Skripsi
Oleh :
NIM. 1608115022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
GAMBARAN ALBUMINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI BEBERAPA RUMAH SAKIT DI PEKANBARU
Skripsi
Oleh :
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
ii
USULAN PENELITIAN
Data Mahasiswa
NIM : 1608115022
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik Mahasiswa Peneliti
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua baik yang diikuti maupun
NIM : 1608115022
Tanda Tangan :
iv
ABSTRACT
BY
the pancreas not being able to produce enough insulin. Uncontrolled diabetes
complications that can occur in DM patient are retinopathy and nefropati diabetic
(ND). ND is marked by albumin on the urine or also called albuminuria. The study
aims to find out the albuminuria images on DM type 2 patients at multiple hospitals
in the Pekanbaru city. The design of this study is a descriptive sectional cross
sectional with total sampling method. The result of this study obtained 32 samples
(56.25%), the most age is 45-65 years (59.375%), the most long suffering from
diabetes is ≤5 years (62.5%), the most DM type 2 albuminuria sufferers are albumin
<30 µg / mg (62.5%), the most DM type 2 albuminuria patients were at the age of
45-65 years (59.375%), the most DM type 2 albuminuria patients were women
(56.25%), the most DM type 2 albuminuria sufferers were 2 most with long
v
ABSTRAK
Oleh:
akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin. Diabetes melitus tidak
mikrovaskular yang dapat terjadi pada pasien DM yaitu retinopati dan Nefropati
Diabetik (ND). ND ditandai dengan terdapatnya albumin pada urin atau disebut
pada pasien DM tipe 2 di beberapa rumah sakit di kota Pekanbaru. Desain penelitian
ini adalah deskriptif cross sectional dengan metode total sampling. Hasil penelitian
banyak adalah perempuan (56,25%), usia yang paling banyak 45-65 tahun
tipe 2 terbanyak terdapat pada umur 45-65 tahun (59,375%), penderita albuminuria
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari arahan dan
bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Prof. Dr. dr. Dedi Afandi, DFM,
4. dr. Fatmawati, Sp.PK sebagai penguji I yang telah memberikan kritik dan saran
5. Dr. dr. Jazil Karimi Sp.PD-KEMD. FINASIM sebagai penguji I yang telah
skripsi
6. dr. Huriatul Masdar, M.Sc sebagai supervisi yang telah memberikan kritik dan
vii
7. drg. Rita Endriani, M.Kes sebagai penasehat akademis yang telah memberikan
9. Teristimewa kepada Ayahanda Ir. Hotman Limbong dan Ibunda Dra. Debora
Dariana Naibaho, kakak Widya Octavia Limbong, S.E, M.M dan dr. Yolanda
Octora Limbong, serta abang Ivan Reinhard Limbong dan seluruh keluarga
10. Seluruh teman seperjuangan satu penelitian Ilmu Penyakit Dalam yang telah
bekerja sama dengan baik dan membantu kelancaran penyusunan skripsi dan
Ikhwan Fuadi, Rizky Hikmawan, Dio Arif Alhadi, Veronica Efri Lastuti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ........................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
ix
2.9 Kerangka Teori............................................................................... 23
2.10 Kerangka Konsep ......................................................................... 24
x
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 34
5.1 Distribusi Frekuensi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Beberapa
Rumah Sakit Di Kota Pekanbaru Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
dan Lama Menderita DM............................................................... 34
5.2 Distribusi Frekuensi Penderita Albuminuria Diabetes Melitus Tipe 2
di Beberapa Rumah Sakit di Kota Pekanbaru ................................. 36
5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Albuminuria Diabetes Melitus Tipe 2
di Beberapa Rumah Sakit di Kota Pekanbaru Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin, dan Lama Menderita DM ............................................... 37
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Ginjal ................................................................................. 7
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai Rasio Albumin ...........................................................................10
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 pada Beberapa
Rumah Sakit di Kota Pekanbaru Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan
Lama Menderita DM ..........................................................................30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik ...................................................46
Lampiran 2. Identitas Responden .......................................................................47
Lampiran 3. Permohonan Menjadi Responden ...................................................48
Lampiran 4. Informed Consent ...........................................................................49
Lampiran 5. Data Penelitian ...............................................................................50
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup.....................................................................51
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
adalah suatu kumpulan masalah anatomi dan kimiawi yang disebabkan oleh
sejumlah faktor dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan
memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
Federation (IDF) terdapat 384 juta jiwa di dunia yang menderita penyakit DM pada
menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035.2 Tahun 2015, terdapat 415 juta jiwa
akan terdapat peningkatan jumlah penderita penyakit DM menjadi 642 juta jiwa di
Asia Tenggara.2 Tahun 2013 Indonesia menempati urutan ke-7 untuk usia 20-79
tahun dan diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan tetap berada dalam sepuluh
Riau berdasarkan Riskesdas 2013 terdapat 41.071 kasus pada usia >14 tahun. 2
Menurut Profil Kesehatan Riau tahun 2010 jumlah penderita diabetes melitus
terbanyak pada kelompok umur 45-54 tahun terdapat 191 kasus, kedua kelompok
1
2
umur 60-69 terdapat 120 kasus dan ketiga kelompok Umur 25-44 tahun terdapat
108 kasus.4
serebral, dan gangren. Penyakit akibat komplikasi mikrovaskular yang dapat terjadi
pada pasien diabetes yaitu retinopati dan Nefropati Diabetik (ND). ND ditandai
albumin atau protein dalam urin akan berguna untuk menjadi petunjuk tingkatan
kerusakan ginjal.8,9 Menurut Mardewi I dan Suastika Ketut pada pasien DM tipe 2
dan kerusakan barier glomerulus, selain itu proteinuria juga disebabkan karena
diabetes melitus pada ginjal juga dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Glomerulus (LFG).6
pada penderita DM. Sekitar 50% gagal ginjal tahap akhir di Amerika Serikat
3
disebabkan oleh ND. Hampir 60% penderita hipertensi dan diabetes di Asia
menderita ND. Pada tahun 1981 ND merupakan penyebab kematian urutan ke-6 di
negara barat dan saat ini 25% penderita gagal ginjal yang menjalani dialisis
disebabkan karena diabetes melitus, terutama DM tipe II oleh karena DM tipe ini
Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo tahun
2000-2001 mendapatkan bahwa pasien yang baru pertama kali menjalankan terapi
masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran albuminuria pada pasien
pekanbaru.
diabetes melitus.
kelamin.
1. Peneliti
3. Responden
penatalaksanaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Anatomi
darah. Produk sisa akan dibentuk menjadi urin dan melalui ureter, urin akan
renalis yang menonjol ke medial. Bagian cortex yang menonjol ke arah medulla
koligentes.8
arteri yangndisebut arteri renalis. Arteri renalis berasal dari aorta, berada setinggi
6
7
tersendiri yang disebut arteri segmentales yang masuk dalam hilum renale dan
pelvis renalis.7
Piramid renalis divaskularisasi oleh arteri lobares yang berasal dari arteri
segmentalis, masing-masing satu untuk satu pyramid renals. Setiap arteri lobaris
2.1.2 Histologi
ganda yang disebutnkapsula bowman. Lapisan kapsul ini disebut lapisan viseral,
membentuk batas luar korpuskel renalis dan disebut lapisan parietal kapsula
bowman. Diantara dua lapis kapsula bowman terdapat ruang urinarius, yang
menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan visceral.
dan keluarnya arteriol eferen, dan memiliki kutub urinarius, tempat tubulus
biasanya terbagi menjadi dua sampai lima cabang utama, dannsetiap cabang terbagi
Lapisan parietal kapsula bowman terdiri atas epitel selapis gepeng yang
ditunjang lamina basalis dan selapis tipis serat retikulin. Pada kutub urinarius,
epitelnya berubah menjadi epitel selapis kuboid atau silindris rendah yang menjadi
ditandai dengan terdapatnya albumin pada urin atau disebut juga albuminuria.5,6
protein dalam urin selanjutnya akan menjadi petunjuk tingkatan kerusakan ginjal.5
albumin urin, nilai rasio albumin urin disajikan dalam tabel 2.1.
10
ginjal.
2.3 Epidemiologi
Federation (IDF) terdapat 384 juta jiwa di dunia yang menderita penyakit DM pada
menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035.2 Tahun 2015, terdapat 415 juta jiwa
penderita DM dan diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan tetap berada dalam
Provinsi Riau berdasarkan Riskesdas 2013 terdapatn41.071 kasus pada usia >14
melitus terbanyak pada kelompok umur 45-54 tahunnterdapat 191 kasus, kedua
11
kelompok umurn60-69 terdapat 120 kasus dan ketigankelompok Umur 25-44 tahun
tidak menular yang menjadi masalah utama di Indonesia. Prevalensi ND pada umur
Sumatera Barat juga sama dengan rerata prevalensi di Indonesia yaitu 0,2 %.
Kemenkes proporsi tahun 2015 terbanyak pada pasien dengan lama hidup 6-12
bulan yaitu sekitar 33%. Jika dijumlahkan proporsi pasien yang meninggal dengan
Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo tahun
2000-2001 mendapatkan bahwa pasien yang baru pertama kali menjalankan cuci
berdampak memperburuk disfungsi sel beta pancreas. Pada kondisi normal, sel beta
memiliki waktu hidup 60 hari. Pada kondisi normal, 0,5 % sel beta mengalami
bertambahnya usia, jumlah sel beta akan menurun karena proses apoptosis melebihi
tubuh termasuk ginjal. Ginjal merupakannorgan tubuh yang berfungsi dalam proses
filtrasi. Pada sistem filtrasi glomerulus padanginjal terdapat tiga komponen yang
basalis glomerulus. Pada awalnya, kerusakan podosit dianggap sebagai proses akhir
endotel glomerulus.18
13
proksimal saluran kemih sehingga kejadian patologis pada bagian ini dapat
terdeteksi di dalam urin. Podosit yang berdekatan dipisahkan oleh ruang yang
sempit (30-40 nm) yang dijembatani oleh sebuah membrannberpori yang disebut
slit diafragma. Membran ini memiliki pori-pori yang bebas permeabel terhadap air
dan zat terlarut dengan berat molekul kecil tetapi relatif impermeabelnterhadap
dengan penurunan α3β1 integrin di membrana plasma podosit yang dapat muncul
Nefrin berperan dalam adhesi sel dengan sel atau antara sel dengan matriks.
Pembentukan dan degradasi matriks sebagian diatur juga oleh interaksi sel dengan
mengubah protein struktur dan disfungsi vaskuler, lesi glomerulus, proteinuria dan
didefinisikan sebagai ekskresi albumin lebih dari 30 mg per hari dan dianggap
15
penting untuk timbulnya ND yang jika tidak terkontrol kemudian akan berkembang
menjadi proteinuria secara klinis dan berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi
glomerular dan berakhir dengannkeadaan gagal ginjal. Penilaian nilai normal yang
tabel 2.2.12
risiko munculnya nefropati DM dan penyakit kardiovaskular terjadi pada saat nilai
ekskresi albumin urin masih berada dalam kisaran normoalbuminuria lebih sering
terjadi pada pasien penderita DM tipe 2 dengan dasarnekskresi albumin urin di atas
rata-rata.12
16
albuminuria.11
disebut dengan nefropati overt.18 Pengenalan awal terhadap adanya perubahan pada
Pada tabel 2.3 dipaparkan nilai rasio albumin, yang kemudian disesuaikan dengan
sewaktu.18
2.8 Tatalaksana
pemeriksaan untuk faktor penyebab lain, penilaian fungsi ginjal, dan ada atau
makroalbuminuria.12
terjadi pada penderita DM dan merupakan salah satu tanda dari nefropati DM.
dan pertimbangan terapi farmakologis. Hal yang paling penting pada terapi non
farmakologis adalah monitor sendiri kadar glukosa darah dan edukasi berkelanjutan
tentang penatalaksanaan diabetes pada pasien. Latihan jasmani secara teratur (3-4
kali seminggu selama 30 menit/ kali), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM.18
kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan adalah berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging, dan
kesegaran jasmani. Untuk penderita yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani
dilakukan terhadap pasien. Terapi nutrisi medis ini bersifat individu. Secara umum,
terapi nutrisi medis meliputi upaya-upaya untuk mendorong pola hidup sehat,
Jenis Kelamin
pada pria. Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BBI dan pria sebesar 30 kal/kg
BBI.
Umur
dekade antara 40 dan 59 tahun), dikurangi 10% (untuk usia 60 s/d 69 tahun), dan
Aktivitas Fisik
Penambahan 10% dari kebutuhan kalori basal diberikan pada pasien dalam
keaadaan istirahat total, penambahan 20% dari kebutuhan kalori basal diberikan
pada pasien dengan aktivitas fisik ringan, penambahan 30% dari kebutuhan kalori
basal diberikan pada pasien dengan aktivitas fisik sedang, dan penambahan 50%
20
dari kebutuhan kalori basal diberikan pada pasien dengan aktivitas fisik sangat
berat.18
Berat Badan
dari kebutuhan kalori basal (tergantung pada derajat obesitas yaitu apakah obes I
atau obes II). Pada pasien dengan underweight, kebutuhan kalori ditambah sekitar
penyandang diabetes melitus. Cara yang paling umum digunakan adalah dengan
(BBI), ditambah atau dikurangi dengan beberapa faktor koreksi. Faktor koreksi ini
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus
dimodifikasi menjadi :
rumus Brocca dan memperhitungkan faktor koreksi, kalori total ini dibagi dalam 3
porsi besar untuk waktu makan utama yaitu makan pagi (20%), siang (30%), dan
sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%). Sisanya, dibagi untuk waktu
makan selingan di antara tiga waktu makan utama tersebut. Untuk meningkatkan
kepatuhan pasien, sedapat mungkin perubahan porsi dan pola makan ini dilakukan
21
sesuai dengan kebiasaan pasien sebelumnya. Untuk pasien diabetes yang mengidap
hewani dapat mengurangi hiperfiltrasi dan tekanan intraglomerular dan juga dapat
Pada penderita ND, pembatasan asupan protein dapat mempengaruhi laju filtrasi
dengan daging ayam dapat mengurangi ekresi albumin urin hingga 46% dan
ini berkaitan dengan rendahnya jumlah lemak jenuh dan tingginya asam lemak tak
jenuh pada daging ayam jika dibandingkan dengan daging sapi. Pada fungsi endotel
asam lemak tak jenuh memiliki efek untuk menurunkan ekskresi albumin urin.18
0,8 kg/hari. Pada tahap lebih lanjut, jika nilai GFR menurun pembatasan asupan
blocker (ARB) memberi keuntungan pada fungsi ginjal. Obat-obatan ini berfungsi
metaanalisis dari 12 penelitian dengan 698 orang pasien DM tipe 1 non hipersensitif
tipe 2.12 Berikut dipaparkan pada tabel 2.4 target terapi farmakologi pada pasien
Terapi Target
Mikroalbuminuria Makroalbuminuria
Ace inhibitor dan/atau Penurunan albuminuria Proteinuria seminimal
ARB dan diet rendah atau kembali menjadi mungkin atau <0,5 g/24
protein (0,6-0,8 normoalbuminuruia jam
g/kgBB/hari) Stabilisasi GFR Penurunan GFR
<2ml/menit/tahun
Obat-obatan Tekanan darah <130/80
antihipertensi atau 125/75 mmHg+
Diabetes Melitus
Komplikasi
Akut Kronik
Makroangiopati
KAD Mikroangiopati
Koma Hiperglikemi
Hiperosmolar
Hipoglikemi
Retinopati Neuropati Nefropati
Diabetetik Diabetetik Diabetetik
Atherosklerosis
Stroke
Kelainan Pembuluh
Darah Perifer Albuminuria
Makrolbuminuria Mikroalbuminuria
24
Diabetes Melitus
Umur Lama DM
Komplikasi Kronis
Mikroangiopati
Albuminuria
Makroalbuminuria Mikroalbuminuria
BAB III
METODE PENELITIAN
metode pendekatan penelitian Cross Sectional. Dalam penelitian ini jenis data yang
dipakai adalah jenis data primer dan sekunder yang didapatkan dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
Penelitian ini dimulai dari november 2018 hingga september 2019. Lokasi
penelitian bertempat di Balai Pauh Janggi Gedung Daerah Kota Pekanbaru yang
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah penderita DM dari beberapa rumah sakit
di Pekanbaru diantaranya RSUD Arifin Achmad, RS Awal Bros, RS Ibnu Sina, dan
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus (DM) yang hadir
dalam acara penelitian, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Cara
25
26
sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. Umur
2. Jenis kelamin
4. Kadar albuminuria.
Instrumen penelitian terdiri dari data primer (data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti) dan data sekunder (pengumpulan data diperoleh dari orang lain atau
tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri).Penelitian ini menggunakan
Umur Umur adalah batasan yang Hasil pengisian data Ordinal 1. 18 - 44 tahun
menunjukkan lamanya kehidupan
2. 45-65 tahun
seseorang dan dihitung sejak lahir
sampai saat dilakukan penelitian 3. >65 tahun
Jenis kelamin Jenis kelamin adalah jenis biologis Hasil pengisian data Nominal 1. Laki-laki
pasien 2. Perempuan
Kadar Kadar albuminuria adalah kadar Imunoturbidimetri Ordinal Normal :<30 µg/menit
albuminuria albumin yang terdapat pada urin pasien
Mikroalbuminuria :30-299 µg/menit
dari hasi pemeriksaan urinalisis
menggunakan urin sewaktu yang Makroalbuminuria : ≥300µg/menit
dilakukan, dan diperiksa oleh
Laboratorium Prodia Pekanbaru.
Lama Rentang waktu seseorang terdiagnosis Hasil pengisian data Ordinal DM akut (<5 tahun)
menderita diabetes melitus tipe 2 sampai waktu DM kronik (>5 tahun)
DM tipe 2 data pengambilan sampel
28
menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
dari responden dengan cara mengisi lembar data diri yang disediakan, melakukan
Setelah semua data terkumpul, maka data yang sudah terkumpulkan diolah
1. Editing
2. Coding
pengolahan data.
3. Entry data
4. Cleaning Data
Proses memeriksa semua data yang telah dimasukan ke dalam Program SPSS
5. Saving
yang ingin diketahui kemudian diolah secara manual serta disajikan secara
deskriptif dalam bentuk narasi, diagram dan tabel untuk menarik kesimpulan.
HASIL PENILITIAN
Sudirman serta Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad pada tanggal 18
November 2018 dan 15 September 2019. Subjek penelitian diambil dari 5 rumah
sakit di Pekanbaru dari total 30 Rumah Sakit yang ada di Kota Pekanbaru. Lima
Rumah Sakit tersebut dipilih karena merupakan populasi terjangkau dari penelitian
dan bersedia memberikan data Poli pasien DM tipe 2 untuk dijadikan sempel
penelitian. Subjek yang didapat sebanyak 32 orang yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi, subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 pada Beberapa
Rumah Sakit di Kota Pekanbaru Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin,
dan Lama Menderita DM
30
31
Pada tabel 4.1 didapatkan bahwa kelompok umur pasien DM tipe 2 yang
terbanyak adalah umur 45-65 tahun yaitu sebesar 59,375%. Jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan yaitu sebesar 56,25% dan berdasarkan lama menderita DM yang
beberapa rumah sakit di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Kadar Albumin(µg/mg) N %
<30 20 62,5
30-299 5 15,625
≥300 7 21,875
Total 32 100
diabetes melitus tipe 2 di beberapa Rumah Sakit di Kota Pekanbaru yang terbanyak
beberapa Rumah Sakit di Kota Pekanbaru berdasarkan umur, pada kategori normal
persentase terbesar terdapat pada kelompok umur 45-65 tahun (73,68%), pada
berdasarkan umur terbanyak terdapat pada kelompok umur 45-65 yang berjumlah
19 orang (59,4%).
beberapa Rumah Sakit di Kota Pekanbaru berdasarkan jenis kelamin, pada kategori
beberapa Rumah Sakit di Kota Pekanbaru berdasarkan lama menderita DM, pada
terdapat pada lama menderita DM >5 tahun (25%). Pasien albuminuria DM tipe 2
PEMBAHASAN
kelompok usia 45-65 tahun, yaitu sebanyak 19 orang (59,375%). Penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambianti et al. di RSUD Kota
Yogyakarta dimana kelompok usia terbanyak yang menderita DM tipe 2 adalah usia
45-65 tahun yaitu 76 orang (48,1%).20 Penelitian juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pardede et al. bahwa kelompok usia terbanyak yang menderita
Faktor risiko DM tipe 2 salah satunya merupakan usia >45 tahun.17 Orang
dengan usia ≥45 tahun memiliki risiko 9 kali lebih tinggi untuk terjadinya DM tipe
2 dibandingkan dengan yang berumur <45 tahun. 21 Pada kondisi normal, sel beta
memiliki waktu hidup 60 hari. Pada kondisi normal, 0,5 % sel beta mengalami
bertambahnya usia, jumlah sel beta akan menurun karena proses apoptosis melebihi
replikasi dan neogenesis. Hal ini menjelaskan usia tua lebih rentan terhadap
terjadinya DM.18
Pada penelitian ini pasien DM tipe 2 terbanyak adalah pasien dengan jenis
kelamin perempuan, yaitu sebanyak 18 orang (56,25%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnadewi et al. dimana pasien
34
35
yang kurang aktif dibandingkan laki-laki. Aktivitas fisik yang aktif diketahui dapat
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Janitra dan Sandika yang di RSI
Sultan Agung Semarang, ditemukan 50 pasien (74,6%) dari total 67 pasien dengan
oleh Pardede et al. dimana untuk tiap kategori pada lama menderita DM sama
besarnya yaitu sebesar 17 pasien (33,3%) dari 51 pasien.1 Hasil penelitian ini
bertambahnya lama menderita DM.26,27 Hasil penelitian pada tabel 4.1, didapatkan
dicegah.
36
albumin 30-299 sebanyak 5 orang, dan kadar albumin ≥300 sebanyak 7 orang.
Kesimpulan dari hasil ini adalah pasien albuminuria DM tipe 2 dengan kadar
albumin <30 merupakah jumlah terbanyak. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cendra et al. yang mendapatkan distribusi pasien albuminuria
DM tipe 2 terbanyak terdapat pada kategori normal dengan kadar albuminuria <30
yang berjumlah 16 pasien (47,06%) dari 34 pasien. 28 Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Elfiani et al. yang mendapatkan pasien
terdapat 25 pasien (41,7%) dari total 60 pasien.29 Albuminuria terjadi karena lapisan
ginjal, tanpa intervensi khusus ekskresi albumin urin akan meningkat sebesar 10-
albumin.12
37
berdasarkan umur terbanyak didapatkan pada rentang umur 45–65 tahun dengan
jumlah 19 orang (73,68%). Hasil ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sardi dan Pusparini , yang mendapatkan kelompok umur terbanyak
dengan jumlah 15 orang (37,5%).30 Pada penelitian yang dilakukan oleh Noviany,
usia 41-70 tahun. Hal ini serupa dengan penelitian ini yang mendapatkan kasus DM
dengan kadar albumin normal angka tertinggi berada pada rentang usia 45-65 tahun
pada penelitian ini terbanyak terdapat pada rentang umur 18-44 tahun sebanyak 2
(40%). Makroalbuminuria pada penelitian ini terbanyak pada rentang umur 45-65
pada sel endotel pembuluh darah sehingga mudah untuk terjadi angiogenesis, yang
penyakit vaskuler pada pasien DM.25 Risiko intolerasi glukosa juga meningkat
seiring dengan meningkatnya usia.17 Penelitian yang dilakukan oleh Rana et al.
kelompok usia >45 tahun memiliki risiko DM tipe 2 yang lebih tinggi karena
kompensasi sel beta pankreas dalam menghadapi resistensi insulin, hal ini
albuminuria.12 Kontrol gula darah yang ketat dianjurkan untuk dilakukan oleh
penderita DM dengan usia >45 tahun, serta diperlukannya peran aktif serta
tipe 2 berdasarkan jenis kelamin terbanyak terdapat pada jenis kelamin perempuan
oleh Noviany, dimana pada penelitian tersebut jenis kelamin perempuan merupakan
persentase terbesar pada kategori normal dengan 10 orang penderita (66,7%), pada
laki yang berjumlah 10 orang (50%), tapi terdapat perbedaan pada kategori
beberapa faktor, salah satunya aktivitas fisik, Teori yang menjelaskan bahwa
satunya albuminuria.1
berdasarkan lama menderita terbanyak terdapat pada kategori normal dengan lama
persentase terbanyak terdapat pada lama menderita >5 tahun dengan jumlah 2 orang
lama menderita >5 tahun dengan jumlah 3 orang (25%). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rikarni et al. dimana didapatkan bahwa
juga merupakan tahap reversible pada DM, dimana kadar albumin yang didapatkan
dari hasil pemeriksaan urinalisis masih tampak normal. 12 Durasi penyakit DM yang
dari durasi penyakit atau lama menderita. Akan tetapi jika lama menderita DM
diimbangi dengan pola hidup yang sehat maka kualitas hidup yang baik akan
tercipta, sehingga komplikasi jangka panjang bisa dicegah atau ditunda.35 Dengan
pengendalian glukosa darah yang ketat, biasanya kelainan fungsi maupun struktur
pengendalian kadar glukosa darah pada pasien DM adalah kepatuhan minum obat,
pasien, asupan lemak dan dukungan postif keluarga terhadap penyakit pasien.18
BAB VI
6.1 Simpulan
sebagai berikut :
41
42
6.2 Saran
gula darah.
9. Lubis HR. Penyakit ginjal diabetik. In: Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2104–7.
11. Padang MD. Hubungan protein urin dengan laju filtrasi glomerulus pada
penderita penyakit ginjal kronik dewasa di RSUP Dr.M.Djamil Padang.
2017;7(4):469–74.
12. Hendromartono. Nefropati diabetik. In: Setiati Siti, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing; 2014. hal. 2388–96.
13. Snell Richard S. Struktur renal. In: Hartanto Huriawati, editor. Anatomi
Klinik. Edisi 6. Jakarta; 2006. hal. 250–4.
43
44
14. Junqueira Luiz Carlos. Sistem perkemihan. In: Dany Frans, editor. Histologi
Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10. Jakarta; 2007. hal. 369–71.
15. Sugiharto L, editor. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Edisi 23. Jakarta; 2012.
167 hal.
16. Hartanto H, editor. Histologi dasar junqueira. Edisi 12. Jakarta; 2011.
18. Decroli E. Diabetes Melitus. Alexander K, Pradwi EY, Prima DG, Afdol R,
editor. Vol. 66, Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. Padang; 2012. 22-25 hal.
20. Abror NA, Andayani TM, Sulistiawaty E. Analisis biaya penyakit diabetes
melitus sebagai pertimbangan perencanaan pembiayaan kesehatan. J Farm
Galen 2019;5(1):73–83.
23. Srywahyuni R, Waluyo A, Azzam R. Perbandingan senam tai chi dan senam
diabetes mellitus terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus tipe 2. Rika. 2019;1(February):1–9.
24. Ekpenyong CE, Akpan UP, Ibu JO, Nyebuk DE. Gender & age factor type 2
dm. Diabetol Croat. 2012;41(1):17–28.
25. Janitra FE, Sandika D. Hubungan kontrol glukosa darah dengan penurunan
vaskularisasi perifer pada pasien diabetes mellitus. J Keperawatan dan
Pemikir Ilm. 2018;4(3):18–22. Tersedia pada: jurnal.unissula.ac.id
29. Elfiani E, Halim R, Hakir MH. Hubungan antara kadar tgf-b1 dengan kadar
albumin dalam urin pasien dm tipe 2 dengan nefropati diabetik. Jambi Med
J “Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.” 2019;7(1):73–81.
30. Sardi KP, Pusparini P. Hubungan antara hipertensi dengan albuminuria pada
usia 40-70 tahun. J Biomedika dan Kesehatan. 2019;2(1):3–9.
32. Sahid Q. Hubungan lama diabetes melitus dengan terjadinya gagal ginjal
terminal di rumah sakit dr. Moewardi Surakarta. 2012;7:1–25.
33. Harsari RH, Fatmaningrum W, Prayitno JH. Hubungan status gizi dan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. 2018;6(2):2–6.
35. Nur Lailatul Lathifah. Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah
dengan keluhan subyektif penderita diabetes melitus. J Berk Epidemiol.
2017;Volume 5, 2017:231–9.
46
Lampiran 1
47
Lampiran 2
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
No. hp :
Lama menderita DM :
48
Lampiran 3
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth;
Calon Responden
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Dalam penelitian ini, Saudara akan dilakukan wawancara medis yang akan
dipandu oleh tim peneliti, beberapa pemeriksaan fisik ya006Eg diperlukan
dan pengambilan sampel darah dengan cara disuntik dilengan dan urin.
Proses ini memakan waktu kurang lebih 3 jam. Manfaat langsung yang akan
diterima oleh responden adalah mendapatkan pemeriksaan menyeluruh
secara gratis, Buku saku Penatalaksanaan DM dan penyuluhan. Jika
ditemukan kelainan dari pemeriksaan, responden berhak mendapatkan
konsultasi dengan dokter.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan pada saudara
sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila saudara menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan Saudara
untuk menandatangani lembaran persetujuan yang saya berikan.
Atas perhatian saudara sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 4
Inisial :
……………………………………………………..
Umur :
……………………………………………………..
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran
dan tanpa keterpaksaan dari pihak manapun.
Pekanbaru,....................2019
Yang menyatakan,
(……………………….)
Lampiran 5
DATA PENELITIAN
Karakteristik Responden
No Lama
Jenis Umur Rasio Albumin
No. Lab DM
Kelamin (tahun) (µg/mg)
(tahun)
1 1909150013 L 51 10 9.22
2 1909150014 P 39 5 1,110.38
3 1909150015 L 69 15 2.81
4 1909150017 P 15 2 243.93
5 1909150018 L 44 5 19.18
6 1909150019 L 57 13 35.72
7 1909150020 P 67 4 7.55
8 1909150023 P 73 3 13.41
9 1909150025 P 58 3 28.69
10 1909150026 P 57 3 3.57
11 1909150027 P 64 5 11.48
12 1909150028 P 46 2 12.76
13 1909150029 P 56 6 22.06
14 1909150030 L 54 13 92.30
15 1909150031 L 29 2 65.14
16 1909150032 P 54 3 3.79
17 1909150033 P 49 11 14.37
18 1909150034 P 54 2 7.67
19 1909150035 P 66 9 18.37
20 1909150036 L 42 3 413.27
21 1909150037 L 44 3 10.47
22 1909150038 L 56 1 11.17
23 1909150039 P 55 6 3.8
24 1909150040 L 49 16 1,873.80
25 1909150041 P 63 1 4,294.52
26 1909150042 L 47 7 16.64
27 1909150043 P 70 10 1,317.35
28 1909150047 P 69 2 5.41
29 1909160008 L 60 5 11.51
30 1909160027 P 59 7 815.75
31 1909160030 L 68 5 104.10
32 1909200013 L 66 2 1,155.72
51
Lampiran 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
IdentitasDiri
Nama : Stephen Christopher Limbong
NIM : 1608115022
Tempat/tanggallahir : Tandun, 14 juni 1998
Agama : Katholik
Alamat : Jl. Bukit Barisan Gg.SMA No.10 Pekanbaru
Email : christolimbong@gmail.com
B. PENDIDIKAN
SDN 002 Sail, lulus tahun 2009
SMP N 1 Pekanbaru, lulus tahun 2012
SMA N 8 Pekanbaru, lulus tahun 2015
Fakultas Kedokteran Universitas Riau, masuk tahun 2016