Anda di halaman 1dari 12

ANALISA JURNAL

Oleh :

NAMA :RISMA KARTIKA SARI

NIM :21219065

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dituju kepada
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun sakit (UU
Keperawatan no 38 tahun 2014). Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud
apabila dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat
berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan
keperawatan (sumijatun, 2010).
Sehingga untuk proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan
terjadi beberapa perubahaan dalam aspek keperawatan, yaitu penataan pendidikan tinggi
keperawatan, pelayanan dan Asuhan Keperawatan, pembinaan dan kehidupan
keprofesian, serta penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan. . Perubahaan-
perubahaan ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu
pelayanan kesehatan atau keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis dan
keahlian tenaga kesehatan atau keperawatan yang tersedia dengan tuntutan masyarakat,
bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di
atas, pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional melalui Manajemen
Keperawatan.
Manejemen keperawatan adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan yang dilakukan dengan merencanakan, mengorganisasikan dan
menggunakan sumber daya manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu pelayanan keperawatan mempunyai
tujuan salah satunya yaitu dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
rumah sakit, dengan menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien. Salah satu poin dari 6
sasaran keselamatan pasien yakni membahas tetntang pengendalian resiko infeksi
nasokomial.
Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit. Infeksi
nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi yang didapatkan dan
berkembang selama pasien di rawat di rumah sakit (World Health Organization, 2014).
Hand hygiene merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial. Mencuci tangan (hand hygiene) adalah proses membuang kotoran dan debu
secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun atau air (Tietjen,
2015). Perilaku kepatuhan hand hygiene perawat merupakan salah satu faktor yang mempunyai
pengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya infeksi nosokomial. Faktor yang
mempengaruhi perilaku kepatuhan perawat dalam pelaksanaan langkahlangkah hand
hygiene yaitu faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologi. Dimana faktor
organisasi yang berisi tentang salah satunya yaitu supervisi.
Supervisi yang merupakan salah satu faktor penguat dan faktor organisasi juga
dapat mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan langkah-langkah hand
hygiene. Supervisi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perawat
pelaksana dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kasus
Perawat di ruang PDL perempuan rumah sakit Y setiap hari melakukan tindakan
keperawatan namun perawat di ruang PDL perempuan tidak patuh melaksanakan cuci
tangan.
B. Kasus / Skenario Klinis
Apakah dengan penerapan supervisi klinis yang dilakukan kepala ruangan dapat
meningkatkan kepatuhan perawat ruangan untuk cuci tangan sesuai dengan SOP rumah
sakit X ?

C. Rumusan Masalah (PICO)


P : meningkatkan pelaksanaan cuci tangan 5 moment sesuai SOP
I : Penerapan supervisi klinis oleh kepala ruangan
C : sebelum dan sesudah diterapkan supervisi klinis kepala ruang
O : dapat meningkatkan kepatuhan perawat pelaksana dalam menerapkan cuci tangan
lima moment
D. SEARCHING LITERATUR
Kata Kunci (google scholar) (garuda.ristekdikti) Jumlah

P meningkatkan pelaksanaan 31.500 1.240 32.740


cuci tangan 5 moment
I Penerapan supervisi klinis 13.000 86 13.086
oleh kepala ruangan
C sebelum dan sesudah 2.120 85 2.205
diterapkan supervisi klinis
kepala ruang

O meningkatkan kepatuhan 32.300 142 32.442


perawat pelaksana dalam
menerapkan cuci tangan
lima moment

Setelah dilakukan searching literatur pada situs kumpulan jurnal/penelitian yaitu google
scholar dan portal garuda.ristekdikti , maka di dapatkan hasil 32.740 penelitian terkait
dengan kata kunci “meningkatkan pelaksanaan cuci tangan 5 moment”. Kemudian di
dapatkan hasil 13.086 dengan kata kunci “Penerapan supervisi klinis oleh kepala ruangan”.
Di dapatkan hasil temuan penelitian sebanyak 2.205 dengan kata kunci “sebelum dan
sesudah diterapkan supervisi klinis kepala ruang”. Kemudian di dapatkan hasil 32.442
dengan kata kunci “meningkatkan kepatuhan perawat pelaksana dalam menerapkan cuci
tangan lima moment” Setelah peneliti mempersempit judul penelitian dengan kata kunci
“Penerapan Supervisi Klinis Kepala Ruang Untuk Meningkatkan Pelaksanaan Cuci Tangan
Lima Momen Perawat Pelaksana” di temukan sebanyak 51 (google scholar) penelitian terkait.
Dari temukan 51 penelitian tersebut maka saya memilih peneltian yang berjudul “Penerapan
Supervisi Klinis Kepala Ruang Untuk Meningkatkan Pelaksanaan Cuci Tangan Lima Momen
Perawat Pelaksana”. Dengan beberapa alasan yaitu : peneltian ini merupakan
pengembangan ilmu terbaru dalam lingkup manajemen keperawatan dimana penerapan
supervisi klinis sudah diterapkan dibeberapa rumah sakit dan mampu meningkatkan
kepatuhan perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan kesehatan.
E. CRITICAL APPRAISAL
Judul : “Penerapan Supervisi Klinis Kepala Ruang Untuk Meningkatkan
Pelaksanaan Cuci Tangan Lima Momen Perawat Pelaksana”
Penulis : Sri Hananto Ponco, Virgianti Nur Faridah (2016)
Critical
Point critical appraisal Ya Tidak Keterangan
Appraisal

Judul  Apakah judul memenuhi Judul pada jurnal ini sudah


kaidah penulisan judul memenuhi kaidah penulisan
 Apakah penulisan judul
menggunakan tanda
tanya (?)
 Apakah penulisan judul
menggunakan tanda seru
(!)
Penulis  Apakah nama penulis  Nama penulis: Sri Hananto
dicantumkan? Ponco, Virgianti Nur Faridah
 Apakah asal institusi (2016)
penulis dicantumkan?  Nama institusi: STIKES
 Apakah asal institusi Muhammadiyah Lamongan
penulis sesuai dengan  Institusi sesuai dengan topik
topik penelitian? penulisan

Bidang  Apakah bidang ilmu Bidang ilmu dicantumkan


ilmu dicantumkan dalam judul dalam jurnal dan antara latar
penelitian? belakang penulis sesuai dengan
 Apakah latar belakang bidang ilmu topik penulisan
penulis (institusi tempat
(keduanya tentang manajemen
bekerja) sesuai dengan
bidang ilmu topik keperawatan)
penulisan?

Metodelogi  Apakah tujuan penelitian  Tujuan penelitian yaitu untuk


penelitian disebutkan? mengetahui pengaruh
 Apakah desain penelitian Penerapan Supervisi Klinis
disebutkan? Kepala Ruang Untuk
 Apakah desain penelitian Meningkatkan Pelaksanaan
sesuai dengan tujuan Cuci Tangan Lima Momen
penelitian? Perawat Pelaksana.
 Bagaimana pemilihan  Desain penelitian yaitu pra
sampel dalam penelitian experimental (before after
tersebut! study).
 Dalam bentuk apa hasil  Desain sesuai dengan tujuan
penelitian disajikan? penelitian yaitu untuk
mengetahui pengaruh
Penerapan Supervisi Klinis
 Apakah uji statistik yang Kepala Ruang Untuk
digunakan? Meningkatkan Pelaksanaan
Cuci Tangan Lima Momen
Perawat Pelaksana.
 Pemilihan sampel dengan
purposive sampling
 Hasil penelitian disajikan
dalam narasi

Hasil  Apakah hasil penelitian  Hasil penelitian dapat


penelitian dapat diimplementasikan diimplementasikan di
di keperawatan? keperawatan. Karena dapat
meningkatkan kepatuhan
 Apakah ada rekomendasi perawat melakukan cuci
terkait hasil penelitian? tangan 5 moment
 Supervisi klinis dapat
diterapkan dalam proses
pemberian pelayanan
kesehatan bagi masayarkat.
.
Daftar  Apakah daftar pustaka  Daftar pustaka yang
pustaka yang digunakan up to digunakan up to date dan
date? terpercaya serta sesuai
 Apakah daftar pustaka dengan topik jurnal karena
yang digunakan sesuai? banyak sumber referensinya
 Apakah daftar pustaka mulai tahun terdahulu sampai
yang digunakan dari terkini dan dari sumber yang
sumber yang dipercaya? terpercaya

Hasil penelusuran bukti/telaah jurnal

a. Validity
Desain : Desain penelitian ini menggunakan pra experimental (before after study).
Sampel : Besar sampel dalam penelitian ini adalah 42 perawat pelaksana yang akan
diobservasi sebelum dan sesudah diterapkan supervisi klinis kepala ruang
Kriteria :perawat pelaksana ruangan rawat inap
Randomisasi:tidak dilakukan randomisasi dalam pengambilan sampel, dilakukan
pemberian intervensi pada sampel yang diperoleh yaitu 42 responden.
b. Importance dalam hasil
Karakteristik subjek :Karakteristik subjek dalam penelitian ini meliputi perawat
pelaksana ruang rawat inap
Beda proporsi : sebelum dan sesudah diterapkan supervisi klinis kepala ruang.
Beda mean : nilai rerata pelaksanaan cuci tangan lima momen sebelum
perlakuan adalah 2.8333 (56,7 %). Dan nilai rerata pelaksanaan
cuci tangan lima moment sesudah perlakuan adalah 4.1667 (83,3
%).
Nilai p value : dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik experimental
(before after study). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna mpelaksanaan cuci tangan lima momen
sebelum dan sesudah diterapkan supervisi klinis sebuah Rumah
Sakit di Kabupaten Bojonegoro (p=0.000, p<0.05).

c. Applicability
1) Dalam diskusi
 Pelaksanaan cuci tangan lima momen perawat pelaksana sebelum diterapkan
supervisi klinis
Pelaksanaan cuci tangan lima moment di observasi sebelum bersentuhan
dengan pasien; sebelum melakukan prosedur bersih/steril; setelah bersentuhan
dengan ciaran tubuh pasien risiko tinggi; setelah bersentuhan dengan pasien;
setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien. Penilaian pelaksanaan
cuci tangan lima moment menggunakan rentang 0-5. Pelaksanaan cuci tangan
lima momen sebelum perlakuan.
Dari hasil analisis menunjukkan hasil nilai rerata pelaksanaan cuci tangan
lima momen sebelum perlakuan adalah 2.8333 (56,7 %). Nilai rerata
pelaksanaan cuci tangan lima moment <5 yang artinya kurang baik. Dinyatakan
kurang baik karena nilai pelaksanaan harus mempunyai nilai maksimal yaitu 5
(100%).

 Pelaksanaan cuci tangan lima momen oleh perawat pelaksana sesudah


diterapkan supervisi klinis
Dari hasil analisis menunjukkan hasil nilai rerata pelaksanaan cuci tangan
lima moment sesudah perlakuan adalah 4.1667 (83,3 %). Nilai ratarata
pelaksanaan cuci tangan lima moment sesudah perlakuan memiliki nilai rata-
rata <5 yang artinya kurang baik. Dinyatakan kurang baik karena nilai
pelaksanaan cuci tangan lima moment harus mempunyai nilai maksimal yaitu 5
(100%).

 Perbedaan Pelaksanaan Cuci Tangan Lima Momen Sebelum dan Sesudah


Diterapkan Supervisi Klinis Kepala Ruang
Perbedaan pelaksanaan cuci tangan lima moment sebelum dan sesudah
diterapkan supervisi klinis kepala ruang. Hasil analisis menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna mpelaksanaan cuci tangan lima momen
sebelum dan sesudah diterapkan supervisi klinis sebuah Rumah Sakit di
Kabupaten Bojonegoro (p=0.000, p<0.05).

2) Karakteristik klien :Usia, jenis kelamin responden, pendidikan, perawat


pelaksana diruang rawat inap
3) Fasilitas biaya :Tidak dicantumkan jumlah biaya yang digunakan

f. Diskusi (membandingkan jurnal dan kasus)


Peneliti berasumsi bahwa Hasil observasi langsung pelaksanaan cuci tangan lima
momen sebelum perlakuan diperoleh bahwa perawat kurang baik dalam pelaksanaan cuci
tangan lima moment, misalnya pada moment 1 dan momen 2 yaitu cuci tangan sebelum
bersentuhan dengan pasien, dan cuci tangan sebelum melakukan prosedur bersih/steril.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna pelaksanaan cuci tangan lima momen sebelum dan sesudah diterapkan
supervisi klinis Rumah Sakit di Bojonegoro (p=0.000, p<0.05). Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan supervise klinis kepala ruang akan meningkatkan pelaksanaan cuci
tangan lima momen. Supervisi dalam keperawatan merupakan suatu proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka
pencapain tujuan yang telah ditetapkan. Melalui supervisi memungkinkan seorang
manajer keperawatan dapat menemukan berbagai kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan diruang yang bersangkutan melalui analisis secara
komprehensi seseorang membutuhkan waktu dan berproses dalam praktik sehari-hari.
Dalam kasus dirumah sakit X dengan kurangnya kepatuhan perawat pelaksana
diruang rawat inap dalam menerapkan cuci tangan 5 moment hal ini didasari oleh
ketidakpatuhan perawat pelaksana untuk menerapkan cuci tangan 5 moment sesuai SOP
yang sudah diterapkan oleh rumah saki X. Karena rumah sakit X sudah membuat SOP
tentang cuci tangan 5 moment dan sudah disosialisasikan keseluruh pegawai rumah sakit.
Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan supervisi klinis oleh kepala
ruangan dapat diterapkan dirumah sakit X agar dapat mempengaruhi kepatuhan perawat
menerapkan cuci tangan 5 moment sesuai SOP rumah sakit X.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Peneltian
Peneliti berasumsi bahwa Supervisi keperawatan merupakan salah satu fungsi
pengarahan yang harus digunakan oleh kepala ruang untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan, salah satunya untuk meningkatkan pelaksanaan cuci tangan lima
momen. Melalui supervisi klinis yang efektif maka proses seluruh kegiatan organisasi
akan menjamin semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah di
tetapkan. Beberapa hasil penelitian supervise membuktikan pentingnya supervisi untuk
dilaksanakan secara optimal. Beberapa hasil penelitian menyatakan supervisi akan
meningkatkan kinerja perawat, supervise mempengaruhi kepuasan perawat pelaksana,
supervisi meningkatkan kepatuhan cuci tangan 5 moment, supervisi meningkatkan
perilaku keselamatan perawat, supervise meningkatkan pelaksanaan program, supervisi
meningkatkan pelaksanaan pemberian cairan intravena, dan supervisi akan meningkatkan
perilaku caring.
Pelaksanaan supervisi klinis melalui 3 fungsi yaitu fungsi normatif, formatif,
restoratif akan efektif meningkatkan pelaksanaan tindakan. Fungsi normatif berfokus
pada monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu
sebagai contoh monitor kepatuhan tindakan cuci tangan lima momen sesuai kebijakan
yang berlaku. Fungsi formatif berfokus pada pengembangan pengetahuan dan
ketrampilan staf sehingga meningkatkan kesadaran diri untuk belajar dan bekerja sesuai
standar yang berlaku. Fungsi restoratif berfokus pada pemberian dukungan. Oleh karena
itu melalui supervisi yang efektif maka pelaksanan tindakan akan sesuai dengan rencana
dan sesuai dengan standar sehingga pelaksanaan tindakan sesuai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrida. (2019). Manajemen rumah sakit. Jakarta: UI
Hartati. (2013). Gambaran kinerja perawat dalam pelaksanan asuhan keperawataan. Makasar:
Unhas
Muhammad, (2013). Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruang Menurut Persepsi Perawat
Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Instalasi Rawat Inap F
BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Hal 1.
Notoadmodjo, (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
________, (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
________, (2015). Managemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sianturi, (2014). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai