Anda di halaman 1dari 121

SEMINAR KASUS PADA TN.

D DENGAN DIAGNOSA DM TIPE 2, MELENA, VERTIGO,


ULKUS DM POST DEBRIDEMENT, ANEMIA DI RUANG INTERNA I RSUD TOTO KABILA
KABUPATEN BONE BOLANGO

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

PRESEPTOR
Ns. Nurliah, S.Kep, M.Kep TTD
KLINIK

PRESEPTOR
Ns. Fadli Syamsuddin, S.Kep,M.Kep.,Sp.Kep.MB TTD
AKADEMIK

1. TGL :
TANGGAL
2. TEPAT WAKTU :
PENGUMPULAN 3. TERLAMBAT :

SARAN
PRESEPTOR
KLNIK/AKADEMIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
NAMA NAMA ANGGOTA KELOMPOK
KELOMPOK II
1. Irfan Ibrahim, S.Kep
2. Hardianti,S.Kep
3. Tiara Nurbaiti Nusa,S.Kep
4. Windrawati Ismail,S.Kep
5. Rosalinda Pakaya,S.Kep
6. Putri Ridwan Bakari,S.Kep
7. Sri Susanti Abdullah,S.Kep
8. Zilfawaty Anton Gino,S.Kep
9. Dewanti K. Hasan,S.Kep
10. Indrawati Pomalingo,S.Kep
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR AKHIR
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN SEMINAR AKHIR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

PENYUSUN : KELOMPOK 2
NAMA MAHASISWA :
1. Irfan Ibrahim, S.Kep
2. Hardianti,S.Kep
3. Tiara Nurbaiti Nusa,S.Kep
4. Windrawati Ismail,S.Kep
5. Rosalinda Pakaya,S.Kep
6. Putri Ridwan Bakari,S.Kep
7. Sri Susanti Abdullah,S.Kep
8. Zilfawaty Anton Gino,S.Kep
9. Dewanti K. Hasan,S.Kep
10. Indrawati Pomalingo,S.Kep

TEMPAT PRAKTEK : RUANG INTERNA 1


TANGGAL PRAKTEK : 20 APRIL – 25 MEI 2022
Telah di setujui oleh preseptor klinik dan preseptor akademik dan telah diperbaiki sesuai saran
yang diberikan
Hari :
Tanggal :
Mengetahui

Preseptor akademik Preseptor akademik

Ns. Fadli Syamsuddin, S.Kep,M.Kep.,Sp.Kep.MB Ns. Nurliah, S.Kep, M.Kep


KATA PENGANTAR

Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, penulis
memanjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. karena berkat dan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir seminar Kasus Stase
Keperawatan Medikal Bedah I dengan judul “Tn.A dengan Diagnosa DM TIpe II,
Melena, Vertigo, Ulkus Dm Post, Anemia di Ruang Interna 1 RSUD TOTO KABILA”.
Selama menjalani studi dan menyelesaikan laporan seminar Stase Keperawatan Medikal
Bedah I banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM, M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan;

2. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners

3. Ns. Fadli Syamsuddin, M.Kep, Sp.Kep.MB. selaku Preseptor Akademik Ruang Interna
1 sekaligus sebagai Koordinator Stase Keperawatan Medikal Bedah

4. Ns. Nurliah, S.Kep, M.Kep selaku Preseptor Klinik Ruang Interna 1 RSUD Toto
Kabila

5. Teman Seperjuangan Profesi Ners Angkatan XIV Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan


pengetahuan, wawasan dan kemampuan kami. Oleh karena itu, Kami sangat meghargai
masukan guna penyempurnaan dalam penyusunan Laporan ini. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi para pengambil keputusan, pemerhati, dan para praktisi kesehatan.

Gorontalo, 18 MEI 2022

Kelompok I
DAFTAR ISI
SAMPUL ………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………….
1.3 Manfaat ………………………………………………………………………
BAB II Consept Mapt Teoritis Penyakit Pasien Dan Jalur Klinis Pasien
2.1 Clinical phatway …………………………………………………………….
2.2 Resume pasien ………………………………………………………………
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian……………………………………………………………………
3.2 Pathways ……………………………………………………………………..
3.3 Diganosa keperawatan ……………………………………………………….
3.4 Rencana keperawatan ………………………………………………………..
3.5 Implementasi dan evaluasi …………………………………………………..
BAB IV ANALISIS KALUS
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,


dan protein yang disebabkan oleh karena kehilangan sel-sel yang memproduksi
insulin di pankreas atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin yang
menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah (Kassahun & Mekonen, 2017).
Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh
gagalnya organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai.
Penyakit ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara
menahun. Berdasarkan penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga
jenis, diantaranya diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional
(Kemenkes RI, 2020). Diabetes melitus tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun
yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada pankreas
sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan diabetes melitus
tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel dalam
tubuh tidak mampu merespon sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional
disebabkan karena naiknya berbagai kadar hormon saat hamil yang bisa
menghambat kerja insulin (International Diabetes Federation, 2019). Maka dari
itu, untuk mengetahui bahwa seseorang mengidap penyakit diabetes melitus dapat
ditegakkan melalui pemeriksan klinis berupa pemeriksaan kadar gula darah.
Pemeriksaan klinis merupakan data penunjang yang dapat digunakan untuk
menegakan diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah satunya pada penderita
diabetes melitus yang dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan
glukometer. Menurut PERKENI (2015) ada empat kriteria dalam menegakkan
diagnosis DM, diantaranya melakukan pemeriksaan kadar gula darah
anteprandial, kadar gula darah post prandial, kadar gula darah acak dan
pemeriksaan Hba1c. Keadaan kadar gula darah yang meningkat pada pasien
diabetes melitus akan berdampak pada tingginya resiko ulkus kaki yang sulit
disembuhkan
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan dari laporan ini adalah mahasiswa mampu memaparkan hasil
asuhan keperawatan pada pasien diagnosa DM type 2, melena, vertigo, ulkus DM,
Anemia di ruang interna 1 RSUD TOTO KABILA KABUPATEN
GORONTALO.
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien DM type 2,
melena, vertigo, ulkus DM, Anemia Mampu mendokumentasikan :
1) Pengkajian pada pasien DM type 2, melena, vertigo, ulkus DM, Anemia
2) Penetapan diagnosa keperawatan pada pasien DM type 2, melena, vertigo,
ulkus DM, Anemia
3) Rencana keperawatan pada pasien DM type 2, melena, vertigo, ulkus DM,
Anemia
4) Implementasikan keperawatan pada pasien DM type 2, melena, vertigo, ulkus
DM, Anemia
5) Evaluasi keperawatan pada pasien DM type 2, melena, vertigo, ulkus DM,
Anemia
1.3 MANFAAT
1. Untuk mengetahui Pengkajian pada pasien DM type 2, melena, vertigo, ulkus
DM, Anemia
2. Untuk mengetahui cara menetapan diagnosa keperawatan pada pasien DM
type 2, melena, vertigo, ulkus DM, Anemia
3. Untuk mengetahui Rencana keperawatan pada pasien DM type 2, melena,
vertigo, ulkus DM, Anemia
4. Untuk mengetahui Implementasikan keperawatan pada pasien DM type 2,
melena, vertigo, ulkus DM, Anemia
5. Untuk mengethaui Evaluasi keperawatan pada pasien DM type 2, melena,
vertigo, ulkus DM, Anemia
BAB II
CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS
CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PASIEN KELOLAANSTASE
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

No.RM : 00 0168 96
Nama Lengkap : Tn.A
Jenis Kelamin :laki-laki
Tanggal Lahir : 02-04-1968
Tanggal msk rs :14-05-2022

ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

RUJUKAN/ DATANG SENDIRI : pasien datang kerumah sakit bersama keluarga


KELUHAN : pasien masuk rumah sakit dengan keluhan lemas sejak 1 hari
yang lalu, pusing berputar2, mual muntah, riw BAB hitam 1 hari yang lalu. Frekunesi 1 kali. Riw DM (+)
minum obat glucovance 2x1.Rw Op ulkus Diabetik (+) luka debridement

ASSESMENT AWAL IGD


Anamnesis :pasien masuk rumah sakit pada tanggal 14-05-2022 jam 19.50 dengan keluhan lemas sejak 1
hari yang lalu, pusing berputar2, mual muntah, riw BAB hitam 1 hari yang lalu. Frekunesi 1 kali. Riw DM (+)
minum obat glucovance 2x1.Rw Op ulkus Diabetik (+) luka debridement
Kriteria Triase :urgent
Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum compos mentis, Anemis (+) , rh -/-, Wz -/- Bu (+), akral hangat
Tekanan darah : 130/80 mmhg, Nadi : 94 x/m, frekuensi : 20x/m Spo2 : 98%, suhu : 36,9°c, GCS : Eye : 4,
Verbal :5 Motorik : 6 total 15, obstruksi total : simetri, obstruksi parsial : normal, akral : hangat

Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
Hematologi rutin : Hemoglobin 9,9 g/dl,Eritrosit: 3,98 ,Juta/uL, Leukosit: 10,97 ribu/uL:,Hematokrit:
30%, Thrombosit:327 ribu/uL
Kimia darah : GDS:398 mg/dl, ureum 81 mg/dl, kreatin 3.06 mg/dl, Natrium 128 mmol/L, kalium 3.9
mmol/L, Chlorida 93 mmol/L.
EKG
Diagnosa Kerja : DM type 2
Diagnosa Banding : melena, vertigo, ulkus DM post debridement, Anemia
Diagnosa Keperawatan :
Treatment : IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM, omeprazole 40 mg/12 j/Iv, ondencentron 4 mg/8 j/Iv, sucralfat syr
3x II cth/po, Flunarizin 2x1/PO, Glucuvance 2x1 (lanjut obat dipasien)
+GDP , Hba1c
ASSESMENT AWAL RUANGAN
Observasi pasien keluhan utama : Lemas
Tingkat Kesadaran : Composmentis GCS : 15
Treatmen : IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM, omeprazole 40 mg/12 j/Iv, ondencentron 4 mg/8 j/Iv, sucralfat syr
3x II cth/po, Flunarizin 2x1/PO, Glucuvance 2x1 (stop) , Novarapid 3x8 un, levemir 0-0-10 un
Diagnosa Medis : Dm type 2, melena, vertigo, ulkus DM post debridement, Anemia
Diagnosa keperawatan : intoleransi aktivitas

ASSESMENT SAAT PENGELOLAAN PASIEN


Treatmen : IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM, omeprazole 40 mg/12 j/Iv, ondencentron 4 mg/8 j/Iv, sucralfat syr
3x II cth/po, Flunarizin 2x1/PO, Glucuvance 2x1 (stop) , Novarapid 3x8 un, levemir 0-0-10 un
Diagnosa Medis : Dm type 2, melena, vertigo, ulkus DM post debridement, Anemia
Diagnosa keperawatan :
1. Ketidaksatbilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadat glukosa dalam darah tinggi
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d pasien nampak pucat
3. Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual
4. Gangguan intregitas kulit/jaringan d.d penurunan mobilitas d.d kerusakan jaringan/kulit
5. Resiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Mis. Kurang nafsu makan)
6. Resiko ketidakstabilan elektrolit d.d disfungsi ginjal
7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lemah
RESUMEKEPERAWATANPASIEN

NamaMahasiswa: kelompok 2 Tanggal : 17 05 2022 jam 13.45


Ruangan : InternaI Stase : KMB1
InformasiUmum:Tn. A umur 54 tahun jenis kelamin laki-laki, agama islam, pekerjaan guru
smp, pendidikan Sarjana, alamat desa boidu, NRM : 000 168 96, dirawat di interna 1, pasien
masuk rumah sakit pada tanggal 14-05-2022 jam 19.50 dengan keluhan lemas sejak 1 hari yang
lalu, pusing berputar2, mual muntah, riw BAB hitam 1 hari yang lalu. Frekunesi 1 kali. Riw DM
(+) minum obat glucovance 2x1.Rw Op ulkus Diabetik (+) luka debridement.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 17 mei 2022 jam 13.45,pasien mengeluh lemas,
mual, muntah, pusing. Pasien mengatakan ada riwayat DM, pasien ada luka DM dikaki sebelah
kiri dan sulit beraktivitas, pasien mengatakan nafsu makan menurun, tekanan darah 100/70
mmhg, nadi 92 kali/menit, suhu badan 36,5 ºc, RR : 20 kali/menit, Spo2 : 96%

DiagnosaMedis: Dm type 2, melena, vertigo, ulkus DM post debridement, Anemia


Pengkajian
1. Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernafasan) :
Pasien tidak sesak, mempunyai rpd DM. Tekanan Darah : 110/70 Mmhg, Nadi :
92x/m, Pernapasan : 20x/menit, Suhu badan : 356°c, Sp02 : 96%.Pergerakan dinding
dada simetris, Tidak ada otot bantu pernapasan, terdapat getaran fremitus, auskultasi
paru terdengar bunyi nafas vesiluer, bunyi perkusi terdapar bunyi paru sonor, bunyi
jantung I-II lup dup, CRT >2 detik. teraba dingin hangat, konjungtiva anemis.
Hemoglobin 9,9 g/dl,Eritrosit: 3,98 ,Juta/uL, Leukosit: 10,97 ribu/uL:,Hematokrit: 30%,
Thrombosit:327 ribu/uL.

2. Nutrisi cairan dan elektrolit:


diit biasa, pasien biasa makan nasi putih, ikan, sayur jumlah makan pe hari 2
kali/hari dengan porsi sedikit dan tidak dihabiskan, pasien tidak boleh makan yang
manis-manis, pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan mual, mual
8 kali dalam sehari, muntah 2 kali pada tadi malam dan pagi hari. Karakterisitk
muntah air bercampur lendir. Pasien mengatakan tidak alergi makanan, pasien tidak
ada masalah menguyah/menelan. Jumlah minum ± 3200 cc jenis air putih. Pasien
mengatakan dalam 6 bulan terakhir mengalami penurunan berat badan, berat badan
sebelumnya 80kg saat sakit 54 kg. tinggi badan pasien 162 cm, IMT : 20.4, BBI
55.8 kg (kecil). Lingkar abdomen 56 cm. abdomen tidak membucit. Bunyi perkusi
dengar bunyi abdomen timpani.

pemeriksaan Kimia darah : GDS:398 mg/dl, ureum 81 mg/dl, kreatin 3.06 mg/dl, Natrium
128 mmol/L, kalium 3.9 mmol/L, Chlorida 93 mmol/L.

3. Eliminasi:
pasien mengatakan 1 kali BAB, BAK ±5 kali dalam sehari, tidak ada keluhan pada saat
BAK, tidak ada nyeri BAK, warna kuning, kejernian jernih.

4. Aktifitas dan latihan:Pasien berbaring dan duduk di tempat tidur, Pasien tidak
memiliki kebiasaan sebelum tidur, pasien tidur ±7 jam perhari. Pasien
mengatakan jika pergi kekamar mandi atau toilet harus menggunakan bantuan
tongkat/ atau biasanya dibantu oleh istrinya.
Penilaian menggunakan skala morse
Kekuatan otot
5 5

3 5

5. Neurosensori dankognitif:kesadaran composmentis, GCSklien15,E: 4V:5M:6, ada


refreks patalogis babinski, ada refleks patela.
6. Keamanan atau proteksi : adaptif, terpasang IVFD nacl 0,9% 20 tpm, tidak terpasang
kateter urin,Leukosit: 10.97 ribu/uL
7. Endokrin :pemeriksaan laboratorium GDS : 398 mg/dL
8. Polanilai kepercayaan&spiritul:
pasien beragamaislam,belumbisamelakukankegiatan ibadahselama dirawat.
Yaitu ibadah sholat 5 waktu. Pasien sering membaca Alqur’an. Nilai
kepercayaan dan spritual baik.
9. Interaksi sosial : orang terdekat lebih berpengaruh adalah Istri . pasien sering
meminta bantuan dengan kepada keluarga jika terdapat masalah, pasien mengerti
dengan apa yang disampaikan oleh perawat. Pasien berbicara dengan jelas.
PENYIMPANGAN KDM

Pola hidup, obesitas, kurang olahraga, pola makan tidak sehat

Jumlah sel pancreas

Difisiensi insulin

DM type 2

Hiperglikemia

Fleksibilitas darah Kerusakan pankreas Pembatasan makanan


Lemas
merah

Disfungsi ginjal Sering lapar BB


Ketidakstabilan kadar Aliran darah lambat
glukosa dalam darah
Chlorida dan kalium Mual
Suplai O2 menurun menurun muntah

Hipoksia Risiko Nausea


ketidakseimbangan
elektrolit
Perfusi perifer
Kekebalan tubuh tidak efektif
Risiko Defisit
Nutrisi
Kerusakan saraf dikaki

Tidak merasa sakit

ulkus

Kerusakan intregitas
kulit/jaringan

kelemahan

Keterbatas beraktivitas Intoleransi aktivitas


Diagnosa keperawatan
1. Ketidaksatbilan kadar 2. Perfusi perifer 3. Nausea b.d 4. Gangguan 5. Resiko defisit 6. Resiko ketidakstabilan 7. Intoleransi
glukosa darah b.d tidak efektif iritasi lambung intregitas nutrisi d.d faktor elektrolit d.d disfungsi aktivitas b.d
resistensi insulin d.d b.d penurunan d.d mengeluh ginjal kelemahan d.d
kulit/jaringan psikologis ( Mis.
kadat glukosa dalam kosentrasi mual mengeluh lemah
d.d penurunan Kurang nafsu
darah tinggi hemoglobin d.d DS :
pasien nampak mobilitas d.d makan) DS :
DS : - Pasien mengatakan
DS : pucat - Pasien mengeluh kerusakan merasa lemah/lemas - Pasien mengeluh
- Pasien mengeluh mual jaringan/kulit DS : lemas
lemah DS : - Pasien mengeluh - Pasien DO : - Pasien mengeluh
- Pasien mengeluh - Pasien mengeluh mual 8 kali/sehari mengatakan - KU : lemah lelah
pusing lemah - Pasien - Kesadaran - Pasien merasa
DS : lemah
- Pasien mengatakan - Pasien mengeluh mengatakan tidak composmentis tidak nyaman
ada riwayat dm pusing - Pasien setelah
nafsu makan - Chlorida : 93 mmol/L
- Pasien mengatakan mengatakan ada DO : - Calium 39 mmoI/L beraktivitas
sering merasa DO: luka dikaki - BB sebelum sakit - Pasien
mengantuk DO : - KU : lemas sebelah kiri 80 kg setelah mengatakan
- KU : lemah - Frekuensi mual sakit 54 kg berjalan dengan
- Kesadaran compos ±8 kali/hari bantuan
DO : - Tinggi badan :
DO: mentis - Karakterisitik tongkat/istri
- Keadaan umum - Akral dingin
- Lokasi Luka 162 cm DO :
mual munta air
lemah - CRT > 3 detik DM pada kaki - IMT : 20,4 - KU : lemah
- Tekanan darah :
- Kesadaran - Konjungtiva 100/70 mmhg sebelah kiri (normal) - Kesadaran
composmentis anemis - Nadi : 92 x/m - BBI : 55,8 (kecil) composmentis
- Warna luka ,
- GDP 398 mg/dL - Bibir pucat - Respirasi : 20x - Pola makan 5 5
- Tekanan darah : merah, hitam 3 5
- Turgo kulit menit sebelum sakit 3
100/70 mmhg menurun - Spo2 : 96% kebiruan - Pasien nampak
kali/hari satu beraktivitas
- Nadi : 92 x/m - HB : 9,9 mg/dL - Terdapat
- Respirasi : 20x menit - Suhu badan : 36ºc piring penuh, saat menggunakan
- Tekanan darah : jaringan mati
- Spo2 : 96% 100/70 mmhg sakit kurang dari bantuan tongkat
- Lebar luka 3 sendok makan
- Suhu badan : 36ºc - Nadi : 92 x/m
- Respirasi : 20x sekitar ± 13 - Pasien nampak
menit cm pucat
- Spo2 : 96% - Dalam ± 3 cm
- Suhu badan : 36ºc - Tidak terdapat
edema
- Tidak terdapat
tanda-tanda
infeksi

Medical Manajemen Medical Manajemen Medical Manajemen


18 mei 2022 19 mei 2022 20 mei 2022
IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM Ryzodeg 8-0-8 un /sc
omeprazole 40 mg/12 j/Iv omeprazole 40 mg/12 j/Iv sucralfat syr 3x II cth/po
ondencentron 4 mg/8 j/Iv ondencentron 4 mg/8 j/Iv
sucralfat syr 3x II cth/po sucralfat syr 3x II cth/po
Flunarizin 2x1/PO Flunarizin 2x1/PO
Glucuvance 2x1 (stop) Ryzodeg 8-0-8 un /sc
Novarapid 3x8 un
levemir 0-0-10 un
Rencana keperawatan
Manajemen Perawatan sirkulasi Manajemen mual Perawatan Luka Manajemen Pemantauan elektrolit Dukungan
Hiperglikemia Observasi Observasi Observasi nutrisi Observasi ambulasin
Tindakan 1. Periksa sirkulasi 1. Identifikasi 1. Monitor Observasi 1. Monitor kadar Observasi
Observasi perifer (mis. Nadi faktor penyebab karakteristik 1. Memonitor elektrolit serum 1. memonitor
1. Monitor kadar perifer, edema, mual luka asupan dan Terapeutik kondisi umum
glukosa darah, jika pengisian kapiler, 2. Monitor mual 2. Monitor tanda keluarnya 3. Dokumentasian salama
perlu warna, suhu, tanda infeksi makanan dan hasil pemantauan melakukan
2. Monitor tanda anklebrachial Terapeutik Terapeutik cairan serta Edukasi ambulasi
gejala index) 3. Berikan 1. Bersihkan kebutuhan kalori Edukasi pemberian Terapeutik
hiperglikemia 2. Monitor panas, makanan dalam dengan cairan cairan intravena IVFD 1. memfasilitasi
kemerahan, nyeri, jumlah kecil dan NaCl atau Terapeutik Nacl 0,9 % 20 TPM
Terapeutik menarik 2. Diskusikan aktivitas
atau bengkak pembersih ambulasi
3. Berikan asupan 4. Berikan nontoksik, perilaku makan
dengan alat
cairan oral pada ekstremitas makanan dingin, seusai dan jumlah bantu misalnya
cairan bening, kebutuhan Aktfitas fisik tongkat
Edukasi Terapeutik tidak berbau dan 2. Berikan salep Edukasi
4. Anjurkan monitor 3. Hindari tidak berwarna yang sesuai ke Edukasi 2. menganjurkan
kadar glukosa pemasangan infus kulit/lasi, jika 3. Mengajarkan ambulasi
darah secara atau pengambilan Edukasi perlu pengaturan diit sederhana
mandiri darah di area 5. Anjurkan 3. Pasang balutan yang tepat yang harus
5. Anjurkan keterbatasan istirhat dan tidur sesuai jenis Kolaborasi dilakukan
kepatuhan terhadap perfusi yang cukup luka misalnya
diet dan olahraga 4. Hindari 6. Ajarkan 4. Mengkolabor
4. Pertahankan asikan berjalan dari
pengukuran penggunaan teknik steril tempat tidur
Kolaborasi tekanan darah teknik dengan ahli
6. Kolaborasi saat gizi tentang ke toilet
pada ekstremitas nonfarmokologi melakukan
pemberian dengan untuk mengatasi target berat
insulinNovarapid Edukasi badan,kebutu
keterbatasan mual 5. Jelaskan tanda
3x8 un , levemir 0-0- han kalori
perfusi (mis.Relaksasi) dan gejala
10 un/sc dan pilihan
Edukasi Kolaborasi infeksi makanan
5. Anjurkan 7.Kolaborasi Kolaborasi
berolahraga rutin pemberian obat 6. Kolaborasi
omeprazole 40 pemberian
mg/12 j/Iv, antibiotik
ondencentron 4 mg/8
j/Iv
sucralfat syr 3x II
cth/po

Implementasi dan evaluasi


Rabu 18 mei 2022 Rabu 18 mei 2022 Rabu 18 mei 2022 Rabu 18 mei Rabu 18 mei 2022 Rabu 18 mei 2022 Rabu 18 mei 2022
Observasi Observasi 2022 1.memonitor
1. Memonitor kadar 1. Periksa Observasi Observasi Observasi Observasi kondisi umum
glukosa darah, jika sirkulasi periref 1. Mengidentif 1. Memonitor 1. Memonitor 1. memonitor salama melakukan
perlu Dengan Hasil ikasi faktor karakteristik luka asupan dan kadar elektrolit ambulasi
Dengan Hasil : penyebab mual Dengan Hasil : keluarnya serum
: Dengan Hasil :
Hasil GDP pasien Tn Lokasi Luka DM makanan dan
Nadi pasien Dengan Hasil : Dengan hasil : Pasien mengeluh
pada kaki sebelah
A : 398 mg/dL ( normal, dan pasien cairan serta 1) Chlorida : 93 pada saat
kiri
70-110) tidak terdapat mengatakan Warna luka , kebutuhan kalori mmol/L beraktivitas
masih mual merah, hitam Dengan Hasil : 2) Calium 39 terutama akan ke
2. Memonitor tanda edema karena pasien kebiruan menu makan mmoI/L toilet pasien akan
gejala tidak ada nafsu Lebar luka sekitar pasien nasi ikan 3) Natrium 128 merasakan lemas
hiperglikemia Terapeutik makan ± 13 cm dan sayur,pasien mmoI/L
Dengan Hasil : 2. Hindari Dalam ± 3 cm makan dengan Terapeutik
Pasien mengatakan pemasangan 2. Memonitor porsi sedikit. Terapeutik 2.memfasilitasi
infus atau 2. Memonitor aktivitas
pasien Mual mual pasien muntah air 2. mendokumentasian
pengambilan tanda tanda ambulasi dengan
muntah lemas, Dengan Hasil : infeksi sedikit, 100cc . hasil pemantauan
sering haus darah diarea Pasien masih dengan hasil : alat bantu
Dengan Hasil : Terapeutik
keterbatasan mual 4x dalam 1) Chlorida : 93 misalnya tongkat
Terapeutik Tidak ada tanda – 2. Diskusikan
perfusi sehari tanda infeksi mmol/L Dengan Hasil :
3. memberikan perilaku makan 2) Calium 39 pada saat akan
Dengan Hasil pada luka Tn . A
asupan cairan oral Terapeutik (meliputi nyeri, dan jumlah mmoI/L beraktivitas
Dengan Hasil : : 3. Memberika Aktfitas fisik pasien
panas, bengkak, 3) Natrium 128
pasien tampak minum Agar tidak n makanan Dengan Hasil : menggunakan
kemerahan, dan mmoI/L
air putih terjadi hal-hal dingin, cairan peningkatan menu makan alat bantu
yang tidak bening, tidak exudat) pasien nasi ikan tongkat
Edukasi diingikan pada berbau dan tidak dan sayur,pasien Edukasi Edukasi
4. Menganjurkan pasein berwarna Terapeutik makan dengan 3. mengedukasi
pemberian cairan 3.menganjurkan
monitor kadar 3. membersih porsi sedikit.
Dengan Hasil : intravena, jika perlu ambulasi
glukosa darah Edukasi Pasien tetap kan dengan pasien muntah air
3. Anjurkan sedikit, 100cc dengan hasil : sederhana yang
secara mandiri diberikan bubur cairan NaCl atau
berolahraga Edukasi pasien diberikan cairan harus dilakukan
Dengan hasil : pembersih
secara rutin dan hanya minum 3. Mengajarkan IVFD naCl 0,9% 20 tpm misalnya
Pasien mengatakan nontoksik, seusai
Dengan hasil : air putih kebutuhan pengaturan diit berjalan dari
slalu mengontrol
Pasien Dengan Hasil : yang tepat tempat tidur ke
gula darahnya Edukasi
dianjurkan luka pasien di Dengan hasil : toilet
4. Menganjurk
melakukan lakukan pasien makan 2 Dengan hasil :
5. menganjurkan an istirhat dan
rom pasif perawatan/bersih kali/hari dengan
kepatuhan terhadap tidur yang cukup kan dengan Pasien melakukan
diet dan olahraga Dengan Hasil porsi sedikit tidak ambulasi dengan
Cairan NaCl 0,9
Dengan Hasil : :Pasien % habis cara berjalan
Pasien mengatakan dianjurkan untuk Kolaborasi
dirinya mengikuti istirahat dan tidur 4. memberika 4. Mengkolaborasik
diet yang diberikan yang cukup n salep yang
an dengan ahli
oleh petugas di RS sesuai ke
Kolaborasi kulit/lasi, jika gizi tentang target
Kolaborasi 5. Mengkolab perlu berat
6. Mengkolaborasi orasi pemberian Dengan Hasil : badan,kebutuhan
pemberian insulin, antiemetik Luka pasien kalori dan pilihan
jika perlu Dengan Hasil : diberikan salep makanan
Dengan hasil : Diberikan injeksi Tribee Salf Dengan hasil :
Pasien diberikan omeprazole 40 perawat
penyuntikan mg 2x1, 5. mempasan memberitahukan
insulin Nevorapid Ondasetron 3x1 g balutan sesuai kepada ahli gizi
jenis luka
3X 8 un dan tentang BB
Dengan Hasil :
levemir 0-0-10 un Pasien di pasang pasien, dan ahli
balutan sesuai gizi yang
jenis luka mengatur
kebutuhan kalori
Edukasi pasien
6. menjelaska
n tanda dan
gejala infeksi
Dengan Hasil :
Perawat
menjelaskan
tanda gejala
infeksi yaitu jika
luka nampak
kemerahan,
bernanah,
bengkak, luka
terasa panas nyeri
pada luka

Kolaborasi
7. mengkolab
orasi pemberian
antibiotik
Dengan Hasil :
Kolaborasi
dengan dokter
tentang
pemberian
analgetik
EVALUASI HARI RABU TANGGAL 18 MEI 2022
Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
S : pasien S : Pasien masih S: Pasien masih S : pasien S : - pasien S : pasien
mengatakan gula mengeluh lemah mengeluh mual mengatakan ada mengatakan S : Pasien mengatakan mengeluh
darahnya masih dan pusing luka pada kaki kiri berat badan lemas
merasa lemah/lemas
tinggi dan badanya O : crt > 3 detik O: Ku lemah, O: sebelum sakit O : pasien
masih terasa lemas A :Masalah Perfusi masih mual Lokasi Luka DM 80 sesudah sakit O : KU : lemah, Nampak
perifer tidak efektif sebanyak 6x pada kaki sebelah 54 Kesadaran beraktivitas
O : keadaan umum belum teratasi dalam sehari. kiri - Pasien composmentis, menggunakan
pasien lemas P :lanjutkan A: Masalah mengeluh Chlorida : 93 bantuan tongkat
Warna luka ,
Hasil GDP : 398 intervensi Nausea belum kurang nafsu mmol/L, Calium 39
mg/dL ( 70-110) teratasi merah, hitam makan mmoI/L, Natrium A : masalah
P: Lanjutkan kebiruan O : - Imt: 20,4 (berat 128 mmoI/L intoleransi
A : masalah intervensi Lebar luka sekitar badan dlam A : masalah Risiko aktivitas belum
ketidakstabilan kadar ± 13 cm normal) teratasi
ketidakseimbangan
gula darah belum Dalam ± 3 cm - BBI: 55,8 Kg
teratasi (kecil) elektrolit belum teratasi
Tidak terdapat
P. lanjutkan intervensi P :lanjutkan
edema
P : lanjutkan A : masalah resiko intervensi
Tidak terdat defisit nutrisi
intervensi tanda-tanda infeksi belum teratasi

A : masalah
gangguan
intregitas kulit
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi

EVALUASI HARI KAMIS TANGGAL 19 MEI 2022


S : pasien S : Pasien masih : Pasien S : pasien S : - pasien S : Pasien S : pasien
mengatakan gula mengeluh lemah mengatakan mual mengatakan mengatakan mengeluh lemas
mengatakan merasa
darahnya masih dan pusing berkurang ada luka pada berat badan O : pasien
tinggi dan badanya O : crt > 3 detik kaki kiri sebelum sakit lemah/lemas Nampak
masih terasa lemas A :Masalah Perfusi O: Ku lemah, O: 80 sesudah beraktivitas
O : KU : lemah,
dan sering haus perifer tidak efektif kesadaran Lokasi Luka DM sakit 54 menggunakan
Kesadaran
belum teratasi komposmentis, pada kaki - Pasien bantuan tongkat
composmentis,
O : keadaan umum P :lanjutkan mual frekuensi sebelah kiri mengeluh
Chlorida : 93
pasien lemas intervensi 4x/hari dalam kurang A : masalah
Warna luka , mmol/L, Calium 39
Hasil GDP : 338 sehari. nafsu intoleransi
merah, hitam mmoI/L, Natrium
mg/dL ( 70-110) A: Masalah makan aktivitas belum
kebiruan 128 mmoI/L
Nausea belum O : - Imt: 20,4 teratasi
Lebar luka sekitar (berat badan dlam A. masalah Risiko
A : masalah teratasi
ketidakstabilan kadar P: Lanjutkan ± 13 cm normal) ketidakseimbanga
gula darah belum intervensi Dalam ± 3 cm - BBI: 55,8 n elektrolit belum
teratasi Tidak terdapat Kg (kecil)
teratasi
edema
P : lanjutkan A : masalah resiko P. lanjutkan intervensi
Tidak terdat defisit nutrisi belum
intervensi tanda-tanda teratasi
infeksi

P :lanjutkan
intervensi

A : masalah
gangguan
intregitas kulit
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi

EVALUASI HARI JUMAT TANGGAL 20 MEI 2022


S : pasien S : Pasien sudah : Pasien S : pasien S : - pasien S : Pasien mengatakan S : pasien
mengatakan gula tidak mengeluh mengatakan sudah mengatakan mengatakan mengeluh lemas
merasa lemah/lemas
darahnya sudah lemah dan pusing tidak mual ada luka pada berat badan O : pasien
menurun O : crt <3 detik kaki kiri sebelum sakit O : KU : lemah, Nampak
A :Masalah Perfusi O: Ku sedang, O: 80 sesudah Kesadaran beraktivitas
O : keadaan umum perifer tidak efektif kesadaran Lokasi Luka DM sakit 54 composmentis, menggunakan
pasien lemas sudah teratasi composmentis pada kaki - Pasien Chlorida : 93 bantuan tongkat
Hasil GDP : 165 pasien pulang A: Masalah sebelah kiri mengeluh mmol/L, Calium 39
mg/dL ( 70-110) P :pertahankan Nausea sudah kurang mmoI/L, Natrium A : masalah
Warna luka ,
intervensi teratasi pasien nafsu 128 mmoI/L intoleransi
A : masalah pulang merah, hitam makan A : masalah Risiko aktivitas belum
ketidakstabilan kadar P: Lanjutkan kebiruan O : - Imt: 20,4 teratasi
ketidakseimbangan
gula darah sudah intervensi Lebar luka sekitar (berat badan dlam
teratasi pasien pulang ± 13 cm normal) elektrolit belum teratasi
Dalam ± 3 cm - BBI: 55,8 P. lanjutkan intervensi P :lanjutkan
P : pertahankan Tidak terdapat Kg (kecil) intervensi
intervensi edema
A : masalah resiko
Tidak terdat defisit nutrisi belum
tanda-tanda teratasi
infeksi

P :lanjutkan
intervensi

A : masalah
gangguan
intregitas kulit
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
IV. PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic (meliputitanggal dan hasilpemeriksaan) meliputi:
a. PemeriksaanLaboratorium √
b. EKG √

Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN EKG
Pemeriksaan Laboratorium
V. PENATALAKSANAANMEDIS
Penatalaksanaan Medis (uraian sesuaidenganan jural medis) meliputi obat-
obatan dan diit

NO NAMA OBAT DOSIS MANFAAT


1. Cairan RL 20 tpm Digunakan untuk mempertahankan
dehidrasi pada pasien rawat inap yang
tidak dapat menahan cairan.
Mengembalikan cairan tubuh setelah
kehilangan darah yang signifikan atau
luka bakar yang sangat parah
diperlukan
2. Injeksi omeprazole 40 Mg 2x1 Untuk mengatasi penyakit asam
lambung
3. Injeksi ondansentron 3x1 Untuk mencegah serta mengobati mual
dan muntah yang bisa di sebabkan oleh
efek samping kemo terapi, radio terapi
atau operasi.
4 Sucralfat sirup 3x2 cth Untuk mengatasi tukak lambung ulkus
duodenum atau gastritis kronis. Obat
ini akan menempel di bagian lambung
atau usus yang luka dan melindunginya
dari asam lambung, enzim pencernaa,
dan garam empedu.
5. flunarizine 2x1 PO Untuk mencegah serangan migrain.
Obat ini di gunakan dalam pengobatan
dan pencegahan vertigo serta gangguan
pada vestibular, yaitu bagian telinga
yang mengandung keseimbangan tubuh
.
6. Glucuvance 2x1 Untuk membantu menurunkan glukosa
darah
7. Levemir 0-0-10 ml Untuk pengobatan diabetesmilitus
8. Novorapid 3x8 ml Obat insulin untuk mengurangi tingkat
gula darah tinggi Untuk pengobatan
diabetesmilitus
VI. IDENTIFIKASI DATA
VII. KLASIFIKASI PENGELOMPAKAN DATA BERDASARKAN
GANGGUAN KEBUTUHAN
NRM : 000 16 896
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : L
Tanggal Lahir : 02-04-1968

RuangRawat/UnitKerja : interna 1 Tanggal : 17-05-2022

RENCANA PERAWATAN PASIEN TERINTEGRASI


(Care Plan)

No Tujuan dan Keluaran


Daftar Masalah/Diagnosis Intervensi
(Outcome)
1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah Setelah dilakukan tindakan intervensi Manajemen Hiperglikemia ( I.03115)
b.d resistensi insulin d.d kadar glukosa keperawatana 3 x 24 jam maka kestabilan kadar Definisi : Mengindetifikasi dan mengelola kadar
dalam darah tinggi (D.0027) glukosa darah meningkat dengan kriterial hasil glukosa darah di atas normal
Subjektif : (L.030220) Tindakan
1) Pasien mengeluh lemah 1. Koordinasi meningkat Observasi
2) Pasien mengeluh pusing
2. Mengantuk menurun 1. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
3) Pasien mengatakan ada riwayat dm
3. Pusing menurun 2. Monitor tanda gejala hiperglikemia
4) Pasien mengatakan sering merasa
mengantuk 4. Lelah/lesu menurun
Terapeutik
Objektif
1) Keadaan umum lemah 5. Keluhan lapar menurun 3. Berikan asupan cairan oral
2) Kesadaran composmentis 6. Kadar glukosa dalam darah membaik
3) GDP 398 mg/dL Edukasi
4) Tekanan darah : 100/70 mmhg 4. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
5) Nadi : 92 x/m mandiri
6) Respirasi : 20x menit
7) Spo2 : 96% 5. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
8) Suhu badan : 36ºc
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu

2 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan Setelah dilakukan tindakan intervensi Perawatan sirkulasi (I.02079)
kosentrasi hemoglobin d.d pasien nampak keperawatan 3 x24 jam maka Perfusi Perifer Tindakan
pucat (L.02011) meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
Subjektif 1. Penyembuhan luka meningkat 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
1) Pasien mengeluh lemah 2. Edema perifer menurun edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
2) Pasien mengeluh pusing 3. Nyeri ekstremitas menurun anklebrachial index)
Objektif 4. Kelemahan otot menurun 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
1) KU : lemah 5. Akral membaik pada ekstremitas
2) Kesadaran compos mentis 6. Turgor kulit membaik
Terapeutik
3) Akral dingin
3. Hindari pemasangan infus atau pengambilan
4) CRT > 3 detik darah di area keterbatasan perfusi
5) Konjungtiva anemis 4. Hindari pengukuran tekanan darah pada
6) Bibir pucat ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
7) Turgo kulit menurun
Edukasi
8) HB : 9,9 mg/dL
5. Anjurkan berhenti merokok
9) Tekanan darah : 100/70 mmhg
6. Anjurkan berolahraga rutin
10) Nadi : 92 x/m
11) Respirasi : 20x menit
12) Spo2 : 96%
13) Suhu badan : 36ºc

3 Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh Setelah dilakukan tindakan intervensi Manajemen mual (I.03117)
mual
keperawatan tingkat nausea menurun Tindakan
Subjektif
1) Pasien mengeluh mual dengan kriterial hasil : (L.08065) Observasi
2) Pasien mengeluh mual 8 kali/sehari 1. Nafsu makan meningkat 1. Identifikasi faktor penyebab mual
3) Pasien mengatakan tidak nafsu makan
2. Keluhan mual menurun 2. Monitor mual
Objektif
1) KU : lemas 3. Perasaan ingin muntah
Terapeutik
2) Frekuensi mual ±8 kali/hari
3) Karakterisitik mual munta air 1. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
4) Tekanan darah : 100/70 mmhg menarik
5) Nadi : 92 x/m 2. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
6) Respirasi : 20x menit
7) Spo2 : 96%
8) Suhu badan : 36ºc berbau dan tidak berwarna

Edukasi
3. Anjurkan istirhat dan tidur yang cukup
4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmokologi
untuk mengatasi mual (mis.Relaksasi)

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, Jika perlu
4 Gangguan intregitas kulit/jaringan d.d Setelah dilakukan tindakan intervesi Perawatan Luka
penurunan mobilitas d.d kerusakan
keperawatan selama x24 jam Integritas Observasi
jaringan/kulit
Kulit dan Jaringan Meningkat dengan 1. Monitor karakteristik luka
Subjektif Kriteria Hasil : 2. Monitor tanda tanda infeksi
1) Pasien mengatakan ada luka dikaki
sebelah kiri 1. Elastisitas meningkat Terapeutik
Objektif 2. Hidrasi meningkat 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
2) Lokasi Luka DM pada kaki sebelah
kiri 3. Perfusi jaringan meningkat nontoksik, seusai kebutuhan
3) Warna luka , merah, hitam kebiruan 4. Kerusakan jaringan menurun 4. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lasi, jika perlu
4) Terdapat jaringan mati 5. Kerusakan lapisan kulit menurun 5. Pasang balutan sesuai jenis luka
5) Lebar luka sekitar ± 13 cm
6. Nyeri menurun 6. Pertahankan teknik steril saat melakukan
6) Dalam ± 3 cm
7) Tidak terdapat edema 7. Perdarahan menurun Edukasi
8) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi 7. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian antibiotik

5 Resiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Setelah dilakukan tindakan keperawatan .. x24 Observasi
Mis. Kurang nafsu makan) jam Status Nutrisi (L.03030) membaik dengan 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan
cairan serta kebutuhan kalori
Subjektif kriteria hasil :
9) Pasien mengatakan lemah Terapeutik
1. Pola makanan yang dihabiskan meningkat
Objektif 2. Diskusikan perilaku makan dan jumlah
2. Kekuatan otot mengunyah meningkat Aktfitas fisik
1) BB sebelum sakit 80 kg setelah sakit
3. Kekuatan otot menelan meningkat
54 kg Edukasi
4. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang 3. Mengajarkan pengaturan diit yang tepat
2) Tinggi badan : 162 cm
sehat meningkat
3) IMT : 20,4 (normal) Kolaborasi
5. Perasaan cepat kenyang menurun 4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi tentang target
4) BBI : 55,8 (kecil)
6. Nyeri abdomen menurun berat badan,kebutuhan kalori dan pilihan makanan
5) Pola makan sebelum sakit 3 kali/hari
7. Berat badan membaik
satu piring penuh, saat sakit kurang
8. Frekuensi makan membaik
dari 3 sendok makan
9. Nafsu makan membaik
6) Pasien nampak pucat

6. Resiko ketidakstabilan elektrolit d.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan .. x24 Pemantauan elektrolit
disfungsi ginjal jam keseimbangan elektrolitmeningkat dengan Observasi
Subjektif kriteria hasil : 1. Monitor kadar elektrolit serum
1) Pasien mengatakan merasa 1. Seum natrium membak Terapeutik
lemah/lemas 2. Serum kalium membaik 5. Dokumentasian hasil pemantauan
Objektif 3. Serum chloride membaik Edukasi
1) KU : lemah 6. Edukasi pemberian cairan intravena, jika perlu
2) Kesadaran composmentis
3) Chlorida : 93 mmol/L
4) Calium 39 mmoI/L

7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan .. x24 Dukungan mobilitas
mengeluh lemah
jam toleransi aktivitas meningkatmembaik observasi
Subjektif 1. memonitor kondisi umum salama melakukan
1) pasien mengeluh lemas dengan kriteria hasil :
ambulasi
2) Pasien mengeluh lelah
1. Frekuensi nadi meningkat Terapeutik
3) Pasien merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas 2. Keluhan lelah menurun 2. memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
4) Pasien mengatakan berjalan dengan bantu misalnya tongkat
3. Dispnea saat beraktivitas menurun
bantuan tongkat/istri Edukasi
Objektif 4. Dispnea saat beraktivitas menurun
3. menganjurkan ambulasi sederhana yang harus
1) KU : lemah
dilakukan misalnya berjalan dari tempat tidur ke
2) Kesadaran composmentis
3) Pasien nampak beraktivitas toilet
menggunakan bantuan tongkat
4) Kekuata otot
5 5
3 5

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTERGRASI HARI RABU 18 MEI 2022


CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTERGRASI HARI KAMIS 19 MEI 2022
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTERGRASI HARI JUMAT 20 MEI 2022
FORMAT SBAR
BAB IV
ANALISA KASUS
A. Pembahasan kasus seminar
Pada pembahsan ini, penulis membandingkan antara teori BAB III dengan asuhan
keperawatan pada Tn. A dengan medis utama DM Type 2, melena, vertigo, ulkus
DM post, anemia, di ruang interna 1 sesuai fase dalam proses keperawatan yang
meliputi: pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan tindakan keperawatan, serta evaluasi
1. Pembahasan pengkajian
Pada tahap pembahasan pengkajian ini penulis membandingkan teori
pengkajian dengan data hasil pengkajian pada Tn. A dengan diagnosa medis
DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia. Untuk memperoleh
data tersebut, penulis melakukan pengkajian kepada pasien, keluarga,
melakukan pemeriksaan fisik observasi serta dari mempelajari status pasien.
Data yang dikaji sesuai data dasar pengkajian pada pasien dengan diagnosa
DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia, yaitu meliputi :
1. Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, pola kebiasaan
sehari-hari pada kasus nyata ditemukan tanda dan gejala yaitu lemas,
mual, muntah, pusing, riwayat DM (+), sulit beraktivitas.
2. Tidak ada data yang ditemukan pada pasien yang tidak sesuai dengan
pendapat (Fatimah, 2016) (Yanita & Kurniawaty, 2022)
3. Pada tahap pengkajian penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
dikarenakan pasien dan istri sangat kooperatif.
2. Diagnosis keperawatan
dalam penyusunan diagnose keperawatan pada kasus ini penulis
menggunakan pendapat Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI
(2018) sebagai dasar untuk perumusan diagnosis keperawatan yang muncul
pada Tn. A dengan diagnose medis DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM
post, anemia, dan penulis menemukan 7 diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien Tn. A yaitu semua diagnosa keperawatan yang sesuai antara
pendapat SDKI (2018) dengan kasus DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM
post, anemia :
1) Ketidaksatbilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadat
glukosa dalam darah tinggi
2) Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d
pasien nampak pucat
3) Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual
4) Gangguan intregitas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas d.d
kerusakan jaringan/kulit
5) Risiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Mis. Kurang nafsu makan)
6) Risiko ketidakstabilan elektrolit d.d disfungsi ginjal
7) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lemah
3. Intervensi/perencanaan
Dalam kegiatan tahap perencanaan ini adalah penentuan prioritas masalah.
Dalam penentuan prioritas, penulis menentukan berdasarkan teori Hirarki
Maslow dan masalah yang mengancam jiwa pasien diprioritaskan terlebih
dahulu. Penentuan prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat
diatasi dalam waktu yang bersamaan. Perencanaan pada masing-masing
diagnosa untuk tujuan disesuaikan dengan teori yang ada, dan lebih banyak
melihat dari kondisi pasien, keadaan/ruangan dan sumber daya dari tim
kesehatan. pada penentuan kriteria waktu, penulis juga menetapkan
berdasarkan kondisi pasien, ruangan sehingga penulis berharap tujuan yang
sudah disusun dan telah ditetapkan dapat tercapai. Adapun pembahasan
perencanaan kepada pasien Tn. A dengan diagnosa medis DM Type 2,
melena, vertigo, ulkus DM post, anemia, sesuai prioritas diagnose
keperawatan sebagai berikut :
1) Ketidaksatbilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadat
glukosa dalam darah tinggi
2) Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d
pasien nampak pucat
3) Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual
4) Gangguan intregitas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas d.d
kerusakan jaringan/kulit
5) Risiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Mis. Kurang nafsu makan)
6) Risiko ketidakstabilan elektrolit d.d disfungsi ginjal
7) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lemah

4. Implementasi/pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan susunan
perencanaan, dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi
secara optimal. Adapun pembahasan pelaksanaan dari masing-masing
diagnosa yang telah tersusun adalah sebagai berikut
1. Ketidaksatbilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadat
glukosa dalam darah tinggi perencanaan dari diagnosa prioritas ini
sudah sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d
pasien nampak pucat perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah
sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
3. Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual perencanaan dari
diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
4. Gangguan intregitas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas d.d
kerusakan jaringan/kulit perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah
sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
5. Risiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Mis. Kurang nafsu makan)
perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori
dibuku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
6. Risiko ketidakstabilan elektrolit d.d disfungsi ginjal perencanaan dari
diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lemah perencanaan
dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. (Leniwita & Anggraini, 2019).
Adapun evaluasi hasil dari masing-masing diagnose keperawatan
sebagian belum teratasi, intervensi dilanjutkan dan sebagian teratasi,
intervensi dipertahankan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia. RSUD Toto
Kabila pada Tahun 2022, peneliti dapat mengambil kesimpulan :
1. Hasil pengkajian pada Tn. A didapatkan hasil data mengalami
lemas, mual, muntah, pusing, riwayat DM (+), sulit beraktivitas.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. A yaitu
Ketidaksatbilan kadar glukosa darah, Perfusi perifer tidak efektif,
Nausea, Risiko defisit nutrisi, Risiko ketidakstabilan elektrolit,
Intoleransi aktivitas.
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah pada Tn. A
diagnosa 1 (manajemen hiperglikemia), diagnosa 2 (perawatan
nutrisi), diagnosa 3 (manajemen mual), diagnosa 4 (perawatan
luka), diagnosa 5 (manajemen mutrisi), dianosa 6 (pemantauan
elektolit), diagnosa 7 (dukungan mobilitas)
B. Saran
1. Intansi Rumah Sakit
Melalui pimpinan rumah sakit agar sering dilakukan pelatihan
secara berkala penyegaran asuhan keperawatan pada pasien
dengan DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia
kepada pegawai khususnya perawat agar lebih meningkatkan
kualitas pemberian asuhan keperawatan pada pasien.
2. Instansi Pendidikan
Dapat mengembangkan sebagai pengetahuan tentang
perkembangan ilmu keperawatan, terutama kajian tentang
penyakit DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1 cetakan III.
Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1 cetakan III.
Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan III. Jakarta:
Tim Pokja SDKI PPNI
Fatimah, restyana noor. (2016). diabetes melitus tipe 2. Indonesian Journal of Pharmacy,
27(2), 74–79.
Leniwita, H., & Anggraini, Y. (2019). Modul dokumentasi keperawatan. In fakultas
Vokasi Universitas Kristen Indonesia (hal. 1–182).
Yanita, B., & Kurniawaty, E. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(1), 27–31.

Anda mungkin juga menyukai