Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Ketika bencana Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom memacu dibuatnya Undang-
undang Sarbane-Oxley pada 2002 (SOX), maka terbentuklah era baru ekspektasi stakeholder
untuk dunia bisnis dan terutama untuk akuntan profesional yang melayaninya. Pengalihan
peran akuntan profesional dari pelayan publik menjadi seorang usahawan dipertanyakan dan
sebaliknya. Prinsip bahwa ekspektasi baru dimunculkan dan diperbarui menghasilkan
perubahan dalam bagaimana akuntan profesional berperilaku, layanan apa yang ditawarkan,
dan standar kinerja seperti apa yang harus dipenuhi. Standar-standar tersebut akan disertakan
juga dalam struktur pengelolaan yang baru dan dalam mekanisme panduan yang memiliki
komponen domestik dan internasional. Pengaruh dari Dewan Standar Akuntansi Internasional
(IASB) dan Federal Akuntan Internasional (IFAC) akan sama pentingnya dengan pengaruh
SOX dalam jangka panjang.

KERANGKA KERJA TATA KELOLA DAN EKSPEKTASI AKUNTABILITAS


STAKEHOLDER
Dampak dari bencana Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom sama-sama
menghasilkan krisis kredibilitas untuk komunitas bisnis, pasar modal dan pelaporannya, dan
untuk akuntan profesional yang menjadi bagian dari masalah tersebut. Publik menginginkan
kembali ke kredibilitas yang dibangun di atas kepercayaan, integritas, transparansi pelaporan,
dan seterusnya. Jawabannya muncul lewat dibentuknya SOX, yang mengharuskan komisi
sekuritas dan bursa efek (SEC) membuat regulasi yang menciptakan reformasi pengelolaan
baik untuk korporasi maupun profesi akuntansi.
Reformasi mengharuskan bisnis lebih terbuka dalam akuntabilitas kepada publik yang
berinvestasi, dan mengharuskan akuntan profesional untuk ingat lagi bahwa mereka adalah
profesional yang diharapkan melindungi kepentingan investor dan stakeholder lainnya.
Akuntan profesional tidak diharapkan terlibat dalam kekeliruan dalam usaha membantu
manajemen, atau menghindari resiko kehilangan penerimaan audit – atau kehilangan
pekerjaan mereka jika mereka adalah karyawan. Oleh karena itu, baik bisnis maupun akuntan
profesional mengakui bahwa keberhasilan mereka di masa mendatang bergantung pada
pemenuhan regulasi baru, dan pada pemenuhan ekspektasi etis dari stakeholder. Mekanisme
pengelolaan baik untuk bisnis maupun profesi akuntansi sekarang harus bisa memberi
kepastian bahwa ekspektasi ini bisa terpenuhi.
RE-DEDIKASI PERANAN AKUNTAN PROFESIONAL KEPADA KEPENTINGAN
PUBLIK
Untungnya, bencana Enron, Arthur Andersen dan WorldCom telah menyadarkan para
akuntan profesional bahwa loyalitas utama mereka adalah kepada kepentingan publik.
Rededikasi kepada kepentingan publik ini sangat penting. Misalnya, sebuah pemahaman
peranan yang jelas sangat penting dalam menanggapi secara tepat pertanyaan mengenai
transaksi etis yang dihadapi dan layanan tepat yang akan ditawarkan, seperti:
a) Siapa sebenarnya klien kita – Perusahaan, manajemen, pemegang saham terakhir,
calon pemegang saham, publik?
b) Dalam kejadian yang saya harus memutuskan dengan hasil-hasil yang etis, apakah
saya harus memberikan loyalitas utama saya pada majikan saya, klien saya,
pemimpin saya, profesi saya, publik, atau diri saya sendiri?
c) Apakah saya seorang akuntan profesional yang terikat oleh standar-standar
profesional, atau hanya seorang karyawan?
d) Apakah akuntansi profesional merupakan profesi atau sebuah bisnis? Ataukah bisa
keduanya?
e) Kapan saya harus tidak menawarkan sebuah layanan?
f) Bisakah saya melayani dua klien dengan kepentingan saling bertentangan pada saat
bersamaan?
g) Apakah ada alasan ketika melanggar panduan profesi dengan membocorkan rahasia
dilakukan?

EKSPEKTASI PUBLIK UNTUK SEMUA PROFESIONAL


Hanya ada sedikit keraguan bahwa publik memiliki ekspektasi yang beragam
mengenai perilaku setiap anggota profesi, seperti dokter atau pengacara, daripada untuk non-
profesional, seperti tenaga penjual atau manajer personil. Kenapa bisa seperti ini?
Jawabannya sepertinya sejalan dengan kenyataan bahwa seorang profesional seringkali
bekerja dengan nilai-nilai dimana kepercayaan mengenai seberapa kompeten mereka akan
bekerja atau seberapa bertanggung jawab mereka terhadap diri sendiri sangat penting. Pada
akhirnya, perhatian publik kepada profesi tertentu akan menentukan hak yang akan
dinikmatinya: dalam bekerja, sering dengan monopoli pada layanan yang ditawarkan;
mengendalikan entry kepada profesi; memperoleh penerimaan relatif tinggi; dan terhadap
pengaturan-diri atau untuk dinilai oleh rekan seseorang daripada oleh pegawai pemerintah.

2
Jika sebuah profesi kehilangan kredibilitasnya di mata publik, akibatnya bisa sangat parah,
dan tidak hanya bagi profesional terkait tersebut.
Gagasan Bayles (1981) dan Behrman (1988) sangat berguna dalam memfokuskan
pada fitur-fitur penting. Profesi dibentuk terutama untuk melayani publik. Layanan yang
diberikan kepada publik begitu penting sehingga dibutuhkan keahlian tingkat tinggi, yang
pada gilirannya membutuhkan program pendidikan yang memfokuskan terutama pada
kemampuan intelektual daripada kemampuan mekanis atau pelatihan yang lainnya. Profesi
yang paling sering diperhatikan biasanya diberi izin untuk bekerja pada publik dengan tingkat
otonomi sangat tinggi mulai dari “pita merah” pemerintah atau regulasi lainnya yang
ditunjukkan lewat tingkat kontrol yang digunakan oleh oleh profesi-profesi pada bidang
pendidikan, pembuat-standar, kedisiplinan, dan program lisensi.
Layanan yang diberikan oleh sebuah profesi begitu penting bagi masyarakat sehingga
masyarakat pun bisa membalasnya dengan memberi hak yang sebelumnya telah dijelaskan
kepada profesi tersebut, tetapi masyarakat juga terus mengawasi apakah tugas-tugas terkait
yang diharapkan dari sebuah profesi benar-benar dilaksanakan dengan baik. Secara umum,
tugas yang diharapkan dari sebuah profesi adalah pemeliharaan:
a) Kompetensi di bidang keahlian
b) Obyektivitas dalam penawaran layanan
c) Integritas saat berhubungan dengan klien
d) Kerahasiaan terkait dengan urusan klien
e) Disiplin atas semua anggota yang tidak melakukan tugas-tugas tersebut sesuai dengan
standar yang diharapkan.

Tugas-tugas ini sangat penting bagi kualitas layanan yang ditawarkan, sebuah syarat
yang semakin signifikan karena adanya hubungan timbal balik yang dimiliki seorang
profesional dengan kliennya. Hubungan timbal balik ada ketika layanan yang diberikan
sangat penting bagi klien, dan dimana terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat
keahlian di antara seorang profesional dan klien sedemikian rupa sehingga klien harus
percaya atau benar-benar bergantung pada penilaian dan keahlian dari seorang profesional
tersebut. Pemeliharaan kepercayaan yang menyertai hubungan timbal balik sangat penting
bagi peranan seorang profesional – begitu fundamentalnya sehingga seorang profesional
secara tradisional diharapkan mengorbankan dirinya sendiri jika kesejahteraan klien mereka
atau publik sedang terancam.

3
EKSPEKTASI PUBLIK SEORANG AKUNTAN PROFESIONAL
Seorang akuntan profesional, apakah terlibat dalam audit atau manajemen, atau
sebagai seorang karyawan atau seorang konsultan, diharapkan bisa menjadi baik akuntan
maupun seorang profesional. Hal ini berarti bahwa akuntan profesional diharapkan memiliki
keahlian teknik khusus terkait dengan akuntansi dan harus lebih tinggi daripada pemahaman
orang awam mengenai bidang terkait seperti kontrol manajemen, pengenaan pajak, atau
sistem informasi. Selain itu, dia diharapkan berpegang teguh pada tugas umum profesional
dan nilai-nilai yang sebelumnya dijelaskan, dan berpegang teguh pada standar spesifik yang
ditetapkan oleh badan profesional yang dia termasuk di dalamnya. Kadangkala
penyimpangan dari norma yang diharapkan ini semua bisa mengakibatkan berkurangnya
kredibilitas untuk atau kepercayaan di dalam profesi tersebut secara keseluruhan. Sebagai
contohnya, ketika seseorang atau sebuah profesi menempatkan kepentingannya sendiri di atas
kepentingan klien atau publik, maka hal itu bisa berakibat kurangnya kepercayaan sehingga
bisa mendorong terjadinya penyelidikan atas profesi tersebut secara umum. Tidak
mengejutkan kalau akuntansi profesional bisa menyesuaikan dengan baik dengan gabungan
fitur, tugas, dan hak-hak dalam kerangkakerja nilai seperti yang sebelumnya dijelaskan bagi
profesi secara umum.

DOMINANSI NILAI-NILAI ETIS DARIPADA TEKNIK AUDIT ATAU AKUNTANSI


Banyak akuntan, dan sebagian besar non-akuntan, meyakini pendapat bahwa
penguasaan teknik audit dan/atau akuntansi merupakan keharusan dan kewajiban dari profesi
akuntansi. Tetapi hanya relatif sedikit skandal yang benar-benar disebabkan oleh kesalahan
metodologis dalam penerapan teknik tersebut – sebagian besar disebabkan oleh kesalahan
dalam penilaian mengenai penggunaan teknik yang sesuai atau pelaporan yang terkait
dengannya. Beberapa dari kesalahan dalam penilaian berasal dari kekeliruan masalah
disebabkan oleh kerumitannya, sementara yang lainnya disebabkan oleh kurangnya perhatian
terhadap nilai-nilai etis seperti kejujuran, integritas, obyektivitas, kepedulian yang terus-
menerus, kerahasiaan, dan komitmen terhadap kepentingan yang lainnya di atas kepentingan
sendiri.
Contoh dari terlalu percayanya pada kemudahan teknis daripada penggunaan nilai-
nilai etis atau penilaian yang tepat sangat banyak. Sebagai contohnya, penerapan akuntansi
yang secara konseptual brilian akan kekurangan kemanfaatannya jika terbiaskan atau
mengalami kecondongan. Tekanan terhadap pelaporan yang tepat dari rekening non-
kolektibel atau penerimaan yang diterima sebelum terjadi kebangkrutan sering bukanlah
4
kompetensi yang diragukan, tetapi jika seseorang salah menempatkan loyalitasnya kepada
manajemen, klien, atau dirinya sendiri, daripada kepada publik yang mungkin berinvestasi di
bank atau perusahaan pinjaman dan simpanan. Tetapi perlu diperhatikan bahwa kadangkala
masalah pelaporan begitu kompleks atau transaksinya begitu sulit sehingga tekanan terhadap
pelaporan terlihat merupakan interpretasi yang beralasan pada saat dibuat keputusan.
Terutama dalam situasi ketidakpastian, akuntan harus berhati-hati bahwa keputusan
mereka tidak boleh ternoda karena gagal mengamati nilai-nilai etika yang tepat. Setidaknya,
nilai-nilai etika harus dipertimbangkan secara seimbang dengan kompetensi teknis. Tetapi,
batas dominansinya mungkin karena nilai-nilai etika yang mendasar, yang ketika seorang
profesional menemukan masalah yang melampaui kompetensinya, maka nilai-nilai etika-lah
yang akan mendorong profesional mengakuinya dan melaporkan fakta tersebut. Tanpa nilai-
nilai etis, keperyaan yang penting bagi hubungan timbal balik tidak bisa dipertahankan, dan
hak yang akan diberikan kepada profesi akuntansi akan dibatasi, sehingga mengurangi
keefektifan yang bisa dihasilkan profesi independen ke masyarakat.
Apakah kepentingan profesi terlayani dengan baik dengan menggunakan metode
teknis tanpa menelusuri secara keseluruhan potensi akibatnya masih menjadi pertanyaan yang
harus diuji. Mungkin, masalah yang berkait dengan konsolidasi merger pengelompokkan-
kepentingan atau entitas tujuan khusus dari Enron harusnya bisa diperkirakan dan menjadi
penghambat yang bisa direncanakan jika “seleksi etis” secara lebih eksplisit diterapkan.

PRIORITAS TUGAS, LOYALITAS, DAN KEPERCAYAAN DALAM SEBUAH


HUBUNGAN TIMBAL BALIK
Siapa yang harusnya menjadi klien sebenarnya dari seorang akuntan profesional?
Karena tugas utama seorang akuntan profesional adalah memberikan layanan penting bagi
masyarakat, kinerja dari layanan tersebut sering melibatkan pilihan yang menguntungkan
salah satu dari pihak-pihak berikut ini dengan mengorbankan yang lainnya: orang yang
membayarkan gaji/upah, pemegang saham saat ini/pemilik perusahaan; calon pemegang
saham potensial/pemilik, dan stakeholder lainnya, termasuk karyawan, pemerintah, dan pihak
yang meminjamkan.
Jika kepentingan publik bukan merupakan motivator utama dari tindakan yang
dilakukan oleh baik akuntan profesional dalam praktek di masyarakat maupun mereka yang
merupakan karyawan, dan aturan main profesional sepertinya membolehkannya, kepercayaan
di dan dukungan untuk profesi tersebut akan terkikis. perubahan. Kurangnya kredibilitas yang

5
dipercepat oleh bencana Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom menghasilkan reformasi
SOX yang membuat regulasi baru dan rededikasi kepada profesi akuntansi.
Kadangkala klien atau majikan sering keliru berpikir bahwa akuntan profesional
memiliki kontrak langsung atau tersirat dengan mereka, dan harus bertindak hanya menurut
kepentingan klien atau majikan yang terbaik. Tetapi penting diperhatikan bahwa kontrak
tersebut merupakan sesuatu yang bagi profesional harus bisa memahami untuk menjawabnya
menurut kode etik profesinya – jadi tidak beralasan untuk menduga adanya loyalitas absolut
bagi klien atau majikan daripada ke profesi dan pada akhirnya ke publik. Di sisi lain, sangat
beralasan bagi klien/majikan untuk menduga bahwa akuntan profesional akan menempatkan
kepentingan mereka di atas kepentingan diri sendiri seorang profesional tersebut. Jika
memang seperti ini maka akan memperlemah kepercayaan yang dibutuhkan untuk
pembentukan hubungan pelayanan publik yang berhasil. Keyakinan-diri yang legitimate
mengenai masalah bisnis tidak bisa berbagi dengan kekhawatiran bahwa kepentingan
klien/majikan akan berkurang atau dihalangi oleh pengumuman ke publik yang prematur,
atau penyalahgunaan demi keuntungan pribadi, sehingga akuntan profesional tidak bisa
bekerja secara efektif atau tidak bisa menangani masalah sensitif. Akibatnya, lingkup sebuah
audit bisa menjadi terbatas, yang bisa merugikan auditor, profesi, dan publik. Untuk
mencegah pengumuman mengenai keyakinan-diri klien/majikan, sebagian besar aturan main
mengharuskan keyakinan-diri tidak boleh diungkapkan, kecuali dalam sidang pengadilan,
atau ketika dibutuhkan oleh proses disiplin profesi tersebut.
Dalam analisis final, seorang akuntan profesional yang menghadapi pilihan sulit harus
memilihnya sehingga bisa mempertahankan kepercayaan yang menyertai dalam hubungan
pelayanan publik: pertama dengan publik, kemudian dengan profesi, kemudian dengan
klien/majikan, dan terakhir dengan profesional individual. Tindakan mengutamakan
kepentingan klien/majikan sah jika kepentingan tersebut dilangkahi oleh kepentingan publik
dan profesi dalam keadaan dimana tindakan yang diajukan tidak berada di dalam kepentingan
publik atau kepentingan profesi. Entah secara legal atau secara etis. Setiap keraguan
mengenai keutamaan kepentingan publik harus dihilangkan dengan mengingat kembali
sebuah perusahaan kuat, diakui, dan sangat kuat bernama Arthur Andersen lenyap hanya
dalam setahun karena ditemukan menyalahgunakan kepercayaan publik di Enron.

NILAI PENTING YANG DITAMBAHKAN OLEH AKUNTAN PROFESIONAL


Penilaian seorang akuntan profesional mengenai layanan apa yang ditawarkan dan
bagaimana melakukannya harus didasarkan sebagiannya pada pemahaman mengenai nilai
6
penting yang ditambahkan oleh akuntan profesional. Kredibilitas adalah nilai penting yang
ditambahkan oleh akuntan profesional dalam layanan kepastian yang lebih baru serta yang
tradisional. Hal ini menjadi lebih jelas terlihat pada proses pembentukan visi belakangan ini.
Kompetensi tentu saja merupakan faktor penting, dan kompetensi tingkat tinggi bisa
dan memberikan keuntungan kompetitif. tetapi, kompetensi tingkat tinggi bisa diperoleh oleh
non-profesional, sehingga dengan sendirinya bukan merupakan nilai penting yang
ditambahkan oleh akuntan profesional. Kredibilitas kepada klien/majikan dan publik secara
keseluruhan, bergantung pada reputasi profesi secara keseluruhan, dan reputasi berasal dari
nilai profesional profesi tersebut dan ekspektasi yang dibuat oleh seseorang yang ingin
dilayani. Secara khusus, nilai penting yang ditambahkan oleh akuntan profesional terletak
pada ekspektasi bahwa apapun layanan yang ditawarkan akan didasarkan pada integritas dan
obyektivitas, dan nilai-nilai ini, selain standar minimum kompetensi dipastikan, menyertakan
kredibilitas dan kepastian pada pelaporan dan aktivitas.

STANDAR YANG DIHARAPKAN UNTUK PERILAKU


Publik dan terutama klien mengharapkan akuntan profesional akan melakukan tugas
pelayanan publiknya dengan kompetensi, integritas, dan obyektivitas. Integritas sangat
penting karena memastikan bahwa apapun layanan tersebut, harus dilakukan dengan jujur dan
menyeluruh. Tidak ada perincian yang disembunyikan, dikurangi, atau dibuat keliru, yang
bisa menutupi kebenaran, jika tidak akan dilakukan analisis yang bisa menyesatkan
pengguna. Kejujuran atau akurasi atau keterusterangan, disiratkan dalam seluruh aspek
pengumpulan, penilaian, pelaporan, dan interpretasi data. Demikian juga obyektivitas yang
menyiratkan bebas dari bias dalam pemilihan dasar penilaian dan pelaporan, sehingga tidak
menyesatkan mereka yang dilayani. Obyektivitas tidak bisa dipertahankan kecuali akuntan
profesional berpikiran-independen¸atau bebas dari pengaruh stakeholder manapun.
Independensi merupakan masalah yang cukup sering dibahas dalam pembahasan mengenai
konflik kepentingan.
Integritas, kejujuran, dan obyektivitas sangat penting dalam pelaksanaan tugas
pelayanan publik yang tepat. Bersama dengan kompetensi, mereka merupakan nilai penting
yang ditambahkan oleh pemilik profesi sehingga harus dilindungi untuk menjamin
kelangsungannya di masa mendatang. Oleh karena perusahaan akuntansi profesional
bersusah-payah menyelidiki dan mendisiplinkan anggotanya yang pelaksanaan tugasnya
masih meragukan terkait dengan nilai-nilai penting ini.

7
STANDAR DAN PRINSIP FUNDAMENTAL
Pemeliharan reputasi yang bagus dari sebuah profesi sangat penting bagi kemampuan
profesi untuk tetap bisa menikmati hak dan keistimewaannya, termasuk otonomi dalam
mendisiplinkan anggotanya, pembentukan standar akuntansi, dan pengakuan dari publik dan
pemerintah bahwa organisasi profesional yang baru tidak perlu dibuat untuk melayani
kepentingan publik secara lebih efektif. Frase sepanjang waktu sangat signifikan karena
publik akan menilai jelek setiap kekeliruan serius dari akuntan profesional, termasuk mereka
yang diluar aktivitas profesional atau bisnis, dan juga terhadap profesi tersebut secara
keseluruhan. Oleh karena itu, jika seorang akuntan profesional dinyatakan terlibat dalam
tindak kriminal atau pelanggaran, maka sertifikatnya juga biasanya dicabut.
Pemeliharaan standar kepedulian juga sangat penting untuk layanan yang sesuai bagi
kepentingan publik dan klien. Integritas, obyektivitas, dan kejujurani, dalam pembuatan
laporan, pilihan sistem akuntansi, dan penafsiran data akuntansi akan menjamin bahwa klien
dan publik tidak akan disesatkan. Kadangkala opini atau laporan bisa kekurangan integritas
jika profesional yang terlibat di dalamnya tidak bisa mempertahankan independensi dari
seseorang yang kemungkinan mencari untung atau akan dirugikan oleh laporan tersebut, dan
ini menyebabkan profesional melakukan bias dalam laporan, keputusan, atau interpretasi
untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Terjadinya bias sangat sulit dihindari, sehingga para profesional seringkali diingatkan
untuk menghindari setiap situasi atau hubungan yang bisa mendorong terjadinya persepsi
bias. Inilah kenapa, meskipun di masa lalu para profesional telah berhasil bertindak sebagai
pemelihara pembukuan, auditor, pemegang saham, direktur, sebuah perusahaan, aturan main
modern saat ini sangat menentang situasi yang melibatkan terjadinya konflik kepentingan
yang jelas. Kemungkinan seorang auditor menyimpangkan laporan demi kepentingannya
sendiri, atau demi rekannya sesama pemegang saham, dinilai bisa mendorong terjadinya
konflik tersebut. Alasan yang sama telah mendorong ditetapkannya pemisahan tugas di dalam
sebuah perusahaan dan, kapanpun memungkinkan, di antara fungsi audit dengan pemeliharan
pembukuan. Sederhananya, dari sudut pandang profesional, kenapa harus meninggalkan kue
yang masih hangat, jika hal tersebut bisa mendorong seseorang untuk mencurinya? Sangat
menarik menduga-duga siapa yang harus lebih dipersalahkan; orang yang meninggalkan kue
tersebut atau orang yang memanfaatkan keadaan tersebut.
Sangat tidak mungkin bagi seorang akuntan profesional untuk menawarkan layanan
pada tingkat seorang klien atau majikan memiliki hak ekspektasi ketika profesional tersebut
tidak bisa mempertahankan kompetensinya terkait dengan standar terbaru mengenai
8
pelaporan, tindakan akuntansi, dan praktek bisnis. Tetapi, melampaui pemahaman dan
pengembangan fasilitas yang sesuai dengan standar terbaru, seorang akuntan profesional
harus bersikap dengan kepedulian yang terus-menerus.
Pelaksanaan kepedulian yang terus-menerus melibatkan pemahaman mengenai
tingkat dan batas yang sesuai mengenai kepedulian yang diharapkan dari seorang akuntan
profesional dalam keadaan berbeda-beda. Sebagai contohnya, seorang akuntan profesional
tidak diharapkan serba-tahu dan serba-melihat terkait dengan kejadian pelanggaran yang
dialami seorang klien atau majikan. Tetapi, jika seorang profesional menyadari hal tersebut
(dan terdapat ekspektasi baru bagi para auditor di A.S. untuk menyelidiki pelanggaran), maka
terdapat ekspektasi untuk menanggapinya dan pelaporan bahwa hal itu harus diselidiki.
Demikian pula prosedur audit tidak secara spesifik mencakup 100 persen semua transaksi
perusahaan; sampling penilaian dan sampling statistik mungkin bisa digunakan untuk
mengurangi cakupan spesifik hingga pada tingkat yang dianggap sesuai menurut penilaian
profesional. Tingkat tersebut ditentukan berdasar pada apa yang dianggap profesional lainnya
terkait dengan penyediaan bukti yang memadai untuk pembuatan sebuah opini yang
didasarkan pada kepedulian yang terus-menerus. Dalam sidang pengadilan, saksi ahli akan
dipanggil untuk bersaksi terkait dengan pada tingkat apa penilaian yang dibuat mewakili
kepedulian yang terus-menerus.
Kerahasiaan sangat penting dalam hubungan pelayanan publik dari beberapa
perspektif. Pertama, hubungan semacam itu sangat penting bagi kesejahteraan klien atau
majikan. Hubungan tersebut biasanya melibatkan informasi personal, atau informasi yang
penting bagi aktivitas perusahaan dan yang kemungkinan bisa mengakibatkan hilangnya
privasi atau keuntungan kompetitif, jika hal tersebut diungkapkan kepada individual tertentu
atau publik. Saran mengenai transaksi bisnis, bisa digunakan dalam tawar-menawar, jika
diketahui oleh pihak lain untuk transaksi tersebut. Yang kedua, hal tersebut tidak melampaui
area kemungkinan bahwa informasi semacam itu bisa digunakan untuk tujuan pribadi
profesional demi keuntungannya sendiri atau memperoleh keuntungan lainnya. Terakhir, jika
dicurigai bahwa akuntan profesional tidak bisa merahasiakan informasi klien atau majikan,
maka bisa jadi informasi tersebut akan tersebar luas. Hal ini akan merusak audit dan layanan
lainnya, yang bisa mengakibatkan terjadinya sub-standar dan berpotensi menyesatkan opini
dan laporan.
Tetapi, merahasiakan informasi seharusnya tidak mendorong terjadinya perilaku
ilegal. Sebagai contohnya, aturan main biasanya merinci bahwa seorang akuntan profesional
tidak boleh terlibat dalam kekeliruan apapun. Jika seorang profesional tidak bisa melakukan
9
revisi secara persuasif, maka profesional tersebut diharuskan lewat aturannya untuk menarik
diri dari kekeliruan tersebut dengan membuat pernyataan. Akuntan profesional biasanya juga
dilarang mengungkapkan terjadinya kekeliruan, kecuali dalam sesi dengar pendapat atau
kesaksian di pengadilan. Bahwa pernyataan ini dan perahasiaan kekeliruan tidak
menguntungkan publik, maka profesi, atau seorang profesional harus dirombak ulang aturan
profesionalnya.

ATURAN: UMUM DAN KHUSUS


Akuntan profesional diharapkan untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar sebelumnya
diuraikan dalam rangka melindungi kepentingan publik serta kepentingan profesi dan dari
anggota sendiri. Namun demikian, hal-hal yang meminjamkan diri untuk cakupan secara
umum atau khusus aturan, seperti hubungan yang tepat antara anggota atau organisasi dan
pelaksanaan praktek professional. Bentuk yang tepat dari iklan akan menjadi salah satu dari
hal-hal administrasi tercakup dalam aturan.
Biasanya, kode etik memberikan informasi tentang pengoperasian proses disiplin
asosiasi profesional. Anggota harus tahu bagaimana dan kepada siapa melaporkan
pelanggaran atas perilaku, seperti apa proses penyelidikan, seperti apa proses persidangan,
seperti apa denda dan hukuman lainnya yang mungkin terjadi, dan bagaimana proses banding
yang akan dipertimbangkan.

KONFLIK KEPENTINGAN DAN GLOBAL INDEPENDENCE STANDARDS

Salah satu aspek yang paling membingungkan kehidupan seorang akuntan profesional
adalah pengakuan, menghindari, dan / atau pengelolaan situasi konflik kepentingan. Hal ini
karena situasi konflik kepentingan mengancam untuk merusak alasan memiliki akuntansi
profesi-untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan professional akuntan akan diatur oleh
penilaian independen difokuskan untuk melindungi kepentingan masyarakat. Untuk alasan
ini, standar independen bahwa profesi akuntansi harus hidup dengan “continued success”
dari profesi, yang anggota, dan perusahaan mereka. Seorang akuntan profesional dipanggil
dalam kode profesionalnya ke "Menahan dirinya bebas dari pengaruh, kepentingan atau
hubungan dalam hal nya atau urusan kliennya, yang mengganggu pertimbangan profesional
nya atau objektivitas atau yang, dalam pandangan pengamat yang wajar akan merusak
anggota ini professional penilaian atau objektivitas" Akibatnya, ada dua aspek yang berbeda
untuk disimpan diingat: realitas memiliki konflik kepentingan, dan penampilan yang satu

10
mungkin hadir. Oleh karena itu, definisi-konflik tradisional yang menarik adalah setiap
pengaruh, kepentingan, atau hubungan yang dapat menyebabkan penilaian akuntan
professional menyimpang dari penerapan standar profesi untuk klien hal-hanya mencakup
sebagian konflik risiko kepentingan yang dihadapi oleh akuntan profesional. Dengan satu
pengecualian, pandangan akuntan profesional konflik situasi bunga sangat mirip dengan
seorang direktur, eksekutif, atau lainnya.

HUKUM DAN YURISPRUDENSI

Akuntan profesional juga dapat merujuk pada kasus hukum dan pengacara untuk
interpretasi tanggung jawab hukum dan pertahanan potensial mereka. Tren dalam kewajiban
hukum akuntan dan auditor untuk mendokumentasikan tren yang buruk untuk memperluas
tanggung jawab yang ketat. Sebagi contoh untuk melawan tren dengan memusatkan pada
kewajiban yang sangat berlebihan seperti kasus nemt moie, yaitu Hercules Managements Ltd
et al serta Ernst dan Young (1997), yang mendukung tanggung jawab auditor yang sangat
terbatas karena kasus ini didasarkan bahwa laporan keuangan tidak dapat digunakan untuk
tujuan keputusan investasi, sehingga auditor tidak memiliki kewajiban hukum kepada
pemegang saham dan investor.

WHEN CODES & LAWS DON’T HELP

Sering, akuntan profesional menemukan diri mereka menghadapi situasi yang tidak
tercakup secara eksplisit dalam kode etik, atau cukup dekat dengan yurisprudensi untuk
mendapatkan keuntungan dari sumber-sumber bimbingan. Kadang-kadang Tubuh akuntansi
professional akan memberikan anggotanya dengan layanan konsultasi melalui apa yang
disebut Direktur Etika. Paling sering, bagaimanapun, akuntan profesional akan ditinggalkan
ke perangkat sendiri. Ia mungkin menyewa penasihat mereka sendiri dari jajaran ahli hukum
atau etika, tapi akhirnya akuntan harus mengandalkan atau pengetahuan sendiri, nilai-nilai,
dan penilaian untuk memutuskan apa yang benar. Jika mereka yang cukup beruntung, mereka
akan memiliki pemahaman tentang kerangka kerja yang dibahas dalam bab berikutnya untuk
memfasilitasi pengambilan keputusan etis.

MEMPERLUAS PERAN AKUNTAN PROFESIONAL

Kebutuhan integritas, penilaian independen, keahlian, dan cerdas dalam persiapan dan
penyajian analisis keuangan dan laporan tidak mereda; melainkan meningkat. Selain peran

11
tradisional fidusia ini, akuntan profesional yang terbaik cocok untuk memainkan peran yang
dominan atau mendukung dalam desain, persiapan, dan manajemen dari bidang-bidang
berikut yang penting untuk pemerintahan yang baik di yang baru muncul era akuntabilitas
pemangku kepentingan:
a) penilaian kepentingan Stakeholder
b) indikator kinerja pemangku kepentingan yang berfokus dan sistem insentif
c) Laporan Stakeholder yang berorientasi untuk manajemen, dewan, dan
masyarakat
d) budaya perusahaan Etis
e) Kode etik Perusahaan
f) mekanisme kepatuhan Etika dan pelaporan ke dewan
g) kerangka pedoman pengambilan keputusan Etis
h) Etika sistem manajemen risiko
Akuntan profesional memahami masalah yang menyebabkan Enron, WorldCom, Arthur
Andersen, dan fiascos baru lainnya, dan memahami kontribusi potensi sistem pengendalian
internal organisasi serta perangkap budaya tidak etis. Sementara fokus akuntan profesional
memiliki berada di laporan keuangan, ada kebutuhan untuk kembali fokus pada kinerja masa
depan dan bagaimana membimbing dan mengelolanya untuk membantu memastikan bahwa
etika yang dibangun ke dalam strategi rencana, ulasan papan kepatuhan, dan sistem insentif
perusahaan. Dewan direksi belum siap untuk mempertimbangkan dan menangani ini
kebutuhan baru. Bahwa ketidakmampuan dan kurangnya kesadaran atau mengakibatkan
masalah Enron dan banyak lainnya. Akuntan profesional dapat membantu papan sangat
dalam baru, era etika-sensitif jika mereka siap untuk memperluas wawasan mereka.

KESIMPULAN
Kejadian terakhir seperti bencana Enron, Arthur Andersen,WorldCom telah mere-
dedikasi fokus akuntan profesional pada peranan mereka yang diharapkan sebagai pelayan
kepentingan publik. Reputasi dan masa depan dari profesi tersebut telah rusak, dan
pengabdian ulang dan kesuksesannya bergantung pada rededikasi ini.
Akuntan profesional harus membuat penilaian dan nilai-nilai yang mencakup
ekspektasi publik, yang menyertai munculnya akuntabilitas dan kerangkakerja pengelolaan
berorientasi stakeholder. Standar dan seksi aturan main yang baru dimunculkan untuk
memandu akuntan profesional dan memastikan tidak adanya kepentingan diri sendiri, bias,

12
dan/atau salah paham dalam pemikiran independen profesional atau yang menunjukkan
bahwa terdapat kekurangan independensi.
Globalisasi telah mulai mempengaruhi pembentukan aturan dan harmonisasi standar
untuk akuntan profesional dan akan terus berlanjut. Ketika mekanisme pengelolaan untuk
korporasi telah melampaui jurisdiksi domestik dan batas-batas negara, stakeholder di seluruh
dunia akan menjadi penting dalam penentuan standar kinerja untuk akuntan profesional.
Kerja mereka akan melayani pasar modal global dan korporasi global, dan keberhasilan
mereka akan membutuhkan respek dari karyawan dan mitra yang berasal dari kumpulan yang
lebih luas daripada di masa lalu.
Adanya kemampuan dan pengetahuan mereka, sangat menarik menanti apakah
akuntan profesional bisa menangkap peluang untuk memperluas peranan mereka. Hal ini
terutama sekali ditujukan untuk membantu pengembangan selanjutnya dari mekanisme itu
semua yang akan memberikan dan memastikan panduan etis untuk perusahaan mereka.
Mereka tahu bahwa aturan tidak bisa mencakup semua tantangan yang memungkinkan.

13

Anda mungkin juga menyukai