Anda di halaman 1dari 50

APLIKASI KLINIS KEPERAWATAN

PENYULUHAN DEMAM TYPHOID

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi Klinis Keperawatan)

Dosen PJMK: Ns. Jon Hafan Sutawardana,M.Kep.Sp.Kep.MB

Disusun oleh:

Kelompok 5

Imaniar Rosyida 172310101005


Riski Hidayaturrohkim 172310101010
Moch. Akbar Maulabi 172310101063
Anggun Dyah Pramita 172310101067
Nadilla Putriadi 172310101079
Ayu Dwi Afriliyanti 172310101182

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
UNIT PROMKES

NOTA DINAS
Nomor B/ND. /IX/2020/Promkes

Kepada Yth. : Seluruh Anggota Unit Promkes

Dari : Ka Unit Promkes

Perihal : Rapat perencanaan penyuluhan Januari 2020

Tentang Perencanaan Penyuluhan Bulan Januari di Rumkit Tk. III Baladhika Husada

1. Berdasarkan Tugas Pokok Ka Unit Promkes Tk. III Baladhika Husada tentang Notulen
pada Rapat Ka Unit Promkes kepada Anggota Unit Promkes Rumkit Tk. III Baladhika
Husada tentang perencanaan penyuluhan bulan Januari 2020.

2. Sehubungan dasar tersebut di atas, bersama ini dilaporkan pelaksanaan Rapat Ka


Unit Promkes kepada Anggota Uint Promkes Tk. III Baladhika Husada tentang
perencanaan penyuluhan bulan Januari 2020 di Rumkit Tk. III Baladhika Husada, yang
dilaksanakan pada hari Senin, 20 januari 2020 pukul 08.00 WIB, tempat di Poli Klinik
Spesialis Tk. III Baladhika Husada dengan Notulen terlampir; dan

3. Demikian mohon dimaklumi.

Jember, 14 Januari 2020

Ka Unit Promkes Rumkit Tk. III


Baladhika Husada

Tembusan :

1. Kaurjangmed Rumkit Tk. III Baladhika A’jalil Achbab,S.Kep.Ners,M.MKes


Husada PNS III/c NIP 196912231996031001
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Lampiran Nodis Tim Promosi Kesehatan
UNIT PROMKES Rumkit Tk. III Baladhika Husada
Nomor B /ND. /I/2020/Promkes
Tanggal Januari 2020

NOTULEN PADA RAPAT KA UNIT PROMKES KEPADA ANGGOTA UNIT PROMKES RUMKIT
TK.III BALADHIKA HUSADA
TENTANG PERENCANAAN PENYULUHAN BULAN JANUARI 2020
NOMOR B/NOTULEN/ /I/2020

Hari : Senin
Tanggal : 20 Januari 2020
Pukul : 08.00 WIB
Pimpinan : Ka Unit Promkes
Tempat : Poli Klinik Spesialis Tk. III Baladhika Husada
Acara : Penyuluhan tentang Penyakit Demam Thypoid di Rumah Sakit Tk.III
Baladhika Husada

1. Ka Unit Promkes Tk. III Baladhika Husada


a. Ucapan Terima kasih Ka Unit Promkes Tk. III Baladhika Husada kepada
Anggota Unit Promkes Rumkit Tk. III Baladhika Husada untuk melaksanakan
penyuluhan tentang penyakit Thypoid di Rumah Sakit Tk. III Baladhika
Husada
b. Ka Unit Promkes mengharapkan pelaksanaan penyuluhan di sesuaikan
dengan Program Kerja Unit Promkes agar tujuan penyuluhan dapat diterima
dan dimengerti peserta penyuluhan dan diadopsi sehari-hari sehingga mampu
meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.

2. Paparan Ka Unit Promkes Rumkit Tk. III Baladhika Husada


Berdasarkan Rapat Koordinasi Ka Unit Promkes kepada Anggota Unit Promkes
tentang perencanaan penyuluhan bulan Januari 2020 di Rumkit Tk.III Baladhika
Husada yang dipimpin oleh Ka Unit Promkes Rumkit Tk.III Baladhika Husada,
didapatkan hasil bahwa pada bulan Januari akan diadakan penyuluhan sebagai
berikut:
Hari/Tanggal Waktu Topik Materi Tim Penyuluhan Tempat
Senin, 20 Januari 08.00 -09.00 Thypoid 1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Penanggung jawab: Poliklinik
2020 WIB Penyakit Thypoid dr.Maksum Pandelima, Sp.OT Spesialis
2. Menjelaskan tentang tanda dan 2. Ketua panitia:
gejala Penyakit Thypoid A’jalil Achbab,S.Kep.,Ners,M.MKes
3. Menjelaskan tentang faktor 3. Moderator:
penyebab Penyakit Thypoid Erfiana, Amd.Keb
4. Menjelaskan tentang 4. Penyaji:
pencegahan Penyakt Thypoid Yusron Fachrudin, Amd.Kep
5. Menjelaskan tentang tata 5. Notulen:
laksana Penyakit Thypoid Luluk Pristiono, AMd.Kep
6. Pemateri:
Aulia Merdekawati,S.Kep.,Ners
7. Peserta:
Pasien, keluarga dan pengunjung
Senin, 20 Januari 09.00-09.30 Resiko 1. Menjelaskan tentang pengertian 1. Penanggung jawab: Poliklinik
2020 WIB Jatuh Resiko Jatuh dr.Maksum Pandelima, Sp.OT Spesialis
2. Menjelaskan tentang faktor 2. Ketua panitia:
penyebab resiko jatuh A’jalil Achbab,S.Kep.,Ners,M.MKes
3. Menjelaskan tentang 3. Moderator:
pencegahan tentang resiko jatuh Erfiana, Amd.Keb
4. Penyaji:
Yusron Fachrudin, Amd.Kep
5. Notulen:
Luluk Pristiono, AMd.Kep
6. Pemateri:
Aulia Merdekawati,S.Kep.,Ners
7. Peserta:
Pasien, keluarga dan pengunjung
Sekretaris,

Dudung Drajad Sampurna


II/d NIP 198001102002121002
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
UNIT PROMKES
DAFTAR HADIR RAPAT PERENCANAAN PENYULUHAN BULAN Januari 2020
RUMKIT TK III BALADHIKA HUSADA

NO NAMA PANGKAT JABATAN TTD KET

1 A’jalil Achbab,S.Kep.Ners III/c Ka Tim Promkes

2 Dudung Drajad Sampurna II/d Sekretaris

3 Yusron Fakhrudin,A.Md.Kep Serka Koordinator Urusan Umum

4 Erfiana, Amd.Keb Sukwan Koordinator Penyuluhan


Individu

5 Bahrul Ulum,A.Md.Kep Sukwan Koordinator Penyuluhan


Individu

6 Luluk Pristiono, A.Md.Kep II/b Kooordinator Urusan


Penyuluhan Kelompok

7 Aulia Merdekawati, S.Kep,. Ners. Sukwan Koordinator Urusan


Penyuluhan Kelompok

Jember, 2 januari 2020


Ka Tim Promes Rumkit Tk. III Baladhika Husada

A’jalil Achbab,S.Kep.Ners,M.MKes
PNS III/c NIP 196912231996031001
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Jember, 1 januari 2020
UNIT PROMKES

Nomor : Und./ /XII/2020


Klasifikasi : Biasa
Lampiran : Satu [1] lembar
Perihal :Perencanaan penyuluhan bulan Januari 2020 di Rumkit Tk.III Baladhika
Husada

Kepada

Yth. Seluruh Anggota Unit


Promkes

1. Dengan hormat diberitahukan bahwa Ka Unit Promkes Rumah Sakit Tk III


Baladhika Husada akan melaksanakan rapat perencanaan penyuluhan bulan Januari
2020 di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada.
2. Sehubungan dengan hal diatas kepada Seluruh Anggota Unit Promkes pada
lampiran untuk menghadiri rapat perencanaan penyuluhan bulan Januaril 2020 di Rumah
Sakit Tk III Baladhika Husada yang akan dilaksanakan pada :

a. Hari, tanggal : senin, 20 januari 2020


b. Pukul : 08.00 WIB
c. Tempat : Poliklinik Spesialis Tk III Baladhika Husada
d. Pimpinan : Ka Unit Promkes Tk. III Baladhika Husada
e. Pakaian : Dinas yang berlaku saat itu

3. Demikian mohon dimaklumi

Jember, 14 januari 2020


Ka Unit Promkes Rumkit Tk. III Baladhika Husada

A’jalil Achbab,S.Kep.Ners,M.MKes
PNS III/c NIP 196912231996031001
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

Hari : Senin
Tanggal : 20 Januari 2020
Pukul : 08.00 WIB
Pimpinan : Ka Unit Promkes
Tempat : Poliklinik Spesialis Tk. III Baladhika Husada
Acara : Rapat Perencanaan Penyuluhan Bulan Januari di Rumkit Tk. III Baladhika Husada
Undangan yang hadir : …..Orang

PENYUSUNAN PERENCANAAN PENYULUHAN BULAN JANUARI RUMKIT TK.III BALADHIKA HUSADA

No
PIMPINAN/BAGIAN MATERI KETERANGAN / URAIAN KEPUTUSAN
Urut
1 2 3 4 5
1 Ka Unit Promkes Penyuluhan 1. Susunan pelaksana kegiatan penyuluhan Pada bulan Januari, Rumkit TK.III
tentang Thypoid di Poli Klinik Spesialis: Baladahika Husada akan mengadakan
Thypoid dan a. Penanggung jawab: dr.Maksum Pandelima, penyuluhan tentang:
resiko jatuh Sp.OT 1. Thypoid, di Poli Klinik Spesialis,
b. Ketua panitia: A’jalil pada tanggal 5 januari 2020 pukul
Achbab,S.Kep.,Ners,M.MKes 15.00-15.45 WIB
c. Moderator: Erfiana, Amd.Keb 2. Hak dan kewajiban pasien di
d. Penyaji: Yusron Fachrudin, Amd.Kep pendaftaran, pada tanggal 15
e. Notulen: Luluk Pristiono, AMd.Kep Januari 2020 pukul 08.00-09.00
f. Pemateri: Aulia Merdekawati,S.Kep.,Ners WIB
g. Peserta: Pasien, keluarga dan pengunjung 3. Penyuluhan diet pada pasien
2. Susunan pelaksnana kegiatan penyuluhan Thypoid di poli Spesialis pada
tentang hak dan kewajiban pasien di tanggal 20 Januari 2020, pukul
pendaftaran: 08.00-09.00 WIB
a. Penanggung jawab: dr.Maksum Pandelima, 4. Penyuluhan HIV di penunjang
Sp.OT medik (brigif) pada tanggal 25
b. Ketua panitia: A’jalil Achbab, S.Kep.,Ners, Januari 2020, pukul 08.00-09.00
M.MKes WIB
No
PIMPINAN/BAGIAN MATERI KETERANGAN / URAIAN KEPUTUSAN
Urut
c. Moderator: Erfiana, Amd.Keb
d. Notulen: Aulia Merdekawati,S.Kep.,Ners
e. Pemateri: Luluk Pristiono, AMd.Kep
f. Peserta: Pasien, keluarga dan pengunjung
3. Susunan pelaksana kegiatan penyuluhan diet
Thypoid
a. Penanggung jawab: dr.Maksum Pandelima,
Sp.OT
b. Ketua panitia: A’jalil Achbab, S.Kep.,
Ners,M.MKes
c. Moderator: Rhestiana Findi, A.Md.Gz
d. Notulen: Luluk Pristiono, AMd.Kep
e. Pemateri: Erva Ambar.M. S.ST
f. Peserta: Pasien, keluarga dan pengunjung

4. Susunan pelaksana kegiatan penyuluhan


tentang HIV
a. Penanggung Jawab : dr. Maksum
Pandelima,Sp. OT
b. Ketua Panitian: A’jalil Achbab,S.Kep
Ners,M.MKes
c. Moderator: Rhestiana Findi, A.Md.Gz
d. Notulen: Luluk Pristiono, AMd.Kep
e. Pemateri: Aulia Merdekawati,S.Kep.,Ners
Peserta: Pasien, keluarga dan pengunjung

Jember, Januari 2020


Ka Unit Promkes Rumkit TK.III Baladhika Husada

A’jalil Achbab,S.Kep.Ners,M.MKes
PNS III/c NIP 196912231996031001
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
UNIT PROMKES

RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN


TENTANG DEMAM TYPHOID
JANUARI TAHUN 2020

Jember, 15 Januari 2020


RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
UNIT PROMKES

RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN


TENTANG DEMAM TYPHOID
JANUARI TAHUN 2020

1. Dasar.

a. Program Kerja Rumkit Tk.III Baladhika Husada TA. 2020


b. Program kerja Koordinator Unit Fungsional Rumkit Tk.III Baladhika Husada TA.
2020
c. Program kerja Unit Promkes Rumkit Tk.III Baladhika Husada TA. 2020
d. Program kerja S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember.

2. Tujuan Kegiatan.

a. Tujuan Instruksional Umum


Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
mengenai pencegahan dan tata laksana penyakit demam typhoid
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan audience dapat :
1) menjelaskan tentang pengertian penyakit demam typhoid
2) menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit demam typhoid
3) menjelaskan tentang faktor penyebab penyakit demam typhoid
4) menjelaskan tentang pencegahan penyakit demam typhoid
5) menjelaskan tentang tata laksana penyakit demam typhoid

3. Sasaran Kegiatan.

Pasien dan keluarga pasien

4. Materi Kegiatan.

a. pengertian penyakit demam typhoid


b. tanda dan gejala penyakit demam typhoid
c. faktor penyebab penyakit demam typhoid
d. pencegahan penyakit demam typhoid
e. tata laksana penyakit demam typhoid

5. Macam dan Metode Kegiatan.

a. Macam : Teknis; dan


b. Metode : Ceramah, konsultasi, tanya jawab, dan diskusi.

6. Waktu dan Tempat Kegiatan.


a. Acara akan diselenggarakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Januari 2020
Jam : 09.00 WIB s.d. 09.45 WIB.

b. Tempat : Poli Spesialis


7. Organisasi Kegiatan.

a. Penanggung Jawab : dr. Maksum Pandelima, Sp.OT


b. Ketua Panitia : A’jalil Achbab,S.Kep Ners,M.MKes
c. Moderator : Erfina, Amd.Keb
d. Notulen : Luluk Pristiono, Amd.Kep
e. Pemateri : Aulia Merdekawati, S.Kep.,Ners
f. Peserta : Pasien, keluarga dan pengunjung

8. Pelaksanaan Kegiatan.

a. Tahap Perencanaan. Tanggal 15 Januari 2020.


1) Menyusun organisasi kegiatan
2) Membuat rencana kegiatan
3) Menyempurnakan Rencana kegiatan; dan
4) Distribusi Rencana kegiatan kepada yang berhak menerima.
b. Tahap Persiapan. Tanggal 17 Januari 2020.
Persiapan penyelenggara
a) Menyusun dan penyiapan materi yang akan disampaikan;
b) Penyiapan sarana dan prasarana
c) Pengecekan akhir sarana prasarana kegiatan.
c. Tahap Pelaksanaan.
Tanggal 21 Januari 2020.
d. Tahap Pengakhiran. Tanggal 22 Januari 2020.
1) Pemeriksaan sarana dan prasarana yang telah digunakan selama kegiatan;
2) Briefing pendukung untuk mengumpulkan data yang diperoleh pada kegiatan
pencatatan;
3) Kaji ulang terhadap pelaksanaan kegiatan; dan
4) Laporan hasil kegiatan.

9. Administrasi dan Logistik.

a. Personel.
1) Penyelenggara.
a) Pemateri : 1 Orang
b) Demonstrator : 2 Orang
c) Pendukung : 3 Orang
b. Materiil.
Terlampir pada lampiran ’’4’’.

10. Komando dan Perhubungan.


a. Perhubungan.
1) Komunikasi latihan : Menggunakan jaring komunikasi HP yang sudah
ada; dan
2) Alat komunikasi (HP).
a) Penangung Jawab : 08113634335
b) Ketua panitia : 08123481945
b. Komando.
1) Posko utama. Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada.
2) Ketua Panitia memonitor serta mengendalikan pemateri dalam pelaksanaan
kegiatan dan melaporkan setiap perkembangan khususnya hal-hal yang
menonjol kepada dan Karumkit Tk. III Baladhika Husada
3) Pemateri memberikan materi sesuai yang telah ditentukan.
11. Lain – Lain.

a. Rencana kegiatan Penyuluhan tahun 2020 dibuat untuk dijadikan pedoman bagi
seluruh pendukung kegiatan.
b. Hal-hal yang belum tercantum dalam rencana kegiatan ini akan disampaikan
secara parsiil di lapangan.

Ka unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit,

A'jalil Achbab, S.Kep.Ners, M.M.Kes


III/c NIP 196912231996031001
Lampiran :

1. Struktur Organisasi
2. Rangka Kegiatan
3. Diagram Waktu Kegiatan
4. Rencana Administrasi
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Lampiran “1” (Struktur Organisasi) pada
UNIT PROMKES Rengiat kegiatan Penyuluhan
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Progja 2020

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN


KARUMKIT

KAUR JANGMED
KA UNIT PROMKES

SEKSI-SEKSI

PEMATERI

PASIEN,
KELUARGA DAN
PENGUNJUNG

Keterangan : Ka Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit,


: Garis Komando.
: Garis Seksi - seksi.
: Garis Pemateri.
A'jalil Achbab, S.Kep.Ners, M.M.Kes
III/c NIP 196912231996031001
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Lampiran “2” (Rangka Kegitan) pada
UNIT PROMKES Rengiat kegiatan penyuluhan
Rumah Sakit Tk. III Baladhika Husada Progja 2020

RANGKA KEGIATAN

NO MATERI

1 2
1. Pengertian Penyakit Demam Typhoid
2. Tanda dan gejala Penyakit Demam Typhoid
3. Faktor resiko penyebab penyakit Demam Typhoid
4. Pengobatan Penyakit Demam Typhoid

Ka Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit,

A'jalil Achbab, S.Kep.Ners, M.M.Kes


III/c NIP 196912231996031001
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Lampiran “3” (Diagram waktu kegiatan)
UNIT PROMKES DIAGRAM WAKTU Rengiat kegiatan penyuluhan
Rumah Sakit Tingkat IIIBaladhika Husada TA. 2020
 Hari H
Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
 Menyusun organisasi Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
kegiatan Menyebutkan materi yang akan diberikan
 Membuat rencana Pelaksanaan :
Mejelaskan pengertian Penyakit Demam Typhoid
kegiatan  Persiapan Penyelenggara.
 Menyusun dan penyiapan Menjelaskan tanda dan gejala Penyakit Demam Typhoid
 Menyempurnakan materi kegiatan Menjelaskan faktor penyebab Demam Typhoid
Rencana kegiatan; dan Menjelaskan pencegahan Demam Typhoid
 Penyiapan sarana dan
 Distribusi Rencana prasarana Menjelaskan tata laksana penyakit Demam Typhoid
kegiatan kepada yang  Pengecekan akhir sarana Mendemonstrasikan cara mencuci tangan 6 langkah
berhak menerima. prasarana kegiatan. Mendemonstrasikan cara kompres hangat di rumah
. Evaluasi :  Pemeriksaan Alpal yang digunakan
Menyimpulkan tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko, dan pengobatan  Brifing
penyakit Demam Typhoid  Kaji ulang pelaksanaan kegiatan
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan  laporan pelaksanaan kegiatan
reinforcement kepada pasien atau keluarga pasien yang dapat menjawab
pertanyaan.
Mengucapkan terima kasih atas peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup

Januari 2020 Januari 2020 Januari 2020


Tanggal 15 Tanggal 17 Tanggal 21 Tanggal 22
THP PERENCANAAN THP SIAP TAHAP PELAKSANAAN TAHAP AKHIR

Ka unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit,

A'jalil Achbab, S.Kep.Ners, M.M.Kes


III/c NIP 196912231996031001
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA Lampiran “4” (Rencana administrasi)
HUSADA UNIT PROMOSI KESEHATAN Rengiat kegiatan penyuluhan
RUMAH SAKIT Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada TA.2020

RENCANA KEBUTUHAN ADMINISTRASI

1. Personel. Kekuatan personel terdiri dari :


a. Pemateri : 1 orang;
b. Demonstrator : 2 orang;
b. Pendukung : 3 orang;
Jumlah : 6 orang.

2. Anggaran.

a. Dukungan Operasional.

Dana untuk dorprise sebesar Rp 55.000,00


Dana untuk konsumsi Rp 25.000,00 
Total dana Rp 80.000,00

3. Lain-lain. Hal-hal yang belum tercantum dalam rencana administrasi ini


akan disampaikan sesuai dengan perkembangan situasi dilapangan secara parsiil.

Ka Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit,

A'jalil Achbab, S.Kep.Ners, M.M.Kes


III/c NIP 196912231996031001
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG

RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TENTANG DEMAM TYPHOID
JANUARI TAHUN 2020

Jember, 15 Januari 2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Sub topik : Demam Typhoid


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Taget : 20 orang
Tempat : Ruang Poliklinik Spesialis Rumah Sakit Baladhika Husada
Hari/Tanggal : Selasa / 21 Selasa 2020
Waktu : 45 menit / 09.00 – 09.45 WIB
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Pemberi materi : Aulia Merdekawati,S.Kep.,Ners

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan dapat memahami apa yang
dimaksud dengan demam typhoid, dan upaya yang dapat dilakukan untuk menangani
penyakit tersebut.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan audience dapat:
a. Memahami yang dimaksud dengan demam typhoid.
b. Memahami faktor yang menyebabkan demam typhoid.
c. Memahami tanda dan gejala dari demam typhoid.
d. Memahami penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk demam typhoid

3. Pokok Bahasan
Penanganan demam typhoid

4. Subpokok Bahasan
a. Penjelasan tentang demam typhoid.
b. Penjelasan tentang faktor yang menyebabkan demam typhoid.
c. Penjelasan tentang tanda dan gejala untuk demam typhoid.
d. Penjelasan tentang penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk demam typhoid.

5. Waktu
Waktu yang dibutuhkan untuk penyuluhan adalah 45 menit.

6. Bahan/Alat yang digunakan


Leaflet dan Lembar balik

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: pertemuan (tatap muka)
b. Landasan Teori: ceramah, Tanya jawab dan diskusi serta demonstrasi
c. Praktikum: bersama-sama melakukan praktik cuci tangan untuk mencegah penyakit
demam typhoid
d. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal dan lain-lain) tentang demam typhoid,
dan upaya yang dapat dilakukan untuk meringankan demam typhoid, serta membuat
media penyuluhan (leaflet dan lembar balik).

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


No Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Persiapan a. Menyiapkan tempat penyuluhan a. Peserta mulai datang 10 menit
penyuluhan b. Menyiapkan sarana dan dan menunggu
prasarana (sound system, media penyuluhan
penyuluhan)
c. Mengkondisikan peserta
penyuluhan
2. Pendahuluan Pembukaan a. Memperhatikan dan 5 menit
 Memberikan salam menjawab salam
 Perkenalan b. Memperhatikan
 Menjelaskan TIU dan TIK c. Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan d. Menyetujui
diberikan kesepakatan waktu
penyuluhan
e. Menjawab
3. Penyajian Pelaksanaan 20 menit
a. Menjelaskan pengertian demam a. Memperhatikan
typhoid 1) Memberikan
1) Menanyakan (stimulasi) pertanyaan
pengetahuan peserta tentang 2) Memperhatikan dan
demam typhoid. memberi tanggapan
2) Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan

b. Menjelaskan penyebab demam b. Memperhatikan


typhoid. 1) Memberikan
1) Menanyakan kepada peserta pertanyaan
mengenai materi yang baru
disampaikan 2) Memperhatikan dan
2) Mendiskusikan bersama memberi tanggapan
jawaban yang diberikan

c. Menjelaskan pencegahan c. Memperhatikan


demam typhoid. 1) Memberikan
1) Menanyakan kepada peserta pertanyaan
mengenai materi yang baru 2) Memperhatikan dan
disampaikan memberi tanggapan
2) Mendiskusikan bersama
jawaban yang diberikan

d. Menjelaskan penatalaksanaan d. Memperhatikan


demam typhoid 1) Memberikan
1) Menanyakan kepada peserta pertanyaan
mengenai materi yang baru
disampaikan 2) Memperhatikan dan
2) Mendiskusikan bersama memberi tanggapan
jawaban yang diberikan
Penutup a. Menutup pertemuan dengan a. Memperhatikan 10 menit
memberi kesimpulan dari materi
yang disampaikan.
b. Mengajukan pertanyaan kepada b. Memberi jawaban dan
peserta saran
c. Mendiskusikan bersama jawaban c. Memberi komentar dan
dari pertanyaan yang telah menjawab pertanyaan
diberikan bersama
d. Menutup pertemuan dan d. Memperhatikan dan
memberi salam. membalas salam

10. Evaluasi
a. Prosedur Evaluasi
Peserta penyuluhan menjawab pertanyaan
1) Apa pengertian penyakit demam typhoid?
2) Apa saja penyebab demam typhoid?
3) Apa saja penatalaksanaan dari demam typhoid ?
b. Kriteri Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Penyelenggaraan penatalaksanaan promosi kesehatan demam typhoid di
Ruang Poliklinik Spesialis Rumah Sakit Baladhika Husada
b) Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum
pelaksanaan.
c) Tersedia lingkungan yang nyaman.
2) Evaluasi Proses
a) Penyuluh dapat menfasilitasi dan meningkatkan kemampuan
penatalaksanaan pencegahan demam typhoid
b) Peserta dapat mengikuti pendidikan kesehatan
c) Peserta antusias terhadap kegiatan yang dilakukan.
d) Peserta berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan menjawab
pertanyaan dengan benar.
3) Proses pendidikan kesehatan pencegahan demam typhoid
4) Evaluasi Hasil
a) Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b) Peserta dapat merasakan manfaat pendidikan kesehatan pencegahan
penyakit demam typhoid
c) Kegiatan pendidikan kesehatan pencegahan penyakit demam typhoid. sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
d) Kehadiran peserta dihitung dengan Adequancy of performance kegiatan

Kriteria:
i < 50% = peserta tidak mencukupi dan kegiatan dinyatakan tidak
sukses dari segi peserta
ii 50-75% = peserta kurang mencukupi dan kegiatan dinyatakan kurang
sukses dari segi peserta
iii >75% = peserta mencukupi dan kegiatan dinyatakan sukses dari segi
peserta
DEMAM TYPHOID
A. Definisi
Typhoid Fever (Demam Tifoid) merupakan penyakit demam akut yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyerang sistem
pencernaan terutama usus halus dan ditandai dengan adanya gejala demam
selama satu minggu bahkan lebih. Penyakit Typhoid Fever ini memiliki hubungan
yang sangat erat dengan lingkungan terutama pada lingkungan yang penyediaan
air minumnya tidak memenuhi sesuai dengan syarat kesehatan dan sanitasi yang
buruk pada lingkungan (Ulfa dkk., 2018).
Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi dan menyerang sistem pencernaan pada manusia dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai dengan gangguan pada saluran
pencernaan (Saputra dkk., 2017).

B. Epidemiologi
WHO menyatakan penyakit demam tifoid di dunia mencapai 11-20 juta kasus
per tahun yang mengakibatkan sekitar 128.000 - 161.000 kematian setiap
tahunnya (WHO, 2018). Kasus demam tifoid di Indonesia dilaporkan dalam
surveilans tifoid dan paratifoid Nasional. Demam tifoid masih umum terjadi di
negara berkembang, hal ini mempengaruhi sekitar 21,5 juta orang setiap tahun.
Wabah demam tifoid dilaporkan di Jepang pertama kali selama 16 tahun, 3/7
pasien adalah pengunjung restoran sedangkan 4/7 pasien merupakan pekerja
restoran (Kobayashi, 2016).
Penyakit ini mencapai tingkat prevalensi 358 - 810/100.000 penduduk di
Indonesia. Kasus demam tifoid ditemukan di Jakarta sekitar 182,5 kasus setiap
hari. Diantaranya, sebanyak 64% infeksi demam tifoid terjadi pada penderita
berusia 3 - 19 tahun. Namun, rawat inap lebih sering terjadi pada orang dewasa
(32% dibanding anak 10%) dan lebih parah. Kematian akibat infeksi demam tifoid
di antara pasien rawat inap bervariasi antara 3,1 - 10,4% (sekitar 5 - 19 kematian
sehari) (Typhoid Fever: Indonesia’s Favorite Disease, 2016). Berdasarkan data
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, demam tifoid menduduki peringkat ke-3
dengan jumlah penderita sebanyak 41.081 orang yaitu 19.706 laki-laki dan 21.375
perempuan. Sebanyak 274 penderita meninggal dunia (Kemenkes RI, 2011)
C. Penyebab Demam Typhoid
1. Bakteri
Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Sementara
demam paratifoid yang gejalanya mirip dengan demam tifoid namun lebih
ringan, disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B, atau C. Bakteri ini hanya
menginfeksi manusia. Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan
air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita demam tifoid dan mereka
yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam tifoid (Wasito dkk., 2009).
Salmonella typhi disebarkan melalui rute fekal-oral yang memiliki potensi
epidemik. Port d’entre Salmonella typhi adalah usus, apabila seseorang
menelan organisme ini sebanyak 107 bakteri, dosis dibawah 105 tidak
menimbulkan penyakit. Penularan demam tifoid dapat terjadi melalui berbagai
cara yang dikenal degan 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku),
Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan Faeces (tinja) (Prehamukti, 2018).

2. Jamban tidak memenuhi syarat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Penyebab yang dapat
mengakibatkan kasus demam tifoid terjadi di tempat tinggal penderita demam
tifoid sebelumnya yaitu letak jamban dan sumber persediaan air. Jarak minimal
yang direkomendasikan untuk jarak septic tank dengan sumber air bersih
adalah 10 m. Hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi bakteriologis dari
septic tank ke sumber air bersih responden. Kondisi rumah yang berhubungan
dengan kualitas air bersih perlu diperhatikan agar air bersih tidak mengalami
pencemaran (Yonathan, 2013).

3. Kontaminasi makanan
Terdapatnya kontaminan dalam makanan dapat berlangsung melalui dua
cara, yaitu kontaminasi langsung dan kontaminasi silang. Kontaminasi
langsung terjadi pada bahan makanan mentah, baik tanaman maupun hewan.
kontaminasi silang dapat terjadi selama makanan ada dalam tahap persiapan,
pengolahan, pemasakan, maupun penyajian (Alamsyah, 2013). Makanan yang
dicuci dengan air yang telah terkontaminasi, sayuran yang dipupuk dengan tinja
manusia, makanan yang tercemar dengan debu, sampah, dihinggapi lalat, air
minum yang tidak dimasak menjadi peyebab terjadinya demam typhoid

4. Sanitasi lingkungan buruk dan penyediaan air bersih yang kurang memadai
Air yang tidak bersih banyak mengandung bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan
kuman masih tertinggal di tangan. Waktu yang tepat untuk cuci tangan adalah
setiap kali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang binatang,
berkebun, dll), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak,
sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum memegang makanan, dan sebelum
menyusui bayi (Prehamukti, 2018).

D. Faktor yang mempengaruhi terjadinya demam typhoid


1. Kebersihan
Frekuensi sering jajan sembarangan yang tingkat kebersihannya masih
kurang, merupakan faktor penularan penyakit demam tifoid. Bakteri
Salmonella thypi banyak berkembang biak dalam makanan yang kurang
dijaga higienitasnya (Ramaningrum, 2017).

2. Usia
Prevalensi demam tifoid paling tinggi pada usia 3-19 tahun karena
pada usia tersebut orangorang cenderung memiliki aktivitas fisik yang
banyak, sehingga kurang memperhatikan pola makannya, akibatnya mereka
cenderung lebih memilih makan di luar rumah, yang sebagian besar kurang
memperhatikan higienitas. pada usia anak sekolah, mereka cenderung
kurang memperhatikan kebersihan atau hygiene perseorangannya yang
mungkin diakibatkan karena ketidaktahuannya bahwa dengan jajan makanan
sembarang dapat menyebabkan tertular penyakit demam tifoid
(Ramaningrum, 2017).
3. Status gizi dan sistem imun yang lemah
Selama ini status gizi menjadi masalah besar di negara berkembang,
termasuk Indonesia. Status gizi anak dapat dinilai dari antropometri yaitu
BB/U, TB/U, dan BB/TB. Menurut Nurvina Wahyu A, status gizi yang kurang
dapat menurunkan daya tahan tubuh anak, sehingga anak mudah terserang
penyakit, bahkan status gizi buruk dapat menyebabkan angka mortilitas
demam tifoid semakin tinggi (Ramaningrum, 2017).

D. Tanda dan gejala demam typhoid


Demam typhoid ditandai dengan panas terutama malam hari yang
disebabkan oleh kuman Salmonella Typhy. Berikut tanda dan gejala yang harus
diperhatikan:
1. Demam
Demam pada demam typhoid didahului dengan demam yang tidak
terlalu tinggi yang dimulai pada sore hari kemudian meningkat pada malam
hari dimana suhu bisa mencapai 39-400 atau bahkan lebih. Pola demam pada
demam typhoid sangat spesifik dimana minggu pertama demam makin
meninggi, kemudian pada minggu kedua stabil tinggi. Sakit kepala dan pusing,
sakit perut yang disertai diare atau konstipasi, lemah, nafsu makan menurun
bahkan sampai tidak ada karena perasa menjadi pahit selalu ada pada pasien
demam typhoid. Muka pucat, pandangan kosong, bibir dan mukosa merah
serta lidah berwarna keputihan disertai tepi kemerahan khas pada demam ini.
kesadaran dari somnolent bisa sampai stupor, paling sedikit delirium (Juffrie
dkk., 2018).

2. Gangguan saluran pencernaan


Sering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam yang lama.
Bibir kering dan kadang – kadang pecah – pecah. Lidah kelihatan kotor dan
ditutupi selaput putih. Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor (Coated
tongue atau selaput putih), dan pada penderita anak jarang ditemukan. Pada
umumnya penderita sering mengeluh nyeri perut, terutama regio epigastrik
(nyeri ulu hati), disertai nausea, mual dan muntah. Pada awal sakit sering
meteorismus dan konstipasi. Pada minggu selanjutnya kadang – kadang
timbul diare (Depkes, 2010).
3. Gangguan Kesadaran
Umunya terdapat gangguan kesadaran yang kebanyakan berupa
penurunan kesadaran ringan, sering didapatkan kesadaran apatis dengan
kesadaran seperti berkabut (tifoid) (Depkes, 2010).
Adapun komplikasi demam typhoid yang harus diwaspadai (ichrc.org,
2016):
Komplikasi demam tifoid termasuk kejang, ensefalopati, perdarahan dan
perforasi usus, peritonitis, koma, diare, dehidrasi, syok septik, miokarditis,
pneumonia, osteomielitis dan anemia. Pada bayi muda, dapat pula terjadi syok
dan hipotermia.

E. Pencegahan demam typhoid


Pencegahan typhoid dapat dilakukan dengan cara (Nanda dkk, 2016) :
1. Menjalankan pola hidup bersih, seperti menggunakan air bersih untuk
memasak, minum dan membersihkan tempat makan. Serta cuci tangan
sebelum makan.
2. Menjaga pola makan yang benar, sebagian orang dengan typhoid disebabkan
tidak teraturnya pola makan sehingga asupan nutrisi untuk tubuh kurang dan
daya tahan tubuh melemah sehingga bakteri mudah masuk ke dalam tubuh.
3. Pemberian vaksin typhoid, dapat menjadi alternatif untuk mencegah terjadinya
demam typhoid.
4. Jarak pembuatan septic tank dengan sumber air bersih adalah 10 m. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kontaminasi bakteriologis dari septic tank ke
sumber air bersih masyarkat (Yonathan, 2013).

F. Tata Laksana
A. Farmakologis (Rahmasari, 2018) :
Antibiotik Dosis Keterangan
Ciprofloxacin Pemantauan Obat 5 – 7 hari Tidak direkomendasikan pada
Dewasa: 1 gram/ hari dalam 2 anak – anak usia dibawah 15
dosis terbagi tahun akan tetapi risiko yang
Anak – anak: 30 mg/kg/hari dapat mengancam jiwa dan tifoid
dalam 2 dosis terbagi melebihi risiko efek samping
(alternatif 2, fully sensitive
multidrug resistant)
Cefixime Pemantauan Obat 7 hari Dapat menjadi alternatif dari
Anak – anak (lebih dari usia 3 Ciprofloxacin bagi anak – anak
bulan) : 20 mg/kg/hari dalam 2 dibawah 15 tahun
dosis terbagi
Amoksisilin Pemberian Obat 14 hari Jika tidak adanya resisten (fully
Dewasa: 3 gram/ hari dalam 3 sensitive)
dosis terbagi
Anak – anak: 75 – 100
mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi
Kloramfenikol Pemberian Obat 10 – 14 hari Jika tidak adanya resisten (pilihan
(tergantung tingkat keparahan) utama, fully sensitive)
Anak – anak
1-12 tahun: 100mg/kg/hati
dalam 3 dosis terbagi
Kurang lebih 13 tahun: 3 gram/
hari dalam 3 dosis terbagi
Tiamfenikol Pemberian Obat 5 – 6 hari Efek samping hematologis pada
75 mg/kgBB/hari penggunaan tiamfenikol lebih
jarang daripada kloramfenikol
(alternatif 1)

B. Non Farmakologis
Penatalaksanaan Keterangan
Tirah baring Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas demam atau
kurang lebih sampai 14 hari
Diet lunak rendah serat Asupan serat maksimal 8 gram/hari, menghindari susu,
daging berserat kasar, lemak, terlalu manis, asam,
berbumbu tajam
Menjaga kebersihan Tangan harus dicuci sebelum menangani makanan,
selama persiapan makan dan setelah menggunakan toilet
G. PEMERIKSAN PENUNJANG
Pemeriksaan typhoid dapat dilakukan dengan tes diagnostik berikut :
1. Kultur
Pemilihan spesimen untuk kultur sebagai penunjang diagnosis typhoid pada
demam minggu pertama dan awal minggu kedua adalah darah, karena masih
terjadi bakteremia. Sedangkan pada minggu kedua dan ketiga spesimen
sebaiknya diambil dari kultur tinja dan urin.
2. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaaan serologis demam tifoid secara garis besar terbagi atas
pemeriksaan antibodi dan pemeriksaan antigen. Pemeriksaan antibodi yang
dapat dilakukan adalah test Widal, test Hemagglutinin (HA), Countercurrent
immunoelectrophoresis (CIE), dan test cepat/ rapid test (Typhidot, TUBEX).
Dan untuk pemeriksaan antigen bisa dilakukan dengan tes ELISA (UKK Infeksi
dan Penyakit Tropis IDAI, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, D. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Depkes, (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid.
Jakarta: Departeman Kesehatan Republik Indonesia.

Juffrie, M, dan I. Darmawan. 2018. Panduan Praktek Pediatrik. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Health Statistic. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Pusat Data dan Informasi.

Kobayashi, T., Kutsuna, S., Hayakawa, K., Kato, Y., Ohmagari, N.,Uryu, H., Ohnishi,
M. 2016. Case report: An outbreak of food-borne typhoid fever due to
salmonella enterica serotype typhi in Japan reported for the first time in 16
years. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 94(2): 289–291.

Nanda, S.D., Maulina. 2016. Perilaku Pencegahan Penyakit Demam Tifoid Pada
Mahasiswa Prevention Behavior In Students Tyhpoid Fever. Jurnal
Universitas Syiah Kuala. Vol 1(1): 1-5

Nuruzzaman, H., dan F. Syahrul. 2016. Analisis Risiko Kejadian Demam Tifoid
Berdasarkan Diri dan Kebiasaan Jajan di Rumah. Jurnal Berkala Epidemiologi
.Vol 4(1): 74-86.

Prehamukti, 2018. Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Kejadian Demam


Tifoid. Higeia. 2(4): 587 – 598.

Purba, I, E., dkk. 2016. Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia:


tantangan dan peluang. Sumatera Utara: unviersitas dari mutiara Indonesia

Ramaningrum, G., H. D. Anggraheny., dan T. P. Putri. 2017. Faktor - faktor yang


mempengaruhi kejadian demam tifoid pada anak di RSUD Tugurejo
Semarang. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Saputra, R, K.,R. Majid., dan H. Bahr. 2017. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan
Kebiasaan Makan dengan Gejala Demam Tifoid pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarkat Universitas Halu Oleo Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Vol 2(6): 250-731.

UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI. 2016. Rekomendasi IDAI mengenai
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. Pengurus Pusat Ikatan
Dokter Anak Indonesia: Jakarta.

Ulfa, F., dan O.W.K. Handayani. 2018. Kejadian Demam Tifoid Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagiyanten. Semarang : HIGEIA.

Yonathan, D. Y. 2013. Hubungan antara Kualitas Sarana dan Prasarana Rumah dan
Perilaku Sehat dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Ngaliyan Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(1): 390-398.
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TENTANG CUCI TANGAN
JANUARI TAHUN 2020

Jember, 15 Januari 2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Sub topik : Cuci Tangan


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Target : 20 orang
Tempat : Poli Spesialis
Hari/Tanggal : Jum’at/ 24 Januari 2020
Waktu : 20 menit 10.00 – 10.20 WIB
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Pemberi materi : Aulia Merdekawati N.H., S. Kep., Ners

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui


bagaimana cara cuci tangan yang benar untuk untuk menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan audience dapat :


a. Mengetahui definisi cuci tangan
b. Mengetahui tujuan cuci tangan.
c. Mengetahui pentingnya cuci tangan.
d. Mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan.
e. Mempraktikkan langkah-langkah dalam mencuci tangan

3. Pokok Bahasan

Cuci Tangan

4. Subpokok Bahasan

a. Definisi cuci tangan


b. Tujuan cuci tangan.
c. Pentingnya cuci tangan.
d. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan.
e. Langkah-langkah dalam mencuci tangan

5. Waktu

Waktu yang dibutuhkan untuk penyuluhan adalah 20 menit.

6. Bahan/Alat yang digunakan

a. leaflet
b. Handsanitizer
c. Lembar balik
7. Model Pembelajaran

a. Jenis model penyuluhan: pertemuan (tatap muka)


b. Landasan Teori: ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana pendidikan kesehatan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan

Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal dan lain-lain) tentang cara cuci tangan
dan membuat media penyuluhan (poster).

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


No Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Penyajian Pelaksanaan 20 menit
a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
cuci tangan
1) Menanyakan kepada 1) Memberikan
peserta mengenai pertanyaan
materi yang baru
disampaikan 2) Memperhatikan
2) Mendiskusikan bersama dan memberi
jawaban yang diberikan tanggapan

b. Menjelaskan tujuan cuci b. Memperhatikan


tangan.
1) Menanyakan kepada 1) Memberikan
peserta mengenai pertanyaan
materi yang baru 2) Memperhatikan
disampaikan dan memberi
2) Mendiskusikan bersama tanggapan
jawaban yang diberikan

c. Menjelaskan tentang c. Memperhatikan


pentingnya cuci tangan.
1) Menyanykan kepada
peserta mengenai 1) Memberikan
materi yang baru pertanyaan
disampaikan 2) Memperhatikan
2) Mendiskusikan dan memberi
bersama jawaban yang tanggapan
diberikan

d. Menjelaskan waktu yang


tepat untuk cuci tangan. d. Memperhatikan
1) Menanyakan kepada
peserta mengenai 1) Memberikan
materi yang baru pertanyaan
disampaikan
2) Mendiskusikan bersama 2) Memperhatikan
jawaban yang diberikan dan memberi
tanggapan

e. Menjelaskan dan e. Memperhatikan


mempraktikkan langkah-
langkah dalam cuci 1) Memberikan
tangan. pertanyaan
1) Menanyakan kepada 2) Memperhatikan
peserta mengenai dan memberi
materi yang baru tanggapan
disampaikan
2) Mendiskusikan
bersama jawaban yang
diberikan

10. Evaluasi

a. Prosedur Evaluasi
Peserta penyuluhan menjawab pertanyaan
1) Apa pengertian cuci tangan?
2) Apa saja pentingnya cuci tangan?
3) Bagaimana langkah-langkah cuci tangan yang benar?

b. Kriteri Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Penyelenggaraan penatalaksanaan promosi kesehatan cara mencuci
tangan di Poli Spesialis RS Baladhika Husada
b) Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum
pelaksanaan.
c) Tersedia lingkungan yang nyaman.
2) Evaluasi Proses
a) Penyuluh dapat menfasilitasi dan meningkatkan kemampuan
penatalaksanaan cuci tangan.
b) Peserta dapat mengikuti pendidikan kesehatan
c) Peserta antusias terhadap kegiatan yang dilakukan.
d) Peserta berpartisipasi dalam kegiatan dengan mengajukan dan menjawab
pertanyaan dengan benar.
e) Proses pendidikan kesehatan cuci tangan.
3) Evaluasi Hasil
a) Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b) Peserta dapat merasakan manfaat pendidikan kesehatan cuci tangan.
c) Kegiatan pendidikan kesehatan cuci tangan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai
d) Kehadiran peserta dihitung dengan Adequancy of performance kegiatan
𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑕𝑎𝑑𝑖𝑟
𝑎𝑑𝑒𝑞𝑢𝑎𝑛𝑐𝑦 𝑜𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 =
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑕𝑎𝑑𝑖𝑟

Kriteria:
i < 50% = peserta tidak mencukupi dan kegiatan dinyatakan tidak
sukses dari segi peserta
ii 50-75% = peserta kurang mencukupi dan kegiatan dinyatakan kurang
sukses dari segi peserta
iii >75% = peserta mencukupi dan kegiatan dinyatakan sukses dari segi
peserta
MATERI
CUCI TANGAN

1. Cuci Tangan Pakai Sabun


Upaya promotif dan preventif dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
bangsa dan masyarakat dapat dilakukan dengan penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat. Kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan sabun yang mengalir
adalah bagian dari perilaku hidup sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar
pembangunan kesehatan yakni perilaku hidup sehat, penciptaan lingkungan yang
sehat serta penyediaan layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat (Susantiningsih dkk., 2018).
Melalui tangan kita sendiri segala bibit penyakit itu juga bisa memasuki
mulut, lubang hidung, mata, atau liang telinga, karena kebiasaan memasukkan jari
ke hidung, mengucek mata, mengorek liang telinga, bukan pada waktu yang tepat
(pada saat tangan kotor), dan ketika jari belum dibasuh (belum cuci tangan). Hal ini
penting untuk pengendalian risiko penyakit yang berhubungan dengan lingkungan,
seperti penyakit diare, penyakit kecacingan, dan tifoid yang sebenarnya dapat
dicegah dengan kebiasaan buang air besar di jamban, penyediaan air minum dan
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum
menjamah makanan (Susantiningsih dkk., 2018).
Gerakan mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir adalah suatu
kegiatan sebagai upaya prefentif dalam melindungi anak – anka dari penyakit
menular. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat dilakukan
pada waktu-waktu berikut: sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil
dan air besar, setelah bermain/memberi makan/memegang hewan. Mencuci tangan
memakai sabun dan air mengalir yang dipraktikkan secara tepat dan benar
merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit.
Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran
dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi
jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya
pada kedua tangan (Susantiningsih dkk., 2018).
2. Tujuan Mencuci Tangan
a. Menjaga Kebersihan diri mengingat tangan adalah jalur utama transmisi kuman
b. Mencegah infeksi silang yaitu pencegahan infeksi antara petugas – pasien akibat
adanya kontak langsung degan pasien atau cairan tubuh pasien yang terinfeksi
penyakit menular. WHO mengungkapkan terdapat ribuan orang meninggal setiap
hari di seluruh dunia karena infeksi yang diperoleh dari tubuh pasien selama
perawatan kesehatan.
c. Upaya kebersihan tangan adalah langkah yang paling penting untuk menghindari
transmisi kuman berbahaya dan mencegah terkait infeksi saat perawatan kesehatan.

3. Manfaat Cuci Tangan


Perilaku cuci tangan menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki
dampak besar bagi pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA.
Mencuci tangan menggunakan sabun maupun dengan menggunakan pencuci tangan
berbasis alkohol memberikan efektifi tas dalam mengurangi konsentrasi virus pada
tangan. cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mencegah infeksi cacingan. Bila tidak
mencuci tangan menggunakan sabun, dapat menularkan infeksi pada diri sendiri
terhadap bakteri dan virus dengan memegang bagian hidung, mata dan mulut. Selain
itu juga dapat menyebarkan atau menularkan bakteri kepada orang lain. Penyakit
infeksi biasanya terjangkit melalui kontak tangan ke tangan termasuk flu dan common
cold. Pada tangan yang kurang bersih tidak hanya dapat menyebabkan ISPA dan diare
tetapi juga dapat menimbulkan penyakit terkait infeksi bakteri Salmonella dan E.coli
seperti demam typhoid (Risnawaty, 2016).

4. Langkah – langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar


Berikut langkah mencuci tangan berdasarkan jurnal Calebes Abdimas: Jurnal
Pengabdian masyarakat (Ambarwati dkk., 2019) sebagai berikut:
a. Basahi kedua tangan sampai ke siku dengan air yang mengalir. Jaga tangan dan
lengan bawah berada lebih rendah dari siku selama prosedur dilakukan. Tangan
menjadi bagian yang paling bersih dari anggota gerak atas.
b. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptic pada tangan dan gosok
sampai berbusa. Jika menggunakan sabun batangan pegang dan gosok sampai
berbusa. Jumlah bakteri berkurang secara signifikan pada tangan jika digunakan 3 – 5
sabun antimicrobial

c. Bersihkan kedua tangan dan jari selama 10-15 detik. Gesekan dan gosokkan mekanik
mengangkat kotoran dan bakteri, sabun antimicrobial harus kontak dengan kulit selama
sedikitnya 10 detik.

d. Bersihkan punggung tangan kanan dan kiri dengan gerakan memutar secara
bergantan.

e. Bersihkan sela jari kanan dan kiri secara menyilangkan jari – jari dan ibu jari
memastikan bahwa semua permukaan dibersihkan.
f. Bersihkan punggung jari kanan dan kiri secara bergantian.

g. Bersihkan ibu jari kanan dan kiri secara bergantian

h. Bersihkan ujung jari kanan dan kiri pada telapak tangan secara bergantian

i. Jika area dibawah jari-jari kotor tambahkan sabun atau disikat dengan sikat kuku.
Penyikatan kotoran di bawah kuku dapat mengurangi mikroorganisme pada tangan.
j. Bilas kedua tangan secara menyeluruh, jaga tangan diatas dan siku tetap dibawah.
Pembilasan secara mekanik dapat membersihkan kotoran dan mikroorganisme.
Mengeringkan tangan mencegah kulit pecah-pecah dan kasar
k. Gunakan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tangan, gerakan dari jari ke
siku. Keringkan dengan gerakan melingkar
l. Tutup kran dengan menggunakan handuk atau tissu. Mencegah kontaminasi tangan

2. Kapan Waktu Yang tepat untuk cuci tangan


Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah
beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai
sabun menurut Ana (2015) dalam Anggreini & Setya 2016 :
a. Sebelum dan sesudah makan.
Pastilah hal ini harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terkontaminasinya makanan yang akan kita konsumsi dengan kuman, sekaligus
mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh kita.
b. Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan
Bukankah kuman akan mati ketika bahan makanan dimasak? Memang benar.
Masalahnya bukan terletak pada bahan makanannya, tetapi kuman – kuman yang
menempel pada tangan anda ketika mengolah bahan mentah.
c. Sebelum dan sesudah mengganti popok
Untuk menjaga sterilnya kulit bayi dari kuman – kuman berbahaya yang dapat
menginfeksi, maka anda wajib untuk mencuci tangan dengan benar sebelum dan
sesudah mengganti popok bayi.
d. Setelah buang air besar dan buang air kecil
Ketika melakukan buang air besar dan buang air kecil kuman dan bakteri akan
mudah menempel pada tangan anda, dan harus dibersihkan.
e. Setelah bersin atau batuk
Sama seperti buang air kecil dan buang air besar, ketika bersin atau batuk, itu
artinya anda sedang menyemburkan bakteri dan kuman dari mulut dan hidung
anda. Refleks anda pastinya menutup mulut dan hidung dengan tangan, yang
artinya, kuman akan menempel pada tangan anda.
f. Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi pada bagian mata ketika anda
menempelkan lensa kontak pada mata anda.
g. Setelah menyentuh binatang
Bulu binatang merupakan penyumbang bakteri dan kuman yang sangat besar,
sehingga anda wajib mencuci tangan anda setelah bersentuhan dengan
binatang, terutama yang berbulu tebal.

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Mencuci tangan


a. Diare
b. Thyfus
c. Disentri
d. Penyakit infeksi cacing
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. R, dan Prihastuti. 2019. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
Mencuci Tangan Menggunakan Sabun dan Air mengalir sebagai Upaya Untuk
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Seha (PHBS) Sejak Dini. Calebes
Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(1): 45 – 52.

Risnawaty, G. 2016. Faktor Determinan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada
Masyarakat di Tanah Kalikedinding. Jurnal Promkes. 4(1): 70-81.

Susantiningsih, T., R. Yuliyanti. K. Simanjutak, dan Arfiyanti. 2018. PKM Pelatihan


Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Untuk Masyarkat RT 007/RW 007 Desa Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere Kota
Depok. Jurnal Bakti Masyarkat Indonesia. 1(2): 75 – 84.
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
UNIT PROMKES

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN


TENTANG DEMAM TYPHOID
JANUARI TAHUN 2020

Jember, 15 Januari 2020


RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
UNIT PROMKES

LAPORAN PELAKSANAAN
KEGIATAN PENYULUHAN
TENTANG DEMAM TYPHOID

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
a. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga pasien dan keluarga,
tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan kata lain
pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk kegiatan penyuluhan
kesehatan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku pasien dan keluarga yang
merugikan kesehatan kearah perilaku hidup sehat. Kegiatan ini merupakan
agenda program tahunan yang dilaksanakan oleh Rumkit Tk.III Baladhika
Husada.

b. Memberikan pengertian bahwa pendidikan kesehatan merupakan sejumlah


pengalaman yang menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan
yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat dan
bangsa. Semua dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara
suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan memelihara kesehatan; dan

c. Agar penyelenggaraan penyuluhan kesehatan TA. 2020 dapat terlaksana secara


optimal, maka perlu disusun Rencana Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan TA.
2020.

2. Tujuan

a. Maksud. Memberikan gambaran tentang rencana Penyelenggaraan Penyuluhan


Kesehatan di area ruang Poli Spesialis Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada
TA. 2020.

b. Tujuan. Sebagai pedoman bagi penyelenggaraan Penyuluhan Kesehatan di area


ruang Poli Spesialis Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada TA. 2020 sehingga
kegiatan dapat tercapai sesuai sasaran yang telah ditentukan.

3. Ruang Lingkup.

a. Pendahuluan
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
c. Kepanitiaan
d. Pembiayaan
e. Penutup
4. Dasar.

a. Program Kerja Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada TA. 2020


b. Program kerja Koordinator Unit Fungsional Rumkit Tk.III Baladhika Husada
TA. 2020
c. Program kerja Unit Promkes Rumkit Tk.III Baladhika Husada TA. 2020
d. Program kerja Pendidikan S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
BAB II
POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN KEGIATAN
.

5. Sasaran Latihan.
Pasien, Keluarga dan Pengunjung.

6. Waktu dan Tempat Kegiatan.


a. Acara diselenggarakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Januari 2020
Jam : 09.45 s.d. 10.15
b. Tempat : Poli Spesialis Rumah Sakit Baladhika Husada

7. Pendukung kegiatan.
a. Pemateri : 1 Orang.
b. Deonstrator : 2 Orang.
c. Pendukung : 3 Orang.
d. Peserta : 25 Orang.

8. Macam dan Metode Kegiatan.


a. Macam : Teknis
b. Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan diskusi.

9. Materi Latihan.

a. Definisi Penyakit Demam Typhoid


b. Tanda dan Gejala Penyakit Demam Typhoid
c. Faktor penyebab Penyakit Demam Typhoid
d. Pencegahan Penyakit Demam Typhoid
e. Tata laksana Penyakit Demam Typhoid
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN

10. Pelaksanaan Latihan.


a. Mekanisme.
Kegiatan dilaksanakan oleh penyelenggara sesuai dengan rencana,
kegiatan penyuluhan dan demonstrasi menambah pengetahuan bagi pasien,
keluarga maupun pengunjung sedangkan sarana dan prasarana menggunakan
yang ada disatuan, sehingga kegiatan dapat berjalan secara optimal sesuai
dengan yang diharapkan
b. Realisme.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan pentahapan, dimana
pembekalan materi kegiatan yang diberikan oleh pemateri mampu diterima dan
diserap oleh pasien dan keluarga sehingga tidak banyak kendala yang dihadapi.

11. Lain-lain yang perlu dilaporkan.


Kegiatan penyuluhan dapat dilaksanakan secara maksimal tanpa mengabaikan
faktor keamanan personel maupun materiil.

BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

12. Hasil yang dicapai


Berdasarkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan berjalan dengan aman,
tertib dan lancar sesuai dengan sasaran yang diharapkan, hasil yang dicapai
adalah mengetahui manfaat penyuluhan kesehatan

13. Hal-hal yang menonjol.

a. Semangat dan kerjasama seluruh yang terkait mulai tahap perencanaan,


persiapan dan pelaksanaan kegiatan sudah berjalan dengan baik dan lancar
dan

b. Hal menonjol tersebut diatas menjadi catatan penting bagi penyelenggara


kegiatan guna perbaikan pada kegiatan Penyuluhan .
BAB V
EVALUASI
15. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Penyelenggaraan penatalaksanaan promosi kesehatan penyakit demam typhoid
yang dilakukan di ruang Poli Spesialis, telah dilaksanakan dengan susunan
sebagai berikut:
1) Penanggung Jawab : dr. Maksum Pandelima,Sp. OT
2) Ketua Panitian : A’jalil Achbab,S.Kep Ners,M.MKes
3) Moderator : Erfiana, Amd.Keb
4) Penyaji : A’jalil Achbab,S.Kep Ners,M.MKes
5) Notulen : Luluk Pristiono,Amd.Kep
6) Pemateri : Aulia Merdekawati, S.Kep.,Ners
7) Peserta : Pasien, keluarga dan pengunjung

b. Evaluasi Proses
Telah dilaksanakan penyuluhan tentang demam typhoid di Poli Klinik
Spesialis, dan peserta yang mengikuti sebanyak 25 orang.

c. Evaluasi Hasil

X 100%

= 21 x 100%
30

= 70%
Berdasarkan perhitungan adequancy of performance penyuluhan ini dapat
dikatakan berhasil dari segi jumlah peserta yang hadir

BAB VI
PENUTUP

14. Kesimpulan.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat berjalan dengan aman dan lancar
sesuai dengan rencana kegiatan meskipun masih terdapat kekurangan yang perlu
ditingkatkan dalam pelaksanaannya, setiap kendala dan hambatan yang ditemukan
dapat diatasi dengan mengerahkan segala kemampuan Rumah sakit yang dimiliki.

15. Laporan.
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini dibuat sebagai
bahan masukan dan perunitbangan pimpinan dalam menentukan kebijakan
selanjutnya.

Ka unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit,

A'jalil Achbab, S.Kep.Ners, M.M.Kes


III/c NIP 196912231996031001
Lampiran :
- Dokumentasi kegiatan
Dokumentasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai