NIM : 1710251005
TUGAS MICROTEACHING
Menurut Johnston, Halocha & Chater (2007) pada umumnya tujuan guru
mengajukan pertanyaan adalah untuk membantu peserta didik belajar tentang dunia
sekitarnya, baik dunia fisik, alam, sosial, dan moral, melalui berpikir kritis, kreatif,
dan memecahkan masalah dalam berbagai konteks sebagaimana materi yang
dipelajarinya. Pertanyaan yang diajukan guru dapat meningkatkan kemampuan
bertanya peserta didik itu sendiri, dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
peserta didik.
c. Komponen
1) Komponen keterampilan bertanya dasar
Pengungkapan pertanyaan secara jelas
Pemberian acuan
Pemusatan perhatian
Pemindahan giliran
Penyebaran giliran
Pemberian waktu berpikir
Pemberian tuntunan
2) Komponen keterampilan bertanya lanjut
Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Pengaturan urutan pertanyaan
Penggunaan pertanyaan pelacak
Peningkatan terjadinya interaksi
d. Aktivitas
1) Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik.
2) Guru memberikan pertanyaan untuk pemahaman yang lebih luas dan mendalam
3) Guru memberikan pertanyaan yang bersifat kesempatan untuk berpikir.
4) Guru memilih peserta didik yang dapat menjawab.
5) Guru memberikan umpan balik yang berguna.
6) Guru membuat lalu lintas tanya jawab bisa teratur dengan baik
7) Guru membimbing peserta didik agar bisa memperoleh jawaban secara
independen dan benar.
8) Guru membuat pertanyaan tidak ganda, yaitu seperi harus menjawab pertanyaan
banyak secara langsung
9) Guru memberikan setiap pertanyaan kepada peserta didik dengan adil dan
menyeluruh
4. KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
a. Definisi
Mengelola kelas adalah semua tindakan guru untuk menciptakan dan memelihara
lingkungan yang kondusif agar peserta didik belajar, Brophy (Garrett, 2014).
Weinstein & Weber (Cooper, 2011) mengelola kelas merujuk pada tindakan yang
diambil guru untuk menciptakan lingkungan yang dapat membangun rasa saling
menghormati, peduli, tertib, dan produktif. Tepatnya mengelola kelas mendukung
dan memfasilitasi pembelajaran baik untuk keberhasilan secara akademik maupun
pengembangan sosial-emosional peserta didik. Mengelola kelas yang efektif tidak
hanya menciptakan lingkungan untuk menumbuhkan prestasi akademik, tetapi juga
bekerja keras untuk meningkatkan keterampilan sosial peserta didik (termasuk
empati, kemampuan berkomunikasi, manajemen kemarahan, dan mengatasi konflik)
dan kapasitas untuk regulasi diri.
b. Tujuan
Pada dasarnya mengelola kelas memiliki dua tujuan, yaitu :
1) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar secara akademik, dan
2) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar secara sosial-emosional.
Menurut Bolla (Joni & Wardani, 1985) keterampilan mengelola kelas pada
umumnya bertujuan untuk :
1) Memotivasi peserta didik agar mampu mengembangkan tanggung jawabnya
terhadap tingkah lakunya, dan memiliki kesadaran untuk mengendalikan dirinya.
2) Membantu peserta didik agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai
dengan tata tertib kelas, dan memelihara atau merasakan teguran guru sebagai
suatu peringatan dan bukan kemarahan.
3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan bertingkah laku
sewajarnya sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
c. Komponen
Bolla (Joni & Wardani, 1985) keterampilan mengelola kelas yang pertama bersifat
preventif, dan keterampilan mengelola kelas yang kedua bersifat represif. Adapun
secara rinci kedua keterampilan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
a. Menunjukkan sikap tanggap
b. Membagi perhatian
c. Memusatkan perhatian kelompok
d. Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
e. Menegur
f. Memberi penguatan
2) Keterampilan mengendalikan kondisi belajar yang optimal
a. Modifikasi tingkah laku
b. Pengelolaan kelompok
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
d. Aktivitas
1) Guru mendesain fisik ruang kelas, bagaimana kelas ditata-kelola dengan baik
(meja dan kursi peserta didik).
2) Guru menetapkan aturan dalam setiap aktivitas peserta didik, termasuk aturan
dalam kegiatan rutinitas di dalam kelas.
3) Guru mengembangkan kepedulian, mendukung hubungan dengan peserta didik
dan orang tua, dan memotivasi untuk mendukung hubungan diantara peserta
didik.
4) Guru memberikan suasana belajar dimana peserta didik memiliki kesempatan
yang cukup untuk terlibat dalam proses belajar.
5) Guru memberikan penguatan terhadap tingkah laku peserta didik yang positif,
dan menghindari ocehan atau celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar.
6) Guru memberikan penguatan terhadap tingkah laku yang positif.
5. KETERAMPILAN MENGAJAR PERORANGAN dan KELOMPOK KECIL
a. Definisi
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar 3-8
orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok
kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa
(muhidin, 2011).
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan siswa
maupun antara siswa dengan siswa. Khusus dengan cara melakukan pembelajaran
perseorangan perlu diperhatikan kemmpuan dan kematangan berpikir peserta didik,
agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh siswa.
b. Tujuan
Tujuan dari keterampilan mengajar perorangan, yaitu :
1) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik
2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
3) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta didik,
maupun antara peserta didik