Studi Kasus
Rincian dan Gambar
Definisi
- Membantu massa batuan menyangga dirinya sendiri atau memperkuat massa batuan
- Menjaga kestabilan diameter lubang bukaan/terowongan
Sistem Penyanggaan
Area batuan yang tidak ditambang yang tersisa di antara atap dan lantai bukaan disebut sebagai pilar. Pilar-pilar
ini bersamaan dengan dinding samping dari area yang ditambang akan menyangga beban di atasnya. Area
penambangan disebut room yang terletak diantara pilar.
(𝑹𝒂 )
Pilar strength
𝑊𝑝 = lebar pilar
𝐻𝑝 = tinggi pilar
𝐶1 = kuat tekan uniaksial conto d/h = 1
𝐶𝑝 = Kekuatan pilar
Faktor keamanan
𝐶𝑝 1 − 𝑅𝑎
𝐹𝑠 =
Average pillar stress 𝑆𝑣
Studi Kasus (Nzenga Kongolo,1998) Pillar collapse in Kamoto Mine (Zaire)
Pillar length : 15 m
Pillar width : 10 m
Pillar height : 12 m
Room length : 10 m
Room width :15 m
Room height :12 m
Perhitungan Studi Kasus (Nzenga Kongolo,1998)
Pengembangan Studi Kasus (Nzenga Kongolo,1998)
Artificial supporting
Rockbolt, shotcrete
Penyangga Pasif
Keuntungan Kerugian
Adaptif terhadap perubahan kondisi massa batuan Pengikatan harus kuat
Fleksibel terhadap geometri lubang bukaan
Tidak cocok untuk kondisi massa batuan yang kompleks
Dapat dikombinasikan dengan peyangga pasif
Penentuan Kriteria Sistem Penyanggaan
Empirical
Rock Mass Rating (RMR) (Bieniawksi, 1989)
RMR Q-system
Studi Kasus (Kamajati. Et al, 2016)
Muka terowongan dan sistem penyangga terowongan Pola diskontinuitas kekar pada
batuan metalanau di LP1
Studi Kasus (Kamajati. Et al, 2016)
Numerik
Catatan Penulis
Sistem Penyanggaan merupakan salah satu aspek penting dari tambang bawah tanah, oleh karena itu
perlunya studi dan analisis yang menyeluruh, baik sebelum produksi untuk menentukan sistem
penyanggaan, atau ketika produksi berjalan untuk mengevaluasi kinerja sistem penyanggaan.
Terima kasih