a. IPA diartikan sebagai semua pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah.Metode ilmiah merupakan siklus induksi, deduksi, verifikasi,dan pencarian terus menerus untuk memperbaiki teori yang pada dasarnya dikemukan secara tentatif (Kemeny [Poedjiadi,1999:25) b. IPA merupakan hasil observasi/penelitian yang terkoordinasi, terstruktur dan sistematis terhadap peristiwa alam yang dilakukan oleh seorang saintis (ilmuwan). Hasil penelitian para ilmuwan biasanya dikomunikasikan dan didiskusikan di antara para ilmuwan yang menekuni bidang yang sama. Ekplanasi para ilmuwan ini disebut eksplanasi ilmiah. c. Pendidikan IPA adalah upaya para pendidik menggunakan hasil penelitian ilmiah dari para ilmuwan, untuk disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik. IPA yang dipelajari di sekolah ini diistilahkan dengan sains sekolah (school science). IPA sekolah harus mempunyai kedalaman yang berbeda antara jenjang masing-masing sekolah, dan diolah secara pedagogik oleh guru. Sehingga IPA sekolah merupakan hasil ekplanasi pedagogik. Pemetaan hubungan antara ekplanasi pedagogik dan ekplanasi ilmiah ilmuwan dijelaskan oleh Siregar (1999:20) pada gambar 1
Gambar 1 Hubungan antara ekplanasi ilmiah dan eksplanasi pedagogik
Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 7
Gambar 1. Menunjukkkan bahwa ilmuwan dengan ekplanasi ilmiahnya mengkomunikasikan hasil temuannya pada rekan sejawat sesama ilmuwan, kemudia ia pun membuat sebuah subject matter (bisa berupa buku atau publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal, makalah, dll). Subject matter inilah yang akan diajarkan kepada siswa di sekolah, agar subject matter ini mudah dipahami oleh siswa (accessible) dan mudah diajarkan oleh guru (teacheable), subject matter dengan ekplanasi ilmiah harus ditranfer terlebih dahulu menjadi ekplanasi pedagogi. Ekplanasi pedagogi menggabungkan ilmu pedagogi dan ilmu psikologi, sehingga subject matter sesuai dengan tingkat keterampilan berpikir siswa. Prasyarat utama yang harus diperhatikan oleh guru adalah ”ekplanasi pedagogi tidak bertentangan dengan ekplanasi ilmiah”. Jadi seorang guru harus menguasai materi yang diajarkan dengan baik melalui penyerapan terhadap materi yang dikemukakan oleh ilmuwan.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA adalah upaya mengajarkan/
membelajarkan IPA di sekolah. Pendidikan IPA ini secara epistimologi berada dalam wilayah pendidikan. Ilmu pendidikan berada dalam lingkup ilmu sosial, sehingga penelitian pendidikan termasuk pendidikan IPA berada dalam lingkup penelitian sosial bukan penelitian sains. Perbedaan penelitian sains dan sosial terlihat pada Tabel 1
Tabel 1. Perbedaan Penelitian IPA/Sains dengan Penelitian Sosial
Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 8
Gambar 2. Perbedaan Penelitian IPA dan Penndidian IPA
Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 9
2.2 Objek Penelitian Pendidikan IPA Untuk memahmi objek penelitian pendidikan IPA, maka kita harus memahami dulu komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM) secara umum. Menurut Siregar (1999:17), PBM senantiasa melibatkan tiga komponen, yaitu materi ajar/bahan ajar, pembelajar/peserta didik/subjek belajar dan, pengajar/guru. Hubungan antara ketiga komponen tersebut disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Komponen-komponen dalam proses pembelajaran
Penelitian pendidikan secara umum dapat meneliti komponen pengajar seperti minat, kesiapan mengajar, motivasi mengajar, dan faktor intern pangajar (misalnya: IQ, EQ, SQ) maupun ekstern pengajar (misalnya: keaktifan dalam mengikuti training kependidikan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran /Kelompok Kerja Madrasah, dll). Komponen pembelajar misalnya minat, kesiapan belajar, motivasi belajar,dan faktor intern pembelajar (misalnya: IQ, EQ, SQ, dll) maupun ekstern pembelajar (misalnya: musik, les privat, peer group, dll). Komponen materi subyek misalnya jenis-jenis materi subyek (buku teks, LKS, VCD/DVD, komputer interaktif, Chart atau gambar, dll). Hal lain yang dapat diteliti adalah hubungan antar komponen dalam PBM. Hubungan antara pengajar dan pembelajar, yang diejawantahkan dalam model-model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran. Hubungan antara materi subyek dengan pengajar atau materi subyek dengan pembelajar dapat diteliti dari segi keterbacaan materi subyek tersebut. Ada keistimewaan dalam penelitian pendidikan IPA, keistimewaan ini dikarenakan pendidikan IPA merupakan suatu ekplanasi pedagogi yang diberikan
Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 10
pengajar/penulis buku pelajaran kepada pembelajar berdasarkan kepada ekplanasi ilmiah para ilmuwan. Persoalan dalam pendidikan IPA dan juga tugas dari guru/pembuat buku IPA adalah bagaimana ekplanasi ilmiah para ilmuwan dapat dipahami dengan mudah oleh para siswa. Inilah yang acapkali jadi masalah, “konsep-konsep yang dikemukan ilmuwan terlalu abstrak sehingga siswa pun sulit memahaminya”. Jika penelitian di bidang pendidikan IPA mementingkan unsur kebermanfaatannya bagi guru-guru IPA, maka sebaiknya penelitian dalam pendidikan IPA dimulai dari pertanyaan, “konsep apa yang dianggap sukar oleh guru dalam mengajarkannya dan oleh siswa dalam memahaminya?”. Selanjutnya menentukan komponen apa yang akan diteliti, “apakah materi subyek, pembelajar, pengajarnya atau hubungan antar kompnen tersebut?”. Jika penelitian pendidikan IPA mementingkan rasa ingin tahu, maka penelitian pendidikan IPA dimulai dengan sebuah pertanyaan, “Konsep IPA mana yang sering terjadi miskonsepsi?” atau “Metode pembelajaran IPA apa yang sering digunakan guru? Mengapa guru lebih memilih metode tersebut”. Jika penelitian pendidikan IPA mementingkan pemecahan masalah, maka penelitian dimulai dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana mengatasi peserta didik yang kurangpartisipasi dalam pembelajaran IPA?”. Penelitian untuk pemecahan masalah sebaiknya melakukan observasi terlebih dahulu. Tabel 2. memperlihatkan sebuah contoh penelitian yang dikembangkan berdasarkan kesulitan guru mengajarkan materi Hukum Hukum Newton. Kesulitan ini kemudian didekati dengan penelitian yang berorientasi pada manfaat, rasa ingin tahu, dan pemecahan masalah.
Tabel 2. Contoh Judul-Judul Penelitian IPA tentang Hukum-hukum Newton
yang diteliti Penelitian Analisis Cakupan Materi Hukum-hukum Newton Tentang Gerak Ditinjau dari 4 Rasa ingin tahu Dimensi Pengetahuan Sebagai Materi Esensial Pembelajaran Fisika SMA Analisis Konsep-konsep Esensial Materi Materi ajar Hukum-hukum Newton Tentang Gerak Rasa ingin tahu Ditinjau dari 6 Tingkat Proses Kognitif yang Dilatihkan Dalam Pembelajaran Fisika SMA Analisis Konsep-konsep Esensial Materi Hukum-hukum Newton Tentang Gerak Rasa ingin tahu Ditinjau dari Ketepatan Pendekatan dan Strategi Pembelajaran di SMA
Keberman- Pengembangan LKPD berorientasi PBL
faatan pada materi Gaya Gerak dan Grafitasi Newton untuk Pembelajaran Fisika SMA
Bab 1. “Dasar-Dasar Perencanaan Pembelajaran “ 11
Komponen Orientasi Contoh Judul Penelitian Skripsi yang diteliti Penelitian Hubungan antara persepsi siswa tentang pembelajaran materi hukum-hukum Siswa Newton dengan Hasil Belajar serta Faktor Keberman- faktor yang mempengaruhinya dalam faatan Pelajaran Fisika pada SMA se kota Padang
Konstribusi persepsi guru terhadap
persepsi siswa pada pembelajaran materi Keberman- Hukum Newton, dan dampaknya terhadap faatan hasil belajar siswa pada SMA di kota Padang Pengaruh Strategi Koolaboratif dalam Hubungan Model Cooperatif Learning type Jigsaw Guru dan Keberman- terhadap Peningkatatan Hasil Belajar Siswa faatan Siswa pada pada materi Gaya Gerak dan Grafitasi Newton pada Pembelajaran Fisika di kelas X SMA 10 Padang Komparasi Hasil Belajar Siswa pada materi Keberman- Gaya Gerak dan Grafitasi Newton antara faatan pendekatan textual dan pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Fisika di kelas X SMA 3 Padang Analisis Persepsi Siswa Terhadap materi Hukum-hukum Newton Tentang Gerak Rasa ingin tahu Serta Kesulitan yang dialami Dalam Hubungan Pembelajaran Fisika SMA Siswa dengan Analisis Materi Sulit Pada Hukum-hukum Materi ajar Rasa ingin tahu Newton Tentang Gerak Menurut Siswa Ditinjau dari 4 Dimensi Pengetahuan Dalam Pembelajaran Fisika SMA Keberman- Pengembangan LKPD berorientasi PBL faatan pada materi Gaya Gerak dan Grafitasi Newton untuk Pembelajaran Fisika SMA