DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
PRESEPTOR
Ns. Nurliah, S.Kep, M.Kep TTD
KLINIK
PRESEPTOR
Ns. Fadli Syamsuddin, S.Kep,M.Kep.,Sp.Kep.MB TTD
AKADEMIK
1. TGL :
TANGGAL
2. TEPAT WAKTU :
PENGUMPULAN 3. TERLAMBAT :
SARAN
PRESEPTOR
KLNIK/AKADEMIK
PENYUSUN : KELOMPOK 2
NAMA MAHASISWA :
1. Irfan Ibrahim, S.Kep
2. Hardianti,S.Kep
3. Tiara Nurbaiti Nusa,S.Kep
4. Windrawati Ismail,S.Kep
5. Rosalinda Pakaya,S.Kep
6. Putri Ridwan Bakari,S.Kep
7. Sri Susanti Abdullah,S.Kep
8. Zilfawaty Anton Gino,S.Kep
9. Dewanti K. Hasan,S.Kep
10. Indrawati Pomalingo,S.Kep
Dengan sepenuh hati yang meliputi pengertian syukur dan puji, penulis
memanjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa. karena berkat dan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir seminar Kasus Stase
Keperawatan Medikal Bedah I dengan judul “Tn.A dengan Diagnosa DM TIpe II,
Melena, Vertigo, Ulkus Dm Post, Anemia di Ruang Interna 1 RSUD TOTO KABILA”.
Selama menjalani studi dan menyelesaikan laporan seminar Stase Keperawatan Medikal
Bedah I banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui
kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, S.Kep, MM, M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan;
2. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
3. Ns. Fadli Syamsuddin, M.Kep, Sp.Kep.MB. selaku Preseptor Akademik Ruang Interna
1 sekaligus sebagai Koordinator Stase Keperawatan Medikal Bedah
4. Ns. Nurliah, S.Kep, M.Kep selaku Preseptor Klinik Ruang Interna 1 RSUD Toto
Kabila
5. Teman Seperjuangan Profesi Ners Angkatan XIV Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Kelompok I
DAFTAR ISI
SAMPUL ………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………….
1.3 Manfaat ………………………………………………………………………
BAB II Consept Mapt Teoritis Penyakit Pasien Dan Jalur Klinis Pasien
2.1 Clinical phatway …………………………………………………………….
2.2 Resume pasien ………………………………………………………………
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian……………………………………………………………………
3.2 Pathways ……………………………………………………………………..
3.3 Diganosa keperawatan ……………………………………………………….
3.4 Rencana keperawatan ………………………………………………………..
3.5 Implementasi dan evaluasi …………………………………………………..
BAB IV ANALISIS KALUS
BAB V PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
No.RM : 00 0168 96
Nama Lengkap : Tn.A
Jenis Kelamin :laki-laki
Tanggal Lahir : 02-04-1968
Tanggal msk rs :14-05-2022
Pemeriksaan penunjang :
Laboratorium :
Hematologi rutin : Hemoglobin 9,9 g/dl,Eritrosit: 3,98 ,Juta/uL, Leukosit: 10,97 ribu/uL:,Hematokrit:
30%, Thrombosit:327 ribu/uL
Kimia darah : GDS:398 mg/dl, ureum 81 mg/dl, kreatin 3.06 mg/dl, Natrium 128 mmol/L, kalium 3.9
mmol/L, Chlorida 93 mmol/L.
EKG
Diagnosa Kerja : DM type 2
Diagnosa Banding : melena, vertigo, ulkus DM post debridement, Anemia
Diagnosa Keperawatan :
Treatment : IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM, omeprazole 40 mg/12 j/Iv, ondencentron 4 mg/8 j/Iv, sucralfat syr
3x II cth/po, Flunarizin 2x1/PO, Glucuvance 2x1 (lanjut obat dipasien)
+GDP , Hba1c
ASSESMENT AWAL RUANGAN
Observasi pasien keluhan utama : Lemas
Tingkat Kesadaran : Composmentis GCS : 15
Treatmen : IVFD Nacl 0,9 % 20 TPM, omeprazole 40 mg/12 j/Iv, ondencentron 4 mg/8 j/Iv, sucralfat syr
3x II cth/po, Flunarizin 2x1/PO, Glucuvance 2x1 (stop) , Novarapid 3x8 un, levemir 0-0-10 un
Diagnosa Medis : Dm type 2, melena, vertigo, ulkus DM post debridement, Anemia
Diagnosa keperawatan : intoleransi aktivitas
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 17 mei 2022 jam 13.45,pasien mengeluh lemas,
mual, muntah, pusing. Pasien mengatakan ada riwayat DM, pasien ada luka DM dikaki sebelah
kiri dan sulit beraktivitas, pasien mengatakan nafsu makan menurun, tekanan darah 100/70
mmhg, nadi 92 kali/menit, suhu badan 36,5 ºc, RR : 20 kali/menit, Spo2 : 96%
pemeriksaan Kimia darah : GDS:398 mg/dl, ureum 81 mg/dl, kreatin 3.06 mg/dl, Natrium
128 mmol/L, kalium 3.9 mmol/L, Chlorida 93 mmol/L.
3. Eliminasi:
pasien mengatakan 1 kali BAB, BAK ±5 kali dalam sehari, tidak ada keluhan pada saat
BAK, tidak ada nyeri BAK, warna kuning, kejernian jernih.
4. Aktifitas dan latihan:Pasien berbaring dan duduk di tempat tidur, Pasien tidak
memiliki kebiasaan sebelum tidur, pasien tidur ±7 jam perhari. Pasien
mengatakan jika pergi kekamar mandi atau toilet harus menggunakan bantuan
tongkat/ atau biasanya dibantu oleh istrinya.
Penilaian menggunakan skala morse
Kekuatan otot
5 5
3 5
Difisiensi insulin
DM type 2
Hiperglikemia
ulkus
Kerusakan intregitas
kulit/jaringan
kelemahan
Kolaborasi
7. mengkolab
orasi pemberian
antibiotik
Dengan Hasil :
Kolaborasi
dengan dokter
tentang
pemberian
analgetik
EVALUASI HARI RABU TANGGAL 18 MEI 2022
Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi
S : pasien S : Pasien masih S: Pasien masih S : pasien S : - pasien S : pasien
mengatakan gula mengeluh lemah mengeluh mual mengatakan ada mengatakan S : Pasien mengatakan mengeluh
darahnya masih dan pusing luka pada kaki kiri berat badan lemas
merasa lemah/lemas
tinggi dan badanya O : crt > 3 detik O: Ku lemah, O: sebelum sakit O : pasien
masih terasa lemas A :Masalah Perfusi masih mual Lokasi Luka DM 80 sesudah sakit O : KU : lemah, Nampak
perifer tidak efektif sebanyak 6x pada kaki sebelah 54 Kesadaran beraktivitas
O : keadaan umum belum teratasi dalam sehari. kiri - Pasien composmentis, menggunakan
pasien lemas P :lanjutkan A: Masalah mengeluh Chlorida : 93 bantuan tongkat
Warna luka ,
Hasil GDP : 398 intervensi Nausea belum kurang nafsu mmol/L, Calium 39
mg/dL ( 70-110) teratasi merah, hitam makan mmoI/L, Natrium A : masalah
P: Lanjutkan kebiruan O : - Imt: 20,4 (berat 128 mmoI/L intoleransi
A : masalah intervensi Lebar luka sekitar badan dlam A : masalah Risiko aktivitas belum
ketidakstabilan kadar ± 13 cm normal) teratasi
ketidakseimbangan
gula darah belum Dalam ± 3 cm - BBI: 55,8 Kg
teratasi (kecil) elektrolit belum teratasi
Tidak terdapat
P. lanjutkan intervensi P :lanjutkan
edema
P : lanjutkan A : masalah resiko intervensi
Tidak terdat defisit nutrisi
intervensi tanda-tanda infeksi belum teratasi
A : masalah
gangguan
intregitas kulit
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
P :lanjutkan
intervensi
A : masalah
gangguan
intregitas kulit
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
P :lanjutkan
intervensi
A : masalah
gangguan
intregitas kulit
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
IV. PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic (meliputitanggal dan hasilpemeriksaan) meliputi:
a. PemeriksaanLaboratorium √
b. EKG √
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN EKG
Pemeriksaan Laboratorium
V. PENATALAKSANAANMEDIS
Penatalaksanaan Medis (uraian sesuaidenganan jural medis) meliputi obat-
obatan dan diit
2 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan Setelah dilakukan tindakan intervensi Perawatan sirkulasi (I.02079)
kosentrasi hemoglobin d.d pasien nampak keperawatan 3 x24 jam maka Perfusi Perifer Tindakan
pucat (L.02011) meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
Subjektif 1. Penyembuhan luka meningkat 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
1) Pasien mengeluh lemah 2. Edema perifer menurun edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
2) Pasien mengeluh pusing 3. Nyeri ekstremitas menurun anklebrachial index)
Objektif 4. Kelemahan otot menurun 2. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
1) KU : lemah 5. Akral membaik pada ekstremitas
2) Kesadaran compos mentis 6. Turgor kulit membaik
Terapeutik
3) Akral dingin
3. Hindari pemasangan infus atau pengambilan
4) CRT > 3 detik darah di area keterbatasan perfusi
5) Konjungtiva anemis 4. Hindari pengukuran tekanan darah pada
6) Bibir pucat ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
7) Turgo kulit menurun
Edukasi
8) HB : 9,9 mg/dL
5. Anjurkan berhenti merokok
9) Tekanan darah : 100/70 mmhg
6. Anjurkan berolahraga rutin
10) Nadi : 92 x/m
11) Respirasi : 20x menit
12) Spo2 : 96%
13) Suhu badan : 36ºc
3 Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh Setelah dilakukan tindakan intervensi Manajemen mual (I.03117)
mual
keperawatan tingkat nausea menurun Tindakan
Subjektif
1) Pasien mengeluh mual dengan kriterial hasil : (L.08065) Observasi
2) Pasien mengeluh mual 8 kali/sehari 1. Nafsu makan meningkat 1. Identifikasi faktor penyebab mual
3) Pasien mengatakan tidak nafsu makan
2. Keluhan mual menurun 2. Monitor mual
Objektif
1) KU : lemas 3. Perasaan ingin muntah
Terapeutik
2) Frekuensi mual ±8 kali/hari
3) Karakterisitik mual munta air 1. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
4) Tekanan darah : 100/70 mmhg menarik
5) Nadi : 92 x/m 2. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
6) Respirasi : 20x menit
7) Spo2 : 96%
8) Suhu badan : 36ºc berbau dan tidak berwarna
Edukasi
3. Anjurkan istirhat dan tidur yang cukup
4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmokologi
untuk mengatasi mual (mis.Relaksasi)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik, Jika perlu
4 Gangguan intregitas kulit/jaringan d.d Setelah dilakukan tindakan intervesi Perawatan Luka
penurunan mobilitas d.d kerusakan
keperawatan selama x24 jam Integritas Observasi
jaringan/kulit
Kulit dan Jaringan Meningkat dengan 1. Monitor karakteristik luka
Subjektif Kriteria Hasil : 2. Monitor tanda tanda infeksi
1) Pasien mengatakan ada luka dikaki
sebelah kiri 1. Elastisitas meningkat Terapeutik
Objektif 2. Hidrasi meningkat 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
2) Lokasi Luka DM pada kaki sebelah
kiri 3. Perfusi jaringan meningkat nontoksik, seusai kebutuhan
3) Warna luka , merah, hitam kebiruan 4. Kerusakan jaringan menurun 4. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lasi, jika perlu
4) Terdapat jaringan mati 5. Kerusakan lapisan kulit menurun 5. Pasang balutan sesuai jenis luka
5) Lebar luka sekitar ± 13 cm
6. Nyeri menurun 6. Pertahankan teknik steril saat melakukan
6) Dalam ± 3 cm
7) Tidak terdapat edema 7. Perdarahan menurun Edukasi
8) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi 7. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian antibiotik
5 Resiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Setelah dilakukan tindakan keperawatan .. x24 Observasi
Mis. Kurang nafsu makan) jam Status Nutrisi (L.03030) membaik dengan 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan
cairan serta kebutuhan kalori
Subjektif kriteria hasil :
9) Pasien mengatakan lemah Terapeutik
1. Pola makanan yang dihabiskan meningkat
Objektif 2. Diskusikan perilaku makan dan jumlah
2. Kekuatan otot mengunyah meningkat Aktfitas fisik
1) BB sebelum sakit 80 kg setelah sakit
3. Kekuatan otot menelan meningkat
54 kg Edukasi
4. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang 3. Mengajarkan pengaturan diit yang tepat
2) Tinggi badan : 162 cm
sehat meningkat
3) IMT : 20,4 (normal) Kolaborasi
5. Perasaan cepat kenyang menurun 4. Mengkolaborasikan dengan ahli gizi tentang target
4) BBI : 55,8 (kecil)
6. Nyeri abdomen menurun berat badan,kebutuhan kalori dan pilihan makanan
5) Pola makan sebelum sakit 3 kali/hari
7. Berat badan membaik
satu piring penuh, saat sakit kurang
8. Frekuensi makan membaik
dari 3 sendok makan
9. Nafsu makan membaik
6) Pasien nampak pucat
6. Resiko ketidakstabilan elektrolit d.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan .. x24 Pemantauan elektrolit
disfungsi ginjal jam keseimbangan elektrolitmeningkat dengan Observasi
Subjektif kriteria hasil : 1. Monitor kadar elektrolit serum
1) Pasien mengatakan merasa 1. Seum natrium membak Terapeutik
lemah/lemas 2. Serum kalium membaik 5. Dokumentasian hasil pemantauan
Objektif 3. Serum chloride membaik Edukasi
1) KU : lemah 6. Edukasi pemberian cairan intravena, jika perlu
2) Kesadaran composmentis
3) Chlorida : 93 mmol/L
4) Calium 39 mmoI/L
7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan .. x24 Dukungan mobilitas
mengeluh lemah
jam toleransi aktivitas meningkatmembaik observasi
Subjektif 1. memonitor kondisi umum salama melakukan
1) pasien mengeluh lemas dengan kriteria hasil :
ambulasi
2) Pasien mengeluh lelah
1. Frekuensi nadi meningkat Terapeutik
3) Pasien merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas 2. Keluhan lelah menurun 2. memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
4) Pasien mengatakan berjalan dengan bantu misalnya tongkat
3. Dispnea saat beraktivitas menurun
bantuan tongkat/istri Edukasi
Objektif 4. Dispnea saat beraktivitas menurun
3. menganjurkan ambulasi sederhana yang harus
1) KU : lemah
dilakukan misalnya berjalan dari tempat tidur ke
2) Kesadaran composmentis
3) Pasien nampak beraktivitas toilet
menggunakan bantuan tongkat
4) Kekuata otot
5 5
3 5
4. Implementasi/pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan susunan
perencanaan, dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi
secara optimal. Adapun pembahasan pelaksanaan dari masing-masing
diagnosa yang telah tersusun adalah sebagai berikut
1. Ketidaksatbilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin d.d kadat
glukosa dalam darah tinggi perencanaan dari diagnosa prioritas ini
sudah sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan kosentrasi hemoglobin d.d
pasien nampak pucat perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah
sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
3. Nausea b.d iritasi lambung d.d mengeluh mual perencanaan dari
diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
4. Gangguan intregitas kulit/jaringan b.d penurunan mobilitas d.d
kerusakan jaringan/kulit perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah
sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018).
5. Risiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis ( Mis. Kurang nafsu makan)
perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori
dibuku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
6. Risiko ketidakstabilan elektrolit d.d disfungsi ginjal perencanaan dari
diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lemah perencanaan
dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. (Leniwita & Anggraini, 2019).
Adapun evaluasi hasil dari masing-masing diagnose keperawatan
sebagian belum teratasi, intervensi dilanjutkan dan sebagian teratasi,
intervensi dipertahankan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia. RSUD Toto
Kabila pada Tahun 2022, peneliti dapat mengambil kesimpulan :
1. Hasil pengkajian pada Tn. A didapatkan hasil data mengalami
lemas, mual, muntah, pusing, riwayat DM (+), sulit beraktivitas.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. A yaitu
Ketidaksatbilan kadar glukosa darah, Perfusi perifer tidak efektif,
Nausea, Risiko defisit nutrisi, Risiko ketidakstabilan elektrolit,
Intoleransi aktivitas.
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah pada Tn. A
diagnosa 1 (manajemen hiperglikemia), diagnosa 2 (perawatan
nutrisi), diagnosa 3 (manajemen mual), diagnosa 4 (perawatan
luka), diagnosa 5 (manajemen mutrisi), dianosa 6 (pemantauan
elektolit), diagnosa 7 (dukungan mobilitas)
B. Saran
1. Intansi Rumah Sakit
Melalui pimpinan rumah sakit agar sering dilakukan pelatihan
secara berkala penyegaran asuhan keperawatan pada pasien
dengan DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia
kepada pegawai khususnya perawat agar lebih meningkatkan
kualitas pemberian asuhan keperawatan pada pasien.
2. Instansi Pendidikan
Dapat mengembangkan sebagai pengetahuan tentang
perkembangan ilmu keperawatan, terutama kajian tentang
penyakit DM Type 2, melena, vertigo, ulkus DM post, anemia.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1 cetakan III.
Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1 cetakan III.
Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan III. Jakarta:
Tim Pokja SDKI PPNI
Fatimah, restyana noor. (2016). diabetes melitus tipe 2. Indonesian Journal of Pharmacy,
27(2), 74–79.
Leniwita, H., & Anggraini, Y. (2019). Modul dokumentasi keperawatan. In fakultas
Vokasi Universitas Kristen Indonesia (hal. 1–182).
Yanita, B., & Kurniawaty, E. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(1), 27–31.