Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
a. Pengertian Konseling Gizi
Konseling gizi merupakan salah satu bagian dari pendidikan gizi
yang bertujuan membantu masyarakat, kelompok atau individu untuk
menyadari dan mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang
dialaminya. Menurut Supariasa (2012), konseling merupakan suatu proses
komunikasi dua arah / interpersonal antara konselor dan klien untuk
membantu klien dalam mengenali, menyadari dan akhirnya mampu
mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang
dihadapinya. Konselor adalah ahli gizi yang bekerja membantu klien
mengenali, menyadari, mendorong dan mencarikan serta memilih solusi
pemecahan masalah klien yang akhirnya klien mampu menentukan
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya.
Konseling gizi adalah suatu proses memberi bantuan kepada orang
lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah
melalui pemahaman fakta-fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.

b. Tujuan Konseling Gizi


Secara umum konseling gizi bertujuan untuk membantu klien
dalam upaya mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga
dapat meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan klien, meliputi perubahan
pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan. Dalam konseling
gizi terjadi proses komunikasi dua arah yang memberikan kesempatan
konselor dan klien saling mengemukakan pendapat. Konselor memberikan
informasi dan arahan positif yang dapat mengubah informasi negatif.
Konselor juga mengarahkan klien untuk mampu menentukan sikap dan
keputusan untuk mengatasi masalah gizi yang dialami. Jadi tujuan
konseling adalah membantu klien dalam upaya mengubah perilaku yang
berkaitan dengan gizi sehingga mampu meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatannya.
Dalam buku pendidikan dan konsultasi gizi oleh Supariasa (2012),
yang dimaksud dengan tujuan konseling gizi adalah membantu klien
dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien serta memberi
alternatif pemecahan masalah melalui konseling klien dapat berbagi
masalah penyebab masalah dan memperoleh informasi tentang cara
mengatasi masalah menjadikan cara-cara hidup sehat dibidang gizi sebagai
kebiasaan hidup klien melalui konseling klien dapat belajar merubah pola
hidup, pola aktivitas, dan pola makan, dan meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan individu atau keluarga klien tentang gizi melalui konseling
klien untuk mendapatkan informasi pengetahuan tentang gizi, diet dan
kesehatan.

c. Sasaran Konseling Gizi


Sasaran konseling dapat ditinjau dari berbagai segi. Ditinjau dari
segi umur konseling dapat dibedakan menjadi konseling anak-anak,
konseling remaja, konseling orang dewasa, dan konseling orang lansia.
Menurut persatuan ahli gizi (2010), sasaran konseling yang biasa disebut
klien dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu klien yang mempunyai
masalah kesehatan dan gizi adalah klien yang mempunyai penyakit seperti
kencing manis, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal dan lainnya
dapat melakukan konseling agar dapat mengerti tentang penyakit,
penyebab penyakitnya dan alternative pemecahannya. Sehingga dia akan
mampu menentukan sikap dan tindakannya mengatasi masalah penyakit
dan terapi gizinya, Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
dapat melakukan pencegahan gizi konselor memberikan informasi tentang
bagaimana menjaga kesehatan optimal agar tubuh tetap sehat klien akan
menyadari dan memahami tentang informasi pola hidup sehat dan akan
menentukan sikap serta tindakan yang harus dilakukan, khususnya dalam
pola makan, gizi seimbang dan kesehatannya, dan klien ingin
mempertahankan dan mencapai status gizi yang optimal klien dengan
status gizi kurang dan status baik atau status buruk dapat melakukan
konseling konselor akan memberikan informasi tentang status gizi, apa
saja yang mempengaruhi dan bagaimana akibat dari status gizi serta apa
yang harus dilakukan untuk mencapai status gizi yang optimal sehingga
klien dapat mengerti dan mampu melakukan hal-hal untuk mencapai status
gizi yang optimal.

d. Manfaat Konseling Gizi


Konseling diharapkan mampu memberi manfaat kepada klien yaitu
membantu klien untuk mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang
diharapkan konselor menyampaikan beberapa informasi tentang penyakit
atau masalah, faktor penyebab dan gejala penyakit yang diderita sehinggga
klien dapat mengetahui permasalahan atau penyakit apa yang dialami,
membantu klien dalam mengatasi masalah konselor memberikan beberapa
informasi atau alternative pemecahan masalah, mendorong klien untuk
mencari cara pemecahan masalah konselor dapat mendorong mengarahkan
untuk mencari pemecahan masalah konselor memberi motivasi bahwa
klien mempunyai potensi untuk memecahkan masalah, mengarahkan
klien untuk memilih cara yang paling sesuai baginya konselor
mendampingi dan membantu klien dalam memilih cara yang paling tepat
dan sesuai bagi klien, dan membantu proses penyembuhan penyakit
melalui perbaikan gizi klien. Konselor membantu dalam menyembuhkan
penyakitnya dengan memberikan informasi yang jelas tentang diet yang di
sarankan berkiatan dengan penyakitnya.

e. Komunuikasi Dalam Konseling


Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan baik
berupa perasaan fikiran, ide atau pun pendapat melalui kata-kata, gerakan
ataupun isyarat atau simbol dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
Unsur-unsur dalam komunikasi meliputi pemberi pesan atau sumber, isi
pesan, saluran atau media dan penerima pesan / sasaran. Konseling
merupakan komunikasi dua arah yang terjadi dua arah yang antara
konselor dan klien. Komunikasi ini memberikan kesempatan kepada kedua
pihak untuk saling bertanya jawab, saling menanggapi, menggali informasi
dan mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi. Dalam konseling
konselor dapat berperan sebagai pemberi dan penerima pesan.

f. Cara-cara Memperoleh Umpan Balik Dari Klien


Dalam proses konseling ada kalanya proses komunikasi dua arah
tidak selalu berjalan dengan baik. Sering ditemukan klien/penerima pesan
dengan baik, tidak memberikan respon yang kita inginkan. Sehingga
dalam proses konseling sulit ditentukan permasalahan klien yang
sebenarnya dan solusi serta keputusan yang harus ditentukan klien
akhirnya tidak tepat. Beberapa cara yang dapat membantu dalam
memperoleh respon atau umpan balik dari klien yaitu Memberikan
kesempatan kepada klien untuk bertanya, mengajukan pendapat dan
menceritakan pengalamanya adalah mengajukan pertanyaan atau meminta
penjelasan kembali kepada klien untuk mengetahui pemahaman klien
tentang informasi yang telah diberikan, dan meminta klien untuk
meringkas informasi yang telah disampaikan dan yang telah diterima.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Materi
a. Pengertian Dislipidemia
Dislipidemia adalah kandungan kadar lemak dalam darah yang
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Kadar lemak dalam darah merupakan
kandungan lemak yang umumnya terdiri dari trigliserida, kolesterol, low
density lipoproteins (LDL), dan high density lipoproteins (HDL). Lipid
bersama dengan protein dan karbohidrat merupakan komponen penting
yang terdapat di dalam sel-sel tubuh. Lipid adalah zat lemak yang terdiri
dari kolesterol dan trigliserida. Komponen ini tersimpan di dalam tubuh dan
berperan sebagai sumber tenaga untuk tubuh. Istilah ini juga berkaitan
dengan kondisi kolesterol tinggi. Kolesterol dibagi menjadi dua yaitu,
kolesterol baik high density lipoproteins (HDL) yang normalnya pada pria
di atas 40 mg/dL dan untuk wanita normalnya di atas 50 mg/dL. Dan untuk
kolesterol jahat low density lipoproteins pada orang sehat sebaiknya
memiliki kadar di bawah 100 mg/dL dan 70 mg/dL untuk penderita diabetes
dan penyakit jantung. Total kolesterol yang seharusnya dimiliki orang sehat
di bawah 200 mg/dL.
Komponen lain dari lipid adalah trigliserida. Kadar trigliserida
yang normal di dalam tubuh seharusnya di bawah 150 mg/dL. Kondisi yang
menentukan seseorang menderita dislipidemia adalah dengan memiliki
kadar LDL atau kolesterol jahat yang tinggi, memiliki kadar HDL atau
kolesterol baik yang rendah dan memiliki kadar trigliserida yang tinggi.
Dikatakan kolesterol jahat karena LDL adalah dikarenakan bentuk
kolesterol yang paling mudah menempel pada pembuluh darah dan
menyebabkan sumbatan pada penyakit jantung coroner, dan dikatakan
kolesterol baik karena HDL adalah kolesterol yang mengangkut lemak
tubuh ke dalam hati untuk di pecah.
Penyakit dislipidemia adalah gangguan (abnormal) yang terjadi
pada darah yang mengalami kelebihan lipid (lemak). Gangguan yang terjadi
pada darah disebabkan rendahnya tingkat kolesterol plasma atau HDL pada
darah. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya perkembangan peradangan
pada darah dan gangguan pada jantung.

b. Penyebab Dislipidemia
Penyebab pada gejala penyakit dislipidemia ini dibedakan menjadi
dua kategori yaitu kategori primer dan sekunder. Pada kategori primer,
penyakit ini disebabkan oleh factor genetik atau keturunan yang disebabkan
oleh tingginya kadar kolesterol jahat (HDL) dan terigliserida, kasus ini juga
dpat meningkatkan resiko terkena serangan jantung serta peningkatan resiko
bias disebabkan oleh factor lain seperti lemak jahat dan kelainan
metabolism. Pada kategori sekunder, penyakit ini disebabkan oleh pola
hidup yang tidak sehat termasuk pola makan dan aktivitas fisik serta
penyebab umum dari kategori sekunder adalah obesitas, DM,
hipotiroidisme, minum alcohol berlebihan, sindrom PCOS, banyak
konsumsi makanan berlemak, sindrom cushing, penyakit radang
pencernaan, infeksi parah seperti HIV, dan aneurisme aorta pada perut.

c. Gejala Dislipidemia
Gejala dislipidemia bermacam-macam, yang penting untuk
diketahui dan umum terjadi seperti nyeri perut, pusing, stroke, nyeri dada,
sakit kepala, sesak napas, penyakit jantung, penurunan BB, nafsu makan
berkurang dan nyeri betis saat berjalan.
d. Pencegahan Dislipidemia
Hal penting dalam upaya pengobatan ini sebagaiman upaya
pencegahan adalah mengubah pola hidup seperti :
1) Hindari makanan yang banyak mengandung lemak, seperti
goreng-gorengan dan lemak daging serta perbanyak konsumsi
sayur dan buah.
2) Olahraga secara teratur minimal olahraga ringan tiga kali
seminggu masing-masing selama 30 menit.
3) Bagi penderita kegemukan (obesitas) dianjurkan untuk
melakukan diet sehat menurunkan berat badan.
4) Berhenti merokok

Apabila dengan pengaturan pola hidup target masih belum


mencapai maka diperlukan obat-obatan. Terdapat banyak obat-obatan
untuk dislipidemia. Obat-obatan itu sesuai dengan komponen lemak mana
yang tidak normal dan obat ini dapat menurunkan LDL 50%, sampai
meningkatkan kadar HDL dan menurunkan trigliserida sebanyak 20%.

e. Faktor-faktor Resiko Dislipidemia


Berikut adalah beberapa faktor resiko yang memicu munculnya
penyakit dyslipidemia yaitu :
1) Usia
Penyakit ini ditemukan pada pasien berusia dewasa dan lansia,
resiko ini akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya
usia
2) Riwayat Penyakit Keluarga
Jika memiliki riwayat penyakit keluarga dengan penyakit
kardiovaskular atau hiperlipidemia maka semakin besar
peluang anda untuk memiliki penyakit dislipidemia.
3) Memiliki Berat Badan Lebih atau Obesitas
Jika memiliki berat badan yang melebihi batas wajar indeks
massa tubuh di atas 30, resiko untuk terserang penyakit
kolesterol akan lebih tinggi.
4) Memiliki Pola Makan Yang Buruk
Sering makan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh yang terdapat
dalam daging atau produk olahan tertentu dapat meningkatkan
kadar kolesterol. Makanan yang kolesterol tinggi seperti daging
merah dan produk olahan susu yang dapat memicu penyakit ini.
5) Kurang Aktivitas Fisik
Olahraga dapat merangsang perkembangan kolesterol HDL
atau kolesterol baik dalam tubuh. Kondisi ini menyeimbangkan
kadar kolesterol total dengan cara mengelola LDL dalam tubuh.
Apabila jarang aktivitas fisik jarang bergerak atau olahraga
akan memiliki peluang besar untuk penyakit ini.
6) Aktif Merorok
Rokok tembakau berpotensi merusak dinding pembuluh darah
yang kondisi ini dapat menyebabkan lipid lebih mudah
menumpuk di dalam pembuluh darah. Merokok juga dapat
menurunkan kadar kolesterol HDL dalam tubuh.
7) Menderita Diabetes Melitus
Memiliki kadar gula darah yang tinggi dapat berpengaruh pada
kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol HDL akan mengalami
penurunan dan kolesterol LDL akan meningkat. Selain itu gula
darah yang tinggi akan berpotensi merusak lapisan pembuluh
arteri.
8) Konsumsi Alkohol
Jika konsumsi alkohol berlebihan kemungkinan besar untuk
mengidap penyakit ini.
f. Komplikasi Dislipidemia
Dislipidemia adalah kondisi dimana terjadinya penumpukan lipid
yang berlebihan pada pembuluh darah terutama arteri. Kondsi ini dapat
menimbulkan penebalan arteri (aterosklerosis). Aliran darah di dalam
arteri akan terhambat sehingga berbagai macam komplikasi dapat muncul
seperti :
1) Nyeri Dada
Apabila pembuluh arteri yang mengelirkan darah ke jantung
terdampak arteri coroner, kemungkinan dapat mengalami nyeri
dada (angina) dan gejala penyakit arteri koroner.

2) Serangan Jantung
Penggumpalan darah berpotensi terjadi apabila arteri
tersumbat. Ini yang menyebabkan serangan jantung
3) Stroke
Sama seperti serangan jantung, stroke bias terjadi apabila
penggumpalan darah memotong aliran darah menuju otak.

g. Pengobatan Resep Dokter Untuk Dislipidemia


Jika telah melakukan perubahan pola hidup yang sehat tapi kondisi
belum membaik, dokterakan merekomendasikan dengan pengobatan.
Spesifik obat-obat atau rekomendasi obat tergantung dari fator resiko
individu, usia, kondisi kesehatan dan efek samping. Umumnya obat-
obatan seperti :
1) Statin
Obat statin dapat membantu menghambat zat yang diperlukan
hati untuk menghasilkan kolesterol. Kondisi ini menyebabkan
hati mengeluarkan kolesterol dalam darah. Statin dapat
membantu tubuh menyerap kembali kolesterol dari timbunan
pada dinding arteri sehingga penyakit arteri coroner dapat
dicegah. Pilihan obat yang dapat di konsumsi adalah
- Atorvastatin (lipitor)
- Flufastatin (lescol)
- Lovastatin (altoprev)
- Pitavastin (livalo)
- Pravastatin (pravachol)
- Rosuvastatin (crestor)
- Simvastatin (zocor)
2) Resin Pengikat Asam Empedu
Hati memanfaatkan kolesterol untuk menghasilkan cairan
empedu yaitu cairan yang penting dalam proses perncernaan
dalam tubuh. Obat seperti cholestyramine (prevalite),
colosevelam (welchol), dan colestipol (colestid) menurunkan
kolesterol secata tidak langsung dengan mengikat asam
empedu. Hal ini memicu hati untuk menggunakan kolesterol
berlebihan dalam menghasilkan asam empedu, yang
mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
3) Penghambat Penyerapan Kolesterol
Usus kecil menyerap kolesterol dari makanan dan melepaskan
pada aliran darah. Obat ezetimibe (zetia) membantu
mengurangi kolesterol darah dengan membatasi penyerapan
kolesterol dari makanan
4) Obat Suntik
Jenis obat ini dapat membantu hati menyerap lebih banyak
kolesterol LDL, sehingga menurunkan kadar kolesterol yang
bersirkulasi dalam darah orang-orang yang dengan masalah
genetik yang menyebabkan tingginya kadar LDL. Obat ini juga
diberikan pada orang dengan riwayat penyakit arteri koroner,
serta yang memiliki intoleransi terhadap statin atau obat
kolestrerol lainnya.
h. Pengobatan Rumahan untuk Dislipidemia
Beberapa produk alami telah terbukti untuk mengurangi kolesterol.
Dengan persetujuan dokter, pertimbangan suplemen, dan produk yang
dapat menurunkan kolesterol yaitu :
1) Jelai (barley)
2) Beta-sitosterol (pada suplemen oral dan beberapa mergarin
promise active)
3) Blond psylium (pada kulit biji dan produk metamucil)
4) Oat bran (pada oat meal dan oat utuh)
5) Sitostanol (pada suplemen oral dan beberapa margarin seperti
benecol)

2.2 Metode
Adapun proses untuk konseling gizi pada diet dislipidemia dengan alur
dan penjelasan sebagai berikut :
1) Klien terdiagnosa dislipidemia dari Poliklinik Umum atau Lansia
2) Konselorcmelihat hasil laboratorium yang berhubungan dengan
diagnosa
3) Konselor melakukan pengukuran antropometri kemudian mencatat
hasil pengukuran dalam buku register konseling gizi dan kartu status
4) Konselor menghitung status gizi dengan metode indeks massa tubuh
(IMT) klien dalam buku register konseling gizi dan kartu status
5) Klien melakukan pengambilan data recall klien : asupan 24 jam, pola
makan (jenis dan frekuensi) dan selingan yang dicatat di leaflet
6) Konselor memberikan leaflet diet rendah lemak untuk untuk dipelajari
sementara konselor melakukan kegiatan lain sebelum konseling
7) Konselor menghitung asupan 24 jam, kebutuhan kalori klien, dan
pembagian makanan sehari serta menulis hasil perhitungan pada leaflet
diet dan hasilnya dicatat di laeflet
8) Konselor memberikan konseling gizi pada klien meliputi : tujuan diet,
jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, kebutuhan kalori
dan jumlah pembagian makanan sehari serta jadwal makan dari klien
9) Konselor melakukan evaluasi kepada klien seputar konseling yang
telah diberikan
10) Konselor menyerahkan leaflet diet kepada klien untuk dibawa pulang
11) Konselor menyarankan kepada klien untuk melakukan kunjungan
kembali
12) Konselor mencatat data klien dan hasil pelayanan di buku register
konsultasi gizi dan kartu status.

2.3 Media
Dalam melakukan konseling gizi dibutuhkan media untuk membantu
mempermudah kegiatan konseling, dengan alat dan bahan seperti berikut :
1) Buku register konseling gizi dan kartu status
2) Timbangan injak (digital atau manual)
3) Mikrotoise
4) Kalkulator
5) Alat tulis menulis
6) Leaflet Diet Dislipidemia

Adapun yang perlu diketahui dalam konseling gizi ini yaitu :

1) Ruang lingkup yaitu Unit Gizi


2) Penanggung jawab konseling yaitu Koordinator Unit Gizi
3) Dokumen yang terkait yaitu kartu status klien, buku register konsultasi
gizi, dan leaflet diet rendah lemak
4) Unit terkait yaitu unit pendaftaran, poli umum dan poli lansia
5) Elemen ISO yaitu proses yang berhubungan dengan pelanggan
6) Kriteria pencapaian yaitu pelayanan konseling gizi diet dislipidemia
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar
Operasional Prosedur Teknis (SOPT)
2.4 Sasaran
Untuk konseling gizi pada diet dislipidemia ini adalah orang dewasa
umum dan lansia yang sudah memiliki penyakit dyslipidemia

2.5 Tujuan Konseling Gizi Diet Dislipidemia


Untuk konseling gizi pada diet dislipidemia, adapun tujuannya yaitu :
a) Tujuan Umum
1) Untuk membantu klien dalam memberikan bimbingan yang ahli
dengan metode pengarahan
2) Memberikan edukasi kepada klien untuk memahami perilaku diet
sesuai dengan yang dianjurkan konselor
3) Mencari cara pemecahan masalah klien dengan cara yang sesuai
dengan klien
4) Membantu klien untuk mengidentifikasi dan menganalisis
masalah klien, serta memberikan alternatif pemecahan masalah
5) Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi
klien
b) Tujuan Khusus
Dalam tujuan ini konseling gizi diet dsslipidemia memiliki
tujuan khusus dalam jangka pendek atau tingkat awal, yaitu :
1) Membantu klien untuk mengenali dan memahami masalah gizi
atau penyakit dislipidemia dengan menyampaikan informasi
tentang penyakit dan masalah gizinya
2) Untuk membantu klien mencapai pola hidup sehat seperti pola
makan yang sehat dan baik, dan aktifitas fisik/olahraga
3) Menurunkan berat badan bila kegemukan
4) Mengatur asupan makanan yang baik menurut jenis makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, frekuensi dan
selingan/snack untuk diet dislipidemia
5) Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
6) Menurunkan asupan kolesterol makanan
7) Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks
8) Menurunkan asupan karbohidrat sederhana

Anda mungkin juga menyukai