Anda di halaman 1dari 2

KONFLIK POSO

Kerusuhan bahkan pembunuhan di Poso sudah terjadi sejak 24 Desember 1998. Awal mula kejadian ini
mengenai kerusuhan yang dilakukan oleh pemuda kristen terhadap pemuda islam. Pembacokan yang
dilakukan oleh pemuda kristen yang bernama Roy Rantu kepada pemuda islam yang bernama Ahmad
Ridwan. Pertengkaran ini di mulai pada saat kelompok pemuda kristen datang di pondok pesantren
Darusallam yang terletak di kelurahan Sayo. Adanya hal tersebut dikarenakan pada tahun 1995 ada aksi
pembalasan yang dilakukan oleh pemuda islam yang merusak 3 rumah warga kristen di Madale. Sebab
sebelum kejadian tersebut pemuda kristen ini lah yang menjadi penyebakan awal pertengkaran yang
menyangkut pautkan aspek beda agama. Sebelumnya pemuda kristen ini melakukan pengerusakan pada
masjid dan pondok pesantren yang terletak di Tegalrejo dan Lawange. Pemuda islam tidak terima atas
perlakuan yang dilakukan oleh pemuda kristen, sebab pemuda kristen lah yang memancing emosi untuk
menjadikan konflik ini terus berlanjut. Pada hal pada tahun 1992 dari pihak islam yang anggotanya
bernama Rusli Labolo ini masuk agama kristen dan menjadi pendeta, dengan itu ada indikasi
penghujatan yang dilakukan di hadapan jemaat gereja dengan salah satunya yaitu mengujat Nabi
Muhammad Saw.

Adapun sumber konflik yang menguatkan bertambahnya aksi di Poso yaitu ketidakadilan dalam
penegakan hukum di Poso. Pihak aparat TNI sangat menghilangkan sikap simpati pada masyarakat
setempat. Sebab oknum ini sangat keji dalam melakukan penanganan konflik di Poso. Saat dilakukan
mengeledahan senjata api yang dimiliki masyarakat. Secara tegas pihak TNI ini akan langsung melakukan
penganiyayan kepada warga jika salah satu masyarakat kedapatan memiliki senjata tajam yang akan di
gunakan dalam kerusuhan tersebut dengan hal tersebut masyarakat yang akhirnya turun tangan sendiri
dalam menangani kejadian tersebut. Dengan indikasi jika akan ada konflik lanjutan yang semakin sadis
yang dilakukan masyarakat di Poso.

Sumber selanjutnya adalah adanya indikasi politik yang ikut serta dalam mewarnai konflik ini. Salah satu
oknum gerakan pengacau keamanan yang bernama Herman Parimo yang bersal dari kaum merah ini di
tangkap karena sudah menjadi provokasi dalam penyerangan yang dilakukan dari awal tanggal 24-30
Desember 1998 ini. Penangkapan ini dilakukan agar wilayah Poso menjadi aman dan tidak ada tindakan
anarkis yang merugikan masyarakat kembali. Dalam penangkapan ini Herman Parimo meninggal
sebelum sampai di pengadilan. Dan pada saat itu ada ancaman yang dilakukan oleh pihak DPRD tingkat I
dengan peredarnya surat kabar yang berisi “jika dalam penetapan sekwilda Poso, Damsyik Jaelani tidak
naik, maka akan terjadi kerusuhan Poso II yang lebih hebat dari Poso I.”

Konflik yang terjadi di Poso ini yang mengatasnamakan agama-etnis kemudian menuju pada kaca politik.
Saat itu Poso ini terkenal akan premanisme politiknya. Adanya dukungan kader yang ikut serta dalam
pencalonan bupati Poso. Di Provinsi Sulawesi Tengah ini sangat terkenal kader partai golkarnya sebut
saja Baramuli, Jusuf Kalla dan Marwah Daud Ibrahim yang sudah muncul di kaca nasional. Tidak ada
partai tandingan yang bisa mengalahkan kader partai ini sewaktu di Poso. Golkar merupakan kader
partai yang latar belakangnya menampung suku dan agama yang berbeda artinya tidak ada skat dalam
aspek agama dan suku untuk masuk partai kuning ini. Adapun calon bupati Poso selanjutnya yaitu
dengan pilihan DPRD antara lain : Akram Kamaludin, Abdul Malik Syahdat, Abdul Muin Pusandan,
Damsyik Ladjalani dan Ismail Kasim. Ini adalah calon bupati yang salah satu calonnya tersebut
mendapatkan dukungan dari partai Golkar dan Gubenur Sulawesi Selatan.

Saat Pemilu 2004 partai Golkar di Sulawesi Tengah mendapatkan suara terbanyak, akan tetapi di Poso
partai Golkar ini tidak unggul yang unggul adalah partai baru berbasis kristen dengan nama PDS (partai
damai kristen). Sontak hal demikian yang akan menjadkan isu kembalinya konflik di Poso, sebab ada
partai yang menjadi skat dalam keanggotaannya, karena yang hanya bisa masuk dalam partai ini adalah
orang-orang kristen saja. Pada hal di wilayah Poso ada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir yang
beragama islam. Adapun masalah baru yang membawa agama menjadi pertikian dalam soal politik.
Dapat di cermati kembali jika ada skat yang dilakukan kaum pemeluk kristen dalam eksisnya di kanca
politik.

Sumber :

1. http://ermarahmadani.web.unej.ac.id/2015/12/15/konflik-agama-di-poso-sulawesi-tengah/

Anda mungkin juga menyukai