REVIEW : ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN SEBAGAI AKIBAT

DARI KEGIATAN PENAMBANGAN

Danu Mirza Rezky

Magister Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Abstrak
Kegiatan Penambangan pasti memberikan dampak terhadap lingkungan, salah satu dampak yang
ditimbulkan akibat dari kegiatan penambangan adalah polusi, dan kebisingan merupakan salah satu dari
polusi tersebut. Pada tulisan ini, penulis akan mengulas hasil penelitian dari (Syarif Hidayat dkk, 2012) dan
(Nicola lilic dkk, 2012) mengenai tingkat kebisingan di sekitar lokasi tambang. Penelitian (Syarif Hidayat
dkk, 2012) yang dilakukan di tambang batu Andesit di desa Jeladri menunjukkan bahwa tingkat kebisingan
yang ada disekitar tambang melebihi batas yang ditetapkan, sehingga mengganggu aktivitas warga. Oleh
karena itu diperlukan tindakan untuk menurunkan tingkat kebisingan baik dengan cara mengatur ulang
siklus kegiatan produksi atau memasang peredam suara di sekitar tambang. Sedangkan dari penelitian
(Nicola lilic dkk, 2012) pada tambang Tembaga Veliki Krivelj, didapatkan tingkat kebisingan di sekitar
tambang masih dalam tahap wajar, sehingga tidak menggangu warga sekitar. Namun, Kontrol terhadap
kebisingan masih terus dilakukan secara berkala untuk memantau perkembangan tingat kebisingan dari
waktu ke waktu.

Kata kunci : Kebisingan, batas baku, pemukiman.

Abstract
Mining activities certainly have an impact on the environment, one of the impacts caused by mining
activities is pollution, and noise is one of the pollution. In this paper, the author will review the results of
research from (Syarif Hidayat et al, 2012) and (Nicola lilic et al, 2012) on noise levels around mining sites.
In a study (Syarif Hidayat et al, 2012) conducted at the Andesit stone quarry in Jeladri, showed that the
noise level around the mine exceeds the specified limit, thus disrupting the activities of residents, therefore
action is needed to reduce the noise level both by regulating re-cycle production activities or install sound
absorbers around the mine. While from research (Nicola lilic et al, 2012) at the Veliki Krivelj copper mine,
it was found that the noise level around the mine was still at a reasonable stage, so as not to disturb the
local residents. However, noise control is still carried out regularly to monitor the progress of the noise
from time to time.

Key word : Noise, Raw limit, Settlements.

Pendahuluan yakni Desa Jeladri, konflik ini terjadi antara

Kegiatan pertambangan termasuk ke
dalam kegiatan industri, setiap kegiatan Industri
pasti akan menghasilkan polutan, polutan dapat
diibaratkan sebagai tekanan negatif terhadap
lingkungan di sekitarnya dan pengaruh
lingkungan ini akan memberikan efek pada
manusia sebagai bagian dari lingkungan tersebut.
Efek tekanan lingkungan pada manusia dapat
berupa penurunan kualitas fisik dan nonfisik
(psikologi) dan efek ini juga akan menjadi
pemicu munculnya berbagai konflik lingkungan
yang ada. Salah satu bentuk pengaruh bagi
lingkungan adalah kebisingan.
Penelitian dari (Syarif Hidayat dkk, 2012)
dilakukan karena Pada akhir 2010 yang lalu
dikarenakan terjadi konflik lingkungan akibat
kebisingan di sebuah Desa di Kecamatan
Winongan, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur
perusahaan penambangan batu andesit PT.HB
dengan empat dusun yang berada disekitar area
penambangan.
Besaran tingkat kebisingan dapat
diketahui dengan menggunakan rumusan tingkat
kebisingan ekuivalen dan tingkat kebisingan
siang-malam. Pemerintah Indonesia melalui
Menteri Lingkungan Hidup telah menetapakan
aturan kebisingan lingkungan melalui Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor
48/MENLH/11/1996 tahun 1996 yang mengatur
tentang batas baku kebisingan pada area
pemukiman ataupun fasilitas umum masyarakat
lainnya. Tingkat Kebisingan di area pemukiman
ditetapkan tidak melebihi 55 dBA. Disamping itu
pemerintah juga telah menetapkan batas ambang
baku kebisingan pada area kerja sesuai
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor
KEP.55/MEN/1999, bahwa nilai ambang batas
kebisingan di area kerja maksimal 85 dBA
dengan waktu pemajanan 8 jam.
Tujuan (Syarif Hidayat dkk, 2012)
melakukan penelitian ini yaitu : Mengidentifikasi
sumber kebisingan ada di lokasi kegiatan
pertambangan batu andesit, mengetahui apakah
tingkat kebisingan lingkungan di pemukiman
tepatnya di ke empat dusun yang berjarak paling
dekat dengan kegiatan penambangan tersebut
masih dibawa batas baku yang ditetapkan oleh
pemerintah dan yang terakhir adalah untuk
mengetahui persepsi ketergangguan masyarakat
sekitar akibat kebisingan yang ditimbulkan dari
kegiatan penambangan batu andesit tersebut
Penelitian lain dari (Nicola lilic dkk,
2018) mengatakan bahwa kebisingan yang
disebabkan dari usaha pertambangan berasal dari
alat berat seperti : Backhoe, Dumptruk, Pabrik
peremuk (crushing plant), atau pun dari kegiatan
pengeboran dan peledakan. Resiko terhadap
kesehatan di lingkungan kerja menjadi lebih
besar apabila tingkat kebisingan melebihi batas
yang diijinkan. Dalam situasi di mana fasilitas
pertambangan berada di dekat daerah
perumahan, seperti halnya dalam kasus tambang
tembaga Veliki Krivelj di Serbia, populasi yang
terpapar menjadi lebih besar, dan bahaya tidak
selalu terbatas pada karyawan di tambang.
Masalah kebisingan juga menjadi masalah
lingkungan sekitar tambang, dengan segala
konsekuensinya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Nicola
lilic dkk, 2018), juga mengadopsi aturan yang
berlaku di negara Serbia, yaitu undang-undang
lingkungan (EU) yang mengatur tentang
manajemen lingkungan baik di pertambangan
Gambar 1.Kerangka penelitian untuk mengintegrasikan penilaian dampak debu dan kebisingan (Nicola
lilic, 2018)
atau industri. Pada penelitian (Nicola lilic dkk,
2018), mereka menyajikan pendekatan untuk
penilaian dan pengendalian dampak lingkungan
debu dan kebisingan dalam teori dan praktik
perencanaan tambang tembaga Veliki Krivelj di
Serbia, Studi kasus manajemen debu dan
kebisingan di Tambang tembaga, termasuk
analisis efisiensi tindakan perlindungan yang
direncanakan dari debu dan kebisingan dalam
perencanaan jangka panjang penambangan dan
pengolahan bijih tembaga di Tambang terbuka
Veliki Krivelj.
Metode dan pengujian
Dalam penelitian (Syarif Hidayat dkk
2012) Untuk mengetahui persepsi ketergangguan
masyarakat akibat kebisingan dilakukan dengan
mengunakan peralatan kuesioner dengan sampel
sebanyak 220 dari total 550 populasi yang ada,
dengan sistem random sampling. Beberapa
peralatan digunakan dalam penelitian ini
diantaranya : Sound Level Meter non Integrated
tipe II merek Lutron SL, Peralatan GPS,
Stopwatch. perlengkapan pencatatan dan
penyangga alat sound level meter. Penggunaan
peralatan sound level guna mengukur tingkat
kebisingan menggunakan kaedah standar ISO
1996, 1971.
(Nicola lilic dkk, 2018) dalam
penelitiannya melakukan pengukuran kebisingan
secara berkala di sekitar tambang tembaga.
Pengukuran dilakukan sesuai dengan standar
ISO 1996-1 dan ISO 1996-2. Dan untuk
memetakan area kebisingan di tambang tembaga
Krivelj di Serbia menggunakan permodelan yang
sesuai dengan standar ISO 9613, yaitu
SoundPlan. Dan kerangka penelitian nya seperti
yang disajikan dalam Gambar 1.
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian (Syarif Hidayat dkk,
2012). Kegiatan penambangan batu andesit
beroperasi mulai dari pukul 06.30 pagi hingga
21.45 malam selama 6 hari kerja, terdiri dari 2
shift kerja pada kegiatan pengangkutan dan
operasional crusher(main dan grytory),
sedangkan kegiatan pemboran hanya 1 shift
perhari. Terdapat 7 jenis peralatan yang
digunakan selama kegiatan penambangan.,
peralatan ini menghasilkan jenis kebisingan
sebagaimana yang ditampilkan pada tabel 1. Dan
tingkat kebisingan dari alat pada tabel 2.
Tabel 1. Jenis Kebisingan Peralatan Tambang
(Syarif Hidayat dkk, 2012)
Tabel 2. Tingkat Kebisingan Peralatan (Syarif
Hidayat dkk, 2012)
` masyarakat terhadap kebisingan yang di
Sedangkan tingkat kebisingan untuk
pemukiman disekitar lokasi penambangan
disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Kebisingan Pemukiman (Syarif
Hidayat dkk, 2012)
Dijelaskan pula oleh peneliti Pada gambar
1. Terlihat perbedaan serta fluktuasi dari tingkat
kebisingan yang diterima di pemukiman pada
setiap jam pengukuran. Setiap dusun memiliki
nilai tingkat kebisingan yang berbeda beda pada
setiap jamnya, perbedaan ini mungkin di
sebabkan karena pengukuran dilakukan tidak
pada masa yang sama (serentak) pada setiap titik
pengukuran maka faktor eksternal yang
mempengaruhi besaran tingkat kebisingan dapat
berbeda beda, seperti arah angin, dan kecepatan
angin, suhu dan kelembaban.
Gambar 2. Grafik tingkat kebisingan di
lingkungan pemukiman (Syarif Hidayat dkk,
2012)
Untuk data survei persepsi ketergangguan
sebabkan kegiatan penambangan dilakukan
dengan survei langsung terhadap masyarakat di 4
dusun disekitar lokasi penambangan Batu
Andesit di desa jeladri. Dan hasil survey
disajikan dalam Gambar 3 dan waktu
ketergangguan disajikan dalam Gambar 4.
Gambar 3. Grafik persepsi rasa ketergangguan
(Syarif Hidayat dkk 2012)

Gambar 4. Persepsi waktu ketergangguan (Syarif
Hidayat dkk 2012)
Dari tabel dan gambar diatas diketahui
bahwa tingkat kebisingan siang malam
dipemukiman yang berada di sekitar
penambangan menunjukan nilai diatas batas
baku lingkungan yang ditetapkan oleh Menteri
Lingkungan Hidup, kecuali dusun karang ploso,
sehingga wajar kiranya jika 70% responden
berpersepsi bahwa mereka merasa terganggu dan
waktu malam hari adalah waktu yang dipilih
terbanyak sebagai waktu ketergangguan itu
timbul, dikarenakan mayoritas warga dari ke
empat dusun pada siang sampai sore bekerja baik
sebagai pelajar, petani, pedagang, dan pegawai,
sehingga waktu malam hari dipiih untuk
beristirahat, sedangkan jam operasional kegiatan
penambangan baru berhenti pada pukul 21.45
malam.

Pada penelitian (Nicola lilic, 2018) Pengukuran kebisingan dilakukan di lokasi pemukiman warga
yang berjarak 550 m di tepi barat daya tambang Veliki Krivelj. Menurut undang – undang yang berlaku di
negara Serbia menyatakan bahwa tingkat kebisingan maksimal untuk lingkungan rumah pada siang hari
adalah 55dB dan 45 dB pada malam hari. Sedangkan untuk di ruang tamu dan kamar tidur tingkat
kebisingan maksimal pada siang hari adalah 35dB dan 30 dB pada malam hari.
Berikut tabel hasil pengukuran kebisingan disekitar tambang tembaga Veliki Krivelj disajikan pada
tabel dibawah.

Tabel 4. Tingkat kebisingan di sekitar tambang tembaga Veliki Krivelj (Nicola lilic, 2018)

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di pemukiman masi dalam tahap wajar.

Kebisingan terjadi disebabkan karena Berikut data kebisingan yang dihasilkan

kegiatan berikut : oleh peralatan tambang disajikan pada tabel
- Pabrik peremuk primer dan sekunder, yaitu dibawah ini.
beroperasi 24 jam sehari, dengan penghentian
sesekali tergantung pada pasokan bijih; Tabel 5. Tingkat kebisingan dari pralatan
penggalian dan pemuatan bijih dan limbah. tambang Veliki Krivelj (Nicola lilic, 2018)
- Penggalian yang beroperasi 24 jam sehari,
dengan sesekali penghentian yang disebabkan
oleh pemuatan dan pengangkutan,
pengangkutan bijih ke crusher dan,
pengangkutan limbah ke tempat pembuangan.
- Dump truck, mengemudi di sepanjang jalan
non-aspal di lokasi tambang, dan fasilitas
peremukan dan tempat pembuangan limbah.
Gambar berikut merupakan hasil dari salah satu
permodelan dari kebisingan di sekitar tambang
tembaga Veliki Krivelj.
Gambar 5. Estimasi kebisingan disekitar
tambang Veliki Krivelj, skenario 2 (Nicola lilic,
2018)
Pemilihan model di tentukan berdasarkan
peralatan yang digunakan serta lokasi
penempatannya, dan hasil dari permodelan
menunjukkan bahwa tingkat kebisingan yang ada
di sekitar tambang tembaga Veliki Krivelj masih
dalam tahap wajar. Namun, kontrol terhadap
kebisingan harus terus dilakukan agar kegiatan
tambang dapat berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Dari penelitian (Syarif Hidayat dkk 2012)
dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan
siang malam dipemukiman yang berada di
sekitar penambangan menunjukan nilai diatas
batas baku lingkungan yang ditetapkan,
terkecuali dusun karang ploso, hasil ini
berbanding lurus dari hasil survei yang dilakukan
pada warga sekitar tambang, yang menunjukkan
70% responden berpersepsi bahwa mereka
merasa terganggu dan waktu malam hari adalah
waktu yang dipilih terbanyak sebagai waktu
ketergangguan itu timbul. Oleh karena itu
perusahaan harus melakukan tindakan untuk
menurunkan tingkat kebisingan yang ada
disekitar tambang, caranya bisa dengan
memasang peredam atau membuat penghalang
suara agar suara tidak langsung menuju ke arah
pemukiman terdekat. Atau bisa dengan mengatur
ulang siklus peralatan produksi, agar tidak
menggangu warga sekitar, dan sesuai dengan
aturan pemerintah tentang tingkat kebisingan
yang diijinkan.
Sementara itu, dari penelitian (Nicola
lilic, 2018) dapat disimpulkan bahwa untuk saat
ini, tingkat kebisingan yang dihasilkan dari
tambang tembaga Veliki Krivelj masih dalam
tahap wajar dan tidak melebihi tingkat
kebisingan maksimal yang ditetapkan oleh
pemerintah Serbia. Namun, perusahaan tetap
harus melakukan monitoring secara berkala
untuk melihat perkembangan tingkat kebisingan
yang terjadi serta langkah – langkah preventif
yang dilakukan untuk mengatasi kebisingan
tersebut.
Daftar Pustaka
Hidayat, S., Purwanto., Hardiman, G.2012.
Kajian Kebisingan Dan Persepsi
Ketergangguan Masyarakat Akibat
Penambangan Batu Andesit Di Desa
Jeladri, Kecamatan Winongan, Kabupaten
Pasuruan Jawa Timur: Jurnal Ilmu
Lingkungan Volume 10 Issue 2: 95-99
(2012).
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor :
48/MENLAH/11/1996 tahun 1996.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
KEP.55/MEN/1999 tahun 1999.
Lilic, N., Cvjetic, A., Knezevic, D.,
Milisavljevic, V., Pantelic, U. 2018. Dust
and Noise Environmental Impact
Assessment and Control in Serbian Mining
Practice: Minerals 2018, 8, 34;
doi:10.3390/min8020034.
Serbian Environmental Noise Legislation. The
Law on the Protection of Environmental
Noise (“Official Gazette of RS”, No.
36/2009); Regulation on Noise Indicators,
Limit Values, Methods of Assessment of
Noise Indicators, Disturbing and Harmful
Effects of Environmental Noise (“Official
Gazette of RS”, No. 75/2010); SRPS ISO
1996-1 and 2 and SRPS ISO 9613.
SRPS ISO 14001:2015. Environmental
Management System—Requirements with
Guidance for Use, 3rd ed.; Institute for
Standardization of Serbia: Belgrade,
Serbia, 2015.