Anda di halaman 1dari 19

Bilangan Berpangkat Dan Bentuk Akar

9.2
Dari Crayonpedia

Langsung ke: navigasi, cari

Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu:

Kompetensi Dasar :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar


2. Melakukan operasi aljabar yang melibatkan bilangan berpangkat bulat dan bentuk
akar
3. Memecahkan masalah sederhanayang berkaitan dengan bilangan berpangkat dan
bentuk akar

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif
 2 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif
 3 Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan
o 3.1 Bilangan Rasional dan Irasional
o 3.2 Bentuk Akar
o 3.3 Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan dan
Sebaliknya
 4 Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
o 4.1 Penjumlahan dan Pengurangan
o 4.2 Perkalian dan Pembagian
o 4.3 Perpangkatan
o 4.4 Operasi Campuran
 5 Merasionalkan Penyebut
o 5.1 Penyebut Berbentuk √b
o 5.2 Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)
o 5.3 Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)

 6 Referensi
Bilangan Bulat dengan Eksponen
Bilangan Bulat Positif
Masih ingat bentuk berikut :
32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk umum sebagai berikut.

Dengan a bilangan bulat dan n bilangan bulat positif Dari pengertian di atas akan
diperoleh sifat-sifat berikut.

Sifat 1
an x an = am + n
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
           = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2
           = 27
           = 24+3

Sifat 2
am : an = am - n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
           = 5 x 5
           = 52
           = 55 - 3

Sifat 3
(am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
       = (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
       = (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
       = 38
       = 34 x 2

Sifat 4
(a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
           = (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
           = 43 x 23
Sifat 5
(a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
            = (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
            = 64 : 34

Bilangan Bulat dengan Eksponen


Bilangan Bulat Negatif

Dari pola bilangan itu dapat disimpulkan bahwa 20 = 1 dan 2-n = 1/2n , secara umum dapat
ditulis :

Pecahan Berpangkat Bilangan Bulat


Kita telah mengetahui bahwa pecahan adalah bilangan dalam bentuk dengun a dan b
bilangan bulat (b ≠ 0). Bagaimanakah jika pecahan dipangkatkan dengan bilangan bulat?
Untuk menentukan hasil pecahan yang dipangkatkan dengan bilangan bulat, caranya
sama dengan menentukan hasil bilangan bulat yang dipangkatkan dengan bilangan bulat.

Contoh:
Tentukan hasil berikut ini!

 (1/2)5
Jawab :
Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat
Pecahan
Bilangan Rasional dan Irasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a, b
bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan rasional merupakan gabungan dari bilangan bulat, nol,
dan pecahan. Contoh bilangan rasional adalah -5, -1/2, 0, 3, 3/4, dan 5/9.

Sebaliknya, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk a/b dengan a, b bilangan bulat dan b ≠ 0.
Contoh bilangan irasional adalah . Bilangan-bilangan tersebut, jika dihitung dengan
kalkulator merupakan desimal yang tak berhenti atau bukan desimal yang berulang.
Misalnya

√2 = 1,414213562 .... Selanjutnya, gabungan anrara bilangan rasional dan irasional


disebut bilangan real.

Bentuk Akar
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, contoh bilangan irasional adalah √2 dan √5 .
Bentuk seperti itu disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan contoh yang lain?

Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan yang hasilnya bukan bilangan Rasional.

Bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat bilangan
dengan salah satu akar memenuhi definisi
√a2 = a jika a ≥ 0, dan –a jika a < 0

Contoh :
Sederhanakan bentuk akar berikut √75
Jawab :
√75 = √25x3 = √25 x √3 = 5√3

Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat


Pecahan dan Sebaliknya
Bentuk √a dengan a bilangan bulat tidak negatif disebut bentuk akar kuadrat dengan
syarat tidak ada bilangan yang hasil kuadratnya sama dengan a. oleh karena itu √2,√3, √5,
√10, √15 dan √19 merupakan bentuk akar kuadrat. Untuk selanjutnya, bentuk akar n√am
dapat ditulis am/n (dibaca: a pangkat m per n). Bentuk am/n disebut bentuk pangkat
pecahan.
contoh :

jawab :

Operasi Aljabar pada Bentuk Akar


Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan jika memiliki suku-suku
yang sejenis.

kesimpulan :
jika a, c = Rasional dan b ≥ 0, maka berlaku

a√b + c√b = (a + c)√b

a√b - c√b = (a - c)√b


Perkalian dan Pembagian
Contoh :
Tentukan hasil operasi berikut :

jawab :

Perpangkatan
Kalian tentu masih ingat bahwa (a^)" = a^'. Rumus tersebut juga berlaku pada operasi
perpangkatan dari akar suatu bilangan.
Contoh:

Operasi Campuran
Dengan memanfaatkan sifat-sifat pada bilangan berpangkat, kalian akan lebih mudah
menyelesaikan soal-soal operasi campuran pada bentuk akarnya. Sebelum melakukan
operasi campuran, pahami urutan operasi hitung berikut.

 Prioritas yang didahulukan pada operasi bilangan adalah bilangan-bilangan yang


ada dalam tanda kurung.
 Jika tidak ada tanda kurungnya maka

1. pangkat dan akar sama kuat;


2. kali dan bagi sama kuat;
3. tambah dan kurang sama kuat, artinya mana yang lebih awal dikerjakan terlebih
dahulu;
4. kali dan bagi lebih kuat daripada tambah dan kurang, artinya kali dan bagi
dikerjakan terlebih dahulu.

Contoh :
Merasionalkan Penyebut
Dalam perhitungan matematika, sering kita temukan pecahan dengan penyebut bentuk

akar, misalnya

Agar nilai pecahan tersebut lebih sederhana maka penyebutnya harus dirasionalkan
terlebih dahulu. Artinya tidak ada bentuk akar pada penyebut suatu pecahan. Penyebut
dari pecahan-pecahan yang akan dirasionalkan berturut-turut adalah

Merasionalkan penyebut adalah mengubah pecahan dengan penyebut bilangan irasional


menjadi pecahan dengan penyebut bilangan rasional.

Penyebut Berbentuk √b
Jika a dan b adalah bilangan rasional, serta √b adalah bentuk akar maka pecahan a/√b dapat
dirasionalkan penyebutnya dengan cara mengalikan pecahan tersebut dengan √b/√b .

Contoh :
Sederhanakan pecahan berikut dengan merasionalkan penyebutnya!

jawab :

Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)


Jika pecahan-pecahan mempunyai penyebut berbentuk (a+√b) atau (a+√b) maka pecahan
tersebut dapat dirasionalkan dengan cara mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan
sekawannya. Sekawan dari (a+√b) adalah (a+√b) adalah dan sebaliknya.
Bukti

Contoh :

Rasionalkan penyebut pecahan berikut.

jawab :
Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)
Pecahan tersebut dapat dirasionalkan dengan mengalikan pembilang dan penyebutnya
dengan bentuk akar sekawannya, yaitu sebagai berikut.

Contoh:

Selesaikan soal berikut!

Jawab :
CARA CEPAT MENYELESAIKAN SOAL2 MATEMATIKA

Seri Barisan dan Deret bag I


Oleh Ikhsan Rizki K
Ikhsan_rizki86@yahoo.com
www.ikhsanrizki.blogspot.com

Banyak sekali soal2 matematika SMA terutama soal2 SNMPTN, UM PTN yang sangat
rumit untuk dipecahkan, mungkin ini disebabkan pemahaman konsep materi yang keliru
dari siswa itu sendiri. Hal ini bisa dimaklumi karena memang di sekolah tempat mereka
belajar sudah ditanamkan dikotomi rumus2 matematika yang harus seperti itu. Tulisan ini
akan membedah dan meluruskan pemahaman kita tentang persamaan2 matematika
sehingga dapat berguna untuk menyelesaikan soal2 matematika dengan sangat cepat.
Dalam seri ini saya akan membahas tentang barisan dan deret Aritmatika.

Bentuk umum :
U1, U2, U3, U4, . . ., Un atau
a, a+b, a+2b, . . .a+(n-1)b
dengan rumus umum suku ke- n adalah :
Un = a+(n-1)b
dengan U1 = a dan beda : b = U2 – U1 = U3 – U2 = Un - Un-1
Sekilas tidak ada yang salah dalam pers diatas. Persamaan diatas memang tidak ada yang
salah. Tetapi berbahaya jika siswa hanya diberikan pemahaman yang seperti itu dan
terpaksa menelan mentah2 pers dalam barisan aritmatika tersebut. Dari definisi, barisan
aritmatika mempunyai selisih tiap suku-sukunya tetap. Jadi bentuk pers :
a, a+b, a+2b, . . .a+(n-1)b (1)
tidaklah mutlak. Artinya bentuk diatas juga bisa dirubah dalam bentuk :
a-2b, a-b, a, a+b, a+2b, . . . (2)
atau mungkin dalam bentuk pers yang lain. Artinya suku pertama atau U1 tidak selalu
sama dengan a. Karena yang terpenting adalah selisih tiap suku yang berurutan selalu
tetap.
Lalu apa gunanya merubah pers (1) menjadi pers (2) ?
Tentu saja sangat berguna untuk lebih mudah dan cepat menyelesaikan soal2 barisan atau
deret aritmatika.
Perhatikan contoh berikut!
• Tiga buah bilangan membentuk barisan aritmatika. Jika jumlah ketiga bilangan adalah
24 dan hasil kalinya adalah 480 maka bilangan yang terbesar adalah. . . .
Penyelesaian :
Jika kita menggunakan pers dasar dari barisan aritmatika maka bil tersbt dapat dimisalkan
a, a+b, a+2b. Jika dijumlah a + a+b + a+2b = 24
3a + 3b = 24
a+b=8
a = 8 – b . . . (i)
Hasil kalinya a.(a+b).(a+2b) = 480
Substitusi dengan pers (i) menjadi
(8–b).(8-b+b).(8-b+2b) = 480
(8–b).(8).(8+b) = 480
(8–b).(8+b) = 480/8
64 – b2 = 60
b2 = 4
b = ± = ±2
dengan pers (i) dan diambil b = 2 maka :
a=8–b=8–2=6
jadi bilangan terbesarnya adalah a+2b = 6 + 2.2 = 10
Tapi adakah cara yang lebih mudah dan praktis dalam menyelesaikan soal diatas ?
Tentunya ada.
Kita rubah permisalan ketiga bilangan diatas dari :
a, a+b, a+2b menjadi a-b, a, a+b
jadi jika dijumlahkan didapat a-b + a + a+b = 24
3a = 24
a=8
Hasil kalinya (a-b).a.(a+b) = 480
(8–b).(8).(8+b) = 480
(8–b).(8+b) = 480/8
64 – b2 = 60
b2 = 4
b = ±2
jadi bilangan terbesarnya adalah a+b = 8 + 2 = 10. lebih cepat bukan!!
Contoh lain :
• Jika adalah suku ke-n deret aritmetika yang memenuhi U5 =1/4 dan , maka ...
Penyelesaian :
Jika kita menggunakan pers dasar dari barisan aritmatika maka bil tersbt dapat dimisalkan
a, a+b, a+2b, a+3b, a+4b. Jika dijumlah a + a+b + a+2b + a+3b + a+4b = 10
5a + 10b = 10
a + 2b = 5 . . . (i)
U5 = a+4b =1/4 . . . (ii)
Dari (i) dan (ii)
a + 4b =1/4
a + 2b = 5 _
2b = - 7/4
b = - 7/8 sehingga didapat a = 15/4
Jadi didapat U3 = a+2b = 15/4 +2(- 7/8) = 2

Tetapi jika kita rubah permisalan ketiga bilangan diatas dari :


a, a+b, a+2b, a+3b, a+4b menjadi a-2b, a-b, a, a+b, a+2b
dan jika dijumlah a-2b + a-b + a + a+b + a+2b = 10
5a = 10 sehingga a = 2
Jadi didapat U3 = a = 2 jauh lebih cepat bukan!!!
Contoh lain :
• Tiga buah bilangan membentuk barisan aritmatika. Jika jumlah ketiga bilangan adalah
75 dan selisih kuadrat bilangan terbesar dan kuadrat bilangan terkecil adalah 700, maka
ketiga bilangan itu adalah . . .
Penyelesaian :
Jika kita menggunakan pers dasar dari barisan aritmatika maka bil tersbt dapat dimisalkan
a, a+b, a+2b. Jika dijumlah a + a+b + a+2b = 75
3a + 3b = 75
a + b = 25
a = 25 – b . . . (i)
Selisih kuadaratnya (a+2b)2 – a2 = 700
Tentunya dengan substitusi dengan pers (i) dan asal kita tekun akan ketemu solusi soal
diatas. Tapi akan cukup memakan waktu yang tidak sebentar untuk menyelesaikan
persamaan diatas, belum juga resiko salah hitung atau kurang teliti. Jadi lebih bijak jika
kita rubah permisalan ketiga bilangan diatas menjadi :
a-b, a, a+b
jadi jika dijumlahkan didapat a-b + a + a+b = 75
3a = 75
a = 25
Selisih kuadaratnya (a+b)2 – (a-b)2 = 700
2ab - (-2ab) = 700
4ab = 700
b=7
jadi ketiga bilangan itu adalah a-b, a, a+b = 18, 25, 32. praktis bukan !!

Walaupun kelihatannya sepele tapi pemahaman kita tentang persamaan barisan aritmatika
yang sesungguhnya diatas akan sangat membantu kita dalam menyelesaikan soal2 barisan
aritmatika terutama dalam menghadapi UAN, SNMPTN maupun UM PTN sekalipun.

Bagaimana pendapat Anda ?


Salam hangat . . . (Ikhsan Rizki : pendiri BBM)

BBM singkatan dari Bimbingan Belajar Mandiri, sebuah grup belajar matematika privat
yang siap membantu kesulitan siswa-siswi dalam menyelesaikan soal2 matematika. BBM
mengajarkan cara2 cepat dan praktis dalam menyelesaikan soal2 matematika dengan
mengembangkan kecerdasan siswa dengan pemahaman konsep materi yang lebih
mendalam sehingga siswa dapat dengan mandiri menemukan cara2 cepat dalam
menyelesaikan soal2 matematika yang dihadapinya. Bagi pembaca yang berada
diwilayah Semarang dapat hub di nomor 085640374283 atau bisa juga email
ikhsan_rizki86@yahoo.com.
Bilangan Fibonacci
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Dalam matematika, bilangan Fibonacci adalah barisan yang didefinisikan secara rekursif
sebagai berikut:

Penjelasan: barisan ini berawal dari 0 dan 1, kemudian angka berikutnya didapat dengan
cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya. Dengan aturan ini, maka
barisan bilangan Fibonaccci yang pertama adalah:

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181,
6765, 10946...

Barisan bilangan Fibonacci dapat dinyatakan sebagai berikut:

Fn = (x1n – x2n)/ sqrt(5)

dengan

 Fn adalah bilangan Fibonacci ke-n


 x1 dan x2 adalah penyelesaian persamaan x2-x-1=0

Perbandingan antara Fn+1 dengan Fn hampir selalu sama untuk sebarang nilai n dan mulai
nilai n tertentu, perbandingan ini nilainya tetap. Perbandingan itu disebut Golden Ratio
yang nilainya mendekati 1,618.

Pengaturan lantai dengan kotak berukuran bilangan Fibonacci


[sunting] Asal mula
Berdasarkan buku The Art of Computer Programming karya Donald E. Knuth, barisan ini
pertama kali dijelaskan oleh matematikawan India, Gopala dan Hemachandra pada tahun
1150, ketika menyelidiki berbagai kemungkinan untuk memasukkan barang-barang ke
dalam kantong. Di dunia barat, barisan ini pertama kali dipelajari oleh Leonardo da Pisa,
yang juga dikenal sebagai Fibonacci (sekitar 1200), ketika membahas pertumbuhan ideal
dari populasi kelinci.

[sunting] Lihat pula

Model dan variasi soal ujian matematika yang itu-itu saja menjadikan peluang siswa
menggunakan trik pengerjaan yang tidak semestinya alias menggunakan jalan pintas
dengan rumus cepat (instan).

Contoh rumus cepat matematika banyak sekali yang sering (hampir selalu) berguna
ketika UN, SPMB, UMPTN di antaranya adalah rumus tentang deret aritmetika.

Contoh soal:

Jumlah n suku pertama dari suatu deret adalah Sn = 3n 2 + n. Maka suku ke-11 dari deret
tersebut adalah…

Tentu ada banyak cara untuk menyelesaikan soal ini.

Cara pertama, tentukan dulu rumus Un kemudian hitung U11. Cara ini cukup panjang
dan memakan banyak waktu serta pikiran sehingga menguras banyak energi. Tetapi
bagus Anda coba untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman konsep deret.
Rumus Un dapat kita peroleh dari selisih Sn – S(n-1)dan seterusnya. Saya yakin semua
sudah bisa

Cara kedua, sedikit lebih cerdik dari cara pertama. Kita tidak perlu menentukan rumus
Un. Karena kita memang tidak ditanya rumus tersebut. Kita langsung menghitung U11
S11 – S10 = U11
2 2
[3(11 ) + 11] – [3(10 ) + 10]
= 3.121 – 3.100 + 11 – 10
= 64

Persamaan Kuadrat

contoh soal :
1. UMPTN 1991

Persamaan kuadrat yang akar-akarnya kebalikan dari akar-akar persamaan 2x2-3x +5 = 0


adalah..

A.     2x2 -5x +3 = 0

B.     2x2 +3x +5 = 0

C.     3x2 -2x +5 = 0

D.     3x2 -5x +2 = 0

E.      5x2 -3x +2 = 0

METODE CERDAS/SMART:

Persamaan kuadrat yang akar-akarnya kebalikan dari akar-akar ax2+bx +c = 0 Adalah :


cx2 +bx +a = 0 (Kunci : posisi a dan c di  tukar )

Jawab:

5x2 -3x +2 = 0   (E)

Untuk mengetahui Strategi Cerdas yang lain pada Bab Persamaan Kuadrat silahkan
download rumus cepat persamaan kuadrat komplit

Logaritma

contoh soal:

UMPTN 1997

Jumlah dari penyelesaian persamaan :       2log2x +52log x +6 = 0 sama dengan….

1. ¼
2. ¾
3. 1/8
4. 3/8
5. -5/8

Jawab:

Pembahasan smart/cara cepat

ingat!
a
log f(x) = p maka :

f(x) = ap
maka:

2
 log2x +52log x +6 = 0
 (2log x +2)(2log +3) =0
2
 log x = -2 atau 2log x = -3
 x = 2-2 = ¼  atau x = 2-3 = 1/8

Maka : x1 + x2 = ¼  + 1/8 = 3/8

Untuk mengetahui Strategi Cerdas yang lain pada Bab Logaritma slahkan download
rumus cepat logaritma komplit

Peluang

contoh soal :

UMPTN 1998

Seorang murid diminta mengerjakan 5 dari 7 soal ulangan, tapi soal nomor 1 dan 2 harus
dikerjakan. Banyaknya pilihan yang dapat diambil murid tersebut adalah….

1. 4
2. 5
3. 6
4. 7
5. 10

Penyelesaian cara cepat :

No. 1 dan 2 harus dikerjakan, maka sisa nomor yang dipilih : 3 ,4 ,5 ,6 ,7

Dipilih 3 soal lagi,maka :

C53 = (5.4) /(2.1) = 10

Untuk mengetahui Strategi Cerdas yang lain pada Bab PELUANG slahkan


download rumus cepat PELUANG komplit

Invers

Tentukan invers dari :


F(x) = (2x + 2)2 – 5

Cara biasa :

F(x) =  y =  (2x + 2)2 – 5

y + 5 = (2x + 2)2

(y + 5)1/2 = 2x + 2

(y + 5)1/2 – 2 = 2x

[(y +5)1/2 - 2]/2 = x

Jadi F’(x) = [(x + 5)1/2 - 2]/2

Cara Cerdas :

Lihat : (2x + 2)2 –5

pada fungsi tersebut pertama x dikalikan 2 kemudian ditambah 2 lalu dipangkatkan 2


kemudian dikurang 5

Untuk mendapatkan inversnya sekarang langkahnya di balik / dari belakang dan


operasinya tiap langkah diubah dengan menggunakan inversnya

hasilnya : x ditambah 5 kemudian dipangkat 1/2 lalu dikurang 2 kemudian dibagi 2

so jawabannya : F’(x) = [(x + 5)1/2 - 2]/2

kalau anda sudah terbiasa saya yakin dalam hitungan detik anda sudah dapat
menyelesaikannya dengan benar. untuk soal yang lain pun dengan cara yang sama.

selamat mencoba!!!

Tidak Semua trik cepat dapat di tuliskan di halaman ini, karena keterbatasan halaman
serta format penulisan di blog yang kurang mendukung untuk penggunaan simbol-simbol
matematika.

Untuk Bab- bab Yang Lain silahkan download di bawah ini :


Landasan, Visi, Misi Polugri

G. Misi Pembangunan Nasional


Minggu, 06 September 2009

Misi pembangunan 2010-2014 adalah rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk
mencapai Visi Indonesia 2014, yaitu terwujudnya Indonesia Sejahtera, Demokratis dan
Berkeadilan, namun tidak dapat terlepas dari kondisi dan tantangan lingkungan global
dan domestik pada kurun waktu 2010-2014 yang mempengaruhinya. Misi pemerintah
dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera,
aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan
demokratis. Usaha-usaha Perwujudan Visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam 3 (tiga)
misi pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut:

Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Anda mungkin juga menyukai