Anda di halaman 1dari 12

NAMA : SITI ULFATUN HASANAH

NIM : 1710251005

TUGAS MICROTEACHING

1. KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


a. Definisi
Kosasi (Joni & Wardani, 1985) mengemukakan bahwa Variasi dalam
pembelajaran adalah sebagai proses perubahan dalam pembelajaran, yang pada
umumnya mencakup 3 kelompok yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam
menggunakan alat media, variasi dalam pola interaksi belajar mengajar. Mengadakan
variasi dalam proses pembelajaran, sangat membutuhkan keterampilan guru.
b. Tujuan
Mengadakan variasi selama proses pembelajaran, pada umumnya mempunyai tujuan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Memelihara dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan aspek belajar.
2) Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu
peserta didik melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
3) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4) Memungkinkan terciptanya pemberian layanan pendidikan terhadap
kebutuhan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat memberikan
kemudahan belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar atau cara belajar peserta didik aktif yang
berkadar tinggi dengan cara melibatkan peserta didik melalui berbagai
kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik.
6) Untuk mengatasi kejenuhan atau mengatasi rasa bosan peserta didik.
c. Komponen
Keterampilan mengadakan variasi meliputi :
1) Variasi dalam gaya mengajar
Variasi dalam gaya belajar lebih mengarah pada pentingnya guru
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Esensinya mengajar adalah
berkomunikasi dengan peserta didik, atau tepatnya mengkomunikasikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Terkait dengan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam
berkomunikasi, khususnya yang terkait dengan keterampilan mengadakan
variasi dalam gaya mengajar lebih difokuskan pada komponen-komponen
berkomunikasi seperti :
 Mengadakan variasi suara
 Pemusatan perhatian
 Kesenyapan
 Mengadakan kontak pandang
 Gerakan dan mimik (body language)
 Perubahan posisi
2) Variasi dalam penggunaan media dan bahan ajar
Variasi media dan bahan ajar yang dapat dimanfaatkan guru, apabila
ditinjau dari indera yang digunakannya dapat digolongkan menjadi 3
kelompok yang mencakup :
 Variasi media dan bahan yang dapat dilihat
 Variasi media dan bahan yang dapat didengar
 Variasi media dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulatif
3) Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan belajar
d. Aktivitas
1) Guru mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi peserta didik
2) Saat pembelajaran, guru memperhatikan reaksi siswa, baik reaksi tingkah laku
ataupun reaksi perhatian siswa
3) Guru mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai
kegiatan.
4) Guru menciptakan suasana lingkungan belajar yang mendukung dengan
menunjukkan antusiasme dalam mengomunikasikan suatu hal terhadap peserta
didik.
2. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
a. Definisi
Pah (Joni & Wardani, 1985) mengemukakan bahwa penguatan adalah respon
terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Dalam situasi belajar mengajar, memberi penguatan
diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespons secara positif suatu tingkah
laku tertentu dari peserta didiknya yang memungkinkan tingkah laku itu muncul
kembali.
Cooper (2011) mengemukakan bahwa penguatan (positive reinforcement atau
reward) dapat dibagi menjadi 3 kategori :
1) Penguatan sosial (social rewards), seperti tepukan dipunggung, acungan jempol,
dan pujian secara lisan.
2) Penguatan dengan aktivitas (activity rewards), seperti duduk menjadi di baris
pertama atau memberikan waktu luang lima menit bermain bebas, atau yang
sudah selesai mengerjakan tugas boleh membaca buku di perpustakan kelas.
3) Penguatan berupa imbalan nyata atau berupa bahan (tangible or material
rewards), seperti memberikan sertifikat sebagai bentuk penghargaan, atau benda-
benda tertentu sesuai dengan prestasi yang dimunculkan oleh peserta didik
b. Tujuan
Pan (Joni & Wardani, 1985); Kinyanjui, dkk. (2015) mengemukakan bahwa pada
umumnya tujuan guru memberi penguatan terhadap peserta didik diantaranya :
1) Agar dapat meningkatkan prestasi peserta didik
2) Agar dapat meningkatkan perhatian peserta didik
3) Agar dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik
4) Agar dapat memberi kemudahan belajar kepada peserta didik
5) Agar dapat mengulang respons positif yang sesuai dengan yang diharapkan
6) Agar dapat mengontrol dan memodifikasi tingkah laku peserta didik yang
kurang positif serta mendorong munculnya tingkah laku yang produktif
7) Agar dapat mengarahkan kepada peserta didik cara berpikir yang lebih dan
munculnya inisiatif pribadi
c. Komponen
1) Penguatan Verbal, yaitu penguatan berupa kata-kata pujian, dukungan,
pengakuan, dan dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan
penampilan peserta didik, yang sesuai dengan yang diharapkan.
2) Penguatan Gestural, yaitu penguatan yang diberikan dalam bentuk perubahan
mimik dan gerakan-gerakan badan seperti : senyuman, acungan jempol, atau
tepuk tangan dan sebagainya yang sifatnya gestural.
3) Penguatan dengan cara mendekati, yaitu mendekatnya guru kepada peserta didik
untuk menyatakan perhatian dan rasa senang terhadap pekerjaan, tingkah laku,
penampilan, atau prestasi peserta didiknya.
4) Penguatan dengan sentuhan, untuk menyatakan penghargaan terhadap prestasi
peserta didik, guru dapat melakukannya dengan cara menepuk pundak atau bahu
peserta didik, menjabat tangan peserta didik, mengangkat tangan peserta didik
yang menang dalam pertandingan.
5) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Tugas-tugas yang dapat
menyenangkan peserta didik, seperti menjadi tutor sebaya, menjadi pemimpin
dalam kelompok diskusi, atau menjadi pemimpin barisan, menggunakan alat-alat
musik pada jam-jam pelajaran tertentu, membaca buku diperpustakaan bagi yang
lebih cepat menyelesaikan tugas , dan kegiatan lainnya yang dianggap relevan
dengan prestasi peserta didik.
6) Penguatan berupa tanda atau benda. Penguatan jenis ini dapat berupa simbol,
seperti memberikan komentar tertulis pada hasil pekerjaan peserta didik, atau
tanda (), atau tanda bintang pada hasil pekerjaan peserta didik yang betul.
Penguatan yang berupa benda, seperti pemberian perangko untuk koleksi, kartu
gambar, lencana, buku cerita dan benda-benda yang lainnya yang sesuai dengan
kegemaran peserta didik.
7) Penguatan tak penuh, penguatan ini diberikan apaliba jawaban, penampilan, atau
hasil pekerjaan peserta didik kurang sempurna sebagaimana yang diharapkan.
Misalnya, apabila peserta didik memeberikan jawaban yang kurang tepat, guru
dapat mengatakan “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan
kembali”.
d. Aktivitas
1) Guru menunjukkan sikap kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan.
2) Guru memberikan penguatan positif dan negatif kepada peserta didik.
3) Guru mengarahkan kepada cara berpikir yang lebih dan munculnya insiatif
pribadi.
3. KETERAMPILAN BERTANYA
a. Definisi
Dalam konteks pembelajaran, bertanya merupakan sarana untuk
mengembangkan dan memperluas dialog dengan peserta didik dan merupakan alat
penting, baik untuk mengajar maupun untuk belajar (Philpott, 2009). Pembelajaran
yang sukses banyak didukung oleh guru yang memiliki kemampuan dalam membuat
pertanyaan yang dinamis (Adams & Hamm, 2010).
Salah satu peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai penanya. Pertanyaan
yang diajukan oleh guru dapat menjadi wahana berpikir bagi peserta didik,
berpengaruh terhadap cara belajar, dan berpengaruh pula terhadap keluasan dan
kedalaman dalam penguasaan bahan ajar, dan berpengaruh pula pada keterampilan
berkomunikasi peserta didik. Bagi guru keterampilan bertanya dapat digunakan untuk
membantu peserta didik belajar tentang dunia sekitarnya, baik dunia fisik, alam,
sosial, dan moral.
b. Tujuan
Pertanyaan yang diajukan guru kepada peserta didik pada umumnya bertujuan untuk :
1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi
pembelajaran.
2) Memusatkan perhatian peserta didik terhadap fokus permasalahan yang sedang
dibahas.
3) Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
4) Meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dari kemampuan berpikir tingkat
rendah ke tingkat berpikir yang lebih tinggi.
5) Membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.

Menurut Johnston, Halocha & Chater (2007) pada umumnya tujuan guru
mengajukan pertanyaan adalah untuk membantu peserta didik belajar tentang dunia
sekitarnya, baik dunia fisik, alam, sosial, dan moral, melalui berpikir kritis, kreatif,
dan memecahkan masalah dalam berbagai konteks sebagaimana materi yang
dipelajarinya. Pertanyaan yang diajukan guru dapat meningkatkan kemampuan
bertanya peserta didik itu sendiri, dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
peserta didik.

c. Komponen
1) Komponen keterampilan bertanya dasar
 Pengungkapan pertanyaan secara jelas
 Pemberian acuan
 Pemusatan perhatian
 Pemindahan giliran
 Penyebaran giliran
 Pemberian waktu berpikir
 Pemberian tuntunan
2) Komponen keterampilan bertanya lanjut
 Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
 Pengaturan urutan pertanyaan
 Penggunaan pertanyaan pelacak
 Peningkatan terjadinya interaksi
d. Aktivitas
1) Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
2) Guru memberikan pertanyaan untuk pemahaman yang lebih luas dan mendalam
3) Guru memberikan pertanyaan yang bersifat kesempatan untuk berpikir.
4) Guru memilih peserta didik yang dapat menjawab.
5) Guru memberikan umpan balik yang berguna.
6) Guru membuat lalu lintas tanya jawab bisa teratur dengan baik
7) Guru membimbing peserta didik agar bisa memperoleh jawaban secara
independen dan benar.
8) Guru membuat pertanyaan tidak ganda, yaitu seperi harus menjawab pertanyaan
banyak secara langsung
9) Guru memberikan setiap pertanyaan kepada peserta didik dengan adil dan
menyeluruh
4. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
a. Definisi
Mengelola kelas adalah semua tindakan guru untuk menciptakan dan memelihara
lingkungan yang kondusif agar peserta didik belajar, Brophy (Garrett, 2014).
Weinstein & Weber (Cooper, 2011) mengelola kelas merujuk pada tindakan yang
diambil guru untuk menciptakan lingkungan yang dapat membangun rasa saling
menghormati, peduli, tertib, dan produktif. Tepatnya mengelola kelas mendukung
dan memfasilitasi pembelajaran baik untuk keberhasilan secara akademik maupun
pengembangan sosial-emosional peserta didik. Mengelola kelas yang efektif tidak
hanya menciptakan lingkungan untuk menumbuhkan prestasi akademik, tetapi juga
bekerja keras untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik (termasuk
empati, kemampuan berkomunikasi, manajemen kemarahan, dan mengatasi konflik)
dan kapasitas untuk regulasi diri.
b. Tujuan
Pada dasarnya mengelola kelas memiliki dua tujuan, yaitu :
1) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar secara akademik, dan
2) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar secara sosial-emosional.
Menurut Bolla (Joni & Wardani, 1985) keterampilan mengelola kelas pada
umumnya bertujuan untuk :
1) Memotivasi peserta didik agar mampu mengembangkan tanggung jawabnya
terhadap tingkah lakunya, dan memiliki kesadaran untuk mengendalikan dirinya.
2) Membantu peserta didik agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai
dengan tata tertib kelas, dan memelihara atau merasakan teguran guru sebagai
suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan bertingkah laku
sewajarnya sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
c. Komponen
Bolla (Joni & Wardani, 1985) keterampilan mengelola kelas yang pertama bersifat
preventif, dan keterampilan mengelola kelas yang kedua bersifat represif. Adapun
secara rinci kedua keterampilan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
a. Menunjukkan sikap tanggap
b. Membagi perhatian
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
e. Menegur
f. Memberi penguatan
2) Keterampilan mengendalikan kondisi belajar yang optimal
a. Modifikasi tingkah laku
b. Pengelolaan kelompok
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
d. Aktivitas
1) Guru mendesain fisik ruang kelas, bagaimana kelas ditata-kelola dengan baik
(meja dan kursi peserta didik).
2) Guru menetapkan aturan dalam setiap aktivitas peserta didik, termasuk aturan
dalam kegiatan rutinitas di dalam kelas.
3) Guru mengembangkan kepedulian, mendukung hubungan dengan peserta didik
dan orang tua, dan memotivasi untuk mendukung hubungan diantara peserta
didik.
4) Guru memberikan suasana belajar dimana peserta didik memiliki kesempatan
yang cukup untuk terlibat dalam proses belajar.
5) Guru memberikan penguatan terhadap tingkah laku peserta didik yang positif,
dan menghindari ocehan atau celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar.
6) Guru memberikan penguatan terhadap tingkah laku yang positif.
5. KETERAMPILAN MENGAJAR PERORANGAN dan KELOMPOK KECIL
a. Definisi
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar 3-8
orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa
(muhidin, 2011).
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa
maupun antara siswa dengan siswa. Khusus dengan cara melakukan pembelajaran
perseorangan perlu diperhatikan kemmpuan dan kematangan berpikir peserta didik,
agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh siswa.
b. Tujuan
Tujuan dari keterampilan mengajar perorangan, yaitu :
1) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik
2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta didik,
maupun antara peserta didik

Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu :


1) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
2) Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan
masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis
3) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap sosial
dan semangat gotong royong
c. Komponen
Terdapat empat komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan,
anatara lain :
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Komponen ini dimaksudkan agar tercipta hubungan yang akrab dan sehat
antara guru dan peserta didik, sehingga peserta didik merasa bebas dan leluasa
untuk mengemukakan segala pikirannya, pemahaman yang dimilikinya, serta
minat dan keinginan-keinginannya.
2) Keterampilan mengorganisasi kegiatan
Selama kegiata kelompok kecil dan perorangan berlangsung, guru hendaknya
berperan sebagai organistor yang mengatur dan memonitor kegiatan belajar
peserta didik
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini diperlukan agar guru dapat membantu peserta didik maju
tanpa mengalami hambatan yang berarti.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
Pada dasarnya guru adalah pengembang kurikulum tingkat kelas.
Merencanakan pembelajaran merupakan tugas dan tanggung jawab guru, karena
guru yang akan melaksanakan pembelajarannya.
d. Aktivitas
1) Guru memperhatikan perbedaan individu peserta didik dalam memberikan
layanan pendidikannya.
2) Guru harus menciptakan aktivitas kelas dalam berbagai variasi.
3) Guru menahan diri jangan sampai memberikan atribut kegagalan pada peserta
didik yang kurang memiliki kemampuan.
4) Guru mendengarkan dengan simpatik ide-ide yang dikemukanan peserta didik
5) Guru memberikan respon positif terhadap buah pikiran peserta dididk
6) Guru mengendalikan situasi pembelajaran sehingga peserta didik merasa aman,
penuh pemahaman, dan merasa dibantu
7) Guru memberika penguatan yang sesuai dengan bentuk, kuantitas dan kualitas
aktivitas peserta didik
6. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK
a. Definisi
Diskusi dapat dipandang sebagai suatu perbincangan dengan tujuan tertentu
(Brown, 1990:135). Diskusi merupakan proses interaksi verbal secara teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal.
Pengelompokan sering kali dilakukan dengan cara meminta peserta didik
berkelompok dengan teman yang terdekat tempat duduknya. Diskusi kelompok
dalam suatu proses pembelajaran dapat diciptakan oleh guru, dalam hal ini guru
mengkondisikan peserta didik untuk berkelompok, dan dalam kelompok tersebut
peserta didik diberi kesempatan untuk berbagi informasi dan pengalaman,
memecahkan masalah bersama, atau mengambil suatu keputusan bersama.
b. Tujuan
Keterampilan membimbing diskusi kelompok bertujuan :
1) Agar proses diskusi kelompok yang dilakukan oleh peserta didik dapat berjalan
baik dan mencapai hasil yang diharapkan secara efisien dan efektif.
2) Proses berbagi pengalaman atau informasi, mengkonstruksi konsep, mengambil
keputusan, atau memecahkan masalah dapat berjalan baik.
3) Berbagi informasi dalam menjelajahi gagasan baru atau pemecahan masalah
4) Meningkatkan pemahaman atas masalah-masalah penting
5) Mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
6) Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan
7) Membina semangat kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif dan
bertanggung jawab
c. Komponen
Komponen-komponen membimbing diskusi kelompok kecil dikemukakan sebagai
berikut :
1) Memusatkan perhatian
2) Memperjelas masalah serta urunan pendapat
3) Menganalisis pandangan peserta didik
4) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam berpendapat
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) Menutup diskusi
7) Menumbuhkan minat dan kegiatan belajar
d. Aktivitas
1) Guru memfasilitasi peserta didik dengan motivasi dan cara-cara untuk melakukan
bagaimana terlibat dalam suatu diskusi yang baik.
2) Guru memastikan bahwa peserta didik dapat melakukan diskusi dengan baik.
3) Guru memberikan contoh cara mengemukakan pendapat, cara bertanya yang
baik, cara menghargai satu sama lain, cara mendengarkan yang baik, cara
mengepresikan tanda setuju atau tidak setuju, dan sebagainya.
4) Guru memastikan bahwa setiap peserta didik menerima umpan balik terhadap
penggunaan keterampilan berdiskusinya, merefleksikan bagaimana melakukan
keterampilan lebih efektif pada waktu berikutnya.
5) Guru terus mengamati perkembangan peserta didik selama mereka melakukan
diskusi kelompok kecil agar dapat memberikan masukan baik untuk kepentingan
anggota kelompok maupun untuk kekuatan kerjasama dalam kelompok.
6) Guru memberikan masukan-masukan terhadap setiap kelompok agar setiap
kelompok merefleksikan kegiatan belajar kelompoknya.
7) Guru memberikan model sebagai pemimpin diskusi yang baik, dan bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai