Anda di halaman 1dari 6

Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan yaitu sesorang atau individu atau kelompok yang terlibat dalam
pemilihan berbagai alternatif. Pembuatan keputusan juga bisa mempunyai empat orientasi
yang sangat berbeda: orientasi eksploitas, orientasi penimbunan, orientasi penerimaan, dan
orientasi pemasaran (Dale).
Orientasi penerimaan
Mengapa mereka sangat bergantung pada saran-saran dari anggota organisasi? Karena
pembuat keputusan yang mempunyai orientasi penerimaan sadar bahwa sumber dari semua
keputusan yang baik adalah dari luar mereka sendiri. Seseorang lebih menyukai sumber dari
luar yang membuat keputusan untuk diri mereka (pembuat keputusan).
Orientasi eksploitasi
Dalam pengambilan keputusan individu berani mengambil langkah etis atau tidak etis dalam
mencari ide yang perlu bagi pembuat keputusan yang baik. Pembuatan keputusan dalam
orientasi eksploitasi juga percaya bahwa pembuatan keputusan yang baik berada diluar
individu. Individu membangun organisasi hanya memperluas sedikit gagasan dari organisasi
lain, individu tersebut tidak mempunyai kredit pada gagasan untuk setiap orang kecuali pada
diri individu tersebut.
Orientasi penimbunan
Individu hanya menerima sedikit pertolongan dari luar, sangat self reliant, dan mengisolasi
dirinya dari yang lainnya. Pembuatan keputusan tersebut memelihara eksistensi pada saat
sekarang ini dan menekan untuk dipertahankannya. Pada orientasi penimbunan ini
mempunyai karakteristik pembuatan keputusan yang mempertahankan status quo sebanyak
mungkin.
Orientasi pemasaran
Individu dalam pembuatan keputusan orientasi pemasaran ini memandang dirinya sebagai
komoditi yang hanya bernilai sama seperti keputusan yang mereka buat. Orientasi pembuatan
keputusan yang ideal merupakan orientasi yang menekan banyaknya potensi organisasi yang
mampu berpotensi dalam pembuatan keputusan. Mereka mencoba untuk membuat keputusan
yang akan memperbesar nilai mereka dan menyadari apa yang dipikirkan oleh orang lain
terhadap keputusan dari mereka sendiri pembuatan keputusan yang ideal ini tidak memiliki
ke empat kualitas orientasi dalam pembuatan keputusan yang tidak diinginkan. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mereka mencoba menggunakan semua bakat dan terutama
dipengaruhi oleh penilaian yang beralasan serta dapat dipercaya.
Tujuan-tujuan yang harus dicapai
Elemen ini merupakan elemen utama ketiga dari situasi keputusan yaitu tujuan yang ingin
dicapai oleh pembuat keputusan pada kasus wirausahawan elemen ketiga ini paling sering
bertujuan untuk organisasional.
Alternatif yang relevan
Situasi keputusan ini biasanya digunakan sekurang-kurangnya terdiri dari dua alternatif yang
relevan. Relevan merupakan sebuah pilihan yang dipandang sesuai untuk di implementasikan
serta juga untuk memecahkan masalah yang terjadi. Alternatif yang tidak relevan merupakan
alternatif yang tidak bisa di implementasikan atau tidak akan memecahkan masalah yang ada.
Alternatif yang tidak relevan tidak dapat digunakan dalam pembuatan keputusan.
Susunan atau peringkat alternatif
Dalam proses ini bersifat subyektif, obyektif, atau kombinasi dari keduanya. Dari keputusan
ini mempunyai proses atau sebuah mekanisme yang meranking alternatif dari yang paling
diinginkan sampai yang kurang diinginkan. Pada pengalaman masa lalu dari pembuatan
keputusan adalah contoh dalam proses yang subyektif dan tingkat output permesin adalah
contoh dari proses yang obyektif.
Pilihan alternatif
Dari beberapa elemen diatas elemen ini merupakan elemen utama yang terakhir dari situasi
pengambilan keputusan yang pilihannya aktual antara alternatif yang tersedia. Dalam pilihan
ini membentuk kenyataan yang di buat oleh suatu keputusan. Wirausahawan memilih
aternatif yang memaksimumkan hasil jangka panjang bagi organisasi daripada hasil jangka
pendek.
E. Proses pembuatan keputusan
Pemilihan alternatif dari seperangkat alternatif yang tersedia merupakan suatu proses
keputusan. Sedangkan langkah yang di ambil oleh pembuatan keputusan untuk memilih
alternatif yang ada merupakan proses pembuatan keputusan. Dalam evaluasi dari suatu
keputusan harus berdasarkan pada proses yang digunakan dalam membuat keputusan.
Suatu model pembuatan keputusan menyarankan lima langkah dalam pembuatan keputusan
langkah pertama yaitu identifikasi masalah yang ada, pendaftar alternatif yang mungkin
untuk memecahkan masalah alternatif harus dipilih yang paling bermanfaat dalam
memecahkan masalah ini, memfungsikan alternatif ke dalam tindakan, dan yang terakhir
mengumpulkan umpan balik untuk menemukan apakah alternatif tersebut dapat
diimplementasikan untuk mengurangi masalah yang diidentifikasi. Berikut ini merupakan
penjelasan dari tiap-tiap langkah dan saling hubungan diantara langkah-langkah tersebut:
Identifikasi masalah yang ada
Langkah pertama dari proses ini adalah mengidentifikasi dengan tepat apa masalah atau
kendala yang dihadapi. Hanya sesudah kendala tersebut ditemukan dan diidentifikasi secara
memadai manajemen bisa mengambil langkah-langkah untuk mengambil keputusan.
Pembuatan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang melibatkan
penghilangan kendala bagi pencapaian tujuan organisasi. Chester Barnard yang mengatakan
bahwa masalah organisasional akan meminta perhatian khusus dari manajer terutama melalui
(1) perintah yang didasarkan oleh penyelia manajer, (2) situasi yang menghubungkan
bawahannya dengan manajer atau sebaliknya, (3) aktivitas normal dari manajer tersebut.
Pendaftaran alternatif yang paling memecahkan masalah
Mengevaluasi tiap alternatif dengan sangat teliti bermanfaat dalam pembuatan keputusan ini.
Evaluasi ini terdiri dari tiga langkah. Pertama dalam pembuatan keputusan harus
mencantumkan seakurat mungkin pengaruh potensial dari tiap alternatif seolah-olah alternatif
tersebut telah dipilih dan diimplementasikan. Kedua, pembuatan keputusan harus menetapkan
faktor probabilitas pada tiap pengaruh alternatif. Dengan itu hal ini akan menunjukkan
seberapa mungkin terjadinya pengaruh yang timbul jika alternatif tersebut
diimplementasikan. Ketiga, pembuatan keputusan hendaknya membandingkan tiap pengaruh
yang diharapkan dari alternatif tersebut dan probabilitasnya serta menetapkan tujuan
organisasi sebagai pedoman. Alternatif yang nampak paling menguntungkan bagi organisasi
hendaknya dipilih untuk diimplementasikan.
Implementasi alternatif yang dipilih
Memfungsikan alternatif yang dipilih ke dalam semua tindakan-tindakan. Keputusan
mencapai keberhasilan hendaknya didukung dengan tindakan-tindakan yang tepat.
Pengumpulan umpan balik yang berhubungan dengan masalah.
sesudah alternatif dipilih dan sudah diimplementasikan, tugas selanjutnya bagi pembuat
keputusan belumlah lengkap. Pembuat keputusan harus mengumpulkan umpan balik untuk
menentukan pengaruh dari alternatif yang diimplementasikan pada masalah yang sudah
teridentifikasi. Jika masalah yang sudah teridentifikasi belum terpecahkan sebagai hasil dari
alternatif yang diimplementasikan, pembuat keputusan hendaknya terus mengembangkan dan
mengimplementasikan beberapa alternatif lainnya yang akan mengurangi dampak dari
masalah yang ada. Dengan kata lain jika masalah tersebut terpecahkan sebagai hasil alternatif
yang diimplementasikan pembuat keputusan bisa mengalihkan perhatiannya dengan
memecahkan masalah organisasional yang lainnya.
Pembuatan keputusan ini didasarkan pada asumsi pertama. Pertama, model menganggap
bahwa manusia merupakan mahluk ekonomi dengan tujuan memaksimumkan kepuasan dari
hasil. Kedua, model didasarkan pada asumsi bahwa dalam situasi pembuatan keputusan
semua memecahkan alternatif maupun konsekuensi yang mungkin dari tiap alternatif yang
diketahui oleh pembuat keputusan. Asumsi yang terakhir adalah pembuat keputusan harus
mempunyai beberapa sistem prioritas yang memungkinkan mereka merangkai tiap alternatif
menurut yang paling diinginkan. Jika pada tiap asumsi-asumsi dipenuhi pada situasi
pembuatan keputusan mungkin akan membuat keputusan yang terbaik bagi organisasi. Pada
kenyataannya asumsi itu biasanya tidak terpenuhi dan keputusan menjadi bukan keputusan
yang terbaik bagi organisasi
F. Kondisi pembuatan keputusan
Pembuatan keputusan sebagian besar yakin secara cepat apa konsekuensi masa depan dari
alternatif. Istilah dari masa depan adalah penting didalam membahas kondisi pembuatan
keputusan. Untuk tujuan yang praktis, karena organisasi dan lingkungannya senantiasa
berubah, konsekuensi masa depan dari keputusan yang diimplementasikan tidak bisa
diprediksi secara sempurna.
Terdapat tiga kondisi yang berbeda dalam mengambil keputusan. Masing-masing kondisi
tersebut adalah (1) kondisi kepastian sepenuhnya, (2) kondisi yang tidak pasti sepenuhnya,
dan (3) kondisi resiko.
Kondisi kepastian sepenuhnya (complete certainty condition )
Pembuat keputusan tahu dengan tepat bagaiman hasil dari keputusan yang diimplementasikan
tersebut akan berupa merupakan kondisi kepastian kepenuhnya. Dalam hal ini pengetahuan
sepenuhnya tentang suatu keputusan dimiliki oleh wirausahawan. Mendaftar hasil-hasil dari
alternatif dan kemudian mengambil hasil dengan pay off tertinggi dari organisasi, mungkin
akan mendapati betapa mudahnya membuat keputusan yang terpercaya. Sebagai contoh pada
hasil dari investasi alternatif di dasarkan pembelian obligasi pemerintah, untuk tujuan praktis,
bisa diprediksi sepenuhnya karena suku bungan obligasi yang ditetapkan pemerintah. Akan
tetapi, sebagian-sebagian besar keputusan organisasi dibuat diluar situasi kepastian
sepenuhnya.
Kondisi ketidakpastian sepenuhnya
Kondisi ketidakpastian sepenuhnya ada manakala pembuat keputusah tidak mempunyai
sepenuhnya berupa apa hasil dari alternatif yang diimplementasikan tersebut. Kondisi
ketidakpastian sepenuhnya akan ada, contohnya tidak mengetahui apa yang terjadi dimasa
lalu menyulitkan prediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang, pada situasi demikian,
pembuat keputusan biasannya mendapati bahwa keputusan yang berhasil guna hanyalah
persoalan kesempatan saja.
Kondisi resiko
Karakteristik utama dari kondisi resiko adalah pembuat keputusan hanya memiliki sedikit
informasi mengenai hasil dari tiap alternatif untuk mengestimasikan seberapa mungkin hasil
tersebut jika alternatif diimplementasikan. Contoh, wirausahawan yang menyewa dua
salesman tambahan untuk meningkatkan penjualan organisasi tahunan adalah memutuskan
pada kondisi resiko.
Pada kenyataanya, derajat resiko bisa dikaitkan dengan keputusan yang dibuat pada situasi
resiko. Semakin rendah kualitas informasi yang berhubungan dengan hasil dari alternatif,
semakin dekat situasi tersebut dengan situasi ketidakpastian sepenuhnya dan semakin tinggi
resiko yang berkaitan dengan pemilihan alternatif
G. perangkat-perangkat dalampembuatan keputusan
Beberapa penulis menunjukkan perangkat yang lebih subyekif seperti ESP merupakan hal
yang penting bagi pembuatan keputusan, sebagaian besar wirausahawan cenderung lebih
menekankan peralatan dalam pembuatan keputusan yang lebih obyektif seperti programasi
linear, metode sebuah antrian, dan teori permainan. Akan tetapi, mungkin dua peralatan
dalam pembuatan keputusan yang dipakai paling luas adalah teori probabilitas dan pohon
keputusan.
Teori probabilitas
Teori ini merupakan peralatan pembuatan keputusan yang digunakan pada situasi resiko atau
situasi pembuatan keputusan tidak sepenuhnya yakin dengan hasil alternatif yang telah
diimplementasikan. Teori ini menunjuk pada kemungkinan bahwa suatu kejadian atau hasil
yang sesungguhnya akan jadi memungkinkan pembuatan keputusan menghitung nilai yang
diharapkan tiap-tiap alternatif. Nilai yang diharpakan (EV) atau suatu alternatif adalah
pendapatan (I) yang akan dihasilkan dikalikan dengan probabilitas dalam memperoleh
pendapatan (P). Dalam bentuk rumus, EV = I x P. Pembuatan keputusan harusnya mengikuti
aturan umum dengan memilih dan mengimplementasikan alternatif nilai yang diharapkan
tertinggi.
Pohon-pohon keputusan
Teori probabilitas diterapkan pada situasi keputusan yang relatif sederhana. Akan tetapi,
beberapa keputusan adalah lebih rumit serta melibatkan serangkaian langkah-langkah.
Langkah-langkah tersebut saling bergantungan yaitu tiap langkah dipengaruhi oleh langkah
yang mendahuluinya. Suatu pohon keputusan adalah peralatan pembuatan keputusan grafik
yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi keputusan yang mengandung serangkaian
langkah-langkah.
Dasar dari pohon keputusan yang mengurangi situasi yang dihadapi dengan jelas
mennunjukkan bahwa manajemen harus memutuskan apakah akankah membangun prabik
besar atau pabrik kecil. Jika pilihan adalah membangun pabrik besar, perusahaan bisa
menghadapi perminttan produk yang rata-rata tinggi atau rendah, atau pada mulanya tinggi
kemudain rendah. Jika pilihan adalah mendirikan pabrik kecil, dan permintaan produk yang
tertinggi terjadi selama dua tahun pertama operasi, manajemen kemudian bisa memilih
apakah akan meluaskan pabriknya atau tidak. Apakah keputusan yang dibuat untuk
memperluas pabrik atau tidak memperluas pabrik kemudian bisa menghadapi permintaan
produk yang tinggi maupun rendah.
Uji pemahaman
1. Apa yang dimaksud dengan keputusan ?
2. Sebutkan jenis-jenis keputusan yang harus dibuat oleh manajer ?
3. Bagaimana cara tradisional dalam pengendalian keputusan terprogram dan tidak
terperogram ?
4. Bagaimana cara modern dalam pengendalian keputusan terprogram dan tidak
terprogram ?
5. Apa yang dimaksud dengan jangkauan dan tingkatan manajemen dari keputusan ?
6. Sebutkan enam bagian atau unsur dasar situasi keputusan yang ada ?
7. Faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi pembuatan keputusan dan sebutkan
bagian-bagiannya ?
8. Sebutkan langkah atau proses pembuatan keputusan ?
9. Sebutkan dan jelaskan tiga kondisi yang berbeda dimana keputusan yang dibuat ?
10. Perangkat apa saja yang diperlukan pembuatan keputusan ?
11. Bagaimana menerapkan teori probabilitas dalam pembuatan keputusan ?
12. Menerapkan teori pohon keputusan dalam pembuatan keputusan ?
Ikhtisar
1. Keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat diantara satu atau lebih alternatif yang
tersedia.
2. Keputusan dikategorikan dengan berapa banyak waktu yang diperlukan oleh
wirausahawan untuk membuatknya, bagian organisasi mana yang harus dilibatkan
untuk membuat keputusan tersebut.
3. Keputusan terprogram adalah kputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan
organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
4. Keputusan tidak terprogram biasannya merupakan keputusan yang dikeluarkan sekali
dan tidak tersetruktur.
5. Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi.
6. Jangkauan dari keputusan tersebut menunjuk pada proporsi dari sistem manajemen
total yang akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai