Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB DIARE DI KECAMATAN TANJUNG TIRAM

KABUPATEN BATUBARA PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2015


(http://dinkes.batubarakab.go.id/bidang-pmk/laporan-penyelidikan-epidemiologi-klb-diare-di-kecamatan-tanjung-
tiram-kabupaten-batubara)

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BATU BARA
Search form

Search

 Galeri | Download | Hubungi kami

I. Pendahuluan
Latar Belakang
Diare adalah Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1
hari).
Kasus Diare merupakan suatu kasus/penyakit yang mempunyai gejala klinis antara lain: muntah-muntah, sakit
perut yang hebat, shock, berak lebih dari lima kali, turgor jelek dan penderita lemah. Penularan Diare yang
sangat cepat, biasanya kandungan bakteri yang telah mencapai kosentrasi tinggi, jika tidak ditanggulangi akan
mengalami penyebaran kasus yang lebih luas dengan tingkat kematian yang tinggi, akibatnya KLB sering
terjadi. Diare timbul terutama diakibatkan oleh hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang kurang baik
atau tidak memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan laporan petugas  Puskesmas Tanjung Tiram, bahwa  pada minggu 19 sd minggu 21 tahun 2015
telah terjadi peningkatan kasus di sepuluh desa yang ada di wilayah kerjanya, dengan jumlah penderita
sebanyak 104  kasus serta 2 kasus  (CFR = 1.92%) meninggal dunia.
Kecamatan Tanjung Tiram adalah wilayah kerja Puskesmas Tanjung tiram yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Sei balai,Talawi serta Selat malaka yang berjarak 150 km dari pusat pemerintahan Propinsi
Sumatera Utara dan 22 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Batu Bara. Luas wilayah Kecamatan Tanjung
Tiram 14.568 km2 Ha dengan ketinggian 0,5 m dari permukaan laut. Batas wilayah kecamatan Tanjung tiram
sebelah utara berbatasan dengan selat malaka, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan sei balai,
sebelah timur berbatasan dengan kecamatan talawi serta sebelah barat berbatasan dengan kecamatan sei
balai.
Kronologis Kejadian

 Pada tanggal 18 Mei 2015, Dinas Kesehatan Kab.Batu Bara mendapatkan informasi dari petugas
puskesmas tanjung tiram bahwa telah terjadi peningkatan kasus diare di beberapa desa yang ada di
wilayah kerja puskesmas tanjung tiram diantaranya desa suka jaya (10 kasus),desa Guntung (5 kasus)
serta desa Bagan dalam (10 kasus) dan hampir bersamaan puskesmas labuhan ruku juga melaporkan
juga menemukan adanya kasus diare di desa Perkebunan Tanah Datar sebanyak 6 kasus dan 1 kasus
meninggal dunia yang diduga disebabkan penyakit diare.

 Atas informasi tersebut petugas kabupaten langsung melakukan koordinasi dengan puskesmas tanjung
tiram dan labuhan ruku untuk melakukan penyelidikan dan penanggulangan ke lokasi kejadian serta
melakukan konfirmasi kepada dinas kesehatan provinsi sumut melalui laporan W1.dan untuk pemastian
penyebab kasus diare tersebut dinas kesehatan kabupaten juga melakukan koordinasi kepada pihak
BTKLPP Kelas 1 Medan.

 Pada Tanggal 20-21 Mei 2015,Tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten,Dinas Kesehatan Provinsi Sumut,
BTKLPP Kelas 1 medan serta tim dari Puskesmas Tanjung Tiram dan Puskesmas Labuhan Ruku yang
berjumlah 15 orang kembali kelokasi kejadian kasus diare utuk melakukan penyelidikan,penanggulangan
kasus diare serta melakukan pengambilan sampel air dari lokasi kejadian diare yang di lakukan oleh dinas
Kesehatan Provinsi Sumut serta BTKLPP Kelas 1 Medan

 Pada minggu ke 20 tim penanggulangan KLB Diare masih terus menemukan dan menerima laporan
penemuan kasus baru diare , bahkan penyebaran kasus diare sudah terjadi di 10 desa yang ada di
wilayah kerja puskesmas tanjung tiram dengan jumlah 85 kasus

 Tanggal 31 Mei 2015 tim dari Dinas Kesehatan Batu Bara menerima laporan adanya kejadian kematian
yang di sebabkan penyakit diare sebanyak 2 kasus yang terjadi di desa Suka Jaya kec.Tanjung Tiram.

 Pada hari senin tanggal 1 Juni 2015 tim segera melakukan koordinas dengan pihak kecamatan dan desa
utuk segera melakukan tindakan yang lebih intensif dalam melakukan penanggulangan kasus diare.
Adapun yang dilakukan diantaranya pendirian posko KLB Diare,Bersama pihak kecamatan dan desa
melakukan penyuluhan di lokasi,penyediaan stok obat,kontak person petugas serta melakukan
pengobatan langsung kepada penderita kasus diare serta melakukan rujukan.

 Sampai minggu ke 21 jumlah kasus diare di wilayah puskesmas tanjung tiram sebanyak 104 kasus yang
tersebar di 13 desa dengan 2 (CFR = 1.92%)  kasus kematian .

II. Tujuan

1. Mengetahui situasi peningkatan kasus diare di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya peningkatan kasus diare di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten
Batu Bara.
3. Memutuskan rantai penularan kasus diare di Kabupaten BatuBara
4. Memberikan pemahaman tentang perilaku hidup sehat dan bersih kepada masyarakat di Kecamatan
Tanjung  Tiram.
III. Metodologi

1. Mengadakan survey kasus di lokasi KLB untuk mengetahui kebenaran laporan kasus Kejadian Luar Biasa
(KLB) Diare.
2. Mengadakan wawancara langsung terhadap penderita dan keluarga penderita.
3. Observasi dan pengambilan sampel sumber air minum, untuk diperiksa di Laboratorium BTKLPP Kelas I
Medan.

I. Hasil Penyelidikan

1. Peta Lokasi KLB

Gbr 1. Peta Kabupaten Batubara Tahun 2015


2. Surveilans Epidemiologi

Dari hasil Penyelidikan Epidemiologi  yang dilakukan ternyata kasus diare telah terjadi mulai tanggal 18 Mei
2015 sampai dengan 6 Juni 2015 dengan jumlah kasus sebanyak 104 penderita (13 desa). Jumlah penderita
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
 
Tabel 1.  Distribusi Penderita berdasarkan Jenis Kelamin dan Desa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram
Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. (Sumber : Puskesmas Tanjung Tiram)
Jumlah Kasus
No Desa Jumlah Kasus Keterangan
Lk Pr
1 2 3 4 5 6
1 Suka Jaya 25 11 36  2 meninggal
2 Sentang 3 2 5  
3 Bagan Dalam 2 2 4  
4 Kel. Tanjung Tiram 3   3  
5 Suka Maju 8 5 13  
6 Pahlawan 10 10 20  
7 Lalang 1 1 2  
8 Lima Laras 3 4 7  
9 Guntung   1 1  
10 Bogak 1 1 2  
11 Bagan Arya 5 2 7  
12 Bandar Rahmat   3 3  
13 Mekar Laras   1 1  
  Total 61 43 104  
V.   Penetapan KLB
Kasus diare yang terjadi di Kecamatan Tanjung Tiram adalah merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini
didasarkan  pada  laporan  mingguan dari Puskesmas Tanjung Tiram bahwa kasus diare sebelumnya tidak
pernah menimbulkan kematian peningkatan kasus secara bermakna pada minggu ke 19 sd minggu 22  tahun
2015.. Kasus yang ditemukan di kecamatan tanjung tiram di 13 desa berdasarkan hasil investigasi adalah
berjumlah 104 Kasus serta 2 kasus meninggal dunia. Sampai Minggu ke 22 terjadi penurunan jumlah kasus
diare di kecamatan tanjung tiram yaitu berjumlah 6 kasus.
 
VI.  Deskripsi KLB
1).  Deskripsi kasus berdasarkan waktu
            Hasil penyelidikan di lapangan diketahui bahwa kasus diare di Kecamatan Tanjung Tiram  dimulai pada
tanggal 18 Mei 2015 (minggu ke-19) dengan ditemukannya 4 kasus diare. Deskripsi kasus diare menurut 
tanggal sakit dapat dilihat pada gambar berikut :
Grafik1.  Periode Kasus Penyakit Diare Mingguan di kecamatan Tanjung Tiram minggu 19 sd minggu 22
tahun 2015
Sumber : Puskesmas Tanjung Tiram
Dari grafik diatas, KLB diare di mulai  pada  Minggu ke 19  Tahun 2015 yaitu dengan jumlah kasus 4 orang. KLB
diare mencapai puncaknya pada Minggu Ke 21 Tahun 2015  dengan jumlah kasus masing-masing 49 orang dan
2 orang meninggal dunia.
2).  Deskripsi kasus berdasarkan tempat
            Deskripsi kasus berdasarkan tempat adalah untuk mendapatkan petunjuk populasi yang rentan
hubungannya dengan tempat tinggal. Deskripsi kasus berdasarkan tempat dibuat berdasarkan lokasi desa yang
terjangkit penyakit diare.
            Kasus diare ini hampir  terjadi di desa-desa kecamatan Tanjung Tiram dengan Kasus tertinggi di desa
Suka Jaya , dengan AR = 0,7% dan CFR = 5.6% disusul desa Pahlawan dengan AR = 0.4%.
Grafik 2.      Distribusi Kasus Diare Berdasarkan Desa di wilayah Puskesmas Tanjung Tiram minggu 19 sd
minggu 22 Tahun 2015
Sumber : Puskesmas Tanjung Tiram
 
 Kasus tertinggi berada di desa Suka Jaya (36 kasus) dan desa Pahlawan  (20 kasus). Kasus terendah terjadi di
desa Guntung dan desa Mekar Laras (1 kasus).
 
3.Deskripsi kasus berdasarkan orang
            Deskripsi kasus berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin seperti terlihat pada tabel 3 berikut ini :
 
        Tabel 3. Distribusi kasus Diare berdasarkan umur dan jenis kelamin
     di Kecamatan Tanjung Tiram Minggu Ke 19 sd Minggu ke 22 Tahun 2015
Klasifikasi Jenis Kelamin
No. Jumlah
Umur Lk Pr
1 < 1 thn 6 3 9
2 1-4 thn 14 15 29
3 5-14 thn 9 10 19
4 15-44 thn 19 11 30
5 45-64 thn 9 3 12
6 > 65 thn 2 3 5
  Total 59 45 104
Sumber : Puskesmas Tanjung Tiram
 
Grafik 3 Presentase Kasus Diare Berdasarkan Umur di wilayah Puskesmas TanjungTiram minggu 19
sd minggu 22 Tahun 2015
 
Grafik 3 Presentase Kasus Diare Berdasarkan Jenis Kelamin di wilayah Puskesmas TanjungTiram
minggu 19 sd minggu 22 Tahun 2015
 
Dari Gambar diatas terlihat bahwa kasus terbesar pada kelompok umur 15-44  tahun yaitu 28.2 % serta
kelompok umur 1-4 Tahun yaitu 27,8%,  sedangkan bila dilihat dari jenis kelamin, maka kasus terbanyak pada
jenis kelamin laik-laki yaitu 59%.

 
VII.      Pemastian diagnosa
Berdasarkan hasil penyelidikan di lokasi di kecamatan tanjung tiram  minggu ke 19 sampai dengan minggu ke
21 , telah ditemukan kasus diare sebanyak 104 kasus dan 2 kasus yang meninggal yang tersebar di 13 desa.
Dari hasil penyelidikan, gejala utama yang ditemukan adalah diare,berak tak tertahan lemas, sakit perut hebat,
panas, muntah,lemah dan berak 5-10 kali. Penyelidikan yang dilakukan di sekitar tempat tinggal melalui
wawancara langsung dengan penderita hampir semua mengalami gejala yang sama. Pemeriksaan sampel air
sudah dilaksanakan oleh BTKLPP Kelas 1 medan maupun Dinas Kesehatan Peovinsi Sumatera pada tanggal
20 sd 21 mei tahun 2015 dari lokasi kejadian kasus diare.
Pemastian diagnosa berdasarkan gejala klinis. Memperhatikan gejala klinis tersebut diatas dan masa inkubasi
dari sejak sakit sampai timbulnya gejala diare rata-rata 2-4 hari, maka kasus tersebut adalah kasus diare akut.
Sumber air minum, jamban, lingkunagn yang kumuh serta kebiasaan masyarakat yang tidak mencuci tangan
dengan sabun setelah buang air atau sebelum makan serta tidak menutup makanan yang telah dimasak dan
tidak memasak air menjadi faktor resiko terjadinya penularan kasus diare tersebut.
 
VIII. Identifikasi sumber dan cara penularan
Sumber dan cara penularan diare kemungkinan besar melalui  sumber air minum yang digunakan/ dikonsumsi
masyarakat karena terkontaminasi oleh kuman / Bakteri. Beberapa hal yang mendukung hal tersebut antara lain
:
      a.   air yang dikonsumsi kemungkinan terpapar oleh air payau (percampuran air laut dengan air hujan)
karena pipa saluran air selalu tergenang oleh air tersebut dan menurut pengamatan tim pipa banyak yang
sudah bocor sehingga air yang digunakan kemungkinan sudah terpapar. Dan berdasarkan wawancara
dengan masyarakat ada warga yang tidak memasak air untuk di konsumsi sehari-harinya ini dilakukan
karena warga menganggap air dari PDAM sudah layak minum. Hampir seluruhnya memiliki jamban yang
tidak memenuhi syarat kesehatan. Responden buang air besar di sembarang tempat, maka sangat mudah
untuk mencemari sumber air minum sehingga menjadi sumber penularan penyakit.
      b.   hampir di semua desa  yang mengalami peningkatan kasus diare daerah nya sangat kumuh dan
tampak sangat kotor ini dibuktikan banyaknya sampah yang berserakan di halaman rumah warga. Dan
berdasarkan wawancara dengan masyarakat di ketahui masyarakat sudah terbiasa dengan lingkungan
yang sekarang dan kurang begitu peduli dengan pola hidup sehat.  masyarakat  juga diketahui jarang
sekali mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar dan sebelum makan ini juga menjadi faktor
yang sangat berpotensi dalam penularan penyakit.
      c.   Sebagian besar masyarakat tidak menutup makanan yang telah dimasak dengan tudung saji,
sehingga sangat memungkinkan lalat untuk hinggap dan makanan terkontaminasi oleh kuman penyebab
diare.
 
X . Tindakan  yang telah dilakukan
                     Upaya yang telah dilakukan oleh tim penyelidikan sebagai tindakan penanggulangan kasus
diare dan pencegahan meluasnya kasus yang terjadi di 13 desa wilayah kerja puskesmas tanjung tiram
adalah sebagai berikut :
      a.   Penanganan Kasus diare di posko KLB Diare yang terletak di desa suka jaya dan puskesmas
Tanjung Tiram serta melakukan rujukan ke puskesmas labuhan ruku dan RSUD Batu Bara untuk kasus
yang harus mendapatkan fasilitas rawat inap
      b.   Pengadaan stok obat di posko KLB.
      c.   Kerja sama lintas sector untuk penanggulangan kasus KLB diare dengan melibatkan tokoh
masyarakat, apratur desa dan kecamatan melalui penyuluhan bersama dan membuat kesepakatan
komitmen untuk penanggulangan kasus diare di kecamatan tanjung tiram.
      d.   Meningkatkan SKD  di Kecamatan Tanjung Tiram untuk memutus mata rantai penularan kasus
diare.
      e.   Pengambilan sampel air yang di lakukan oleh BTKL PP Kelas 1 Medan dan Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
 
XI. Kesimpulan
                  Berdasarkan hasil investigasi ke lapangan maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi KLB Diare
di Kecamatan Tanjung tiram, dengan jumlah 104 kasus  (CFR = 0.21 %) dengan 2 kasus kematian (CFR =
5.6 %). Penggunaan sumber air bersih dan air minum yang Tercemar,Lingkungan yang tampak kumuh,
kebiasaan masyarakat yang tidak mencuci tangan dengan sabun setelah buang air atau sebelum makan
serta tidak menutup makanan yang telah dimasak, diduga menjadi sumber penularan kasus diare tersebut.
 
X.  Rekomendasi
                  Berdasarkan hasil Penyelidikan yang telah dilakukan, untuk itu direkomendasikan beberapa
upaya tindak lanjut untuk penanggulangan sebagai berikut :

a. Perlu Upaya dan dukungan dari pemerintah daerah setempat untuk lebih meningkatkan pembangunan di
kecamatan tanjung tiram terutama pembangunan di sektor kesehatan.
b. Peningkatan Kerja sama / Koordinasi lintas Program dan lintas Sektor yang lebih terarah untuk
penanggulangan dan pencegahan kasus penyakit potensial KLB.
c. Diperlukan sarana dan pra sarana yang lebih memadai dalam penanggulanan kasus KLB di Kecamatan
Tanjung Tiram.

      Demikian hasil Penyelidikan Epidemiologi kasus Diare di Kecamatan Tanjung Tiram kami laporkan untuk
menjadi bahan pertimbangan selanjutnya.
                                                                  Lima Puluh,     05 Juni 2015
                                                                         An.  Tim Investigasi,
                                                                    Pengelola Prog.Surveilans
                                                                            Kab.Batu Bara
 
                                                                BUDI JUNARMAN SINAGA,SKM
                                                                     NIP.19810707 201101 1008
Dokumentasi Kegiatan Penyelidikan KLB :

Anda mungkin juga menyukai