Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Makalah yang kami buat ini dapat terselesaikan tidak lepas dari arahan
Bapak Akde Triyoga, S.Kep., Ns., MM selaku dosen pengajar. Mohon maaf bila
ada salah kata atau ejaan. Untuk pengertiannya kami sampaikan terimakasih. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya siapapun dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang............................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1 Definisi Distres Spiritual............................................................. 5
2.2 Strategi Pelaksanaan Distres Spiritual......................................... 5
2.2.1 Sumber Koping.......................................................................... 5
2.2.2 Sistem Dukungan Sosial............................................................ 6
2.3 Terapi Pasien dengan Distres Spiritual........................................ 7
2.3.1 Tindakan Keperawatan.............................................................. 7
2.3.2 Terapi Spesialis.......................................................................... 8
2.3.3 Proses Keperawatan dan Spiritualis.......................................... 8
2.3.4 Implementasi Proses Keperawatan Aspek Spiritual.................. 9
2.4 Penyuluhan Kesehatan Distres Spiritual..................................... 12
2.4.1 SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, dan Plan).................... 12
2.4.2 SAP (Satuan Acara Penyuluhan)............................................... 13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Spiritualitas adalah suatu aktivitas individu untuk mencari arti dan tujuan
hidup yang berkaitan dengan kegiatan spiritual atau keagamaan. Distress spiritual
merubuan suatu respons akibat dari suatu kejadian yang traumatis baik fisik
maupun emosional yang tidak sesuai dengan keyakinan atau kepercayaan pasien
dalam menerima kenyataan yang terjadi.
Bagi individu yang mengalami masalah bencana, seperti tsunami dan
gempa di propinsi NAD dn Nias, ketidaknyamanan akibat permasalahan–
permasalahan dari kejadian tersebut akan menimbulkan pertanyaan bagi pasien
tentang apa yang telah dilakukan atau apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap
dirinya. Pasien terkadang ragu, bimbang atau antipati dengan spiritual atau agama
yang dianutnya. Menurut Rousseau (2003) distress spiritual harus pula
diperhatikan atau dipertimbangkan bila pasien mengeluhkan gejala – gejala fisik
dan tidak berespons terhadap intervensi yang efektif.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari distres spiritual
2. Mengetahui strategi pelaksanaan distres spiritual
3. Mengetahui terapi yang tepat untuk pasien dengan distress spiritual
4. Mengetahui pendidikan kesehatan pada pasien dengan distres spiritual
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
membantu seseorang untuk meningkatkan pemahaman terhadap
stresor spiritual dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.
6
1) Kekuatan ego
2) Konsisten
3) Stabil
4. Budaya
5. Agama
6. Sistem Nilai
7. Keyakinan
7
a. Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif
b. Mengajarkan pasien mengembangkan koping yang sehat
5) Bicara dengan orang lain
6) Melakukan aktivitas yang konstruktif
7) Olah raga dan aktivitas fisik lainnya.
8) Dampingi keluarga menerapakan cara merawat pasien langsung
9) Diskusikan bagaiaman cara merujuk anggota keluarga jika sudah tidak
dapat ditangani dirumah.
8
Pada intinya keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring).
Merawat seseorang adalah suatu proses interaktif yang bersifat individual melalui
proses tersebut individu menolong satu sama lain dan menjadi teraktualisasi
(Clark,et al,1991). Suatu elemen perawatan kesehatan berkualitas adalah untuk
menunjukkan kasih sayang pada pasien sehingga terbentuk hubungan saling
percaya. Rasa saling percaya diperkuat ketika pemberi perawatan menghargai dan
mendukung kesejahteraan spiritual klien.
1. Menunjukkan Kehadiran
Kehadiran perawat dalam aktivitas perawatan menunjang adanya perasaan
sejahtera dan memberikan harapan untuk pemulihan. Perilaku kehadiran
perawatan meliputi memberi perhatian, menjawab pertanyaan dan
mempunyai sikap positif dan memberikan dorongan (tetapi realistis).
Kemampuan untiuk menciptakan kehadiran adalah suatu kiat keperawatan.
Kiat ini bukan hanya melakukan prosedur dengan cara yang sangat cepat
atau memberikan berbagai informasi teknis kepada pasien yang mungkin
9
tidak bermakna. Kehadiran adalah mampu memberikan kedekatan dengan
pasien secara fisik, psikologis dan spiritual.
Pasien yang sakit mengalami kehilangan kontrol dan mencari seseorang
untuk memberikan arahan dan perawatan yang kompeten. Perawat secara
tepat menggunakan tangan, memberikan kata-kata mendukung dan
menggunakan pendekatan yang tenang dan desesif akan menciptakan
kehadiran yang membangun kepercayaan dan kesejahteraan. Perawat
harus membuktikan bahwa ia dapat diandalkan dan dipercaya. Perhatian
yang cermat terhadap setiap permintaan pasien, tidak peduli betapa pun
remehnya, penting bagi pasien. Perilaku perawat yang menunjukkan
adanya rasa kehadiran dilakukan dengan cara-cara yang sederhana :
1) Sentuhan lembut
2) Memposisikan pasien tanpa menimbulkan rasa nyeri
3) Dengan teknik halus memberikan perawatan dasar
4) Menyediakan waktu bagi pasien ketika terapi diberikan
5) Bekerja bersama pasien untuk mobilisasi dengan hati-hati berjalan
bersama dari tepi tempat tidur ke kursi.
2. Mendukung Hubungan Yang Menyembuhkan
Perawat harus menerapkan pandangan yang holistik terhadap
permasalahan yang timbul pada pasien. Inti dari hubungan yang
menyembuhkan adalah mengerahkan/ menumbuhkan harapan pasien.
Harapan adalah motivator yang memungkinkan pasien untuk memiliki
kekuatan dalam menghadapi penyakit yang diderita. Perawat dapat
membantu pasien menemukan hal-hal yang dapat dijadikan harapan.
3. Sistem Dukungan
Sistem pendukung yang memadai memberikan rasa sejahtera kepada
pasien selama perawatan di rumah sakit. Sistem pendukung mempunyai
makna membangun kembali hubungan pasien dengan gaya hidup pasien
sebelum terjadi penyakit. Perawat merencanakan perawatan bersama
pasien dan jaringan pendukung pasien untuk meningkatkan ikatan
interpersonal yang sangat penting untuk penyembuhan.
10
Jika keluarga dan teman ditemukan menjadi sumber spiritual bagi pasien,
maka mereka dapat menjadi sumber terapi yang sangat baik terutama
dalam melakukan ritual kebiasaan keagamaan pasien. Perawat dapat
mendorong keluarga dan teman untuk mengunjungi pasien secara teratur.
Melibatkan keluarga dalam aktivitas pendoaan bersama pasien akan
memberikan ketenangan spiritual.
Sumber penting lainnya bagi pasien adalah penasihat spiritual dan anggota
kerohanian. Perawat harus menanyakan kepada pasien apakah pasien
menginginkan penasihat spiritual atau rohaniawan mereka diberi tahu
tentang perawatan mereka di rumah sakit. Perawat menunjukkan respek
terhadap kebutuhan dan nilai spiritual pasien dengan bekerja sama dengan
orang lain yang memberikan perawatan spiritual dan memudahkan
pemberian pelayanan rohani dan ritual.
4. Berdoa
Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi seseorang
untuk mengatasi nyeri, stres dan distres. Suatu studi oleh Turner dan
Clancy (1986) mengidentifikasi bahwa dengan meningkatkan berdoa dan
berharap, pasien nyeri pinggang kronis telah menunjukkan intensitas nyeri.
Yang juga sudah diteliti adalah bahwa berdoa dapat mencakup perubahan
kardiovaskuler dan relaksasi otot. Selama pengkajian perawat menggali
apakah berdoa merupakan ritual penting bagi pasien dan kemudian
menentukan apakah intervensi dibutuhkan sehingga berdoa dapat
dilakukan. Intervensi dapat mencakup membentuk privasi, mendorong
kunjungan rohaniawan atau berdoa bersama pasien.
5. Terapi Diet
Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan.
Makanan juga komponen penting dari kepatuhan keagamaan. Seperti
halnya kultur atau agama tertentu, makanan dan ritual sekitar persiapan
makanan dapat menjadi bagian penting dari spiritualitas seseorang. Agama
Hindu mempunyai banyak pantangan diet. Beberapa aliran adalah
penganut vegetarian, mempercayai bahwa membunuh segala makhluk
hidup adalah suatu tindakan kriminal. Sebagian besar penganut agama
11
Budha mempraktikan moderasi dan tidak menggunakan alkohol, tembakau
atau obat-obatan dan berpuasa pada hari khusus agama. Makan daging sapi
dan mengkonsumsi alkohol adalah larangan dalam agama Islam. Yahudi
Ortodoks, Konservatif dan sebagian Yahudi reformasi sangat ketat
mematuhi hukum halal dalam diet, yang melarang makan daging babi dan
kerang. Perawat dapat mengintegrasikan pilihan diet pasien ke dalam
perawatan sehari-hari. Hal ini membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi.
6. Mendukung Ritual
Bagi banyak pasien, kemampuan untuk melakukan ritual keagamaan
adalah suatu sumber koping yang penting. Perawat harus mengupayakan
pemenuhan kebutuhan ritual pasien dan menyesuaikan kegiatan ritual
tersebut dengan kebijakan rumah sakit.
12
A : analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data yang
kontradiksi terhadap masalah yang ada.
Waktu : 15 menit
13
2. Tujuan Insruksional Khusus
5. Media
Leaflet dan lembar balik
6. Evaluasi
Evaluasi Struktur
Waktu untuk mulai acara, persiapan alat, persiapan media, kelengkapan alat
yangakan digunakan.
1) Evaluasi Proses
Bagaimana berlangsungnya proses penyuluhan, ada hambatan atau tidak
ada hambatan, keaktifan keluarga Pasien dalam proses pembelajaran,
tanya jawab bisa hidup atau tidak.
2) Evaluasi Hasil
14
1. Dengan memberikan pertanyaan secara lisan
2. Jelaskan pengertian distres spiritual
3. Jelaskan manfaat mengatasi distres spiritual yang tepat
4. Jelaskan teknik cara mengatasi distres spiritual yang tepat
5. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan mengatasi distres spiritual
6. Jelaskan suasana yang tepat saat mengatasi distres spiritual agar
efektif
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
http://pantiwilasa.com/majalahkasih/detailpost/proses-keperawatan-dan-aspek-
spiritualitas
https://id.scribd.com/document/340957013/Makalah-Distres-Spiritual
17