Anda di halaman 1dari 14

Metode Analisis Kestabilan Lereng

Danu Mirza Rezky


212190012
Outline
Pendahuluan
Rincian dan Gambar

Metode Kesetimbangan Batas


Rincian dan Gambar

Metode Elemen Hingga


Rincian dan Gambar

Studi Kasus
Rincian dan Gambar
Pendahuluan

Kestabilan lereng merupakan faktor penting dalam pekerjaan tambang terbuka, karenanya studi yang komprehensif
tentang ini harus dilakukan, guna menjaga keselamatan pekerja, dan optimalisasi produksi.

Empirik
Metode Analisi Kestabilan Lereng Kesetimbangan Batas (LEM)

Elemen Hingga (FEM)


Metode Kesetimbangan Batas (LEM)
Metode kesetimbangan batas adalah metode yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng untuk longsoran tipe
gelinciran tranlasional dan rotasional

Translasional = Longsoran diasumsikan terjadi sepanjang bidang planar atau baji tersebut dan diasumsikan blok massa tidak
mengalami rotasi. Faktor keamanan lereng dihitung dengan membandingkan kekuatan geser material dengan gaya geser yang
bekerja sepanjang bidang runtuh

Longsoran Bidang
Metode Kesetimbangan Batas (LEM)
Tipe longsoran Translasional lainnya adalah Longsoran Baji

Longsoran Bagi (Wedge)


Metode Kesetimbangan Batas (LEM)
Permodelan Numerik Longsoran Bidang dan Baji

Longsoran Bidang (Rocplane) Longsoran Bagi (Swedge)


Metode Kesetimbangan Batas (LEM)
Rotasional = Untuk lereng tanah atau lereng batuan lemah pada umumnya longsoran terjadi karena kekuatan
geser material sepanjang bidang runtuh tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja. Pada kasus ini, biasanya
bidang longsoran berupa sebuah busur lingkaran atau berupa bidang lengkung. Kemudian membagi bidang
menjadi bentuk irisan. Tujuan pembagian tersebut adalah untuk mempertimbangkan adanya variasi kekuatan
geser dan tekanan air pori sepanjang bidang runtuh.
Metode Kesetimbangan Batas (LEM)
Bishop = Metode ini mengabaikan gaya gesek antar irisan dan kemudian mengasumsikan bahwa gaya normal
cukup untuk mendefinisikan gaya- gaya antar irisan. (Bishop, 1955). Gaya normal di dasar dan tiap irisan
ditentukan dengan penjumlahkan gaya- gaya dalam arah vertikal.

Permodeldan numerik (Slide)


Metode Kesetimbangan Batas (LEM)
Janbu = Metode ini memiliki asumsi sama dengan metode bishop yang mengasumsikan bahwa gaya normal antar irisan
diperhitungakan tetapi gaya geser antar irisan diabaikan atau bernilai nol. Pada metode Janbu, faktor keamanan yang
didapat harus dikoreksi karena pengaruh geometri lereng dan parameter kuat geser tanah.

Permodeldan numerik (Slide)


Metode Elemen Hingga (FEM)

Metode elemen hingga merupakan metode numeris yang menggunakan konsep differensial yang
mempertimbangkan adanya hubungan tegangan-regangan di dalam material. Evaluasi performa lereng pada
metode elemen hingga menggunakan konsep Strength Reduction Factor (SRF) yang pertama kali dikembangkan
oleh Zienkiewicz (1975).

Pengurangan parameter kohesi (C) dan sudut gesek (f) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Permodeldan numerik Phase 2)


Faktor Penyebab Ketidakstabilan Lereng Parameter masukan Slide

Lokasi, frekuensi, dan karakteristik dari bidang lemah Bobot isi

Water table
Keadaan tegangan alamiah dalam massa batuan/tanah

Kohesi dan Sudut gesek dalam (Mohr-Coloumb)


Iklim terutama curah hujan untuk di daerah tropis
Mb, s, a (Hoek Brown)
Sifat fisik dan mekanik dari massa batuan/tanah
Seismic load

Geometri lereng
Parameter masukan Phase 2
Bobot isi Material type

Modulus young

Poisson ratio

Kohesi dan Sudut gesek dalam (Mohr-Coloumb)

Mb, s, a (Hoek Brown)


Studi Kasus (Ardhi dkk, 2017)
Perbandingan Analisis Stabilitas Lereng Metode Kesetimbangan Batas Dengan Metode Elemen Hingga
Menggunakan Pendekatan Probabilistik.
Studi Kasus (Ardhi dkk, 2017)
Perbandingan Analisis Stabilitas Lereng Metode Kesetimbangan Batas Dengan Metode Elemen Hingga
Menggunakan Pendekatan Probabilistik.

Janbu (LEM) FEM


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai