Triyanta
Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik
Energi Tinggi dan Instrumentasi
Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganeca 10 Bandung 40132
E-mail: triyanta@fi.itb.ac.id
Abstrak
Buku-buku pelajaran fisika tingkat sekolah menegah pada umumnya tidak menyampaikan
adanya keterkaitan antara medan magnetik dengan medan elektrik, meskipun secara kualitatif
saja. Hal ini dapat menimbulkan miskonsepsi bahwa kedua medan tersebut tidak saling terkait.
Selain itu, gaya Coulomb dengan bentuk sebagaimana disebutkan dalam buku- buku tersebut
tidak disampaikan batasan keberlakuannya, yaitu hanya berlaku untuk muatan sumber
yang diam saja. Tidak diungkapkannya batasan tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi
yang lain. Tulisan ini disusun untuk keperluan pedagogik, yaitu menghindari miskonsepsi
dalam pembelajaran elektromagnetisme. Di dalam tulisan ini ditunjukkan keterkaitan medan
magnetik dengan medan elektrik. Kemunculan medan magnetik ditunjukkan sebagai efek
relativistik dari gaya Coulomb. Ditunjukkan pula bahwa gaya Lorentz tidak lain adalah gaya
Coulomb, suatu gambaran bahwa gaya Coulomb merupakan gaya fundamental dalam gejala-
gejala elektromagnetisme.
Kata Kunci: Medan magnetik, gaya Coulomb,
teori relativitas, miskonsepsi.
Abstract
Most physics books for high school students do not mention, even though qualitative only, the
relationship between the electric and magnetic fields. This may lead to misconception that both
fields are independent to each other. In addition, no condition is mentioned in the books in
expressing the Coulomb force, that the expressed force only works for stationary source
charges. Without mentioning this condition, other misconception will come up. This
paper is written for pedagogical need, that is to avoid misconception in learning of
electromagnetism. This paper will show the relationship between the electric and magnetic
fields. The appearance of magnetic field is shown as a relativistic effect of the Coulomb force.
It also shown that the Lorentz force is nothing but the Coulomb force, a description that the
Coulomb force is the fundamental force in electromagnetic phenomena.The apparent
brightness of stars, planets, the Sun, and other cellestial bodies might improve our intuition
in observation of quantized objects. Those objects can be observed in universe
laboratories, either in form of virtual or real cellestial bodies. The observations might also be
done either at night or noon. A star map and a small telescope might be used to understand
the brightness magnitude of cellestial bodies. The basic concenpt of apparent and absolute
brightness of cellestial bodies in astronomy will be described in this paper.
Key words: magnetic field, Coulomb force, theory of relativity, misconception.
1. Pendahuluan
Sebagai dua topik besar dari sejumlah topik dalam matapelajaran f isika tingkat sekolah m
enengah m aupun dalam matakuliah f isika da sar t ingkat pertama pr ogram sarjana, t opik ke
listrikan dan kemagnetan di berikan secara t erpisah. B iasanya t opik kelistrikan
dibahas terlebih dahulu da ripada t opik ke magnetan, s uatu urutan pembahasan yang t epat
karena h ukum C oulomb merupakan hukum dasar di dalam gejala-gejala kelistrikan dan ke
magnetan. M akalah i ni di susun de ngan m aksud mengingatkan pa ra pengajar a gar t
idak l upa menyampaikan adanya k eterkaitan antara medan magnetik d an medan
el ektrik; t entunya cukup s ecara kualitatif s aja. P engingatan i ni pe rlu ka rena s emua bu ku
fisika tingkat s ekolah menengah yang pe nulis jum pai, lihat m isalnya p ustaka [ 1-4],
tidak m enyinggung keterkaitan t ersebut s ehingga d iperkirakan b ahwa p ara pengajar m
enjadi l upa a tau ba hkan t idak t ahu a kan keterkaitan a ntara m edan m agnetik dan m edan
el ektrik. Miskonsepsi i ni a kan m embawa ke kesimpulan ba hwa gaya m agnetik t idak t
erkait s ama s ekali de ngan ga ya elektrik. S ejumlah b uku t eks f isika d asar untuk program
sarjana m emang tidak m enyinggung ( lihat, misalnya [ 5-6]), namun s ejumlah b uku t eks
fisika dasar y ang l ain, misalnya [ 7-9], m enyinggung ke terkaitan t ersebut. Pustaka [8],
m isalnya, m enyatakan b ahwa gaya m agnetik pada d asarnya adalah gaya a ntara m uatan y
ang b ergerak. Oleh karena i tu m agnetisme merupakan s ifat ke listrikan yang b ergerak [ 9]. B
ahkan [7] m enyatakan s ecara l ebih kuantitatif ba hwa m edan magnetik be rgantung m edan
elektrik d an k ecepatan m uatan s umber. U ngkapan y ang sama d isampaikan oleh s ejumlah
buk u te ks la njut s eperti [10, 11].
Selain i tu, b uku-buku f isika S MA um umnya tidak menyampaikan ba hwa gaya C oulomb y
ang ungkapan matematisnya berbentuk (tanda vektor tidak dituliskan)
hanya berlaku untuk muatan sumber yang diam. Jika muatan sumber bergerak maka formula di
atas tidak berlaku. Ini berbeda dengan buku-buku teks fisika dasar yang umumnya
menyampaikan bahwa dua muatan q1 dan q2 yang diam akan saling berinteraksi menurut
persamaan (1), meskipun tidak di sampaikan be ntuk ga ya Coulomb
untuk muatan s umber yang b ergerak. T ulisan ini be rsifat pedagogik da n t idak m engandung
s esuatu y ang ba ru dalam keilmuan fisika. Penulis bermaksud menyampaikan
informasi t entang k eterkaitan m edan m agnetik dari
muatan s umber y ang bergerak dengan m edan e lektrik. Sekaligus d alam p enyampaian i
nformasi t ersebut, t erlihat bahwa gaya Coulomb merupakan gaya fundamental dalam
gejala el ektromagnetisme. Dengan tulisan i ni, penyebaran miskonsepsi t ersebut di a tas
diharapkan berkurang.
Bagian kedua d ari t ulisan i ni m enyampaikan sejumlah hub ungan di dalam t eori r
elativitas kh usus Einstein yang akan digunakan unt uk pe mbahasan pa da bagian-bagian
selanjutnya. Bagian ketiga membahas gaya Coulomb s ecara um um da n ke mungkinan
miskonsepsi dalam pe mbelajaran t opik elektromagnetisme. Ba gian selanjutnya berisi
pembahasan gaya Coulomb untuk muatan s umber y ang be rgerak dan kemunculan m edan
magnetik s ebagai e fek relativistik d ari gaya C oulomb. Bagian kelima m enunjukkan pe
nurunan m edan m agnetik di s ekitar b arisan m uatan t itik y ang bergerak s epanjang
buah ga ris lurus. Ha silnya sesuai de ngan pe nurunan medan m agnetik m elalui h ukum B
se
iot-Savart m aupun hukum A mpere ya ng d iuraikan d i buk u-buku t eks f isika
dasar. Bagian terakhir, bagian keenam, berisi kesimpulan.
x' g ( x Vt )
y' y
z' z
(2)
2
t ' g (t Vx / c )
Dalam u ngkapan d i at as, c adalah l aju cah aya dalam vakum dan faktor Lorentz g berbentuk
2 21/2
g 1 V /c .
Ungkapan kebalikan dari transformasi di atas adalah
2
Perhatikan bahwa u ntuk l aju V rendah 1 da n V/c 0 sehingga t ransformasi L orentz m
enjadi t ransformasi
Galileo.
Konsekuensi dari transformasi tersebut adalah bahwa hukum pe nambahan ke cepatan tidak be
rsifat linear, tetapi menurut hubungan
di m ana a x =dv x /dt dan a’ x =dv x ’/dt’ da n analogi u ntuk komponen-komponen percepatan
yang lain. Transformasi kebalikannya adalah
Rumus p ercepatan (7) cukup r umit, na mun da pat diperiksa ba hwa untuk ke cepatan r endah
a'i ai, s esuai dengan hukum N ewton. T ransformasi di a tas menunjukkan bahwa s
ebuah pa rtikel y ang be rgerak dengan percepatan tetap terhadap sebuah kerangka inersia
pada um umnya bergerak tidak de ngan pe rcepatan tetap terhadap kerangka inersia yang lain.
Jadi, berbeda dengan percepatan d i dalam mekanika N ewton yang b ersifat absolut,
percepatan di dalam mekanika relativistik bersifat relatif.
Hukum pe nambahan ke cepatan di a tas j uga membuat energi d an momentum partikel b
ersifat r elatif. Bila terhadap kerangka O sebuah p artikel memiliki
Di s ini m uatan s umbernya a dalah q 2 yang d iam terhadap kerangka K yang di pakai. Namun
ga ya Coulomb pa da saat t = 0 yang bekerja pada muatan q 2 karena keberadaan muatan q 1
tidak sama dengan (12) karena muatan sumber untuk kasus i ni a dalah q 1 yang tid ak diam
te rhadap kerangka K. Untuk m enentukan ga ya C oulomb y ang bekerja pada muatan q 2
karena keberadaan muatan q 1 kita perlu be rpindah ke rangka, y aitu ke ke rangka koordinat
(x’,y’,z’,t’), atau kerangka K’, yang diam terhadap muatan sumber q 1 . I ni be rarti ke rangka
K’ be rgerak de ngan kecepatan V searah sumbu +x. Terhadap kerangka K’, q 2
Gambar 1. Posisi partikel q 1 dan q 2 pada saat (a) t = 0 dan (b) t > 0. terhadap kerangka acuan K,
muatan q 1 bergerak searah sumbu +x dengan laju V.
Gambar 2 . Posisi p artikel q 1 dan q 2 pada s aat ( a) t’ = 0 dan ( b) t’ > 0. t erhadap k erangka
acu an K’, m uatan q 2 bergerak searah sumbu –x’ dengan laju V.