Gaungan Rindu
Rehat Sejenak

Rehat sejenak

Hilangkan luluh lantak

Sunyi tiada bertepi

Goresan hidup tiada berarti

Bangkit

Tapi rasanya hidup ini sempit

Berat

Tapi katanya hidup itu harus kuat

Kepada siapa aku mengadu

Hanya doa yang ku tabu

Kepada Tuhan Yang Maha Tahu


Petuah Ibu

Ingat nak,

Tangan ibu tidak selembut sutra

Tapi kasih sayangnya tiada tara

Ingat nak,

Marahku memang menusuk kalbumu

Tapi itu demi masa depanmu

Ingat nak,

Ini bukan tentang jasaku

Tapi tentang hidupmu

Ingat nak,

Suatu hari kau pun akan sepertiku

Ingatlah selalu segala petuahku


Apa Harus

Apa harus menjadi mutiara dulu

Agar tidak dipandang bulu

Apa harus menjadi kupu-kupu

Biar dipandang dan ditiru

Kau bukan awan

Kau adalah tanah

Janganlah bersikap terlalu menawan

Bersikaplah selalu rendah

Hidup bukan untuk dirimu saja

Tetapi untuk aku, dia dan mereka


Kamu

Kamu cantik,

Dengan hatimu yang menarik

Kamu indah,

Dengan tuturmu yang cerah

Kamu menawan,

Dengan sikapmu yang menawan

Kilauan emas

Takkan membuatmu terhempas

Terhempas dari tutur kata

Karena kamu adalah mutiara


Kata

Ini

Itu

Sini

Sana

Katanya

Jangan dengar

Tutup telinga

Biarkan hingar bingar

Biarkan melayang

Terbang di atas awan


Euforia

Kau pasti lelah

Tetapi demi masa depan, kau dilarang untuk lelah

Kau pasti bosan

Rasanya hidup sangat kesepian

Tutup matamu

Rasakan euforia

Buka kalbumu

Hilangkan segala gundah lara


Sajak di Keramaian

Beribu jejak bertaburan

Menapaki terjalnya bebatuan

Tak peduli siang dan malam

Walau hidupnya selalu suram

Setiap hari

Setiap jam

Setiap menit

Setiap detik

Manusia memilih jalan hidupnya

Ada yang pergi

Ada yang pulang

Membawa mimpi

Atau ilalang
Manusia Kuat

Tangan kekarmu

Hati besarmu

Tubuh bajamu

Kau korbankan untuk aku

Laut adalah temanmu

Ombak adalah mainanmu

Namun tidak ada kata lelah

Kau berjuang karena Lillah

Akankah aku bisa membalas

Semua pengorbanan yang sangat luas

Hanya doa yang ku layang

Untuk ayah yang tersayang


Goresan Luka

Goresan luka mencabik-cabik

Membawamu ke sebuah bilik

Ruang waktu terasa sesak

Mata merah selalu menilik

Oh begitu,

Pikirku

Akankah aku berbalik

Pulang dan kembali

Lupakan nila setitik

Karena ini soal hati


Gaungan Rindu

Gaungan rindu menderu

Rindu akan bulan suciMu

Umat manusia selalu menunggu

Berlomba mengejar ganjaran pahalaMu

Gema syukur selalu ku pacu

Seandainya aku diberi waktu

Aku korbankan semua ragaku

Untuk menggapai cahaya ridhoMu


Ilustrasi

Judul Buku : Sajak Berkisah

Alat dan Bahan :

 Ide, untuk mencurahkan apapun dalam bentuk puisi


 Laptop atau handphone, untuk menyajikan puisi dalam bentuk tulisan

Alasan membuat karya :

Alasan saya membuat puisi adalah karena saya ingin memotivasi orang lain
dengan karya sastra. Selain itu, saya ingin mengajak para remaja untuk berkarya
dengan puisi karena di era sekarang sudah jarang kita melihat para remaja tertarik
dengan dunia sastra terutama puisi. Mengapa judul buku saya Sajak Berkisah?
Karena melalui sajak atau puisi ini saya ingin menceritakan tentang liku-liku
kehidupan. Itulah yang menjadi tema puisi saya. Ya, kehidupan. Mungkin tidak
semua tertuang dalam puisi ini. Tetapi saya berharap, puisi ini bisa bermanfaat
bagi kita semua.
PROFIL PENULIS

Nifia Syufriana adalah gadis kecil kelahiran 17 Oktober 2002. Saat ini
ia sedang menempuh pendidikannya di bangku kelas 3 SMA jurusan
MIPA, SMAN 11 BATAM. Untuk mengontak penulis, silakan mengirim
e-mail ke syufriananifia@gmail.com. Cari tahu lebih lanjut dengan follow
@nifxsyf.

Anda mungkin juga menyukai