Anda di halaman 1dari 6

EMBRIOLOGI EKTREMITAS BAWAH

1. Pertumbuhan Tulang Ekstrimitas bawah

Tulang apendikular dibentuk oleh ekstrimitas,termasuk gelang bahu dan panggul. Perkembangan
ekstrimitas berawal dari munculnya tunas ektrimitas yang berbentuk seperti vesikel dari dinding
ventrolateral ( gambar 1)pada saat akhir minggu keempat perkembangan. Ektrimitas bawah muncul 1-2
hari setelah ektrimitas atas.

Gambar .1. Sadler, T.W., perkembangan tunas ektremitas pada embrio manusia. A.pada minggu ke-5. B. pada minggu ke-6. C. pada
minggu ke-8.

Tunas ektrimitas terdiri dari suatu inti mesenkim yang berasal dari lapisan parietal ( somatik) mesoderm
lempeng lateral. Inti tersebut akan membentuk tulang dan jaringan ikat ekstrimitas, yang dilapisi oleh
lapisan ectoderm kuboid. Ectoderm di batas distal ekstrimitas akan menebal dan membentuk apical
ectodermal ridge (AER) yang menimbulkan pengaruh induksi pada mesenkim sekitar sehingga
menyebabkan suatu populasi sel berproliferasi cepat dan tidak berdiferensiasi atau disebut progress
zone.Dengan begitu, sel yang terletak jauh dari pengaruh AER mulai berdiferansiasi menjadi otot dan
kartilago sehingga perkembangan ektrimitas berlangsung dari proksimal ke distal

Bagian akhir ( terminal) tunas ektrimitas memipih untuk membentuk lempeng kaki dan dipisahkan dari
segmen proksimal oleh suatu kontriksi sirkular pada saat embrio berusia 6 minggu.kemudian konrtiksi
kedua membagi bagian proksimal menjadi dua segemn sehingga mulai dikenali bagian-bagian
ekstrimitas utama.
Gambar 2. Sadler, T.W., gambar skematik tangan manusia

Kematian sel di AER menyebabkan ridge terpisah menjadi lima bagian, kemudian membentuk jari kaki
dan jari tangan . pembentukan selanjutnya dipengaruhi pertumbuhan lima segmen ectoderm ridge,
pemadatan mesenkim untuk pancaran jari-jari kartilaginosa dan kematian jaringan diantara pancaran
jari-jari. Pada minggu ketujuh kehamilan, ektrimitas bawah berputar 90° ke medila sehingga otot-otot
ekstensor terletak di permukaan anterior dan ibu jari kaki di medial.

Gambar 3. Sadler, T.W., A. Ekstremitas bawah pada mudigah di awal minggu ke-6, menggambarkan model kartilago hialin pertama. B,C. Set
lengkap model kartilago, masing-masing, di akhir minggu ke-6 dan di awal minggu ke-8
Mesenkim di dalam tunas mulai memadat dan sel-sel ini berdiferensiasi ke dalam kondrosit( gambar 3).
Pembentukan tulang ektremitas diawali dengan pembentukan model kartilago hialin pertama yang
dibentuk oelh kondrosit-kondrosit tersebut pada minggu keenam pengembangan. Persendian dibentuk
di dalam pemadatan kartilaginosa ketika kondrogenesis terhentin dan terbentuklah suatu sendi antar
zona. Di regio ini, sendi akan bertambah jumlah dan kepadatanya,kemudian kematian sel terjadi untuk
membentuk rongga sendi. Sel -sel diekitar berdiferensiasi menjadi kapsul sendi. Dengan sekresi molekul
WNT14 menginduksi pengaturan posisi sendi.

Gambar 4. Sadler, T.W., pembentukan tulang endokondral

pada akhir periode embryonic terjadi osifikasi endokondral. Pusat osifikasi primer terdapat pada
seluruh tulang Panjang yang terjadi dari pusat primer di batang atau diafisis tulang menuju ke ujung-
ujung kartilago pada minggu ke-12 perkembangan. Setelah lahir, diafisi tulang telah terosifiaksi
sempurna sedangkan epifisi masih berupa kartilago. Namun, segera sesudahnya pusat osifikasi muncul
di epifisis.tidak semua bagian epifisis menulang, terdapat lempeng kartilago diantara diaphysis dan
epifisis yang berperan dalam pertumbuhan panjang tulang yaitu Lempeng epifisis (gambar .4).lempeng
ini ditemukan di setiap ujung ektrimitas. Kemudian osifikasi berlanjut di kedua sisi sampai tulang
mencapai panjang maksimal, maka lempeng epifisi lenyap.

Sendi sinovial di antara tulang mulai terbentuk pada saat bersamaan dengan pemadatan mesenkim
yang memulai proses pembentukan kartilago. Oleh sebab itu, , interzone (misalnya di antara tibia dan
femur di sendi lutut) terbentuk. Mesenkim yang mengalami pemadatan berdiferensiasi menjadi jaringan
fibrosa padat. Jaringan fibrosa ini kemudian membentuk kartilago artikular, yang menutupi ujung-ujung
kedua tulang yang berdekatanseperti membrana sinovialis serta meniskus dan ligamentum di dalam
kapsul sendi (missal . Kapsul sendi berasal dari sel-sel mesenkim di sekitar regio interzone. Sendi fibrosa
(misal sutura di tengkorak) juga dibentuk dari regio interzone ,namun dalam hal ini, regio interzone
tetap sebagai struktur fibrosa yang padat.

2. OTOT – OTOT EKTREMITAS

Seil-sel somit dorsolateral yang bersegmen mengalami perpindaham ke ektrimitas untuk membentuk
otot. Jaringan otot akan terbelah menjadi komponen fleksor dan ektensor saat pemanjugan tunas
ektrimitas.Kemudian terjadi pembelahan dan penyatuan tambahan otot sedemikan rupa sehingga satu
otot dapat terbentuk oleh lebih dari satu segmen asal. Pola kompleks otot yang terbentuk ditentukan
oleh jaringan ikat yang berasal dari mesoderm lempeng lateral.

Gambar 5. Sadler, T.W., Sel-sel otot untuk Gambar 6. Sadler, T.W., saat Sel-sel otot
ektrimitas berasal dari somit tingkat spesifik bergerak ke ektrimitas, sel tersebut ini
membelah menjadi kompartmen dorsal
(ektensor) dan ventral (ektensor).
3. Regulasi molecular perkembangan ektimitas

Gen-gen HOX yang dikspresikan di sepanjang sumbu kraniokaudal pada daerah pinggang embrio,
mengatur penempatan ektrimitas di sumbu tersebut. Gen-gen homeobox ini diekspresikan dalam pola
tumpeng tindih dari kepala hingga ekor , dengan beberapa batas lebih kranial dibandingkan dengan
lainnya.

Setelah pengaturan penempatan di sumbu kraniokaudal selesai,terjadi pengaturan pertumbuhan


proksimodistal, anteroposterior dan dorsoventral. Pertumbuhan tunas ektrimitas bawah yang terjadi
dipicu oleh TBX4 dan FGF10 . pemicu ini diekresi oleh sel-sel mesoderm lempeng lateral. Jika
pertumbuhan tunas telah dimulai , bone morphogenetic protein (BMP) akan diekpresikan di ectoderm
ventral, AER akan dipicu pembentukannya ole MSX. suatu homolog drosophila fringe yaitu Ekspresi
radical fringe , ,pada separuh dorsal ectoderm ektremitas, membatasi lokasi AER pada ujung distal
ektremitas. Gen ini memicu ekspresi SER2 di batas antara sel-sel yang mengekspresikan Radical fringe
dan sel-sel yang tidak. Kemudian terbentuklah AER di batas ini. Pembentukan batas itu sendiri dibantu
oleh ekspresi Engrailed-1 di sel-sel ektoderm ventral, karena gen ini menekan ekspresi Radical fringe.
Sesudah terbentuk fringe, hal tersebut mengekspresikan FGF4 dan FGF8, yang mempertahankan
progress zone, populasi sel mesenkim yang berproliferasi cepat yang berada di dekat fringe (Gambar
7.A). Pertumbuhan bagian distal ekstremitas kemudian dipengaruhi oleh sel-sel yang berproliferasi
cepat ini di bawah pengaruh FGF. Seiring dengan terjadinya pertumbuhan, sel-sel mesenkim di ujung
proksimal progress zone menjadi semakin jauh dari fringe dan pengaruhnya serta mulai memperlambat
laju pembelahannya dan mulai berdiferensiasi.

zone of polarizing activity( ZPA) mengatur Pembentukan pola sumbu anteroposterior ekstremitas.
(Gambar 7.B). Sel-sel ini menghasilkan asam retinoat (vitamin A), yang memulai ekspresi sonic0
hedgehog (SHH), suatu faktor yang disekresikan untuk mengatur sumbu anteroposterior.

Walaupun gen-gen pembentuk pola untuk sumbu ekstremitas telah diketahui, gen-gen HOX lah yang
mengatur jenis dan bentuk tulang ekstremitas (Gambar 7.D). Ekspresi gen HOX ini bergantung pada
ekspresi gabungan dari gen-gen FGF, SHH dan WNT7a yang menimbulkan ekspresi HOX pada tiga fase di
ekstremitas yang sesuai dengan regio proksimal (stilopod: femur), medial (zeugopod: tibia dan fibula),
dan distal (autopod; kaki). Gen-gen kelompok HOXA dan D adalah penentu utama pada ekstremitas
yang berperan dalam pembentukan pola tulang. Oleh sebab itu, pengekspresian yang salah dari salah
satu dari dua gen ini dapat menyebabkan pemenggalan dan duplikasi anterior-posterior di ekstremitas.
Sama seperti sumbu kraniokaudal pada embrio , gen-gen HOX terkumpul dalam pola ekspresi yang
tumpang-tindih yang entah bagaimana mengatur pembentukan pola (Gambar 7.D). Faktor-faktor yang
menentukan ekstremitas atas versus ekstremitas bawah adalah faktor transkripsi TBX5 (ekstremitas
atas) dan TBX4 bersama dengan PITX1 (ektrimitas bawah).
Gambar 7. Sadler T.W., Regulasi molekular pembentukan pola dan pertumbuhan pada ekstremitas. A. Pertumbuhan tunas ekstremitas dipicu
oleh FGF10 yang disekresi oleh mesoderm lempeng lateral di regio pembentuk ekstremitas. Sewaktu pertumbuhan tunas telah dimulai, AER
dipicu oleh BMP dan dibatasi lokasinya oleh gen Radical fringe yang diekspresikan di ektoderm dorsal. Pada gilirannya, ekspresi ini memicu
ekspresi SER2 di sel-sel yang ditakdirkan untuk membentuk AER. Setelah AER terbentuk, bubungan ini mengekspresikan FGF4 dan FGFB untuk
mempertahankan progress zone,sel-sel mesenkim yang berproliferasi cepat di dekat bubungan. B. Pembentukan pola anteroposterior pada
ekstremitas dikendalikan oleh sel-sel di dalam ZPA di batas posterior. Sel-sel ini menghasilkan asam retinoat (vitamin A), yang memicu ekspresi
SHH, yang mengatur pembentukan pola. C. Sumbu ekstremitas dorsoventral diarahkan oleh WNT7a, yang diekspresikan di ektoderm dorsal.
Gen ini memicu ekspresi faktor transkripsi LMX1 di mesenkim dorsal, menspesifikasi sel-sel ini ke dorsal. D. Jenis dan bentuk tulang diatur oleh
gen HOX, yang ekspresinya ditentukan oleh ekspresi gabungan SHH, FGF, dan WNT7a. Kelompok HOXA dan HOXD adalah penentu utama
morfologi tulang.

Sadler,T.W. 2014. Embriologi Kedokteran.Langman.Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai