Anda di halaman 1dari 47

Surat Al-Hujurat ayat 10 beserta artinya :  

َ ‫ون إِ ْخ َوةٌ َفأَصْ لِحُوا َبي َْن أَ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
‫ُون‬ َ ‫إِ َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن‬

          Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujurat : 10)

Pembahasan
Surat Al-Hujurat Ayat 10 latin dan artinya

َ ‫ون إِ ْخ َوةٌ َفأَصْ لِحُوا َبي َْن أَ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
‫ُون‬ َ ‫إِ َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن‬

Latin: Innamaal mu'minuuna ikhwatun fa-ashlihuu baina akhawaikum waattaquullaha la'allakum


turhamuun(a)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”(Qs. Al-Hujurat : 10)
________________________________

Surat Al-Hujurat Ayat 11 latin dan artinya

‫ِين آ َم ُنوا ال َيسْ َخرْ َقو ٌم مِنْ َق ْو ٍم َع َسى أَنْ َي ُكو ُنوا َخيْرً ا ِم ْن ُه ْم َوال ن َِسا ٌء مِنْ ِن َسا ٍء َع َسى أَنْ َي ُكنَّ َخيْرً ا ِم ْنهُنَّ َوال َت ْل ِم ُزوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوال‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫ُون‬
َ ‫الظا ِلم‬َّ ‫ك ُه ُم‬ َ ‫ان َو َمنْ لَ ْم َي ُتبْ َفأُولَ ِئ‬ ُ ‫س االسْ ُم ْالفُس‬
ِ ‫ُوق َبعْ َد اإلي َم‬ َ ‫ب ِب ْئ‬ ْ ‫َت َنا َب ُزوا ِب‬
ِ ‫األل َقا‬

Latin: Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu laa yaskhar qaumun min qaumin 'asa an yakuunuu khairan
minhum walaa nisaa-un min nisaa-in 'asa an yakunna khairan minhunna walaa talmizuu anfusakum
walaa tanaabazuu bil alqaabi bi-asaasmul fusuuqu ba'da-iimaani waman lam yatub fa-uula-ika humuzh-
zhaalimuun(a)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena)
boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-
orang yang lalim.”(Qs. Al-Hujurat : 11)
________________________________

Surat Al-Hujurat Ayat 12 latin dan artinya

‫ض ُك ْم َبعْ ضًا أَ ُيحِبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَنْ َيأْ ُك َل لَحْ َم أَخِي ِه َم ْي ًتا‬


ُ ْ‫الظنِّ إِ ْث ٌم َوال َت َج َّسسُوا َوال َي ْغ َتبْ َبع‬
َّ ‫ض‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َم ُنوا اجْ َت ِنبُوا َكثِيرً ا م َِن‬
َ ْ‫الظنِّ إِنَّ َبع‬
‫َف َك ِرهْ ُتمُوهُ َوا َّتقُوا هَّللا َ إِنَّ هَّللا َ َت َّوابٌ َرحِي ٌم‬

Latin: Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuuujtanibuu katsiiran minazh-zhanni inna ba'dhazh-zhanni itsmun


walaa tajassasuu walaa yaghtab ba'dhukum ba'dhan ayuhibbu ahadukum an ya'kula lahma akhiihi
maitan fakarihtumuuhu waattaquullaha innallaha tau-waabun rahiimun
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”(Qs. Al-Hujurat : 12)

TAJWID surat al-hujurat ayat 10 :

َ ‫ون إِ ْخ َوةٌ َفأَصْ لِحُوا َبي َْن أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
‫ُون‬ َ ‫إِ َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن‬

‫ = إِ َّن َما‬ghunnah

karena ada nun bertanda baca tasydid

َ ‫ = ْالم ُْؤ ِم ُن‬idhar qomariyah


‫ون‬

karena ada alif lam (lam ta'rif) bertemu salah satu huruf qomariyah yaitu huruf mim

‫ = إِ ْخ َو ٌة َفأَصْ ِلحُو‬ikhfa' haqiqi

karena ada tanwin bertemu salah satu huruf ihfa', dalam hal ini adalah huruf fa'

‫ = أَ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا‬idhar syafawi

karena ada mim mati bertemu salah satu huruf idhar syafawi, dalam hal ini adalah huruf wawu

َ ‫ = َوا َّت ُقوا هَّللا‬tafhim


karena ada lam jalalain didahului huruf berharokat dhommah

َ ‫ = لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬idhar syafawi


‫ُون‬

karena ada mim mati bertemu salah satu huruf idhar syafawi dalam hal ini yaitu huruf ta', dan mad arid
lis-sukun karena sebelum waqof ada mad thobi'i

surat al-hujurat ayat 12 :

‫ض ُك ْم َبعْ ضًا ۚ أَ ُيحِبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَنْ َيأْ ُك َل لَحْ َم أَخِي ِه‬ ُ ْ‫الظنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل َت َج َّسسُوا َواَل َي ْغ َتبْ َبع‬
َّ ‫ض‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َم ُنوا اجْ َت ِنبُوا َكثِيرً ا م َِن‬
َ ْ‫الظنِّ إِنَّ َبع‬
‫هَّللا‬ ‫هَّللا‬ ُ َّ
‫َم ْيتا َف َك ِرهْ تمُوهُ ۚ َواتقوا َ ۚ إِنَّ َ َت َّوابٌ َرحِي ٌم‬ُ ً

‫ = َيا أَ ُّي َها‬mad jaiz

karena ada mad thobi'i bertemu hamzah washol tidak dalam satu kalimah

َ ‫ = الَّذ‬idghom syamsyiyah
‫ِين‬

karena ada alif lam (lam ta'rif) diikuti huruf syamsyiyah, dalam hal ini yaitu huruf lam

‫ = آ َم ُنوا‬mad badal

karena ada alif dobel

‫ = اجْ َت ِنبُوا‬qolqolah suhro karena ada huruf qolqolah yaitu huruf jim berharokat sukun

‫ = َكثِيرً ا م َِن‬idghom bighunnah


karena ada tanwin bertemu mim

َّ‫ = إِن‬ghunnah

karena ada nun berharokat tasydid

‫ = إِ ْث ٌم ۖ َواَل‬idghom bighunnah

karena ada tanwin bertemu wawu

‫ = َواَل‬mad thobi'i

karena ada fathah diikuti alif

ْ‫ = َي ْغ َتب‬qolqolah shughro karena ada huruf qolqolah yaitu ba' bertanda baca sukun

‫ض ُك ْم َبعْ ضًا‬
ُ ْ‫ = َبع‬ihfa' syafawi

karena ada mim mati bertemu ba'

ْ‫ = ُك ْم أَن‬idhar syafawi

karena ada mim mati bertemu alif

‫ = أَنْ َيأْ ُك َل‬idghom bighunnah

karena ada nun mati bertemu ya' tidak dalam satu kalimah

‫ = َم ْي ًتا َف َك ِر‬ikhfa' haqiqi


karena ada tanwin bertemu fa'

َ ‫ = َوا َّتقُوا هَّللا‬tafhim

karena ada lam jalalain didahului huruf berharokat dhommah

‫ = َت َّوابٌ َرحِي ٌم‬idghom bila ghunnah

karena ada tanwin bertemu ro. dan mad arid lis sukun karena ada mad thobi'i sebelum waqof

Qs. Al-Isra ayat 32


merupakan salah satu ayat Allah yang menceritakan betapa berbahayanya Zina, baik itu seperti pacaran,
berkhalwat, dan sejenisnya. Berikut akan kakak jawab pertanyaan yang adik ajukan beserta pertanyaan
terkait lainnya.

‫ة َو َسا َء َس ِبياًل‬Dً ‫ان َفا ِح َش‬ ِّ ‫َواَل َت ْق َربُوا‬


َ ‫الز َنا ۖ إِ َّن ُه َك‬
Walaa taqrabuuzzinaa innahu kaana faahisyatan wasaa-a sabiilaa

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk.”

Beberapa contoh perilaku mengimani Isi Qs. Al-Isra’ ayat 32, antara lain :  

Menjauhi dan menghindari aktivitas maupun pergaulan yang dapat menjerumuskan kita kepada
perzinaan.

Tidak berkhalwat atau berdua – duaan dengan yang bukan makhramnya, terlepas dari status pacaran
maupun sekedar teman.

Senantiasa mengalihkan dan menjaga pandangan dari hal – hal yang dapat menimbulkan syahwat.

Senantiasa menjaga aurat yang telah Allah SWT tentukan agar terhindar dari kejahatan zina.

Mensegerakan menikah apabila sudah siap dan sudah tidak mampu menahan gejolak syahwat guna
menghindari fitnah dan zina.

Maksimalkan waktu – waktu yang ada untuk disalurkan dalam kegiatan yang positif dan bermanfaat.
Senantiasa menjaga lisan dengan dzikir dan istighfar.

bunyi surat an-nisa' ayat 59

ِ ‫ون ِباهَّلل‬ َ ‫ِين آ َم ُنوا أَطِ يعُوا هَّللا َ َوأَطِ يعُوا الرَّ سُو َل َوأُولِي اأْل َمْ ِر ِم ْن ُك ْم ۖ َفإِنْ َت َن‬
ِ ‫ازعْ ُت ْم فِي َشيْ ٍء َف ُردُّوهُ إِلَى هَّللا ِ َوالرَّ س‬
َ ‫ُول إِنْ ُك ْن ُت ْم ُت ْؤ ِم ُن‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫ك َخ ْي ٌر َوأَحْ َسنُ َتأْ ِوياًل‬ َ ٰ ‫آْل‬ ْ
َ ِ‫َوال َي ْو ِم ا خ ِِر ۚ ذل‬
artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

kandungan surat an-nisa ayat 59


1) setiap orang yang beriman harus ta'at kepada Allah dan Rosulnya

2) kepada pemimpin kita juga harus ta'at jika pemimpin itu benar, berdasarkan al-qu'an dan al-hadits,
namun jika pemimpin itu tidak berdasarkan al-qur'an dan al-hadits kita boleh tidak menta'atinya

3) Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah dan Rasul-Nya.
maksud dari kembali kepada Allah dan Rosul-Nya adalah kita kembali kepada al-qur'an dan al-hadits,
kita cari dasar hukumnya atau dalilnya dalam al-qur'an dan al-hadits tentang apa yang kita perselisihkan
itu.

tajwidnya :

‫ = َيا أَ ُّي َها‬mad jaiz munfasil karena ada mad thobi'i bertemu hamzah tidak dalam 1 kalimah

َ ‫ = الَّذ‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam diikuti salah satu huruf syamsyiyah yaitu huruf lam
‫ِين‬
‫ = آ َم ُنوا أَطِ يعُوا‬mad jaiz muttasil karena ada mad thobi'i bertemu hamzah tdk dalam 1 kalimah, dan ada
mad thobi'i asli juga karena ada kasroh diikuti ya' sukun

َ ‫ = هَّللا‬tafhim karena ada lam jalalain didahului dhommah

‫ = َوأَطِ يعُوا‬mad thobi'i karena ada kasroh diikuti ya' sukun

‫ = الرَّ سُو َل‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam diikuti huruf syamsyiyah yaitu huruf ro'

‫ = اأْل َ ْم ِر‬idhar qomariyah karena ada alif lam diikuti huruf qomariyah yaitu huruf alif

‫ = ِم ْن ُك ْم‬ihfa' haqiqi karena ada nun sukun bertemu kaf

‫ازعْ ُت ْم‬
َ ‫ = َفإِنْ َت َن‬ihfa' haqiqi karena ada nun sukun bertemu ta'

‫ازعْ ُت ْم فِي‬
َ ‫ = َت َن‬idhar syafawi karena ada mim mati bertemu fa'

ُ‫ = َشيْ ٍء َف ُردُّوه‬ihfa' haqiqi karena ada tanwin diikuti fa'


ِ ‫ = إِلَى هَّللا‬tafhim karena ada lam jalalain didahului fathah

‫ُول‬
ِ ‫ = َوالرَّ س‬idghom syamsyiyah karena ada alif lam bertemu ro'

‫ = إِنْ ُك ْن ُت ْم‬ihfa' haqiqi karena ada nun sukun bertemu kaf, dan ada nun sukun bertemu ta'

َ ‫ = ُك ْن ُت ْم ُت ْؤ ِم ُن‬idhar syafawi karena ada mim mati bertemu ta'


‫ون‬

ِ ‫ = ِباهَّلل‬tarqiq karena ada lam jalalain didahului kasroh

‫ = َو ْال َي ْو ِم‬idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu ya'

‫ = اآْل خ ِِر‬idhar qomariyah karena ada alif lam bertemu alif

ُ‫ = َخ ْي ٌر َوأَحْ َسن‬idhom bighunna karena ada tanwin bertemu wawu

‫ = َتأْ ِوياًل‬mad alid lis sukun karena ada mad thobi'i waqof

Surat Yunus ayat 40-41 yaitu


Ayat 40

َ ‫ك أَعْ َل ُم ِب ْال ُم ْفسِ د‬


‫ِين‬ َ ‫َو ِم ْن ُه ْم َمنْ ي ُْؤمِنُ ِب ِه َو ِم ْن ُه ْم َمنْ اَل ي ُْؤمِنُ ِب ِه ۚ َو َر ُّب‬

waminhum man yu/minu bihi waminhum man laa yu/minu bihi warabbuka a’lamu bialmufsidiina

Artinya : Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula)
orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang
berbuat kerusakan.

Ayat 41

َ ُ‫ون ِممَّا أَعْ َم ُل َوأَ َنا َب ِري ٌء ِممَّا َتعْ َمل‬


‫ون‬ َ ‫ُوك َفقُ ْل لِي َع َملِي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم ۖ أَ ْن ُت ْم َب ِري ُئ‬
َ ‫َوإِنْ َك َّذب‬

wa-in kadzdzabuuka faqul lii ‘amalii walakum ‘amalukum antum barii-uuna mimmaa a’malu wa-anaa
barii-un mimmaa ta’maluuna

Artinya : Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap
apa yang kamu kerjakan".

Pembahasan

Dalam hidup di Dunia, dosa dan amal sekecil atau seringan apapun perbuatan yang kita kerjakan, pasti
kelak di Akhirat akan mendapat balasan serta pertanggungjawabannya.

Tafsir Ayat 40

(Di antara mereka) penduduk Mekah (ada arang-orang yang beriman kepada Alquran) hal ini diketahui
oleh Allah (dan di antara mereka ada pula orang-orang yang tidak beriman kepadanya) untuk selama-
lamanya. (Rabbmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan) hal ini merupakan
ancaman yang ditujukan kepada mereka yang tidak beriman kepadanya,

Tafsir Ayat 41

(Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah,) kepada mereka ("Bagiku pekerjaanku dan bagi
kalian pekerjaan kalian) artinya bagi masing-masing pihak menanggung akibat perbuatannya sendiri.
Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian
kerjakan.") akan tetapi ayat itu dinasakh oleh ayatus-saif atau ayat yang menganjurkan memerangi
mereka.

Al-Qur'an Surat Ali ‘Imran Ayat 190-191


‫ب‬ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْل َبا‬ ِ ‫اخ ِتاَل فِ اللَّي ِْل َوال َّن َه‬
ٍ ‫ار آَل َيا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫" إِنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (QS.
Ali Imran: 190)

َ ‫ك َف ِق َنا َع َذ‬
‫اب‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
َ ‫ض َر َّب َنا َما َخلَ ْقتَ ٰ َه َذا بَاطِ اًل ُسب َْحا َن‬ ِ ‫ُون فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬ ِ ‫ُودا َو َعلَ ٰى ُج ُن‬
َ ‫وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر‬ َ ‫ِين َي ْذ ُكر‬
ً ‫ُون هَّللا َ ِق َيامًا َوقُع‬ َ ‫الَّذ‬
‫ار‬ َّ
ِ ‫الن‬ 

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka."
(QS. Ali Imran: 191) 

Kandungan al-imran 190-191

1) dalam penciptaan langit dan bumi ada tanda" kekuasaan Allah bagi seorang hamba yg mau
mencermatinya , dg cara mentafakkuri atau memikirkan ayat" kauniyah Nya

2) karakteristik / ciri" org yg berfikir ttg tanda" kekuasaan Allah adalah : org yg senantiasa berdzikir kpd
Allah dg berbagai keadaannya , org yg selalu menghambahkan diri pada Allah

Apakah arti ulil albab?


           Ulil albab secara sederhana berarti orang yang berakal atau orang yang berfikir. Namun makna
sebenarnya tidak sesederhana itu, ulil albab ialah orang yang senantiasa menggunakan akal pikirannya
untuk menambah keimanannya terhadap Allah SWT dengan cara ia menggunakan wawasan, keimanan,
dan pikirannya untuk memperhatikan ciptaan Allah SWT, mengingat Allah SWT, dan sejenisnya dalam
keadaan berdiri, duduk, tidur, dsb.

Berikut ini tidak termasuk sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam Q.S. Ali Imran/3:191 yaitu
ialah...

a. Merenungkan ciptaan Allah SWT.

b. Menghafalkan ayat-ayat tertentu.

c. Mengingat Allah SWT. Dalam keadaan duduk.

d. Mengingat Allah SWT. Dalam keadaan berdiri.

e. Mengingat Allah SWT. Dalam keadaan berbaring.

Jawaban adalah (A) Merenungkan ciptaan Allah SWT.

َ ‫وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر‬
‫ُون‬ َ ‫ِين َي ْذ ُكر‬
ِ ‫ُون هَّللا َ قِ َيامًا َوقُعُو ًدا َو َع َل ٰى ُج ُن‬ َ ‫ب الَّذ‬ ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْل َبا‬ ِ ‫اخ ِتاَل فِ اللَّي ِْل َوال َّن َه‬
ٍ ‫ار آَل َيا‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫إِنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
‫ار‬ َّ َ َ َ َ ‫اًل‬ َ ٰ َ‫ت‬ ْ َ َ َ ْ‫ر‬َ ‫أْل‬ ْ َ
ِ ‫ فِي خل ِق ال َّس َم َاوا‬ 
ِ ‫اب الن‬َ ‫ك فقِنا َعذ‬ َ ‫ُسب َْحان‬ ِ‫ض َر َّبنا َما خلق َهذا بَاط‬ ِ ‫ت َوا‬

           Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Q.s Ali imran ayat 190-191)  

Surah Al luman ayat 13 dan 14, serta surah Al baqarah ayat 83 menjelakan
tentang kewajiban berbakti kepada kedua orang tua. Ketiga ayat tersebut
mendeskripsikan bagaimana harusnya seseorang manusia memperlakukan
kedua orang tuanya.

Luqman ayat 13
ُ ‫ك َل‬
‫ظ ْل ٌم َعظِ ي ٌم‬ ُ ‫َوإِ ْذ َقا َل لُ ْق َمانُ اِل ْب ِن ِه َوه َُو َيع‬
َ ْ‫ِظ ُه َيا ُب َنيَّ اَل ُت ْش ِركْ ِباهَّلل ِ ۖ إِنَّ ال ِّشر‬

Latinnya

wa idz qaala luqmaanu libnihi wa huwa ya'idhuhu yaa bunayya laa tusyrik billlahi, innasy syirka
ladhalumun 'adhiim

Artinya

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".

Isi kandungan ayat


Orang tua harus memberikan pendidikan aqidah kepada anaknya

Orang tua harus mengajarkan anaknya untuk tidak menyekutukan Allah

Perbuatan menyekutukan Allah merupakan perbuatan yang sangat dhalim

Luqman ayat 14
َ ‫ْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َول َِوالِ َدي‬
‫ْك إِلَيَّ ْالمَصِ ي ُر‬ َ ِ‫ان ِب َوالِدَ ْي ِه َح َملَ ْت ُه أ ُ ُّم ُه َوهْ ًنا َعلَ ٰى َوهْ ٍن َوف‬
ِ ‫صالُ ُه فِي َعا َمي‬ َ ‫ص ْي َنا اإْل ِ ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬

Latinnya

wa wasainaal insaana biwa lidaihi hamalathu ummuhu wahnan 'ala wahniin wa fishaaluhu fii 'aamaini
inisy syuku lii waliwaa lidayka ilayyal mashiiru

Artinya

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Isi kandungan ayat:


Perintah berkata atau  berkata baik kepada orang tua

Wajib berbakti kepada kedua orang tua

Kita harus bersyukur kepada allah atas semua nikmat yang telah Allah berikan

Dalil masa menyusui  itu dua tahun


Surah Al baqarah ayat 83
َّ ‫حُسْ ًنا َوأَقِيمُوا ال‬
‫صاَل َة‬ ِ ‫ِين َوقُولُوا لِل َّن‬
‫اس‬ ِ ‫ْن إِحْ َسا ًنا َوذِي ْالقُرْ َب ٰى َو ْال َي َتا َم ٰى َو ْال َم َساك‬ َ ‫َوإِ ْذ أَ َخ ْذ َنا مِي َثاقَ َبنِي إِسْ َرائِي َل اَل َتعْ ُبد‬
ِ ‫ُون إِاَّل هَّللا َ َو ِب ْال َوالِدَ ي‬
َ ‫ِم ْن ُك ْم َوأَ ْن ُت ْم مُعْ ِرض‬
‫ُون‬ ‫الز َكا َة ُث َّم َت َولَّ ْي ُت ْم إِاَّل َقلِياًل‬
َّ ‫َوآ ُتوا‬

Latinnya

Wa id akhadznaa miistaaqa banii israaiila laa ta'buduuna illallahi wabil waalidaini ihsaanaa wadil qurbaa
wal yataamaa wal masaakiini wa quuluu linnaasi husnaa wa aqiimuush shalaata wa aatuudz zdakata
tsumma tawallaitum illaa qaliilaan minkum waantum mu'ridhuun

Artinya

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.

Isi kandungan ayat :


Larangan menyembah selain kepada Allah

Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, fakir miskin

Berbicara dengan sopan kepada sesama manusia

Perintah melaksakaan shalat

perintah membayar zakat

Beriman kepada kitab Allah merupakan rukun iman yang ke 3 


A. Pengertian Iman Kepada Kitab Allah

Kata kitab berasal dari bahasa Arab (kataba yaktubu kitabatan kitaban) yang
artinya tulisan. Arti kitab Allah secara istilah adalah tulisan wahyu pada lembaran-
lembaran yang terkumpul dalam satu bentuk buku.

Dalam sejarah, firman Allah SWT ditulis dengan dua bentuk


berupa suhuf dan mushaf. Keduanya berasal dari akar kalimat yang sama, yaitu
sahafa (menulis).

Suhuf (Bentuk tunggalnya: sahifa) berarti sepenggal kalimat yang ditulis dalam


material seperti kulit, kertas, papirus, dan media lain.
Mushaf (bentuk jamaknya: masahif) berarti kumpulan-kumpulan suhuf yang
dibundel menjadi satu, seperti dua sampul dalam satu isi.

Iman kepada kitab Allah artinya mempercayai dan membenarkan bahwa Allah SWT
menurunkan kitab-kitab kepada para rasul-Nya yang berisi larangan, perintah, janji,
dan ancaman-Nya. Juga menjadikan kitab Allah sebagai pedoman hidup manusia,
sehingga bisa membedakan antara yang baik dan buruk, hak dan batil, halal dan haram.

Dalil beriman kepada kitab Allah terdapat di QS. An Nisa/4: 136

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya”. (QS. An Nisa/4: 136)

Perbedaan antara kitab dan suhuf adalah:

1. Isi kitab lebih lengkap daripada suhuf.


2. Kitab dibukukan sedangkan suhuf hanya berupa lembaran (tidak dibukukan).

Suhuf berjumlah 100, dengan rincian sebagai berikut:

 50 Suhuf diturunkan kepada Nabi Syits a.s,


 30 Suhuf diturunkan kepada Nabi Idris a.s,
 10 Suhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim a.s,
 10 Suhuf diturunkan kepada Nabi Musa a.s,

B. Kitab-Kitab yang Diturunkan Allah

Imam Nawawi al-Bantani dalam kitab Nuruzzalam menjelaskan bahwa setiap mukallaf


(yang sudah terbebani hukum) atau sudah balig wajib meyakini 4 kitab samawiyang
diturunkan kepada para nabi.

1. Kitab Taurat

Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as, ditulis dalam bahasa Ibrani. Kitab
Taurat berisi tentang syariat (hukum) dan kepercayaan yang benar kepada Allah. Isi
pokok dari kitab Taurat adalah 10 firman Allah bagi bangsa Israil.

 Kewajiban meyakini keesaan Allah.


 Mensucikan hari sabtu (sabat).
 Menghormati kedua orang tua.
 larangan menyembah berhala,
 menyebut nama Allah dengan sia-sia,
 membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar,
 berbuat zina,
 mencuri,
 menjadi saksi palsu,
 mengambil hak orang lain.
Artinya: “Semua makanan itu halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh
Israil (Yakub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah (Muhammad), “Maka
bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS Ali Imran/3: 93)
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as, berisi mazmur (puji-pujian kepada Allah dalam
bahasa Qibti). Kitab ini tidak mengandung syariat baru, karena Nabi Daud diperintahkan untuk
mengikuti syariat yang telah dibawa oleh Nabi Musa. Kitab Zabur juga berisi tentang zikir, doa,
dan nasihat-nasihat. Dalil adanya kitab Zabur adalah firman Allah berikut.

Artinya: “dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (QS Al Isra’/17: 55)

3. Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as, ditulis dalam bahasa Suyani oleh murid-murid Nabi
Isa. Dalil adanya kitab injil adalah firman Allah berikut.

Artinya: “dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)”…(QS Al Maidah/5: 46)

4. Kitab Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam bahasa Arab yang
merupakan kumpulan firman yang diberikan Allah sebagai satu kesatuan kitab dan
sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia.

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam kurun waktu 23 tahun. Al-
Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya. Selalu terjaga dari kesalahan,
dan merupakan tuntunan dalam membentuk ketakwaan.

Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang-
orang yang bertakwa”.(Qs Al-Baqarah/2 :2)

Al-Qur’an merupakan sumber segala macam ilmu. Secara umum berisi tentang
beberapa hal pokok berikut.

 Ketahuidan kepada Allah (akidah)


 Tata cara beribadah (fikih)
 Budi pekerti kehidupan sehari-hari (akhlak)
 Tuntunan kehidupan
 Ilmu Pengetahuan
 Kabar gembiran bagi orang beriman, dan peringatan bagi orang kafir
 Kewajiban berdakwah dan membela agama (jihad)

Ada 3 tingkatan dalam beriman kepada kitab Allah, yaitu :

1. Qotmil (hanya membaca)
2. Tartil (membaca dan memahami)
3. Hafidz (membaca, memahami, mengamalkan dan menghafalkan)

C. Manfaat dan Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah


Fungsi, manfaat, dan hikmah beriman kepada kita Allah sebagai berikut.

1. Memperkuat keimanan kepada Allah SWT


2. Al-Qur’an bisa menjawab hal yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal,
sehingga kehidupan tidak akan tersesat
3. Menambah ilmu pengetahuan, karena Al-Qur’an selain berisi perintah dan larangan juga
berisi pokok-pokok seluruh ilmu pengetahuan.
4. Terjaga ketakwaan nya kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hidup jadi akan lebih
tertata
5. Menumbuhkan sikap optimis untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan dunia akhirat.
6. Akan mendapat syafa’at (pertolongan) di akhirat kelak.

D. Perilaku yang Mencerminkan Beriman Kepada Kitab Allah

Perilaku yang dapat mencerminkan kalau kita beriman kepada Kitab Allah dalam
kehidupan sehari-hari.

Orang yang mengimani adanya kitab-kitab Allah akan berpegang teguh kepada kita Al-
Qur’an, karena ia meyakini bahwa semua ajaran kitab-kitab terdahulu sudah dirangkum
dalam Al-Qur’an. Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan beriman kepada kitab
Allah sebagai berikut.

1. Menjalankan semua yang diajarkan dalam Al-Qur’an, seperti shalat, zakat, dan puasa.
2. Menjauhi semua larangan yang diajarkan Al-Qur’an, seperti memakan daging babi dan
meminum arak.
3. Selalu membaca Al-Qur’an (tadarus) setelah melaksanakan shalat wajib atau saat waktu
luang
4. Berusaha menghafal dan mempelajari Al-Qur’an.
5. Mengagungkan Al-Qur’an dan tidak memegang kecuali dalam keadaan suci, meletakkan
ditempat yang tinggi dan suci, tidak meletakkan sesuatu diatas nya, tidak menginjak dan
mendudukinya.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang ke 4

A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah

Beriman kepada rasul berarti percaya dan yakin bahwa rasul itu benar-benar utusan
Allah SWT yang ditugaskan untuk membimbing umatnya agar menempuh jalan yang
benar dan diridhoi oleh Allah sehingga selamat dunia dan akhirat.

Perbedaan Nabi dan Rasul

Rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu yang diberi Allah untuk umatnya.
Sedangkan,

Nabi adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri tetapi
tidak wajib menyampaikannya kepada umatnya. Sehingga seorang rasul pasti adalah
nabi, tetapi nabi belum tentu rasul.

B. Nama-Nama 25 Nabi dan Sifatnya


1. 6. 11. 16.
21. Yunus
Adam Ibrahim Yusuf ZulkiFli
As
As As As As

12.
2. Idris 7. Luth 17. Daud 22. Zakaria
Ayub
As As As As
As

8. 13. 18.
3. Nuh 23. Yahya
Ismail Syu’aib Sulaiman
As As
As As As

14.
4. Hud 9. Ishaq 19. Ilyas
Musa 24. Isa As
As As As
As

5. 10. 15. 25.


20. Ilyasa
Sholeh Yaqub Harun Muhammad
As
As As As Saw
Rasul Allah mempunyai sifat yang sangat terpuji dan terhindar dari sifat tercela, sifat ini
biasa disebut sifat wajib rasul. Sedangkan sifat tercela yang tidak mungkin dimiliki oleh
para Rasul disebut sifat mustahil rasul.

Sifat wajib Rasul antara lain:

 Sidiq          : berkata benar


 Amanah     : dapat dipercaya
 Tabligh      :  menyampaikan
 Fathonah   :  cerdik,pandai

Sedang sifat mustahil Rasul yaitu:

 Kizib        :  berkata bohong


 Khianah   :  tidak dapat dipercaya
 Kitman     :  menyembunyikan
 Baladah    :  bodoh

C. Rasul Ulul Azmi

Rasul ulul azmi adalah utusan Allah yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar
biasa dalam menyampaikan risalah kepada umatnya.

Ternyata 5 rasul yang diberi gelar ulul azmi, sbb:

1. Nabi Nuh As
2. Nabi Ibrahim As
3. Nabi Musa As
4. Nabi Isa As
5. Nabi Muhammad SAW

D. Tugas Para Rasul

1. Menyampaikan ajaran agama kepada manusia dan mengajak nya untuk beribadah
kepada Allah.
2. Menjelaskan semua permasalahan agama yang diturunkan oleh Allah.
3. Membimbing manusia kepada kebaikan dan menjauh dari kejahatan.
4. Membawa kabar gembira (surga) dan peringatan (neraka)
5. Memperbaiki kondisi umat manusia
6. Memberikan teladan yang baik (perkataan dan perbuatan)
7. Menegakkan syari’at Allah dan mempraktekan nya di tengah-tengah umat manusia
8. Memperbaiki kesaksian atas umat mereka pada hari kiawat, bahwa rasul telah
menyampaikan misi yang diterima dengan jelas.

E. Hikmah diutusnya para Rasul

1. Mengeluarkan manusia dari kebiasaan menyembah Tuhan selain Allah.


2. Sebagai suri tauladan yang baik untuk manusia
3. Untuk menegakkan hujjah atas manusia dengan mengutus para rasul, sehingga tidak
ada alasan bagi mereka untuk membantah Allah.
4. Menjelaskan kepada manusia mengenai masalah ghaib yang tidak bisa dicapai oleh akal.
(seperti nama-nama dan sifat Allah, berita tentang hari kiamat, dan lainnya).
5. Memperbaiki, membersihkan, mensucikan jiwa manusia, memperingatkan dari hal yang
bisa merusak nya.

F. Fungsi Iman Kepada Rasul Allah SWT

 Menambah keimanan kepada Allah dengan mengetahui bahwa rasul benar-benar


manusia pilihan Allah.
 Mempercayai  tugas yang dibawa oleh Rasul untuk disampaikan kepada umatnya.
 Lebih menghormati dan mencintai rasul karena perjuangan nya.
 Memperoleh suri teladan yang baik untuk pedoman hidup.
 Ingin mengamalkan apa yang disampaikan oleh Rasul Allah.

Tahapan Periode Hari Akhir / Hari Kiamat


1. Yaumul Ba'ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari
kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam
kubur. Firman Allah Swt.: "Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitahukan-Nya

kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah mengumpukan semua
amal perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas
segala sesuatu." (Q.S. al-Mujadalah/58:6).

2. Yaumul Hasyr
Yaumul Hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya
masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang
Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: "Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu)
Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami
kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." (Q.S. al-
Kahfi/18:47).

3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang
sudah dicatat Malaikat Raqīb dan 'Atīd. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan
perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: "Dan diletakkan kitab, lalu
akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan
mereka berkata "Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan
tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan
mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya
seseorang pun." (Q.S. al-Kahfi/18:49).

4. Yaumul Hisãb dan Mizan


Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk
dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan
mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: "Pada hari
itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka
kerjakan." (Q.S. an-Nur/24:24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah
timbangan yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia.
Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: "Dan Kami
letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan
walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya seberat zarrah pasti kami berikan (pahalanya).
Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya." (Q.S. al-Anbiya'/21:47).

5. As-Sirat
As-Sirāt adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau
sulitnya melewati As-Sirāt itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw.
bersabda: "Terbentanglah jembatan (As-Sirāt) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam."
(H.R. Muslim).

6. Yaumul Jaza'
Yaumul Jaza' yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt.
(Jaza'). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia.
Firman Allah: "Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya.
Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat
perhitungan-Nya." (Q.S al-Mukmin/40:17).

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga


Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang
sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua
golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima
balasan yang setara,yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia
kepada hamba-Nya (Perhatikan! Q.S. al-Hāqqah/69:21-24), (Q.S. al-Wāqi'ah/56:8-40).

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka


Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan
jahat,maksiat tercela,dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah
Swt., maka akan menerima balasan yang jahat pula.

Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt.
dalam Q.S. al-Gāsyiyah/88:4-7: "Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi
minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh makanan
selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan
lapar."

Adapun Pokok-pokok Keimanan Pada Hari Akhir

1. Fitnah kubur
Setelah manusia mengakhiri kehidupannya di alam dunia ini.

2. Kiamat dan tanda tandanya


Peristiwa hari kiamat diawali dengan beberapa tanda yang dilukiskan al-Qur'an.

3. Kebangkitan
Setelah kiamat tiba saatnya manusia dibangkitkan dari kuburnya.

4. Berkumpul
Setelah manusia dibangkit-kan lalu dihimpun di padang mahsyar guna
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
5. Perhitungan
Pada masa ini semua manusia menantikan keputusan hakim semesta alam.

6. Shirath (Jembatan)
Setelah selesai hari perhitungan tibalah saatnya manusia diberikan balasan aktivitasnya
kemudian ditentukan jalan yang harus dilalui oleh setiap manusia.

7. Surga dan Neraka


Tempat balasan bagi manusia sesuai amal perbuatannya didunia.

Iman Kepada Hari Kiamat merupakan salah satu bagian


dari rukun iman yang ke 5
A. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Secara umum pengertian iman kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa
seluruh alam semesta dan isinya akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu akan ada
kehidupan yang kekal (akhirat).

Sedangkan menurut bahasa (etimologi) yaitu percaya akan datangnya hari kiamat (hari


akhir). Menurut istilah (terminologi) yaitu percayai dan yakin akan adanya kehidupan
akhirat yang kekal setelah kehidupan dunia ini.

B. Kiamat Sugra dan Kiamat Kubro


1. Kiamat Sugra (Kecil)

Kiamat Sugra adalah kiamat kecil yang berupa rusaknya sebagian makhluk hidup
maupun lingkungan. Misalnya gempa, gunung meletus, dan sebagainya.

Tanda kiamat sugra diantaranya:

 Ilmu agama seakan tidak penting


 Banyak terjadi bencana alam di bumi

2. Kiamat Kubra (Besar)


Kiamat Kubra adalah kiamat besar yang merupakan hancurnya seluruh alam semesta dengan
semua isinya atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk di alam dan berlanjut ke kehidupan
yang kekal yaitu akhirat.

Tanda-tanda kiamat besar , antara lain :


 Matahari terbit dari barat
 Rusaknya Ka’bah
 Datangnya Ya’juj dan Ma’juj
 Munculnya Dajjal

C. Dalil Naqli Tentang Hari Kiamat/Akhir

Artinya:“ Dan (ingatlah) hari (ketika) di tiup sangkakala, maka terkejutlah segala
yang ada di bumi, di langit dan segala yang ada di bumi, kecuali siapa yang di
kehendaki Allah SWT. Dan semua akan datang menghadap-Nya dengan
merendahkan diri.” (QS. An-Naml Ayat 87)

Gambaran hari kiamat menurut Al- Qur’an

1. Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang dikandungnya  (QS.
Al- Zalzalah : 1 – 5)
2. Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap. (QS. Al- Infithor : 1 –
3)
3. Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir  (QS. Al-  Haqqah : 14)
4. Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah terhadap anaknya
sendiri. (QS. Lukman : 33)

D. Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat

1. Membuat manusia senantiasa bersikap hati-hati, sehingga akan selalu taat kepada
petunjuk agama dan sadar akan batas kesenangan hidup di dunia.
2. Terus memperbaiki kualitas kebaikan, yaitu berbakti kepada Allah, orang tua, dan
sesama manusia lain.
3. Membuat manusia sadar bahwa kehidupan setelah kehidupan dunia merupakan tujuan
manusia hidup di dunia.
4. Mendorong manusia agar menambah perbuatan baik (amal soleh) dan meninggalkan
larangan Allah.
5. Mengingatkan bahwa kehidupan dunia adalah ladang kehidupan akhirat, jembatan
untuk menuju ke alam akhirat, sehingga menghindarkan manusia dari sifat rakus, kikir,
dan tamak.
6. Tidak iri terhadap kenikmatan yang didapat oleh orang lain.
7. Membuat jiwa tenteram.

E. Hikmah Iman Kepada Hari Kiamat

1. Tidak meniru pola hidup orang kafir.


2. Meningkatkan ketakwaan dan lebih giat dalam beramal saleh.
3. Selalu berusaha berbuat benar dan baik.
4. Berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa.
5. Tidak kikir dalam memberi infaq.
6. Menanamkan kesabaran dalam kebenaran dan saat tertimpa musibah.
7. Lebih berhati-hati dalam berbuat sesuatu.
8. Membuat manusia selalu melaksanakan kewajibannya dan tidak terlena akan kehidupan
dunia.
9. Sadar bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara, dan akhirat merupakan kehidupan
yang kekal.
10. Sering bertaubat kepada Allah.
11. Lapanga dada dan ikhlas terhadap ketentuan Allah.
12. Memperjelas tujuan hidup manusia di dunia.

F. Peristiwa yang berhubungan dengan Hari Kiamat

Yaumul Barzah / Alam Kubur yaitu masa antara sesudah meninggal nya seseorang
sampai menunggu datangnya hari kiamat. “ (Q.S.Al Khafi ayat 99 )

Yaumul Baats yaitu masa dibangkitkannya manusia dari alam kubur mulai dari


manusia pertama sampai manusia terakhir ( Q.S. Al Zalazalah ayat 6 )

Yaumul Mahsyar yaitu masa dikumpulkannya manusia dipadang mahsyar untuk


dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya. (Q.S. Ibrahim : 48)

Yaumul Hisab/ Mizan yaitu Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan dan


keburukan manusia“ ( Q.S. Yasin : 65 )

Sirat yaitu jembatan yang akan dilewati oleh manusia setelah dihisab dan ditimbang
amal baik dan buruknya. Disini akan ditentukan manusia akan masuk neraka atau
surga.

Surga yaitu tempat balasan bagi orang yang beriman kepada Allah SWT..(Q.S. Al Hajj :
23 )

Neraka yaitu tempat balasan bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.“  (Q.S. Az
Zumar : 32 )

Iman kepada qada dan qadarmerupakan rukun iman yang ke 6

A. Pengertian Iman Kepada Qada dan Qadar

Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan yakin sepenuh hati bahwa Allah SWT
mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk-Nya termasuk segala
sesuatu yang meliputi semua kejadian yang menimpa makhluk.

Kejadian itu bisa berupa hal baik atau buruk, hidup atau mati, kemunculan atau
kemusnahan. Semua menjadi bukti dari kebesaran Allah SWT. Segala sesuatu telah
ditetapkan oleh Allah.

Qada berarti:
1. hukum atau keputusan (Q.S. Surat An- Nisa’ ayat 65)
2. mewujudkan atau menjadikan (Q.S. Surat Fussilat ayat 12)
3. kehendak  (Q.S. Surat Ali Imron ayat 47)
4. perintah  (Q.S. Surat Al- Isra’ ayat 23)

Qadar berarti:

1. mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya (Q.S. Surat Fussilat ayat
10)
2. ukuran (Q.S. Surat Ar- Ra’du ayat 17)
3. kekuasaan atau kemampuan (Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236)
4. ketentuan atau kepastian (Q.S. Al- Mursalat ayat 23)
5. perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nya dalam bentuk-bentuk
batasan tertentu (Q.S. Al- Qomar ayat 49)

B. Macam-Macam Takdir
1. Taqdir muallaq

yaitu takdir yang masih digantungkan pada usaha dan ikhtiar manusia. Misalnya


seseorang ingin kaya, pintar, dll berarti orang ini harus melalui proses usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkannya.

2. Taqdir Mubrom

yaitu takdir yang sudah tidak bisa dirubah oleh manusia walaupun ada ikhtiar dan
tawakal. Misalnya adalah kematian manusia.

C. Dalil Iman Kepada Qada dan Qadar

Artinya :”Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”

D. Ciri-Ciri Orang Yang Beriman Kepada Qada dan Qadar

Seorang muslim yang yakin kepada ketentuan Allah SWT pasti akan mempunyai tingkat
ketaatan yang tinggi. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar:

1. Selalu sadar dan menerima kenyataan.


2. Senantiasa bersabar.
3. Rajin dalam berusaha dan tidak mudah menyerah.
4. Bersikap optimis, bukan pesimis.
5. Senantiasa bersikap tawakal.
6. Menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya
7. Bertawakal kepada Allah SWT
8. Mengisi kehidupan dengan hal positif untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak

E. Hikmah dan Fungsi Iman Kepada Qada dan Qadar

Hikmah iman kepada qada dan qadar:

1. Melatih diri untuk lebih bersyukur kepada Allah swt.


2. Mendekatkan diri kepada Allah swt.
3. Melatih seseorang menjadi orang yang giat berusaha dan tidak cepat putus asa.
4. Menghindarkan dari sifat sombong.
5. Menenangkan jiwa.
6. Membiasakan diri untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah swt.

Fungsi iman kepada qada dan qadar:

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT (Q.S. Al Hadid ayat 22)


2. Mendidik manusia untuk senantiasa berusaha / ikhtiar (Q.S. Ar Ra’du ayat 11 dan An
Najm ayat 39 – 42)
3. Mendidik manusia untuk senantiasa sabar dan tawakal (Q.S. Al  Baqarah ayat 155 – 156
dan Ali Imran ayat 159)
4. Mendidik manusia untuk tidak besikap sombong /takabur (Q.S. Lukman ayat 18)

F. Contoh Qada dan Qadar

Bejo merupakan murid yang cerdas, dia jarang belajar. Bejo belajar hanya beberapa
menit sebelum ulangan dimulai. Ketika menerima hasil ulangan, bejo mendapat nilai
yang bagus.

Saat kelas 7 SMP Arul adalah murid yang mempunyai prestasi biasa saja. Tetapi karena
ketekunan dan usaha nya, dia bisa mengejar teman-temannya. Sehingga saat ujian akhir
sekolah Arul menjadi murid yang terbaik.

Suparjo berusia 14 tahun, sekarang dia duduk di kelas 8. Kehidupan Suparjo jika
berdasarkan usia hidup rata-rata penduduk Indonesia yaitu sekitar 64 tahun. Tetapi
menginjak usia 15 suparjo sakit keras, berbagai pengobatan telah dijalani, tetapi
akhirnya suparjo meninggal dunia.

1. Matahari terbit pada siang hari, dan bulan serta bintang tampak pada malam hari.
2. Kapan laut pasang dan surut.
3. Setiap makhluk pasti mati.
4. Menetapkan berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
5. Menetapkan seseorang lahir.
6. Orang yang bodoh bisa pandai jika giat belajar dan berdoa kepada Allah
7. Orang miskin yang sungguh-sungguh berikhtiar disertai doa bisa menjadi orang kaya
Berikut etika berpakaian dan berhias menurut ajaran islam
sebagaimana disarikan dari al Sofwa:

1. Menutup aurat

2. Jangan menyerupai laki-laki ataupun perempuan

3. Tidak boleh bergambar

4. Laki-laki tidak di boleh memakai emas dan pakainnya tidak boleh melebihi
kedua mata kaki.
5. Disunnahkan membaca doa apabila mengenakan pakaian baru

6. Diharamkan bagi perempuan untuk merubah ciptaan allah SWT

Pengertian Syaja’ah (Keberanian).

Secara etimologi kata al-syaja’ah berarti berani antonimnya adalah al-jubn yang berarti
pengecut. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kesabaran di medan perang. Sisi positif dari
sikap berani yaitu mendorong seorang muslim untuk melakukan pekerjaan berat dan
mengandung resiko dalam rangka membela kehormatannya. Tetapi sikap ini bila tidak digunakan
sebagaimana mestinya menjerumuskan seorang muslim kepada kehinaan. Syaja’ah dalam
kamus bahasa Arab artinya keberanian atau keperwiraan, yaitu seseorang yang dapat bersabar
terhadap sesuatu jika dalam jiwanya ada keberanian menerima musibah atau keberanian dalam
mengerjakan sesuatu. 

pengertian Ijtihad adalah mencurahkan pikiran dengan bersungguh-sungguh.


Sedangkan menurut istilah, arti Ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat
dengan mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga secara bersungguh-sungguh.

Kata “Ijtihad” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Ijtihada Yajtahidu Ijtihadan” yang


artinya mengerahkan segala kemampuan dalam menanggung beban. Dengan kata
lain, Ijtihad dilakukan ketika ada pekerjaan yang sulit untuk dilakukan.
Fungsi dan Manfaat Ijtihad
Pada dasarnya Ijtihad memiliki fungsi untuk membantu manusia dalam
menemukan solusi hukum atas suatu masalah yang belum ada dalilnya di
dalam Al-quran dan hadits. Sedangkan tujuan Ijtihad adalah untuk memenuhi
kebutuhan umat Islam dalam beribadah kepada Allah pada waktu dan tempat
tertentu.

Macam-Macam Ijtihad
Ijtihad dapat dibagi menjadi 7 jenis. Mengacu pada pengertian Ijtihad di atas,
adapun beberapa macam Ijtihad adalah sebagai berikut:

1. Ijma’
Pengertian Ijma’ adalah suatu kesepakatan para ulama dalam menetapkan hukum
agama Islam berdasarkan Al-quran dan hadits dalam suatu perkara. Hasil dari
kesepakatan para ulama tersebut berupa fatwa yang dilaksanakan oleh umat Islam.

2. Qiyas
Pengertian Qiyas adalah suatu penetapan hukum terhadap masalah baru yang
belum pernah ada sebelumnya, namun mempunyai kesamaan (manfaat, sebab,
bahaya) dengan masalah lain sehingga ditetapkan hukum yang sama.

3. Maslahah Mursalah
Pengertian Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum berdasarkan
pada pertimbangan manfaat dan kegunaannya.
4. Sududz Dzariah
Pengertian Sududz Dzariah adalah suatu pemutusan hukum atas hal yang mubah
makruh atau haram demi kepentingan umat.

5. Istishab
Pengertian Istishab adalah suatu penetapan suatu hukum atau aturan hingga ada
alasan tepat untuk mengubah ketetapan tersebut.

6. Urf
Pengertian Urf adalah penepatan bolehnya suatu adat istiadat dan kebebasan
suatu masyarakat selama tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadits.

7. Istihsan
Pengertian Istihsan adalah suatu tindakan meninggalkan satu hukum kepada
hukum lainnya karena adanya dalil syara’ yang mengharuskannya.

Syarat benda boleh di waqafkan


1. Benda tersebut harus mempunyai nilai.

2. Benda bergerak atau benda tetap yang dibenarkan untuk diwakafkan.

3. Benda yang diwakafkan harus tertentu (diketahui) ketika terjadi wakaf.

4. Benda tersebut telah menjadi milik si wakif.


Rukun Sholat Jenazah
1.Niat

2.Berdiri bagi yang mampu


3. Empat kali takbir
4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama
5. Membaca surat Al Fatihah
6. Membaca sholawat Nabi
7. Berdoa untuk jenazah
8. Salam

Tata Cara Sholat Jenazah


Berikut ini tata cara sholat jenazah sesuai dengan urutannya:

1. Takbiratul ihram sambil berniat, lalu baca Surat Al Fatihah

Cara berniat adalah dengan mengingat dalam hati akan sholat jenazah empat kali
takbir terhadap jenazah itu fardhu kifayah.

Adapun yang perlu melafalkan niat, maka lafadz niatnya bisa dibaca di Niat Sholat
Jenazah

Setelah takbiratul ihram, tangan diletakkan di atas pusar sebagaimana sholat pada
umumnya, lalu membaca surat Al Fatihah.

2. Takbir kedua lalu membaca sholawat

Sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu, lalu tangan kembali
diletakkan di atas pusar. Setelah itu membaca sholawat Nabi.

Sholawat Nabi ini banyak bentuknya, yang paling afdhal adalah sholawat Ibrahimiyah.
3. Takbir ketiga lalu berdoa untuk jenazah

Sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu, lalu tangan kembali
diletakkan di atas pusar. Setelah itu membaca doa untuk jenazah.

4. Takbir keempat lalu berdoa lagi

Sambil mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu, lalu tangan kembali
diletakkan di atas pusar. Lalu berdoa dengan doa untuk jenazah dan doa untuk orang-
orang yang ditinggalkannya.

5. Salam

Yakni mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri sebagaimana sholat-sholat lainnya.

1. Pengertian Khutbah
Khutbah berasal dari kata: khataba - yakhtubu - khutbah, bermakna memberi nasihat dalam suatu
kegiatan ibadah seperti; shalat (shalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Khusuf, Kusuf), wukuf, dan
nikah. Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang muslim dengan syarat
dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya
khutbah Jumat untuk shalat Jum'at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali
dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, serta doa.

2. Pengertian Tabligh
Tabligh berasal dari kata: ballagha - yuballighu - tabliighan yang berarti menyampaikan, atau
memberitahukan dengan lisan. Menurut istilah, tabligh adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan' Allah
Swt. secara lisan kepada satu atau lebih orang Islam untuk diketahui dan diamalkan isinya. Misalnya,
Rasulullah saw. memerintahkan kepada sahabat yang datang di majlisnya untuk menyampaikan suatu
ayat kepada sahabat lain yang tidak hadir. Dalam pelaksanaan tabligh, seorang mubaligh (yang
menyampaikan tabligh) biasanya menyampaikan tabligh-nya dengan gaya dan retorika yang menarik.
Ada pula istilah tabligh akbar yang sering kita dengar, yaitu kegiatan menyampaikan “pesan” Allah Swt.
dalam jumlah pendengar yang cukup banyak.

3. Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari kata: da'aa - yad'uu - da'watan (da'wah) yang berarti memanggil, menyeru, atau
mengajak pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang
atau lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan. Di sini dikenal adanya da'wah billisan dan
da'wah bilhal. Kegiatan dakwah bukan hanya ceramah, tetapi juga aksi sosial yang nyata. Misalnya,
santunan kepada anak yatim, sumbangan untuk membangun fasilitas umum, membersihkan lingkungan,
dan lain sebagainya.

QS. Al Baqarah (Sapi Betina) –


surah 2 ayat 275 [QS. 2:275]
‫ ال َّش ۡی ٰط ُن ِم َن‬7ُ‫اَلَّ ِذ ۡی َن یَ ۡا ُکلُ ۡو َن الرِّ ٰبوا اَل یَقُ ۡو ُم ۡو َن اِاَّل َک َما یَقُ ۡو ُم الَّ ِذ ۡی یَتَ َخبَّطُہ‬
‫ک بِاَنَّہُمۡ قَالُ ۡۤوا اِنَّ َما ۡالبَ ۡی ُع ِم ۡث ُل الرِّ ٰبوا ۘ َو اَ َح َّل ہّٰللا ُ ۡالبَ ۡی َع َو‬
َ ِ‫ۡال َمسِّ ؕ ٰذل‬
‫ف ؕ َو‬ َ َ‫َح َّر َم الرِّ ٰبوا ؕ فَ َم ۡن َجٓا َء ٗہ َم ۡو ِعظَۃٌ ِّم ۡن َّرب ِّٖہ فَ ۡانتَ ٰہی فَلَ ٗہ َما َسل‬
‫ار ۚ ہُمۡ فِ ۡیہَا ٰخلِ ُد ۡو َن‬ ٓ ٰ ُ ‫اَمۡ ر ُۤہ الَی ہّٰللا ؕ و م ۡن َعا َد فَا‬
ِ َّ‫ص ٰحبُ الن‬ ۡ َ‫ک ا‬ َ ِ‫ولئ‬ َ َ ِ ِ ٗ
Al-ladziina ya’kuluunarribaa laa yaquumuuna ilaa kamaa yaquumul-ladzii
yatakhabbathuhusy-syaithaanu minal massi dzalika biannahum qaaluuu innamaal
bai’u mitslurribaa waahallallahul bai’a waharramarribaa faman jaa-ahu mau’izhatun
min rabbihi faantaha falahu maa salafa waamruhu ilallahi waman ‘aada fa-uula-ika
ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a);

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan),
dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya. 
―QS. 2:275
5 Contoh Transaksi Ekonomi dalam Islam 

1. Berhutang dengan Akad dan Tanpa Riba

2. Akad Jual Beli Bisnis Online

3. Simpan Pinjam di Bank Syariah

4. Jual Beli Produk Halal

5. Pembuatan Billing atau Invoice

Hukum Pernikahan

1. Wajib

Pernikahan dapat menjadi wajib hukumnya jika seseorang memiliki kemampuan


untuk membangun rumah tangga atau menikah serta ia tidak dapat menahan dirinya
dari hal-hal yang dapat menjuruskannya pada perbuatan zina. Orang tersebut wajib
hukumnya untuk melaksanakan pernikahan karena dikhawatirkan jika tidak menikah
ia bisa melakukan perbuatan zina yang dilarang dalam islam (baca zina dalam islam).
Hal ini sesuai dengan kaidah yang menyebutkan bahwa

“Apabila suatu perbuatan bergantung pada sesuatu yang lain, maka sesuatu yang
lain itu pun wajib”

2. Sunnat

Berdasarkan pendapat para ulama, pernikahan hukumnya sunnah jika seseorang


memiliki kemampuan untuk menikah atau sudah siap untuk membangun rumah
tangga akan tetapi ia dapat menahan dirinya dari sesuatu yang mampu
menjerumuskannya dalam perbuatan zina.dengan kata lain, seseorang hukumnya
sunnah untuk menikah jika ia tidak dikhawatirkan melakukan perbuatan zina jika ia
tidak menikah. Meskipun demikian, agama islam selalu menganjurkan umatnya
untuk menikah jika sudah memiliki kemampuan dan melakukan pernikahan sebagai
salah satu bentuk ibadah.

3. Haram

Pernikahan dapat menjadi haram hukumnya jika dilaksanakan oleh orang yang tidak
memiliki kemampuan atau tanggung jawab untuk memulai suatu kehidupan rumah
tangga dan jika menikah ia dikhawatirkan akan menelantarkan istrinya. Selain itu,
pernikahan dengan maksud untuk menganiaya atau menyakiti seseorang juga haram
hukumnya dalam islam atau bertujuan untuk menghalangi seseorang agar tidak
menikah dengan orang lain namun ia kemudian menelantarkan atau tidak mengurus
pasangannya tersebut.

4. Makruh

Pernikahan maksruh hukumnya jika dilaksanakan oleh orang yang memiliki cukup
kemampuan atau tanggung jawab untuk berumahtangga serta ia dapat menahan
dirinya dari perbuatan zina sehingga jika tidak menikah ia tidak akan tergelincir
dalam perbuatan zina. Pernikahan hukumnya makruh karena meskipun ia memiliki
keinginan untuk menikah tetapi tidak memiliki keinginan atau tekad yang kuat untuk
memenuhi kewajiban suami terhadap istri maupun kewajiban istri terhadap suami.

5. Mubah

Suatu pernikahan hukumnya mubah atau boleh dilaksanakan jika seseorang memiliki
kemampuan untuk menikah namun ia dapat tergelincir dalam perbuatan zina jika
tidak melakukannnya. Pernikahan bersifat mubah jika ia menikah hanya untuk
memenuhi syahwatnya saja dan bukan bertujuan untuk membina rumah tangga
sesuai syariat islam namun ia juga tidak dikhwatirkan akan menelantarkan istrinya.

Surah Ar rum ayat 11 menjelasakan tentang pernikahan.


Tujuan pernikahan dalam ayat tersebut ada tiga yaitu:
Sakinah, mawaddah dan rahmah

Pembahasan

Surah Ar rum ayat 51

َ ُ ‫ومن آيَاتِه أَن خَلَق لَكُم من أَنفُسك‬


‫ن‬ ٍ َ ‫ك آَل ي‬
َ ‫ات لِقَوْم ٍ يَتَفَك َّ ُرو‬ َ ِ ‫ن فِي ذَٰل‬
َّ ِ ‫ة ۚ إ‬
ً ‫م‬
َ ‫ح‬
ْ ‫موَدَّةً وَ َر‬ ْ ُ ‫ل بَيْنَك‬
َ ‫م‬ َ َ‫سكُنُوا إِلَيْهَا و‬
َ َ‫جع‬ ْ َ ‫جا ل ِت‬
ً ‫م أ ْزوَا‬
ْ ِ ْ ْ ِ ْ َ ْ ِ ْ ِ َ

Latin

wamin aayaatihi an khalaqa lakum min anfusikum azwaajaan litaskunuu ilaihaa wa


ja'ala bainakum muaddatan wa rahmah, inna fii dzaalika laayaatin liqaumin
yatafakkaruun

Artinya

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-


isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Berdasarkan Surah Ar rum ayat 21  tujuan pernikahan ada 3 yaitu

Sakinah : Sakinah adalah keadaan seseorang merasa nyaman berada di dekat


pasangannya

Mawaddah : Mawadah  yaitu timbulnya rasa cinta diantara kedua pasangan

Rahmah : Rahmah adalah rasa saling sayang antara pasangan yang menikah

Pengertian Zawil Furud 


adalah ahli waris yang dapat bagian tertentu sebagaimana yang ditentukan dalam al-
Quran maupun sunnah.

 Furud al-Muqaddarah, yakni bagian-bagian tertentu yang diterima oleh ahli waris,
yakni 2/3, 1/3, 1/6, ½, ¼, dan 1/8.

AHLI WARIS YANG MENDAPAT 2/3

1. 2 orang anak perempuan atau lebih

   Syaratnya :

 Tidak ada anak laki-laki

2. 2 cucu perempuan atau lebih.

   Syaratnya:

 Tidak anak baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada cucu laki-laki

3. 2 saudara perempuan kandung atau lebih

   Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah atau kakek
 Tidak ada saudara laki-laki kandung

4. 2 Saudara perempuan seayah atau lebih

   Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah atau kakek
 Tidak ada saudara kandung baik laki-laki atau perempuan
 Tidak ada saudara laki-laki seayah.

AHLI WARIS YANG MENDAPAT 1/3

            Ahli waris yang mendapat 1/3 ada 2 kelompok :

1. Ibu

   Syaratnya :

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada dua orang saudara atau lebih baik kandung, seayah atau seibu baik
laki-laki atau perempuan

2. Saudara seibu baik laki-laki atau perempuan

   Syaratnya :

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah dan kakek
 Saudara seibu tersebut dua orang atau lebih

AHLI WARIS YANG MENDAPAT 1/6

            Ahli waris yang mendapat 1/6 ada 7 kelompok.

1. Ayah

   Syaratnya:

Ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan

2. Ibu

   Syaratnya:

 Ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 ada dua orang saudara atau lebih baik kandung, seayah atau seibu baik laki-
laki atau perempuan

3. Kakek

   Syaratnya:

 Ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah

4. Nenek

   Syaratnya:

 Tidak ada ibu


 

5. Cucu Perempuan

   Syaratnya:

 Tidak ada anak laki-laki atau cucu laki-laki


 Tidak ada 2 anak perempuan atau lebih
 Cucu perempuan tersebut bersama dengan seorang anak perempuan

6. Saudara perempuan seibu baik laki-laki atau perempuan

     Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah dan kakek
 Saudara seibu tersebut tunggal

7. Saudara perempuan seayah

     Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah atau kakek
 Tidak ada saudara laki-laki kandung dan saudara laki-laki seayah
 Tidak ada 2 saudara perempuan kandung atau lebih
 Ia bersama dengan seorang saudara perempuan kandung

AHLI WARIS YANG MENDAPAT 1/2


 

Ahli waris yang mendapat ½ ada 5 kelompok :

1. Suami

     Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan

2. Anak perempuan

   Syaratnya :

 Tidak ada anak laki-laki


 Ia tunggal

3. 3. Cucu perempuan

   Syaratnya:

 Tidak anak baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada cucu laki-laki
 Ia tunggal

4. Saudara perempuan kandung

   Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah atau kakek
 Tidak ada saudara laki-laki kandung

5. Saudara perempuan seayah

   Syaratnya:

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan


 Tidak ada ayah atau kakek
 Tidak ada saudara kandung baik laki-laki atau perempuan
 Tidak ada saudara laki-laki seayah.
 Ia tunggal

AHLI WARIS YANG MENDAPAT 1/4

Ahli waris yang mendapat 1/4 ada 2 kelompok :

1. Suami

     Syaratnya:

 Ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan

2. isteri

   Syaratnya :

 Tidak ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan

AHLI WARIS YANG MENDAPAT 1/8

Ahli waris yang mendapat 1/8 hanya satu kelompok

1. Isteri

   Syaratnya :

 Ada anak atau cucu baik laki-laki atau perempuan

substansi dakwah rasulullah di madinah


1.          Mendirikan Masjid

2.          Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor. 


3.          Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi (Piagam Madinah)

4.           Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk                           masyarakat Islam. 

5.           Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam

6.    Menggalang Kekuatan untuk Mempertahankan Agama

TOKOH TOKOH PEMBARUAN ISLAM MODERN DAN KARYANYA


1. Filsafat :

Tokoh utama(arab-spanyol) = Abu Bakar Muhammad ibnu Al-Sayigh (Ibnu Bajjah),

Ibnu Sina , karya nya : Tadbir al-Mutawahhid

Tokoh ke 2 = Abu Bakar ibnu Thufail jg menulis ttng (Kedokteran, astronomi, filsafat) karya nya : Hay
Ibnu Yaqzhan

Toloh lainnya = Ibnu Rusyda beliau jg ahli fikih karyannya : Bidayah al-Mujtahid,

Al Kindi dan Al Ghazali

2. Kedokteran

Ibnu sina (avicenna)

Ibnu rusyd (averous)

Az -Zahrawi
Surat Luqman Ayat 14
َ ‫ْن أَ ِن ا ْش ُكرْ لِي َول َِوالِ َدي‬
َّ‫ْك إِلَي‬ َ ‫ان ِب َوالِدَ ْي ِه َح َملَ ْت ُه أ ُ ُّم ُه َوهْ ًنا َعلَ ٰى َوهْ ٍن َوف‬
ِ ‫ِصال ُ ُه فِي َعا َمي‬ َ ‫ص ْي َنا اإْل ِ ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬

Terjemah Arti: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

TAFSIR AYAT

Dan Kami memerintahkan manusia agar berbakti dan berbuat baik kepada bapak
ibunya. Ibunya mengandungnya dalam keadaan lemah di atas kelemahan,
mengandungnya dan menyapihnya setelah menyusuinya selama dua tahun. Kami
berfirman kepadanya, “Bersyukurlah kepada Allah kemudian berterima kasihlah
kepada kedua orang tuamu. Hanya kepadaKu-lah kalian akan kembali, lalu Aku
akan membalas masing-masing sesuai haknya.”

Al-'Adl artinya Maha Adil.


Al-‘Adl bearasal dari kata ‘adala yang berarti lurus dan sama. Keadillan Allah SWT bersifat mutlak,
tidak dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun. Keadilan Allah SWT juga didasari dengan ilmu Allah
SWT yang Maha Luas. Sehingga tidak mungkin keputusan-Nya itu salah. Alloh adalah Pencipta segala
keindahan dan keburukan, kebaikan, dan kejahatan. Allah SWT bersifat adil pada ciptaan-Nya, dalam
hal ini ada rahasia yang sulit dimengerti. Tetapi setidak-tidaknya, kita memahami bahwa seringkali
orang harus mengenal lawan kata dari sesuatu untuk memahaminya. Orang yang tidak pernah
merasakan kesedihan, tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan
mengenal keindahan. Baik dan buruk sama pentingnya. Alloh menunjukkan yang satu dengan yang
lain, yang benar dengan yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masingnya. Dia
memperlihatkan pahala sebagai lawan kata dari siksaan. Lalu dipersilakan-Nya kita untuk
menggunakan penilaian kita sendiri. Sesuai dengan takdirnya, masing-masing mendapatkan
keselamatan dalam penderitaan dan rasa sakit, atau kutukan dalam kekayaan. Alloh mengetahui apa
yang terbaik bagi makhluk-Nya. Hanya Alloh yang mengetahui nasib kita. Perwujudan dari nasib itu
adalah keadilan-Nya.

Beberapa cara agar kita bisa meneladani asmaul husna Al – Adl antara

lain :

a.   

Bersikap adil kepada Allah SWT, dengan cara menjauhi dosa – dosanya terutama

dosa besar mensyirikan Allah SWT.

b.   

Bersikap adil kepada sesama insan ciptaan Allah SWT, yaitu dengan cara

memberikan hak – hak mereka serta melaksanakan kewajiban kita.

c.   

Berbuat adil kepada diri sendiri, antara lain dengan memperhatikan hak dan

kewajiban kepada tubuh yang telah dititipkan oleh Allah SWT.

d.   

Berpikir, berbicara, dan bertindak dengan penuh keadilan tanpa dilatarbelakangi


ego.

e.   

Menyadari akan pentingnya mempunyai sifat adil dengan pengharapan membuat diri

semakin bertakwa kepada Allah SWT.

f.    

Memutuskan atau menyelesaikan segala perkara berpedoman dengan Al – Quran dan

As – Sunnah.

IBNU SINA

Anda mungkin juga menyukai