Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kantor Sewa

Menurut Hunt W.D., kantor sewa adalah suatu bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dengan
pelayanan secara profesional. (Sumber : Panduan perancangan bangunan komersial, endy marlina,
2008)

Menurut Webster Third New International dict, kantor sewa adalah suatu wadah 4 khusus dimana
urusan bisnis dilaksanakan dan pelayanan disediakan, segala fasilitas dapat disewakan fasilitas yang ada
merupakan sarana pendukung kegiatan perkantoran yang dapat menaikkan nilai jual kantor sewa itu.
(Sumber : Webster Third New International dict. 1567 : 1981)

Menurut Santoso, kantor sewa adalah ruang atau bangunan/gedung sebagai tempat untuk
melaksanakan kegiatan administrasi bagi setiap perusahaan atau pemakai, yang pengadaannya
dimaksudkan untuk disewakan kepada perusahaan/pemakai dalam jangka waktu tertentu pula sesuai
kesepakatan bersama antara pemakai (penyewa) dengan pemilik (pengelola). (Sumber : Santoso, 2002)

Menurut Endy Marlina, kantor sewa merupakan suatu fasilitas perkantoran yang berkelompok dalam
satu bangunan sebagai respon terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar
(perkembangan industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan lain-lain). (Sumber :
Panduan perancangan bangunan komersial, endy marlina, 2008 : 116)

Setelah dilihat dari pengertian diatas dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa pengertian kantor
sewa adalah : ‘’Suatu bangunan besar bertingkat banyak yang bersifat komersil yang mewadahi kegiatan
administrasi dan tempat mengurus pekerjaan yang pemakaiannya dengan sistem sewa dalam waktu
yang ditentukan’’.

2.2 Klasifikasi Kantor Sewa

Rancangan kantor sewa dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai pertimbangan, yaitu ruang sewa,
peruntukan, jumlah penyewa, pengelolaan, pembagian layout denah, kedalaman ruang, dan tipikal jalur
pencapaiannya (Marlina, 2008).

2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Modul Ruang Sewa Dimensi modul ruang sewa dapat ditentukan dengan
mempertimbangkan tiga hal, yaitu (Marlina, 2008):

1) Kesesuaian dengan modul struktur bangunan dalam upaya mencapai efisiensi biaya bangunan serta
efektivitas ruang yang terbentuk.

2) Standar ruang gerak dari berbagai aktivitas sesuai dengan fungsi-fungsi yang direncanakan diwadahi
dalam kantor sewa tersebut.

3) Kelengkapan fasilitas yang direncanakan sesuai tuntutan aktivitas, keamanan, dan kenyamanan bagi
pengguna bangunan.

2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Peruntukannya

Sebuah kantor sewa dapat direncanakan untuk mewadahi fungsi tertentu yang berdampak pada
tuntutan ruang-ruang yang mewadahi aktivitas tertentu sesuai karakter penggunaanya, dilengkapi
dengan fasilitas yang sesuai karakter penggunanya, dilengkapi dengan kegiatan yang dilakukan di
dalamnya. Oleh karenanya, kelengkapan dan karakter ruang-ruang serta fasilitas yang harus dipenuhi
berbeda-beda pada setiap kantor sewa sesuai dengan klasifikasinya berdasarkan fungsi yang ditampilkan
sebagai berikut (Marlina, 2008):

1) Kantor sewa fungsi tunggal.

2) Kantor sewa fungsi majemuk.

2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Jumlah Penyewa

Kantor sewa merupakan bangunan yang diadakan dengan tujuan komersial, yaitu penyewaan ruang.
Sesuai tujuannya, ruangruang di dalamnya dapat disewakan oleh satu atau sejumlah penyewa sesuai
kemampuan konsumen. Sebaliknya, seorang penyewa dapat menyewa satu atau beberapa unit ruang
sewa sekaligus. Sifat tersebut membuat kantor sewa dapat pula diklasifikasikan berdasarkan jumlah
konsumen yang menyewa ruangnya sebagai berikut (Time Saver Standards for Building Types, 1990):

1) Penyewa bangunan tunggal

2) Penyewa lantai tunggal

3) Penyewa lantai majemuk.

2.2.4 Klasifikasi Berdasarkan Pengelolanya

Selain dari aspek penyewanya, kantor sewa juga dapat diklasifikasikan dari sisi pengelolanya, yaitu
(Marlina, 2008):

1) Tenant owned office building

2) Speculative office building

3) Investment type of office bilding

4) Tailor made building.

2.2.5 Klasifikasi Berdasarkan Layout Denah Menurut Duffy (1987) (dalam Marlina, 2008) pembagian
kantor pada suatu bangunan kantor dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Cellular system

2) Group space system

3) Landscape/ open plan system.

2.2.6 Klasifikasi Berdasarkan Kedalaman Ruang Berdasarkan kedalaman ruang-ruangnya, kantor sewa
dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Marlina, 2008):

1) Shallow space, apabila ruang-ruangnya dirancang dengan kedalaman kurang dari 8 m.

2) Medium deep space, apabila ruangruang sewanya dirancang dengan kedalaman:

a) 810 m pada konfigurasi jalur sirkulasi single zone place.


b) 1422 m pada konfigurasi jalur sirkulasi doble zone palce.

3) Deep space, yaitu ruang-ruang yang dirancang dengan kedalaman 1119 m

4) Very deep space, apabila ruangruangnya mempunyai kedalaman lebih dari 20 m.

2.2.7 Klasifikasi Berdasarkan Tipikal Pencapaian

Rancangan sebuah kantor sewa dengan strategi tipikal meliputi rancangan jalur pencapaian ke ruang-
ruang di setiap lantai yang juga tipikal. Berdasarkan tipikal jalur pencapaiannya, kantor sewa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Marlina, 2008):

1) Tipe koridor terbuka

2) Tipe menara

Sumber : Marlina, 2008 panduan perancangan bangunan komersial

Anda mungkin juga menyukai