Anda di halaman 1dari 3

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA DIARE

DI KECAMATAN KOTA TERNATE SELATAN, KOTA TERNATE, JANUARI-APRIL 2011

I. Pendahuluan.
Pada tanggal 22 Januari 2011 , Kepala Puskesmas Kalumata mendapat laporan terjadinya
Kejadian Lauar Biasa (KLB) diare di Kecamatan Kota Ternate selatan, Kota Ternate yang
terjadi sejak tanggal 19 Januari 2011, dengan jumlah penderita sampai dengan tanggal 22
Januari 2011 sebanyak 70 orang, dengan 2 orang meninggal, kasus yang semula hanya
meliputi 3 Kelurahan kemudian meluas menjadi 6 kelurahan, serta adanya kebutuhan
bantuan teknis, maka tim dari Dinas Kesehatan Kota Ternate (Bidang PPM dan PL),
ditugaskan ke lokasi kejadian untuk membantu upaya penanggulangan dan mengetahui
penyebab, serta gambaran epidemiologia kejadian KLB diare tersebut. Lokasi KLB diare
terjadi di Kelurahan X, Kelurahan Y dan Kelurahan W Kecamatan Kota Ternate Selatan.

II. Tujuan
a. Melakukan investigasi dan penilaian cepat kejadian KLB
b. Membangun komunikasi teknis antara Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Ternate dan
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara.
c. Mengidentifikasi wilayah penyebaran kasus, dan mencegah agar penyebaran KLB
tidak meluas ke wilayah lainnya.
d. Mengetahui faktor risiko, penyebab KLB diare meliputi sumber air minum, makanan,
geografis dan perilaku.
e. Menilai penerapan manajemen program diare, mulai dari sistem
surveilans,penanganan kasus dan pengendalian KLB.

III. Metode Penyelidikan


Melakukan wawancara dengan petugas kesehatan serta masyarakat
Observasi ke lokasi kejadian
Mengumpulkan dan analisa data
Mengambil specimen dari kasus, control dan lingkungan sebagai faktor risiko

IV. Hasil
1. Memastikan adanya KLB Diare
Berdasarkan data diare yang ada di Puskesmas Kalumata dan Dinas Kesehatan Kota
Ternate, untuk memastikan telah terjadi KLB Diare, karena dengan data mingguan
(W2) tidak tersedia lengkap, maka KLB hanya bisa ditentukan dengan
membandingkan data harian diare.
Dari grafik 1 dibawah dapat diketahui bahwa sejak tanggal 19 Januari telah terjadi
peningkatan kasus diare di Kecamatan Kota Ternate Selatan yang signifikan dan
mencapai puncaknya pada tanggal 23 Januari 2011. Upaya penanganan kasus yang
baik dapat menurunkan jumlah kasus cukup banyak, tetapi upaya tersebut belum
optimal karena masih terjadi peningkatan kasus pada tanggal 28, 30 Januari 2011 dan
1 Pebruari 2011. KLB diare berlangsung hamper selama 3 minggu (minggu ke-3
sampai dengan minggu ke-5)

2. Hasil pemeriksaan Laboratorium.


Berdasarkan gejala dan tanda klinis yang ditemukan pada penderita berupa Buang Air
Besar (BAB) dengan tinja encer berwarna putih, volume banyak serta berbau
khas/anyir disertai oleh muntah maka kemungkinan sebagai penyebab adalah Vebrio
Kolera, untuk itu diperlukan pembuktian berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium.

Pengambilan sampel (recatal swab dan sumber air) dan pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan oleh Laboratorium Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Ternate. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 23 Januari 2011 di wilayah kerja
Puskesmas Kalumata sebanyak 8 sampel rectal swab dan 11 sampel dari sumber air
bersih.

Hasil pemeriksaan laboratorium dari 8 sampel rectal swab yang diperiksa 6 sampel
positip V. Cholera Ogawa, hasil pemeriksaan laboratorium dari 11 sampel air yang
diperiksa 3 positip E. Coli, berarti sampel air sudah tercemar tinja.

3. Tatalaksana Penderita
Untuk mengetahui tatalaksana diare yang telah dilaksanakan, tim melakukan
obesrvasi terhadap 40 status penderita (medical record) di Puskesmas dan hasilnya :
a. Belum semua penderita diklasifikasikan menurut derajat dehidrasinya sehingga
tatalaksana diare yang dilakukan tidak berdasarkan derajat dehidrasi penderita.
b. Semua penderita (100%) diberikan oralit dengan rata rata penggunaan oralit 6,15
bungkus per orang ; sebanyak 4 orang (10%) diberikan oralit sebanyak 4 bungkus,
10 orang (25%) diberikan oralir 5 bungkus, sebanyak 20 orang (50%) diberikan
sebanyak 6 bungkus, sebanyak 6 orang (15%) diberikan oralit sebanyak 10
bungkus. Sesuai dengan LINTAS DIARE) (Lima Langkah Tuntas Diare), semua
penderita diare harus mendapatkan oralit osmolaritas rendah. Oralit digunakan
untuk mengganti cairan tubuh yang hilang selama diare. Oralit dapat mengurangi
penggunaan terapi intravena hamper 30%.
c. Hany7a sebanyak 25 penderita (62,5%) yang mendapatkan terapi intravena
(Ringer Laktat/RL). Rata rata penggunaan cairan RL 2,56 botol per orang.
d. Semua penderita (100%) diberikan antibiotika. Sesuai dengan tatalaksana
penderita kolera, semua penderita harus diberikan antibiotika sesuai dosis yang
berlaku.
e. Hanya 1 orang (4%) penderita diare yang diberikan obat zink. Dalam LINTAS
DIARE pemberian zink harus digunakan selama 10 hari. Zink digunakan untuk
mengurangi keparahan diare, memperpendek durasi diare dan apabila diminum
selama 10 hari akan dapat mencegah diare ulang selama 2-3 bulan kedepan.
4. Faktor Risiko
a. Lingkungan di daerah terjadinya KLB
Sebagian besar penduduk tinggal dirumah permanen yang terbuat dari semen,
lantai ubin/tegel, rumah umumnya dihuni oleh keluarga yang terdiri dari orang
tua anak anak yang belum berkeluarga. Hamper semua rumah telah memiliki
jamban keluarga

Anda mungkin juga menyukai