1. Robert Lado
Kedwibahasaan adalah pemakain dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat
ujaran.
4. Leonard Bloomfield
5. Haugen
Kedwibahasaan adalah tahu dua bahasa. Jika diuraikan secara umum maka pengertian
kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun
reseptif oleh seorang individu atau masyarakat. Mengemukakan kedwibahasaan dengan tahu
dua bahasa (knowledge of two languages), cukup mengetahui dua bahasa secara pasif atau
understanding without speaking.
6. Oksaar
Pengertian kedwibahasaan bukanlah sesuatu yang bersifat mutlak, hitam atau putih,
tetapi bersifat “kira-kira” atau “kurang lebih”. Pengertian kedwibahasaan merentang dari
ujung yang paling sempurna atau ideal, turun secara berjenjang sampai ke ujung yang paling
rendah atau minimal. Pendek kata, pengertian kedwibahasaan berkembang dan berubah
mengikuti tuntutan situasi dan kondisi (Tarigan, 1990:7).
Kedwibahasaan berhubungan erat dengan pemakaian dua bahasa atau lebih oleh
seorang dwibahasawan atau masyarakat dwibahasawan secara bergantian. Pengertian
kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun
reseptif oleh seorang individu atau oleh masyarakat. Kedwibahasaan dapat diklasifikasikan
dengan berbagai cara berdasarkan beberapa sudut pandang, beberapa di antaranya adalah (a)
berdasarkan hipotesis ambang yang tterbagi atas (1) kedwibahasaan subtraktif (subtractive
bilingualism), (2) Kedwibahasaan aditif (additive bilingualism). Sedangkan (b) berdasarkan
tahap usia seseorang memperoleh bahasa kedua (B2) yang membuatnya menjadi seorang
dwibahasawan, maka dapat dibedakan empat jenis kedwibahasaan, yaitu: (1) kedwibahasaan
masa kecil (infant bilingualism), (2) kedwibahasaan masa kanak-kanak (child bilingualism),
(3) kedwibahasaan masa remaja (adolesence bilungalism), (4) Kedwibahasaan masa dewasa
(adult bilingualism).
Proses pemerolehan kedwibahasaan terbagi atas dua proses di antaranya pemerolehan
kedwibahasaan simultan, yaitu pemerolehan dua bahasa secara simultan tidaklah berbeda
secara signifikan dengan pemerolehan satu bahasa, selagi bahwa di dalam kedua peristiwa itu
anak tersebut mulai dengan seperangkat kaidah tunggal di dalam memberikan respon
terhadap lingkungan bahasanya. Sedangkan proses yang kedua disebut dengan pemerolehan
kedwibahasaan sekuel/kedwibahasaan berurutan, yaitu kedwibahasaan berurutan jelas terlihat
jarak antara pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua. Seorang pemeroleh
atau seorang dwibahasawan mula-mula belajar atau memperoleh bahasa pertama (B1), baru
kemudian disusul dengan bahasa kedua (B2).