Anda di halaman 1dari 6

BAB BEDA PENELITIAN IPA DAN PENDIDIKAN IPA

2 SERTA OBJEK PENELITIAN IPA

2.1 Beda Penelitian IPA dan Pendidikan IPA


a. IPA diartikan sebagai semua pengetahuan yang diperoleh dengan metode
ilmiah.Metode ilmiah merupakan siklus induksi, deduksi, verifikasi,dan
pencarian terus menerus untuk memperbaiki teori yang pada dasarnya
dikemukan secara tentatif (Kemeny [Poedjiadi,1999:25)
b. IPA merupakan hasil observasi/penelitian yang terkoordinasi, terstruktur dan
sistematis terhadap peristiwa alam yang dilakukan oleh seorang saintis
(ilmuwan). Hasil penelitian para ilmuwan biasanya dikomunikasikan dan
didiskusikan di antara para ilmuwan yang menekuni bidang yang sama.
Ekplanasi para ilmuwan ini disebut eksplanasi ilmiah.
c. Pendidikan IPA adalah upaya para pendidik menggunakan hasil penelitian
ilmiah dari para ilmuwan, untuk disesuaikan dengan perkembangan
intelektual peserta didik. IPA yang dipelajari di sekolah ini diistilahkan dengan
sains sekolah (school science). IPA sekolah harus mempunyai kedalaman yang
berbeda antara jenjang masing-masing sekolah, dan diolah secara pedagogik
oleh guru. Sehingga IPA sekolah merupakan hasil ekplanasi pedagogik.
Pemetaan hubungan antara ekplanasi pedagogik dan ekplanasi ilmiah ilmuwan
dijelaskan oleh Siregar (1999:20) pada gambar 1

Gambar 1 Hubungan antara ekplanasi ilmiah dan eksplanasi pedagogik

Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 7


Gambar 1. Menunjukkkan bahwa ilmuwan dengan ekplanasi ilmiahnya
mengkomunikasikan hasil temuannya pada rekan sejawat sesama ilmuwan,
kemudia ia pun membuat sebuah subject matter (bisa berupa buku atau publikasi
ilmiah dalam bentuk jurnal, makalah, dll). Subject matter inilah yang akan
diajarkan kepada siswa di sekolah, agar subject matter ini mudah dipahami oleh
siswa (accessible) dan mudah diajarkan oleh guru (teacheable), subject matter
dengan ekplanasi ilmiah harus ditranfer terlebih dahulu menjadi ekplanasi
pedagogi. Ekplanasi pedagogi menggabungkan ilmu pedagogi dan ilmu psikologi,
sehingga subject matter sesuai dengan tingkat keterampilan berpikir siswa.
Prasyarat utama yang harus diperhatikan oleh guru adalah ”ekplanasi pedagogi
tidak bertentangan dengan ekplanasi ilmiah”. Jadi seorang guru harus menguasai
materi yang diajarkan dengan baik melalui penyerapan terhadap materi yang
dikemukakan oleh ilmuwan.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA adalah upaya mengajarkan/


membelajarkan IPA di sekolah. Pendidikan IPA ini secara epistimologi berada
dalam wilayah pendidikan. Ilmu pendidikan berada dalam lingkup ilmu sosial,
sehingga penelitian pendidikan termasuk pendidikan IPA berada dalam lingkup
penelitian sosial bukan penelitian sains. Perbedaan penelitian sains dan sosial
terlihat pada Tabel 1

Tabel 1. Perbedaan Penelitian IPA/Sains dengan Penelitian Sosial

Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 8


Gambar 2. Perbedaan Penelitian IPA dan Penndidian IPA

Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 9


2.2 Objek Penelitian Pendidikan IPA
Untuk memahmi objek penelitian pendidikan IPA, maka kita harus memahami dulu
komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM) secara
umum. Menurut Siregar (1999:17), PBM senantiasa melibatkan tiga
komponen, yaitu materi ajar/bahan ajar, pembelajar/peserta didik/subjek belajar
dan, pengajar/guru. Hubungan antara ketiga komponen tersebut disajikan pada
Gambar 3.

Gambar 3. Komponen-komponen dalam proses pembelajaran


Penelitian pendidikan secara umum dapat meneliti komponen pengajar seperti
minat, kesiapan mengajar, motivasi mengajar, dan faktor intern pangajar
(misalnya: IQ, EQ, SQ) maupun ekstern pengajar (misalnya: keaktifan dalam
mengikuti training kependidikan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran /Kelompok
Kerja Madrasah, dll). Komponen pembelajar misalnya minat, kesiapan belajar,
motivasi belajar,dan faktor intern pembelajar (misalnya: IQ, EQ, SQ, dll) maupun
ekstern pembelajar (misalnya: musik, les privat, peer group, dll). Komponen
materi subyek misalnya jenis-jenis materi subyek (buku teks, LKS, VCD/DVD,
komputer interaktif, Chart atau gambar, dll). Hal lain yang dapat diteliti adalah
hubungan antar komponen dalam PBM. Hubungan antara pengajar dan
pembelajar, yang diejawantahkan dalam model-model pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan-pendekatan dalam
pembelajaran. Hubungan antara materi subyek dengan pengajar atau materi
subyek dengan pembelajar dapat diteliti dari segi keterbacaan materi subyek
tersebut. Ada keistimewaan dalam penelitian pendidikan IPA, keistimewaan ini
dikarenakan pendidikan IPA merupakan suatu ekplanasi pedagogi yang diberikan

Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 10


pengajar/penulis buku pelajaran kepada pembelajar berdasarkan kepada
ekplanasi ilmiah para ilmuwan. Persoalan dalam pendidikan IPA dan juga tugas
dari guru/pembuat buku IPA adalah bagaimana ekplanasi ilmiah para ilmuwan
dapat dipahami dengan mudah oleh para siswa. Inilah yang acapkali jadi masalah,
“konsep-konsep yang dikemukan ilmuwan terlalu abstrak sehingga siswa pun sulit
memahaminya”. Jika penelitian di bidang pendidikan IPA mementingkan unsur
kebermanfaatannya bagi guru-guru IPA, maka sebaiknya penelitian dalam
pendidikan IPA dimulai dari pertanyaan, “konsep apa yang dianggap sukar oleh
guru dalam mengajarkannya dan oleh siswa dalam memahaminya?”. Selanjutnya
menentukan komponen apa yang akan diteliti, “apakah materi subyek,
pembelajar, pengajarnya atau hubungan antar kompnen tersebut?”. Jika
penelitian pendidikan IPA mementingkan rasa ingin tahu, maka penelitian
pendidikan IPA dimulai dengan sebuah pertanyaan, “Konsep IPA mana yang sering
terjadi miskonsepsi?” atau “Metode pembelajaran IPA apa yang sering digunakan
guru? Mengapa guru lebih memilih metode tersebut”. Jika penelitian pendidikan
IPA mementingkan pemecahan masalah, maka penelitian dimulai dengan sebuah
pertanyaan, “Bagaimana mengatasi peserta didik yang kurangpartisipasi dalam
pembelajaran IPA?”. Penelitian untuk pemecahan masalah sebaiknya melakukan
observasi terlebih dahulu. Tabel 2. memperlihatkan sebuah contoh penelitian
yang dikembangkan berdasarkan kesulitan guru mengajarkan materi Hukum
Hukum Newton. Kesulitan ini kemudian didekati dengan penelitian yang
berorientasi pada manfaat, rasa ingin tahu, dan pemecahan masalah.

Tabel 2. Contoh Judul-Judul Penelitian IPA tentang Hukum-hukum Newton

Komponen Orientasi Contoh Judul Penelitian Skripsi


yang diteliti Penelitian
Analisis Cakupan Materi Hukum-hukum
Newton Tentang Gerak Ditinjau dari 4
Rasa ingin tahu Dimensi Pengetahuan Sebagai Materi
Esensial Pembelajaran Fisika SMA
Analisis Konsep-konsep Esensial Materi
Materi ajar Hukum-hukum Newton Tentang Gerak
Rasa ingin tahu Ditinjau dari 6 Tingkat Proses Kognitif yang
Dilatihkan Dalam Pembelajaran Fisika SMA
Analisis Konsep-konsep Esensial Materi
Hukum-hukum Newton Tentang Gerak
Rasa ingin tahu Ditinjau dari Ketepatan Pendekatan dan
Strategi Pembelajaran di SMA

Keberman- Pengembangan LKPD berorientasi PBL


faatan pada materi Gaya Gerak dan Grafitasi
Newton untuk Pembelajaran Fisika SMA

Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 11


Komponen Orientasi Contoh Judul Penelitian Skripsi
yang diteliti Penelitian
Hubungan antara persepsi siswa tentang
pembelajaran materi hukum-hukum
Siswa Newton dengan Hasil Belajar serta Faktor
Keberman- faktor yang mempengaruhinya dalam
faatan Pelajaran Fisika pada SMA se kota Padang

Konstribusi persepsi guru terhadap


persepsi siswa pada pembelajaran materi
Keberman- Hukum Newton, dan dampaknya terhadap
faatan hasil belajar siswa pada SMA di kota
Padang
Pengaruh Strategi Koolaboratif dalam
Hubungan Model Cooperatif Learning type Jigsaw
Guru dan Keberman- terhadap Peningkatatan Hasil Belajar
Siswa faatan Siswa pada pada materi Gaya Gerak dan
Grafitasi Newton pada Pembelajaran Fisika
di kelas X SMA 10 Padang
Komparasi Hasil Belajar Siswa pada materi
Keberman- Gaya Gerak dan Grafitasi Newton antara
faatan pendekatan textual dan pendekatan
Kontekstual dalam Pembelajaran Fisika di
kelas X SMA 3 Padang
Analisis Persepsi Siswa Terhadap materi
Hukum-hukum Newton Tentang Gerak
Rasa ingin tahu Serta Kesulitan yang dialami Dalam
Hubungan Pembelajaran Fisika SMA
Siswa dengan Analisis Materi Sulit Pada Hukum-hukum
Materi ajar Rasa ingin tahu Newton Tentang Gerak Menurut Siswa
Ditinjau dari 4 Dimensi Pengetahuan
Dalam Pembelajaran Fisika SMA
Keberman- Pengembangan LKPD berorientasi PBL
faatan pada materi Gaya Gerak dan Grafitasi
Newton untuk Pembelajaran Fisika SMA

Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 12

Anda mungkin juga menyukai