Populasi, Sampel Dan Rancangan Penelitian
Populasi, Sampel Dan Rancangan Penelitian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui definisi populasi, sampel dan rancangan penelitian.
2. Mengetahui teknik dalam pengambilan sampel.
3. Mengetahui kriteria serta jenis-jenis rancangan penelitian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. POPULASI
1. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah
penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer dipakai untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek penelitian yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini
dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar ,2013:30).
2. Pembagian Populasi
Populasi
Dianalisis
Data
3
Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan
kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Penelitian populasi hanya
dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
3. Jenis-Jenis Populasi
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung,
seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah
mahasiswa.
4
golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah
saja.
B. SAMPEL
1. Pengertian Sampel
Sampel dalam bahasa sehari-hari berarti benda contoh yang diambil dari
sejumlah benda atau objek yang diwakili. Dalam istilah sederhana, sampel
adalah sekelompok objek, orang, peristiwa, dan sebaginya yang merupakan
representasi dari keseluruhan.
Populasi
Sampel
2.
Gambar 1.1
Populasi dan Sampel
Jika kita hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Arikunto (2110: 174) sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Siregar (1013:30)
menyatakan bahwa sampel adalah suatu prosedur pengambilan data di mana
5
hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk penentuan
sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.
6
3. Teknik pengambilan sampel
1. Probability Sampling
7
Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel,
atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan
semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini
tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek
penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut
bertalian erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.
1) Proporsional Sampel
8
Contoh:
Tahapan:
2) Disporoposional Sampel
Contoh :
9
Jika kita menggunakan cara proporsional, maka akan diperoleh
sebagai berikut
20
Sampel lulusan SD ¿ ×15=2≈ 2
150
60
Sampel lulusan SMP¿ ×15=6 ≈ 6
150
66
Sampel lulusan SMA ¿ ×15=6,60 ≈ 7
150
4
Sampel lulusan PT¿ ×15=0,40 ≈ 0
150
Sampel lulusan SD = 2
Sampel lulusan PT =1
c. Cluster Sampling
10
d. Sampel Ganda (Double Sampel)
Sampel ganda adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh
peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang
tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan
terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama
jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua yang untuk mengecek,
jumlahnya tidak begitu besar.
a. Convenience sampling
b. Purposive sampling
11
karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan
jauh.
c. Quota sampling
d. Snowball sampling
e. Sampling sistematis
Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan urutan anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang
terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima.
f. Sampling jenuh
Merupakan teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi
dipilih sebagai sampel. Teknik ini disebut juga sensus, dimana sumua
anggota populasi dijadikan sampel.
3. Keuntungan penelitian sampel
12
a. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi,
maka kerepotannya tentu berkurang.
b. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
c. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang,
waktu, dan tenaga)
d. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti (merusak).
e. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data pada penelitian
populasi.
f. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi.
4. Besar Sampel
C. RANCANGAN PENELITIAN
1. Pengertian Rancangan Penelitian
13
Rancangan atau desain penelitian adalah rencana atau struktur penelitian
yang disusun sedemikian rupa, sehingga kita dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalah penelitian. Rencana itu merupakan suatu bagan atau
skematis secara menyeluruh yang mencakup program penelitian yang ingin
kita kerjakan.
Strategi pembelajaran
konsep melalui contoh dan
noncontohGambar 1.2
14
a. Memberikan jawaban terhadap suatu atau beberapa rancangan pertanyaan-
pertanyaan penelitian.
b. Mengontrol atau mengendalikan varian.
Ada beberapa kriteria yang dapat kita pakai atau jadikan sebagai kriteria
untuk menilai desain penelitian. Kriteria ini mencakup:
15
b. Kontrol atau kendali terhadap variabel bebas ekstra
c. Validitas internal
d. Validitas eksternal
16
banyaknya variabel yang dilibatkan dalam penelitian itu. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih desain:
1) Tujuan penelitian;
2) Tersediannya subjek penelitian;
3) Waktu dan dana yang tersedia;
4) Minat peneliti sendiri.
17
3) Mengetahui penelitian yang serupa dan sudah pernah dilakukan
maupun bagian mana yang belum terpecahkan.
c. Merumuskan masalah penelitian
Rumusan masalah harus bersifat spesifik dan operasional (dapat
dilakukan) daripada judul penelitian. Hal ini bertujuan agar lebih
terarah dalam menyusun instrumen pengumpulan data.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rumusan masalah
penelitian :
1) Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2) Susunan kalimat sederhana dan menghindari istilah yang belum
baku
3) Singkat, jelas, padat dan tidak menimbulkan kerancuan
4) Harus menggambarkan keinginan kuat dan tujuan yang akan
dicapai
5) tidak kesulitan dalam mengumpulkan data di lapangan
6) Harus dapat direfleksikan dalam judul penelitian
d. Menentukan objek penelitian (populasi, sampel, variabel penelitian)
e. Menentukan sumber data (primer dan sekunder)
f. Menentukan pendekatan penelitian (kuantitatif /kualitatif)
18
atau partisipasi penelitian, penetapan homogenitas varian, dan persyartan
lain.
Ada dua alasan, menurut Vockell & Asher (1995) mengapa kita
menggunakan rancangan non-desain.
19
memberikan perlakuan tentang pembelajaran pemecahan masalah (X),
dalam kerun waktu tertentu kemudian kia adakan tes atau observasi (O).
Rancangan penelitian semacam ini dapat digambarkan seperti berikut.
20
Rancangan penelitian ini yang hanya melibatkan satu kelompok
adalah one-group pretest-posttest design. Rancangan penelitian ini
semacam ini dapat digambarkan seperti berikut ini.
O1 X O2
21
5. Statistical regression, suatu hal yang itdak dapat dihindarkan
apabila kelompok-kelompok ekstrim yang dibandingkan dalam
pretest dan posttest.
6. Selection biases and martality, apabila subjek yang sama tidak
mengambil kedua test itu, yaitu O1 dan O2, perbedaan yang ada
mungkin disebabkan oleh sifat-sifat yang tak terkontrol yang
berkaitan dengan perbedaan itu.
Design validity
22
Dengan menempatkan masing-masing subjek secara rambang ke
dalam salah satu dari kedua kelompok itu, peneliti dapat menyatakan
bahwa kedua kelompok itu pada awal penelitian adalah sama (setara).
a. History,
b. Maturation,
c. Testing, dan
d. Instrumentation.
Ada dua macam rancangan time series (Vockell & Asher, 1995) yaitu:
23
1) Rancangan Perlakuan Berulang
O1 X O2 X0 O3 X O4
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
24
Ada dua rancangan penelitian terkian dengan eksperimen kuasi ini,
yaitu:
Kelompok berhubungan (intact group camparison)
Rancangan kelompok yang tak sama (nonequivalent control group
design)
b. Rancangan Perbandingan Kelompok Berhubungan (Intact Group
Camparison)
X O1
O2
O X O
O
25 O
Rancangan kelompok non-ekuivalen ini disebut juga sebagai
untreated control group design with pretest-and posttest. Rancangan
penelitian ini dikategorikan sebagai rancangan eksperimen kuasi (quasi-
experimental design). Rancangan ini sangat sering dipakai dalam
penelitian. Rancangan ini juga digambarkan sebgai berikut.
O1 X O2 (eksperimen)
O3 O4 (kontrol)
26
R X O1
R O2
salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain tidak
diberikan perlakuan, dengan demikian dapat mengendalikan sejarah dan
maturasi. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
R O1 X O2 (kelompok eksperimen)
R O3 O4 (kelompok kontrol)
27
skor prates untuk kelompok 3 dan 4 (jika kelompok itu mengambil prates)
akan sama hasilnya dengan kelompok 1dan 2.
R O1 X O2
R O2 O2
R - X O2
R - O2
a. Faktorial 2 x 2
R O1 X Y1 O2
R O3 - Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 - Y2 O8
28
Dalam contoh di atas, dua kelompok mendapat perlakuan dan dua
kelompok lainnya tidak. Misalnya, seorang peneliti ingn meneliti pengaruh
sajian kuliah dengan menggunakan buku teks (X 0) dan yang satu menggunakan
rancangan pengajaran teori elaborasi (X1). Di samping itu, peneliti juga ingin
melihat pengaruh tujuan pengajaran, kelompok yang satu diberi tahu tujuan
pengajarannya (Y1) dan yang lain tidak (Y2).
b. Faktorial 2 x 3
Misalnya ;
Variabel kedua : jenis musik sewaktu bekerja (klasik, populer, dan panas).
c. Faktorial 3 x 3
d. Faktorial 2 x 2 x 2
29
Variabel kedua : cara penyajian (dibacakan/auditory, dan dibaca sendiri oleh
subjek/visual).
e. Faktorial 3 x 3 x 3
Variabel pertama : taraf IQ (diatas 110, antara 90 dan 110, dan di bawah 90).
Variabel ketiga : waktu yang disediakan (dua jam tanpa interaksi/ istirahat,
dua jam dengan istirahat di tengah selama satu jam, dua jam
dengan istirahat di tengah selama 24 jam).
30
Banyak rancangan yang disusun menurut model rancangan eksperimental
oleh banyak orang dianggap belum dapat dikatakan memiliki ciri-ciri
rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang
seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tak dapat dikontrol atau tak dapat
dimanipulasi, sehingga validitas penelitian menjadi tidak cukup memadai
untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
31
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Rancangan atau desain penelitian adalah rencana atau struktur penelitian yang
disusun sedemikian rupa, sehingga kita dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalah penelitian.
32
DAFTAR PUSTAKA
33